Anda di halaman 1dari 36

1.

Jabatan Fungsional Polisi Pamong Praja yang selanjutnya disingkat


Jabatan Fungsional Pol PP, adalah
a. jabatan fungsional yang mempunyai ruang lingkup tugas, tanggungjawab,
untuk melakukan kegiatan penegakan peraturan daerah
b. jabatan fungsional yang mempunyai ruang lingkup tugas, tanggungjawab,
dan wewenang untuk melakukan kegiatan penegakan peraturan daerah
dan penyelenggaraan ketertiban umum dan ketenteraman masyarakat
sesuai dengan peraturan perundangundangan
c. jabatan fungsional yang mempunyai ruang lingkup tugas, tanggungjawab,
dan wewenang untuk melakukan kegiatan penegakan peraturan daerah
d. jabatan fungsional yang mempunyai ruang lingkup tugas, tanggungjawab,
dan wewenang untuk melakukan kegiatan penegakan peraturan daerah
dan penyelenggaraan ketertiban umum
2. Polisi Pamong Praja, yang selanjutnya disingkat Pol PP, adalah
a. anggota Satuan Polisi Pamong Praja sebagai aparat pemerintah daerah
yang diduduki oleh Pegawai Negeri Sipil (PNS) diberi tugas dan hak secara
penuh sesuai dengan peraturan perundang-undangan dalam penegakan
peraturan daerah dan penyelenggaraan ketertibanumum dan
ketenteraman masyarakat.
b. anggota polisi pamong praja sebagai aparat pemerintah daerah yang
diduduki oleh Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan diberi tugas, tanggungjawab,
wewenang, dan hak secara penuh sesuai dengan peraturan perundang-
undangan dalam penegakan peraturan daerah dan penyelenggaraan
ketertibanumum dan ketenteraman masyarakat.
c. anggota Satuan Polisi Pamong Praja sebagai aparat pemerintah daerah
yang diduduki oleh Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan diberi tugas,
tanggungjawab, wewenang, dan hak secara penuh sesuai dengan
peraturan perundang-undangan dalam penegakan peraturan daerah dan
penyelenggaraan ketertibanumum dan ketenteraman masyarakat.
d. anggota Satuan Polisi Pamong Praja sebagai aparat pemerintah daerah
yang mempunyai tugas, tanggungjawab, dan wewenang untuk
melakukan kegiatan penegakan peraturan daerah dan penyelenggaraan
ketertiban umum
3. Satuan Polisi Pamong Praja, yang selanjutnya disingkat Satpol PP, adalah

