SOSIALISASI PERATURAN KAPOLRI

NOMOR 1 TAHUN 2023 TTG NASKAH DINAS

DAN TATA PERATURAN DINAS DI
LINGKUNGAN
KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

JAKARTA, 9 AGUSTUS 2023

1
ALASAN REVISI:

1. KEBUTUHAN ORGANISASI UTK PENGGUNAAN

TANDA TANGAN ELEKTRONIK PADA NASKAH
DINAS;
2. TERDAPAT KEKURANGAN DAN BELUM
MENAMPUNG KEBUTUHAN ORGANISASI DLM
PENYELENGGARAAN ADM UMUM SERTA
FUNGSI KESEKRETARIATAN DI TINGKAT
KEWILAYAHAN;
3. ADANYA MATERI YANG SUDAH DIATUR DGN
PERATURAN LAINNYA.
2
MATERI PERKAP 7 THN 2017,
TERDIRI DARI:
A. 12 BAB;
B. 60 PASAL;
C. LAMPIRAN (1 LAMPIRAN)

MATERI PERKAP 1 THN 2023,

TERDIRI DARI:
A. 8 BAB;
B. 104 PASAL;
C. LAMPIRAN (XI LAMPIRAN)
3
SUBSTANSI YANG DIHILANGKAN,
ANTARA LAIN:

4
 BAB VII
PENULISAN NAMA,
SATUAN BUKAN MERUPAKAN SUATU PRODUK
ORGANISASI, NASKAH DINAS, KRN PRODUKNYA
NAMA JABATAN, PAPAN NAMA ORGANISASI
NAMA PEJABAT,
DAN PETUNJUK
UNIT ORGANISASI NASKAH DINAS ADLH INFORMASI TERTULIS SBG ALAT
KOMUNIKASI KEDINASAN YANG DIBUAT DAN/ATAU
DIKELUARKAN OLEH PEJABAT YANG BERWENANG
DALAM RANGKA PENYELENGGARAAN TUGAS

5
 SDH DIATUR DLM
PERATURAN KAPOLRI NO 7 THN
2022 TTG PEMBERIAN
PENGHARGAAN PENGHARGAAN DI
LINGKUNGAN KEPOLISIAN
NEGARA REPUBLIK INDONESIA

6
SERTIFIKAT SDH DIATUR DLM
PERATURAN KAPOLRI NO 19 THN 2010
TTG PENYELENGGARAAN PELATIHAN
KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK
INDONESIA (BAB V PASAL 82 SD 87 DAN
LAMPIRAN HAL 37 DAN 38)

7
PENGGUNAAN
EYD DAN SDH DIATUR DLM
PENULISAN KEPUTUSAN KEPALA BADAN
BILANGAN PENGEMBANGAN DAN PEMBINAAN
BAHASA KEMENDIKBUDRISTEK RI
NO: 0424/I/BS.00.01/2022 TGL 16 AGUSTUS 2022
TTG EJAAN BAHASA INDONESIA YG
DISEMPURNAKAN

8
 JENIS
PERATURAN SDH DIATUR DLM
KEPOLISIAN PERATURAN KAPOLRI NO 2 THN 2018
(TERMASUK TTG PEMBENTUKAN
DI DALAMNYA PERATURAN KEPOLISIAN
SOP)

9
 PERATURAN POLRI
NOMOR 3 THN 2023
TTG PENCABUTAN PERATURAN KAPOLRI
NOMOR 7 THN 2017
TTG NASKAH DINAS DAN TATA PERSURATAN
DINAS DI LING POLRI

10
PERATURAN KAPOLRI
NO 2 THN 2018
TTG PEMBENTUKAN
PERATURAN
KEPOLISIAN

11
PERATURAN KAPOLRI NOMOR 1 TAHUN 2023
TENTANG NASKAH DINAS DAN TATA PERSURATAN
DINAS DI LINGKUNGAN KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK
INDONESIA

12
 MEMUAT 8 BAB DAN 104 PASAL
1 BAB I KETENTUAN UMUM 24 PENGERTIAN
Pasal 1 dan 2
2 BAB II JENIS, SUSUNAN DAN BENTUK NASKAH DINAS Pasal 3-Pasal 40
3 BAB III PEMBUATAN NASKAH DINAS Pasal 41- Pasal 75
4 BAB IV PENGAMANAN NASKAH DINAS Pasal 76-Pasal 86
5 BAB V PEJABAT PENANDATANGAN NASKAH DINAS Pasal 87-Pasal 94
6 BAB VI PENGENDALIAN NASKAH DINAS MASUK DAN KELUAR PD Pasal 95-Pasal 102
MEDIA REKAM KERTAS DAN MEDIA REKAM ELEKTRONIK
7 BAB VII KETENTUAN LAIN-LAIN Pasal 103
8 BAB VIII KETENTUAN PENUTUP Pasal 104

LAMPIRAN I SD XI
13
 BAB I PASAL 1 KETENTUAN UMUM HAL 2 S.D 4

ISTILAH SELAIN YANG SUDAH TERCANTUM DALAM PERKAP 7 THN 2017, ADA PENAMBAHAN,
YAITU:
1. NASKAH DINAS;
2. TATA PERSURATAN DINAS;
3. POLRI;
4. KAPOLRI;
5. POLDA;
6. KAPOLDA;
7. POLRES;
8. KAPOLRES;
9. POLSEK;
10. KAPOLSEK;
11. POLSUBSEKTOR;
12. SATFUNG ADLH BAG DR SUATU UNIT ORGANISASI YG MELAKS GIAT SESUAI DGN
TUPOKSINYA;
13. SATKER ADLH BAG DR SUATU UNIT ORGANISASI PD K/L YG MELAKS SATU ATAU
BEBERAPA PROGRAM/GIAT DAN MEMBEBANI DANA APBN;
14
lanjutan ….

10. NASKAH DINAS ELEKTRONIK ADLH NADIN BERUPA KOMUNIKASI

INFORMASI YG DILAKUKAN SECARA ELEKTRONIS ATAU YG
TEREKAM DLM MULTIMEDIA ELEKTRONIS;
11. TANDA TANGAN ELEKTRONIK ADLH TANDA TANGAN YG TERDIRI
ATAS INFORMASI ELEKTRONIK YG DILEKATKAN, TERASOSIASI ATAU
TERKAIT DGN INFORMASI ELEKTRONIK LAINNYA YG DIGUNAKAN
SBG ALAT VERIFIKASI ATAU AUTENTIKASI;
12. MEDIA REKAM KERTAS ADLH NADIN YG PEMBUATAN DAN ARSIPNYA
MSH GUNAKAN SARANA KERTAS;
13. MEDIA REKAM ELEKTRONIK ADLH NADIN YG PEMBUATAN DAN
ARSIPNYA GUNAKAN SARANA APLIKASI ELEKTRONIK.

15
UTK PENGERTIAN TERKAIT JENIS
NADIN, SEPERTI:

1. PERATURAN;
2. INSTRUKSI;
3. AMANAT;
4. SURAT EDARAN;
5. PENGUMUMAN;
6. MAKLUMAT;
7. SURAT PERINTAH;
PENGERTIAN ADA
8. SURAT TUGAS;
PADA BAB II TTG JENIS,
9. LAPORAN;
SUSUNAN
10. SURAT;
DAN BENTUK NASKAH
11. NOTA DINAS;
DINAS
12. SURAT TELEGRAM;
13. SURAT PENGANTAR;
14. TELAAHAN STAF 16
 HAL 4
(1) NADIN DAN TATA PERSURATAN DINAS
MERUP ACUAN UMUM DLM
PENYUSUNAN KEBIJAKAN TATA
NASKAH DINAS DI LINGK POLRI

PASAL 2
(2) RUANG LINGKUP NADIN DAN TATA
PERSURATAN DINAS, MELIPUTI:
1. JENIS, SUSUNAN DAN BENTUK
NADIN;
2. PEMBUATAN NADIN;
3. PENGAMANAN NADIN;
4. PEJABAT PENANDATANGAN
NADIN;
5. PENGENDALIAN NADIN
17
BAB II JENIS, SUSUNAN DAN BENTUK NASKAH DINAS Hal 4 SD 6

PASAL 3
JENIS NADIN TDR DR:
1. NADIN ARAHAN
2. NADIN KORESPONDENSI
3. NADIN KHUSUS PASAL 5 Pasal 6
NADIN PENGATURAN TDR DR: PERATURAN ADLH KETENTUAN
1. PERATURAN TERTULIS YG MEMUAT NORMA
2. AMANAT ATAU SAMBUTAN HUKUM YG BERSIFAT MENGATUR
PASAL 4 DAN MENGIKAT SECARA UMUM
3. MAKLUMAT
NADIN ARAHAN TDR DR: DAN DIBENTUK/ DITETAPKAN
1. NADIN PENGATURAN 4. INSTRUKSI
OLEH PEJABAT YG BERWENANG
2. NADIN PENETAPAN 5. SURAT EDARAN
3. NADIN PENUGASAN

18
 HAL 5

DITANDATANGANI OLEH:
1. KAPOLRI, KASATFUNG, KASATKER UTK TKT
MABES POLRI; PENANDATANGANAN
2. KAPOLDA DAN KASATFUNG UTK TKT POLDA; TDK DPT DILIMPAHKAN
3. KAPOLRES UTK TKT POLRES;
4. KAPOLSEK UTK TKT POLSEK

AMANAT
ATAU
SAMBUTAN
YANG DITANDATANGANI:
1. KAPOLRI GUNAKAN TRIBRATA WARNA KUNING
EMAS DIIKUTI DGN TANDA BINTANG
MENYESUAIKAN PANGKAT;
2. PATI POLRI GUNAKAN TRIBRATA WARNA
HITAM DIIKUTI DGN TANDA BINTANG
MENYESUAIKAN PANGKAT;
3. PAMEN POLRI GUNAKAN TRIBRATA WARNA
HITAM TANPA TANDA BINTANG.

19
 Pasal 8 Pasal 9
(1) Maklumat sebagaimana dimaksud dalam (1) Instruksi sebagaimana dimaksud
Pasal 5 huruf c merupakan Naskah Dinas dalam Pasal 5 huruf d merupakan
yang memuat pemberitahuan mengenai Naskah Dinas yang memuat
berlakunya suatu aturan yang harus arahan teknis tentang
ditaati. pelaksanaan suatu kebijakan
(2) Maklumat sebagaimana dimaksud pada yang terkait peraturan
ayat (1), ditandatangani oleh Kapolri, perundang-undangan.
Kapolda atau Kapolres sesuai dengan (2) Instruksi sebagaimana dimaksud
kewenangannya. pada ayat (1), ditetapkan oleh
(3) Penandatanganan maklumat oleh pejabat Kapolri dan tidak dapat
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) tidak didelegasikan.
dapat didelegasikan.

20
 Pasal 10
(1) Surat edaran sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 huruf e merupakan Naskah Dinas yang memuat pemberitahuan
tentang tata cara yang berlaku ataupun ketentuan yang harus diperhatikan berdasarkan peraturan perundang-
undangan.

(2) Surat edaran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat ditandatangani oleh:

a. Kapolri;

b. Kepala Satfung pada tingkat Markas Besar Polri;

c. Kapolda; dan

d. Kapolres.

(3) Surat edaran sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b sampai dengan huruf d, berlaku internal di kesatuannya
sesuai dengan fungsi masing-masing.

(4) Penandatanganan surat edaran oleh Kapolri sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a dapat didelegasikan sesuai
dengan bidang tugas, wewenang, dan tanggung jawabnya.

(5) Penandatanganan surat edaran oleh Kasatfung, Kapolda dan Kapolres tidak dapat didelegasikan.

