Disusun oleh :
Nomor Peserta : 25
9
RANCANGAN AKTUALISASI
TAHUN 2018
NO. PESERTA : 25
Mentor, Pembimbing,
10
LEMBAR PENGESAHAN
RANCANGAN AKTUALISASI
NO. PESERTA : 25
TELAH DISEMINARKAN
DEWAN PENGUJI
NAMA KETERANGAN TANDA TANGAN
1 Sri Widanarni,S.IP.M.Si
PENGUJI
NIP. 19690212 198911 2 001 (..........................)
2 Timbul Setiyadi, S.H
MENTOR
NIP. 19821118 200212 1 001 (..........................)
3 Dr. Kondrad Sawang, M.Pd
COACH
NIP. 19651022 199003 1 010 (..........................)
11
12
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan berkat dan anugerah Tuhan Yang Maha Esa,
salah satu syarat kelulusan Pelatihan Dasar CPNS Kantor Wilayah Kementerian
dari banyak pihak sehingga laporan ini dapat terselesaikan. Oleh karena itu,
1. Dr. Kondrad Sawang, M.Pd selaku pembimbing / coach dalam penulisan ini
yang banyak memberi pengarahan, revisi, dan saran kepada penulis laporan
namanya satu persatu yang telah bersedia memberi ilmu dan membimbing
13
4. Seluruh keluarga terkasih terima kasih atas doa dan cinta kasihnya selama ini
Kelas A Tahun 2019 yang selalu memberikan motivasi baik berupa pendapat
Oleh karena itu demi kesempurnaan, penulis mengharapkan adanya kritik dan
Penulis
14
15
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
dalam UU NO. 5 Tahun 2014 bahwa Aparatur Sipil Negara yang umum disebut
16
dalam menyelesaikan suatu isu, yaitu : Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika
Publik, Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi (ANEKA) pada setiap kegiatan
B. Tujuan Aktulisasi
1. Tujuan Umum
yaitu :
jabatannya.
tugas jabatannya.
tugas jabatannya.
jabatannya.
di lingkungan instansinya.
2. Tujuan Khusus
17
Adapun tujuan khusus dari aktualisasi ini adalah untuk menciptakan
aktualisasi.
c. Manfaat aktualisasi
Manfaat aktualisasi nilai – niolai dasar dan sikap perilaku PNS ini diharapkan :
18
C. Ruang Lingkup Aktualisasi
Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi dalam penyelesaian suatu isu di UPT Rumah
19
BAB II
GAMBARAN UMUM
1. Wilayah Kerja
atau yang lebih dikenal dengan Rutan Buntok berdiri pada tahun 1983
tahun 1980. Dibangun diatas tanah seluas 20.000 M2 dan memiliki luas
20
Adapun perincian bangunan yang ada di Rutan Kelas II B Buntok
Ruang Kantor
Ruang Perpustakaan
Ruang Poliklinik
Ruang Kunjungan
Kolam Ikan
Terdapat 6 unit pos jaga bawah, pos jaga atas 4 unit, Menara air ada 1
sebanyak 150 orang. Dimana setiap Blok terdiri dari 9 (Sembilan) kamar
21
1. Blok A yang berkapasitas 35 (tiga puluh lima) orang sebanyak 9
kamar.
kamar.
kamar.
kamar.
1. Struktur Organisasi
Tugas dari masing-masing Subsi dari Rutan Kelas II B Buntok adalah sebagai
berikut :
Mastur A. Md. IP., S. H., M. M.
KEPALA
Regu Pengamanan II
P2U
Staf
A. Kesatuan Pengamanan Rutan
C. Subsi Pengelolaan
WBP. Untuk yang beragama Islam rutin dilakukan kegiatan pengajian dengan
metode pembelajaran Iqra’ dan Al Qur’an serta ceramah agama setiap Kamis.
