Anda di halaman 1dari 34

RANCANGAN AKTUALISASI

PELATIHAN DASAR CPNS GOLONGAN II


ANGKATAN VI KELAS A
DI PALANGKA RAYA

MENCEGAH PENYEBARAN KUMAN DAN BAKTERI KARENA SERING


MELAKUKAN PENGGELEDAHAN BADAN
DI RUMAH TAHANAN NEGARA KELAS IIB BUNTOK

Disusun oleh :

NAMA : MUHAMMAD RAHUL SAYID

NIP : 20000329 201901 1001

Nomor Peserta : 25

KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA


KANTOR WILAYAH KALIMANTAN TENGAH

9
RANCANGAN AKTUALISASI

PELATIHAN DASAR CPNS GOLONGAN II ANGKATAN II KELAS B

TAHUN 2018

JUDUL : MENCEGAH PENYEBARAN KUMAN DAN BAKTERI


KARENA SERING MELAKUKAN PENGGELEDAHAN
BADAN

NAMA : MUHAMMAD RAHUL SAYID

NIP : 20000329 201901 1001

NO. PESERTA : 25

DISETUJUI UNTUK DISEMINARKAN

TANGGAL SEPTEMBER 2019

DI BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA

PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

Mentor, Pembimbing,

TIIMBUL SETIYADI,S.H Dr. Kondrad Sawang,M.Pd

NIP. 19821118 200212 1 001 NIP. 19651022 199003 1 010

10
LEMBAR PENGESAHAN

RANCANGAN AKTUALISASI

PELATIHAN DASAR CPNS GOLONGAN II ANGKATAN VI KELAS A TAHUN


2019

JUDUL : MENCEGAH PENYEBARAN KUMAN DAN BAKTERI


KARENA SERING MELAKUKAN PENGGELEDAHAN
BADAN

NAMA : MUHAMMAD RAHUL SAYID

NIP : 20000329 201901 1001

NO. PESERTA : 25

TELAH DISEMINARKAN

TANGGAL OKTOBER 2019

DI LEMBAGA PENJAMIN MUTU PENDIDIKAN

PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

DEWAN PENGUJI
NAMA KETERANGAN TANDA TANGAN
1 Sri Widanarni,S.IP.M.Si
PENGUJI
NIP. 19690212 198911 2 001 (..........................)
2 Timbul Setiyadi, S.H
MENTOR
NIP. 19821118 200212 1 001 (..........................)
3 Dr. Kondrad Sawang, M.Pd
COACH
NIP. 19651022 199003 1 010 (..........................)

11
12
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan berkat dan anugerah Tuhan Yang Maha Esa,

sehingga penulis dapat menyelesaikan dengan baik Rancangan Aktualisasi

mencegah penyebaran kuman dan bakteri karena sering melakukan

penggeledahan badan di Rumah Tahanan Negara kelas IIb Buntok, sebagai

salah satu syarat kelulusan Pelatihan Dasar CPNS Kantor Wilayah Kementerian

Hukum dan HAM Golongan II Angkatan VI tahun 2019 di Lembaga Penjamin

Mutu Pendidikan Provinsi Kalimantan Tengah. Dalam melaksanakan kegiatan

aktualisasi ini, penulis banyak mendapatkan bimbingan, bantuan, dan dukungan

dari banyak pihak sehingga laporan ini dapat terselesaikan. Oleh karena itu,

penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Dr. Kondrad Sawang, M.Pd selaku pembimbing / coach dalam penulisan ini

yang banyak memberi pengarahan, revisi, dan saran kepada penulis laporan

rancangan Aktualisasi ini.

2. Timbul Setiyadi,S.H selaku Mentor yang telah banyak memberi pengarahan,

revisi, dan saran kepada penulis dalam pelaksanaan rancangan Aktualisasi

sehingga terwujudnya laporan Aktualisasi ini.

3. Seluruh widyaswara dan pegawai BPSDM yang tidak bisa disebutkan

namanya satu persatu yang telah bersedia memberi ilmu dan membimbing

dan membantu penulis selama Diklat Latihan Dasar CPNS Golongan II

Angkatan Dua Kelas B Tahun 2018.

13
4. Seluruh keluarga terkasih terima kasih atas doa dan cinta kasihnya selama ini

serta dukungan dalam penyelesaian laporan Aktualisasi.

5. Teman – teman peserta Pelatihan Dasar CPNS Golongan II Angkatan VI

Kelas A Tahun 2019 yang selalu memberikan motivasi baik berupa pendapat

dan hal –hal lainnya dalan rangka penyelesaian laporan Aktualisasi

Penulis berusaha untuk menyelesaikan laporan aktualisasi ini dengan sebaik

– baiknya, namun demikian penulis masih menyadari masih banyak kekurangan.

Oleh karena itu demi kesempurnaan, penulis mengharapkan adanya kritik dan

saran dari semua pihak, untuk menyempurnakannya.

Palangka Raya, Oktober 2019

Penulis

14
15
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

tahun 1945 disebutkan bahwa tujuan nasional negara Indonesia adalah

melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan

kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, ikut melaksanakan

ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan

keadialan sosial. Untuk mewujudkan tujuan nasional tersebut dibutuhkan

perangkat pelaksana maka dibentuklah Aparatur Sipil Negara (ASN).

Berdasarkan peraturan baru tentang Aparatur Sipil Negara yang tertuang

dalam UU NO. 5 Tahun 2014 bahwa Aparatur Sipil Negara yang umum disebut

sebagai birokrat bukan sekedar merujuk kepada jenis pekerjaan tetapi

merujuk kepada seluruh profesi pelayanan publik. Untuk mewujudkan

Aparatur Sipil Negara yang profesional maka diperlukan Pelatihan Dasar.

