Anda di halaman 1dari 72

RANCANGAN AKTUALISASI DAN

HABITUASI
NILAI-NILAI DASAR PEGAWAI NEGERI SIPIL (PNS)

OPTIMALISASI PEMBIMBINGAN KLIEN PEMASYARAKATAN


DEWASA DI BALAI PEMASYARAKATAN
KELAS I SEMARANG

Disusun oleh:
Nama : Pitaloka Husnul Khotimah
NIP :199405302017122001
Angkatan : IV
No. Urut : 03
Jabatan :Pembimbing Kemasyarakatan Pertama
Gol/Ruang :III/a
Unit Kerja :Balai Pemasyarakatan Kelas I Semarang
Coach :Arif Efendy, S.H., M.M.
Mentor :Kus Edy Riyanto, S.H., M.H.

PELATIHAN DASAR CPNS GOLONGAN III ANGKATAN IV


BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA DAERAH
PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH
SEMARANG, 2018
HALAMAN PERSETUJUAN
RANCANGAN AKTUALISASI DAN HABITUASI NILAI-NILAI DASAR
PEGAWAI NEGERI SIPIL (PNS)

Judul : Optimalisasi Pembimbingan Klien Pemasyarakatan


Dewasa di Balai Pemasyarakatan Kelas I Semarang

Dinyatakan disetujui untuk diseminarkan pada:


Hari : Kamis
Tanggal : 28 Juni 2018
Tempat : Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Daerah
Provinsi Jawa Tengah

Semarang, 28 Juni 2018


Peserta Pelatihan Dasar CPNS

Pitaloka Husnul Khotimah, S.Psi.


NIP. 199405302017122001

Menyetujui,

ii
Coach, Mentor,

Arif Efendy, S.H., M.M. Kus Edy Riyanto, S.H, M.H.


Widyaiswara Ahli Muda Kasie Bimb Klien Dewasa
NIP.196911021990031003 NIP. 196511041994031001

HALAMAN PENGESAHAN
RANCANGAN AKTUALISASI DAN HABITUASI NILAI-NILAI DASAR
PEGAWAI NEGERI SIPIL (PNS)

Judul : Optimalisasi Pembimbingan Klien Pemasyarakatan


Dewasa di Balai Pemasyarakatan Kelas I Semarang

Telah diseminarkan pada :


Hari : Kamis
Tanggal : 28 Juni 2018
Tempat : Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Daerah
Provinsi Jawa Tengah

Semarang, 28 Juni 2018


Peserta Pelatihan Dasar CPNS

Pitaloka Husnul Khotimah, S.Psi.


NIP. 199405302017122001

Menyetujui,
Coach, Widyaiswara Ahli
MudaNIP.196911021990031003
Mentor,

Arif Efendy, S.H., M.M.

iii
Kus Edy Riyanto, S.H, M.H. NIP. 196511041994031001
Kasie Bimb Klien Dewasa

Narasumber,

Samono, S.ST.
Widyaiswara Ahli Pertama
NIP. 196703241987031002
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirobbil’alamin, segala puji dan syukur penulis panjatkan


kepada Allah SWT atas segala berkat, rahmat, dan hidayah-Nya sehingga
penulis dapat menyelesaikan “Optimalisasi Pembimbingan Klien
Pemasyarakatan Dewasa di Balai Pemasyarakatan Kelas I Semarang”
dengan baik. Rancangan kegiatan aktualisasi dan habituasi nilai-nilai
dasar Pegawai Negeri Sipil atau selanjutnya disebut PNS ini bertujuan
untuk meningkatkan kualitas PNS di Balai Pemasyarakatan Kelas I
Semarang dengan sikap perilaku PNS dan nilai dasar PNS yang terdiri
dari: Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, dan Anti
Korupsi (ANEKA).
Penulis menyadari bahwa rancangan ini dapat terwujud karena
bantuan dan dorongan dari benyak pihak. Penulis dengan rendah hati
mengucapkan terima kasih kepada:
1. Drs. Ibnu Chuldun, Bc. IP., S.H., M.Si., sebagai Kepala Kantor Wilayah
Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Provinsi Jawa tengah
2. Riena Retnaningrum, S.H. Plt. Kepala BPSDMD Provinsi Jawa Tengah
yang telah memberikan dukungan fasilitas, sarana, dan prasarana
selama pendidikan dan pelatihan prajabatan
3. Bawon, Bc.IP., S.H. sebagai Kepala Balai Pemasayarakatan Kelas I
Semarang yang telah menugaskan saya untuk mengikuti pelatihan
dasar CPNS Golongan III ini.
4. Samono, S.ST., selaku narasumber atas saran masukan yang
diberikan untuk perbaikan rancangan aktualisasi

iv
5. Arif Efendy, S.H., M.M., selaku coach atas semua inspirasi, dorongan,
masukan dan bimbingannya.
6. Kus Edy Riyanto, S.H, M.H., selaku mentor atas semua arahan,
motivasi, dukungan, masukan dan bimbingan selama perancangan
program aktualisasi.
7. Keluarga besar Balai Pemasyarakatan Kelas I Semarang atas
dukungan dan kerjasamanya.
8. Seluruh Widyaiswara yang telah membimbing dalam perkuliahan dan
memberikan pengarahan terkait materi ANEKA untuk dapat
diinternalisasikan dan diaktualisasikan di instansi.
9. Seluruh Panitia, dan Binsuh yang telah membantu dan menfasilitasi
kegiatan latsar.
10. Keluarga besar peserta Latsar Golongan III Angkatan 4 tahun 2018.

Penulis sadar bahwa rancangan laporan aktualisasi ini masih jauh


dari kesempurnaan, oleh karenanya penulis berharap masukan dari
berbagai pihak membuat rancangan laporan menjadi lebih baik agar
rancangan ini dapat dijadikan dasar dalam pelaksanaan dan pelaporan
aktualisasi dan habituasi nilai-nilai dasar PNS, serta memberikan manfaat
yang sebesar-besarnya bagi semua pihak yang membutuhkan.

Semarang, Juni 2018

Penulis

v
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL............................................................................. i
HALAMAN PERSETUJUAN.............................................................. ii
HALAMAN PENGESAHAN............................................................... iii
KATA PENGANTAR........................................................................... iv
DAFTAR ISI....................................................................................... vi
DAFTAR TABEL................................................................................ viii
DAFTAR GAMBAR............................................................................ ix
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang........................................................................ 1
B. Identifikasi Isu, Dampak dan Rumusan Masalah................... 3
C. Tujuan..................................................................................... 9
D. Manfaat................................................................................... 9
BAB II LANDASAN TEORI
A. Sikap Perilaku Bela Negara.................................................... 11
B. Nilai-Nilai Dasar PNS............................................................. 12
C. Kedudukan dan Peran PNS dalam NKRI............................... 17
BAB III TUGAS UNIT KERJA DAN TUGAS PESERTA
A. Profil Organisasi..................................................................... 21
1. Dasar Hukum Pebentukan Organisasi............................... 21
2. Visi, Misi, Nilai dan Tujuan Organisasi............................... 22
3. Struktur Organisasi dan Job Deskripsi............................... 24
4. Deskripsi SDM, Sarpras dan Sumber Daya Lain............... 25
B. Tugas Jabatan Peserta Diklat................................................ 27
C. Role Model.............................................................................. 32
BAB IV RANCANGAN KEGIATAN AKTUALISASI
A. Daftar Rancangan Kegiatan Aktualisasi dan Keterkaitan dengan
Nilai ANEKA.......................................................................... 34
B. Jadwal Rancangan Aktualisasi............................................... 52
C. Antisipasi dan Strategi Menghadapi Kendala........................ 58

BAB V PENUTUP
A. Simpulan .................................................................................. 59
B. Pelaksanaan Rancangan Aktualisasi....................................... 60
1. Pentingnya Rancangan Aktualisasi Dilaksanakan............. 60
2. Dampak Apabila Rancangan Aktualisasi Tidak Dilaksanakan
..........................................................................................61
DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………64
DAFTAR RIWAYAT HIDUP.................................................................. 65

vi
DAFTAR TABEL

Tabel 1.1. Identifikasi Isu..................................................................... 5


Tabel 1.2. Analisis Isu Strategis........................................................... 7
Tabel 1.3. Dampak Isu Tidak Terselesaikan........................................ 8
Tabel 4.1. Rancangan Kegiatan Aktualisasi........................................ 36
Tabel 4.2. Jadwal Pelaksanaan Rancangan Aktualisasi..................... 57
Tabel 4.3. Antisipasi dan Strategi Menghadapi Kendala …………..... 60

vii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1. Struktur Organisasi BAPAS Kelas I Semarang.............. 24

viii
ix
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia sebagai
instansi vertikal membawahi banyak Unit Pelaksana Teknis (UPT) yang
melaksanakan tugas pelayanan publik. Salah satunya yakni Unit Pelaksana
Teknis (UPT) Balai Pemasyarakatan yang dikenal dengan sebutan BAPAS. Balai
Pemasyarakatan (Bapas) merupakan salah satu unit pelaksana teknis di bidang
pembinaan luar lembaga pemasyarakatan.
Tugas pokok dari Bapas yaitu memberikan bimbingan dan pengawasan
terhadap klien pemasyarakatan. Pembimbingan yang dilakukan oleh BAPAS
merupakan bagian dari suatu Sistem Pemasyarakatan yang diselenggarakan
dalam rangka membentuk warga binaan pemasyarakatan agar menjadi manusia
seutuhnya, menyadari kesalahan, memperbaiki diri, dan tidak mengulangi tindak
pidana sehingga dapat diterima kembali oleh lingkungan masyarakat, dapat aktif
berperan dalam pembangunan, dan dapat hidup secara wajar sebagai warga
yang baik dan bertanggung jawab.
Sistem pemasyarakatan memiliki peran strategis dalam proses
penegakan hukum dan pelaksanaan pembinaan pelanggaran hukum melaui
optimalisasi perlakuan dan pembinaan berdasarkan proses dan tahap-tahap
pembinaan pemasyarakatan. (Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia RI,
Direktorat Jenderal Pemasyarakatan, “Surat Edaran Nomor PAS6. PK.01.05.02-
573 Tahun 2014 : Pedoman Umum Penyusunan Rekomendasi Penelitian
Kemasyarakatan”, (Jakarta : Kemenkumham RI, 2014), 1.)
Sistem pemasyarakatan dalam Pasal 2 Undang-Undang Nomor 12 Tahun
1995 Tentang Pemasyarakatan diselenggarakan dalam rangka membentuk
Warga Binaan Pemasyarakatan agar menjadi manusia seutuhnya, menyadari
kesalahan, memperbaiki diri, dan tidak mengulangi tindak pidana sehingga
dapat diterima kembali oleh lingkungan masyarakat, dapat aktif berperan dalam
pembangunan, dan dapat hidup secara wajar sebagai warga yang baik dan
bertanggung jawab. Sedangkan dalam Pasal 3 Undang-Undang ini menyatakan
bahwa Sistem Pemasyarakatan berfungsi menyiapkan Warga Binaan
Pemasyarakatan agar dapat berintegrasi secara sehat dengan masyarakat,
sehingga dapat berperan kembali sebagai anggota masyarakat yang bebas dan
bertanggung jawab.
1
Berdasarkan Undang-Undang RI Nomor 12 Tahun 1995 Tentang
Pemasyarakatan pula dan Undang-Undang RI Nomor 11 Tahun 2012 Tentang
Sistem Peradilan Pidana Anak, menunjukkan bahwa peran dan fungsi
pemasyarakatan semakin strategis khususnya peran Balai Pemasyarakatan
atau biasa disingkat dengan sebutan BAPAS pada tahap pra adjudikasi,
adjudikasi, dan pos adjudikasi. Berdasarkan Undang-undang tentang
Pemasyarakatan pada Pasal 1 angka 4 pengertian mengenai BAPAS adalah
pranata untuk melaksanakan bimbingan Klien Pemasyarakatan.
Salah satu tugas pokok dan fungsi Bapas yaitu melaksanakan
pembimbingan terhadap klien pemasyarakatan. Pembimbingan merupakan
pemberian tuntunan untuk meningkatkan kualitas ketakwaan terhadap Tuhan
Yang Maha Esa, intelektual, sikap, dan perilaku, profesional, kesehatan jasmani
dan rohani klien pemasyarakatan. Program pembimbingan Bapas diberikan
setelah klien selesai menjalani masa pidananya di dalam Lembaga
Pemasyarakatan (Lapas) atau saat klien menjalani masa integrasi yang terdiri
atas pembimbingan kemandirian dan pembimbingan kepribadian.
Pembimbingan kemandirian adalah pembimbingan terkait kewirausahaan dan
pelatihan-pelatihan kerja yang digunakan sebagai bekal bagi klien
pemasyarakatan untuk dapat hidup mandiri di masyarakat. Sementara itu,
pembimbingan kepribadian adalah pembimbingan terhadap sikap mental agar
klien tidak mengulangi kejahatan atau tindak pidana kembali.
Pembimbing Kemasyarakatan sebagai ASN memiliki nilai-nilai pribadi
seperti integritas, professional, netral dan bebas dan intervensi politik, bersih
dan praktik korupsi, kolusi dan nepotisme. ASN dituntut cakap dalam
menyelenggarakan pelayanan publik yang prima bagi masyarakat sehingga
sanggup berperan sebagai perekat persatuan dan kesatuan bangsa
sebagaimana cita-cita dalam Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945.
Keberadaan ASN dalam pembangunan Nasional sangatlah penting,
sehingga pengembangan dan peningkatan kualitas sumber daya manusia
aparatur harus segera dan wajib dilaksanakan untuk menjawab penilaian
sumbang dari masyarakat terhadap kualitas kinerja instansi publik, dalam
mewujudkan pemerintahan yang baik (good govermance), sehingga dunia
usaha (corporate govermance) dan masyarakat (civil society) dapat terlayani

2
dengan maksimal dan mampu meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan sosial
yang pada akhirnya akan meningkatkan kemajuan dan kesejahteraan Indonesia.
Dalam melaksanakan tugas dan jabatannya sebagai Pembimbing
Kemasyarakatan terutama pada program pembimbingan, kinerja Pembimbing
Kemasyarakatan di Balai Pemasyarakatan dirasa kurang memberikan dampak
yang optimal terhadap klien pemasyarakatan. Kurang optimalnya program
pembimbingan tersebut dapat mengakibatkan klien mengalami kesulitan untuk
menjadi pribadi yang seutuhnya, memperbaiki dirinya, serta kesulitan dalam
diterima dan berperan aktif sebagai warga yang baik dan bertanggung jawab di
lingkungannya. Hal tersebut juga dapat mengakibatkan dampak yang lebih
besar yakni pengulangan tindak pidana yang dilakukan oleh klien
pemasyarakatan sehingga program reintegrasi klien harus dicabut.

