Anda di halaman 1dari 37

1 | @pejuangskb21 - 083147651303

Kata pengantar
Assalaamu‟alaikum Warahmatullaahi Wabarakaatuh
Salam sejahtera,
Shalom,
Om Swastiyastu,
Namo Buddhaya,
Salam Kebajikan,
Salam Praja Wibawa .
Segala puja dan puji bagi Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa atas segala
limpahan kuasa-Nya, kita masih diberikan kesempatan untuk menghirup nafas
di dunia fana ini. Karena karunia-Nya yang luas, akhirnya buku materi tes SKB
Satpol PP Pengadaan CPNS dan PPPK Tahun Anggaran 2021 selesai disusun
dengan penuh perjuangan. Besar harapan kami, materi ini dapat bermanfaat
bagi siapapun khususnya untuk rekan-rekan Sobat Praja Wibawa yang akan
„bertarung‟ di tahap Seleksi Kompetensi Bidang Satuan Polisi Pamong Praja
2021. Semoga sukses, lolos dan lulus tes menjadi ASN yang berwibawa.

Sebelum itu perkenankan kami selaku penyusun materi ini menyampaikan


beberapa hal penting, di antaranya :

1. Selalu berdo‟a kepada Allah SWT dan memohon kemudahan belajar


agar apa yang dipelajari bermanfaat dan tidak hilang begitu saja
2. Materi ini menjadi hak penuh penyusun, TIDAK DIPERKENANKAN UNTUK
DIPERJUALBELIKAN DAN MENGAMBIL KEUNTUNGAN PRIBADI
3. Materi digunakan untuk KALANGAN SENDIRI. Sangat tidak dibolehkan
untuk disebarluaskan TANPA IZIN DARI PIHAK PENYUSUN

Bagi siapapun yang mempunyai materi tes SKB Satpol PP ini berhak untuk
mengikuti pelatihan dan pembahasan lebih lanjut melalui grup WhatsApp
maupun Telegram, selama proses Seleksi Kompetensi Bidang (SKB) berlangsung.
Informasi selanjutnya silahkan hubungi kami di WhatsApp 083147651303 atau
Instagram @pejuangskb21

Akhir kata, selamat berjuang kawan-kawan. Kesuksesan berada di depan


mata. Mari kita berjuang sedikit lebih lama untuk kesuksesan jangka panjang.

Wassalaamu‟alaikum Warahmatullahi Wabarokaatuh

SALAM PRAJA WIBAWA

Hormat Kami, Penyusun

2 | @pejuangskb21 - 083147651303
Daftar isi

Kata pengantar…………………………………………………………………... .. 2
Pendahuluan………………………………………………………………………... 5
a. Sejarah Nama dan Pembentukan Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP)
…………………………………………………………………………………………........ 5
b. Makna Lambang Satuan Polisi Pamong Praja……………………………………. 7
c. Panca Wira Satya Polisi Pamong Praja……………………………………………... 7
d. Kode Etik Satuan Polisi Pamong Praja……………………………........................... 7
e. Tugas Pokok dan Fungsi dan Wewenang Satuan Polisi Pamong Praja.……… 8
f. Syarat Menjadi Polisi Pamong Praja…………………………………………………. 10
g. Diberhentikannya Polisi Pamong Praja……………………….……........................ 10
h. Materi Pokok Soal SKB CPNS TA 2019………………………………………………... 10
KUMPULAN PERATURAN TENTANG SATPOL PP……………………………………. 12
RINGKASAN MATERI
Undang-Undang Dasar 1945…………………………………………………………... 14
Undang-Undang…………………………………………………………………………. 14
UU No 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah……………………………. 14
UU No 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara…………………………… 14
Peraturan Pemerintah
PP No 18 Tahun 2016 tentang Perangkat Daerah………………………………. 14
PP No 16 Tahun 2018 tentang Satuan Polisi Pamong Praja……………………. 15
Peraturan Menteri PAN-RB
Permen PAN-RB Nomor 4 Tahun 2014 tentang Jafung Pol PP dan Angka
Kreditnya……………………………………………………………………………….... 16
Peraturan Menteri Dalam Negeri
Permendagri Nomor 62 Tahun 2008 (Standar Pelayanan Minimal Bidang
Pemerintahan Dalam Negeri Kabupaten/kota)………………………………... 19
Permendagri Nomor 44 Tahun 2010 (Ketenteraman, Ketertiban dan
Perlindungan Masyarakat dalam Rangka Penegakan HAM)……………….. 19
Permendagri Nomor 26 Tahun 2010 (Penggunaan Senjata Api bagi
Anggota Satpol PP)…………………………………………………………………... 22
Permendagri Nomor 27 Tahun 2010 (Pedoman Pelaporan Satpol PP)…….. 22
Permendagri Nomor 38 Tahun 2010 (Pedoman Penyelenggaraan
Pendidikan dan Pelatihan Dasar Satpol PP)…………………………………….. 22
Permendagri Nomor 40 Tahun 2011 (Pedoman Organisasi dan Tata Kerja
Satpol PP)……………………………………………………………………………….. 24
Permendagri No 54 Tahun 2011 (Standar Operasional Prosedur Satuan
Polisi Pamong Praja)…………………………………………………………..……… 25
Permendagri Nomor 60 Tahun 2012 (Pedoman Penetapan Jumlah Polisi
Pamong Praja)………………………………………………………………………… 26
Pemendagri No 19 Tahun 2013 (Pedoman Pakaian Dinas, Perlengkapan
dan Peralatan Operasional Pol PP)……………………………............................ 27
Permendagri Nomor 84 Tahun 2014 (Penyelenggaraan Perlindungan
Masyarakat)……………………………………………………………………………. 27

3 | @pejuangskb21 - 083147651303
Permendagi No 94 Tahun 2016 (Hasil Pemetaan Urusan Pemerintahan
Bidang Ketenteraman, Ketertiban Umum dan Perlindungan Masyarakat,
Bidang Administrasi Kependudukan dan Pencatatan Sipil dan Bidang
Pemberdayaan Masyarakat dan Desa)…………………………………………. 29
Permendagi Nomor 3 Tahun 2019 (Penyidik Pegawai Negeri Sipil di
Lingkungan Pemerintah Daerah)………………………………………………….. 29
Pemendagri Nomor 17 Tahun 2019 (Pemenuhan Hak PNS, Penyediaan
Sarana dan Prasarana Minimal, Pembinaan Teknis Operasional dan
Penghargaan Satpol PP)…………………………………………………………….. 32
Permendagri Nomor 32 Tahun 2019 (Pelaksanaan Tugas Pembinaan
Jabatan Fungsional Polisi Pamong Praja)………………………………………... 33
Peraturan Bersama Kemendagri dan BKN
Peraturan Bersama Mendagri dan Kepala Badan Kepegawaian Negara
Nomor 34 Tahun 2015 dan Nomor 9 Tahun 2015 (Ketentuan Pelaksanaan
PermenPAN-RB Nomor 4 Tahun 2014 Tentang Jabatan Fungsional Pol PP
dan Angka Kreditnya)……………………………………………………………….. 35
Istilah penting……………………………………….……………………………... 36
Glosarium…………………………………………….……………………………… 36
Akronim……………………………………………….……………………………… 37
Latihan Soal 1 ……………………………………………………………………… 38
Latihan Soal 2……………………………………………………………………… 47
Latihan Soal 3……………………………………………………………………… 56
Latihan Soal 4……………………………………………………………………… 67
Latihan Soal 5……………………………………………………………………… 76
Latihan Soal 6……………………………………………………………………… 97
kunci soal 1…………………………………………………………………. 103
kunci soal 2…………………………………………………............................ 104
kunci soal 3…………………………………………………………………. 109
kunci soal 4…………………………………………………............................ 110
kunci soal 5…………………………………………………………………. 111
kunci soal 6…………………………………………………………………. 112
Field report tes skb satpol pp t.a 2019………….…………………………… 113

4 | @pejuangskb21 - 083147651303
PENDAHULUAN

a. Sejarah Nama dan Pembentukan Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP)

Satuan Polisi Pamong Praja atau (Satpol PP) merupakan suatu perangkat
Pemerintah Daerah di dalam memelihara ketenteraman dan ketertiban
umum, menegakkan Peraturan Daerah dan Peraturan Kepala Daerah serta
menyelenggarakan perlindungan masyarakat (Linmas). Organisasi dan tata
kerja Satuan Polisi Pamong Praja ditetapkan dengan Peraturan Daerah
masing-masing wilayah. Satuan Polisi Pamong Praja berkedudukan di provinsi
dan kabupaten/kota.

 Di daerah provinsi, Satuan Polisi Pamong Praja dipimpin oleh Kepala


Satuan yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada
Gubernur melalui Sekretaris Daerah.
 Sedangkan di wilayah Kabupaten atau Kota, Satuan Polisi Pamong
Praja dipimpin oleh Kepala Satuan yang berada di bawah dan
bertanggung jawab pada Bupati/Wali Kota melalui Sekretaris Daerah.

Didirikan di Yogyakarta pada tanggal 3 Maret 1950. Motto Satuan Polisi


Pamong Praja adalah Praja Wibawa. Sebenarnya tugas ini sudah dilakukan
sejak masa kolonial, ketika VOC menduduki Batavia di bawah pimpinan
Gubernur Jenderal Pieter Both. Karena ketika kala itu Kota Batavia sedang
mendapat serangan dari penduduk lokal maupun tentara Inggris. Sehingga
terjadi peningkatan gangguan ketentraman dan keamanan. Maka untuk
menyikapi hal itu kemudian dibentuklah Bailliuw, semacam polisi yang
merangkap Jaksa dan Hakim yang bertugas menangani perselisihan hukum
yang terjadi antara VOC dan warga, serta bertugas menjaga ketertiban dan
ketentraman warga.

Pada masa Raffles, Bailliuw dikembangkan lagi menjadi Besturss Politie


atau Polisi Pamong Praja yang bertugas membantu pemerintah di Tingkat
Kawedanan. Menjelang di akhir era kolonial atau pada masa pendudukan
Jepang mengalami perubahan besar dan dalam prakteknya menjadi tidak
jelas, peran dan fungsinya bercampur dengan Kemiliteran.

Sebelum berubah nama menjadi Satpol PP, dibentuk satuan Datasemen


Polisi Pamong Praja Keamanan Kapanewon di Yogyakarta sesuai dengan
Surat Perintah Jawatan Praja di Daerah Istimewa Yogyakarta untuk menjaga
ketentraman dan ketertiban masyarakat. Ini adalah pembentukan yang
pertama tanggal 30 Oktober 1948 melalui Peraturan Pemerintah Nomor 1
Tahun 1948 di Yogyakarta.

