Anda di halaman 1dari 52

LAPORAN AKTUALISASI

NILAI-NILAI DASAR PEGAWAI NEGERI SIPIL

PELATIHAN DASAR
CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL
KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
GOLONGAN III ANGKATAN 2

OPTIMALISASI LAYANAN PRIORITAS KHUSUS


PEMOHON PASPOR LANSIA, BALITA DAN DIFABEL
DI UNIT LAYANAN PASPOR
KANTOR IMIGRASI KELAS I KHUSUS TPI BATAM

Disusun Oleh:
RIA IRIYANTI
NIP. 19910502 201712 2 002

BALAI PELATIHAN KESEHATAN BATAM


KEMENTERIAN KESEHATAN RI DI BATAM
2018
LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN AKTUALISASI
LATIHAN DASAR CPNS KEMENTRIAN HUKUM DAN HAM RI
DI BALAI PELATIHAN KESEHATAN BATAM
TAHUN 2018

OPTIMALISASI LAYANAN PRIORITAS KHUSUS PEMOHON PASPOR LANSIA,


BALITA DAN DIFABEL DI UNIT LAYANAN PASPOR
KANTOR IMIGRASI KELAS I KHUSUS TPI BATAM

Nama : Ria Iriyanti


NIP : 19910502 201712 2 002
Pangkat / Golongan : Penata Muda / IIIA
Jabatan : Analis Keimigrasian Pertama
Unit Kerja/Instansi : Kantor Imigrasi Kelas I Khusus TPI Batam

Disampaiakan pada seminar laporan akhir kegiatan aktualisasi

Hari/Tanggal : Jumat/23 November 2018


Tempat : BAPELKES BATAM

Batam, November 2018


Mengesahkan,

Coach, Mentor,

Asep Zaenal Mustofa, SKM, M. Epid Onward Victor M.L. Toruan, S.H
NIP. 196601061988031002 NIP. 196511201989031001

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah -
Nya serta petunjuk yang berlimpah sehingga rancangan aktualisasi ini dapat
diselesaikan dengan judul ” Optimalisasi Layanan Prioritas Khusus Pemohon
Paspor Lansia, Balita Dan Difabel Di Unit Layanan Paspor Kantor Imigrasi Kelas
I Khusus TPI Batam”.

Selama penyusunan laporan tidak terlepas dari dukungan berbagai pihak.


Penulis mengucapkan terima kasih kepada mentor dan coach atas motivasi dan
bersedia meluangkan waktu berbagi ilmu pengetahuan, bimbingan, koreksi dan saran.
Ucapan terima kasih pula kepada:
1. Kementerian Hukum dan HAM Republik Indonesia dan Lembaga Administrasi
Negara (LAN) yang telah menggagas Pelatihan Dasar CPNS Kementerian
Hukum dan HAM.

2. Bapak Bambang Widodo, S.H., M.H., selaku Kepala Kantor Wilayah


Kementerian Hukum dan HAM Kepulauan Riau.
3. Bapak Lucky Agung Binarto, S. H., C. N., M. H.selaku Kepala Kantor Imigrasi
Kelas 1 Khusus TPI Batam.
4. Bapak Onward Victor M.L. Toruan, S.H selaku Kepala Bidang Dokumen
Perjalanan dan Izin Tinggal Keimigrasian Kantor Imigrasi Kelas I Khusus TPI
Batam.

5. Bapak Asep Zaenal Mustafa, SKM, M.Epid selaku Kepala Balai Pelatihan
Kesehatan (Bapelkes) Batam.

6. Kepala Seksi Diklat Bapelkes Batam Ibu Ns. Devi Melyana Sari, S.Kep, M.Si
beserta seluruh panitia pelaksana Pelatihan Dasar CPNS Tahun 2018 yang telah
memfasilitasi dan memberikan pelayanan terbaik kepada seluruh peserta.

7. Segenap Widyaiswara, Fasilitator dan MOT yang telah membagi pengetahuan,


pengalaman dan pemahaman terhadap Nilai –Nilai Dasar ASN yang menjadi
pedoman saat melaksanakan aktualisasi nantinya.

iii
8. Kedua orang tua dan seluruh keluarga yang tak henti-hentinya mendoakan dan
memberikan dukungan.

9. Seluruh teman –teman pelatihan dasar CPNS Kementerian Hukum dan Ham
Tahun 2018 Golongan III yang telah berjuang bersama hingga ke tahap ini.
Semoga persahabatan kita tetap terjalin.

10. Semua Pihak yang telah membantu dalam pembuatan rancangan aktualisasi ini.

Penulis meyakini dalam pembuatan rancangan ini masih terdapat banyak


kekurangan. Oleh sebab itu penulis sangat mengharapkan saran dari berbagai pihak
untuk kesempurnaan. Semoga laporan rancangan aktualisasi ini dapat bermanfaat bagi
semua demi generasi ASN untuk kemajuan bangsa dan negara. Akhir kata kepada-Nya
jualah kita berserah diri, semoga rancangan ini dapat disetujui dan menjadi acuan dalam
pelaksanaan aktualisasi nantinya di Kantor Unit Layanan Paspor Harbour Bay. Amin.

Batam, 22 November 2018

Penulis

iv
DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................................... ii

KATA PENGANTAR ...................................................................................................... iii

DAFTAR ISI ..................................................................................................................... v

DAFTAR TABEL .............................................................................................................vii

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG 1
1. Profil Organisasi ............................................................................................ 4
2. Visi, Misi, Nilai dan Motto Organisasi ......................................................... 5
3. Struktur Organisasi ......................................................................................... 7
B. TUJUAN DAN MANFAAT
1. Tujuan ............................................................................................................7
2. Manfaat ..........................................................................................................7
C. RUANG LINGKUP .........................................................................................8
D. DATA DIRI ......................................................................................................10
E. ANALISIS ISU .................................................................................................11
1. Alat Bantu Analisis ........................................................................................12
2. Rumusan Isu ..................................................................................................14
3. Identifikasi Sumber Isu ..................................................................................14
4. Lembar Konfirmasi .......................................................................................15
5. Judul Rancangan Aktualisasi ........................................................................15
BAB II NILAI-NILAI DASAR DAN KEDUDUKAN SERTA PERAN PNS

DALAM NKRI

A. KONSEP NILAI-NILAI DASAR PNS


1. Akuntabilitas .................................................................................................16
2. Nasionalisme ..................................................................................................16
3. Etika Publik ....................................................................................................18
4. Komitmen Mutu .............................................................................................18
5. Anti Korupsi ...................................................................................................20

v
B. KONSEP KEDUDUKAN DAN PERAN PNS DALAM NKRI
1. Manajemen ASN ............................................................................................23
2. Pelayanan Publik ............................................................................................24
3. Whole of Government .....................................................................................27
BAB III LAPORAN AKTUALISASI

A. RANCANGAN KEGIATAN .......................................................................30


B. JADWAL KEGIATAN ...............................................................................35
C. CAPAIAN KEGIATAN ...............................................................................36
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

1. Kesimpulan .................................................................................................... 37
2. Saran .............................................................................................................. 38

DAFTAR PUSTAKA

vi
DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Analisis Identifikaasi Isu Menggunakan AKPL ..............................................12

Tabel 1.2 Prioritas Masalah Berdasarkan Metode USG ...................................................13

Tabel 3.1 Rancangan Kegiatan .........................................................................................31

Tabel 3.2 Rancangan Aktualisasi Optimalisasi Layanan Paspor

Lansia, Balita dan Difabel ................................................................................32

Tabel 3.3 Jadwal Kegiatan ................................................................................................35

Tabel 3.4 Capaian Kegiatan .............................................................................................36

vii
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Dasar Penyelenggaraan
Undang - undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (ASN)
dan merujuk pasal 63 ayat 3 dan 4 menjelaskan bahwa CPNS wajib menjalani masa
percobaan yang dilaksanakan melalui proses pendidikan dan pelatihan (Diklat)
terintegrasi untuk membangun integritas moral, kejujuran, semangat dan motivasi
nasionalisme dan kebangsaan, karakter kepribadian yang unggul dan bertanggungjawab,
dan memperkuat profesionalisme serta kompetensi bidang. Oleh karena itu diperlukan
sebuah pelatihan dasar yang inovatif dan terintegrasi.
Berdasarkan hal di atas, perlu dilakukan penyempurnaan dan pengayaan
konsep Diklat Prajabatan. Pengembangan terhadap konsep diklat terintegrasi sejalan
dengan perkembangan dinamika tuntutan jabatan dan penguatan terhadap kompetensi
bidang sesuai dengan formasi jabatan yang ditetapkan, maka nomenklatur Diklat
Prajabatan telah diubah menjadi Pelatihan Dasar CPNS. Sebagai salah satu jenis
Pelatihan yang strategis dalam rangka pembentukan karakter PNS, sehingga mampu
bersikap dan bertindak profesional dalam mengelola tantangan dan masalah keragaman
sosial kultural dengan menggunakan perspektif whole of government atau one
government yang didasari nilai-nilai dasar PNS berdasarkan kedudukan dan peran PNS
dalam NKRI pada setiap pelaksanaan tugas jabatannya sebagai pelayan masyarakat.
Praktik penyelenggaraan Pelatihan yang pembelajarannya bersifat klasikal
dengan didominasi oleh metode ceramah dan sistem pembelajarannya tidak melekat
untuk mendukung pelaksanaan tugas secara nyata akan sulit membentuk karakter PNS
yang kuat dan profesional. Diperlukan sebuah penyelenggaraan Pelatihan yang inovatif
dan terintegrasi, yaitu penyelenggaraan Pelatihan yang memadukan pembelajaran
klasikal dan non-klasikal di tempat Pelatihan dan di tempat kerja sehingga
memungkinkan peserta mampu menginternalisasi, merasakan manfaatnya, dan
mengaktualisasikannya di tempat kerja dalam suatu proses pembelajaran habituasi yaitu

1
proses pembelajaran yang menanamkan kebiasaan, sehingga terpatri dalam dirinya
ebagai karakter PNS yang profesional.
Selain itu demi terbentuknya PNS yang profesional, berintegritas serta
bertanggung jawab harus diawali dengan Pendidikan dan Pelatihan yang inovatif dan
terintegrasi, hal ini ditegaskan dalam Peraturan Lembaga Administrasi Negara Nomor
25 Tahun 2017 tentang Pedoman Penyelenggaraan Pelatihan Dasar Calon Pegawai
Negeri Sipil Golongan III. Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2017 Pasal
34 Ayat (5), pendidikan dan pelatihan hanya dapat diikuti 1 (satu) kali. Hal ini
mewajibkan CPNS untuk bersungguh - sungguh dalam melaksanakan pendidikan dan
pelatihan sehingga membentuk aparatur negara yang memiliki integritas tinggi. Dalam
sistem penyelenggaraan Pelatihan Dasar Calon PNS memadukan nilai-nilai dasar yang
wajib dimiliki PNS sehingga memungkinkan peserta mampu menginternalisasi dan
membuatnya menjadi kebiasaan (habituasi) serta mengimplementasikannya dengan
membuat penyusunan rancangan aktualisasi dari isu yang terjadi di lingkungan tempat
kerja.

Pola Penyelenggaraan Latsar


Pelatihan Dasar CPNS sesuai dengan kurikulum yang telah dirancang
dilakukan selama kurang lebih 113 hari, dengan pembagian 33 hari pembelajaran secara
klasikal (on campus), dan 80 hari pembelajaran secara non-klasikal (off campus). Masa
on campus terbagi menjadi 2 hari masa orientasi peserta yang dilaksanakan pada hari
pertama dan kedua.Kemudian masuk ke agenda pertama, yakni pemberian materi
mengenai Bela Negara yang dilaksanakan pada hari ke-3 sampai dengan hari ke-6.
Dilanjutkan dengan agenda kedua pemberian materi mengenai Nilai-nilai Dasar PNS
pada hari ke -7 sampai dengan hari ke-20. Diteruskan dengan agenda ketiga mengenai
kedudukan dan peran PNS dalam NKRI pada hari ke-21 hingga hari ke-25. Dilanjutkan
dengan agenda keempat yakni habituasi pada hari ke-26 sampai dengan hari ke-30, dan
berakhir pada masa evaluasi akhir yang dilakukan pada hari ke-31 sampai dengan hari
ke-33.
Pelatihan Dasar CPNS Golongan II dan III Gelombang kedua yang dilakukan
oleh Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia yang bertempat di Balai Pelatihan
Kesehatan (Bapelkes) Milik Kementerian Kesehatan yang berlokasi di Batam dimulai

2
sejak tanggal 2 Juli 2018 sampai dengan 5 Agustus 2018. Dilanjutkan dengan kegiatan
off campus dengan melakukan aktualisasi selama 80 hari kerjadi tempat kerja masing-
masing peserta. Selanjutnya pada November 2018 dilakukan evaluasi aktualisasi di
Bapelkes Batam.

