Anda di halaman 1dari 25

RANCANGAN AKTUALISASI

NILAI – NILAI DASAR PEGAWAI NEGERI SIPIL

PELATIHAN DASAR
CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL
KEMENTERIAN HUKUM DAN HAM KANTOR WILAYAH RIAU
GOLONGAN III ANGKATAN I

“PELAKSANAAN STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL


HUKUMAN DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL
DI LINGKUNGAN KANTOR WILAYAH KEMENTERIAN
HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA RIAU”

disusun oleh:
ADE ZULFIA, S.H.
NIP. 199112262019012002

KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA


REPUBLIK INDONESIA
TAHUN 2019

i
LEMBAR PERSETUJUAN

HASIL RANCANGAN AKTUALISASI


LATIHAN DASAR CPNS
KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK
INDONESIA TAHUN 2019

Dengan judul :
“PELAKSANAAN STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
HUKUMAN DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL
DI LINGKUNGAN KANTOR WILAYAH KEMENTERIAN HUKUM
DAN HAK ASASI MANUSIA RIAU”

Nama : Ade Zulfia, S.H.


NIP : 199112262019012002
Pangkat/ Golongan : Penata Muda / III.a
Jabatan : Analis Kepegawaian Ahli Pertama
Unit Kerja/ Instansi : Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan Hak Asasi
Manusia Riau
Disampaikan pada seminar rancangan aktualisasi
Hari/Tanggal : Kamis, 3 Oktober 2019
Tempat : Balai Pendidikan dan Pelatihan Hukum & HAM Kepri

Menyetujui
Coach Mentor

Dr. Wilda Hayati, MM R. Ade Mulyati, S.H, M.H.


NIP. 19650603 199602 2 001 NIP. 19830119 201212 2 002

i
DAFTAR ISI

Lembar Persetujuan………………………………………………………………………...

Daftar Isi……………………………………………………………………………………..

Daftar Tabel………………………………………………………………………………….

Kata Pengantar……………………………………………………………………………...

Bab I Pendahuluan

A. Latar Belakang……………………………………………………………………....
B. Tujuan dan Manfaat…………………………………………………………………
C. Analisis Isu…………………………………………………………………………..
D. Rumusan Isu…………………………………………………………………………
E. Identifikasi Sumber Isu………………………………………………………………
F. Analisis Dampak………………………………………………………………….....
G. Ruang Lingkup……………………………………………………………………....
H. Lembar Konfirmasi Isu……………………………………………………………..
I. Judul Aktualisasi………………………………………………………………….....
Bab II Rancangan Aktualisasi

A. Rancangan Aktualisasi……………………………………………………………..
a. Unit Kerja……………………………………………………………………...
b. Identifikasi Isu………………………………………………………………...
c. Isu yang Diangkat……………………………………………………………..
d. Gagasan Pemecahan Isu………………………………………………….........
e. Rancangan Kegiatan………………………………………………………......
B. Jadwal Kegiatan…………………………………………………………………….
C. Capaian Kegiatan Aktualisasi………………………………………………………
BAB III Penutup

A. Kesimpulan……………………………………………………………………….....
B. Saran…………………………………………………………………………………

Daftar Pustaka……………………………………………………………………………….

Lampiran

ii
DAFTAR TABEL

TABEL 1.1 ANALISIS ISU DENGAN APKL.....................................................

TABEL 1.2 ANALISIS ISU DENGAN USG.......................................................

TABEL 1.3 LEMBAR KONFIRMASI ISU..........................................................

TABEL 2.1 JENIS DAN SUMBER KEGIATAN.................................................

TABEL 2.2 RANCANGAN KEGIATAN.............................................................

TABEL 2.3 JADWAL KEGIATAN AKTUALISASI............................................

iii
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan rahmatnya
Penulis mampu menyelesaikan rancangan aktualisasi ini.