5 | @pejuangskb21 - 083147651303
Pada tanggal 10 November 1948, lembaga ini diubah namanya menjadi
Datasemen Polisi Pamong Praja

Pada 3 Maret 1950, di Jawa dan Madura Satuan Polisi Pamong Praja
dibentuk dengan nama Kesatuan Polisi Pamong Praja berdasar Keputusan
Mendagri Nomor UP 32/2/21. Inilah awal mula terbentuknya Satpol PP dan
karena itu setiap tanggal 3 Maret ditetapkan sebagai Hari Jadi Satuan Polisi
Pamong Praja atau Hari Ulang Tahun dan diperingati setiap tahunnya.

Tahun 1960 dibentuk Kesatuan Polisi Pamong Praja yang beraa di luar
Jawa dan Madura

Tahun 1962 namanya berubah menjadi Kesatuan Pagar Baya, sesuai


dengan Peraturan Menteri Pemerintahan Umum dan Otonomi Daerah No 10
Tahun 1962. Hal ini untuk membedakan dari Korps Kepolisian Negara seperti
dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1961 tentang Pokok-
Pokok Kepolisian.

Tahun 1963 menjadi Kesatuan Pagar Praja. Istilah Satpol PP mulai terkenal
sejak pemberlakuan Undang-Undang Nomor 5/1974 tentang Pokok-Pokok
Pemerintahan di Daerah. Pada Pasal 86 (1) disebutkan Satpol PP merupakan
perangkat wilayah yang melaksanakan tugas dekonsentrasi.

UU Nomor 5 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Pemerintahan di Daerah,


Kesatuan Pagar Praja diubah namanya menjadi Polisi Pamong Praja sebagai
Perangkat Daerah. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1974 mengalami
perubahan demi perubahan hingga sekarang. Digantikan Undang-Undang
Nomor 22 Tahun 1999 dan direvisi dengan Undang-Undang Nomor 32 Tahun
2004 tentang Pemerintahan Daerah. Sedangkan peraturan undang-undang
terbaru tentang Pemerintahan Daerah adalah Undang-Undang Nomor 23
Tahun 2014 yang telah dilakukan dengan perubahan kedua atas Undang-
Undang Nomor 23 Tahun 2014 yaitu Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015.

Pada Pasal 255 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 disebutkan bahwa


Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) dibentuk untuk menegakkan Perda
dan Perkada, menyelenggarakan urusan ketertiban umum dan ketentraman
masyarakat serta menyelenggarakan perlindungan masyarakat. Dengan
diterbitkannya Undang-Undang Pemerintahan Daerah, lebih memperkuat
keberadaan Satuan Polisi Pamong Praja sebagai pembantu Kepala Daerah
dalam menegakkan Peraturan Daerah dan penyelenggaraan ketertiban
umum dan ketentraman masyarakat.

6 | @pejuangskb21 - 083147651303
b. Makna Lambang Satuan Polisi Pamong Praja

c. Panca Wira Satya Polisi Pamong Praja


1) Kami Polisi Pamong Praja setia kepada Negara Kesatuan Republik
Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar
1945
2) Kami Polisi Pamong Praja setia kepada Pemerintah yang sah
3) Kami Polisi Pamong Praja adalah perekat bangsa dalam memelihara
Persatuan dan Kesatuan Bangsa
4) Kami Polisi Pamong Praja menjunjung tinggi kejujuran, kebenaran dan
nilai-nilai budaya
5) Kamis Polisi Pamong Praja patuh dan taat dalam melaksanakan dan
menegakkan peraturan dan perundang-undangan

d. Kode Etik Satuan Polisi Pamong Praja


1) Wajib beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
2) Wajib menjunjung tinggi Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945
3) Wajib menjunjung tinggi sumpah Pegawai Negeri Sipil

7 | @pejuangskb21 - 083147651303
4) Wajib menaati disiplin Pegawai Negeri Sipil
5) Wajib berpakaian rapi, lengkap sesuai dengan peraturan yang berlaku
6) Wajib menjunjung tinggi norma hukum, agama, HAM dan norma sosial
yang hidup dan berkembang di masyarakat
7) Wajib bersikap sopan, ramah dan menumbuhkan rasa simpati dan
empati kepada masyarakat
8) Wajib menjaga citra dan kehormatan lembaga Satuan Polisi Pamong
Praja dan Pemerintah Daerah
9) Wajib meningkatkan kemampuan demi profesionalisme Satpol PP
10)Wajib menghindarkan diri dari perbuatan tercela
11)Wajib menjunjung tinggi nilai kejujuran, keadilan dan kebenaran
12)Wajib tidak melakukan transaksi jual beli atau menjadi pengguna
barang atau obat terlarang
13)Wajib menjaga, memelihara dan meningkatkan rasa aman dan
tenteram bagi masyarakat, bangsa dan negara
14)Wajib bekerja sesuai dengan Visi dan Misi Satuan Polisi Pamong Praja
15)Wajib mematuhi jenjang kewenangan berdasarkan aturan dan tata
cara yang berlaku
16)Wajib melaksanakan perintah atasan dan tidak menyalahgunakan
wewenang
17)Wajib tidak menjual-belikan, menggadaikan, menyewakan dan atau
meminjamkan barang-barang baik bergerak maupun tidak bergerak,
dokumen atau barang berharga milik Pemerintah Daerah secara tidak
sah

e. Tugas Pokok dan Fungsi dan Wewenang Satuan Polisi Pamong Praja

Tugas Fungsi Wewenang


a. Menegakkan Perda a. Penyusunan a. Melakukan tindakan
dan Perkada program penertiban non
b. Menyelenggarakan penegakan Perda yustisial terhadap
ketertiban umum dan Perkada, warga masyarakat,
dan ketentraman penyelenggaraan aparatur/ badan
masyarakat ketertiban umum hukum yang
c. Perlindungan dan ketentraman melakukan
masyarakat serta pelanggaran atas
penyelenggaraan Perda / Perkada
perlindungan b. Menindak warga

8 | @pejuangskb21 - 083147651303
masyarakat masyarakat,
b. Pelaksanaan aparatur / badan
kebijakan hukum yang
penegakan Perda mengganggu
dan ketertiban umum
Perkada,......dst* dan ketentraman
c. Pelaksanaan masyarakat
koordinasi c. Melakukan tindakan
penegakan Perda penyelidikan
dan Perkada,.....dst* terhadap warga
d. Pengawasan masyarakat,
terhadap aparatur / badan
masyarakat, hukum yang diduga
aparatur/ badan melakukan
hukum atas pelanggaran Perda
pelaksanaan Perda / Perkada
dan Perkada d. Melakukan tindakan
e. Pelaksanaan fungsi administratif
lain berdasarkan terhadap warga
tugas yang masyarakat,
diberikan oleh aparatur / badan
Kepala Daerah hukum yang
sesuai dengan melakukan
ketentuan pelanggaran Perda
peraturan / Perkada
perundang-
undangan
Kata Kunci Tugas : Kata Kunci Fungsi : Kata Kunci Wewenang :
- Perda / Perkada - Penyusunan - Tindakan non
- Trantibum program yustisi
- Linmas - Pelaksanaan - Menindak
kebijakan - Penyelidikan
- Koordinasi - Tindakan
penegakan Perda administratif
- Pengawasan
- Fungsi lain

9 | @pejuangskb21 - 083147651303
f. Syarat Menjadi Polisi Pamong Praja
1) Berijazah SLTA, SMA atau SMK sederajat atau ijazah Sarjana (S1) atau
Diploma IV dengan jurusan Ilmu Pemerintahan, Ilmu Sosial, Ilmu Politik,
Ilmu Hukum, Ilmu Ekonomi dan bidang lainnya yang telah ditetapkan
oleh Menteri Dalam Negeri
2) Tinggi badan minimal 160 cm (laki-laki) dan 155 cm (perempuan)
3) Sehat jasmani dan rohani
4) Mengikuti dan lulus Diklat Dasar Pol PP

g. Diberhentikannya Polisi Pamong Praja


1) Alih tugas
2) Melanggar disiplin Polisi Pamong Praja
3) Dipidana penjara berdasar putusan pengadilan yang memperoleh
kekuatan hukum tetap
4) Tidak dapat melaksanakan tugas dan kewajiban sebagai seorang
Polisi Pamong Praja

h. Materi Pokok Soal SKB CPNS T/A 2019

Nama Jabatan Fungsional (Dasar PermenPAN-RB)


Polisi Pamong Praja Ahli Pertama  Tindakan Non Yustisi
(Permenpan-RB No 4 Tahun 2014)  Penindakan Yustisi
 Evaluasi Penegakan Perda
dan Perkada
 Rencana Induk (Master Plan)
 Patroli
 Pengamanan dan
Pengawalan
 Pengendalian Masa
 Deteksi Dini
 Pemberdayaan Kapasitas
serta Menyelenggarakan
Linmas
Polisi Pamong Praja Pemula  Tindakan Non Yustisi
(Permenpan-RB No 4 Tahun 2014)  Penindakan Yustisi
 Rencana Induk (Master Plan)
 Patroli
 Pengamanan dan
Pengawalan
 Pengendalian Masa
 Deteksi Dini
 Pemberdayaan Kapasitas
serta Menyelenggarakan
Linmas

10 | @pejuangskb21 - 083147651303
Polisi Pamong Praja Terampil  Tindakan Non Yustisi
(Permenpan-RB No 4 Tahun 2014)  Penindakan Yustisi
 Rencana Induk (Master Plan)
 Patroli
 Pengamanan dan
Pengawalan
 Pengendalian Masa
 Deteksi Dini
 Pemberdayaan Kapasitas
serta Menyelenggarakan
Linmas

Catat!

- Dimulai saat VOC menduduki Batavia di bawah pimpinan Gubernur


Jenderal Pieter Both
- Membentuk “Bailliuw” semacam polisi merangkap jaksa dan hakim yang
bertugas menangani perselisihan hukum yang terjadi antara VOC dan
warga untuk menjaga ketertiban
- Masa Raffles dibentuk Besturss Politiea, bertugas membantu pemerintah
di tingkat Kawedanan dalam menjaga ketertiban dan ketenteraman dan
keamanan warga
- PP No 1 tahun 1948 di Yogyakarta dibentuk pertama kali 30 Oktober 1948
- Yogyakarta “(Detasemen Polisi Penjaga Keamanan Kapanewon)”

30 Oktober 1948 : Detasemen Polisi Penjaga Keamanan Kapanewon


10 Nov 1948 : Detasemen Polisi Pamong Praja
3 Maret 1950 : Kesatuan Polisi Pamong Praja
Tahun 1962 : Pagar Baya – Permen Pemerintahan Umum dan Otonomi
daerah Nomor 10 Th 1962
Tahun 1963 : Pagar Praja – Surat Menteri Pemerintahan Umum dan
Otonomi Daerah Nomor 1 Th 1963
Tahun 1974 : Polisi Pamong Praja – UU No 5 Th 1974 tentang Pokok-
Pokok Pemerintahan Daerah
Tahun 1999 : Satuan Polisi Pamong Praja – UU Nomor 2 th 1999
Tahun 2004 : Memperkuat keberadaan Satpol PP sebagai pembantu
Kepala Daerah