Setiap Jumat dilakukan sholat Jumat secara berjamaah dan pihak Rutan
melakukan pendataan bagi para WBP. Pihak Rutan juga memberikan pembinaan
yang lebih intensif untuk WBP yang jarang melaksanakan kegiatan kerohanian
At-Taubah Rutan Buntok. Selama Bulan Ramadhan pun pihak Rutan mengadakan
23
pesantren kilat baik untuk WBP. Kegiatan keagamaan lainnya juga rutin diadakan
di Rutan Buntok seperti Peringatan Maulid Nabi, Isra’ miraj, Hari Raya Idul Fitri,
Pihak Rutan rutin melaksanakan melaksanakan kegiatan kebaktian tiap hari Senin
dan Kamis yang dipimpin langsung oleh pendeta dari gereja-gereja yang ada di
Kabupaten Barito Selatan. Selain itu pihak Rutan juga rutin melaksanakan
berkebun, dan budidaya ikan. Pada akhirnya nanti, kesemua kegiatan pembinaan
tersebut akan bermuara kepada warga binaan pemasyarakatan itu sendiri dalam
24
menyediakan pemeriksaan kesehatan dan pengobatan gratis untuk para warga
binaan pemasyarakatan. Hal penting lainnya adalah berolah raga, Rutan Buntok
juga melaksanakan kegiatan futsal, volly ball, tenis meja, dan badminton di
lapangan tengah Rutan Buntok. Tak lupa setiap hari Sabtu dilaksanakan kegiatan
yang harus diembannya untuk menjadi suri tauladan bagi warga binaan
pembinaan untuk warga binaan pemasyarakatan agar dapat menjadi insan yang
1.Visi
2.Misi
kualitas intelektual
kualitas prifesonalisme/keterampilan
25
kualitas kesehatan hasmani dan roh.
Penulis sebagai petugas satuan pengamanan Rutan Kelas II B Buntok, saat ini
Selama masa aktualisasi kegiatan atas inisiatif sendiri yang akan saya lakukan
yaitu Mulai
26
BAB III
PENGENALAN ANEKA
A. Dasar Teoritis
1. Nilai-Nilai Dasar ASN
a. Akuntabilitas
Akuntabilitas adalah suatu kewajiban pertanggungjawaban yang
harus dicapai oleh seorang ASN(Aparatur Sipir Negara). Dalam
menciptakan lingkungan kerja yang akuntabel, ada beberapa indikator dari
nilai-nilai dasar akuntabilitas yang harus diperhatikan, yaitu :
1. Kepemimpinan : Lingkungan yang akuntabel tercipta dari atas ke bawah
dimana pimpinan memainkan peranan yang penting dalam menciptakan
lingkungannya.
2. Transparansi : Keterbukaan atas semua tindakan dan kebijakan yang
dilakukan oleh individu maupun kelompok/instansi.
3. Integritas : adalah adalah konsistensi dan keteguhan yang tak
tergoyahkan dalam menjunjung tinggi nilai-nilai luhur dan keyakinan.
4. Tanggung Jawab : adalah kesadaran manusia akan tingkah laku atau
perbuatannya yang di sengaja maupun yang tidak di sengaja.tanggung
jawab juga berarti berbuat sebagai perwujudan kesadaran akan
kewajiban.
5. Keadilan : adalah kondisi kebenaran ideal secara moral mengenai
sesuatu hal, baik menyangkut benda atau orang.
6. Kepercayaan : Rasa keadilan akan membawa pada sebuah
kepercayaan. Kepercayaan ini yang akan melahirkan akuntabilitas.
7. Keseimbangan : Untuk mencapai akuntabilitas dalam lingkungan kerja,
maka diperlukan keseimbangan antara akuntabilitas dan kewenangan,
serta harapan dan kapasitas.
27
8. Kejelasan : Pelaksanaan wewenang dan tanggungjawab harus memiliki
gambaran yang jelas tentang apa yang menjadi tujuan dan hasil yang
diharapkan.