B. Identifikasi dan Rumusan Masalah


1. Identifikasi Isu
Rancangan aktualisasi ini disusun berdasarkan identifikasi beberapa
isu atau problematika yang ditemukan dalam melaksanakan tugas sebagai
Pembimbing Kemasyarakatan di instansi tempat bekerja, yaitu di Balai
Pemasyarakatan Kelas I Semarang. Sumber isu yang diangkat dapat berasal
dari individu, unit kerja, maupun organisasi. Isu-isu yang menjadi dasar
rancangan aktualisasi ini bersumber dari aspek:
a. whole of government (WoG),
b. pelayanan publik, dan
c. manajemen ASN.
Telah dipetakan beberapa isu atau problematika, antara lain:
a. Kurangnya motivasi kerja pegawai Balai Pemasyarakatan Kelas I
Semarang;
b. Terbatasnya program pengembangan kompetensi pegawai Balai
Pemasyarakatan Kelas I Semarang;
c. Belum optimalnya pembimbingan klien pemasyarakatan dewasa di Balai
Pemasyarakatan Kelas I Semarang;
d. Lemahnya pengawasan terhadap klien pemasyarakatan dewasa di Balai
Pemasyarakatan Kelas I Semarang;
e. Belum optimalnya kerjasama dengan pihak eksternal terkait dengan
pembimbingan kepribadian klien pemasyarakatan;

3
f. Belum optimalnya kerjasama dengan Balai Latihan Kerja mengenai
pembimbingan kemandirian terhadap klien pemasyarakatan.
Kurangnya motivasi pegawai Balai Pemasyarakatan Kelas I Semarang
dan terbatasnya program pengembangan kompetensi pegawai Balai
Pemasyarakatan Kelas I Semarang menunjukkan kurangnya penerapan
manajemen ASN di Balai Pemasyaratan Kelas I Semarang. Isu ini terjadi
karena kurangnya perhatian terhadap pengelolaan sumber daya manusia
yang ada di Balai Pemasyarakatan Kelas I Semarang untuk meningkatkan
kompetensi pegawai dan menciptakan profesionalisme ASN dalam
menjalankan tugas dan fungsinya. Pengelolaan sumber daya manusia
seharusnya dilakukan untuk memotivasi dan meningkatkan produktivitas
pegawai dalam menjalankan tugas dan fungsinya sehingga mampu
memberikan kontribusi terbaiknya pada pencapaian tujuan dan sasaran
organisasi.
Belum optimalnya pembimbingan klien pemasyarakatan dewasa dan
lemahnya pengawasan terhadap klien pemasyarakatan dewasa di Balai
Pemasyarakatan Kelas I Semarang mencerminkan bahwa penerapan
pelayanan publik yang ada masih memerlukan peningkatan. Sebagai unit
pelayanan teknis sewajibnya Balai Pemasyarakatan Kelas I Semarang
berupaya untuk memberikan kualitas pelayanan yang terbaik untuk
memenuhi kebutuhan masyarakat terhadap jasa yang dihasilkan terutama
bagi klien pemasyarakatan. Hal ini karena aspek kepribadian dan
kemandirian klien pemasayarakatan sangat dipengaruhi oleh pelayanan yang
diberikan oleh para pegawai Balai Pemasyarakatan.
Selanjutnya, belum optimalnya kerjasama dengan pihak eksternal
terkait dengan pembimbingan kepribadian klien pemasyarakatan dan
kerjasama dengan Balai Latihan Kerja mengenai pembimbingan kemandirian
terhadap klien pemasyarakatan mencerminkan kurangnya pemahaman
terhadap konsep Whole of Government dimana sebuah institusi tidak dapat
berfungsi secara maksimal tanpa kolaborasi dan kerjasama dengan institusi
lain dan kerjasama dapat dimulai melalui partisipasi pada organisasi profesi.
Berdasarkan prinsip-prinsip kedudukan dan Peran Pegawai Negeri Sipil
dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia, dapat di identifikasi isu-isu
sebagai berikut:
Tabel 1.1 Identifikasi Isu

4
No. Identifikasi Isu Prinsip ASN Kondisi Saat Ini Kondisi yang
Diharapkan

1. Kurangnya motivasi Manajemen Motivasi sebagian Seluruh pegawai


kerja sebagian kecil ASN kecil pegawai masih Bapas Kelas I
pegawai Balai rendah dan Semarang memiliki
Pemasyarakatan meninggalkan kantor motivasi kerja yang
Kelas I Semarang untuk kepentingan tinggi dan
pribadi sehingga mengutamakan
menunda untuk menyelesaikan
penyelesaian tugas tugasnya

2. Terbatasnya Manajemen Pengembangan Adanya dukungan


program ASN kompetensi pegawai dan fasilitas untuk
pengembangan masih kurang dan berbagai program
kompetensi pegawai tidak semua pegawai pengembangan
Balai dapat mengikuti kompetensi yang
Pemasyarakkatan program yang ada dapat diikuti pegawai
Kelas I Semarang

3. Belum optimalnya Pelayanan Pembimbingan yang Pembimbingan yang


pembimbingan klien Publik dilaksanakan oleh tepat sasaran dan
pemasyarakatan Pembimbing memiliki output yang
dewasa di Balai Kemasyarakatan maksimal bagi klien,
Pemasyarakatan hanya untuk sehingga
Kelas I Semarang menggugurkan meminimalisir
kewajiban absen klien, pengulangan kembali
tanpa mengutamakan pelanggaran hukum
kebutuhan klien

4. Lemahnya Pelayanan Pembimbing Pembimbing


pengawasan Publik Kemasyarakatan Kemasyarakatan
terhadap klien masih kurang peduli terus mengawasi
pemasyarakatan terhadap fungsi kondisi klien
dewasa di Balai pengawasan yang sehingga
Pemasyarakatan seharunya dilakukan meminimalisir
Kelas I Semarang terhadap klien pengulangan
pemasyarakatan pelanggaran hukum

5. Belum optimalnya Whole of Pembingan Terjalinnya


kerjasama dengan Government kepribadian hanya kerjasama dengan
pihak eksternal dilakukan oleh pihak ketiga tentang
terkait dengan Pembimbing pembimbingan
pembimbingan Kemasyarakatan, kepribadian agar
kepribadian klien tanpa bantuan pihak pengetahuan klien
pemasyarakatan eksternal sehingga lebih luas dan
pengetahuannya dampak lebih besar
terbatas

6. Belum optimalnya Whole of Pembimbingan Pembimbingan


kerjasama dengan Government kemandirian dari Balai Kemandirian Balai
Balai Latihan Kerja Latihan Kerja masih Latihan Kerja lebih
mengenai sangat kurang beragam dan
pembimbingan sehingga klien kurang komprehensif
kemandirian tertarik untuk sehingga klien terarik
terhadap klien mengikuti untuk ikut serta
pemasyarakatan

(Sumber: Data dielaborasi penulis, 2018)

5
Berdasarkan pemetaan dan identifikasi isu yang telah dipaparkan,
perlu dilakukan proses analisis isu untuk menentukan isu mana yang
merupakan prioritas yang dapat dicarikan solusi oleh penulis. Proses tersebut
menggunakan dua alat bantu penetapan kriteria kualitas isu yakni berupa:
a. APKL (Aktual, Problematik, Kekhalayakan, dan Kelayakan)
APKL memiliki 4 kriteria penilaian yaitu Aktual, Problematik,
Kekhalayakan, dan Kelayakan.
1) Aktual artinya benar-benar terjadi dan sedang hangat dibicarakan di
kalangan masyarakat.
2) Problematik artinya isu yang memiliki dimensi masalah yang
kompleks, sehingga perlu dicarikan solusinya.
3) Kekhalayakan artinya isu yang menyangkut hajat hidup orang banyak.
Sedangkan
4) Kelayakan artinya isu yang masuk akal, logis, realistis, serta relevan
untuk dimunculkan inisiatif pemecahan masalahnya.
b. USG (Urgency, Seriousness, dan Growth)
Analisis USG (Urgency, Seriousness, dan Growth)
mempertimbangkan tingkat kepentingan, keseriusan, dan perkembangan
setiap variabel dengan rentang skor 1-5.
1) Urgency (urgensi), yaitu dilihat dari tersedianya waktu, mendesak
atau tidak masalah tersebut diselesaikan.
2) Seriousness (keseriusan), yaitu melihat dampak masalah tersebut
terhadap produktivitas kerja, pengaruh terhadap keberhasilan,
membahayakan sistem atau tidak, dan sebagainya.
3) Growth (berkembangnya masalah), yaitu apakah masalah tersebut
berkembang sedemikian rupa sehingga sulit dicegah.

Tabel 1.2. Analisis Isu Strategis


Prinsip Kriteria A Kriteria B
Identifikasi Isu A P K L Ket U S G ∑
ASN
Manajemen Kurangnya motivasi sebagian pegawai + + - - Tidak
ASN pegawai Balai Pemasyarakatan Kelas I memenuhi
Semarang syarat

Manajemen Terbatasnya program pengembangan + + + + Memenuhi 3 3 4 13


ASN kompetensi pegawai Balai syarat
Pemasyarakkatan Kelas I Semarang

Pelayanan Belum optimalnya pembimbingan klien + + + + Memenuhi 5 5 5 15


Publik pemasyarakatan dewasa di Balai syarat

6
Prinsip Kriteria A Kriteria B
Identifikasi Isu A P K L Ket U S G ∑
ASN
Pemasyarakatan Kelas I Semarang

Pelayanan Lemahnya pengawasan terhadap klien + + - - Tidak


Publi5k pemasyarakatan dewasa di Balai memenuhi
Pemasyarakatan Kelas I Semarang syarat

WOG Belum optimalnya kerjasama dengan + + + + Memenuhi 3 3 3 9


pihak eksternal terkait dengan syarat
pembimbingan kepribadian klien
pemasyarakatan

WOG Belum optimalnya kerjasama dengan - + + - Tidak


Balai Latihan Kerja mengenai memenuhi
pembimbingan kemandirian terhadap syarat
klien pemasyarakatan

(Sumber: Data dielaborasi penulis, 2018)


Berdasarkan tabulasi APKL seperti tercantum pada tabel 1.2. Analisis
Isu Strategis, ditemukan tiga isu utama yang memenuhi syarat, yaitu sebagai
berikut:
1. Terbatasnya program pengembangan kompetensi pegawai Balai
Pemasyarakatan Kelas I Semarang
2. Belum optimalnya pembimbingan klien pemasyarakatan Dewasa di Balai
Pemasyarakatan Kelas I Semarang
3. Belum optimalnya kerjasama dengan pihak eksternal terkait dengan
pembimbingan kepribadian klien pemasyarakatan

Dari ketiga isu yang problematik tersebut, ditetapkan isu paling


prioritas yakni “Belum optimalnya pembimbingan klien pemasyarakatan
dewasa di Balai Pemasyarakatan Kelas I Semarang” dengan perolehan skor
USG 15.
Dampak dari isu terpilih yang telah dianalisis menggunakan metode
USG jika tidak diselesaikan dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 1.3 Dampak Isu Tidak Terselesaikan
No Sumber Identifikasi Isu Dampak
Isu

1 Pelayanan Belum optimalnya Pelayanan pebimbingan sangat


Publik pembimbingan diperlukan, apabila tidak dilakukan maka
klien potensi yang dimiliki oleh klien

7
pemasyarakatan pemasyarakatan tidak dapat
dewasa di Balai dikembangkan secara optimal. Program
Pemasyarakatan bimbingan yang tidak optimal tidak dapat
Kelas I Semarang menjaga terjadinya keseimbangan dan
keserasian dalam perkembangan
intelektual, emosional dan sosial, sehingga
klien tidak mendapatkan keterampilan,
tidak meningkat intelektual dan
spriritualnya, sulit mendapatkan pekerjaan
setelah kembali ke masyarakat. Selain itu
apabila klien pemasyarakatan sudah
merasa program bimbingan dari BAPAS
Kelas I Semarang tidak memberikan
manfaat maka klien tidak percaya, tidak
patuh terhadap peraturan selama menjadi
klien dan berpotensi untuk kembali
melakukan pelanggaran hukum kembali.
(Sumber: Data dielaborasi penulis, 2018)

Dari Tabel 1.2. Analisis Isu Strategis, menunjukkan validasi isu dengan
menggunakan analisa USG. Dari analisa didapatkan core issue yakni belum
optimalnya pembimbingan klien pemasyarakatan dewasa di Balai
Pemasyarakatan Kelas I Semarang. Dari isu tersebut maka rumusan
masalah kegiatan aktualisasi melalui habituasi adalah:
1. Kegiatan apa yang harus dilakukan untuk memberikan kontribusi pada
optimalisasi pelayanan pembimbingan klien pemasyarakatan dewasa di
Balai Pemasyarakatan Kelas I Semarang?
2. Bagaimana Nilai Dasar PNS (ANEKA) dapat diimplementasikan selama
kegiatan aktualisasi melalui habituasi di unit kerja?
Gagasan Pemecahan Isu pada unit kerja Balai Pemasyarakatan Kelas I
Semarang adalah “Optimalisasi Pembimbingan Klien Pemasyarakatan Dewasa
di Balai Pemasyarakatan Kelas I Semarang” .

8
C. Tujuan
Berdasarkan identifikasi isu dan rumusan masalah yang telah
ditemukan, tujuan yang akan dicapai dari dilaksanakannya aktualisasi ini
adalah sebagai berikut :
1. Mengaktualisasikan nilai-nilai dasar ASN yaitu nilai ANEKA.
2. Mengimplementasikan nilai-nilai dasar ASN ke dalam setiap kegiatan yang
dilakukan di satuan kerja.
3. Menemukan isu-isu yang ada di satuan kerja kemudian melakukan analisis
terhadap isu-isu tersebut sehingga dapat menemukan pemecahan
masalah dari isu-isu tersebut dalam bentuk kegiatan .
D. Manfaat
Manfaat kegiatan pengaktualisasian nilai-nilai dasar PNS adalah
sebagai berikut:
1. Bagi Calon Pegawai Negeri Sipil
Meningkatkan pemahaman dan mampu untuk mengimplementasikan nilai-
nilai dasar ANEKA (Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen
Mutu dan Anti Korupsi) sebagai landasan dalam menjalankan tugas dan
fungsinya.

2. Bagi Satuan Kerja


Membantu mengoptimalisasi pelayanan pembimbingan klien
pemasyarakatan dewasa serta mewujudkan visi dan misi instansi Balai
Pemasyarakatan Kelas I Semarang.
3. Bagi Pihak Lain
Klien Pemasyarakatan mendapatkan pelayanan yang optimal
sebagai wujud aktualisasi nilai-nilai dasar ANEKA di pelayanan
pembimbingan klien pemasyarakatan dewasa.

