Anda di halaman 1dari 115

LAPORAN AKTUALISASl

OPT:MALiSASI KEDiSIPLiNAN DAN KETERTIBAN WARCA


B:NAAN PEMASYARAKATAN(WBP)PEREMPUAN
DI BLOK ASTER
LEMBAGA PEMASYARAKATAN NARKOT:KA KLAS‖ A
LUBUKLINGGAU

DiSuSUN OLEH:
lZAZAYA RAMADHANl
N:P 199502062017122003

PELATIHAN DASAR CALON PECAWAINEGERiSiPiL ANGKATAN XiV


BADAN KEPECAWA:AN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUS:A
PEMERINTAH KOTA LUBUKLiNGGAU
TAHUN 2018
HALAMAN PERSETUJUAN
LAPORAN AKTUALISASi

OPT:MALISASi KEDiSIPL:NAN DAN KETERTIBAN WARCA


B:NAAN PEMASYARAKATAN oVBP)PEREMPUAN
DI BLOK ASTER
LEMBAGA PEMASYARAKATAN NARKOT:KA KLAS‖ A
LUBUKLINGGAU

D susun Oleh
lZAZAYA RAMADHANI
NIP 19950206 201712 2 003
Lembaga Pemasyarakatan Narkotka Klas llA Lubuk‖ nggau
Telah Disetulul Tanggalttovember 2018

COACH

S:P,M Si
NIP 198612252010012018 NIP 196308271993031002 NIP 199502062017122003

ll
HALAMAN PENGESAHAN
LAPORAN AKTUALISASI

OPT:MALISAS:KEDiSiPLINAN DAN KETERTIBAN WARGA


BINAAN PEMASYARAKATAN(WBP)PEREMPUAN
D:BLOK ASTER
LEMBACA PEMASYARAKATAN NARKOT:KA KLAS‖ A
LUBUKLiNGGAU

Disusun Oleh
lZAZAYA RAMADHANI
NIP 199502062017122003
LEMBACA PEMASYARAKATAN NARKOT:KA KLAS‖ A LUBUKLINGGAU

Telah diseminarkan pada:


Hari : Senin
Tanggal : 26 November 2018
Tempat : UPT Pendidikan Dan Pelatihan. BKPSDM Kota Lubuk‖ nggau
PENGU」 l
COACH

DRS ABDULLAH RIZAL,M Pd


N:P196301221989031002 NIP 196308271993031002 N:P198612252010012018

Mengesahkan:
SDM Kota Lubuklinggau,

Tk:
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT atas berkah dan rahmat-
Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Rancangan Aktualisasi (Habituasi).
Laporan ini merupakan tugas dalam Pendidikan dan Pelatihan Dasar Calon
Pegawai Negeri Sipil (CPNS) Golongan ll angkatan xlv tahun 2018 yang
diselenggarakan oleh Kementerian Hukum dan HAM Republik lndonesia bekerja
sama dengan BPSDM Kota Lubuklinggau.
Rancangan Aktualisasi Habituasi ini memuat rencana kegiatan yang akan
dilakukan oleh peserta Pelatihan Dasar pada UPT masing-masing. Dan dalam
penyusunan Rancangan AKualisasi Habituasi ini, penulis menyadari banyak
mengalami kesulitan dan hambatan, namun berkat pertolongan Allah SWT, serta
bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, sehingga akhirnya penulis dapat
merampungkan Rancangan Aktualisasi Habituasi ini. Maka dengan segala rasa
hormat, izinkan penulis mengucap ribuan terima kasih kepada:
Pada kesempatan ini, penulis menyampaikan terima kasih kepada semua
pihak yang telah banyak membantu penulis dalam penyusunan rancangan ini, di
antaranya adalah:
'1. Allah SWT yang telah memberikan segala nikmat dan anugerah-
Nya.
2. Kedua Orang tua saya, lr. Hengki Budiman dan yuskartilawati dan
keluarga yang telah memberikan dukungan moral dan juga material.
3. Kedua Adik saya, M. Fariz dan lffah Laili untuk doa dan semangat
kepada saya tanpa henti.
4. Bapak Dr. H. Sudirman D. Hury, SH., MM., M.Sc Selaku Kepata
Kantor Wiayah Kementerian Hukum dan HAIVI provinsi Sumatera
Selatan.
5. Bapak Suyatna, Bc.lP, SH., MH selaku Kepala Lembaga
Pemasyarakatan Narkotika Klas llA Lubuklinggau
6. Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kota
Lubuklinggau dan Kepala UpT Diktat Kota Lubuklinggau
7. Bapek Drs. Abdullah Rizal, M.pd setaku Sekretaris Badan BKPSDM
Kota Lubuklinggau dan Penguji.

lV
8. Bapak Sonsusi SH., selaku mentor yang telah memberikan

bimbingan, saran dan masukkan sehingga rancangan aktualisasi


habituasi ini dapat terselesaikan.
9. Bapak Syaikoni A.Md.lP, SH., MH, selaku atasan langsung penulis
yang telah memberikan saran dan masukan.
lO.Bapak AR. lrmanda SE, selaku Ka Rupam yang telah banyak
memberikan bantuan dan saran guna penulisan dan pengerjaan
aktualisasi ini
1 1. lbu Riska Puspita, S.lP, M.Si selaku coach ya g telah memberikan
bimbingan, saran, dan masukkan sehingga rancangan aktualisasi
habituasi ini dapat terselesaikan.
12. Seluruh Widyaiswara yang telah membantu dalam proses pelatihan
dasar.
l3.Seluruh panitia Pelatihan Dasar CPNS Golongan ll Kementerian
Hukum dan Hak Asasi Manusia Kantor Wilayah Sumatera Selatan,
dan
14. Rekan-rekan seperjuangan, peserta Pelatihan Dasar Gelombang
Empat Angkatan XIV yang selalu menyemangati hjngga akhir.
15. Semua teman dan kerabat yang telah senantiasa mendukung saya
dalam menyelesaikan rancangan aktualisasi ini.
¨             n

b                        0



e                        ^
r                        3


a 






V
DAFTAR ISI

HALAMAN」 UDUL… ¨ … ……………………………… … … … ……… [


HALAMAN pERSETU」 UAN ¨¨¨¨¨¨¨ …… …… ………… ‖
HALAMAN PENGESAHAN… ………… … ……………………… ………… ¨ H]
KATA PENGANTAR… … ……… … …… ………………… …… … lV
DAFTAR ISI ¨ ¨ ……¨¨ ¨¨¨¨¨¨¨¨ ¨ ¨ ¨¨ ¨ ¨¨ ¨¨ ¨¨ Vi

DAFTAR TABEL… …… …………… … … … … ……………………… V‖


DAFTAR CAMBAR… … ………………………… … …… Viil
BABI PENDAHULUAN
A Deskttps Organisas __ 1
B Latar Belakang __ __ 6
C Tujuan ____ _ __ 8
D Manfaat ___ … 8
BAB‖ PELAKSANAAN AKTUALISASI(HABITUASI)
A Penerapan Aneka _ ____ 9
B Pelaksanaan Kegiatan _ _ ___ 17
C Kendala dan Antisipasi _ _ __ 29
BAB‖ I PENUTUP
Pengalaman Pelaksanaan Aktua‖ sasi ____ 30

DAFTAR PUSTAKA
RANCANGAN AKTUALISAS:
LAPORAN PROGRES DAN OuTPUT KEGIATAN
8:ODATA

Vl
DAFTAR TABEL

No. Keterangan Halaman

2.1 Nama Blok dan Jumlah WBP/ Tahanan Nama Blok 2

dan Jumlah WBP/ Tahanan

2.2 Jumlah PNS di LP Narkotika Klas llA Lubuklinggau 3

VH
DAFTAR GAMBAR

Konsultasi dengan KePala KPLP

Membina Tamping untuk membantu pekerjaan


pengawasan di blok apabila tidak ada petugas jaga

2.4 Memberikan pembinaan Tamping untuk kedisiplinan 21


dan Ketertiban
2.5 Pemasangan Banner Tata Tertib
2.6 Melakukan penempelan tata tertib pada kamar hunian 23
WBP Perempuan
2.7 Perempuan
Sosialisasi tata tertib kepada WBP 24

2.8 Memberikan reward kepada WBP Perempuan 25


Mlnggu Ketlga Oktober
2.9 Memberikan reward kepada WBP Perempuan 26
Minggu Ketiga November
2.10 Konsultasi tentang evaluasi hasil ker.ja 27
dengan Mentor
2.11 Konsultasi tentang evaluasi hasil kerja
dengan Kepala KPLP

VHl
1

BAB I
PENDAHULUAN
A. Deskripsi Organisasi
1. Profil Organisasi
Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) adalah tempat untuk melakukan
pembinaan terhadap narapidana dan anak didik pemasyarakatan di
Indonesia. Sebelum dikenal istilah lapas di Indonesia, tempat tersebut
disebut dengan istilah penjara.
Lembaga Pemasyarakatan merupakan Unit Pelaksana Teknis di bawah
Direktorat Jenderal Pemasyarakatan Kementerian Hukum dan Hak Asasi
Manusia (dahulu Departemen Kehakiman). Penghuni Lembaga
Pemasyarakatan bisa narapidana (napi) atau Warga Binaan
Pemasyarakatan (WBP) bisa juga yang statusnya masih tahanan,
maksudnya orang tersebut masih berada dalam proses peradilan dan
belum ditentukan bersalah atau tidak oleh hakim. Pegawai negeri sipil yang
menangani pembinaan narapidana dan tahanan di lembaga
pemasyarakatan disebut Petugas Pemasyarakatan, atau dahulu lebih
dikenal dengan istilah sipir penjara.
Beberapa LAPAS yang seharusnya menjadi tempat membina
narapidana digunakan untuk menahan tersangka atau terdakwa.
Perubahan fungsi ini didasarkan pada Surat Keputusan Menteri Kehakiman
No.M.04.UM.01.06 Tahun 1983 tentang Penetapan Lembaga
Pemasyarakatan Tertentu sebagai Rumah Tahanan Negara. Pada
Lampiran Surat Keputusan Menteri Kehakiman tersebut terdapat daftar
LAPAS yang juga dapat menjadi RUTAN. Dikarenakan di daerah
Lubuklinggau belum ada RUTAN maka ada beberapa tahanan yang
dititipkan di LAPAS. Peran LAPAS disini adalah hanya untuk merawat
tahanan saja bukan untuk membina.
Lembaga Pemasyarakatan Narkotika Klas II A Lubuklinggau di Muara
Beliti Kabupaten Musi Rawas di dirikan berdasarkan Surat Keputusan
Menteri Kehakiman dan HAM RI Nomor : M.04-PR.07.03 tahun 2003 yang
merupakan salah satu dari 94 (Sembilan puluh empat) Lembaga
Pemasyarakatan Narkotika Klas II di Indonesia dan satu-satunya di

1
2

Sumatera Selatan. Terletak di jalan Lintas Sumatera Km. 19 No. 01 Desa


Muara Beliti Baru, Kecamatan Muara Beliti, Kabupaten Musi Rawas.
Lembaga Pemasyarakatan Narkotika Klas IIA Lubuklinggau berdiri
pada tahun 2004 dengan luas lahan 27.120 m² dengan kapasitas isi lapas
258 orang dan saat ini diisi penghuni 781 WBP/Tahanan dan terdiri dari 6
blok rincian jumlah WBP/Tahanan dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

Tabel 1.1 Nama Blok dan Jumlah WBP/Tahanan

NO NAMA BLOK ISI

1 ANGSA 197

2 BANGAU 206

3 CAMAR 146

4 DARA 170

5 ASTER 42

6 ELANG 20

JUMLAH 781
WBP/TAHANAN

Data 10 Oktober 2018

Dan jumlah Pegawai Negeri Sipil terdiri dari 104 ( Seratus Empat )
dengan rincian dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
3

Tabel 1.2 Jumlah PNS di Lapas Narkotika Klas IIA Lubuklingau

NO GOLONGAN JUMLAH

1 IV 1

2 III 29

3 II 74

JUMLAH PNS 104

Data 10 Oktober 2018

2. Visi dan Misi Organisasi


Visi dan Misi lapas Narkotika Klas II A Lubuklinggau adalah sebagai
berikut :
Visi : Warga Binaan tanpa Narkotika, bertekad Menjadi
manusia mandiri, bermanfaat dan sadar hukum

Misi : Melaksanakan Pembinaan jasmani, rohani dan


rehabilitasi mental, spiritual dan medis serta memutus
jaringan pemakaian dan peredaran narkotika dalam
lapas

3. Tugas Pokok dan Fungsi


Pada saat pelaksanaan aktualisasi ini penulis bertugas sebagai
penjaga tahanan yang mempunyai tugas untuk menjaga kemananan dan
ketertiban di Lapas Narkotika Klas IIA Lubuklinggau.
Berdasarkan Keputusan Menteri Kehakiman Nomor: M.01-PR.07.03
Tahun 1985 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Pemasyarakatan
Pasal 58 yang menyatakan bahwa Kesatuan Pengamanan Lembaga
Pemasyarakatan mempunyai tugas menjaga keamanan dan ketertiban
Lembaga Pemasyarakatan serta Pasal 59 tentang Petugas Pengamanan
Lembaga Pemasyarakatan yang mempunyai tugas:
4

a. melakukan penjagaan dan pengawasan terhadap narapidana/anak


didik;
b. melakukan pemeliharaan keamanan dan ketertiban;
c. melakukan pengawalan penerimaan, penempatan dan pengeluaran
narapidana/anak didik;
d. melakukan pemeriksaan terhadap pelanggaran keamanan;
e. membuat laporan harian dan berita acara pelaksanaan pengamanan.

4. Struktur Organisasi
Dalam pelaksanaan kegiatan Lapas Narkotika Klas IIA Lubuklinggau
dipimpin oleh seorang Kepala dengan dibantu 3 orang Kepala Sesi 1 orang
Kepala Subbagian dan 1 orang Kepala Pengamanan Lembaga
Pemasyarakatan. Saat ini petugas di Lembaga Pemasyarakatan Lapas
Narkotika Klas IIA Lubuklinggau terdiri dari 104 (seratus empat) orang
dengan rincian 58 orang berkedudukan sebagai CPNS Kementerian Hukum
dan HAM RI Tahun 2017 dan 46 orang berstatus sebagai Pegawai Negeri
Sipil di Kementerian Hukum dan HAM RI. Berikut struktur organisasi
Lembaga Pemasyarakatan Narkotika Klas IIA Lubuklinggau.
5
6

B. Latar Belakang
Aparatur Sipil Negara memiliki peran penting dalam menjalankan sistem
pemerintahan di Indonesia seperti yang di jelaskan dalam dalam Undang-
undang No. 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara, pegawai ASN
berfungsi sebagai: 1) Pelaksana kebijakan publik; 2) Pelayan publik; dan 3)
Perekat dan pemersatu bangsa. Dalam menjalankan fungsinya, ASN wajib
mengaktualisasikan nilai-nilai dasar profesi ASN dalam keseharian kerjanya.
Sesuai dengan amanat undang-undang, untuk menginternalisasikan nilai-nilai
dasar tersebut ke dalam setiap ASN, maka calon ASN harus mengikuti
tahapan pelatihan dasar. ASN mempunyai peran yang amat penting dalam
rangka menciptakan masyarakat madani yang taat hukum, berperadaban
modern, demokratis, makmur, adil, dan bermoral tinggi dalam
menyelenggarakan pelayanan kepada masyarakat secara adil dan merata,
menjaga persatuan dan kesatuan bangsa dengan penuh kesetiaan kepada
Pancasila dan Undang Undang Dasar Tahun 1945. Kesemuanya itu dalam
rangka mencapai tujuan yang dicita-citakan oleh bangsa Indonesia.
Seiring dengan perkembangan zaman, permintaan masyarakat dalam hal
pelayananpun juga meningkat. Atas dasar itulah pemerintah sedikit demi
sedikit mulai berbenah atas segala kekurangan-kekurangan yang terjadi
selama ini. Pemerintah melihat adanya masalah yang sangat mendasar dalam
hal kualitas sumber daya manusia yang harus secepatnya dibenahi. Masalah
yang selama ini belum teratasi adalah belum tertanamnya budaya kinerja dan
pelayanan.Untuk membentuk sosok PNS yg profesional maka perlu
dilaksanakan pembinaan melalui jalur pendidikan dan pelatihan (Diklat),
Berdasarkan Peraturan Kepala LAN Nomor 22 Tahun 2016 Tentang
penyelenggaraan Pelatihan Dasar (Latsar) Calon Pegawai Negeri Sipil
(CPNS) Golongan II dan UU Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil
Negara (ASN) dan merujuk pasal 63 ayat 3 dan 4; calon PNS wajib menjalani
massa percobaan yang dilaksanakan untuk melalui proses pendidikan dan
pelatihan (Diklat). Menurut peraturan Kepala lembaga Administrasi Negara
(LAN) RI NO. 38 dan 39 tahun 2014 tentang pedoman Penyelenggaraan
Prajabatan Golongan I dan II dan III maka pola prajabatan di dilaksanakan
dengan pola baru sehingga nantinya diharapkan dapat mencetak ASN yang
7

berkualitas yang berdasarkan pada nilai-nilai dasar meliputi: Akuntabilas,


Nasionalisme, Etika publik, Komitmen mutu dan Anti Korupsi yang di
akomodirkan menjadi ANEKA.
Dengan demikian Aparatur Sipil Negara yang profesional sebagai
pelaksana kebijakan publik, pelayan publik, dan pemersatu bangsa.
Melalui mata pelatihan dasar CPNS agenda ke tiga, peserta pelatihan
dasar diharapkan untuk merancang kegiatan aktualisasi yang dilatarbelakangi
dengan isu-isu mengenai manajemen ASN, pelayanan publik, dan Whole of
Government (WOG). Selanjutnya agar nilai-nilai dasar tersebut dapat
tertanam kuat dalam diri PNS maka dilakukan internalisasi nilai-nilai dasar
profesi PNS melalui aktualisasi (habituasi) pada tempat tugas masing-masing
dengan menerapkan inovasi dan prinsip-prinsip lainnya sehingga kehadiran
PNS dapat memberikan kontribusi dalam penyelesaian masalah di instansi
atau unit kerja. Melalui pelatihan dasar ini diharapkan dapat menghasilkan
PNS yang profesional, yang dewasa ini sangat dibutuhkan dalam mengelola
sumber daya pembangunan yang ada sehingga dapat mempercepat
peningkatan daya saing bangsa.
CPNS wajib menjalani masa percobaan yang dilaksanakan melalui
proses Diklat terintegrasi untuk membangun integritas moral, kejujuran,
semangat dan motivasi nasionalisme dan kebangsaan. Penyelenggaraan
pelatihan ini memadukan pembelajaran klasikal dan non klasikal ditempat
Pelatihan dan ditempat kerja sehingga memungkinkan peserta mampu
menginternalisasi, menerapkan, dan mengaktualisasikan, serta membuatnya
menjadi kebiasaan (habituasi), dan merasakan manfaatnya. Sehingga terpatri
dalam dirinya sebagai karakter PNS yang profesional. Salah satu kurikulum
yang wajib dijalani oleh peserta adalah Agenda Habituasi.
Pada saat ini penulis bertugas di UPT Lembaga Pemasyarakatan
Narkotika Klas II A Lubuklinggau. Dalam melaksanakan tugas sebagai
penjaga tahanan penulis beserta petugas lain dibagi tugas dalam menjaga
blok.
Selama bertugas di Lembaga Permasyarakatan Narkotika Klas IIA
Lubuklinggau, penulis menemukan belum optimalnya kedisiplinan dan
ketertiban dalam diri Warga Binaan Pemasyarakatan, berdasarkan pengamatan
8

penulis hal ini dapat terjadi dikarenakan WBP Perempuan belum mengetahui
Tata Tertib selam berada di dalam Lembaga Pemasyarakatan. Hal ini
menyebabkan WBP Perempuan cenderung melakukan pelanggaran
diantaranya berteriak, tidak menjaga kerapihan dan kebersihan serta berkelahi.
Maka dari itu, penulis kemudian mengangkat judul “Optimalisasi Kedisiplinan
Dan Ketertiban Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) Perempuan pada Blok
Aster”.

C. Tujuan dan Manfaat


1. Tujuan
Tujuan penulisan aktualisasi ini adalah untuk memberikan
pembinaan secara jasmani dan rohani bagi WBP agar kedisiplinan dan
ketertiban Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) Perempuan lebih
optimal. Tujuan yang telah direncanakan sesuai dengan nilai-nilai dasar
profesi ASN ANEKA (Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen
Mutu, dan Anti Korupsi) serta Peran dan Kedudukan ASN dalam NKRI
yaitu Manajemen ASN, dan Pelayanan Publik.
2. Manfaat
Adapun manfaat dari penyusunan Rancangan Aktualisasi ini adalah
sebagai berikut:
1. Menambah pengalaman dan pengetahuan penulis dalam proses
aktualisasi sehingga dapat mudah dalam menyesuaikan diri dengan
keadaan sebenarnya di satuan kerja serta dapat menerapkan nilai-nilai
dasar ASN melalui kegiatan ini.
2. Untuk mengembangkan kemampuan bagi satuan kerja dalam
Optimalisasi Kedisiplinan Dan Ketertiban Warga Binaan
Pemasyarakatan (WBP) Perempuan pada Lemabga Pemasyarakatan
Narkotika Klas IIA Lubuklinggau.
3. Bagi WBP Perempuan supaya dapat memahami pentingnya
kedisiplinan dan ketertiban guna terciptanyan lingkungan yang tertib
selama yang bersangkutan menjadi warga binaan Lemabga
Pemasyarakatan Narkotika Klas IIA Lubuklinggau.
9

BAB II
PELAKSANAAN AKTUALISASI (HABITUASI)

A. Penerapan ANEKA
1. Akuntabilitas
Akuntabilitas sering disamakan dengan responsibilitas atau
tanggung jawab. Namun pada dasarnya, kedua konsep itu memiliki
makna yang berbeda. Responsibilitas adalah kewajiban untuk
bertanggung jawab. Akuntabilitas adalah suatu kewajiban pertanggung
jawaban yang harus dicapai sedangkan akuntabilitas adalah kewajiban
pertanggung jawaban yang harus dicapai.
Akuntabilitas merujuk pada kewajiban setiap individu, kelompok atau
institusi untuk memenuhi tanggung jawab yang menjadi amanahnya.
Akuntabilitas publik memiliki tiga fungsi utama , yaitu untuk menyediakan
kontrol demokratis ( peran demokratis ); untuk mencegah korupsi dan
penyalahgunaan kekuasaan (peran konstitusional ); dan untuk
meningkatkan efisiensi dan efektivitas ( peran belajar ).
Akuntabilitas publik terdiri dari dua macam, yaitu : akuntabilitas
vertikal ( pertanggungjawaban kepada otoritas yang lebih tinggi ) dan
akuntabilitas horisontal (pertanggungjawaban pada masyarakat luas).
Untuk memenuhi terwujudnya organisasi sektor publik yang akuntabel,
maka mekanisme akuntabilitas harus mengandung dimensi akuntabilitas
kejujuran dan hukum, akuntabilitas proses, akuntabilitas program, dan
akuntabilitas kebijakan.
Akuntabilitas tidak akan terwujud apabila tidak ada alat akuntabilitas
berupa : Perencanaan Strategis, Kontrak Kinerja, dan Laporan Kinerja.
Dalam menciptakan lingkungan kerja yang akuntabel, ada beberapa
indikator dari nilai-nilai dasar akuntabilitas yang harus diperhatikan, yaitu
:
a. Kepemimpinan : Lingkungan yang akuntabel tercipta dari atas ke
bawah dimana pimpinan memilki peranan yang penting dalam
menciptakan lingkungannya.