Kompetensi yang Dibangun Selama Latsar


Kompetensi yang dibangun dalam Pelatihan Dasar Calon PNS Golongan III
adalah kompetensi sebagai pelayan masyarakat yang Profesional yang diindikasikan
dengan kemampuan menunjukkan sikap perilaku bela negara, mengaktualisasikan nilai-
nilai dasar PNS dalam melaksanakan tugas dan jabatannya, mengaktualisasikan
kedudukan dan peran PNS dalam kerangka NKRI dan menunjukkan penguasaan
kompetensi teknis yang dibutuhkan sesuai bidang tugas. Peserta latsar juga diharapkan
mampu menganalisis dampak apabila kompetensi sikap perilaku bela negara, nilai -
nilai dasar PNS dan kedudukan dan peran PNS dalam kerangka NKRI apabila tidak
diaplikasikan.

Tahapan Aktualisasi
Aktualisasi dilakukan dengan mengidentifikasi isu-isu yang ada di tempat kerja
(environtmental scanning) dengan cara menilai apakah isu itu Aktual, Problematika,
Kekhalayakan dan Layak (APKL) dan menganalisanya untuk mendapatkan isu terpilih
menggunakan kriteria analisa yaitu Urgency, Seriousness and Growth (USG).
Kemudian menentukan langkah - langkah kegiatan dalam rangka menyelesaikan isu
yang telah dipilih.
Melalui proses ini seluruh atau beberapa nilai dasar akan melandasi
pelaksanaan setiap kegiatan peserta latsar dimana dengan adanya beberapa isu, analisis
isu, penetapan core issue dan menemukan serta mengungkap makna dibalik penerapan
nilai - nilai dasar pada setiap pelaksanaan kegiatan yang telah dirancang oleh peserta
latsar di tempat tugas. Adapun tahapan aktualisasi bermula dari konsepsi pembelajaran
aktualisasi, penjelasan aktualisasi, bimbingan menyusun rancangan aktualisasi, seminar
rencangan aktualisasi, melakukan aktualisasi, bimbingan persiapan seminar dan seminar
pelaksanaan aktualisasi.

3
Rancangan aktualisasi terdiri dari gagasan kreatif / kegiatan, tahapan kegiatan
dan out put kegiatan, pencapaian visi, misi, tujuan organisasi, penguatan nilai organisasi
dan pemecahan isu. Dalam menetapkan isu ini peserta harus mampu memiliki
kepekaan, konsistensi dan keakraban. Isu yang ditetapkan berkaitan dengan mata
pelatihan agenda II dan agenda III. Pemilihan Role Model seiring dengan penetapan isu
yang ada di satuan kerja.
Sehingga dapat dirumuskan bahwa pelatihan dasar ini memberikan bekal
mengenai konsepsi perubahan dan perubahan lingkungan strategis untuk membangun
kesadaran, menyiapkan diri dan memaksimalkan berbagai potensi yang dimiliki.
Selanjutnya diberikan penguatan untuk menunjukkan kemampuan berfikir kritis dengan
mengidentifikasi dan menganalisis isu – isu kritikal yang dapat menjadi pemicu
munculnya perubahan lingkungan strategis kontemporer pada pelaksanaan tugas jabatan
sebagai PNS di tempat kerja.

1. Profil Organisasi
Kantor Imigrasi Kelas I Khusus TPI Batam merupakan Unit Pelaksana Teknis
(UPT) di Lingkungan Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Kepulauan Riau.
Awalnya pada Tahun 1971 Kantor Imigrasi Kelas I Khusus TPI Batam hanyalah sebuah
Pos Pendaratan yang berlokasi di Pelabuhan Batu Ampar. Saat itu pos pendaratan ini
berada dibawah koordinasi Kantor Direktorat Jenderal Imigrasi Belakang Padang.
Kemudian pada tanggal 7 April 1980 diresmikan Kantor Direktorat Jenderal Imigrasi
Sekupang yang dibentuk berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kehakiman Nomor
J.S.4/4/21 12 Mei 1979. Selanjutnya pada Tahun 1994 Kantor Direktorat Jenderal
Imigrasi Sekupang dipindahkan ke Batam Centre dan diresmikan tepat pada tanggal 30
April 1994. Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kehakiman RI Nomor M.04-
PR.07.04 tanggal 7 Agustus 1995, Nama Kantor Imigrasi Sekupang diubah menjadi
Kantor Imigrasi Batam. Kantor Imigrasi Batam hingga saat ini merupakan Kantor
Imigrasi dengan klasifikasi Kelas I Khusus TPI.
Saat ini Kantor Imigrasi Kelas I Khusus TPI Batam Membawahi 8 Tempat
Pemeriksaan Imigrasi (TPI) yaitu:
 TPI Pelabuhan Udara Hang Nadim
 TPI Pelabuhan Laut Batam Centre

4
 TPI Pelabuhan Laut Batu Ampar.
 TPI Pelabuhan Laut Sekupang.
 TPI Pelabuhan Laut Nongsa Terminal Bahari.
 TPI Pelabuhan Laut Marina Teluk Senimba.
 TPI Pelabuhan Laut Kabil
 TPI Pelabuhan Laut Citra Tritunas

Selain itu Kantor Imigrasi Kelas I Khusus TPI Batam juga memiliki satu Unit
Layanan Paspor (ULP) yang terletak di kawasan Pertokoan Harbour Bay, Batu Ampar,
Batam, Unit Layanan Paspor (ULP) Harbour Bay merupakan salah satu bentuk inovasi
pelayanan publik yang telah diwujudkan oleh Kantor Imigrasi Kelas I Khusus TPI
Batam dalam upaya memaksimalkan kegiatan pelayanan publik khususnya dalam hal
permohonan paspor. Unit Layanan Paspor (ULP) Harbour Bay ini dibentuk oleh Kantor
Imigrasi Kelas I Khusus TPI Batam dalam rangka memecah konsentrasi tingginya
jumlah pemohon paspor di Kantor Imigrasi Kelas I Khusus TPI Batam yang
beroperasional di Kota Batam serta untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan para
pemohon paspor akan ketepatan, kecepatan pelayanan, dan kenyamanan tempat, yang
pada akhir-akhir ini masih banyak dikeluhkan oleh para pemohon paspor, khususnya
yang pernah melakukan permohonan paspor di Kantor Imigrasi Kelas I Khusus TPI
Batam.

2. Visi, Misi, Nilai dan Moto Organisasi


Adapun Visi dari Kantor Imigrasi Kelas I Khusus TPI Batam adalah
“Masyarakat Memperoleh Kepastian Hukum”. Sedangkan Misi dari Kantor Imigrasi
Kelas I Khusus TPI Batam adalah “Melindungi Hak Asasi Manusia”. Dan Moto yang
dianut adalah “Melayani Dengan Tulus”.
Tata nilai yang dianut oleh Kantor Imigrasi Kelas I Khusus TPI Batam
merupakan tata nilai bersama milik Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia yakni
PASTI, yang merupakan akronim dari Profesional, Akuntabel, Sinergi, Transparan, dan
Inovatif, dengan uraian sebagai berikut:

5
1) Profesional, ASN Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia adalah pribadi
yang bekerja keras dan memiliki kompetensi yang sesuai dengan bidang tugasnya
dalam mewujudkan tujuan organisasi, serta menjunjunh tinggi integritas, dan etika
publik.
2) Akuntabel, ASN Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia memiliki kesadaran
untuk bertanggungjawab kepada masyarakat atas setiap kegiatan dalam rangka
penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan publik yang dilakukannya.
3) Sinergi, ASN Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia mampu menjalin
hubungan kerjasama yang produktif serta kemitraan yang harmonis dengan para
pemangku kepentingan untuk secara bersama-sama mencari, merumuskan dan
melaksanakan solusi terbaik, bermanfaat, dan berkualitas.
4) Transparan, ASN Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia bersikap jujur dan
terbuka dalam menjamin akses atau kebebasan bagi setiap orang untuk memperoleh
informasi tentang pembuatan dan pelaksanaannya, serta hasil-hasil yang dicapai.
5) Inovatif, ASN Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia memiliki kreatifitas
dan inisiatif untuk selalu melakukan pembaharuan dalam penyelenggaraan tugas
dan fungsinya sebagai abdi negara dan pelayan masyarakat.

6
3. Struktur Organisasi
Berikut di bawah ini merupakan bagan struktur organisasi dari Kantor Imigrasi
Kelas I Khusus Batam.

Gambar 1.1
Struktur Organisasi Kantor Imigrasi Kelas I Khusus TPI Batam

Dalam struktur organisasi Kantor Imigrasi Kelas I Khusus Batam di atas, penulis
berada di bawah Seksi Dokumen Perjalanan yang berada di bawah cakupan Bidang
Dokumen Perjalanan dan Izin Tinggal Keimigrasian.

B. TUJUAN DAN MANFAAT


1. Tujuan
Tujuan dari penulisan rancangan aktualisasi ini adalah untuk dapat
mengaktualisasikan secara berintegritas dari pemecahan masalah yang telah ditemukan
sehingga terbentuk habituasi perilaku berdasarkan nilai-nilai Akuntabilitas,
Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu dan Anti Korupsi (ANEKA).

7
2. Manfaat
a. Bagi Peserta
Manfaat penulisan rancangan aktualisasi bagi peserta adalah sebagai pedoman
peserta untuk dapat mengaktualisasikan nilai-nilai dasar ASN, seperti akuntabilitas,
nasionalisme, etika publik, komitmen mutu dan anti korupsi (ANEKA), sehingga
dapat menjadi ASN yang profesional dan berkarakter pada unit kerjanya.
b. Bagi Organisasi
Manfaat rancangan aktualisasi ini bagi Kantor Unit Layanan Paspor Harbour Bay
adalah sebagai pedoman untuk berkontribusi dalam peningkatan mutu pelayanan
yang berorientasi pada kepuasan pelangan, baik pelanggan eksternal maupun
pelanggan internal sehingga dapat membantu menyelesaikan masalah-masalah yang
terjadi di lingkungan kerja.

C. RUANG LINGKUP
Salah satu tahapan dalam Pelatihan Dasar CPNS yang harus dilalui peserta
adalah tahapan aktualisasi. Tahapan aktualisasi ini bertujuan agar para peserta pelatihan
dapat mengaktualisasikan nilai-nilai dasar PNS (ANEKA) secara aktual dalam tugas
dan fungsi mereka di tempat bertugas.
Saat ini penulis bertugas di Kantor Imigrasi Kelas I Khusus TPI Batam.
ditempatkan pada Seksi Dokumen Perjalanan, dan bertugas di Unit Layanan Paspor
(ULP) yang terletak di komplek pertokoan Harbour Bay, Batu Ampar, Batam. ULP
merupakan tempat layanan paspor yang disediakan oleh Kantor Imigrasi Kelas I Khusus
TPI Batam yang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, khususnya
masyarakat Batam dalam hal pengurusan paspor. Penulis berkedudukan sebagai staff
pelaksana pelayanan pengurusan paspor yang ditugaskan secara rolling, yakni setiap
sebulan sekali menempati posisi yang berbeda. Posisi tersebut diantaranya adalah
petugas customer service, petugas input data pemohon paspor, petugas loket serah
paspor, dan petugas cetak paspor.
Dalam rangka mempertegas isu yang akan dibahas, dan untuk menjaga
pembahasan agar tidak meluas dan menyimpang, maka perlu dibuat batasan masalah.
Mengingat bahwa penulis saat ini bertugas di ULP yang merupakan satuan kerja yang
berada di bawah Kantor Imigrasi Kelas I Khusus TPI Batam, maka penulis hanya akan

8
mengangkat isu yang ada di ruang lingkup ULP saja. Selama penulis bertugas di ULP
terdapat beberapa permasalahan yang dijumpai. Dari beberapa permasalahan atau isu
yang dijumpai tersebut dipilih satu isu prioritas (core issue) yang akan diangkat dalam
rancangan aktualisasi. Pada rancangan aktualisasi diuraikan sejumlah kegiatan yang
akan dilakukan sebagai bentuk pemecahan masalah dari isu yang diangkat tersebut.
Kegiatan-kegiatan ini merupakan bentuk kreatifitas dan inovasi penulis yang didasarkan
pada Sasaran Kinerja Pegawai (SKP). Adapun uraian SKP yang dimiliki oleh penulis
adalah sebagai berikut:
1) Menyiapkan bahan pelayanan paspor
2) Menyiapkan perlengkapan yang diperlukan untuk melancarkan tugas pelayanan
paspor
3) Mencatat kebutuhan bahan dalam pelayanan paspor
4) Mencatat permasalahan yang muncul dalam pelayanan paspor
5) Mencatat pekerjaan pelayanan paspor yang telah selesai dilaksanakan
6) Mencatat pengaduan dalam pelayanan paspor
7) Melaksanakan penerbitan antrean pemohon paspor
8) Menyiapkan bahan penyerahan paspor kepada pemohon
9) Membuat laporan pelaksanaan tugas harian
Selain didasarkan pada Sasaran Kinerja Pegawai (SKP), kegiatan-kegiatan yang
akan dilakukan tersebut juga didasarkan pada tugas-tugas yang diberikan oleh atasan
secara langsung, serta kreatifitas dan inisiatif dari pribadi penulis sendiriberdasarkan
persetujuan dari atasan dalam melaksanakan tugasnya sebagai petugas pelaksana dalam
pelayanan pengurusan paspor di ULP.

