Anda di halaman 1dari 10

BAWASLU

PANITIA PENGAWAS PEMILIHAN PROVINSI ACEH

KERANGKA ACUAN KEGIATAN (KAK)


6662.QDB.002.053.A

KEMENTRIAN/LEMBAGA : Badan Pengawasan Pemilihan Umum


UNIT SATUAN KERJA : Panitia Pengawas Pemilihan (Panwaslih)
Provinsi Aceh.
DIVISI : Penindakan Pelanggaran.
KOMPONEN KEGIATAN : Pengawasan Pendaftaran dan Verifikasi Peserta
Pemilu di Bawaslu Provinsi
KEGIATAN : Penanganan pelanggaran tahapan pendaftaran
dan verifikasi peserta pemilu.
JUDUL KEGIATAN : Sosialisasi Regulasi Penanganan Pelanggaran
Netralitas ASN.

A. PENDAHULUAN

Pemilihan Umum (Pemilu) Tahun 2024 telah memasuki tahapan Verifikasi


Faktual Calon Peserta Pemilu. Tahapan ini merupakan salah satu tahap awal
dari tahapan panjang pelaksanaan Pemilu Tahun 2024 yang puncaknya pada
pemungutan dan penghitungan suara di Tahun 2024. Pemilu merupakan
penyelenggaraan pesta demokrasi yang diberikan kepada seluruh warga negara
Indonesia yang memiliki hak pilih, termasuk Aparatur Sipil Negara (ASN). Namun
hak pilih bagi ASN tidak sama seperti seperti masyarakat pada umumnya,
karena dalam rangka menciptakan ASN yang profesional sebagai abdi negara
dan abdi masyarakat, maka ASN harus mengedepankan asas netralitas.
Netralitas merupakan salah satu asas yang sangat penting untuk diterapkan
dalam upaya mewujudkan ASN yang profesional. Netralitas ASN berkaitan

1
dengan impartiality, di mana seorang pegawai ASN dalam penyelenggaraan
pelayanan publik, pembuatan kebijakan, dan manajemen ASN harus bersikap
adil, obyektif, tidak bias, bebas pengaruh, bebas intervensi, bebas dari konflik
kepentingan, dan tidak berpihak pada siapapun. Hal ini diatur pada Pasal 9 ayat
(2) Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara yang
menyebutkan bahwa Pegawai ASN harus bebas dari pengaruh dan intervensi
semua golongan dan partai politik. Pasal 12 juga menyatakan bahwa Pegawai
ASN berperan sebagai perencana, pelaksana, dan pengawas penyelenggaraan
tugas umum pemerintahan dan pembangunan nasional melalui pelaksanaan
kebijakan dan pelayanan publik yang professional, bebas dari intervensi politik,
serta bersih dari praktik korupsi, kolusi dan nepotisme. Ketidaknetralan ASN
akan berdampak pada profesionalisme pegawai ASN yang berpengaruh secara
signifikan terhadap penyelenggaraan pelayanan publik dan efektivitas
penyelenggaraan pemerintahan.
Norma asas netralitas ASN dalam Pemilu juga diatur dalam beberapa
ketentuan pada Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan
Umum, beberapa ketentuan tersebut diantaranya adalah Pasal 280 yang
mengatur bahwa Pelaksana dan/atau tim kampanye dalam kegiatan Kampanye
Pemilu dilarang mengikutsertakan aparatur sipil negara dan setiap ASN ikut
serta sebagai pelaksana dan tim kampanye pemilu. Pasal 283 mengatur bahwa
Pejabat negara, pejabat struktural dan pejabat fungsional dalam jabatan negeri
serta aparatur sipil negara lainnya dilarang mengadakan kegiatan yang
mengarah kepada keberpihakan terhadap Peserta Pemilu sebelum, selama, dan
sesudah masa Kampanye dan larangan adanya pertemuan, ajakan, imbauan,
seruan atau pemberian barang kepada ASN dalam lingkungan unit kerjanya,
anggota keluarga, dan masyarakat.
Dalam menegakkan netralitas ASN, Bawaslu memiliki peran penting
dalam mengawasi netralitas ASN. Sebagaimana yang telah diamanatkan pada
Pasal 93, Pasal 97 dan Pasal 101 Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang
Pemilihan Umum, bahwa Bawaslu, Bawaslu Provinsi dan Bawaslu
Kabupaten/Kota bertugas mengawasi netralitas ASN, netralitas Tentara Nasional
Indonesia dan netralitas Kepolisian Republik Indonesia. Selanjutnya dalam