Kepolisian Khusus Pemasyarakatan (POLSUSPAS) adalah Pegawai

Negeri Sipil yang bekerja sebagai pegawai negeri sipil Kemenkumham,

Kepolisian Khusus Pemasyarakatan (POLSUSPAS) yang bertanggung jawab

melakukan pembinaan terhadap narapidana atau tahanan di Lembaga

Pemasyarakatan maupun Rumah Tahanan. Kepolisian Khusus

Pemasyarakatan (POLSUSPAS) diharapkan dapat melaksanakan tugas dan

fungsinya dengan menerapkan nilai-nilai dasar aparatur sipil negara (ASN)

16
dalam menyelesaikan suatu isu, yaitu : Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika

Publik, Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi (ANEKA) pada setiap kegiatan

pembinaan kepada narapidana dan pelayanan kepada masyarakat.

B. Tujuan Aktulisasi

1. Tujuan Umum

Berdasarkan latar belakang diatas, tujuan yang ingin dicapai oleh

penulis, yaitu mampu mengaktualisasikan nilai-nilai dasar profesi PNS

dalam menyelesaikan isu di instansi tempat melaksanakan tugas.

Kompetensi yang akan dicapai dalam mengaktualisasikan nilai-nilai dasar

yaitu :

a. Kemampuan mewujudkan akuntabilitas dalam melakukan tugas

jabatannya.

b. Kemampuan mengedepankan kepentingan nasional dalam pelaksanaan

tugas jabatannya.

c. Kemampuan menjunjung tinggi standar etika publik dalam pelaksanaan

tugas jabatannya.

d. Kemampuan berinovasi untuk peningkatan mutu pelaksanaan tugas

jabatannya.

e. Kemampuan untuk tidak korupsi dan mendorong pemberantasan korupsi

di lingkungan instansinya.

2. Tujuan Khusus

17
Adapun tujuan khusus dari aktualisasi ini adalah untuk menciptakan

Kepolisian Khusus Pemasyarakatan (POLSUSPAS) sebagai Aparatur Sipil

Negara (ASN) yang mampu mengimplementasikan nilai-nilai dasar

ANEKA pada tiap kegiatan :

a. Melapor kepada mentor dan pimpinan mengenai rancangan

aktualisasi.

b. Membuat banner pentingnya menjaga kebersihan.

c. Memastikan ketersediaan air bersih dalam blok WBP.

d. Mewajibkan WBP mandi pagi.

e. Mengadakan handsanitizer di tempat petugas penggeledahan.

c. Manfaat aktualisasi

Manfaat aktualisasi nilai – niolai dasar dan sikap perilaku PNS ini diharapkan :

1. Memberikan kontribusi untuk mewujudkan visi dan misi Rumah

Tahanan Negara kelas IIB Buntok.

2. Memberikan sebuah pengalaman dan pengetahuan dalam

mensinergikan makna nilai – nilai dasar ANEKA dalam

melaksanakan tugas dan pekerjaan di Rumah Tahanan Negara

kelas IIB Buntok.

3. Menjadikan sumber pemikiran untuk meningkatkan kualitas dan

mutu dalam proses pembimbingan dan pembinaan di Rumah

Tahanan Negara kelas IIB Buntok.

18
C. Ruang Lingkup Aktualisasi

Ruang lingkup rancangan kegiatan aktualisasi meliputi perancangan,

pelayanan dan menerapkan nilai-nilai Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik,

Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi dalam penyelesaian suatu isu di UPT Rumah

Tahanan Negara kelas IIB Buntok yang beralamat di Jl.Pahlawan km 5,Dusun

Selatan,Buntok,Kabupaten Barito Selatan,Kalimantan Tengah.

19
BAB II

GAMBARAN UMUM

A. Profil Rutan Kelas IIB Buntok

1. Wilayah Kerja

Rumah Tahanan Negara Kelas II B Buntok merupakan salah satu

Unit Pelaksana Teknis (UPT) dari Kantor Kementerian Hukum dan

HAM Kalimantan Tengah. Rumah Tahanan Negara Kelas II B Buntok

atau yang lebih dikenal dengan Rutan Buntok berdiri pada tahun 1983

yang sebelumnya merupakan Lembaga Pemasyarakatan Kelas II pada

tahun 1980. Dibangun diatas tanah seluas 20.000 M2 dan memiliki luas

bangunan 950 M2 yang berlokasi di Jalan Pahlawan Km. 5, Buntok,

Kabupaten Barito Selatan, Provinsi Kalimantan Tengah.

Gambar Kantor Rutan Kelas IIB Buntok

20
Adapun perincian bangunan yang ada di Rutan Kelas II B Buntok

adalah sebagai berikut :

 Ruang Kantor

 Aula Dalam dan Luar

 Bengkel Kerja (Pencucian Mobil dan Motor)

 Ruang Ibadah (Masjid dan Gereja)

 Ruang Perpustakaan

 Ruang Dapur dan Gedung

 Ruang Poliklinik

 Ruang Kunjungan

 Kolam Ikan

 Kolam Penampungan Air

 4 Blok Hunian yang terdiri dari :

1. Blok A untuk Narapidana khusus Narkotika

2. Blok B untuk Narapidana Umum

3. Blok C untuk Narapidana Wanita

4. Blok D untuk Narapidana Asimilasi dan Tahanan Pendamping

Terdapat 6 unit pos jaga bawah, pos jaga atas 4 unit, Menara air ada 1

unit. Rumah Tahanan Negara Kelas II B Buntok mempunyai daya tampung

sebanyak 150 orang. Dimana setiap Blok terdiri dari 9 (Sembilan) kamar

sampai dengan 13 (tiga belas) kamar yaitu sebagai berikut :

21
1. Blok A yang berkapasitas 35 (tiga puluh lima) orang sebanyak 9

kamar.