9
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Sikap Perilaku Bela Negara
1. Wawasan Kebangsaan dan Nilai-Nilai Bela Negara
Pemahaman dan pemaknaan wawasan kebangsaan dalam
penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan bagi aparatur, pada
hakikatnya terkait dengan pembangunan kesadaran berbangsa dan
bernegara yang berarti sikap dan tingkah laku PNS harus sesuai dengan
kepribadian bangsa dan selalu mengaitkan dirinya dengan cita-cita dan
tujuan hidup bangsa Indonesia.
Kesadaran bela negara merupakan upaya untuk mempertahankan
negara dari ancaman yang dapat mengganggu kelangsungan hidup
bermasyarakatyang berdasarkan atas cinta tanah air. Selain itu
menumbuhkan rasa patriotisme dan nasionalisme di dalam diri PNS. Upaya
bela negara selain sebagai kewajiban dasar juga merupakan kehormatan
bagi setiap warga negara yang dilaksanakan dengan penuh kesadaran,
penuh tanggung jawab dan rela berkorban dalam pengabdian kepada
negara dan bangsa.
2. Analisa Perubahan Lingkungan Strategis

10
Lingkungan strategis adalah situasi internal dan eksternal baik yang
statis (trigatra) maupun dinamis (pancagatra) yang memberikan pengaruh
pada pencapaian tujuan nasional. Analisa perubahan lingkungan strategis ini
bertujuan membekali peserta dengan kemampuan memahami konsepsi
perubahan lingkungan strategis sebagai wawasan strategis PNS. Sehingga
PNS dapat memahami modal insani dalam menghadapi perubahan
lingkungan strategis, dapat mengidentifikasi isu-isu kritikal, dan dapat
melakukan analisis isu-isu kritikal dengan menggunakan kemampuan
berpikir kritis. Dengan begitu PNS dapat mengambil keputusan yang terbaik
dalam tindakan profesionalnya.
3. Kesiapsiagaan Bela Negara
Pasal 27 dan Pasal 30 UUD Negara RI 1945 mengamanatkan kepada
semua komponen bangsa berhak dan wajib ikut serta dalam upaya
pembelaan negara dan syarat-syarat tentang pembelan negara. Dalam hal
ini setiap PNS sebagai bagian dari warga masyarakat tertentu memiliki hak
dan kewajiban yang sama untuk melakukan bela negara sebagaimana
diamanatkan dalam UUD Negara RI 1945 tersebut.
Kesiapsiagaan bela negara merupakan aktualisasi nilai-nilai bela
negara dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara sesuai
peran dan profesi warga negara, demi menjaga kedaulatan negara,
keutuhan wilayah dan keselamatan segenap bangsa dari segala bentuk
ancaman.
Kesiapsiagaan bela negara merupakan kondisi warga negara yang
secara fisik memiliki kondisi kesehatan, keterampilan dan jasmani yang
prima serta secara kondisi psikis yang memiliki kecerdasan intelektual, dan
spiritual yang baik, senantiasa memelihara jiwa dan raganya, memiliki sifat-
sifat disiplin, ulet, kerja keras, dan tahan uji, merupakan sikap mental dan
perilaku warga negara yang dijiwai oleh kecintaan kepada NKRI yang
berdasarkan Pancasila dan UUD NRI 1945 dalam menjamin kelangsungan
hidup berbangsa dan bernegara. Oleh sebab tiu dalam pelaksanaan latihan
dasar bagi CPNS dibekali dengan latihan-latihan seperti :
1. Kegiatan olah raga dan kesehatan fisik;
2. Kesiapsiagaan dan kecerdasan mental;
3. Kegiatan baris-berbaris, apel, dan tata upacara;
4. Keprotokolan;
5. Fungsi-fungsi Intelijen dan Badan Pengumpul Keterangan;
6. Kegiatan ketangkasan dan permainan.

11
B. Nilai Dasar CPNS
Aparatur Sipil Negara (ASN) dituntut untuk memiliki nilai-nilai dasar
sebagai seperangkat prinsip yang menjadi landasan dalam menjalankan
profesi dan tugasnya sebagai ASN. Adapun nilai-nilai dasar yang dimaksud
adalah Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu dan Anti
Korupsi (ANEKA).
Berdasarkan dari kelima nilai dasar ANEKA yaitu Akuntabilitas,
Nasionalisme, Etika publik komitmen mutu dan Anti korupsi yang harus di
tanamkan kepada setiap ASN maka perlu di ketahui indikator-indikator dari
kelima kata tersebut, yaitu:

1. Akuntabilitas
Akuntabilitas adalah kata yang seudah tidak asing lagi kita
dengar, namun seringkali kita susah untuk membedakannya dengan
responsibilitas. Namun dua konsep tersebut memiliki arti yang berbeda.
Responsibilitas adalah kewajiban untuk bertanggung jawab, sedangkan
akuntabilitas adalah kewajiban pertanggungjawaban yang harus dicapai.
Lebih lanjut akuntabilitas merujuk pada kewajiban setiap individu,
kelompok atau institusi untuk memenuhi tanggung jawab yang menjadi
amanahnya.
Adapun indikator dari nilai akuntabilitas adalah:
a Kepemimpinan
Lingkungan yang akuntabel tercipta dari atas ke bawah dimana
pimpinan memainkan peranan yang penting dalam menciptakan
hal tersebut.
b Transparansi
Transparansi dapat diartikan sebagai keterbukaan atas semua
tindakan dan kebijakan yang dilakukan oleh individu maupun
kelompok / institusi.
c Integritas
Integritas mempunyai makna konsistensi dan keteguhan yang tak
tergoyahkan dalam menjunjung tinggi nilai-nilai luhur dan
keyakinan.
d Tanggungjawab
Tanggungjawab merupakan kesadaran manusia akan tingkah laku
atau perbuatannya yang disengaja maupun yang tidak disengaja.
Tanggungjawab juga dapat berarti berbuat sebagai perwujudan
kesadaran akan kewajiban.
12
e Keadilan
Keadilan adalah kondisi kebenaran ideal secara moral mengenai
sesuatu hal, baik menyangkut benda maupun orang.
f Kepercayaan
Rasa keadilan membawa pada sebuah kepercayaan. Kepercayaan
ini akan melahirkan akuntabilitas.

g Keseimbangan
Pencapaian akuntabilitas dalam lingkungan kerja, diperlukan
adanya keseimbangan antara akuntabilitas dan kewenangan, serta
harapan dan kapasitas. Selain itu, adanya harapan dalam
mewujudkan kinerja yang baik juga harus disertai dengan
keseimbangan kapasitas sumber daya dan keahlian (skill) yang
dimiliki.
h Kejelasan
Fokus utama untuk kejelasan adalah mengetahui kewenangan,
peran dan tanggungjawab, misi organisasi, kinerja yang diharapkan
organisasi, dan sistem pelaporan kinerja baik individu maupun
organisasi.
i Konsistensi
Konsistensi adalah sebuah usaha untuk terus dan terus melakukan
sesuatu sampai pada tercapainya tujuan akhir.
2. Nasionalisme
Nasionalisme dalam arti sempit adalah suatu sikap yang
meninggikan bangsanya sendiri, sekaligus tidak menghargai bangsa lain
sebagaimana mestinya. Sikap seperti ini jelas mencerai beraikan bangsa
yang satu dengan bangsa yang lain. Sedang dalam arti luas,
nasionalisme merupakan pandangan tentang rasa cinta yang wajar
terhadap bangsa dan negara, dan sekaligus menghormati bangsa lain.
Prinsip nasionalisme bangsa Indonesia dilandasi nilai-nilai
Pancasila yang diarahkan agar bangsa Indonesia senantiasa:
menempatkan persatuan kesatuan, kepentingan dan keselamatan bangsa
dan negara di atas kepentingan pribadi atau kepentingan golongan;
menunjukkan sikap rela berkorban demi kepentingan bangsa dan negara;
bangga sebagai bangsa Indonesia dan bertanah air Indonesia serta tidak
merasa rendah diri; mengakui persamaan derajat, persamaan hak dan
kewajiban antara sesama manusia dan sesama bangsa; menumbuhkan
sikap saling mencintai sesama manusia; mengembangkan sikap
tenggang rasa.
3. Etika Publik
Etika lebih dipahami sebagai refleksi atas baik/buruk, benar/salah
yang harus dilakukan atau bagaimana melakukan yang baik atau benar,

13
sedangkan moral mengacu pada kewajiban untuk melakukan yang baik
atau apa yang seharusnya dilakukan. Dalam kaitannya dengan pelayanan
publik, etika publik adalah refleksi tentang standar/norma yang
menentukan baik/buruk, benar/salah perilaku, tindakan dan keputusan
untuk mengarahkan kebijakan publik dalam rangka menjalankan
tanggung jawab pelayanan publik.
Nilai-nilai dasar etika publik sebagaimana tercantum dalam
Undang-Undang ASN, yakni sebagai berikut:
a. memegang teguh nilai-nilai dalam ideologi Pancasila;
b. setia dalam mempertahankan UUD 1945;
c. menjalankan tugas secara profesional dan tidak memihak;
d. membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian;
e. menciptakan lingkungan kerja yang nondiskriminatif;
f. memelihara dan menjunjung tinggi standar etika luhur;
g. mempertanggung jawabkan tindakan dan kinerja publik;
h. memiliki kemampuan menjalankan kebijakan pemerintah;
i. memberikan layanan kepada publik secara jujur, tanggap, cepat,
tepat, akurat, berdaya guna, berhasil guna, dan santun;
j. mengutamakan kepemimpinan berkualitas tinggi;
k. menghargai komunikasi, konsultasi, dan kerja sama;
l. mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja pegawai;
m. mendorong kesetaraan dalam pekerjaan
n. meningkatkan efektivitas sistem pemerintahan yang demokratis
sebagai perangkat sistem karir.
4. Komitmen Mutu
Komitmen mutu merupakan pelaksanaan pelayanan publik dengan
berorientasi pada kualitas hasil. Adapun nilai-nilai komitmen mutu antara
lain:
a. efektif, yaitu berhasil guna dapat mencapai hasil sesuai dengan
target;
b. efisien, yaitu berdaya guna, dapat menjalankan tugas dan mencapai
hasil tanpa menimbulkan pemborosan;
c. inovasi, yaitu penemuan sesuatu yang baru atau mengandung
kebaruan;
d. berorientasi mutu, yaitu ukuran baik buruk yang di persepsi individu
terhadap produk atau jasa.
5. Anti Korupsi
Anti Korupsi adalah tindakan atau gerakan yang dilakukan untuk
memberantas segala tingkah laku atau tindakan yang melawan norma–
norma dengan tujuan memperoleh keuntungan pribadi, merugikan negara
atau masyarakat baik secara langsung maupun tidak langsung. Tindak
pidana korupsi yang terdiri dari kerugian keuangan negara, suap-

14
menyuap, pemerasan, perbuatan curang, penggelapan dalam jabatan,
benturan kepentingan dalam pengadaan dan gratifikasi.
Indikator yang ada pada nilai dasar anti korupsi meliputi:
a. mandiri yang dapat membentuk karakter yang kuat pada diri
seseorang sehingga menjadi tidak bergantung terlalu banyak pada
orang lain. Pribadi yang mandiri tidak akan menjalin hubungan
dengan pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab demi mencapai
keuntungan sesaat;
b. kerja keras merupakan hal yang penting dalam rangka tercapainya
target dari suatu pekerjaan. Jika target dapat tercapai, peluang
untuk korupsi secara materiil maupun non materiil (waktu) menjadi
lebih kecil;
c. berani untuk mengatakan atau melaporkan pada atasan atau
pihak yang berwenang jika mengetahui ada pegawai yang
melakukan kesalahan;
d. disiplin berkegiatan dalam aturan bekerja sesuai dengan undang-
undung yang mengatur;
e. peduli yang berarti ikut merasakan dan menolong apa yang
dirasakan orang lain;
f. jujur yaitu berkata dan bertindak sesuai dengan kebenaran
(dharma);
g. tanggung jawab yaitu berani dalam menanggung resiko atas apa
yang kita kerjakan dalam bentuk apapun;
h. sederhana yang dapat diartikan menerima dengan tulus dan iklas
terhadap apa yang telah ada dan diberikan oleh Tuhan kepada
kita;
i. adil yaitu memandang kebenaran sebagai tindakan dalam
perkataan maupun perbuatan saat memutuskan peristiwa yang
terjadi.

C. Kedudukan dan Peran PNS dalam NKRI


Untuk mewujudkan birokrasi yang professional dalam menghadapi
tantangan-tantangan global, pemerintah melalui UU Nomor 5 Tahun 2014
tentang Aparatur Sipil Negara telah bertekad untuk mengelola aparatur sipil
negara menjadi semakin professional. Undang-undang ini merupakan dasar
dalam manajemen aparatur sipil negara yang bertujuan untuk membangun
aparat sipil negara yang memiliki integritas, profesional dan netral serta bebas
15
dari intervensi politik, juga bebas dari praktek KKN, serta mampu
menyelenggarakan pelayanan publik yang berkualitas bagi masyarakat.
1. Manajemen ASN
Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk menghasilkan
Pegawai ASN yang professional, memiliki nilai dasar, etika profesi, bebas
dari intervensi politik, bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme.
Manajemen ASN lebih menekankan kepada pengaturan profesi pegawai
sehingga diharapkan agar selalu tersedia sumber daya aparatur sipil
Negara yang unggul selaras dengan perkembangan jaman.
Adapun asas-asas manajemen ASN, antara lain:
a. kepastian hukum;
b. profesionalitas;
c. proporsionalitas;
d. keterpaduan;
e. delegasi;
f. netralitas;
g. akuntabilitas;
h. efektif dan efisien;
i. keterbukaan;
j. non diskriminatif;
k. persatuan;
l. kesetaraan;
m. keadilan;
n. kesejahteraan.

2. Pelayanan Publik
Pelayanan Publik menurut Lembaga Administrasi Negara adalah
segala bentuk pelayanan umum yang dilaksanakan oleh instansi
Pemerintah di pusat dan daerah dan dilingkungan BUMN/BUMD dalam
bentuk barang atau jasa baik dalam pemenuhan kebutuhan masyarakat.
Adapun prinsip pelayanan publik yang baik untuk mewujudkan
pelayanan prima adalah:
a. Partisipatif

16
Dalam penyelenggaraan pelayanan publik yang dibutuhkan
masyarakat pemerintah perlu melibatkan masyarakat dalam
merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi hasilnya.
b. Transparan
Dalam penyelenggaraan pelayanan publik, pemerintah sebagai
penyelenggara pelayanan publik harus menyediakan akses bagi
warga negara untuk mengetahui segala hal yang terkait dengan
pelayanan publik yang diselenggarakan tersebut.
c. Responsif
Dalam penyelenggaraan pelayanan publik pemerintah wajib
mendengar dan memenuhi tuntutan kebutuhan warga negaranya
terkait dengan bentuk dan jenis pelayanan publik yang mereka
butuhkan, mekanisme penyelenggaraan layanan, jam pelayanan,
prosedur, dan biaya penyelenggaraan pelayanan.
d. Tidak Diskriminatif
Pelayanan publik yang diselenggarakan oleh pemerintah tidak boleh
dibedakan antara satu warga negara dengan warga negara yang
lain atas dasar perbedaan identitas warga negara.
e. Mudah dan Murah
Penyelenggaraan pelayanan publik dimana masyarakat harus
memenuhi berbagai persyaratan dan membayar fee untuk
memperoleh layanan yang mereka butuhkan harus diterapkan
prinsip mudah dan murah. Hal ini perlu ditekankan karena
pelayanan publik yang diselenggarakan oleh pemerintah tidak
dimaksudkan untuk mencari keuntungan melainkan untuk memenuhi
mandat konstitusi.
f. Efektif dan Efisien
Penyelenggaraan pelayan publik harus mampu mewujudkan tujuan-
tujuan yang hendak dicapainya dan cara mewujudkan tujuan
tersebut dilakukan dengan prosedur yang sederhana, tenaga kerja
yang sedikit, dan biaya yang murah.
g. Aksesibel
Pelayanan publik yang diselenggarakan oleh pemerintah harus
dapat dijangkau oleh warga negara yang membutuhkan dalam arti
17
fisik dan dapat dijangkau dalam arti non-fisik yang terkait dengan
biaya dan persyaratan yang harus dipenuhi oleh masyarakat untuk
mendapatkan layanan tersebut.
h. Akuntabel
Semua bentuk penyelenggaraan pelayanan publik harus dapat
dipertanggungjawabkan secara terbuka kepada masyarakat.
Pertanggungjawaban di sini tidak hanya secara formal kepada
atasan akan tetapi yang lebih penting harus dipertanggungjawabkan
secara terbuka kepada masyarakat luas melalui media publik.
i. Berkeadilan
Penyelenggaraan pelayanan publik harus dapat dijadikan sebagai
alat melindungi kelompok rentan dan mampu menghadirkan rasa
keadilan bagi kelompok lemah ketika berhadapan dengan kelompok
yang kuat.
3. Whole Of Government
Whole of government (WoG) adalah sebuah pendekatan
penyelenggaraan pemerintahan yang menyatukan upaya-upaya
kolaboratif pemerintahan dari keseluruhan sektor dalam ruang lingkup
koordinasi yang lebih luas guna mencapai tujuan-tujuan pembangunan
kebijakan, manajemen program dan pelayanan publik.
Pendekatan WoG dapat dilihat dan dibedakan berdasarkan
perbedaan kategori hubungan antara kelembagaan yang terlibat sebagai
berikut:
a. Koordinasi, yang tipe hubungannya dapat dibagi lagi menjadi:
 penyertaan, yaitu pengembangan strategi dengan
mempertimbangkan dampak;
 dialog atau pertukaran informasi;
 joint planning, yaitu perencanaan bersama untuk kerjasama
sementara.
b. Integrasi, yang tipe hubungannya dapat dibagi lagi menjadi:
 joint working, atau kolaborasi sementara;
 joint ventrure, yaitu perencanaan jangka panjang, kerjasama
pada pekerjaan besar yang menjadi urusan utama salah satu
peserta kerjasama;
 satelit, yaitu entitas yang terpisah, dimiliki bersama, dibentuk
sebagai mekanisme integratif.
c. Kedekatan dan pelibatan, yang tipe hubungannya dapat dibagi lagi
menjadi:

18
 aliansi strategis, yaitu perencanaan jangka panjang, kerjasama
pada isu besar yang menjadi urusan utama salah satu peserta
kerjasama;
 union, berupa Unifikasi resmi, identitas masing-masing masih
nampak; merger, yaitu penggabungan ke dalam struktur baru.