9
10

b. Transparansi : Keterbukaan atas semua tindakan dan kebijakan


yang dilakukan oleh individu maupun kelompok/instansi.
c. Integritas : adalah adalah konsistensi dan keteguhan yang tak
tergoyahkan dalam menjunjung tinggi nilai-nilai luhur dan keyakinan.
d. Tanggung Jawab : adalah kesadaran manusia akan tingkah laku
atau jawab juga berarti berbuat sebagai perwujudan kesadaran akan
kewajiban.
e. Keadilan : adalah kondisi kebenaran ideal secara moral mengenai
sesuatu hal, baik menyangkut benda atau orang.
f. Kepercayaan : Rasa keadilan akan membawa pada sebuah
kepercayaan. Kepercayaan ini yang akan melahirkan akuntabilitas.
g. Keseimbangan : Untuk mencapai akuntabilitas dalam lingkungan
kerja, maka diperlukan keseimbangan antara akuntabilitas dan
kewenangan, serta harapan dan kapasitas.
h. Kejelasan : Pelaksanaan wewenang dan tanggung jawab harus
memiliki gambaran yang jelas tentang apa yang menjadi tujuan dan
hasil yang diharapkan.
i. Konsistensi : adalah sebuah usaha untuk terus dan terus melakukan
sesuatu sampai pada tercapai tujuan akhir.

2. Nasionalisme

Nasionalisme sangat penting dimiliki oleh setiap pegawai ASN. Bahkan


tidak hanya sekedar wawasan saja tetapi kemampuan mengaktualisasikan
nasionalisme dalam menjalankan fungsi dan tugasnya merupakan hal yang
lebih penting. Diharapkan dengan nasionalisme yang kuat, maka setiap
pegawai ASN memiliki orientasi berpikir mementingkan kepentingan publik,
bangsa, dan negara. Nilai-nilai yang berorientasi pada kepentingan publik
menjadi nilai dasar yang harus dimiliki oleh setiap pegawai ASN. Pegawai
ASN dapat mempelajari bagaimana aktualisasi sila demi sila dalam
Pancasila agar memiliki karakter yang ku at dengan nasionalisme dan
wawasan kebangsaannya.
Nasionalisme dalam arti sempit merupakan sikap yang meninggikan
bangsanya sendiri, sekaligus tidak menghargai bangsa lain sebagaimana
11

mestinya. Dalam arti luas, nasionalisme berarti pandangan tentang rasa


cinta yang wajar terhadap bangsa dan negara, sekaligus menghormati
bangsa lain. Nasionalisme Pancasila merupakan pandangan atau paham
kecintaan manusia Indonesia terhadap bangsa dan tanah airnya yang
didasarkan pada nilai-nilai Pancasila. Indikator dari nilai-nilai dasar
nasionalisme yang harus diperhatikan, yaitu :
a. Nilai - nilai yang berhubungan dengan butir - butir pancasila
b. Cinta Tanah Air
c. Rela Berkorban
d. Persatuan
e. Integritas

3. Etika Publik

Etika dapat dipahami sebagai sistem penilaian perilaku serta keyakinan


untuk menentukan perbuatan yang pantas guna menjamin adanya
perlindungan hak-hak individu, mencakup cara-cara pengambilan
keputusan untuk membantu membedakan hal-hal yang baik dan buruk
serta mengarahkan apa yang seharusnya dilakukan sesuai nila-nilai yang
dianut .
Konsep etika sering disamakan dengan moral. Padahal ada perbedaan
antara keduanya. Etika lebih dipahami sebagai refleksi yang baik atau
benar. Sedangkan moral mengacu pada kewajiban untuk melakukan yang
baik atau apa yang seharusnya dilakukan. Etika juga dipandang sebagai
karakter atau etos individu/kelompok berdasarkan nilai-nilai dan norma-
norma luhur.
Kode etik adalah aturan-aturan yang mengatur tingkah laku dalam suatu
kelompok khusus, sudut pandangnya hanya ditujukan pada hal-hal prinsip
dalam bentuk ketentuan tertulis. Kode etik profesi dimaksudkan untuk
mengatur tingkah laku / etika suatu kelompok khusus dalam masyarakat
melalui ketentuan-ketentuan tertulis yang diharapkan dapat dipegang teguh
oleh sekelompok profesional tertentu. Berdasarkan UU ASN, kode etik dan
kode perilaku ASN adalah:
12

a. Melaksanakan tugasnya dengan jujur, bertanggung jawab dan


berintegritas.
b. Melaksanakan tugasnya dengan cermat dan disiplin.
c. Melayani dengan sikap hormat, sopan dan tanpa tekanan.
d. Melaksanakan tugasnya sesuai dengan peraturan perundangan yang
berlaku.
e. Melaksanakan tugasnya sesuai dengan perintah atasan atau pejabat
yang berwenang sejauh tidak bertentangan dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan dan etika pemerintahan.
f. Menjaga kerahasiaan yang menyangkut kebijakan negara.
g. Menggunakan kekayaan dan barang milik negara secara
bertanggung jawab, efektif dan efisien.
h. Menjaga agar tidak terjadi konflik kepentingan dalam melaksanakan
tugasnya.
i. Memberikan informasi secara benar dan tidak menyesatkan kepada
pihak lain yang memerlukan informasi terkait kepentingan
kedinasan.
j. Tidak menyalahgunakan informasi internal negara, tugas, status,
kekuasaan dan jabtannya untuk mendapat atau mencari keuntungan
atau manfaat bagi diri sendiri atau untuk orang lain.
k. Memegang teguh nilai dasar ASN dan selalu menjaga reputasi dan
integritas ASN.
l. Melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan
mengenai disiplin pegawai ASN.
Nilai-nilai dasar etika publik sebagaimana tercantum dalam undang-
undang ASN, memiliki indikator sebagai berikut :
a. Memegang teguh nilai-nilai dalam ideologi Negara Pancasila.
b. Setia dan mempertahankan Undang-Undang Dasar Negara
Kesatuan Republik Indonesia 1945.
c. Menjalankan tugas secara profesional dan tidak berpihak.
d. Membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian.
e. Menciptakan lingkungan kerja yang non diskriminatif.
13

f. Memelihara dan menjunjung tinggi standar etika luhur.


g. Mempertanggungjawabkan tindakan dan kinerjanya kepada publik.
h. Memiliki kemampuan dalam melaksanakan kebijakan dan program
pemerintah.
i. Memberikan layanan kepada publik secara jujur, tanggap, cepat,
tepat, akurat, berdaya guna, berhasil guna, dan santun.
j. Mengutamakan kepemimpinan berkualitas tinggi.
k. Menghargai komunikasi, konsultasi, dan kerjasama.
l. Mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja pegawai.
m. Mendorong kesetaraan dalam pekerjaan.
n. Meningkatkan efektivitas sistem pemerintahan yang demokratis
sebagai perangkat sistem karir.

4. Komitmen Mutu
Komitmen mutu adalah janji pada diri kita sendiri atau pada orang
lain yang tercermin dalam tindakan kita untuk menjaga mutu kinerja
pegawai. Bidang apapun yang menjadi tanggung jawab pegawai negeri
sipil semua mesti dilaksanakan secara optimal agar dapat memberi
kepuasan kepada stakeholder. Komitmen mutu merupakan tindakan
untuk menghargai efektivitas, efisiensi, inovasi dan kinerja yang
berorientasi mutu dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan
publik.
Ada empat indikator dari nilai-nilai dasar komitmen mutu yang
harus diperhatikan, yaitu :
1) Efektif
Efektif adalah berhasil guna, dapat mencapai hasil sesuai dengan
target. Sedangkan efektivitas menunjukkan tingkat ketercapaian target
yang telah direncanakan, baik menyangkut jumlah maupun mutu hasil
kerja. Efektifitas organisasi tidak hanya diukur dari performa untuk
mencapai target (rencana) mutu, kuantitas, ketepatan waktu dan
alokasi sumber daya, melainkan juga diukur dari kepuasan dan
terpenuhinya kebutuhan pelanggan.
14

2) Efisien
Efisien adalah berdaya guna, dapat menjalankan tugas dan
mencapai hasil tanpa menimbulkan keborosan. Sedangkan efisiensi
merupakan tingkat ketepatan realiasi penggunaan sumber daya dan
bagaimana pekerjaan dilaksanakan sehingga dapat diketahui ada
tidaknya pemborosan sumber daya, penyalahgunaan alokasi,
penyimpangan prosedur dan mekanisme yang ke luar alur.
3) Inovasi
Inovasi Pelayanan Publik adalah hasil pemikiran baru yang
konstruktif, sehingga akan memotivasi setiap individu untuk
membangun karakter sebagai aparatur yang diwujudkan dalam bentuk
profesionalisme layanan publik yang berbeda dari sebelumnya, bukan
sekedar menjalankan atau menggugurkan tugas rutin.
4) Mutu
Mutu merupakan suatu kondisi dinamis berkaitan dengan produk,
jasa, manusia, proses dan lingkungan yang sesuai atau bahkan
melebihi harapan konsumen. Mutu mencerminkan nilai keunggulan
produk/jasa yang diberikan kepada pelanggan sesuai dengan
kebutuhan dan keinginannya, bahkan melampaui harapannya. Mutu
merupakan salah satu standar yang menjadi dasar untuk mengukur
capaian hasil kerja. Mutu menjadi salah satu alat vital untuk
mempertahankan keberlanjutan organisasi dan menjaga kredibilitas
institusi.
Ada lima dimensi karakteristik yang digunakan pelanggan dalam
mengevaluasi kualitas pelayan, yaitu :
a. Tangibles (bukti langsung), yaitu : meliputi fasilitas fisik,
perlengkapan, pegawai, dan sarana komunikasi.
b. Reliability (kehandalan), yaitu kemampuan dalam memberikan
pelayanan dengan segera dan memuaskan serta sesuai dengan
yang telah dijanjikan.
c. Responsiveness (daya tangkap), yaitu keinginan untuk memberikan
pelayanan dengan tanggap.
15

d. Assurance (jaminan), yaitu mencakup kemampuan, kesopanan, dan


sifat dapat dipercaya.

e. Empaty, yaitu kemudahan dalam melakukan hubungan, komunikasi


yang baik, dan perhatian dengan tulus terhadap kebutuhan
pelanggan.

5. Anti Korupsi
Kata korupsi berasal dari bahasa latin yaitu Corruptio yang artinya
kerusakan, kebobrokan dan kebusukan. Korupsi sering dikatakan
sebagai kejahatan luar biasa, karena dampaknya yang luar biasa,
menyebabkan kerusakan baik dalam ruang lingkup pribadi, keluarga,
masyarakat dan kehidupan yang lebih luas. Kerusakan tidak hanya
terjadi dalam kurun waktu yang pendek, namun dapat berdampak secara
jangka panjang.
Ada 9 (sembilan) indikator dari nilai-nilai dasar anti korupsi yang
harus diperhatikan, yaitu :
1) Jujur
Kejujuran merupakan nilai dasar yang menjadi landasan utama
bagi penegakan integritas diri seseorang. Tanpa adanya kejujuran
mustahil seseorang bisa menjadi pribadi yang berintegritas.
Seseorang dituntut untuk bisa berkata jujur dan transparan serta tidak
berdusta baik terhadap diri sendiri maupun orang lain, sehingga dapat
membentengi diri terhadap godaan untuk berbuat curang.
2) Peduli
Kepedulian sosial kepada sesama menjadikan seseorang
memiliki sifat kasih sayang. Individu yang memiliki jiwa sosial tinggi
akan memperhatikan lingkungan sekelilingnya di mana masih
terdapat banyak orang yang tidak mampu, menderita, dan
membutuhkan uluran tangan. Pribadi dengan jiwa sosial tidak akan
tergoda untuk memperkaya diri sendiri dengan cara yang tidak benar
tetapi ia malah berupaya untuk menyisihkan sebagian
penghasilannya untuk membantu sesama.
16

3) Mandiri
Kemandirian membentuk karakter yang kuat pada diri seseorang
menjadi tidak bergantung terlalu banyak pada orang lain. Mentalitas
kemandirian yang dimiliki seseorang memungkinkannya untuk
mengoptimalkan daya pikirnya guna bekerja secara efektif. Pribadi
yang mandiri tidak akan menjalin hubungan dengan pihak-pihak yang
tidak bertanggung jawab demi mencapai keuntungan sesaat.
4) Disiplin
Disiplin adalah kunci keberhasilan semua orang. Ketekunan dan
konsistensi untuk terus mengembangkan potensi diri membuat
seseorang akan selalu mampu memberdayakan dirinya dalam
menjalani tugasnya. Kepatuhan pada prinsip kebaikan dan
kebenaran menjadi pegangan utama dalam bekerja. Seseorang
yang mempunyai pegangan kuat terhadap nilai kedisiplinan tidak
akan terjerumus dalam kemalasan yang mendambakan kekayaan
dengan cara yang mudah.
5) Tanggung Jawab

Pribadi yang utuh dan mengenal diri dengan baik akan menyadari
bahwa keberadaan dirinya di muka bumi adalah untuk melakukan
perbuatan baik demi kemaslahatan sesama manusia. Segala tindak
tanduk dan kegiatan yang dilakukannya akan dipertanggungjawabkan
sepenuhnya kepada Tuhan Yang Maha Esa, masyarakat, negara,
dan bangsanya. Dengan kesadaran seperti ini maka seseorang tidak
akan tergelincir dalam perbuatan tercela dan nista.
6) Kerja Keras

Individu beretos kerja akan selalu berupaya meningkatkan


kualitas hasil kerjanya demi terwujudnya kemanfaatan publik yang
sebesar-besarnya. Ia mencurahkan daya pikir dan kemampuannya
untuk melaksanakan tugas dan berkarya dengan sebaik-baiknya. Ia
tidak akan mau memperoleh sesuatu tanpa mengeluarkan keringat.
17

7) Sederhana
Pribadi yang berintegritas tinggi adalah seseorang yang
menyadari kebutuhannya dan berupaya memenuhi kebutuhannya
dengan semestinya tanpa berlebih-lebihan. Ia tidak tergoda untuk
hidup dalam gelimang kemewahan. Kekayaan utama yang menjadi
modal kehidupannya adalah ilmu pengetahuan. Ia sadar bahwa
mengejar harta tidak akan pernah ada habisnya karena hawa nafsu
keserakahan akan selalu memacu untuk mencari harta sebanyak-
banyaknya.

8) Berani
Seseorang yang memiliki karakter kuat akan memiliki keberanian
untuk menyatakan kebenaran dan menolak kebathilan. Ia tidak akan
mentolerir adanya penyimpangan dan berani menyatakan
penyangkalan secara tegas. Ia juga berani berdiri sendirian dalam
kebenaran walaupun semua kolega dan teman-teman sejawatnya
melakukan perbuatan yang menyimpang dari hal yang semestinya.
Ia tidak takut dimusuhi dan tidak memiliki teman kalau ternyata
mereka mengajak kepada hal-hal yang menyimpang.
9) Adil
Pribadi dengan karakter yang baik akan menyadari bahwa apa
yang dia terima sesuai dengan jerih payahnya. Ia tidak akan menuntut
untuk mendapatkan lebih dari apa yang ia sudah upayakan. Bila ia
seorang pimpinan maka ia akan memberi kompensasi yang adil
kepada bawahannya sesuai dengan kinerjanya. Ia juga ingin
mewujudkan keadilan dan kemakmuran bagi masyarakat dan
bangsanya.

B. Pelaksanaan Kegiatan
1. Tahapan Kegiatan
Dalam pelaksanaan kegiatan aktualisasi ini dilaksanakan dalam
kurun waktu kurang lebih selama 3 (tiga) bulan terdiri dari 7 (tujuh)
tahapan kegiatan terdiri dari yaitu :
18

1. Melakukan konsultasi kegiatan dengan mentor dan Kepala KPLP


Kegiatan ini merupakan tahap awal dalam pelaksanaan rencana
kegiatan yang akan dilaksanakan dan melakukan konsultasi dengan
mentor tentang kegiatan-kegiatan yang akan dilaksanakan serta
meminta persetujuan dengan atasan dalam pelaksanaan kegiatan.
Dalam hal ini penulis, membuat janji dengan mentor dan Kepala
KPLP terlebih dahulu guna melakukan konsultasi mengenai kegiatan
dengan mentor dan kepala KPLP. Setelah berkonsultasi dengan
mentor dan kepala KPLP penulis kemudian mendapatkan jadwal
untuk konsultasi kegiatan yang akan dilakukan. Setelah membuat
janji dengan mentor dan kepala KPLP, penulis kemudian melakukan
konsultasi mengenai kegiatan yang akan dilakukan, dari konsultasi
tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa mentor dan Kepala KPLP
menyetujui judul yang diangkat oleh penulis yakni “Optimalisasi
Kedisiplinan dan Ketertiban WBP Perempuan pada Blok Aster”.
Mentor dan Kepala KPLP memberikan saran dan masukan
untuk memastikan kegiatan yang dilakukan tidak menganggu tugas
utama, WBP diberikan arahan mengenai kedisiplinan dan ketertiban
secara konsisten setiap apel, serta setiap kendala yang ditemui
penulis agar selalu dilaporkan.

Gambar 2.1. Konsultasi dengan mentor


19

Gambar 2.2. Konsultasi dengan Kepala KPLP

Hasil yang diperoleh dalam kegiatan ini berupa adanya kesepakatan


untuk melaksanakan aktualisasi sesuai dengan rancangan kegiatan
aktualisasi yang telah dibuat.
Keterkaitan substansi mata pelatihan yaitu Anti Korupsi yakni
bertanggungjawab dalam hal melaksanakan kegiatan aktualisasi sesuai
dari hasil kesepakatan dan etika publik yakni menjaga kesopanan
dalam melakukan konsultasi dengan mentor dan atasan serta
melakukan yang terbaik dalam melaksanakan kegiatan.
Selain itu, Berkoordinasi dengan atasan atas sebuah rancangan
adalah perwujudan nilai-nilai organisasi yaitu profesional dalam
melakukan pekerjaan, dan sinergi dengan bekerjasama antara atasan
dan bawahan.

2. Menetapkan petugas piket Tamping untuk membantu pengawasan


Blok.
Kegiatan ini merupakan tahap kedua dari enam kegiatan yang akan
dilaksanakan oleh penulis, dalam rangka membantu pengawasan blok
demi terciptanya lingkungan WBP Perempuan yang tertib dan disiplin,
penulis melakukan beberapa tahapan kegiatan yakni membina
Tamping untuk membantu pengawasan, penulis juga kemudian
membuat jadwal piket bagi tamping perempuan guna adanya jadwal
piket yang jelas serta adil bagi setiap tamping perempuan, Tamping
20

perempuan yang dipilih oleh penulis adalah sesuai dengan Surat


Keputusan Kalapas Narkotika Klas Iia Lubuklinggau, Nomor :
W6.PAS.PAS.-0739.PK.01.05.03.2018 setelah itu penulis menyusun
jadwal piket, lalu penulis kemudian meminta persetujuan atasan yakni
kepala KPLP.
Keterkaitan substansi mata pelatihan yaitu akuntabilitas dalam hal ini
kejelasan yakni adanya jadwal piket yang diketahui oleh seluruh WBP
Perempuan. Inovatif, penentuan tamping perempuan adalah sebuah
inovasi yang baru pertama kali dilakukan di LPN Klas IIA Lubuklinngau.
Nilai anti korupsi yakni Adil, WBP Perempuan yang menjadi Tamping
mendapatkan pembagian jadwal piket yang jelas.
Selain itu kontribusi Terhadap Visi-Misi Organisasi dalam hal
membuat jadwal piket Blok Wanita WBP Perempuan merupakan
perwujudan Visi dan Misi Lapas Narkotika Klas IIA Lubuklinggau, yaitu
memberikan pembinaan kepada WBP baik secara jasmani dan rohani.
Selain itu perwujudan dan penguatan nilai-nilai organisasi tercermin
dari nilai sinergi melalui kerjasama Penulis dan WBP Perempuan.
Transparan melalui pembuatan jadwal piket yang diketahui oleh semua
Tamping Perempuan.