9
D. DATA DIRI PESERTA
Data Diri Peserta Latsar CPNS Kemenkumham Golongan III :
Nama : Ria Iriyanti
NIP : 19910502 201712 2 002
Tempat, Tanggal Lahir : Lingga, 02 Mei 1991
Pendidikan : Sarjana Ilmu Pemerintahan
Asal Instansi : Kantor Imigrasi Kelas I Khusus TPI Batam
Jabatan : Analis Keimigrasian Pertama
Email : riairiyanti91@gmail.com

DATA DIRI MENTOR


Nama : Onward Victor M.L. Toruan, S.H
NIP : 196511201989031001
Asal UPT : Kantor Imigrasi Kelas I Khusus TPI Batam
Jabatan : Kepala Bidang Dokumen Perjalanan dan Izin Tinggal
Keimigrasian

DATA DIRI COACH


Nama : Asep Zaenal Mustofa, SKM, M.Epid
NIP : 196601061988031002
Asal UPT : Balai Pelatihan Kesehatan (Bapelkes) Batam
Jabatan : Kepala Bapelkes Batam

10
E. ANALISIS ISU
Environmental Scanning
Penulis merupakan Analis Keimigrasian Pertama yang bertugas memberikan
pelayanan di Kantor Unit Layanan Paspor (ULP) Harbour Bay. Berdasarkan
pengalaman selama 5 bulan bekerja di ULP, penulis menemui beberapa kegiatan yang
perlu ditingkatkan efektifitas dan efisiensinya dalam rangka memberikan pelayanan
yang cepat, sederhana dan terpenuhi hak-hak masyarakat sesusai motto pelayanan.
Ada beberapa kegiatan yang penulis lihat belum optimal dalam kegiatan di ULP,
antara lain belum optimalnya layanan prioritas untuk pemohon paspor lansia, balita dan
difabel. Saat ini pemohon lansia, balita dan difabel. Selanjutnya, belum diterapkannya
sistem antrian serah paspor. Selain itu, kurangnya pengetahuan pemohon tentang
kelengkapan dokumen persyaratan paspor. Kemudian pencatatan ekspedisi alur
pelayanan paspor yang masih manual. Dan kurang telitinya petugas saat proses scan dan
input data. Serta, kurang tertibnya pemohon dalam hal kerapian berpakaian pada saat
pembuatan paspor.
Berkaitan dengan rancangan aktualisasi ini, isu diangkat setelah penulis
melakukan proses pengamatan di lingkungan kerja yang diinisiasi oleh penulis melalui
persetujuan coach dan mentor, serta penugasan dari atasan.
Apabila dikaitkan dengan Manajemen ASN, Whole of Government (WoG), dan
Pelayanan Publik, penulis menemukan beberapa isu sebagai berikut :
a. Belum optimalnya layanan prioritas untuk pemohon paspor lansia, balita dan
difabel.
b. Belum diterapkannya sistem antrian serah paspor.
c. Kurangnya pengetahuan pemohon tentang kelengkapan dokumen persyaratan
paspor.
d. Pencatatan ekspedisi alur pelayanan paspor yang masih manual.
e. Kurang telitinya petugas saat proses scan dan input data.
f. Kurang tertibnya pemohon dalam hal kerapian berpakaian pada saat pembuatan
paspor.

11
1. Alat Bantu Analisis Isu
Berdasarkan identifikasi isu yang telah dipaparkan, perlu dilakukan proses
identifikasi isu untuk menentukan isu mana yang merupakan prioritas yang dapat
dicarikan solusi oleh penulis. Proses penetapan kriteria kualitas isu. Kriteria yang
digunakan adalah metode AKPL (Aktual, Kekhalayakan, Problematik dan Kelayakan).
Aktual adalah isu tersebut benar-benar terjadi dan sedang hangat dibicarakan oleh
masyarakat. Problematik merupakan isu yang sangat kompleks sehingga perlu dicarikan
solusinya. Kekhalayakan artinya isu tersebut menyangkut hajat hidup orang banyak.
Kelayakan ditujukan kepada isu yang masuk akal dan realistis serta relevan untuk
dimunculkan inisiatif pemecahan masalahnya. Adapun prosesnya adalah sebagai berikut
:
Tabel 1.1
Analisis identifikasi isu menggunakan APKL

Analisis Isu Perin


No. Enviromental Scanning Σ
A K P L gkat
1 Belum optimalnya layanan prioritas
untuk pemohon paspor lansia, balita 5 5 5 5 20 1
dan difabel.
2 Belum diterapkannya sistem antrian
2 3 2 2 9 6
serah paspor.
3 Kurangnya pengetahuan pemohon
tentang kelengkapan dokumen 4 3 3 4 14 2
persyaratan paspor.
4 Pencatatan ekspedisi alur pelayanan
2 2 3 3 10 5
paspor yang masih manual.
5 Kurang telitinya petugas saat proses
3 3 3 4 13 3
scan dan input data.
6 Kurang tertibnya pemohon dalam hal
kerapian berpakaian pada saat 3 3 3 3 12 4
pembuatan paspor.

Dari kelima isu menggunakan APKL dipilih 3 isu dengan nilai tertinggi untuk
dianalisis lanjutan. Alat Bantu Analisis yang digunakan adalah Metode USG (urgency,
seriousness, growth) untuk menentukan kualitas isu. Urgency tentang seberapa
mendesak suatu isu harus dibahas, dianalisis dan ditindaklanjuti. Seriousness tentang
seberapa serius isu harus dibahas dikaitkan dengan akibat yang akan ditimbulkan.

12
Growth tentang seberapa besar kemungkinan memburuknya isu tersebut jika tidak
ditangani segera.
Rentang nilai yang diberikan sama dengan nilai yang ada dalam analisis isu
menggunakan alat analisis AKPL. USG menetapkan rentang 1 – 5 dapat dilihat dalam
tabel sebagai berikut :
Tabel 1.2
Prioritas Masalah Berdasarkan Metode USG
Analisis
Isu Perin
No. Enviromental Scanning Σ
gkat
U S G
1 Belum optimalnya layanan prioritas
untuk pemohon paspor lansia, balita dan 5 5 5 15 1
difabel.
2 Kurangnya pengetahuan pemohon
tentang kelengkapan dokumen 3 3 3 9 3
persyaratan paspor.
3 Kurang telitinya petugas saat proses scan
4 3 3 10 2
dan input data.

Keterangan
5 = Sangat Kuat Pengaruhnya
4 = Kuat Pengaruhnya
3 = Sedang Pengaruhnya
2 = Kurang Pengaruhnya
1 = Sangat Kurang pengaruhnya

2. Rumusan Isu
Berdasarkan hasil penilaian menggunakan APKL dan USG, skor tertinggi ada
pada isu “Belum optimalnya layanan prioritas untuk pemohon paspor lansia, balita dan
difabel.” yang akan dijadikan core issue yang akan dianalisis dalam rancangan
aktualisasi. Masalah ini memiliki skor nilai 20 pada analisis APKL dan skor nilai 15
pada analisis USG. Core issue tersebut diambil karena penulis menganalisis hal tersebut
akan berdampak besar terhadap masyarakat yang ingin membuat paspor dalam keadaan
khusus tersebut, sehingga mereka mendapatkan prioritas pelayanan atas dasar
kemanusiaan.

13
Isu prioritas atau core issue di atas dilihat dari tingkat Urgency termasuk
kategori sedang dan mendesak dilakukan, namun bila dilihat dari tingkat Seriousness
termasuk kategori besar karena masih belum optimalnya penerapan prioritas pelayanan
paspor terhadap lansia, balita dan difabel.
Sedangkan dari tingkat Growth isu tersebut harus segera dicarikan solusi karena
apabila dibiarkan maka terhadap tingkat kepuasan masyarakat terhadap pelayanan
paspor di ULP.

3. Identifikasi Sumber Isu


Isu prioritas itu melibatkan seluruh pegawai yang bertugas dalam memberikan
pelayanan paspor di ULP Harbour Bay agar senantiasa memberikan pelayanan yang
berkualitas kepada masyarakat.
Bila dibahas mengenai materi dalam Latihan dasar CPNS 2018 mengenai
manajemen ASN, Whole of Government (WoG) serta pelayanan publik maka isu yang
diangkat menyangkut pelayanan publik karena memberikan prioritas pelayanan kepada
masyarakat yang berkebutuhan khusus seperti lansia, balita dan difabel merupakan
suatu upaya untuk meningkatkan kualitas pelayanan di ULP Harbour Bay.

14
4. Lembar Konfirmasi
Laporan rancangan aktualisasi ini sudah disetujui oleh coach dan mentor.
Persetujuan Coach dan Mentor
COACH MENTOR

Asep Zaenal Mustofa, SKM, M.Epid Onward Victor M.L. Toruan, S.H
NIP : 196601061988031002 NIP : 196511201989031001
Tanggal : 22 November 2018 Tanggal : 22 November 2018

5. Judul Laporan Aktualisasi


“Optimalisasi Layanan Prioritas Pemohon Paspor Lansia, Balita dan Difabel di
Kantor Unit Layanan Paspor Harbour Bay.”

15
BAB II
NILAI – NILAI DASAR DAN KEDUDUKAN
SERTA PERAN PNS DALAM NKRI

A. KONSEP NILAI – NILAI DASAR PNS


PNS pada saat ini dituntut untuk mampu bekerja secara profesional, yaitu mampu
memenuhi standar kompetensi jabatannya sehingga dalam melaksanakan tugas
jabatannya mampu bertindak secara efektif dan efisien. Standar kompetensi yang harus
dipenuhi meliputi aktualisasi nilai-nilai dasar profesi PNS itu sendiri, yakni
Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu dan Anti Korupsi.
1. Akuntabilitas
Akuntabilitas merujuk pada kewajiban setiap individu, kelompok atau institusi
untuk memenuhi tanggung jawab yang menjadi amanahnya, yaitu menjamin
terwujudnya nilai-nilai publik. Nilai-nilai publik tersebut adalah ;
a) Mampu mengambil pilihan yang tepat dan benar ketika terjadi konflik kepentingan.
b) Memiliki pemahaman dan kesadaran tentang netralitas PNS.
c) Memperlakukan warga Negara secara sama dan adil.
d) Menunjukkan sikap dan perilaku yang konsisten dan dapat diandalkan.
Lingkungan kerja yang akuntabel dapat diciptakan dengan menerapkan nilai-
nilai yang terkandung di dalamnya antara lain, Kepemimpinan, Transparansi, Integritas,
Tanggung Jawab, Keadilan, Kepercayaan, Keseimbangan, Kejelasan, dan Konsisten.