9. Konsistensi : adalah sebuah usaha untuk terus dan terus melakukan
sesuatu sampai pada tercapai tujuan akhir.
b. Nasionalisme
Nasionalisme dalam arti sempit merupakan sikap yang
meninggikan bangsanya sendiri, sekaligus tidak menghargai bangsa lain
sebagaimana mestinya. Dalam arti luas, nasionalisme berarti pandangan
tentang rasa cinta yang wajar terhadap bangsa dan negara, sekaligus
menghormati bangsa lain.
Ada lima indikator dari nilai-nilai dasar nasionalisme yang harus
diperhatikan, yaitu :
1) Sila pertama : Ketuhanan Yang Maha Esa
2) Sila kedua : Kemanusiaan yang Adil dan Beradab
3) Sila ketiga : Persatuan Indonesia
4) Sila keempat : Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat
Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan
5) Sila kelima : Keadilan Sosial Bagi Seluruh rakyat
Indonesia
c. Etika Publik
Konsep etika sering disamakan dengan moral.Padahal ada
perbedaan antara keduanya.Etika lebih dipahami sebagai refleksi yang
baik atau benar. Sedangkan moral mengacu pada kewajiban untuk
melakukan yang baik atau apa yang seharusnya dilakukan. Etika juga
dipandang sebagai karakter atau etos individu/kelompok berdasarkan
nilai-nilai dan norma-norma luhur.
28
Kode etik adalah aturan-aturan yang mengatur tingkah laku dalam
suatu kelompok khusus, sudut pandangnya hanya ditujukan pada hal-hal
prinsip dalam bentuk ketentuan tertulis.Kode etik profesi dimaksudkan
untuk mengatur tingkah laku/etika suatu kelompok khusus dalam
masyarakat melalui ketentuan-ketentuan tertulis yang diharapkan dapat
dipegang teguh oleh sekelompok profesional tertentu. Berdasarkan UU
ASN, kode etik dan kode perilaku ASN adalah :
1) Melaksanakan tugasnya dengan jujur, bertanggung jawab
dan berintegritas.
2) Melaksanakan tugasnya dengan cermat dan disiplin.
3) Melayani dengan sikap hormat, sopan dan tanpa tekanan.
4) Melaksanakan tugasnya sesuai dengan peraturan
perundangan yang berlaku.
5) Melaksanakan tugasnya sesuai dengan perintah atasan
atau pejabat yang berwenang sejauh tidak bertentangan dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan dan etika pemerintahan.
6) Menjaga kerahasiaan yang menyangkut kebijakan negara.
7) Menggunakan kekayaan dan barang milik negara secara
bertanggung jawab, efektif dan efisien.
8) Menjaga agar tidak terjadi konflik kepentingan dalam
melaksanakan tugasnya.
9) Memberikan informasi secara benar dan tidak menyesatkan
kepada pihak lain yang memerlukan informasi terkait kepentingan
kedinasan.
10) Tidak menyalahgunakan informasi intern negara, tugas,
status, kekuasaan dan jabtannya untuk mendapat atau mencari
keuntungan atau manfaat bagi diri sendiri atau untuk orang lain.
11) Memegang teguh nilai dasar ASN dan selalu menjaga
reputasi dan integritas ASN.
29
12) Melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan
mengenai disiplin pegawai ASN.
Nilai-nilai dasar etika publik sebagaimana tercantum dalam
undang-undang ASN, memiliki indikator sebagai berikut :
1) Memegang teguh nilai-nilai dalam ideologi Negara Pancasila.
2) Setia dan mempertahankan Undang-Undang Dasar Negara
Kesatuan Republik Indonesia 1945.
3) Menjalankan tugas secara profesional dan tidak berpihak.
4) Membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian.
5) Menciptakan lingkungan kerja yang non diskriminatif.
6) Memelihara dan menjunjung tinggi standar etika luhur.
7) Mempertanggungjawabkan tindakan dan kinerjanya kepada
publik.
8) Memiliki kemampuan dalam melaksanakan kebijakan dan
program pemerintah.
9) Memberikan layanan kepada publik secara jujur, tanggap,
cepat, tepat, akurat, berdaya guna, berhasil guna, dan santun.
10) Mengutamakan kepemimpinan berkualitas tinggi.