2. Blok B yang berkapasitas 55 (lima puluh lima) orang sebanyak 12

kamar.

3. Blok C yang berkapasitas 25 (dua puluh lima) orang sebanyak 9

kamar.

4. Blok D yang berkapasitas 35 (tiga puluh lima) orang sebanyak 13

kamar.

1. Struktur Organisasi

Petugas Rutan Buntok sebagai ujung tombak dalam pembinaan warga

binaan pemasyarakatan haruslah memiliki pembagian tugas untuk

menjalankan proses pembinaan secara maksimal. Maka dari itu dalam

kesehariannya Rutan Kelas II B Buntok memiliki struktur jabatan untuk

membagi tugasnya masing-masing. Adapun struktur organisasi yang ada di

Rutan Kelas II B Buntok adalah sebagai berikut

Tugas dari masing-masing Subsi dari Rutan Kelas II B Buntok adalah sebagai

berikut :
Mastur A. Md. IP., S. H., M. M.
KEPALA

M. Nur, S. H. Ahmad, S. H. Saiful, S. H.


Ka. KPR Kasubsi Pelayanan Tahanan Kabsubsi Pengelolaan

Regu Pengamanan I Staf Staf

Regu Pengamanan II

Regu Pengamanan III


22
Regu Pengamanan IV

P2U

Staf
A. Kesatuan Pengamanan Rutan

Mempunyai tugas memelihara keamanan dan ketertiban Rutan.

B. Subsi Pelayanan Tahanan

Mempunyai tugas melakukan pengadministrasian dan perawatan,

mempersiapkan pemberian bantuan hokum dan penyuluhan bagi WBP.

C. Subsi Pengelolaan

Mempunyai tugas melakukan pengurusan keuangan, perlengkapan, rumah

tangga, dan kepegawaian di lingkungan Rutan.

2. Pembinaan kepada Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP)

Rutan Kelas II B Buntok rutin memberikan pembinaan kerohanian untuk para

WBP. Untuk yang beragama Islam rutin dilakukan kegiatan pengajian dengan

metode pembelajaran Iqra’ dan Al Qur’an serta ceramah agama setiap Kamis.

Setiap Jumat dilakukan sholat Jumat secara berjamaah dan pihak Rutan

melakukan pendataan bagi para WBP. Pihak Rutan juga memberikan pembinaan

yang lebih intensif untuk WBP yang jarang melaksanakan kegiatan kerohanian

Islam. Pada Bulan Ramadhan Pihak Rutan senantiasa mengakomodir warga

binaan pemasyarakatan untuk melaksanakan Sholat Tarawih berjamaah di Masjid

At-Taubah Rutan Buntok. Selama Bulan Ramadhan pun pihak Rutan mengadakan

23
pesantren kilat baik untuk WBP. Kegiatan keagamaan lainnya juga rutin diadakan

di Rutan Buntok seperti Peringatan Maulid Nabi, Isra’ miraj, Hari Raya Idul Fitri,

Hari Raya Idul Adha, dan lain-lain.

Untuk warga binaan pemasyarakatan yang beragama Kristen, pihak Rutan

Kelas II B Buntok juga telah menyediakan gereja untuk melaksanakan ibadah.

Pihak Rutan rutin melaksanakan melaksanakan kegiatan kebaktian tiap hari Senin

dan Kamis yang dipimpin langsung oleh pendeta dari gereja-gereja yang ada di

Kabupaten Barito Selatan. Selain itu pihak Rutan juga rutin melaksanakan

kegiatan-kegiatan lain seperti Perayaan Natal dan Paskah di Gereja Oikumene

Rutan Kelas II B Buntok.

Sebagai bekal para warga binaan pemasyarakatan Rutan Kelas II B Buntok

menyediakan sarana pembekalan keterampilan. Seperti keterampilan memasak,

berkebun, dan budidaya ikan. Pada akhirnya nanti, kesemua kegiatan pembinaan

tersebut akan bermuara kepada warga binaan pemasyarakatan itu sendiri dalam

menjalani kehidupan setelah bebas nanti.

3. Sarana Kesehatan di Rumah Tahanan Negara

Dalam penunjang kondisi kesehatan tubuh warga binaan pemasyarakatan

pihak Rutan menyediakan klinik kesehatan. Klinik kesehatan Rutan Buntok

24
menyediakan pemeriksaan kesehatan dan pengobatan gratis untuk para warga

binaan pemasyarakatan. Hal penting lainnya adalah berolah raga, Rutan Buntok

juga melaksanakan kegiatan futsal, volly ball, tenis meja, dan badminton di

lapangan tengah Rutan Buntok. Tak lupa setiap hari Sabtu dilaksanakan kegiatan

senam pagi dengan mendatangkan instruktur senam lokal.

Petugas Rutan Kelas II B Buntok sebagai pembina warga binaan

pemasyarakatan harus menjunjung tinggi integritas dalam menjalankan tugas

yang harus diembannya untuk menjadi suri tauladan bagi warga binaan

pemsyarakatan. Rutan Kelas II B Buntok akan senantiasa meningkatkan kualitas

pembinaan untuk warga binaan pemasyarakatan agar dapat menjadi insan yang

bermanfaat untuk masyarakat bangsa dan negara setelah bebas nanti.