Gambar 2.3 Membina Tamping untuk membantu pekerjaan


pengawasan di blok apabila tidak ada petugas jaga
21

Gambar 2.4 Memberikan pembinaan Tamping untuk


kedisiplinan dan ketertiban

3. Pencetakan Tata Tertib dan Banner


Kegiatan ini merupakan tahap ketiga dari enam kegiatan yang akan
dilaksanakan oleh penulis, pada kegiatan ini penulis mempersiapkan
hardcopy tata tertib, penulis merujuk pada Peraturan Menteri Hukum
dan HAM Nomor 6 Tahun 2013 tentang tata tertib pada lembaga
pemasyarakatan, penulis kemudian melakukan pencetakan dan
melakukan penempelan tata tertib pada setiap kamar di blok aster (blok
wanita) serta pemasangan banner di teras Blok Wanita (Blok Aster).
Pemasangan ini dilakukan guna WBP Perempuan selalu membaca
peraturan yang ada dimanapun mereka berada selama di lingkungan
Blok Aster, diharapkan kemudian mereka dapat selalu mengingat tata
tertib yang ada.
Keterkaitan Substansi Terhadap Mata Pelatihan yaitu Akuntabilitas
yakni Transparansi terhadap Warga binaan agar mengetahui tata tertib
tentang apa saja yang boleh serta yang tidak boleh dilakukan selama
berada di Linkungan Lapas. Kedua, etika publik yakni melaksanakan
kebijakan, dalam hal ini mengacu pada Peraturan Menteri Hukum dan
HAM Nomor 6 Tahun 2013 tentang tata tertib pada lembaga
pemasyarakatan. Ketiga, komitmen mutu yakni efektif dan efisien,
membantu memberikan informasi kepada WBP mengenai kedisiplinan
dan ketertiban Warga Binaan Pemasyarakatan. Yang terakhir yakni
22

anti korupsi dalam hal keadilan, semua Warga Binaan Pemasyrakatan


Perempuan diperlakukan sama rata sesuai dengan Peraturan Menteri
Hukum dan HAM Nomor 6 Tahun 2013.
Kontribusi Terhadap Visi-Misi Organisasi , menetapkan petugas
piket Tamping merupakan perwujudan Visi dan Misi Lembaga
Pemasyarakatan Narkotika Klas. IIA Lubuklinggau, yaitu melaksanakan
pembinaan jasmani , rohani dan rehabilitasi mental. Selain itu,
penguatan nilai organisasi melalui pencetakan tata tertib dapat
mewujudkan nilai-nilai yang terkandung dalam organisasi, yaitu
profesional yakni mengerjakan kegiatan sesuai dengan rencana yang
telah ada dan sinergi yakni konsultasi dengan atasan terkait banner
yang akan dibuat.

Gambar 2.5 Pemasangan Banner Tata Tertib

4. Mensosialisasikan tata tertib kepada WBP


Kegiatan ini merupakan tahap keempat dari enam kegiatan yang
akan dilaksanakan oleh penulis, penulis mensosialisasikan tata tertib
kepada WBP secara langsung dan tidak langsung. Sosialisasi secara
langsung dilakukan dengan menyampaikan tata tertib kepada WBP
pada saat apel , sedangkan sosialisasi secara tidak langsung dilakukan
penulis dengan menempelkan tata tertib di setiap kamar hunian WBP
Perempuan dan pencetakan banner pada teras Blok Aster agak WBP
dapat membaca dan memahami tata tertib selama berada di
lingkungan Lembaga Pemasyarakatan Narkotika Klas IIA
Lubuklinggau.
23

Keterkaitan Substansi Terhadap Mata Pelatihan adalah dari segi


Akuntabiitas yakni Kejelasan, adanya peraturan tentang tata tertib bagi
WBP Perempuan selama berada di Lembaga Pemasyarakatan
Narkotika Klas IIA Lubuklinggau. Yang kedua yakni etika publik dalam
hal non diskriminatif, tidak membedakan tata tertib bagi semua WBP.
Yang terakhir yakni anti korupsi dalam kandungan nilai kerja keras,
bekerja secara optimal memberikan pemahamam tentang tata tertib
melalui sosialisasi kepada WBP Perempuan.
Kontribusi Terhadap Visi-Misi Organisasi dalam rangka
mensosialisasikan tata tertib kepada WBP Perempuan adalah
perwujudan Visi dan Misi Lapas Narkotika Klas IIa Lubuklinggau yaitu
pembinaan rohani dan rehabilitasi mental. Selain itu, penguatan nilai
organisasi melalui sosialisasi tata tertib kepada WBP Perempuan
mencerminkan nilai-nilai yang terkandung dalam organisasi, yaitu
profesional dan akuntabel. Selain itu, penguatan nilai organisasi
melalui sosialisasi tata tertib kepada WBP Perempuan mencerminkan
nilai-nilai yang terkandung dalam organisasi, yaitu transparansi dalam
hal kejelasan dan pemberian informasi tata tertib secara terbuka yang
mengacu pada Peraturan Menteri Hukum dan HAM Nomor 6 Tahun
2013. Serta nilai inovasi dikarenakan kegiatan sosialisasi tata tertib
seperti ini baru pertama kali dilakukan di Lapas Narkotika Klas IIA
Lubuklinggau.

Gambar 2.6 Melakukan penempelan tata tertib pada kamar hunian


WBP Perempuan
24

Gambar 2.7 Sosialisasi Tata Tertib Kepada WBP

5. Memberikan reward kepada WBP yang melaksanakan aturan


kedisiplinan dan ketertiban WBP
Kegiatan ini merupakan tahap kelima dari enam kegiatan yang akan
dilaksanakan oleh penulis, dalam hal pemberian reward kepada WBP
yang melaksanakan aturan kedisiplinan dan ketertiban. Pertama,
penulis melakukan konsultasi terlebih dahulu mengenai hadiah yang
akan diberikan kepada WBP Perempuan. Penulis terlebih dahulu
berkonsultasi dengan atasan mengenai hadiah yang akan diberikan
kepada WBP, dalam hal ini atasan menyetujui pemberian hadiah
dalam bentuk selempang sebagai penanda WBP tersebut
mendapatkan penghargaan serta memberikan bingkisan berupa
pakaian. Selanjutnya penulis melakukan pengawasan penerapan
kedisiplinan dan ketertiban WBP Perempuan. Guna membantu
pengawasan tersebut, penulis membuat daftar penilaian terlebih
dahulu, setelah itu penulis mengkonsultasikan daftar penilaian kepada
Kepala KPLP. Dari penilaian tersebut, penulis kemudian menentukan
WBP Perempuan yang mendapatkan reward. Penulis kemudian
mengumumkan serta menyerahkan reward kepada WBP Perempuan
dengan penilaian tertinggi pada saat apel minggu ketiga Bulan Oktober
dan minggu ketiga Bulan November.
25

Keterkaitan Substansi Terhadap Mata Pelatihan adalah Akuntabilitas


yakni adanya transparansi dalam sistem penilaian dan daftar
penilaian yang jelas dan transparan. Nasionalisme dalam hal
musyawarah, penulis melakukan konsultasi terlebih dahulu dengan
Kepala KPLP mengenai daftar penilaian kedisiplinan dan ketertiban
WBP Perempuan serta hadiah yang akan diberikan kepada WBP
Perempuan, yang ketiga yakni etika publik dalam hal profesional,
memberikan penilaian secara profesional dan tidak memihak.
Komitmen mutu yakni inovatif, meningkatkan kreativitas WBP dengan
memberi reward/ penghargaan yang memotivasi. Yang terakhir yakni
anti korupsi, Jujur dalam memberikan reward dengan adil berdasarkan
kelakuan yang terbaik.
Kontribusi Terhadap Visi-Misi Organisasi yakni memberikan
penghargaan kepada WBP adalah perwujudan Visi dan Misi Lapas
Narkotika Klas IIA Lubuklinggau dalam melakukan pembinaan rohani
dan rehabilitasi mental melalui penerapan kedisiplinan dan ketertiban
pada WBP Perempuan serta penguatan nilai organisasi yang tercermin
dari nilai-nilai yang terkandung dalam organisasi yaitu Profesional
dalam hal penilaian terhadap setiap WBP Perempuan berdasarkan
kedisiplinan dan ketertiban mereka dan nilai sinergi melalui kerjasama
dengan WBP Perempuan yang menjadi tamping.

Gambar 2.8 Memberikan Reward Kepada WBP pada Bulan Ketiga


Oktober
26

Gambar 2.9 Memberikan Reward Kepada WBP pada Bulan Ketiga


November

6. Melakukan Evaluasi Kerja


Kegiatan ini merupakan tahapan terakhir dalam kegiatan yang
dilakukan oleh penulis, penulis dalam hal ini mengindetifikasi masalah
atau kendala yang masih terjadi dalam proses pelaksanaan
pengawasan blok oleh tamping WBP Perempuan. Dalam hal ini
penulis menemukan kendala pengawasan terhadap WBP pada saat
malam hari sehubungan dengan tidak adanya pengawasan dari
petugas saat malam hari di blok wanita.Terkait hal tersebut Kepala
KPLP menyarankan agar menanyakan kepada petugas piket malam,
terkait ada atau tidaknya suara ricuh dan sebagainya dari Blok
Perempuan (Blok Aster), Petugas piket malam yang ditanyai oleh
penulis mengatakan bahwa Blok Aster tidak lagi ricuh saat malam.
Penulis juga telah melaksanakan konsultasi dengan Kepala KPLP
guna melakukan evaluasi pelaksanaan kegiatan , dalam hal
pelaksanaan kegiatan ini petugas kemudian mendapati beberapa
masukan seperti, selalu melakukan rolling hunian kamar setiap satu
minggu sekali agar WBP senantiasa bergaul satu sama lain dan
mengenal satu sama lain guna menghindari terjadinya perkelahian
yang dapat memicu pelanggaran kedisiplinan dan tata tertib.
Keterkaitan Substansi Terhadap Mata Pelatihan yakni dalam hal
Akuntabilitas, tanggung jawab penulis untuk melakukan evaluasi
pelaksanaan kegiatan yang merupakan salah satu bentuk kewajiban
27

dalam melaksanakan tugas hingga akhir. Selain itu etika publik yakni
disiplin mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong sikap
disiplin pada diri WBP Perempuan. Hasil evaluasi akan menghasilkan
pencapaian dari kegiatan yang dilaksanakan dan mendorong WBP
untuk disiplin dan tertib. Komitmen mutu yakni setiap kegiatan yang di
evaluasi di arahkan dalam mencapai tujuan standar mutu. Dan nilai
anti korupsi dalam hal ini disiplin dari dalam diri penulis dan WBP
guna menjaga ketertiban dengan sikap yang sesuai dengan peraturan
selama berada di lingkungan Lapas.
Kontribusi Terhadap Visi-Misi Organisasi yakni Anti Korupsi dalam
hal bertanggungjawab dalam hal melaksanakan kegiatan aktualisasi
sesuai dari hasil kesepakatan dan etika publik yakni menjaga
kesopanan dalam melakukan konsultasi dengan mentor dan atasan
serta melakukan yang terbaik dalam melaksanakan kegiatan.
Penguatan Nilai-nilai organisasi tercemin dari nilai Profesional dan
transparan, dalam hal keseriusan penulis dalam mengerjakan aktualisasi
dan setiap kendala serta proses selalu dilaporkan kepada mentor dan
Kepala KPLP guna adanya transparansi mengenai apa yang sedang
dikerjakan oleh penulis.

Gambar 2.10. Konsultasi Tentang Evaluasi Hasil Kerja Dengan Mentor


28

Gambar 2.11. Konsultasi Tentang Evaluasi Hasil Kerja Dengan Mentor


29

C. Kendala Dan Antisipasi

No. Kendala Antisipasi

• Melakukan terlebih dahulu konsultasi


Adanya penugasan lain dari
dengan atasan langsung apabila ada
pimpinan, sehingga
penugasan lain
1. mengakibatkan adanya rencana • Jika masih memungkinkan dari segi
kegiatan aktualisasi terlaksana waktu maka dilakukan penggeseran
dengan kurang optimal jadwal kegiatan

Jadwal pelaksanaan yang


masih bisa berubah sesuai • Melakukan konsultasi dengan
2. atasan langsung / mentor dan
kondisi di tempat
coach
aktualisasi

Kurangnya kesadaran dari • Memberikan pengertian betapa


dalam diri narapidana itu pentingnya disiplin bagi WBP
sendiri untuk mengikuti apabila kembali ke masyarakat

aturan tata tertib yang • Terus melakukan sosialisasi


3. dan pendekatan emosional ke
berlaku di Lembaga
WBP Perempuan
Pemasyarakatan Narkotika
• Pengawasan dari sesama WBP
Klas IIA Lubuklinggau
Perempuan agar lebih peka
30

BAB III
PENGALAMAN PELAKSANAAN AKTUALISASI

Berdasarkan kegiatan aktualisasi (habituasi) Pelatihan Dasar Calon


Pegawai Negeri Sipil (CPNS) yang dilakukan oleh penulis di Lembaga
Pemasyarakatan Narkotika Kelas IIA Lubuklinggau, maka penulis dapat
menyimpulkan bahwa permasalahan / isu yang diangkat oleh penulis yakni
Optimalisasi Kedisiplinan dan Ketertiban Warga Binaan Pemasyarakatan
(WBP) Perempuan pada Blok Aster Lapas NarkotikaKlas IIA Lubuklinggau
memiliki dampak sebagai berikut :
1. WBP Perempuan lebih memahami tata tertib dan lebih disiplin dikarenakan
adanya pemahaman tata tertib melalui sosialisasi yang dilakukan penulis
setiap hari.
2. Lingkungan Blok Perempuan (Blok Aster) lebih disiplin dan tertib
3. Tugas penulis dalam melakukan pengawasan lebih ringan dikarenakan
WBP Perempuan sudah lebih sadar mengenai pentingnya kedisiplinan dan
ketertiban.
Melalu kegiatan aktualisasi ini, penulis mendapatkan beberapa hal positif
seperti penulis lebih berani bertatap muka dan mengemukakan pendapat
melalui konsultasi dengan atasan langsung dan mentor. Dalam hal ini,
dikarenakan penulis merupakan staff, maka semua keputusan harus terlebih
dahulu dikonsultasikan pada mentor dan atasan langsung.

30
DAFTAR PUSTAKA

Ancok Djamaludi, Bayu Hikmat Perdana, Sunarto.2017. Modul Pelatihan Dasar

Calon Pegawai Negeri Sipil Kesehatan Jasmani dan Mental. Jakarta.

Lembaga Administrasi Negara

Fatima Elly, Erna Irawati, 2017. Modul Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri

Sipil Manajemen Aparatur Sipil Negara. Jakarta. Lembaga Administrasi

Negara

Basseng, Sammy Ferijana. 2017. Modul Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri

Sipil Wawasan Kebangsaan dan Nilai-Nilai Bela Negara. Jakarta. Lembaga

Administrasi Negara.

Peraturan Kepala Lembaga Administrasi Negara No 22 Tahun 2016 tentang

Pedoman Penyelenggaraan Latihan Dasar Calon Pegawai Negri Sipil

Golongan I dan II.

Undang-Undang Nomor 05 Tahun 2014 Tentang Aparatur Sipil Negara.

Peraturan Menteri Hukum dan HAM Nomor 6 Tahun 2013 Tentang Tata Tertib

Lembaga Pemasyarakatan.

Surat Keputusan Menteri Kehakiman No. M.04.UM.01.06 Tahun 1983 Tentang

Penetapan Lembaga Pemasyarakatan Tertentu sebagai Rumah Tahanan

Negara.

Surat Keputusan Menteri Kehakiman dan HAM RI Nomor: M.04-PR.07.03 Tahun

2003 tentang 94 (Sembilan Puluh Empat) Lembaga Pemasyarakatan

Narkotika.
Keputusan Menteri Kehakiman Nomor : M.01-PR.07.03 Tahun 1985 Tentang

Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Pemasyarakatan Pasal 58 Tentang

Kesatuan Pengamanan Lembaga Pemasyarakatan.

https://lpnlubuklingau.simplesite.com/ diakses tanggal 15 Agustus 2018.

https://nnwidita.wordpress.com/2015/10/26/nilai-nilai-dasar-profesi-aparatur-sipil-

negara-asn-aneka/ diakses tanggal 18 Agustus 2018.

http://wikipns.com/nilai-nilai-dasar-profesi-pns/ diakses tanggal 18 Agustus 2018.

https://dewisriwulandaricases.wordpress.com/2015/11/09/kata-kunci-aktualisasi-

aneka-nilai-dasar-asn/ diakses tanggal 18 Agustus 2018.


RANCANGAN AKTUALISASI

OPTIMALISASI KEDISIPLINAN DAN KETERTIBAN WARGA


BINAAN PEMASYARAKATAN PEREMPUAN DI BLOK ASTER
LEMBAGA PEMASYARAKATAN NARKOTIKA KELAS IIA
LUBUKLINGGAU

DISUSUN OLEH :
IZAZAYA RAMADHANI
NIP. 19950206 201712 2 003

PELATIHAN DASAR CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL ANGKATAN XV


BADAN KEPEGAWAIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
PEMERINTAH KOTA LUBUKLINGGAU
TAHUN 2018
BAB I
PENDAHULUAN

A. DESKRIPSI ORGANISASI
1. Deskripsi Lembaga Pemasyarakatan Narkotika Klas IIA Lubuklinggau
Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) adalah tempat untuk melakukan
pembinaan terhadap narapidana dan anak didik pemasyarakatan di
Indonesia. Sebelum dikenal istilah lapas di Indonesia, tempat tersebut
disebut dengan istilah penjara.
Lembaga Pemasyarakatan merupakan Unit Pelaksana Teknis di
bawah Direktorat Jenderal Pemasyarakatan Kementerian Hukum dan Hak
Asasi Manusia (dahulu Departemen Kehakiman). Penghuni Lembaga
Pemasyarakatan bisa narapidana (napi) atau Warga Binaan
Pemasyarakatan (WBP) bisa juga yang statusnya masih tahanan,
maksudnya orang tersebut masih berada dalam proses peradilan dan
belum ditentukan bersalah atau tidak oleh hakim. Pegawai negeri sipil yang
menangani pembinaan narapidana dan tahanan di lembaga
pemasyarakatan disebut Petugas Pemasyarakatan, atau dahulu lebih
dikenal dengan istilah sipir penjara.
Beberapa LAPAS yang seharusnya menjadi tempat membina
narapidana digunakan untuk menahan tersangka atau terdakwa.
Perubahan fungsi ini didasarkan pada Surat Keputusan Menteri Kehakiman
No.M.04.UM.01.06 Tahun 1983 tentang Penetapan Lembaga
Pemasyarakatan Tertentu sebagai Rumah Tahanan Negara. Pada
Lampiran Surat Keputusan Menteri Kehakiman tersebut terdapat daftar
LAPAS yang juga dapat menjadi RUTAN. Dikarenakan di daerah
Lubuklinggau belum ada RUTAN maka ada beberapa tahanan yang
dititipkan di LAPAS. Peran LAPAS disini adalah hanya untuk merawat
tahanan saja bukan untuk membina.
Lembaga Pemasyarakatan Narkotika Klas II A Lubuklinggau di
Muara Beliti Kabupaten Musi Rawas di dirikan berdasarkan Surat
Keputusan Menteri Kehakiman dan HAM RI Nomor : M.04-PR.07.03 tahun
2003 yang merupakan salah satu dari 94 (Sembilan puluh empat) Lembaga
Pemasyarakatan Narkotika Klas II di Indonesia dan satu-satunya di
Sumatera Selatan. Terletak di jalan Lintas Sumatera Km. 19 No. 01 Desa
Muara Beliti Baru, Kecamatan Muara Beliti, Kabupaten Musi Rawas.
Lembaga Pemasyarakatan Narkotika Klas IIA Lubuklinggau berdiri
pada tahun 2004 dengan luas lahan 27.120 m² dengan kapasitas isi lapas
258 orang dan saat ini diisi penghuni 781 WBP/Tahanan dan terdiri dari 6
blok rincian jumlah WBP/Tahanan dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
Tabel 1.1 Nama Blok dan Jumlah WBP/Tahanan
NO NAMA BLOK ISI

1 ANGSA 197

2 BANGAU 206

3 CAMAR 146

4 DARA 170

5 ASTER 42

6 ELANG 20

JUMLAH 781
WBP/TAHANAN
Data 10 Oktober 2018

Dan jumlah Pegawai Negeri Sipil terdiri dari 104 ( Seratus Empat )
dengan rincian dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
Tabel 1.2 Jumlah PNS di Lapas Narkotika Klas IIA Lubuklingau

NO GOLONGAN JUMLAH

1 IV 1

2 III 29

3 II 74

JUMLAH PNS 104

Data 10 Oktober 2018

2. Visi dan Misi Organisasi


Visi dan Misi lapas Narkotika Klas II A Lubuklinggau adalah sebagai berikut:
Visi : Warga Binaan tanpa Narkotika, bertekad Menjadi
manusia mandiri, bermanfaat dan sadar hukum
Misi : Melaksanakan Pembinaan jasmani, rohani
danrehabilitasi mental,spiritual dan medis
sertamemutus jaringan pemakaian dan peredaran
narkotika dalam lapas

3. Tugas Pokok dan fungsi

Berdasarkan Keputusan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik


Indonesia, Nomor: W.6-0383.KP.03.02 Tahun 2017 bahwa penulis saat ini
berposisi sebagai penjaga tahanan yang mempunyai tugas untuk menjaga
kemananan dan ketertiban di Lapas Narkotika Klas IIA Lubuklinggau.
Tugas Pokok penulis di Intansi adalah:
1. Menjaga Warga Binaan yang berada di dalam Lapas Narkotika Klas
IIA Lubuklinggau
2. Mengawasi setiap pergerakan, perilaku, serta kegiatan yang
dilakukan oleh warga binaan
3. Mengayomi warga binaan yang berada di dalam lapas
4. Merawat Tahanan dan Warga Binaan di dalam lapas
5. Membina warga binaan di dalam lapas agar ketika mereka keluar
nanti mempunyai keahlian
Adapun fungsi penulis di Lapas Narkotika Klas IIA Lubuklinggau adalah
1. Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud diatas;
2. Pengkoordinasian perencanaan, pengendalian program, dan
pelaporan pembinaan warga binaan;
3. Pelaksanaan pelayanan terhadap warga binaan dan tahanan;
4. Pelaksanaan perawatan warga binaan dan tahanan.

