Anda di halaman 1dari 5

POLRI DAERAH LAMPUNG

RESOR TULANG BAWANG


SEKTOR RAWA PITU

SOP (STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR)


TENTANGPELAKSANAAN TUGAS SIUM
POLSEK RAWA PITU

Rawa pitu, Januari 2020


POLRI DAERAH LAMPUNG
RESOR TULANG BAWANG
POLSEK RAWA PITU

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR ( SOP )


POLSEK RAWA PITU
TENTANG SIUM
NO. DOKUMEN : NO. REVISI : HALAMAN :
S.O.P SIE UMUM 00 2/7
TANGGAL TERBIT : ………………………………..
Dibuat oleh : diperiksaoleh : disahkanoleh :
KAPOLSEK RAWA PITU WAKA POLRES KAPOLRES
POLRES TULANG BAWANG TULANG BAWANG TULANG BAWANG

SAMSI RIZAL AB, SE., MH EKO NUGROHO, S,IK SYAIFUL WAHYUDI, S.IK, M.H
IPDA NRP 83060135 KOMPOL NRP 82051521 AKBP NRP 78040922

I. PENDAHULUAN

a. Umum

Bahwa untuk memberikan pedoman dalam pelaksanaan tugas kepolisian


operasional danstaf baik tingkat Polres maupun tingkat Polsek maka perlu di buat
Standar OperasionalProsedur (SOP) tugas-tugas operasional Polri pada dasarnya di
laksanakan oleh satuan Polriyang bergelar di seluruh wilayah Negara Republik
Indonesia sampai dengan tingkat Polsekbegitu juga staf sebagai pendukung
kegiatan operasional kepolisian untuk mencapai tahapanrencana aksi reformasi
berokrasi Polri tersebut dibuat Standar Operasional Prosedur (SOP)untuk tahap
fungsi maupun staf sebagai unsur pendukung dalam institusi Polri yangmenjelaskan
tentang tugas-tugas fungsi secara rinci tentang apa yang di lakukan kapan harusdi
laksanakan, siapa yang melakukan.

Seksi umum merupakan unsur pembantu pimpinan yang berada di bawah


Kapolsek,SIUM dipimpin oleh Kasium yang bertanggung jawab kepada Kapolsek
dan dalammelaksanakan tugas sehari-hari di bawah kendali waka polsek, salah satu
tugasnya pelayananadministrasi SIUM guna memudahkan dan menyamakan
tindakan dalam pelayananadministrasi umum dipandang perlu membuat Standar
Operasional Prosedur (SOP).

II. DASAR PELAYANAN ADMINISTRASI UMUM

1. Undang-undang RI nomor 2 tahun 2002 tentang Kepolisian Negara


RepublikIndonesia.
2. Perkap Kapolri nomor 23 tahun 2010 tentang susunan organisasi dan tata
kerja.
3. Reformasi Birokrasi Polri.

III. TATA CARA PERSURATAN DINAS

1. SURAT MASUK
- Pengurusan surat masuk dilaksanakan dengan beberapa tahapan, yaitu:
a. Penerimaan
b. Pencatatan
c. Penilaian/ Disposisi
d. Pengolahan dan penyimpanan.

- Kesatuan pada tahap penerimaan sebagaimana dimaksud, meliputi :


a. Surat masuk harus teliti kebenaran alamat, kelengkapan, dan
keadaan fisiknyadan apabila tidak sesuai dengan kondisi surat yang
diterima, surat tersebutharusdikonsultasikan atau dikembalikan
kepada pengirim atau pembawasurat.
b. Surat masuk diterima dalam keadaan amplop tertutup kemudian
dipilah/dikelompokan berdasarkan derajat dan klasifikasi surat.
c. Surat yang berklasifikasi sangat rahasia, Rahasia dan
konfedensialdisampaikan kepada alamat dalam keadaan amplop
tertutup setelah surattersebut diagendakan, kecuali ada pelimpahan
wewenang dari pimpinan untukmembukanya.
d. Petugas penerima surat wajib menandatangani dan membutuhkan
nama terangpangkat dan NRP/NIP pada tanda terima.

- Kegiatan pada tahap pencatatan sebagaimana dimaksud meliputi :


a. Surat diterima oleh petugas, dicatat dengan memprioritaskan derajat
surat.
b. Surat masuk dicatat pada buku agenda sesuai klasifikasi surat, dan
diberilembar disposisi.
c. Pencatatan surat klasifikasi surat rahasia, rahasia atau kendensial
dilakukanoleh pejabat tertentu atau pejabat yang ditunjuk.
d. Pencatatan surat masuk dimulai dengan nomor satu pada tanggal
pertamapenerimaan surat pada bulan januari dan nomor akhir pada
tanggal 31Desember setiap tahunnya.

- Kegiatan pada tahap penilaian sebagaimana dimaksud, meliputi :


a. Penilaian surat dilakukan dengan berpedoman kepada derajat dan
klasifikasiserta isi surat.
b. Penilaian surat dilakukan untuk menentukan apakah surat akan
disampaikankepada pimpinan satuan atau disampaikan kepada
pejabat yang menanganinyadengan mempertimbangkan apakah surat
tersebut asli atau tembusan.
c. Penilaian isi surat, dilakukan untuk memproses surat, antara lain
apakah perludiolah dengan tata naskah atau tidak.

