Anda di halaman 1dari 20

KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DAERAH METRO JAYA


RESOR PELABUHAN TANJUNG PRIOK

LAPORAN MANAJEMEN RISIKO


LAPORAN HASIL PEMANTAUAN DAN REVIU MANAJEMEN RISIKO
DI LINGKUNGAN BAGLOG POLRES PELABUHAN TANJUNG PRIOK

I. PENDAHULUAN

Pengelolaan Manajemen Risiko di selenggarakan oleh Baglog Polres Pelabuhan Tanjung Priok ,
untuk dapat:
a. penyelenggaraan manajemen pengadaan barang/jasa;
b. penyusunan rencana kebutuhan perbekalan, peralatan, pembangunan fasilitas dan konstruksi;
c. pembangunan fasilitas dan konstruksi serta pengadaan materiil logistik sesuai program dan
lingkup batas kewenangannya;
d. perencanaan, pengadministrasian, dan pengelolaan barang milik negara serta keuangan;
e. penyimpanan, pemeliharaan, perbaikan, dan pendistribusian materiil logistik serta perbekalan
umum;
f. penginventarisasian seluruh materiil logistik dan aset Polri dalam lingkungan Polres dan
penghapusannya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; dan pengumpulan
dan pengolahan data serta penyajian informasi dan dokumentasi kegiatan Bagian Logistik.

Dengan dikelolanya Manajemen Risiko yang dilakukan oleh Baglog Polres Pelabuhan Tanjung
Priok , dapat memberikan manfaat berupa:
a. meningkatnya penyelenggaraan manajemen pengadaan barang/jasa;
b. meningkatnya penyusunan rencana kebutuhan perbekalan, peralatan, pembangunan fasilitas
dan konstruksi;
c. meningkatnya pembangunan fasilitas dan konstruksi serta pengadaan materiil logistik sesuai
program dan lingkup batas kewenangannya;
d. meningkatnya perencanaan, pengadministrasian, dan pengelolaan barang milik negara serta
keuangan;
e. meningkatnya penyimpanan, pemeliharaan, perbaikan, dan pendistribusian materiil logistik serta
perbekalan umum;
f. meningkatnya inventarisasian seluruh materiil logistik dan aset Polri dalam lingkungan Polres
dan penghapusannya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; dan
pengumpulan dan pengolahan data serta penyajian informasi dan dokumentasi kegiatan
Bagian Logistik.

2.
Kategori Risiko yang dihadapi Baglog Polres Pelabuhan Tanjung Priok dikelompokan atas
pernyataan Risiko, meliputi:
a. Risiko kebijakan, merupakan Risiko yang timbul antara lain karena kelemahan:
1. proses kajian kebijakan;
2. tahap penyusunan kebijakan;
3. sosialisasi kebijakan;
4. implementasi kebijakan;
5. evaluasi kebijakan.
b. Operasional, merupakan Risiko yang timbul antara lain berupa kelemahan:
1. aspek manusia;
2. sistem pada organisasi;
3. pendanaan;
4. asset.
c. Kepatuhan, merupakan Risiko yang timbul antara lain karena kelemahan ketidakpatuhan
pelaksana kegiatan pada ketentuan peraturan perundang-undangan.
d. Kerugian negara, merupakan Risiko yang timbul antara lain karena terjadinya manipulasi dan
kecurangan berdampak kerugian atas keuangan negara dan/atau Risiko kegagalan pihak ketiga
memenuhi kewajiban yang bersumber dari:
1. gratifikasi;
2. benturan kepentingan;
3. korupsi.
Skala Kriteria Risiko pada Manajemen Risiko dan pengendalian intern, dijadikan sebagai acuan
dalam melakukan Analisis Risiko dan Evaluasi Risiko, meliputi:
a. Skala dampak, merupakan area dampak apa saja yang perlu dijadikan kriteria untuk penilaian
tinggi rendahnya akibat dari Risiko dalam pelaksanaan tugas dan fungsi Baglog Polres
Pelabuhan Tanjung Priok . Skala dampak disusun sesuai kriteria Risiko yang mungkin dihadapi
dengan menggunakan 5 (lima) skala tingkatan (level), dengan rincian sebagai berikut:

3.
KEGAGALAN/
KEBERHASILAN KEAMANAN/
NO SKALA REPUTASI OPERASIONAL KINERJA
PENCAPAIAN KESELAMATAN
TUJUAN
1. tidak kegagalan kerugian fisik pada keluhan Satker pelaksanaan tugas pencapaian
berarti perencanaan personel Baglog Jajaran Polres fungsi tertunda target kinerja
mencapai tujuan Polres Pelabuhan Pelabuhan Tanjung kurang dari 1 (satu) antara 100%
tugas Baglog Polres Tanjung Priok atau Priok terhadap sampai 5 (lima) hari sampai 95%
Pelabuhan Tanjung Satker Jajaran Polres layanan Baglog Polres dari Rengiat
Priok Pelabuhan Tanjung Pelabuhan Tanjung tahunan berbasis
25% - 35% Priok tidak ada dalam Priok Jaya jumlahnya risiko dengan
1 tahun antara dari 3 (tiga) kali alasan dapat
dalam 1 (satu) tahun diterima organisasi
2. jarang kegagalan kerugian fisik pada keluhan Satker pelaksanaan tugas pencapaian
perencanaan personel Baglog Jajaran Polres fungsi tertunda 6 target kinerja
mencapai tujuan Polres Pelabuhan Pelabuhan Tanjung hari sampai 5 hari antara 95,1%
tugas Baglog Polres Tanjung Priok atau Priok terhadap dari Rengiat sampai 77%
Pelabuhan Tanjung Satker Jajaran Polres layanan Baglog Polres tahunan berbasis
Priok Pelabuhan Tanjung Pelabuhan Tanjung risiko dengan
35,1% - 40 % Priok 1 (satu) orang Priok jumlahnya antara alasan dapat
dalam 1 tahun dari 4 (empat) sampai 6 diterima organisasi
(enam) kali dalam 1
(satu) tahun
3. sedang kegagalan kerugian fisik pada keluhan Satker pelaksanaan tugas pencapaian
perencanaan personel Baglog Jajaran Polres fungsi tertunda 11 target kinerja
mencapai tujuan Polres Pelabuhan Pelabuhan Tanjung hari sampai 15 hari antara 77,1%
tugas Baglog Polres Tanjung Priok atau Priok terhadap dari Rengiat sampai 57%
Pelabuhan Tanjung Satker Jajaran Polres layanan Baglog Polres tahunan berbasis
Priok Pelabuhan Tanjung Pelabuhan Tanjung risiko dengan
40,1% - 50 % Priok 2 (dua) orang Priok jumlahnya antara alasan dapat
dalam 1 tahun dari 7 (tujuh) sampai 8 diterima organisasi
(delapan) kali dalam 1
(satu) tahun
4. sering kegagalan kerugian fisik pada keluhan Satker pelaksanaan tugas pencapaian
perencanaan personel Baglog Jajaran Polres fungsi tertunda 16 target kinerja
mencapai tujuan Polres Pelabuhan Pelabuhan Tanjung hari sampai 19 hari antara 57,1%
tugas Baglog Polres Tanjung Priok atau Priok terhadap dari Rengiat sampai 47%
Pelabuhan Tanjung Satker Jajaran Polres layanan Baglog Polres tahunan berbasis
Priok Pelabuhan Tanjung Pelabuhan Tanjung risiko dengan
50,1% - 60 % Priok 3 (tiga) orang Priok jumlahnya antara alasan dapat
dalam 1 tahun dari 9 (sembilan) sampai diterima organisasi
10 (sepuluh) kali dalam 1
(satu) tahun
5. hampir kegagalan kerugian fisik pada keluhan Satker pelaksanaan tugas pencapaian
pasti perencanaan personel Baglog Jajaran Polres fungsi tertunda 20 target kinerja
terjadi mencapai tujuan Polres Pelabuhan Pelabuhan Tanjung hari sampai 22 hari antara 47,1%
tugas Baglog Polres Tanjung Priok atau Priok terhadap dari Rengiat kebawah
Pelabuhan Tanjung Satker Jajaran Polres layanan Baglog Polres tahunan berbasis
Priok Pelabuhan Tanjung Pelabuhan Tanjung risiko dengan
60,1% - 70 % Priok 4 (empat) orang Priok jumlahnya antara alasan dapat
dalam 1 tahun dari 11 (sebelas) sampai diterima organisasi
12 (dua belas) kali
dalam 1 (satu) tahun

b. Skala kemungkinan, merupakan besarnya peluang atau frekuensi suatu Risiko akan terjadi.
Pengukurannya bisa menggunakan pendekatan statistic ( probability), frekuensi kejadian
persatuan waktu (hari, minggu, bulan, tahun) atau dengan expert judgement. Skala kemungkinan
menggunakan 5 (lima) skala tingkatan (level):
4.
KRITERIA
AREA
NILAI TINGKAT KECENDERUNGAN/FREKUENSI
RISIKO
TERJADI
1. hampir pasti Risiko mengancam pencapaian tujuan Baglog Polres
tidak terjadi Pelabuhan Tanjung Priok dikarenakan terjadinya
sangat rendah kegagalan 2 (dua) kegiatan dalam Rengiat tahunan
yang tidak signifikan dan pengendalian yang tersedia
mampu meminimalkan risiko, sehingga dapat
diabaikan (diterima)
2. Jarang rendah Risiko mengancam pencapaian tujuan Baglog Polres
Pelabuhan Tanjung Priok dikarenakan terjadinya
kegagalan 3 (tiga) sampai 4 (empat) kali kegiatan dalam
Rengiat tahunan yang tidak signifikan dan pengendalian
yang tersedia dapat meminimalkan risiko, sehingga
direspon bila ada sumber daya tersisa
3. sedang Risiko mengancam pencapaian tujuan Baglog Polres
Pelabuhan Tanjung Priok dikarenakan terjadinya
kegagalan 5 (lima) sampai 6 (enam) kali kegiatan dalam
Rengiat tahunan yang tidak signifikan dan pengendalian
yang tersedia masih dapat meminimalkan risiko, sehingga
direspon setelah area oranye telah dihilangkan
4. Sering tinggi Risiko mengancam pencapaian tujuan Baglog Polres
Pelabuhan Tanjung Priok dikarenakan terjadinya kegagalan 7
(tujuh) sampai 8 (delapan) kali kegiatan dalam Rengiat tahunan
yang tidak signifikan atau kegiatan utama perencanaan 1 (satu)
kali dan pengendalian yang tersedia tidak dapat meminimalkan
risiko, sehingga direspon setelah area merah telah dihilangkan
5. hampir pasti Risiko mengancam pencapaian tujuan Baglog Polres
terjadi sangat Pelabuhan Tanjung Priok dikarenakan terjadinya kegagalan 9
(sembilan) sampai 11 (sebelas) kali kegiatan dalam Rengiat
tinggi tahunan yang tidak signifikan atau kegiatan utama
perencanaan 2 (dua) kali dan pengendalian yang tersedia tidak
dapat meminimalkan risiko, sehingga prioritas untuk segera
direspon