Penyusunan rancangan ini dapat terselesaikan karena adanya bantuan, bimbingan,


dorongan, saran dan nasehat dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini
peserta menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada:
1. Bapak Hendy Emil, S.H, M.H., selaku Kepala Balai Pendidikan dan Pelatihan
Hukum dan Hak Asasi Manusia Kepulauan Riau.
2. Ibu Raja Ade Mulyati, S.H, M.H. (Kepala Subbagian Kepegawaian dan Tata
Usaha Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Riau) selaku mentor.
3. Ibu dr. Wilda Hayati, M.M. selaku Coach yang senantiasa meluangkan waktunya
untuk memberi arahan dan bimbingan selama penyusunan rancangan aktualisasi
ini
4. Keluarga tercinta, kedua orang tua bapak Zulfitran dan Erzwita serta Suami
tercinta Ismul Hamdi Nur yang telah memberikan kasih sayang, dukungan,
motivasi serta doa yang luar biasa untuk peserta bisa menyelesaikan rancangan
aktualisasi ini dengan sebaik-baiknya
5. Peserta Latihan Dasar (Latsar) golongan III angkatan I tahun 2019 yang telah
bersama-sama memotivasi untuk sama-sama berjuang menyelesaikan tugas ini
Peserta menyadari bahwa dalam rancangan aktualisasi ini banyak terdapat
kekurangan dan jauh dari kesempurnaan, disebabkan oleh keterbatasan pengetahuan dan
pengalaman peserta. Oleh karena itu, peserta mengharapkan kritik dan saran yang
membangun guna tercapainya laporan yang lebih baik.

Batam, 1 Oktober 2019


Peserta

Ade Zulfia, S.H.

iv
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Peserta bekerja di Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan Hak Asasi
Manusia Riau. Kantor Wilayah mempunyai tugas melaksanakan fungsi
Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia dalam wilayah provinsi berdasarkan
kebijakan Menteri dan ketentuan peraturan perundang-undangan. Kantor Wilayah
Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Riau memiliki 28 Unit Pelaksana
Teknis. Sedangkan untuk Kantor Wilayah sendiri terbagi dalam empat divisi,
yaitu Divisi Administrasi, Divisi Pemasyarakatan, Divisi Pelayanan Hukum dan
Divisi Imigrasi. Jumlah Pegawai di Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan Hak
Asasi Manusia Riau adalah sebanyak 133 orang, dan 1.506 orang lainnya tersebar
di 28 Unit Pelaksana Teknis.
Sejak tanggal 1 Februari 2019 peserta bertugas di Kantor Wilayah
Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Riau dengan SK Pengangkatan
Calon Pegawai Negeri Sipil Nomor: SEK.2-623.KP.03.01 Tahun 2018. Peserta
ditempatkan pada Divisi Adminstrasi, Sub Bagian Kepegawaian, Tata Usaha dan
Rumah Tangga. Berdasarkan Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia
Nomor 30 Tahun 2018 pasal 16 ayat 1 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor
Wilayah Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia, Subbagian Kepegawaian,
Tata Usaha, dan Rumah Tangga mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan
koordinasi, pelaksanaan urusan kepegawaian, koordinasi pelaksanaan pengelolaan
pengembangan kompetensi sumber daya manusia serta pelaksanaan tata usaha
dan rumah tangga.
Pengelolaan dan pengembangan sumber daya manusia yang dilakukan
pada Subbagian Kepegawaian, Tata Usaha, dan Rumah Tangga salah satunya
dapat di wujudkan dengan pengawasan dan pembinaan berupa penegakan
disiplin Pegawai Negeri Sipil. Disiplin Pegawai Negeri Sipil telah diatur secara
jelas di dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 53 Tahun 2010.
Disiplin Pegawai Negeri Sipil adalah kesanggupan Pegawai Negeri Sipil untuk

1
menaati kewajiban dan menghindari larangan yang ditentukan dalam peraturan
perundang-undangan dan/atau peraturan kedinasan yang apabila tidak ditaati atau
dilanggar dijatuhi hukuman disiplin.
Kedisiplinan pegawai dapat ditegakkan apabila peraturan-peraturan yang
telah ditetapkan dapat dilaksanakan oleh sebagian besar pegawai dan segala
bentuk pelanggaran kedisiplinan dapat di tindak dengan tegas oleh pejabat yang
berwenang. Namun kenyataannya penegakan disiplin terhadap Pegawai Negeri
Sipil (PNS) dinilai masih belum bisa dilakukan secara maksimal. Kondisi ini
salah satunya akibat masih terdapat kekeliruan dalam mengambil putusan
penjatuhan hukuman disiplin oleh Pejabat yang berwenang.
Mengenai tingkatan hukuman disiplin sebagaimana di jelaskan pada Pasal
7 Peraturan Pemerintah No 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri
Sipil, hukuman disiplin diberikan secara bertingkat mulai dari hukuman disiplin
ringan, hukuman disiplin sedang, hingga hukuman disiplin berat. Akan tetapi
dalam prakteknya, sering ditemukan Pegawai Negeri Sipil yang seharusnya
dijatuhi hukuman disiplin berat, tetapi belum pernah dijatuhi hukuman disiplin
tingkat ringan maupun sedang. Jika hal seperti ini terjadi dan hukuman disiplin
tingkat berat tetap dijalankan tanpa ada riwayat penjatuhan hukuman disiplin
ringan atau sedang sebelumnya, hukuman disiplin ini rentan untuk di perkarakan
di Pengadilan Tinggi Usaha Negara.
Berdasarkan alasan-alasan tersebut, peserta tertarik menyusun rancangan
aktualisasi yang berjudul “Pelaksanaan Standar Prosedur Operasional
Hukuman Disiplin Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan Kantor Wilayah
Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Riau”.

