Keterampilan
CARA PENGANGKATAN
Pengangkatan pertama kali Pengangkatan dari jabatan lain Penyesuaian /Inpassing
dalam jabatan fungsional pol ke dalam jabatan fungsional
PP (Formasi CPNS) Pol PP
a. Berijazah paling
rendah SLTA atau
yang setingkat dengan
kualifikasi yang
ditetapkan oleh Mentri
dalam Negri selaku
pimpinan instansi
Pembina.
b. Pangkat paling rendah
Pengatur Muda
golongan ruang II/a
c. Tinggi badan paling
kurang 160 sentimeter
untuk laki-laki dan 155
sentimeter untuk
perempuan
d. Sehat jasani dan rohani
e. Mengikuti dan lulus
diklat Dasar Pol PP
dan
f. Nlai prestasi kerja
paling rendah bernilai
baik dalam 1(satu)
WEWENANG PPNS
Penyidik Pegawai Negeri Sipil (Pasal 6 ayat (1) huruf B mempunyai wewenang sesuai dengan
Undang-Undang yang menjadi dasar hukumnya masing-masing dalam pelaksanaan tugasnya
berada dibawah koordinasi dan pengawasan penyidik tersebut dalam Pasal 6 ayat (1) huruf A.
KEWAJIBAN PPNS
Penyidik yang mengetahui, menerima laporan atau pengaduan tentang terjadinya suatu peristiwa
yang patut diduga merupakan tindak pidana wajib segera melakukan tindakan penyidikan yang
diperlukan.
UPAYA
SE Mendagri No. 182.1/857/SJ tanggal 18 Maret 2011 Tentang Pedoman Pemberdayaan PPNS
di Daerah
TUJUAN
Untuk meningkatkan sinergitas PPNS selaku Penyidik Pelanggaran Perda dengan Satuan Polisi
Pamong Praja selaku Penegak Perda untuk dapat secara bersama-sama melakukan penegakan
Perda guna “membangun kesadaran dan ketaatan masyarakat terhadap Perda, meningkatkan
pendapatan asli daerah (PAD) dan menciptakan kondisi ketertiban umum dan ketenteraman
masyarakat yang kondusif”.
SE Mendagri No. 182.1/857/SJ tanggal 18 Maret 2011 Tentang Pedoman Pemberdayaan PPNS
di Daerah
1. Tanggung jawab pembinaan PPNS yang selama ini berada dibawah pembinaan
Biro/bagian Hukum dilimpahkan kepada Kepala Satuan Polisi Pamong Praja.
2. Kepala Satuan Polisi Pamong Praja, untuk segera membentuk Sekretariat PPNS pada
Satuan Polisi Pamong Praja tugas dan tanggung jawab langsung oleh Kepala Satuan
Polisi Pamong Praja.
3. Kepala Dinas/Perangkat Daerah yang memiliki PPNS untuk berkoordinasi dengan
Sekretariat PPNS pada Satuan Polisi Pamong Praja secara berkesinambungan dan
sekaligus menyusun anggaran operasional PPNS pada masing-masing Dinas/Perangkat
Daerah.
4. PPNS dalam pelaksanaan tugas penyidikan pelanggaran Perda dapat bekerjasama dengan
Satuan Polisi Pamong Praja (yang bersifat tindak pidana ringan/Tipiring).
5. Kepala Dinas/Perangkat Daerah dan Kepala Satuan Polisi Pamong Praja agar melakukan
pertemuan secara berkala dalam rangka evaluasi kinerja PPNS dan hal-hal lain yang
mendesak.
PENGERTIAN
PRA PEMILU
1. Deteksi dini terhadap gejolak masyarakat dari bakal calon peserta pemilu.
2. Segera melaporkan apabila menemukan indikasi potensi gangguan ketertiban
masyarakat.
3. Bersama-sama Polri dan potensi masyarakat lainnya, menjaga dan memelihara
stabilitas keamanan dan ketertiban masyarakat jelang pemilu.