B. Latar Belakang
Aparatur Sipil Negara memiliki peran penting dalam menjalankan sistem
pemerintahan di Indonesia seperti yang di jelaskan dalam dalam Undang-undang
No. 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara, pegawai ASN berfungsi sebagai:
1) Pelaksana kebijakan publik; 2) Pelayan publik; dan 3) Perekat dan pemersatu
bangsa. Dalam menjalankan fungsinya, ASN wajib mengaktualisasikan nilai-nilai
dasar profesi ASN dalam keseharian kerjanya. Sesuai dengan amanat undang-
undang, untuk menginternalisasikan nilai-nilai dasar tersebut ke dalam setiap
ASN, maka calon ASN harus mengikuti tahapan pelatihan dasar. ASN mempunyai
peran yang amat penting dalam rangka menciptakan masyarakat madani yang
taat hukum, berperadaban modern, demokratis, makmur, adil, dan bermoral tinggi
dalam menyelenggarakan pelayanan kepada masyarakat secara adil dan merata,
menjaga persatuan dan kesatuan bangsa dengan penuh kesetiaan kepada
Pancasila dan Undang Undang Dasar Tahun 1945. Kesemuanya itu dalam rangka
mencapai tujuan yang dicita-citakan oleh bangsa Indonesia.

Seiring dengan perkembangan zaman, permintaan masyarakat dalam hal


pelayananpun juga meningkat. Atas dasar itulah pemerintah sedikit demi sedikit
mulai berbenah atas segala kekurangan-kekurangan yang terjadi selama ini.
Pemerintah melihat adanya masalah yang sangat mendasar dalam hal kualitas
sumber daya manusia yang harus secepatnya dibenahi. Masalah yang selama ini
belum teratasi adalah belum tertanamnya budaya kinerja dan pelayanan.Untuk
membentuk sosok PNS yg professional maka perlu dilaksanakan pembinaan
melalui jalur pendidikan dan pelatihan (Diklat), Berdasarkan Peraturan Kepala
LAN Nomor 22 Tahun 2016 Tentang penyelenggaraan Pelatihan Dasar (Latsar)
Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) Golongan II dan UU Nomor 5 Tahun 2014
tentang Aparatur Sipil Negara (ASN) dan merujuk pasal 63 ayat 3 dan 4; calon
PNS wajib menjalani massa percobaan yang dilaksanakan untuk melalui proses
pendidikan dan pelatihan (Diklat).

Menurut peraturan Kepala lembaga Administrasi Negara (LAN) RI NO. 38 dan


39 tahun 2014 tentang pedoman Penyelenggaraan Prajabatan Golongan I dan II
dan III maka pola prajabatan di dilaksanakan dengan pola baru sehingga nantinya
diharapkan dapat mencetak ASN yang berkualitas yang berdasarkan pada nilai-
nilai dasar meliputi: Akuntabilas, Nasionalisme, Etika publik, Komitmen mutu dan
Anti Korupsi yang di akomodirkan menjadi ANEKA. Dengan demikian Aparatur
Sipil Negara yang profesional sebagai pelaksana kebijakan publik, pelayan publik,
dan pemersatu bangsa.

Melalui mata pelatihan dasar CPNS agenda ke tiga, peserta pelatihan dasar
diharapkan untuk merancang kegiatan aktualisasi yang dilatarbelakangi dengan
isu-isu mengenai manajemen ASN, pelayanan publik, dan Whole of Government
(WOG). Selanjutnya agar nilai-nilai dasar tersebut dapat tertanam kuat dalam diri
PNS maka dilakukan internalisasi nilai-nilai dasar profesi PNS melalui aktualisasi
(habituasi) pada tempat tugas masing-masing dengan menerapkan inovasi dan
prinsip-prinsip lainnya sehingga kehadiran PNS dapat memberikan kontribusi
dalam penyelesaian masalah di instansi atau unit kerja. Melalui pelatihan dasar ini
diharapkan dapat menghasilkan PNS yang profesional, yang dewasa ini sangat
dibutuhkan dalam mengelola sumber daya pembangunan yang ada sehingga
dapat mempercepat peningkatan daya saing bangsa.

Selama bertugas di Lembaga Permasyarakatan Narkotika Klas


IIALubuklinggau, penulis menemukan beberapa kekurangan seperti :Kurangnya
sarana dan prasarana di Blok Aster,Belum optimalnya kebersihan di Area sekitar
WBP Perempuan pada Blok Aster, Belum optimalnya pembinaan keterampilan
dan kreatifitas warga binaan pemasyarakatan perempuan,Belum optimalna
Pembinaan Kedisiplinan dan Ketertiban WBP Perempuan,Kurangnya
Pengawasan Terhadap WBPPerempuan didalam Blok Aster, Belum optimalnya
sistem informasi pada saat kunjungan warga binaan permasyarakatan, Belum
optimalnya Pelayanan Pengunjung Warga Binaan Pemasyarakatan. Setelah
penulis berkonsultasi dengan mentor dan juga coach, penulis juga melihat
kekurangan isu-isu di atas dan akhirnya penulis membuat rancangan aktualisasi
dengan judul Optimalisasi Kedisiplinan Dan Ketertiban Warga Binaan
Pemasyarakatan (WBP) Perempuan di Blok Aster, Lembaga Pemasyarakatan
Narkotika Klas IIA Lubuklinggau.

C. Tujuan dan Manfaat


Tujuan penulisan rancangan aktualisasi ini adalah untuk memberikan
penjelasan dan pemahaman yang lebih komprehensif terkait pelaksanaan
kegiatan yang telah direncanakan berdasarkan nilai-nilai dasar profesi ASN
ANEKA (Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, dan Anti
Korupsi) serta materi-materi Peran dan Kedudukan ASN dalam NKRI seperti
materi Manajemen ASN, Whole of Government, dan Pelayanan Publik.

Adapun manfaat dari penyusunan Rancangan Aktualisasi ini adalah


sebagai berikut:

1. Menambah pengalaman dan pengetahuan penyusun dalam proses


aktualisasi sehingga dapat mudah dalam menyesuaikan diri dengan
keadaan sebenarnya di satuan kerja.
2. Kegunaan teoristis,OptimalisasiKedisiplinan Dan KetertibanWarga
Binaan Pemasyarakatan (WBP)Perempuan padaLembaga
Pemasyarakatan Narkotika Klas IIA Lubuklinggau dengan penerapan
nilai-nilai dasar ASN oleh CPNS.
3. Untuk mengembangkan kemampuan bagi satuan kerja dalam
OptimalisasiKedisiplinan Dan KetertibanWarga Binaan Pemasyarakatan
(WBP)Perempuan padaLemabga Pemasyarakatan Narkotika Klas IIA
Lubuklinggau.
4. Bagi Stakeholder agar dapat memahami pentingnya penerapan nilai-
nilai ASN dan aktualisasinya untuk menunjang pelaksanaan tugas dan
fungsinya sebagai ASN dalam meningkatkan kualitas manajemen dan
pelayanan pada Lembaga Pemasyarakatan.
D. Ruang Lingkup
Pendidikan dan pelatihan dasar pola baru ini dilakukan dengan dual system
yaitu, pada tahap pertama pembelajaran dilakukan dengan metode klasikal di
dalam kelas melalui materi dan diskusi yang dilaksanakan pada tanggal 22 Juli -
18 Agustus 2018 dan tahap kedua pembelajaran dilakukan dengan
mengaktualisasikan nilai-nilai dasar profesi ASN yang telah didapat pada tahap
awal, di tempat UPT masing-masing pada tanggal 19 Agustus 2018 sampai
dengan 25 Nopember 2018.Pelaksanaan metode secara klasikal diselenggarakan
di BPSDM Kota Lubuklinggau yaitu dengan pembelajaran dan pemahaman nilai-
nilai dasar ANEKA, serta materi-materi Peran dan Kedudukan ASN dalam NKRI
seperti materi Manajemen ASN, Whole of Government, dan Pelayanan Publik.
Sedangkan pembelajaran untuk mengaktualisasikan nilai-nilai dasar profesi
ASN di Lembaga Pemasyarakatan Narkotika Klas IIA Lubuklinggau.
BAB II
RANCANGAN AKTUALISASI (HABITUASI)

B. DESKRIPSI ORGANISASI
2.1 Profil Organisasi

Kementrian Hukum dan HAM mempunyai 34 kanwil yang tersebar di 34


provinsi. Kantor wilayah (kanwil) Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia
merupakan instansi vertikal Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia yang
berkedudukan di setiap provinsi, yang berada di bawah dan bertanggung jawab
kepada Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia. Kanwil terdiri atas beberapa divisi
serta sejumlah Unit PelaksanaTeknis (UPT), termasuk Kantor Imigrasi, Lembaga
Pemasyarakatan (Lapas), Lapas Terbuka, Lapas Narkotika, Rumah Tahanan
Negara (Rutan), Cabang Rutan, Rumah Penyimpanan Benda Sitaan Negara
(Rupbasan), Balai Pemasyarakatan (Bapas), Balai Harta Peninggalan (BHP),
serta Rumah Detensi Imigrasi (Rudenim).
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 12 tahun 1995, secara resmi Lembaga
Pemasyarakatan selanjutnya disebut Lapas adalah tempat untuk melaksanakan
Pembinaan narapidana dan anak didik pemasyarakatan.
Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Sumatera Selatan membawahi
27 Unit Pelaksana Teknis dan termasuk didalamnya Lapas Narkotika Klas IIA
Lubuklinggau
Lembaga Pemasyarakatan Narkotika Klas IIA Lubuklinggau di Muara Beliti
didirikan berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kehakiman dan HAM RI Nomor :
M.04-PR.07.03 tahun 2003 yang merupakan salah satu dari 13 (tigabelas)
Lembaga Pemasyarakatan Narkotika di Indonesia dan merupakan Lembaga
Pemasyarakatan Narkotika terbesar di Sumatera Selatan.Secara umum Lembaga
Pemasyarakatan NarkotikaKlas IIA Lubuklinggau adalah sebagai berikut :
1. BerdiriTahun : 2004
2. Luaslahan : 27.120 m²
3. Jumlah Blok : 6 unit
4. Kapasitas : 258 orang
Saat ini petugas di Lembaga Pemasyarakatan Narkotika Klas II A
Lubuklinggau berjumlah115 (seratus lima belas) orang, dengan jumlah penghuni
saat ini 771 (Per tanggal 20 Juli 2018)orang yang terdiri dari narapidana dan
tahanan.

2.2 Struktur organisasi

1. Struktur Organisasi Lembaga Pemasyarakatan Narkotika Klas IIA


Lubuklinggau
2.3Visi dan Misi Organisasi
Visi dan Misi lapas Narkotika Klas II A Lubuklinggau adalah sebagai
berikut:
Visi : Warga Binaan tanpa Narkotika, bertekad Menjadi
manusia mandiri, bermanfaat dan sadar hokum
Misi : Melaksanakan Pembinaan jasmani, rohani
danrehabilitasi mental,spiritual dan medis
sertamemutus jaringan pemakaian dan
peredarannarkotika dalam lapas

Berdasarkan Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia


Nomor 7 Tahun 2015, Untuk memandu pencapaian visi dan misi serta
untuk mewujudkan tujuan dan sasaran diperlukan nilai-nilai yangB.
digunakan sebagai pedoman bagi seluruh insan Kementrian Hukum
dan HAM yaitu Profesional, Akuntabel, Sinergi, Transparan dan Inovatif
(PASTI) :
1. Profesional
Aparat Kementerian Hukum dan HAM adalah aparat yang
bekerja keras untukmencapai tujuan organisasi melalui penguasaan
bidang tugasnya, menjunjung tinggi etika dan integritas profesi
2. Akuntabel.
Setiap kegiatan dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan
dapatdipertanggungjawabkan kepada masyarakat sesuai dengan
ketentuan atau peraturan yang berlaku.
3. Sinergi
Komitmen untuk membangun dan memastikan hubungan
kerjasama yangproduktif serta kemitraan yang harmonis dengan
para pemangku kepentingan untuk menemukan dan melaksanakan
solusi terbaik, bermanfaat dan berkualitas.
4. Transparan.
Kementerian Hukum dan HAM menjamin akses atau
kebebasan bagi setiaporang untuk memperoleh informasi tentang
penyelenggaraan pemerintahan, yakni informasi tentang kebijakan,
proses pembuatan dan pelaksanaannya, serta hasil-hasil yang
dicapai.
5. Inovatif
Kementerian Hukum dan HAM mendukung kreativitas dan
mengembangkaninisiatif untuk selalu melakukan pembaharuan
dalam penyelenggaraan tugas dan fungsinya.

C. Deskripsi Isu Lembaga Pemasyarakatan


Di dalam Undang-undang Nomor 12 tahun 1995 disebutkan “bahwa
perlakuan terhadap WBPberdasarkan sistem kepenjaraantidak sesuai dengan
sistem pemasyarakatan berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945
yang merupakan bagian akhir dari sistem pemidanaan; bahwa sistem
pemasyarakatan sebagaimana dimaksud merupakanrangkaian penegakan hukum
yang bertujuan agar Warga Binaan Pemasyarakatan menyadari kesalahannya,
memperbaiki diri, dan tidak mengulangi tindak pidana sehingga dapat diterima
kembali oleh lingkungan masyarakat, dapat aktif berperan dalam pembangunan,
dan dapat hidup secara wajar sebagai warga yang baik dan bertanggung jawab”.

Setidaknya ada 3 (tiga) faktor yang mempengaruhi dan perlu mendapatkan


perhatian dalam menetapkan isu yang akan diangkat, yaitu kemampuan
melakukan:
1. Enviromental Scanning, yaitu peduli terhadap masalah dalam organisasi
dan mampu memetakan hubungan kausalitas
2. Problem Solving, mampu mengembangkan dan memilih alternatif, dan
mampu memetakan aktor terkait dan perannya masing-masing.
3. Analysis, mampu berpikir konseptual (mengkaitkan dengan substansi Mata
Pelatihan), mampu mengidentifikasi implikasi/dampak/manfaat dari sebuah
pilihan kebijakan/program/kegiatan/ tahapan kegiatan.
Dalam menetapkan isu, penulis menggunakan landasan teoritik dari agenda
kedudukan dan peran PNS dalam NKRI (Manajemen ASN, Whole of Government,
dan Pelayanan Publik) dengan ditambah pemahaman tentang substansi tuntutan
pekerjaan dan lingkungan tempat kerja. Selain itu untuk menjaga relevansi
dengan kondisi nyata di tempat kerja, dilakukan juga proses konsultasi dengan
atasan di lingkungan kerja sehingga isu yang disampaikan valid dan reliabel.
Manajemen ASN sendiri merupakan pengelolaan ASN dalam menghasilkan
petugas ASN yang profesional, memiliki dasar, etika profesi, bebas dari intervensi
politik, bersih dari praktek korupsi, kolusi, dan nepotisme. Terlepas dari usaha
menciptakan ASN yang profesional, Kondisi saat ini yang terjadi di lapangan yaitu
masih banyak rendahnya kedisiplinan serta ketertiban Warga Binaan
Pemasyarakatan (WBP) Perempuan.

Berdasarkan hasil penelitian studi lapangan dan konsultasi kepada mentor,


situasi problematik yang terjadi di Lembaga Pemasyarakatan Narkotika Klas IIA
Lubuklinggau dapat dijabarkan sebagai berikut:
1. Belum Optimalnya Sarana & Prasarana di Blok Aster
Deskripsi Isu: Lembaga Pemasyarakatan Narkotika Klas IIA Lubuklinggau
hanya memilik satu blok warga binaan pemasyarakatan perempuandan
dengan ukuran blok perempuan yang tidak terlalu besar dan masih kurang
perhatian sehingga banyak sekali peralatan dan fasilitas penunjang
lainnya yang belum tersedia.Tidak adanya pagar ornames antar blok,
kawat duri diatas tembok yang sudah rapuh, dan kurangnya alat
komunikasi yaitu Handy Talky (HT). Untuk mencapai tujuan dan
melaksanakan kebijakan yang telah di tetapkan sarana dan prasarana
sangat dibutuhkan agar petugas jaga blok dapat melaksanakan tugasnya
secara maksimal.

2. Belum optimalnya Kebersihan di Area sekitar WBP Perempuan


pada Blok Aster
Deskripsi Isu: Menjaga kebersihan di lingkungan sekitar sangatlah
dibutuhkan. Selain untuk kesehatan diri sendiri juga untuk kenyamanan
warga binaan.Lembaga pemasyarakatan merupakan rumah bagi setiap
warga binaan pemasyarakatan maka dari itu sangatlah penting bagi
mereka untuk menjaga lingkungan sekeliling. Tujuannya tidak lain untuk
mereka sendiri. Meningkatkan kebersihan harus dilakukan setiap saat dan
semakin hari harus semakin baik demi terciptanya lingkungan yang sehat
dan nyaman bagi penghuni Blok Aster. Warga Binaan Pemasyarakatan
Perempuan di Blok Aster haruslah menyadari pentingnya hal ini dan
meningkatkan kebersihan yang ada.

3. Belum optimalnya pembinaan keterampilan dan kreatifitas warga


binaan pemasyarakatan perempuan
Deskripsi Isu: Pembinaan ketrampilan dan kreatifitas warga binaan
permasyarakatanperempuan di Lembaga Pemasyarakatan Narkotika
Klas IIA Lubuklinggau bertujuan untuk menyiapkan warga binaan yang
siap bersaing dengan masyarakat umum ketikan telah bebas.
Kurangnya pembinaan pada warga binaan disebakan kurangnya minat
dan keinginan dari warga binaan pemasayarakatan perempuan untuk
mengembangkan kreatifitas dan mempelajari hal baruserta belum
memadainya sarana yang memfasilitasi pembianaan keterampilan
tersebut.

4. Belum Optimalnya Kedisiplinan dan Ketertiban WBPPerempuan


Deskripsi Isu: Di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas), narapidana
berhak menerima pembinaan sebagai wujud tanggung jawab
pemerintah sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 12
Tahun 1995. Wujud pembinaan yang wajib diberikan kepada
narapidana adalah pembinaan kepribadian dan pembinaan
kemandirian. Pembinaan kepribadian terkait dengan pengembangan
karakter dan mental, sedangkan pembinaan kemandirian terkait
dengan pengembangan bakat dan keterampilan
narapidana.Kepatuhan terhadap tata tertib yang berlaku di
dalamlembaga pemasyarakatan dan rumah tahanan negara menjadi
salah satu indikator dalam menentukan kriteria berkelakuan baik
terhadap narapidana dan tahanan. Kurangnya disiplin dan
pemahaman Warga Binaan Pemasyarakatan Perempuan mengenai
tata tertib dan kedisiplinan adalah isu yang harus segera diselesaikan
dan perlu diambil tindakan penyelesaian segera.

5. Belum Optimalnya Pengawasan Terhadap WBP Perempuan


didalam Blok Aster
Deskripsi Isu: Laju pertumbuhan penghuni lapas tidak sebanding
dengan sarana lapas. Input tidak sebanding output. Jumlah
narapidana yang masuk lebih besar daripada narapidana bebas.
Selanjutnya, penghuni Lembaga Pemasyarakatan NarkotikaKlas II
ALubuklinggau tidak hanya orang terhukum saja, akan tetapi ada juga
tahanan kepolisian dan kejaksaan yang dititipkan di Lembaga
Pemasyarakatan NarkotikaKlas II ALubuklinggau. Banyaknya jumlah
narapidana dan tahanan tanpa diimbangi sumber daya manusia
(petugas) dan sarana prasarana sehingga rentan menimbulkan
pelanggaran dan berbahaya bagi keamanan. Jumlah petugas jaga
blok perempuanyang sedikit menyebabkan rendahnya tingkat
pengamanan/ pengawasan bagi Warga Binaan Pemasyarakatan
Perempuan Blok Aster.
6. Belum Optimalnya sistem informasi pada saat kunjungan warga
binaan permasyarakatan
Deskripsi Isu: Sistem informasi pada saat kunjungan warga binaan
permasyarakatan digunakan untuk mempermudah keluarga binaan
dan petugas dalam melihat data warga binaan permasyarakatan di
dalam Lapas Narkotika Klas II.a Lubuklinggau sendiri telah memiliki
sistem informasi untuk melihat data warga binaan tersebut yaitu
Sistem Database Permasyarkatan (SDP) tetapi gabungan teknologi
dan informasi ini masih kurang optimal digunakan oleh petugas dan
keluarga warga binaan permasyarakatan, Sehingga hal ini masih perlu
ditingkatkan lagi.
7. Belum Optimalnya Pelayanan Pengunjung Warga Binaan
Pemasyarakatan
Deskripsi Isu : Pelayanan kunjungan menjadi sangat penting karena
berhubungan dengan masyarakat luar sehingga kenyamanan yang
diberikan akan memberikan image positif pandangan masyarakat
terhadap Lembaga Pemasyarakatan Narkotika Klas IIA Lubuklinggau,
selain itu pelayanan pengunjung merupakan pertanggungjawaban
Lembaga Pemasyarakatan Narkotika Klas IIA Lubuklinggau terkait
dengan pelayanan publik menuju pelayanan prima.