2
B. Analisis Isu
1. Environmental Scanning
Peserta memangku Jabatan Fungsional Tertentu Analis Kepegawaian Ahli
Pertama di Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Riau.
Selama kurang lebih delapan bulan bekerja, peserta mengamati beberapa masalah
yang sering terjadi yang perlu dicarikan segera solusinya. Dikaitkan dengan
Manajemen ASN, Whole of Government (WoG), dan Pelayanan Publik, peserta
menemukan beberapa isu sebagai berikut:
1. Belum optimalnya peranan/kontrol atasan langsung masing-masing
pegawai terhadap kedisiplinan bawahannya di Kantor Wilayah
Kementerian Hukum dan HAM Riau.
Atasan langsung adalah Pejabat yang mempunyai paling banyak
kesempatan untuk melakukan interaksi dan kontrol kepada bawahannya.
Bentuk kontrol atasan langsung dapat dilihat dari hal yang paling
sederhana yaitu memantau atau mengontrol kehadiran apel setiap hari.
Dalam kasus ini, digolongkan pada permasalahan Manajemen ASN.
2. Adanya anggapan bahwa pelaksanaan pembinaan pegawai dan pemberian
hukdis adalah sepenuhnya pekerjaan dan tanggung jawab pengelola
kepegawaian Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan Hak Asasi
Manusia Riau.
Pada pasal 16 Peraturan Pemerintah No 53 Tahun 2010 sudah dijelaskan
Pejabat yang berwenang menjatuhi hukuman disiplin tingkat ringan
berhak diberikan oleh pejabat mulai dari eselon V hingga seterusnya di
Satuan Kerja atau Unit Pelaksana Teknisnya. Dalam kasus ini,
digolongkan pada permasalahan Manajemen ASN.
3. Belum optimalnya komunikasi dan koordinasi antara pejabat yang
berwenang menjatuhi hukuman disiplin dengan pengelola kepegawaian
baik di tingkat UPT maupun Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan
Hak Asasi Manusia Riau.
Dalam kasus ini, atasan langsung wajib berkoordinasi dengan Subbagian
Kepegawaian Kantor Wilayah mengenai penjatuhan hukuman disiplin
tingkat ringan yang telah diberikan. Sehingga jika hukuman disiplin

3
pegawai nantinya berlanjut dari hukuman disiplin tingkat ringan menjadi
hukuman disiplin tingkat sedang hingga berat, Subbagian Kepegawaian
Kantor Wilayah dapat mempersiapkan hukuman tingkat lanjut yang sesuai
dengan hukuman disiplin sebelumnya. Selain itu juga untuk menghindari
terjadinya rentang waktu yang terlalu lama antar penjatuhan hukuman
disiplin tingkat ringan dengan hukuman disiplin tingkat sedang/berat.
Dalam kasus ini digolongkan pada permasalahan Whole of Government.
4. Kurangnya pemahaman mengenai teknis pemberian hukuman disiplin
PNS oleh Pejabat berwenang maupun pengelola kepegawaian di unit
Pelaksana Teknis dan Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan Hak Asasi
Manusia Riau.
Walaupun pengaturan tentang disiplin PNS telah dijelaskan oleh Peraturan
Pemerintah No 53 Tahun 2010, namun tidak semua Pejabat atau pengelola
kepegawaian membaca dengan jelas teknis penjatuhan hukuman disiplin.
Jika dibuat Standar Prosedur Operasional tentang penjatuhan hukuman
disiplin yang lebih ringkas, padat dan jelas dan disosialisasikan dengan
baik, diharapkan setiap Pejabat dan pengelola kepegawaian dapat
memahami mekanisme dan teknis penjatuhan hukuman disiplin. Dalam
kasus ini, digolongkan pada permasalahan Manajemen ASN.
5. Belum semua pegawai memahami secara baik aturan tentang Hukuman
Disiplin PNS berdasarkan Peraturan Pemerintah No 53 Tahun 2010
tentang Disiplin PNS di Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM
Riau.
Hal ini berakibat banyaknya pegawai yang menganggap pelanggaran
ringan adalah hal sepele sehingga berkecendrungan di lakukan berulang-
ulang. Dalam kasus ini, digolongkan pada permasalahan Manajemen
PNS.