21
 HAL 5 SD 6
DITANDATANGANI OLEH
MAKLUMAT KAPOLRI, KAPOLDA ATAU
KAPOLRES
PENANDATANGANAN
TDK DPT DILIMPAHKAN
INSTRUKSI DITETAPKAN OLEH KAPOLRI

SURAT EDARAN

SURAT EDARAN YG DITANDATANGANI

DITANDATANGANI OLEH: KAPOLRI DPT DILIMPAHKAN SESUAI TUGAS,
1. KAPOLRI; WEWENANG DAN TANGGUNG JAWABNYA
2. KASATFUNG PD TKT MABES POLRI;
3. KAPOLDA;
SURAT EDARAN YG DITANDATANGANI
4. KAPOLRES.
KASATFUNG, KAPOLDA DAN KAPOLRES TDK
DPT DIDELEGASIKAN
22
 PASAL 11
1. NADIN PENETAPAN DISUSUN
DLM BENTUK KEPUTUSAN.
2. KEPUTUSAN MERUP SUATU
PENETAPAN TERTULIS YG
DIKELUARKAN OLEH PEJABAT YG
BERWENANG YG MENIMBULKAN
AKIBAT HUKUM BG SESEORANG
ATAU ORG POLRI.
3. KEPUTUSAN DPT DITTD OLEH:
A. KAPOLRI;
B. KAPOLDA;
C. KASATFUNG DAN KASATKER
TKT MABES POLRI;
D. KASATFUNG DAN KASATKER
TKT POLDA;
E. KAPOLRES
KEPUTUSAN BERLAKU INTERNAL DI HAL 6
KESATUANNYA SESUAI FUNGSI MASING-MASING
KEPUTUSAN DPT DITANDATANGANI OLEH:
1. KAPOLRI, DPT DIDELEGASIKAN;
2. KAPOLDA, DPT DIDELEGASIKAN;
3. KASATFUNG DAN KASATKER UTK TKT MABES POLRI, TDK
DPT DIDELEGASIKAN;
4. KASATFUNG DAN KASATKER UTK TKT POLDA, TDK DPT
DIDELEGASIKAN;
5. KAPOLRES, TDK DPT DIDELEGASIKAN.
KEPUTUSAN YG BERSIFAT KEBIJAKAN DAN BERLAKU UTK
SELURUH JAJARAN POLRI HRS DITANDATANGANI OLEH
KAPOLRI & TDK DPT DIDELEGASIKAN
23
 PASAL 12 HAL 6 SD 7
NADIN PENUGASAN TDR DR:
1. SURAT PERINTAH
PASAL 13
2. SURAT TUGAS
SURAT PERINTAH
(1) SPRIN MERUP NADIN YG MEMUAT PERINTAH PEJABAT BERWENANG DI LINGK POLRI KPD PEG NEGERI PD
POLRI UTK MELAKS TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB SERTA MEMPUNYAI AKIBAT PERTANGGUNG JAWABAN
ADM;
(2) SPRIN DIBUAT DAN DITTD OLEH ATASAN ATAU PEJABAT YG BERWENANG BERDASARKAN LINGKUP TUGAS,
WEWENANG, DAN TANGGUNG JAWABNYA APABILA:
a. PENUGASAN PEG NEGERI PD POLRI KE LUAR DAERAH/KE LUAR NEGERI GUNAKAN SPRIN YG DITTD
OLEH KAPOLRI/AN KAPOLRI UTK TKT MABES POLRI;
b. PENUGASAN PEG NEGERI PD POLRI KE LUAR DAERAH GUNAKAN SPRIN YG DITTD OLEH
KAPOLDA/AN KAPOLDA UTK TKT POLDA, POLRES DAN POLSEK;
c. SPRIN YG BERKAITAN DGN PERSONEL, MATERIEL, LOGISTIK DAN KEUANGAN
PENANDATANGANANNYA TDK BOLEH DIDELEGASIKAN, WEWENANG PENANDATANGANANNYA ADA PD
KASATFUNG/ KASATKER SESUAI LINGKUP TUGAS, WEWENANG DAN TANGGUNG JAWABNYA MASING2;
d. DLM HAL SATFUNG MELIBATKAN PEG NGERI PD POLRI DR SATKER LAIN DLM GIATNYA MK SPRIN YG
DIGUNAKAN HRS MENGATASNAMAKAN KAPOLRI PD TKT MABES POLRI DAN KAPOLDA PD TKT
POLDA, POLRES, POLSEK DAN POLSUBSEKTOR DAN WAJIB MEMBERIKAN TEMBUSAN KPD ATASAN
PEG NEGERI PD POLRI YG DILIBATKAN. 24
 PASAL 14
SURAT TUGAS
(1) SGAS MERUP NADIN YG DIKELUARKAN OLEH PEJABAT YG BERWENANG DI LINGK POLRI KPD
SEORANG ATAU SEKELOMPOK ORANG YG BUKAN PEG NEGERI PD POLRI UTK MELAKS TUGAS BAGI
KEPENTINGAN POLRI DAN MEMPUNYAI AKIBAT PERTANGGUNGJAWABAN ADM;
(2) SGAS DPT DITANDATANGANI OLEH:
A. KAPOLRI PD TKT MABES POLRI;
B. KAPOLDA PD TKT POLDA;
C. KAPOLRES PD TKT POLRES DAN POLSEK
(3) PENANDATANGANAN SGAS OLEH KAPOLRI DAN KAPOLDA DPT DIDELEGASIKAN KPD PEJABAT
POLRI YG BERWENANG SESUAI DGN BID TUGAS, WEWENANG DAN TANGGUNG JAWABNYA;
(4) PENANDATANGANAN SGAS OLEH KAPOLRES TDK DPT DIDELEGASIKAN.

PASAL 15
BENTUK NADIN PENGATURAN TERCANTUM
25 DLM LAMPIRAN I

1. NOTA DINAS MERUP BENTUK
PASAL 18 & 19 TDK GUNAKAN u.p. atau
BAGIAN KETIGA NADIN YG DIBUAT GUNA
NADIN KORESPONDENSI MENYAMPAIKAN NOTA DINAS2. DITUJUKAN LGS KE
PASAL 16 PEMBERITAHUAN,
PERNYATAAN, ATAUPUN
PERMINTAAN KPD PEJABAT
NADIN KORESPONDENSI TDR
LAIN DI LINGK MASING2 PD
ATAS: TKT MABES POLRI, POLDA,
A. NADIN KORESPONDENSI POLRES, POLSEK ATAU
INTERNAL; INTERNAL SATKER;
B. NADIN KORESPONDENSI 2. WEWENANG
EKSTERNAL. PENANDATANGANAN BERADA
PD:
A. KASATFUNG UTK NOTA
DINAS YG DITUJUKAN KPD
KAPOLRI/ WAKAPOLRI/
PASAL 17 ANTAR KASATFUNG &
SEBALIKNYA PD TKT
NADIN KORESPONDENSI INTERNAL,
MABES POLRI;
MELIPUTI: NOTA DINAS DAN SURAT B.
TELEGRAM KAPOLDA/WAKAPOLDA/AN
TAR KASATFUNG DAN
SEBALIKNYA PD TKT
POLDA;
3. KAPOLRES/WAKAPOLRES/
ANTAR KASATFUNG DAN
NOTA DINAS:
HAL 8 SD 9
1.
melalui;
ALAMAT YG DITUJU;
3. DITTD LGS OLEH PEJABAT
YG BERWENANG & TDK
DPT DIDELEGASIKAN KPD
PEJABAT DIBAWAHNYA
(TDK GUNAKAN a.n.);
4. TDK GUNAKAN LB
TRIBRATA DAN
LAMPIRAN;
5. TEMBUSAN HANYA DPT
DITUJUKAN KPD ALAMAT
DI LINGK MASING2 PD
TKT MABES POLRI,
POLDA, POLRES, ATAU
INTERNAL SATKER;
6. TDK DIBUBUHI CAP
DINAS;
7. APABILA PEJABAT YG
BERWENANG TDK ADA
DITEMPAT DAN DLM
KEADAAN MENDESAK
DPT DIDELEGASIKAN
PENANDATANGANAN KPD 26
 PASAL 20 HAL 9
SURAT TELEGRAM

1. ST MERUP NADIN YG MEMUAT PEMBERITAHUAN, PERNYATAAN ATAU PERMINTAAN KPD PEJABAT LAIN DI
LINGK POLRI;
2. DIBUAT & DITTD OLEH PEJABAT YG BERWENANG SESUAI DGN LINGKUP TUGAS, WEWENANG DAN
TANGGUNG JAWABNYA;
3. TDK BOLEH LBH DR 4 HAL, KECUALI UTK MUTASI PERSONEL & PEMANGGILAN SERDIK YG
DISELENGGARAKAN OLEH SSDM POLRI/ROSDM POLDA;
4. GUNAKAN HURUF KAPITAL KECUALI GELAR AKADEMIK DAN GELAR KEBANGSAWANAN SESUAI
KETENTUAN YG BERLAKU;
5. GUNAKAN SINGKATAN DAN AKRONIM YG UMUM & LAZIM DIGUNAKAN DI LINGK POLRI SERTA TDK
MENIMBULKAN MAKNA GANDA/AMBIGU;
6. HANYA DIGUNAKAN SBG SARANA KOMUNIKASI INTERNAL, TDK BOLEH DIGUNAKAN KE LUAR INST POLRI
& HANYA DITTD OLEH KAPOLRI/AN KAPOLRI, KAPOLDA/AN KAPOLDA DAN KAPOLRES;
7. TDK DPT DIGUNAKAN DI INTERNAL SATFUNG/SATKER DAN TDK GUNAKAN LAMPIRAN;
8. ST YG MEMBUTUHKAN URAIAN & PENJELASAN DIUBAH KE BENTUK SURAT;
9. HANYA DIGUNAKAN UTK SARANA KOMUNIKASI DARI MABES UTK JAJARAN MABES & POLDA, POLDA UTK
JAJARAN POLDA & POLRES, POLRES KE POLSEK.
10. PENULISAN ALAMAT DGN u.p. PD ST HANYA DITUJUKAN UTK SATU PEJABAT YG AKAN DITUJU DGN
MEMBERIKAN TEMBUSAN PD PIMPINAN ALAMAT YG DITUJU.

27
 PASAL 21
NADIN KORESPONDENSI EKSTERNAL,
MELIPUTI:
A. SURAT;
B. SURAT PENGANTAR;
C. SURAT UNDANGAN;
D. PENGUMUMAN
1. SRT MERUP NADIN YG DIBUAT OLEH PEJABAT DLM
MELAKS TUGASN JABATANNYA GUNA
MENYAMPAIKAN PEMBERITAHUAN, PERNYATAAN
PD INTERNAL POLRI/PERMINTAAN KPD
K/L/INSTANSI/BADAN;
2. DITTD OLEH KAPOLRI, KAPOLDA, KASATFUNG PD
TKT MABES POLRI DAN POLDA, KASATKER PD TKT
MABES POLRI DAN POLDA, KAPOLRES DAN
KAPOLSEK;
3. PENANDATANGANAN DPT DIDELEGASIKAN KEPADA
PEJABAT POLRI YG BERWENANG SESUAI DGN
TUGAS, FUNGSI, WEWENANG DAN TANGGUNG
JAWABNYA SERTA MEMPERHATIKAN KESETARAAN
KEDUDUKAN PEJABAT YG DITUJU;
4. KHUSUS UTK KAPOLSEK PENANDATANGANANNYA
TDK DPT DIDELEGASIKAN.
PASAL 22 & 23 HAL 10 SD 11
SURAT
1. PENULISAN ALAMAT HRS BERJENJANG:
A. DR TKT MABES POLRI YG DITUJUKAN KE KASTKER PD TKT MABES POLRI,
PENULISAN ALAMATNYA HRS DITUJUKAN KPD KASATFUNG u.p. KASATKER YG
DITUJU;
B. DR TKT MABES POLRI YG DITUJUKAN KPD KASATFUNG PD TKT POLDA, PENULISAN
ALAMATNYA HRS DITUJUKAN KPD KAPOLDA u.p. ALAMAT YANG DITUJU;
C. SURAT DR POLDA YG DITUJUKAN KPD KASATFUNG PD TKT MABES POLRI,
PENULISAN ALAMATNYA HRS DITUJUKAN KPD KAPOLRI u.p. ALAMAT YG DITUJU;
D. SURAT DR POLRES YG DITUJUKAN KPD KASATFUNG PD TKT POLDA, PENULISAN
ALAMATNYA HRS DITUJUKAN KPD KAPOLDA u.p. ALAMAT YG DITUJU;
E. SURAT DR POLDA YG DITUJUKAN KPD KASATFUNG PD TKT POLRES, PENULISAN
ALAMATNYA HRS DITUJUKAN KPD KAPOLRES u.p. ALAMAT YG DITUJU;
F. SURAT DR POLRES YG DITUJUKAN KPD KASATFUNG PD TKT POLSEK, PENULISAN
ALAMATNYA HRS DITUJUKAN KPD KAPOLSEK u.p. ALAMAT YG DITUJU.
2. PENULISAN ALAMAT u.p. UTK SURAT YG DITUJUKAN KPD K/L/INSTANSI/BADAN HRS BERJENJANG
TETAPI TDK HARUS KPD PEJABAT SATU TINGKAT DI BAWAH PIMPINAN K/L/INSTANSI/BADAN &
BERIKAN TEMBUSAN KPD PIMPINAN K/L/INSTANSI/BADAN SERTA PEJABAT SATU TINGKAT YG
DILEWATI.
28

