JUDUL
STRATEGI KEPEMIMPINAN POLRI YANG DEMOKRATIS
GUNA MENGANTISIPASI DAMPAK PENUNDAAN PEMILUKADA 2020
DALAM RANGKA MEWUJUDKAN KEAMANAN DALAM NEGERI
OLEH;
NAMA : UCU KUSPRIYADI, S.I.K., M.H., M.Si.
NO. SERDIK : 202003001080
POK JAR : IX (SEMBILAN)
i
DAFTAR ISI
i
3. Nasional ........................................................................... 19
B. Faktor Eksternal ......................................................................... 20
1. Peluang ............................................................................ 21
2. Ancaman .......................................................................... 21
C. Faktor Internal ............................................................................ 20
1. Kekuatan .......................................................................... 20
2. Kelemahan ....................................................................... 20
BAB V KONDISI IDEAL ................................................................................. 22
A. Pengambilan Keputusan Pimpinan Polri Dalam Mengantisipasi
Dampak Penundaan Pemilukada 2020 ...................................... 24
B. Kerjasama Antara Polri Dengan Stakeholder Dalam
Mengantisipasi Dampak Penundaan Pemilukada 2020 ............. 25
C. Pendelegasian Tugas/Wewenang Oleh Pimpinan Polri Dalam
Mengantisipasi Dampak Penundaan Pemilukada 2020 ............. 26
D. Kontribusi.................................................................................... 27
E. Indikator Keberhasilan ................................................................ 28
BAB VI STRATEGI PEMECAHAN MASALAH .............................................. 29
A. Analisis Strategi .......................................................................... 29
1. IFAS (Internal Factors Analysis Summary) ...................... 29
2. EFAS (External Factors Analysis Summary) .................... 30
3. Posisi Organisasi ............................................................. 31
4. SFAS (Strategi Factors Analysis Summary) .................... 32
B. Manajemen Strategi ................................................................... 33
1. Visi ................................................................................... 33
2. Misi................................................................................... 33
3. Tujuan .............................................................................. 33
4. Sasaran............................................................................ 34
5. Kebijakan ......................................................................... 34
6. Strategi............................................................................. 34
7. Implementasi Strategi ...................................................... 35
BAB VII PENUTUP ........................................................................................ 40
A. Simpulan..................................................................................... 40
B. Rekomendasi.............................................................................. 41
ii
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 43
LAMPIRAN .................................................................................................... 45
iii
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI
SEKOLAH STAF DAN PIMPINAN TINGGI
TOPIK
KEPEMIMPINAN DAN AKUNTABILITAS INSTITUSI TERHADAP
DAMPAK PENUNDAAN PEMILUKADA 2020
JUDUL
STRATEGI KEPEMIMPINAN POLRI YANG DEMOKRATIS
GUNA MENGANTISIPASI DAMPAK PENUNDAAN PEMILUKADA 2020
DALAM RANGKA MEWUJUDKAN KEAMANAN DALAM NEGERI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
2
B. Permasalahan
C. Pokok-Pokok Persoalan
D. Ruang Lingkup
1. Maksud
Maksud penulisan naskah ini adalah untuk memberikan gambaran
tentang strategi kepemimpinan demokratis guna mengantisipasi dampak
penundaan Pemilukada 2020 yang terjadi sebagai dampak dari adanya
pandemic covid-19 untuk mewujudkan keamanan dalam negeri. Selain
itu, untuk memberikan gambaran sejauh mana penyerapan dan
pemahaman peserta didik Sespimti Polri Dikreg ke-29 T.A. 2020 terhadap
mata pelajaran yang diberikan oleh Dosen, serta sebagai indikator
penilaian terhadap peserta didik.
2. Tujuan
Tujuan penulian naskah ini adalah untuk memberikan manfaat
sumbangan pemikiran kepada organisasi tentang strategi kepemimpinan
demokratis guna mengantisipasi dampak penundaan Pemilukada 2020
yang terjadi sebagai dampak dari adanya pandemic covid-19.
BAB II
KAJIAN KEPUSTAKAAN
A. Grand Theory
B. Middle Theory
1. Pemolisian Demokratis
Konsep democratic policing secara harfiah adalah upaya
mengintegrasikan institusi kepolisian dalam sistem demokrasi. Mengubah
paradigma anggota kepolisian agar selaras dengan nilai-nilai demokrasi,
menghormati hak asasi manusia (HAM), melindungi kebebasan berserikat,
media yang lebih bebas. Bratton (1999) menegaskan, democratic policing
terimplementasi dengan baik apabila peran kepolisian merupakan
cerminan dari konsensus sosial, yang merupakan bagian dari sistem
demokrasi. Hakikat dari democratic policing adalah perubahan paradigma
personel dan kemudian diikuti oleh penyesuaian institusi kepolisian agar
dapat selaras dengan nilai dan sistem demokrasi. Di mana sebagai bagian
dari institusi sipil, Polri dihadapkan berupaya untuk menguatkan paradigma
5
6
C. Applied Theory
2. Teori Kerjasma
Menurut Pamudji (1985), pengertian kerjasama adalah pekerjaan
yang dilakukan dua orang atau lebih dengan melibatkan interaksi
antarindividu bekerja bersama sama sampai terwujud tujuan yang dinamis.
Lebih lanjut ia berpendapat bahwa unsur utama kerjasama ada tiga yakni
adanya individu individu, adanya interaksi dan adanya tujuan yang sama.
Sementara itu Charles H. Cooley (1983) berpendapat bahwa kerjasama
akan timbul jika orang menyadari bahwa mereka memiliki kepentingan yang
sama dan sekaligus memiliki pengetahuan yang cukup serta kesadaran
atas diri sendiri untuk memenuhi kepentingan kepentingan tersebut.
Dari penjelasan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa kerjasama
adalah sebuah usaha yang dilakukan oleh beberapa orang atau kelompok
untuk mencapai tujuan bersama. Kerjasama terjadi ketika adanya interaksi
antar individu atau para pihak yang mempunyai kepentingan dan kesadaran
yang sama untuk bekerjasama dalam mencapai tujuan dan kepentingan
bersama.
8
4. Teori Kompetensi
Menurut Spencer & Spencer (Ruky, 2003) kompetensi adalah “an
underlying characteristic of an individual that is casually related to criterion
– referenced effective and/or superior performance in a job or situation”
(karakteristik dasar seseorang yang mempengaruhi cara berpikir dan
10
Gambar 3.1.
Tabel Gangguan Kamtibmas Pemilukada Tahun 2018-2019
No LOKASI JENIS
1 Sampang, Madura, pembunuhan dengan senjata api yang
23 November 2018 berawal dari cekcok di media sosial hanya
karena perbedaan pilihan calon presiden
2 Yogyakarta, 8 April Pendukung Prabowo dipukuli dan ditembak
2019 oleh pendukung Jokowi dengan replika
senjata api (airsoft gun) usai menghadiri
kampanye terbuka
3 Yogyakarta pula, Ormas Tentara Langit Familia, simpatisan
pada 7 April 2019 PDIP, menyerang markas besar FPI saat
konvoi kampanye pemenangan Jokowi-
Ma’ruf.
4 Temanggung, 24 juga terjadi bentrokan antara Gerakan
Nopember 2018 Pemuda Ka’bah (GPK), organisasi laskar
PPP yang mendukung Prabowo, dengan
anggota massa PDIP
Sumber: Hasil penelitian Populi Center Afrimadona 2019
12
13
A. Lingkungan Strategis
1. Global
COVID-19 adalah ancaman keamanan dunia saat ini.
Perhatian negara-negara di dunia saat ini pada dasarnya tercurah
pada penanganan pandemi COVID-19 di negaranya masing-
masing. Tidak peduli negara maju atau berkembang, kaya atau
miskin, semua nampak kewalahan menghadapi agresifnya
penyebaran virus ini. Pandemi yang melanda hampir seluruh
belahan dunia ini juga tidak terelakkan oleh AS, yang kini bahkan
mencatat jumlah korban tertinggi di dunia.
Tiongkok sebagai negara pertama ditemukannya virus COVID-
19, tampaknya memanfaatkan kesempatan saat negara-negara lain
termasuk AS tengah berjibaku melawan virus COVID-19 untuk
memperkuat militer di LCS. Disebutkan bahwa Tiongkok
menenggelamkan kapal nelayan Vietnam di perairan Pulau Paracel
pada awal bulan April (Asia Times, 9 April 2020).
Semua kegiatan militer di LCS dan Pasifik Barat mendadak
vakum. Namun di sisi lain, semangat konfrontasional masih sulit
ditinggalkan. Presiden Trump, misalnya menghentikan pendanaan
kepada World Health Organization dan menuding badan kesehatan
dunia ini dianggap “sangat China-centris” (BBC, 9 April 2020).
Semangat kerjasama yang diperlukan dan seharusnya tumbuh
dalam menghadapi pandemi COVID-19 ini, sulit untuk dicapai jika
negara-negara, terutama AS dan Tiongkok, masih memainkan
politik konfrontasional satu sama lain. Apalagi di tengah kebutuhan
mendesak untuk menemukan vaksin COVID-19 bagi kepentingan
global, kepemimpinan AS maupun Tiongkok yang tidak arogan dan
fokus pada kerjasama sudah sepantasnya diutamakan.
18
19
2. Regional
Wabah COVID-19 pertama kali dideteksi di kota Wuhan
provinsi Hubei, Tiongkok pada Desember 2019. Persebaran wabah
ini kemudian ditetapkan sebagai pandemi oleh World Health
Organization pada 11 Maret 2020. Hingga 15 April 2020, lebih dari
2.000.000 kasus positif COVID-19 telah dilaporkan di lebih dari 210
negara dan teritori. Data dari WHO menyebutkan pandemi ini juga
telah mengakibatkan lebih dari 120.000 kematian, dengan angka
kesembuhan tercatat lebih dari 400.000 jiwa.
Pandemi ini telah menyebabkan gangguan sosial-ekonomi
global, penundaan atau pembatalan acara olahraga dan budaya,
serta kekhawatiran luas tentang kekurangan persediaan barang
yang mendorong pembelian tidak terkontrol. Banyak konspirasi
mengenai virus ini yang menyebar secara daring dan menyebabkan
ketakutan dan peningkatan perilaku rasis terhadap orang Tiongkok,
Asia Tenggara, maupun wilayah Asia Timur lainnya.
3. Nasional
Pemerintah melalui Perppu Nomor 2 Tahun 2020 tetap
bergeming bahwa pemilihan kepala daerah akan diselenggarakan
pada 9 Desember 2020. Seperti kita ketahui bersama, awalnya
Pilkada 2020 akan diselenggarakan pada 23 September untuk
memilih 9 gubenur, 224 bupati, dan 37 walikota secara serentak.
Sebelum Indonesia terkena pandemi COVID-19, Komisi Pemilihan
Umum (KPU) telah melakukan serangkaian tahapan pelaksanaan
Pilkada Serentak 2020.
Namun akibat pandemi COVID-19 ini, KPU akhirnya
mengeluarkan surat keputusan KPU Nomor: 179/PL.02-
kpt/01/KPU/III/2020 yang antara lain mengatur penundaan
beberapa tahapan Pilkada 2020, di antaranya pelantikan dan masa
kerja Panitia Pemungutan Suara (PPS), verifikasi syarat dukungan
calon perseorangan, pembentukan Petugas Pemutakhiran Data
Pemilih (PPDP) dan pelaksanaan pencocokan dan penelitian
20
B. Faktor Internal
1. Kekuatan
1.1. Komitmen internal Polri di bidang pemeliharaan kamdagri
khususnya dalam mengantisipasi, mencegah dan
mengantisipasi berbagai masalah kerawanan kamtibmas yang
diakibatkan oleh dampak penundaan pemilukada 2020.
1.2. Renstra Polri tahun 2020-2024 dengan sasaran strategis
penguatan di bidang SDM
1.3. Meningkatnya kualitas pendidikan di level pimpinan dalam
membentuk kompetensi kepimpinan Polri yg dibutuhkan.
1.4. Adanya revormasi birokrasi polri yang mendukung terhadap
pengembangan kepemimpinan Polri
1.5. Grand strategi polri tahap 3 yang menuntut peran maksimal
dari unsur pimpinan Polri
2. Kelemahan
2.1. Belum maksimalnya keterlibatan anggota dalam pengambilan
keputusan oleh pimpinan Polri
2.2. Kurangnya rasa kepercayaan pimpinan kepada bawahan
dalam hal pendelegasian wewenang/tugas.
2.3. Terbatasnya kesempatan bawahan menyampaikan
aspirasi/berkonsuktasi dengan pimpinan.
2.4. Komunikasi yang terjadi antara pimpinan dan bawahan masih
berjalan satu arah.
21
C. Faktor Eksternal
1. Peluang
1.1. Dukungan eksternal Polri dalam mewujudkan pimpinan Polri
yang demokratis.
1.2. Dukungan pemerintah dalam mewujudkan kepemimpinan Polri
yang demokratis
1.3. Pengawasaan eksternal berupa survey tentang kinerja Polri
1.4. Keberadaan kompolnas sebagai lembaga pemerhati Polri yang
menjadi indikator kinerja kepemimpinan Polri.
1.5. Perkembangan teknologi yang mendukung modernisasi
peningkatan kemampuan kepemimpinan Polri yang
demokratis.
2. Ancaman
2.1. Peran media masa yang cenderung memberikan persepsi
negatif tentang kepemimpinan Polri.
2.2. Inkonsistensi kebijakan pemerintah menghambat dalam
pengambilan keputusan pimpinan Polri
2.3. Adanya intervensi dari ekternal polri dalam pengambilan
keputusan pimpinan Polri
2.4. Program PSBB yang mempengaruhi kebijakan pimpinan
2.5. Masih kurangnya kepercayaan masyarakat terhadap integritas
kepemimpinan Polri.
BAB V
KONDISI IDEAL
Pada Hari Rabu Tanggal 27 Mei 2020 Pukul 13.30 WIB bertempat di
Ruang KK II Gd. Nusantara DPR RI telah berlangsung Rapat Kerja Komisi II
DPR dengan Mendagri, KPU, Bawaslu dan DKPP RI. Rapat dengan agenda
Membahas Rancangan Peraturan kPU tentang jadwal Tahapan Pemilihan
tahun 2020 pasca penundaan ini di pimpin oleh Ahmad Doli Kurniawan (Ketua
Komisi II DPR Fraksi Golkar) didampingi oleh Saan Mustava (Wakil Ketua
Komisi II DPR RI Fraksi Nasdem) dan Muhamad Arwani Thomafi (Fraksi PPP).
Rapat di hadiri 23 Anggota komisi ll DPR RI secara Virtual dan dihadiri phisik 5
Anggota komisi ll DPR RI dengan salah satu hasil rapat tersebut memutuskan
bahwa Komisi II DPR RI menyetujui usulan perubahan Rancangan Peraturan
KPU Rl Tentang Perubahan Ketiga atas Peraturan Komisi Pemulihan Umum
Nomor 15 Tahun 2019 Tentang Tahapan, Program dan Jadwal
Penyelenggaraan Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Bupati dan Wakil
Bupati dan/atau Wali Kota dan Wakil Wali Kota Tahun 2020 yang tahapan
lanjutannya dimulai pada 15 Juni 2020, dengan syarat bahwa seluruh tahapan
Pilkada harus dilakukan sesuai dengan Protokol Kesehatan, berkoordinasi
dengan Gugus Tugas Covid-19 serta tetap berpedoman pada prinsip-prinsip
demokrasi.
Dengan adanya penundaan ini, beberapa potensi malpraktik pada Pilkada
2020 sangat mungkin terjadi, dan akan berdampak pada instabilitas keamanan
dengan terjadinya beberapa gangguan Kamtibmas. Terlebihlagi adanya
kecenderungan peningkatan tren polarisasi secara bertahap dari setiap
pelaksanaan Pemilu/Pemilukada dari mulai Pelaksanaan Pilpres 2014, Pilkada
DKI Jakarta 2017, hingga Pemilu 2019, dimana politik identitas menjadi salah
satu pemicunya. Ketika isu identitas dimainkan, politik menjadi sangat
personal. Sehingga politik dilihat secara emosional, bukan rasional (Populi
Center Afrimadona; 2019). Hal ini sebagai mana terlihat dalm tabel tentang
perbandingan karakteristik antara Pemilu 1955 dengan Pemilukada 2019 di
bawah ini:
22
23
Gambar 5.1.
Tabel Perbandingan Karakteristik Pemilu 1955 dan 2019
E. Indikator Keberhasilan
A. Analisis Strategi
29
30
3. Posisi Organisasi
Gambar 6.1
Posisi Organisasi Polri Berdasarkan Situasi Eksternal dan Internal
5,064
4,778
B. Manajemen Strategi
1. Visi
“Terwujudnya keamanan dalam negeri dengan antisipasi
dampak penundaan Pemilukada 2020 melalui strategi kepemimpinan
Polri yang demokratis"
2. Misi
2.1. Meningkatkan peran kepemimpinan Polri yang Demokratis dalam
perngambilan keputusn guna mengantisipasai dampak
penundaan Pemilukada tahun 2020.
2.2. Meningkatkan peran kepemimpinan Polri yang Demokratis dalam
menjalin hubungan komunikasi dan kerjasama internal maupun
eksernal guna mengantisipasai dampak penundaan Pemilukada
tahun 20200.
2.3. Meningkatkan peran kepemimpinan Polri yang Demokratis dalam
pendelegasian kewenangan/tugas guna mengantisipasai
dampak penundaan Pemilukada tahun 20200.
3. Tujuan
3.1. Unsur pimpinan Polri mampu berperan sebagai pengambil
keputusan yang tepat dengan melibatkan peran serta
anggotanya dalam mengantisipasi dampak penundaan
Pemilukada 2020.
3.2. Unsur pimpinan Polri mampu berperan sebagai pembangun
soliditas internal dan ekternal dengan cara menjalin komunikasi
dan hubungan kerjasama baik dengan anggotanya maupun
34
4. Sasaran
4.1. Peningkatan peran unsur pimpinan Polri melalui pengembangan
pengetahuan dan keterampilan tentang pengambilan keputusan
dengan target capaian 1-3 tahun.
4.2. Peningkatan soliditas internal dan sinergitas Polri dengan
stakeholder dalam mengantisipasi penundaan Pemilukada tahun
2020 dengan target capaian 1 tahun.
4.3. Peningkatan peran unsur pimpinan Polri dalam pendelegasian
wewenang mengantisipasi dampak penundaan Pemilukada 2020
dengn target waktu 1-2 tahun.
5. Kebijakan
Peningkatan peran kepemimpinan Polri yang demokratis dalam
hal pengambilan keputusan, komunikasi dan kerjasama
internal/eksternal, serta pendelegasian wewenang dalam
mengantisipasi dampak penundaan Pemilukada tahun 2020 dengan
prioritas kebijakan pada level Satuan Kewilayahan.
6. Strategi
6.1. Jangka Pendek (0-1 Tahun)
6.1.1 Meningkatkan kepercayaan pimpinan dalam
pendelegasian wewenang/tugas.
6.1.2 Memaksimalkan kesempatan bawahan menyampaikan
aspirasi/konsultasi.
6.1.3 Memaksimalkan keterlibatan anggota dalam
pengambilan keputusan.
35
7. Implementasi Strategi
7.1. Jangka Pendek (0-1 Tahun)
7.1.1 Peningkatan kepercayaan pimpinan dalam pendelegasian
wewenang/tugas Menguatkan, dengan cara:
7.1.1.1. Penempatan unsur pimpinan berdasarkan
kompetensi melalui rekrutmen jabatan terbuka
dengan proses assessment.
7.1.1.2. Menyusun pertelaahan tugas secara terperinci di
semua level jabatan.
7.1.1.3. Dibentuknya ketentuan tentang hubungan tata
cara kerja (HTCK) yang jelas di semua satuan
kepolisian.
7.1.1.4. Pendelegasian wewenang/tugas disertai dengan
penjelasan tentang maksud dan pentingnya
tugas-tugas yang didelegasikan kepada mereka.
36
A. Simpulan
40
41
B. Rekomendasi
Undang-Undang No. 1 Tahun 2014 Tentang Pemilihan Gubernur, Bupati, dan Wali
Kota
Literatur
43
44
Sunarto, 2000. Pengantar Sosiologi, edisi kedua, Fakultas Ekonomi UI, Jakarta
Vroom, VH. 1964. Work And Motivation, John Wiley and Sons. Inc. United
Staes of America
LAMPIRAN
45