a. bagian perangkat daerah dalam penegakan peraturan daerah

b. bagian perangkat daerah dalam penegakan peraturan daerah dan

penyelenggaraan ketertiban umum

c. bagian perangkat daerah kab/kota dalam penegakan peraturan daerah

dan penyelenggaraan ketertiban umum dan ketenteraman masyarakat

d. bagian perangkat daerah dalam penegakan peraturan daerah dan

penyelenggaraan ketertiban umum dan ketenteraman masyarakat

4. Ketertiban Umum dan Ketentraman Masyarakat adalah


a. suatu keadaan yang memungkinkan pemerintah, pemerintah daerah, dan
masyarakat dapat melakukan kegiatan
b. suatu keadaan dinamis yang memungkinkan pemerintah, pemerintah
daerah, dan masyarakat dapat melakukan kegiatannya dengan tenteram,
tertib, dan tidak teratur.
c. suatu keadaan dinamis yang tidak memungkinkan pemerintah,
pemerintah daerah, dan masyarakat dapat melakukan kegiatannya
dengan tenteram, tertib, dan teratur.
d. suatu keadaan dinamis yang memungkinkan pemerintah, pemerintah
daerah, dan masyarakat dapat melakukan kegiatannya dengan tenteram,
tertib, dan teratur.
5. Tim Penilai Angka Kredit Pol PP, yang selanjutnya disebut Tim Penilai
adalah
a. Tim yang dibentuk dan ditetapkan oleh pejabat yang berwenang
menetapkan angka kredit yang bertugas memberikan pertimbangan dan
menilai prestasi kerja Pol PP.
b. Tim yang dibentuk dan ditetapkan oleh pejabat yang berwenang
menetapkan angka kredit
c. Tim yang dibentuk dan ditetapkan oleh pejabat yang berwenang
menetapkan angka kredit yang bertugas memberikan pertimbangan dan
menilai prestasi kerja Pol PP dan satlimnas
d. Tim yang dibentuk dan ditetapkan oleh pejabat yang berwenang
menetapkan angka kredit yang bertugas memberikan pertimbangan dan
menilai prestasi kerja Pol PP dengan persetujuan BKN
6. Jabatan Fungsional Pol PP termasuk dalam rumpun
a. Penyidik, detektif dan umum
b. Penyidik
c. detektif
d. Penyidik dan detektif
7. Jabatan Fungsional Pol PP berkedudukan sebagai:
a. pelaksana teknis
b. pelaksana teknis di bidang penegakan Perda
c. pelaksana teknis di bidang penegakan Perda, dan penyelenggaraan
Ketertiban Umum
d. pelaksana teknis di bidang penegakan Perda, dan penyelenggaraan
Ketertiban Umum Dan Ketenteraman Masyarakat.
8. Jabatan Fungsional Pol PP merupakan jabatan
a. Karier
b. Karier dan fungsional
c. Fungsional
d. Fungsional, karier dan detektif
9. Tugas pokok Pol PP yakni
a. Penegakan Perda dan Penyelenggaraan Ketertiban Umum Dan
Ketenteraman Masyarakat.
b. Penegakan Perda dan Penyelenggaraan Ketertiban Umum Dan
Ketenteraman Masyarakat di ibu kota
c. Penegakan Perda dan Penyelenggaraan Ketertiban Umum Dan
Ketenteraman Masyarakat di provinsi
d. Penegakan Perda dan Penyelenggaraan Ketertiban Umum Dan
Ketenteraman Masyarakat di kabupaten
10. Instansi Pembina jabatan fungsional pol pp adalah
a. Bupati
b. Kementrian dalam negeri
c. Bkn
d. Presiden
11. Instansi pembina dalam rangka melaksanakan tugas pembinaan
menyampaikan hasil pelaksanaan pembinaan Jabatan Fungsional Pol PP
secara berkala sesuai dengan perkembangan pelaksanaan pembinaan
kepada
a. Menteri yang bertanggungjawab di bidang Pendayagunaan Aparatur
Negara.
b. Menteri yang bertanggungjawab di bidang Pendayagunaan Aparatur
Negara dengan tembusan Badan Kepegawaian Negara.
c. Menteri yang bertanggungjawab di bidang Pendayagunaan Aparatur
Negara dengan tembusan presiden.
d. Menteri yang bertanggungjawab di bidang Pendayagunaan Aparatur
Negara dengan tembusan Kepala Badan Kepegawaian Negara.
12. Jabatan Fungsional Pol PP terdiri dari
a. Pol pp tingkat terampil dan keahlian
b. Pol pp tingkat terampil dan ahli
c. Pol pp tingkat keterampilan dan ahli
d. Pol pp tingkat keterampilan dan keahlian
13. Jenjang Jabatan Pol PP Tingkat Terampil dari yang paling rendah sampai
dengan yang paling tinggi, yaitu:
a. Pol PP Pelaksana Pemula;, Pol PP Pelaksana, Pol PP Pelaksana
lanjutan;pol pp pertama dan Pol PP Penyelia.
b. Pol PP Pelaksana Pemula;, Pol PP Pelaksana, Pol PP Pelaksana lanjutan;
pol pp madya dan Pol PP Penyelia.
c. Pol PP Pelaksana Pemula;, Pol PP Pelaksana, Pol PP Pelaksana lanjutan;
pol pp muda dan Pol PP Penyelia.
d. Pol PP Pelaksana Pemula;, Pol PP Pelaksana, Pol PP Pelaksana lanjutan;
dan Pol PP Penyelia.
14. Jenjang Jabatan Pol PP Tingkat Ahli dari yang paling rendah sampai
dengan yang paling tinggi, yaitu:
a. Pol pp pertama dan madya
b. Pol pp pertama dan muda
c. Pol pp pertama, muda dan madya
d. Pol pp pertama, muda, tua dan madya
15. Pangkat, golongan ruang Jabatan Fungsional Pol PP pelaksana pemula
adalah:
a. Pengatur Muda tingkat 1, golongan ruang II/a.
b. Pengatur Muda, golongan ruang II/a.
c. Pengatur, golongan ruang III/a.
d. Pengatur Muda tingkat 1, golongan ruang I/a.
16. Pangkat, golongan ruang Jabatan Fungsional Pol PP pelaksana adalah:
a. Pengatur Muda Tingkat I, golongan ruang II/b; Pengatur, golongan ruang
II/c; dan Pengatur Tingkat I, golongan ruang II/d.
b. Pengatur Muda Tingkat I, golongan ruang II/b; Pengatur, golongan ruang
II/c; dan Pengatur Tingkat I, golongan ruang III/d.
c. Pengatur Muda Tingkat I, golongan ruang III/b; Pengatur, golongan ruang
II/c; dan Pengatur Tingkat I, golongan ruang II/d.
d. Pengatur Muda Tingkat I, golongan ruang II/b; Pengatur, golongan ruang
II/c
17. Pangkat, golongan ruang Jabatan Fungsional Pol PP pelaksana lanjutan
adalah:
a. Penata Muda, golongan ruang III/b; dan Penata Muda Tingkat I, golongan
ruang III/c.
b. Penata Muda, golongan ruang VI/a; dan Penata Muda Tingkat I, golongan
ruang VI/b.
c. Penata Muda, golongan ruang III/a; dan Penata Muda Tingkat I, golongan
ruang III/b.
d. Penata Muda, golongan ruang II/a; dan Penata Muda Tingkat I, golongan
ruang II/b.
18. Pangkat, golongan ruang Jabatan Fungsional Pol pp Penyelia adalah:
a. Penata, golongan ruang II/c; dan Penata Tingkat I, golongan ruang II/d.
b. Penata, golongan ruang III/c; dan Penata Tingkat I, golongan ruang III/d.
c. Penata, golongan ruan I/c; dan Penata Tingkat I, golongan ruang I/d.
d. Penata, golongan ruang III/c
19. Pangkat, golongan ruang Jabatan Fungsional Pol pp pertama adalah:
a. Penata Muda, golongan ruang II/a; dan Penata Muda Tingkat I, golongan
ruang III/b.
b. Penata Muda, golongan ruang III/a; dan Penata Muda Tingkat I, golongan
ruang III/b.
c. Penata Muda, golongan ruang VI/a; dan Penata Muda Tingkat I, golongan
ruang IV/b.
d. Penata Muda, golongan ruang I/a; dan Penata Muda Tingkat I, golongan
ruang I/b.
20. Pangkat, golongan ruang Jabatan Fungsional Pol pp Muda adalah:
a. Penata, golongan ruang III/c; dan Penata Tingkat I, golongan ruang III/d.
b. Penata Muda, golongan ruang I/a; dan Penata Muda Tingkat I, golongan
ruang I/b
c. Penata, golongan ruan I/c; dan Penata Tingkat I, golongan ruang I/d.
d. Penata Muda, golongan ruang II/a; dan Penata Muda Tingkat I, golongan
ruang II/b.
21. Pangkat, golongan ruang Jabatan Fungsional Pol PP Madya adalah
a. Pembina, golongan ruang IV/a; Pembina Tingkat I, golongan ruang IV/b;
dan Pembina Utama Muda, golongan ruang IV/c.
b. Penata, golongan ruang III/c; dan Penata Tingkat I, golongan ruang III/d
c. Pembina, golongan ruang IV/a; Pembina Tingkat I, golongan ruang IV/b;
dan Pembina Utama Muda, golongan ruang IV/c.
d. Pembina, golongan ruang IV/b; Pembina Tingkat I, golongan ruang IV/c;
dan Pembina Utama Muda, golongan ruang IV/d.
22. Ditetapkan Pangkat, golongan ruang untuk masing-masing jenjang
Jabatan Fungsional Pol PP berdasarkan
a. jumlah Angka Kredit yang ditetapkan.
b. jumlah penegakan perda
c. jumlah penegakan tindakan yustisi
d. jumlah penegakan nonyustisi
23. Unsur dan sub unsur kegiatan Jabatan Fungsional Pol PP yang dapat
dinilai Angka Kreditnya, terdiri dari:
a. Unsur utama dan unsur penunjang
b. Unsur utama dan unsur penunjang serta unsur penegakan perda
c. Unsur utama dan unsur penunjang serta unsur pendidikan
d. Unsur utama dan unsur penunjang serta unsur pelatihan
24. unsur utama dalam kegiatan Jabatan Fungsional Pol PP yang dapat dinilai
Angka Kreditnya adalah :
a. penegakan Perda; penyelenggaraan Ketertiban Umum dan Ketenteraman
Masyarakat; dan pengembangan profesi.
b. pendidikan; penegakan Perda; penyelenggaraan Ketertiban Umum dan
Ketenteraman Masyarakat;
c. pendidikan; penegakan Perda; dan penyelenggaraan Ketertiban Umum
dan Ketenteraman Masyarakat;
d. pendidikan; penegakan Perda; penyelenggaraan Ketertiban Umum dan
Ketenteraman Masyarakat; dan pengembangan profesi.
25. Sub unsur pendidikan terdiri dari:
a. pendidikan sekolah dan memperoleh gelar/ijazah; diklat
fungsional/teknis di bidang tugas Pol PP
b. pendidikan sekolah dan memperoleh gelar/ijazah;
c. pendidikan sekolah dan memperoleh gelar/ijazah; diklat
fungsional/teknis di bidang tugas Pol PP dan memperoleh Surat Tanda
Tamat Pendidikan Dan Pelatihan (STTPP) atau sertifikat; dan diklat
Prajabatan.
d. pendidikan sekolah dan memperoleh gelar/ijazah; diklat
fungsional/teknis di bidang tugas Pol PP dan memperoleh Surat Tanda
Tamat Pendidikan Dan Pelatihan (STTPP) atau sertifikat;
26. Sub unsur penegakan Perda terdiri dari :
a. pelaksanaan penindakan yustisi, pelaksanaan penindakan non yustisi;
b. pelaksanaan penindakan yustisi, pelaksanaan penindakan non yustisi;
dan evaluasi penegakan Perda dan Peraturan Kepala Daerah.
c. pelaksanaan penindakan yustisi, dan evaluasi penegakan Perda dan
Peraturan Kepala Daerah.
d. pelaksanaan penindakan yustisi, pelaksanaan penindakan non yustisi;
dan evaluasi penegakan Perda/Peraturan Kepala Daerah serta
perlindungan masyarakat
27. Sub unsur penyelenggaraan Ketertiban Umum dan Ketentraman
Masyarakat terdiri dari:
a. pembuatan rencana induk (master plan); pelaksanaan patroli; pengamanan
dan pengawalan; pengendalian massa;
b. pembuatan rencana induk (master plan); pelaksanaan patroli; pengamanan
dan pengawalan; pengendalian massa; pendeteksian dini; dan fasilitasi
c. pembuatan rencana induk (master plan); pelaksanaan patroli; pengamanan
dan pengawalan; pengendalian massa; dan fasilitasi dan pemberdayaan
kapasitas serta penyelenggaraan perlindungan masyarakat.
d. pembuatan rencana induk (master plan); pelaksanaan patroli; pengamanan
dan pengawalan; pengendalian massa; pendeteksian dini; dan fasilitasi
dan pemberdayaan kapasitas serta penyelenggaraan perlindungan
masyarakat.