2
melaksanakan tugas ini Bawaslu juga telah menyusun Peraturan Bawaslu
Nomor 6 Tahun 2018 tentang Pengawasan Netralitas Pegawai Aparatur Sipil
Negara, Anggota Tentara Nasional Indonesia dan Anggota Kepolisian Negara
Republik Indonesia. Berdasarkan Pasal 3 Perbawaslu Nomor 6 Tahun 2018 ini
netralitas Pegawai ASN, Anggota TNI, dan Anggota Polri menjadi objek
pengawasan Bawaslu, Bawaslu Provinsi dan Bawaslu Kabupaten/Kota dalam hal
tindakan Pegawai ASN, Anggota TNI, dan Anggota Polri berpotensi melanggar
ketentuan sebagaimana diatur dalam ketentuan peraturan perundang-undangan
mengenai Pemilu dan/atau Pemilihan serta melanggar kode etik dan/atau disiplin
masing-masing lembaga/instansi.
Bawaslu dalam menegakkan netralitas ASN tentu tidak bekerja sendiri,
dibutuhkan sinergitas dan kolaborasi karena dalam pelaksanaannya terdapat
tugas dan wewenang lembaga-lembaga terkait dalam penegakan netralitas ASN,
karena dalam menjalankan wewenang dalam pengawasan Netralitas ASN,
Bawaslu akan meneruskan pelanggaran netralitas ASN tersebut kepada
lembaga yang berwenang. Sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 5
Tahun 2014 tentang ASN terdapat lembaga-lembaga yang terkait dalam
penegakan netralitas ASN, yakni:
1. Kementrian Pendayagunaan Aparatur dan Reformasi Birokrasi (berwenang
dalam perumusan dan penetapan kebijakan, koordinasi dan sinkronisasi
kebijakan, serta pengawasan atas pelaksanaan kebijakan ASN);
2. Komisi Aparatur Sipil Negara (Berkaitan dengan kewenangan monitoring
dan evaluasi pelaksanaan kebijakan dan manajemen ASN untuk menjamin
perwujudan Sistem Merit serta pengawasan terhadap penerapan asas
serta kode etik dan kode perilaku ASN);
3. Badan Kepegawaian Negara (berkaitan dengan kewenangan
penyelenggaraan manajemen ASN, pengawasan dan pengendalian
pelaksanaan norma, standar, prosedur dan kriteria Manejemen ASN).
Selain lembaga yang diatur dalam Undang Undang Nomor 5 Tahun 2014,
lembaga yang turut serta berkontribusi dalam netralitas ASN adalah Kementerian
Dalam Negeri sebagai atasan yang mengkoordinir Kepala Daerah di seluruh
Indonesia. Kaitan dengan netralitas ASN adalah karena Kepala Daerah

3
merupakan Pejabat Pembina Kepegawaian ASN, oleh karenanya peran
Kementerian Dalam Negeri dalam mengendalikan dan mengkoordinasikan
Kepala Daerah dalam menggunakan kewenangannya sebagai Pejabat Pembina
Kepegawaian.
Namun, dengan segala norma peraturan dan tugas serta wewenang
dari lembaga terkait belum mampu mengatasi persoalan netralitas ASN dalam
proses politik. Hal ini tergambarkan pada Pemilu Tahun 2019, Bawaslu mencatat
terdapat 914 temuan dan 85 laporan dugaan pelanggaran netralitas ASN, dan
Panwaslih Provinsi Aceh mencatat adanya 8 temuan dan laporan pelanggaran
netralitas ASN pada Pemilu Tahun 2019 di wilayah Provinsi Aceh. Bawaslu juga
mencatat bahwa pada terdapat 1.536 laporan dan temuan dugaan pelanggaran
ASN pada Pemilihan tahun 2020. Data pelanggaran ASN lainnya berasal dari
KASN, yakni terdapat 1.596 ASN yang terbukti melanggar netralitas ASN dan
dijatuhi sanksi pada tahun 2020-2021.
Melihat masih tingginya angka pelanggaran netralitas ASN pada tahun
2019-2021, maka pada tanggal 22 September 2022 Kementerian PAN–RB,
Kementerian Dalam Negeri, Badan Kepegawaian Negara, Komisi Aparatur Sipil
Negara, Badan Pengawas Pemilu telah menetapkan Keputusan Bersama
Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, Menteri
Dalam Negeri, Kepala Badan Kepegawaian Negara, Ketua Komisi Aparatur Sipil
Negara, Dan Ketua Badan Pengawas Pemilihan Umum Tentang Pedoman
Pembinaan dan Pengawasan Netralitas Pegawai Aparatur Sipil Negara dalam
Penyelenggaraan Pemilihan Umum dan Pemilihan (SKB Netralitas). SKB
Netralitas merupakan langkah preventif dalam penegakan netralitas ASN pada
Pemilu Tahun 2024. Dengan SKB ini akan terbangun sinergitas antar lembaga
dan efektivitas dalam pembinaan dan pengawasan netralitas pegawai ASN . SKB
ini mengatur mengenai pembinaan dan pengawasan Netralitas terhadap ASN
berikut tindakan-tindakan yang dilarang dilakukan oleh ASN pada
penyelenggaran Pemilihan Umum dan Pemilihan. Hadirnya SKB netralitas ini
akan mempermudah ASN dalam memahami hal-hal yang tidak boleh dilakukan
dan berpotensi melanggar kode etik ataupun disiplin pegawai.