PASAL 24 & 25
SURAT PENGANTAR
1. SRT MERUP NADIN YG DIGUNAKAN UTK
MENGANTARKAN/MENYAMPAIKAN
BARANG ATAU NASKAH
2. DITTD OLEH KAPOLRI, KAPOLDA,
KASATFUNG PD TKT MABES POLRI DAN
POLDA, KASATKER PD TKT MABES POLRI
DAN POLDA, KAPOLRES DAN KAPOLSEK;
3. PENANDATANGANAN DPT DIDELEGASIKAN
KEPADA PEJABAT POLRI YG BERWENANG
SESUAI DGN TUGAS, FUNGSI,
WEWENANG DAN TANGGUNG JAWABNYA
SERTA MEMPERHATIKAN KESETARAAN
KEDUDUKAN PEJABAT YG DITUJU;
4. KHUSUS UTK KAPOLSEK
PENANDATANGANANNYA TDK DPT
DIDELEGASIKAN.
HAL 11 SD 12
1. PENULISAN ALAMAT HRS BERJENJANG:
A. DR TKT MABES POLRI YG DITUJUKAN KE KASTKER PD TKT MABES POLRI, PENULISAN
ALAMATNYA HRS DITUJUKAN KPD KASATFUNG u.p. KASATKER YG DITUJU;
B. DR TKT MABES POLRI YG DITUJUKAN KPD KASATFUNG PD TKT POLDA, PENULISAN
ALAMATNYA HRS DITUJUKAN KPD KAPOLDA u.p. ALAMAT YANG DITUJU;
C. SURAT DR POLDA YG DITUJUKAN KPD KASATFUNG PD TKT MABES POLRI, PENULISAN
ALAMATNYA HRS DITUJUKAN KPD KAPOLRI u.p. ALAMAT YG DITUJU;
D. SURAT DR POLRES YG DITUJUKAN KPD KASATFUNG PD TKT POLDA, PENULISAN
ALAMATNYA HRS DITUJUKAN KPD KAPOLDA u.p. ALAMAT YG DITUJU;
E. SURAT DR POLDA YG DITUJUKAN KPD KASATFUNG PD TKT POLRES, PENULISAN
ALAMATNYA HRS DITUJUKAN KPD KAPOLRES u.p. ALAMAT YG DITUJU;
F. SURAT DR POLRES YG DITUJUKAN KPD KASATFUNG PD TKT POLSEK, PENULISAN
ALAMATNYA HRS DITUJUKAN KPD KAPOLSEK u.p. ALAMAT YG DITUJU.
2. PENULISAN ALAMAT u.p. UTK SURAT YG DITUJUKAN KPD K/L/INSTANSI/BADAN HRS
BERJENJANG TETAPI TDK HARUS KPD PEJABAT SATU TINGKAT DI BAWAH PIMPINAN
K/L/INSTANSI/BADAN & BERIKAN TEMBUSAN KPD PIMPINAN K/L/INSTANSI/BADAN SERTA
PEJABAT SATU TINGKAT YG DILEWATI.
29

PASAL 26 & 27
SURAT
UNDANGAN
1. SRT UND MERUP NADIN YG MEMUAT UND
KPD PEJABAT/PEGAWAI BAIK INTERNAL 1.
MAUPUN EKSTERNAL POLRI UTK HADIRI
SUATU ACARA KEDINASAN TERTENTU;
2. SRT UND DITTD OLEH KAPOLRI, KAPOLDA,
KASATFUNG PD TKT MABES POLRI DAN
POLDA, KASATKER PD TKT MABES POLRI
DAN POLDA, KAPOLRES DAN KAPOLSEK;
3. PENANDATANGANAN DPT DIDELEGASIKAN
KEPADA PEJABAT POLRI YG BERWENANG
SESUAI DGN TUGAS, FUNGSI, WEWENANG
DAN TANGGUNG JAWABNYA SERTA
MEMPERHATIKAN KESETARAAN
KEDUDUKAN PEJABAT YG DITUJU;
4. KHUSUS UTK KAPOLSEK
PENANDATANGANANNYA TDK DPT 2.
DIDELEGASIKAN.
HAL 12 SD 13
PENULISAN ALAMAT HRS BERJENJANG:
A. DR TKT MABES POLRI YG DITUJUKAN KE KASTKER PD TKT MABES POLRI, PENULISAN
ALAMATNYA HRS DITUJUKAN KPD KASATFUNG u.p. KASATKER YG DITUJU;
B. DR TKT MABES POLRI YG DITUJUKAN KPD KASATFUNG PD TKT POLDA, PENULISAN
ALAMATNYA HRS DITUJUKAN KPD KAPOLDA u.p. ALAMAT YANG DITUJU;
C. SURAT DR POLDA YG DITUJUKAN KPD KASATFUNG PD TKT MABES POLRI, PENULISAN
ALAMATNYA HRS DITUJUKAN KPD KAPOLRI u.p. ALAMAT YG DITUJU;
D. SURAT DR POLRES YG DITUJUKAN KPD KASATFUNG PD TKT POLDA, PENULISAN
ALAMATNYA HRS DITUJUKAN KPD KAPOLDA u.p. ALAMAT YG DITUJU;
E. SURAT DR POLDA YG DITUJUKAN KPD KASATFUNG PD TKT POLRES, PENULISAN
ALAMATNYA HRS DITUJUKAN KPD KAPOLRES u.p. ALAMAT YG DITUJU;
F. SURAT DR POLRES YG DITUJUKAN KPD KASATFUNG PD TKT POLSEK, PENULISAN
ALAMATNYA HRS DITUJUKAN KPD KAPOLSEK u.p. ALAMAT YG DITUJU.
PENULISAN ALAMAT u.p. UTK SURAT YG DITUJUKAN KPD K/L/INSTANSI/BADAN HRS
BERJENJANG TETAPI TDK HARUS KPD PEJABAT SATU TINGKAT DI BAWAH PIMPINAN
K/L/INSTANSI/BADAN & BERIKAN TEMBUSAN KPD PIMPINAN K/L/INSTANSI/BADAN SERTA
PEJABAT SATU TINGKAT YG DILEWATI.
30
 PASAL 28 HAL 13 SD 14
PENGUMUMAN

1. PENGUMUMAN MERUP NADIN YG MEMUAT PEMBERITAHUAN YG

DITUJUKAN KPS PEGAWAI NEGERI PD POLRI DAN/ATAU
MASYARAKAT;
2. PENGUMUMAN DITTD OLEH KAPOLRI, KAPOLDA, DAN KAPOLRES;
3. PENANDATANGANAN DPT DIDELEGASIKAN KEPADA PEJABAT POLRI
YG BERWENANG SESUAI DGN BIDANG TUGASNYA MASING-
MASING.

PASAL 29
BENTUK BENTUK NADIN
KORESPONDENSI EKSTERNAL
TERCANTUM DLM LAMPIRAN II
31
 BAGAN KEEMPAT
NASKAH DINAS KHUSUS HAL 14
PASAL 30 PASAL 31
SURAT REKOMENDASI

NADIN KHUSUS TDR ATAS: 1. SRT REKOMENDASI MERUP NADIN YG MEMUAT

PERNYATAAN UTK MENGUATKAN DAN
1. SURAT REKOMENDASI; MEMBENARKAN BHW SESEORANG ITU BAIK DAN
2. BERITA ACARA; DAPAT DIPERCAYA UTK HAL LAINNYA;
3. SURAT KETERANGAN; 2. SRT REKOMENDASI DPT DITANDATANGANI OLEH
KAPOLRI, KAPOLDA DAN KAPOLRES;
4. SURAT PERNYATAAN;
3. PENANDATANGANAN OLEH KAPOLRI DAN KAPOLDA
5. SURAT PERSETUJUAN; DPT DIDELEGASIKAN KPD PEJABAT YG SESUAI DGN
6. NOTULA; BIDANG TUGAS, WEWENANG DAN TANGGUNG
JAWABNYA;
7. LAPORAN;
4. PENANDATANGANAN OLEH KAPOLRES TDK DPT
8. TELAAHAN STAF; DAN DIDELEGASIKAN;
9. UNDANGAN CETAK 5. UTK TKT POLSEK SURAT REKOMENDASI DI
TANDATANGANI OLEH KAPOLRES.
32
HAL 14 SD 15
PASAL 32
BERITA ACARA
1. BERITA ACARA MERUP NADIN YG MEMUAT
URAIAN MENGENAI PROSES PELAKS SUATU
KEGIATAN;
2. BERITA ACARA DPT DITANDATANGANI
OLEH KAPOLRI, KAPOLDA , KASTFUNG PD
TKT MABES POLRI DAN POLDA, KASATKER
PD TKT MABES POLRI DAN POLDA,
KAPOLRES DAN KAPOLSEK;
3. PENANDATANGANAN DPT DIDELEGASIKAN
KPD PEJABAT YG SESUAI DGN BIDANG
TUGAS, WEWENANG DAN TANGGUNG
JAWABNYA, KECUALI UTK KAPOLSEK
PENANDATANGANAN TDK DPT
DIDELEGASIKAN.
PASAL 33
SURAT KETERANGAN
1. SRT KETERANGAN MERUP NADIN YG
MEMUAT PENJELASAN MENGENAI
KESANGGUPAN SESEORANG UTK
MELAKUKAN SUATU GIAT ATAU
PEKERJAAN;
2. SRT KETERANGAN DPT DITANDATANGANI
OLEH KAPOLRI, KAPOLDA, KASATFUNG
PD TKT MABES POLRI DAN POLDA DAN
KAPOLRES;
3. PENANDATANGANAN OLEH KAPOLRI DAN
KAPOLDA DPT DIDELEGASIKAN KPD
PEJABAT YG SESUAI DGN BIDANG TUGAS,
WEWENANG DAN TANGGUNG JAWABNYA;
4. PENANDATANGANAN OLEH KASATFUNG
PD TKT MABES POLRI DAN POLDA DAN
KAPOLRES TDK DPT DIDELEGASIKAN;
5. UTK TKT POLSEK SURAT KETERANGAN
DI TANDATANGANI OLEH KAPOLRES;
33
HAL 15 SD 16
PASAL 34
SURAT PERNYATAAN
1. SRT PERNYATAAN MERUP NADIN YG
MEMUAT TTG PERNYATAAN ATAS
KESANGGUPAN, KESEDIAAN,
KESEPAKATAN, DAN LAINNYA YG
BERKAITAN DGN HAL-HAL TERTENTU;
2. SRT PERNYATAAN DPT DITANDATANGANI
OLEH KAPOLRI, KAPOLDA , KASATFUNG PD
TKT MAEBS POLRI DAN POLDA, KAPOLRES
DAN KAPOLSEK;
3. PENANDATANGANAN OLEH KAPOLRI DAN
KAPOLDA DPT DIDELEGASIKAN KPD
PEJABAT YG SESUAI DGN BIDANG TUGAS,
WEWENANG DAN TANGGUNG JAWABNYA,
KECUALI UTK KASATFUNG PD TKT MAEBS
POLRI DAN POLDA, KAPOLRES DAN
KAPOLSEK PENANDATANGANAN TDK DPT
DIDELEGASIKAN.
PASAL 35
SURAT PERSETUJUAN
1. SRT PERSETUJUAN MERUP NADIN YG
MEMUAT PERMOHONAN IZIN DARI SATU
PIHAK KPD PIHAK LAIN;
2. SRT PERSETUJUAN DPT DITANDATANGANI
OLEH KAPOLRI, KAPOLDA, KASATFUNG PD
TKT MABES POLRI DAN POLDA;
3. PENANDATANGANAN OLEH KAPOLRI DAN
KAPOLDA DPT DIDELEGASIKAN KPD
PEJABAT YG SESUAI DGN BIDANG TUGAS,
WEWENANG DAN TANGGUNG JAWABNYA;
4. PENANDATANGANAN OLEH KASATFUNG
PD TKT MABES POLRI DAN POLDA DAN
KAPOLRES TDK DPT DIDELEGASIKAN;
5. UTK TKT POLSEK SURAT PERSETUJUAN
DI TANDATANGANI OLEH KAPOLRES;
34