Dari permasalahan yang diuraikan diatas, terdapat lima isu yang menjadi
perhatian, yaitu :

4
a. Belum optimalnya peranan/kontrol atasan langsung masing-masing
pegawai terhadap kedisiplinan bawahannya di Kantor Wilayah
Kementerian Hukum dan HAM Riau. (Manajemen ASN)
b. Adanya anggapan bahwa pelaksanaan pembinaan pegawai dan pemberian
hukuman disiplin adalah sepenuhnya pekerjaan dan tanggung jawab
pengelola kepegawaian Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan Hak
Asasi Manusia Riau (Manajemen ASN)
c. Belum optimalnya komunikasi dan koordinasi antara pejabat yang
berwenang menjatuhi hukuman disiplin dengan pengelola kepegawaian
baik di tingkat UPT maupun Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan Hak
Asasi Manusia Riau (Whole of Goverment)
d. Kurangnya pemahaman mengenai teknis pemberian hukuman disiplin PNS
oleh Pejabat berwenang maupun pengelola kepegawaian di unit Pelaksana
Teknis dan Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia
Riau (Manajemen ASN)
e. Belum semua pegawai memahami secara baik aturan tentang Hukuman
Disiplin PNS berdasarkan Peraturan Pemerintah No 53 Tahun 2010 tentang
Disiplin PNS di Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Riau.
(Manajemen ASN)

2. Alat Bantu Analisis


a. APKL (Aktual, Problematik, Kekhalayakan, dan Layak)
Untuk mencapai core isu, diperlukan analisis tentang kualitas
masing-masing isu. Proses analisis yang dilakukan adalah identifikasi isu
menggunakan kriteria kualitas isu. Kriteria kualitas isu pertama adalah
APKL (Aktual, Problematik, Kekhalayakan, dan Layak). Aktual artinya
benar-benar terjadi dan sedang hangat dibicarakan masyarakat. Problematik
artinya isu memiliki dimensi masalah yang kompleks, sehingga perlu
dicarikan solusinya. Kekhalayakan artinya isu yang menyangkut hajat
hidup orang banyak. Sedangkan layak artinya isu yang masuk akal dan
realistis serta relevan untuk dimunculkan inisiatif pemecahan masalahnya.

5
Dari kriteria APKL peserta kemudian menilai isu yang diangkat
menggunakan skala 1 sampai dengan 5. Adapun hasil penilain terlihat
dalam tabel berikut:

Tabel 1.1 Analisis Isu Menggunakan Kriteria APKL


Kriteria Total Priorit
No Isu A P K L Skor as
Belum optimalnya peranan/kontrol
atasan langsung masing-masing
pegawai terhadap kedisiplinan
1 bawahannya di Kantor Wilayah 4 4 4 4 16 III
Kementerian Hukum dan HAM
Riau.
Adanya anggapan bahwa
pelaksanaan pembinaan pegawai
dan pemberian hukuman disiplin
adalah sepenuhnya pekerjaan dan
2 tanggung jawab pengelola 4 5 4 5 18 II
kepegawaian Kantor Wilayah
Kementerian Hukum dan Hak
Asasi Manusia Riau
Belum optimalnya komunikasi dan
koordinasi antara pejabat yang
berwenang menjatuhi hukuman
disiplin dengan pengelola
3 kepegawaian baik di tingkat UPT 4 3 4 3 14 IV
maupun Kantor Wilayah
Kementerian Hukum dan Hak
Asasi Manusia Riau
Kurangnya pemahaman mengenai
teknis pemberian hukuman
4
disiplin PNS oleh Pejabat
berwenang maupun pengelola
4 5 5 5 19 I
kepegawaian di unit Pelaksana
Teknis dan Kantor Wilayah
Kementerian Hukum dan Hak
Asasi Manusia Riau

6
Belum semua pegawai memahami
secara baik aturan tentang
5
Hukuman Disiplin PNS
berdasarkan Peraturan Pemerintah
No 53 Tahun 2010 tentang 4 3 3 3 13 V
Disiplin PNS di Kantor Wilayah
Kementerian Hukum dan HAM
Riau.
Keterangan:A: Aktual, P: Problematik, K: Kekhalayakan, L: Layak Skala : 1 – 5

Dari hasil analisis menggunakan kriteria APKL didapatkan 3 isu


teratas yang akan dilanjutkan untuk diangkat sebagai core issue yaitu :
a. Kurangnya pemahaman mengenai teknis pemberian hukuman disiplin
PNS oleh Pejabat berwenang maupun pengelola kepegawaian di unit
Pelaksana Teknis dan Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan Hak
Asasi Manusia Riau.
b. Adanya anggapan bahwa pelaksanaan pembinaan pegawai dan
pemberian hukdis adalah sepenuhnya pekerjaan dan tanggung jawab
pengelola kepegawaian Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan Hak
Asasi Manusia Riau.
c. Belum optimalnya peranan/kontrol atasan langsung masing-masing
pegawai terhadap kedisiplinan bawahannya di Kantor Wilayah
Kementerian Hukum dan HAM Riau..