2. Nasionalisme
Nasionalisme merupakan pandangan tentang rasa cinta yang wajar terhadap
bangsa dan negara, dan sekaligus menghormati bangsa lain. Makna nasionalisme secara
politis merupakan manifestasi kesadaran nasional yang mengandung cita-cita dan
pendorong bagi suatu bangsa, baik untuk merebut kemerdekaan atau mengenyahkan
penjajahan maupun sebagai pendorong untuk membangun dirinya maupun lingkungan
masyarakat, bangsa dan negaranya. Fungsi nasionalisme bagi ASN adalah :

16
a. ASN yang berorientasi pada kepentingan publik dengan nilai yang terkandungnya;
ketepetan waktu, pelayanan yang akurat, ramah dan santun dalam memberikan
pelayanan, tanggung jawab, kelengkapan, kemudahan mendapatkan pelayanan,
variasi model pelayanan, kenyamanan, bersikap adil dan tidak deskriminatif.
b. ASN yang berintegritas tinggi, dengan melaksanakan tugasnya dengan
jujur,bertanggung jawab dan berintegritas tinggi, melaksanakan tugasnya dengan
cermat dan disiplin, melayani dengan sikap hormat, sopan dan tanpa tekanan,
melaksanakan tugasnya sesuai dengan perintah atasan atau pejabat yang berwenang
sejauh tidak bertentangan dengan ketentuan peraturan perundang-undangan dan
etika peerintahan, menjaga kerahasiaan yang menyangkut kebijakan negara,
menggunakan kekayaan dan barang milik negara secara bertanggung jawab, efektif
dan efisien, menjaga agar tidak terjadi konflik kepentingan dalam menjalankan
tugas, memberikan informasi secara benar dan tidak menyesatkan kepada pihak lain
yang memerlukan informasi, tidak menyalahgunakan informasi, dan melaksanakan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
c. ASN sebagai pemersatu bangsa yang bersikap netral dan adil, mengawoni
kepentingan kelompok-kelompok minoritas, menjadi teladan di lingkungan
masyarakat.
Nasionalisme Pancasila adalah pandangan atau paham kecintaan manusia
Indonesia terhadap bangsa dan tanah airnya yang didasarkan pada nilai-nilai Pancasila.
Prinsip nasionalisme bangsa Indonesia dilandasi nilainilai Pancasila yang diarahkan
agar bangsa Indonesia senantiasa: menempatkan persatuan kesatuan, kepentingan dan
keselamatan bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi atau kepentingan golongan;
menunjukkan sikap rela berkorban demi kepentingan bangsa dan negara; bangga
sebagai bangsa Indonesia dan bertanah air Indonesia serta tidak merasa rendah diri;
mengakui persamaan derajat, persamaan hak dan kewajiban antara sesama manusia dan
sesama bangsa; menumbuhkan sikap saling mencintai sesama manusia;
mengembangkan sikap tenggang ras.

17
3. Etika Publik
Etika publik adalah refleksi tentang standar/ norma yang menentukan baik/
buruk, benar/ salah perilaku, tindakan dan keputusan untuk mengarahkan kebijakan
publik dalam rangka menjalankan tanggung jawab pelayanan publik. Pelayan publik
yang professional membutuhkan tidak hanya kompetensi teknis dan leadership, namun
juga kompetensi etika. Oleh karena itu perlu dipahami etika dan kode etik pejabat
publik. Dengan diterapkannya kode etik ASN, perilaku pejabat publik harus berubah
yaitu ;
a) Berubah dari dilayani menjadi melayani
b) Berubah dari wewenang menjadi peranan
c) Menyadari bahwa jabatan publik adalah amanah yang harus
dipertanggungjawabkan bukan hanya di dunia tapi juga di akhirat.

Ada tiga fokus utama dalam pelayanan publik, yakni:


 Pelayanan publik yang berkualitas dan relevan.
 Sisi dimensi reflektif, Etika Publik berfungsi sebagai bantuan dalam menimbang
pilihan sarana kebijakan publik dan alat evaluasi.
 Modalitas Etika, menjembatani antara norma moral dan tindakan faktual.

4. Komitmen Mutu
Konsep mutu berkembang seiring dengan berubahnya paradigma organisasi
terkait pemuasan kebutuhan manusia, yang semula lebih berorientasi pada terpenuhinya
jumlah (kuantitas) produk sesuai permintaan, dan kini, ketika aneka ragam hasil
produksi telah membanjiri pasar, maka kepuasan customers lebih dititik beratkan pada
aspek mutu (kualitas) produk. Mutu sudah menjadi salah satu alat vital untuk
mempertahankan keberlanjutan organisasi dan menjaga kredibilitas institusi.
Banyak definisi mutu yang dikemukakan oleh para ahli. Goetsch and Davis
(2006) berpendapat bahwa belum ada definisi mutu yang dapat diterima secara
universal, namun mereka telah merumuskan pengertian mutu sebagai berikut. “Quality
is a dynamic state associated with products, services, people, processes, and
environments that meets or exceeds expectation.” Menurut definisi yang dirumuskan
Goetsch dan Davis, mutu merupakan suatu kondisi dinamis berkaitan dengan produk,
jasa, manusia, proses, dan lingkungan yang sesuai atau bahkan melebihi harapan
18
konsumen atau pengguna. Sejalan dengan pendapat tersebut, William F. Christopher
dan Carl G. Thor (2001), menyatakan bahwa: “Quality can be defined as producing and
delivering to customers without error and without waste superior customer values in the
products and services that each customer needs and wants Quality is depend on one
mind individually.” Dalam pandangan Christopher dan Thor, penilaian atas mutu
produk/jasa bergantung pada persepsi individual berdasarkan kesesuaian nilai yang
terkandung di dalamnya dengan kebutuhan dan keinginannya, tanpa kesalahan dan
pemborosan.
Berdasarkan pendapat - pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa mutu
mencerminkan nilai keunggulan produk/ jasa yang diberikan kepada pelanggan
(customer) sesuai dengan kebutuhan dan keinginannya, dan bahkan melampaui
harapannya. Mutu merupakan salah satu standar yang menjadi dasar untuk mengukur
capaian hasil kerja. Mutu juga dapat dijadikan sebagai alat pembeda atau pembanding
dengan produk/jasa sejenis lainnya, yang dihasilkan oleh lembaga lain sebagai pesaing
(competitors). Para pelanggan, secara individual, bisa memberikan penilaian dan makna
yang berbeda terhadap mutu suatu produk atau jasa (layanan). Hal ini dipengaruhi oleh
persepsi masing-masing berdasarkan tingkat kepuasan mereka atas produk tersebut, dan
juga bergantung pada konteksnya.
Dengan demikian, kepuasan pelanggan/konsumen terhadap mutu suatu
produk/jasa yang sama bisa berbeda-beda, bergantung dari sudut pandang masing-
masing ataupun preferensi nilai yang digunakannya sebagai rujukan, sebagaimana
ditegaskan oleh Christopher dan Thor di atas. Zeithmalh, dkk (1990) menyatakan bahwa
terdapat sepuluh ukuran dalam menilai mutu pelayanan, yaitu Tangible
(nyata/berwujud), Reliability (kehandalan), Responsiveness (Cepat tanggap),
Competence (kompetensi), Access (kemudahan), Courtesy (keramahan),
Communication (komunikasi), Credibility (kepercayaan), Security (keamanan),
Understanding the Customer (Pemahaman pelanggan).

5. Anti Korupsi
Korupsi berasal dari bahasa latin Coruptio dan Corruptus yang berarti kerusakan
atau kebobrokan. Dalam bahasa Yunani Corruptio yang berarti perbuatan yang tidak
baik, buruk, curang, dapat disuap, tidak bermoral, menyimpang dari kesucian,

19
melanggar norma – norma agama, material, mental, dan hukum. Nilai-nilai yang
terkandung dalam aspek anti korupsi antara lain: jujur, peduli, mandiri, disiplin,
tanggung jawab, kerja keras, sederhana, berani, dan adil. Setiap negara mempunyai
undang-undang yang berbeda terkait dengan Tindak Pidana Korupsi. Menurut UU No.
31/1999 jo No. UU 20/2001, terdapat 7 kelompok tindak pidana korupsi yang terdiri
dari :
a. Kerugian keuangan Negara
b. Suap-menyuap
c. Pemerasan
d. Perbuatan Curang
e. Penggelapan dalam Jabatan
f. Benturan Kepentingan dalam Pengadaan
g. Gratifikasi
Ada 9 (sembilan) indikator dari nilai-nilai dasar anti korupsi yang harus
diperhatikan, yaitu :
1. Jujur
Kejujuran merupakan nilai dasar yang menjadi landasan utama bagi penegakan
integritas diri seseorang. Tanpa adanya kejujuran mustahil seseorang bisa menjadi
pribadi yang berintegritas. Seseorang dituntut untuk bisa berkata jujur dan transparan
serta tidak berdusta baik terhadap diri sendiri maupun orang lain, sehingga dapat
membentengi diri terhadap godaan untuk berbuat curang.
2. Peduli
Kepedulian sosial kepada sesama menjadikan seseorang memiliki sifat kasih sayang.
Individu yang memiliki jiwa sosial tinggi akan memperhatikan lingkungan
sekelilingnya di mana masih terdapat banyak orang yang tidak mampu, menderita,
dan membutuhkan uluran tangan. Pribadi dengan jiwa sosial tidak akan tergoda
untuk memperkaya diri sendiri dengan cara yang tidak benar tetapi ia malah
berupaya untuk menyisihkan sebagian penghasilannya untuk membantu sesama.
3. Mandiri
Kemandirian membentuk karakter yang kuat pada diri seseorang menjadi tidak
bergantung terlalu banyak pada orang lain. Mentalitas kemandirian yang dimiliki
seseorang memungkinkannya untuk mengoptimalkan daya pikirnya guna bekerja

20
secara efektif. Pribadi yang mandiri tidak akan menjalin hubungan dengan pihak-
pihak yang tidak bertanggungjawab demi mencapai keuntungan sesaat.
4. Disiplin
Disiplin adalah kunci keberhasilan semua orang. Ketekunan dan konsistensi untuk
terus mengembangkan potensi diri membuat seseorang akan selalu mampu
memberdayakan dirinya dalam menjalani tugasnya. Kepatuhan pada prinsip kebaikan
dan kebenaran menjadi pegangan utama dalam bekerja. Seseorang yang mempunyai
pegangan kuat terhadap nilai kedisiplinan tidak akan terjerumus dalam kemalasan
yang mendambakan kekayaan dengan cara yang mudah.
5. Tanggung Jawab
Pribadi yang utuh dan mengenal diri dengan baik akan menyadari bahwa keberadaan
dirinya di muka bumi adalah untuk melakukan perbuatan baik demi kemaslahatan
sesama manusia. Segala tindak tanduk dan kegiatan yang dilakukannya akan
dipertanggungjawabkan sepenuhnya kepada Tuhan Yang Maha Esa, masyarakat,
negara, dan bangsanya. Dengan kesadaran seperti ini maka seseorang tidak akan
tergelincir dalam perbuatan tercela dan nista.
6. Kerja Keras
Individu beretos kerja akan selalu berupaya meningkatkan kualitas hasil kerjanya
demi terwujudnya kemanfaatan publik yang sebesar-besarnya. Ia mencurahkan daya
pikir dan kemampuannya untuk melaksanakan tugas dan berkarya dengan sebaik-
baiknya. Ia tidak akan mau memperoleh sesuatu tanpa mengeluarkan keringat.
7. Sederhana
Pribadi yang berintegritas tinggi adalah seseorang yang menyadari kebutuhannya dan
berupaya memenuhi kebutuhannya dengan semestinya tanpa berlebih-lebihan. Ia
tidak tergoda untuk hidup dalam gelimang kemewahan. Kekayaan utama yang
menjadi modal kehidupannya adalah ilmu pengetahuan. Ia sadar bahwa mengejar
harta tidak akan pernah ada habisnya karena hawa nafsu keserakahan akan selalu
memacu untuk mencari harta sebanyakbanyaknya.
8. Berani
Seseorang yang memiliki karakter kuat akan memiliki keberanian untuk menyatakan
kebenaran dan menolak kebathilan. Ia tidak akan mentolerir adanya penyimpangan
dan berani menyatakan penyangkalan secara tegas. Ia juga berani berdiri sendirian

21
dalam kebenaran walaupun semua kolega dan teman-teman sejawatnya melakukan
perbuatan yang menyimpang dari hal yang semestinya. Ia tidak takut dimusuhi dan
tidak memiliki teman kalau ternyata mereka mengajak kepada hal-hal yang
menyimpang.
9. Adil
Pribadi dengan karakter yang baik akan menyadari bahwa apa yang dia terima sesuai
dengan jerih payahnya. Ia tidak akan menuntut untuk mendapatkan lebih dari apa
yang ia sudah upayakan. Bila ia seorang pimpinan maka ia akan memberi
kompensasi yang adil kepada bawahannya sesuai dengan kinerjanya. Ia juga ingin
mewujudkan keadilan dan kemakmuran bagi masyarakat dan bangsanya.

Kesadaran anti korupsi yang dibangun melalui pendekatan spiritual, dengan


selalu ingat akan tujuan keberadaannya sebagai manusia di muka bumi, dan selalu ingat
bahwa seluruh ruang dan waktu kehidupannya harus dipertanggungjawabkan sehingga
dapat menjadi benteng kuat untuk anti korupsi. Tanggung jawab spiritual yang baik
akan menghasilkan niat yang baik dan mendorong untuk memiliki visi dan misi yang
baik, hingga selalu memiliki semangat untuk melakukan proses atau usaha terbaik dan
mendapatkan hasil terbaik agar dapat dipertanggungjawabkan secara publik.