4
Netralitas merupakan hal yang terpenting bagi seorang ASN. Pentingnya
netralitas dalam birokrasi Indonesia, bahkan menjadi sebuah bagian mendasar
dari skenario reformasi birokrasi. Tujuannya adalah untuk menstabilkan birokrasi
profesional yang berarti birokrasi netral dari politik kepentingan politisi. Sehingga
netralitas birokrasi merupakan hal yang penting dan menjadi syarat utama dalam
reformasi birokrasi yang merupakan bagian dari grand design pemerintah dalam
meningkatkan kinerja untuk menciptakan tata kelola pemerintahan yang baik
(good governance). Selain itu juga menekankan bahwa reformasi birokrasi
merupakan strategi yang dilakukan oleh pemerintah agar program arah
pembangunan nasional dapat tercapai dengan efektif dan efisien.
Untuk itu persoalan ketidaknetralan ASN dalam Pemilu merupakan isu
krusial dalam penyelenggaraan Pemilu. Meskipun ASN memiliki hak pilih dalam
Pemilu, tetapi mereka dituntut untuk netral dan profesional dalam menjalankan
tugas dan perannya yakni melaksanakan kebijakan publik dan memberikan
pelayanan publik kepada masyarakat tanpa telibat dalam proses politik praktis
pada agenda Pemilu. Apabila ASN tidak netral dalam proses politik tentu ada sisi
negatif seperti penyalahgunaan wewenang untuk mendukung calon peserta
pemilu. Disisi lain sikap ASN yang tidak netral dalam pemilu tentu akan
menghambat kinerja dan dapat merugikan masyarakat sebagai penerima
layanan publik. Untuk itu ASN perlu mencermati potensi gangguan netralitas
yang bisa terjadi dalam setiap tahapan Pemilu.
Berdasarkan hal tersebut Panwaslih Provinsi Aceh memandang penting
untuk meningkatkan sinergitas dan kolaborasi antar lembaga di daerah Provinsi
Aceh sebagai langkah preventif dalam penegakan netralitas ASN dalam
Pemilihan Umum 2024. Oleh karena itu Panwaslih Provinsi Aceh
menyelenggarakan “Sosialisasi Regulasi Penanganan Pelanggaran
Netralitas ASN”.
B. TUJUAN

Adapun tujuan dilaksanakan kegiatan ini adalah untuk:


1. Meningkatkan sinergitas dan kolaborasi antar lembaga serta Pemerintah
Aceh dalam menjaga dan menegakkan netralitas ASN;

5
2. Melakukan sosialiasi regulasi penanganan pelanggaran kepada pimpinan
Pemerintah Daerah di Provinsi Aceh dalam menegakkan netralitas ASN.

C. OUTPUT KEGIATAN

Output yang ingin dicapai dalam kegiatan ini yaitu :


1. Ikrar bersama dan Pakta Integritas netralitas Pegawai ASN di lingkungan
instansi masing-masing pada Pemerintahan Daerah Aceh;
2. Terjalinnya kerjasama antara Panwaslih Provinsi Aceh dan Pemerintah
Daerah Aceh;
3. Tersebarkannya aturan dan pengetahuan tentang pencegahan dan
penanganan pelanggaran netralitas ASN pada tahapan Pemilu tahun 2024.
D. BENTUK DAN METODE KEGIATAN