PASAL 36
NOTULA
1. NOTULA MERUP CATATAN
SINGKAT MENGENAI JALANNYA
RAPAT DAN DOKUMENTASI
PENTING YG DICATAT OLEH
NOTULIS;
2. NOTULA DITANDATANGANI OLEH
PEJABAT YG BERWENANG SESUAI
DGN TUGAS, FUNGSI,
WEWENANG DAN TANGGUNG
JAWABNYA.
HAL 16
PASAL 37
LAPORAN
1. LAPORAN MERUP NADIN YG
MEMUAT PEMBERITAHUAN TTG
PELAKS SUATU GIAT ATAU
KEJADIAN TERTENTU;
2. WEWENANG PEMBUATAN
DILAKUKAN OLEH PEJABAT/
STAF YG DIBERI TUGAS;
3. LAPORAN DITANDATANGANI
OLEH PEJABAT/STAF YG DIBERI
TUGAS
35
 HAL 16 SD 17
PASAL 38
TELAAHAN STAF
PASAL 39
UND CETAK
1. TELAAHAN STAF MERUP BENTUK URAIAN
YG MEMUAI ANALISIS SINGKAT DAN JELAS
MENGENAI SUATU PERSOALAN DGN
MEMBERIKAN JALAN KELUAR/PEMECAHAN UND CETAK MERUP UND DLM BENTUK
YG DISARANKAN; CETAK YG MEMUAT UND KPD PEJABAT
2. TELAAHAN STAF DPT DITANDATANGANI INTERNAL MAUPUN EKSTERNAL UTK
OLEH KAPOLRI, KAPOLDA, KASATFUNG PD MENGHADIRI SUATU ACARA KEDINASAN
TKT MABES POLRI DAN POLDA, DAN TERTENTU ANTARA LAIN ACARA RAPAT,
KAPOLRES; UPACARA, ATAU KELOMPOK DISKUSI;
3. PENANDATANGANAN OLEH KAPOLRI DAN
KAPOLDA DPT DIDELEGASIKAN KPD
PEJABAT YG SESUAI DGN BIDANG TUGAS,
WEWENANG DAN TANGGUNG JAWABNYA;
4. PENANDATANGANAN OLEH KASATFUNG PD
TKT MABES POLRI DAN POLDA DAN
PASAL 40
KAPOLRES TDK DPT DIDELEGASIKAN; BENTUK BENTUK NADIN KHUSUS
5. UTK TKT POLSEK TELAAHAN STAF DI TERCANTUM DLM LAMPIRAN III
TANDATANGANI OLEH KAPOLRES;
24
36
 HAL 17
BAB III
PEMBUATAN PASAL 42

NASKAH DINAS
PEMBUATAN NADIN MEMUAT UNSUR:
A. PENGGUNAAN KOPSTUK DAN GAMBAR LB
BAGIAN KESATU TRIBRATA;
UMUM B. PENOMORAN NADIN;
PASAL 41 C. PENGGUNAAN KERTAS, AMPLOP DAN TINTA;
D. KETENTUAN JARAK SPASI, JENIS DAN
1. PEMBUATAN NADIN DPT UKURAN HURUF, SERTA KATA PENYAMBUNG;
MENGGUNAKAN
E. PENENTUAN BATAS ATAU RUANG TEPI;
A. MEDIA REKAM KERTAS; F. NOMOR HALAMAN;
B. MEDIA REKAM G. TEMBUSAN;
ELEKTRONIK. H. LAMPIRAN;
2. PEMBUATAN DIAWALI DGN
I. TANDA TANGAN, PARAF DAN CAP; DAN
MENENTUKAN JENIS,
J. PERUBAHAN, PENCABUTAN, PEMBATALAN
SUSUNAN DAN BENTUK
DAN RALAT
NADIN
37
 BAGIAN KEDUA PASAL 43 HAL 18
PENGGUNAAN KOPSTUK KOPSTUK
DAN GAMBAR LAMBANG (1) KOPSTUK TDR DR:
A. KOPSTUK NAMA JABATAN;
TRIBRATA B. KOPSTUK NAMA INSTANSI

(2) KOPSTUK NAMA JABATAN MERUP KOPSTUK YG

MENUNJUKAN JABATAN TERTENTU, PENULISANNYA (3) KOPSTUK NAMA JABATAN
MELIPUTI: DIGUNAKAN UTK NADIN:
A. GAMBAR LB TRIBRATA WARNA KUNING EMAS
DGN TANDA BINTANG SESUAI PANGKAT DIIKUTI A. AMANAT ATAU SAMBUTAN;
NAMA JABATAN YG DITULIS SEBARIS DAN B. SURAT KHUSUS ANTARA LAIN
SIMETRIS DI TENGAH HALAMAN UTK NADIN YG
UCAPAN TERIMAKASIH, MOHON
DITANDATANGANI OLEH
KAPOLRI/KAPOLDA/KASATFUNG/KASATKER YG DIRI, DAN UCAPAN HARI BESAR
DIJABAT PATI POLRI; KEAGAMAAN.
B. GAMBAR LB TRIBRATA WARNA HITAM YG
DILETAKKAN DI TENGAH KERTAS DI ATAS NAMA
JABATAN UTK NADIN YG DITANDATANGANI OLEH
KASATFUNG/KASATKER YG BUKAN PATI POLRI,
KAPOLRES/KAPOLSEK

38
(4) KOPSTUK NAMA INSTANSI HAL 18
A. GUNAKAN NAMA SATUAN ORGANISASI YG
DIBUAT PALING BANYAK 3 BARIS KE BAWAH
DAN KE SAMPING KANAN PALING PANJANG 41
KETUKAN TERMASUK JARAK ANTARKATA;
B. DIGUNAKAN PD NADIN SELAIN AMANAT ATAU
SAMBUTAN DAN SURAT KHUSUS (UCAPAN
TERIMA KASIH, MOHON DIRI, UCAPAN HARI
BESAR KEAGAMAAN);
C. KHUSUS UTK NADIN BENTUK SURAT DAN SURAT
(5) SUSUNAN DAN CONTOH
PENGANTAR, SURAT UNDANGAN, KOPSTUK
KOPSTUK TERCANTUM DLM
NAMA INSTANSI DILETAKKAN DI BAWAH LAMPIRAN IV
GAMBAR LB TRIBRATA BERWARNA HITAM
DISERTAI DGN NAMA JALAN DAN KODE POS.
39
 HAL 19

PARAGRAF 2 (1) DIGUNAKAN PD SELURUH JENIS NADIN SELAIN NOTA

GAMBAR LAMBANG TRIBRATA DINAS, TDR DR:
A. WARNA KUNING EMAS;
PASAL 44 B. WARNA HITAM

(2) GAMBAR LB TRIBRATA WARNA (3) GAMBAR LB TRIBRATA WARNA

KUNING EMAS DIGUNAKAN UTK:
HITAM DIGUNAKAN UTK
A. NADIN BENTUK AMANAT ATAU SELURUH JENIS NADIN SELAIN:
SAMBUTAN YG
DITANDATANGANI KAPOLRI; A. NOTA DINAS;
B. NADIN BENTUK SURAT B. AMANAT/SAMBUTAN;
BERUPA MOHON DIRI, MOHON C. UCAPAN MOHON DIRI;
DOA RESTU, UCAPAN TERIMA
KASIH, UCAPAN SELAMAT YG D. MOHON DOA RESTU;
DITANDATANGANI OLEH E. UCAPAN TERIMA KASIH;
KAPOLRI/KAPOLDA/KASATKER
DGN GOL PANGKAT PATI POLRI F. UCAPAN SELAMAT.
(4) GAMBAR LB TRIBRATA UTK
UKURAN, BENTUK DAN WARNA
TERCANTUM DLM LAMPIRAN V
40
 BAGIAN KETIGA HAL 19
PENOMORAN NASKAH DINAS
PASAL 45

(1) PENOMORAN NADIN MENGGUNAKAN ANGKA ARAB

(3) PENOMORAN NADIN PENGATURAN DAN
DGNMEMUAT UNSUR:
NADIN PENETAPAN TDK MENGGUNAKAN
A. KODE JENIS NADIN; KKA;
B. NOMOR; (4) NADIN PENGATURAN DAN PENETAPAN ,
C. BULAN TERBIT; MELIPUTI:
D. KKA; DAN A. PERATURAN;
E. THN TERBIT. B. MAKLUMAT;
(2) UNSUR PENOMORAN TSB KHUSUS UTK JENIS NADIN C. INSTRUKSI;
SURAT, SURAT PENGANTAR, NOTA DINAS, DAN D. KEPUTUSAN;
TELAAHAN STAF YG DITANDATANGANI OLEH PEJABAT
E. SURAT EDARAN;
SELAIN KAPOLRI, WAKAPOLRI, KAPOLDA, WAKAPOLDA,
KAPOLRES, WAKAPOLRES, KAPOLSEK DAN F. SURAT PEMBERITAHUAN; DAN
WAKAPOLSEK PENOMORANNYA DITAMBAHKAN UNSUR G. NASKAH KERJA SAMA
KODE SATFUNG/SATKER
41
 HAL 20 PASAL 46
KERTAS
PASAL 47
BAGIAN (1) KERTAS YG DIGUNAKAN DLM
PEMBUATAN NADIN SELAIN NADIN AMPLOP
KEEMPAT PERATURAN, MENGGUNAKAN KERTAS
HVS UKURAN A4; AMPLOP DIGUNAKAN UTK PENDISTRIBUSIAN
KERTAS, NADIN PD MEDIA REKAM KERTAS DGN WARNA
(2) UTK NADIN TERTENTU YG
AMPLOP MENGGUNAKAN LAMPIRAN DPT
COKLAT.
DAN MENGGUNAKAN KERTAS DGN UKURAN
TINTA LAIN; PASAL 48
(3) KERTAS HVS BERWARNA PUTIH; (1) AMPLOP MENCANTUMKAN ALAMAT
PENGIRIM DAN ALAMAT TUJUAN;
(4) NADIN AMANAT ATAU SAMBUTAN DPT
MENGGUNAKAN UKURAN DAN WARNA (2) ALAMAT PENGIRIM BERUPA GAMBAR LB
KERTAS SELAIN KERTAS HVS PUTIH DGN TRIBRATA, KOPSTUK, NAMA JALAN, NOMOR
UKURAN A4 ATAU UKURAN LAINNYA SURAT, CAP STAF YG DISERTAI PARAF DAN TGL
PENGIRIMAN;
(3) ALAMAT TUJUAN DITULIS LENGKAP DGN
PASAL 49
NAMA JABATAN DAN ALAMAT PEJABAT ATAU
TINTA LEMBAGA;
(1) WARNA TINTA YG DIGUNAKAN PD NADIN (4) NADIN YG SIAP UTK DIKIRIM HRS DILIPAT
YAITU WARNA HITAM; SESUAI UKURAN AMPLOP DGN
(2) WARNA TINTA YG DIGUNAKAN UTK CAP MEMPERTEMUKAN SUDUT LIPATANNYA AGAR
DINAS YAITU WARNA UNGU; LURUS DAN RAPI DGN KEPALA SURAT
MENGHADAP KE DEPAN, KE ARAH PENERIMA
(3) WARNA TINTA YG DIGUNAKAN UTK
SURAT.
PENANDATANGANAN NADIN YAITU WARNA
HITAM.
42
 BAGIAN KELIMA
KETENTUAN JARAK SPASI, JENIS DAN UKURAN
HURUF, SERTA KATA PENYAMBUNG
PASAL 50
DLM PENENTUAN JARAK SPASI PD NADIN HRS
MEMPERHATIKAN ASPEK KESERASIAN DAN
ESTETIKA
PASAL 51
JENIS HURUF DAN UKURAN YG DIGUNAKAN PD
NADIN YAITU ARIAL ATAU ARIAL NARROW DGN
UKURAN 12
HAL 21
PASAL 52
(1) KATA PENYAMBUNG MERUP KATA YG
DIGUNAKAN SBG TANDA BHW TEKS MSH
BERLANJUT PD HAL BERIKUTNYA
(2) KATA PENYAMBUNG DITULIS PADA:
A. AKHIR SETIAP HALAMAN;
B. BARIS TERAKHIR TEKS DI SUDUT
KANAN BAWAH HALAMAN;
C. KATA YG DIAMBIL PERSIS SAMA DR
KATA PERTAMA HALAMAN BERIKUTNYA
SERTA MENAMBAHKAN TITIK
SEBANYAK 5 KALI.
PASAL 53
KETENTUAN JARAK SPASI DAN KATA
PENYAMBUNG TERCANTUM DLM LAMPIRAN VI
43
 HAL 21 SD 22