B. Visi dan Misi

Adapun Visi dan Misi Rutan Kelas II B Buntok adalah :

1.Visi

Memulihkan kesatuan hubungan hidup, kehidupan, dan penghidupan warga

binaan pemasyarakatan sebagai individu, anggota masyarakat dan makhluk Tuhan

Yang Maha Esa.

2.Misi

 kualitas ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa

 kualitas intelektual

 kualitas sikap dan prilaku

 kualitas prifesonalisme/keterampilan

25
 kualitas kesehatan hasmani dan roh.

C. Sasaran Kinerja Pegawai

Penulis sebagai petugas satuan pengamanan Rutan Kelas II B Buntok, saat ini

ditugaskan sebagai Petugas Pintu Utama (P2U). Memiliki Sasaran Kinerja

Pegawai (SKP) sebagai berikut :

1. Memeriksa dan menggeledah pegawai yang masuk ataupun keluar.

2. Memeriksa dan menggeledah tahanan atau WBP.

3. Memeriksa dan menggeledah keluarga tahanan yang berkunjung.

4. Meletakkan barang bawaan serta memastikansemua tahap berjalan.

D. Kegiatan Atas Inisiatif Sendiri

Selama masa aktualisasi kegiatan atas inisiatif sendiri yang akan saya lakukan

yaitu Mulai

26
BAB III

PENGENALAN ANEKA

A. Dasar Teoritis
1. Nilai-Nilai Dasar ASN
a. Akuntabilitas
Akuntabilitas adalah suatu kewajiban pertanggungjawaban yang
harus dicapai oleh seorang ASN(Aparatur Sipir Negara). Dalam
menciptakan lingkungan kerja yang akuntabel, ada beberapa indikator dari
nilai-nilai dasar akuntabilitas yang harus diperhatikan, yaitu :
1. Kepemimpinan : Lingkungan yang akuntabel tercipta dari atas ke bawah
dimana pimpinan memainkan peranan yang penting dalam menciptakan
lingkungannya.
2. Transparansi : Keterbukaan atas semua tindakan dan kebijakan yang
dilakukan oleh individu maupun kelompok/instansi.
3. Integritas : adalah adalah konsistensi dan keteguhan yang tak
tergoyahkan dalam menjunjung tinggi nilai-nilai luhur dan keyakinan.
4. Tanggung Jawab : adalah kesadaran manusia akan tingkah laku atau
perbuatannya yang di sengaja maupun yang tidak di sengaja.tanggung
jawab juga berarti berbuat sebagai perwujudan kesadaran akan
kewajiban.
5. Keadilan : adalah kondisi kebenaran ideal secara moral mengenai
sesuatu hal, baik menyangkut benda atau orang.
6. Kepercayaan : Rasa keadilan akan membawa pada sebuah
kepercayaan. Kepercayaan ini yang akan melahirkan akuntabilitas.
7. Keseimbangan : Untuk mencapai akuntabilitas dalam lingkungan kerja,
maka diperlukan keseimbangan antara akuntabilitas dan kewenangan,
serta harapan dan kapasitas.

27
8. Kejelasan : Pelaksanaan wewenang dan tanggungjawab harus memiliki
gambaran yang jelas tentang apa yang menjadi tujuan dan hasil yang
diharapkan.
9. Konsistensi : adalah sebuah usaha untuk terus dan terus melakukan
sesuatu sampai pada tercapai tujuan akhir.

b. Nasionalisme
Nasionalisme dalam arti sempit merupakan sikap yang
meninggikan bangsanya sendiri, sekaligus tidak menghargai bangsa lain
sebagaimana mestinya. Dalam arti luas, nasionalisme berarti pandangan
tentang rasa cinta yang wajar terhadap bangsa dan negara, sekaligus
menghormati bangsa lain.
Ada lima indikator dari nilai-nilai dasar nasionalisme yang harus
diperhatikan, yaitu :
1) Sila pertama : Ketuhanan Yang Maha Esa
2) Sila kedua : Kemanusiaan yang Adil dan Beradab
3) Sila ketiga : Persatuan Indonesia
4) Sila keempat : Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat
Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan
5) Sila kelima : Keadilan Sosial Bagi Seluruh rakyat
Indonesia

c. Etika Publik
Konsep etika sering disamakan dengan moral.Padahal ada
perbedaan antara keduanya.Etika lebih dipahami sebagai refleksi yang
baik atau benar. Sedangkan moral mengacu pada kewajiban untuk
melakukan yang baik atau apa yang seharusnya dilakukan. Etika juga
dipandang sebagai karakter atau etos individu/kelompok berdasarkan
nilai-nilai dan norma-norma luhur.