28. Sub unsur pengembangan profesi terdiri dari:


a. penerjemahan/penyaduran buku dan bahan lainnya di bidang tugas Pol
PP; dan penyusunan buku pedoman/ ketentuan pelaksanaan/ketentuan
teknis di bidang tugas Pol PP.
b. pembuatan Karya Tulis/Karya Ilmiah di bidang tugas Pol PP;
penerjemahan/penyaduran buku dan bahan lainnya di bidang tugas Pol
PP; dan penyusunan buku pedoman/ ketentuan pelaksanaan/ketentuan
teknis di bidang tugas Pol PP.
c. pembuatan Karya Tulis/Karya Ilmiah di bidang tugas Pol PP;
penerjemahan/penyaduran buku dan bahan lainnya di bidang tugas Pol
PP;
d. pembuatan Karya Tulis/Karya Ilmiah di bidang tugas Pol PP; dan
penyusunan buku pedoman/ ketentuan pelaksanaan/ketentuan teknis di
bidang tugas Pol PP.
29. Unsur penunjang sebagaimana dimaksud merupakan kegiatan yang
mendukung pelaksanaan tugas Pol PP, terdiri atas:
a. pengajar/pelatih pada diklat fungsional/teknis dibidang tugas Pol PP;
peran serta dalam seminar/lokakarya/konferensi dibidang tugas Pol PP;
keanggotaan dalam Organisasi Profesi; keanggotaan dalam Tim Penilai;
perolehan Penghargaan/Tanda Jasa;
b. pengajar/pelatih pada diklat fungsional/teknis dibidang tugas Pol PP;
peran serta dalam seminar/lokakarya/konferensi dibidang tugas Pol PP;
keanggotaan dalam Organisasi Profesi; perolehan Penghargaan/Tanda
Jasa; dan perolehan ijazah/gelar kesarjanaan lainnya.
c. peran serta dalam seminar/lokakarya/konferensi dibidang tugas Pol PP;
keanggotaan dalam Organisasi Profesi; keanggotaan dalam Tim Penilai;
perolehan Penghargaan/Tanda Jasa; dan perolehan ijazah/gelar
kesarjanaan lainnya.
d. pengajar/pelatih pada diklat fungsional/teknis dibidang tugas Pol PP;
peran serta dalam seminar/lokakarya/konferensi dibidang tugas Pol PP;
keanggotaan dalam Organisasi Profesi; keanggotaan dalam Tim Penilai;
perolehan Penghargaan/Tanda Jasa; dan perolehan ijazah/gelar
kesarjanaan lainnya.
30. Unsur Dan Rincian Kegiatan Yang Dinilai Dalam Pemberian Angka Kredit
kegiatan Jabatan Fungsional Pol PP sesuai sub unsur, penegakan perda
adalah:
a. melakukan tindakan yustisi; menjadi saksi dalam persidangan;
melakukan tindakan non yustisi; mengikuti sosialisasi Perda/Peraturan
Kepala Daerah; melakukan analisis aspek sanksi dalam penegakan Perda;
mengikuti penyusunan Perda/Peraturan Kepala Daerah; dan
mengevaluasi permasalahan penegakan Perda/Peraturan Kepala Daerah.
b. melakukan tindakan yustisi; menjadi saksi dalam penyidikan; menjadi
saksi dalam persidangan; melakukan tindakan non yustisi; melakukan
analisis aspek sanksi dalam penegakan Perda; mengikuti penyusunan
Perda/Peraturan Kepala Daerah; dan mengevaluasi permasalahan
penegakan Perda/Peraturan Kepala Daerah.
c. melakukan tindakan yustisi; menjadi saksi dalam penyidikan; menjadi
saksi dalam persidangan; melakukan tindakan non yustisi; mengikuti
sosialisasi Perda/Peraturan Kepala Daerah; melakukan analisis aspek
sanksi dalam penegakan Perda; mengikuti penyusunan Perda/Peraturan
Kepala Daerah
d. melakukan tindakan yustisi; menjadi saksi dalam penyidikan; menjadi
saksi dalam persidangan; melakukan tindakan non yustisi; mengikuti
sosialisasi Perda/Peraturan Kepala Daerah; melakukan analisis aspek
sanksi dalam penegakan Perda; mengikuti penyusunan Perda/Peraturan
Kepala Daerah; dan mengevaluasi permasalahan penegakan
Perda/Peraturan Kepala Daerah.
31. Unsur Dan Rincian Kegiatan Yang Dinilai Dalam Pemberian Angka Kredit
kegiatan Jabatan Fungsional Pol PP sesuai sub unsur, Penyelenggaraan
Ketertiban Umum dan Ketentraman Masyarakat,adalah:
a. menyusun rencana program; melakukan evaluasi kegiatan; melakukan
patroli; melakukan pengamanan; melakukan pengawalan; melakukan
pengendalian massa; melakukan deteksi dini; melakukan pendataan dan
pelatihan satlinmas; dan melakukan mobilisasi linmas
b. menyusun rencana program; melakukan evaluasi kegiatan; melakukan
patroli; melakukan pengamanan; melakukan pengawalan; melakukan
pengendalian massa, melakukan pendataan dan pelatihan satlinmas; dan
melakukan mobilisasi linmas
c. menyusun rencana program; melakukan evaluasi kegiatan; melakukan
patroli; melakukan pengamanan; melakukan pengawalan; melakukan
pengendalian massa; melakukan pendataan dan pelatihan satlinmas; dan
melakukan mobilisasi linmas
d. menyusun rencana program; melakukan evaluasi kegiatan; melakukan
patroli; melakukan pengawalan; melakukan pengendalian massa;
melakukan deteksi dini; melakukan pendataan dan pelatihan satlinmas;
dan melakukan mobilisasi linmas
32. Apabila pada suatu unit kerja tidak terdapat Pol PP yang sesuai dengan
jenjang jabatannya untuk melaksanakan kegiatan penegakan perda dan
penyelenggaraan ketertiban umum dan ketentraman masyarakat, maka Pol
PP yang berada satu tingkat di atas atau satu tingkat di bawah jenjang
jabatannya dapat melaksanakan kegiatan tersebut berdasarkan
a. penugasan secara langsung dari pimpinan unit kerja yang bersangkutan.
b. penugasan secara tidak tertulis dari pimpinan unit kerja yang
bersangkutan
c. penugasan secara lisan dari pimpinan unit kerja yang bersangkutan
d. penugasan secara tertulis dari pimpinan unit kerja yang bersangkutan

33. Apabila pada suatu unit kerja tidak terdapat Pol PP yang sesuai dengan
jenjang jabatannya untuk melaksanakan kegiatan penegakan perda dan
penyelenggaraan ketertiban umum dan ketentraman masyarakat, maka Pol
PP yang berada satu tingkat di atas atau satu tingkat di bawah jenjang
jabatannya dapat melaksanakan kegiatan tersebut berdasarkan penugasan
secara tertulis dari pimpinan unit kerja yang bersangkutan dinilai sebagai
a. Pol pp berbakti
b. Pol pp kinerja terbaik
c. Pol pp bernilai baik
d. Nilai tambahan
34. Pol PP yang melaksanakan kegiatan satu tingkat di bawah jenjang
jabatannya, Angka Kredit yang diperoleh ditetapkan sebesar:
a. 20 angka kredit
b. 10 angka kredit
c. 100 %
d. 80%
35. Pol PP yang melaksanakan kegiatan satu tingkat di atas jenjang
jabatannya, Angka Kredit yang diperoleh ditetapkan sebesar:
a. 20 angka kredit
b. 10 angka kredit
c. 100 %
d. 80%
36. Pada awal, tahun setiap Pol PP wajib menyusun
a. Sasaran kerja pegawai (Skp) yang akan dijalankan dalam 1 tahun berjalan
b. Sasaran kerja pegawai (Skp) yang akan dijalankan dalam 2 tahun berjalan
c. Sasaran kerja pegawai (Skp) yang akan dijalankan dalam 3 tahun berjalan
d. Sasaran kerja pegawai (Skp) yang akan dijalankan dalam 6 bln berjalan
37. SKP disusun berdasarkan tugas pokok Pol PP, sesuai
a. jenjang jabatannya
b. jenjang jabatannya dan tugas
c. jenjang jabatannya dan tugas pol pp
d. jenjang jabatannya sesuai angka kredit yang di prioritaskan
38. SKP yang telah disusun harus disetujui dan ditetapkan oleh
a. Pimpinan unit kerja dan/atau atasan langsung.
b. Pimpinan unit kerja dan/atau atasan langsung propinsi
c. Pimpinan unit kerja dan/atau atasan langsung kabupaten
d. Pimpinan unit kerja dan/atau atasan langsung pusat
39. Untuk kepentingan dinas, SKP yang telah disetujui dan ditetapkan dapat
dilakukan:
a. Penyesuaian
b. Penyesuain oleh pimpinan
c. Penyesuaian oleh kepala satpol pp
d. Penyesuaian oleh bupati
40. Jumlah Angka Kredit kumulatif paling rendah yang harus dipenuhi untuk
dapat diangkat dalam jabatan dan kenaikan jabatan/pangkat Pol PP
a. paling rendah 80% (delapan puluh persen) Angka Kredit berasal dari
unsur utama, tidak termasuk unsur pendidikan; dan paling tinggi 20%
(dua puluh persen) Angka Kredit berasal dari unsur penunjang.
b. paling rendah 80% (delapan puluh persen) Angka Kredit berasal dari
unsur utama, dan termasuk unsur pendidikan; dan paling tinggi 20%
(dua puluh persen) Angka Kredit tidak berasal dari unsur penunjang.
c. paling rendah 80% (delapan puluh persen) Angka Kredit berasal dari
unsur utama, tidak termasuk unsur pendidikan
d. paling tinggi 20% (dua puluh persen) Angka Kreditberasal dari unsur
penunjang.
41. Pol PP Pertama, pangkat Penata Muda Tingkat I, golongan ruang III/b yang
akan naik jabatan dan pangkat menjadi Pol PP Muda pangkat Penata,
golongan ruang III/c, Angka Kredit yang disyaratkan paling kurang
a. 2 (dua) berasal dari sub unsur pengembangan profesi.
b. 2 (dua) berasal dari sub unsur pengembangan karir.
c. 2 (dua) berasal dari sub unsur pendidikan.
d. 2 (dua) berasal dari sub unsur penegakan perda.