BAB III
TUGAS UNIT KERJA DAN TUGAS PESERTA

A. Profil Organisasi
1. Dasar Hukum Pembentukan Organisasi
Balai Pemasyarakatan (BAPAS) merupakan UPT (Unit Pelaksana
Teknis) di bidang Pemasyarakatan luar lembaga yang merupakan pranata
atau satuan kerja dalam lingkungan Kementerian Hukum dan HAM Republik
Indonesia. Tugas Balai pemasyarakatan adalah membuat litmas, melakukan
pembimbingan, melakukan pengawasan dan melakukan pendampingan
terhadap klien sampai seorang klien dapat memikul beban/masalah dan
dapat membuat pola sendiri dalam menanggulangi beban permasalahan
hidup. Pembimbingan yang dimaksud dilakukan di luar LAPAS ataupun
RUTAN.
Pandangan masyarakat tentang pembinaan narapidana hanya sebatas
sistem pemasyarakatan yang dilaksanakan oleh Lembaga Pemasyarakatan
(Lapas). Namun, pada kenyataannya sistem pembinaan reintegrasi
narapidana dengan masyarakat dilaksanakan melalui 2 jalur yakni
pembinaan dalam Lembaga oleh Lapas dan pembinaan luar Lembaga oleh
Balai Bispa (Bimbingan Kemasyarakatan dan Pengentasan Anak).

19
Sejarah berdirinya BAPAS, dimulai pada masa Pemerintahan Hindia
Belanda yaitu dengan berdirinya Jawatan Reclassering yang didirikan pada
tahun 1927 dan berada pada kantor pusat jawatan kepenjaraan. Jawatan ini
didirikan untuk mengatasi permasalahan anak-anak/ pemuda Belanda dan
Indo yang memerlukan pembinaan khusus. Kegiatan Jawatan Reclassering
ini adalah memberikan bimbingan lanjutan bagi Warga Binaan
Pemasyarakatan (WBP), pembimbingan bagi WBP anak dan dewasa yang
mendapatkan pembebasan bersyarat, serta pembinaan anak yang diputus
dikembalikan kepada orang tuanya dan menangani anak sipil. Petugas
Reclassering disebut Ambtenaar de Reclassering. Institusi ini hanya
berkiprah selama lima tahun dan selanjutnya dibekukan karena krisis
ekonomi akibat terjadinya Perang Dunia I.
Balai Pemasyarakatan Kelas I Semarang berdiri pada tahun 1970
dengan nama Balai Bimbingan Kemasyarakatan dan Pengentasan Anak
(Balai BISPA) Semarang berdasarkan Surat keputusan Menteri Kehakiman
RI nomor: 351/16/1970 tanggal 22 Mei 1970.
Semula menempati salah satu ruang di kantor wilayah Departemen
Hukum dan Hak Asasi Manusia Jawa Tengah (saat itu bernama kantor
wilayah departemen kehakiman Jawa Tengah), di jalan dr. Cipto 64
Semarang. Selanjutnya pada bulan agustus 1976, menempati salah satu
rumah Kanwil di Jalan Siliwangi No. 509, setahun kemudian pada bulan april
1977 Balai BISPA Semarang menempati gedung sendiri di jalan Siliwangi
509 hingga saat ini.
Pada tanggal 03 November 1966 dibentuk Direktorat BISPA pada
Direktorat Jenderal Pemasyarakatan. Pada tahun 1970 didirikan Balai BISPA
Perubahan Balai BISPA menjadi Balai Pemasyarakatan terjadi tahun 1997
berdasarkan Kep.Men Keh RI No.M.01.PR.07.03 tanggal 12 Februari 1997
dan ditindaklanjuti SK Dirjen Pemasyarakatan tanggal 07 Maret 1997
No.E.PR.07.03- 17 tentang perubahan nama/nomenklatur Balai BISPA
menjadi Balai Pemasyarakatan.

2. Visi, Misi, Nilai dan Tujuan Organisasi


a. Visi Balai Pemasyarakatan Kelas I Semarang
Pelaksanaan Tugas BAPAS di wilayah kerja Balai Pemasyarakatan
Kelas I Semarang diselenggarakan dalam upaya mendukung VISI Balai

20
Pemasyarakatan Kelas I Semarang yaitu “Terwujudnya Pembimbing
Kemasyarakatan yang professional,handal dan tanggung jawab”.
Sebagai Unit Pelaksana Teknis Kanwil Kemekumham Jawa
Tengah, BAPAS Semarang dengan VISI “Terwujudnya Pembimbing
Kemasyarakatan yang professional,handal dan tanggung jawab” target
dari output BAPAS itu sendiri yang menjadi komitmen serta penutun para
pegawai Organisasi BAPAS dalam bertindak yang selalu berusaha
mewujudkan VISI Balai Pemasyarakatan Kelas I Semarang tersebut.
b. Misi Balai Pemasyarakatan Kelas I Semarang
Misi berfungsi untuk menjelaskan mengapa suatu organisasi harus
ada, apa yang harus dilakukannya dan bagaimana melakukannya untuk
mewujudkan visi tersebut.
Adapun misi dari Balai Pemasyarakatan Kelas I Semarang untuk
mencapai visi tersebut adalah :
1) Mewujudkan Litmas yang objektif, akurat dan tepat waktu
2) Melaksanakan program pembimbingan secara berdaya guna, tepat

sasaran dan memiliki prospek ke depan


3) Mewujudkan pembimbingan klien pemasyarakatan dalam rangka
penegakan hukum, pencegahan dan penanggulangan kejahatan,
serta pemajuan dan perlindungan HAM
4) Pendampingan anak yang berhadapan dengan hukum
c. Nilai-Nilai Organisasi Balai Pemasyarakatan Kelas I Semarang
Nilai-nilai yang menjadi acuan dalam pelaksanaan tugas di Balai
Pemasyarakatan (BAPAS) Kelas I Semarang adalah PASTI, yang dimana
kata PASTI disini mengandung makna yaitu :
1) Profesional
Yang dimaksud dengan profesional adalah sumber daya manusia
(petugas balai pemasyarakatan) yang memiliki kompetensi,
kreativitas inovasi, konsistensi, dan koneksi.
2) Akuntabel
Petugas balai pemasyarakatan (BAPAS) ketika bertugas dapat
dipertanggungjawabkan, dapat dipahami dan tidak bertentangan
dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku, baik sumber
inputnya, prosesnya, maupun peruntukan/pemanfaatan outputnya.
3) Sinergi
Bekerja bersama-sama, gabungan atau kerjasama yang dilakukan
guna mendapatkan hasil yang lebih maksimal dengan terhubung
oleh beberapa peran yang berbeda namun terkait didalamnya.
4) Transparan

21
Prinsip yang menjamin akses atau kebebasan bagi setiap orang
untuk memperoleh informasi tentang penyelenggaraan
pemerintahan, yakni informasi tentang kebijakan, proses pembuatan
serta hasil yang dicapai.

5) Inovatif
Suatu ide gagasan, praktek atau objek/benda yang disadari dan
diterima sebagai suatu hal yang baru oleh seseorang atau kelompok
untuk diadopsi.
Ciri Intrinsik Individu Inovatif (3N) :
a) NITENI (Mengamati)
b) NIROKAKE (Menirukan)
c) NEMOKAKE (Menemukan)

3. Struktur Organisasi dan Job Deskripsi


a. Struktur Organisasi
Gambar 3.1. Struktur Organisasi BAPAS Kelas I Semarang

22
b. Job Deskripsi
1) Subsi Tata Usaha Mempunyai Tugas:
a) Melaksanakan tata usaha dan tata rumah tangga (termasuk
urusan umum, kepegawaian, keuangan, perlengkapan dan
rumah tangga).
2) Sub Seksi Bimbingan Klien Dewasa Mempunyai Tugas :
a) Melaksanakan Penelitian Kemasyarakatan untuk Pengusulan
PB, CMB, CMK, Asimilasi, dan program pembinaan lainnya baik
program pembinaan di dalam maupun di luar Lapas.
b) Melaksanakan Pembimbingan dan Pengawasan bagi klien
pemasyarakatan Bapas yang menjalani masa PB, CB, CMB, PB
dan program pembimbingan lainnya,
c) Melaksanakan penyelenggaraan registrasi, bimbingan kerja dan
melakukan penelitian kemasyarakatan untuk bahan TPP di
Lapas dan Rutan serta pemberian bimbingan kemasyarakatan
kepada klien dewasa dilingkungan Balai Pemasyarakatan
berdasarkan ketentuan perundang – undangan yang berlaku.
3) Sub Seksi Bimbingan Klien Anak Mempunyai Tugas:
a) Melaksanakan Penelitian Kemasyarakatan terhadap klien Anak.
b) Melaksanakan sidang TPP (Tim Pengamat Pemasyarakatan).
c) Melaksanakan program pembimbingan kepribadian.
d) Melaksanakan program pembimbingan kemandirian.
e) Melaksanakan pendampingan terhadap Anak Bermasalah
Hukum (ABH) dalam Sidang Anak di PN dan Upaya Diversi.
4. Deskripsi SDM, Sarpras dan Sumber Daya Lain
Balai Pemasyarakatan (BAPAS) merupakan UPT (Unit Pelaksana Teknis)
di bidang Pemasyarakatan luar lembaga yang merupakan pranata atau satuan
kerja dalam lingkungan Kementerian Hukum dan HAM Republik Indonesia. Balai
Pemasyarakatan Kelas I Semarang sebagai unit pelaksana teknis
Pemasyarakatan melaksanakan tugas dan fungsi membuat Penelitian
Kemasyarakatan, Pembimbingan, Pengawasan dan Pendampingan baik untuk
klien anak maupun klien dewasa sesuai dengan peraturan perundang-undangan
yang berlaku. Bapas Kelas I Semarang beralamatkan di Jalan Siliwangi Nomor
508 Semarang.
Jumlah SDM yang ada di BAPAS Kelas I Semarang per-seksi adalah sebagai
berikut :

a. Sub. Bagian Tata Usaha : 18 orang

23
b. Seksi Bimbingan Klien Dewasa : 10 orang
c. Seksi Bimbingan Klien Anak : 8 orang
d. Jabatan Fungsional Tertentu PK : 14 orang
e. CPNS PK : 15 orang
Total : 65 orang
Sarana prasarana atau fasilitas yang terdapat di Balai Pemasyarakatan
Kelas I Semarang meliputi lahan parkir, mushola, toilet, ruang pelayanan yang
berisi meja dan kursi pelayanan, perangkat komputer, perangkat foto dan sidik
jari, ruang tunggu, meja penulisan, media hiburan berupa televisi, media
informasi berupa banner,spanduk, papan pengumuman, brosure, website, email,
twitter, sms center, hotline, ruang kerja pegawai, alat transportasi kantor berupa
motor dan mobil dinas.
Secara lebih jelas tugas dan fungsi dari BAPAS adalah untuk melakukan
pembimbingan dan penelitian kemasyarakatan serta tugas-tugas lain yang
melekat kepada BAPAS dan akan di paparkan dalam uraian dibawah ini:
1. Bimbingan Klien Dewasa
2. Pemberian Izin ke Luar Kota
3. Pelimpahan Bimbingan Klien Pemasyarakatan
4. Izin ke Luar Negeri
5. Pendampingan Anak yang Berkonflik dengan Hukum
6. Konseling Anak
7. Bimbingan kepada Klien Anak
8. Pendidikan Khusus Anak
9. Penelitian Kemasyarakatan Anak
10. Penelitian Kemasyarakatan Dewasa
11. Pencabutan Pembebasan Bersyarat
Wilayah kerja Balai Pemasyarakatan Kelas I Semarang terdiri dari Kota
Semarang, Kabupaten Semarang, Kabupaten/ Kota Kendal, Kabupaten/ Kota
Purwodadi, Kabupaten Salatiga dan Ambarawa.