11) Menghargai komunikasi, konsultasi, dan kerjasama.
12) Mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja
pegawai.
13) Mendorong kesetaraan dalam pekerjaan.
14) Meningkatkan efektivitas sistem pemerintahan yang
demokratis sebagai perangkat sistem karir.
d. Komitmen Mutu
Komitmen mutu adalah janji pada diri kita sendiri atau pada orang
lain yang tercermin dalam tindakan kita untuk menjaga mutu kinerja
pegawai. Komitmen mutu merupakan tindakan untuk menghargai
efektivitas, efisiensi, inovasi dan kinerja yang berorientasi mutu dalam
penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan publik.
30
Ada empat indikator dari nilai-nilai dasar komitmen mutu yang harus
diperhatikan, yaitu :
1) Efektif
Efektif adalah berhasil guna, dapat mencapai hasil sesuai dengan
target. Sedangkan efektivitas menunjukkan tingkat ketercapaian target
yang telah direncanakan, baik menyangkut jumlah maupun mutu hasil
kerja. Efektifitas organisasi tidak hanya diukur dari performans untuk
mencapai target (rencana) mutu, kuantitas, ketepatan waktu dan alokasi
sumber daya, melainkan juga diukur dari kepuasan dan terpenuhinya
kebutuhan pelanggan.
2) Efisien
Efisien adalah berdaya guna, dapat menjalankan tugas dan mencapai
hasil tanpa menimbulkan keborosan. Sedangkan efisiensi merupakan
tingkat ketepatan realiasi penggunaan sumberdaya dan bagaimana
pekerjaan dilaksanakan sehingga dapat diketahui ada tidaknya
pemborosan sumber daya, penyalahgunaan alokasi, penyimpangan
prosedur dan mekanisme yang ke luar alur.
3) Inovasi
Inovasi Pelayanan Publik adalah hasil pemikiran baru yang konstruktif,
sehingga akan memotivasi setiap individu untuk membangun karakter
sebagai aparatur yang diwujudkan dalam bentuk profesionalisme layanan
publik yang berbeda dari sebelumnya, bukan sekedar menjalankan atau
menggugurkan tugas rutin.
4) Mutu
Mutu merupakan suatu kondisi dinamis berkaitan dengan produk, jasa,
manusia, proses dan lingkungan yang sesuai atau bahkan melebihi
harapan konsumen. Mutu mencerminkan nilai keunggulan produk/jasa
yang diberikan kepada pelanggan sesuai dengan kebutuhan dan
keinginannya, bahkan melampaui harapannya. Mutu merupakan salah
31
satu standar yang menjadi dasar untuk mengukur capaian hasil kerja.
Mutu menjadi salah satu alat vital untuk mempertahankan keberlanjutan
organisasi dan menjaga kredibilitas institusi.
e. Anti Korupsi
Kata korupsi berasal dari bahasa latin yaitu Corruptio yang artinya
kerusakan, kebobrokan dan kebusukan. Korupsi sering dikatakan sebagai
kejahatan luar biasa, karena dampaknya yang luar biasa, menyebabkan
kerusakan baik dalam ruang lingkup pribadi, keluarga, masyarakat dan
kehidupan yang lebih luas.Kerusakan tidak hanya terjadi dalam kurun
waktu yang pendek, namun dapat berdampak secara jangka panjang.
Ada 9 (sembilan) indikator dari nilai-nilai dasar anti korupsi yang
harus diperhatikan, yaitu :
1) Jujur
Kejujuran merupakan nilai dasar yang menjadi landasan utama bagi
penegakan integritas diri seseorang. Tanpa adanya kejujuran mustahil
seseorang bisa menjadi pribadi yang berintegritas. Seseorang dituntut
untuk bisa berkata jujur dan transparan serta tidak berdusta baik terhadap
diri sendiri maupun orang lain, sehingga dapat membentengi diri terhadap
godaan untuk berbuat curang.