B. KONSEP KEDUDUKAN DAN PERAN PNS DALAM NKRI


Pengetahuan tentang kedudukan dan peran PNS untuk menjalankan fungsi ASN
sebagai pelaksana kebijakan publik, pelayan publik, dan perekat dan permersatu bangsa
sehingga mampu mengelola tantangan dan masalah keragaman sosial-kultural dengan
menggunaan perspektif Whole of Government dalam mendukung pelaksanaan tugas
jabatannya. Kemampuan tersebut diperoleh melalui pembelajaran mata Pelatihan
Manajemen ASN, Pelayanan Publik, dan Whole of Government. Setelah peserta
mempelajari mata Pelatihan tersebut, peserta melakukan studi lapangan dengan tujuan
untuk memperkuat pemahaman terhadap pembelajaran Pengetahuan tentang Kedudukan
dan Peran PNS dalam NKRI.
1. Manajemen ASN
Manajemen ASN lebih menekankan kepada pengaturan profesi pegawai
sehingga diharapkan agar selalu tersedia sumber daya aparatur sipil Negara yang unggul

22
selaras dengan perkembangan jaman. Jadi manajemen ASN adalah pengelolaan ASN
untuk menghasilkan Pegawai ASN yang professional, memiliki nilaidasar, etika profesi,
bebas dari intervensi politik, bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme.
Kedudukan atau status jabatan PNS dalam sistem birokrasi selama ini dianggap
belum sempurna untuk menciptakan birokrasi yang professional. Untuk dapat
membangun profesionalitas birokrasi, maka konsep yang dibangun dalam UU ASN
tersebut harus jelas. Berikut beberapa konsep yang ada dalam UU No. 5 Tahun 2014
tentang Aparatur Sipil Negara. Berdasarkan jenisnya, Pegawai ASN terdiri atas Pegawai
Negeri Sipil (PNS); dan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK).
PNS merupakan warga negara Indonesia yang memenuhi syarat tertentu,
diangkat sebagai Pegawai ASN secara tetap oleh pejabat pembina kepegawaian untuk
menduduk jabatan pemerintahan, memiliki nomor induk pegawai secara nasional.
Sedangkan PPPK adalah warga Negara Indonesia yang memenuhi syarat tertentu, yang
diangkat oleh Pejabat Pembina Kepegawaian berdasarkan perjanjian kerja sesuai
dengan kebutuhan Instansi Pemerintah untuk jangka waktu tertentu dalam rangka
melaksanakan tugas pemerintahan.
Untuk menjalankan kedudukannya tersebut, maka Pegawai ASN berfungsi
sebagai berikut:
a. Pelaksana kebijakan publik
b. Pelayan public, dan
c. Perekat dan pemersatu bangsa
Pegawai ASN juga memiliki tugas, antara lain:
 Melaksanakan kebijakan yang dibuat oleh Pejabat Pembina Kepegawaian sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
 Memberikan pelayanan publik yang professional dan berkualitas,
 Mempererat persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Konsep Sistem Merit menjadi bagian yang tidak terpisahkan dalam pengelolaan
ASN. Sistem merit pada dasarnya adalah konsepsi dalam manajemen SDM yang
menggambarkan diterapkannya obyektifitas dalam keseluruhan semua proses dalam
pengelolaan ASN yakni pada pertimbangan kemampuan dan prestasi individu untuk
melaksanakan pekerjaanya (kompetensi dan kinerja). Pengambilan keputusan dalam

23
pengelolaan SDM didasarkan pada kemampuan dan kualifikasi seseorang dalam atau
untuk melaksanakan pekerjaan dan tidak berdasarkan pertimbangan subyektif seperti
afiliasi politik, etnis, dan gender. Obyektifitas dilaksanakan pada semua tahapan dalam
pengelolaan SDM (rekruitmen, pengangkatan, penempatan, dan promosi). Sistem ini
biasanya disandingkan dengan spoil sistem, dimana dalam penerapan manajemen SDM-
nya lebih mengutamakan pertimbangan subyektif.

2. Pelayanan Publik
Pelayanan publik adalah “Sebagai segala bentuk kegiatan pelayanan umum yang
dilaksanakan oleh Instansi Pemerintahan di Pusat dan Daerah, dan di lingkungan
BUMN/BUMD dalam bentuk barang dan /atau jasa, baik dalam pemenuhan kebutuhan
masyarakat, (Lembaga Administrasi Negara: 1998). Sementara Departemen Dalam
Negeri menyebutkan bahwa: Pelayanan publik adalah suatu proses bantuan kepada
orang lain dengan cara-cara tertentu yang memerlukan kepekaan dan hubungan
interpersonal tercipta kepuasan dan keberhasilan. Setiap pelayanan menghasilkan
produk, baik berupa barang dan jasa (Pengembangan Kelembagaan Pelayanan Terpadu
Satu Pintu, 2004).
Sedangkan definisi yang saat ini menjadi rujukan utama dalam penyelenggaraan
pelayanan publik sebagaimana termuat dalam Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009
Tentang Pelayanan Publik, dijelaskan bahwa pelayanan publik adalah kegiatan atau
rangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai 9 Pelayanan
Publik dengan peraturan perundang-undangan bagi setiap warga negara dan penduduk
atas barang, jasa, dan/atau pelayanan administratif yang disediakan oleh penyelenggara
pelayanan publik.
Prinsip pelayanan publik yang baik untuk mewujudkan pelayanan prima adalah:
a. Partisipatif, Pemerintah perlu melibatkan masyarakat dalam merencanakan,
melaksanakan, dan mengevaluasi hasilnya.
b. Transparan. Pemerintah harus menyediakan akses bagi warga Negara untuk
mengetahui segala hal terkait pelayanan publik yang diselenggarakan. Masyarakat
juga harus diberi akses untuk mempertanyakan dan menyampaikan pengaduan
apabila merasa tidak puas terhadap pelayanan publik pemerintah.

24
c. Responsif. Pemerintah wajib mendengar dan memenuhi tuntutan kebutuhan warga
negara. Birokrasi wajib mendengarkan aspirasi dan keinginan masyarakat yang
menduduki posisi sebagai agen Pelayanan Publik
d. Tidak diskriminatif . Tidak ada perbedaan pemberian layanan kepada masyarakat
atas dasar perbedaan identitas warga negara.
e. Mudah dan murah. Mudah artinya berbagai persyaratan yang dibutuhkan tersebut
masuk akal dan mudah dipenuhi. Murah artinya biaya yang diperlukan dapat
dijangkau oleh seluruh warga negara.
f. Efektif dan efisien . Efektif: mampu mewujudkan tujuan yang hendak dicapai
(untuk melaksanakan mandat konstitusi dan mencapai tujuan strategis negara dalam
jangka panjang). Efisien: cara mewujudkan tujuan dilakukan dengan prosedur
sederhana, tenaga kerja yang sedikit, dan biaya yang murah.
g. Aksesibel. Pelayanan publik yang harus dapat dijangkau oleh warga negara yang
membutuhkan dalam arti fisik (dekat, terjangkau dengan kendaraan publik, mudah
ditemukan, dan lain – lain) dan dapat dijangkau dalam arti non – fisik yang terkait
dengan biaya dan persyaratan yang harus dipenuhi.
h. Akuntabel. Penyelenggaraan pelayanan publik harus dapat dipertanggung-jawabkan
secara terbuka kepada masyarakat melalui media publik baik secara cetak maupun
elektronik.
i. Berkeadilan. Penyelenggaraan pelayanan publik harus dapat dijadikan sebagai alat
pelindung kelompok rentan dan mampu menghadirkan rasa keadilan bagi kelompok
lemah ketika berhadapan dengan kelompok kuat.

Menurut para ahli tersebut, barang/jasa publik adalah barang/jasa yang memiliki
rivalry (rivalitas) dan excludability (ekskludabilitas) yang rendah. Rivalitas yang rendah
maknanya adalah barang/jasa tertentu yang telah dikonsumsi (digunakan) oleh seorang
individu tidak akan habis dan masih akan dapat digunakan oleh individu yang lain tanpa
mengurangi manfaat dari barang/jasa tersebut serta kepuasan individu yang
menggunakannya kemudian.
Sedangkan ekskludabilitas yang rendah maknanya, produsen atau “pemilik”
barang/jasa tersebut sulit untuk melakukan upaya guna mencegah banyak orang untuk
dapat menikmati barang/jasa yang dihasilkannya, sebab biaya untuk mencegah

25
individu-individu lain tidak dapat menikmati barang/jasa yang mereka hasilkan jauh
lebih mahal dibanding keuntungan yang akan mereka peroleh. Jika ada barang/jasa yang
memenuhi dua karakteristik tersebut maka kemudian disebut sebagai barang/jasa
publik. Dengan kata lain, barang/jasa publik dapat dikonsumsi secara bersama-sama
(joint consumption).
Jenis barang/jasa yang dapat dikategorikan sebagai barang/jasa publik memiliki
spektrum yang sangat luas, yaitu pure public goods dari jenis barang/jasa yang dapat
dikategorikan sebagai barang publik murni sampai barang/jasa yang sebenarnya masuk
kategori sebagai barang privat (private goods). Adanya fenomena barang/jasa publik
menuntut kehadiran pemerintah untuk bertanggung jawab menyediakan barang/jasa
publik yang dibutuhkan oleh masyarakat tersebut dalam bentuk pelayanan publik.
Undang-undang No. 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik agar memahami
persoalan yang akan didiskusikan dalam dua paragraf berikut : Pertama, ruang lingkup
pelayanan yang disebut sebagai pelayanan publik sangat terbatas yaitu sebagaimana
diatur dalam Pasal 5 ayat 2, yang menyebut bahwa pelayanan publik meliputi:
pendidikan, pengajaran, pekerjaan dan usaha, tempat tinggal, komunikasi dan informasi,
lingkungan hidup, kesehatan, jaminan sosial, energi, perinstansi pemerintahan,
perhubungan, sumber daya alam dan pariwisata. Kedua, bentuk kegiatan pelayanan
publik sebagaimana diatur dalam pasal 5 ayat 3 dan 4 juga sangat sempit karena
pelayanan kebutuhan barang publik bagi masyarakat hanya diartikan sebagai pengadaan
barang/ jasa di instansi pemerintah.
Berikut ini merupakan berbagai hal yang menjadi fundamen pelayanan publik,
antara lain :
a. Pelayanan publik merupakan hak warga Negara sebagai amanat konstitusi.
b. Pelayanan publik diselenggarakan dengan pajak yang dibayar oleh warga negara.
c. Pelayanan publik diselenggarakan dengan tujuan untuk mencapai hal-hal yang
strategis bagi kemajuan bangsa di masa yang akan datang.
d. Pelayanan publik memiliki fungsi tidak hanya memenuhi kebutuhan-kebutuhan
dasar warga negara sebagai manusia, akan tetapi juga berfungsi untuk memberikan
perlindungan bagi warga negara (proteksi).

