Anda di halaman 1dari 13

Dasar Hukum

1. UUD NKRI 1945


2. UU 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintah Daerah
3. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2018 Tentang satuan Polisi Pamong Praja
4. Permendagri 40 Tahun 2011 tentang pendoman organisasi dan tata kerja satuan polisi
pamong praja
5. Permendagri 44 tahun 2010 tentang ketentraman ketertiban dan perlindungan masyarakat
dalam rangka menegakan hak asasi manusia
6. Permendagri 54 tahun 2010 tentang standar oprasional prosedur polisi pamong praja
7. Permendagri 84 Tahun 2014 tentang penyelenggaraan perlindungan masyarakat

UU NO. 23 TAHUN 2014 TTG PEMERINTAHAN DAERAH

PASAL 12 AYAT (1) HURUF E

URUSAN PEMERINTAHAN WAJIB YANG BERKAITAN DENGAN PELAYANAN


DASAR MELIPUTI KETENTRAMAN KETERTIBAN UMUM DAN PERLINDUNGAN
MASYARAKAT

PASAL 65 AYAT (1) HURUF

KEPALA DAERAH MEMPUNYAI TUGAS MEMELIHARA KETENTRAMAN DAN


KETERTIBAN MASYARAKAT

PASAL 255 AYAT (1)

DIBENTUK SATPOL PP UNTUK MENEGAKAN PREDA DAN DAN


PERKADAMENYELENGGARAN KETERTIBAN UMUM DAN KETENTRAMAN, SERTA
MENYELENGGARAKAN PERLINDUNGAN MASYARAKAT

MELALUI PENEGAKAN PREDA DAN PERKADA, MENYELENGGARAKAN


KETERTIBAN UMUM DAN KETENTRAMAN SERTA MENYELENGGARAKAN
PERLINDUNGAN MASYARAKAT, SATPOL PP KONSISTEN MENJAGA CITRA DAN
WIBAWAH PENYELENGGARAN PEMERINTAHAN DAERAH

TUGAS POKOK SATPOL PP ( PP 16 Tahun 2018)

a. Menegakan praturan daerah


b. Menegakan praturan kepala daerah
c. Menyelenggarakan keteriban umum dan ketentraman masyarakat
d. Menyelenggarakan perlindungan masyarakat

MAKANA TERTIB DAN TENTRAM


TERTIB artinya suatu situasi dan kondisi dinamis yang menggambarkan adanya
kepatuhan terhadap peraturan yang ada, norma dan kesepakatan umum
TENTRAM suasana batin dari setiap indifidu karena terpenuhnya kebutuhan dasar
(pangan,sandang,serta adanya kesepakatan untuk mengaktualisasi nilai- nilai
kemanusiaan).
Terciptanya tertib secara umum dan suasana batin yang tentram pada setiap indifidu
didalam lingkup pemerintah daerah akan bumara pada terciptanya kesejahtraan
masyarakat,peningkatan PAD dan baiknya kondisi pelayanan public didaerah tersebut.

Untuk melaksanakan tupoksi tersebut (penegakan perda,penyelenggaraan tibum &


Transmas serta Linmas) sebagai Pelayanan Dasar yang wajib bagi pemerintahan Daerah
Dibutuhkan Aparat Satpol PP yang professional. Salah satunya, melalui Jabatan
Fungsional polisi pamong praja.

Pasal 256 UU Nomor 23 Tahun 2014 ttg Pemerintahan Daerah, menyebutkan:


1. Polisi pamong praja adalah jabatan fungisional pegawai negri sipil yang
penetapannya dilakukan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
2. Polisi pamong praja diangkat dari pegawai negeri sipil yang memenuhi persyaratan.
3. Polisi Pamong Praja harus mengikuti pendidikan dan pelatihan teknis dan fungsional
4. Pendidikan dan pelatihan teknis dan fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (3)
dilakukan oleh kementrian
5. Kementrian dalam melakukan pendidikan dan pelatihan teknis dan fungsional
sebagaimana dimaksud pada ayat (4) dapat berkoordinasi dengan kepolisian repoblik
Indonesia dan kejaksaan agung
6. Polisi pamong praja yang memenuhi persyaratan dapat diangkat sebagai penyidik
pegawai negeri sipil sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
7. Ketentuan lebih lanjut mengenai satuan polisi pamong praja diatur dengan peraturan
pemerintah.