2) Peduli
Kepedulian sosial kepada sesama menjadikan seseorang memiliki
sifat kasih sayang. Individu yang memiliki jiwa sosial tinggi akan
memperhatikan lingkungan sekelilingnya di mana masih terdapat banyak
orang yang tidak mampu, menderita, dan membutuhkan uluran tangan.
Pribadi dengan jiwa sosial tidak akan tergoda untuk memperkaya diri
sendiri dengan cara yang tidak benar tetapi ia malah berupaya untuk
menyisihkan sebagian penghasilannya untuk membantu sesama.
3) Mandiri
Kemandirian membentuk karakter yang kuat pada diri seseorang menjadi
32
tidak bergantung terlalu banyak pada orang lain. Mentalitas kemandirian
yang dimiliki seseorang memungkinkannya untuk mengoptimalkan daya
pikirnya guna bekerja secara efektif. Pribadi yang mandiri tidak akan
menjalin hubungan dengan pihak-pihak yang tidak bertanggungjawab
demi mencapai keuntungan sesaat.
4) Disiplin
Disiplin adalah kunci keberhasilan semua orang. Ketekunan dan
konsistensi untuk terus mengembangkan potensi diri membuat seseorang
akan selalu mampu memberdayakan dirinya dalam menjalani tugasnya.
Kepatuhan pada prinsip kebaikan dan kebenaran menjadi pegangan
utama dalam bekerja. Seseorang yang mempunyai pegangan kuat
terhadap nilai kedisiplinan tidak akan terjerumus dalam kemalasan yang
mendambakan kekayaan dengan cara yang mudah.
5) Tanggung Jawab
Pribadi yang utuh dan mengenal diri dengan baik akan menyadari
bahwa keberadaan dirinya di muka bumi adalah untuk melakukan
perbuatan baik demi kemaslahatan sesama manusia. Segala tindak
tanduk dan kegiatan yang dilakukannya akan dipertanggungjawabkan
sepenuhnya kepada Tuhan Yang Maha Esa, masyarakat, negara, dan
bangsanya.
6) Kerja Keras
beretos kerja akan selalu berupaya meningkatkan kualitas hasil
kerjanya demi terwujudnya kemanfaatan publik yang sebesar-besarnya.
Ia mencurahkan daya pikir dan kemampuannya untuk melaksanakan
tugas dan berkarya dengan sebaik-baiknya. Ia tidak akan mau
memperoleh sesuatu tanpa mengeluarkan keringat.
7) Sederhana
Pribadi yang berintegritas tinggi adalah seseorang yang menyadari
33
kebutuhannya dan berupaya memenuhi kebutuhannya dengan
semestinya tanpa berlebih-lebihan. Ia tidak tergoda untuk hidup dalam
gelimang kemewahan. Kekayaan utama yang menjadi modal
kehidupannya adalah ilmu pengetahuan. Ia sadar bahwa mengejar harta
tidak akan pernah ada habisnya karena hawa nafsu keserakahan akan
selalu memacu untuk mencari harta sebanyak-banyaknya.
8) Berani
Seseorang yang memiliki karakter kuat akan memiliki keberanian untuk
menyatakan kebenaran dan menolak kebathilan. Ia tidak akan mentolerir
adanya penyimpangan dan berani menyatakan penyangkalan secara
tegas. Ia juga berani berdiri sendirian dalam kebenaran walaupun semua
kolega dan teman-teman sejawatnya melakukan perbuatan yang
menyimpang dari hal yang semestinya. Ia tidak takut dimusuhi dan tidak
memiliki teman kalau ternyata mereka mengajak kepada hal-hal yang
menyimpang.
9) Adil
Pribadi dengan karakter yang baik akan menyadari bahwa apa yang dia
terima sesuai dengan jerih payahnya. Ia tidak akan menuntut
untukmendapatkan lebih dari apa yang ia sudah upayakan. Bila ia seorang
pimpinan maka ia akan memberi kompensasi yang adil kepada
bawahannya sesuai dengan kinerjanya. Ia juga ingin mewujudkan
keadilan dan kemakmuran bagi masyarakat dan bangsanya.