b. USG (Urgency, Seriousness, Growth)


USG (Urgency, Seriousness, Growth). Urgency artinya seberapa
mendesak suatu isu harus dibahas, dianilisis, dan ditindak lanjuti.
Seriousness merujuk pada seberapa serius isu harus dibahas dan dikaitkan
dengan akibat yang akan ditimbulkan. Growth menekankan pada seberapa
besar kemungkinan isu akan memburuk jika tidak cepat ditangani segera.
Sama halnya dengan kriteria APKL standar pemberian nilai USG
menggunakan skala 1 sampai dengan 5. Adapun hasil penilaian isu
menggunakan kriteria USG adalah sebagai berikut:

7
Tabel 1.2 Analisis Isu Menggunakan Kriteria USG
No Isu Kriteria Total
Prioritas
U S G Skor
Kurangnya pemahaman mengenai
teknis pemberian hukuman disiplin
PNS oleh Pejabat berwenang
1 maupun pengelola kepegawaian di 5 5 5 15 I
unit Pelaksana Teknis dan Kantor
Wilayah Kementerian Hukum dan
Hak Asasi Manusia Riau
Adanya anggapan bahwa
pelaksanaan pembinaan pegawai
dan pemberian hukuman disiplin
adalah sepenuhnya pekerjaan dan
2 tanggung jawab pengelola 4 5 4 13 II
kepagawaian Kantor Wilayah
Kementerian Hukum dan Hak
Asasi Manusia Riau
Belum optimalnya peranan/kontrol
3 atasan langsung masing-masing
pegawai terhadap kedisiplinan
bawahannya Kantor Wilayah 4 4 3 11 III
Kementerian Hukum dan HAM
Riau.
Keterangan:U: Urgency, S: Seriousness, G: Growth Skala : 1 – 5
Setelah dilakukan analisis menggunakan AKPL dan USG, maka
didapatkan core issue dengan melihat ranking yang paling tinggi, yaitu
Kurangnya pemahaman mengenai teknis pemberian hukuman disiplin PNS
oleh Pejabat berwenang maupun pengelola kepegawaian di unit Pelaksana
Teknis dan Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia
Riau.

C. Rumusan Isu
Berdasarkan hasil analisis isu menggunakan kriteria APKL dan USG, isu
yang paling tepat diangkat sebagai rancangan aktualisasi yaitu tentang

8
“Kurangnya pemahaman mengenai teknis pemberian hukuman disiplin PNS
oleh Pejabat berwenang maupun pengelola kepegawaian di unit Pelaksana
Teknis dan Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia
Riau.”
Berdasarkan permasalahan kurangnya pemahaman mengenai teknis
pemberian hukuman disiplin PNS oleh Pejabat berwenang maupun pengelola
kepegawaian di unit Pelaksana Teknis dan Kantor Wilayah diperlukan perumusan
Standar Prosedur Operasional (SPO) Hukuman Disiplin. Setelah Standar
Prosedur Operasional (SPO) Hukuman Disiplin berhasil dirumuskan dan di
sahkan oleh pejabat yang berwenang, SPO akan segera di sosialisasikan kepada
seluruh pegawai.

D. Identifikasi Sumber Isu (Isu Ini Kenapa dianggap Penting dan perlu
diselesaikan dan hubungannya dengan Agenda III)
Selama masa orientasi di Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan Hak
Asasi Manusia Riau, peserta memperoleh beberapa permasalahan terkait
manajemen ASN baik di Unit Pelaksana Teknis maupun Kantor Wilayah. Dalam
pengamatan peserta diketahui bahwa masih banyak pelanggaran disiplin yang
dilakukan oleh pegawai. pejabat yang berwenang maupun pengelola
kepegawaian yang belum memahami secara baik terkait teknis penjatuhan
hukuman disiplin. Walaupun tata cara penjatuhan hukuman disiplin telah diatur
di dalam Peraturan Pemerintah No 53 tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai
Negeri Sipil, namun pemahaman atasan langsung terkait prosedur penanganan
pelanggaran disiplin masih kurang. Hal ini berdampak pada ketidak sesuaian
penjatuhan sanksi administratif, terutama bagi pegawai yang menjalani pidana.