11 | @pejuangskb21 - 083147651303
Kumpulan peraturan tentang satpol pp

PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN RINCIAN PERATURAN


UNDANG-UNDANG DASAR 1945 Pasal 18 ayat 6 (Bab VI : Pemerintah Daerah)
UU No 23 Tahun 2014 (Pemerintah Daerah)
- UU Nomor 9 Tahun 2015 (Perubahan Kedua atas UU No 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah
UNDANG-UNDANG
Daerah)
UU No 5 Tahun 2014 (Aparatur Sipil Negara)
PP No 32 Tahun 2004 (Pedoman Satpol PP)
PP No 6 Tahun 2010 (Satpol PP)
PP No 16 Tahun 2018 (Satpol PP)
PERATURAN PEMERINTAH
PP No 18 Tahun 2016 (Perangkat Daerah)
- PP No 72 Tahun 2019 (Perubahan atas PP No 18 Tahun 2016 tentang Perangkat Daerah)
PP No 2 Tahun 2018 (Standar Pelayanan Minimal)
PERATURAN PRESIDEN Perpres No 102 Tahun 2017 (Tunjangan Jabatan Fungsional Satpol PP)
PERMEN PAN-RB Permen PAN-RB No 4 Tahun 2014 (Jabatan Fungsional Pol PP dan Angka Kreditnya)
Permendagri No 62 Tahun 2008 (Standar Pelayanan Minimal Bidang Pemerintahan dalam Negeri
Kab-Kota)
Permendagri No 26 Tahun 2010 (Penggunaan Senjata Api Bagi Satpol PP)
Permendagri No 27 Tahun 2010 (Pedoman Pelaporan Satpol PP)
Permendagri No 38 Tahun 2010 (Pedoman Penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan Dasar
PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI Satpol PP)
Permendagri No 44 Tahun 2010 (Ketentraman, Ketertiban, Perlindungan Masyarakat dlm Rangka
Penegakan HAM)
Permendagri No 40 Tahun 2011 (Pedoman Organisasi dan Tata Kerja Satpol PP)
Permendagri No 54 Tahun 2011 (SOP Satpol PP)
Permendagri No 60 Tahun 2012 (Pedoman Penetapan Jumlah Satpol PP)

12 | @pejuangskb21 - 083147651303
Permendagri Nomor 19 Tahun 2013 (Pedoman Pakaian Dinas, Perlengkapan dan Peralatan
Operasional Satpol PP)
Permendagri No 84 Tahun 2014 (Penyelenggaraan Perlindungan Masyarakat)
Permendagri No 94 Tahun 2016 (Hasil Pemetaan Urusan Bidang Ketentraman, Ketertiban Umum
dan Perlindungan Masyarakat, Bidang Administrasi Kependudukan dan Pencatatan Sipil dan
Pemberdayaan Masy)
Permendagri No 42 Tahun 2017 (Penyelenggaraan Peningkatan Kapasitas Anggota Satlinmas)
Permendagri No 100 Tahun 2018 (Penerapan Standar Pelayanan Minimal)
Permendagri No 121 Tahun 2018 (Standar Teknis Mutu Pelayanan Dasar Sub Urusan Trantibum di
Provinsi dan Kabupaten/Kota)
Permendagri No 03 Tahun 2019 (Penyidik Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan Pemerintah)
Permendagri No 17 Tahun 2019 (Pemenuhan Hak PNS, Penyediaan Sarana dan Prasana Minimal,
Pembinaan,)
Permendagri No 32 Tahun 2019 (Pelaksanaan Tugas Pembinaan Jabatan Fungsional Satpol PP)
Permendagri No 7 Tahun 2020 (Pedoman Formasi Jabatan Fungsional Polisi Pamong Praja)
Permendagri Nomor 26 Tahun 2020 (Penyelenggaraan Ketertiban Umum dan Ketentraman
Masyarakat serta Perlindungan Masyarakat
Permendagri No 41 Tahun 2012 (Pedoman Penataan dan Pemberdayaan PKL)
PERBERSAMA KEMENDAGRI DAN BKN Peraturan Bersama Menteri Dalam Negeri Nomor 34 Tahun 2015 dan BKN Nomor 9 Tahun 2015
(Ketentuan Pelaksanaan Jafung)

13 | @pejuangskb21 - 083147651303
Ringkasan materi

UNDANG-UNDANG DASAR 1945


Pasal 18 (Bab VI : Pemerintah Daerah)

UNDANG-UNDANG
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 (Pemerintah Daerah)
- Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 (Perubahan Kedua atas UU No
23 Tahun 2014)

Bagian Kelima – Penegakan Perda dan Perkada

Paragraf 1 (Satuan Polisi Pamong Praja) : Pasal 255-256


Paragraf 2 (Pejabat Penyidik) : Pasal 257
- Materi pendidikan dan pelatihan teknis dan fungsional antara lain
kecakapan berkomunikasi, negosiasi, dan tindakan polisional

Bagian Kedua – Urusan Pemerintahan Absolut


- Pasal 10 : Politik luar negeri, pertahanan dan keamanan, yustisi,
moneter dan fiskal dan agama

Bagian Ketiga – Urusan Pemerintahan Konkuren


- Pasal 12 (1) : Urusan Pemerintahan Wajib yang berkaitan dengan
Pelayanan Dasar
Pendidikan, kesehatan, pekerjaan umum dan penataan ruang,
perumahan rakyat dan kawasan permukiman, ketenteraman dan,
ketertiban umum dan perlindungan masyarakat dan sosial
- Pasal 12 (2) : Urusan Pemerintahan Wajib yang tidak berkaitan dengan
Pelayanan Dasar
Tenaga kerja, pemberdayaan perempuan perlindungan anak,
pangan, pertanahan, perhubungan, lingkungan hidup, komunikasi
dan informatika, pemberdayaan masyarakat dll
- Pasal 12 (3) : Urusan Pemerintahan Pilihan
Kelautan dan perikanan, pariwisata, pertanian, kehutanan, ESDM,
perdagangan, industri dll
- Pembagian urusan pemerintahan konkuren antara Pemerintah Pusat
dan Daerh didasarkan atas prinsip akuntabilitas, efisiensi dan
eksternalitas dan kepentingan strategis nasional

Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 (Aparatur Sipil Negara)

PERATURAN PEMERINTAH
PP No 18 Tahun 2016 (Perangkat Daerah)
- Pasal 16 : Dinas Daerah Provinsi yang menyelenggarakan sub urusan
ketentraman dan ketertiban umum seperti pasal 15 ayat (7) huruf a
disebut Satuan Polisi Pamong Praja Daerah Provinsi
- Pasal 38 : Dinas Daerah Kabupaten Kota yang menyelenggarakan sub
urusan ketentraman dan ketertiban umum sebagaimana dimaksud

14 | @pejuangskb21 - 083147651303
dalam Pasal 37 ayat (7) huruf a disebut Satuan Polisi Pamong Praja
daerah Kabupaten / kota

PP No 16 Tahun 2018 (Satuan Polisi Pamong Praja)1


- Menegakkan Perda/Perkada, menyelenggarakan ketertiban umum
dan ketentraman serta menyelenggarakan perlindungan masyarakat
di setiap provinsi dan kabupaten/kota
- Bertanggungjawab kepada Bupati/Wali Kota melalui Sekda Kab/Kota
- TUGAS, FUNGSI DAN WEWENANG terlampir (Lihat di peraturan)
- Wewenang :
a. Tindakan non yustisial
Tindakan yang dilakukan oleh Pol PP dalam rangka menjada dan
memulihkan ketertiban umum dan ketentraman masyarakat
masyarakat terhadap pelanggaran Perda/Perkada dan tidak
sampai proses pengadilan
b. Menindak warga masyarakat, aparatur/badan hukum
Menindak adalah melakukan tindakan hukum terhadap
pelanggaran Perda untuk diproses melalui peradilan sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
c. Tindakan penyelidikan
Tindakan Pol PP yang tidak menggunakan upaya paksa dalam
rangka mencari data dan informasi tentang adanya dugaan
pelanggaran Perda atau Perkada, seperti mencatat, merekam,
dokumentasi, merekam kejadian dan keadaan serta meminta
keterangan
d. Tindakan administratif
Tindakan pemberian surat pemberitahuan atau surat teguran,
surat peringatan terhadap pelanggaran Perda atau Perkada
- Di dalam penegakan Perda Satpol PP sebagai koordinator PPNS
- Penegakan Perda berkoordinasi dengan TNI, POLRI, Kejaksaan dan
juga Pengadilan
- Penunjukan PPNS dilakukan oleh Kepala Satpol PP
- PPNS menyampaikan hasil penyidikan kepada Penuntut Umum
- Penyelenggaraan ketertiban umum dan ketentraman masyarakat :
a. Deteksi dan cegah dini
b. Pembinaan dan penyuluhan
c. Patroli
d. Pengamanan
e. Pengawalan
f. Penertiban dan
g. Penanganan unjuk rasa dan kerusuhan massa
- PNS Satpol PP terdiri :
a. Pejabat pimpinan tinggi pratama
b. Pejabat administrasi
1. Pejabat administrator
2. Pejabat pengawas
3. Pejabat pelaksana
c. Pejabat fungsional

19 bab dan 37 pasal. Ditetapkan 3 Mei 2018 Johoudi, diundangkan 8 Mei 2018 Menkumham
Yasonna Laoly
15 | @pejuangskb21 - 083147651303
- PNS Pol PP wajib : menjunjung HAM; menaati peraturan dan kode etik
dan nilai agama dan etika; objektif dan tidak diskriminatif; memelihara
persatuan dan persatuan
- Pemerintah Daerah wajib :
a. Memenuhi hak PNS Satpol PP
1. Jaminan kesehatan, kecelakaan kerja, kematian, bantuan
hukum
2. Pengembangan kompetensi, keahlian dan karir
b. Menyediakan sarana dan prasarana Satpol PP
1. Gedung kantor
2. Kendaraan dan perlengkapan operasional (perlengkapan
per orangan, beregu, patroli, penegakan Perda dan Perkada)
c. Melakukan pembinaan teknis operasional
1. Pembinaan etika profesi
2. Koordinasi Satpol PP
3. Pengembangan pengetahuan dan keterampilan
4. Manajemen penegakan Perda dan Perkada
5. Peningkatan pelayanan Satpol PP dan kapasitas lembaga
- Di dalam penegakan Perda, Menteri memberi penghargan kepada
para Gubernur, Satpol PP provinsi maupun kabupaten/kota
- Perlindungan kepada masyarakat dilakukan melalui pencegahan dan
penanggulangan bencana dan kebakaran, keamanan masyarakat
dan kegiatan sosial masyarakat

PERMEN PAN-RB
PermenPAN-RB Nomor 4 Tahun 2014 (Jabatan Fungsional Pol PP dan Angka
Kreditnya)2
- JaFung Pol PP masuk ke dalam rumpun penyidik dan detektif
- JaFung Pol PP sebagai pelaksana teknis di bidang penegakan Perda,
tantribum dan linmas
- JaFung Pol PP merupakan jabatan karir
- Instansi pembina JaFung Pol PP yaitu KEMENDAGRI
Tugas instansi pembina JaFung Pol PP : terlampir (Lihat di peraturan)
- JENJANG JABATAN DAN PANGKAT, GOLONGAN RUANG