c. Tingkat Risiko, ditentukan berdasarkan atas 2 (dua) elemen atau dimensi, yaitu perkalian antara
skala probabilitas Risiko atas kemungkinan terjadinya Risiko skala 1 (satu) sampai 5 (lima)
dengan konsekuensi Ratio atas dampak potensial dari aktivitas proses kritis bisnis yang dapat
terjadi skala 1 (satu) sampai 5 (lima) yang direpresentasikan dengan warna pada area peta
Risiko di bawah ini:

5.
Probabilitas Risiko
5
4
3
2
1
1 2 3 4 5

Konsekuensi Risiko

AREA PETA TINGKAT


UKURAN RISIKO
RISIKO RISIKO
1 (satu) sampai dengan 5 (lima) Sangat Rendah

6 (enam) sampai dengan 10 (sepuluh) Rendah

11 (sebelas) sampai dengan 15 (lima belas) Sedang

16 (enam belas) sampai dengan 20 (dua puluh) Tinggi

21 (dua puluh satu) sampai dengan Sangat Tinggi


25 (dua puluh lima)

Dari area peta Risiko akan tampak Profil masing-masing risiko, sesuai area warna dapat
digambarkan respon terhadap risiko:

NO AREA PETA RISIKO KETERANGAN


1. Berpotensi tinggi mengancam pencapaian tujuan
organisasi sehingga prioritas untuk direspon
2. Berpotensi sedang mengancam pencapaian tujuan
organisasi sehingga akan direspon setelah area
merah dan orange tua berjalan
3. Berpotensi rendah mengancam pencapaian tujuan
organisasi sehingga dapat direspon jika ada sumber
daya tersisa
4. Berpotensi sangat rendah mengancam pencapaian
tujuan organisasi sehingga dapat diabaikan
(diterima)
6.

Berdasarkan area peta Risiko di atas, maka:


1. tingkat Risiko yang dapat diterima dalam Manajemen Risiko dan pengendalian intern
di lingkungan Polri:
tingkat Risiko yang tidak memberi dampak signifikan pada pencapaian tujuan Polri/Satker
di lingkungan Polri, yaitu pada nilai 1 (satu) dengan ukuran 1 (satu) sampai 5 (lima) atau
pada tingkat “hampir pasti tidak terjadi” atau kriteria kecenderungan/frekuensi “Risiko ini,
terjadinya kegagalan 2 (dua) kegiatan dalam Rengiat tahunan yang tidak signifikan dan
pengendalian yang tersedia mampu meminimalkan Risiko. Skala kriteria Risiko yang dapat
diterima, pada peta Risiko sangat rendah digambarkan dengan warna “hijau”, sehingga
Risiko dapat diabaikan/diterima;

2. tingkat Risiko yang masih dapat diterima dalam Manajemen Risiko dan perlu direspons
bila masih tersedia sumber daya, terdiri atas 2 (dua) level yaitu:
a) tingkat Risiko yang tidak terlalu memberi dampak signifikan pada pencapaian tujuan
Polri/Satker di lingkungan Polri, namun dapat diabaikan, yaitu pada nilai 2 (dua)
dengan ukuran 6 (enam) sampai dengan 10 (sepuluh) atau pada tingkat “jarang”
atau kriteria kecenderungan/frekuensi Risiko ini, terjadinya kegagalan 3 (tiga)
sampai 4 (empat) kali kegiatan dalam Rengiat tahunan yang tidak signifikan
dan pengendalian yang tersedia dapat meminimalkan Risiko. Skala kriteria Risiko
yang tidak dapat diterima, namun menjadi catatan untuk diminimalkan, pada peta
risiko rendah digambarkan dengan warna “kuning”, risiko tidak dapat diabaikan, bila
sumber daya berlebih;
b) tingkat Risiko yang memberi dampak signifikan pada pencapaian tujuan Polri/Satker
di lingkungan Polri, namun perlu diperhatikan untuk diminimalkan, yaitu pada nilai
3 (tiga) dengan ukuran 11 (sebelas) sampai dengan 15 (lima belas) atau pada
tingkat “sedang” atau kriteria kecenderungan/frekuensi risiko ini, terjadinya
kegagalan 5 (lima) sampai 6 (enam) kali kegiatan dalam Rengiat tahunan
yang tidak signifikan dan pengendalian yang tersedia masih dapat meminimalkan
Risiko. Skala kriteria Risiko tidak dapat diterima dan menjadi catatan, pada peta
Risiko digambarkan dengan warna “biru”, sehingga Risiko tidak dapat diabaikan,
namun masih dapat dikategorikan belum prioritas;

7.