B. Tugas Jabatan Peserta Diklat


Sesuai dengan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara
dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2016 tentang
24
Jabatan Fungsional Pembimbing Kemasyarakatan, adapun menurut pasal 5
adalah tugas jabatan untuk Pembimbing Kemasyarakatan yaitu melaksanakan
kegiatan di bidang bimbingan kemasyarakatan. Sesuai dengan pasal 7, uraian
kegiatan jabatan fungsional Pembimbing Kemasyarakatan sesuai jenjang
jabatannya untuk Pembimbing Kemasyarakatan Pertama/Ahli Pertama, meliputi:
1. melakukan kegiatan penelitian kemasyarakatan untuk penanganan anak
yang belum berumur 12 tahun untuk tindak pidana kategori 5 dan 6;
2. melakukan kegiatan penelitian kemasyarakatan untuk diversi untuk tindak
pidana kategori 5 dan 6;
3. melakukan kegiatan penelitian kemasyarakatan untuk sidang pengadilan
anak untuk tindak pidana kategori 5 dan 6;
4. melakukan kegiatan penelitian kemasyarakatan untuk saksi/korban untuk
tindak pidana kategori 5 dan 6;
5. melakukan kegiatan penelitian kemasyarakatan untuk tersangka dewasa
untuk tindak pidana kategori 5 dan 6;
6. melakukan kegiatan penelitian kemasyarakatan untuk perawatan anak di
Lembaga Penempatan Anak Sementara (LPAS) untuk tindak pidana
kategori 5 dan 6;
7. melakukan kegiatan penelitian kemasyarakatan untuk perawatan tahanan di
Rutan untuk tindak pidana kategori 3;
8. melakukan kegiatan penelitian kemasyarakatan untuk menentukan program
pembinaan awal/ asimilasi/PB/CB/CMB/CMK anak untuk tindak pidana
kategori 5 dan 6;
9. melakukan kegiatan penelitian kemasyarakatan untuk menentukan program
pembinaan awal/ asimilasi/PB/CB/CMB/CMK narapidana untuk tindak
pidana kategori 3;
10. melakukan kegiatan penelitian kemasyarakatan untuk pemindahan
narapidana/anak untuk tindak pidana kategori 3;
11. melakukan kegiatan penelitian kemasyarakatan untuk program
pembimbingan klien anak di Balai Pemasyarakatan (Bapas) untuk tindak
pidana kategori 5 dan 6;
12. melakukan kegiatan penelitian kemasyarakatan untuk program
pembimbingan di Bapas untuk tindak pidana kategori 3;
13. melakukan kegiatan penelitian kemasyarakatan untuk permintaan instansi
25
lain bagi anak/ narapidana untuk tindak pidana kategori 5 dan 6;
14. melakukan kegiatan pendampingan untuk anak usia dibawah 12 tahun
pada saat pengambilan keputusan dalam rangka penyelesaian perkara
anak untuk tindak pidana kategori 5 dan 6;
15. melakukan kegiatan pendampingan terhadap anak dalam rangka
pemeriksaan awal di tingkat penyidikan untuk tindak pidana kategori 5 dan
6;
16. melaksanakan tugas sebagai wakil fasilitator pada proses
musyawarah/mediasi dalam rangka pelaksanaan diversi untuk tindak
pidana kategori 5 dan 6;
17. melakukan kegiatan pendampingan terhadap anak dalam rangka
pemeriksaan anak di Kejaksaan pada saat pelimpahan berkas perkara dari
Kepolisian untuk tindak pidana kategori 5 dan 6;
18. melakukan kegiatan pendampingan musyawarah/ mediasi bagi perkara
anak yang tidak memenuhi syarat diversi untuk tindak pidana kategori 5 dan
6;
19. melakukan kegiatan pendampingan terhadap anak pada pelaksanaan
kesepakatan diversi/ penetapan pengadilan/putusan pengadilan dalam
rangka memastikan kesiapan anak, pihak terkait untuk tindak pidana
kategori 5 dan 6;
20. melakukan kegiatan pendampingan terhadap anak/dewasa dalam rangka
memberikan pertimbangan/rekomendasi pada proses persidangan untuk
tindak pidana kategori 5 dan 6;
21. melakukan kegiatan pendampingan terhadap klien anak/dewasa ke pihak
terkait dalam rangka pemenuhan kebutuhan berdasarkan hasil assesmen
untuk tindak pidana kategori 5 dan 6;
22. melaksanakan kegiatan verifikasi dokumen serta mencocokan dengan
narapidana yang diserah terimakan dari Lembaga Pemasyarakatan
(Lapas)/Rumah Tahanan Negara (Rutan) dalam kegiatan penerimaan dan
registrasi klien pemasyarakatan;
23. melaksanakan kegiatan assesmen resiko dan kebutuhan dalam rangka
menilai tingkat resiko dan mengidentifikasi kebutuhan pembimbingan klien
untuk tindak pidana kategori 5 dan 6;
24. menyusun program pembimbingan klien anak tahap
26
awal/lanjutan/akhir/tambahan (after care) dalam rangka menentukan
kegiatan bimbingan untuk tindak pidana kategori 5 dan 6;
25. menyusun program pembimbingan klien dewasa tahap
awal/lanjutan/akhir/tambahan (after care) dalam rangka menentukan
kegiatan bimbingan untuk tindak pidana kategori 3 dan 4;
26. melaksanakan kegiatan konseling dalam rangka pembimbingan
kepribadian/kemandirian klien anak untuk tindak pidana kategori 3 dan 4;
27. melaksanakan kegiatan bimbingan dan konseling dalam rangka
pembimbingan kepribadian/ kemandirian klien dewasa untuk tindak pidana
kategori 3;
28. melaksanakan kegiatan kunjungan rumah dalam rangka pembimbingan
kepribadian/kemandirian klien anak untuk tindak pidana kategori 5 dan 6;
29. melaksanakan kegiatan kunjungan rumah dalam rangka pembimbingan
kepribadian/kemandirian klien dewasa untuk tindak pidana kategori 5 dan 6;
30. melakukan evaluasi perkembangan bimbingan klien anak secara berkala
untuk tindak pidana kategori 5 dan 6;
31. melakukan evaluasi perkembangan bimbingan klien dewasa secara berkala
untuk tindak pidana kategori 3;
32. menelaah surat permintaan pindah bimbingan dari klien anak dan membuat
dokumen usulan pindah bimbingan ke Bapas lain untuk tindak pidana
kategori 5 dan 6;
33. melaksanakan kegiatan verifikasi, klarifikasi dan menyusun rekomendasi
dalam rangka menindaklanjuti surat usulan dan dokumen permintaan
pindah bimbingan klien anak dari Bapas lain untuk tindak pidana kategori 5
dan 6
34. menelaah surat permintaan pindah bimbingan klien dewasa dan membuat
dokumen usulan pindah bimbingan ke Bapas lain tindak pidana kategori 3;
35. melaksanakan kegiatan verifikasi, klarifikasi dan menyusun rekomendasi
dalam rangka menindaklanjuti surat usulan dan dokumen permintaan
pindah bimbingan klien dewasa dari Bapas lain untuk tindak pidana kategori
3;
36. menyusun dokumen pengakhiran bimbingan klien anak untuk tindak pidana
kategori 3;
37. menyusun dokumen pengakhiran bimbingan klien dewasa untuk tindak
27
pidana kategori 3;
38. melakukan pemetaan peluang kerja sama pihak ketiga dalam rangka
membangun jejaring kerja;
39. melakukan kegiatan pengawasan proses upaya diversi dalam rangka
terlaksananya diversi untuk tindak pidana kategori 5 dan 6;
40. melakukan kegiatan pengawasan penetapan hasil diversi/putusan hakim
terhadap anak untuk tindak pidana kategori 5 dan 6;
41. melakukan kegiatan pengawasan putusan hakim terhadap klien dewasa
untuk tindak pidana kategori 3;
42. melakukan kegiatan pengawasan pelaksanaan program perawatan dan
layanan tahanan anak berdasarkan hasil rekomendasi penelitian
kemasyarakatan untuk tindak pidana kategori 5 dan 6;
43. melakukan kegiatan pengawasan pelaksanaan program perawatan dan
layanan tahanan dewasa berdasarkan hasil rekomendasi penelitian
kemasyarakatan untuk tindak pidana kategori 3;
44. melakukan kegiatan pengawasan program pembinaan anak di Lembaga
Pembinaan Khusus Anak (LPKA) berdasarkan hasil rekomendasi penelitian
kemasyarakatan untuk tindak pidana kategori 5 dan 6;
45. melakukan kegiatan pengawasan program pembinaan narapidana dewasa
di Lapas/Rutan berdasarkan hasil rekomendasi penelitian kemasyarakatan
untuk tindak pidana kategori 3;
46. melakukan kegiatan pengawasan program pembimbingan klien anak
berdasarkan hasil rekomendasi penelitian kemasyarakatan untuk tindak
pidana kategori 5 dan 6;
47. melakukan kegiatan pengawasan program pembimbingan klien dewasa
berdasarkan hasil rekomendasi penelitian kemasyarakatan untuk tindak
pidana kategori 3;
48. memeriksa dan memverifikasi surat dan dokumen permintaan izin ke luar
negeri dari klien anak serta membuat dokumen penerusan permintaan izin
ke luar negeri ke kantor wilayah untuk tindak pidana kategori 5 dan 6;
49. memeriksa dan memverifikasi surat dan dokumen permintaan izin ke luar
negeri dari klien dewasa serta membuat dokumen penerusan permintaan
izin ke luar negeri ke kantor wilayah untuk tindak pidana kategori 3;
50. melakukan kegiatan pengawasan program pembimbingan klien anak yang
28
mendapatkan izin keluar negeri/kota berdasarkan hasil rekomendasi
penelitian kemasyarakatan untuk tindak pidana kategori 5 dan 6;
51. melakukan kegiatan pengawasan pelaksanaan izin keluar negeri klien
dewasa untuk tindak pidana kategori 3;
52. melakukan kegiatan pengusulan pencabutan PB/ CMB/CB/asimilasi/CMK
klien anak untuk tindak pidana kategori 5 dan 6;
53. melakukan kegiatan pengusulan pencabutan PB/ CMB/CB/asimilasi/CMK
klien dewasa untuk tindak pidana kategori 3;
54. melaksanakan sidang tim pengamat pemasyarakatan dalam rangka
pembahasan litmas/pendampingan/pembimbingan/ pengawasan klien; dan
55. melaksanakan sidang tim pengamat pemasyarakatan dalam rangka
litmas/pembinaan narapidana/anak.

Berdasarkan uraian tugas SKP (Sasaran Kerja Pegawai) Bapas Kelas I


Semarang maka kegiatan tugas jabatan Pembimbing Kemasyarakatan meliputi
1. Melaksanakan kegiatan assesmen/ penyusunan program pembimbingan/
pelimpahan bimbingan/ kunjungan rumah dalam rangka pembimbingan/
evaluasi perkembangan pembimbingan/ pengakhiran bimbingan/ telaah
pindah bimbingan untuk klien tindak pidana kategori 3,4,5, dan 6
2. Melakukan kegiatan penelitian kemasyarakatan untuk tindak pidana
kategori 3,5, dan 6
3. Mengikuti kegiatan seminar di Bidang Bimkemas PA sebagai peserta
4. Mengikuti kegiatan Diklat Bidang Bimbingan Kemasyarakatan
5. Melakukan kegiatan pendampingan/ menjadi wakil fasilitator/
pendampingan sidang/ pemenuhan kebutuhan berdasarkan assesmen
untuk anak/ dewasa kategori 5 dan 6
6. Melakukan kegiatan pendampingan terhadap anak dalam rangka
pemeriksaan anak di Kejaksaan/ pelaksanaan kesepakatan diversi/
penetapan pengadilan/ putusan pengadilan pada saat pelimpahan berkas
perkara dari Kepolisian untuk tindak pidana kategori 5 dan 6
7. Melaksanakan kegiatan verifikasi dokumen serta mencocokan dengan
narapidana yang diserahterimakan dari Lapas/ Rutan dalam kegiatan
penerimaan dan registrasi klien pemasyarakatan
8. Melaksanakan kegiatan konseling dalam rangka pembimbingan
29
kepribadian/ kemandirian klien untuk tindak pidana kategori 3 dan 4
9. Melaksanakan sidang Tim Pengamat Pemasyarakatan dalam rangka
pembahasan litmas/ pendampingan/ pembimbingan/ pengawasan/ program
pembinaan dan perawatan klien

C. Role Model
Tokoh yang menjadi role model penulis yaitu Yasonna Hamonangan
Laoly. Sosok kelahiran Sorkam, Tapanuli Tengah, Sumatera Utara pada tanggal
27 Mei 1953 ini merupakan pemimpin sebuah instansi besar di Indonesia, yakni
Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia. Beliau mampu
menunjukkan integritasnya dalam memimpin kementerian yang terdiri dari
berbagai bidang yang menjadi dasar penting berjalannya sebuah negara, yaitu
hukum dan hak asasi manusia. Di bawah kepemimpinannya, Kementerian
Hukum dan HAM menunjukkan banyak perubahan dan inovasi ke arah yang
lebih baik. Pembawaan pribadi beliau yang sederhana dan hangat namun
menunjukkan totalitas dalam bekerja turut menjadikan beliau menjadi salah satu
sosok yang pantas untuk diteladani di negeri ini.
Beliau memberikan contoh dan teladan untuk terus berusaha memberikan
kontribusi yang terbaik bagi Bangsa dan masyarakat Indonesia. Pada setiap
kesempatan pun, beliau selalu memberikan pesan dan kalimat penyemangat
bagi seluruh jajarannya untuk bekerja keras, bekerja cerdas, dan bekerja ikhlas.
Beliau juga mendukung jajarannya untuk terus meningkatkan kapasitas diri agar
menjadi Aparatur Sipil Negara yang kreatif dalam menjawab tantangan yang
ada. Hal ini menjadikan beliau sebagai sosok pemimpin yang dekat dan disegani
oleh seluruh jajarannya serta dapat mengayomi seluruh bagian unit kerja yang
tersebar di seluruh tanah air.
Penulis pun pernah menyaksikan dan merasakan secara langsung
keberhasilan beliau dalam melaksanakan salah satu program kerjanya, yakni
proses Rekrutmen dan Seleksi Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) Kementerian
Hukum dan Hak Asasi Manusia 2017. Beliau mampu memimpin jajarannya
untuk menyelenggarakan seleksi CPNS yang terbuka, fair, dan tanpa
memberikan celah bagi pungli maupun kecurangan pada pelaksanaannnya
sehingga memperoleh penghargaan dari Menpan dan Ombudsman sebagai
pelaksanaan seleksi CPNS yang terbaik. Rekrutmen dan Seleksi CPNS

30
Kemenkumham 2017 hanya salah satu contoh prestasi beliau di masa
kepemimpinannya, masih ada banyak prestasi dan kontribusi beliau di negeri ini
terutama dalam upaya menegakkan dan memuliakan hak asasi manusia di Bumi
Pertiwi. Sikap dan dedikasi tinggi beliau dalam mengabdi pada bangsa dan
Negara Indonesia membuat penulis mengagumi kepemimpinan beliau dan
merasa bangga menjadi bagian dari keluarga besar Kementerian Hukum dan
Hak Asasi Manusia Republik Indonesia.

BAB IV
RANCANGAN KEGIATAN AKTUALISASI

A. Daftar Rancangan Kegiatan Aktualisasi dan Keterikatan dengan Nilai


ANEKA
Berdasarkan hasil analisis dengan metode AKPL dan USG, dari
keenam isu tersebut yang paling dominan dengan skor 15 adalah belum
optimalnya pembimbingan klien pemasyarakatan dewasa di Balai
Pemasyarakatan Kelas I Semarang. Untuk mengatasi masalah belum optimal
nya pembimbingan klien pemasyarakatan, ditemukan gagasan pemecah isu

31
yaitu Optimalisasi Pembimbingan Klien Pemasyarakatan Dewasa di Balai
Pemasyarakatan Kelas I Semarang.

Adapun rencana kegiatan yang akan dilakukan berkaitan dengan


antara lain sebagai berikut:
1. Pembuatan audio visual terkait alur pembimbingan klien pemasyarakatan
di Balai Pemasyarakatan Kelas I Semarang (Inovasi)
2. Pembuatan kartu alat peraga penjelasan hak, kewajiban, larangan, dan
sanksi bagi klien pemasyarakatan (Inovasi)
3. Pembuatan daftar sasaran program pembimbingan bagi klien
Pemasyarakatan (Inovasi)
4. Pembuatan form list / interview guidelines kegiatan konseling dalam
rangka pembimbingan klien pemasyarakatan (Inovasi)
5. Pembuatan modul materi pembimbingan sebagai bahan acuan kegiatan
pembimbingan klien pemasyarakatan di Balai Pemasyarakatan Kelas I
Semarang (Inovasi)
6. Penyediaan zona ramah klien sebagai fasilitas yang nyaman bagi klien
pemasyarakatan (Inovasi)
7. Revitalisasi ruang khusus untuk kegiatan konseling dalam rangka
pembimbingan klien pemasyarakatan di Balai Pemasyarakatan Kelas I
Semarang (Inovasi)
8. Pelaksanaan kegiatan konseling dalam rangka pembimbingan
kepribadian (SKP)
9. Pembuatan form check list kelengkapan berkas pengakhiran
pembimbingan klien pemasyarakatan (Inovasi)
10. Revitalisasi indeks kepuasan pelayanan bimbingan bagi klien
pemasyarakatan di Balai Pemasyarakatan Kelas I Semarang (Inovasi)

32
Tabel 4.1. Rancangan Kegiatan Aktualisasi

Judul : Optimalisasi Pembimbingan Klien Pemasyarakatan Seksie Bimbingan Klien Dewasa di Balai
Pemasyarakatan Kelas I Semarang

Nama Lengkap : Pitaloka Husnul Khotimah, S.Psi.