JABATAN GOLONGAN PANGKAT JABATAN


POL PP AHLI RUANG POL PP TERAMPIL

II a Pengatur Muda Pelaksana Pemula


II b Pengatur Muda Tingkat 1 Pelaksana
II c Pengatur
II d Pengatur Tingkat 1
Ahli Pertama III a Penata Pelaksana Lanjutan
III b Penata Muda Tingkat 1
Ahli Muda III c Penata Penyelia
IIId Penata Tingkat 1
Ahli Madya IV a Pembina
IV b Pembina Tingkat 1
IV c Pembina Utama Muda

2 16 bab, 41 pasal (8 Januari 2014)


16 | @pejuangskb21 - 083147651303
Catatan :
- Pelaksana Pemula : Pemula
- Pelaksana : Terampil
- Pelaksana Lanjutan : Mahir
- Penyelia : Penyelia
- Unsur dan Sub unsur kegiatan JaFung Pol PP :
a. Unsur Utama
1. Pendidikan
- pendidikan sekolah/memperoleh gelar/ijazah
- diklat fungsional/teknis di bidang tugas Pol PP dan
STTPP/sertifikat
- diklat prajabatan
2. Penegakan Perda
- penindakan yustisi dan non yustisi
- evaluasi penegakan Perda dan Perkada
3. Tantribum dan Ketentraman Masyarakat
- pembuatan rencana induk (master plan)
- patroli, pengamanan dan pengawalan
- pengendalian massa dan pendeteksian dini
- fasilitasi dan pemberdayaan kapasitas dan perlindungan
masyarakat
4. Pengembangan profesi
- pembuatan karya tulis/karya ilmiah
- terjemah/saduran buku dan bahan lain di bidang tugas Pol
PP
- penyusunan buku pedoman/ketentuan/pelaksanaan teknis
bidang Pol PP
b. Unsur Penunjang
1. Pengajar/pelatih pada diklat fungsional/teknis di bidang Pol
PP
2. Berpedan dalam seminar/lokarkarya/konferensi bidang Pol PP
3. Anggota dalam Organisasi Profesi
4. Anggota dalam Tim Penilai
5. Perolehan Penghargaan/Tanda Jasa
6. Perolehan ijazah/gelar sarjana lainnya
- UNSUR DAN RINCIAN KEGIATAN YANG DINILAI DALAM PEMBERIAN
ANGKA KREDIT
a. Penegakan Perda (Bab VI Pasal 9)3
b. Penyelenggaraan Urusan Ketertiban Umum dan Ketentraman
Masyarakat4
- Penilaian Angka Kredit atas hasil penugasan :
a. Kredit 100% (melakukan kegiatan satu tingkat di bawah jenjang
jabatan)

3 Perda (tindakan yustisi dan non yustisi, menjadi saksi dalam penyidikan, saksi dalam
persidangan, sosialisasi Perda dan Perkada, analisis aspek sanksi dalam penegakan Perda,
mengikuti penyusunan Perda/Perkada, mengevaluasi permasalahan penegakan Perda dan
Perkada
4 Trantibum (menyusun rencana program, evaluasi kegiatan, patroli, pengamanan dan

pengawalan, pengedalian masa, deteksi dini, pendataan dan pelatihan Satlinmas, mobilisasi
Satlinmas)
17 | @pejuangskb21 - 083147651303
b. Kredit 80% (melakukan kegiatan satu tingkat di atas jenjang
jabatan)
- Wajib menyusun SKP (Sasaran Kerja Pegawai) untuk satu tahun ke
depan
- Jumlah Angka Kredit Kumulatif paling rendah yang harus dipenuhi.
Terlampir
Jumlah angka kredit paling rendah 80% (angka kredit dari unsur
utama) & 20% (unsur penunjang)
- Pol PP bersama-sama membuat Karya Tulis Ilmiah : 2 orang (60%
penulis utama - 40% penulis bantu); 3 orang (50% dan 25%); 4 orang
(40% dan 20%)
- Mengusulkan DUPAK
- Pejabat yang bewenang menetapkan angka kredit
a. Direktur Jenderal Pemerintahan Umum atau Pejabat eselon II
b. Kepala Satpol PP Provinsi dan Kabupaten/Kota
c. Tim penilai yang akan menetapkan
- Susunan keanggotaaan Tim Penilai :
a. Ketua merangkap anggota
b. Wakil Ketua
c. Sekretaris (berasal dari unsur kepegawaian)
d. Paling kurang 4 anggota (2 orang dari Pol PP Tim Penilai Provinsi
dan Kabupaten)
Syarat menjadi anggota : menduduki jabatan yang setara dengan Pol PP yang
dinilai, punya keahlian, aktif melakukan penilaian
- Masa jabatan Anggota Tim Penilai adalah 3 tahun
- Pejabat yang berwenang mengusulkan angka kredit
a. Kepala Satpol PP Provinsi dan Kab/Kota  Dirjen Pemerintahan
Umum/Pejabat eselon II
b. Sekretaris Satpol PP Provinsi  Kepala Satpol PP Provinsi
c. Sekretaris Satpol PP Kab/Kota Kepala Satpol PP Kab/Kota
- Syarat pengangkatan Pol PP Terampil dan Ahli harus memenuhi syarat
- Pol PP Tingkat Terampil diangkat Tingkat Ahli harus mengumpulkan
Angkat Kredit 65%
- Penetapan formasi JaFung Pol PP, indikatornya :
a. Kriteria Umum
(jumlah penduduk, luas wilayah, APBD, rasio belanjar aparatur)
b. Kriteria Teknis
1. Klasifikasi besaran OPD
2. Jumlah Perda dan Perkada
3. Kondisi geografis dan aspek karakteristik daerah
4. Tingkat potensi konflik sosial masyarakat
5. Jumlah kecamatan dan desa kelurahan
- Pembebasan sementara. Lihat Pasal 33
- Dibebaskan sementara dari jabatannya, apabila :
a. Diberhentikan sementara dari jabatan negeri
b. Ditugaskan secara penuh di luar JaFung Pol PP
c. Cuti di luar tanggungan negara
d. Tugas belajar lebih dari 6 bulan
- Diangkat kembali setelah mengumpulkan Angka Kredit yang
ditentukan, ada putusan pengadilan, paling tinggi 54 tahun, telah libur
dari cuti dan selesai tugas belajar
18 | @pejuangskb21 - 083147651303
- Diberhentikan dari jabatannya, apabila : tidak dapat memenuhi
angka kredit. Lihat Pasal 35
- PENYESUAIAN (INPASSING), syaratnya adalah :
Dalam JaFung Pol PP Tingkat Terampil & Pol PP Tingkat Ahli
a. Min ijazah SLTA – Min Sarjana S1/Diploma IV
b. Pangkat paling rendah Pengatur Muda (II/a) – Penata Muda
(III/a)
c. Usia max 50 tahun – max 53 tahun
d. Pengalaman di bidang Pol PP 2 tahunan
e. Sehat jasmani rohani, prestasi kerja baik
f. Mengikuti dan lulus uji kompetensi

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI


Permendagri Nomor 62 Tahun 2008 (Standar Pelayanan Minimal Bidang
Pemerintahan Dalam Negeri Kabupaten-kota
- SPM Bidang Pemerintahan Dalam Negeri adalah tolok ukur kinerja
pelayanan Pemerintahan Dalam Negeri yang diselenggarakan
Daerah Kabupaten/Kota
- Daerah Otonom
- Pelayanan diselenggarakan oleh Kabupaten/Kota sesuai kebutuhan,
karakteristik dan potensi daerah
- Target dan Panduan Operasional SPM dalam Bidang Pemerintahan :
Pemeliharaan Ketentraman dan Ketertiban Masyarakat > nilai 50%
- Jenis pelayanan dasar :
a. Pelayanan Dokumen Kependudukan
b. Pemeliharaan Ketentraman dan Ketertiban Masyarakat
a) Pengertian
b) Definisi Operasional
Adalah upaya mengkondisikan lingkungan yang kondusif dan
demokratif sehingga tercipta kehidupan strata sosial yang
interaktif
c) Cara Perhitungan Rumus
c. Penanggulangan Bencana Kebakaran

Permendagri No 44 Tahun 2010 (Ketentraman, Ketertiban dan Perlindungan


Masyarakat dalam Rangka Penegakan Hak Asasi Manusia)
- Hak Asasi Manusia (HAM)
- Diskriminasi adalah pembatasan, pelecehan atau pengecualian
yang langsung maupun tidak didasarkan pada perbedaan manusia
atas dasar SARA, kelompok, golongan, status sosial atau ekonomi, jenis
kelamin, bahasa, keyakinan politik yang berakibat pengurangan,
penyimpangan dan penghapusan pengakuan
- Pelanggaran HAM
- Satuan Perlindungan Masyarakat (Satlinmas) adalah masyarakat yang
disiapkan serta dibekali pengetahuan dan keterampilan untuk
melaksanakan kegiatan penanganan bencana guna mengurangi
dan memperkecil akibat dari bencana, memelihara keamanan,

19 | @pejuangskb21 - 083147651303
ketentraman dan ketertiban masyarakat serta kegiatan sosial
masyarakat
- Permendagri Nomor 84 Tahun 2014 (Penyelenggaraan Perlindungan
Masyarakat)
- Satpol PP dan Satlinmas dalam melaksanakan tupoksinya berlandas
HAM memperhatikan :
a. Prinsip Umum
1. Menjunjung tinggi norma hukum, agama, moralitas, adat
istiadat dan peraturan lain
2. Menjamin hak untuk hidup, kebebasan dan keamanan
individu sebagaimana dijamin dalam Deklarasi Universal HAM
dan Konvenan Hak Sipil dan Politik
3. Mengayomi dan melayani masyarakat
4. Bertaqwa, berlaku jujur dan profesional
5. Mengedepankan perencanaan matang dan dikoordinasikan
dengan institusi terkait
6. Mengedepankan kepentingan umum di atas kepentingan
pribadi dan golongan
b. Prinsip Khusus
1. Meningkatkan semangat kerja dan profesionalisme terus
menerus
2. Menghindari penggunaan kekerasan
3. Melaporkan peristiwa yang mengganggu ketentraman dan
ketertiban warga masyarakat yang luka/ meninggal akibat
kekerasan/senjata api secara cepat kepada atasan untuk
dilakukan langkah sesuai ketentuan berlaku
4. Penggunaan kekerasan dan senjata dengan sewenang-
wenang akan dihukum sebagai suatu pelanggaran pidana
sesuai hukum yang berlaku
5. Dalam melaksanakan tugas wajib memperkenalkan diri
6. Melakukan penertiban dengan memberi peringatan tentang
maksud penertiban dan diberi peringatan pertama selama 10
hari, kedua 7 hari dan ketiga 3 hari
- Mengedepankan upaya preventif daripada represif/kuratif
- Peran Satpol PP dan Satlinmas dalam penegakan HAM melalui (1)
perlindungan, (2) pemajuan, (3) penegakan, (4) pemenuhan dan (5)
penghormatan HAM