42. Pol PP Muda, pangkat Penata, golongan ruang III/c yang akan naik
pangkat menjadi Penata Tingkat I, golongan ruang III/d, Angka Kredit yang
disyaratkan paling kurang
a. 4 (dua) berasal dari sub unsur pengembangan profesi.
b. 1 (dua) berasal dari sub unsur pengembangan karir.
c. 3 (dua) berasal dari sub unsur pendidikan.
d. 6 (dua) berasal dari sub unsur penegakan perda.
43. Pol PP Muda, pangkat Penata Tingkat I, golongan ruang III/d yang akan
naik jabatan dan pangkat menjadi Pol PP Madya pangkat Pembina,
golongan ruang IV/a, Angka Kredit yang disyaratkan paling kurang
a. 6 (enam) berasal dari sub unsur pengembangan profesi.
b. 4 (empat) berasal dari sub unsur pengembangan profesi.
c. 2(dua) berasal dari sub unsur pengembangan profesi.
d. 8(delapan) berasal dari sub unsur pengembangan profesi.
44. Pol PP Madya, pangkat Pembina, golongan ruang IV/a yang akan naik
pangkat menjadi Pembina Tingkat I, golongan ruang IV/b, Angka Kredit
yang disyaratkan paling kurang
a. 2 (dua) berasal dari sub unsure pengembangan profesi.
b. 8 (delapan) berasal dari sub unsure pengembangan profesi.
c. 4 (empat) berasal dari sub unsure pengembangan profesi.
d. 6 (enam) berasal dari sub unsure pengembangan profesi.
45. Pol PP Madya, pangkat Pembina Tingkat I, golongan ruang IV/b yang akan
naik pangkat menjadi Pembina Utama Muda, golongan ruang IV/c, Angka
Kredit yang disyaratkan paling kurang
a. 12 (duabelas) berasal dari sub unsur pengembangan profesi.
b. 8 (delapan) berasal dari sub unsur pengembangan profesi.
c. 10 (sepuluh) berasal dari sub unsur pengembangan profesi.
d. 4 (empat) berasal dari sub unsur pengembangan profesi.

46. Pol PP yang memiliki Angka Kredit melebihi Angka Kredit yang disyaratkan
untuk kenaikan jabatan dan/atau pangkat setingkat lebih tinggi, kelebihan
Angka Kredit tersebut dapat diperhitungkan untuk
a. kenaikan jabatan dan/atau pangkat berikutnya.
b. kenaikan jabatan dan/atau pangkat untuk peñata muda golongan III/a
c. kenaikan jabatan dan/atau pangkat berikutnya menjadi kepala satpol pp
d. kenaikan jabatan dan/atau pangkat berikutnya menjadi wakil ketua
satpol pp
47. Pol PP yang pada tahun pertama telah memenuhi atau melebihi Angka
Kredit yang disyaratkan untuk kenaikan jabatan dan/atau pangkat dalam
masa pangkat yang didudukinya, pada tahun kedua dan seterusnya
diwajibkan mengumpulkan paling rendah:
a. 20% (dua puluh persen) Angka Kredit dari jumlah Angka Kredit yang
disyaratkan untuk kenaikan jabatan dan/atau pangkat setingkat lebih
tinggi yang berasal dari tugas pokok.
b. 20% (dua puluh persen) Angka Kredit dari jumlah Angka Kredit yang
disyaratkan untuk kenaikan jabatan dan/atau pangkat setingkat lebih
tinggi yang berasal dari unsur.penunjang
c. 80 % (delapan puluh persen) Angka Kredit dari jumlah Angka Kredit
yang disyaratkan untuk kenaikan jabatan dan/atau pangkat setingkat
lebih tinggi yang berasal dari tugas pokok.
d. 20% (dua puluh persen) Angka Kredit dari jumlah Angka Kredit yang
disyaratkan untuk kenaikan jabatan dan/atau pangkat setingkat lebih
tinggi yang berasal dari sub unsur pendidikan.
48. Pol PP Penyelia, pangkat Penata Tingkat I, golongan ruang III/d, setiap
tahun sejak menduduki pangkatnya, wajib mengumpulkan paling rendah
a. 10 (sepuluh) Angka Kredit dari kegiatan tugas pokok.
b. 20% (dua puluh persen) Angka Kredit dari jumlah Angka Kredit yang
disyaratkan untuk kenaikan jabatan dan/atau pangkat setingkat lebih
tinggi yang berasal dari unsur.penunjang
c. 80 % (delapan puluh persen) Angka Kredit dari jumlah Angka Kredit yang
disyaratkan untuk kenaikan jabatan dan/atau pangkat setingkat lebih
tinggi yang berasal dari tugas pokok.
d. 20% (dua puluh persen) Angka Kredit dari jumlah Angka Kredit yang
disyaratkan untuk kenaikan jabatan dan/atau pangkat setingkat lebih
tinggi yang berasal dari sub unsur pendidikan.
49. Pol PP Madya, pangkat Pembina Utama Muda, golongan ruang IV/c, setiap
tahun sejak menduduki pangkatnya, wajib mengumpulkan paling rendah
a. 20 (dua puluh) Angka Kredit dari kegiatan tugas pokok dan
pengembangan profesi.
b. 10 (sepuluh) Angka Kredit dari kegiatan tugas pokok.
c. 20% (dua puluh persen) Angka Kredit dari jumlah Angka Kredit yang
disyaratkan untuk kenaikan jabatan dan/atau pangkat setingkat lebih
tinggi yang berasal dari unsur.penunjang
d. 80 % (delapan puluh persen) Angka Kredit dari jumlah Angka Kredit yang
disyaratkan untuk kenaikan jabatan dan/atau pangkat setingkat lebih
tinggi yang berasal dari tugas pokok.
50. Untuk kelancaran penilaian dan penetapan Angka Kredit, setiap Pol PP
wajib:
a. mengusulkan Daftar Usulan Penilaian dan Penetapan Angka Kredit
(DUPAK).
b. menginventarisasi seluruh kegiatan yang dilakukan dan mengusulkan
Daftar Usulan Penilaian dan Penetapan Angka Kredit (DUPAK).
c. Mencatat seluruh kegiatan yang dilakukan dan mengusulkan Daftar
Usulan Penilaian dan Penetapan Angka Kredit (DUPAK).
d. mencatat, menginventarisasi seluruh kegiatan yang dilakukan dan
mengusulkan Daftar Usulan Penilaian dan Penetapan Angka Kredit
(DUPAK).
51. Setiap Pol PP mengusulkan secara hirarki kepada atasannya DUPAK paling
sedikit;
a. 1 (satu) kali setiap bulan.
b. 1 (satu) kali setiap tahun.
c. 1 (satu) kali setiap 6 bulan.
d. 1 (satu) kali setiap 2 tahun.
52. Pol PP yang dapat dipertimbangkan kenaikan pangkatnya, penilaian dan
penetapan Angka Kredit dilakukan
a. 3 (tiga) bulan sesudah periode kenaikan pangkat PNS ditetapkan.
b. 6 (enam) bulan sebelum periode kenaikan pangkat PNS ditetapkan.
c. 1 (bulan) bulan sebelum periode kenaikan pangkat PNS ditetapkan.
d. 3 (tiga) bulan sebelum periode kenaikan pangkat PNS ditetapkan.
53. Pejabat yang Berwenang Menetapkan Angka Kredit Direktur Jenderal
Pemerintahan Umum atau Pejabat eselon II yang ditunjuk yang
membidangi Pol PP bagi Pol PP Madya pangkat Pembina Tingkat I golongan
ruang IV/b dan pangkat Pembina Utama Muda golongan ruang IV/c, di
lingkungan
a. Provinsi saja
b. Provinsi dan Kabupaten/Kota di provinsi
c. Provinsi dan Kabupaten/Kota.
d. Provinsi dan Kabupaten/Kota dan kecamatan
54. Kepala Satpol PP Provinsi bagi Pol PP Pelaksana Pemula pangkat Pengatur
Muda golongan ruang II/a sampai dengan Pol PP Penyelia pangkat Penata
Tingkat I golongan ruang III/d dan Pol PP Pertama pangkat Penata Muda
golongan ruang III/a sampai dengan Pol PP Madya pangkat Pembina
golongan ruang IV/a dilingkungan
a. Provinsi
b. Provinsi dan Kabupaten/Kota di provinsi
c. Provinsi dan Kabupaten/Kota.
d. Provinsi dan Kabupaten/Kota dan kecamatan