Adapun ketujuh permasalahan tersebut secara ringkas dijelaskan pada


tabel di bawah ini :

Keterkaitan
Identifikasi Isu/ dengan Identifikasi Akar
No Kondisi Ideal
Kondisi Sekarang Materi Permasalah

1. Belum Tersedianya Manajemen Masih kurangnya


Optimalnya sarana di Blok ASN sarana penunjang
Sarana & Aster untuk di Blok Aster
Prasarana di menunjang yang sudah
Blok Aster penjagaan di Blok rusak/tidak bisa
Aster digunakan lagi
Belum Terciptanya Manajemen Kurangnya
2 optimalnya kebersihan di ASN kesadaran warga
Kebersihan di sekitar blok WBP binaan tentang
Area sekitar sehingga kebersihan
WBP Perempuan kenyamanan
pada Blok Aster tercipta

3 Belum Diharapkan WBP Pelayanan Masih kurangnya


optimalnya dapat publik partisipasi WBP
pembinaan mengembangkan dalam kegiatan-
keterampilan dan kreatifitas dan kegiatan
kreatifitas warga keterampilan pembinaan
binaan yang dimiliki
pemasyarakatan
perempuan

4 Belum Terlaksananya Manajemen 1. Belum adanya


optimalnya Pembinaan ASN dan sosialisasi tata
Kedisiplinan dan kedisiplinan dan Pelayanan tertib
Ketertiban pembinaan Publik tentangkedisiplinan
WBPPerempuan ketertiban secara dan ketertiban
rutin pada Blok WBP
Perempuan
2. Belum adanya
reward bagi WBP
yang menjalankan
kedisiplinan dan
ketertiban
3. Kurangnya
pengetahuan
mengenai
kedisiplinan dan
ketertiban pada
WBP Perempuan
5 Belum Pengawasan blok Manajemen 1. Kurangnya
Optimalnya perempuansecara ASN & jumlah petugas
Pengawasan berkala dan 24 Pelayanan jaga blok
Terhadap jam. Publik perempuan
WBPPerempuan Penggunaan 2. Banyaknya
didalam Blok CCTV di dalam jumlah napi dan
Aster blok tahanan yang tidak
sebanding dengan
kapasitas dan
jumlah petugas
jaga

6 Belum Pengunjung Manajemen 1.Masih kurangnya


Optimalnya (keluarga WBP) ASN & papan informasi
sistem informasi memahami setiap Pelayanan
pada saat informasi yang Publik
kunjungan warga diberikan
binaan 2.Masih kurangnya
permasyarakatan pemanfaatan
sarana yang ada
7 Belum Pengunjung Manajemen 1.Pelayanan yang
Optimalnya harus dilayani ASN & diberikan petugas
Pelayanan dengan Pelayanan belum maksimal
Pengunjung pelayanan prima Publik 2.Belum adanya
Warga Binaan standar pelayanan
Pemasyarakatan prima
Tabel 2.1 Deskripsi Isu/ Kondisi Unit Kerja Saat Ini

C. Analisis Isu

Setelah dideskripsikan pada bagian sebelumnya, maka diperlukan analisis


lanjutan dari isu-isu tersebut. Analisis isu dilakukan bertujuan untuk menetapkan
kriteria kualitas isu.Isu dan problematika yang telah diidentifikasi di atas kemudian
dianalisa menggunakan instrumen AKPK dan USG untuk memilih isu yang
dikategorikan sebagai isu aktual yang akan ditetapkan sebagai isu utama.
Adapun kriteria instrumen AKPK adalah sebagai berikut:
a. Aktual, Isu yang sedang atau dalam proses kejadian, sedang hangat
dibicarakan di kalangan masyarakat, atau isu yang diperkirakan bakal
terjadi dalam waktu dekat.

b. Kekhalayakan, Isu yang secara langsung menyangkut hajat hidup orang


banyak, masyarakat pelanggan pada umumnya, dan bukan hanya untu
kepentingan seseorang atau sekelompok kecil orang tertentu saja.

c. Problematik, Isu yang menyimpang dari harapan, standar ketentuan


yang menimbulkan kegelisahaan yang perlu segera dicari penyebab
dan pemecahannya.
d. Kelayakan, Isu yang masuk akal (logis), pantas, realistis dan dapat
dibahas sesuai dengan tugas, hak, wewenang dan tanggungjawab.
Disamping pemenuhan kriteria, penggalian isu juga dapat diperoleh melalui
berbagai aspek antara lain: aspek manajemen ASN, pelayanan publik, dan Whole
of Governement (WOG). Namun tidak semua isu yang berhubungan dengan
ketiga aspek tersebut di atas perlu dibicarakan dan dipecahkan melainkan harus
disesuaikan dengan organisasi atau unit kerja.Adapun pembobotan dan analisis
AKPK ini memiliki skala nilai 1-5 dengan keterangan: 5 (sangat kuat
pengaruhnya), 4 (kuat pengaruhnya), 3 (sedang pengaruhnya), 2 (kurang
pengaruhnya), dan 1 (sangat kurang pengaruhnya).
Berikut adalah hasil analisa isu-isu yang sudah dianalisis menggunakan
instrumen AKPK:

Bobot Keterangan
5 Sangat kuat pengaruhnya
4 Kuat pengaruhnya
3 Sedang pengaruhnya
2 Kurang pengaruhnya
1 Sangat kurang pengaruhnya
Tabel 2.2 Bobot Penetapan Kriteria Kualitas ISU AKPK dan USG
Isu yang ada di unit kerja ini kemudian dianalisis dengan menggunakan
metode AKPK (Aktual, Kekhalayakan, Problematik, dan Kelayakan), maka analisis
dari isu tersebut dapat dilihat pada tabel berikut:
A K P K
NO. ISU JLH PERINGKAT
(1-5) (1-5) (1-5) (1-5)

Belum optimalnya
Sarana &
1. 3 4 4 3 14 3
Prasarana di Blok
Aster

Belum optimalnya
kebersihan di
2. Area sekitar WBP 3 3 4 3 13 4

Perempuan pada
Blok Aster
Belum optimalnya
pembinaan
keterampilan dan
3. kreatifitas warga 4 3 3 5 15 2
binaan
pemasyarakatan
perempuan
Belum optimalnya
Kedisiplinan dan
4. 5 4 4 4 17 1
Ketertiban WBP
Perempuan
Belum optimalnya
Pengawasan
Terhadap
5. WBPPerempuan 2 3 3 3 11 6
didalam Blok
Aster

6. Belum optimalnya 3 3 3 3 12 5
sistem informasi
pada saat
kunjungan warga
binaan
permasyarakatan
Belum optimalnya
Pelayanan

7. Pengunjung 2 4 2 2 10 7
Warga Binaan
Pemasyarakatan
Tabel 2.3 Tabel Analisis Isu Menggunakan AKPK

Berdasarkan analisis penetuan kriteria kualitas isu dengan menggunakan


metode AKPK, maka dari tujuhcore issue yang ditemukan di lingkungan kerja
penulis, maka yang menjadi tiga core issue dengan prioritas tinggi, yaitu;

1. Kelebihan Kapasitas di Lapas kela Peningkatan Sarana &


Prasarana di Blok Aster
2. Peningkatan pembinaan keterampilan dan kreatifitas warga binaan
pemasyarakatan perempuan
3. Kurangnya Pembinaan Kedisiplinan dan Ketertiban WBP Perempuan
Dari ketiga core issue tersebut di atas selanjutnya dilakukan analisis
penentuan kriteria kualitas isu dengan metode USG.Penilaian secara USG
dilakukan dengan menggunakan nilai dengan rentang nilai 1 sampai dengan 5.
Semakin tinggi nilai menunjukkan bahwa isu tersebut sangat urgen dan sangat
serius untuk segera ditangani. Variabel penetapan kriteria kualiatas isu pada USG,
yaitu;

1. Urgency artinya seberapa mendesak suatu isu harus dibahas, dianalisis, dan
ditindaklanjuti.
2. Seriousness merujuk pada seberapa serius suatu isu harus dibahas dikaitkan
dengan akibat yang ditimbulkan.
3. Growth menekankan pada seberapa besar kemungkinan memburuknya isu
tersebut jika tidak ditangani segera.
Analisis dengan metode USG ditunjukkan pada Tabel 2.4, sebagai berikut:

Kreteria
Penilaian
NO U S G JLH PERINGKAT
Masalah
(1-5) (1-5) (1-5)
Belum optimalnya
pembinaan
keterampilan dan

1. kreatifitas warga 4 4 3 11 3
binaan
pemasyarakatan
perempuan
Belum optimalnya
Kedisiplinan dan
2. 5 4 4 13 1
Ketertiban WBP
Perempuan
Belum Optimalnya
Sarana &

3. Prasarana di Blok 4 4 4 12 2
Aster

Tabel 2.4 Tabel Analisis Isu Menggunakan USG

Analisis Isu dengan menggunakan pisau ukur USG, merupakan analisis


final dari Isu yang ditentukan. Berdasarkan analisis diatas maka ditemukan isu
yang paling tinggi urgensinya untuk dicarikan solusi yaitu “Kurangnya
Kedisiplinan dan Ketertiban WBPPerempuan.”

D. Argumentasi terhadap Core Issue Terpilih


Berdasarkan hasil penetapan kriteria kualitas dan urgensi isu dengan
metode AKPK dan USG, maka Core issue yang telah terpilih untuk dicarikan
solusi pemecahan masalahnya secara kreatif, dan direncakan aktivitas dalam
memberikan kontribusinya dalam pencapaian visi, misi, dan tujuan
organisasi.Dalam Hal ini “Kurangnya Kedisiplinan dan Ketertiban
WBPPerempuan”
Undang-undang Nomor 12 Tahun 1995 menyatakan bahwa sistem
pemasyarakatan dilaksanakan berdasarkan asas pengayoman, persamaan
perlakuan dan pelayanan pendidikan, penghormatan harkat dan martabat
manusia, kehilangan kemerdekaan merupakan satu-satunya derita, serta
terjaminnya hak untuk berhubungan dengan keluarga dan orang-orang tertentu.
Isu tersebut sangat penting karena fakta di lapangan saat ini Warga Binaan
Pemasyarakatan Perempuan di Lembaga Pemasyarakatan Narkotika Klas IIA
Lubuklinggau masih kurang disiplin dan belum memahami tata tertib sehingga
masih sering membuat kericuhan dan pelanggaran lain yang tidak sesuai dengan
tata tertib yang ada.

E. Nilai-nilai Dasar Profesi PNS


Dalam merancang kegiatan aktualisasi ini ada lima nilai dasar atau indikator
profesi ASN yakni: Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, dan
Anti Korupsi yang disingkat menjadi ANEKA yang menjadi acuan. Sehingga setiap
kegiatan memiliki nilai - nilai dalam ANEKA. Berikut ini penjelasan umum dari
setiap nilai dasar dan indikator-indikator nilai yang terkandung pada nilai dasar
tersebut yaitu:

1. Akuntabilitas
Kata akuntabilitas berasal dari Bahasa Inggris yaitu accountability yang
berarti keadaan untuk dipertanggungjawabkan atau keadaanyang dapat
dimintai pertanggungjawaban. Akuntabilitas merujuk pada kewajiban setiap
individu, kelompok atau institusi untuk memenuhi tanggung jawab yang menjadi
amanah. Nilai-nilai akuntabilitas sebagai berikut :
a. Kepemimpinan
b. Transparansi
c. Integritas
d. Tanggungjawab (Responsibilitas)
e. Keadilan
f. Kepercayaan
g. Keseimbangan
h. Kejelasan
i. Konsistensi

2. Nasionalisme
Nasionalisme adalah semangat kebangsaan, dimana ASN dituntut untuk
dapat mementingkan kepentingan negara dan masyarakat di atas kepentingan
pribadi dan golongan. Pemerintah juga berperan untuk memperoleh masukan
dari masyarakat atas pelayanan yang dilaksanakan. Nilai-nilai dasar
profesiASNyangterkandung dalam nasionalismeantara lain:
a. Nilai-nilai yang berhubungan dengan butir-butir Pancasila.
b. Cinta Tanah Air
c. Rela Berkorban
d. Persatuan
e. Integritas
3. Etika Publik
Etika publik adalah refleksi tentang standar/ norma yang menentukan baik/
buruk, benar/ salah perilaku, tindakan dan keputusan untuk mengarahkan
kebijakan publik dalam rangka menjalankan tanggung jawab pelayanan publik.
Pelayan publik yang profesional membutuhkan tidak hanya kompetensi
teknis dan leadership, namun juga kompetensi etika. Nilai-nilai dasar
profesiASNyang terkandung dalametika publik sebagaimana yang terkandung
dalam pasal 5ayat(2) Undang-UndangNo.5Tahun2014 Tentang Aparatur Sipil
Negara sebagai berikut:
a. Memegang teguh nilai-nilai dalam ideologi negara Pancasila.
b. Setia dan mempertahankan Undang-Undang Dasar Negara Kesatuan
Republik Indonesia 1945.
c. Menjalankan tugas secara profesional dan tidak memihak.
d. Membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian.
e. Menciptakan lingkungan kerja yang non diskriminatif
f. Memelihara dan menjunjung tinggi standar etika luhur.
g. Mempertanggung jawabkan tindakan dan kinerja kepada publik.
h. Memiliki kemampuan dalam melaksanakan kebijakan dan program
pemerintah.
i. Memberikan layanan kepada publik secara jujur, tanggap, cepat, tepat,
akurat, berdaya guna, berhasil guna, dan santun.
j. Mengutamakan kepemimpinan berkualitas tinggi.
k. Menghargai komunikasi, konsultasi, dan kerjasama.
l. Mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja pegawai.
m. Mendorong kesetaraan dalam pekerjaan.
n. Meningkatkan efektifitas sistem pemerintahan yang demokratis
sebagai perangkat sistem karir.
4. Komitmen Mutu
Mutu merupakan salah satu standar yang menjadi dasar untuk mengukur
capaian hasil kerja. Mutu dapat dijadikan sebagai alat pembeda atau
pembanding dengan produk/jasa sejenis lainnya yang dihasilkan/ dilakukan
oleh lembaga lain sebagai pesaing.
Nilai-nilai dasar (Pasal 4) dan kode etik (Pasal
5)layananpubliksebagaimanadituangkandalamUUNomor5Tahun2014tentang
ASN,secarakeseluruhanmencerminkan perlunya komitmenmutudari
setiapaparatur dalammemberikanlayanan, apapun bidanglayanannya dan
kepada siapapun layanan itu diberikan. Berikut nilai-nilai yang terkandung
dalam komitmen mutu :
a. Memberikan layanan kepada publik secara jujur, tanggap, cepat, tepat,
akurat, berdaya guna, berhasil guna dan santun.
b. Efektif, efisen, inovatif, berorientasi mutu.
c. Kreatifitas dan kepekaan.
d. Komitmen dan konsistensi.
e. Keadalian dan keterbukaan.
f. Mempererat kesatuan dan kesatuan NKRI.
5. Anti Korupsi
Korupsi berasal dari Bahasa latin corruptiodan corruptus yang berarti
kerusakan atau kebobrokan. Anti korupsi adalah tindakan atau gerakan yang
dilakukan untuk memberantas segala tingkah laku atau tindakan yang melawan
norma-norma dengan tujuan memperoleh keuntungan pribadi, merugikan
Negara atau masyarakat baik secara langsung maupun tidak langsung.
Adapun nilai-nilai dasar yang terkandung dalam anti korupsi :
a. Jujur.
b. Peduli.
c. Mandiri.
d. Disiplin.
e. Tanggung jawab
f. Kerja keras.
g. Sederhana.
h. Berani.
i. Adil.
A. Matrik Rancangan Aktualisasi
Unit kerja : Lembaga Pemasyarakatan Narkotika Klas IIA
Lubuklinggau
Identifikasi Isu : 1. Belum optimalnya Sarana & Prasarana di
Blok Aster
2. Belum optimalnya kebersihan di Area sekitar
WBP Perempuan pada Blok Aster Kurangnya
Sosialisasi terhadap Warga Binaan.
3. Belum optimalnya pembinaan keterampilan
dan kreatifitas warga binaan pemasyarakatan
perempuan Kurangnya akuntabilitas petugas
jaga Pos Lingkungan
4. Belum optimalnya Kedisiplinan dan
Ketertiban WBP Perempuan
5. Belum optimalnya Pengawasan Terhadap
WBP Perempuan didalam Blok Aster
6. Belum optimalnya sistem informasi pada saat
kunjungan warga binaan permasyarakatan
7. Belum optimalnya Pelayanan Pengunjung
Warga Binaan Pemasyarakatan
jdj
Isu yang diangkat : Optimalisasi Kedisiplinan Dan Ketertiban Warga
Binaan Pemasyarakatan (Wbp) Perempuan Di
Blok Aster
Gagasan : 1. Melakukan koordinasi kegiatan dengan
pemecahan Isu mentor dan Kepala KPLP
2. Menetapkan petugas piket Tamping untuk
membantu pengawasan Blok.
3. Pencetakan tata tertib dan banner.
4. Mensosialisasikan tata tertib kepada WBP
5. Memberikan reward kepada WBP yang
melaksanakan aturan kedisiplinan dan
ketertiban WBP.
6. Melakukan Evaluasi Kerja
Tabel 2.5 Tabel Rancangan kegiatan Aktualisasi (Habituasi)

Kontribusi
Keterkaitan Kegiatan Kontribusi Pencapaian
Output/
No. Kegiatan Tahapan substansi Mata Pencapaian Visi Penguatan Nilai-Nilai
Hasil
Pelatihan dan Misi Organisasi
Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
1 Melakukan  Membuat Dokumentasi Akuntabilitas: Kegiatan ini Integritas:Artinya
konsultasi janji dengan Foto Kejelasan berkontribusi adanya kesamaan ide
kegiatan mentor dan Memberikan untuk dalam mencapai tujuan
dengan mentor Kepala KPLP rencana dan pencapaian misi organisasi
dan Kepala  Menyampaik menyampaikan organisasi yang
KPLP Uraian hasil apa yang akan
an dan aktif
dilakukan dengan
mendiskusik konsultasi sejelas-jelasnya menciptakan Akuntabilitas:Sebagai
an kegiatan profesionalitas, betuk pertanggung
agar setiap yang
yang akan akan dilakukan akuntabilitas, jawaban, menjalankan
dilaksanakan tidak akan dan produktifitas tugas dengan sunguh-
merugikan kerja sunguh
organisasi.

Nasionalisme:
Integritas
Koordinasi
dilaksanakan akan
menjalin integritas
antar pegawai.

Musyawarah
mufakat;
Proses
pelaksanaan
koordinasi
dilakukan dengan
mengakomodir ide
serta pendapat
agar tercapainya
keputusan dan
kesamaan persepsi
yang mufakat
dalam proses
pencarian isu.

Etika Publik:
Menghargai
komunikasi,
konsultasi,dan
kerjasama
Setiap adanya ide
sebelum di
tuangakan terlebih
dahulu di ajukan ke
atasa guna
menjalin
keselarasan dalam
pelaksanaannya

Komitmen Mutu :
Keterbukaan
Ide yang dimiliki
disampaikan pada
atas dengan
keseluruhan agar
tercapai
pelaksanaanya

Anti Korupsi :
Berani
Berani
menyampaikan ide
kepada atasan.
2 Menetapkan  Menentukan Dokumentasi Akuntabilitas: Menciptakan Professional
petugas piket tamping Foto Kejelasan rasa nyaman Meningkatkan
Tamping untuk  Menyusun Dapat memberikan dan profesionalitas petugas
jadwal secara jelas keseragaman sehingga nilai organisasi
membantu
petugas piket penerapan nilai- pemahaman semakin kuat
pengawasan tamping nilai tersebut
Blok. dalam
 Membina sehingga dapat Sinergi
Tamping dilaksanakan menjalankan Meningkatkan kegiatan
untuk dalam tugas. tugas sesuai Blok Perempuan dengan
membantu dengan misi kerja sama bersama
pekerjaan Nasionalisme: organisasi tamping
pengawasan Integritas sebagai
di blok apabila bentuk pembinaan Inovatif :
tidak ada menanamkan nilai Membuat piket jaga
petugas jaga integritas kepada tamping
 Memberikan tahanan agar kelak
pembinaan diterima di
Tamping masyarakat
untuk
kedisiplinan Komitmen Mutu :
dan ketertiban Memberikan
Layanan
memaksimalkan
layanan secara
jujur , tanggap ,
cepat , tepat ,
akurat , berdaya
guna dan santun

Anti Korupsi :
Peduli
memaksimalkan
kegiatan di Blok
perempuan

3 Pencetakan tata  Mempersiap Hard Copy Akuntabilitas: Menciptakan Profesional


tertib dan kan Transparansi profesionalitas,
banner Hardcopy Dokumentasi akuntabilitas Agar menjalankan
Aturan Tata Foto Warga binaan secara profesional
mengethaui tata
dan produktifitas
Tertib tentunya di dukung
tertib tentang apa kerja.
 Membuat dengan kecakapan
desain dan saja yang boleh petugas dan didukung
Mencetak serta yang tidak dengan aturan dan SOP
banner boleh yang memadai.
Nasionalisme: Akuntabel
Integritas
Penguatan akuntabilitas
Menerapkan aturan terhadap apa yang
aturan yang telah dilakukan petugas
ada agar dapat dengan dasar yang jelas.
dilaksanakan dan
tindaklanjuti. Inovasi
Membuat suatu Hal yang
Etika Publik : baru dan Penting dalam
Melaksanakan Pelaksaan berupa hard
Kebijakan copy
kebijakan mentri
agar sistem
pemasyarakatan di
terpakan
Komitmen Mutu:
Efektif, efisien,
inovatif,
berorientasi
mutu.
Dengan adanya
panduan ini lebih
efektif
memberitahu
warga binaan
4 Mensosialisasik  Menyampai Dokumentasi Akuntabiitas: Membangun Profesional
an tata tertib kan tata Foto Kejelasan karakter dan
kepada WBP tertib Mempelajari SOP budaya bersih, Petugas yang berkinerja
kepada Daftar Hadir secara benar dan jujur serta sopan tinggi dan professional
WBP sesuai aturan. santun dalam dalam menjalankan
lingkungan lapas. tugas.
Secara Nasionalisme:
Lisan setiap Integritas Akuntabel
saat apel Penguatan akuntabilitas
 Menempel Menerapkan aturan terhadap apa yang
Tata Tertib aturan yang telah dilakukan petugas
 Menempel ada agar dapat dengan dasar yang jelas.
dilaksanakan dan
Banner
tindaklanjuti. Inovasi
Etika Publik : Non Membuat suatu Hal yang
Diskriminatif tidak baru dan Penting dalam
membedakan tata Pelaksaan berupa
tertib bagi semua Banner
WBP

Komitmen Mutu:
Mengutamakan
pencapaian hasil
dan mendorong
kinerja pegawai

Membantu
mendorong kinerja
agar lebih baik
lagi.

Anti korupsi:
Kerja keras
Bekerja secara
optimal sampai
para petugas
benar-benar
mengerti dan
memahami setiap
langkah
pemeriksaan dan
penggeledahan.

5 Memberikan  Konsultasi Dokumentasi Akuntabilitas: Mengembangkan Sinergi


reward kepada dengan Pelaksaan Kejelasan kompetensi dan
WBP yang Membuat daftar potensi sumber Melakukan Kerja sama
pimpinan daya manusia
melaksanakan mengenai Daftar Penilaian penilaian yang dengan WBP untuk
petugas LAPAS
aturan jelas dan Melaksanakan Kegiatan.
pelaksanaan Narkotika Klas II A
kedisiplinan dan transparan. Lubuklinggau
pemberian Nasionalisme Profesional
ketertiban WBP. menuju LAPAS
reward Integritas Petugas yang berkinerja
yang disiplin dan
 Membuat Menilai sesuai tertib. tinggi dan professional
daftar dengan sikap dalam menjalankan
penilaian kedisiplinan WBP tugas.
untuk
memberikan Etika Publik
reward. Profesional
 Menetapkan Memberikan
WBP yang penilaian secara
profesional dan
mendapat tidak memihak.
reward.
 Pengumuman
Komitmen Mutu
WBP yang
mendapat Inovatif
Meningkatkankreati
reward
vitasWBP dengan
memberi reward/
penghargaan yang
memotivasi.