28
Kode etik adalah aturan-aturan yang mengatur tingkah laku dalam
suatu kelompok khusus, sudut pandangnya hanya ditujukan pada hal-hal
prinsip dalam bentuk ketentuan tertulis.Kode etik profesi dimaksudkan
untuk mengatur tingkah laku/etika suatu kelompok khusus dalam
masyarakat melalui ketentuan-ketentuan tertulis yang diharapkan dapat
dipegang teguh oleh sekelompok profesional tertentu. Berdasarkan UU
ASN, kode etik dan kode perilaku ASN adalah :
1) Melaksanakan tugasnya dengan jujur, bertanggung jawab
dan berintegritas.
2) Melaksanakan tugasnya dengan cermat dan disiplin.
3) Melayani dengan sikap hormat, sopan dan tanpa tekanan.
4) Melaksanakan tugasnya sesuai dengan peraturan
perundangan yang berlaku.
5) Melaksanakan tugasnya sesuai dengan perintah atasan
atau pejabat yang berwenang sejauh tidak bertentangan dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan dan etika pemerintahan.
6) Menjaga kerahasiaan yang menyangkut kebijakan negara.
7) Menggunakan kekayaan dan barang milik negara secara
bertanggung jawab, efektif dan efisien.
8) Menjaga agar tidak terjadi konflik kepentingan dalam
melaksanakan tugasnya.
9) Memberikan informasi secara benar dan tidak menyesatkan
kepada pihak lain yang memerlukan informasi terkait kepentingan
kedinasan.
10) Tidak menyalahgunakan informasi intern negara, tugas,
status, kekuasaan dan jabtannya untuk mendapat atau mencari
keuntungan atau manfaat bagi diri sendiri atau untuk orang lain.
11) Memegang teguh nilai dasar ASN dan selalu menjaga
reputasi dan integritas ASN.

29
12) Melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan
mengenai disiplin pegawai ASN.
Nilai-nilai dasar etika publik sebagaimana tercantum dalam
undang-undang ASN, memiliki indikator sebagai berikut :
1) Memegang teguh nilai-nilai dalam ideologi Negara Pancasila.
2) Setia dan mempertahankan Undang-Undang Dasar Negara
Kesatuan Republik Indonesia 1945.
3) Menjalankan tugas secara profesional dan tidak berpihak.
4) Membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian.
5) Menciptakan lingkungan kerja yang non diskriminatif.
6) Memelihara dan menjunjung tinggi standar etika luhur.
7) Mempertanggungjawabkan tindakan dan kinerjanya kepada
publik.
8) Memiliki kemampuan dalam melaksanakan kebijakan dan
program pemerintah.
9) Memberikan layanan kepada publik secara jujur, tanggap,
cepat, tepat, akurat, berdaya guna, berhasil guna, dan santun.
10) Mengutamakan kepemimpinan berkualitas tinggi.
11) Menghargai komunikasi, konsultasi, dan kerjasama.
12) Mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja
pegawai.
13) Mendorong kesetaraan dalam pekerjaan.
14) Meningkatkan efektivitas sistem pemerintahan yang
demokratis sebagai perangkat sistem karir.
d. Komitmen Mutu
Komitmen mutu adalah janji pada diri kita sendiri atau pada orang
lain yang tercermin dalam tindakan kita untuk menjaga mutu kinerja
pegawai. Komitmen mutu merupakan tindakan untuk menghargai
efektivitas, efisiensi, inovasi dan kinerja yang berorientasi mutu dalam
penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan publik.

30
Ada empat indikator dari nilai-nilai dasar komitmen mutu yang harus
diperhatikan, yaitu :
1) Efektif
Efektif adalah berhasil guna, dapat mencapai hasil sesuai dengan
target. Sedangkan efektivitas menunjukkan tingkat ketercapaian target
yang telah direncanakan, baik menyangkut jumlah maupun mutu hasil
kerja. Efektifitas organisasi tidak hanya diukur dari performans untuk
mencapai target (rencana) mutu, kuantitas, ketepatan waktu dan alokasi
sumber daya, melainkan juga diukur dari kepuasan dan terpenuhinya
kebutuhan pelanggan.
2) Efisien
Efisien adalah berdaya guna, dapat menjalankan tugas dan mencapai
hasil tanpa menimbulkan keborosan. Sedangkan efisiensi merupakan
tingkat ketepatan realiasi penggunaan sumberdaya dan bagaimana
pekerjaan dilaksanakan sehingga dapat diketahui ada tidaknya
pemborosan sumber daya, penyalahgunaan alokasi, penyimpangan
prosedur dan mekanisme yang ke luar alur.
3) Inovasi
Inovasi Pelayanan Publik adalah hasil pemikiran baru yang konstruktif,
sehingga akan memotivasi setiap individu untuk membangun karakter
sebagai aparatur yang diwujudkan dalam bentuk profesionalisme layanan
publik yang berbeda dari sebelumnya, bukan sekedar menjalankan atau
menggugurkan tugas rutin.
4) Mutu
Mutu merupakan suatu kondisi dinamis berkaitan dengan produk, jasa,
manusia, proses dan lingkungan yang sesuai atau bahkan melebihi
harapan konsumen. Mutu mencerminkan nilai keunggulan produk/jasa
yang diberikan kepada pelanggan sesuai dengan kebutuhan dan
keinginannya, bahkan melampaui harapannya. Mutu merupakan salah

31
satu standar yang menjadi dasar untuk mengukur capaian hasil kerja.
Mutu menjadi salah satu alat vital untuk mempertahankan keberlanjutan
organisasi dan menjaga kredibilitas institusi.