34
Dalam pengertian USIP, WoG ditekankan pada pengintegrasian
upaya-upaya kementerian atau lembaga pemerintah dalam mencapai
tujuan-tujuan bersama.WoG juga dipandang sebagai bentuk kerjasama
antar seluruh aktor, pemerintah dan sebaliknya.
2) Mengapa WOG?
Terdapat beberapa alasan yang menyebabkan mengapa WoG
menjadi penting dan tumbuh sebagai pendekatan yang mendapatkan
perhatian dari pemerintah.Pertama, adalah adanya faktor-faktor eksternal
seperti dorongan publik dalam mewujudkan integrasi kebijakan, program
pembangunan dan pelayanan agar tercipta penyelenggaraan
pemerintahan yang lebih baik.
Kedua, terkait faktor-faktor internal dengan adanya fenomena
ketimpangan kapasitas sektoral sebagai akibat dari adanya nuansa
kompetisi antar sektor dalam pembangunan.Ketiga, khususnya dalam
konteks Indonesia, keberagaman latar belakang nilai, budaya, adat
istiadat, serta bentuk latar belakang lainnya mendrong adanya potensi
disintegrasi bangsa.
3) Pendekatan WOG
Terdapat beberapa cara pendekatan WoG yang dapat dilakukan,
baik dari sisi penataan isntitusi formal dan informal. Cara-cara ini pernah
dilakukan dibeberapa negara, termasuk di Indonesia dalam level-level
tertentu, yaitu:
a) Penguatan Koordinasi antar lembaga, ini dilakukan jika
jumlah lembaga-lembaga yang dikoordinasikan masih terjangkau dan
manageable. Dalam prakteknya, span of control atau rentang kendali yang
rasional akan sangat terbatas. Salah satu alternatifnya adalah mengurangi
jumlah lembaga yang ada sampai mendekati jumlah yang ideal untuk
sebuah koordinasi.
35
b) Membentuk lembaga koordinasi khusus, ini telah dilakukan
di era sekarang dengan membentuk kementerian koordinator, sehingga
ada permanen sistem yang bertugas dalam mengkoordinasikan setiap
bentuk kegiatan.
c) Membentuk gugus tugas, merupakan bentuk pelembagaan
koordinasi yang dilakukan di luar struktur formal, yang sifatnya tidak
permanen. Pembentukan gugus tugas biasanya menjadi salah satu cara
agar sumberdaya yang terlibat dalam koordinasi tersebut dicabut
sementara dari lingkungan formalnya untuk berkonsentrasi dalam proses
koordinasi tadi.
d) Koalisi sosial merupakan bentuk informal dari penyatuan
koordinasi antar sektor atau lembaga, tanpa perlu membentuk
pelembagaan khusus dalam koordinasi ini. Di Australia dalam masa
pemerintahan Howard melakukan hal ini dengan mendorong inisiatif
koalisi sosial antar aktor pemerintah, bisnis dan kelompok masyarakat.
Koalisi sosial ini mendorong adanya penyamaan nilai persepsi tentang
suatu hal, sehingga pada akhirnya akan terjadi koordinasi alamiah.
b. Manajemen ASN
1) Kedudukan ASN
Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk menghasilkan
Pegawai ASN yang professional, memiliki nilai dasar, etika profesi, bebas
dari intervensi politik, bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan
nepotisme.Manajemen ASN lebih menekankan kepada pengaturan
profesi pegawai sehingga diharapkan agar selalu tersedia sumber daya
aparatur sipil Negara yang unggul selaras dengan perkembangan jaman.