Anti Korupsi
Jujur
Memberikan
reward dengan adil
berdasarkan
pembinaan yang
terbaik
6 Melakukan  Mengawasi Akuntabilitas: Mengevaluasi Profesional: Aparat
Evaluasi Kerja pelaksanaan Laporan Tanggung hasil kerja dapat kementerian hukum dan
Proses evaluasi sebagai acuan HAM adalah aparat yang
Jawab untuk bekerja keras untuk
Kegiatan pelaksanaan
kegiatan (Foto) tanggung jawab meningkatkan mencapai tujuan
untuk melakukan efektifitas organisasi melalui
 Mengidentifi
evaluasi pekerjaan penguasaan bidang
kasi masalah tugasnya, menjunjung
atau kendala pelaksanaan tinggi etika dan integritas
yang masih kegiatan profesional.
terjadi dalam
proses Akuntabel: Setiap
Nasionalisme: kegiatan dalam rangka
pelaksanaan
Sila ke 2 penyelenggaraan
pengawasan
tanggung jawab pemerintah dapat
blok dan kamar
melakukan dipertanggung jawabkan
hunian wbp kepada masyarakat
evaluasi
kegiatan adalah sesuai dengan ketentuan
salah satu atau peraturan yang
 Koordinasi berlaku.
bentuk
Atasan terkait
Evaluasi kewajiban dalam Sinergi: Komitmen untuk
Pelaksanaan melaksanakan membangun dan
memastikan hubungan
Kegiatan tugas hingga kerjasama yang produktif
akhir serta kemitraan yang
harmonis dengan para
Etika Publik: pemangku kepentingan
untuk menemukan dan
Disiplin melaksanakan solusi
mengutamakan terbaik, bermanfaat dan
pencapaian hasil berkualitas
dan mendorong Transparan: Kementrian
sikap WBP Hukum dan HAM
Perempuan. menjamin akses atau
hasil evaluasi kebebasan dari setiap
orang untuk memperoleh
akan informasi tentang
menghasilkan penyelenggaraan
pencapaian dari pemerintahan, yakni
kegiatan yang informasi tentang
kebijakan, proses
dilaksanakan pembuatan dan
dan mendorong pelaksanaanya, serta
WBP untuk hasil-hasil yang dicapai.
disiplin dan tertib .

Komitmen
mutu:
Mutu Pelayanan
berorientasi
mutu
yaitu setiap
kegiatan yang di
evaluasi di
arahkan dalam
mencapai tujuan
standar mutu

Anti Korupsi:
Disiplin
kedisiplinan
hasil evaluasi
akan membuat
WBP
Perempuan
menjadi lebih
disiplin
B. Jadwal Kegiatan
BULAN/MINGGU KE-
No. Kegiatan Agustus September Oktober November
III IV I II III IV I II III IV I II III
Konsultasi kegiatan dengan mentor dan Kepala
1. KPLP

2. Menetapkan petugas piket Tamping untuk


membantu pengawasan Blok.
3. Pencetakan tata tertib dan menempel di kamar
pada Blok Aster.
4. Mensosialisasikan tata tertib kepada WBP
melalui penyampaian lisan setiap apel.
5. Memberikan reward kepada WBP yang
melaksanakan aturan kedisiplinan dan ketertiban
WBP.
6. Melakukan Evaluasi Kerja

TABEL 5. JADWAL KEGIATAN


C.Kendala & Antisipasi

No. Kendala Antisipasi


• Melakukan terlebih dahulu
konsultasi dengan atasan langsung
apabila ada penugasan lain
Adanya penugasan lain dari
• Jika masih memungkinkan dari segi
pimpinan, sehingga
waktu maka dilakukan
1. mengakibatkan adanya rencana
penggeseran jadwal kegiatan
kegiatan aktualisasi terlaksana
• Mengganti rencana kegiatan yang
dengan kurang optimal
tidak dapat terlaksana dengan
kegiatan yang lain yang ditugaskan
pimpinan
Jadwal pelaksanaan yang
• Melakukan konsultasi
masih bisa berubah sesuai
2. dengan atasan langsung /
kondisi di tempat
mentor dan coach
aktualisasi
• Memberikan pengertian
betapa pentingnya disiplin
Kurangnya kesadaran dari
bagi WBP apabila kembali ke
dalam diri narapidana itu
masyarakat
sendiri untuk mengikuti
• Terus melakukan sosialisasi
3. aturan tata tertib yang
dan pendekatan emosional
berlaku di Lembaga
ke WBP Perempuan
Pemasyarakatan Narkotika
• Pengawasan dari sesama
Klas IIA Lubuklinggau
WBP Perempuan agar lebih
peka
Laporan Proses Kegiatan

Kegiatan k€ satu
Melakukan konsultasi kegiatan dengan mentor dan Kepala KPLP
No Kegiatan Tanggal Output

1 Membuat janji 21 1. Surat Persetujuan Atasan


dengan mentor Agustus
dan Kepala 2018 2. Surat Persetujuan Mentor
KPLP
3. Uraian Hasil Konsultasi
2 Menyampaikan 22
dan Agustus 4. Dokumentasi Foto Kegiatan
mendiskusikan 2018
kegiatan yang
akan
dilaksanakan

Coach

R-[
Riska PLLpita. S.lP., M.Si lzazava Ramadhani
NtP.198612252010012018 NIP 196308271993031002 NIP 199502062017122003
SuRAT PERSETU」 UAN ATASAN

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Syaikoni, A.Md.lP., SH., MH.

NIP : 19780502 200112 1 001

Pangkat / Golongan : Penata / lllc


Jabatan : Kepala KPLP

Kementerian : Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik lndonesia


Kanto. Wilayah Sumatera Selatan Unit Pelaksanaan Teknis
Lembaga Pemasyarakatan Narkotika KIas llA Lubuklinggau.

Selaku atasan langsung dari :

Nama : lzazaya Ramadhanl

NIP 199502062017122003
Pangkat / Golongan : Pengalur Muda / lla
Jabatan : Anggota Jaga

Kementerian : Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik lndonesia


Kantor Wilayah Sumatera Selatan Unit Pelaksanaan Teknis
Lembaga Pemasyarakatan Narkctika Klas llA Lubuklinggau.

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa yang bersangkutan memenuhi untuk melaksanakan


kegiatan rancangan aktualisasi sebagai tugas dari Diklat yang sedang diikuti di BKPSDM
Lubuklinggau dan menyetujui kegiatan rancangan aktualisasi dengan judul "Optimalisasi
Kedisiplinan dan Ketertiban WBP Perempuan di Lapas Narkolika Klas ilA Lubuklinggau' unluk
dilaksanakan di Blok Wanita (Aster) Lapas Na.kotika Klas lla Lubuklinggau.

Svaikoni.AndIP.SH.田 H
NIP 19780502 200112 1 001
SURAT PERSETU」 UAN MENTOR

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama Sonsusi,SH
NIP 196308271993031002

Pangkat′ Golongan Penata Tk l′ :lld

」abatan Kepala Seksi Administrasi dan Tata Tert b

鰤 entenan Kementerian Hukum dan Hak AsasI Manusia Repubik indonesta


Kantor VVIayah Sumatera Selatan unit Pelaksanaan Teknis
Lembaga Pemawarakatan NaRotika Klas ilA Lubuklinggau

Selaku atasan langsung dari :

Nama - lzazaya Ramadhani

NIP 199502062017122003
Pangkat / Golongan : Pengatur Muda / lla
Jabatan : Anggota Jaga

Kementerian : Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik lndonesia


Kantor Wilayah Sumatera Selatan Unit Pelaksanaan Teknis
Lembaga Pemasyarakatan Narkotika Klas llA Lubuklinggau.

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa yang bersangkutan memenuhi untuk melaksanakan


kegiatan rancangan aKualisasi sebagai tugas dari Diklat yang sedang diikuti di BKPSDM
Lubuklinggau dan menyetujui kegiatan rancangan aktualisasi dengan judul 'Optimalisasi
Kedisiplinan dan Ketertiban WBP Perempuan di Lapas Narkotika Klas llA Lubuklinggau" untuk
dilaksanakan di Blok Wanita (Aster) Lapas Narkotika Klas lla Lubuklinggau.

Muara 21 AguStus 2018


)亀

SH ツ
2001421001
Uraian hasil konsultasi untuk awal kegiatan
Uraian hasil konsultasi dengan mentor sebagai berikut:
A. Pembahasan mengenai jadwal kegiatan yang menurut mentor sudah
sesuai dan diharapkan tidak menganggu tupoksi pegawai keseharian.
B. Pengajuan SK Tamping Wanita ke Seksi Pembinaan Narapidana / Anak
Didik, dalam hal ini mentor menginginkan adanya koordinasi dengan
Kasubsi Bimaswat untuk pengajuan pembuatan SK apabila
memungkinkan, apabila tidak memungkinkan maka cukup dibuat jadwal
petugas piket saja.
C. l\,4entor memberikan arahan untuk selalu melaporkan setiap
perkembangan kegiatan yang ada.
D. Mentor menyarankan untuk segera konsultasi dengan Kepala KPLP
Mengenai krtieria Tamping Wanita ataupun petugas piket.
E. Minta arahan yang jelas dari Kepala KPLP mengenai apa-apa saja yang
menjadi batasan bagi Tamping atau petugas piket WBP perempuan, baik
itu mengenai kewenangan ataupun pekerjaan yang harus dilakukan oleh
WBP Perempuan tersebut.
2. Uraian hasil konsultasi dengan Kepala KPLP:
A. Konsultasi mengenai judul yang telah dipilih berkaitan dengan aktuatisasi
dan permasalahan yang terjadi pada WBP Perempuan.
B Kepala KPLP memberikan izin mengenai kegiatan yang akan dilakukan
dengan catatan tidak menganggu pekerjaan sehari-hari dan WBP tetap
dalam keadaan teratur dan tertib.
C. Mengenai kewenangan Tamping perempuan, Kepala KpLp memberi
instruksi bahwasannya mereka hanya sebagai pengingat bagi WBp
lainnya apabila WBP lainnya melakukan pelanggaran tata tertib.
D. Berkaitan dengan SK Tamping, apabila tidak memungkinkan maka cukup
dibuatkan petugas piket blok saja untuk membantu pengawasan.

madhani
NIP 499502062017122003

Laporan Proses Kegiatan

Kegiatan ke dua
Menetapkan petugas piket Tamping untuk membantu pengawasan Blok.
No Keqiatan Tanqqal Output
4 Menentukan 26 Mencetak Surat Keputusan
tamping Septembe「 Kepala Lembaga Pemasyarakan
2018 Narkotika Klas llA Lubuklinggau
Nomor : W6.PAS.PAS.7-
0739.PK.01.05.03.201 8
27
Menyusun jadwal

petugas piket September 2 Hardcopy pembuatan jadwal


tamping 2018 petugas piket tamping (Berkas
Terlampir)

3 Membina Tamping 28 ^

Dokumentasi Foto Kegiatan
untuk membantu September
pekerjaan 2018
pengawasan di
blok apabila tidak
ada petugas jaga

Memberikan
4 pembinaan 29
Tamping untuk September
kedisiplinan dan 2018
ketertiban

Coach

lzazaia Ramadhani
NIP 198612252010012018 NIP 196308271993031002 NIP 199502062017122003
KEMENTERlパ ♪ヾHUKUM DAN HAK ASASIヽ 4Aヽ USiA Rι
KAN■ ORヽ VILAYAH SUMATERA SELATAN
LEMBACA PEMASVARAKATAN NARKOT:に ヽKLAS nA LUBtiKLllNGCAt
NOI Kab MD■ RaWas TelpFax(0733)4240027
"Lilltas Sunlatera Knl l'Muara Bel●

KFPL TUSAヽ KEPALA LE卜 ,BACA PEMヽ Sヽ ALヽ KATAN


NARKOTlkA KLASttA LUBUKl.lNCCAU
No‐ Or:W6PAS PAS7‐ Pに 0105032018 ‐07錦

TENTANC
PENUNJUКAN NARAPIIDANA KERJA KEBERSIHAN['NTUK MEル 臥 NTtIPETUCAS
DI DALAM TEMBOK LEMBACA PEMASYARAKATAヽ NARKO■ KA KLASIIA
LUBUKLINC.GAU

MenimbanB Gura kelanjutan pembinaan dan untr* memperlancar pelaksanaan tugas-tugat di


Lembaga Pemasyarakatan Nsrkotila lilas liA Lubuklinggau palu mengAngkat
Narapidara untuli bekerja dida.lam tembok Lapas.
\'leningat l. Undatrg UndangRepublik Indotresia No. 12 Talun 1995 tentangPernasyarakatan
2. Peratuan Menteri Kehakimarl RI No.M.I964 -PK.04.11 talun 1989 tentang
AsiInilasi, Pembebasan Bersyarat dan Culi lvlefljelang Bebas.
3. Keputusan Menteri Kehakimo RI No.lvt-0l.PK.l0.l0 Tahun l99l rentang
Asimilasi- Pembebasatr Bersyardt dar Cuti Menjelang Bebas.
4. KeputDsan Direktur Jenderal Pemasyarakaiar No E.06.PK.01.10 Talun 1992
tentang Petunju.k Pelaksanaan Asinlilasi, Pembebasan Bersyarat din Cuti
N,lenjelang Bebas.
5. Peraoran Menlcri Hul-um dan Hak Asasi \,Ianusia RI No 2l Tehun 2016
tertang Syaral dar Tara P€mberian Relrisi. Asimilasi. Cuti MeDJelang Bebas,
Pembebasar Bersyamt dan Cuti B€rs,:arar.
i\,lerrperharika,) : Hasil sida[g Tim Pengamat Pemasyarakatan (TPP) Lembaga Pemasyarakatan
Narkotika Klas IIA Lubuklinggau Tanggal 04 September 2018 Nouor
:W6.PAS.PAS 7.PK.01.05.064735.Tahun 2018 yang meDrbahas WarBa Binaan
untuk membantu petugas dilingkuDgan dalam tembok Lapas

M EMUTUSKAN
Menetapkar : KEPUTLISAN KEPALA PEMA'YARAKATAN N'ARKOIIKA LUBUK
PENUNruEAN N-A,RAPIDANA LINTUK MEMBANTU
I-INGGAU-'TEN"TANC 'iNIBAGA
PEI U_GAS DI LINGKUNGAN DALAM TEMBOK LAPAS,,
Pertarna Menunjuk narapidana ya g nanranya tersebut pada lajul 2 dengan bentuk dan tempat
seperti tenebut pada lajul 8 daftar lampian keputusan ini rDular t6nggat dikellrarkannya
keputusan ini.
Kcdua Kepunrsan ini mulai berlalu sejali tanggat alrtetapkan dongan ketelthrai apabila ada
kekeliruan dikemudiao hari dalam pelaksanaan keputusan ini ?*an diadakan perbaikan
sep€rlurya.

di : \4uara Beliti
Ditetapkar
Padatanqqal :04 September 20 lli

198603 1002
:│:│
Teinbt・ san disanlpalkan kepada:
Yth Kasi′ КPLP Kasubsi tapas Narkotika
K as IIA Lubuklinsau
Di― Muara BeHti
KFヽ■LN rERlAN IItiKtい コ I)AN[lAl(ASASt卜 4ANt:SIヽ │(1

K人 ヽ『 OR WH_AVAH S(lM A「 じRA SEl ATAN


I.EMBACA PEIMASYARAKA rAヽ NARK01lKA KlASilヽ L′ ll,tKl,lNC(:At
JI LINTAS SUMATERA KヽИ l'Mt,ARA BFIITl KAMUSIRAヽ VAヽ Tcい ■×
'「
`0733,371710

IIAFTAR:器 mnas'い ロ
ll鶴 棚糠 I器 lml器 I掌 驚器
棚』 器ギ
d. PcrkArr,/PAstrl Tllhapan Pcmbi nar Bentuk/'l€ prt Penbin rn Hrlil Sidrng

No e. No. Regtuter
Dilol■ 贅
i

f. No. Daftar f. Eksoirasi 1/3 2ん Aw:d / Sek{rang Selarjutnyr Dhctujai


a Narkolヽ ゴ ()t tJ
a Jul B n Elend
No 35,210, Keber、 lhan rarllan
b B I● │′ 2011
b13 tahtln Denda Rp l 13‐ 08‐ 2014 11‐ 10‐ 2016 11‐ 12‐ 2018 Kcbersihan Blok

c tlsn No Danar 3 ok

4i val
c 21‐ 04-2023


a CaJch AdiJuHanio Bin Asus
a Naヽ olka'27( )tl●

4ardani
ヽo35''()(),
b B102/2018 25‐ 12-2()18 05‐ 06-2018 18-0,-2018 Keber、 }lan 31ok BengkclLas
ト I Tahon 8 Bulan
c tsu No Danar
C l● ―
●4 211,

a Narkotika′ 2( )tt
a′ ep 、ailo Bin AI,ゞ oli(Ali:i) No,S'2000 Kcbeisihan Tainan
I B l 18S12016 b41ahun 4 Bu an Denda 16_05_2117 23・ 10‐ 2018 Kebersihan Blok
Blok
c tJsu nO Dalla RP 800 Ju:a Subs l Buレ in '│-OI-2018
c lS‐ 03-2020
A l Narkolヽ ゴ 12( tJ t,

a'iali S口 lo,o Bi!]St18iani(, N()351a〕 l!n200,


κιbe「 sihan Talllan
4 1ヽ 13 1226120,6 1, 1 la111,nl)en(1● IRP I M 22‐ OS-21)17 10‐ 04-2018 20-12-2018 KcЬ c、 han B ok
ヽ B10k
c tI、 o N()tlnl St11)、 2 3tla■ ヽ
e 22‐ 0● ‐21)21
;: Narkoiika lLl Lrl
a[lo a〕 l B11卜 lol No l5 lahLrn 1009
う Kcleisihan lanlan
lB]l13,2017 b -1 tahun Dcnda Rp 8Ul 1`-08‐ 20]フ 12‐ 04-20]8 13‐ 12‐ 2()18
131ok
●(ヽ tJ No t′ 11 iula Subs I Uulnn
c t7-04-1020
a Bci,ISそ tputia Bili SazHi
a Nalkotika′ 12()(JU
b i3 1 183'2011
ヽo35 taliun 2つ 0,
c tistI No urul Kcbcr、 ih.In Tanlan
6 卜′I I a1ltln l)clda Rp 8()0 08-つ S‐ 2017 13-● 1‐ 2018 05_09_2018 Kebersihan BIok
Blok
りtta Subsユ 13t lnil

cO,-Ol‐ 202● │
aヽ a● o● ヽ″12,て ぃ
aヽ nd l da Bin Sabamdhl(Allリ KeOcrsnlan l ani。 ,
,
o3ヽ tahun 200つ
I B 1 28012017 l'‐ 0'‐ 2018 20‐ 07-201` 17 11-20]8 Keber、 han B10k 31oヽ
い'ヽ2 tahu,
c tlsul No l,llt
●20‐ 07_2● 10
ir \arkotika/l i 11 I ) llt
8
ii Dcdr Bir Zakaria No i5 Lahur! l{11)9
bL3tttS :ol6 b.l1shun dcnda ilp 8(10 27-082017 24‐ 04‐ 2018 25‐ 12-2018 Kcbeisihan Blok
Illok Caman
ir(a Srbs 6 Brlan
c t5-02 t0l0

a Na kttika′ 107(リ モ
JU
a Dinill Mel,sa AR Bin Satpじ 1ハrir ヽ()35 1ahキ In 2009 Kebersihan BIok
, 20‐ 0,‐ 2018 2'‐ 06‐ 2018 08o8_2018
b B IIAヽ V0112018 b8Bulan
c usulヽ ol'「 ut c2S-11‐ 2018

a Syap1 311 3ohari


a Na“ otik“ i27(1)t八 │

b B Ilヽ 1712118
N13S tahtll1 200, Kebelsihan ran〕 an
10 c UstJ No t」 rut 20‐ 08‐ 2018 14‐ iO‐ 2018 OS‐ 12‐ 2018 Kebersillan B10k
b lI Bulan Blok

c2S‐ 03‐ 201r0

a Nal氏 o“ ka′ 127(1)uL


a Salla So3tro Bin Han々 h
,1 ヽQ351が :un 2000 Kcbelsinan Ta.nar
b B II A 16120 8 09-05‐ 2018 2S‐ 06‐ 2018 1708-2018 Keb∝ sihan BIok
b,O Bulan Blok
ct'suヽ o:inl!
e25-11‐ 2018

aヽ aric ka′ 127(り UU RI


a Fah:ur Rozi B n'imat Ari(Alm)
12 No3ヽ Keber、 ihin Taman
b B 185′ 2118 18‐ OS-2つ ls 08_2018 19-11‐ 2018
b1 1■ hu:1`200,
6 Bulan
16‐ Kebersi&n Blok
Blok
c Usul No UR■
c 15-0, 2010

dヽ ■ヽotiヽ a/127(1)t,tl
a R8■ ladhall Bin Mlid
No 35 tahtB 2009 Keberド ロ〕
13 b B r70'2018 03‐ 03‐ 2018 01‐ O`-2()18 04-09-2018 ao l aRla■
bl]ahun 6 13tllan Blok
c tlsu No tl「 ut
cつ 3-03-2019
a Narkotikゴ 127(1)liU Rl
a Lel■ Maldani Binti Basa!udin
No 35′ 200,
b B 1lA W l1212018 11-07-2018 IS-08-2018 1'0,‐ 2018
Kebersihan Blok Keb€rsihan Taman
14 し,Bulal,
ctヽ uヽ o tlrui Blok Wanilll
cO,_11_2018
a Kavan Suhcndra Bin Bamt)an3
llci nlanlo d Nark("ta′ 〔│(,uU Rl
l B 160'201, No''12009
i' cじ sul No O「 〕5 Bl18(l Denda
b51 allυ 〕 10-2015 0'‐ 2016 07-08_2017 Kebers han Tamn3
`t
16‐ 11‐ Kcも 釘sihan B10k
Rp l、И suし 、3 Bulan Blok
e,9‐ 052019
a Narヽ dita′ 14(2)UU,、
354009
`