e. Anti Korupsi
Kata korupsi berasal dari bahasa latin yaitu Corruptio yang artinya
kerusakan, kebobrokan dan kebusukan. Korupsi sering dikatakan sebagai
kejahatan luar biasa, karena dampaknya yang luar biasa, menyebabkan
kerusakan baik dalam ruang lingkup pribadi, keluarga, masyarakat dan
kehidupan yang lebih luas.Kerusakan tidak hanya terjadi dalam kurun
waktu yang pendek, namun dapat berdampak secara jangka panjang.
Ada 9 (sembilan) indikator dari nilai-nilai dasar anti korupsi yang
harus diperhatikan, yaitu :
1) Jujur
Kejujuran merupakan nilai dasar yang menjadi landasan utama bagi
penegakan integritas diri seseorang. Tanpa adanya kejujuran mustahil
seseorang bisa menjadi pribadi yang berintegritas. Seseorang dituntut
untuk bisa berkata jujur dan transparan serta tidak berdusta baik terhadap
diri sendiri maupun orang lain, sehingga dapat membentengi diri terhadap
godaan untuk berbuat curang.
2) Peduli
Kepedulian sosial kepada sesama menjadikan seseorang memiliki
sifat kasih sayang. Individu yang memiliki jiwa sosial tinggi akan
memperhatikan lingkungan sekelilingnya di mana masih terdapat banyak
orang yang tidak mampu, menderita, dan membutuhkan uluran tangan.
Pribadi dengan jiwa sosial tidak akan tergoda untuk memperkaya diri
sendiri dengan cara yang tidak benar tetapi ia malah berupaya untuk
menyisihkan sebagian penghasilannya untuk membantu sesama.
3) Mandiri
Kemandirian membentuk karakter yang kuat pada diri seseorang menjadi

32
tidak bergantung terlalu banyak pada orang lain. Mentalitas kemandirian
yang dimiliki seseorang memungkinkannya untuk mengoptimalkan daya
pikirnya guna bekerja secara efektif. Pribadi yang mandiri tidak akan
menjalin hubungan dengan pihak-pihak yang tidak bertanggungjawab
demi mencapai keuntungan sesaat.
4) Disiplin
Disiplin adalah kunci keberhasilan semua orang. Ketekunan dan
konsistensi untuk terus mengembangkan potensi diri membuat seseorang
akan selalu mampu memberdayakan dirinya dalam menjalani tugasnya.
Kepatuhan pada prinsip kebaikan dan kebenaran menjadi pegangan
utama dalam bekerja. Seseorang yang mempunyai pegangan kuat
terhadap nilai kedisiplinan tidak akan terjerumus dalam kemalasan yang
mendambakan kekayaan dengan cara yang mudah.

5) Tanggung Jawab
Pribadi yang utuh dan mengenal diri dengan baik akan menyadari
bahwa keberadaan dirinya di muka bumi adalah untuk melakukan
perbuatan baik demi kemaslahatan sesama manusia. Segala tindak
tanduk dan kegiatan yang dilakukannya akan dipertanggungjawabkan
sepenuhnya kepada Tuhan Yang Maha Esa, masyarakat, negara, dan
bangsanya.
6) Kerja Keras
beretos kerja akan selalu berupaya meningkatkan kualitas hasil
kerjanya demi terwujudnya kemanfaatan publik yang sebesar-besarnya.
Ia mencurahkan daya pikir dan kemampuannya untuk melaksanakan
tugas dan berkarya dengan sebaik-baiknya. Ia tidak akan mau
memperoleh sesuatu tanpa mengeluarkan keringat.
7) Sederhana
Pribadi yang berintegritas tinggi adalah seseorang yang menyadari

33
kebutuhannya dan berupaya memenuhi kebutuhannya dengan
semestinya tanpa berlebih-lebihan. Ia tidak tergoda untuk hidup dalam
gelimang kemewahan. Kekayaan utama yang menjadi modal
kehidupannya adalah ilmu pengetahuan. Ia sadar bahwa mengejar harta
tidak akan pernah ada habisnya karena hawa nafsu keserakahan akan
selalu memacu untuk mencari harta sebanyak-banyaknya.
8) Berani
Seseorang yang memiliki karakter kuat akan memiliki keberanian untuk
menyatakan kebenaran dan menolak kebathilan. Ia tidak akan mentolerir
adanya penyimpangan dan berani menyatakan penyangkalan secara
tegas. Ia juga berani berdiri sendirian dalam kebenaran walaupun semua
kolega dan teman-teman sejawatnya melakukan perbuatan yang
menyimpang dari hal yang semestinya. Ia tidak takut dimusuhi dan tidak
memiliki teman kalau ternyata mereka mengajak kepada hal-hal yang
menyimpang.
9) Adil
Pribadi dengan karakter yang baik akan menyadari bahwa apa yang dia
terima sesuai dengan jerih payahnya. Ia tidak akan menuntut
untukmendapatkan lebih dari apa yang ia sudah upayakan. Bila ia seorang
pimpinan maka ia akan memberi kompensasi yang adil kepada
bawahannya sesuai dengan kinerjanya. Ia juga ingin mewujudkan
keadilan dan kemakmuran bagi masyarakat dan bangsanya.

2. Kedudukan dan Peran PNS dalam NKRI


a. Whole Of Government (WOG)
1) Pengertian
WoG merupakan pendekatan yang menekankan aspek
kebersamaan dan menghilangkan sekat-sekat sektoral yang selama ini
terbangun dalam model NPM. Bentuk pendekatannya bisa dilakukan
dalam pelembagaan formal atau pendekatan informal.

34
Dalam pengertian USIP, WoG ditekankan pada pengintegrasian
upaya-upaya kementerian atau lembaga pemerintah dalam mencapai
tujuan-tujuan bersama.WoG juga dipandang sebagai bentuk kerjasama
antar seluruh aktor, pemerintah dan sebaliknya.
2) Mengapa WOG?
Terdapat beberapa alasan yang menyebabkan mengapa WoG
menjadi penting dan tumbuh sebagai pendekatan yang mendapatkan
perhatian dari pemerintah.Pertama, adalah adanya faktor-faktor eksternal
seperti dorongan publik dalam mewujudkan integrasi kebijakan, program
pembangunan dan pelayanan agar tercipta penyelenggaraan
pemerintahan yang lebih baik.
Kedua, terkait faktor-faktor internal dengan adanya fenomena
ketimpangan kapasitas sektoral sebagai akibat dari adanya nuansa
kompetisi antar sektor dalam pembangunan.Ketiga, khususnya dalam
konteks Indonesia, keberagaman latar belakang nilai, budaya, adat
istiadat, serta bentuk latar belakang lainnya mendrong adanya potensi
disintegrasi bangsa.