Profil Jabatan Fungsional Pegawai Negri Sipil

Pengertian : Jabatan Fungsional yang mempunyai ruang lingkup tugas,


tanggungjawab, dan wewenang untuk melakukan kegiatan penegakan peraturan
daerah dan penyelenggaraan ketertiban umum dan ketentraman masyarakat sesuai
dengan peraturan perundang-undangan.
Tugas Pokok : penegakan perda dan penyelenggaran ketertiban umum dan
ketentraman masyarakat.
PERMENPAN-RB : Nomor 4 Tahun 2014, Tanggal 8 Januari 2014
PERATURAN BERSAMA : MDN dan Kepala BKN No. 34 Th. 2015 dan No. 9 Th
2015 ttg ketentuan pelaksanaan peraturan mentri pendayagunaan apratur Negara dan
reformasi birokrasi repoblik Indonesia No.4 Tahun 2014 tentang Jabatan Fungsional
Polisi Pamong praja dan angkatan kreditnya
PERPRES TUNJANGAN : Perpres No. 102 Tahun 2017 ttg Tunjangan Jabatan
Fungsional pol PP.
PERATURAN BUP : UU Nomor. 5 Tahun 2014, PP Nomor 21 Tahun 2014 (60
tahun jenjang jabatan tertentu)
INSTANSI PEMBINA : Kementrian Dalam Negri
RUMPUN JABATAN : Penyidik dan Detektif
LINKUP BERLAKU : Anggota Satpol PP di daerah

TINGKAT DALAM JABATAN FUNGSIONAL POLISI PAMONG PRAJA


I. TINGKAT KETERAMPILAN
1. PELAKSANAAN PEMULA
2. PELAKSANA
3. PELAKSANA LANJUTAN
4. PENYELIA
II. TINGKAT KEAHLIAN
1. PERTAMA
2. MUDA
3. MADYA

Syarat Pengangkatan dalam jabatan Fungsional Pol PP

Keterampilan

CARA PENGANGKATAN
Pengangkatan pertama kali Pengangkatan dari jabatan lain Penyesuaian /Inpassing
dalam jabatan fungsional pol ke dalam jabatan fungsional
PP (Formasi CPNS) Pol PP
a. Berijazah paling
rendah SLTA atau
yang setingkat dengan
kualifikasi yang
ditetapkan oleh Mentri
dalam Negri selaku
pimpinan instansi
Pembina.
b. Pangkat paling rendah
Pengatur Muda
golongan ruang II/a
c. Tinggi badan paling
kurang 160 sentimeter
untuk laki-laki dan 155
sentimeter untuk
perempuan
d. Sehat jasani dan rohani
e. Mengikuti dan lulus
diklat Dasar Pol PP
dan
f. Nlai prestasi kerja
paling rendah bernilai
baik dalam 1(satu)

WEWENANG PPNS

Pasal 7 ayat (2) KUHAP :

Penyidik Pegawai Negeri Sipil (Pasal 6 ayat (1) huruf B mempunyai wewenang sesuai dengan
Undang-Undang yang menjadi dasar hukumnya masing-masing dalam pelaksanaan tugasnya
berada dibawah koordinasi dan pengawasan penyidik tersebut dalam Pasal 6 ayat (1) huruf A.
KEWAJIBAN PPNS

Pasal 106 KUHAP :

Penyidik yang mengetahui, menerima laporan atau pengaduan tentang terjadinya suatu peristiwa
yang patut diduga merupakan tindak pidana wajib segera melakukan tindakan penyidikan yang
diperlukan.

UPAYA

SE Mendagri No. 182.1/857/SJ tanggal 18 Maret 2011 Tentang Pedoman Pemberdayaan PPNS
di Daerah

TUJUAN

Untuk meningkatkan sinergitas PPNS selaku Penyidik Pelanggaran Perda dengan Satuan Polisi
Pamong Praja selaku Penegak Perda untuk dapat secara bersama-sama melakukan penegakan
Perda guna “membangun kesadaran dan ketaatan masyarakat terhadap Perda, meningkatkan
pendapatan asli daerah (PAD) dan menciptakan kondisi ketertiban umum dan ketenteraman
masyarakat yang kondusif”.