Berikut beberapa konsep yang ada dalam UU No. 5 Tahun 2014
tentang Aparatur Sipil Negara. Berdasarkan jenisnya, Pegawai ASN
terdiri atas: 1) Pegawai Negeri Sipil (PNS); dan 2) Pegawai Pemerintah
dengan Perjanjian Kerja (PPPK). PNS merupakan warga negara
36
Indonesia yang memenuhi syarat tertentu, diangkat sebagai Pegawai ASN
secara tetap oleh pejabat pembina kepegawaian untuk menduduki jabatan
pemerintahan, memiliki nomor induk pegawai secara nasional.Sedangkan
PPPK adalah warga Negara Indonesia yang memenuhi syarat tertentu,
yang diangkat oleh Pejabat Pembina Kepegawaian berdasarkan
perjanjian kerja sesuai dengan kebutuhan Instansi Pemerintah untuk
jangka waktu tertentu dalam rangka melaksanakan tugas pemerintahan.
2) Peran ASN
Untuk menjalankan kedudukannya tersebut, maka Pegawai ASN
berfungsi sebagai berikut: 1) Pelaksana kebijakan public; 2) Pelayan
public; dan 3) Perekat dan pemersatu bangsa. Selanjutnya Pegawai ASN
bertugas: 1) Melaksanakan kebijakan yang dibuat oleh Pejabat Pembina
Kepegawaian sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;
2) Memberikan pelayanan public yang professional dan berkualitas, dan ;
3) Mempererat persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan Republik
Indonesia.
3) Hak dan Kewajiban ASN
Hak adalah sesuatu yang patut atau layak diterima. Agar dapat
melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya dengan baik dapat
meningkatkan produktivitas, menjamin kesejahteraan ASN dan akuntabel,
maka setiap ASN diberikan hak.
Hak PNS dan PPPK yang diatur dalam UU ASN sebagai berikut
PNS berhak memperoleh: 1) gaji, tunjangan, dan fasilitas; 2) cuti; 3)
jaminan pensiun dan jaminan hari tua; 4) perlindungan; dan 5)
pengembangan kompetensi. Sedangkan PPPK berhak memperoleh: 1)
gaji dan tunjangan; 2) cuti; 3) perlindungan; dan 4) pengembangan
kompeten.
Sedangkan kewajiban adalah suatu beban atau tanggungan yang
bersifat kontraktual. Dengan kata lain kewajiban adalah sesuatu yang
37
sepatutnya diberikan. Kewajiban pegawai ASN yang disebutkan dalam UU
ASN adalah:
1) setia dan taat pada Pancasila, Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Negara Kesatuan Republik
Indonesia, dan pemerintah yang sah;
2) menjaga persatuan dan kesatuan bangsa;
3) melaksanakan kebijakan yang dirumuskan pejabat
pemerintah yang berwenang;
4) menaati ketentuan peraturan perundang-undangan;
5) melaksanakan tugas kedinasan dengan penuh pengabdian,
kejujuran, kesadaran, dan tanggung jawab;
6) menunjukkan integritas dan keteladanan dalam sikap,
perilaku, ucapan dan tindakan kepada setiap orang, baik di dalam maupun
di luar kedinasan;
7) menyimpan rahasia jabatan dan hanya dapat
mengemukakan rahasia jabatan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan;
8) bersedia ditempatkan di seluruh wilayah Negara Kesatuan
Republik Indonesia.
4) Kode Etik dan Kode Perilaku ASN
Dalam UU ASN disebutkan bahwa ASN sebagai profesi
berlandaskan pada kode etik dan kode perilaku.Kode etik dan kode
perilaku ASN bertujuan untuk menjaga martabat dan kehormatan ASN.
Kode etik dan kode perilaku berisi pengaturan perilaku agar Pegawai ASN:
1) melaksanakan tugasnya dengan jujur, bertanggungjawab, dan
berintegritas tinggi;
2) melaksanakan tugasnya dengan cermat dan disiplin;
3) melayani dengan sikap hormat, sopan, dan tanpa tekanan;
4) melaksanakan tugasnya sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan
38
5) melaksnakan tugasnya sesuai dengan perintah atasan atau
Pejabat yang Berwenang sejauh tidak bertentangan dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan dan etika pemerintahan;
6) menjaga kerahasian yang menyangkut kebijakan Negara;
7) menggunakan kekayaan dan barang milik Negara secara
bertanggungjawab, efektif, dan efisien;
8) menjaga agar tidak terjadi konflik kepentingan dalam
melaksanakan tugasnya;
9) memberikan informasi secara benar dan tidak menyesatkan
kepada pihak lain yang memerlukan informasi terkait kepentingan
kedinasan;
10) tidak menyalahgunakan informasi intern Negara, tugas, status,
kekuasaan, dan jabatannya untuk mendapat atau mencari keuntungan
atau manfaat bagi diri sendiri atau untuk orang lain;
11) memegang teguh nilai dasar ASN dan selalu menjaga reputasi dan
integritas ASN; dan
12) melaksanakan ketentuan peraturan perundangundangan
mengenai disiplin Pegawai ASN.