4. Pelatihan peningkatan kemampuan pengamanan pemilu.
SAAT PEMILU
1. Pengamanan terbuka pada tiap tahapan pemilu (jaga, kawal dan patroli).
2. Pengamanan tempat-tempat penyelenggaraan tahapan pemilu (gudang penyimpanan
logistik, tempat pemungutan suara dan penjagaan logistik hasil pungut suara).
3. Bersama Polri melaksanakan patroli pada masa tenang (terkait atribut peraga
kampanye, antisipasi serangan fajar, antisipasi money politic/politik uang).
4. Deteksi dini terhadap potensi gangguan keamanan dan ketertiban masyarakat.
5. Bersama Polri melaksanakan penanganan tahap awal setiap gangguan keamanan dan
ketertiban masyarakat yang terjadi selama tahapan pemilu.
6. Menjaga netralitas.
PASKA PEMILU
1. Deteksi dini terhadap potensi ketidak puasan pendukung pasangan calon yang kalah,
yang dapat menimbulkan konflik sosial di tengah masyarakat.
2. Berperan aktif dalam upaya pemulihan situasi dan menciptakan kondisi yang
kondusif dalam mempersatukan kembali hubungan masyarakat sebagai dampak
pemilu.
Pasal 351 ayat (4) : Penanganan ketentraman, ketertiban dan keamanan di setiap Tempat
Pemungutan Suara (TPS) dilaksanakan 2 (dua) orang petugas yang ditetapkan oleh
Panitia Pemungutan Suara (PPS).
Penjelasan : petugas yang menangani ketentraman, ketertiban dan keamanan di setiap
Tempat Pemungutan Suara (TPS) berasal dari satuan pertahanan sipil/perlindungan
masyarakat.
PELAKASAAN PAM PEMILU
b. Berkoordinasi dengan instansi terkait dalam menjaga kentetraman ,ketertiban dan keamanan
di setiap TPS
3. Di setiap TPS ditempatkan 2 orang anggota satlinmas yang disesuaikan dengan situasi dan
kondisi serta kebutuhan untuk tingkat desa/kelurahan, krcamatan dan kabupaten /kota.
1. Peraturan pemerintah Nomor 16 Tahun 2018 Tentang Satuan polisi pamong praja.
2. Peraturan Mentri Dalam Negri Nomor 121 Tahun 2018 Tentangstandar Teknis mutu
pelayanan dasar sub Urusan Ketentraman Dan Ketertiban Umum Di Provinsi Dan
Kabupaten/Kota.
3. Peraturan Mentri Dalam negri nomor 3 Tahun 2019 tentang penyelidik Pegawai Negeri
Sipil Di Lingkungan Pemerintah Daerah.
4. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 17 Tahun 2019 Tentang pemenuhan Hak
Pegawai Negeri Sipil,penyedian sarana dan prasarana minimal,pembinaan teknis
operasional dan penghargaan polisi pamong praja
5. Peraturan menteri dalam negeri nomor 32 tahun 2019 pelaksanaan tugas pembinaan
jabatan fungsional Polisi Pamong Praja.
TUGASNYA:
- Pasal 12 Ayat (1) huruf e : urusan pemerintahan wajib yang berkaitan dengan pelayanan
dasar meliputi ketentraman, ketertiban umum, dan perlindungan masyrakat
- Pasal 65 Ayat (1) huruf b : kepala Daerah mempunyai tugas memelihara ketentraman dan
ketertiban masyarakat
- Pasal 255 Ayat (1) : dibentuk Satpol PP untuk menegakkan Perda dan Perkada,
menyelenggarakan Ketertiban Umum dan ketentraman serta menyelenggarakan
perlindungan masyarakat
TERTIB Artinya suatu situasi dan kondisi dinamis yang menggambarkan adanya kepatuhan
terhadap peraturan yang ada, Norma dan kesepakatan umum.
TENTRAM Suasana Batin dari setiap individu karena terpenuhinya kebutuhan dasar (pangan,
sandang, serta adanya kesempatan untuk mengaktualisasi nilai-nilai kemanusiaannya).