SE Mendagri No. 182.1/857/SJ tanggal 18 Maret 2011 Tentang Pedoman Pemberdayaan PPNS
di Daerah

1. Tanggung jawab pembinaan PPNS yang selama ini berada dibawah pembinaan
Biro/bagian Hukum dilimpahkan kepada Kepala Satuan Polisi Pamong Praja.
2. Kepala Satuan Polisi Pamong Praja, untuk segera membentuk Sekretariat PPNS pada
Satuan Polisi Pamong Praja tugas dan tanggung jawab langsung oleh Kepala Satuan
Polisi Pamong Praja.
3. Kepala Dinas/Perangkat Daerah yang memiliki PPNS untuk berkoordinasi dengan
Sekretariat PPNS pada Satuan Polisi Pamong Praja secara berkesinambungan dan
sekaligus menyusun anggaran operasional PPNS pada masing-masing Dinas/Perangkat
Daerah.
4. PPNS dalam pelaksanaan tugas penyidikan pelanggaran Perda dapat bekerjasama dengan
Satuan Polisi Pamong Praja (yang bersifat tindak pidana ringan/Tipiring).
5. Kepala Dinas/Perangkat Daerah dan Kepala Satuan Polisi Pamong Praja agar melakukan
pertemuan secara berkala dalam rangka evaluasi kinerja PPNS dan hal-hal lain yang
mendesak.
PENGERTIAN

(PERMENDAGRI NOMOR 84 TAHUN 2014 TENTANG PENYELENGGARAAN LINMAS)

 PENYELENGGARAAN PERLINDUNGAN MASYARAKAT


Adalah kegiatan pengorganisasian dan pemberdayaan dalam rangka perlindungan
masyarakat.
 PERLINDUNGAN MASYARAKAT
Adalah suatu keadaan dinamis dimana warga masyarakat disiapkan dan dibekali
pengetahuan serta keterampilan untuk melaksanakan kegiatan penanganan bencana guna
mengurangi dan memperkecil akibat bencana, serta ikut memelihara keamanan,
ketenteraman dan ketertiban masyarakat, kegiatan sosial kemasyarakatan.
 SATUAN PERLINDUNGAN MASYARAKAT (SATLINMAS)
Adalah Organisasi yang dibentuk oleh Pemerintah Desa/Kelurahan dan beranggotakan
warga masyarakat yang disiapkan dan dibekali pengetahuan serta keterampilan untuk
melaksanakan kegiatan penanganan bencana guna mengurangi dan memperkecil akibat
bencana, serta ikut memelihara keamanan, ketenteraman dan ketertiban masyarakat,
kegiatan sosial kemasyarakatan.
 ANGGOTA SATLINMAS
Adalah Warga Negara Republik Indonesia yang memenuhi persyaratan dan secara
sukarela turut serta dalam kegiatan perlindungan masyarakat.

PERAN LINMAS KEDEPAN

1. Membantu memelihara meningkatkan kondisi aman, tentram dan tertib dikalangan


masyarakat.
2. Membantu membina masyarakat menanggulangi dan mengurangi akibat yang timbul
oleh gangguan keamanan dan bencana alam, non alam maupun sosial yang dapat
mengakibatkan kerugian jiwa dan harta benda.
3. Membantu membina masyarakat untuk mempertinggi kesadaran hukum, daya tahan
serta daya lawan masyarakat dalam mencegah dan menghadapi segala macam
pelanggaran dan kejahatan.
4. Membantu masyarakat dalam rangka mengcukupi kebutuhan kesejahteraannya dan
kegiatan sosial lainnya.
5. Mampu berkoordinasi dengan instansi/lembaga lain dalam menyamankan visi misi
linmas kedepan.
PERAN SATUAN POLISI PAMONG PRAJA DAN SATUAN PERLINDUNGAN
MASYARAKAT DALAM PELAKSANAA PEMILIHAN UMUM

PERAN SATPOL PP DAN SATLINMAS

 PRA PEMILU
1. Deteksi dini terhadap gejolak masyarakat dari bakal calon peserta pemilu.
2. Segera melaporkan apabila menemukan indikasi potensi gangguan ketertiban
masyarakat.
3. Bersama-sama Polri dan potensi masyarakat lainnya, menjaga dan memelihara
stabilitas keamanan dan ketertiban masyarakat jelang pemilu.
4. Pelatihan peningkatan kemampuan pengamanan pemilu.