BAGIAN KEENAM BAGIAN KETUJUH

PENENTUAN BATAS ATAU MARGIN NOMOR HALAMAN

PASAL 55
PASAL 54 (1) NOMOR HALAMAN PD NADIN MENGGUNAKAN
(1) PENENTUAN BATAS ATAU MARGIN PD KERTAS ANGKA ARAB.
BERTUJUAN UTK KESERASIAN DAN KERAPIAN (2) LETAK NOMOR HALAMAN DICANTUMKAN
DLM SUSUN NADIN. SECARA SISTEMATIS DI TENGAH ATAS,
(2) PENENTUAN BATAS ATAU MARGIN DIATUR SBB: KECUALI HALAMAN PERTAMA NADIN TDK
PERLU MENCANTUMKAN NOMOR HALAMAN.
A. MARGIN ATAS 2 CM DR TEPI ATAS KERTAS;
B. MARGIN BAWAH 3 CM PLG SEDIKIT 1,5 CM
DR TEPI BAWAH KERTAS, TULISAN PALING
BAWAH ADL KATA
PENYAMBUNG/KALSIFIKASI KEAMANAN;
PASAL 56
C. MARGIN KIRI 3 CM DR TEPI KIRI KERTAS;
KETENTUAN MENGENAI PENULISAN NOMOR
D. MARGIN KANAN 2 CM DR TEPI KANAN HALAMAN TERCANTUM DLM LAMPIRAN VII
KERTAS.

44
 PASAL 57
HAL 22 SD 23
(1) TEMBUSAN MERUP BAGIAN NADIN YG DIGUNAKAN UTK MENUNJUKAN
PIHAK ATAU PEJABAT TERKAIT YG BERHAK MENDPTKAN NADIN
SELAIN TUJUAN UTAMA.
(2) PEMBERIAN TEMBUSAN TDK BOLEH KELUAR DGN KETENTUAN SBB:
BAGIAN KEDELAPAN A. NADIN KAPOLRI, BAIK YG DITANDATANGANI OLEH KAPOLRI/a.n.
KAPOLRI TDK DPT DIBERIKAN KPD:
TEMBUSAN
1. PEJABAT PD SATFUNG, SATKER, SUBSATKER PD TKT MABES
PASAL 57 POLRI;
2. PEJABAT PD SATFUNG DAN SATKER TKT POLDA;
3. PEJABAT PD TKT POLRES;
4. PEJABAT PD TKT POLSEK; DAN
5. PEJABAT PD TKT POLSUBSEKTOR.

B. NADIN KAPOLDA, BAIK YG DITANDATANGANI OLEH KAPOLDA/a.n.

KAPOLDA TDK DPT DIBERIKAN KPD:
1. PEJABAT PD K/L/INSTANSI/BADAN SETINGKAT MENTERI;
2. PEJABAT SUBSATFUNG, SATKER ATAU SUBSATKER PD TKT
MABES POLRI;
3. PEJABAT SUBSATFUNG, SATKER ATAU SUBSATKER PT TKT
POLDA;
4. PEJABAT PD TKT POLSEK DAN POLSUBSEKTOR.
45
C. NADIN KASATFUNG, BAIK YG DITANDATANGANI OLEH
KASATFUNG/a.n. KASATFUNG PD TKT MABES POLRI TDK DPT
DIBERIKAN KPD:
1. PEJABAT PD K/L/INSTANSI/BADAN;
2. PEJABAT SUBSATFUNG DAN SATKER PD TKT MABES POLRI; (3) PENULISAN NAMA JABATAN
3. PEJABAT PD TKT POLDA, POLRES, POLSEK DAN PEJABAT DIURUTKAN
POLSUBSEKTOR. BERDASARKAN ESELONISASI DAN
PANGKATNYA, UTK PARA
D. NADIN KASATFUNG, BAIK YG DITANDATANGANI OLEH KAPOLDA DANKAPOLRES YG
KASATFUNG/a.n. KASATFUNG PD TKT POLDA TDK DPT DIBERIKAN MEMILIKI PANGKAT ESELON YG
KPD: SAMA DIURUTKAN
4. PEJABAT PD K/L/INSTANSI/BADAN; BERDASARKAN WILAYAHNYA DR
5. PEJABAT SATFUNG DAN SATKER PD TKT MABES POLRI; SABANG SAMPAI MERAUKE.
6. PEJABAT SUBSATFUNG DAN SATKER PD TKT POLDA; (4) DLM HAL TDP ESELON DAN
PANGKAT YG SAMA ANTARA
7. PEJABAT P DTKT POLDA, POLRES, POLSEK DAN PEJABAT TKT MABES POLRI DAN
POLSUBSEKTOR. POLDA, MAKA YG DIDAHULUKAN
E. NADIN KASATKER, BAIK YG DITANDATANGANI OLEH YAITU PEJABAT TKT MABES
KASATKER/a.n. KASATKER PD TKT MABES POLRI TDK DPT POLRI, DEMIKIAN JUGA UTK TKT
DIBERIKAN KPD: POLDA, POLRES DAN POLSEK;
8. PEJABAT PD K/L/INSTANSI/BADAN; (5) TEMBUSAN BERADA PD POSISI
9. PEJABAT DI LUAR SATFUNG DAN SATKER PD TKT MABES DI BAGIAN KIRI BAWAH PD NADIN
KESATUANNYA;
10. PEJABAT PD TKT POLDA, POLRES, POLSEK DAN
POLSUBSEKTOR.
46
 HAL 23 SD 24

BAGIAN KESEMBILAN
LAMPIRAN
PASAL 58
LAMPIRAN PD NADIN DGN MEDIA REKAM KERTAS
MENGGUNAKAN KOPSTUK DAN TAJUK TANDA TANGAN
SESUAI DGN NASKAH INDUKNYA KECUALI DLM
BENTUK TERLAMPIR BERUPA GAMBAR ATAU BENTUK
LAINNYA DPT TIDAK MENGGUNAKAN KOPSTUK DAN
TANDA TANGAN.

PASAL 59
KETENTUAN MENGENAI LAMPIRAN PD NADIN DAN
CONTOHNYA TERCANTUM DLM LAMPIRAN VIII
47
 BAGIAN KESEPULUH
TANDA TANGAN, PARAF DAN CAP
PASAL 60
TANDA TANGAN
(1) TANDA TANGAN TDR ATAS:
A. TANDA TANGAN BASAH; DAN
B. TANDA TANGAN ELEKTRONIK.
(2) TANDA TANGAN MEMILIKI KEKUATAN
HUKUM DAN AKIBAT HUKUM YG SAH.
(3) PEMBERIAN TANDA TANGAN, BAIK BASAH
MAUPUN ELEKTRONIK DILAKUKAN OLEH
PEJABAT YG BERWENANG
PASAL 61
(1) TANDA TANGAN BASAH DIGUNAKAN PD
NADIN DGN MEDIA REKAM KERTAS.
(2) TANDA TANGAN ELEKTRONIK DIGUNAKAN PD
NADIN DGN MEDIA REKAM ELEKTRONIK.
HAL 24
PASAL 62
TANDA TANGAN ELEKTRONIK MEMENUHI
PERSAYARATAN SBB:
A. DATA PEMBUAT TANDA TANGAN ELEKTRONIK
HANYA KPD PEJABAT PENANDATANGAN;
B. DATA PEMBUATAN TANDA TANGAN ELEKTRONIK
PD SAAT PROSES PENANDATANGANAN
ELETRONIK HANYA BERADA DLM KUASA
PEJABAT PENANDATANGAN;
C. SEGALA PERUBAHAN THDP TANDA TANGAN
ELEKTRONIK YG TERJADI SETELAH WAKTU
PENANDATANGANAN DPT DIKETAHUI;
D. TDP CARA TERTENTU YG DIPAKAI UTK
MENGIDENTIFIKASI SIAPA PEJABAT
PENANDATANGANNYA; DAN
E. TDP CARA TERTENTU UTK MENUNJUKAN BHW
PEJABAT PENANDATANGAN TLH MEMBERIKAN
PERSETUJUAN THD NADIN DGN MEDIA REKAM
ELEKTRONIK YG TERKAIT.
48
HAL 24 SD 25
PASAL 63
PEMBERIAN TANDA TANGAN ELEKTRONIK PD
NADIN BERLAKU KETENTUAN SBB:
A. TANDA TANGAN ELEKTRONIK HRS
DITANDAI DLM SUSUNAN DAN BENTUK
KODE ELEKTRONIK DPT BERUPA QR CODE
YG DISERTAI NAMA PEJABAT
PENANDATANGAN DAN NAMA JABATAN;
B. NADIN DGN TANDA TANGAN ELEKTRONIK
DIDISTRIBUSIKAN KPD PIHAK YG BERHAK
DPT DICETAK;
C. PENDISTRIBUSIAN DPT MELALUI APLIKASI
ELEKTRONIK, MEDIA DARING ATAU MEDIA
LURING;
D. MENGGUNAKAN SERTIFIKAT ELEKTRONIK
YG DITERBITKAN OLEH PENYELENGGARA
SERTIFIKASI ELEKTRONIK INDONESIA
SESUAI DGN KETENTUAN PERATURAN
PERUNDANG-UNDANGAN.
PASAL 64
PARAF
(1) SEBELUM DITANDATANGANI OLEH PEJABAT YG
BRWENANG, NADIN HRS DIPARAF TERLEBIH DAHULU;
(2) PARAF MERUP BENTUK KOORD BERJENJANG ANTAR
PEJABAT SEBELUM DILAKUKAN PENANDATANGANAN;
(3) FITUR PARAF DLM NADIN DGN MEDIA REKAM
ELEKTRONIK DPT BERBENTUK CATATAN RIWAYAT
SEBELUM DILAKUKAN PENANDATANGANAN OLEH
PEJABAT YG BERWENANG
PASAL 65
PARAF MEMENUHI KETENTUAN SBB:
A. DIBUBUHKAN DI BWH TAJUK TANDA TANGAN ATAU DI
BWH TEMBUSAN;
B. APABILA RUANG TDK MEMUNGKINKAN, PARAF
DIBUBUHKAN DI SEBELAH KIRI TAJUK TANDA TANGAN;
C. PEJABAT YG MEMBUBUHKAN PARAF, PALING SEDIKIT
KONSEPTOR, PEJABAT PENGEMBAN FUNGSI
KESEKRETARIATAN DAN PEJABAT SATU TINGKAT DI
BWH PEJABAT YG AKAN MENANDATANGANI NADIN.
49
 PASAL 66
CAP PASAL 67
(1) CAP DINAS MERUP TANDA PENGENAL UTK KELENGKAPAN PENGESAHAN NADIN;
(1) CAP DIGUNAKAN (2) CAP DINAS DI LINGK POLRI DIBEDAKAN ATAS:
PD NADIN DGN A. CAP JABATAN YAITU CAP DINAS YG MENURUT BENTUK DAN ISI TULISANNYA
MEDIA REKAM MENUNJUKKAN JAB TERTENTU;
KERTAS.
B. CAP STAF YAITU CAP DINAS YG MENURUT BENTUK DAN ISI TULISANNYA
(2) CAP TDK MENUNJUKKAN STAF INSTANSI ATAU LEMBAGA TERTENTU DI LINGK POLRI,
DIGUNAKAN PD
(3) CAP JABATAN DI LINGK POLRI TERDIRI ATAS:
NADIN DGN
MEDIA REKAM C. UKURAN BESAR DIGUNAKAN PD NADIN YG DITANDATANGANI OLEH PEJABAT
ELEKTRONIK. YG BERHAK MENANDATANGANINYA ATAU PEJABAT YG DIBERI WEWENANG
UTK MENANDATANGANINYA ATAS NAMA PEJABAT YG BERSANGKUTAN;
D. UKURAN KECIL DIGUNAKAN KHUSUS UTK NADIN YG BERUKURAN KECIL YG
DITANDATANGANI OLEH PEJABAT YG BERHAK MENANDATANGANI.
(4) BENTUK CAP DINAS DILINGK POLRI TDR ATAS:
E. BUNDAR, UTK CAP JABATAN MELIPUTI:
1. KAPOLRI/KAPOLDA/KAPOLRES/KAPOLSEK/KASUBSEKTOR;
2. KASATFUNG/KASATKER PD TKT MABES POLRI;
3. KASATFUNG/KASATKER PD TKT POLDA.
B. LONJONG, DIGUNAKAN UTK CAP STAF SATFUNG/SATKER DI LINGK POLRI YG
DIBUBUHKAN PD AMPLOP SURAT DAN LEMBAR TANDA TERIMA;
C. PERSEGI EMPAT, DIGUNAKAN UTK CAP PIKET JAGA MARKAS.