26
3. Whole of Goverment (WoG)
WoG adalah sebuah pendekatan penyelenggaraan pemerintahan yang
menyatukan upaya-upaya kolaboratif pemerintahan dari keseluruhan sektor dalam ruang
lingkup koordinasi yang lebih luas guna mencapai tujuantujuan pembangunan
kebijakan, manajemen program dan pelayanan publik. Oleh karenanya WoG juga
dikenal sebagai pendekatan interagency, yaitu pendekatan yang melibatkan sejumlah
kelembagaan yang terkait dengan urusan-urusan yang relevan. Pendekatan WoG ini
sudah dikenal dan lama berkembang terutama di negara-negara Anglo-Saxon seperti
Inggris, Australia dan Selandia Baru. Di Inggris, misalnya, ide WoG dalam
mengintegrasikan sektorsektor ke dalam satu cara pandang dan sistem sudah dimulai
sejak pemerintahan Partai Buruhnya Tony Blair pada tahun 1990-an dengan gerakan
modernisasi program pemerintahan, dikenal dengan istilah joined-up government‟
(Bissessar, 2009; Christensen & L\a egreid, 2006). Di Australia, WoG dimotori oleh
Australian Public Service (APS) dalam laporannya berjudul Connecting Government:
Whole of Government Responses to Australia's Priority Challenges pada tahun 2015.
Karakteristik pendekatan WoG dapat dirumuskan dalam prinsip-prinsip
kolaborasi, kebersamaan, kesatuan, tujuan bersama, dan mencakup keseluruhan aktor
dari seluruh sektor dalam pemerintahan. WoG dianggap penting kehadirannya dalam
penyelenggaraan pemerintahan, hal ini memiliki alasan sebagai berikut :
a. Faktor-faktor eksternal seperti dorongan publik dalam mewujudkan integrasi
kebijakan, program pembangunan dan pelayanan agar tercipta penyelenggaraan
pemerintahan yang lebih baik. Selain itu perkembangan teknologi informasi, situasi
dan dinamika kebijakan yang lebih kompleks juga mendorong pentingnya WoG
dalam menyatukan institusi pemerintah sebagai penyelenggara kebijakan dan
layanan publik.
b. Faktor-faktor internal dengan adanya fenomena ketimpangan kapasitas sektoral
sebagai akibat dari adanya nuansa kompetisi antar sektor dalam pembangunan. Satu
sektor bisa menjadi sangat superior terhadap sektor lain, atau masing#masing sektor
tumbuh namun tidak berjalan beriringan, melainkan justru kontraproduktif atau
‘saling membunuh’. Masing#masing sektor menganggap bahwa sektornya lebih
penting dari yang lainnya. Sebuah contoh misalnya, sektor lingkungan hidup
memandang bahwa pelestarian alam, terutama hutan, merupakan prioritas dalam

27
pembangunan, sehingga perlu mendapatkan prioritas dukungan kebijakan dan
keuangan yang lebih. Sementara di sisi lain sektor pertambangan memandang
bahwa pembangunan memerlukan modal besar, dan hanya tambanglah yang bisa
menyediakan.
c. Dalam konteks Indonesia, keberagaman latar belakang nilai, budaya, adat istiadat,
serta bentuk latar belakang lainnya mendrong adanya potensi disintegrasi bangsa.
Pemerintah sebagai institusi formal berkewajiban untuk mendorong tumbuhnya
nilai-nilai perekat Kebangsaan yang akan menjamin bersatunya elemen-elemen
kebangsaan ini dalam satu frame NKRI.
Berikut merupakan contoh praktek dari Whole of Government, antara lain:
a. Penguatan Koordinasi Antar Lembaga
Penguatan koordinasi dapat dilakukan jika jumlah lembaga#lembaga yang
dikoordinasikan masih terjangkau dan manageable. Dalam prakteknya, span of
control atau rentang kendali yang rasional akan sangat terbatas. Salah satu
alternatifnya adalah mengurangi jumlah lembaga yang ada sampai mendekati
jumlah yang ideal untuk sebuah koordinasi. Dengan jumlah lembaga yang rasional,
maka koordinasi dapat dilakukan lebih mudah.
b. Membentuk Lembaga Koordinasi Khusus
Pembentukan lembaga terpisah dan permanen yang bertugas dalam
mengkoordinasikan sektor atau kementerian adalah salah satu cara melakukan
WoG. Lembaga koordinasi ini biasanya diberikan status kelembagaan setingkat
lebih tinggi, atau setidaknya setara dengan kelembagaan yang dikoordinasikannya.
c. Membentuk Gugus Tugas
Gugus tugas merupakan bentuk pelembagaan koordinasi yang dilakukan di luar
struktur formal, yang sidatnya tidak permanen. Pembentukan gugus tugas biasanya
menjadi salah satu cara agar sumber daya yang terlibat dalam koordinasi tersebut
dicabut sementara dari lingkungan formalnya untuk berkonsentrasi dalam proses
koordinasi tadi.
d. Koalisi Sosial
Koalisi sosial ini merupakan bentuk informal dari penyatuan koordinasi antar sektor
atau lembaga, tanpa perlu membentuk pelembagaan khusus dalam koordinasi ini.

28
BAB III
PELAKSANAAN AKTUALISASI

A. Rancangan Kegiatan
1. Unit Kerja
Kantor Unit Layanan Paspor Imigrasi Kelas I Khusus Batam.
2. Identifikasi Isu
Terdapat banyak keluhan dari masyarakat tentang layanan prioritas khusus
lansia, balita dan berkebutuhan khusus di ULP Harbour Bay. Masyarakat
kesulitan mendapatkan layanan tersebut di ULP Harbour Bay. Tentu hal ini
berdampak pada kepuasan masyarakat terhadap layanan paspor di ULP Harbour
Bay.
3. Isu yang Diangkat
Belum optimalnya layanan prioritas khusus pemohon paspor lanjut usia, balita
dan berkebutuhan khusus di Kantor Unit Layanan Paspor Harbour Bay. Isu ini
berkaitan dengan masalah Pelayanan Publik.
4. Pemecahan Isu
Optimalisasi layanan prioritas khusus pemohon paspor lanjut usia, balita dan
berkebutuhan khusus di Kantor Unit Layanan Paspor Harbour Bay, Batam.

29
Adapun gagasan pemecahan isu antara lain, dengan rancangan kegiatan sebagai
berikut :
Tabel 3.1
Rancangan Kegiatan

No. Kegiatan Sumber


1 Pelaporan rancangan aktualisasi kepada Kepala Bidang
Dokumen Perjalanan dan Izin Tinggal Keimigrasian,
Kepala Seksi Dokumen Perjalanan dan Kepala ULP Kantor Kreatifitas
Imigrasi Kelas I Khusus TPI Batam.
2 Membuat rancangan prosedur pelayanan paspor khusus
lansia, balita dan difabel. Kreatifitas

3 Sosialisasi ke seluruh pegawai di Kantor ULP Harbour Bay


terkait rancangan prosedur pelayanan pembuatan paspor Kreatifitas
khusus lansia, balita dan difabel sesuai arahan pimpinan.
4 Sosialisasi kepada masyarakat tentang layanan prioritas
khusus pemohon paspor lansia, balita dan difabel. Kreatifitas

5 Implementasi layanan prioritas khusus pemohon paspor


lansia, balita dan difabel. Kreatifitas

6 Monitoring dan evaluasi pelaksanaan layanan prioritas


paspor bagi lansia, balita dan difabel. Kreatifitas

30
Tabel 3.2
Rancangan Aktualisasi Optimalisasi Layanan Prioritas khusus Pemohon Paspor Lanjut Usia, Balita dan Difabel

Keterkaitan Substansi Mata Kontribusi terhadap Penguatan Nilai


NO Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil
Pelatihan Visi Misi Organisasi Organisasi
1 Pelaporan rancangan 1. Membuat janji Jadwal Etika Publik Melaporkan Akuntabel
aktualisasi kepada pertemuan dengan pertemuan. Membuat janji terlebih dahulu rancangan aktualisasi Setiap kegiatan
Kepala Bidang Kabid Dokumen sebelum menghadap pimpinan untuk mendapatkan dapat
Dokumen Perjalanan Perjalanan dan Izin merupakan bentuk etika izin pelaksanaannya dipertanggungjawa
dan Izin Tinggal Tinggal menghormati pimpinan. memberikan bkan kepada atasan
Keimigrasian, Kepala Keimigrasian dan kontribusi pada Visi sesuai dengan
Seksi Dokumen Ka ULP. Ditjen Imigrasi yaitu ketentuan dan
Perjalanan, dan 2. Menyampaikan Masukan dan Nasionalisme “Masyarakat peraturan yang
Kepala ULP Kantor ide/gagasan arahan dari Pengamalan Sila ke-4 yaitu memperoleh kepastian berlaku.
Imigrasi Kelas I rancangan pimpinan. mengutamakan musyawarah hukum.”
Khusus TPI Batam. aktualisasi dan dalam membuat keputusan. Hal
meminta ini dilakukan dengan cara
masukan/arahan. meminta masukan dan arahan dari
pimpinan terkait bagaimana
pelaksanaan rancangan
aktualisasi.

3. Meminta izin untuk Surat Izin. Akuntabilitas


pelaksanaan Izin dari atasan menunjukkan
rancangan adanya kejelasan untuk
aktualisasi. pelaksanaan rancangan
aktualisasi.

31
Keterk aitan Substansi Mata Kontribusi terhadap Penguatan Nilai
NO Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil
Pelatihan Visi Misi Organisasi Organisasi
2 Membuat rancangan 1. Mencari referensi Referensi Komitmen Mutu Membuar rancangan Transparan
prosedur pelayanan prosedur pelayanan prosedur Mencari referensi terlebih dahuluprosedur pelayanan Membuat
paspor khusus lansia, paspor khusus pelayanan. sebelum membuat suatupaspor khusus lansia, rancangan prosedur
balita dan difabel. lansia, balita dan rancangan prosedur pelayanan balita dan difabel untuk memperoleh
difabel. agar hasilnya pelaksanaannya memberikan informasi tentang
efektif dan efisien. kontribusi pada Misi kebijakan, proses
Ditjen Imigrasi yatiu pembuatan, dan
2. Menyusun Rancangan Akuntabel “Melindungi Hak pelaksanaannya,
rancangan prosedur prosedur Menyusun rancangan prosedur Asasi Manusia.” serta hasil-hasil
pelayanan paspor pelayanan. pelayanan untuk memastikan yang dicapai.
khusus lansia, balita konsistensi dalam
dan difabel. pelaksanaannya. Hal ini juga
untuk menjaga integritas dalam
pelaksanaannya dengan mematuhi
ketentuan yang sudah dibuat.

3. Mengkonsultasikan Dokumentasi. Etika Publik


hasil rancangan Mengkonsultasikan hasil
prosedur pelayanan rancangan prosedur ke atasan
paspor khusus menunjukkan etika bekerja dalam
lansia, balita dan organisasi.
difabel ke Ka ULP.

32
Keterkaitan Substansi Mata Kontribusi terhadap Penguatan Nilai
NO Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil
Pelatihan Visi Misi Organisasi Organisasi
3 Sosialisasi ke seluruh 1. Membuat undangan Jadwal Komitmen Mutu Melakukan sosialisasi Sinergis
pegawai di Kantor dan jadwal sosialisasi. Adanya jadwal yang jelas agar rancangan prosedur Sosialisasi dengan
ULP Harbour Bay sosialisasi. sosialisasi dapat terlaksana sesuai keseluruh pegawai seluruh pegawai
terkait rancangan rencana. memberikan untuk membangun
prosedur pelayanan 2. Menyiapkan sarana Sarana dan Komitmen Mutu kontribusi pada Visi dan memastikan
pembuatan paspor dan prasarana untuk prasarana Tersedianya sarana dan prasarana Ditjen Imigrasi yaitu hubungan
khusus lansia, balita sosialisasi. sosialisasi. agar sosialisasi dapat berjalan “Masyarakat kerjasama dengan
dan difabel sesuai efektif. memperoleh kepastian seluruh pegawai.
arahan pimpinan. 3. Menyampaikan Dokumentasi. Etika Publik hukum.”
rancangan prosedur Menyampaikan rancangan
pelayananan paspor prosedur dengan bahasa yang
khusus lansia, balita sopan dan mudah dimengerti.
dan difabel.
4 Sosialisasi kepada 1. Membuat desain Desain banner. Komitmen Mutu Melakukan sosialisasi Transparan
masyarakat tentang banner yang berisi Membuat desain banner dengan ke masyarakat Sosialisasi ke
layanan prioritas informasi tentang ide-ide kreatif agar hasilnya memberikan masyarakat agar
khusus pemohon adanya layanan berkualitas dan menarik. kontribusi pada Visi memperoleh
paspor lansia, balita prioritas paspor Ditjen Imigrasi yaitu informasi yang
dan difabel. untuk lansia, balita “Masyarakat jelas tentang
dan difabel. memperoleh kepastian adanya pelayanan
2. Mencetak banner. Banner sudah Komitmen Mutu hukum.” paspor khusus
dicetak. Hasil cetakan banner yang lanasia, balita dan
berkualitas. difabel.
3. Memajang banner Banner sudah Akuntabel
yang telah dicetak dipajang. Banner yang sudah dipajang
tersebut di ruang merupakan alat bantu untuk
tunggu pelayanan melaksanakan tanggung jawab
paspor. menyampaikan informasi ke
masyarakat.
33
Keterkaitan Substansi Mata Kontribusi terhadap Penguatan Nilai
NO Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil
Pelatihan Visi Misi Organisasi Organisasi
5 Implementasi layanan 1. Membuat jalur Akrilik Etika Publik Memberikan Inovatif
prioritas khusus untuk pemohon Priority line . Membuat jalur prioritas untuk pelayanan prioritas Layanan prioritas
pemohon paspor prioritas. lansia, balita dan difabel untuk khusus pemohon khusus lansia,
lansia, balita dan meningkatkan kualitas pelayanan. paspor lansia, balita balita dan
difabel. 2. Menyediakan loket Loket khusus Etika Publik dan difabel berkebutuhan
khusus pemohon pemohon Menyediakan loket khusus memberikan khusus merupakan
prioritas. prioritas. pemohon lansia, balita dan kontribusi pada Misi suatu kreatifitas
difabel untuk meningkatkan Ditjen Imigrasi yaitu dan
kualitas pelayanan. “Melindungi Hak mengembangkan
3. Memisahkan map Tempat khusus Komitmen Mutu Asasi Manusia.” inisiatif untuk
pemohon prioritas. map pemohon Tempat khusus map prioritas meningkatkan
prioritas. merupakan suatu inovasi dalam kualitas pelayanan.
meningkatkan kualitas pelayanan.