 SAAT PEMILU
1. Pengamanan terbuka pada tiap tahapan pemilu (jaga, kawal dan patroli).
2. Pengamanan tempat-tempat penyelenggaraan tahapan pemilu (gudang penyimpanan
logistik, tempat pemungutan suara dan penjagaan logistik hasil pungut suara).
3. Bersama Polri melaksanakan patroli pada masa tenang (terkait atribut peraga
kampanye, antisipasi serangan fajar, antisipasi money politic/politik uang).
4. Deteksi dini terhadap potensi gangguan keamanan dan ketertiban masyarakat.
5. Bersama Polri melaksanakan penanganan tahap awal setiap gangguan keamanan dan
ketertiban masyarakat yang terjadi selama tahapan pemilu.
6. Menjaga netralitas.

 PASKA PEMILU
1. Deteksi dini terhadap potensi ketidak puasan pendukung pasangan calon yang kalah,
yang dapat menimbulkan konflik sosial di tengah masyarakat.
2. Berperan aktif dalam upaya pemulihan situasi dan menciptakan kondisi yang
kondusif dalam mempersatukan kembali hubungan masyarakat sebagai dampak
pemilu.

DASAR HUKUM LINMAS DALAM PENGAMANAN PEMILU

UNDANG-UNDANG NOMOR 7 TAHUN 2017 TENTANG PEMILU

 Pasal 351 ayat (4) : Penanganan ketentraman, ketertiban dan keamanan di setiap Tempat
Pemungutan Suara (TPS) dilaksanakan 2 (dua) orang petugas yang ditetapkan oleh
Panitia Pemungutan Suara (PPS).
Penjelasan : petugas yang menangani ketentraman, ketertiban dan keamanan di setiap
Tempat Pemungutan Suara (TPS) berasal dari satuan pertahanan sipil/perlindungan
masyarakat.
PELAKASAAN PAM PEMILU

Pasal 2 permendagri no.10 tahun 2009

1. Satlinmas melakasanakan penanggan kententraman ,ketertiban dan keamanan penyelanggaran


pemilu

2. Pengamanan penyelanggran pemilu sebagaimana dimaksud pada ayat (1)dilakukan dengan ;

a. Menjaga dan memilahara kententraman ,ketertiban dan keamanan TPS, dan

b. Berkoordinasi dengan instansi terkait dalam menjaga kentetraman ,ketertiban dan keamanan
di setiap TPS

3. Di setiap TPS ditempatkan 2 orang anggota satlinmas yang disesuaikan dengan situasi dan
kondisi serta kebutuhan untuk tingkat desa/kelurahan, krcamatan dan kabupaten /kota.

SELINTAS TUGAS SATLINMAS PADA SAAT HARI H PEMILU DI TPS

PETUGAS KETERTIBAN TPS(Pintu Masuk) saat pemungutan suara

1. Mengatur antrian pemilih di TPS


2. Meminta pemilih menunjukan C6/A5/KTP memasuki TPS
3. Meminta pemilih untuk mengecek nama pemilih pada papan pengumuman apabila tidak
membawa /menerima C6
4. Menjaga ketertiban TPS

PETUGAS KETERTIBAN TPS(Pintu Masuk) saat pemungutan suara

1. Memastikan jari pemilih telah berisi tanda tinta


2. Mempersilakan pemilih untuk meninggalkan TPS
3. Menjaga ketertiban dan kemanan TPS

PETUGAS KETERTIPAN TPS(Pintu Keluar) saat perhitungan suara

1. Menjaga keamanan dan ketertiban TPS saat penghitungan suara


2. Mengawal kotak suara ke PPS

Tindak Lanjut PP 16 Tahun 2018 Tentang Sat Pol PP.

1. Peraturan pemerintah Nomor 16 Tahun 2018 Tentang Satuan polisi pamong praja.
2. Peraturan Mentri Dalam Negri Nomor 121 Tahun 2018 Tentangstandar Teknis mutu
pelayanan dasar sub Urusan Ketentraman Dan Ketertiban Umum Di Provinsi Dan
Kabupaten/Kota.
3. Peraturan Mentri Dalam negri nomor 3 Tahun 2019 tentang penyelidik Pegawai Negeri
Sipil Di Lingkungan Pemerintah Daerah.
4. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 17 Tahun 2019 Tentang pemenuhan Hak
Pegawai Negeri Sipil,penyedian sarana dan prasarana minimal,pembinaan teknis
operasional dan penghargaan polisi pamong praja
5. Peraturan menteri dalam negeri nomor 32 tahun 2019 pelaksanaan tugas pembinaan
jabatan fungsional Polisi Pamong Praja.