E. Analisis Dampak
Isu ini dianggap penting oleh peserta dengan mempertimbangkan dampak
yang akan terjadi jika isu “Kurangnya pemahaman mengenai teknis
pemberian hukuman disiplin PNS oleh Pejabat berwenang maupun
pengelola kepegawaian di unit Pelaksana Teknis dan Kantor Wilayah

9
Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Riau” tidak segera dicarikan
solusinya antara lain:

Dampak yang dapat terjadi apabila isu ini tidak diselesaikan adalah:

a. Bagi Pegawai
1. Menimbulkan sifat apatis atau tidak peduli pegawai tentang disiplin
diri dalam menjalankan tugas sebagai Pegawai Negeri Sipil
b. Bagi Pejabat Berwenang
1. Kesulitan mengontrol kedisiplinan Pegawai
2. Pejabat atau atasan langsung menjadi tidak dihargai oleh Pegawai
c. Bagi Unit Kerja
1. Meningkatnya pelanggaran disiplin di lingkungan Kementerian
Hukum dan Hak Asasi Manusia Riau
2. Lingkungan kerja menjadi tidak produktif karena tidak semua pegawai
menjalankan tugas dengan baik

F. Ruang Lingkup
Rancangan Aktualisasi dilakukan selama satu bulan dengan menerapkan
nilai-nilai dasar ASN yaitu Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen
Mutu dan Anti Korupsi yang dikenal dengan ANEKA. Untuk itu kegiatan
aktualisasi dilakukan dalam 6 kegiatan yaitu :
1. Melaporkan rencana aktualisasi kepada atasan
2. Pembuatan Draft Standar Prosedur Operational (SPO) Hukuman Disiplin
Pegawai Negeri Sipil
3. Sosialisasi Standar Prosedur Operational Operational (SPO) Hukuman
Disiplin Pegawai Negeri Sipil
4. Penerapan Standar Prosedur Operational (SPO) Hukuman Disiplin Pegawai
Negeri Sipil
5. Monitoring dan evaluasi pelaksanaan Standar Prosedur Operational (SPO)
Hukuman Disiplin Pegawai Negeri Sipil

G. Lembar Konfirmasi Isu


Tabel 1.3 Lembar Konfirmasi Isu
Persetujuan Coach dan Mentor

Tanggal : 28 September 2019

10
Coach Mentor

dr. Wilda Hayati, MM R. Ade Mulyati, S.H, M.H.


NIP. 19650603 199602 2 001 NIP. 19830119 201212 2 002

H. Judul Aktualisasi
Pelaksanaan Standar Prosedur Operational (SPO) Hukuman Disiplin Pegawai
Negeri Sipil di Lingkungan Kantor Wilayah Kementerian Hukum Dan Hak Asasi
Manusia Riau.

BAB II

PELAKSANAAN AKTUALISASI

A. Rancangan Aktualisasi

11
1. Unit Kerja : Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan Hak Asasi
Manusia Riau
2. Identifikasi Isu :
Selama masa orientasi, penulis menemukan beberapa permasalahan
dalam pelaksanaan managemen kepegawaian, salah satunya yaitu terkait
pembinaan disiplin pegawai sebagaimana yang diatur dalam Peraturan
Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
Pada kenyataannya pelaksanaan terhadap penegakan disiplin pegawai di
Kantor wilayah Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Riau belum
optimal. Hal ini dikarenakan masih kurangnya pemahaman baik dari pejabat
berwenang maupun pengelola kepegawaian mengenai teknis penjatuhan
hukuman disiplin Pegawai Negeri Sipil.

3. Core Issue :
“Kurangnya pemahaman mengenai teknis pemberian hukuman
disiplin Pegawai Negeri Sipil oleh Pejabat berwenang maupun pengelola
kepegawaian di unit Pelaksana Teknis dan Kantor Wilayah Kementerian
Hukum dan Hak Asasi Manusia Riau”

4. Gagasan Pemecahan Isu


Upaya peningkatan pemahaman mengenai teknis pemberian hukuman disiplin
Pegawai Negeri Sipil oleh Pejabat berwenang maupun pengelola kepegawaian
di unit Pelaksana Teknis dan Kantor Wilayah dilaksanakan dengan kegiatan
sebagai berikut:

Tabel 2.1 Jenis dan Sumber Kegiatan

SUMBER
NO JENIS KEGIATAN
KEGIATAN
1 Pelaporan rencana aktualisasi kepada atasan Kreatifitas
Pembuatan draft Standar Prosedur Operational SKP
2 (SPO) Hukuman Disiplin Pegawai Negeri Sipil
Sosialisasi Standar Prosedur Operational (SPO) SKP dan Inovasi
3 Hukuman Disiplin Pegawai Negeri Sipil
Penerapan Standar Prosedur Operational (SPO)

12
4 Hukuman Disiplin Pegawai Negeri Sipil SKP
Monitoring dan evaluasi pelaksanaan Standar
5 Prosedur Operational (SPO) Hukuman Disiplin SKP
Pegawai Negeri Sipil