Peran Satpol PP dan Satlinmas di Bidang Perlindungan HAM : (Bagian


Kedua Pasal 7)

a. Melindungai masyarakat untuk mendapatkan hak-hak asasinya


dan menjalankan kewajiban dasarnya
b. Memberikan jaminan dan/atau memfasilitasi masyarakat untuk :
1. Tidak diperlakukan sewenang-wenang oleh siapapun
2. Tidak diperlakukan/disiksa kejam atau merendahkan harkat
martabat manusia
3. Harta benda yang disita/ditertibkan terjamin keutuhannya
c. Memberikan perlindungan tempat yang telah dan diperkirakan
akan terjadi pelanggaran HAM

20 | @pejuangskb21 - 083147651303
d. Memberikan perlindungan kehormatan, martabat, rasa aman dan
ancaman ketakutan untuk berbuat sesuatu
e. Memberikan perlindungan kelompok masyarakat yang rentan
terhadap pelanggaran HAM
f. Memberikan pertolongan masyarakat dan harta bendanya yang
tertimpa bencana/musibah ke tempat aman dan bantuan
sandang, pangan, papan dan pengobatan

Peran Satpol PP dan Satlinmas Bidang Pemajuan HAM : (Bagian Ketiga


Pasal 8)

a. Membantu masyarakat mendapatkan pengetahuan dan akses


informasi meningkatkan kesadaran hukum dan pemahaman HAM
b. Menggalang partisipasi masyarakat untuk kerjasama dalam
mengatasi kasus pelanggaran HAM dan bencana/musibah yang
dihadapi masyarakat
c. Mengarahkan, mendayagunakan masyarakat untuk senantiasa
melakukan upaya penegakan hukum dan HAM untuk
menciptakan ketertiban dan ketentraman masyarakat
d. Membimbing, mengarahkan, menggerakkan potensi masyarakat
membantu upaya-upaya pemajuan HAM
e. Memberikan penyuluhan masyarakat tentang implikasi hukum
terhadap pelanggaran HAM yang dilakukan

Peran Satpol PP dan Satlinmas di Bidang Penegakan HAM : (Bagian


Keempat Pasal 9)

a. Menjunjung norma hukum, agama, HAM dan peraturan undang-


undang lainnya yang ada
b. Membantu menyelesaikan perselisihan warga masyarakat yang
dapat mengganggu tantribu
c. Melaporkan ditemukannya/diduga terjadi tindak pidana kepada
Kepolisian RI
d. Memfasilitasi penanganan pelanggaran HAM untuk segera
mendapat kepastian hukum
e. Menghindari perlakuan diskriminatif dengan dalih dan alasan
apapun
f. Menyerahkan ke PPNS atas temuan atau patut diduga terjadi
pelanggaran Perda dan Perkada

Peran Satpol PP dan Satlinmas di Bidang Pemenuhan HAM : (Bagian


Kelima Pasal 10)

a. Memberikan pelayanan menerima laporan serta pengaduan


masyarakat tentang pelanggaran
b. Memberikan pertolongan langsung kepada masyarakat karena
musibah/kecelakaan
c. Menjaga kerahasiaan informasi yang peka dan sekaligus rawan
menimbulkan pelanggaran HAM

21 | @pejuangskb21 - 083147651303
d. Memberikan kesempatan yang sama kepada masyarakat untuk
mendapatkan haknya, menjamin kebebasannya secara langsung
kepada yang memerlukan

Peran Satpol PP dan Satlinmas Bidang Penghormatan HAM : (Bagian


Keenam Pasal 11)

a. Menjunjung azas praduga tak bersalah sebelum ada kepastian


hukum terhadap warga yang diduga/patut diduga melakukan
pelanggaran HAM
b. Menghindari pelanggaran HAM berupa :
1. Tindakan menyimpang dari prosedur tetap
2. Salah sasaran penindakan
3. Merusak/mengambil harta orang lain
4. Menganiaya terhadap pelanggar
5. Memeras atau memperkaya diri
6. Menahan di luar kewenangan
7. Melecehkan seksual dan (8) Membiarkan orang menderita
tanpa pertolongan

Permendagri Nomor 26 Tahun 2010 (Penggunaan Senjata Api bagi Anggota


Sapol PP)
- Jenis senjata api terdiri atas : senjata peluru gas, semprotan gas, alat
kejut listrik
- Yang dapat menggunakan senjata api : Kasat, Kabid, Kaseksi,
Komandan Pleton dan Regu
- Jumlah senjata api yang dimiliki adalah paling banyak 1/3 dari seluruh
anggota Satpol PP
- Digunakan hanya pada saat tugas operasional di lapangan dengan
berpakaian dinas
- Bila menembakkan peluru wajib segera melapor secara tertulis
kepada pimpinan dan Polisi

Permendagri Nomor 27 Tahun 2010 (Pedoman Pelaporan Satpol PP)


- Pelaporan : kegiatan penyelenggaraan laporan yang meliputi
penentuan penggunaan sistem, prosedur, isi, format, jenis, sifat, waktu,
evaluasi dan tindak lanjutnya
- Laporan meliputi kelembagaan, kepegawaian, kegiatan ketentraman
dan ketertiban umum, pengamanan, bencana atau peristiwa lainnya,
penegakan Perda, kerjasama atau koordinasi Satpol PP dg instansi-
lembaga terkait di Daerah
- Laporan disampaikan Bupati/Walikota ke Gubernur lanjut ke Mendagri
- Disampaikan paling tidak 6 bulan sekali / bila diperlukan
Permendagri Nomor 38 Tahun 2010 (Pedoman Penyelenggaraan Pendidikan
dan Pelatihan Dasar Satpol PP)
- Pendidikan dan Pelatihan Dasar Pol PP (Diklat Dasar Pol PP) adalah
diklat yang dilakukan untuk mencapai persyaratan kompetensi PNS
yang diangkat menjadi Pol PP
22 | @pejuangskb21 - 083147651303
- Tujuan Diklat Dasar Pol PP :
a. Meningkatkan pengetahuan, keterampilan, sikap dan perilaku Pol
PP
b. Meningkatkan profesionalisme Pol PP dalam melaksanakan tugas
penegakan Perda, tertib umum dan ketentraman masyarakat serta
perlindungan masyarakat
c. Menyediakan PNS yang kompetensi sesuai bidang tugas dan syarat
untuk diangkat menjadi Polisi Pamong Praja
- Diklat Dasar Pol PP terdiri :
a. Pola 300 jam pelajaran (semua CPNS yang akan diangkat menjadi
Pol PP)
b. Pola 150 jam pelajaran (PNS yang telah diangkat menjadi Pol PP)
c. Pola 100 jam pelajaran (pejabat struktural eselon IV)
d. Pola 50 jam pelajaran (pejabat struktural eselon III)
e. Pola 30 jam pelajaran (pejabat struktural eselon II)
- Diklat Dasar Pol PP dilakukan oleh Badan Pendidikan dan Pelatihan
Kementerian Dalam Negeri dan Badan Pendidikan dan Pelatihan
Provinsi
- Materi Diklat Dasar Pol PP :
a. Pengetahuan Dasar Kepamongprajaan
b. Keterampilan Dasar Kepamongprajaan
c. Sikap dan perilaku kepamongprajaan
- Fasilitator/Narasumber Diklat Dasar Pol PP :
a. Pejabat negara sesuai dengan keahlian di bidangnya
b. Pakar/praktisi sesuai dengan keahlian di bidangnya
c. Akademisi sesuai bidangnya
d. Pejabat fungsional dan pejabat struktural sesuai dengan keahlian
di bidangnya
- Metode pembelajaran Diklat Dasar Pol PP meliputi ceramah, diskusi,
simulasi, praktek, olah praja dan studi banding
- Peserta akan dikenai evaluasi, minimal nilainya adalah lebih dari 70
lebih dinyatakan lulus
- Setelah lulus diberikan STTPP
- STTPP ditandatangani Kepala Badan Pendidikan dan Pelatihan
Kemendagri a/n Mendagri
- STTPP ditandatangani Kepala Badan Pendidikan dan Pelatihan Provinsi
a/n Gubernur
- Hanya ada 1x kesempatan Diklat Dasar Pol PP
- Pemantauan dan evaluasi pasca diklat dilakukan oleh tim, yang terdiri
dari :
a. Sekjen Kemendagri
b. Dirjen Pemerintahan Umum Kemendagri
c. Badan Pendidikan dan Pelatihan Kemendagri, ditetapkan oleh
Keputusan Mendagri
- Pemantauan dan evaluasi tingkat Provinsi :
a. Sekda Provinsi
b. Satker Perangkat Daerah yang membidangi Satpol PP Provinsi
c. Badan Pendidikan dan Pelatihan Provinsi , ditetapkan dengan
Keputusan Gubernur

23 | @pejuangskb21 - 083147651303
Permendagri Nomor 40 Tahun 2011 (Pedoman Organisasi dan Tata Kerja
Satpol PP)
KEDUDUKAN, TUGAS DAN FUNGSI
- Kedudukan : dipimpin oleh Kepala Satuan dan bertanggungawab
kepada Kepala Daerah melalui Sekretaris Daerah
- Tugas : menegakkan Peraturan Daerah, menyelenggarakan
ketertiban umum dan ketentraman masyarakat dan perlindungan
masyarakat
- Fungsi :
a. Penyusunan program dan pelaksanaan penegakan Perda dan
Perkada, ketertiban umum dan ketentraman masyarakat serta
perlindungan masyarakat
b. Pelaksanaan koordinasi penegakan Perda dan Perkada dkk
dengan Kepolisian Negara RI dan PPNS
c. Pengawasan terhadap masyarakat, aparatur/badan hukum agar
mematuhi dan mentaati penegakan Perda dan Perkada
d. Pelakasanaan tugas lainnya :
1. Mengikuti proses penyusunan peraturan perundang-undangan,
kegiatan pembinaan dan penyebarluasan produk hukum
daerah
2. Membantu pengamanan dan pengawalan tamu VVIP termasuk
pejabat negara dan tamu negara
3. Pelaksanaan pengamanan dan penertiban aset yang belum
teradministrasi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan, pengamanan Pemilu, penertiban keramaian
- Satpol PP Kabupaten/Kota (Tipe A dan B). Lihat Pasal 6
- Susunan Organisasi Satpol PP Kab/Kota Tipe B, terdiri atas :
a. Kepala Satuan
b. Subbagian Tata Usaha
c. Seksi Penegakan Perundang-Undangan Daerah
d. Seksi Ketertiban Umum dan Ketentraman Masyarakat
e. Seksi Pengembangan Kapasitas
f. Seksi Sarana dan Prasarana
g. Seksi Perlindungan Masyarakat
h. Kelompok Jabatan Fungsional
- Pada kecamatan dibentuk Unit Pelaksana Satpol PP Kabupaten/Kota
yang dipimpin oleh Kepala Satuan yang dijabat oleh Kepala Seksi
Ketentraman dan Ketertiban Umum pada kecamatan
- Kepala Satuan tersebut bertanggungjawab kepada camat dan
secara teknis operasional tanggung jawab kepada Kepala Satpol PP
Kab/Kota
- Klasifikasi Satpol PP Kabupaten/Kota. Pasal 8
- Satpol PP Kab/Kota terdiri Tipe A dan Tipe B, ditetapkan berdasarkan
klasifikasi besaran OPD
Tipe A (OPD mencapai lebih dari nilai 60) dan Tipe B (besaran OPD
kurang dari nilai 60)
- Satpol PP di tingkat Kab/Kota yang berkedudukan sebagai ibu kota
provinsi ditetapkan sebagai Satpol PP Tipe A