3) Pendekatan WOG
Terdapat beberapa cara pendekatan WoG yang dapat dilakukan,
baik dari sisi penataan isntitusi formal dan informal. Cara-cara ini pernah
dilakukan dibeberapa negara, termasuk di Indonesia dalam level-level
tertentu, yaitu:
a) Penguatan Koordinasi antar lembaga, ini dilakukan jika
jumlah lembaga-lembaga yang dikoordinasikan masih terjangkau dan
manageable. Dalam prakteknya, span of control atau rentang kendali yang
rasional akan sangat terbatas. Salah satu alternatifnya adalah mengurangi
jumlah lembaga yang ada sampai mendekati jumlah yang ideal untuk
sebuah koordinasi.

35
b) Membentuk lembaga koordinasi khusus, ini telah dilakukan
di era sekarang dengan membentuk kementerian koordinator, sehingga
ada permanen sistem yang bertugas dalam mengkoordinasikan setiap
bentuk kegiatan.
c) Membentuk gugus tugas, merupakan bentuk pelembagaan
koordinasi yang dilakukan di luar struktur formal, yang sifatnya tidak
permanen. Pembentukan gugus tugas biasanya menjadi salah satu cara
agar sumberdaya yang terlibat dalam koordinasi tersebut dicabut
sementara dari lingkungan formalnya untuk berkonsentrasi dalam proses
koordinasi tadi.
d) Koalisi sosial merupakan bentuk informal dari penyatuan
koordinasi antar sektor atau lembaga, tanpa perlu membentuk
pelembagaan khusus dalam koordinasi ini. Di Australia dalam masa
pemerintahan Howard melakukan hal ini dengan mendorong inisiatif
koalisi sosial antar aktor pemerintah, bisnis dan kelompok masyarakat.
Koalisi sosial ini mendorong adanya penyamaan nilai persepsi tentang
suatu hal, sehingga pada akhirnya akan terjadi koordinasi alamiah.

b. Manajemen ASN
1) Kedudukan ASN
Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk menghasilkan
Pegawai ASN yang professional, memiliki nilai dasar, etika profesi, bebas
dari intervensi politik, bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan
nepotisme.Manajemen ASN lebih menekankan kepada pengaturan
profesi pegawai sehingga diharapkan agar selalu tersedia sumber daya
aparatur sipil Negara yang unggul selaras dengan perkembangan jaman.
Berikut beberapa konsep yang ada dalam UU No. 5 Tahun 2014
tentang Aparatur Sipil Negara. Berdasarkan jenisnya, Pegawai ASN
terdiri atas: 1) Pegawai Negeri Sipil (PNS); dan 2) Pegawai Pemerintah
dengan Perjanjian Kerja (PPPK). PNS merupakan warga negara

36
Indonesia yang memenuhi syarat tertentu, diangkat sebagai Pegawai ASN
secara tetap oleh pejabat pembina kepegawaian untuk menduduki jabatan
pemerintahan, memiliki nomor induk pegawai secara nasional.Sedangkan
PPPK adalah warga Negara Indonesia yang memenuhi syarat tertentu,
yang diangkat oleh Pejabat Pembina Kepegawaian berdasarkan
perjanjian kerja sesuai dengan kebutuhan Instansi Pemerintah untuk
jangka waktu tertentu dalam rangka melaksanakan tugas pemerintahan.
2) Peran ASN
Untuk menjalankan kedudukannya tersebut, maka Pegawai ASN
berfungsi sebagai berikut: 1) Pelaksana kebijakan public; 2) Pelayan
public; dan 3) Perekat dan pemersatu bangsa. Selanjutnya Pegawai ASN
bertugas: 1) Melaksanakan kebijakan yang dibuat oleh Pejabat Pembina
Kepegawaian sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;
2) Memberikan pelayanan public yang professional dan berkualitas, dan ;
3) Mempererat persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan Republik
Indonesia.
3) Hak dan Kewajiban ASN
Hak adalah sesuatu yang patut atau layak diterima. Agar dapat
melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya dengan baik dapat
meningkatkan produktivitas, menjamin kesejahteraan ASN dan akuntabel,
maka setiap ASN diberikan hak.
Hak PNS dan PPPK yang diatur dalam UU ASN sebagai berikut
PNS berhak memperoleh: 1) gaji, tunjangan, dan fasilitas; 2) cuti; 3)
jaminan pensiun dan jaminan hari tua; 4) perlindungan; dan 5)
pengembangan kompetensi. Sedangkan PPPK berhak memperoleh: 1)
gaji dan tunjangan; 2) cuti; 3) perlindungan; dan 4) pengembangan
kompeten.
Sedangkan kewajiban adalah suatu beban atau tanggungan yang
bersifat kontraktual. Dengan kata lain kewajiban adalah sesuatu yang