SATPOL PP MERUPAKAN APARAT PEMDA

TUGASNYA:

Menjalankan fungsi menegakkan Perda/Perkada, menyelenggarakan tibum trans dan Linmas

- Pasal 12 Ayat (1) huruf e : urusan pemerintahan wajib yang berkaitan dengan pelayanan
dasar meliputi ketentraman, ketertiban umum, dan perlindungan masyrakat
- Pasal 65 Ayat (1) huruf b : kepala Daerah mempunyai tugas memelihara ketentraman dan
ketertiban masyarakat
- Pasal 255 Ayat (1) : dibentuk Satpol PP untuk menegakkan Perda dan Perkada,
menyelenggarakan Ketertiban Umum dan ketentraman serta menyelenggarakan
perlindungan masyarakat

MAKNA TERTIB DAN TENTRAM

TERTIB Artinya suatu situasi dan kondisi dinamis yang menggambarkan adanya kepatuhan
terhadap peraturan yang ada, Norma dan kesepakatan umum.

TENTRAM Suasana Batin dari setiap individu karena terpenuhinya kebutuhan dasar (pangan,
sandang, serta adanya kesempatan untuk mengaktualisasi nilai-nilai kemanusiaannya).

Ketertiban umum dan ketentraman masyarakat adalah suatu keadaan dinamis yang
memungkinkan pemerintah, pemerintah daerah dan masyarakat dapat melakukan kegiatannya
dengan tentram,tertib dan teratur (PP6/2010)

Terciptanya tertib secara umum dan suasana batin yang tentram pada setiap individu di dalam
lingkup pemerintah daerah akan bermuara pada terciptanya kesejahteraan masyarakat,
peningkatan PAD dan baiknya kondisi pelayanan public di daerah tersebut.
MAKSUD DAN TUJUAN

1. Penyelenggaraan ketentraman dan ketertiban umum dimaksudkan untuk mewujudkan tata


kehidupan masyarakat yang tertib, tentram dan rasa aman
2. Penyelenggaraan ketentraman dan ketertiban umum bertujuan untuk menciptakan kondisi
yang kondusif bagi seluruh aspek kehidupan masyarakat dan diharapkan implementasi
terhadap penyelenggaraan ketentraman dan ketertiban umum dapat diterapkan secara
optimal guna menciptakan ketentraman, ketertiban dan kenyamanan.

PP NO.6 THN 2010 TTG SATUAN POLISI PAMONG PRAJA

PSL 30

(1).Mentri dalam negeri melakukan pembinaan umun satuan polisi pamong praja

(2).Gubernur ,bupati dan walikota melakukan pembinaan teknis oprasional satpol pp.

PENJELASAN PASAL 30 AYAT:

1.Pembinaan umum meliputi pemberian pendoman dan standard, bimbingan


,supervisi,pendindikan dan pelatihan .monitoring dan evaluasi penyelenggaran tugas satpol pp.

2.Pembinaan teknis oprasional meliputi pembinaan kemampuan polisi pamong praja melalui
pembinaan etika profesi, pengembangan pengentahuan dan pengalaman di bidang pamong praja

PENEGAKAN PERDA DAN PERKADA


SATUAN POLISI PAMONG PRAJA (PASAL 255)

1. Satuan Polisi Pamong Praja dibentuk untuk menegakkan Perda dan Perkada,
menyelenggarakan ketertiban umu dan ketenteraman serta menyelenggarakan
perlindungan masyarakat.
2. Satuan Polisi Pamong Praja mempunyai kewenangan:
a. Melakukan tindakan penertiban non-yustisial terhadap warga masyarakat,
aparatur, atau badan hukum yang melakukan pelanggaran atas Perda dan/atau
Perkada.
b. Menindak warga masyarakat, aparatur, atau badan hukum yang mengganggu
ketertiban umum dan ketenteraman masyarakat.
c. Melakukan tindakan penyelidikan terhadap warga masyarakat, aparatur, atau
badan hukum yang diduga melakukan pelanggaran atas Perda dan/atau
Perkada.
d. Melakukan tindakan administratif terhadap warga masyarakat, aparatur, atau
badan hukum yang melakukan pelanggaran atas Perda dan/atau Perkada.

