Anda di halaman 1dari 18

PEDOMAN PENYUSUNAN

HTCK
DI LINGKUNGAN POLRI

a. Untuk penyelenggaraan Tupoksi Polri diperlukan


adanya
hubungan
antar
komponen/
unsur 2
pengemban fungsi pada setiap tingkat
Organisasi Polri
Diatur dalam HTCK
Dalam bentuk hubungan vertikal,
horisontal, diagonal dan hubungan lintas sektoral
b. Hasil pelaksanaan tugas akan maksimal
apabila
ada suatu mekanisme kerja yang teratur dan tertib
untuk mendinamisir organisasi secara efektif dan
efisien
c. HTCK disusun sebagai penjabaran Tupoksi dari
Satuan2 Organisasi dilingkungan Polri untuk dapat
terselenggaranya tugas2 di bidang operasional
maupun pembinaan

a. Sebagai pedoman dalam pelaksanaan tugas


Polri
sehingga mekanisme dan
pelaksanaan kinerja dapat terlaksana dgn baik
b. Hindari
terjadinya
tumpang
tindih
atau
penyalahgunaan wewenang dalam pelaksanaan
tugas

a. Lancarnya pelaksanaan tugas antar unsur2


pengemban fungsi dalam Organisasi Polri
b. Terciptanya hubungan kerja yang kondusif, tertib
dan harmonis

a. Hubungan : Perwujudan yang saling berkaitan antar


komponen/ unsur2 pengemban fungsi dalam suatu
organisasi
b. Tata Cara Kerja : Aturan2 yang harus diikuti dalam
melaksanakan kerja di lingkungan organisasi, sesuai
dengan struktur dan hubungan fungsional antar
komponen/ unsur2 dalam organisasi tersebut
c. HTCK : Suatu prosedur yang mengatur tentang mekanisme
hubungan kerja antar :
Komponen/ unsur2 pengemban fungsi di
lingkungan
Organisasi Polri
Dengan unsur2
pengemban fungsi di
lingkungan
Organisasi/ Lembaga Pemerintahan Non Polri
Yang dilaksanakan secara sistematis, transparan,

a. Merupakan urat nadi dari organisasi


b. Sebagai aturan main bagi suatu organisasi dalam
melaksanakan tugas, fungsi, tanggung jawab dan
kewenangan dari setiap Unit Organisasi/ Satker

a. Sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan


keputusan/ penetapan bijak mengenai pelaksanaan
tugas, fungsi, tanggung jawab dan kewenangan
b. Sebagai tolak ukur/ acuan atau pedoman dalam
melaksanakan tugas, fungsi, tanggung jawab dan
kewenangan dari setiap Unit Organisasi/ Satker
c. Sebagai alat/ cara/ aturan main yang dapat menghindari
terjadinya tumpang tindih atau penyalahgunaan
wewenang
d. Sebagai barometer atas keberhasilan pelaksanaan
tugas/ kegiatan maupun tujuan yang hendak dicapai

a. Terlaksananya tupoksi secara optimal


b. Terciptanya aturan kerja/ aturan main, sehingga
terhindarnya tumpang tindih pelaksanaan
tugas
c. Terciptanya administrasi/ manajemen yang
tertib, baik dan benar

1. Vertikal

Hubungan langsung tegak lurus

a. Dari atas ke bawah


Dari unsur Pimp kepada unsur Pembantu Pimp yg ada dibawahnya
bersifat perintah dan pengendalian

b. Dari bawah ke atas


Dari unsur Pembantu Pimp kepada unsur Pimp yang ada
diatasnya
bersifat menerima perintah dan laporan

contoh : Kapolda/ Waka Polda dengan:


- Para Karo, Dir, Kabid
- Para Kapolres

2. Horizontal
mendatar

Hubungan langsung & sejajar/

a. Dalam rangka koordinasi pada tingkat otoritas yang sama


b. Mempunyai atasan yang sama
c. Hubungan dilakukan melalui batas2 fungsional/ Satker
d. Tidak saling menjadi atasan atau bawahan
contoh : - Antar para Karo, Dir, Kabid

3.