- Kegiatan pada tahap pengolahan sebagai mana dimaksud sbb :


a. Dilakukan oleh pimpinan/pejabat yang berwenang untuk meneruskan
menentukan tindakan apa yang perlusesuai Disposisi.
b. Prosesnya bergantung pada isi surat/masalah yang harus ditangani.

c. Hasil pengolahan ada yang langsung disimpan atau menghasilkan


pengolahannaskah dinas baru.

- Kegiatan pada tahap penyiapan sebagaimana dimaksud yaitu naskah


dinas yang telahselesai diproses, disimpan sesuai ketentuan tata
kearsipan.

- Pengawasan dan pengendalian penerimaan surat masuk di pusatkan di


sekretariatumum atau bagian yang diberi wewenang melaksanakan tugas.

2. SURAT KELUAR
- Proses pengurusan surat keluar melalui tahapan :
a. Pengolahan
b. Pengiriman

- Kegiatan dalam tahap pengolahan sebagaimana dimaksud, meliputi :


a. Penyusunan konsep naskah oleh perwira staf membidangi urusan
tersebut ataupejabat yang ditunjuk(Konseptor).
b. Setiap konsep yang diajukan kepada pimpinan, terlebih
dahuludikoordinasikan isinya dengan pejabat atasannya serta dapat
dipertanggungjawabkan.
c. Setelah naskah dinas tersebut diparaf oleh para pejabat yang
bersangkutan dantidak ada kesalahan yang harus diperbaiki di ajukan
kepada pejabat yang akanmenandatangani dengan disertai catatan
atau pengantar dari konseptor/atasankonseptor.
d. Surat yang telah ditandatangani di beri nomor dengan system satu
pintu yaitumelalui SIUM polres (apabila ditanda tangani oleh
kapolsek / waka polsek ) danmelalui pengemban fungsi deskresi
(apabila di tanda tangani oleh kepalasatuan organisasi atau pimpinan
instansi yang bersangkutan).
e. Penomoran disesuaikan dengan bentuk dan kode klasifikasi surat
serta dicatatdidalam buku verbal dan nomor pertama penerimaan
surat pada bulan januaridan nomor akhir pada tanggal 31 Desember
setiap tahunnya.
f. Satu lembar/ eksemplar naskah asli bersatu lampirannya yang
telahditandatangani pejabat yang berwenang dan telah diberi nomor,
ditinggalkansebagai arsip dibagian penomoran.

- Penulisan paraf memenuhi ketentuan sebagai berikut :


a. Paraf dibutuhkan dibawah tajuk tandatangan atau dibawah tembusan.
b. Apabila ruang tidak memungkinkan paraf dibutuhkan disebelah kiri
tajuktandatangan.
c. Pejabat yang terlibat didalam pemberian paraf, paling sedikit adalah
konseptorpejabat pengemban fungsi kesektariatan dan pejabat satu
tingkat dibawahpejabat yang akan menandatangani naskah dinas
tersebut.
- Contoh penulisan paraf sebagaimana tercantum dalam lampiran yang
tidakterpisah dengan peraturan naskah dinas no 15 thn 2007.

- Kegiatan dalam tahap pengiriman sebagaimana dimaksud adalah


kegiatan
menyampaikan atau meneruskan naskah dinas dan satu pihak lain atau
dariseseorang pejabat kepada pejabat lainnya.

- Penyimpanan surat / tulisan dinas dilakukan secara tepat guna


denganmemperhatikan faktor hemat, cepat dan aman.

- Pengawasan dan pengendalian surat keluar dilakukan melalui SIUM/


pengembanfungsi masing-masing satuan organisasi.

- Semua surat keluar yang akan dikirim dimasukan kedalam amplop,


denganketentuan sebagai berikut.
a. Pada kiri atas amplop di cantumkan konseptor, kecuali untuk surat
khusustidak memakai kopstuk.
b. Diatas kopstuk di cantumkan lambang Tribrata dan di bawah kopstuk
dicantumkan nomor surat dinas serta alamat yang dituju dan kiri
bawahbubuhi cap staf.
c. Surat sangat rahasia, rahasia dan konfedensial dikiri dengan
menggunakan duaamplop.

- Format amplop dinas menggunakan kertas dengan bentuk dan


ukuransebagaimana tercantum dalam lampiran yang tidak terpisahkan
dengan peraturantata naskah dinas.

- Penyampaian naskah dinas dalam satu daerah, satu pulau atau antar
pulaumenggunakan kurir, facsimile, internet, dan pos serta jasa ekspedisi
maupunmedia elektronik.

IV. Demikian Standar Operasional Prosedur (SOP) tentang reformasi birokrasi


fungsi SIUM dibidang administrasi umum Polsek Rawa Pitu.

Dikeluarkan di : Rawa pitu


Pada tanggal : Januari 2020

KEPALA KEPOLISIAN SEKTOR RAWA PITU

SAMSI RISAL AB. SE., MH.


INSPEKTUR POLISI DUA NRP 83060135

Anda mungkin juga menyukai