Ketertiban umum dan ketentraman masyarakat adalah suatu keadaan dinamis yang
memungkinkan pemerintah, pemerintah daerah dan masyarakat dapat melakukan kegiatannya
dengan tentram,tertib dan teratur (PP6/2010)
Terciptanya tertib secara umum dan suasana batin yang tentram pada setiap individu di dalam
lingkup pemerintah daerah akan bermuara pada terciptanya kesejahteraan masyarakat,
peningkatan PAD dan baiknya kondisi pelayanan public di daerah tersebut.
MAKSUD DAN TUJUAN
PSL 30
(1).Mentri dalam negeri melakukan pembinaan umun satuan polisi pamong praja
(2).Gubernur ,bupati dan walikota melakukan pembinaan teknis oprasional satpol pp.
2.Pembinaan teknis oprasional meliputi pembinaan kemampuan polisi pamong praja melalui
pembinaan etika profesi, pengembangan pengentahuan dan pengalaman di bidang pamong praja
1. Satuan Polisi Pamong Praja dibentuk untuk menegakkan Perda dan Perkada,
menyelenggarakan ketertiban umu dan ketenteraman serta menyelenggarakan
perlindungan masyarakat.
2. Satuan Polisi Pamong Praja mempunyai kewenangan:
a. Melakukan tindakan penertiban non-yustisial terhadap warga masyarakat,
aparatur, atau badan hukum yang melakukan pelanggaran atas Perda dan/atau
Perkada.
b. Menindak warga masyarakat, aparatur, atau badan hukum yang mengganggu
ketertiban umum dan ketenteraman masyarakat.
c. Melakukan tindakan penyelidikan terhadap warga masyarakat, aparatur, atau
badan hukum yang diduga melakukan pelanggaran atas Perda dan/atau
Perkada.
d. Melakukan tindakan administratif terhadap warga masyarakat, aparatur, atau
badan hukum yang melakukan pelanggaran atas Perda dan/atau Perkada.
1) Polisi Pamong Praja adalah jabatan fungsional Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang
penetapannya dilakukan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
2) Polisi Pamong Paraja diangkat dari Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang memenuhi
persyaratan.
3) Polisi Pamong Praja harus mengikuti pendidikan dan pelatihan teknis dan fungsional.
4) Pendidikan dan pelatihan teknis dan fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (3)
dilakukan oleh Kementerian.
5) Kementerian dalam melakukan pendidikan dan pelatihan teknis dan fungsional
sebagaimana dimaksud pada ayat (4) dapat berkoordinasi dengan Kepolisian Republik
Indonesia dan Kejaksaan Agung.
6) Polisi Pamong Praja yang memenuhi persyaratan dapat diangkat sebagai penyidik
Pegawai Negeri Sipil (PNS) sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
7) Ketentuan lebih lanjut mengenai Satuan Polisi Pamong Praja diatur dengan Peraturan
Pemerintah.
PERDA
SANKSI PIDANA
- PRO YUSTISI
SANKSI ADMINISTRATIF
- NON YUSTISI
SANSKSI ATMINISTRATIF BERUPA:
- PEMBUBARAN
- PENGAWASAN
- PEMBERHENTIAN SEMENTARA
- DENDA ADMINISTRATIF
- DAYA PAKSA POLISIONAL
- TEGURAN LISAN
- TEGURAN TERTULIS
UNDANG – UNDANG
PERDA PROV
PERDA KABUPATEN KOTA
PPNS
Pejabat pegawai negeri sipil tertentu yang berdasarkan peraturan perudang – undangan ditunjuk
selaku penyidik dan mempunyai wewenang untuk melakukan penyidikan tindak pidana dalam
lingkup undang – undang yang menjadi dasar hukuman masing – masing
1. Ruang lingkup
Melakukan pengarahan kepada masyarakat dan badan hukum yang melanggar
peraturan daerah
Melakukan pembinaan dan atau sosialisasi kepada masyarakat dan badan hukum
Prefentif non yustisial
Penindakan yustisial
2. Ketentuan umum
Mempunyai landasan hukum
Tidak melanggar ham
Dilaksanakan sesuai prosedur
Tidak menimbulkan korban kerugian paa pihak manapun
3. Pengarahan agar masyarakat dan badan hukum menaati dan mematuhi peraturan derah
4. Pembinaan dan sosialisasi
5. Penindakan prefentiv non yustisial