55. Kepala Satpol PP Kabupaten/Kota bagi Pol PP Pelaksana Pemula pangkat


Pengatur Muda golongan ruang II/a sampai dengan Pol PP Penyelia
pangkat Penata Tingkat I golongan ruang III/d dan Pol PP Pertama pangkat
Penata Muda golongan ruang III/a sampai dengan Pol PP Madya pangkat
Pembina golongan ruang IV/a dilingkungan
a. Kabupaten/Kota.
b. Provinsi dan Kabupaten/Kota di provinsi
c. Provinsi dan Kabupaten/Kota.
d. Provinsi dan Kabupaten/Kota dan kecamatan
56. Dalam menjalankan kewenangannya pejabat yang berwenang
menetapkan Angka Kredit sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19,
dibantu oleh:
a. Tim Penilai bagi Direktur Jenderal Pemerintahan Umumatau Pejabat
eselon II yang ditunjuk yang membidangi Pol PP, yang selanjutnya
disebut Tim Penilai Pusat. Tim Penilai bagi Kepala Satpol PP Provinsi,
yang selanjutnya disebut Tim Penilai Provinsi.Tim Penilai bagi Kepala
Satpol PP Kabupaten/Kota, yangSelanjutnya disebut Tim Penilai
Kabupaten/Kota.
b. Tim Penilai bagi Direktur Jenderal Pemerintahan Umumatau Pejabat
eselon II yang ditunjuk yang membidangi Pol PP, yang selanjutnya
disebut Tim Penilai propinsi. Tim Penilai bagi Kepala Satpol PP Provinsi,
yang selanjutnya disebut Tim Penilai kabupaten.Tim Penilai bagi Kepala
Satpol PP Kabupaten/Kota, yangSelanjutnya disebut Tim Penilai pusat.
c. Tim Penilai bagi Kepala Satpol PP Provinsi, yang selanjutnya disebut Tim
Penilai Provinsi.Tim Penilai bagi Kepala Satpol PP Kabupaten/Kota,
yangSelanjutnya disebut Tim Penilai Kabupaten/Kota.
d. Tim Penilai bagi Kepala Satpol PP Kabupaten/Kota, yangSelanjutnya
disebut Tim Penilai Kabupaten/Kota.
57. Tim penilai pusat terdiri dari unsur
a. teknis yang membidangi Jabatan Fungsional Pol PP,
b. teknis yang membidangi Jabatan Fungsional Pol PP, unsur kepegawaian,
c. teknis yang membidangi Jabatan Fungsional Pol PP, unsur kepegawaian,
dan pejabat yang memiliki kompetensi di bidang Pol PP
d. teknis yang membidangi Jabatan Fungsional Pol PP, unsur kepegawaian,
dan pejabat yang memiliki kompetensi di bidang satpol pp

58. Tim Penilai Provinsi dan Tim Penilai Kabupaten/Kota terdiri dari unsure
a. Tim Penilai terdiri dari unsur teknis yang membidangi Jabatan Fungsional
Pol PP, polisi, unsur kepegawaian, dan Pol PP
b. Tim Penilai terdiri dari unsur teknis yang membidangi Jabatan Fungsional
Pol PP, polisi, tentara, unsur kepegawaian, dan Pol PP
c. Tim Penilai terdiri dari unsur teknis yang membidangi Jabatan
Fungsional, unsur kepegawaian, dan Pol PP
d. Tim Penilai terdiri dari unsur teknis yang membidangi Jabatan Fungsional
Pol PP, unsur kepegawaian, dan Pol PP
59. keanggotaan Tim Penilai adalah
a. seorang ketua; seorang wakil ketua merangkap anggota; seorang
sekretaris merangkap anggota; paling kurang 4 (empat) anggota.
b. seorang ketua; seorang wakil ketua; seorang sekretaris merangkap
anggota; paling kurang 4 (empat) anggota.
c. seorang ketua merangkap anggota; seorang wakil ketua merangkap
anggota; seorang sekretaris merangkap anggota; paling kurang 4 (empat)
anggota.
d. seorang ketua merangkap anggota; seorang wakil ketua merangkap
anggota; seorang sekretaris merangkap anggota; paling kurang 6 (enam)
anggota.
60. Sekretaris keanggotaan tim penilai harus berasal dari unsure ?
a. Kepegawaian
b. Pol pp
c. Tenaga Kontrak
d. Tenaga teknis
61. Jumlah Anggota Tim Penilai Provinsi dan Tim Penilai Kabupaten/Kota
paling kurang dua orang berasal dari unsure
a. Kepegawaian
b. Pol pp
c. Tenaga Kontrak
d. Tenaga teknis
62. Apabila anggota tim penilai tidak dapat dipenuhi dari Pol PP, maka anggota
Tim Penilai dapat diangkat dari
a. PNS provinsi yang memiliki kompetensi untuk menilai prestasi kerja Pol
PP.
b. PNS kabupaten terdekat yang memiliki kompetensi untuk menilai
prestasi kerja Pol PP.
c. PNS lain yang memiliki kompetensi untuk menilai prestasi kerja Pol PP.
d. Pol pp kabupaten lain yang memiliki kompetensi untuk menilai prestasi
kerja Pol PP.
63. Syarat untuk menjadi Anggota tim penilai adalah :
a. menduduki jabatan/pangkat paling tinggi sama dengan
jabatan/pangkat Pol PP yang dinilai; memiliki keahlian serta mampu
untuk menilai prestasi kerja Pol PP; dan dapat aktif melakukan
pemberian saran.
b. menduduki jabatan/pangkat paling rendah sama dengan
jabatan/pangkat Pol PP yang dinilai; memiliki keahlian serta mampu
untuk menilai prestasi kerja Pol PP; dan dapat aktif melakukan
penilaian.
c. menduduki jabatan/pangkat paling rendah sama dengan
jabatan/pangkat Pol PP yang dinilai; dan dapat aktif melakukan
penilaian.
d. menduduki jabatan/pangkat paling rendah sama dengan
jabatan/pangkat Pol PP yang dinilai; memiliki keahlian serta mampu
untuk menilai prestasi kerja Pol PP
64. Apabila Tim Penilai Kabupaten/Kota belum terbentuk karena belum
memenuhi syarat keanggotaan Tim Penilai yang ditentukan, maka
penilaian Angka Kredit Pol PP dapat dimintakan kepada
a. Kabupaten/Kota lain terdekat atau Tim Penilai Provinsi atau Tim Penilai
Pusat.
b. Tim Penilai Provinsi atau Tim Penilai Pusat
c. Tim Penilai Provinsi
d. Tim Penilai Pusat
65. Apabila Tim Penilai provinsi belum terbentuk karena belum memenuhi
syarat keanggotaan Tim Penilai yang ditentukan, maka penilaian Angka
Kredit Pol PP dapat dimintakan kepada
a. Tim Penilai Provinsi lain
b. Tim Penilai Pusat.
c. Tim Penilai Provinsi lain terdekat atau Tim Penilai Pusat ataupun
kabupaten
d. Tim Penilai Provinsi lain terdekat atau Tim Penilai Pusat.
66. Pembentukan dan susunan Anggota Tim Penilai ditetapkan oleh
a. Direktur Jenderal Pemerintahan Umum atau pejabat eselon III yang
ditunjuk yang membidangi Pol PP untuk Tim Penilai Pusat. Kepala Satpol
PP Provinsi untuk Tim Penilai Provinsi. bupati untuk Tim Penilai
Kabupaten/Kota.
b. Direktur Jenderal Pemerintahan Umum atau pejabat eselon II yang
ditunjuk yang membidangi Pol PP untuk Tim Penilai Pusat. Kepala Satpol
PP Provinsi untuk Tim Penilai Provinsi. Kepala Satpol PP Kabupaten/Kota
untuk Tim Penilai Kabupaten/Kota.
c. Direktur Jenderal Pemerintahan Umum atau pejabat eselon II yang
ditunjuk yang membidangi Pol PP untuk Tim Penilai Pusat. gubernur
untuk Tim Penilai Provinsi. Kepala Satpol PP Kabupaten/Kota untuk Tim
Penilai Kabupaten/Kota.
d. Direktur Jenderal Pemerintahan Umum atau pejabat eselon I yang
ditunjuk yang membidangi Pol PP untuk Tim Penilai Pusat. Kepala Satpol
PP Provinsi untuk Tim Penilai Provinsi. Kepala Satpol PP Kabupaten/Kota
untuk Tim Penilai Kabupaten/Kota.
67. Masa jabatan Anggota Tim Penilai yaitu
a. satu tahun dan dapat diangkat kembali untuk masa jabatan berikutnya.
b. dua tahun dan dapat diangkat kembali untuk masa jabatan berikutnya.
c. tiga tahun dan dapat diangkat kembali untuk masa jabatan berikutnya.
d. empat tahun dan dapat diangkat kembali untuk masa jabatan berikutnya.
68. PNS yang telah menjadi Anggota Tim Penilai dalam 2 (dua) masa jabatan
berturut-turut, dapat diangkat kembali setelah
a. melampaui masa tenggang waktu 1 masa jabatan.
b. melampaui masa tenggang waktu 2 masa jabatan.
c. melampaui masa tenggang waktu 3 masa jabatan.
d. melampaui masa tenggang waktu 4 masa jabatan.
69. Dalam hal terdapat Anggota Tim Penilai yang ikut dinilai, maka
a. Ketua Tim Penilai dapat mengangkat Anggota Tim Penilai Pengganti.
b. Ketua Tim Penilai dapat mengangkat Anggota Tim Penilai Pengganti kab
lain.
c. Ketua Tim Penilai dapat mengangkat Anggota Tim Penilai Pengganti dari
provinsi.
d. Ketua Tim Penilai dapat mengangkat Anggota Tim Penilai Pengganti dari
pusat.
70. Tata kerja Tim Penilai dan tata cara penilaian Angka Kredit Pol PP
ditetapkan oleh
a. Menteri Dalam Negeri selaku pimpinan instansi pembina.
b. BKN.
c. Presiden.
d. Menteri luar Negeri selaku pimpinan instansi pembina.
71. Bagi Pol PP Pelaksana Pemula pangkat Pengatur Muda golongan ruang II/a
sampai dengan Pol PP Penyelia pangkat Penata Tingkat I golongan ruang
III/d dan Pol PP Pertama pangkat Penata Muda golongan ruang III/a
sampai dengan Pol PP Madya pangkat Pembina golongan ruang IV/a, di
lingkungan Provinsi Usulan penetapan angka kredit Pol PP diajukan oleh:
a. Sekretaris Satpol PP Provinsi kepada Kepala Satpol PP pusat
b. Sekretaris Satpol PP Provinsi kepada Kepala Satpol PP Provinsi
c. Sekretaris Satpol PP Provinsi kepada gubermur
d. Sekretaris Satpol PP Provinsi kepada menteri dalam negeri

72. bagi Pol PP Madya pangkat Pembina Tingkat I golongan ruang IV/b dan
pangkat Pembina Utama Muda golongan ruang IV/c, di lingkungan
Provinsi dan Kabupaten/Kota Usulan penetapan angka kredit Pol PP
diajukan oleh:
a. Sekretaris Satpol PP Provinsi kepada Kepala Satpol PP pusat
b. Sekretaris Satpol PP Provinsi kepada Kepala Satpol PP Provinsi
c. Kepala Satpol PP Provinsi, Kepala Satpol PP Kabupaten/Kota kepada
Direktur Jenderal Pemerintahan Umum atau Pejabat eselon II yang
ditunjuk yang membidangi Pol PP
d. Kepala Satpol PP Provinsi, Kepala Satpol PP Kabupaten/Kota kepada
menteri dalam negeri
73. Bagi Pol PP Pelaksana Pemula pangkat Pengatur Muda golongan ruang II/a
sampai dengan Pol PP Penyelia pangkat Penata Tingkat I golongan ruang
III/d dan Pol PP Pertama pangkat Penata Muda golongan ruang III/a
sampai dengan Pol PP Madya pangkat Pembina golongan ruang IV/a, di
lingkungan Kabupaten/KotaUsula n penetapan angka kredit Pol PP
diajukan oleh
a. Sekretaris Satpol PP Provinsi kepada Kepala Satpol PP pusat
b. Sekretaris Satpol PP Provinsi kepada Kepala Satpol PP Provinsi
c. Kepala Satpol PP Provinsi, Kepala Satpol PP Kabupaten/Kota kepada
Direktur Jenderal Pemerintahan Umum atau Pejabat eselon II yang
ditunjuk yang membidangi Pol PP
d. Satpol PP Kabupaten/Kota kepada Kepala Satpol PP Kabupaten/Kota
74. Angka Kredit yang ditetapkan oleh pejabat yang berwenang menetapkan
Angka Kredit, digunakan untuk
a. mempertimbangkan inpassing Pol PP sesuai dengan peraturan
perundang-undangan
b. mempertimbangkan dana pensiunan sesuai dengan peraturan
perundang-undangan
c. mempertimbangkan kenaikan jabatan/pangkat Pol PP sesuai dengan
peraturan perundang-undangan
d. mempertimbangkan komisi Pol PP diakhir tahun sesuai dengan
peraturan perundang-undangan
75. Pejabat yang berwenang mengangkat dalam Jabatan Fungsional Pol PP
adalah
a. pejabat yang berwenang sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
b. presiden
c. kepala satuan polisi pamong praja
d. pejabat BKN sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
76. Pengangkatan pertama kali dalam Jabatan Fungsional Pol PP Tingkat
Terampil harus memenuhi syarat:
a. pangkat paling rendah pengatur muda/ gol IIa, tinggi badan paling
kurang 160 sentimeter untuk laki-laki dan 155 sentimeter untuk
perempuan, sehat jasmani dan rohani, mengikuti dan lulus Diklat Dasar
Pol PP; dan nilai prestasi kerja paling rendah bernilai baik dalam 1 (satu)
tahun terakhir;
b. Berijasah paling rendah SLTA sesuai kualifikasi menteri dalam negeri,
pangkat paling rendah pengatur muda/ gol IIa , sehat jasmani dan
rohani, mengikuti dan lulus Diklat Dasar Pol PP; dan nilai prestasi kerja
paling rendah bernilai baik dalam 1 (satu) tahun terakhir;
c. Berijasah paling rendah SLTA sesuai kualifikasi menteri dalam negeri,
pangkat paling rendah pengatur muda/ gol IIa, tinggi badan paling
kurang 160 sentimeter untuk laki-laki dan 155 sentimeter untuk
perempuan, sehat jasmani dan rohani, mengikuti dan lulus Diklat Dasar
Pol PP; dan nilai prestasi kerja paling rendah bernilai baik dalam 1 (satu)
tahun terakhir;
d. Berijasah paling rendah SLTA sesuai kualifikasi menteri dalam negeri,
pangkat paling rendah pengatur muda/ gol IIa, tinggi badan paling
kurang 160 sentimeter untuk laki-laki dan 155 sentimeter untuk
perempuan, sehat jasmani dan rohani, mengikuti dan lulus Diklat Dasar
Pol PP;
77. Pengangkatan pertama kali dalam Jabatan Fungsinal Pol PP Tingkat Ahli
harus memenuhi syarat:
a. pangkat paling rendah pengatur muda/ gol IIa, tinggi badan paling
kurang 160 sentimeter untuk laki-laki dan 155 sentimeter untuk
perempuan, sehat jasmani dan rohani, mengikuti dan lulus Diklat Dasar
Pol PP; dan nilai prestasi kerja paling rendah bernilai baik dalam 1 (satu)
tahun terakhir;
b. Berijasah paling rendah SLTA sesuai kualifikasi menteri dalam negeri,
pangkat paling rendah pengatur muda/ gol IIa , sehat jasmani dan rohani,
mengikuti dan lulus Diklat Dasar Pol PP; dan nilai prestasi kerja paling
rendah bernilai baik dalam 1 (satu) tahun terakhir;
c. berijazah paling rendah Sarjana (S1)/Diploma IV dibidang Ilmu
Pemerintahan, Sosial, Politik, Hukum, Ekonomi dan bidang ilmu lain yang
ditetapkan oleh Menteri Dalam Negeri selaku pimpinan instansi
pembina;pangkat paling rendah penata muda/ gol IIIa, tinggi badan
paling kurang 160 sentimeter untuk laki-laki dan 155 sentimeter untuk
perempuan, sehat jasmani dan rohani, mengikuti dan lulus Diklat Dasar
Pol PP; dan nilai prestasi kerja paling rendah bernilai baik dalam 1 (satu)
tahun terakhir;
d. Berijasah paling rendah SLTA sesuai kualifikasi menteri dalam negeri,
pangkat paling rendah pengatur muda/ gol IIa, tinggi badan paling
kurang 160 sentimeter untuk laki-laki dan 155 sentimeter untuk
perempuan, sehat jasmani dan rohani, mengikuti dan lulus Diklat Dasar
Pol PP;