Jabatan : Pembimbing Kemasyarakatan
Unit Kerja : Balai Pemasyarakatan Kelas I Semarang
Coach : Arif Efendy, S.H., M.M.
Mentor : Kus Edy Riyanto, S.H., M.H.
Identifikasi Isu : 1. Kurangnya motivasi kerja pegawai Balai Pemasyarakatan Kelas I Semarang
2. Terbatasnya program pengembangan kompetensi pegawai Balai Pemasyarakatan Kelas I Semarang
3. Belum optimalnya pembimbingan klien pemasyarakatan dewasa di Balai Pemasyarakatan Kelas I
Semarang
4. Lemahnya pengawasan terhadap klien pemasyarakatan dewasa di Balai Pemasyarakatan Kelas I
Semarang
5. Belum optimalnya kerjasama dengan pihak eksternal terkait dengan pembimbingan kepribadian klien
Pemasyarakatan
6. Belum optimalnya kerjasama dengan Balai Latihan Kerja mengenai pembimbingan kemandirian terhadap
klien pemasyarakatan

Isu yang Diangkat : Belum Optimalnya Pembimbingan Klien Pemasyarakatan Dewasa di Balai Pemasyarakatan Kelas I
Semarang

Gagasan yang
Diangkat : Optimalisasi Pembimbingan Klien Pemasyarakatan Dewasa di Balai Pemasyarakatan Kelas I Semarang

33
Kontribusi
Keterkaitan Substansi Penguatan Nilai
No. Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Kegiatan terhadap Visi Misi
Mata Pelatihan Organisasi
Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
1. Pembuatan audio Terwujudnya audio Kontribusi kegiatan Aktualisasi nilai-
visual terkait alur visual terkait alur ini adalah sebagai nilai dasar PNS
pembimbingan pembimbingan klien perwujudan misi berupa
klien pemasyarakatan di Bapas Kelas I Nasionalisme
pemasyarakatan Balai Pemasyarakatan Semarang yang (berdo’a), Etika
di Balai Kelas I Semarang kedua dan ketiga, Publik (cermat),
Pemasyarakatan yaitu : Komitmen Mutu
Kelas I Semarang 1. Mendiskusikan Adanya persamaan 1. Nasionalisme (berorientasi mutu,
(Inovasi) dengan rekan kerja persepsi mengenai Diwujudkan dengan inovasi), dan Anti
“Melaksanakan
mengenai audio audio visual yang akan berdo’a kepada Korupsi (peduli),
program
visual terkait alur dibuat Allah SWT ketika Akuntabilitas
pembimbingan
pembimbingan klien memulai dan (tanggung jawab)
secara berdaya
pemasyarakatan mengakhiri diskusi memperkuat nilai
guna, tepat
(Sila kesatu) organisasi
sasaran dan
memiliki prospek Kementerian
2. Menyusun konsep Tersusunnya konsep 2. Etika Publik ke depan” Hukum dan Hak
audio visual terkait audio visual Diwujudkan melalui Asasi Manusia,
alur pembimbingan proses penyusunan “Mewujudkan yaitu: Inovatif dan
klien konsep yang cermat pembimbingan Akuntabilitas
pemasyarakatan klien
pemasyarakatan
dalam rangka

34
Kontribusi
Keterkaitan Substansi Penguatan Nilai
No. Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Kegiatan terhadap Visi Misi
Mata Pelatihan Organisasi
Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
3. Mengkonsultasikan Konten audio visual 3. Komitmen Mutu penegakan hukum,
konten audio visual yang sesuai dengan Diwujudkan dengan pencegahan dan
untuk pembimbingan hasil konsultasi proses konsultasi penanggulangan
klien yang berorientasi kejahatan, serta
pemasyarakatan mutu audio visual pemajuan”
dengan KaSie
Bimbingan Klien
Dewasa
4. Melakukan Rekaman audio visual 4. Anti Korupsi
perubahan rekaman Diwujudkan melalui
audio visual jika sikap peduli
diperlukan terhadap kesesuaian
rekaman audio visual
dengan kontan yang
telah direncanakan
5. Memperlihatkan dan Izin pemasangan audio 5. Akuntabilitas
meminta izin kepada visual di ruang lobby Diwujudkan dengan
KaSie Bimbingan sikap tanggung
Klien Dewasa untuk jawab terhadap
memasang audio proses pemasangan
visual di ruang lobby audio visual di ruang
Balai lobby
Pemasyarakatan
Semarang

35
Kontribusi
Keterkaitan Substansi Penguatan Nilai
No. Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Kegiatan terhadap Visi Misi
Mata Pelatihan Organisasi
Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
6. Menayangkan audio Audio visual yang 6. Komitmen Mutu
visual di ruang lobby ditayangkan di ruang Diwujudkan dengan
Balai lobby inovasi berupa
Pemasyarakatan penayangan audio
Semarang visual di ruang lobby
2. Pembuatan kartu Terwujudnya kartu alat Kontribusi kegiatan Aktualisasi nilai-
alat peraga peraga penjelasan ini adalah sebagai nilai dasar PNS
penjelasan hak, hak, kewajiban, perwujudan misi berupa Etika Publik
kewajiban, larangan, dan sanksi Bapas Kelas I (komunikasi,
larangan, sanksi, bagi klien Semarang yang konsultasi, dan
bagi klien pemasyarakatan kedua dan ketiga, kerjasama),
pemasyarakatan yaitu : Nasionalisme (tidak
(Inovasi) 1. Melakukan diskusi Adanya persamaan 1. Etika Publik diskriminatif),
dengan KaSie persepsi dengan KaSie Diwujudkan melalui Akuntabilitas
“Melaksanakan
Bimbingan Klien Bimbingan Klien sikap menghargai (tanggung jawab),
program
Dewasa mengenai Dewasa terkait konten proses komunikasi, dan Komitmen
pembimbingan
konten dan desain dan desain dari kartu konsultasi dan Mutu (efektif,
secara berdaya
dari kartu penjelasan alat peraga penjelasan kerjasama bersama efisien), Anti
guna, tepat
hak, kewajiban, hak, kewajiban, KaSie Bimbingan korupsi (jujur,
sasaran dan
larangan, dan sanksi larangan, dan sanksi Klien Dewasa berani) dalam
memiliki prospek
yang akan dibuat ke depan”

36
Kontribusi
Keterkaitan Substansi Penguatan Nilai
No. Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Kegiatan terhadap Visi Misi
Mata Pelatihan Organisasi
Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
2. Membuat draft konten Draft konten dan 2. Nasionalisme “Mewujudkan kegiatan ini
dan desain kartu desain kartu alat Diwujudkan melalui pembimbingan memperkuat nilai
penjelasan hak, peraga penjelasan hak, draft konten dan klien organisasi
kewajiban, larangan, kewajiban, larangan, desain kartu pemasyarakatan Kementerian
dan sanksi dan sanksi penjelasan hak, dalam rangka Hukum dan Hak
kewajiban larangan, penegakan hukum, Asasi Manusia,
dan sanksi yang pencegahan dan yaitu: Profesional,
tidak diskriminatif penanggulangan Akuntabel,
terhadap klien kejahatan, serta SInergi, Inovatif
pemasyarakatan pemajuan”
3. Mengkonsultasikan Revisi draft konten dan 3. Akuntabilitas
mengenai draft desain kartu alat Diwujudkan dengan
konten dan desain peraga penjelasan hak, tersusunnya revisi
kartu penjelasan hak, kewajiban, larangan, draft konten dan
kewajiban, larangan, dan sanksi desain kartu alat
dan sanksi kepada sebagai bentuk
KaSie Bimbingan tanggung jawab
Klien Dewasa dan konsultasi kepada
melakukan revisi KaSie Bimbingan
Klien Dewasa
4. Mencetak dan Kartu alat peraga 4. Komitmen Mutu
memperbanyak kartu penjelasan hak, Diwujudkan melalui
penjelasan hak, kewajiban, larangan, tercetaknya kartu alat
kewajiban, larangan, dan sanksi peraga secara
dan sanksi efektif dan efisien

37
Kontribusi
Keterkaitan Substansi Penguatan Nilai
No. Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Kegiatan terhadap Visi Misi
Mata Pelatihan Organisasi
Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
5. Menjelaskan hak, Terwujudnya kegiatan 5. Anti Korupsi
kewajiban, larangan, penjelasan kepada Diwujudkan melalui
dan sanksi kepada klien dengan penjelasan kepada
klien menggunakan kartu klien
pemasyarakatan alat peraga penjelasan pemasayarakatan
dengan kartu yang hak, kewajiban, secara jujur dan
telah dibuat larangan, dan sanksi berani
3. Pembuatan Daftar Terwujudnya Daftar Kontribusi kegiatanAktualisasi nilai-
Sasaran Program Sasaran Program ini adalah sebagai nilai dasar PNS
Pembimbingan Pembimbingan bagi perwujudan misi
berupa
bagi Klien Klien pemasyarakatan Bapas Kelas I
Nasionalisme
Pemasyarakatan guna pembimbingan Semarang yang (menghormati
yang lebih tepat kedua dan ketiga, keputusan), Etika
sasaran. yaitu : Publik (cermat),
Anti Korupsi
1. Melakukan Adanya persamaan 1. Nasionalisme (mandiri),
“Melaksanakan
konsultasi dengan persepsi terkait Diwujudkan dalam Komitmen Mutu
program
KaSie Bimbingan pembuatan daftar sikap menghormati (berorientasi mutu),
pembimbingan
Klien Dewasa terkait sasaran program keputusan KaSie secara berdaya Akuntabilitas
dengan daftar pembimbingan Bimbingan Klien guna, tepat (tanggung jawab)
sasaran program Dewasa (Sila sasaran dan memperkuat nilai
bimbingan klien Kedua)

38
Kontribusi
Keterkaitan Substansi Penguatan Nilai
No. Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Kegiatan terhadap Visi Misi
Mata Pelatihan Organisasi
Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
2. Menyusun daftar Draft daftar sasaran 2. Etika Publik organisasi
sasaran program program bimbingan Diwujudkan dalam memiliki prospek Kementerian
bimbingan penyusunan draft ke depan” Hukum dan Hak
kepribadian dan dengan cermat dan Asasi Manusia,
kemandirian klien teliti supaya tidak “Mewujudkan yaitu: Inovatif dan
yang akan terjadi kesalahan pembimbingan Akuntabilitas
dimasukkan dalam klien
draft tersebut pemasyarakatan
dalam rangka
3. Mencetak dan Print out draft daftar 3. Anti Korupsi penegakan hukum,
memperbanyak draft sasaran program Diwujudkan dalam pencegahan dan
untuk setiap klien bimbingan sikap mencetak dan penanggulangan
memperbanyak print kejahatan, serta
out secara mandiri pemajuan”
4. Melaksanakan Draft daftar sasaran 4. Komitmen Mutu
konsultasi kembali program bimbingan Diwujudkan melalui
dengan KaSie yang disetujui konsultasi yang
Bimbingan Klien berorientasi mutu
Dewasa terkait daftar sasaran
format draft daftar program bimbingan
sasaran program
pembimbingan yang
telah dibuat

39
Kontribusi
Keterkaitan Substansi Penguatan Nilai
No. Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Kegiatan terhadap Visi Misi
Mata Pelatihan Organisasi
Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
5. Melakukan revisi Revisi daftar sasaran 5. Akuntabilitas
format draft sasaran program bimbingan Diwujudkan dalam
program sikap membuat
pembimbingan revisidaftar sasaran
pembimbingan program bimbingan
apabila terdapat dengan tanggung
revisi dari KaSie jawab
Bimbingan Klien
Dewasa
4. Pembuatan form Terwujudnya form list / Kontribusi kegiatan Aktualisasi nilai-
list / interview interview guidelines ini adalah sebagai nilai dasar PNS
guidelines kegiatan konseling perwujudan misi berupa Etika Publik
kegiatan dalam rangka Bapas Kelas I (hormat, sopan),
konseling dalam pembimbingan klien Semarang yang Nasionalisme
rangka pemasyarakatan guna kedua dan ketiga, (kepentingan
pembimbingan proses pembimbingan yaitu : bersama),
klien klien yang lebih terarah Akuntabilitas

40
Kontribusi
Keterkaitan Substansi Penguatan Nilai
No. Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Kegiatan terhadap Visi Misi
Mata Pelatihan Organisasi
Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
pemasyarakatan 1. Melakukan diskusi Adanya persamaan 1. Etika Publik (mendahulukan
(Inovasi) dengan KaSie persepsi dengan KaSie Diwujudkan dalam “Melaksanakan kepentingan
Bimbingan Klien Bimbingan Klien proses hormat dan program public,tanggung
Dewasa mengenai Dewasa terkait konten sopan dalam diskusi pembimbingan jawab), Anti
konten dan desain dan desain form list / bersama KaSie secara berdaya Korupsi (mandiri),
dari form list / interview guidelines Bimbingan Klien guna, tepat dan Komitmen
interview guidelines yang akan dibuat Dewasa sasaran dan Mutu (berorientasi
kegiatan konseling memiliki prospek pada mutu, efektif,
2. Nasionalisme ke depan” efisien) dalam
Diwujudkan melalui kegiatan ini
karakter “Mewujudkan memperkuat nilai
mengutamakan pembimbingan organisasi
kepentingan klien Kementerian
bersama (Sila 2) pemasyarakatan Hukum dan Hak
dalam diskusi terkait dalam rangka Asasi Manusia,
konten dan desain penegakan hukum, yaitu: Profesional,

41
Kontribusi
Keterkaitan Substansi Penguatan Nilai
No. Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Kegiatan terhadap Visi Misi
Mata Pelatihan Organisasi
Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
2. Membuat draft Draft konten dan desain 3. Akuntabilitas pencegahan dan Akuntabel,
konten dan desain form list / interview Diwujudkan dalam penanggulangan SInergi, Inovatif
form list / interview guidelines kegiatan prinsip kejahatan, serta
guidelines kegiatan konseling mendahulukan pemajuan”
konseling kepentingan publik
dalam membuat draft
konten dan desain

4. Anti Korupsi
Diwujudkan dengan
pembuatan draft
konten dan desain
secara mandiri
3. Mengkonsultasikan Draft konten dan 5. Komitmen Mutu
mengenai draft desain form check list Diwujudkan dengan
konten dan desain yang telah disetujui konsultasi yang
form list / interview KaSie Bimbingan Klien menjunjung prinsip
guidelines kegiatan Dewasa berorientasi pada
konseling kepada mutu
KaSie Bimbingan
Klien Dewasa