50
 HAL 26 SD 27
PASAL 68
KETENTUAN PENULISAN ISI TULISAN DAN GAMBAR PD CAP DINAS, MELIPUTI:
A. ISI TULISAN PD CAP DINAS DITULIS DGN HURUF KAPITAL YG JELAS DAN MENUNJUKKAN
NAMA INSTANSI DAN JABATAN PEJABAT BERSANGKUTAN SERTA KEDUDUAKNNYA DI DLM
STRUKTUR ORG POLRI;
B. ISI TULISAN PD CAP JABATAN DAN CAP STAF TDR DR:
1. INSTANSI INDUK (NAMA INSTANSI/BADAN/LEMBAGA);
2. NAMA JABATAN;
3. NAMA SATUAN ORG (SETINGKAT LBH RENDAH DI BWH SATUAN ORG INDUK) ATAU
MARKAS KESATUAN;
C. APABILA LBH DR 41 KETUKAN, NAMA INSTANSI DPT DISINGKAT SESUAI DGN SINGKATAN
RESMI YG BERLAKU;
D. UKURAN HURUF DISESUAIKAN DGN UKURAN CAP DAN JUMLAH HURUF YG DIGUNAKAN;
E. ISI TULISAN PD CAP JABATAN UKURAN KECIL SAMA DGN ISI TULISAN PD CAP JABATAN
UKURAN BESAR;
F. KHUSUS UTK GAMBAR LB TRIBRATA YG TDP DLM CAP JABATAN KAPOLRI, UKURAN LB
TRIBRATA DISESUAIKAN DGN BESARNYA LINGKARAN DLM CAP JABATAN TERSEBUT;
G. PEMAKAIAN GAMBAR LB TRIBRATA DLM DUA LINGK KECIL YG TDP PD CAP KASAT ORG,
UKURAN LAMBANG DISESUAIKAN DGN BESARNYA LINGK KECIL DLM CAP JABATAN.
51
 PASAL 69

KETENTUAN PENGGUNAAN CAP DINAS:

A. CAP JABATAN DIBUBUHKAN DI SEBELAH KIRI TANDA
TANGAN SEDEMIKIAN RUPA SHG MENYINGGUNG TANDA
TANGAN PEJABAT YBS;
B. CAP STAF DIBUBUHKAN PD SEBELAH KIRI BWH AMPLOP
SURAT YG AKAN DIKIRIMKAN KPD PEJABAT/ALAMAT YG
DITUJU ATAU DIGUNAKAN OLEH PERSONEL YG
MEMBUTUHKAN, DAN DIBUBUHKAN PD LEMBAR TANDA
TERIMA;
C. APABILA KEADAAN RUANGAN TDK MEMUNGKINKAN,
CAP JABATAN DPT DIBUBUHKAN DI SEBELAH KANAN
TANDA TANGAN;
D. LEMBAR ARSIP TDK DIBUBUHI CAP;
E. CAP PIKET JAGA MARKAS DIBUBUHKAN DI SEBELAH
KIRI BAWAH LEMBAR TANDA TERIMA.
52
CAP/STEMPEL DINAS JABATAN

53
CAP/STEMPEL DINAS JABATAN

54
CAP/STEMPEL DINAS JABATAN

55
 CAP/STEMPEL STAF

KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DAERAH JAWA TENGAH
JAGA MARKAS
JALAN PAHLAWAN 1, SEMARANG 50243

PIKET MAKO/PIKET JAGA

UNTUK AMPLOP SRT &
LEMBAR TANDA TERIMA

56
(1) PENGAMANAN THDP CAP DINAS DI LINGK POLRI DILAKUKAN DGN KETENTUAN SBB:
A. PEMBUATAN: HAL 27
1. CAP JABATAN KAPOLRI/KAPOLDA/KASATFUNG DI LINGK MABES POLRI DIBUAT OLEH SETUM
POLRI;
2. CAP JABATAN KASATKER DI BWH KASATFUNG DI LINGK MABES POLRI DIBUAT OLEH PEJABAT
TATA USAHA SATFUNG;
3. CAP JABATAN KASATFUNG/KASATKER DI LINGK POLDA/POLRES/POLSEK/POLSUBSEKTOR
DIBUAT OLEH SETUM POLDA
B. PENETAPAN TANDA PENGAMAN;
4. CAP JABATAN KAPOLRI/KAPOLDA/KASATFUNG DI LINGK MABES POLRI DITETAPKAN DGN
KEP KAPOLRI;
5. CAP JABATAN KASATKER DI BWH KASATFUNG DI LINGK MABES POLRI DITETAPKAN DGN KEP
KASATFUNG;
6. CAP JABATAN KASATFUNG/KASATKER DI LINGK POLDA, POLRES, POLSEK DAN
POLSUBSEKTOR DITETAPKAN DGN KEP KAPOLDA.
(2) DLM HAL TERJADI KERUSAKAN CAP DINAS JABATAN
KAPOLRI/KAPOLDA/KAPOLRES/KASATFUNG/KASATKER/KAPOLSEK/KAPOLSUBSEKTOR DI LINGK
POLRI, PENGGANTIAN DILAKUKAN OLEH SETUM POLRI/SETUM POLDA/TATA URUSAN DALAM PD
SATFUNG;
(3) PENYIMPANAN CAP DINAS YG MSH BERLAKU DIPERTANGGUNGJAWABKAN KPD KASETUM
POLRI/KASETUM POLDA/KATAUD PD SATFUNG;
(4) PEMUSNAHAN CAP DINAS YG TDK BERLAKU KRN PERUBAHAN ORGANISASI ATAU LIKUIDASI
ORGANISASI, DIKOOD DGN SETUM POLRI/SETUM POLDA/TAUD PD SATFUNG; 57
 BAGIAN KESEBELAS HAL 28
PERUBAHAN, PENCABUTAN, PEMBATALAN, DAN RALAT NADIN

PASAL 72
PASAL 71 PENCABUTAN NADIN DPT DILAKUKAN KRN NADIN
PERUBAHAN NADIN MERUP MENGUBAH BAGIAN TSB BERTENTANGAN ATAU TDK SESUAI LAGI DGN
TERTENTU DR ISI NADIN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN YG LBH
TINGGI, SEDERAJAT ATAU KEBIJAKAN YG BARU
DITETAPKAN

PASAL 73
PEMBATALAN NADIN MERUP PERNYATAAN BHW
SELURUH MATERI NADIN TDK DIBERLAKUKAN
LAGI MELALUI SUATU PERNYATAAN
PEMBATALAN DLM NADIN YG BARU
PASAL 74
RALAT NADIN MERUP PERBAIKAN YG DILAKUKAN
THDP SEBAGIAN MATERI NADIN SBG AKIBAT ADANYA
KEKELIRUAN KECIL, PERNYATAAN RALAT DLM
NADIN YG BARU

PASAL 75
(1) NADIN YG SIFATNYA MENETAPKAN, APABILA DIUBAH, DICABUT, DIRALAT ATAU
DIBATALKAN HRS DIUBAH, DICABUT, DIRALAT ATAU DIBATALKAN DGN NADIN YG SAMA;
(2) PEJABAT YG BERHAK MENANDATANGANI PERUBAHAN, PENCABUTAN, RALAT DAN
PEMBATALAN YAITU PEJABAT YG MENANDATANGANI NADIN TSB ATAU OLEH PEJABAT YG
LEBIH TINGGI KEDUDUKANNYA
58

PENGAMANAN NASKAH DINAS
PASAL 76
PENGAMANAN NASKAH DINAS HRS
MEMUAT:
A. KLASIFIKASI KEAMANAN NADIN;
B. PENGAWASAN THDP PEMBUATAN
DAN PENDISTRIBUSIANNYA
BAB IV HAL 28 SD 29
BAGIAN KESATU
UMUM
PASAL 77
(1) DLM RANGKA PENGAMANAN NADIN PD MEDIA REKAM
ELEKTRONIK, APLIKASI ELEKTRONIK HRS MEMUAT FITUR
PENGAMANAN NADIN SBGM PASAL 76;
(2) APLIKASI NADIN POLRI YG MENGGUNAKAN
INFRASTRUKTUR TIK POLRI UTK PENGAMANANNYA
MENJADI TANGGUNG JAWAB DIV TIK POLRI;
(3) THDP NADIN DGN MEDIA REKAM ELEKTRONIK YG
MEMILIKI KLASIFIKASI KEAMAMAN SANGAT RAHASIA,
RAHASIA DAN TERBATAS, DPT MENGGUNAKAN SANDI
TERTENTU SESUAI DGN PERKEMBANGAN TEKNOLOGI.
59
 BAGIAN KEDUA HAL 29 SD 30
DERAJAT PENDISTRIBUSIAN DAN KLASIFIKASI KEAMANAN NADIN

PASAL 78 PASAL 79
DERAJAT PENDISTRIBUSIAN NADIN TDR ATAS: KLASIFIKASI KEAMANAN NADIN TDR ATAS:
a. KILAT, YAITU NADIN YG DIDISTRIBUSIKAN a. SANGAT RAHASIA, DIBERI KODE “SR”, YAITU NADIN YG BERISI
SEKETIKA ITU JUGA KPD PEJABAT YG MASALAH SGT PENTING DAN HANYA BOLEH DIBACA ATAU
BERKEPENTINGAN; DIKETAHUI ISINYA OLEH ORANG TERTENTU YG BERHAK
MENYELESAIKAN ATAU MENGAMBIL KEPUTUSAN, KRN BILA
b. SANGAT SEGERA, YAITU NADIN YG DIBACA OLEH ORANG YG TDK BERKEPENTINGAN AKAN
DIDISTRIBUSIKAN PD HARI ITU JUGA MEMBAHAYAKAN KEAMANAN NEGARA;
PALING LAMBAT PUKUL 24.00 WAKTU
b. RAHASIA, DIBERI KODE “R”, YAITU NADIN YG ISINYA TDK BOLEH
SETEMPAT KPD PEJABAT YG DIKETAHUI OLEH ORANG LAIN KRN AKAN MENIMBULKAN
BERKEPENTINGAN; KERUGIAN BAGI ORG ATAU PEJABAT YG BERSANGKUTAN;
c. SEGERA, YAITU NADIN YG DIDISTRIBUSIKAN c. TERBATAS, DIBERI KODE “T”, YAITU NADIN YG BILA FISIK DAN
DLM WAKTU 24 (DUA PULUH EMPAT) JAM INFORMASINYA DIKETAHUI OLEH PIHAK YG TDK BERHAK DPT
TERHITUNG SEJAK NADIN DITERIMA MENGAKIBATKAN TERGANGGUNYA PELAKS FUNGSI DAN TUGAS
SELANJUTNYA DISAMPAIKAN KPD PEJABAT LEMBAGA, SEPERTI KERUGIAN FINANSIAL YG SIGNIFIKAN; DAN
YG BERKEPENTINGAN; DAN d. BIASA, DIBERI KODE “B”, YAITU NADIN YG ISINYA TDK AKAN
d. BIASA, YAITU NADIN YG DIDISTRIBUSIKAN MENIMBULKAN AKIBAT BURUK ATAU MERUGIKAN BAGI
MENURUT URUTAN WAKTU PENERIMAAN. ORGANISASI ATAU PEJABAT YG BERSANGKUTAN JIKA ISINYA
DIKETAHUI ATAU DIBACA ORANG LAIN, NAMUN TIDAK BERARTI
BHW ISI NADIN TSB DPT DISAMPAIKAN KPD YG TDK BERHAK
MENGETAHUINYA.