3. tingkat Risiko yang memberi dampak signifikan pada pencapaian tujuan Polri/Satker
di lingkungan Polri, dan tidak dapat diterima Manajemen Risiko perlu direspons segera,
terdiri atas 2 (dua) level yaitu:
a) tingkat Risiko yang memberi dampak signifikan pada pencapaian tujuan Polri/Satker
di lingkungan Polri, wajib diperhatikan untuk diminimalkan, yaitu pada nilai 4 (empat)
dengan ukuran 16 (enam belas) sampai dengan 20 (dua puluh) atau pada tingkat
“tinggi” atau, kriteria kecenderungan/frekuensi Risiko ini, terjadinya kegagalan
7 (tujuh) sampai 8 (delapan) kali kegiatan dalam Rengiat tahunan yang tidak
signifikan atau kegiatan utama perencanaan 1 (satu) kali dan pengendalian yang
tersedia tidak dapat meminimalkan Risiko. Skala kriteria Risiko tidak dapat diterima
dan menjadi
catatan, pada peta Risiko digambarkan dengan warna “oranye”, sehingga Risiko
wajib direspon setelah selesai merespons risiko nilai 5 (lima) atau warna “merah”;
b) tingkat Risiko yang memberi dampak signifikan pada pencapaian tujuan Polri/Satker
di lingkungan Polri, wajib diperhatikan untuk diminimalkan, yaitu pada nilai 5 (lima)
dengan ukuran 21 (dua puluh satu) sampai dengan 25 (dua puluh lima) atau pada
tingkat “sangat tinggi” atau, kriteria kecenderungan/frekuensi Risiko ini, terjadinya
kegagalan 9 (sembilan) sampai 11 (sebekas) kali kegiatan dalam Rengiat tahunan
yang tidak signifikan dan/atau kegiatan utama perencanaan 2 (dua) kali dan
pengendalian yang tersedia tidak dapat meminimalkan Risiko. Skala kriteria Risiko
tidak dapat diterima dan menjadi catatan, pada peta Risiko digambarkan dengan
warna “merah” sehingga Risiko wajib direspons segera.

II. DASAR

Dasar Hukum dari penyelenggaraan pengelolaan risiko atas pengendalian intern ini,
adalah:
a. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendahaaraan Negara (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4355);
b. Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 127, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4890);
8

c. Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2013 tentang Sistem
Pengendalian Intern Pemerintah di Lingkungan Kepolisian Negara Republik Indonesia (Berita
Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 174);
d. Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2021 tentang
Manajemen Risiko di Lingkungan Kepolisian Negara Republik Indonesia;
e. Peraturan Inspektur Pengawasan Umum Polri Nomor 2 Tahun 2018 tentang Standar Operasional
Prosedur Penilaian dan Strategi Peningkatan Maturitas SPIP di Lingkungan Polri;
f. Peraturan Inspektur Pengawan Umum Polri Nomor 4 Tahun 2021 Tentang Standar Operasional
Penerapan Manajemen Risiko pada Pelaksanaan Tugas terkait atas Pengendalian Intern yang
dibangun Satuan Fungsi di Lingkungan Polri.

III. TUGAS DAN FUNGSI

Tugas dan fungsi Baglog Polres Pelabuhan Tanjung Priok sesuai Peraturan Kepolisian Negara
Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2021 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Kepolisian Polres
dan Polsek, sebagai berikut:
a. Baglog Polres Pelabuhan Tanjung Priok bertugas membina dan menyelenggarakan
manajemen logistik yang meliputi:
1. pengadaan;
2. pemeliharaan dan perawatan;
3. persediaan barang;
4. perbekalan umum;
5. peralatan;
6. fasilitas dan konstruksi; dan
7. angkutan.
b. Dalam melaksanakan tugas, Baglog menyelenggarakan fungsi:
1. penyelenggaraan manajemen pengadaan barang/jasa;
2. penyusunan rencana kebutuhan perbekalan, peralatan, pembangunan fasilitas dan
konstruksi;
3. pembangunan fasilitas dan konstruksi serta pengadaan materiil logistik sesuai program
dan lingkup batas kewenangannya;
4. perencanaan, pengadministrasian, dan pengelolaan barang milik negara serta keuangan;

9.

5. penyimpanan, pemeliharaan, perbaikan, dan pendistribusian materiil logistik serta


perbekalan umum;
6. penginventarisasian seluruh materiil logistik dan aset Polri dalam lingkungan Polres dan
penghapusannya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; dan
7. pengumpulan dan pengolahan data serta penyajian informasi dan dokumentasi kegiatan
Bagian Logistik.
c. KaBaglog dalam pelaksanaan tugas dibantu oleh:
1. Subbagian Perbekalan dan Peralatan;
2. Subbagian Fasilitas dan Konstruksi;
3. Urusan Administrasi;
d. Subbagian Perbekalan dan Peralatan, bertugas:
1. Menginventarisir;
2. Merawat;
3. Memelihara; dan
4. menyalurkan perbekalan, peralatan, angkutan, senjata dan amunisi.
e. Subbagian Fasilitas dan Konstruksi, bertugas:
melaksanakan pendataan fasilitas dan konstruksi, termasuk administrasi pertanahan dan
penyelenggaraan fasilitas listrik, air dan telekomunikasi di markas Polres.
f. Urusan Administrasi, bertugas:
menyelenggarakan kegiatan administrasi pegawai negeri pada Polri dan logistik serta administrasi
umum

10

Struktur organisasi Baglog Polres Pelabuhan Tanjung Priok, sebagai berikut:


11.