6 Monitoring dan 1. Membuat alat bantu. Daftar Komitmen Mutu Monitoring dan Akuntabel
evaluasi pemohon Membuat daftar pemohon evaluasi memberikan Monitoring dan
terhadap pelaksanaan prioritas. prioritas untuk monitoring dan kontribusi pada Misi evaluasi agar
layanan prioritas evaluasi rancangan aktualisasi. Ditjen Imigrasi yaitu kegiatan rancangan
khusus pemohon 2. Pelaksanaan Daftar Etika Publik “Masyarakat aktualisasi dapat
paspor lansia, balita monitoring dan pemohon Memberikan dan menjelaskan ke memperoleh kepastian dipertanggungjawa
dan berkebutuhan evaluasi prioritas. petugas lainnya dengan sopan dan hukum.” bkan pelak
khusus. santun. sanaannya.

3. Membuat laporan Laporan Akuntabel


hasil monitoring dan monitoring dan Hasil analisa menunjukkan sejauh
evaluasi evaluasi. mana tingkat keberhasilan
rancangan aktualisasi.

34
B. Jadwal Kegiatan
Berikut ini adalah jadwal kegiatan aktualisasi :
Tabel 3.3
Jadwal Kegiatan Optimalisasi Prioritas Layanan Paspor untuk Lansia, Balita dan Difabel

Agustus September Oktober November


No. Kegiatan Tahapan Kegiatan
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3
1 Pelaporan rancangan 1. Membuat janji pertemuan dengan
aktualisasi kepada Kepala Dokumen Perjalanan dan Izin Tinggal
Bidang Dokumen Perjalanan Keimigrasian , Kasi Dokumen Perjalanan
dan Izin Tinggal dan Ka ULP.
Keimigrasian, Kepala Seksi 2. Menyampaikan ide/gagasan rancangan
Dokumen Perjalanan, dan aktualisasi dan meminta masukan/arahan.
Kepala ULP Kantor Imigrasi
Kelas I Khusus TPI Batam. 3. Meminta izin untuk pelaksanaan rancangan
aktualisasi.

2 Membuat rancangan 1. Mencari referensi prosedur pelayanan


prosedur pelayanan paspor paspor khusus lansia, balita dan difabel.
khusus lansia, balita dan 2. Menyusun rancangan prosedur pelayanan
difabel. paspor khusus lansia, balita dan difabel.
3. Mengkonsultasikan hasil rancangan
prosedur pelayanan paspor khusus lansia,
balita dan difabel ke Ka ULP.

35
Agustus September Oktober November
No. Kegiatan Tahapan Kegiatan
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
3 Sosialisasi ke seluruh 1. Membuat undangan dan jadwal sosialisasi.
pegawai di Kantor ULP
Harbour Bay terkait
2. Menyiapkan sarana dan prasarana untuk
rancangan prosedur
sosialisasi.
pelayanan pembuatan paspor
khusus lansia, balita dan 3. Menyampaikan rancangan prosedur
difabel sesuai arahan pelayananan paspor khusus lansia, balita
pimpinan. dan difabel.
4 Sosialisasi kepada 1. Membuat desain banner yang berisi
masyarakat tentang layanan informasi tentang adanya layanan prioritas
prioritas khusus pemohon paspor untuk lansia, balita dan difabel.
paspor lansia, balita dan
difabel. 2. Mencetak banner.
3. Memajang banner yang telah dicetak
tersebut di ruang tunggu pelayanan paspor.
5 Implementasi layanan 1. Membuat jalur untuk pemohon prioritas.
prioritas khusus pemohon
paspor lansia, balita dan 2. Menyediakan loket khusus pemohon
difabel. prioritas.
3. Menyediakan tempat untuk map khusus
pemohon prioritas.
6 Monitoring dan evaluasi 1. Membuat alat bantu.
terhadap pelaksanaan
layanan prioritas khusus 2. Pelaksanaan monitoring dan evaluasi.
pemohon paspor lansia,
balita dan difabel. 3. Membuat laporan hasil monitoring dan
evaluasi
36
C. Capaian Kegiatan
Tabel 3.4 Capaian Kegiatan

Kegiatan/Tahapan Pelaporan rancangan aktualisasi kepada Kepala Bidang Dokumen Perjalanan dan Izin Tinggal Keimigrasian, Kepala Seksi Dokumen
Kegiatan 1 Perjalanan, dan Kepala ULP Kantor Imigrasi Kelas I Khusus TPI Batam dengan tahapan kegiatan sebagai berikut :
- Membuat janji pertemuan dengan Kabid Dokumen Perjalanan dan Izin tinggal Keimigrasian, Kasi Dokumen Perjalanan dan
Ka ULP.
- Menyampaikan ide/gagasan rancangan aktualisasi dan meminta masukan/arahan.
- Meminta izin untuk pelaksanaan rancangan aktualisasi.
Tanggal
08 Agustus 2018
Pelaksanaan
Deskripsi Kegiatan Melaporkan terlebih dahulu rancangan aktualisasi kepada Kepala Bidang Dokumen Perjalanan dan Izin Tinggal Keimigrasian , Kasi
dan Teknik Dokumen Perjalanan dan Kepala ULP dilakukan dengan terlebih dahulu membuat janji pertemuan sebagai bentuk etika terhadap
Aktualisasi pimpinan. Setelah mendapatkan jadwal pertemuan, kemudian menghadap pimpinan untuk menyampaikan ide/gagasan rancangan
Penerapan Nilai aktualisasi disertai dengan meminta masukan/arahan langsung dari pimpinan sebagai bentuk musyawarah dalam membuat keputusan
Dasar ASN tentang bagaimana pelaksanaan rancangan aktualisasi. Hal ini disertai dengan meminta izin dengan membuat surat izin pelaksanaan
rancangan aktualisasi dari Kepala Bidang Dokumen Perjalanan dan Izin Tinggal Keimigrasian agar adanya kejelasan untuk
melaksanakan setiap kegiatan rancangan aktualisasi.
Sehubungan dengan Kepala Bidang Dokumen Perjalanan dan Izin Tinggal Keimigrasian juga sekaligus merupakan mentor, jadi
Kendala
tidak ada hambatan dalam pelaksanaan kegiatan ini.
Nilai-nilai Dasar Berdasarkan teknik dan capaian aktualisasi yang sudah dilaksanakan bahwa pada kegiatan melaporkan kepada pimpinan terwujud
yang Relevan nilai Etika Publik, Nasionalisme dan Akuntabilitas.
Kontribusi terhadap Melaporkan rancangan aktualisasi untuk mendapatkan izin pelaksanaannya memberikan kontribusi pada Visi Ditjen Imigrasi yaitu
Visi dan Misi “Masyarakat memperoleh kepastian hukum.”
Organisasi
Penguatan Nilai- Setiap kegiatan dapat dipertanggungjawabkan kepada atasan sesuai dengan ketentuan dan peraturan yang berlaku merupakan
nilai Organisasi penguatan nilai organisasi yaitu Akuntabel.
Output Mendapatkan izin dari pimpinan untuk pelaksanaan setiap kegiatan rancangan aktualisasi dengan wujud surat izin dari Kepala
Bidang Dokumen Perjalanan dan Izin Tinggal Keimigrasian .
Manfaat/Hasil Manfaat dari kegiatan ini adanya kejelasan dan koordinasi dengan pimpinan terkait bagaimana pelaksanaan rancangan aktualisasi.
Capaian
37
Analisis Dampak Apabila kegiatan ini tidak dilaksanakan maka tidak mencerminkan nilai Etika Publik seorang pegawai dalam bekerja yang terkesan
membuat keputusan sendiri tanpa berkoordinasi dengan pimpinan terlebih dahulu.
Kegiatan/Tahapan Membuat rancangan prosedur pelayanan paspor khusus lansia, balita dan difabel dengan tahapan kegiatan sebagai berikut :
Kegiatan 2 - Mencari referensi prosedur pelayanan paspor khusus lansia, balita dan difabel.
- Menyusun rancangan prosedur pelayanan paspor khusus lansia, balita dan difabel.
- Mengkonsultasikan hasil rancangan prosedur pelayanan paspor khusus lansia, balita dan difabel ke Ka ULP.

Tanggal
13 - 30 Agustus 2018
Pelaksanaan
Deskripsi Kegiatan Membuat rancangan prosedur pelayanan paspor khusus lansia, balita dan difabel dengan terlebih dahulu mencari referensi dari
dan Teknik beberapa kantor imigrasi yang telah menerapkan layanan ini seperti Kantor Imigrasi Kelas 1 Khusus Jakarta Selatan dan Kantor
Aktualisasi Imigrasi Kelas 1 Khusus Jakarta Barat. Setelah mendapatkan refrensi mengenai prosedurnya dilanjutkan dengan membuat rancangan
Penerapan Nilai prosedur yang akan diterapkan di Kantor ULP Harbourbay. Setelah selesai membuat rancangan prosedur pelayanan paspor khusus
Dasar ASN lansia, balita dan difabel, kemudian dikonsultasikan dengan Ka ULP untuk mendapatkan masukan dan saran terkait rancangan prosedur
tersebut.
Kendala Tidak ada hambatan dalam pelaksanaan kegiatan ini.
Nilai-nilai Dasar Berdasarkan teknik dan capaian aktualisasi yang sudah dilaksanakan bahwa pada kegiatan melaporkan kepada pimpinan terwujud nilai
yang Relevan Komitmen Mutu, Akuntabilitas dan Etika Publik.
Kontribusi Membuar rancangan prosedur pelayanan paspor khusus lansia, balita dan difabel memberikan kontribusi pada Misi Ditjen Imigrasi
terhadap Visi dan yatiu “Melindungi Hak Asasi Manusia.”
Misi Organisasi
Penguatan Nilai- Membuat rancangan prosedur untuk memperoleh informasi tentang kebijakan, proses pembuatan, dan pelaksanaannya, serta hasil-hasil
nilai Organisasi yang dicapai merupakan penguatan nilai organisasi yaitu Transparan.
Output Rancangan prosedur pelayanan paspor khusus lansia, balita dan difabel.
Manfaat/Hasil Adapun manfaat dilakukan perencanaan prosedur yang telah disusun ini memudahkan dalam menentukan langkah-langkah yang
Capaian diperlukan dalam pelaksanaan rancangan aktualisasi sehingga kegiatan dapat dilakukan secara tertib dan teratur sesuai dengan tahap-
tahap prosedur yang sudah dibuat.
Analisis Dampak Apabila kegiatan ini tidak dilaksanakan maka tidak mencerminkan nilai Komitmen Mutu karena tidak ada alur kerja yang jelas
sehingga dapat menimbulkan masalah seperti tidak terarahnya proses pelaksanaannya.