42
Kontribusi
Keterkaitan Substansi Penguatan Nilai
No. Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Kegiatan terhadap Visi Misi
Mata Pelatihan Organisasi
Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
4. Melakukan revisi Draft form check list 6. Akuntabilitas
mengenai konten yang telah direvisi Diwujudkan dalam
dan desain form list / pembuatan draft form
interview guidelines check list yang telah
kegiatan konseling direvisi sebagai
bentuk tanggung
jawab
5. Mencetak dan Form list / interview 7. Komitmen Mutu
memperbanyak form guidelines kegiatan Diwujudkan dengan
list / interview konseling pencetakan form list /
guidelines kegiatan interview guidelines
konseling yang efektif dan
efisien
5. Pembuatan Terwujudnya modul Kontribusi kegiatan Aktualisasi nilai-
modul materi materi pembimbingan ini adalah sebagai nilai dasar PNS
pembimbingan sebagai bahan acuan perwujudan misi berupa
sebagai bahan kegiatan pembimbingan Bapas Kelas I Akuntabilitas
acuan kegiatan klien pemasyarakatan Semarang yang (tanggung jawab),
pembimbingan di Balai kedua dan ketiga,
klien Pemasyarakatan Kelas yaitu : Etika Publik
pemasyarakatan I Semarang (komunikasi,

43
Kontribusi
Keterkaitan Substansi Penguatan Nilai
No. Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Kegiatan terhadap Visi Misi
Mata Pelatihan Organisasi
Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
di Balai 1. Membentuk tim kecil Terbentuknya tim kecil 1. Akuntabilitas konsultasi,
Pemasyarakatan untuk melakukan untuk melakukan Diwujudkan melalui “Melaksanakan kerjasama, sopan
Kelas I Semarang rencana penyusunan rencana penyusunan tanggung jawab tim program hormat), dalam
(Inovasi) modul materi modul materi untuk melakukan pembimbingan kegiatan ini
pembimbingan rencana penyusunan secara berdaya memperkuat nilai
modul materi guna, tepat organisasi
sasaran dan Kementerian
2. Melakukan Adanya persamaan 2. Etika Publik Hukum dan Hak
memiliki prospek
konsultasi dengan persepsi dengan KaSie Diwujudkan dalam Asasi Manusia,
ke depan”
KaSie Bimbingan Bimbingan Klien proses komunikasi, yaitu: Profesional,
Klien Dewasa terkait Dewasa terkait konsultasi, dan “Mewujudkan Akuntabel,
pembuatan modul pembuatan modul kerja sama dengan pembimbingan SInergi, Inovatif
materi materi pembimbingan KaSie Bimbingan klien
pembimbingan Klien Dewasa pemasyarakatan
dalam rangka
3. Mengumpulkan Terkumpulnya bahan 3. Anti Korupsi penegakan hukum,
bahan pembuatan untuk pembuatan Diwujudkan dalam pencegahan dan
modul materi modul materi bentuk kerja keras penanggulangan
pembimbingan pembimbingan dalam kejahatan, serta
mengumpulkan pemajuan dan
bahan untuk perlindungan HAM”
pembuatan modul
materi
pembimbingan

44
Kontribusi
Keterkaitan Substansi Penguatan Nilai
No. Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Kegiatan terhadap Visi Misi
Mata Pelatihan Organisasi
Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
4. Menyusun modul Tersusunnya modul 4. Nasionalisme
materi materi pembimbingan Diwujudkan dalam
pembimbingan sebagai bahan acuan bentuk menghargai
sebagai bahan pembimbingan klien karya orang lain
acuan pemasyarakatan melalui penulisan
pembimbingan klien sumber dalam
pemasyarakatan menyusun modul
materi
pembimbingan
5. Melaksanakan Revisi dan finalisasi 3. Komitmen Mutu
konsultasi dengan modul materi Diwujudkan dalam
KaSie Bimbingan pembimbingan bentuk revisi dan
Klien Dewasa terkait finasilasi draft modul
draft modul materi secara efisien
pembimbingan yang
telah dibuat
6. Melakukan revisi Tercetaknya modul 4. Komitmen Mutu
modul materi materi pembimbingan Diwujudkan dalam
pembimbingan bentuk pencetakan
apabila terdapat modul yang
revisi dari KaSie berorientasi pada
Bimbingan Klien mutu
Dewasa kemudian
dilakukan
pencetakan

45
Kontribusi
Keterkaitan Substansi Penguatan Nilai
No. Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Kegiatan terhadap Visi Misi
Mata Pelatihan Organisasi
Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
7. Mengajukan Pengesahan modul 5. Etika Publik
pengesahan modul materi pembimbingan Diwujudkan dalam
materi oleh Kepala Bapas bentuk sopan dan
pembimbingan oleh Semarang hormat dalam
Kepala Bapas mengajukan
Semarang pengesahan pada
Kepala Bapas
Semarang
6. Penyediaan zona Tersedianya zona Kontribusi kegiatanAktualisasi nilai-
ramah klien ramah klien sebagai ini adalah sebagai nilai dasar PNS
sebagai fasilitas fasilitas yang nyaman perwujudan misi
berupa Etika
yang nyaman bagi klien ketika Bapas Kelas I
Akuntabilitas
bagi klien menunggu Pembimbing Semarang yang (kejelasan),
pemasyarakatan Kemasyarakatan kedua dan ketiga, Nasionalisme
(Inovasi) melakukan bimbingan yaitu : (saling
menghormati),
1. Melakukan Adanya persamaan 1. Akuntabilitas Etika Publik
“Melaksanakan
koordinasi awal persepsi dengan rekan Diwujudkan dengan (cermat), Anti
program
dengan rekan kerja kerja terkait zona kejelasan kriteria Korupsi (kerja
pembimbingan
mengenai raman klien yang akan zona ramah klien secara berdaya keras), dan
penyediaan zona dibuat yang ingin dibuat guna, tepat Komitmen Mutu
ramah klien sasaran dan

46
Kontribusi
Keterkaitan Substansi Penguatan Nilai
No. Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Kegiatan terhadap Visi Misi
Mata Pelatihan Organisasi
Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
2. Konsultasi mengenai Adanya kesepakatan 2. Nasionalisme (efektif, efisien)
tempat dan bersama KaUr Umum Diwujudkan melalui memiliki prospek dalam kegiatan ini
perlengkapan terkait dan Kasie Bimbingan sikap saling ke depan” memperkuat nilai
penyediaan zona Klien Dewasa menghormati (sila organisasi
ramah klien dengan mengenai tempat dan kedua) dalam “Mewujudkan Kementerian
KaUr Umum dan list perlengkapan terkait berkonsultasi pembimbingan Hukum dan Hak
KaSie Bimbingan penyediaan zona klien Asasi Manusia,
Klien Dewasa ramah klien pemasyarakatan yaitu: Profesional,
dalam rangka Akuntabel,
3. Mempersiapkan Tempat dan 3. Etika Publik penegakan hukum, SInergi, Inovatif
tempat dan perlengkapan untuk Diwujudkan melalui pencegahan dan
perlengkapan zona zona ramah klien siap sikap cermat dalam penanggulangan
ramah klien sesuai mempersiapkan kejahatan, serta
dengan hasil tempat dan pemajuan”
konsultasi perlengkapan
4. Menyediakan Tersedianya fasilitas 4. Anti Korupsi
fasilitas yang yang nyaman bagi klien Diwujudkan dalam
menunjang seperti pemasyarakatan bentuk kerja keras
tempat duduk, bahan menyediakan segala
bacaan, dan tulisan sesuatu agar acara
keterangan “Zona dapat berjalan
Ramah Klien” dengan lancar

5. Komitmen Mutu
Diwujudkan dalam
bentuk penyediaan
fasilitas secara
efektif dan efisien

47
Kontribusi
Keterkaitan Substansi Penguatan Nilai
No. Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Kegiatan terhadap Visi Misi
Mata Pelatihan Organisasi
Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
7. Revitalisasi ruang Terlaksananya kegiatan Kontribusi kegiatan Aktualisasi nilai-
khusus untuk revitalisasi ruang ini adalah sebagai nilai dasar PNS
kegiatan khusus untuk kegiatan perwujudan misi berupa
konseling dalam konseling dalam rangka Bapas Kelas I Akuntabilitas
rangka pembimbingan klien Semarang yang (kejelasan),
pembimbingan pemasyarakatan di kedua dan ketiga, Komitmen Mutu
klien Balai Pemasyarakatan yaitu : (efektif, efisien),
pemasyarakatan Kelas I Semarang Etika Publik
di Balai “Melaksanakan (komunikasi,
Pemasyarakatan 1. Memohon izin Izin penggunaan 1. Akuntabilitas konsultasi,
program
Kelas I Semarang kepada Kepala ruangan dari Kepala Diwujudkan dalam kerjasama,
pembimbingan
(Inovasi) Bapas Semarang Balai Pemasayarakatan kejelasan konsep cermat), Anti
secara berdaya
untuk menggunakan Kelas I Semarang dan tujuan Korupsi (jujur,
guna, tepat
salah satu ruangan permohonan tanggung jawab)
sasaran dan
sebagai ruangan penggunaan ruangan Nasionalisme (tidak
memiliki prospek
konseling 2. Komitmen Mutu diskriminatif,
ke depan”
Diwujudkan dengan persamaan derajat
upaya penggunakan “Mewujudkan klien), dan dalam
ruang yang diberikan pembimbingan kegiatan ini
secara efektif dan klien memperkuat nilai
efisien

48
Kontribusi
Keterkaitan Substansi Penguatan Nilai
No. Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Kegiatan terhadap Visi Misi
Mata Pelatihan Organisasi
Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
2. Mengkonsultasikan Adanya persamaan 3. Etika Publik pemasyarakatan organisasi
dengan rekan dan persepsi terkait desain Diwujudkan dalam dalam rangka Kementerian
KaSie Bimbingan dan penataan ruang proses komunikasi, penegakan hukum, Hukum dan Hak
Klien Dewasa konsultasi, dan pencegahan dan Asasi Manusia,
mengenai desain kerja sama dengan penanggulangan yaitu: Profesional,
dan penataan ruang pihak-pihak yang kejahatan, serta Akuntabel,
konseling terlibat dalam pemajuan” SInergi,
kegiatan Transparan,
Inovatif
3. Menyusun anggaran Anggaran dana 4. Anti Korupsi
untuk renovasi renovasi ruangan Diwujudkan melalui
ruangan penyusunan
anggaran secara
jujur dan tanggung
jawab
4. Melakukan Interior ruangan 5. Etika Publik
penataan interior konseling yang tertata Diwujudkan dengan
ruangan konseling penataan interior
secara cermat
sesuai desain

49
Kontribusi
Keterkaitan Substansi Penguatan Nilai
No. Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Kegiatan terhadap Visi Misi
Mata Pelatihan Organisasi
Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
5. Melakukan 6. Nasionalisme
konseling dengan Diwujudkan dengan
menggunakan sikap tidak
ruangan konseling diskriminatif dan
menjunjung
persamaan derajat
klien
pemasyarakatan
(Sila kedua)
8. Pelaksanaan Terlaksananya kegiatan Kontribusi kegiatan Aktualisasi nilai-
kegiatan kegiatan konseling ini adalah sebagai nilai dasar PNS
konseling dalam dalam rangka perwujudan misi berupa
rangka pembimbingan Bapas Kelas I Akuntabilitas
pembimbingan kepribadian Semarang yang (tanggung jawab),
kepribadian (SKP) kedua dan ketiga, Nasionalisme (tidak
1. Menerima klien yang Penerimaan klien 1. Akuntabilitas yaitu : diskriminatif), Etika
akan menerima Diwujudkan dengan Publik (cermat,
bimbingan sesuai tanggung jawab “Melaksanakan integritas tinggi),
jadwal lapor dalam menerima program Komitmen Mutu
klien (efektif, efisieni),
pembimbingan
2. Mempersilakan klien Klien duduk dan proses 2. Nasionalisme secara berdaya dan Anti Korupsi
duduk untuk memulai pembimbingan dimulai Diwujudkan dalam guna, tepat memperkuat nilai
proses bimbingan sikap tidak sasaran dan organisasi
wajib lapor diskriminatif memiliki prospek Kementerian
terhadap klien ke depan” Hukum dan Hak
pemasyarakatan Asasi Manusia,
“Mewujudkan yaitu: Profesional,
(Sila kedua) pembimbingan

50
Kontribusi
Keterkaitan Substansi Penguatan Nilai
No. Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Kegiatan terhadap Visi Misi
Mata Pelatihan Organisasi
Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
3. Menyiapkan Buku Buku wajib lapor siap 3. Etika Publik klien Akuntabel,
wajib Lapor untuk diisi Diwujudkan dalam pemasyarakatan SInergi,
mencatat informasi penyiapan buku dalam rangka
perkembangan klien wajib lapor secara penegakan hukum,
cermat pencegahan dan
penanggulangan
4. Mencocokan data Terisinya buku wajib 4. Komitmen Mutu kejahatan, serta
klien termasuk lapor Diwujudkan melalui pemajuan”
program klien dan pengisian buku wajib
mencatat nya dalam lapor secara efektif
buku wajib lapor dan efisien

5. Melakukan konseling Terlaksananya 5. Anti Korupsi


kepada klien untuk konseling terhadap Diwujudkan melalui
mengetahui klien pemasyarakatan sikap peduli
permasalahan dan terhadap
perkembangan klien permasalahan klien
saat menjalani
program
6. Melakukan Klien menerima 6. Etika Publik
bimbingan seperti bimbingan Diwujudkan dalam
motivasi dan pemberian
pengarahan kepada bimbingan yang
klien agar dapat dilakukan dengan
menjalani program integritas tinggi
dengan baik

51
Kontribusi
Keterkaitan Substansi Penguatan Nilai
No. Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Kegiatan terhadap Visi Misi
Mata Pelatihan Organisasi
Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
9. Pembuatan form Terwujudnya form Kontribusi kegiatan Aktualisasi nilai-
check list check list kelengkapan ini adalah sebagai nilai dasar PNS
kelengkapan berkas pengakhiran perwujudan misi berupa
berkas pembimbingan klien Bapas Kelas I Akuntabilitas
pengakhiran pemasyarakatan Semarang yang (kejelasan), Etika
pembimbingan kedua dan ketiga, Publik (cermat),
klien yaitu : Nasionalisme
pemasyarakatan (menghormati
(Inovasi) “Melaksanakan keputusan), Anti
program Korupsi (disiplin),
pembimbingan Komitmen Mutu
secara berdaya (efektif, efisien)
guna, tepat dalam kegiatan ini
sasaran dan memperkuat nilai
memiliki prospek organisasi
ke depan” Kementerian
Hukum dan Hak
1. Melakukan Adanya persamaan 1. Akuntabilitas “Mewujudkan Asasi Manusia,
koordinasi bersama persepsi dengan rekan Diwujudkan dengan pembimbingan yaitu: Profesional,
rekan kerja kerja terkait pembuatan kejelasan kriteria klien Akuntabel,
mengenai check list kelengkapan form check list yang pemasyarakatan Inovatif
pembuatan form berkas pengakhiran ingin dibuat dalam rangka
check list pembimbingan penegakan hukum,
kelengkapan berkas pencegahan dan
pengakhiran penanggulangan
pembimbingan klien kejahatan, serta
pemasyarakatan pemajuan”