24 | @pejuangskb21 - 083147651303
Tingkat Provinsi Kabupaten Tipe A Kabupaten Tipe B
Kepala Satpol (Jabatan Struktural (Jabatan (Jabatan Struktural
PP Eselon IIa) Struktural Eselon Eselon IIIa)
IIb)
Sekretaris dan (Jabatan Struktural (Jabatan -
Kepala Bidang Eselon IIIa) Struktural Eselon
Satpol PP IIIb)
Kepala (Jabatan Struktural (Jabatan (Jabatan Struktural
Subbagian dan Eselon IVa) Struktural Eselon Eselon IVa)
Kepala Seksi IVa)
Satpol PP

- Kelompok Jabatan Fungsional terdiri atas : tenaga fungsional Pol PP


dan JaFung lain yang terbagi dalam beberapa kelompok jabatan
fungsional sesuai dengan bidang keahliannya
- Di dalam kewenangannya wajib menerapkan prinsip koordinasi,
integrasi dan sinkronisasi baik secara vertikal dan horizontal

Permendagri Nomor 54 Tahun 2011 (Standar Operasional Prosedur Satuan


Polisi Pamong Praja)
- SOP Satpol PP adalah prosedur bagi aparat Pol PP dalam rangka
meningkatkan kesadaran dalam melaksanakan tugas menegakkan
Perda dalam meningkatkan kesadaran dan ketaatan masyaraka dan
aparat serta badan hukum terhadap Perda/Perkada dan keputusan
Kepala Daerah, tantribum dan ketentraman masyarakat (4 bab, 9
pasal – 10 Nov 2011)
- Tujuan : mewujudkan keseragaman pelaksanaan tugas Pol PP dalam
menegakkan Perda, Perkada dan Keputusan Kepala Daerah serta
tantribum dan ketentraman masyarakat
SOP Satpol PP
SOP penegakan Perda
SOP ketertiban umum dan ketentraman masyarakat
SOP penanganan unjuk rasa dan kerusuhan massa
SOP pengawalan pejabat/orang penting
SOP pelaksanaan tempat penting
SOP operasi patroli
- LAMPIRAN
- Penegakan Perda dapat dilakukan dengan 4 cara :
 Pengarahan kepada masyarakat atau badan hukum yang
melanggar Peraturan Daerah
 Pembinaan dan/ sosialisasi kepada masyarakat / badan hukum
 Penindakan preventif non yustisial, penindakan dengan cara
memberikan kesempatan kepada masyarakat dan badan
hukum untuk menyelesaikan hal yang dilanggar tanpa melalui
proses pengadilan
o Tindakan ini biasanya dilakukan dengan cara memberi batas
waktu kepada pelanggar Perda/Perkada untuk menyelesaikan

25 | @pejuangskb21 - 083147651303
surat ijin atau surat keterangan yang seharusnya dimiliki oleh
masyarakat atau badan hukum yang dilanggar
 Penindakan yustisial, penindakan dengan menempuh jalur
pengadilan
- Kegiatan pembinaan atau sosialisasi kepada masyarakat serta badan
hukum dilakukan berdasarkan beberapa kategori, di antaranya ialah
pembinaan tertib sosial. Pembinaan tertib sosial dilakukan dengan :
 Preventif, melalui penyuluhan, bimbingan, latihan, pemberian
bantuan pengawasanserta pembinaan baik kepada per orang
atau kelompok masyarakat yang diperkirakan menjadi sumber
timbulnya gelanangan, pengemis dan Wanita Tuna Susila (WTS)
 Represif, melalui razia atau penampungan sementara untuk
mengurangi gelandangan, pengemis dan PSK baik perorangan
atau kelompok masyarakat yang disangka sebagai pengemis,
gelandangan dan PSK
 Rehabilitasi, meliputi penampungan, pengaturan, pendidikan,
pemulihan kemampuan dan penyaluran kembali ke kampung
halaman untuk mengembalikan peran mereka sebagai warga
masyarakat

Permendagri No 60 Tahun 2012 (Pedoman Penetapan Jumlah Polisi Pamong


Praja)
- Menetapkan jumlah Pol PP Provinsi dan Kab/Kota berdasarkan : kriteria
umum dan teknis

Indikator Umum (20%) Indikator Teknis Kab/Kota (80%)


Jumlah penduduk Klasifikasi besaran OPD
Luas wilayah Jumlah Perda dan Perkada
Jumlah APBD Jumlah Desa/Kelurahan dan kecamatan
Rasio Belanja aparatur Tingkat potensi konflik sosial kemasyarakatan
Aspek karakteristik dan kondisi geografis
Interval 400 s/d 1000

Jumlah Skor
Provinsi – Jumlah Pegawai Kabupaten-Kota – Jumlah Pegawai
100-200 < 500 150-250
201-300 500-750 251-350
301-400 > 750 351-450

- Satpol PP provinsi dan kabupaten/kota membentuk satuan kelompok,


terdiri dari :

Regu Peleton Kompi Batalion


9-11 orang 2-3 regu 2-3 peleton 2-3 kompi

- PENGHITUNGAN KRITERIA UMUM DAN KRITERIA TEKNIS.


Lihat di peraturan

26 | @pejuangskb21 - 083147651303
Pemendagri Nomor 19 Tahun 2013 (Pedoman Pakaian Dinas, Perlengkapan dan
Peralatan Operasional Pol PP)
- Jenis Pakaian Dinas (PDH, PDL, PDU, PDPP - Pakaian Dinas Petugas
Pataka, PDPTI - Pakaian Dinas Petugas Tindak Internal)
- Pakaian dinas berfungsi untuk identitas, keseragaman, pengawasan,
estetika
- PDL : (PDL I dan PDL II)
PDL I digunakan saat pelaksanaan tugas pembinaan, sosialisasi,
monitoring dan supervisi kepada aparat Pol PP dan masyarakat
PDL II digunakan ketika tugas penegakan Perda/Perkada serta
Ketertiban Umum & Ketentraman
- PDU I dan PDU II & PDPP – pembawa pataka
PDU I digunakan oleh pejabat struktural Pol PP saat upacara nasional
PDU II digunakann oleh pejabat struktural Pol PP saat upacara,
peresmian, pelantikan, HUT dinas, kantor dan instansi lainnya
- PDPTI (Pakaian Dinas Petugas Tindak Internal) adalah yang digunakan
Pol PP saat tugas ngawasin internal dan kode etik Satpol PP
- KETENTUAN LAIN DAN CONTOH GAMBAR. Liat Lampiran

Permendagri Nomor 84 Tahun 2014 (Penyelenggaraan Perlindungan


Masyarakat)
- Wujud pelaksanaan Pasal 19 Permendagri No 40 Tahun 2011 tentang
Pedoman Organisasi dan Tata Kerja Satuan Polisi Pamong Praja
- Penyelenggaraan perlindungan masyarakat
- Perlindungan masyarakat : keadaan dinamis dimana warga
masyarakat disiapkan dan dibekali pengetahuan serta keterampilan
untuk melaksanakan kegiatan penanganan bencana untuk
mengurangi dan memperkecil akibat bencana, ikut memelihara
keamanan, ketentraman dan ketertiban masyarakat, kegiatan sosial
kemasyarakatan
- Satuan Perlindungan Masyarakat (Satlinmas) adalah organisasi yang
dibentuk oleh Pemdes atau kelurahan dan beranggotakan warga
masyarakat yang disiapkan dan dibekali pengetahuan dan
keterampilan untuk melaksanakan kegiatan penanganan bencana
dan juga mengurangi dan memperkecil akibat bencana, ikut
memelihara keamanan, ketentraman, ketertiban masyarakat,
kegiatan sosial kemasyarakatan
- Syarat Satlinmas, beberapa yang penting yaitu umur > dari 18 tahun
atau sudah menikah dan minimal pendidikannya adalah SLTP dan
/sederajat
- Anggota Satlinmas dilantik oleh Kepala Satpol PP dan mengucap
Sumpah Janji Satlinmas.
SUMPAH / JANJI ANGGOTA SATLINMAS
1. Kami anggota Satuan Perlindungan Masyarakat adalah
warga Negara Kesatuan Republik Indonesia yang bertakwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berazaskan Pancasila
dengan penuh kesadaran mengemban hak dan kewajiban
dalam memberikan perlindunan kepada masyarakat dan
melakukan pembelaan negara
2. Kami anggota Satuan Perlindungan Masyarakat adalah
warga Negara Kesatuan Republik Indonesia yang siap

27 | @pejuangskb21 - 083147651303
membantu pemerintah dan pemerintah daerah dalam
meminimalkan dan atau mencegah segala bentuk potensi
bencana dan gangguan yang mengancam keamanan,
ketentraman, serta ketertiban masyarakat
3. Kami anggota Satuan Perlindungan Masyarakat adalah
warga Negara Kesatuan Republik Indonesia yang dalam
melaksanakan tugas selalu mengutamakan kepentingan
nasional di atas kepentingan pribadi dan golongan dengan
memegang teguh disiplin, patuh dan taat kepada hukum
yang berlaku
- Masa keanggotaan s/d 60th atau diberhentikan
- Diberhentikan karena : meninggal dunia, mengundurkan diri, pindah
domisili, tidak lagi sehat, melakukan perbuatan tercela/tindak pidana
- Tugas Satlinmas :
a. Membantu penanggulangan bencana
b. Membantu keamanan, ketentraman dan ketertiban masyarakat
c. Membantu acara kegiatan sosial masyarakat
d. Membantu penanganan tentram, aman dalam Pemilu
e. Membantu pertahanan negara
- Satlinmas terdiri dari :
a. Kepala Satuan – ex-officio dijabat oleh Kepala Desa/Lurah
b. Kepala Satuan Tugas, membawahi :
1. Regu Kesiapsiagaan dan Kewaspadaan Dini
2. Regu Pengamanan
3. Regu Pertolongan Pertama pada Korban & Kebakaran
4. Regu Penyelamatan dan Evaluasi
5. Regu Dapur Umum, tugas di Pasal 14-18
c. Komandan Regu – ditunjuk oleh Kepala Satuan Tugas
d. Anggota – paling sedikit 10 orang
- Hak dan Kewajiban Anggota Satlinmas
HAK KEWAJIBAN
Pendidikan & pelatihan Menjunjung norma hukum, agama HAM
dan norma sosial yang berkembang di
masyarakat
KTA Satlinmas Disiplin dan memegang Sumpah Janji
Satlinmas
Fasilitas, sarana prasarana tugas Menyelesaikan selisih warga yang dapat
operasional memecah
Biaya operasional dalam tugas Melaporkan berjenjang bila ditemukan
gangguan
Santunan bila kecelakaan tugas
Piagam penghargaan bagi yang telah
mengabdi 10 tahun dari Bupati/
Walikota, 20th dari Gubernur dan 30th
dari Menteri Dalam Negeri
Mengikuti kegiatan yang berhubungan
dengan tugas