13
5. Rancangan Kegiatan
Rancangan kegiatan menggunakan tabel sebagai berikut:
Tabel 2.2 Rancangan Kegiatan
Kontribusi Terhadap
Keterkaitan Substansi Mata Penguatan Nilai
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Visi dan Misi
Pelatihan Organisasi
Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
1 Pelaporan rencana a. Membuat janji Janji Menyampaikannya kepada atasan Kegiatan ini berkaitan Kegiatan ini
aktualisasi kepada dengan atasan disepakati dengan jelas, lengkap, dengan visi berkaitan dengan
atasan tanggungjawab (akuntabilitas), Kementerian Hukum penguatan nilai-
sopan (etika publik) dan tepat dan HAM Riau yaitu nilai
waktu ( komitmen mutu) Masyarakat Kementerian
b. Menjelaskan kepada Atasan paham Menyampaikan rencana aktualisasi
memperoleh kepastian Hukum Dan
atasan tentang dan Masukan dengan jelas, lengkap, dan sopan
hokum dan misi yang HAM Riau yang
rancangan didapatkan mencakup semua aktivitas rencana
ke enam yaitu berupa nilai
aktualisasi yang kegiatan. Hal ini mencerminkan
mewujudkan aparatur Akuntabel dan
akan dilaksanakan. nilai dari akuntabilitas, etika
Kementerian Hukum Sinergi
publik dan komitmen mutu
dan Hak Asasi
c. Meminta Persetujuan Peserta meminta persetujuan dengan Manusia yang

persetujuan dan dan dukungan hormat dan santun. Hal ini professional dan

dukungan atasan didapat mencerminkan Etika Publik. berintegritas

2 Pembuatan draft a. Mengumpulkan Sumber Mengumpulkan sumber pustaka Kegiatan ini berkaitan Kegiatan ini
Standar Prosedur Sumber pustaka didapatkan dengan tanggungjawab dan kejelasan dengan misi berkaitan dengan
Operational (SPO) Hal ini mencerminkan nilai Kementerian Hukum penguatan nilai-
Hukuman Disiplin Akuntabilitas dan Komitmen Dan HAM Riau yang nilai
Mutu ke enam yaitu Kementerian

14
Kontribusi Terhadap
Keterkaitan Substansi Mata Penguatan Nilai
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Visi dan Misi
Pelatihan Organisasi
Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
Pegawai Negeri b. Merancang draft 1) Draft SOP Mempelajari peraturan yang berlaku mewujudkan aparatur Hukum Dan
2) Draft dan berinovasi dalam merancang
Sipil SOP dalam bentuk Kementerian Hukum HAM Riau yang
Poster SPO
buku panduan, media Hal ini mencerminkan nilai dan Hak Asasi berupa nilai
atau
elektronik dan media Komitmen Mutu Manusia yang profesionalisme.
banner
poster atau banner professional dan Akuntabel, dan
berintegritas Inovatif
c. Mengkonsultasikan Kritik dan Mendiskusikan draft SPO tersebut
Saran di dengan sopan, ramah, santun dan
draft SPO kepada
komunikasi yang baik kepada
atasan dapatkan
atasan. Hal ini mencerminkan nilai
Etika Publik
Hasil draft SPO juga harus dapat
dipertanggungjawabkan. Hal ini
mencerminkan nilai Akuntabilitas
d. Meminta persetujuan Pengesahan di Peserta meminta persetujuan dengan
dan pengesahan dapatkan hormat dan santun. Hal ini
pimpinan mencerminkan nilai Etika Publik

3 Pelaksanaan a. Membuat list nama- List nama- Peserta membuat list nama-nama Kegiatan ini berkaitan Kegiatan ini
sosialisasi SOP nama pejabat berwenang nama pejabat pejabat berwenang atau dengan misi berkaitan dengan
atau perwakilannya, dan yang akan perwakilannya, dan menentukan Kementerian Hukum penguatan nilai-
menentukan jadwal dikunjungi jadwal sosialisasi dengan mandiri, Dan HAM Riau yang nilai
sosialisasi beserta jadwal akurat, jelas dan tepat waktu . Hal ini ke tiga yaitu Kementerian
kunjungan mencerminkan nilai Akuntabilitas mewujudkan Hukum Dan