Diagonal
Hubungan tdk langsung antar
komponen/ unsur dalam organisasi (tidak vertikal
maupun tidak horizontal)
a. Bersifat koordinasi
b. Dapat menjangkau eselon lain yang lebih tinggi
contoh : - Kapolda dengan Pejabat Utama Mabes Polri
- Kapolres dengan Pejabat Utama Polda

4. Lintas Sektoral
Hubungan kerja sama dengan
Instansi Lembaga Pemerintahan lainnya
a. Bersifat Koordinasi dalam rangka pelaksanaan tugas
atau
merupakan tugas bersama
b. Dapat berbentuk hubungan horizontal/ diagonal
contoh : - Kapolda dengan Gubernur, Kejati, dll
- Dir Lantas dengan DLLJR

1. Perintah/ Laporan
Kewenangan Pimpinan untuk memberikan
perintah kepada setiap pejabat yang berada
dibawahnya, sebaliknya staf yg berada
dibawahnya melaporkan tugas dan tanggung jawab
kepada Pimpinan

2. Koordinasi
Kegiatan yang dilaksanakan antar unsur
pengemban fungsi dalam suatu Organisasi
Polri atau antar Organisasi Polri dengan
Organisasi Non Polri, dalam rangka pelaksanaan
tugas

a. Menjabarkan secara jelas tupoksi, wewenang dan


tanggung jawab masing2 komponen/ unsur
organisasi
b. Melakukan analisa terhadap permasalahan yang
ada dan faktor2 yang menghambat
c. Rumuskan secara jelas solusi pemecahannya

a. Disusun secara sistematis, terukur, logis, rasional,


transparan, proporsional dan akuntabel
b. Sesuai dengan peran dan fungsi serta tujuan
organisasi

a. Sesuai dengan tupoksi, wewenang dan


tanggung jawab Unit Organisasi/ Satker
b. Berorientasi pada pencapaian tujuan dan
sasaran serta target yang ingin dicapai
c. Memberikan kemudahan dalam pelaksanaan
tugas
d. Mendapatkan pengesahan dari Pimpinan/
Ka Satker

1. Persiapan
a. Koordinasi dengan Pejabat/ staf di lingkungan Unit
Organisasi/ Satker dan Organisasi Non Polri, dalam rangka
inventarisasi tupoksi, wewenang dan tanggung jawab
masing2
b. Memperhatikan perkembangan/ perubahan Organisasi Polri
dan Non Polri, terutama yang berkaitan dengan adanya
validasi organisasi
c. Menyiapkan Tim Pokja Sun HTCK

2. Pelaksanaan
a. Penyusunan konsep awal HTCK
b. Pengajuan konsep awal kepada Pimpinan/ Ka Satker untuk
koreksi dan arahan
c. Penyempurnaan naskah HTCK dan penanda tanganan oleh
Pimpinan/ Ka Satker
d. Sosialisasi di lingkungan dan dalam jajaran kesatuannya

3. Pengawasan dan Pengendalian


a. Setiap Ka Unit Organisasi/ Ka Satker wajib
melakukan
pengawasan
dan
pengendalian
terhadap pelaksanaan HTCK
b. Dilakukan anev terhadap pelaksanaan HTCK dan
dilaporkan secara berjenjang sebagai masukan
untuk menentukan kebijakan selanjutnya

1. Setiap Unit Organisasi/ Satker tingkat Mabes Polri


maupun kewilayahan wajib menyusun/ membuat,
mensosialisasikan,
melaksanakan
dan
mengevaluasi HTCK-nya masing2
2. Pengesahan/ penanda tanganan HTCK
masing2 Ka Unit Organisasi/ Ka Satker

oleh

3. Apabila ada perubahan organisasi (validasi),


sehingga susunan OTK berubah, maka perlu
dilakukan penyesuaian kembali
4. Pengawasan terhadap pelaksana HTCK
a. Internal
b. Eksternal
c. Fungsional

oleh Ka Unit Organisasi/ Ka Satker


oleh Pimpinan Atas
oleh Irwasum/ Irwasda

Tingkat Polda
Bab I : PENDAHULUAN
2.
3.
4.
5.
6.

1. Umum
Dasar
Maksud dan Tujuan
Ruang Lingkup
Tata Urut
Pengertian

Bab II : TUGAS POKOK DAN FUNGSI


7. Unsur Pimpinan
a. Kapolda
b. Waka Polda

8. Unsur Pembantu Pimpinan dan Pelaksana Staf

c.
d.
e.
f.

9.

a. Irwasda
b. Ro Renbang
Ro Ops
Ro Binamitra
Ro Pers
Ro Log

Unsur Pelaksana Pendidikan, Pelayanan Staf

dan
Staf Khusus
a. Pelaks Dik
- SPN
b. Pelayanan Staf
- Setum
- Denma

c. Staf Khusus
- Bid Propam
- Bid Humas
- Bid Binkum
- Bid Telematika
- Bid Dokkes
- Bid KU

10. Unsur Pelaksana Utama


a. Dit Intelkam
b. Dit Reskrim
c. Dit Narkoba
d. Dit Samapta
e. Dit Lantas
f. Dit Pol Air
g . Sat Brimob

Bab III : POKOK POKOK HTCK


Bab IV : PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN
Bab V : PENUTUP

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai