Anda di halaman 1dari 87

OPTIMALISASI TANDA PENGENAL BAGI PENGUNJUNG YANG

BERKUNJUNG KE CABANG RUMAH TAHANAN NEGARA

PADANGSIDIMPUAN DI NATAL

Oleh :

ATIKA WINDYNATA SIPAYUNG

NIP.20000729 201901 2 001

i
ii
iii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .................................................................................. i


LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................ ii
KATA PENGANTAR..................................................................... ............. iii
DAFTAR ISI ................................................................................................. iv
DAFTAR TABEL......................................................................................... vi
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................. 1
1.1 Latar Belakang ...................................................................................... 1
1.2 Deskripsi Organisasi .............................................................................. 3
1.2.1 Profil Organisasi ........................................................................... 3
1.2.2 Visi dan Misi Organisasi ............................................................... 4
1.2.3 Nilai-nilai Organisasi .................................................................... 5
1.2.4 Struktur Organisasi ....................................................................... 6
1.2.5 Tugas Pokok dan Fungsi Organisasi ............................................. 7
1.3 Permasalahan ......................................................................................... 8
1.4 Tujuan dan Manfaat............................................................................... 11
1.4.1 Tujuan............................................................................................ 11
1.4.2 Manfaat......................................................................................... 11

BAB II IDENTIFIKASI DAN ANALISIS MASALAH ........................... 12


2.1 Identifikasi Isu ....................................................................................... 12
2.2 Analisis Isu .............................................................................................. 12
2.3 Penetapan Isu .......................................................................................... 16
2.4 Penetapan Gagasan Kegiatan .................................................................. 16
2.5 Role Model .............................................................................................. 17

BAB III RANCANGAN AKTUALISASI .................................................. 18


3.1 Nilai-nilai Dasar ASN ............................................................................ 18
3.1.1 Akuntabilitas ................................................................................ 18
3.1.2 Nasionalisme ................................................................................ 18
3.1.3 Etika Publik ................................................................................... 19
3.1.4 Komitmen Mutu ............................................................................ 20
3.1.5 Anti Korupsi .................................................................................. 20
3.2 Kedudukan dan Peran PNS dalam NKRI .............................................. 22
3.2.1 Pelayanan Publik ........................................................................... 22
3.2.2 Manajemen ASN .......................................................................... 24
3.2.3 Whole of Government ................................................................... 27
3.3 Rancangan Kegiatan Aktualialisasi......................................................... 30
3.4 Rencana Jadwal Kegiatan Aktualisasi .................................................... 34

iv
BAB IV KEGIATAN AKTUALISASI DAN HABITUASI ..................... 35
4.1 Hasil Kegiatan Aktualisasi dan Habituasi ............................................... 35
4.2 Penguatan Kompetensi Teknis Bidang Tugas ........................................ 67
4.3 Hambatan dan Strategi Mengatasinya ..................................................... 68

BAB V PENUTUP ....................................................................................... 70


5.1 Kesimpulan ............................................................................................. 70
5.1 Saran........................................................................................................ 70

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 71


LAMPIRAN .................................................................................................. 72

v
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 : Identifikasi Isu berdasarkan AKPK ......................................... 13

Tabel 2.2.2 : Skala Nilai................................................................................ 14

Tabel 2.2.2 : Analisa USG untuk isu yang akan diangkat ............................ 15

Tabel 2.4 : Gagasan Pemecah Isu .............................................................. 16

Tabel 3.3.3 : Rencana Kegiatan Aktualisasi ................................................. 29

Tabel 3.3.4 : Rancangan Aktualisasi ............................................................. 30

Tabel 5.1 : Pelaksanaan Kegiatan Aktualisasi dan Habituasi .................... 30

vi
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Undang-undang Dasar (UUD) Tahun 1945 merupakan sumber hukum di
Indonesia. Cita-cita luhur bangsa terkandung dalam pembukaan UUD 1945.
Dalam usahanya untuk mewujudkan suatu pemerintahan yang melindungi
segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia serta memajukan
kesejahteraan umum maka pemerintah Indonesia perlu memberikan pelayanan
publik yang lebih baik kepada warganya.
Penyelenggara pelayanan publik, menurut Undang-Undang Nomor 5
Tahun 2014 dinamakan Aparatur Sipil Negara (ASN), adalah pelayan
masyarakat/abdi negara yang memiliki tanggung jawab terhadap pelayanan publik
dalam rangka mewujudkan kesejahteraan masyarakat. Terkait harapan masyarakat
terhadap Aparatur Sipil Negara adalah kinerja andal yang diberikan dalam
pelayanan publik.
Aparatur Sipil Negara (ASN) adalah profesi bagi Pegawai Negeri Sipil dan
pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja yang bekerja pada instansi
pemerintah. Pegawai ASN terdiri dari pegawai negeri sipil dan pegawai
pemerintah dengan perjanjian kerja yang diangkat oleh pejabat Pembina
kepegawaian dan diserahi tugas dalam suatu jabatan pemerintahan atau diserahi
tugas Negara lainnya dan digaji berdasarkan peraturan perundang-undangan. Di
dalam Undang-Undang nomor 5 tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara
disampaikan bahwa dalam rangka pelaksanaan cita-cita bangsa dan mewujudkan
tujuan negara segabaimana tercantum dalam pembukaan Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945, perlu dibangun aparatur sipil negara
yang memiliki integritas, professional, netral dan bebas dari intervensi politik,
bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme, serta mampu
menyelenggarakan pelayanan publik bagi masyarakat dan mampu menjalankan
peran sebagai unsur perekat persatuan dan kesatuan bansa berdasarkan Pancasila
dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

1
Pegawai Aparatur Sipil Negara memiliki 3 (tiga) fungsi sebagaimana
dijelaskan dalam Undang-Undang nomor 5 tahun 2014, yaitu sebagai pelaksana
kebijakan publik, sebagai pelayan publik, dan sebagai perekat pemersatu bangsa.
Stigma negatif tentang aparatur sipil negara telah tertanam di masyarakat, hal
ini ditandai dengan banyaknya keluhan masyarakat atas buruknya layanan
aparatur pemerintah. Oleh karena itu, penyelenggaraan pemerintahan yang baik
dan bersih (good and clean governance) sudah menjadi keniscayaan pada era
reformasi saat ini. Penyelenggaraan pemerintahan yang berorientasi pada layanan
prima sudah tidak bisa ditawar lagi ketika pemerintah ingin meningkatkan
kepercayaan publik.
Untuk meningkatkan kepercayaan dan mengubah peresepsi masyarakat
terhadap Aparatur Sipil Negara sesuai Peraturan Kepala Lembaga Administrasi
Negera (LAN) Republik Indonesia Nomor 21 dan 22 Tahun 2016 tentang
Pedoman Penyelenggaraan Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil Golongan
I, II dan III, maka Penyelenggaraan Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil
dilaksanakan dengan Pola Baru. Adanya Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri
Sipil dengan pola baru ini juga diharapkan dapat menghasilkan PNS yang
professional yang berkarakter dalam melaksanakan tugas dan jabatannya sebagai
pelaksana kebijakan publik, pelayana publik, dan perekat dan pemersatu bangsa.
Sistem Pelatihan Dasar CPNS diselenggarakan untuk membentuk PNS
profesional yang berkarakter yaitu PNS yang karakternya dibentuk oleh sikap dan
perilaku disiplin PNS, nilai-nilai dasar PNS, dan pengetahuan tentang kedudukan
dan peran PNS dalam NKRI, serta menguasai bidang tugasnya sehingga mampu
melaksanakan tugas dan perannya secara profesional sebagai pelayan masyarakat.
Pelatihan dasar CPNS menuntut setiap peserta untuk bisa menghabituasikan serta
mengaktualisasikan nilai-nilai dasar profesi ASN serta kedudukan dan peran PNS
dalam NKRI.
Sejalan dengan peningkatan pengetahuan dan teknologi, kebutuhan dan
tuntutan masyarakat terhadap mutu pelayanan di Cabang Rumah Tahanan
Padangsidimpuan di Natal dengan berdasarkan nilai-nilai dasar ANEKA yaitu :

2
1. Akuntabilitas : mencakup kepemimpinan, transparansi, integritas, tanggung
jawab, keadilan,kepercayaan, keseimbangan, kejelasan dan konsistensi.
2. Nasionalisme : sesuai dengan butir-butir dalam Pancasila, ASN sebagai
pelaksana kebijakan publik, pelayan publik serta sebagai perekat dan
pemersatu bangsa, mencakup tenggang rasa, membangun rasa persaudaraan,
solidaritas, menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar.
3. Etika Publik : sopan santun, tata krama, melayani dengan hati, senyum,
menjaga kerahasiaan data.
4. Komitmen Mutu : mencakup, efisiensi, efektivitas, kreatif dan inovasi.
5. Anti Korupsi : mencakup jujur, peduli, mandiri, disiplin, tanggung jawab,
kerja keras dan sederhana.

Sistem pembelajaran pada pendidikan dan pelatihan dasar menuntut setiap


peserta untuk mengaktualisasikan nilai-nilai dasar profesi. Melalui proses
pembelajaran aktualisasi ini, seluruh atau beberapa nilai dasar akan melandasi
pelaksanaan setiap kegiatan pelatihan dasar, setiap peserta harus menemukan dan
mengungkapkan makna dibalik penerapan nilai-nilai dasar tersebut pada setiap
pelaksanaan kegiatan yang telah dirancang oleh peserta pelatihan dasar di tempat
tugas, maka dari itu perlu membuat rancangan aktualisasi di Cabang Rumah
Tahanan Padangsidimpuan sesuai Tugas dan Fungsi yaitu sebagai Penjaga
Tahanan.

1.2. Dekripsi Organisasi


1.2.1 Profil Organisasi Unit Kerja
Cabang Rumah Tahanan merupakan tempat tersangka atau
terdakwa yang ditahan selama proses penyidikan, penentuan dan
pemeriksaan disidang pengadilan di Indonesia. Unit Pelaksana Teknis
Cabang Rumah Tahanan Negara Padangsidimpuan di Natal bernaung di
bawah Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia yang berdiri di atas
lahan seluas 2100 m2, yang terletak di Jalan M.T Haryono No. 3 Km 7
Kecamatan Mandailing Natal. Adapun jumlah pegawai Cabang Rutan

3
Padangsidimpuan di Natal atau biasa disingkat dengan Cabang Rutan
Natal adalah 43 orang, dengan rincian sebagai berikut :
Pegawai Negeri Sipil Pria : 13 orang
Pegawai Negeri Sipil Wanita : 0 orang
Calon Pegawai Negeri Sipil Pria : 23 orang
Calon Pegawai Negeri Sipil Wanita : 7 orang
Jumlah : 43 orang
Adapun Jumlah Pegawai menurut golongan adalah :
Golongan I : 0 orang
Golongan II : 32 orang
Golongan III : 11 orang
Golongan IV : 0 orang
Jumlah : 43 orang

Pejabat Struktural : 2 orang


Eselon IV : 1 orang
Eselon V : 1 orang

Kapasitas Cabang Rutan Natal adalah 20 orang Warga Binaan


Pemasyarakatan, terdiri dari 2 blok dan 4 kamar hunian. Jumlah Warga
Binaan saat ini adalah 56 orang yang terdiri atas 45 narapidana dan 11
orang tahanan.

1.2.2 Visi dan Misi Organisasi


1. Visi
Visi merupakan pandangan ke depan tentang bagaimana organisasi
itu ke depan dan kemana arahnya sehingga organisasi dapat menjalankan
tugas secara konsisten dan tetap eksis, inovatif dan produktif sehingga
tujuan organisasi dapat tercapai.
Adapun Visi Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia
Republik Indonesia adalah :
“Masyarakat memperoleh Kepastian Hukum”

4
2. Misi
Misi merupakan usaha, upaya dan cara yang ditetapkan sehingga
visi dapat tercapai. Jadi Misi merupakan pendukung utama keberhasilan
visi.
Adapun Misi Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik
Indonesia adalah :
1. Mewujudkan peraturan Perundang-Undangan yang berkualitas;
2. Mewujudkan pelayanan hukum yang berkualitas;
3. Mewujudkan penegakan hukum yangberkualitas
4. Mewujudkan penghormatan, pemenuhan, dan perlindungan HAM
5. Mewujudkan layanan manajemen administrasi Kementerian
Hukum dan HAM
6. Mewujudkan aparatur Kementerian Hukum dan HAM yang
professional dan berintegritas

1.2.3 Nilai-nilai Dasar Organisasi


Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia menjunjung tinggi
tata nilai kami “PASTI” dalam menjalankan tugas.

1. Profesional : Aparatur Kementerian Hukum dan HAM adalah aparat


yang bekerja keras untuk mencapai tujuan organisasi melalui
penguasaan bidang tugasnya, menjunjung tinggi etika dan integritas
profesi;
2. Akuntabel : Setiap kegiatan dalam rangka penyelenggaraan
pemerintah dapat dipertanggungjawabkan kepada masyarakat sesuai
dengan ketentuan atau peraturan yang berlaku;
3. Sinergi : Komitmen untuk membangun dan memastikan hubungan
kerjasama yang produktif serta kemitraan yang harmonis dengan para
pemangku kepentingan untuk menemukan dan melaksanakan solusi
terbaik, bermanfaat, dan berkualitas;
4. Transparan : Kementerian Hukum dan HAM menjamin akses atau
kebebasan bagi setiap orang untuk memperoleh informasi tentang

5
penyelenggaraan pemerintahan, yakni informasi tentang kebijakan,
proses pembuatan dan pelaksanaannya, serta hasil-hasil yang dicapai;
5. Inovatif : Kementerian Hukum dan HAM mendukung kreatifitas dan
mengembangkan inisiatif untuk selalu melakukan pembaharuan dalam
penyelenggaraan tugas dan fungsinya;

1.2.4 Struktur Organisasi

STRUKTUR ORGANISASI
CABANG RUMAH TAHANAN NEGARA PADANGSIDIMPUAN
DI NATAL

Plt. KEPALA CABANG RUTAN NATAL

S U Y E T N O. SH
NIP. 19650812 199003 1 003

KASUBSI PELTAH & LOLA

BONIEK JUVENTUS. SH
NIP. 19890620 200801 1 001

KESATUAN PENGAMANAN BENDAHARA PENGELUARAN


CABANG RUTAN

P A H M I SIAGIAN TANWIR HASAN TANJUNG


NIP. 19650426 199103 1 001 NIP. 19681122 199003 1 001

REGU JAGA STAF

REGU JAGA I

REGU JAGA II

REGU JAGA III

REGU JAGA IV

6
1.2.5 Tugas Pokok dan Fungsi Organisasi
Berdasarkan Keputusan Menteri Kehakiman Republik Indonesia No:
M.04-PR.07.03 Tahun 1985 tentang Organisasi dan Tata Kerja Rumah
Tahanan Negara dan Rumah Penyimpanan Benda Sitaan Negara, Kesatuan
Pengamanan Cabang Rutan mempunyai tugas “Melakukan Pemeliharan
Keamanan dan Ketertiban Cabang Rutan”. Untuk menyelenggarakan tugas
tersebut pada pasal 14, Kesatuan Pengamanan Cabang Rutan mempunyai
fungsi :
1. Melakukan administrasi keamanan dan ketertiban cabang rutan
2. Melakukan penjagaan dan pengawasan terhadap tahanan dan
narapidana
3. Melakukan pemeliharaan, keamanan dan ketertiban cabang rutan
4. Melakukan penerimaan, dan penempatan dan pengeluaran tahanan
serta memonitor keamanan dan tata tertib tahanan pada tingkat
pemeriksaan
5. Membuat laporan dan berita acara pelaksanaan pengamanan ketertiban
Untuk mewujudkan penyelenggaran pemerintahan yang baik maka
diperlukannya tugas dan fungsi, berdasarkan undang-undang nomor 12
Tahun 1995 tentang pemasyarakatan, sesuai dengan kedudukan Penjaga
Tahanan memiliki tugas dan fungsi :
 Tugas Pokok :
Petugas Pemasyarakatan yang bertanggung jawab melakukan
pembinaan terhadap narapidana atau tahanan di Lapas (Lembaga
Pemasyarakatan) maupun Rutan (Rumah Tahanan)
 Fungsi :
Untuk menyelenggarakan tugas tersebut, Penjaga Tahanan
memiliki fungsi antara lain :
Menyiapkan Warga Binaan Pemasyarakatan agar dapat berintegrasi
secara sehat dengan masyarakat, sehingga dapat berperan kembali
sebagai anggota masyarakat yang bebas dan bertanggung jawab.

7
Adapun Tugas Pokok dan Fungsi Penjaga Tahanan di Cabang
Rumah Tahanan Negara Padangsidimpuan di Natal sesuai dengan
Sasaran Pegawai Negeri Sipil (SKP) yaitu :
1. Melakukan penjagaan dan pengawasan terhadap tahanan atau
narapidana
2. Membuat laporan harian dan berita acara pengamanan
3. Melakukan pemeliharaan keamanan dan ketertiban
4. Melakukan penggeledahan terhadap warga binaan pemasyarakatan
secara rutin dan berkala
5. Menggeledah keluar masuknya barang
6. Mengawasi setiap pengunjung
7. Menjaga supaya tidak terjadi pelarian
8. Mencatat buku laporan

1.3 Permasalahan

Sebagai seorang Penjaga Tahanan di Cabang Rumah Tahanan Negara


Padangsidimpuan di Natal, saya menjalankan tugas dan fungsi
sebagaimana yang tertulis di Sasaran Kerja Pegawai ( SKP ) dan
menjalankan apa yang diperintah oleh atasan. Dari pengalaman saat saya
bertugas saya menemukan beberapa permasalahan yang saya soroti,
antara lain :
1. Belum optimalnya tanda pengenal bagi pengunjung yang berkunjung
ke Cabang Rutan Padangsidimpuan di Natal
Berdasarkan pengalaman saya selama bertugas di Cabang Rutan
Natal, sebelum pengunjung menemui warga binaan permasyarakatan
ke dalam cabang rutan, mereka akan diperiksa oleh petugas.
Selanjutnya, barang-barang mereka akan dititipkan di Pintu Utama.
Yang menjadi masalah di Cabang Rutan Padangsidimpuan di Natal
adalah kurang optimalnya pengadaan tanda pengenal bagi pengunjung
yang berkunjung.. Hal ini disebabkan oleh kurangnya kreativitas
petugas dalam membuat tanda pengenal bagi pengunjung. Jika hal ini
terus-menerus terjadi, bisa saja terjadi pelarian dengan cara warga

8
binaan menyamar menjadi pengunjung yang menemuinya. Karena
tidak semua petugas mengingat bagaimana wajah warga binaan
maupun wajah pengunjung yang tadinya datang berkunjung. Sehingga
sulit melakukan pengawasan terhadap warga binaan dan pengunjung
yang datang.

2. Belum Optimalnya pengawasan terhadap pengunjung yang berusaha


memasukan barang yang tidak diizinkan ke dalam Cabang Rutan
Padangsidimpuan di Natal
Berdasarkan pengalaman saya selama bertugas di Cabang Rutan
Padangsidimpuan di Natal, saat melakukan penggeledahan barang dan
pemeriksaan badan, sering kali kedapatan pengunjung yang
membawa barang-barang yang tidak diizinkan masuk ke dalam
cabang rutan dan pada saat razia kamar hunian masih sering terdapat
barang-barang yang tidak diizinkan seperti, kabel, headset,
handphone, dan pisau silet. Hal ini disebabkan kurangnya
pengawasan terhadap pengunjung dan ketidaktahuan pengunjung
tentang barang-barang apa saja yang tidak boleh dibawa masuk ke
dalam Cabang Rutan.

3. Belum Optimalnya kepedulian warga binaan pemasyarakatan


terhadap kebersihan hunian dan lingkungan blok
Berdasarkan pengalaman saya selama bertugas di Cabang Rutan
Padangsidimpuanb di Natal, kondisi kamar hunian dan lingkungan
blok terlihat kotor dan masih terdapat puntung rokok yang berserakan.
Fenomena ini memperlihatkan bahwa warga binaan kurang peduli
dengan kebersihan hunian dan lingkungan blok. Hal ini disebabkan
karena kurangnya pembinaan oleh petugas mengenai pentingnya
menjaga kebersihan hunian dan lingkungan blok, kurangnya
pengawasan jadwal piket warga binaan oleh petugas, dan kurangnya
peralatan kebersihan lingkungan yang tersedia di cabang rutan natal.
Masalah ini dapat menyebabkan kesehatan warga binaan menurun

9
karena lingkungan yang kotor dan ketidaknyamanan bagi para warga
binaan yang sudah menjaga kebersihan lingkungan.

4. Belum Optimalnya kebersihan kamar mandi untuk para pengunjung


yang berkunjung ke Cabang Rutan Padangsidimpuan di Natal
Di Cabang Rutan Padangsidimpuan di Natal terdapat dua (2) toilet
yang dapat digunakan oleh pengunjung. Namun, warga binaan
pemasyarakatan yang sudah terjadwal untuk membersihkan toilet
terkadang tidak melakukan tugasnya. Hal ini disebabkan karena
kurangnya peralatan untuk melakukan pembersihan toilet dan
kurangnya pengawasan terhadap kegiatan kebersihan toilet. Banyak
pengunjung yang sudah mengeluh karena kurang bersihnya toilet
yang disediakan untuk pengunjung.

5. Belum Optimalnya pengawasan terhadap warga binaan


pemasyarakatan dan pengunjung yang merokok di area kunjungan
Di Cabang Rutan Padangsidimpuan di Natal terdapat aturan untuk
tidak merokok di area kunjungan. Baik itu untuk warga binaan
pemasyarakatan, pengunjung ataupun petugas. Namun, sering kali
banyak warga binaan pemasyarakatan dan pengunjung yang
kedapatan merokok di area kunjungan. Hal ini disebabkan kurangnya
pengawasan petugas terhadap warga binaan pemasyarakatan dan
pengunjung dan tidak adanya hukuman atau sanksi yang dikenakan
apabila pengunjung dan warga binaan pemasyarakatan melanggar
aturan. Masalah ini akan mengakibatkan ketidaknyamanan
pengunjung yang lain. Terutama ibu hamil, ibu menyusui dan anak-
anak.

Dari isu/masalah tersebut diatas maka diharapkan adanya


penyelesaiaan masalah yang bisa dilakukan melalui kegiatan-kegiatan
yang kreatif yang memiliki nilai-nilai profesi ASN yaitu Akuntabilitas,
Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu dan Anti Korupsi ditambah

10
lagi Manajemen ASN, Pelayanan Publik serta Whole Of Government dan
tidak melanggar peraturan perundang-undangan.

1.4 Tujuan dan Manfaat


1.4.1 Tujuan
1. Mengaktualisasikan nilai-nilai dasar PNS yang mencakup
Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitemen Mutu, Anti
Korupsi (ANEKA)
2. Melakukan adaptasi dan evalusi diri untuk menyesuaikan antara teori
dan realisasi dari nilai-nilai dasar PNS untuk meningkatkan kualitas
diri.
1.4.2 Manfaat
Manfaat yang ingin dicapai dalam rancangan aktualisasi ini adalah
sebagai berikut :
1. Bagi Penulis
Untuk Memahami nilai-nilai dasar profesi ASN, yaitu ANEKA
(Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, Anti
Korupsi), Manajemen ASN, Whole of Government dan Pelayanan
Publik serta mengaktualisasikannya di UPT masing-masing.
2. Bagi Unit Kerja
Untuk meningkatkan kualitas pelayanan dan demi tercapainya Visi dan
Misi Cabang Rumah Tahanan Negara Padangsidimpuan di Natal.
3. Bagi Masyarakat
Untuk memberikan kepuasan, kenyamanan dan informasi yang
bermanfaat bagi masyarakat.

11
BAB II

IDENTIFIKASI DAN ANALISIS MASALAH

2.1 Identifikasi Isu


Sebagai seorang Penjaga Tahanan di Cabang Rumah Tahanan Negara
Padangsidimpuan di Natal, saya menjalankan tugas dan fungsi
sebagaimana yang tertulis di Sasaran Kerja Pegawai ( SKP ) dan
menjalankan apa yang diperintah oleh atasan. Dari pengalaman saat saya
bertugas saya menemukan beberapa permasalahan, antara lain :
1. Belum optimalnya tanda pengenal bagi pengunjung yang berkunjung
ke dalam Cabang Rutan Padangsidimpuan di Natal
2. Belum optimalnya pengawasan terhadap pengunjung yang berusaha
memasukan barang yang tidak diizinkan ke dalam cabang rutan
3. Belum optimalnya kepedulian warga binaan pemasyarakatan terhadap
kebersihan hunian dan lingkungan blok
4. Belum optimalnya kebersihan toilet untuk para pengunjung yang
berkunjung ke Cabang Rutan Padangsidimpuan di Natal
5. Belum optimalnya pengawasan terhadap warga binaan
pemasyarakatan dan pengunjung yang merokok di area kunjungan

2.2 Analisis Isu


Untuk merumuskan isu tersebut digunakan teknik AKPK ( Aktual,
Problematik, Kekhalayakan, Layak )
 A = Aktual : Sedang terjadi atau dalam proses kejadian dan
hangat dibicarakan
 K = Kekhalayakan : Menyangkut hajat hidup orang banyak
 P = Problematik : Masalah mendesak untuk dipecahkan
 K = Kelayakan : Logis, pantas, realistis, dan dapat dibahas

12
Tabel 2.1 : Identifikasi Isu berdasarkan AKPK

No Isu Permasalahan Aktual Kekhayalakan Problem Kelayakan


1 Belum optimalnya tanda pengenal
bagi pengunjung yang berkunjung
ke dalam Cabang Rutan    
Padangsidimpuan di Natal

2 Belum optimalnya pengawasan


terhadap pengunjung yang berusaha
memasukan barang yang tidak
   
diizinkan ke dalam Cabang Rutan
Padangsidimpuan di Natal

3 Belum optimalnya kepedulian


warga binaan pemasyarakatan
   
terhadap kebersihan hunian dan
lingkungan blok

4 Belum optimalnya kebersihan toilet


untuk para pengunjung yang
   x
berkunjung ke Cabang Rutan
Padangsidimpuan di Natal
5 Belum optimalnya pengawasan
terhadap warga binaan
  x 
pemasyarakatan dan pengunjung
yang merokok di area kunjungan

Langkah kedua, dari 5 isu yang dipaparkan maka penulis mendapatkan 3


isu utama yang memiliki skor tertinggi. Selanjutnya untuk mencari core issue
penulis menganalisanya dengan metode USG (Urgency, Seriouness, dan
Growth).

13
Tabel 2.2.2 : Skala Nilai

Nilai Keterangan

5 Sangat Urgent/Serius/Mendesak
4 Urgent/Serius/Mendesak

3 Sedang Urgent/Serius/Mendesak

2 Rendah Urgent/Serius/Mendesak

1 Sangat Rendah Urgent/Serius/Mendesak

Salah satu metode untuk menentukan prioritas isu / masalah adalah dengan
menggunakan Metode USG (Urgency, Seriousness, dan Growth). Metode ini
merupakan salah satu alternatif pemecahan masalah berdasarkan skala prioritas
menggunakan skala nilai 1-5 , sehingga dapat diketahui urutan kepentingan
isu/masalah dengan menggunakan 3 (tiga) komponen/variabel pembanding
yaitu (kotler dkk, 2001) :

 Urgency = seberapa mendesak isu tersebu harus dibahas dikaitkan dengan


waktu . Semakin mendesak suatu masalah untuk diselesaikan maka semakin
tinggi urgensi masalah tersebut.
 Seriousness = seberapa serius isu tersebut perlu dibahas dikaitkan dengan
akibat/dampak jika isu tersebut tidak segera diselesaikan .semakin besar
dampak isu tersebut maka tingkat keseriusan akan semakin tinggi.
 Growth = seberapa besar isu tersebut berkembang dikaitkan dengan
kemungkinan isu akan semakin memburuk jika dibiarkan. Suatu masalah yang
dapat menimbulkan masalah lain adalah lebih serius dibandingkan dengan
masalah yang berdiri sendiri.
Nilai dari ketiga variabel tersebut akan dijumlahkan , isu yang mempunyai
jumlah nilai tersebsar merupakan prioritas utama yang hasus diselesaikan.
Berikut tabel skala nilai matriks USG .

14
Dengan menggunakan skala nilai pada tabel diatas maka penetapan isu
yang aktual menjadi prioritas bisa dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 2.2.2: Analisa USG untuk isu yang akan diangkat

No Kendala Tupoksi Urgent Seriosuness Growth Total Prioritas


(Isu Permasalahan) (Waktu) (Dampak) (Perkembangan)
1 Belum optimalnya
tanda pengenal bagi
pengunjung yang
berkunjung ke dalam
4 5 5 14 I
Cabang Rutan
Padangsidimpuan di
Natal

2 Belum optimalnya
pengawasan
terhadap pengunjung
yang berusaha
5 4 4 13 II
memasukan barang
yang tidak diizinkan
ke dalam cabang
rutan
3 Belum optimalnya
kepedulian warga
binaan
pemasyarakatan 3 4 4 11 III
terhadap kebersihan
hunian dan
lingkungan blok

15
2.3 Penetapan Isu
Setelah dilakukan analisis berdasarkan kriteria APKL (Aktual,
Problematik, Berdampak luas pada kekhalayakan, dan Kelayakan) dan
teknik USG (Urgenscy, Seriousness, dan Growth), maka didapatkan core
issue dengan melihat ranking yang paling tinggi, yaitu belum optimalnya
pengadaan tanda pengenal bagi pengunjung yang bekunjung ke dalam
cabang rutan.

2.4 Penetapan Gagasan Kegiatan


Penetapan gagasan kegiatan didasarkan pada isu yang telah
diidentifikasi sebelumnya. Berdasarkan isu tersebut, adapun gagasan
kegiatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi isu yang telah
diidentifikasi. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 2.4

Tabel 2.4 Gagasan Pemecah Isu


No KEGIATAN SUMBER KEGIATAN
1 Meminta permohonan izin dan dukungan pelaksanaan Kreativitas
aktualisasi kepada Plt. Kepala Cabang Rutan
Padangsimpuan di Natal
2 Membuat papan pengumuman untuk membawa tanda SKP/Kreativitas
pengenal seperti Kartu Tanda Penduduk (KTP) ataupun
Kartu Keluarga (KK) apabila berkunjung ke Cabang Rutan
Padangsidimpuan di Natal
3 Membuat Kartu Tanda Pengenal Pengunjung SKP/kreativitas
4 Membuat stempel khusus untuk setiap pengunjung yang SKP/Kreativitas
masuk ke dalam Cabang Rutan Padangsidimpuan di Natal

5 Membuat buku tamu yang berisi nama tamu, nama WBP SKP/Kreativitas
yang akan dikunjungi, barang bawaan, jam berkunjung,
alamat tamu, barang titipan, tanggal kunjungan
6 Melakukan Evaluasi kegiatan aktualisasi yang telah Kreativitas
dilakukan

16
2.5 Role Model
Role Model adalah seseorang yang memberikan teladan dan berperilaku
yang bisa dicontoh orang lain. Biasanya role model memiliki sifat
kepemimpinan yang baik. Adapun yang menjadi role model saya dalam
pengerjaan rancangan aktualisasi dan pekerjaan saya di Cabang Rutan
Padangsidimpuan di Natal adalah Bapak Suyetno, SH. Beliau adalah Plt.
Kepala Cabang Rumah Tahanan Padangsidimpuan di Natal. Bapak Suyetno,
SH bertempat tinggal di Jalan Sukaramai gg. Pembangunan 5 Lorong Aek
Galoga Desa Pidoli Lombang Kec. Panyabungan, Kab. Mandailing Natal,
Sumatera Utara.

Beliau merupakan pemimpin yang bijaksana, peduli terhadap warga


binaan dan bawahannya, serta memiliki etos kerja yang tinggi. Kedisiplinan
dan ketepatan waktu dalam bekerja merupakan hal yang penting baginya.
Beliau lebih memprioritaskan pekerjaannya ketimbang urusan pribadinya.
Beliau juga sering membagikan ilmu-ilmu yang dimilikinya seperti pengisian
laporan smsgateway, sistem registrasi cabang rutan, dan lainnya. Beliau
pernah mengatakan bahwa melakukan perubahan tatanan dan pelayanan
adalah motivasinya dalam melakukan pekerjaan.
Sebelum menjadi Plt. Kepala Cabang Rumah Tahanan Padangsidimpuan
di Natal (2018-sekarang), beliau juga pernah menjadi :
1. Kasubsi Registrasi di Lapas Klas II B Panyabungan (2007-2012)
2. Kasubsi Registrasi di Lapas Anak Medan (2012-2014)
3. Kasibinadik di Lapas Klas II B Panyabungan (2012-2018)

17
BAB III

RANCANGAN AKTUALISASI

3.1 Nilai Dasar ASN


Dalam rancangan aktualisasi ini, saya menerapkan nilai-nilai dasar profesi
PNS yang terdiri dari Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen
Mutu dan Anti Korupsi. Berikut ini uraian tentang nilai-nilai dasar profesi
PNS:

3.1.1 Akuntabilitas
Akuntabilitas adalah kewajiban untuk menyampaikan pertanggung
jawaban atau untuk menjawab dan menerangkan kinerja dan tindakan
seseorang/badan hokum/pimpinan kolektif suatu organisasi kepada pihak
yang memiliki hak atau berkewanangan untuk meminta keterangan atau
pertanggungjawaban. Nilai-nilai public yang terdapat dalam akuntabilitas
adalah:
1. Mampu mengambil pilihan yang tepat dan benar ketika terjadi konflik
kepentingan sektor, kelompok dan pribadi.
2. Memiliki pemahaman dan kesadaran untuk menghindari dan
mencegah keterlibatan PNS dalam politik praktis.
3. Memperlakukan warga Negara secara sama dan adil dalam
penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan publik.
4. Menunjukkan sikap dan perilaku yang konsisten dan dapat diandalkan
sebagai penyelenggara pemerintahan.

3.1.2 Nasionalisme
Nasionalisme adalah pondasi bagi Aparatur Sipil Negara untuk
mengaktualisasikan dalam menjalankan fungsi dan tugasnya dengan orientasi
mementingkan kepentingan publik, bangsa dan Negara. Prinsip nasionalisme
bangsa Indonesia dilandasi nilai-nilai Pancasila yang diarahkan agar bangsa
Indonesia senantiasa:

18
1. Mendapatkan persatuan dan kesatuan, kepentingan dan keselamatan
bangsa dan Negara di atas kepentingan pribadi dan kelompok.
2. Menunjukkan sikap rela berkorban demi kepentingan bangsa dan
Negara.
3. Bangga sebagai bangsa Indonesia dan bertanah air Indonesia serta
tidak merasa rendah diri.
4. Mengakui persamaan derajat, persamaan hak dan kewajiban antara
sesama manusia dan sesama bangsa.
5. Menumbuhkan sikap saling mencintai sesama manusia.
6. Mengembangkan sikap tenggang rasa.

3.1.3 Etika Publik


Etika Publik adalah refleksi atas standar atau norma yang menentukan
baik buruk, benar salah, tindakan, keputusan, perilaku untuk mengarahkan
kebijakan publik dalam rangka menjalankan tanggung jawab pelayanan
publik.

Nilai-nilai dasar etika publik sebagaimana tercantum dalam undang-undang


ASN, yaitu sebagai berikut:

1. Memegang teguh nilai-nilai pancasila dalam ideologi Negara Pancasila


2. Setia dan mempertahankan Undang-Undang Dasar Negara Kesatuan
Republik Indonesia 1945
3. Menjalankan tugas secara professional dan tidak berpihak
4. Membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian
5. Menciptakan lingkungan kerja non diskriminatif
6. Memelihara dan menjunjung tinggi standar etika luhur
7. Mempertanggungjawabkan tindakan dan kinerjanya kepada publik
8. Memiliki kemampuan dalam melaksanakan kebijakan dan program
pemerintah
9. Memberikan layanan kepada publik secara jujur, tanggap, cepat, tepat,
akurat, berdaya guna, berhasil guna, dan santun
10. Mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja pegawai

19
11. Menghargai komunikasi, konsultasi, dan kerjasama
12. Mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja pegawai
13. Mendorong kesetaraan dalam pekerjaan
14. Meningkatkan efektivitas system pemerintahan yang demokratis
sebagai perangkat sistem karir

3.1.4 Komitmen mutu


Komitmen mutu adalah pelaksanaan pelayanan publik dengan
berorientasi pada kualitas hasil. Komitmen mutu mengedepankan
komitmen terhadap kepuasan dan memberikan layanan yang menyentuh
hati, untuk menjaga dan memelihara.

Nilai-nilai dasar orientasi mutu, yaitu:

1. Mengedepankan komitmen terhadap kepuasan


2. Memberikan layanan yang menyentuh hati untuk menjaga dan
memelihara agar costumer/clien tetap setia.
3. Menghasilkan produk/jasa yang berkualitas tinggi, tanpa cacat, tanpa
kesalahan, dan tidak ada pemborosan.
4. Menggunakan pendekatan ilmiah dan inovatif dalam pemecahan
masalah dan pengambilan keputusan.

3.1.5 Anti Korupsi


Anti Korupsi adalah tindakan atau gerakan yang dilakukan untuk
memberantas segala tingkah laku atau tindakan yang melawan norma-
norma dengan tujuan memperoleh keuntungan pribadi, merugikan Negara
dan masyarakat. Tindak pidana korupsi terdiri dari kerugian keuangan
Negara, suap menyuap, pemerasan, perbuatan curang, penggelapan dalam
jabatan, gratifikasi.

20
Nilai-Nilai Dasar yang terkandung di dalam Anti Korupsi antara lain :

1. Jujur
Kejujuran merupakan nilai dasar yang menjadi landasan utama bagi
penegakan integritas diri seseorang
2. Peduli
Kepedulian sosial kepada sesama menjadikan seseorang memiliki sifat
kasih sayang
3. Mandiri
Kemandirian membentuk karakter yang kuat pada diri seseorang
menjadi tidak bergantung pada orang lain
4. Disiplin
Disiplin adalah kunci keberhasilan karena membuat seseorang akan
selalu mampu memberdayakan dirinya dalam menjalani tugasnya
5. Tanggung jawab
Pribadi yang utuh dan mengenal diri dengan baik akan menyadari
bahwa keberadaan dirinya di muka bumi adalah untuk melakukan
perbuatan baik demi kemaslahatan sesama manusia.
6. Kerja keras
Individu yang beretos kerja akan selalu berupaya meningkatkan kualitas
hasil kerjanya demi terwujudnya kemanfaatan publik yang sebesar-
besarnya.
7. Sederhana
Pribadi yang berintegritas tinggi adalah seseorang yang menyadari
kebutuhan dan berupaya memenuhi kebutuhannya dengan semestinya
tanpa berlebih-lebihan.
8. Berani
Sikap keberanian untuk menyatakan kebenaran dan menolak kebatilan.
9. Adil
Pribadi yang berkarakter baik akan selalu menyadari bahwa apa yang
diterimanya sesuai dengan jerih payahnya.

21
Korupsi dapat dibagi menjadi tujuh jenis, yaitu:

1. Korupsi transaktif adalah korupsi yang menunjukkan adanya


kesepakatan timbal balik antara pemberi dan penerima, demi
keuntungan bersama. Kedua pihak sama-sama aktif menjalankan
perbuatan tersebut.
2. Korupsi ekstroaktif adalah korupsi yang menyertakan bentuk-bentuk
koeral (tekanan) tertentu dimana pihak pemberi dipaksa untuk
menyuap guna mencegah kerugian yang mengancam diri, kepentingan,
orang-orangnya, atau hal yang dihargai.
3. Korupsi investif adalah korupsi yang melibatkan suatu penawaran
barang atau jasa tanpa adanya pertalian langsung dengan keuntungan
bagi pemberi. Keuntungan diharapkan akan diperoleh di masa yang
akan datang.
4. Korupsi nepotistik adalah korupsi berupa pemberian perlakuan khusus
kepada teman atau yang mempunyai kedekatan hubungan dalam
rangka menduduki jabatan.
5. Korupsi autogenik adalah korupsi yang dilakukan individu karena
mempunyai kesempatan untuk mendaptkan keuntungan dari
pengetahuan dan pemahamannya atas sesuatu yang diketahui sendiri
6. Korupsi suportif adalah korupsi yang mengacu kepada penciptaan
suasana yang kondusif untuk melindungi atau mempertahankan
keberadaan tindak korupsi yang lain
7. Korupsi defensive adalah korupsi yang terpaksa dilakukan dalam
rangka mempertahankan diri dari pemerasan.

3.2 Kedudukan dan Peran PNS dalam NKRI


3.2.1 Pelayanan Publik
Pelayanan publik adalah “Sebagai segala bentuk kegiatan pelayanan
umum yang dilaksanakan oleh Instansi Pemerintahan di Pusat dan Daerah,
dan lingkungan BUMN/BUMD dalam bentuk barang dan jasa, baik dalam
pemenuhan kebutuhan masyarakat. (Lembaga Administrasi Negara: 1998).

22
Prinsip pelayanan publik yang baik untuk mewujudkan pelayanan prima
adalah:

1. Kesederhanaan, dalam arti bahwa prosedur dan tata cara pelayanan perlu
ditetapkan dan dilaksanakan secara mudah, lancar, cepat, tepat, tidak
berbelit-belit, mudah dipahami dan mudah dilaksanakan oleh masyarakat
yang meminta pelayanan.
2. Kejelasan dan kepastian, dalam arti adanya kejelasan dan kepastian
dalam hal prosedur dan tata cara pelayanan, persyaratan pelayanan baik
teknis maupun administratif, unit kerja pejabat yang berwenang dan
bertanggung jawab dalam meberikan pelayanan, rincian biaya atau tarif
pelayanan dan tata cara pembayaran, dan jangka waktu penyelesaian
pelayanan.
3. Keamanan, dalam arti adanya proses dan produk hasil pelayanan yang
dapat memberikan keamanan, kenyamanan dan kepastian hukum bagi
masyarakat.
4. Keterbukaan, dalam arti bahwa prosedur dan tata cara pelayanan,
persyaratan, unit kerja pejabat penanggung jawab pemberi pelayanan,
waktu penyelesaian, rincian biaya atau tarif serta hal-hal lain yang
berkaitan dengan proses pelayanan wajib diinformasikan secara terbuka
agar mudah diketahui dan dipahami oleh masyarakat, baik diminta
maupun tidak diminta.
5. Efesiensi, dalam arti bahwa persyaratan pelayanan hanya dibatasi pada
hal- hal yang berkaitan langsung dengan pencapaian sasaran pelayanan
dengan tetap memperhatikan keterpaduan antara persyaratan dengan
produk pelayanan.
6. Ekonomis, dalam arti bahwa pengenaan biaya atau tarif pelayanan harus
ditetapkan secara wajar dengan memperhatikan: nilai barang dan jasa
pelayanan, kemampuan masyarakat untuk membayar, dan ketentuan
perundang-undangan yang berlaku.
7. Keadilan dan pemerataan, yang dimaksudkan agar jangkauan pelayanan
diusahakan seluas mungkin dengan distribusi yang merata dan adil bagi
seluruh lapisan masyarakat.

23
8. Ketepatan waktu, dalam arti bahwa pelaksanaan pelayanan harus dapat
diselesaikan tepat pada waktu yang telah ditentukan.

Prinsip-prinsip pelayan prima antara lain:

1) Responsif terhadap pelanggan/ memahami pelanggan.


2) Membangun visi dan misi pelayanan.
3) Menetapkan standar pelayanan dan ukuran kinerja pelayanan,
sebagai dasar pemberian pelayanan.
4) Pemberian pelatihan dan pengembangan pegawai terkait bagaimana
memberikan pelayanan yang baik, serta pemahaman tugas dan fungsi
organisasi.
5) Memberikan apresiasi kepada pegawai yang telah melaksanakan
tugas pelayanannya dengan baik.
Sikap pelayanan dapat digambarkan melalui 7 P sebagai berikut:
1) Pasionate (Sangat bergairah = Bersemangat, Antusias)
2) Progressive (Memakai cara yang terbaik = termaju)
3) Proaktive (Antisipatif, proaktif dan tidak menunggu)
4) Prompt (Positif = tanpa curiga dan kekhawatiran)
5) Patience (Penuh rasa kesabaran)
6) Proporsional (Tidak mengada-ada)
7) Punctional (Tepat waktu)

3.2.2 Manajemen ASN


Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk menghasilkan
Pegawai ASN yang profesional, memiliki nilai dasar, etika profesi, bebas dari
intervensi politik, bersih dari praktik korupsi, kolusi dan nepotisme.
Manajemen ASN lebih menekankan kepada pengaturan profesi pegawai
sehingga diharapkan agar selalu tersedia sumber daya aparatur sipil negara
yang unggul selaras dengan perkembangan jaman.
Berdasarkan jenisnya, Pegawai ASN terdiri dari atas:
1). Pegawai Negeri Sipil (PNS); dan
2). Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK)

24
a. Peran ASN
Peran dari Pegawai ASN adalah sebagai perencana, pelaksana, dan
pengawas penyelenggaraan tugas umum pemerintahan dan pembangunan
nasional melalui pelaksanaan kebijakan dan pelayanan publik yang
profesional, bebas dari intervensi politik, serta bersih dari praktik korupsi,
kolusi, dan nepotisme.

ASN berfungsi, bertugas dan berperan untuk melaksanakan kebijakan


yang dibuat oleh pejabat pembina kepegawaian sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan. Untuk itu, ASN harus mengutamakan
kepentingan publik dan masyarakat luas dalam menjalankan fungsi dan
tugasnya tersebut.
ASN berfungsi, bertugas dan berperan untuk memberikan pelayanan
publik yang profesional dan berkualitas dengan tujuan kepuasan pelanggan.

ASN berfungsi, bertugas dan berperan untuk mempererat persatuan dan


kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia. ASN senantiasa dan taat
sepenuhnya kepada Pancasila, UUD 1945, Negara dan Pemerintah. ASN
senantiasai menjunjung tinggi martabat ASN serta senantiasa
mengutamakan kepentingan Negara daripada kepentingan diri sendiri.

b. Hak dan Kewajiban ASN


Hak adalah suatu kewenangan atau kekuasaan yang diberikan oleh
hukum, suatu kepentingan yang dilindungi oleh hukum, baik pribadi
maupun umum. Dapat diartikan bahwa hak adalah sesuatu yang patut atau
layak diterima. Agar dapat melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya
dengan baik dapat meningkatkan produktivitas, menjamin kesejahteraan
ASN dan akuntabel, maka setiap ASN diberikan hak. Berdasarkan pasal 70
UU ASN disebutkan bahwa Setiap Pegawai ASN memiliki hak dan
kesempatan untuk mengembangkan kompetensi. Berdasarkan Pasal 92 UU
ASN Pemerintah juga wajib memberikan perlindungan berupa:
1) Jaminan kesehatan;
2) Jaminan kecelakaan kerja;

25
3) Jaminan kematian; dan
4) Bantuan hukum.

Sedangkan kewajiban adalah suatu beban atau tanggungan yang bersifat


kontraktual. Dengan kata lain, kewajiban adalah sesuatu yang sepatutnya
diberikan. Kewajiban pegawai ASN yang disebutkan dalam UU ASN
adalah:

1) Setia dan taat pada Pancasila, Undang-undang Dasar Negara


Republik Indonesia Tahun 1945, Negara Kesatuan Republik
Indonesia, dan pemerintah yang sah;
2) Menjaga persatuan dan kesatuan bangsa;
3) Melaksanakan kebijakan yang dirumuskan pejabat pemerintah yang
berwenang;
4) Menaati ketentuan peraturan perundang-undangan;
5) Melaksanakan tugas kedinasan dengan penuh pengabdian,
kejujuran, kesadaran, dan tanggung jawab;
6) Menunjukkan integritas dan keteladanan dalam sikap, perilaku,
ucapan dan tindakan kepada setiap orang, baik di dalam maupun di
luar kedinasan;
7) Menyimpan rahasia jabatan dan hanya dapat mengemukakan
rahasia jabatan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan; dan
8) Bersedia ditempatkan di seluruh wilayah Negara Kesatuan
Republik Indonesia.

c. Kode Etik dan Kode Perilaku ASN


Kode etik dan kode perilaku yang di atur dalam UU No. 5 Tahun
2014 tentang Aparatur Sipil Negara menjadi acuan bagi para ASN dalam
penyelenggaraan birokrasi pemerintah. Fungsi kode etik dan kode perilaku
ini sangat penting dalam birokrasi dalam menyelenggarakan pemerintah.
Fungsi tersebut, antara lain:

26
1) Sebagai pedoman, panduan birokrasi publik/ aparatur sipil negara dalam
menjalankan tugas dan kewenangan agar tindakannya dinilai baik.
2) Sebagai standar penilaian sifat, perilaku, dan tindakan birokrasi publik/
aparatur sipil negara dalam menjalankan tugas dan kewenangannya.

3.2.3 Whole of Government


Whole of Government adalah sebuah pendekatan penyelenggaraan
pemerintahan yang menyatukan upaya-upaya kolaboratif pemerintahan
dari keseluruhan sektor dalam ruang lingkup koordinasi yang lebih luas
guna mencapai tujuan-tujuan pembangunan kebijakan, manajemen
program dan pelayanan publik. WoG juga dikenal sebagai pendekatan
interagency, yaitu pendekatan yang melibatkan sejumlah kelembagaan
yang terkait dengan urusan-urusan yang relevan.

Pada dasarnya pendekatan WoG mencoba menjawab pertanyaan


Kelasik mengenai koordinasi yang sulit terjadi di antara sektor atau
kelembagaan sebagai akibat dari adanya fragmentasi sektor maupun
eskalasi regulasi di tingkat sektor, sehingga WoG sering kali dipandang
sebagai perspektif baru dalam menerapkan dan memahami koordinasi
antar sektor.

Pendekatan WoG dapat beroperasi dalam tataran kelembagaan


nasional maupun daerah. Penataan kelembagaan menjadi sebuah
keharusan ketika pendekatan ini diperkenalkan.

Faktor-faktor yang mempengaruhi Whole of Government (WoG)


adalah:

1. Faktor Eksternal
Seperti dorongan publik dalam mewujudkan integrasi
kebijakan, program pembangunan dan pelayanan agar tercipta
penyelenggaraan pemerintahan yang lebih baik Selain itu,
perkembangan teknologi informasi, situasi dan dinamika kebijakan
yang lebih kompleks juga mendorong pentingnya WoG dalam

27
menyatukan institusi pemerintah sebagai penyelenggara kebijakan dan
layanan publik.

2. Faktor Internal
Adanya fenomena ketimpangan kapastitas sektoral sebagai akibat
dari adanya nuansa kompetensi antar sektor dalam pembangunan. Satu
sektor bisa menjadi sangat superior terhadap sektor lain, atau masing-
masing sektor tumbuh namun tidak berjalan beriringan, melainkan
justru kontraproduktif atau „saling membunuh‟. Masing-masing sektor
menganggap bahwa sektornya lebih penting dari yang lainnya.

3. Keberagaman
Keberagaman latar belakang, nilai, budaya, adat istiadat, serta
bentuk latar belakang lainnya mendorong adanya potensi disintegrasi
bangsa. Pemerintah sebagai institusi formal berkewajiban untuk
mendorong tumbuhnya nilai-nilai perekat kebangsaan yang akan
menjamin bersatunya elemen-elemen kebangsaan ini dalam satu frame
NKRI

Dalam hal ini WoG menjadi penting, karena diperlukan sebuah


upaya untuk memahami pentingnya kebersamaan dari seluruh sektor
guna mencapai tujuan bersama. Sikap, perilaku, dan nilai yang
berorientasi sektor harus dicairkan dan dibangun dalam fondasi
kebangsaan yang lebih mendasar, yang mendorong adanya semangat
persatuan dan kesatuan.

3.3. RANCANGAN KEGIATAN AKTUALISASI


Rancangan aktualisasi merupakan dokumen atau produk
pembelajaran aktualisasi yang dihasilkan oleh peserta latihan dasar ASN
bagi CPNS Golongan II (Basseng dan Purwana, 2015). Dalam
merancang aktualisasi, ada beberapa hal yang harus dilakukan, yaitu
sebagai berikut :
1. Mengidentifikasi, menyusun dan menetapkan isu atau permasalahan
yang terjadi dan harus dipecahkan;

28
2. Mengajukan gagasan pemecahan isu/masalah dengan menyusunnya
dalam daftar rencana kegiatan, tahapan kegiatan, dan output kegiatan;
3. Mendeskripsikan keterkaitan antara kegiatan yang diusulkan dengan
substansi mata pelatihan manajemen ASN, Whole of Government dan
Pelayanan Publik yang mendasari kegiatan, baik secara langsung atau
tidak langsung;
4. Mendeskripsikan rencana pelaksanaan kegiatan yang didasari
aktualisasi nilai – nilai dasar PNS dan kontribusi hasil kegiatan; serta
5. Mendeskripsikan hasil kegiatan yang dilandasi oleh substansi mata
pelatihan terhadap pencapaian visi, misi, tujuan organisasi dan
penguatan terhadap nilai – nilai organisasi.

Sesuai dengan landasan teori yang telah dikemukakan pada BAB III,
rancangan aktualisasi pada BAB ini merupakan rancangan aktualisasi yang
berkaitan dengan isu/permasalahan yang terkait dengan tupoksi dan diajukan
gagasan pemecahan masalah terhadap isu/permasalahan tersebut. Adapun
rencana kegiatan aktualisasi yang akan menjadi habituasi di Cabang Rutan
Padangsidimpuan di Natal adalah sebagai berikut. Tahapan Kegiatan
dijelaskan pada Tabel Rencana Kegiatan Aktualisasi.

29
Tabel 3.3.3 : Rencana Kegiatan Aktualisasi

Nilai Dasar yang Akan


No Rencana Kegiatan
Diaktualisasikan
Meminta permohonan izin dan dukungan Komitmen Mutu dan Whole of
pelaksanaan aktualisasi yang akan dilakukan di Government
1
Cabang Rutan Padangsidimpuan di Natal

Membuat papan pengumuman untuk membawa Komitmen Mutu, Etika Publik dan
tanda pengenal seperti Kartu Tanda Penduduk Whole of Government
2 (KTP) ataupun Kartu Keluarga (KK) apabila
berkunjung ke Cabang Rutan Padangsidimpuan di
Natal
Membuat Kartu Tanda Pengenal Pengunjung Akuntabilitas, Etika Publik,
3 Komitmen Mutu dan Anti
Korupsi
Membuat stempel khusus untuk setiap Akuntabilitas, Etika Publik,
4 pengunjung yang masuk ke dalam Cabang Rutan Komitmen Mutu dan Anti Korupsi
Padangsidimpuan di Natal
Membuat buku tamu yang berisi nama tamu, Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika
nama WBP yang akan dikunjungi, barang Publik, dan Komitmen Mutu
5
bawaan, jam berkunjung, alamat tamu, barang
titipan, tanggal kunjungan

Melakukan Evaluasi kegiatan aktualisasi yang Akuntabilitas dan Etika Publik


6
telah dilakukan

30
31
32
33
1.4 Rencana Jadwal Kegiatan Aktualisasi

BULAN
NOVEMBER
No KEGIATAN
MINGGU
I II III IV
Meminta permohonan izin dan dukungan pelaksanaan aktualisasi kepada
1
Kepala Cabang Rutan Padangsidimpuan di Natal
Membuat papan pengumuman untuk membawa tanda pengenal seperti
2 Kartu Tanda Penduduk (KTP) ataupun Kartu Keluarga (KK) apabila
berkunjung ke Cabang Rutan Padangsidimpuan di Natal
3 Membuat Kartu Tanda Pengenal Pengunjung

Membuat stempel khusus untuk setiap pengunjung yang masuk ke dalam


4
Cabang Rutan Padangsidimpuan di Natal
Membuat buku tamu yang berisi nama tamu, nama WBP yang akan
5 dikunjungi, barang bawaan, jam berkunjung, alamat tamu, barang
titipan, tanggal kunjungan
6 Melakukan Evaluasi kegiatan aktualisasi yang telah dilakukan

34
BAB IV

AKTUALISASI, HABITUASI DAN KOMPETENSI BIDANG TUGAS

4.1. Kegiatan Aktualisasi dan Habituasi

Kegiatan aktualisasi nilai-nilai dasar ANEKA mulai dilaksanakan tanggal


01 November 2019 sampai dengan tanggal 30 November 2019. Sesuai dengan
rancangan kegiatan yang disusun dalam Rancangan Aktuaisasi (RA),terdapat 6
(enam) kegiatan yang akan dilaksanakan. Selama periode aktualisasi (off campus)
seluruh kegiatan telah terlaksana secara keseluruhan di Cabang Rutan
Padangsidimpuan di Natal. Selama pelaksanaan aktualisasi, penulis juga
menerapkan hasil pembelajaran mata diklat yang diterima selama perkuliahan (on
campus) berupa nilai-nilai ANEKA, Pelayanan Publik, Managemen ASN dan
WoG. Berikut pelaksanaan kegiatan aktualisasi selama periode off campus :

Tabel 5.1 : Pelaksanaan Kegiatan Aktualisasi dan Habituasi


KEGIATAN 1
ISU Belum optimalnya tanda pengenal bagi
pengunjung yang berkunjung ke Cabang Rutan
Padangsidimpuan di Natal

KEGIATAN Meminta permohonan izin dan dukungan pelaksanaan


aktualisasi kepada atasan/ Plt. Kepala Cabang Rutan
Padangsidimpuan di Natal
TANGGAL 01 November 2019 s/d 04 November 2019
DAFTAR LAMPIRAN Foto dokumentasi dan surat izin pelaksanaan kegiatan
aktualisasi
A. Kegiatan dan Tahapan Kegiatan yang telah dilaksanakan

1.Deskripsi Kegiatan
Kegiatan ini dilakukan agar pelaksanaan aktualisasi di Cabang Rutan
Padangsidimpuan di Natal berjalan dengan izin yang telah diberikan oleh atasan/ Plt.
Kepala serta mendapat pengawasan, peninjauan saran/masukan mengenai setiap kegiatan
aktualisasi yang dilakukan.

35
2.Tahapan Kegiatan
1. Mempersiapkan bahan laporan aktualisasi
2. Menjelaskan maksud dan tujuan rancangan aktualisasi kepada atasan/ Plt. Kepala
Cabang Rutan Padangsdimpuan di Natal
3. Meminta izin pelaksanaan aktualisasi kepada atasan/ Plt. Kepala Cabang Rutan
Padangsidimpuan di Natal
B. Output/ Hasil

Adanya surat izin pelaksanaan aktualisasi di Cabang Rutan Padangsidimpuan di Natal.


C. Keterkaitan Substansi Mata Pelatihan

1. Membuat daftar kegiatan yang merupakan wujud kreativitas (Komitmen Mutu), taat
aturan (Etika Publik) dan Kejelasan (Akuntabilitas)
2. Untuk mendapatkan surat persetujuan aktualisasi dibutuhkan kerja sama dengan
pimpinan atau atasan serta menggunakan bahasa yang baik dan benar (Etika Publik)
3. Membuat persiapan sebelum menemui atasan merupakan wujud dari ketelitian dan
pertanggungjawaban (Akuntabilitas)

D. Kontribusi Terhadap Visi dan Misi Organisasi

Dengan kegiatan meminta permohohan izin dan dukungan kepada atasan dengan cara yang
sopan dan santun maka akan mendukung perwujudan misi yang keenam yaitu Mewujudkan
aparatur Kementerian Hukum dan HAM yang profesional dan berintegritas.

E. Penguatan Nilai - Nilai Organisasi

Melalui kegiatan meminta permohonan izin dan dukungan pelaksanaan aktualisasi


kepada atasan/Plt. Kepala Cabang Rutan Padangsidimpuan di Natal maka
terwujudnya nilai organisasi yaitu :
Akuntabel, Sinergi, Transparan dan Inovatif

36
F. Bukti-Bukti Capaian Aktualisasi

1. Mempersiapkan bahan laporan aktualisasi

2. Menjelaskan maksud dan tujuan rancangan aktualisasi kepada atasan/ Plt. Kepala
Cabang Rutan Padangsdimpuan di Natal

37
3. Meminta izin pelaksanaan aktualisasi kepada atasan/ Plt. Kepala Cabang Rutan
Padangsidimpuan di Natal

Output/ Hasil

38
Output/Hasil

39
KEGIATAN 2
ISU Belum optimalnya tanda pengenal
bagi pengunjung yang berkunjung
ke Cabang Rutan Padangsidimpuan
di Natal
KEGIATAN Membuat papan pengumuman untuk
membawa tanda pengenal seperti Kartu
Tanda Penduduk (KTP) ataupun Kartu
Keluarga (KK) apabila berkunjung ke
Cabang Rutan Padangsidimpuan di
Natal
TANGGAL 05 November 2019
DAFTAR LAMPIRAN Foto dokumentasi
A. Kegiatan dan Tahapan Kegiatan yang telah dilaksanakan

1.Deskripsi Kegiatan
Kegiatan ini dilaksanakan agar pengunjung yang akan berkunjung ke Cabang
Rutan Padangsidimpuan di Natal membawa tanda pengenal yang mereka
punya yang menyatakan bahwa itu adalah benar dirinya. Hal ini guna
mencegah terjadinya pelarian warga binaan pemasyarakatan.

2.Tahapan Kegiatan
1. Merancang surat pengumuman yang akan ditempelkan di depan Cabang Rutan
Padangsidimpuan di Natal
2. Konsultasi kepada atasan/ Plt. Kepala mengenai isi dari pengumuman tersebut
3. Mencetak surat pengumuman
4. Meminta tanda tangan Plt. Kepala sebagai bukti persetujuan surat
pengumuman tersebut
5. Menempelkan surat pengumuman di depan Cabang Rutan Padangsidimpuan di
Natal

40
B. Output/ Hasil

Adanya surat pengumuman untuk membawa tanda pengenal seperti Kartu


Tanda Penduduk (KTP) ataupun Kartu Keluarga (KK) apabila berkunjung ke
Cabang Rutan Padangsidimpuan di Natal.
C. Keterkaitan Substansi Mata Pelatihan

1. Dalam membuat rancangan surat pengumuman dibutuhkan kreativitas dan


inovasi (Komitmen Mutu)
2. Dalam meminta persetujuan kepada atasan dibutuhkan tata karma, etka, dan
sopan santun (Etika Publik)
3. Dengan mencetak surat pengumuman sendiri kegiatan bisa menjadi lebih
cepat dan efisien (Pelayanan Publik)
4. Meminta tanda tangan memerlukan kerja sama (Whole of Government)
dan sopan-santun (Etika Publik)
5. Bertanggung jawab dalam melakukan hal kecil seperti menempelkan surat
pengumuman (Akuntabilitas)

D. Kontribusi Terhadap Visi dan Misi Organisasi

Dengan kegiatan membuat papan pengumuman untuk membawa tanda


pengenal/identitas bagi pengunjung maka akan mendukung perwujudan misi
yang kelima yaitu Mewujudkan layanan manajemen administrasi Kementerian
Hukum dan HAM.
E. Penguatan Nilai - Nilai Organisasi

Melalui kegiatan membuat papan pengumuman untuk membawa tanda


pengenal seperti Kartu Tanda Penduduk (KTP) ataupun Kart u Keluarga
(KK) apabila berkunjung ke Cabang Rutan Padangsidimpuan di
Natalmaka terwujudnya nilai organisasi yaitu :
Akuntabel, sinergi, dan inovatif

41
F. Bukti - Bukti Capaian Aktualisasi

1. Merancang surat pengumuman yang akan ditempelkan di depan Cabang


Rutan Padangsidimpuan di Natal

2. Konsultasi kepada atasan/ Plt. Kepala mengenai isi dari pengumuman


tersebut

3. Mencetak surat pengumuman

42
4. Meminta tanda tangan Plt. Kepala sebagai bukti persetujuan surat
pengumuman tersebut

5. Menempelkan surat pengumuman di depan Cabang Rutan Padangsidimpuan


di Natal

43
Output/ Hasil

44
KEGIATAN 3
ISU Belum Optimalnya Tanda Pengenal bagi
Pengunjung yang Berkunjung ke
Cabang Rumah Tahanan Negara
Padangsidimpuan di Natal
KEGIATAN Membuat Kartu Tanda Pengunjung
TANGGAL 06 November 2019 s/d 09 November 2019
DAFTAR LAMPIRAN Foto dokumentasi
A. Kegiatan dan Tahapan Kegiatan yang telah dilaksanakan

1.Deskripsi Kegiatan
Kegiatan ini dilaksanakan agar petugas dapat membedakan pengunjung dengan
warga binaan pemasyarakatan. Hal ini guna mencegah terjadinya pelarian.

2.Tahapan Kegiatan
1.Merancang desain kartu tanda pengunjung
2.Konsultasi kepada atasan mengenai desain kartu tanda pengunjung
3.Mencetak desain kartu tanda pengunjung
4.Membuat kartu tanda pengunjung
5.Menerapkan pemakaian kartu kepada pengunjung

B. Output/ Hasil

Adanya kartu identitas untuk pengunjung WBP

C. Keterkaitan Substansi Mata Pelatihan

1. Dalam membuat kartu dibutuhkan kreativitas dan inovasi (Komitmen Mutu)


2. Dalam hal berkomunikasi dengan atasan harus sopan dan santun (Etika
Publik)
3. Dalam pencetakan desain kartu tanda pengunjung dilakukan dengan tepat dan
efisien (Pelayanan Publik)
4. Dalam pembuatan kartu tanda pengunjung diperlukan kreativitas (Komitmen
mutu)

45
5. Dalam penerapan pemakaian kartu tanda pengunjung, harus sopan, beretika
dan memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat (Pelayanan Publik)

D. Kontribusi Terhadap Visi dan Misi Organisasi

Dengan kegiatan membuat kartu tanda pengunjung , terlihat adanya pengawasan


terhadap pengunjung dan warga binaan. Hal ini mendukung perwujudan misi yang
keenam yaitu Mewujudkan aparatur Kementerian Hukum dan HAM yang
profesional dan berintegritas dan misi yang keempat Mewujudkan penghormatan,
pemenuhan, dan perlindungan HAM.

E. Penguatan Nilai - Nilai Organisasi

Melalui kegiatan membuat kartu tanda pengunjung maka terwujudnya nilai


organisasi yaitu :
Akuntabel, sinergi dan transparan

F. Bukti - Bukti Capaian Aktualisasi

1. Merancang desain kartu tanda pengunjung

46
2. Konsultasi kepada atasan mengenai desain kartu tanda pengunjung

3. Mencetak desain kartu tanda pengunjung

4. Membuat kartu tanda pengunjung

47
5. Menerapkan pemakaian kartu kepada pengunjung

48
Output/ Hasil

49
KEGIATAN 4
ISU Belum optimalnya tanda pengenal bagi
pengunjung yang berkunjung ke
Cabang Rutan Padangsidimpuan di
Natal
KEGIATAN Membuat stempel ultraviolet khusus untuk
setiap pengunjung yang masuk ke dalam
Cabang Rutan Padangsidimpuan di Natal
TANGGAL 11 November 2019 s/d 16 November 2019
DAFTAR LAMPIRAN Foto dokumentasi
A. Kegiatan dan Tahapan Kegiatan yang telah dilaksanakan

1.Deskripsi Kegiatan
Kegiatan ini dilakukan agar petugas dapat memeriksa apakah pengunjung
tersebut memang benar merupakan pengunjung atau bukan dan dapat
membedakan pengunjung yang berkunjung dengan warga binaan
pemasyarakatan.

2.Tahapan Kegiatan
1. Merancang desain stempel ultraviolet khusus pengunjung
2. Konsultasi kepada atasan mengenai desain stempel
3. Menempah stempel ultraviolet
4. Penerapan stempel ultraviolet kepada pengunjung yang masuk ke
dalam cabang rutan

B. Output/ Hasil

Adanya stempel ultraviolet bagi pengunjung yang berkunjung di Cabang Rutan


Padangsidimpuan di Natal.

C. Keterkaitan Substansi Mata Pelatihan

50
1. Merancang desain stempel ultraviolet khusus pengunjung
2. Konsultasi kepada atasan mengenai desain stempel
3. Menempah stempel ultraviolet
4. Penerapan stempel ultraviolet kepada pengunjung yang masuk ke dalam
Cabang Rutan Padangsidimpuan di Natal

D. Kontribusi Terhadap Visi dan Misi Organisasi

Dengan kegiatan membuat stempel ultraviolet khusus untuk pengunjung,


terlihat adanya pengawasan terhadap pengunjung dan warga binaan. Hal ini
mendukung perwujudan misi yang keenam yaitu Mewujudkan aparatur
Kementerian Hukum dan HAM yang profesional dan berintegritas dan misi
yang keempat Mewujudkan penghormatan, pemenuhan, dan perlindungan
HAM.
E. Penguatan Nilai - Nilai Organisasi

Melalui kegiatan membuat stempel ultraviolet khusus untuk setiap


pengunjung yang masuk ke dalam Cabang Rutan Padangsidimpuan di
Natal maka terwujudnya nilai organisasi yaitu :
Akuntabel, professional dan inovatif

F. Bukti-Bukti Capaian Aktualisasi

1. Merancang desain stempel ultraviolet khusus pengunjung

51
2. Konsultasi kepada atasan mengenai desain stempel

3. Menempah stempel ultraviolet

4. Penerapan stempel ultraviolet kepada pengunjung yang masuk ke dalam


cabang rutan

52
53
Output/ Hasil

54
55
KEGIATAN 5
ISU Belum optimalnya tanda pengenal bagi
pengunjung yang berkunjung ke
Cabang Rutan Padangsidimpuan di
Natal
KEGIATAN Membuat buku tamu yang berisi nama
tamu, nama WBP yang akan dikunjungi,
barang bawaan, jam berkunjung, alamat
tamu, barang titipan, tanggal kunjungan
TANGGAL 18 November 2019 s/d 26 November 2019
DAFTAR LAMPIRAN Foto dokumentasi
A. Kegiatan dan Tahapan Kegiatan yang telah dilaksanakan
1.Deskripsi Kegiatan
Kegiatan ini dilakukan agar buku tamu tidak rusak dan identitas pengunjung
yang berkunjung dapat tercatat dengan rapi di buku tamu.

2.Tahapan Kegiatan
1. Memperbaiki buku tamu yang sudah ada
2. Menyampul buku tersebut dengan menggunakan sampul buku yang
terbuat dari plastik kaca agar tidak basah saat terkena air
3. Membuat tabel pengisian data pengunjung
4. Melakukan pengisian data terhadap pengunjung yang datang

B. Output/ Hasil

Buku tamu yang sudah diperbaiki dan disampul dengan rapi

56
C. Keterkaitan Substansi Mata Pelatihan

1. Dalam memperbaiki buku tamu harus berinovasi dan kreatif agar terlihat
bagus dan rapi (Komitmen Mutu)
2. Dalam menyampul buku tamu diperlukan ketelitian dan inovasi (Komitmen
mutu)
3. Dalam pembuatan tabel pengisian data pengunjung harus dilakukan dengan
cepat dan efesien (Pelayanan Publik)
4. Dalam meminta data dan tanda pengenal/ identitas pengunjung harus
dilakukan dengan sopan, santun, beretika (Etika Publik)

D. Kontribusi Terhadap Visi dan Misi Organisasi

Dengan kegiatan memperbaiki buku tamu, maka akan mendukung perwujudan


visi yang kelima yaitu Mewujudkan layanan manajemen administrasi
Kementerian Hukum dan HAM.
E. Penguatan Nilai - Nilai Organisasi
Melalui kegiatan membuat buku tamu yang berisi nama tamu, nama WBP
yang akan dikunjungi, barang bawaan, jam berkunjung, alamat tamu,
barang titipan, tanggal kunjungan maka terwujudnya nilai organisasi yaitu :
Inovatif,transparan, dan sinergi

F. Bukti-Bukti Capaian Aktualisasi

1. Memperbaiki buku tamu yang sudah ada

57
2. Menyampul buku tersebut dengan menggunakan sampul buku yang terbuat
dari plastik kaca agar tidak basah saat terkena air

3. Membuat tabel pengisian data pengunjung

58
4. Melakukan pengisian data terhadap pengunjung yang datang

Output/ Hasil

59
KEGIATAN 6
ISU Belum optimalnya tanda pengenal bagi
pengunjung yang berkunjung ke
Cabang Rutan Padangsidimpuan di
Natal
KEGIATAN Melakukan evaluasi kegiatan aktualisasi
yang telah dilakukan
TANGGAL 27 November 2019 s/d 28 November 2019
DAFTAR LAMPIRAN Foto dokumentasi, hasil evaluasi kegiatan
dan testimoni dari atasan
A. Kegiatan dan Tahapan Kegiatan yang telah dilaksanakan

1.Deskripsi Kegiatan
Kegiatan ini dilakukan agar seluruh kegiatan aktualisasi yang dilakukan dapat
dievaluasi. Selain itu, atasan juga dapat memberikan saran/masukan mengenai
kegiatan tersebut.

2.Tahapan Kegiatan
1. Membandingkan hasil telaah awal dengan kondisi yang telah dilakukan
2. Melaporkan hasil perbandingan dan hasil evaluasi kegiatan kepada atasan
3. Meminta Testimoni kepada atasan

B. Output/ Hasil

Adanya hasil evaluasi kegiatan aktualisasi dan testimoni dari atasan


C. Keterkaitan Substansi Mata Pelatihan

1. Membandingkan hasil telaah awal dengan kondisi yang telah dilakukan


merupakan wujud dari pertanggungjawaban (Akuntabilitas) dan jujur
dalam melaksanakan tugas (Anti Korupsi)
2. Menyampaikan hasil laporan dengan santun (Etika Publik) dan
bertanggung jawab dalam menjalankan tugas (Akuntabilitas)

60
3. Meminta testimoni dari atasan dengan sopan dan santun (Etika Publik)

D. Kontribusi Terhadap Visi dan Misi Organisasi

Dengan melakukan evaluasi kegiatan aktualisasi dan melaporan hasil evaluasi


dengan sopan dan santun maka akan mendukung perwujudan misi yang keenam
yaitu Mewujudkan aparatur Kementerian Hukum dan HAM yang profesional dan
berintegritas
E. Penguatan Nilai - Nilai Organisasi

Melalui kegiatan melakukan evaluasi kegiatan aktualisasis yang telah


dilakukan maka terwujudnya nilai organisasi yaitu :
Akuntabel, Profesional, Sinergi, Transparan, dan Inovatif
F. Bukti-Bukti Capaian Aktualisasi

1. Membandingkan hasil telaah awal dengan kondisi yang telah dilakukan

2. Melaporkan hasil perbandingan dan hasil evaluasi kegiatan kepada atasan

61
3. Meminta Testimoni kepada atasan

62
63
64
65
66
4.2. Penguatan Kompetensi Teknis Bidang Tugas

67
4.3. Hambatan dan Strategi Mengatasinya
Selama melaksanakan kegiatan aktualisasi di Cabang Rumah Tahanan
Negara Padangsidimpuan di Natal terdapat kendala dan permasalahan yang
dihadapi oleh penulis yaitu dapat dilihat pada rincian tabel berikut :

No Kegiatan Masalah Solusi


Meminta permohonan izin dan
dukungan pelaksanaan aktualisasi
1 - -
kepada Atasan/Plt. Kepala Cabang
Rutan Padangsidimpuan di Natal

Membuat papan pengumuman untuk


membawa tanda pengenal seperti Kartu Sulitnya membuat format Meminta arahan dan
Tanda Penduduk (KTP) ataupun Kartu papan pengumuman untuk petunjuk kepada
2
Keluarga (KK) apabila berkunjung ke membawa tanda pengenal pimpinan
Cabang Rutan Padangsidimpuan di
Natal
Belum adanya anggaran
Membuat Kartu Tanda Pengunjung
biaya dari kantor untuk Menggunakan biaya
membuat kartu tanda pribadi dan meminta
3
pengunjung dan sulitnya arahan dan petunjuk
membuat desain Kartu kepada pimpinan
Tanda Pengunjung
Sulitnya mencari toko untuk
Mencari onlineshop
Membuat stempel ultraviolet khusus menempah stempel yang dapat menempah
untuk setiap pengunjung yang masuk ke ultraviolet dan belum stempel ultraviolet
4
dalam Cabang Rutan Padangsidimpuan adanya anggaran biaya dari dan menggunakan
kantor untuk membuat
di Natal biaya pribadi
stempel ultraviolet

Membuat buku tamu yang berisi nama - -


5
tamu, nama WBP yang akan

68
dikunjungi, barang bawaan, jam
berkunjung, alamat tamu, barang
titipan, tanggal kunjungan

Melakukan evaluasi kegiatan aktualisasi


6 - -
yang telah dilakukan

69
BAB V

PENUTUP

5.1.Kesimpulan

Optimalisasi tanda pengenal bagi pengunjung yang berkunjung ke Cabang


Rutan Padangsidimpuan di natal mampu memberikan inovasi baru dan
pemecahan masalah yang ada. Salah satunya yaitu mencegah terjadinya
pelarian. Kegiatan aktualisasi ini berjalan dengan baik dan sosialisasi kepada
seluruh rekan kerja juga telah dilakukan untuk menerapkan kegiatan ini
sampai seterusnya. Hal ini juga diharapkan mampu menjadikan PNS yang
akuntabilitas dalam mengerjakan tugas yang diembannya, mempunyai
semangat nasionalisme, menjunjung tinggi nilai Etika Publik dalam melayani
masyarakat, memiliki Komitmen Mutu dalam melakukan Tupoksinya, dan
Anti Korupsi dalam melaksanakan tugas-tugasnya.

5.2. Saran

Semoga pembuatan Laporan Aktualisasi ini bisa menjadi panduan untuk


melakukan perubahan yang baik terhadap pekerjaan yang diemban. Dalam
melayani masyarakat, hendaklah untuk selalu bersikap sopan, santun, beretika
dan melayani dengan ikhlas dan menerapkan prinsip-prinsip pelayanan publik.
Selain itu, diharapkan kepada kita semua untuk tidak acuh dengan setiap
permasalahan yang ada di Unit Pelaksana Teknis masing-masing dan
membuat inovasi yang kreatif, efektif dan efisien untuk pemecahan masalah
tersebut.

70
DAFTAR PUSTAKA
Fatimah, Elly., Irawati, Erna. 2016. “Modul Latsar Manajemen ASN”. Jakarta :
Lembaga Administrasi Negara (LAN).
Kusumasari, Bevaola., dkk (2016). “Akuntabilitas” Modul Pendidikan dan
Pelatihan Prajabatan Golongan I dan II. Jakarta: Lembaga Administrasi
Negara Republik Indonesia.
Latief, Yudi., dkk (2016). “Nasionalisme” Modul Pendidikan dan Pelatihan
Prajabatan Golongan I dan II. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara
Republik Indonesia.
Mustafid, Hidayat. 2017. Peningkatan Kinerja Aparatur Sipil Negara Melalui
Budaya Organisasi. Tarbawi. 3 (01) : 1-14.
Presiden Republik Indonesia.2010. Peraturan Pemerintah Nomor : 53 Tahun
2010 Tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil
Rukmana, Nana., dkk (2016). “Etika Publik” Modul Pendidikan dan Pelatihan
Prajabatan Golongan I dan II. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara
Republik Indonesia.
Suwarno, Yogi., dkk (2016). “Whole of Government” Modul Pelatihan Dasar
Kader PNS. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia.
Taufiq, Muhammad., dkk (2016). “Komitmen Mutu” Modul Pendidikan dan
Pelatihan Prajabatan Golongan I dan II. Jakarta: Lembaga Administrasi
Negara Republik Indonesia.
Tim Penyusun Modul KPK. 2014. “Modul Latsar Anti Korupsi”. Jakarta :
Lembaga Administrasi Negara (LAN).
Undang-Undang No. 05 Tahun 2014 Tentang Aparatur Negara Sipil.

71
LAMPIRAN

72
73
74
75
76
77
78
79
80
81

Anda mungkin juga menyukai