52
Kontribusi
Keterkaitan Substansi Penguatan Nilai
No. Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Kegiatan terhadap Visi Misi
Mata Pelatihan Organisasi
Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
2. Membuat draft Draft konten dan 2. Etika Publik
konten dan desain desain form check list Diwujudkan dengan
form check list kelengkapan berkas sikap cermat dalam
kelengkapan berkas pengakhiran pembuatan draft
pengakhiran pembimbingan klien konten dan desain
pembimbingan klien pemasyarakatan
pemasyarakatan
3. Mengkonsultasikan Revisi draft konten dan 3. Nasionalisme
mengenai draft desain form check list Diwujudkan dengan
konten dan desain menghormati
form check list keputusan bersama
kelengkapan berkas untuk melakukan
pengakhiran revisi
pembimbingan
kepada KaSie
Bimbingan Klien
Dewasa

4. Melakukan revisi Draft form check list 4. Anti Korupsi


mengenai konten yang telah direvisi Diwujudkan dengan
dan desain form melaksanakan
check list konsultasi secara
kelengkapan berkas disiplin sesuai
pengakhiran jadwal

53
Kontribusi
Keterkaitan Substansi Penguatan Nilai
No. Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Kegiatan terhadap Visi Misi
Mata Pelatihan Organisasi
Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
5. Mencetak dan Form check list 5. Komitmen Mutu
memperbanyak form kelengkapan berkas Diwujudkan dengan
check list pengakhiran pencetakan form
kelengkapan berkas pembimbingan klien check list secara
pengakhiran pemasyarakatan efektif dan efisien
pembimbingan klien
pemasyarakatan
10. Revitalisasi Terwujudnya kegiatan Kontribusi kegiatan Aktualisasi nilai-
indeks kepuasan revitalisasi indeks ini adalah sebagai nilai dasar PNS
pelayanan bagi kepuasan pelayanan perwujudan misi berupa Komitmen
klien bagi klien Bapas Kelas I Mutu (berorientasi
pemasyarakatan pemasyarakatan di Semarang yang mutu),
di Bapas Kelas I Bapas Kelas I kedua dan ketiga, Akuntabilitas
Semarang Semarang yaitu : (kejelasan),
(Inovasi)
1. Melakukan Draft konten dan 1. Komitmen Mutu Nasionalisme
“Melaksanakan
koordinasi dengan desain revitalisasi Diwujudkan melalui (mendengarkan
program
rekan kerja indeks kepuasan koordinasi yang pendapat), Etika
pembimbingan
mengenai revitalisasi pelayanan berorientasi mutu Publik (cermat),
secara berdaya
indeks kepuasan kuesioner kepuasan Anti Korupsi
guna, tepat
pelayanan pelayanan (peduli)
sasaran dan

54
Kontribusi
Keterkaitan Substansi Penguatan Nilai
No. Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Kegiatan terhadap Visi Misi
Mata Pelatihan Organisasi
Organisasi
1 2 3 4 5 6 7

2. Membuat draft Adanya persamaan 2. Akuntabilitas memperkuat nilai


konten dan desain persepsi mengenai Diwujudkan dengan memiliki prospek organisasi
revitalisasi indeks revitalisasi indeks pembuatan draft ke depan” Kementerian
kepuasan kepuasan pelayanan yang mengutamakan Hukum dan Hak
pelayanan dan draft kontennya kejelasan target “Mewujudkan Asasi Manusia,
dengan KaSie yang ingin dicapai pembimbingan yaitu: Inovatif dan
Bimbingan Klien klien Akuntabilitas
Dewasa pemasyarakatan
dalam rangka
3. Mengkonsultasikan Rencana alur pengisian 3. Nasionalisme penegakan hukum,
alur pengisian indeks indeks kepuasan Diwujudkan dalam pencegahan dan
kepuasan pelayanan pelayanan sikap penanggulangan
kepada KaSie mendengarkan kejahatan, serta
Bimbingan Klien pendapat terhadap pemajuan”
Dewasa klien
pemasyarakatan
(Sila kedua)

4. Menentukan alur Alur pengisian indeks 4. Etika Publik


pengisian indeks kepuasan pelayanan Diwujudkan dalam
kepuasan pelayanan pembuatan alur
setelah menerima secara cermat
bimbingan

5. Melakukan evaluasi Hasil evaluasi indeks 5. Anti Korupsi


survey kepuasan kepuasan pelayanan Diwujudkan melalui
pelayanan dari klien sikap peduli
pemasyarakatan terhadap hasil
evaluasi

55
(Sumber: data dielaborasi penulis, 2018)

B. Jadwal Pelaksanaan Aktualisasi

Kegiatan aktualisasi akan dilaksanakan di BAPAS Kelas I Semarang pada tanggal 29 Juni 2018 sampai dengan 23
September 2018. Kegiatan-kegiatan aktualisasi akan di jabarkan dalam timeline kegiatan pada tabel 4.2. Jadwal
Pelaksanaan Aktualisasi
Tabel 4.2 Jadwal Pelaksanaan Aktualisasi

Minggu/Bulan ke-
Juni Juli 2018 Agustus 2018 September 2018
Portofolio/ Bukti
No Kegiatan
Kegiatan
4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1. Pembuatan audio visual terkait alur Foto/video/


pembimbingan klien pemasyarakatan di Screenshoot
Balai Pemasyarakatan Kelas I Semarang
(Inovasi)

2. Pembuatan kartu alat peraga penjelasan Foto/video/


hak, kewajiban, larangan, dan sanksi Screenshoot
bagi klien pemasyarakatan (Inovasi)

3. Pembuatan daftar sasaran program Foto/video/


pembimbingan bagi klien Screenshoot
Pemasyarakatan (Inovasi)

56
Minggu/Bulan ke-
Juni Juli 2018 Agustus 2018 September 2018
Portofolio/ Bukti
No Kegiatan
Kegiatan
4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

4. Pembuatan form list / interview Foto/video/


guidelines kegiatan konseling dalam Screenshoot
rangka pembimbingan klien
pemasyarakatan (Inovasi)

5. Pembuatan modul materi pembimbingan Foto/video/


sebagai bahan acuan kegiatan Screenshoot
pembimbingan klien pemasyarakatan di
Balai Pemasyarakatan Kelas I Semarang
(Inovasi)

6. Penyediaan zona ramah klien sebagai Foto/video/


fasilitas yang nyaman bagi klien Screenshoot
pemasyarakatan (Inovasi)

7. Revitalisasi ruang khusus untuk kegiatan Foto/video/


konseling dalam rangka pembimbingan Screenshoot
klien pemasyarakatan di Balai
Pemasyarakatan Kelas I Semarang
(Inovasi)

8. Pelaksanaan kegiatan konseling dalam Foto/video/


rangka pembimbingan kepribadian (SKP) Screenshoot

9. Pembuatan form check list kelengkapan Foto/video/


berkas pengakhiran pembimbingan klien Screenshoot
pemasyarakatan (Inovasi)

10. Revitalisasi indeks kepuasan pelayanan Foto/video/


bimbingan bagi klien pemasyarakatan di Screenshoot

57
Minggu/Bulan ke-
Juni Juli 2018 Agustus 2018 September 2018
Portofolio/ Bukti
No Kegiatan
Kegiatan
4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

Balai Pemasyarakatan Kelas I Semarang


(Inovasi)

Keterangan : (Sumber: data dielaborasi penulis, 2018)


Keterangan :

A. : Pelaksanaan Kegiatan
B. :Tahap finalisasi pelaporan dan penyusunan bukti kegiatan aktualisasi melalui habit

58
C. Antisipasi dan Strategi Menghadapi Kendala
Dalam pelaksanaan 10 kegiatan aktualisasi dan habituasi ANEKA, terdapat
kemungkinan kegiatan-kegiatan tersebut mengalami kendala sehingga
rancangan kegiatan ini tidak dapat direalisasikan secara optimal atau tidak
tercapai aktualisasinya. Oleh karena itu perlu disampaikan kendala-kendala
yang mungkin terjadi, langkah-langkah antisipasi menghadapi kendala tersebut,
dan perlu dicari secara cermat strategi untuk menghadapi kendala tersebut.
Kendala, resiko dan solusi tersebut dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 4.3. Antisipasi dan Strategi Menghadapi Kendala

Antisipasi Strategi menghadapi


No Kendala menghadapi kendala kendala
1. Kegiatan tidak selesai tepat Manajemen waktu Displin waktu sesuai dengan
waktu dengan baik jadwal yg telah dibuat
2. Kurangnya kompetensi - Membaca literatur - Inventarisasi literatur
dalam kegiatan yang akan tentang kegiatan - Menemui seseorang yang
dilakukan yang akan ahli di bidangnya
dilakukan
- Konsultasi kepada
ahlinya
3. Sarana dan prasarana Koordinasi dengan Melakukan koordinasi dengan
untuk melakukan kegiatan bagian perlengkapan bagian TU untuk membantu
Tata Usaha pengadaan peralatan
(Sumber: data dielaborasi penulis, 2018)

BAB V

PENUTUP

A. Simpulan

60
Rancangan aktualisasi melalui habituasi di unit kerja merupakan
rancangan kegiatan utuk menyelesaikan isu dengan identifikasi isu yang telah
dirumuskan melaui analisa APKL dan analisa USG. Identifikasi isu yang ada
dapat berasal dari individu, unit kerja maupun dari organisasi, dari sana
beberapa isu telah dapat diidentifikasi. Dari beberapa isu tersebut kemudian
dilakukan identifikasi dengan metode USG. Isu yang diangkat yaitu belum
optimalnya pembimbingan klien pemasyarakatan dewasa di Balai
Pemasyarakatan Kelas I Semarang. Dari isu tersebut muncul gagasan
pemecahan isu yang tertuang dalam 10 kegiatan yang terdiri dari 9 kegiatan
dari inovasi serta 1 kegiatan dari SKP. Adapun kegiatan tersebut sebagai
berikut:
11. Pembuatan audio visual terkait alur pembimbingan klien pemasyarakatan
di Balai Pemasyarakatan Kelas I Semarang (Inovasi)
12. Pembuatan kartu alat peraga penjelasan hak, kewajiban, larangan, dan
sanksi bagi klien pemasyarakatan (Inovasi)
13. Pembuatan daftar sasaran program pembimbingan bagi klien
Pemasyarakatan (Inovasi)
14. Pembuatan form list / interview guidelines kegiatan konseling dalam
rangka pembimbingan klien pemasyarakatan (Inovasi)
15. Pembuatan modul materi pembimbingan sebagai bahan acuan kegiatan
pembimbingan klien pemasyarakatan di Balai Pemasyarakatan Kelas I
Semarang (Inovasi)
16. Penyediaan zona ramah klien sebagai fasilitas yang nyaman bagi klien
pemasyarakatan (Inovasi)
17. Revitalisasi ruang khusus untuk kegiatan konseling dalam rangka
pembimbingan klien pemasyarakatan di Balai Pemasyarakatan Kelas I
Semarang (Inovasi)
18. Pelaksanaan kegiatan konseling dalam rangka pembimbingan kepribadian
(SKP)
19. Pembuatan form check list kelengkapan berkas pengakhiran
pembimbingan klien pemasyarakatan (Inovasi)
20. Revitalisasi indeks kepuasan pelayanan bimbingan bagi klien
pemasyarakatan di Balai Pemasyarakatan Kelas I Semarang (Inovasi)

Dalam aktualisasi nilai-nilai ANEKA, Manajemen ASN, Whole of


Goverment, dan Pelayanan Publik di unit kerja masing-masing. Saya akan
menerapkan nilai-nilai ANEKA, yaitu:

61
 Akuntabilitas : tanggung jawab, kejelasan, dan konsisten,
mendahulukan kepentingan publik
 Nasionalisme : menghargai karya orang lain, menghormati keputusan,
tidak diskriminatif, kepentingan bersama, saling
menghormati, persamaan derajat, religius,
mendengarkan pendapat
 Etika publik : komunikasi, konsultasi, kerjasama, sopan,
hormat, teliti,cepat, sopan, cermat, integritas
tinggi, dan profesional
 Komitmen mutu : efisien, efektif, berorientasi mutu, inovasi, handal,
responsif, dan efisien
 Anti korupsi : bekerja keras, disiplin, jujur, berani, mandiri, peduli

B. Pentingnya Rancangan Aktualisasi


1. Pentingnya Rancangan Aktualisasi Dibuat
Pentingnya Rancangan Aktualisasi dibuat karena menjadi pedoman
dan panduan untuk menyelesaikan isu melalui gagasan pemecahan isu yang
tertuang dalam kegiatan yang dirancang. Dengan adanya pembuatan
Rancangan Aktualisasi, diharapkan pelaksanaan kegiatan aktualisasi dapat
menghasilkan output yang sesuai dengan perencanaan. Selain itu dengan
membuat Rancangan Aktualisasi, penulis juga dapat lebih memahami nilai-
nilai dasar ANEKA (Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu
dan Anti Korupsi) yang dapat diimplementasikan dalam berbagai kegiatan
selama melaksanakan aktualisasi maupun dalam pelaksanaan tugas dan
fungsinya. Penulis juga lebih paham mengenai sikap dan perilaku yang dapat
memberikan kontribusi terhadap visi dan misi organisasi serta menguatkan
nilai organisasi.
2. Dampak Apabila Rancangan Aktualisasi Tidak Dibuat
Apabila Rancangan Aktualisasi tidak dibuat maka dapat
mengakibatkan dampak berupa tidak terselesaikannya isu yang ada di unit
kerja dan dapat menghasilkan berbagai masalah yang lebih kompleks. Selain
itu pemahaman mengenai nilai-nilai dasar ANEKA (Akuntabilitas,
Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu dan Anti Korupsi) pun menjadi
kurang karena tidak ada pedoman dan panduan dalam mengimplementasikan
nilai-nilai tersebut.

62
DAFTAR PUSTAKA

Lembaga AdministrasI Negara. (2015). Modul Diklat Prajabatan CPNS Golongan I dan II
Aktualisasi Nilai-Nilai Dasar Profesi Pegawai Negeri Sipil. Jakarta : Lembaga
Administrasi Negara.
Lembaga Administras Negara. (2015). Modul Diklat Prajabatan CPNS Golongan I dan II :
Akuntabilitas.Jakarta : Lembaga Administrasi Negara.
Lembaga Administras Negara. (2015). Modul Diklat Prajabatan CPNS Golongan I dan II :
Nasionalisme. Jakarta : Lembaga Administrasi Negara.

63
Lembaga Administras Negara. (2015). Modul Diklat Prajabatan CPNS Golongan I dan II :
Etika Publik. Jakarta : Lembaga Administrasi Negara.
Lembaga Administras Negara. (2015). Modul Diklat Prajabatan CPNS Golongan I dan II :
Komitmen Mutu. Jakarta : Lembaga Administrasi Negara.
Lembaga Administras Negara. (2015). Modul Diklat Prajabatan CPNS Golongan I dan II :
Anti Korupsi. Jakarta : Lembaga Administrasi Negara.
Lembaga Administras Negara. (2017). Modul Pelatihan Dasar Calon PNS Pelayanan Publik.
Jakarta : Lembaga Administrasi Negara.
Lembaga Administras Negara. (2017). Modul Pelatihan Dasar Calon PNS Manajemen
Aparatur Sipil Negara. Jakarta : Lembaga Administrasi Negara.
Lembaga Administras Negara. (2017). Modul Pelatihan Dasar Calon PNS Whole of
Goverment. Jakarta : Lembaga Administrasi Negara.
Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. (2017). Modul Pendidikan dan Pelatihan
Dasar Calon PNS Habituasi Jakarta : Lembaga Administrasi Negara Republik
Indonesia.
Permen PAN RB No 22 Tahun 2016. Tentang Jabatan Fungsional Pembimbing
Kemasyarakatan : MenPAN RB

64

Anda mungkin juga menyukai