- Pemberdayaan Satlinmas melalui :


a. Pendidikan dan pelatihan
b. Peningkatan peran serta dan prakarsa
c. Peningkatan kesiapsiagaan
d. Penanganan tanggap darurat

28 | @pejuangskb21 - 083147651303
e. Pengendalian dan operasi
f. Pembekalan
- Laporan dilakukan secara berkala setiap 6 bulan atau sewaktu-waktu
diperlukan

Permendagi Nomor 94 Tahun 2016 (Hasil Pemetaan Urusan Pemerintahan


Bidang Ketenteraman, Ketertiban Umum dan Perlindungan Masyarakat, Bidang
Administrasi Kependudukan dan Pencatatan Sipil dan Bidang Pemberdayaan
Masyarakat dan Desa)

- Hasil pemetaan urusan pemerintahan wajib yang berkaitan dengan


pelayanan dasar bidang Ketentraman, Ketertiban Umum dan
Perlindungan Masyarakat
- Hasil pemetaan urusan pemerintahan wajib yang tidak berkaitan
dengan pelayanan dasar bidang Pemberdayaan Masyarakat dan
Desa
- Hasil pemetaan urusan pemerintahan wajib yang tidak berkaitan
dengan pelayanan dasar bidang Administrasi Kependudukan dan
Pencatatan Sipil
- Hasil Pemetaan Urusan Pemerintahan merupakan dasar bagi
Pemerintah Daerah untuk :
a. Menyusun dan menetapkan kelembagaan perangkat daerah,
perencanaan dan pengangga
b. Pembinaan teknis penyelenggaraan pemerintahan daerah
sesuai dengan bidang tugasnya
c. Penyusunan pelayanan fungsi pemerintahan di bidang
Trantribum dan Linmas di bidang Administrasi Kependudukan
dan Pencatatan Sipil dan Bidang Pemberdayaan Masyarakat
d. Perubahan sistem informasi kelembagaan Daerah
- Sub Urusan Ketentraman dan Ketertiban Umum – Skor 836/Besar
- Sub Urusan Kebakaran – Skor 720/Sedang
- Urusan Pemerintahan Bidang Pemberdayaan Masyarakat dan Desa –
Skor 830/Besar
- Urusan Pemerintahan Bidang Administrasi Kependudukan dan
Pecatatan Sipil – Skor 940/Besar

Permendagi Nomor 3 Tahun 2019 (Penyidik Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan


Pemerintah Daerah)

- Penyidik : pejabat Polisi RI/pejabat PNS tertentu yang diberi


wewenang khusus oleh UU untuk melakukan penyidikan
- Penyidikan : serangkaian tindakan penyidik dalam hal dan menurut
cara yang diatur dlm UU untu mencari dan mengumpulkan barang
bukti yang dengan bukti itu membuat terang ttg tindak pidana yang
terjadi dan guna menemukan tersangkanya
- PPNS : PNS yang diberi tugas untuk melakukan penyidikan terhadap
pelanggaran atas ketentuan Perda

29 | @pejuangskb21 - 083147651303
- Administrasi penyidikan adalah kegiatan penatausahaan penyidikan
untuk menjamin ketertiban, keseragaman dan kelancaran penyidikan
- TUGAS DAN WEWENANG PPNS (Pasal 3 dan 4)
- Satuan Polisi PP bertindak sebagai koordinator PPNS di lingkungan
Pemerintah Daerah
- Penunjukan PPNS dilakukan oleh Kepala Satpol PP
- PPNS menyampaikan hasil penyidikan ke Penuntut Umum dan
berkoordinasi dengan penyidik Polisi RI
- Tugas penyidikan : kegiatan, rencana penyidikan, pengorganisasian,
pelaksanaan penyidikan dan pengendalian yang dilaksanakan sesuai
dengan ketentuan perundang-undangan
- Wewenang :
a. Menerima laporan/pengaduan dari seorang tentang adanya
tindak pidana
b. Melakukan tindakan pertama di TKP
c. Menyuruh behenti seorang tersangka dan memerika tanda
pengenal tersangka
d. Penggledahan dan penyitaan
e. Pemeriksaan dan penyitaan surat
f. Mengambil sidik jari dan memotret seseorang
g. Memanggil orang untuk didengar dan diperiksa sebagai
tersangka/saksi
h. Mendatangkan ahil dalam pemeriksaan perkara
i. Menghentikan penyidikan
- Di dalam melaksanakan tugas dan wewenang, PPNS bertanggung
jawab kepada Kepala Daerah melalui Kepala Satpol PP
- Membentuk sekretariat PPNS yang berkedudukan di Satpol PP
- Keanggotaan. Lihat Pasal 7 no (2) peraturan
- Tugas Sekretariat PPNS. Lihat Pasal 8
- Bentuk kegiatan dalam proses penyidikan oleh PPNS (Pasal 9)
- Tindak pidana ringan (tipiring)5 dengan ancaman max penjara 3
bulan dan dengan max 50jt
- Mutasi pejabat PPNS dilakukan apabila :
a. Perubahan struktur OPD
b. Mutasi Pejabat PPNS ke instansi/unit lainnya
c. Mutasi jabatan
- Kepala Daerah mutasi Pejabat PPNS minimal 5 tahun
- Pakaian dan atribut PPNS (berfungsi sebagai identitas, keseragaman
dan estetika) : kemeja putih dan celana panjang / rok hitam

5 Tindak pidana ringan tersebut merupakan acara pemeriksaan cepat dan acara pemeriksaan
singkat
30 | @pejuangskb21 - 083147651303
- Dirjen Bina Administrasi Kewilayahan > melakukan pembinaan fasilitasi,
konsultasi, pendidikan dan pelatihan, penelitian dan pengembangan

31 | @pejuangskb21 - 083147651303
Pemendagri Nomor 17 Tahun 2019 (Pemenuhan Hak PNS, Penyediaan Sarana
dan Prasarana Minimal, Pembinaan Teknis Operasional dan Penghargaan
Satpol PP)
- Pemerintah Daerah wajib :
a. Memenuhi hak PNS Satpol PP
Hak PNS Satpol PP :
a. Jaminan kesehatan, kecelakaan kerja, kematian dan
bantuan hukum
 Jaminan kesehatan berupa asuransi kesehatan
 Jaminan kecelakaan meliputi perawatan, santunana dan
tunjangan cacat
 Santunan kematian
 Bantuan hukum dilakukan oleh perangkat daerah urusan
di bidang hukum
b. Pengembangan kompetensi, keahlian dan karir
1. Pendidikan Dasar Pol PP
2. Pendidikan dan Pelatihan Teknis Penunjang
3. Pendidikan dan Pelatihan Jabatan Fungsional
c. Hak lain sesuai ketentuan perundang-undangan
Tunjangan resiko dan insentif tambahan
b. Menyediakan sarana dan prasana minimal
 Gedung kantor (ruangan kerja pimpinan dan staff, pos
jaga, ruang pengaduan dan pemeriksaan, ruang
penyimpanan barang/gudang, sekretariat PPNS, ruang
sidang majelis kode etik, tempat apel/upacara, halaman
parkir)
 Kendaraan operasional
 Perlengkapan operasional (perorangan, beregu, patroli,
penegakan Perda/Perkada
c. Pembinaan teknis operasional
 Pembinaan etika profesi, koordinasi Satpol PP,
pengembangan pengetahuan keterampilan, penegakan
Perda dan Perkada, peningkatan pelayanan Satpol PP
dan kapasitas kelembagaan
- Pakaian dinas berfungsi untuk identitas, keseragaman, pengawasan
dan estetika
- Penghargaan terditi atas :
a. Karya Bhakti Peduli Satpol PP
diberikan kepada gubernur/bupati/walikota
b. Karya Bhakti Satpol PP
Satpol PP dan Pol PP yang kreatif, inovatif dalam tugas dan fungsi
c. Karya Bhakti Pengabdian Pol PP
bagi yang cacat permanen/meninggal dunia dalam tugas
- Syarat mendapatkan penghargaan. Lihat Pasal 25 – 26
- Kriteria pembobotan atau penilaian. Pasal 32
- Pada saat Peraturan Menteri berlaku, Permendagri No 19 Tahun 2013
Tentang Pedoman Pakaian Dinas, Perlengkapan dan Peralatan
Operasional Satpol PP dicabut dan tidak berlaku

32 | @pejuangskb21 - 083147651303
Permendagri Nomor 32 Tahun 2019 (Pelaksanaan Tugas Pembinaan Jabatan
Fungsional Polisi Pamong Praja)
- Pengembangan Kompetensi Pol PP
Pengembangan yang didasarkan standar kompetensi Pol PP atau
analisis kebutuhan pengembangan kompetensi Pol PP
- Pengembangan Kompetensi Teknis Pol PP
Diklat dilaksanakan untuk meningkatkan kompetensi umum atau
kompetensi inti Pol PP sesuai dengan standar bagi Aparatur Sipil
Negara atau Pol PP
- Pengembangan Kompetensi Fungsional Pol PP
Diklat sesuai dengan JaFung Pol PP di dalam meningkatkan
kompetensi Pol PP sesuai dengan analisis kebutuhan pengembangan
kompetensi bagi pejabat fungsional Pol PP
- Diklat Fungsional : diklat yang wajib diikuti oleh pejabat Fungsional Pol
PP untuk memenuhi persyaratan menduduki jabatan fungsional
jenjang terampil dan jenjang ahli serta yang akan naik dalam jabatan
dari Pol PP terampil ke Pol PP ahli
- Pembinaan dilakukan Mendagri > Direktur Jenderal Bina Administrasi
Kewilayahan dan Kepala Badan Pengembangan SDM Kemendagri
- Dalam melakukan pembinaan, menteri bertugas :
a. Menyusun ketentuan pelaksanaan dan teknis JaFung Pol PP
b. Pengembangan profesi JaFung Pol PP
c. Analisa kebutuhan pengembangan kompetensi, penyusunan
kurikulum
- Pembentukan Tim Penilai diputuskan oleh Menteri yang
ditandatangani Dirjen Bina Administrasi kewilayahan a/n Menteri
- Keputusan Bupati WaliKota ditandatangani Sekda a/n bupati/walikota
– Tim Penilai kab/kota
- Tim penilai > Sekretariat Tim Penilai yang secara fungsional dijabat oleh
Sekretaris Pol PP kabupaten atau kota dan pusat oleh Direktur Polisi
Pamong Praja dan Perlindungan Masyarakat atau Kepala Sub
Direktorat Peningkatan Kapasitas SDM Pol PP
- Tugas Sekretariat Tim Penilai. Lihat Pasal 6
- Penilaian Angka Kredit Pol PP yang dilakukan Tim Penilai Pusat. Lihat
Pasal 7
- Pasal 11-12 tim penilai kabupaten/kota
- Pengembangan profesi Jabatan Fungsional Pol PP :
a. Penulisan Karya Tulis/Karya Ilmiah di bidang Pol PP
b. Penerjemahan/penyaduran buku dan bahan lainnya
c. Penyusunan buku pedoman atau ketentuan pelaksanaan teknis
bidang Pol PP
d. Pengembangan profesi Pol PP
1. Studi Banding
 Angka kredit 0.20 dalam bentuk laporan dan bukti fisik
laporan tertulis
2. Bimbingan Teknis/Pelatihan di kantor sendiri
 Narasumber/pembahas dengan Angka Kredit 1.00, bukti
fisik dan sertifikat
 Moderator Angka Kredit 0.75, bukti fisik dan sertifikat
 Peserta Angka Kreditnya 0.50