a Custi MandaI Bin Lukman Hus n N。


K(bersthan Tamal
16 b B1 288′ 2015 bST■ hun Dmda Rpl M 16-1]-2015 17_o9_2111` 19-07‐ 2017 Kcbcrsihsn Blok Blok
c usul、 。1,_t Subs 3 Bulan
c02‐ l:‐ 2019

a Nark∝ ikV]14(│)UU RI
a,onitiawan 3in YusuFKuteh No 35′ 2009
│ツ
Kebersihan Taman
bB1 7ツ 2017 b6Tahun Denda Rp l M 06-02‐ 201ヽ 06‐ 02-2016 0('-02-201' Kebeisihan Blok
BIok
c us。 I No Dttar Subs 3 3ulan
c06‐ 02‐ 20〕 9

a Narkolkν H4(2)UU Ш
No,5/2009 Kebersllan Tanan
b`Riko Rians,h3in
B 1178′ 2017 Husin Do:is b6Tahun Elenda R,800 28-02‐ 2015 28-02‐ 2016 28-02-2017 Kebeisthan Blok
31ok
ct,sul No Dallar Juta Subs 3 Bulan
c28‐ 02‐ 2019
a Narkolk`′ H2(])UU RI
a Ami〔 Hamzah Bin Sulalllan AR No 35′ 2000 ヽ Kobe sihan Ta nan
l' b B I106′ 2rl l, 1 6 1al,uil Denda Rl1 8o0 08‐ 01‐ 201, 08‐ 01‐ 2016 08‐ 01‐ 201フ Kebcrsihan Blok
Blok
tU,J No Danar り
tlta Subs 6 Bulan
c08‐ 01‐ 2019
a Nttkotikν l]ズ 1)UU Rl
a FdⅢ n Saputra Binヽ こNllr lan No 35′ 2009
Keb€rsihan Taman
bBI17,72017 b6Tahun Denda Rp 800 09‐ 02_2015 09‐ 02‐ 2016
、09‐ 022017 Blok
cU馳 lNoD強 11 ,uta Subs 4 Bulal]
c09‐ 02‐ 2010
a Narkotik″ n4(1)UU RI
a Trlsta Lesnana Bin Umar Husin No 35′ 2009
Kebersihan Taman
21 b B I108″ 01フ b6Tahun Dend8 Rp l M 07-12-2014 07-12-2015 07‐ 12-2016
BIok
C USLI NO DaFtar Susb 3 Bu an
C12‐ 12‐ 2018
a NarkoJkゴ l12(2)UU R( ヽ
a Sugeng Din Reman N。 35′ 2009
b B 112620〕 4 KebersihaD Tafiran
b5Tahun Dcnda Rp 800 20-11_2015 21‐ 09-2016 23‐ 07‐ 2017 Kebersilrao Blok
c usuI No Danaf Blok
Juta Subs 3 Bulan
C2S‐ 03‐ 2019
al』 、ッansyah Bin Ztlhaf
6Bl`o1 017
a Narkolka′ 112(1)UU RI
c ustil No Danal
No 35/2009
23 b4Tahun Denda Rp l M 14 1o_201' 16-0620!8 16‐ 02‐ 2019 Kcbelsihan Blok Dapur litjas
Subs 3 Bulan │

c13-08‐ 2020
a Na「 卜otiヽ a/1 2(1)tυ ,、
`
a Fik, Bin Sa1labu(lin no 35′ 2009
24 b B180,2017 b4Tahun Dei〕 .la Rp 8oo ]0‐ il‐ 2017 02‐ 08-2018 04‐ 042つ │' 隆 Ocisiha:l ll1lok Dapur Lapas
c Usu No Danar ,uta
c09-08‐ 2020
a NaiLolikrl I X l)UU Ri
aヨ asbu‖ ah B■ Hatta No.l5,i?009
つヽ
ヽ   ゃ

Kebersihan
b0120′ 2016 b 9 Tahun Denda Rp 800 19-12‐ 2017 ,706-20:' 1912"¨ Kebetsihan Blok
c Usul No Danar Ruangan tjmunr
Juta Subs 6 Buhn
c 14,05-20:t4
aNュ rkOtikν 127 tIU RI
a Ade Satia`i B1l Svamsul Zaini
No 35′ 20"
´

b B 1022017 09-03‐ 2017 06‐ 08_201,


Kebersihan Taman
つ8-01‐ 2018 Kebersihan tslok
b2Tahun O Bt:an
ぜusu No Danar
c09‐ :1‐ 2018

Muala Beliti. 0.1 Seplember 2018


,SH.MH
198603 1002


Laporan Proses Kegiatan

Kegiatan ke tiga
Pencetakan tata tertib dan Banner
No Keq iatan Tanooal Output
1 Mempersiapkan 01 0ktober Hardcopy Tala tertib ( Peraturan
Hardcopy Aturan 2018 Menteri Hukum dan Hak Asasi
Tata Tertib Manusia Nomor 6 Tahun 2013)

Design Banner Tata tertib (


2 Membuat desain 02 0ktober
Peraturan Menteri Hukum dan
dan Mencetak 2048
Hak Asasi Manusia Nomor 6
banner
Tahun 2013)

Hardcopy Tata Tertib yang


ditempel

Dokumentasi Foto Kegiatan

R ska Pu たa,S IP,M Si


NIP 1986 252010012018 NIP 196308271993031002 NIP 199502062017122003
MEM"RIIItXUM n4N輌 饉 螂 ―
tISh
RE即 N DONESh

PERATllRAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA


REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 6 TAHUN 2013
TENTANG
TATA TERTIB LEMBACA PEMA例 し咄も咄 しヽЪヽN
DAN RUMAH TAHANAN NEGARA
DENCAN RAHNIAT TUHAN YANG卜 ん嘔■ヽESA
MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA,

Menimba-ng: a. bahwa untuk menjamin terselenggaranya tertib kehidupan di


lembaga pemasya.rakatan darnrmah tahanan negaradan aga-r
terla-ksananya pembinaan narapidaaa dal pelayanan tahanan
perlu adanya tata tertib yang wajib dipatuhi oleh setiap
na-rapidana dantaianarl beserta mekanisme penjahrhan
hukuman disiplin;
b bahwa kepatuhan terhadap tata tertib yang berlal<u di dalam
lembaga pemasyarakatan dan rumal taharan negara menjadi
salal satu indikator dalam menentukan kriteria berkelakuan
baik tcrhadap narapidana darr tahanan;
bahwa berdasarkan pertiftbangan sebagaimana dirnalsud
dalam huruf a dan huruf b perlu menetapkan Peraturan
Menteri Hukum dan Hak Asasi Menusia tentang Tata Tertib
Lernbaga Pemasyaralatan dan Rumah Talanan Negara;

Mengingat: l. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1995 tentang


Pemasyarakatan (I,€mbaran Negaia Republik tndonesia Tahun
1995 Nomor 77, Tarnbahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 36141;
2 Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian
Netara (Lembaran Negara Republik Indonesia Taiun 2008
Nomor 166, Tambahan Lembaran Negar:a Republik Indonesia
Nomor 4916);
3 Peraturan Pelnerinta}I Nomor 5a Tahun 1999 tentang Syarat-
syarat da..l Tata Cara Pclal(sanaalr Wewenang, Tirgas, dan
Tanggung Jawab Perawatan Tallarran (l,embaran N€gara
Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 112, Tambahan
Lembara.n Nega.ra Republik lndonesia Nomor 3858);
Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1999 tentang Syarat
dan Tata Cara Pelaksalaar Hah warga Binaal
Pemasyaratatan (Lembaran Negara Republik lrldonesia Tahun
1999 Nomor 69, Tambanan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 38461 sebagaimana telah beberapa kali
diubai terathir dengan Peraturan Pemerintah Nomor 99
Tanun 2012 tentang Perubahan Xedua Atas Peraturan
Pemerintah Nomor 32 Tahun 1S99 lentang Syarat dan Tata
Cara Petahsanaan hak Warga Binaan Pcmasyarakatan
(Lemba.an Negara Republik Indonesia Tahun 2O12 Nomor 69,
Tambahan Lembaran Negara Republik lndonesia Nomor
sss9);
5. Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2009 tentang
Pembentukan dan O.ganisasi Kementer;an Negara
sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan
Peraturan Presiden Nomor 91 Tahun 2011 tentang Perubaian
Ketiga atas Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2009 tentang
Pembentukan dan Organisasi Kementerian Negara (l€mbaran
Needa Rcpublik lndonesia Tahun 20 11 Nomor 141);
6. Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 Lentang
Kedudukan, Tugas, dan Fungsi Kementerian Negara serta
Susunan Organisasi, Tugas, dan Fungsi Eselon I Kementerian
Negara sebagaimana telah bebempa kali diubah teral<hi.
dengan Peraturan Presiden Nomor 92 Taiun 2011 tentang
Perttbaian Xedua atas Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun
2O1O tentang Xedudukan, Tugas, dan l-ungsi Kementerian
Negai.a serta Susunan Organisasi, Tugas, dar Fungsi Eselon I
Kementerian Negara {Lembaian Negara Republik Indonesia
Tahun 2011 Nomor 1421;
7. Peraturan Menteri Hukum dan Hat Asasi Manusia Nomor
M.HH 05.OT.O1.0i Tahun 2010 tentang Organisasi dan Tata
Keia Kementerian Hukum dan Hat Asasi Manusia Republik
Indonesia (Berita Negara Republik lndonesia Tahun 2010
Nomor 676);

MEMUTUSI',4N:

PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA


TENTANG TATA TERTIB LEMBAGA PEMASYARAKATAN DAN
RUMAH TAHANAN NEGARA,

RAB ]
KETENTUAN UMUM

Pasal 1
Ddan Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengani

1.
a d
p  a
お n

Lembaga Pemasyarakatan yarlg selanjutnya disebut adala}t tempat


untuk meiaksanakan pembinaan Narapidana Anak Didik
Pemasvarakatan.
2. Rumah Tahanan Negara yang selanjukrya disebut Rutan adaiah tempat
tersangka atau terdakwa ditahan selarna proses penyidikan, penuntutan,
dan pemeriksaan di sidang pengadilan.
3. Petugas P€masyaraL.atan adalai Pegau,ai Negeri Sipil yang melaksanakan tugas di
bidang pemasyaral<atar.
4 Narapidana adalai terpidana yang menjalani pidana hilang kemerdekaan
di l,a.pas.
5. Tahanan adalal seorang terszrngka atau terdakwa yaIrg ditempatkan di
dalam Rutan.
6 Tindakan Disiplin adalah tindakan pengalnarlan terhadep Narapidana atau
Tahanan berupa penempateur sementara dalam kamar terasing (sel
pengasingan).
7 Hukuman Disiplin adalah hukuman ya.ng dljatuhkan kepada Narapidana
atau Taianan sebagai akibat melakukan perbuatan yang melanggar tata
tertib Lapas atau Rutan.
8 Steril Area adalah tedpat atau q/ilayah di dalam Lapas atau Ruta[ yang
dinyatakan terlarang untuk dimasuki dan/atau dijadikan tempat
beraktifitas oleh Narapidana dan Tahanan tanpa izin yang sa}I.
9 T1m Pengamat Pemasyaralatan yang selanjutnya disingkat TPP adalah
adalah Tim yang bertugas memberikan szfan meflgenai prograin
pembinaan Na-rapidana.
i0. Tim Pemeriksa Hukuman Displin yang selanjutnya disebut Tim Pemeriksa
adalaitim yang dibentuk oleh Kepala l,apas atau (epala Rutan untuk
melakukan serangkaian tindakan pemeriksaan terhadap Narapidana atau
Tahanan yang diduga melakukai pelalggaran tata tertib.

Pasal 2
1     2

Setiap Narapidana dan Ta}lanai wajib mematuhi tata tertib Lapas atau
Rutan.
Tata tertib Lapas atau Rutan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
mencakup kewajibai dan la.ral,Igan bagi Naiapidana dan Tahanan.

BAB II
KEWAJIBAN DAN LARANGAN
pasal 3
Setiap Nar:apidana atau Tahanan wajib:
a. taat menjalankan ibadah sesuai agarna dan/atau kepercayaan yarg
dianutnya serta memelihara kerukunan befagama;
b. mengilorti seluruh kegiatar yang diprogramkan;
c. pafuh, taat, dan hormat kepada Petugas;
d. mengenal(an pakaian seragam yang telah ditentukan;
e. memeliha-ra kerapihan dan berpalai€-n sesuai dengan norma kesopanan;
f. menjaga kebersiharr diri dan lingkungan hunian serta mengikuti kegiatan
yang dilaksanalan dalam rangka kebersihafl lingkungan hunian; dan
g, mengikuti apel k&nar yang dilatsanakan oleh petugaspemasyarakatan.
Pasal 4
Setiap Na-rapidana atau Tahanan dila,rang:
a. mempunyai hubungan keuangal dengan Narapidana atau Tahanan lain
maupun dengan Petugas Pemasyajakatan;
b. melakukan perbuatan asusila dan/atau penyimpangan seksual:
0こ
melakukan upaya melarikan diri atau membantu pelarian;
memasuki Steril Area atau tempat tertentu yang ditetaPkan Kepala LaPas
atau Rutan tanpa izin daii Petugas pemasyaial<atan yang berwena-ng;
melawan atau menghaiangi Petugas Pemasyaral<atanda.lam menjalankan
tugas;
f. membawa dan/atau menyimpEln uang secara tidak san dan balang
berharga lainnya;
g. menyimpan, membuat, membawa, mengedarkan, dan/atau mengkonsumsi
narkotika dan/atau prekursor narkotika serta obat-obatan lain yang
berbahaya;
h. menyimpan, membuat, membawa, mengedarkan, dan/ atau mengkonsumsi
minuman yalg mengandung alkohoi;
i. melengkapi karna.r hunian dengan alat pendingin, kipas angin, televisi,
dan/atau a.lat elektronik lainnya;
j. memiliki, membawa dan/atau menggunakan alat elektronik, seperti lqptop
atau komputer, karnera, alat perekam, telepon genggam, pager, dan
selenrsnya;
k■ m

melakuLan pemasangan instalasi listrik di dalam kamar hunian;


membuat atau menyimpan senjata api, senjata tajam, atau sejenisnya;
membawa dan/atau menyimpan barang-bara.Itg yang dapat menimbulkan
Iedakan dan/atau kebakeran;
n. loelakukan tindakan kekerasan, baik kekerasan fisik maupun psikis,
terhadap sesarna Narapidana, Tahanan, Petugas Pemasyaral<atan, atau
talnu / pengunjung;
o. mengeluarkan perkataan yang bersifat provokatif yang dapat menimbulkai
teiadinya gangguan kearnana.n da.rl ketertiban;
p. membuat tato, memanjargka.n rambut bagi Narapida.na atau Tahanan
Lfi-laki, membuat tindik, mengenalan anting, atau lainnya yang sejenis;
q. memasuki blok dan/atau kamar hunian lain tanpa izin Petugas
Pemasyarakatan;
r. melakuken altifitas yang dapat mengganggu atau membahayakan
pribadi Narapidana, Ta}lanan,
PetugasPemasyaiakatan,pengunjung, atau tamu;
s. melakukan perusaLan terhadap fasilitas Lapas atau Rutan;
t. melakukan pencurien, pemerasan, perjudian, atau penipuan;
u. menyebarkan aja-ran sesat; dan
v. melakukan aktifitas lain yang dapat menimbulkan gangguan keamanai
dan ketertiban Lapas aLau Rutan.
pasal 5
Untuk menjaga ketertiban, Narapidana dan Tal.anan diperbolehkan membawa
palaian pribadi paling banyak 6 (ena-rrl) pasa-rlg.
Pasal 6
(1) Untuk kepentingan perawatan kesehatan atau pengobatan, Narapidana
atau Tahanan dapat mengkonsumsi obat-obatan setelah mendapatkan
izin da]1 berada da.lam pengav,/asan dokter da!/atau paramedis Lapas
atau Rutan.
(2) Dalam hal tida.k terdapat doliiter dan/atau paramedis Lapas atau Rutan
maka izin dal pengawasainya dilakukan oleh dokter atau paramedis
lainyang difunjuk oleh Kepala Lapas atau Kepala Rutan.
Pasal 7
(1) Untuk kepentingan umum, KePala l,apas atau Kepa-IaRutan
dapatrnenyedial<an:
a. televisi dan/atau kipas angin; dan
b. kantin yang dikelola oleh koperasi Lapas atau Rutan.
(2) Penyediaan untuk kepentingat umum sebagaimaia dimaksud pada ayat
{1), dengan terlebih dahulu meminta pertimbangan sidang TPP.

BAB III
JENIS HUKUMAN DISIPLIN DAN PEI-ANCGARAN DISIPLIN

Pasa-l 8
Narapidana atau Tahanan yang melanggar tata tertib, diiatuhi:
a. hukuman disiplin tingkat ringan;
b. hukuman disiplin tingkat sedang; atau
c. hukuma.n disiplin tingkat berat.
Pasal 9
{1) Hukuman Disiplin tingkat ringan, metiputi:
a. memberikan peringatan secara lisan; dan
b. memberikan peringatan secara tertulis.
(2) Hukuman Disiplir tingkat sedang, meliputi:
a. memasukkan dala& sel pengasingan paling laJrra 6 (enarn) hari; dan
b. menunda atau meniada.kan hak tertentu dalam kurun waktu tertentu
berdasarkan hasil Sidang TPP.
(3) Menunda atau meniadakan hal< tertentu sebagaimana dimalsud pada
ayat (2) huruf b dapat berupa penundaan wa-ktu pela.ksanaan kunjungan.
(4) Hukuman Disiplin tingkat berat, mcliputi:
a. memasukkan dalam sel pengasingan selama 6 (enam) hari dan dapat
diperpanjang selama 2 (dua) kali 6 lenam) hari; dan
b. tidak mendapatkan hak remisi, cuti mengunjungi kelua.rga, cuti
bersyarat, asimilasi, cuti menjelang bebas, dan pembebasan bersyarat
dalam talun berjalan dan dicatat dalam register F dan.
(5) Untuk alasan kepentingan keamanan, seorang Narapidana/Tahararr
dapat dirnasukkan dalam pengasingai dan dicatat da.lam register H.

Pasa.l l0
(l) Penjatuhan hukuman disiplin tingkat ringan bagi Narapidana dan
Tahanan yallg melakukan pelanggaran:
a. tidat menjaga kebersiha, diri dan lingkungal:l;
b. meninggalkan blok hunian tanpa izin kepada petugas blok;
c. tidat mellgenal<an pa.kaian seragarrr yant telah ditentukai;
d. tida.li mengikuti apel pada waktu yarlg telah ditentukan;
e. mengenakan antirlg, kalung, cincir, dan ikat pinggang;
f. melalukan perbuatan atau mengeluarkan perkataan yang tidak
pantas dan melanggar norma kesopanzrn atau kesusilaan; dan
g. melalukan tindal<an yang berdasarkan pertimbangan sidang tim
pengamat pemasyaia.Latan termasuk dalam perbuatan yalg dapat
dikenatar Hukuman Disiplin tingkat ringan.
(2) Naiapida.na dan Tahanan yarrg diiatuhi Hukuman Disiplin tingkat
sedangjika melakukan pelanggaran:
a. memasuki Steril Area tanpa ijir petugas;
b. membuat tato dan/atau peralatannya, tindik, atau sejenisnya;
c. Inelakuka.rl aLtihtas yang dapat membalayakan keselamatan diri
sendiri atau orang lain;
d. melakukan perbuatan atau mengeluarkan perkataan yang tidak
pantas yang melanggarr noEna keagarnaan;
e. melakukan aldifltas jual beli atau utang piutang;
f. melakukan perbuatan yang termasuk dala-rn kategori yang
mendapatkan Hukuman Disiplin tingkat ringan secara berulang lebih
dari 1 {satu) kali; dan
g. rnetakukarl tindake$ yang tlerdasarkan pertimbaigar sidang tim
pengamat pemasyaral<atan termasuk dalam perbuatal yang dapat
dikenaLan Hukuman Disiplin tingkat sedang.
(3) Narapidana dan Ta}larlan yang dijahrhi Hukuman Disiplin tingkat berat
jika melakukan pelanggaran:
a. tidak menSikuti program pembinaan yang telah ditetapkan;
b. mengaacarn, melawan, atau melakuka.n penyerangan terhadap
Petugas;
0 こ  a

membuat atau menfmpan senjata apii senjata tajam, atau sejenisnya;


menrsat fasilitas Lapas atau Rutan;
mengancam, memprovokasi, atau perbuatan Iain yang menimbulkan
gangguan keamanan dan ketertiban;
I memiliki, membawa, atau menggunalan alat komunikasi atau alat
elektroDik;
g. membuat, membawa, menyimpan, mengedaikan atau mengkonsumsi
minuman yang menga-ndung alkohol;
h. membuat, membawa, menyimpan, mengedarkan, atau mengkonsumsi
narkotika dan obat terlarang serta zat adiktif lainnya;
i. melakukan upaya melarikan diri atau membantu Narapidana atau
Tahanan lain untuk melarikan diri;
j. melakukan tindakan kekerasan terhadap sesama penghuni maupun
Petugas;
k. melalukan pemas.rng.rn atau men].uruh orarg lain melakukan
pemasa-rrgan instalasi listrik di dalam kamar hunian;
1. melengkapi unfuk kepentingarr pribadi di luai keteltua, yaig berlaku
dengan alat pendingin, kipas angin, kompor, televisi, slot pintu,
dan/atau alat elektronik lainnya di kamar hunia.n;
m. melakukan perbuatan asusila atau penyimpangal seksual;
n. rnelakukan pencurian, pemerasan, perjudian, atau penipuan;
o, menyebarkan ajaran sesat;
p. melakukan perbuatan yaig termasuk dalaln kategori yang
m€ndapatka! hukuman disiplin tingkat sedang seca.ra berulang lebih
da-ri 1 {satu) kali atau perbuatan yang dapat menimbulkan gangguan
keainarlan darl ketertiban berdasarkaa penilaian sidang Tpp; da:rl
q. melakukan tindalan yang berdasarkan pertimbangan sidang Tpp
termasuk dalarn perbuatan yang dapat dikenakan Hukuman Disiplin
tingkat berat.
pasal 1t
Penjatuhan Hukuman Disiplin kepada Narapidana atau Tahanan wajib dicatat
datam kartu pembinaan.
BAB IV
PENJATUHAN HUKUMAN DISIPLIN
Pasal 12
-
{1) Narapidana atau Tahanan yang diduga melakukan pelanggal'an tata- tertib
wajib dila.kukan pemeriksaan awal oleh kepala pengamanaa sebelum
dijatuhi hukurnan disiplin.
{2) Hasil pemeriksaan awa.l sebagaimana dimaksud pada -ayat (1)
Lapas atau Kepala Rutan sebagai dasar bagi
disarnpaikan kepada Kepala
pelaksanaan pemeriksaan selanjutnya

Pasal 13
(1) Kepala Lapas atau Kepala Rutan membentuk tim pemeriksau'tuk
memeriksa hasil pemeriksaan awal.
(2) Tim pemeriksa mempunyai tugas memeriksa Narapidana atau Ta-hanan
yang diduga melakuka.rl pelanggaran tata tertib.
(3) Hasil pemeriksaan dituahgkan ke dalam berita acara
pemeriksaansertaiarus ditandatangani oleh Narapidara atau Tahanan
da.rl tirn pemeriksa.
(4) Sebelum ditardatangani, terperiksa diberikan kesempatan untuk
membaca hasil pemeriksaan.