Kegiatan ini dilaksanakan dalam bentuk fullday dengan agenda sebagai berikut:
1. Penyampaian Pengantar Netralitas ASN oleh Anggota Bawaslu RI;
Dalam kegiatan ini diharapkan Anggota Bawaslu RI dapat menyampaikan
materi dan penguatan kepada Kepala Daerah di Provinsi Aceh untuk
mendukung penegakan Netralitas ASN pada Pemilu dan Pemilihan di
wilayah Aceh.
2. Pembacaan dan Penandatanganan Pakta Integritas oleh Gubernur dan
Bupati/Wali Kota/Sekretaris Daerah; Pembacaan dan penandatanganan
Pakta Integritas oleh Gubernur, Bupati/ Walikota/Sekretaris Daerah dan
Pejabat Pemerintah Daerah Aceh merupakan bukti keseriusan dalam
mendukung dan menegakkan Netralitas ASN pada Pemilu dan Pemilihan
serentak 2024.
3. Penyampaian Materi terkait Netralitas ASN; Dalam kegiatan ini
diharapkan pemateri dapat menyampaikan materi – materi terkait dengan
pelaksanaan strategi, peran dan kewenangan masingmasing dalam
melaksanakan netralitas ASN dalam Pemilu dan Pemilihan.
1. Koordinator Divisi Penanganan Pelanggaran dan Data Informasi
Panwaslih Provinsi Aceh dengan tema “Penanganan Pelanggaran
Netralitas ASN dalam Pemilu”;

6
2. Pejabat Pembina Kepegawaian Provinsi Aceh/Sekretaris Daerah Provinsi
Aceh dengan tema “Peran PPK dalam meningkatkan netralitas ASN”;
3. Ketua Komisi Aparatur Sipil Negara atau yang mewakili dengan tema
“Kewenangan KASN dan Penanganan Pelanggaran Netralitas ASN pada
Pemilu 2024”
4. Badan Kepegawaian Aceh / BKN reg Aceh
E. WAKTU DAN TEMPAT
Sosialisasi tersebut akan dilaksanakan pada:
Hari/Tanggal : Selasa / 22 November 2022
Pukul : 08.00 s.d. 16.00 WIB
Tempat : Hotel dalam Kota

F. NARASUMBER DAN PESERTA


1. Narasumber kegiatan ini diisi oleh:
- PPK Provinsi Aceh
- Koordinator Divisi Penanganan Pelanggaran dan Data Informasi Panwaslih
Provinsi Aceh
- KASN
-BKA/BKN Reg Aceh
2. Peserta kegiatan ini berjumlah 70 orang yang terdiri
- 40 orang Pejabat se-Aceh, yang terdiri dari
- 30 orang yang terdiri dari perwakilan LSM, Kelompok Studi, dan Media di
Aceh
G. AGENDA KEGIATAN

Schedule/Susunan agenda kegiatan sebagaimana terlampir.

H. PEMBIAYAAN

Pembiayaan kegiatan Sosialisasi Penegakan Hukum Pemilu ini dibebankan


kepada DIPA Panitia Pengawas Pemilihan Umum Provinsi Aceh Tahun 2022.

7
I. PENUTUPAN

Demikian Kerangka Acuan Kegiatan (KAK) ini disusun sebagai pedoman


pelaksanaan kegiatan sebagaimana dimaksud. Atas perhatian dan dukungan dari
berbagai pihak kami ucapkan terima kasih.

BANDA ACEH, 07 NOVEMBER 2022


PANITIA PENGAWAS PEMILIHAN
PROVINSI ACEH

8
Schedule Kegiatan
Waktu
Hari/Tanggal Materi/Kegiatan Keterangan
(WIB)

1 2 3 4

08.00 s.d 08.15 Registrasi Undangan Peserta


Selasa, 22 WIB
November
2022
Ketua/Anggota
08.15 s.d 08.45
Pembukaan Acara Panwaslih Provinsi
WIB
Aceh

08.45 s.d 09.00


Coffe Break Peserta
WIB

09.00 s.d 10.00


Key Note Speaker Anggota Bawaslu RI
WIB

- Panwaslih Provinsi
10.00 s.d 11.00 Penandatanganan dan Aceh
WIB Deklarasi Netralitas ASN - Kepala Daerah se-
Aceh

Koordinator Divisi
Penanganan
Penanganan Pelanggaran
11.00 s.d 13.00 Pelanggaran dan
Netralitas ASN dalam
WIB Data Informasi
Pemilu
Panwaslih Provinsi
Aceh

13.00 s.d 14.00


ISHOMA Peserta
WIB

14.00 s.d 15.00 Peran PPK dalam Pejabat Pembina


WIB meningkatkan netralitas Kepegawaian

9
Provinsi Aceh (Sekda
ASN
Provinsi Aceh)

Kewenangan KASN dan


15.00 s.d 16.00 Penanganan Pelanggaran
KASN
WIB Netralitas ASN pada
Pemilu 2024

Ketua/Anggota
16.00 s.d 16.15
Penutupan Acara Panwaslih Provinsi
WIB
Aceh

10

Anda mungkin juga menyukai