33 | @pejuangskb21 - 083147651303
3. Ekspose hasil penegakan Perda
 Narasumber/pembahas AK 1.00
 Moderator AK 0.50
4. Jambore Pol PP, Angka Kredit 0.50
5. Kelompok Kerja, Angka Kredit Ketua 1.00 dan Anggota 0.75
- Analisis kebutuhan pengembangan kompetensi. Pasal 19 telampir
- Kurikulum ialah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai
tujuan, isi dan bahan pembelajaran & cara yang digunakan sebagai
pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai
tujuan pengembangan kompetensi fungsional dan teknis JaFung Pol
PP
- Jenis Pengembangan Kompetensi Jabatan Fungsional Pol PP :
a. Diklat Fungsional
1. Diklat fungsional keterampilan
2. Diklat fungsional keahlian
3. Diklat fungsional naik jabatan dari keterampilan ke keahlian
b. Pengembangan kompetensi teknis lainnya
 Kursus (dilakukan max 5hari kerja/50 JP), penataran, seminar,
lokakarya atau workshop (2 hari/16 JP), bimtek (3 hari/24 JP),
pembelajaran elektronik dan jarah jauh
 Magang, pelatihan dalam jabatan, pembekalan dan
orientasi tugas dan pendalaman tugas (paling lama 3 hari/30
JP)

- Penyelenggara Pengembangan Kompetensi Jabatan Fungsional Pol


PP dilakukan oleh :
a. BPSDM Kemendagri
b. Dirjen Bina Administrasi Kewilayahan
c. Balai Pengembangan Kompetensi Satpol PP dan Pemadam
Kebakaran Kemendagri
d. BPSDM provinsi atau sebutan lainnya
e. Satpol PP provinsi dan atau Kabupaten/Kota
- Hasil monitoring dan evaluasi diklat fungsional menjadi syarat
penetapan peserta lulus/tidak
- Lulus dengan nilai > 60, bila kurang < 60 maka tidak lulus
- Pelaporan pengembangan kompetensi disampaikan panitia ke
kepala unit kerja paling lama 2 minggu setelah pelaksanaan kegiatan
berakhir
- Karya tulis disahkan paling rendah oleh pejabat tinggi pratama
bidang kepegawaian
- Lampiran halaman 34. Silahkan dibaca sendiri!

34 | @pejuangskb21 - 083147651303
PERBERSAMA KEMENDAGRI DAN BKN
Peraturan Bersama Menteri Dalam Negeri dan Kepala Badan Kepegawaian
Negara No 34 Tahun 2015 dan Nomor 9 Tahun 2015 (Ketentuan Pelaksanaan
PermenPAN-RB No 4 Tahun 2014 Tentang JaFung Pol PP dan Angka Kreditnya)
- Pejabat Pimpinan Tinggi Madya (Eselon I)
- Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama (Eselon II)
- Pejabat Administrator (Eselon III)
- Pejabat Pengawas (Eselon IV)
- Tugas pokok Jabatan Fungsional Pol PP adalah penegakan Perda dan
penyelenggaraan Ketertiban Umum dan Ketentraman Masyarakat
- JENJANG JABATAN DAN PANGKAT, GOLONGAN RUANG
- PEJABAT YANG BERWENANG MENGANGKAT
- PENGANGKATAN PERTAMA KALI
- PENGANGKATAN DARI JABATAN LAIN (max 50th)
- Setiap usul Penetapan Angka Kredit Pol PP harus dilampiri dengan :
lihat halaman 18
- Pejabat yang berwenang menetapkan Angka Kredit membentuk Tim
Teknis (PNS/non)
- Tugas Tim Teknis adalah memberikan saran dan pendapat ke Ketua
Tim Penilai dalam hal member penialain atas kegiatan yang bersifat
khusus/kegiatan yang memerlukan keahlian tertentu
- Tim Teknis (bersifat sementara) bertanggungjawab kepada Ketua Tim
Penilai
- KENAIKAN PANGKAT, JABATAN DAN ANGKA KREDIT PENGEMBANGAN
PROFESI
- Kenaikan pangkat PNS JaFung Pol PP Ahli Madya Pembina Tingkat I
(IV/b) menjadi Pembina Utama Muda (IV/c) ditetapkan oleh
Keputusan Presiden dengan pertimbangan Kepala BKN
- ANGKA KREDIT PENGEMBANGAN PROFESI. Lihat halaman 25 terlampir
- PEMBEBASAN SEMENTARA, PENURUNAN JABATAN, PENGANGKATAN
KEMBALI DAN PEMBERHENTIAN

35 | @pejuangskb21 - 083147651303
Istilah penting

Kewenangan Menindak : melakukan tindakan hukum terhadap pelanggaran


Perda untuk diproses melalui peradilan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan
Catatan :
- Pol PP tidak memiliki kewenangan menindak
- Pol PP bisa menindak hanya sebatas kasus non yustisial
- Pol PP PPNS memiliki kewenangan menindak (yustisi dan non yustisial)
- Denda administrasi merupakan salah satu sanksi administrasi (bisa di
tempat)
- Kumulatif terbuka (RUU yang dibuat di luar prolegnas)
- Semua Perda dibatalkan oleh Mahkamah Agung

Tindakan Penertiban non Yustisial : tindakan yang dilakukan oleh Satpol PP


dalam rangka menjaga atau memulihkan ketertiban umum dan ketentraman
masyarakat terhadap pelanggaran Perda dan Perkada dg cara yang sesuai
ketentuan peraturan perundang-undangan dan tidak sampai proses peradilan
Tema HUT Pol PP ke 70 dan Linmas ke 58 tahun 2020
“Peningkatan Profesionalisme Satpol PP dan Satuan Perlindungan Masyarakat
(Satlinmas) Menuju Indonesia Maju”
Tema HUT Pol PP ke 71 dan Linmas ke 59 tahun 2021

“Kesiapsiagaan Satuan Polisi Pamong Praja dan Satuan Perlindungan Masyarkat


Mendukung Pencegahan dan Pengendalian Covid-19 untuk Indonesia yang
Maju dan Sehat”

glosarium

MENTERI DALAM NEGERI Jend.Pol (Purn) Prof. Drs. H. Tito Karnavian, M.A, Ph.D
DIREKTUR SATPOL PP & LINMAS Bernhard E Rondonuwu
MENTERI HUKUM DAN HAM Yasonna Laoly
MENTERI PAN-RB Tjahjo Kumolo
JABATAN FUNGSIONAL POLISI PAMONG PRAJA (JABATAN FUNGSIONAL POL PP)
Jabatan fungsional yang mempunyai ruang lingkup tugas, tanggungjawab,
dan wewenang untuk melakukan kegiatan penegakan Perda, ketertiban
umum dan ketentraman masyarakat sesuai dengan perundangan
SATUAN POLISI PAMONG PRAJA (SATPOL PP)
Perangkat daerah yang dibentuk untuk menegakkan Perda dan Perkada,
menyelenggarakan ketertiban umum dan ketentraman masyarakat serta
menyelenggarakan perlindungan masyarakat
POLISI PAMONG PRAJA (POL PP)
Aparat Pemerintah Daerah yang diduduki oleh PNS dan diberi tugas, tanggung
jawab dan wewenang sesuai dengan peraturan perundangan dalam
penegakan Perda dan Perkada, ketertiban umum dan ketentraman serta
perlindungan masyarakat

36 | @pejuangskb21 - 083147651303
PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL (PPNS)
Pegawai Negeri Sipil yang diberikan tugas melakukan penyidikan terhadap
pelanggaran atas ketentuan Perda sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan
PEMERINTAHAN DAERAH
Penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh Pemda dan DPRD menurut asa
otonomi dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas-luasnya dalam
sistem dan prinsip NKRI seperti yang dimaksud dalam UUD 1945
PEMERINTAH DAERAH
Gubernur, Bupati-Walikota, Perangkat Daerah sebagai unsur penyelenggara
Pemerintahan Daerah
DAERAH OTONOM
Kesatuan masyarakat hukum yang mempunyai batas wilayah yang berwenang
mengatur dan mengurus urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat
setempat menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat dalam
sistem NKRI
PERATURAN DAERAH – PERDA
Peraturan perundang-undangan yang dibentuk oleh DPRD dengan persetujuan
bersama Kepala Daerah
PERATURAN KEPALA DAERAH – PERKADA
SATUAN KERJA PEMERINTAH DAERAH (SKPD)
Perangkat daerah pada pemerintah provinsi dan kabupaten atau kota
ANGKA KREDIT
Satuan nilai dari tiap butir kegitan dan atau akumulasi nilai butir-butir kegiatan
yang harus dicapai oleh seorang Pol PP dalam rangka pembinaan karir yang
bersangkutan
KETENTRAMAN DAN KETERTIBAN UMUM
Suatu keadaan dinamis yang memungkinkan Pemerintah, Pemerintah Daerah
dan masyarakat dapat melakukan kegiatannya dengan tenteram, tertib dan
teratur

akronim

DUPAK : Daftar Usulan Penilaian dan Penetapan Angka Kredit


OPD : Organisasi Perangkat Daerah
PAK : Penetapan Angka Kredit
Daftar yang berisi jumlah angka kredit butir-butir kegiatan yang
telah dilakukan dan dibuat oleh Pol PP
SKPD : Satuan Kerja Pemerintah Daerah
STTPP : Surat Tanda Tamat Pendidikan dan Pelatihan
STTPK : Surat Tanda Tamat Pengembangan Kompetensi
SKP : Sasaran Kinerja Pegawai
SPM : Standar Pelayanan Minimal

37 | @pejuangskb21 - 083147651303

Anda mungkin juga menyukai