37
sepatutnya diberikan. Kewajiban pegawai ASN yang disebutkan dalam UU
ASN adalah:
1) setia dan taat pada Pancasila, Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Negara Kesatuan Republik
Indonesia, dan pemerintah yang sah;
2) menjaga persatuan dan kesatuan bangsa;
3) melaksanakan kebijakan yang dirumuskan pejabat
pemerintah yang berwenang;
4) menaati ketentuan peraturan perundang-undangan;
5) melaksanakan tugas kedinasan dengan penuh pengabdian,
kejujuran, kesadaran, dan tanggung jawab;
6) menunjukkan integritas dan keteladanan dalam sikap,
perilaku, ucapan dan tindakan kepada setiap orang, baik di dalam maupun
di luar kedinasan;
7) menyimpan rahasia jabatan dan hanya dapat
mengemukakan rahasia jabatan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan;
8) bersedia ditempatkan di seluruh wilayah Negara Kesatuan
Republik Indonesia.
4) Kode Etik dan Kode Perilaku ASN
Dalam UU ASN disebutkan bahwa ASN sebagai profesi
berlandaskan pada kode etik dan kode perilaku.Kode etik dan kode
perilaku ASN bertujuan untuk menjaga martabat dan kehormatan ASN.
Kode etik dan kode perilaku berisi pengaturan perilaku agar Pegawai ASN:
1) melaksanakan tugasnya dengan jujur, bertanggungjawab, dan
berintegritas tinggi;
2) melaksanakan tugasnya dengan cermat dan disiplin;
3) melayani dengan sikap hormat, sopan, dan tanpa tekanan;
4) melaksanakan tugasnya sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan

38
5) melaksnakan tugasnya sesuai dengan perintah atasan atau
Pejabat yang Berwenang sejauh tidak bertentangan dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan dan etika pemerintahan;
6) menjaga kerahasian yang menyangkut kebijakan Negara;
7) menggunakan kekayaan dan barang milik Negara secara
bertanggungjawab, efektif, dan efisien;
8) menjaga agar tidak terjadi konflik kepentingan dalam
melaksanakan tugasnya;
9) memberikan informasi secara benar dan tidak menyesatkan
kepada pihak lain yang memerlukan informasi terkait kepentingan
kedinasan;
10) tidak menyalahgunakan informasi intern Negara, tugas, status,
kekuasaan, dan jabatannya untuk mendapat atau mencari keuntungan
atau manfaat bagi diri sendiri atau untuk orang lain;
11) memegang teguh nilai dasar ASN dan selalu menjaga reputasi dan
integritas ASN; dan
12) melaksanakan ketentuan peraturan perundangundangan
mengenai disiplin Pegawai ASN.

c. Pelayanan Publik
1) Pengertian Pelayanan Publik
Pelayanan publik adalah suatu proses kegiatan yang menjadi tugas
pokok atau tanggung jawab para aparatur pemerintah negara ataupun
daerah guna memenuhi segala kebutuhan yang diperlukan oleh
masyarakat baik berupa pelayanan administratif ataupun pelayanan jasa
demi tercapainya tujuan negara yakni kesejahteraan masyarakatnya.
2) Tujuan Pelayanan Publik
Tujuan pelayanan publik pada umumnya adalah bagaimana
mempersiapkan pelayanan publik tersebut yang dikehendaki atau
dibutuhkan oleh publik, dan bagaimana menyatakan dengan tepat kepada

39
publik mengenai pilihannya dan cara mengaksesnya yang direncanakan
dan disediakan oleh pemerintah. (Zeithaml, Valarie A. (et.al).1990)
3) Ciri-ciri Pelayanan Publik
Adapun ciri khusus pelayanan publik menurut Ahmad dalam
Sondang P. Siagian (1994:81) adalah :
a)Tidak dapat memilih konsumen;
b) Perencanaan dibatasi oleh peraturan;
c) Pertanggungjawaban yang kompleks;
d) Sangat teliti;
e) Semua tindakan dapat justifikasi, dan;
f) Tujuan dan output sulit diukur dan ditentukan.
4) Standar Pelayanan Publik
Menurut Keputusan Menteri Pemberdayaan Aparatur Negara No.
63 Tahun 2003 Tentang Pedoman Umum Penyelenggaraan Pelayanan
Publik, standar pelayanan haruslah meliputi:
1) Prosedur Pelayanan
Prosedur pelayanan yang dilakukan dalam halm ini antara lain
kesederhanaan yaitu kemudahan dalam memberikan pelayanan kepada
masyarakat serta kemudahan dalam memenuhi persyaratan pelayanan.
2) Waktu Penyelesaian
Waktu yang ditetapkan sejak saat pengajuan permohonan sama
dengan penyelesaian pelayanan termasuk pengaduan haruslah berkaitan
dengan kepastian waktu dalam memberikan pelayanan sesuai dengan
ketetapan lamanya waktu pelayanan masing-masing.
3) Biaya Pelayanan.
Biaya atau tarif pelayanan termasuk rincian yang ditetapkan dalam
proses pemberian pelayanan, haruslah berkaitan dengan pengenaan
biaya yang secara wajar dan terperinci serta tidak melanggar ketentuan
yang ada.

40
4) Produk Pelayanan.
Hasil pelayanan yang diterima sesuai dengan ketentuan yang telah
ditetapkan.Hal ini berkaitan dengan kenyataan dalam pemberian
pelayanan yaitu hasil pelayanan sesuai dengan yang ditentukan serta
terbebas dari kesalahan-kesalahan teknis, baik dalam hal penulisan
permohonan yang telah diajukan sebelumnya.
5) Sarana dan Prasarana.
Penyediaan sarana dan prasarana yang memadai oleh
penyelenggara pelayanan publik.Hal ini berkaitan dengan ketersediaan
perangkat penunjang pelayanan yang memadai seperti meja, kursi, mesin
tik, dll. Serta adanya kenyamanan dan kemudahan dalam memperoleh
suatu pelayanan.

41
42

Anda mungkin juga menyukai