PENEGAKAN PERDA DAN PERKADA (PASAL 256)

1) Polisi Pamong Praja adalah jabatan fungsional Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang
penetapannya dilakukan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
2) Polisi Pamong Paraja diangkat dari Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang memenuhi
persyaratan.
3) Polisi Pamong Praja harus mengikuti pendidikan dan pelatihan teknis dan fungsional.
4) Pendidikan dan pelatihan teknis dan fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (3)
dilakukan oleh Kementerian.
5) Kementerian dalam melakukan pendidikan dan pelatihan teknis dan fungsional
sebagaimana dimaksud pada ayat (4) dapat berkoordinasi dengan Kepolisian Republik
Indonesia dan Kejaksaan Agung.
6) Polisi Pamong Praja yang memenuhi persyaratan dapat diangkat sebagai penyidik
Pegawai Negeri Sipil (PNS) sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
7) Ketentuan lebih lanjut mengenai Satuan Polisi Pamong Praja diatur dengan Peraturan
Pemerintah.

PEJABAT PENYIDIK (PASAL 257)

1. Penyidikan terhadap pelanggaran atas ketentuan perda dilakukan oleh pejabat


penyidik sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
2. Selain pejabat penyidik sebagaimana dimaksud pada ayat(1) dapat ditunjuk penyidik
PNS yang diberi tugas untuk melakukan penyidikan terhadap pelanggaran atas
ketentuan perda sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
3. Penyidik PNS sebagaimana dimaksud pada ayat (2) menyampaikan hasil penyidikan
kepada penuntut umum dan berkordinasi dengan penyidik kepolisian setempat
4. Penuntutan terhadap pelanggaran atas ketentuan perda dilakukan oleh penuntut umum
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan

PERDA

 SANKSI PIDANA
- PRO YUSTISI
 SANKSI ADMINISTRATIF
- NON YUSTISI
 SANSKSI ATMINISTRATIF BERUPA:
- PEMBUBARAN
- PENGAWASAN
- PEMBERHENTIAN SEMENTARA
- DENDA ADMINISTRATIF
- DAYA PAKSA POLISIONAL
- TEGURAN LISAN
- TEGURAN TERTULIS

UU NO. 12 TAHUN 2011

UU NO. 23 TAHUN 2014

MATERI MUATAN MENGENAI KETENTUAN PIDANA BERUPA:

 UNDANG – UNDANG
 PERDA PROV
 PERDA KABUPATEN KOTA
 PPNS

Pejabat pegawai negeri sipil tertentu yang berdasarkan peraturan perudang – undangan ditunjuk
selaku penyidik dan mempunyai wewenang untuk melakukan penyidikan tindak pidana dalam
lingkup undang – undang yang menjadi dasar hukuman masing – masing

PENEGAKAN PERDA Berupa :


PREMENDAGRI 54/2011 TTG SOP SATPOL PP

1. Ruang lingkup
 Melakukan pengarahan kepada masyarakat dan badan hukum yang melanggar
peraturan daerah
 Melakukan pembinaan dan atau sosialisasi kepada masyarakat dan badan hukum
 Prefentif non yustisial
 Penindakan yustisial
2. Ketentuan umum
 Mempunyai landasan hukum
 Tidak melanggar ham
 Dilaksanakan sesuai prosedur
 Tidak menimbulkan korban kerugian paa pihak manapun
3. Pengarahan agar masyarakat dan badan hukum menaati dan mematuhi peraturan derah
4. Pembinaan dan sosialisasi
5. Penindakan prefentiv non yustisial

MOTTO SATPOL PP”. PRAJA WIBAWAH”

PEMERINTAHAN YANG BERWIBAWAH

MELALUI PENEGAKAN PERATURAN DAERAH SERTA PENYELENGGARAAN


KETERTIBAN UMUM DAN KETENTRAMAN MASYARAKAT, SATUAN POLISI
PAMONG PRAJA KONSISTEN MENJAGA CITRA DAN WIBAWA
PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH

Anda mungkin juga menyukai