78. Pengangkatan Pertama dalam jabatan fungsional POL PP adalah


pengangkatan untuk mengisi lowongan formasi Jabatan Fungsional Pol PP
melalui
a. pengangkatan Calon PNS
b. diklat jabatan
c. diklat fungsional
d. diklat teknis jabatan fungsional
79. paling lama berapa tahun Calon PNS dengan formasi Jabatan Fungsional
Pol PP setelah diangkat sebagai PNS
a. paling lama 3 tahun harus mengikuti dan lulus Diklat Dasar Pol PP
b. paling lama 2 tahun harus mengikuti dan lulus Diklat Dasar Pol PP
c. paling lama 4 tahun harus mengikuti dan lulus Diklat Dasar Pol PP
d. paling lama 1 tahun harus mengikuti dan lulus Diklat Dasar Pol PP

80. diangkatnya PNS dalam Jabatan Fungsional Pol PP yang telah mengikuti
dan lulus diklat adalah :
a. paling lama 1 tahun
b. paling lama 2 tahun
c. paling lama 3 tahun
d. paling lama 4 tahun

81. Pengangkatan dari jabatan lain ke dalam Jabatan Fungsional Pol PP


harus memenuhi syarat:
a. sebagaimana dimaksud dalam Pasal 28 ayat (1) dan ayat (2); tersedia
formasi untuk Jabatan Fungsional Pol PP; memiliki pengalaman di bidang
tugas Pol PP paling kurang 2 (dua) tahun; dan usia paling tinggi 50 (lima
puluh) tahun.
b. tersedia formasi untuk Jabatan Fungsional Pol PP; memiliki pengalaman
di bidang tugas Pol PP paling kurang 2 (dua) tahun; dan usia paling tinggi
50 (lima puluh) tahun.
c. tersedia formasi untuk Jabatan Fungsional Pol PP; memiliki pengalaman
di bidang tugas Pol PP paling kurang 2 (dua) tahun; dan usia paling tinggi
48 tahun.
d. sebagaimana dimaksud dalam Pasal 28 ayat (1) dan ayat (2); tersedia
formasi untuk Jabatan Fungsional Pol PP; memiliki pengalaman di bidang
tugas Pol PP paling kurang 2 (dua) tahun; dan usia paling tinggi 55 tahun.
82. Jumlah Angka Kredit Pengangkatan dari jabatan lain ke dalam Jabatan
Fungsional Pol PP ditetapkan dari unsure
a. Unsure utama
b. Unsure pendidikan
c. Unsure penunjang
d. Unsure utama dan unsure penunjang

83. Syarat Pol PP Tingkat Terampil yang memperoleh ijazah Sarjana


(S1)/Diploma IV dapat diangkat dalam jabatan Pol PP Tingkat Ahli, adalah

a. tersedia formasi untuk Pol PP Tingkat Ahli; ijazah yang dimiliki sesuai
dengan kualifikasi bidang Ilmu yang ditetapkan oleh Menteri Dalam
Negeri selaku pimpinan instansi pembina; mengikuti dan lulus diklat
fungsional Pol PP Tingkat Ahli; dan memenuhi jumlah Angka Kredit
kumulatif yang ditentukan.
b. tersedia formasi untuk Pol PP Tingkat Ahli; ijazah yang dimiliki sesuai
dengan kualifikasi bidang Ilmu yang ditetapkan oleh Menteri Dalam
Negeri selaku pimpinan instansi pembina; dan memenuhi jumlah Angka
Kredit kumulatif yang ditentukan
c. ijazah yang dimiliki sesuai dengan kualifikasi bidang Ilmu yang
ditetapkan oleh Menteri Dalam Negeri selaku pimpinan instansi
pembina; mengikuti dan lulus diklat fungsional Pol PP Tingkat Ahli; dan
memenuhi jumlah Angka Kredit kumulatif yang ditentukan
d. tersedia formasi untuk Pol PP Tingkat Ahli; ijazah yang dimiliki sesuai
dengan kualifikasi bidang Ilmu yang ditetapkan oleh Menteri Dalam
Negeri selaku pimpinan instansi pembina; mengikuti dan lulus diklat
fungsional Pol PP Tingkat Ahli

84. Pol PP Tingkat Terampil yang akan diangkat menjadi Pol PP Tingkat Ahli
diberikan Angka Kredit sebesar 65% (enam puluh lima persen) Angka
Kredit kumulatif dari
a. diklat, tugas pokok,
b. diklat, tugas pokok, dan pengembangan profesi ditambah Angka Kredit
ijazah Sarjana (S1)/Diploma IV
c. diklat, tugas pokok, dan pengembangan profesi
d. diklat, tugas pokok, dan pengembangan profesi ditambah Angka Kredit
ijazah Sarjana (S1)/Diploma IV dengan tidak memperhitungkan Angka
Kredit dari unsur penunjang.
85. Untuk meningkatkan kompetensi dan profesionalitas Pol PP yang akan
naik jabatan harus
a. mengikuti dan lulus uji kompetensi.
b. Memenuhi angka kredit
c. Menjadi ASN
d. Memenuhi unsure pendidikan
86. Penetapan formasi Jabatan Fungsional Pol PP didasarkan pada indicator :
a. Umum, Teknis bagi pemerintah provinsi dan teknis bagi pemerintah
kab/kota
b. Umum
c. Teknis bagi pemerintah provinsi dan teknis bagi pemerintah kab/kota
d. Umum dan teknis bagi pemerintah kab/kota
87. Penetapan formasi Jabatan Fungsional Pol PP dilihat dari indicator umum
adalah
a. jumlah penduduk; luas wilayah; jumlah APBD; dan rasio belanja
aparatur
b. jumlah penduduk; luas wilayah; jumlah APBD; luas kab/kota dan rasio
belanja aparatur
c. jumlah penduduk; luas wilayah, dan rasio belanja aparatur
d. jumlah penduduk; luas wilayah; jumlah APBD; dan rasio belanja
aparatur
e. jumlah penduduk; luas wilayah; jumlah APBD
88. Penetapan formasi Jabatan Fungsional Pol PP dilihat dari indicator Teknis
bagi pemerintah provinsi adalah
a. klasifikasi besaran organisasi perangkat daerah; jumlah Perda; kondisi
geografis; aspek karakteristik daerah; tingkat potensi konflik sosial
kemasyarakatan; dan jumlah kabupaten/kota.
b. jumlah penduduk; luas wilayah; jumlah APBD; dan rasio belanja aparatur
c. klasifikasi besaran organisasi perangkat daerah; jumlah Perda; kondisi
geografis; aspek karakteristik daerah;
d. aspek karakteristik daerah; tingkat potensi konflik sosial
kemasyarakatan; dan jumlah kabupaten/kota.
89. Pol PP Pemula, pangkat Pengatur Muda golongan ruang II/a sampai
dengan Pol PP Penyelia pangkat Penata golongan ruang III/c, dan Pol PP
Pertama, pangkat Penata Muda, golongan ruang III/a sampai dengan Pol
PP Madya, pangkat Pembina Tingkat I, golongan ruang IV/b, dibebaskan
sementara dari jabatannya, apabila
a. dalam jangka waktu 5 (lima) tahun sejak diangkat dalam jabatan/pangkat
terakhir tidak dapat mengumpulkan angka kredit untuk kenaikan
jabatan/pangkat setingkat lebih tinggi.
b. dalam jangka waktu empat tahun sejak diangkat dalam jabatan/pangkat
terakhir tidak dapat mengumpulkan angka kredit untuk kenaikan
jabatan/pangkat setingkat lebih tinggi.
c. dalam jangka waktu tiga tahun sejak diangkat dalam jabatan/pangkat
terakhir tidak dapat mengumpulkan angka kredit untuk kenaikan
jabatan/pangkat setingkat lebih tinggi.

