Anda di halaman 1dari 22

KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK NDONESIA

DAERAH KALIMANTAN TIMUR


RESOR KUTAI TIMUR

LAPORAN PENERAPAN
MANAJEMEN RISIKO POLRES KUTAI
TIMURTAHUN 2023

I. PENDAHULUAN
Pengelolaan Manajemen Risiko diselenggarakan oleh Polres Kutai Timur
untuk dapat:
1. Meningkatkan kemungkinan pencapaian tujuan, sasaran dan indikator
kinerja utama organisasi serta peningkatan kinerja;
2. Mendorong manajemen yang proaktif;
3. Memberikan dasar yang kuat dalam pengambilan keputusan dan
perencanaan;
4. Meningkatkan efektivitas alokasi dan efisiensi penggunaan sumber daya
organisasi;
5. Meningkatkan kepatuhan kepada ketentuan; dan
6. Meningkatkan pencegahan terjadinya penyimpangan dalam operasional
organisasi.

Dengan dikelolanya Manajemen Risiko yang dilakukan oleh Polres Kutai


Timur dapat memberikan manfaat, berupa:
1. Meningkatnya perencanaan, kinerja, dan efektivitas organisasi;
2. Meningkatnya hubungan dengan pemangku kepentingan;
3. Meningkatnya mutu informasi untuk pengambilan keputusan;
4. Meningkatnya reputasi;
5. memberikan perlindungan bagi organisasi; dan
meningkatnya akuntabilitas dan tata kelola organisasi.

Kebijakan. . . . . .
-2-

Kebijakan Manajemen Risiko di lingkungan Polri, meliputi:


1. Risiko stratejik/kebijakan, merupakan risiko yang timbul dalam penerapan
kebijakan, karena kelemahan:
a. dalam proses kajian kebijakan;
b. tahap penyusunan kebijakan;
c. sosialisasi kebijakan;
d. implementasi kebijakan; atau
e. evaluasi kebijakan.
2. Risiko operasional, merupakan risiko kegagalan pada proses operasional
yang dikarenakan:
a. Aspek manusia;
b. Proses bisnis;
c. Sistem pada organisasi;
d. Pendanaan; dan
e. Kendala peralatan.
3. Risiko kepatuhan, merupakan risiko ketidak patuhan pada ketentuan
peraturan perundang-undangan.
4. Risiko finansial, merupakan risiko terjadinya manipulasi dan kecurangan
yang berdampak kerugian finansial dan atau risiko kegagalan pihak ketiga
memenuhi kewajiban.

Skala Kriteria risiko pada Manajemen Risiko dan pengendalian intern,


dijadikan sebagai acuan dalam melakukan analisis dan evaluasi risiko, meliputi:
1. Skala dampak/konsekuensi risiko, merupakan area dampak yang mungkin
terjadi dalam pelaksanaan tugas Polres Kutai Timur, sebagai kriteria untuk
penilaian tinggi rendahnya akibat dari Risiko dalam pelaksanaan tugas dan
fungsi Polres Kutai Timur. Skala dampak disusun sesuai kriteria risiko yang
mungkin dihadapi dengan menggunakan 5 (lima) tingkatan, dengan rincian
sebagai berikut:

No. . . . . .
-3-
KEGAGALAN/
KEBERHASILAN KEAMANAN/
NO. SKALA REPUTASI OPERASIONAL KINERJA
PENCAPAIAN KESELAMATAN
TUJUAN
1. Sangat Kegagalan kerugian fisik pada Keluhan auditi Pelaksanaan Pencapaian
rendah perencanaan personel pengawas terhadap tugas fungsi target kinerja
mencapai tujuan dan/atau auditi layanan Itwasda tertunda kurang antara 100%
tugas Itwasda tidak ada dalam 1 Polda Kaltim dari1 (satu) sampai 95%
Polda Kaltim (satu) tahun jumlahnya sampai 5 (lima)
25% - 35% antara 3 (tiga) kali hari dari Renwas
dalam 1 (satu) tahunan berbasis
tahun risiko dengan
alasan dapat
diterima
organisasi
2. rendah Kegagalan kerugian fisik pada Keluhan auditi Pelaksanaan Pencapaian
perencanaan personel pengawas terhadap tugas fungsi target kinerja
mencapai tujuan dan/atau audit 1 layanan Itwasda tertunda 6 (enam) antara 95,1%
tugas Itwasda (satu) orang dalam Polda Kaltim hari sampai 10 sampai 77%
Polda Kaltim 1 (satu) tahun jumlahnya (sepuluh) hari dari
35,1% - 40% kurang dari 4 Renwas tahunan
(empat) sampai 6 berbasis risiko
(enam) kali dalam dengan alasan
1 (satu) tahun dapat diterima
organisasi
3. sedang Kegagalan kerugian fisik pada Keluhan auditi Pelaksanaan Pencapaian
perencanaan personel pengawas terhadap tugas fungsi target kinerja
mencapai tujuan dan/atau audit 2 layanan Itwasda tertunda 11 antara 77,1%
tugas Itwasda (dua) orang dalam Polda Kaltim (sebelas) hari sampai 57%
Polda Kaltim 1 (satu) tahun jumlahnya sampai 15 (lima
40,1% - 50% kurang dari 7 belas) hari dari
(tujuh) sampai 8 Renwas tahunan
(delapan) kali berbasis risiko
dalam 1 (satu) dengan alasan
tahun dapat diterima
organisasi
4. tinggi Kegagalan kerugian fisik pada Keluhan auditi Pelaksanaan Pencapaian
perencanaan personel pengawas terhadap tugas fungsi target kinerja
mencapai tujuan dan/atau audit 3 layanan Itwasda tertunda 16 (enam antara 57,1%
tugas Itwasda (tiga) orang dalam Polda Kaltim belas) hari sampai sampai 47%
Polda Kaltim 1 (satu) tahun jumlahnya 19 (sembilan
50,1% - 60% kurang dari 9 belas) hari dari
(sembilan) sampai Renwas tahunan
10 (sepuluh) kali berbasis risiko
dalam 1 (satu) dengan alasan
tahun dapat diterima
organisasi
5. Sangat Kegagalan kerugian fisik pada Keluhan auditi Pelaksanaan Pencapaian
tinggi perencanaan personel pengawas terhadap tugas fungsi target kinerja
mencapai tujuan dan/atau audit 4 layanan Itwasda tertunda 20 (dua antara 47,1%
tugas Itwasda (empat) orang Polda Kaltim puluh) hari ke bawah
Polda Kaltim dalam 1 (satu) jumlahnya sampai 22 (dua
60,1% - 70% tahun kurang dari 11 puluh dua) hari
(sebelas) sampai dari Renwas
12 (dua belas) kali tahunan berbasis
dalam 1 (satu) risiko dengan
tahun alasan dapat
diterima
organisasi

Skala. . . . . .
-4-

2. Skala kemungkinan/probabilitas risiko, merupakan besarnya peluang atau


frekuensi suatu risiko akan terjadi. Pengukurannya bisa menggunakan
pendekatan statistik (probabilitas), frekuensi kejadian persatuan waktu
(hari, minggu, bulan, tahun), atau dengan expert judgement. Skala
kemungkinan menggunakan 5 (lima) skala tingkatan (level):
AREA KRITERIA KECENDERUNGAN/FREKUENSI
NILAI TINGKAT
RISIKO TERJADI
1 Sangat Risiko mengancam pencapaian tujuan POLRES
rendah KUTAI TIMURdikarenakan terjadinya kegagalan
2 (dua) kegiatan pendukung pengawasan tidak
signifikan dan pengendalian yang tersedia dapat
maksimal meminimalkan risiko, sehingga dapat
diabaikan (diterima)
2 rendah Risiko mengancam pencapaian tujuan POLRES
KUTAI TIMURdikarenakan terjadinya kegagalan
3 (tiga) sampai 4 (empat) kali kegiatan
pendukung pengawasan tidak signifikan dan
pengendalian yang tersedia dapat
meminimalkan risiko, sehingga direspon bila ada
sumber daya tersisa
3 sedang Risiko mengancam pencapaian tujuan POLRES
KUTAI TIMURdikarenakan terjadinya kegagalan
5 (lima) sampai 6 (enam) kali kegiatan
pendukung pengawasan tidak signifikan dan
pengendalian yang tersedia masih dapat
meminimalkan risiko, sehingga direspon setelah
area oranye telah dihilangkan
4 tinggi Risiko mengancam pencapaian tujuan POLRES
KUTAI TIMURdikarenakan terjadinya kegagalan
7 (tujuh) sampai 8 (delapan) kali kegiatan
pendukung pengawasan tidak signifikan atau
kegiatan utama pengawasan 1 (satu) kali dan
pengendalian yang tersedia tidak dapat
meminimalkan risiko, sehingga direspon setelah
area merah telah dihilangkan

5 Sangat Risiko mengancam pencapaian tujuan POLRES


tinggi KUTAI TIMURdikarenakan terjadinya kegagalan
9 (sembilan) sampai 11 (sebelas) kali atau
kegiatan utama pengawasan 2 (dua) kali dan
pengendalian yang tersedia tidak dapat
meminimalkan risiko, sehingga prioritas untuk
segera direspon

3. Tingkat. . . . . .
-5-

3. Tingkat risiko, merupakan perkalian antara skala dampak/konsekuensi


risiko atas area dampak yang mungkin terjadi dengan skala1 (satu) sampai
5 (lima) dengan kemungkinan/probabilitas risiko mungkin terjadi
dengan skala 1 (satu) sampai 5 (lima) yang dapat direpresentasikan
dengan warna pada area peta risiko, di bawah ini:

Probabilitasrisiko 5
4
3
2
1
1 2 3 4 5 Konsekuensirisiko

AREA PETA TINGKAT


UKURAN RISIKO
RISIKO RISIKO
1 (satu) sampai dengan 5 (lima) Sangat Rendah
6 (enam) sampai dengan Rendah
10 (sepuluh)
11 (sebelas) sampai dengan Sedang
15 (lima belas)
16 (enam belas) sampai dengan Tinggi
20 (dua puluh)
21 (dua puluh satu) sampai Sangat Tinggi
dengan 25 (dua puluh lima)

dari area peta Risiko akan tampak profil masing-masing risiko, sesuai area
warna dapat digambarkan respon terhadap risiko:
AREA PETA
NO. KETERANGAN
RISIKO
1. berpotensi tinggi mengancam pencapaian
tujuan organisasi sehingga prioritas untuk
direspon
2. berpotensi sedang mengancam pencapaian
tujuan organisasi sehingga akan direspon
setelah area merah dan orange berjalan.

No. . . . . .
-6-

AREA PETA
NO. KETERANGAN
RISIKO
3. berpotensi rendah mengancam pencapaian
tujuan organisasi sehingga dapat direspon jika
ada sumber daya tersisa.
4. berpotensi sangat rendah mengancam
pencapaian tujuan organisasi sehingga dapat
diabaikan (diterima).

Berdasarkan area peta risiko di atas, maka:


a. Tingkat risiko yang dapat diterima dalam Manajemen Risiko dan
pengendalian intern di lingkungan Polri:
tingkat risiko yang tidak memberi dampak signifikan pada
pencapaian tujuan Polri/Satker di lingkungan Polri, yaitu pada nilai 1
(satu) dengan ukuran1 (satu) sampai dengan 5 (lima) atau pada
tingkat “hampir pasti tidak terjadi” atau kriteria
kecenderungan/frekuensi kejadian “risiko ini belum pernah terjadi,
kalaupun terjadihanya 1 (satu) kali/tahun”. Skala kriteria risiko yang
dapat diterima, pada peta risiko sangat rendah digambarkan dengan
warna “hijau” atau, sehingga risiko dapat diabaikan/diterima;
b. Tingkat risiko yang tidak dapat diterima dalam Manajemen Risiko
dan pengendalian intern di lingkungan Polri, terdiri atas 3 (tiga) level
yaitu:
1) tingkat risiko yang tidak terlalu memberi dampak signifikan
pada pencapaian tujuan Polri/Satker di lingkukangan Polri,
namun dapat dibaikan, yaitu pada nilai 2 (dua) dengan ukuran
6 (enam) sampai dengan 10 (sepuluh) atau pada tingkat
“jarang” atau kriteria kecenderungan/frekuensi kejadian terjadi
2 (dua) kali/tahun. Skala kriteria risiko yang tidak dapat
diterima, namun menjadi catatan untuk diminimalkan, pada
peta risiko rendah digambarkan dengan warna “kuning” atau,
risiko tidak dapat diabaikan, bila sumber daya berlebih;
2) tingkat risiko yang memberi dampak signifikan pada
pencapaian tujuan Polri/Satker di lingkukangan Polri, namun
perlu diperhatikan untuk diminimalkan, yaitu pada nilai 3 (tiga)
dengan. . . . . .
-7-

dengan ukuran 11 (sebelas) sampai dengan 15 (lima belas)


atau pada tingkat “sedang” atau, kriteria
kecenderungan/frekuensi kejadian lebih dari 2 (dua)
kali/tahun, namun tidak lebih dari 5 (lima) kali/tahun. Skala
Kriteria risiko tidak dapat diterima dan menjadi catatan, pada
peta risiko digambarkan dengan warna “biru” atau
sehingga risiko
tidak dapat diabaikan, namun masih dapat dikategorikan
belum prioritas;
c. tingkat risiko yang member dampak signifikan pada pencapaian
tujuan Polri/Satker di lingkungan Polri, yaitu pada nilai 4 (empat)
dengan ukuran16 (enam belas) sampai dengan 20 (dua puluh) dan
nilai 5 (lima) dengan ukuran 21 (dua puluh satu) sampai dengan 25
(dua puluh lima) atau pada tingkat “sering terjadi” atau dan hampir
pasti terjadi” atau kriteria kecenderungan/frekuensi kejadian lebih
dari 5 (lima) kali/tahun, namun tidak lebih dari 10 (sepuluh)
kali/tahun dan lebih 10 (sepuluh) kali/tahun. Skala kriteria risiko tidak
dapat diterima/diabaikan pada peta risiko tinggi digambarkan
dengan warna “oranye” atau dan peta risiko sangat tinggi
digambarkan “merah” atau, sehingga risiko tidak dapat diabaikan
dan menjadi skala prioritas untuk segera diperbaiki guna
meminimalkan risiko tersebut;

II. DASAR
Dasar Hukum dari penyelenggaraan pengelolaan risiko atas pengendalian
intern ini,adalah :
a. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355);
b. Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian
Intern Pemerintah (SPIP) (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2008 Nomor 127, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4890);
c. Peraturan. . . . . .
-8-

c. Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia Nomor 2 tahun


2013 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) di
Lingkungan Polri (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor
174);
d. Peraturan Irwasum Polri Nomor 2 Tahun 2018 tentang Standar
Operasional Prosedur Penilaian dan Strategi Peningkatan Maturitas SPIP
di Lingkungan Polri; dan
e. Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia Nomor 4 Tahun
2021 tentang Manajemen Resiko di lingkungan Kepolisian Negara
Republik Indonesia.

III. Sasaran Tugas Polres Kutai Timur

a. Pemeliharaan keamanan dan ketertiban masyarakat di Kutai Timur;


b. Penegakan hukum secara berkeadilan Polres Kutai Timur;
c. Profesinalisme Sdm Polres Kutai Timur;
d. Modernisasi Teknologi Polres Kutai Timur;
e. Sistem pengawasan yang Akuntabel guna mendukung Tata Kelola
Pemerintah yang bersih, terbuka dan melayani

Struktur organisasi Polres Kutai Timur, sebagai berikut:


-9-

IV. VISI, MISI DAN TUJUAN POLRES KUTAI TIMUR

a. Visi Polres Kutai Timur yaitu terwujudnya Kutai Timur yang aman dan tertib.
b. Misi Polres Kutai Timur melindungi, melayani, dan mengayomi masyarakat di
Kutai Timur’

Tujuan Polres Kutai Timur sebagai berikut:


1. Menjamin terpeliharanya keamanan dan ketertiban masyarakat di Kutai
Timur;
2. Menegakkan hukum secara berkeadilan di Kutai Timur ;
3. Modernisasi pelayanan Polri di Kutai Timur;
4. Mewujudkan Polri yang professional di Polres Kutai Timur;
5. Menerapkan manajemen Polri yang terintegrasi dan terpercaya di Polres
Kutai Timur.

V. HASIL CAPAIAN
Hasil capaian pengelolaan risiko di lingkungan Polres Kutai Timur
tercantum pada lampiran tentang laporan penerapan Manajemen Risiko,
dilengkapi lampiran:
1. Kertas kerja Manajemen Risiko Polres kutai Timur berisi tentang tugas
fungsi dan hasil identifikasi sub satfung di lingkungan Polres kutai Timur
dan;
2. Hasil identifikasi dan analisis risiko serta Rencana Tindak Pengendalian
(RTP) yang disusun dalam bentuk tabel terdiri atas:
a. identifikasi risiko meliputi:
1) pernyataan risiko;
2) kategori risiko; dan
3) sebab internal dan eksternal;
b. analisis risiko, meliputi:
1) probabilitas risiko;
2) konsekuensi risiko;
3) ukuran risiko merupakan hasil perkalian probabilitas risiko
dan konsekuensi risiko; dan
4) tingkat risiko dan gambaran risiko;

c. rencana aksi tindak lanjut RTP, meliputi:


- 10 -
1) perbaikan pengendalian;
2) waktu pembangunan pengendalian; dan
3) biaya pembangunan pengendalian;
d. evaluasi hasil perbaikan RTP yang telah dilakukan Itbid/Subbag.

VI. PENUTUP
Demikian laporan pengelolaan risiko di lingkungan Polres kutai Timur ini
disusun sebagai bahan pimpinan menetapkan kebijakan atas pengelolaan risiko
di Polres Kutai Timur.

Sangatta, Juli 2023


a.n. KEPALA KEPOLISIAN RESOR KUTAI TIMUR
. KASAT POLAIRUD

AKHMAD WIRA TARYUDI


INSPEKTUR POLISI SATU NRP 84020288
- 13 -
KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
DAERAH KALIMANTAN TIMUR
RESOR KUTAI TIMUR

LAPORAN PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO


SATPOLAIRUD POLRES KUTAI TIMUR

Sangatta, Juli 2023


- 13 -
KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
DAERAH KALIMANTAN TIMUR
RESOR KUTAI TIMUR

KERTAS KERJA
MANAJEMEN RISIKO SATPOLAIRUD
POLRES KUTAI TIMUR

Sangatta, Juli 2023


- 15 -

KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA


DAERAH KALIMANTAN TIMUR
RESOR KUTAI TIMUR

KERTAS KERJA PENETAPAN KONTEKS DAN IDENTIFIKASI RISIKO TAHUN 2023

Nama Satker Pemilik


SATPOLAIRUD POLRES KUTAI TIMUR
Risiko
Tugas dan fungsi Satuan Kepolisian Perairan dan Udara bertugas melaksanakan fungsi kepolisian
perairan dan kepolisian udara, yang meliputi patroli, penegakan hukum,
pembinaan masyarakat perairan, serta potensi masyarakat dirgantara, bantuan
pertolongan dan penyelamatan di perairan serta fasilitas pemeliharaan dan
perbaikan kapal dan dukungan logistik pesawat udara.

Dalam melaksanakan tugas tersebut Satuan Kepolisian Perairan dan


Udara menyelenggarakan fungsi:

1. pelaksanaan patroli, pengawalan, penegakan hukum, pemberian bantuan


pertolongan dan penyelamatan di perairan, pembinaan masyarakat perairan
serta potensi masyarakat dirgantara di daerah hukum Polres;
2. pelaksanaan transportasi kepolisian di perairan dan udara;
3. pemeliharaan dan perbaikan fasilitas serta sarana kapal dan pesawat udara,
serta melaksanakan pengawasan dan pembinaan terhadap fasilitas serta
sarana kapal di lingkungan Polres;
4. pelaksanaan dukungan logistik kapal dan pesawat udara.

Visi Meningkatkan Polisi Perairan sebagai Pembina Kamtibmas di Wilayah Perairan


Indonesia khususnya Wilayah Hukum Perairan POLRES KUTAI TIMURdalam
rangka memberikan pelayanan, perlindungan dan pengayoman terhadap
masyarakat yang profesional, modern dan dipercaya oleh masyarakat serta terjalin
sinergi polisional yang proaktif sehingga terwujudnya pelayanan Kamtibmas
perairan yang prima.
Misi a. Menjamin keamanan dan ketertiban di wilayah perairan,
b. Memelihara ketertiban masyarakat serta memberikan pelayanan kepastian
hukum,
c. Mendorong Perangkat masyarakat untuk lebih berperan aktif dalam
mewujudkan kehidupan masyarakat yang sejahtera,
d. Memberikan bantuan terhadap korban bencana alam (SAR),
e. Membantu keselamatan pelayaran,
f. Meningkatkan kerjasama dengan Lintas Sektoral dan masyarakat pesisir.
Tujuan 1. mewujudkan situasi kamtibmas di wilayah hukum perairan Polres Kutai Timur;
dengan melaksanakan patroli perairan;
2. mewujudkan peningkatan penanganan pengaduan masyarakat;
3. mewujudkan kemitraan antara Polri dan Masyarakat melalui Polmas Perairan;
4. mewujudkan penanganan SAR di wilayah Perairan Kutai Timur;
5. mewujudkan penegakkan hukum di wilayah perairan Kutai Timur.
Sasaran 1. aktifitas transportasi perairan di perairan Kutai Timur;
2. penanganan pengaduan masyarakat yang efektif;
3. masyarakat pesisir perairan Kutai Timur;
4. korban laka air di wilayah perairan Kutai Timur;
5. pelaku tindak kejahatan di perairan Kutai Timur.
Indikator kinerja utama a. persentase penyelesaian pengaduan masyarakat;
b. persentase pelaksanaan patroli perairan;
c. persentase penyelesaian kasus tindak pidana perairan;
d. persentase pelaksanaan SAR perairan;
e. persentase pengawasan dan pembinaan terhadap fasilitas serta sarana kapal
di lingkungan Polres.

HASIL. . . . .
- 16 -

KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA


DAERAH KALIMANTAN TIMUR
RESOR KUTAI TIMUR

HASIL IDENTIFIKASI RISIKO TAHUN 2023


PEMILIK RISIKO SATPOLAIRUD POLRES KUTAI TIMUR
TUJUAN/ SASARAN Terlaksananya fungsi:
a. Pembinaan operasional atas aspek perencanaan, pengorganisasian,
pelaksanaan dan pengendalian;
b. Pelaksanaan patroli perairan di wilayah perairan Kutai Timur;
c. Pelaksanaan Polmas Perairan melalui kemitraan antara Polri dan Masyarakat;
d. Penanganan SAR di wilayah Perairan Kutai Timur
e. Penanganan pengaduan masyarakat dan;
f. Penegakkan hukum di wilayah perairan Kutai Timur.