60
 BAGIAN KEEMPAT
BAGIAN KETIGA PENGAWASAN NADIN
PERLAKUAN TERHADAP PASAL 81
NADIN BERDASARKAN (1) BENTUK NADIN YG BERSIFAT INTERN POLRI, BAIK PD TKT
MABES POLRI MAUPUN WIL TDK DIBENARKAN MEMBERIKAN
KLASIFIKASI KEAMANAN TEMBUSAN KE LUAR INSTANSI POLRI;
NADIN (2) NADIN YG HRS DITANDATANGANI OLEH KAPOLRI, YAITU:
A. NADIN YG DIALAMATKAN KPD MENTERI/PEJABAT PD INST
LAIN YG KEDUDUKANNYA SEJAJAR/LBH TINGGI;
PASAL 80
B. NADIN YG DIALAMATKAN KPD PEMERINTAH NEGARA
ASING/PERWAKILAN NEGARA ASING DI INDONESIA DAN
DLM HAL NADIN MEMILIKI PERWAKILAN PEMERINTAH RI;
C. NADIN YG ISINYA BERSIFAT PENENTUAN KEBIJAKAN YG
KLASIFIKASI KEAMANAN BERSIFAT PRINSIP DAN MEMUAT HAL-HAL YG BERSIFAT
SANGAT RAHASIA, PROTOKOLER.

RAHASIA DAN TERBATAS (3) NADIN YG BERSIFAT RUTIN DAN MERUP PELAKS DR
KEBIJAKSANAAN YG TLH DITENTUKAN OLEH KAPOLRI DI
PENDISTRIBUSIANNYA TKT MABES POLRI DAN OLEH PIMP MASING2 DI TKT WIL,
DITTD OLEH PEJABAT ESELON YBS AN KAPOLRI UTK MABES
MENGGUNAKAN AMPLOP POLRI DAN AN KAPOLDA UTK TKT POLDA;
RANGKAP DUA (4) NADIN YG DITUJUKAN KELUAR MABES POLRI, BAIK
DITUJUKAN KE POLDA, K/L/BADAN/INSTANSI LAIN ATAU MASY
UMUM HRS DITTD OLEH KAPOLRI ATAU AN KAPOLRI.

61
 YAITU: (1) NADIN YG HRS DITANDATANGANI OLEH
A. NADIN YG DITUJUKAN KPD KAPOLRI/GUBERNURHAL 30 SD 31 KAPOLRES, YAITU:
ATAU PEJABAT PD INSTANSI LAIN YG A. NADIN YG DITUJUKAN KPD
KEDUDUKANNYA SEJAJAR DAN ISINYA BERSIFAT KAPOLDA/BUPATI/ WALIKOTA ATAU
PENENTUAN KEBIJAKAN YG BERSIFAT PRINSIP PEJABAT PD INST LAIN YG
DAN MEMUAT HAL-HAL BERSIFAT PROTOKOLER; KEDUDUKANNYA SEJAJAR DAN
B. NADIN YG DLM KEADAAN MENDESAK DAN ISINYA BERSIFAT PENENTUAN
KAPOLDA TDK ADA DI TEMPAT, KEBIJAKAN YG BERSIFAT PRINSIP
PENANDATANGANNYA BOLEH DILIMPAHKAN STL DAN MEMUAT HAL-HAL BERSIFAT
ADA PENDELEGASIAN WEWENANG DR KAPOLDA; PROTOKOLER;
B. DLM KEADAAN MENDESAK DAN
C. NADIN YG ISINYA BERSIFAT RUTIN DAN MERUP KAPOLRES TDK ADA DI TEMPAT,
PELAKS DR KEBIJAKSANAAN YG TLH PENANDATANGANANNYA BOLEH
DITENTUKAN OLEH KAPOLDA, DILIMPAHKAN STL ADA
PENANDATANGANNYA BOLEH DILIMPAHKAN DGN PENDELEGASIAN WEWENANG DR
MEMPERHATIKAN KESETARAAN PEJABAT YG KAPOLRES;
AKAN DITUJU. C. NADIN YG BERSIFAT RUTIN DAN
(2) DLM HAL POLDA/POLRES/POLSEK AKAN MEMBUAT MERUP PELAKS DR
NADIN YG DITUJUKAN KPD MENTERI/PEJABAT KEBIJAKSANAAN YG TLH
SEJAJAR/LBH TINGGI DR KAPOLRI, MAKA HRS DITENTUKAN OLEH KAPOLRES,
BERKOORD TERLEBIH DULU DGN SETUM POLDA DAN PENANDATANGANANNYA BOLEH
SETUM POLRI, NADIN TSB HRS DITANDATANGANI DILIMPAHKAN DGN
OLEH KAPOLRI, DGN KETENTUAN SEBELUM MEMPERHATIKAN ESELON
PENANDATANGANAN OLEH KAPOLRI, NADIN TSB PEJABAT YG AKAN DITUJU.
PERLU DILAKUKAN PENELITIAN OLEH SETUM POLRI (2) NADIN YG DITUJUKAN KELUAR POLRES,
SERTA PENGAJUAN PARAF KPD KASETUM POLRI DAN BAIK DITUJUKAN KE
WAKAPOLRI. POLDA/LEMBGA/BADAN/INST
(3) NADIN YG DITUJUKAN KE LUAR POLDA, BAIK SETINGKAT POLRES ATAU MASY UMUM
HRS DITANDATANGANI OLEH KAPOLRES
DITUJUKAN KE MABES POLRI, POLDA LAINNYA, 62
ATAU AN KAPOLRES.
(1) NADIN YG HRS DITANDATANGANI OLEH
KAPOLSEK, YAITU:
A. NADIN YG DITUJUKAN KPD
KAPOLRES/CAMAT/LURAH ATAU
PEJABAT PD INST LAIN YG
KEDUDUKANNYA SEJAJAR DAN ISINYA
BERSIFAT PENENTUAN KEBIJAKAN YG
BERSIFAT PRINSIP DAN MEMUAT HAL-
HAL BERSIFAT PROTOKOLER;
B. DLM KEADAAN MENDESAK DAN
KAPOLSEK TDK ADA DI TEMPAT,
PENANDATANGANANNYA BOLEH
DILIMPAHKAN STL ADA
PENDELEGASIAN WEWENANG DR
KAPOLSEK;
C. NADIN YG BERSIFAT RUTIN DAN MERUP
PELAKS DR KEBIJAKSANAAN YG TLH
DITENTUKAN OLEH KAPOLSEK,
PENANDATANGANANNYA BOLEH
DILIMPAHKAN DGN MEMPERHATIKAN
ESELON PEJABAT YG AKAN DITUJU.
(2) NADIN YG DITUJUKAN KELUAR POLSEK,
BAIK DITUJUKAN KE POLRES
SETEMPAT/LEMBAGA/BADAN/INST
SETINGKAT POLSEK ATAU MASY UMUM HRS
DITANDATANGANI OLEH KAPOLSEK ATAU
AN KAPOLSEK.
(3) POLRES DAN POLSEK KETIKA BERSURAT KE
POLDA, POLRES DAN POLSEK DI LUAR
(1) NADIN YG HRS DITANDATANGANI OLEH
HAL 32
KASATFUNG PD TKT MABES POLRI, YAITU:
A. NADIN YG DITUJUKAN KPD KASATFUNG DAN
KASATKER PD TKT MABES POLRI DAN
PEJABAT UTAMA DI KESATUANNYA;
B. DLM KEADAAN MENDESAK DAN KASATFUNG
TDK ADA DI TEMPAT,
PENANDATANGANANNYA BOLEH
DILIMPAHKAN STL ADA PENDELEGASIAN
WEWENANG DR KASATFUNG;
(2) NADIN YG DITANDATANGANI KASATFUNG PD TKT
MABES POLRI YAITU NADIN YG DITUJUKAN KPD
KASATFUNG DAN KASUBSATFUNG YG ADA DI
KESATUANNYA.
(3) NADIN YG DITANDATANGANI KASATFUNG PD TKT
POLDA, YAITU:
C. NADIN YG DITUJUKAN KPD KASATFUNG DAN
KASATKER PD TKT POLDA DAN PEJABAT
UTAMA DI KESATUANNYA;
D. DLM KEADAAN MENDESAK DAN KASATFUNG
TDK ADA DI TEMPAT,
PENANDATANGANANNYA BOLEH
DILIMPAHKAN STL ADA PENDELEGASIAN
WEWENANG DR KASATFUNG.
(4) WASDAL PENERIMAAN NADIN/SURAT MASUK
DIPUSATKAN DI SETUM/SIUM DAN PENGEMBAN
FUNGSI TAUD MASING2 SATFUNG ATAU BAGIAN
YG DIBERI WEWENANG MELAKS TUGAS TSB.
(5) WASDAL NADIN/SURAT KELUAR DILAKUKAN 63
 PEJABAT PENANDATANGAN NADIN
PASAL 87 HAL 33

PASAL 86 (1) PENANDATANGANAN NADIN MERUP KEWENANGAN

KAPOLRI/
PEMBUATAN DAN KAPOLDA/KAPOLRES/KASATFUNG/KASATKER DAN DPT
DIDELEGASIKAN KPD PEJABAT BAWAHANNYA SESUAI
PENGAWASAN NADIN YG
TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB MASING2, KECUALI
BERSIFAT SANGAT RAHASIA, NADIN DLM BENTUK PERATURAN, AMANAT, MAKLUMAT
RAHASIA DAN TERBATAS DAN INSTRUKSI.
DILAKUKAN OLEH UNIT KERJA
YG MEMPUNYAI TUGAS DAN (2) PENDELEGASIAN WEWENANG PENANDATANGANAN
NADIN SBGMANA AYAT (1) DILAKS MENURUT HIRARKI
FUNGSI BIDANG TATA USAHA.
DLM STRUKTUR ORG POLRI DAN DPT DILAKUKAN
OLEH PEJABAT DUA TKT DI BAWAHNYA.
(3) PENDELEGASIAN WEWENANG DPT JUGA DIBERIKAN
KPD PEJABAT FUNGSIONAL DGN MENYESUAIKAN
KEDUDUKANNYA DLM STRUKTUR ORG POLRI.
(4) PENDELEGASIAN WEWENANG DILAKS MENURUT
URUTAN JENJANG ATAU TKT JABATAN DAN TANGGUNG
JAWAB SEPENUHNYA ADA PADA PEJABAT PEMBERI
PELIMPAHAN WEWENANG.
(5) SETIAP KASATFUNG/KASATKER MENYUSUN TKT
64
46
KEWENANGAN PENANDATANGANAN NASKAH
 PASAL 88

PENDELEGASIAN WEWENANG YG BERLAKU DI LINGK POLRI, MELIPUTI:

A. ATAS NAMA DIBERI SINGKATAN “a.n.”;
B. UNTUK BELIAU DIBERI SINGKATAN “u.b.”;
C. PEMANGKU SEMENTARA DIBERI SINGKATAN “ PS”;
D. PELAKSANA TUGAS DIBERI SINGKATAN “Plt”;
E. PELAKSANA HARIAN DIBERI SINGKATAN “Plh”.

PASAL 89

(1) PELIMPAHAN WEWENANG PENANDATANGANAN NADIN MENGGUNAKAN “ atas

nama” DPT DILAKUKAN DLM HAL PEJABAT YG BERWENANG MENANDATANGANI
NADIN MELIMPAHKAN KPD PEJABAT SATU TINGKAT DI BAWAHNYA.