Pasal 14
(1) Tim pemeriksa menyampaikan berita acara pemeriksaan kepada Kepala
l,apas atau Kepala Rutan.
(2) Kepala Lapas atau Kepala Rutan wajib menyampaikan berita acaLa
pemenksaan sebagaimana dima-lsud pada ayat (1) kepada tim pengarnat
pemasyararakatan dalar jangka waktu pa.ling lama 2 x 24 (dua kali dua
puluh empat) ja.rn terhitung sejal tanggal berita acara diterima.
(3) TPP melaksaial<an sidang untuk membaias penjatuhan disiplin terhadap
Na.rapidana atau Tahanarl yalg diduga mela.kuka! pelalggaralda.larn
jangka waktu paling lama 2 x 24 {dua kali dua puluh ernpat) jam
terhitung sejak tanggal berita acara pemeriksaan diterima.

Pasal 15
(1) Sebelum dijatuhi Hukuman Disiplin, Narapidana atau Tahanan dapat
dikenakantindal<an disiplin.
{21 Tindatan disiplin sebagaimana dirnaksud pada ayat (1} berupa
penempatan sementara dalarn sel p€ngasingan untuk jargka wal<tu
paling larna 6 (enaln) hari.

Pasal 16
Dalam hal Talanan mendapatkan Hulruman Disiplin, Kepa.la Lapas atau
Kepala Rutan segera menyarapaikan pemberitaiuai kepadapejabat ydrs
beNensng mena.han.

Pasal 17
Dalarn hal pelanggaran yang dilakukan oleh Naiapidana atau Tahanan diduga
tindat pidana, Kepala Lapas atau Kepala Rutan meneruskankepada insta-nsi
yang berwenang.
BAB V
KETENTUAN PENUTUP

Pasal 18
Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Aga-r setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan


Menteri ini dengan penempatannya dalam Berita Negaia Republik Indonesia.

Ditctap褻 n di」 よ arta


padatangga1 28 Febnlal■ 2013

MENTER HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA


REPUBL:K INDONESIA,

AMTR SYAMSUDII/Ny'
Diundangkal■ di」 証 arta
padatangga1 4 Maret 2013

MENTEtt HUKUM DAN HAK ASASI MANuSIA


REPUBLIK INDONES:A,


AMIR SYAMSUDIN

BEMTA NECヽ RA REPUBLIK INDONESIA■ 頓 uN 2013 NO14oR356


BAB V
KETENTUAN PENUTUP

Pasal 18
Peraturan Menteri ini rnulai berlaku pada tanggal diu[dangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengunda-nga-n Peraturan


Menteri ini dengan penerrpatarnya dalam Berita Negaia RepubUk Indonesia.

Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 28 FebruaJi 2013

MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA


REPUBLIK INDONESTA,

ttd
AMIR SYAMSUDIN

Diundangkan di Jal<a.rta
pada talggal 4 Maret 2013

MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA


REPUBLIK INDONESIA,

ttd
AMIR SYAMSUDIN

BERITA NEGART{ REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2013 NOMOR 356

Salinan sesuai dentan aslinya


KEMENTERIAN HUKUM DAJ\ IIAM RI
Direktorat Jendera_l pemasyana*atan
Direktur Bina Kearnanan dan Ketertiban

r'/r"
==_
n. rureorr6:i6-Ko HARJoNo. Bc.rp, sH, MM
NrP. 19541230r979121001
Muara Beliti, 13 September 20'18

Kepada : Yth. Bapak Ka.KPLP

Lembaga Pemasyarakatan Klas llA Lubuklinggau

Di - Tempat

Per hal : Penyampaian Desain Banner

Dengan Hormat,

Sehubungan dengan pelaksanaan kegiatan aktualisasi Latsar CPNS

Angkatan XIV Pemerintah Kota Lubuklinggau Tahun 2018, bersama ini saya

sampaikan drafr design banner sebagai salah satu hasil dari kegiatan yang

dimaksud

Untuk itu mohon perkenan bapak memberi arahan,saran dan masukkan

terhadap darft design yang terlampir.

Demikian saya sampaikan,atas perhatian dan perkenan bapak,saya

ucapkan terimakasih.

lzazaya Ramadhani SH., MH


NtP. 199502062017122003 00t
BAB II
KEWAJIBAN DAN LARANGAN

Pasal 3
Setiap Narapidana atau Tahanan waiib:
A. Taat menjalankan ibadah sesuai agama dan/atau kepercayaan yang

dianutnya serta memelihara kerukunan beragama;


B. Mengikuti seluruh kegiatan yang diprogramkan;
C. Patuh, taat, dan hormat kepada Petugas;
D. Mengenakan pakaian seragam yang telah ditentukan;
E. Memelihara kerapihan dan berpakaian sesuai dengan nolma kesopanan;
F. Menjaga kebersihan diri dan lingkungan hunian serta mengikuti kegiatan
yang dilaksanakan dalam rangka kebersihan lingkungan hunian; dan
G. Mengikuti apel kamar yang dilaksanakan oleh PetugasPemasyarakatan.

Pasal 4
Setiap Narapidana atau Tahanan dilarang:
A. Mempunyai hubungan keuangan dengan Narapidana atau Tahanan lain

maupun dengan Petugas Pemasyarakatan;


B. Melakukan perbuatan asusila dan/atau penyimpangan seksual;
C. Melakukan upaya melarikan diri atau membantu pelarian;
D. Memasuki Steril Area atau tempat tertentu yang ditetapkan Kepala Lapas
atau Rutan tanpa izin dari Petugas pemasyarakatan yang beMenang:
E. Melawan atau menghalangi Petugas Pemasyarakatandalam menjalankan
tugas;
F. Membawa dan/atau menyimpan uang secara tidak sah dan barang
berharga lainnya;
G. Menyimpan, membuat, membawa, mengedarkan, dan/atau mengkonsumsi
narkotika dan/atau prekursor narkotika serta obat-obatan lain yang
berbahaya;
H. Menyimpan, membuat, membawa, mengedarkan, dan/atau mengkonsumsi
minuman yang mengandung alkohol;
l. Melengkapi kamar hunian dengan alat pendingin, kipas angin, televisi,
dan/atau alat elektronik lainnya;
J. Memiliki, membawa dan/atau menggunakan alat elektronik, seperti laptop
atau komputer, kamera, alat perekam, telepon genggam, pager, dan
sejenisnya;
K. Melakukan pemasangan inslalasi listrik didalam kamar hunian;
L. Membuat atau menyimpan senjata api, senjata taiam, atau sejenisnya;
M. Membawa dan/atau menyimpan barang-barang yang dapat menimbulkan
ledakan dan/atau kebakaran;
N. Melakukan tindakan kekerasan, baik kekerasan fisik maupun psikis,
terhadap sesama Narapidana, Tahanan, Petugas Pemasyarakatan, atau
tamu/penguniung;
O. Mengeluarkan perkataan yang bersifat provokatif yang dapat menimbulkan
terjadinya gangguan keamanan dan keiertiban;
P. Membuat tato, memanjangkan rambut bagi Narapidana atau Tahanan Laki-
laki, membuat tindik, mengenakan anting, atau lainnya yang sejenis;
Q. Memasuki blok dan/atau kamar hunian lain tanpa izin Petugas
Pemasyarakatan;
R. Melakukan aktifitas yang dapat mengganggu atau membahayakan
keselamatan pribadi atau Narapidana, Tahanan,
PetugasPemasyarakatan,pengunjung, atau tamu;
S. Melakukan perusakan terhadap fasilitas Lapas atau Rutan;
T. Melakukan pencurian, pemerasan, perjudian, atau penapuan;
U. Menyebarkan ajaran sesat; dan
V. Melakukan aktifitas lain yang dapat menimbulkan gangguan keamanan dan
ketertiban Lapas atau Rutan.
Pasal 5
Untuk menjaga ketertiban, Narapidana dan Tahanan diperbolehkan membawa
pakaian pribadi paling banyak 6 (enam) pasang.
Pasal 6
('l) Untuk kepentingan perawatan kesehatan atau pengobatan, Narapidana atau
Tahanan dapat mengkonsumsi obat-obatan setelah mendapatkan izin dan berada
dalam pengawasan dokter dan/atau paramedis Lapas atau Rutan.
(2) Dalam hal tidak terdapat dokter dan/atau paramedis Lapas atau Rutan maka
izin dan pengawasannya dilakukan oleh dokter atau paramedis lainyang ditunjuk
oleh Kepala Lapas atau Kepala Rutan.

Pasal 7
(1) Untuk kepentingan umum, Kepala Lapas atau Kepala Rutan dapat
menyediakan:
A. Televisi dan/atau kipas angin; dan
B. Kantin yang dikelola oleh koperasi Lapas atau Rutan.
(2) Penyediaan untuk kepentingan umum sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
dengan terlebih dahulu meminta pertimbangan sidang TPP.
Laporan Proses Kegiatan

Kegiatan ke empat
Mensosialisasikan tata tertib kepada WBP
No Keqiatan Tanoqal Output
1 Menyampaikan tala
tertib kepada WBP September 1. Daftar Hadir WBP
Secara Lisan setiap 2018 - Perempuan
saat apel Sekarang
Dokumentasi Foto Kegiatan
2 Menempel Tata
Tertib September
2018

3 Menempel Banner 26
September
2018

ani
NIP 198642252010042018 NIP 196308271993031002 99502062017122003
DAFTAR HADIR APEL WBP PEREMPUAN BLOK ASTER
LEMBACA PEMASYARAKATAN NARKOTIKA KLAS llA LUBUKLINGCAU
,17
SEPTEMBER 2018

No N lAIRp
¨
4

2 Dian Sulam Binl Daniel

3 Aminah B nl Muslm

4 Yus E‖ is Binti A Hamid

5


6 Manina Binl SaFni

桑h
7



8 Mansa B nu sumarn。

9 Eka Oktana Bin“ Mustopa


α″
40 Lel Markesi Binti Robani 『 ひ
Meri Alpina Binu SunariO

12 Nora S Binl Marsusi

^5

Leni Mar‖ na Bint Hasan



14 Yeni Binti Sanusi
■厳
15 Rinawa● Binl Suyadi

16 Eti Sasnna Bin‖ Manap

17 Nhike S Binti Cunawan

48 Riskawati Binti Syaf rudin
π
19 Murah Binti Sa‖ h

,7 September 2018

lzazaya Ra adhanl
NIP 199502 2017122003
DAFTAR HADlR APEL WBP PEREMPUAN BLOK ASTER
A LU8UKLINGGAU
LEMBAGA PEMASYARAKATAN NARKOTlKA KLAS‖
24 SEPTEMBER 2018

N0 Nぅ ぃ ぅ ヽ
ハ′Rp
Blnu SaFan
4

2 a

4

YIS E劇 IS Binl A Hami0

5


6


7 Lesi Hartika Binti Martasin
ゑ 一Z
Ma口 sa Binu Suma「 nO
8

9 Eka Oktana Binl Mustopa

10 Lel MarkesI Bint RObani


ル (
11 Mer AIPina Binti Sunario

12 Nora S Binti Marsusi

43 Len,Ma「 Ina Binti Hasan
しレ
14 Yeni Binti Sanusi

16 R nawa“ Bintt Suyadi


Eu Sasnita Bintl Manap



17 Nhike S Binti Cunawan

48 RIskawati Bint Syaf「udln

19 Murah Bint Sa“ h


W
Muara Benu. Septembe「 2018

lzazaya
NIP 199502062017122002
脳 釈翻 間 N∞ N
M認 燃 1閻 ポ
ギ 聾
45 0KTOBER 2018

N一
a舗 一

N0
1

D  一

an sulam p‖ y
2
暉あ

3 ηlnah Binl MuSIm

A口口 。
^“ i^
1''.‐ ヽ
4 Yus Erlisじ ln●
a。 ―
5 Suryan1 8inti Anang」 ‐ 一 一

6 ∠と 一 一

8 ¨ nti Sumarn。

鑽ド ___
Eka Oktafiaじ inu Ⅳ
:u5tuν
9
i_■ Onhttni
ヽ‐‐
10 Len MarKe51 0い Ⅲ…

O
Me“ Npina Binu Suna市
^∠

Nora S Bintt Marsusi │ソ

43 ヽ

14
%
15 RnaWa'日 i Suyadi /7

16 ∠
17

18
rノ イ
イヤン≠

19

ta Beliti, 15 Oktober zuld


lzazaya
NIP l
DAFTAR HADIR APEL VVBP PEREMPUAN BLOK ASTER
LEMBACA PEMASYARAKATAN NARKOTlKA KLAS‖ A LUBUKLINGGAU
22 0KTOBER 2018

N0 Nama WBP Tanda Tangan


1


^∠

D an Su am Binl Daniei

^●

Aminah Binti Muslm ″ 豚


4 ¨ 砲

5 ao
suryani BInti Anang」

6 Ma口 ina Binl SaFni


7
/俎
Lesi Hartika Binti Martasin

8 Marisa Binti Sumarno



9 Eka Oktana B nl Mustopa
α″
40 MarkesI Binl Robani

Le‖

Meri Alpina Binl Suna門 o


^Z

の。
Nora S Binm Marsusi

13 Len'Marlna Binti Hasan


LA―
14 Yeni Binti Sanusi
ゴ ″
15 Rinawati Binti Suyadi

16 Eti Sasnita Binil Manao

,7 Nhike S Bin輛 Gunawan
│ 卜

18 RIskawal Binl Syafrudin

19 Muriah Binu sa‖ h

Oktober 2018

NlP 199502062017122002
DAFTAR HADIR APEL VVBP PEREMPUAN BLOK ASTER
LEMBACA PEMASYARAKATAN NARIく OTlKA KLAS‖
A LUBUKLINCGAU

5 NOVEMBER 2048

No Nama VVBP
Satt Susanl Bin,Sanan
1

2 Dian Sulam Binl Daniel

Mushm
^6

Aminah Bin“
イ 槻
4 Yus Enis Bin“ A Hamid

Suryani Binti Anang Jao




一6

Mar"na Binti Safni




一7

Lesi Hart,ka Binti Martasin



Marisa Binti Sumarno
8

9 Eka OktaFa B nl Mustopa

10 Le“ MarkesI BInti Robani


41 Meri Alpina Binti Sunario


^ど

No「 a S Binl Marsusi



鼈喘
^0

14
Leni Mar“ na Binti Hasan

Yeni Binti Sanusi “と


15
¬│キ
Rinawal Binti Suyadi

16 Eti Sasn ta Binti Manap

17 Nhike S Binl Cunawan


18 RIskawati Binti Syafrudin

19 Mu"ah Binti Sa“ h
y
Muara ovember 2018

lzazaya
NIP 199502062017122002
Laporan Proses Kegiatan

Kegiatan ke lima
kedisiplinan dan
Memberikan reward kepada
WBP yang melaksanakan aturan
ketettiban VVBP
恥一

Tanggal

Kegiata■
dengan 18 0ktOber
pimpinan mengenai 2018
-Konsultasi
pelaksanaan
pemberian reward

2 Membuat daftar 18 0ktOber


penilaian untuk 2018
memberikan reward

3 lvlenetapkan WBP 19 0ktober


yang mendapat 2013
reward.

4 Pengumuman WBP 20 0ktober


I yang mendapat 2018
reward

Coach

SohMsi,sH lzaz a Ramadheni


NIP 198612252010o12018 NIP 196308271993031002 99502062017122003
DAFTAR PENILAlAN KEDISIPLINAN WBP PEREMPUAN BLOK ASTER
A LUBUKLINCGAU
LEMBACA PEMASYARAKATAN NARKOTIKA KLAS‖
BULAN OKTOBER 2018

Kepatuhan Total
Nama WBP Disipln Tanggung Kena Kebersihan
N0
Jawab Sama terhadaP
oerintah
73 71 72 359
1 san susanti 70 73
Binti Sanan

77 74 72 74 368
2 D an Sulam 71
Binl Daniel

74 73 365

Aminah Bin“ 71 73 74

Mus‖ m

一4

71 72 74 75 73 365
Yus Er‖ s
Binti A
Hamid

ウ′
ウ′
5 Suryani Binti 71 74 74 71 367
Anang」 ao

6 Ma口 na Binl 73 72 74 79 72 370


Safni

00

ウ′
フ′

7 Lesi Hartika 73 72 77 74
Binl
Martasin

8 lvlarisa Binti 75 76 75 72 74 372


Sumarno

9 Eka Oktana 75 71 73 75 78 372


Binl
Muま opa
10 Le“ Markesi 73 71 75 76 71 366
Bin輛 Robani

MeH A pna 73 73 75 72 73 366


Binl
Sunarlo
7′

12 Nora S Binti 77 77 74 72 371


Marsusi

Leni Marlina 73 73 76 71 70 363


Binti Hasan
70 365



76


73 73
Yeni Bint


14
sanuSI 369

一7
74


″  一
74 77
´

RinaWati
Binti Suyadi 368


74


74
74 73

370

Eti Sasnita
71 78
ninu Manap 74
74 73
17 爾 S
Bint
73 373



し u‖ u 74
74


RISkaWatl 74
18


76 371

一7

75
つ4


フ′

74
19
sanh

Izazaya Ramadhani

NIP 19950206 201712 2 003


Laporan Proses Kegiatan

Kegiatan ke enam
Melakukan Evaluasi Kerja

No Keqiatan Tanqqal Output


1 Mengawasi 18 Oktober 4 Uraian hasil konsultasi
pelaksanaan 2018 evaluasi kerja
Proses Kegiatan

2 Mengidentifikasi 18 Oktober 2 Dokumentasi foto kegiatan


masalah atau 2018-16
kendala yang November
masih terjadi dalam 2018
proses
pelaksanaan
pengawasan blok

3 Koordinasi Atasan 19 November


terkait Evaluasi 2018
Pelaksanaan
Kegiatan

Coach

-"8"[* s,p,,\,,si
N1P.198612252010012018 N IP, 196308271993031002
LaPoran evaluasi kegiatan

1 . Uraian hasil konsultasi dengan mentor pada minggu ke tiga Bulan Oktober
sebagai berikut:
A. Jadwal piket Tamping perempuan yang sudah disetuiui oleh Kepala KPLP

diharapkan berjalan sebagaimana mestinya.


B. Pastikan kriteria penilaian dan hadiah telah disetujui oleh Kepala KPLP
C. Penyampaian sosialisasi agar dilaksanakan secara konsisten setiap apel

2. U?ian hasil konsultasi dengan Kepala KPLP pada minggu ke tiga Bulan
Oktober sebagai berikut:
A. Jadwal piket yang telah dibuat dipastikan berjalan sebagaimana mestinya.
B. Kepala KPLP menyetujui pemberian reward betupa selempang dan
pakaian.
C. Berkaitan dengan SK Tamping, Kepala KPLP meminta penulis untuk
memberikan pengertian kepada Tamping perempuan bahwa yang
bersangkulan memiliki tugas tambahan membantu pengawasan disaat
petugas jaga tidak ada.

3. Uraian hasil konsultasi dengan mentor pada minggu ke tiga Bulan November
sebagai berikut:
A. Kegiatan yang telah dijalankan sudah sesuai dengan proses kegiatan dan
jadwal kegiatan selama ini.
B. Pemberian reward agar dipastikan menjadi motivasi kedepan bagi WBp
Perempuan untuk selalu tertib selama berada di Lembaga
Pemasyarakatan Narkotika Klas llA Lubuklinggau.
4. Uraian hasil konsultasi dengan Kepala KPLP pada minggu ke tiga Bulan
November sebagai berikut:
A. Kegiatan yang telah dijalankan sudah sesuai dengan proses kegiatan dan
jadwal kegiatan selama ini.
B. Sosialisasiyang telah dijalankan selama ini kepada WBP Perempuan agar
dapat tetap berlanjut dan apabila memungkinkan penulis dapat
memerintahkan WBP Perempuan untuk menjelaskan kembali yang telah
dijelaskan supaya WBP dapat lebih memahamitata tertib.

lzazaya Ramadhani
NrP 199502062017122003
1

BIODATA PENULIS

Izazaya Ramadhani, lahir pada 06 Februari 1995 di Kota Palembang, Provinsi


Sumatera Selatan. Penulis merupakan anak pertama dari tiga bersaudara
pasangan Ir. Hengki Budiman dan Yuskartilawati. Penulis mengenyam pendidikan
formal di SD Negeri 253 Palembang, dan lulus tahun 2006. Selanjutnya
meneruskan sekolah di SMP Xaverius Maria, tamat tahun 2009, dan melanjutkan
pendidikan di SMA Xaverius 1 Palembang, tamat tahun 2012. Penulis sekarang
bekerja pada Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Kantor Wilayah
Sumatera Selatan, Unit Pelaksana Teknis Lembaga Pemasyarakatan Narkotika
Klas IIA Lubuklinggau.

Anda mungkin juga menyukai