INDIKATOR KINERJA a. Terlaksananya pelaksanaan kebijakan pimpinan di bidang pembinaan dan


operasional yang di lakukan oleh semua unit kerja;
b. Terselesaikannya pengaduan masyarakat;
c. Terlaksananya giat patroli perairan di wilayah perairan Kutai Timur;
d. Terlaksananya giat Polmas perairan di wilayah pesisir perairan Kutai Timur;
e. Terlaksananya giat SAR di wilayah Perairan Kutai Timur;
f. Terlaksananya penanganan kasus penegakkan hukum di wilayah Perairan Kutai
Timur.

RISIKO PENYEBAB SUM


BER D/
TD DAMPAK
RISIKO
NO
PERNYATAAN PEMILIK INTERN EKSTERN

A. Risiko Operasional
1 Alokasi pagu ideal Satpolairud Perencanaan Alokasi Anggaran D Kurangnya
yang diterima kegiatan yang anggaran dukungan
Satpolairud tidak ditetapkan yang anggaran
sesuai dengan disesuaikan diberikan oleh Sehingga
usulan yang dengan alokasi Bagren kegiatan
diajukan anggaran yang kepada Satpolairud Tidak
Satpolairud berjalan Dengan
tidak sesuai maksimal
dengan
usulan
2 Kurangnya Satpolairud Keterbatasan SDM D Kegiatan
personil yang personil pada Satpolairud tidak
Menduduki Polres Kutai berjalan optimal
jabatan Perwira Timur
pada Satpolairud

HASIL . . . . .
KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
DAERAH KALIMANTAN TIMUR
RESOR KUTAI TIMUR

HASIL ANALISIS DAN IDENTIFIKASI RISIKO SERTA RENCANA TINDAK PENGENDALIAN RISIKO
SATPOLAIRUD POLRES KUTAI TIMUR TAHUN 2023
RENCANA TINDAK
HASIL IDENTIFIKASI RISIKO ANALISIS RISIKO HASIL EVALUASI
SUMBER PENGENDALIAN
NO SEBAB RISIKO PROBA UKURAN PERBAIKAN
PERNYATAAN KATAGORI KEMUNG TINGKAT
INTERNAL EKSTERNAL BILITAS RISIKO PENGENDA WAKTU BIAYA DISKRESI
RISIKO RISIKO KINAN RISIKO
RISIKO (7x8) LIAN
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
I SATPOLAIRUD
Pemilik Risiko Satpolairud Polres Kutai Timur
1 Alokasi pagu Risiko Perencanaan Alokasi anggaran Anggaran 2 4 8 rendah Pelaksanaan 1 tahun -
ideal yang Operasional kegiatan yang di yang diberikan koordinasi
diterima tetapkan oleh bagren dengan bag
Satpolairud disesuaikan kepada ren sebelum
tidak sesuai dengan alokasi Satpolairud tidak ada kegiatan Dapat
dengan yang anggaran sesuai dengan pengajuan terealisasi
di ajukan usulan anggaran pengajuan
anggaran
sesuai yang
sudah
diajukan

2 Kurangnya personil Risiko Keterbatasan SDM 2 4 8 rendah Pelaksanaan Setiap -


yang menduduki Operasional personil pada kordinasi tahun
jabatan Perwira pada Polres Kutai dengan bag
Satpolairud Timur SDM Pengusulan
penambahan
personil
- 19 -