(2) PERSYARATAN PELIMPAHAN WEWENANG, MELIPUTI:

A. PELIMPAHAN DLM BENTUK LISAN/TERTULIS;
B. MATERI WEWENANG YG DILIMPAHKAN MENJADI TUGAS DAN TANGGUNG
JAWAB PEJABAT YG MELIMPAHKAN WEWENANG;
C. TANGGUNG JAWAB SBG AKIBAT PENANDATANGANAN NADIN BERADA PD
PEJABAT YG MELIMPAHKAN WEWENANG. 65
 PASAL 90

(1) PELIMPAHAN WEWENANG PENANDATANGANAN NADIN MENGGUNAKAN “

untuk beliau” DPT DILAKUKAN DLM HAL PEJABAT YG BERWENANG
MENANDATANGANI NADIN MELIMPAHKAN KPD PEJABAT DUA TINGKAT DI
BAWAHNYA.

(2) PERSYARATAN PELIMPAHAN WEWENANG, MELIPUTI:

A. PELIMPAHAN HANYA SAMPAI PAD AJABATAN DUA TINGKAT DI
BAWAHNYA;
B. MATERI YANG DITANGANI MERUPAKAN TUGAS DAN TANGGUNG
JAWABNYA YANG BERSIFAT RUTIN DAN TIDAK BERSIFAT KEBIJAKAN;
C. TANGGUNG JAWAB SBG AKIBAT PENANDATANGANAN NADIN BERADA PD
PEJABAT YG MELIMPAHKAN WEWENANG.

66
 PASAL 91
(1) PELIMPAHAN WEWENANG PENANDATANGANAN
NADIN MENGGUNAKAN “ Pemangku Sementara”
DILAKUKAN OLEH PEJABAT YG MENDAPATKAN
PELIMPAHAN WEWENANG DR PEJABAT DEFINITIF
YG BERHALANGAN TETAP KRN PEJABATNYA
BELUM ADA.
(2) PELIMPAHAN WEWENANG “Pemangku
Sementara” HRS DLM BENTUK TERTULIS
(KEPUTUSAN);
(3) PELIMPAHAN WEWENANG BERSIFAT SEMENTARA
SAMPAI DGN PEJABAT DEFINITIF DITETAPKAN;
(4) BATASAN WEWENANG “Pemangku Sementara”
SESUAI DGN KETENTUAN YG BERLAKU;
(5) NAMA JABATAN PEJABAT YG DITUNJUK SBG PS
DICANTUMKAN PADA TAJUK TANDA TANGAN DI
SAMPING JABATAN YG DILIMPAHKAN.
HAL 34 SD 35
PASAL 92
(1) PELIMPAHAN WEWENANG PENANDATANGANAN
NADIN MENGGUNAKAN “ Pelaksana Tugas”
DILAKUKAN OLEH PEJABAT YG MENDAPAT
PELIMPAHAN WEWENANG DR PEJABAT
DEFINITIF YG BERHALANGAN TETAP KARENA
PEJABATNYA BELUM ADA.
(2) PELIMPAHAN WEWENANG “Pelaksana Tugas”
HRS DLM BENTUK TERTULIS (SURAT PERINTAH);
(3) PELIMPAHAN WEWENANG BERSIFAT
SEMENTARA SAMPAI DGN PEJABAT DEFINITIF
DITETAPKAN;
(4) BATASAN WEWENANG “Pelaksana Tugas” SESUAI
DGN KETENTUAN YG BERLAKU;
(5) NAMA JABATAN PEJABAT YG DITUNJUK SBG Plt.
DICANTUMKAN PD TAJUK TANDA TANGAN,
DISAMPING JABATAN YG DILIMPAHKAN.
67
 PASAL 93
(1) PELIMPAHAN WEWENANG PENANDATANGANAN NADIN HAL 35
MENGGUNAKAN “Pelaksana Harian” DILAKUKAN OLEH
PEJABAT YANG MENDPT PELIMPAHAN WEWENANG DR
PEJABAT DEFINITIF YG BERHALANGAN SEMENTARA KRN TDK PASAL 94
ADA DI TEMPAT DLM BEBERAPA WAKTU KRN SAKIT ATAU
MELAKS DINAS TERTENTU KE LUAR KOTA ATAU KE LUAR KETENTUAN MENGENAI
NEGERI. PENANDA TANGAN DAN
(2) PELIMPAHAN WEWENANG “Pelaksana Harian” HARUS DALAM CONTOH PENANDATANGANAN
BENTUK TERTULIS (SURAT PERINTAH). TERCANTUM DALAM
LAMPIRAN X.
(3) PELIMPAHAN WEWENANG BERSIFAT SEMENTARA SAMPAI
DENGAN PEJABAT DEFINITIF KEMBALI DI TEMPAT.
(4) BATASAN KEWENANGAN “Pelaksana Harian” HANYA PADA
MATERI YANG BERSIFAT RUTIN, UNTUK NASKAH YANG YANG
TERKAIT DENGAN PERSONEL, MATERIEL, LOGISTIK DAN
KEUANGAN PENANDATANGANANNYA TIDAK DAPAT
DIDELEGASIKAN.
(5) Plh. DICANTUMKAN PADA TAJUK TANGAN, DGN
MENAMBAHKAN KATA SELAKU PELAKSANA HARIAN SETELAH
NAMA JABATAN PEJABAT PENANDATANGAN.
  68
 BAB VI
PENGENDALIAN NADIN MASUK
DAN KELUAR PD MEDIA REKAM KERTAS
DAN MEDIA REKAM ELEKTRONIK
(1)
BAGIAN KEDUA
PENGENDALIAN NADIN MASUK PD MEDIA REKAM
ELEKTRONIK
PASAL 96
PENGENDALIAN NADIN MASUK DGN MEDIA REKAM
ELEKTRONIK MENGGUNAKAN APLIKASI ELEKTRONIK;

BAGIAN KESATU (2) DLM RANGKA PENGENDALIAN NADIN MASUK, APLIKASI

PENGENDALIAN NADIN MASUK PD ELEKTRONIK HRS MEMUAT FITUR PENCATATAN RIWAYAT
MEDIA REKAM KERTAS SESUAI KLASIFIKASI KEAMANAN NADIN DAN
PENYIMPANANNYA.
PASAL 95
PASAL 97
PENGENDALIAN NADIN MASUK DGN (1) DLM HAL TDP KOMUNIKASI KEDINASAN ATAU NADIN DGN
MEDIA REKAM KERTAS DILAKS MEDIA REKAM ELEKTRONIK YG DITERIMA DR LUAR
MELALUI TAHAPAN SBB: LINGK INST POLRI YG DITUJUKAN KPD PEJABAT
TERTENTU DILINGK INTERNAL POLRI MELALUI AKUN
A. PENERIMAAN; MEDIA KOMUNIKASI DLM JARINGAN PRIBADI ATAU
B. PENCATATAN; KEDINASAN, HRS DISAMPAIKAN KPD PEJABAT FUNGSI
C. PENILAIAN; KESEKRETARIATAN UTK DILAKUKAN REGISTRASI KE
DLM APLIKASI ELEKTRONIK.
D. PENGOLAHAN.
(2) PENYAMPAIAN KOMUNIKASI KEDINASAN ATAU NADIN
DGN MEDIA REKAM ELEKTRONIK DPT DLM BENTUK
TANGKAPAN LAYAR (CAPTURING) ATAU SALINAN DIGITAL
(SOFT FILE) MELALUI ALAMAT POS ELEKTRONIK DINAS.
69
HAL 36 SD 37 PASAL 101
BAGIAN KETIGA PASAL 100
PENGENDALIAN NADIN KELUAR UTK DUKUNG PELAKS TATA
PERSURATAN DINAS, DIGUNAKAN
PD MEDIA REKAM KERTAS NADIN YG TLH DISAHKAN PERLENGKAPAN, MELIPUTI:
DIBERI SAMPUL DGN
PASAL 98 WARNA YG DITENTUKAN, A. BLANGKO;
MELIPUTI: B. BUKU;
PENGENDALIAN NADIN KELUAR
C. MAP;
DILAKS MELALUI TAHAPAN SBB: A. WARNA MERAH,
DIGUNAKAN UTK D. AMPLOP;
A. PENGOLAHAN; NASKAH YG ISI E. LEMBAR DISPOSISI;
B. PENGGANDAAN; MATERINYA F. LEMBAR TANDA TERIMA;
C. PENDISTRIBUSIAN. OPERASIONAL;
G. CAP;
B. WARNA BIRU, H. KOMPUTER;
DIGUNAKAN UTK I. PRINTER;
NASKAH YG ISI
J. FOLDER;
MATERINYA
PEMBINAAN; K. GUIDE/SEKAT;
PASAL 99 L. MAP GANTUNG;
C. WARNA KUNING,
DIGUNAKAN UTK M. BOKS ARSIP;
PENJELASAN MENGENAI
PROSEDUR NADIN MASUK DAN NADIN SELAIN YG ISI N. FILLING CABINET;
KELUAR PD MEDIA REKAM KERTAS MATERINYA BUKAN O. MEJA SORTIR;
TERCANTUM DLM LAMPIRAN XI OPERASIONAL DAN
P. LEMARI ARSIP;
PEMBINAAN.
Q. PEMINDAI (SCANNER).

70

BAGIAN KEEMPAT
PENGENDALIAN NADIN KELUAR PD
MEDIA REKAM ELEKTRONIK
PASAL 102
(1) PENGENDALIAN NADIN KELUAR
DGN MEDIA REKAM ELEKTRONIK
MENGGUNAKAN APLIKASI
ELEKTRONIK.
(2) DLM RANGKA PENGENDALIAN
NADIN KELUAR DGN
MENGGUNAKAN APLIKASI
ELEKTRONIK HRS MEMUAT FITUR
PENCATATAN RIWAYAT,
PENGIRIMAN DAN PENYIMPANAN.
HAL 37 SD 38
BAB VII
KETENTUAN LAIN-LAIN
PASAL 103
APABILA TERJADI PERUBAHAN STRUKTUR
ORGANISASI POLRI, HAL-HAL YG
BERKAITAN DGN PENYEBUTAN STRUKTUR
ORGANISASI MENYESUAIKAN DGN
PERUBAHAN ORGANISASI BARU.
BAB VIII
KETENTUAN PENUTUP
PASAL 104
PERATURAN KAPOLRI INI MULAI BERLAKU
PADA TANGGAL DITETAPKAN
71
Sekian & Terima Kasih
Pasal 7

(1) AMANAT ATAU SAMBUTAN ADLH ARAHAN YG DIKELUARKAN OLEH PEJABAT YG MEMUAT KEBIJAKAN POKOK
SEBUAH ORGANISASI.

(2) AMANAT ATAU SAMBUTAN DITANDATANGANI OLEH:

a. KAPOLRI, KASATFUNG, KASATKER UTK TKT MABES POLRI;
b. KAPOLDA DAN KASATFUNG UTK TKT POLDA;
c. KAPOLRES UTK TKT POLRES;
d. KAPOLSEK UTK TKT POLSEK.
(3) PENANDATANGANAN AMANAT ATAU SAMBUTAN OLEH PEJABAT SEBAGAIMANA DIMAKSUD PADA
AYAT (2) TIDAK DAPAT DILIMPAHKAN.
(4) KETENTUAN PENGGUNAAN LAMBANG TRIBRATA UTK NADIN AMANAT ATAU SAMBUTAN:
a. AMANAT ATAU SAMBUTAN YANG DITANDATANGANI OLEH KAPOLRI MENGGUNAKAN TRIBRATA
BERWARNA KUNING EMAS DIIKUTI DENGAN TANDA BINTANG MENYESUAIKAN PANGKAT;
b. AMANAT ATAU SAMBUTAN YANG DITANDATANGANI OLEH PATI POLRI MENGGUNAKAN
GAMBAR LAMBANG TRIBRATA BERWARNA HITAM DIKUTI DENGAN TANDA BINTANG
MENYESUAIKAN PANGKAT; DAN
c. AMANAT ATAU SAMBUTAN YANG DITANDATANGANI OLEH PAMEN MENGGUNAKAN GAMBAR
LAMBANG TRIBRATA BERWARNA HITAM TANPA TANDA BINTANG.
19