IV. VISI, MISI DAN TUJUAN BAGLOG POLRES PELABUHAN TANJUNG PRIOK

Visi Polres pelabuhan tanjung Priok 2020-2024 merupakan jabaran dari visi Polda Metro Jaya,
maka sebagai pedoman dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsi serta peranan Baglog Polres
Pelabuhan Tanjung Priok lima tahun ke depan, dirumuskan visi Baglog Polres Pelabuhan Tanjung Priok
sebagai berikut:

“ membina dan menyelenggarakan manajemen logistik yang meliputi pengadaan, pemeliharaan


dan perawatan, persediaan barang, perbekalan umum, peralatan, fasilitas dan konstruksi, serta
angkutan”.

Terwujudnya visi merupakan tantangan yang harus dihadapi oleh segenap personel Baglog
Polres Pelabuhan Tanjung Priok. Sebagai bentuk nyata dari visi tersebut, maka ditetapkanlah misi yang
menggambarkan hal yang seharusnya dilaksanakan, sehingga hal yang masih terlihat abstrak pada visi
akan lebih nyata pada misi yang ditetapkan oleh Baglog Polres Pelabuhan Tanjung Priok sebagai
berikut:
a. membina dan menyelenggarakan manajemen logistik;
b. menyiapkan pengadaan Polres Pelabuhan Tanjung Priok;
c. menyiapkan pemeliharaan gedung, kendaraan dan peralatan Polres pelabuhan Tanjung
Priok; dan
d. menginventarisir persediaan barang Polres Pelabuhan Tanjung Priok mengacu pada SIMAK.

Dalam mencapai visi dan misi Baglog Polres Pelabuhan Tanjung Priok, maka visi dan misi
tersebut harus dirumuskan ke dalam bentuk yang lebih terarah dan operasional berupa perumusan
tujuan yang merupakan percepatan implementasi dari pernyataan misi yang akan dicapai atau
dihasilkan dalam jangka waktu 1 (satu) sampai 5 (lima) tahun. Adapun tujuan Baglog Polres Pelabuhan
Tanjung Priok sebagai berikut:
a. penyelenggaraan manajemen pengadaan barang/jasa;
b. penyusunan rencana kebutuhan perbekalan, peralatan, pembangunan fasilitas dan konstruksi;
c. pembangunan fasilitas dan konstruksi serta pengadaan materiil logistik sesuai program dan
lingkup batas kewenangannya;
d. perencanaan, pengadministrasian, dan pengelolaan barang milik negara serta keuangan;
e. penyimpanan, pemeliharaan, perbaikan, dan pendistribusian materiil logistik serta perbekalan
umum;
f. penginventarisasian seluruh materiil logistik dan aset Polri dalam lingkungan Polres dan
penghapusannya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; dan

12.

g. pengumpulan dan pengolahan data serta penyajian informasi dan dokumentasi kegiatan Bagian
Logistik.
Kerangka kerja pengelolaan Risiko dan sistem pengendalian intern Polri dapat digambarkan ke
dalam bagan di bawah ini:
PROSES PENGELOLAAN RISIKO DAN
SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH

PRINSIP KERANGKA KERJA penetapan konteks dan


analisis temuan
1. Terintegrasi;

KOMUNIKASI DAN INFORMASI


Mandat dan Komitmen
2. Dipergunakan pedoman, struktur evaluasi lingkungan pengendalian P
dalam dan kebijakan E
pengambilan M
keputusan; A
IDENTIFIKASI RISIKO
3. dukungan REVIU N
DAN PROSES
informasi KELOLA T
PERBAIKAN
yang handal RISIKO & SPI ANALISIS RISIKO A
U
4. pngembangan
A
yang AKUNTABILITAS
berkelanjutan evaluasi risiko dan N
laporan pengelolaan risiko pengendalian terpasang
dan sistem pengendalian
intern
penguatan kualitas aktivitas
pengendalian

sistem informasi pengelolaan risiko dan


pengendalian intern
perjanjian kinerja, daftar risiko, peta risiko,
pengendalian terpasang tingkat Satker/entitas
dan tingkat Polri

V. HASIL CAPAIAN
Hasil capaian pengelolaan Risiko di lingkungan Baglog Polres Pelabuhan Tanjung Priok
tercantum pada lampiran tentang laporan penerapan Manajemen Risiko, dilengkapi lampiran:
a. kertas kerja Manajemen Resiko Baglog Polres Pelabuhan Tanjung Priok etro Jaya berisi tentang
tugas fungsi dan hasil Identifikasi Risiko bagian di lingkungan Baglog Polres Pelabuhan Tanjung
Priok;
b. hasil Identifikasi Risiko dan Analisis Risiko serta rencana tindak pengendalian yang disusun
dalam bentuk tabel terdiri atas:
1. Identifikasi Risiko, meliputi:
a) pernyataan Risiko;
b) kategori Risiko;
c) sebab internal dan eksternal.
2. Analisis Risiko, meliputi:
a) Probabilitas Risiko;
b) Konsekuensi Risiko;
c) ukuran Risiko merupakan hasil perkalian Probabilitas Risiko dan Konsekuensi
Risiko;
d) tingkat Risiko dan gambaran Risiko.
3. rencana aksi tindak lanjut pengendalian, meliputi:
a) perbaikan pengendalian;
b) waktu pembangunan pengendalian;
c) biaya pembangunan pengendalian.
4. evaluasi hasil perbaikan RTP yang telah dilakukan bagian.