c. Pelayanan Publik
1) Pengertian Pelayanan Publik
Pelayanan publik adalah suatu proses kegiatan yang menjadi tugas
pokok atau tanggung jawab para aparatur pemerintah negara ataupun
daerah guna memenuhi segala kebutuhan yang diperlukan oleh
masyarakat baik berupa pelayanan administratif ataupun pelayanan jasa
demi tercapainya tujuan negara yakni kesejahteraan masyarakatnya.
2) Tujuan Pelayanan Publik
Tujuan pelayanan publik pada umumnya adalah bagaimana
mempersiapkan pelayanan publik tersebut yang dikehendaki atau
dibutuhkan oleh publik, dan bagaimana menyatakan dengan tepat kepada
39
publik mengenai pilihannya dan cara mengaksesnya yang direncanakan
dan disediakan oleh pemerintah. (Zeithaml, Valarie A. (et.al).1990)
3) Ciri-ciri Pelayanan Publik
Adapun ciri khusus pelayanan publik menurut Ahmad dalam
Sondang P. Siagian (1994:81) adalah :
a)Tidak dapat memilih konsumen;
b) Perencanaan dibatasi oleh peraturan;
c) Pertanggungjawaban yang kompleks;
d) Sangat teliti;
e) Semua tindakan dapat justifikasi, dan;
f) Tujuan dan output sulit diukur dan ditentukan.
4) Standar Pelayanan Publik
Menurut Keputusan Menteri Pemberdayaan Aparatur Negara No.
63 Tahun 2003 Tentang Pedoman Umum Penyelenggaraan Pelayanan
Publik, standar pelayanan haruslah meliputi:
1) Prosedur Pelayanan
Prosedur pelayanan yang dilakukan dalam halm ini antara lain
kesederhanaan yaitu kemudahan dalam memberikan pelayanan kepada
masyarakat serta kemudahan dalam memenuhi persyaratan pelayanan.
2) Waktu Penyelesaian
Waktu yang ditetapkan sejak saat pengajuan permohonan sama
dengan penyelesaian pelayanan termasuk pengaduan haruslah berkaitan
dengan kepastian waktu dalam memberikan pelayanan sesuai dengan
ketetapan lamanya waktu pelayanan masing-masing.
3) Biaya Pelayanan.
Biaya atau tarif pelayanan termasuk rincian yang ditetapkan dalam
proses pemberian pelayanan, haruslah berkaitan dengan pengenaan
biaya yang secara wajar dan terperinci serta tidak melanggar ketentuan
yang ada.
40
4) Produk Pelayanan.
Hasil pelayanan yang diterima sesuai dengan ketentuan yang telah
ditetapkan.Hal ini berkaitan dengan kenyataan dalam pemberian
pelayanan yaitu hasil pelayanan sesuai dengan yang ditentukan serta
terbebas dari kesalahan-kesalahan teknis, baik dalam hal penulisan
permohonan yang telah diajukan sebelumnya.
5) Sarana dan Prasarana.
Penyediaan sarana dan prasarana yang memadai oleh
penyelenggara pelayanan publik.Hal ini berkaitan dengan ketersediaan
perangkat penunjang pelayanan yang memadai seperti meja, kursi, mesin
tik, dll. Serta adanya kenyamanan dan kemudahan dalam memperoleh
suatu pelayanan.
41
42