TATA CARA PENYUSUNAN LAPORAN MANAJEMEN RISIKO SATKER POLRES KUTAI TIMUR
POLDA KALTIM
N URAIAN KEGIATAN PELAKSANAAN MUTU BAKU KELENGKAPAN CEKLIST
O KAPOLRESTA BAG/SAT/POLSEK KASIWAS KELOMPOK OUTPUT WAKTU SESUAI TIDAK SESUAI
JAJARAN MANAJEMEN
RESIKO
1 Kapolresta Surat Perintah 3 hari
memerintahkan untuk Kapolresta
membuat sprin Tim
Pokja Penyusunan
Manajemen Risiko
Polres Kutim
2 Kasiwas Draf Identifikasi awal 2 hari
memerintahkan Risiko
Bag/Sat/Polsek
Jajaran di
lingkungannya
identifikasi resiko
yang terjadi dalam
pelaksanaan tugas
3 Masing – masing Draf Identifikasi 1 hari
Bag/Sat/Polsek rancangan Risiko
Jajaran menyerahkan
data hasil identifikasi
analisis dan rencana
tindak pengendalian
risiko kepada Siwas

4 Rancangan lapoaran Rancangan laporan 4 hari


manajemen risiko manajemen risiko
diajukan kepada yang disusun tim
kapolresta untuk
mendapatkan
pengesahan bila
disetujui dan
dikembalikan untuk setuju
diperbaiki bila tidak
disetujui
5 Laporan Manajemen Rancangan laporan 2 hari
Risiko dikirimkan ke manajemen Risiko
itwasda Polda Kaltim bila di setujui
dibuatkan surat
pengantar ke
itwasda polda kaltim
C
- 20 -

6. Rancangan laporan Manajemen Rancangan 3 Hari Rancangan laporan


Risiko diajukan kepada Irwasda laporan Manajemen Manajemen Risiko bila
untuk mendapat pengesahan bila Risiko yang disetujui disahkan
disetujui dan dikembalikan untuk disusun tim dibuatkan surat
diperbaiki bila tidak disetujui pengantar dikirim
tidak setuju kepada Irwasda dan
bila tidak disetujui
setuju dikembalikanuntuk
diperbaiki
7. Laporan Manajemen Risiko diterima Rancangan laporan Laporan Manajemen
Irwasda Polda Kaltim untuk Manajemen Risiko bila Risiko telah disahkan
mendapatkan pengesahan. disetujui disahkan dilengkapi surat
dibuatkan surat pengantar diterima
pengantar dikirim Kapolda Kaltim
kepada Kapolda
Kaltim.

= ARAH GIAT = LANJUT KE HALAMAN LAIN


= PROSES GIAT

= ALTERNATIF GIAT
= MULAI GIAT = AKHIR GIAT

Paraf: Sangatta, Juli 2023


1. Konseptor/Pamin Urren: 1. …….. a.n. KEPALA KEPOLISIAN RESOR KUTAI TIMUR
2. Kasubbagrenmin : 2. ….. KASAT POLAIRUD
3. Kasubbagdumasanwas : 3. …….
4. Irbid 1 : 4. . . .
5. Irbid 2 : 5. …..

AKHMAD WIRA TARYUDI


INSPEKTUR POLISI SATU NRP 84020288
- 42 -

KEPOLISIAN DAERAH KALIMANTAN


TIMUR INSPEKTORAT PENGAWASAN
DAERAH

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)


PENANGANAN DUMAS ITWASDA POLDA
KALTIM

Balikpapan, Juni 2023


- 42 -

KEPOLISIAN DAERAH KALIMANTAN


TIMUR INSPEKTORAT PENGAWASAN
DAERAH

HASIL ANALISIS DAN IDENTIFIKASI RISIKO


SATKER ITWASDA POLDA KALTIM

Balikpapan, Juni 2023


- 42 -

KEPOLISIAN DAERAH KALIMANTAN


TIMUR INSPEKTORAT PENGAWASAN
DAERAH

HASIL ANALISIS DAN IDENTIFIKASI RISIKO


SATKER ITWASDA POLDA KALTIM

Balikpapan, Juni 2023


- 42 -

KEPOLISIAN DAERAH KALIMANTAN


TIMUR INSPEKTORAT PENGAWASAN
DAERAH

TATA CARA PENYUSUNAN LAPORAN


MANAJEMEN RISIKO SATKER ITWASDA POLDA KALTIM

Balikpapan, Juni 2023

Anda mungkin juga menyukai