VI. PENUTUP
Demikian laporan pengelolaan Risiko di lingkungan Baglog Polres Pelabuhan Tanjung Priok ini
disusun sebagai bahan pimpinan menetapkan kebijakan atas pengelolaan Risiko di lingkungan Baglog
Polres Pelabuhan Tanjung Priok.

Ditetapkan di: Jakarta


pada tanggal: Desember 2022
KABAGLOG POLRES PELABUHAN TANJUNG PRIOK

W. NITALESSY, S.Sos. M.A.


AJUN KOMISARIS POLISI NRP 75110300

KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA


DAERAH METRO JAYA
RESOR PELABUHAN TANJUNG PRIOK

KERTAS KERJA PENETAPAN KONTEKS DAN IDENTIFIKASI RISIKO


TAHUN 2022

Nama Satker Pemilik BAGLOG


Risiko
Tugas dan Fungsi Tugas:
a. pengadaan;
b. pemeliharaan dan perawatan;
c. persediaan barang;
d. perbekalaan umum;
e. peralatan;
f. fasilitas dan konstruksi;
g. angkutan.
.
Fungsi:
a. penyelenggaraan manajemen pengadaan barang/jasa;
b. penyusunan rencana kebutuhan perbekalan, peralatan, pembangunan
fasilitas dan konstruksi;
c. pembangunan fasilitas dan konstruksi serta pengadaan materiil logistik
sesuai program dan lingkup batas kewenangannya;
d. perencanaan, pengadministrasian, dan pengelolaan barang milik negara
serta keuangan;
e. penyimpanan, pemeliharaan, perbaikan, dan pendistribusian materiil
logistik serta perbekalan umum;
f. penginventarisasian seluruh materiil logistik dan aset Polri dalam
lingkungan Polres dan penghapusannya sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan; dan
g. pengumpulan dan pengolahan data serta penyajian informasi dan
dokumentasi kegiatan Bagian Logistik.
Visi Terwujudnya Bagian Logistik sebagai pendukung tugas satuan kerja dalam
pelaksanaan operasional kepolisian untuk menciptakaan keamanaan dan
ketertiban.
Misi a. meningkatkan tertib administrasi untuk mendukung pelayanan satuan kerja ;
b. meningkatkan pelayanan dukungan pada satuan kerja dalam jajaran Polres
Pelabuhan Tanjung Priok;
c. meningkatkan kesejahtraan anggota Polri dan PNS dibidang materil, fasilitas
dan jasa serta perbekalaan umum yang berkaitan dengan tugas kepolisiaan;
d. meningkatkan pembinaan logistik meliputi pengadaan, penyimpanaan,
pendistribusian, pemeliharaan dan penghapusan;
e. meningkatkan pendataan asset Polri melalui Simak BMN;
f. Melaksakan pengadaan Barang dan Jasa dengan LPSE untuk menciptakan
proses pengadaan Barang dan Jasa yang bebas dari KKN.

KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA


DAERAH METRO JAYA
RESOR PELABUHAN TANJUNG PRIOK

KERTAS KERJA PENETAPAN KONTEKS DAN IDENTIFIKASI RISIKO


TAHUN 2022

Tujuan a. Terwujudnya tertib administrasi untuk mendukung pelayanan satuan kerja ;


b. Terwujudnya pelayanan dukungan pada satuan kerja dalam jajaran Polres
Pelabuhan Tanjung Priok;
c. Terwujudnya kesejahtraan anggota Polri dan PNS dibidang materil, fasilitas
dan jasa serta perbekalaan umum yang berkaitan dengan tugas kepolisiaan;
d. Terciptanya pembinaan logistik meliputi pengadaan, penyimpanaan,
pendistribusian, pemeliharaan dan penghapusan;
e. Terwujudnya pendataan asset Polri melalui Simak BMN;
f. Terwujudnya pengadaan Barang dan Jasa dengan LPSE untuk menciptakan
proses pengadaan Barang dan Jasa yang bebas dari KKN.
Sasaran a. Terciptanya tertib administrasi untuk mendukung pelayanan satuan kerja ;
b. Terciptanya pelayanan dukungan pada satuan kerja dalam jajaran Polres
Pelabuhan Tanjung Priok;
c. Terciptanya kesejahtraan anggota Polri dan PNS dibidang materil, fasilitas dan
jasa serta perbekalaan umum yang berkaitan dengan tugas kepolisiaan;
d. Terciptanya pembinaan logistik meliputi pengadaan, penyimpanaan,
pendistribusian, pemeliharaan dan penghapusan;
e. Terciptanya pendataan asset Polri melalui Simak BMN;
f. Terciptanya pengadaan Barang dan Jasa dengan LPSE untuk menciptakan
proses pengadaan Barang dan Jasa yang bebas dari KKN.
Indikator Kinerja a. Nilai Evaluasi AKIP Polres Pelabuhan Tanjung Priok;
Utama b. Nilai Kinerja Anggaran Polres Pelabuhan Tanjung Priok;
c. Nilai Reformasi Birokrasi Polri;

KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA


DAERAH METRO JAYA
RESOR PELABUHAN TANJUNG PRIOK

HASIL IDENTIFIKASI RISIKO TAHUN 2022

Pemilik Risiko KASUBBAGBEKPAL


Tujuan/Sasaran Terlaksananya fungsi:
1) Berkoordinasi dengan sub satfung terkait;
2) Membuat Nota dinas ke lingkungan Polres Pelabuhan Tanjung Priok dan
jajaran;
3) Membuat konsep surat tentang pelaporan data stok perbekalan yang
diterima dari Rolog Polda;
4) Menyiapkan Laporan SIMAK BMN;
5) Melaksanakan Pelayanan administrasi meliputi:
a) Senpi dan Amunisi;
b) STNK Kendaraan Bermotor Dinas;
c) Bekum/ perbekalan umum.
6) Memberikan penyediaan perlengkapan kerja/ATK;
7) Pendistribusian BMP/BBM;
8) Menyusun Tim Pokja dan Pelaksanaan Lelang;
9) Mengawasi seluruh materil serta perbekalan umum logistik serta
ketersediaan di gudang;
10) Membuat rencana kebutuhan perbekalan untuk dilaporkan ke Polda;
11) Mengecek kondisi gudang senjata dan amunisi yang aktif.
Indikator Kinerja 1) Berkoordinasi dengan sub satfung terkait;
2) Membuat Nota dinas ke lingkungan Polres Pelabuhan Tanjung Priok dan
jajaran;
3) Selesai membuat konsep surat tentang pelaporan data stok perbekalan
yang diterima dari Rolog Polda;
4) Menyiapkan Laporan SIMAK BMN;
5) Melaksanakan Pelayanan administrasi meliputi:
a) Senpi dan Amunisi;
b) STNK Kendaraan Bermotor Dinas;
c) Bekum/ perbekalan umum.
6) Memberikan penyediaan perlengkapan kerja/ATK;
7) Pendistribusian BMP/BBM;
8) Menyusun Tim Pokja dan Pelaksanaan Lelang;
9) Mengawasi seluruh materil serta perbekalan umum logistik serta
ketersediaan di gudang;
10) Membuat rencana kebutuhan perbekalan untuk dilaporkan ke Polda;
11) Mengecek kondisi gudang senjata dan amunisi yang aktif.
RISIKO PENYEBAB SUMBER
NO D/TD DAMPAK
PERNYATAAN PEMILIK INTERN EKSTERN RISIKO
A. Risiko stratejik/kebijakan
- - - - - - - -
B. Risiko Operasional
1. Proses lelang terganggu Subbagbekpa Kendala pendataan Tim Pokja Satfung D Pengadaan barang
l permintaan materil dari terlambat dalam terkait dan jasa terganggu
masing-masing satfung melaksanakan
proses lelang
KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
DAERAH METRO JAYA
RESOR PELABUHAN TANJUNG PRIOK

HASIL IDENTIFIKASI RISIKO TAHUN 2022

Pemilik Risiko KASUBBAGFASKON


Tujuan/Sasaran 1) saran dan prasarana gedung;
2) ketersediaan penggunaan air dan listrik serta taman;
3) kontrol/cek hasil pekerjaan harwat gedung;
4) adminsitrasi surat masuk/keluar tentang faskon;
5) kontrol atas fasilitas konstruksi bangunan yang terindikasi mengalami
kerusakan yang perlu penanganan cepat/perbaikan;
6) kordinasi dengan unsur sat terkait, kebutuhan perbaikan serta waktu
pekerjaan ke Kabaglog;
7) Bangunan induk ada yang mengalami kerusakan Fisik.
Indikator Kinerja 1) saran dan prasarana gedung sesuai dengan renbut;
2) ada ketersediaan penggunaan air dan listrik serta taman;
3) Melaksanakan pengotrolan/cek hasil pekerjaan harwat gedung;
4) adminsitrasi surat masuk/keluar tentang faskon berjalan lancara;
5) fasilitas konstruksi bangunan yang terindikasi mengalami kerusakan yang
perlu penanganan cepat/perbaikan terkontrol;
6) Berkordinasi dengan unsur sat terkait, kebutuhan perbaikan serta waktu
pekerjaan ke Kabaglog berjalan lancar;
7) Mengambil langkah yang tepat apabila Bangunan induk ada yang
mengalami kerusakan Fisik.
RISIKO PENYEBAB SUMBER
NO D/TD DAMPAK
PERNYATAAN PEMILIK INTERN EKSTERN RISIKO
A. Risiko stratejik/kebijakan
- - - - - - - -
B. Risiko Operasional
1. Terjadi keterlambatan dalam subbagfaskon Adanya kebijakan - Perubahan D Keterlambatan dalam
perawatan gedung dan pimpinan dan masukan mendadak perawatan
saranan gedung Polres dan dari tiap Satfung dalam gedung/perawatan
membuat adanya revisi
Polsek rencana gedung tidak sesuai
pada perawatan
gedung Polres dan perawatan dengan jadwal
Polsek jajaran berupa gedung perencanaan
pengurangan maupun
penambahan
perawatan maupun
perbaikan pada
bangunan yang akan
dirawat

KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA


DAERAH METRO JAYA
RESOR PELABUHAN TANJUNG PRIOK

HASIL IDENTIFIKASI RISIKO TAHUN 2022

Pemilik Risiko URMIN


Tujuan/Sasaran 1) Melaksanakan disposisi dan melaporkan hasilnya;
2) Pemilihan surat–surat berdasarkan tingkat derajat dan klasifikasi;
3) Menyiapkan data–data yang akan digunakan dalam setiap kegiatan;
4) Membuat sprin penugasan anggota;
5) Menginventarisir dan menyusun produk Baglog;
6) Melaksanakan dokumentasi semua kegiatan Baglog;
7) Membuat produk–produk Baglog baik yang bersifat insidentil maupun berkala;
8) Melaksanakan registrasi terhadap surat yang masuk dan keluar;
Indikator Kinerja 1) menerima disposisi dan melaporkan hasilnya;
2) surat–surat tersortif berdasarkan tingkat derajat dan klasifikasi;
3) data–data akan digunakan siap dalam setiap kegiatan;
4) sprin penugasan anggota sampai langsung kepada anggota yang ditunjuk;
5) produk Baglog tersusun dan terinventarisir;
6) semua kegiatan Baglog terdokumentasikan dengan baik;
7) produk–produk Baglog baik yang bersifat insidentil maupun berkala tercapai
pada waktu yang tepat dan telah ditentukan;
8) surat yang masuk dan keluar terregistrasi dengan baik;
RISIKO PENYEBAB SUMBER D/
NO DAMPAK
PERNYATAAN PEMILIK INTERN EKSTERN RISIKO TD
A. Risiko stratejik/kebijakan
- - - - - - - -
B. Risiko Operasional
1. Kegiatan administrasi Paurmin Kurang telitinya - personel D Keterlambatan
yang meyangkut dalam dalam pelaksanaan
pengadan maupun menginventarisir surat administrasi
pengadaan Baglog
perawatan di Baglog akan
terganggu
KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
DAERAH METRO JAYA
RESOR PELABUHAN TANJUNG
PRIOK

HASIL ANALISIS DAN IDENTIFIKASI RISIKO SERTA


RENCANA TINDAK PENGENDALIAN RISIKO BAGLOG POLRES PELABUHAN TANJUNG PRIOK

RENCANA TINDAK
HASIL IDENTIFIKASI RISIKO ANALISIS RISIKO
PENGENDALIAN
HASIL
NO SEBAB UKURAN
PERNYATAAN KATEGORI SUMBER PROBABILITAS KONSEKUENSI TINGKAT PERBAIKAN EVALUASI
RISIKO WAKTU BIAYA
RISIKO RISIKO INTERNAL EKTERNAL RISIKO RISIKO RISIKO RISIKO PENGENDALIAN
(7X8)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
I. SUBBAG BEKPAL
A. Pemilik Risiko Kasubbag Bekpal
1. Proses tender Operasional Pendataan - Satfung 3 3 9 Permintaan TW I s.d -
pengadaan permintaan terkait rencana TW IV
barang dan materin dari Rendah kebutuhan tahun
masing-masing 2022
jasa terganggu masing-
satfung
masing dilaksanakan
satfung pada
pertengahan
tahun berjalan
RENCANA TINDAK
HASIL IDENTIFIKASI RISIKO ANALISIS RISIKO
PENGENDALIAN
HASIL
NO SEBAB KONSEKUEN UKURAN
PERNYATAAN KATEGORI SUMBER PROBABILITAS TINGKAT PERBAIKAN EVALUASI
SI RISIKO WAKTU BIAYA
RISIKO RISIKO INTERNAL EKTERNAL RISIKO RISIKO RISIKO PENGENDALIAN
RISIKO (7X8)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
II. SUBBAG FASKON
A. Pemilik Risiko Kasubbag Faskon
1. Terjadi Kebijakan Adanya - Perubahan 3 3 9 Berkordinasi TW 2 -
keterlambatan kebijakan mendadak dengan satfung tahun
dalam pimpinan dan dalam Rendah terkait dengan 2022
masukan dari rencana
perawatan pekerjaan yang
tiap Satfung perawatan
gedung dan membuat gedung akan dilakukan
sarana gedung adanya revisi
Polres dan pada perawatan
Polsek gedung Polres
dan Polsek
jajaran berupa
pengurangan
RENCANA TINDAK
HASIL IDENTIFIKASI RISIKO ANALISIS RISIKO
PENGENDALIAN HASIL
NO
PERNYATAAN KATEGORI SEBAB SUMBER PROBABILITAS KONSEKUENSI UKURAN TINGKAT PERBAIKAN EVALUASI
WAKTU BIAYA
RISIKO RISIKO INTERNAL EKTERNAL RISIKO RISIKO RISIKO RISIKO RISIKO PENGENDALIAN
1 2 3 4 5 6 7 8 (7X8)
9 10 11 12 13 14
maupun
penambahan
perawatan
maupun
perbaikan pada
bangunan yang
akan dirawat
III. URMIN
A. Pemilik Risiko Paurmin
1. Kegiatan operasion Kurang - Personel 3 3 9 Personel yang TW I s.d -
administrasi al telitinya dalam mengawaki TW IV
yang menginventari Rendah administrasi tahun
2022
meyangkut sir surat harus lebih teliti
pengadan
maupun
perawatan di
Baglog akan
terganggu

Ditetapkan di: Jakarta


pada tanggal: Desember 2022
KABAGLOG POLRES PELABUHAN TANJUNG PRIOK

W. NITALESSY, S.Sos. M.A.


AJUN KOMISARIS POLISI NRP 75110300

Anda mungkin juga menyukai