15
Kontribusi Terhadap
Keterkaitan Substansi Mata Penguatan Nilai
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Visi dan Misi
Pelatihan Organisasi
Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
b.Mengunjungi pejabat Dokumentasi Peserta menyampaikan SPO dengan penegakan hukum HAM Riau yang
berwenang atau tatap muka sopan, jelas, dan bertanggungjawab. yang berkualitas berupa nilai
perwakilannya dan dengan Hal ini mencerminkan nilai Etika Sinergi dan
mensosialisasikan SPO pejabat Publik dan Akuntabilitas Inovatif
berwenang
c. Pelaksanaan sosialisasi Dokumentasi Sosialisasi dilaksanakan dengan
pelaksanaan bahasa yang sopan dan mudah
melalui media
dimengerti serta penuh tanggung
elektronik, dan media sosialisasi
jawab. Hal ini mencerminkan nilai
cetak melalui media Etika Publik dan Akuntabilitas
elektronik, dan
media cetak
4 Penerapan SPO Pelaksanaan SPO dalam Terlaksananya Penerapan SPO penjatuhan hukuman Kegiatan ini berkaitan Kegiatan ini
hukuman Disiplin penegakan disiplin penjatuhan disiplin dilkukan dengan sungguh- dengan misi berkaitan dengan
pegawai hukuman sungguh, menjunjung tinggi Kementerian Hukum penguatan nilai-
disiplin yang keadilan, menindak pelaku dan HAM Riau yang nilai
sesuai dengan pelanggaran dengan berani dan ke enam yaitu Kementerian
SPO setiap penjatuhan hukuman disiplin mewujudkan aparatur Hukum dan
dapat dipertanggung jawabkan. Hal yang professional dan HAM Riau
ini mencerminkan nilai Anti berintegritas Profesional,
Korupsi dan Akuntabilitas Akuntabel dan
Transparan

16
Kontribusi Terhadap
Keterkaitan Substansi Mata Penguatan Nilai
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Visi dan Misi
Pelatihan Organisasi
Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
5 Pelaksanaan a. Melakuan monitoring Monitoring Menilai hasil penerapan SOP Kegiatan ini berkaitan Kegiatan ini
monitoring dan dan evaluasi dan evaluasi hukuman disiplin secara teliti dan dengan misi berkaitan dengan
evaluasi terlaksana. benar, dengan kejujuran serta bekerja Kementerian Hukum penguatan nilai-
keras . Hal ini mencerminkan nilai dan HAM Riau yang nilai
Akuntabilitas ke lima yaitu layanan Kementerian
b. Membuat laporan Dokumen Laporan monitoring dan evauasi
manajemen Hukum dan
monitoring dan terkaitl dibuat secara transparan dan
akuntabel, jujur dan objektif dan administrasi HAM Riau
evaluasi laporan
tepat waktu. Hal ini mencerminkan Kementerian Hukum Profesional dan
monitoring nilai Anti Korupsi dan Komitmen dan HAM Transparan
dan evaluasi Mutu.

B. JADWAL KEGIATAN
Tabel 2.3 Jadwal Kegiatan

17
BAB III
PENUTUP

Simpulan
Berdasarkan Enviromental Scanning yang telah dijelaskan sebelumnya,
isu yang diambil adalah “Kurangnya pemahaman mengenai teknis pemberian
hukuman disiplin Pegawai Negeri Sipil oleh Pejabat berwenang maupun
pengelola kepegawaian di unit Pelaksana Teknis dan Kantor Wilayah
Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Riau”. Berdasarkan isu
tersebut peserta memberi judul Rancanagan Aktualisasi ini “Pelaksanaan
Standar Prosedur Operasional Hukuman Disiplin Pegawai Negeri Sipil di
Lingkungan Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia
Riau”.
Simpulan yang didapat dari rancangan aktualisasi ini adalah :
1. Rancangan aktualisasi ini menjadi sarana bagi peserta untuk
mengimplementasikan nilai-nilai dasar ASN Akuntabilitas,
Nasionalisme, Etika Publik, dan Anti Korupsi (ANEKA), serta
menjalankan peran dan kedudukan sebagai seorang ASN.
2. Rancangan aktualisasi ini merupakan suatu bentuk kepedulian
peserta terhadap isu-isu yang sedang menjadi masalah di unit kerja
peserta yaitu Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan Hak Asasi
Manusia Riau.
3. Kurangnya pemahaman mengenai teknis pemberian hukuman
disiplin Pegawai Negeri Sipil oleh Pejabat berwenang maupun
pengelola kepegawaian di unit Pelaksana Teknis dan Kantor Wilayah
Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Riau dikarenakan
belum adanya Standar Prosedur Operasional tentang penjatuhan
hukuman disiplin yang ringkas dan mudah dimengerti.
4. Dengan adanya rancangan aktualisasi ini diharapkan dapat menjadi
sarana untuk meningkatkan pelaksanaan penegakan kedisiplinan di
Lingkungan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Riau.

i
21

ii
i

Anda mungkin juga menyukai