90. Pol PP Penyelia pangkat Penata Tingkat I, golongan ruang III/d, dibebaskan
sementara dari jabatannya apabila
a. setiap tahun sejak diangkat dalam pangkatnya tidak dapat
mengumpulkan paling rendah 10 (sepuluh) Angka Kredit dari kegiatan
tugas pokok.
b. setiap tahun sejak diangkat dalam pangkatnya tidak dapat
mengumpulkan paling rendah 5 Angka Kredit dari kegiatan tugas pokok
c. setiap tahun sejak diangkat dalam pangkatnya tidak dapat
mengumpulkan paling rendah 2 Angka Kredit dari kegiatan tugas pokok
91. Pol PP Madya pangkat Pembina Utama Muda golongan ruang IV/c,
dibebaskan sementara dari jabatannya apabila
a. setiap tahun sejak menduduki pangkatnya tidak dapat mengumpulkan
paling kurang 10 angka kredit dari kegiatan tugas pokok dan
pengembangan profesi.
b. setiap tahun sejak menduduki pangkatnya tidak dapat mengumpulkan
paling kurang 15 angka kredit dari kegiatan tugas pokok dan
pengembangan profesi.
c. setiap tahun sejak menduduki pangkatnya tidak dapat mengumpulkan
paling kurang 20 (dua puluh) angka kredit dari kegiatan tugas pokok
dan pengembangan profesi.
92. Selain pembebasan sementara sebagaimana dimaksud pada permendagri
no 4 tahun 2014 pasal 33 pada ayat (1), ayat (2), dan ayat (3) Pol PP
dibebaskan sementara dari jabatannya, apabila:
a. diberhentikan sementara dari jabatan
b. ditugaskan secara penuh di luar Jabatan Fungsional Pol PP
c. diberhentikan sementara dari jabatan negeri;ditugaskan secara penuh di
luar Jabatan Fungsional Pol PP; menjalani cuti di luar tanggungan
negara, kecuali untuk persalinan anak keempat dan seterusnya; atau
menjalani tugas belajar lebih dari 6 (enam) bulan
93. pol pp yang dibebaskan sementara sebagaimana dimaksud pada
permendagri no 4 tahun 2014 pasal 33 pada ayat (1), ayat (2), dan ayat (3)
dapat diangkat kembali dalam Jabatan Fungsional Pol PP apabila:
a. mengumpulkan Angka Kredit yang ditentukan.
b. Mengumpulkan angka kredit unsure utama
c. Mengumpulkan angka kredit unsure penunjang
94. Pol PP yang telah selesai menjalani pembebasan sementara sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 33 ayat (4) huruf a atau diberhentikan sementara
dari jabatan negeri dapat diangkat kembali dalam Jabatan Fungsional Pol
PP apabila
a. pemeriksaan oleh yang berwajib telah selesai atau telah ada putusan
pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hokum yang tetap dan
ternyata bahwa yang bersangkutan tidak bersalah.
b. mengumpulkan Angka Kredit yang ditentukan.
c. Mengumpulkan angka kredit unsure utama
d. Mengumpulkan angka kredit unsure penunjang
95. Pol PP yang telah selesai menjalani pembebasan sementara sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 33 ayat (4) huruf b atau ditugaskan secara penuh
di luar Jabatan Fungsional Pol PP; dapat diangkat kembali dalam Jabatan
Fungsional Pol PP paling tinggi berusia
a. 45 tahun
b. 54 tahun
c. 50 tahun
96. PNS yang disesuaikan (inpassing) dalam Jabatan Fungsional Pol PP Tingkat
Terampil, harus memenuhi syarat sebagai berikut yakni
a. berijazah paling rendah SLTA atau yang setingkat; pangkat paling rendah
Pengatur Muda, golongan ruang II/a; usia paling tinggi 50 (lima puluh)
tahun; memiliki pengalaman di bidang Pol PP paling kurang 2 (dua)
tahun; sehat jasmani dan rohani; nilai prestasi kerja paling rendah
bernilai baikdalam 1 (satu) tahun terakhir; dan mengikuti dan lulus uji
kompetensi.
b. berijazah paling rendah SMA atau yang setingkat; pangkat paling rendah
Pengatur Muda, golongan ruang II/a; usia paling tinggi 52 tahun;
memiliki pengalaman di bidang Pol PP paling kurang 2 (dua) tahun; sehat
jasmani dan rohani; nilai prestasi kerja paling rendah bernilai baikdalam
1 (satu) tahun terakhir; dan mengikuti dan lulus uji kompetensi
c. berijazah paling rendah D1 atau yang setingkat; pangkat paling rendah
Pengatur Muda, golongan ruang II/a; usia paling tinggi 54 tahun;
memiliki pengalaman di bidang Pol PP paling kurang 2 (dua) tahun; sehat
jasmani dan rohani; nilai prestasi kerja paling rendah bernilai baikdalam
1 (satu) tahun terakhir; dan mengikuti dan lulus uji kompetensi
97. PNS yang disesuaikan (inpassing) dalam Jabatan Fungsional Pol PP
Tingkat AHLI, harus memenuhi syarat sebagai berikut yakni
a. berijazah paling rendah Sarjana S1/ Diploma Iv; pangkat paling rendah
Penata Muda, golongan ruang III/a; usia paling tinggi 53 tahun; memiliki
pengalaman di bidang Pol PP paling kurang 2 (dua) tahun; sehat jasmani
dan rohani; nilai prestasi kerja paling rendah bernilai baikdalam 1 (satu)
tahun terakhir; dan mengikuti dan lulus uji kompetensi.
b. berijazah paling rendah Sarjana S1/ Diploma Iv; pangkat paling rendah
Penata Muda, golongan ruang III/a; usia paling tinggi 51 tahun; memiliki
pengalaman di bidang Pol PP paling kurang 2 (dua) tahun; sehat jasmani
dan rohani; nilai prestasi kerja paling rendah bernilai baikdalam 1 (satu)
tahun terakhir; dan mengikuti dan lulus uji kompetensi.
c. berijazah paling rendah Sarjana S1/ Diploma Iv; pangkat paling rendah
Penata Muda, golongan ruang III/a; usia paling tinggi 50 tahun; memiliki
pengalaman di bidang Pol PP paling kurang 2 (dua) tahun; sehat jasmani
dan rohani; nilai prestasi kerja paling rendah bernilai baikdalam 1 (satu)
tahun terakhir; dan mengikuti dan lulus uji kompetensi.
98. Usia maksimal PNS yang disesuaikan (inpassing) dalam Jabatan
Fungsional Pol PP Tingkat AHLI, adalah
a. 53
b. 50
c. 51
99. Usia maksimal PNS yang disesuaikan (inpassing) dalam Jabatan
Fungsional Pol PP Tingkat terampil adalah, adalah
a. 50
b. 51
c. 52
100. Peraturan menteri pendayagunaan aparatur Negara Dan reformasi
birokrasi republik indonesia no 4 tahun 2014 mengatur tentang
a. Jabatan fungsional pol pp

b. Jabatan fungsional satuan polisi pamong praja dan angka kreditnya

c. Jabatan fungsional polisi pamong praja dan angka kreditnya


JAWABAN

1. B
2. B
3. D
4. D
5. A
6. D
7. C
8. A
9. A
10. B
11. B
12. B
13. D
14. C
15. B
16. A
17. C
18. B
19. B
20. A
21. A
22. A
23. A
24. D
25. C/D
26. B
27. D
28. B
29. D
30. D
31. A
32. D
33. D
34. C
35. D
36. A
37. A
38. A
39. A
40. A
41. A
42. A
43. A
44. B
45. C
46. A
47. A
48. A
49. A
50. D
51. B
52. D
53. B
54. A
55. A
56. A
57. C/D
58. D
59. C
60. A
61. B
62. C
63. B
64. A
65. D
66. B
67. C
68. A
69. A
70. A
71. B
72. C
73. D
74. C
75. A
76. C
77. C
78. A
79. A
80. A
81. A
82. D
83. A
84. D
85. A
86. A
87. B
88. A
89. A
90. A
91. C
92. C
93. A
94. A
95. B
96. A
97. A
98. A
99. A
100. C

Anda mungkin juga menyukai