38
Kegiatan/Tahapan Sosialisasi ke seluruh pegawai di Kantor ULP Harbour Bay terkait rancangan prosedur pelayanan pembuatan paspor khusus
Kegiatan 3 lansia, balita dan difabel sesuai arahan pimpinan dengan tahapan kegiatan sebagai berikut :
- Membuat undangan dan jadwal sosialisasi.
- Menyiapkan sarana dan prasarana untuk sosialisasi.
- Menyampaikan rancangan prosedur pelayananan paspor khusus lansia, balita dan difabel.
Tanggal
03-14 September 2018
Pelaksanaan
Deskripsi Sebelum melakukan sosialisasi ke seluruh pegawai terkait pelaksanaan rancangan aktualisasi terlebih dahulu mengatur jadwal
Kegiatan dan agar tidak mengganggu kegiatan rutin pelayanan paspor dengan berkonsultasi kepada Ka ULP. Setelah mendapatkan jadwal
Teknik dilanjutkan dengan mengundang seluruh pegawai untuk menghadiri sosialisasi pada saat rapat yang dilaksanakan di ULP
Aktualisasi Harbourbay agar lebih efektif dan efisien. Kemudian menyiapkan sarana dan prasarana untuk melaksanakan sosialisasi seperti
Penerapan Nilai ruang rapat, infokus dan bahan presentasi untuk menyampaikan rancangan aktualisasi kepada seluruh pegawai.
Dasar ASN
Kendala Tidak ada hambatan dalam pelaksanaan kegiatan ini.
Nilai-nilai Dasar Berdasarkan teknik dan capaian aktualisasi yang sudah dilaksanakan bahwa pada kegiatan sosialisasi kepada seluruh pegawai
yang Relevan terwujud nilai Komitmen Mutu dan Etika Publik.
Kontribusi Melakukan sosialisasi rancangan prosedur keseluruh pegawai memberikan kontribusi pada Visi Ditjen Imigrasi yaitu “Masyarakat
terhadap Visi dan memperoleh kepastian hukum.”
Misi Organisasi
Penguatan Nilai- Sosialisasi dengan seluruh pegawai untuk membangun dan memastikan hubungan kerjasama dengan seluruh pegawai
nilai Organisasi merupakan penguatan nilai organisasi yaitu Sinergis.
Output Tersosialisasinya rancangan aktulisasi kepada seluruh pegawai ULP Harbourbay.
Manfaat/Hasil
Adanya koordinasi dengan seluruh pegawai terkait pelaksanaan rancangan aktualisasi.
Capaian
Analisis Dampak Apabila kegiatan ini tidak dilaksanakan maka tidak mencerminkan nilai Etika Publik antara sesama pegawai sebagai suatu tim
dalam sebuah organisasi.

39
Kegiatan/Tahapan Sosialisasi kepada masyarakat tentang layanan prioritas khusus pemohon paspor lansia, balita dan difabel dengan tahapan kegiatan
Kegiatan 4 sebagai berikut :
- Membuat desain banner yang berisi informasi tentang adanya layanan prioritas paspor untuk lansia, balita dan difabel.
- Mencetak banner.
- Memajang banner yang telah dicetak tersebut di ruang tunggu pelayanan paspor.

Tanggal
17-28 September 2018
Pelaksanaan
Deskripsi Mensosialisasikan kepada masyarakat terkait pelayanan prioritas khusus lansia, balita dan difabel dengan menggunakan media
Kegiatan dan banner. Kegiatan ini dimulai dengan membuat desain banner terlebih dulu yang berisi informasi mengenai pelayanan prioritas
Teknik untuk pemohon paspor lansia, balita dan difabel. Setelah desain banner selesai kemudian dicetak dan dipajang di ruang tunggu
Aktualisasi pelayanan paspor ULP Harbourbay.
Penerapan Nilai
Dasar ASN
Kendala Tidak ada hambatan dalam pelaksanaan kegiatan ini.
Nilai-nilai Dasar Berdasarkan teknik dan capaian aktualisasi yang sudah dilaksanakan bahwa pada kegiatan sosialisasi kepada masyarakat
yang Relevan terwujud nilai Komitmen Mutu dan Akuntabel.
Kontribusi Melakukan sosialisasi ke masyarakat memberikan kontribusi pada Visi Ditjen Imigrasi yaitu “Masyarakat memperoleh kepastian
terhadap Visi dan hukum.”
Misi Organisasi
Penguatan Nilai- Sosialisasi ke masyarakat agar memperoleh informasi yang jelas tentang adanya pelayanan paspor khusus lansia, balita dan
nilai Organisasi difabel yaitu Transparan.
Output Banner terpajang di ruang tunggu pelayanan paspor ULP Harbourbay.
Manfaat/Hasil
Tersosialisasinya informasi pelayanan prioritas kepada masyarakat.
Capaian
Analisis Dampak Apabila kegiatan ini tidak dilaksanakan maka informasi mengenai adanya layanan prioritas ini tidak bisa tersalurkan ke
masyarakat. Hal ini tidak mencerminkan adanya nilai Akuntabilitas dan Komitmen Mutu.

40
Kegiatan/Tahapan Implementasi layanan prioritas khusus pemohon paspor lansia, balita dan difabel dengan tahapan kegiatan sebagai berikut :
Kegiatan 5 - Menyediakan jalur untuk pemohon prioritas
- Menyediakan loket khusus pemohon prioritas
- Memisahkan map pemohon prioritas

Tanggal
1-31 Oktober 2018
Pelaksanaan
Deskripsi Mengimplementasikan layanan prioritas khusus pemohon lansia, balita dan difabel dengan terlebih dahulu menyediakan jalur
Kegiatan dan prioritas, kemudian menyediakan loket khusus pemohon prioritas lansia, balita dan difabel serta memisahkan map pemohon
Teknik prioritas agar dapat diselesaikan dengan cepat.
Aktualisasi
Penerapan Nilai
Dasar ASN
Kendala Tidak ada hambatan dalam pelaksanaan kegiatan ini.
Nilai-nilai Dasar Berdasarkan teknik dan capaian aktualisasi yang sudah dilaksanakan bahwa pada kegiatan implementasi layanan prioritas
yang Relevan khusus pemohon paspor lansia, balita dan difabel terwujud nilai Etika Publik dan Komitmen Mutu.
Kontribusi Memberikan pelayanan prioritas khusus pemohon paspor lansia, balita dan berkebutuhan khusus memberikan kontribusi pada
terhadap Visi dan Misi Ditjen Imigrasi yaitu “Melindungi Hak Asasi Manusia.”
Misi Organisasi
Penguatan Nilai- Layanan prioritas khusus lansia, balita dan berkebutuhan khusus merupakan suatu kreatifitas dan mengembangkan inisiatif untuk
nilai Organisasi meningkatkan kualitas pelayanan merupakan penguatan nilai organisasi yaitu Inovatif.
.
Output Pelayanan prioritas terhadap pemohon lansia, balita dan difabel.
Manfaat/Hasil
Peningkatan kualitas pelayanan paspor dengan memberikan pelayanan prioritas terhadap pemohon lansia, balita dan difabel.
Capaian
Analisis Dampak Apabila kegiatan ini tidak dilaksanakan maka tidak mencerminkan adanya nilai Komitmen Mutu dalam pelaksanaan kegiatan
aktualisasi ini yang bersifat inovatif.

41
Kegiatan/Tahapan Monitoring dan evaluasi terhadap pelaksanaan layanan prioritas khusus pemohon paspor lansia, balita dan difabel dengan
Kegiatan 6 tahapan kegiatan sebagai berikut :
- Membuat alat bantu
- Pelaksanaan monitoring dan evaluasi
- Membuat analisis hasil monitoring dan evaluasi
Tanggal
1 Oktober -16 November 2018
Pelaksanaan
Deskripsi Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap pelaksanaan layanan prioritas dengan membuat alat bantu monitoring yaitu data
Kegiatan dan pemohon paspor lansia, balita dan difabel dan daftar cheklist apakah pemohon tersebut mendapatkan layanan prioritas. Setelah
Teknik itu membuat laporan pemohon prioritas yang sudah mendapatkan layanan prioritas dari ULP Harbourbay.
Aktualisasi
Penerapan Nilai
Dasar ASN
Kendala Tidak ada hambatan dalam pelaksanaan kegiatan ini.
Nilai-nilai Dasar Berdasarkan teknik dan capaian aktualisasi yang sudah dilaksanakan bahwa pada kegiatan monitoring dan evaluasi terwujud
yang Relevan nilai Komitmen Mutu, Etika Publik dan Akuntabel.
Kontribusi Monitoring dan evaluasi memberikan kontribusi pada Misi Ditjen Imigrasi yaitu “Masyarakat memperoleh kepastian hukum.”
terhadap Visi dan
Misi Organisasi
Penguatan Nilai- Monitoring dan evaluasi agar kegiatan rancangan aktualisasi dapat dipertanggungjawabkan pelaksanaannya merupakan penguatan
nilai Organisasi nilai organisasi yaitu Akuntabel.
.
Output Laporan monitoring dan evaluasi.
Manfaat/Hasil
Evaluasi pelaksanaan layanan prioritas khusus pemohon paspor lansia, balita dan difabel.
Capaian
Analisis Dampak Apabila kegiatan ini tidak dilaksanakan maka tidak mencerminkan nilai Akuntabel yang akan menimbulkan kendala dalam
keberlanjutan pelaksanaan kegiatan aktualisasi.

42
BAB IV
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Rancangan aktualisasi pada Pelatihan Dasar CPNS Kementerian Hukum dan
HAM Republik Indonesia tahun 2018 ini merupakan upaya membentuk CPNS yang
merupakan embrio dari PNS menjadi abdi negara yang memiliki dan dapat
menginternalisasi nilai-nilai Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen
mutu, dan Anti Korupsi (ANEKA) menjadi tunas yang berintegritas, jujur dan dapat
membangun Indonesia menjadi lebih maju lagi. Terdapat gagasan kreatif untuk
menyelesaikan isu “Belum optimalnya layanan prioritas khusus pemohon paspor lanjut
usia, balita dan berkebutuhan khusus, yang akan di laksanakan pada tanggal 06 Agustus
sampai dengan 09 November 2018 di Kantor Unit Layanan Paspor Harbour Bay.
Adapun kegiatan tersebut antara lain :
1. Pelaporan rancangan aktualisasi kepada Kepala Bidang Dokumen Perjalanan dan
Izin Tinggal Keimigrasian, Kepala Seksi Dokumen Perjalanan, dan Kepala ULP
Kantor Imigrasi Kelas I Khusus TPI Batam.
2. Membuat rancangan prosedur pelayanan paspor khusus lansia, balita dan difabel.
3. Sosialisasi ke seluruh pegawai di Kantor ULP Harbour Bay terkait rancangan
prosedur pelayanan pembuatan paspor khusus lansia, balita dan difabel sesuai
arahan pimpinan..
4. Sosialisasi kepada masyarakat tentang layanan prioritas khusus pemohon paspor
lansia, balita dan difabel..
5. Implementasi layanan prioritas khusus pemohon paspor lansia, balita dan difabel.
6. Monitoring dan evaluasi terhadap pelaksanaan layanan prioritas khusus pemohon
paspor lansia, balita dan difabel.
Penulis dituntut untuk mampu memecahkan isu yang ada di tempat kerja yang
diangkat dari unit kerja serta melakukan implementasi pada satuan kerja atas penerapan
nilai-nilai dasar PNS berdasarkan ANEKA, Manajemen PNS, pelayanan public, dan
Whole of Government yang telah penulis dapatkan pada saat pelatihan dasar CPNS.
Sehingga ULP Harbour Bay dapat menjadi lebih baik dan memberikan pelayanan yang
lebih prima.

43
B. SARAN
Dari enam kegiatan yang dirancang sedemikian rupa agar dapat berjalan dengan
baik, perlu adanya beberapa hal yang diperlukan diantaranya :
1. Dukungan dari pimpinan terutama mentor, rekan kerja, atau pihak yang terlibat
dalam kegiatan aktualisasi ini.
2. Koordinasi dan konsultasi yang baik dengan pimpinan terutama mentor, atasan
langsung, rekan kerja, atau pihak yang terlibat dalam kegiatan aktualisasi ini sangat
dibutuhkan agar pelaksanaannya dapat berjalan dengan efektif.

44
DAFTAR PUSTAKA

Undang-Undang No. 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (ASN).


Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2017 tentang Manajemen Aparatur Sipil Negara
Peraturan Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2017
tentang Pedoman Penyelenggaraan Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil
Golongan II.
Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. 2017. Akuntabilitas: Modul
Pelatihan Dasar Calon PNS. Jakarta. Lembaga Administrasi Negara.
Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. 2017. Nasionalisme: Modul
Pelatihan Dasar Calon PNS. Jakarta. Lembaga Administrasi Negara.
Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. 2017. Etika Publik: Modul
Pelatihan Dasar Calon PNS. Jakarta. Lembaga Administrasi Negara.
Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. 2017. Komitmen Mutu: Modul
Pelatihan Dasar Calon PNS. Jakarta. Lembaga Administrasi Negara.
Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. 2017. Anti Korupsi: Modul
Pelatihan Dasar Calon PNS. Jakarta. Lembaga Administrasi Negara.
Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. 2017. Manajemen ASN: Modul
Pelatihan Dasar Calon PNS. Jakarta. Lembaga Administrasi Negara.
Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. 2017. Pelayanan Publik: Modul
Pelatihan Dasar Calon PNS. Jakarta. Lembaga Administrasi Negara.
Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. 2017. Whole of Goverment: Modul
Pelatihan Dasar Calon PNS. Jakarta. Lembaga Administrasi Negara.

Anda mungkin juga menyukai