Anda di halaman 1dari 169

LAPORAN AKTUALISASI

NILAI-NILAI DASAR PEGAWAI NEGERI SIPIL


PADA PENGADILAN NEGERI RANTAU

OPTIMALISASI BUKU BANTU REGISTER BERKAS PERKARA


PIDANA DI PENGADILAN NEGERI RANTAU

Oleh:
ALDHANALIA PRAMESTI SALSABILA, S.H.
NIP. 19970704 202012 2 010

Peserta Latihan Dasar CPNS Gol. III


Angkatan IV

PUSDIKLAT MANAJEMEN DAN KEPEMIMPINAN


BADAN LITBANG DIKLAT HUKUM DAN PERADILAN
MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA
BOGOR
2021
LEMBAR PERSETUJUAN
LAPORAN AKTUALISASI NILAI-NILAI DASAR PNS

Nama : Aldhanalia Pramesti Salsabila, S.H.


NIP : 19970704 202012 2 010
Unit Kerja : Kepaniteraan Pidana, Pengadilan Negeri Rantau
Tempat Aktualisasi : Pengadilan Negeri Rantau

Telah disetujui
Pada Hari Selasa Tanggal 13 Juli 2021

Pembimbing, Mentor,

Martono Udjianto R, S.H., M.M.Pd. Eko Setiawan, S.H., M.H.


NIP. 19691212 199603 1 001 NIP. 19790609 200212 1 002

ii
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, Penulis panjatkan puji syukur kehadirat-Nya yang telah
melimpahkan rahmat, taufik dan hidayah-Nya, sehingga Penulis dapat
menyelesaikan laporan aktualisasi dengan judul “OPTIMALISASI BUKU
BANTU REGISTER BERKAS PERKARA PIDANA DI PENGADILAN
NEGERI RANTAU”.
Laporan aktualisasi ini diajukan untuk memenuhi syarat
menyelesaikan Latihan Dasar CPNS. Selanjutnya dengan segala
kerendahan hati Penulis memohon petunjuk dan bimbingan kepada Allah
SWT, agar Penulis dapat mengemban amanah atas ilmu yang selama ini
Penulis tekuni, semoga ilmu yang diberikan kepada Penulis selama ini
dapat bermanfaat di dunia dan akhirat.
Penulis bersyukur atas terselesaikannya laporan aktualisasi ini,
berkenaan dengan hal tersebut banyak pihak yang telah memberikan
bantuan baik materiil maupun moral. Oleh karena itu, pada kesempatan ini,
Penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada:
1. Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan & Pendidikan dan
Pelatihan Hukum dan Peradilan Mahkamah Agung RI, Bapak Dr.
Zarof Ricar, S.H., S.Sos., M.Hum, yang memberikan dukungan
terlaksananya Latihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS)
2021.
2. Kepala Pusdiklat Manajemen Kepemimpinan Mahkamah Agung RI,
Bapak Edward Tumimbul Hamonangan Simarmata, S.H., LL.M.,
MTL., yang memberikan dukungan terlaksananya Latihan Dasar
Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) 2021.
3. Bapak dan Ibu Widyaiswara Pusdiklat Mahkamah Agung RI maupun
instansi lainnya yang telah memberikan ilmu dan pelajaran dalam
Latihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) 2021.

iii
4. Bapak Martono Udjianto R, S.H., M.M.Pd. selaku coach yang selalu
memberikan arahan dan masukan yang membangun dalam proses
pembimbingan penyusunan laporan aktualisasi.
5. Yang Mulia Bapak Eko Setiawan, S.H., M.H. selaku Ketua
Pengadilan Negeri Rantau sekaligus mentor yang selalu
memberikan semangat, arahan, dan masukan dalam proses
penyusunan laporan aktualisasi.
6. Kedua Orang Tua Penulis yang senantiasa memberikan dukungan
dan kasih sayang sepenuh hati kepada Penulis.
7. Teman-teman Peserta Latihan Dasar CPNS Tahun 2021 Angkatan
IV Kelompok III (Mba Astari, Mba Yulia, Mba Disca, Mba Nanik, Mas
Sulimargos, Mas Javin, Mas Franky, Mas Raymond, dan Mas
Melgis) juga Yusuf yang saling mendukung dan menghibur selama
pelaksanaan Latihan Dasar Calon Pegawai negeri Sipil (CPNS) 2021
hingga menyelesaikan laporan aktualisasi.
8. Diri saya sendiri yang selalu bertahan hingga sekarang dan tidak
menyerah walau sering lelah.

Penulis menyadari laporan aktualisasi ini masih jauh dari


kesempurnaan. Oleh karena itu, segala kritik dan saran sangat diharapkan
untuk penyempurnaan laporan aktualisasi ini.

Rantau, Juli 2021

Aldhanalia Pramesti Salsabila, S.H.

iv
DAFTAR TABEL

Tabel 1. Matriks Penetapan Tugas dan Fungsi dengan Analisis USG


Tabel 2. Matriks Penetapan Core Issue dengan Analisis USG
Tabel 3. Gagasan Pemecah Isu
Tabel 4. Rincian Kegiatan Pemecahan Isu
Tabel 5. Matriks Laporan Aktualisasi
Tabel 6. Kendala dan Solusi Pelaksanaan Aktualisasi
Tabel 7. Rencana Tindak Lanjut

v
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Susunan Organisasi Pengadilan Negeri Rantau


Gambar 2. Susunan Organisasi Kepaniteraan Pidana Pengadilan Negeri
Rantau
Gambar 3. Matriks Fishbone Analisis Penyebab Isu

vi
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i


LEMBAR PERSETUJUAN ........................................................................ ii
KATA PENGANTAR ................................................................................ iii
DAFTAR TABEL ....................................................................................... v
DAFTAR GAMBAR .................................................................................. vi
DAFTAR ISI ............................................................................................. vii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................ 1
A. Latar Belakang .............................................................................. 1
B. Tujuan dan Manfaat ...................................................................... 4
C. Nilai-Nilai Dasar ASN, Kedudukan dan Peran ASN Dalam NKRI .. .
. ..................................................................................................... 5
BAB II DESKRIPSI ORGANISASI .......................................................... 14
A. Visi, Misi, Nilai, dan Struktur Organisasi ..................................... 14
B. Tugas Peserta di Unit Kerja ........................................................ 16
BAB III ANALISIS ISU-ISU DAN GAGASAN PEMECAH ISU................ 18
A. Identifikasi Isu-Isu ....................................................................... 18
B. Isu Terpilih, Penyebab, dan Gagasan Pemecah Isu ................... 21
BAB IV HASIL AKTUALISASI NILAI DASAR ........................................ 29
A. Rancangan Aktualisasi Nilai Dasar ............................................. 29
B. Pelaksanaan Kegiatan dan Aktualisasi Nilai Dasar .................. 105
C. Kendala dan Solusi ................................................................... 148
D. Rencana Tindak Lanjut ............................................................. 149
BAB V PENUTUP.................................................................................. 151
A. Simpulan ................................................................................... 151
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................. 152
LAMPIRAN ............................................................................................ 154

vii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam rangka mewujudkan cita-cita yang terkandung dalam
Pancasila dan Undang-Undang Dasar Tahun 1945 maka dibutuhkan
para Aparatur Sipil Negara. Aparatur Sipil Negara (ASN) merupakan
bagian dari pemerintahan dan salah satu aktor yang turut serta
dalam membangun suatu Negara. Dalam fungsinya sebagai
pelaksana kebijakan publik, pelayan publik, maupun perekat dan
pemersatu bangsa, untuk itulah Aparatur Sipil Negara dituntut
memiliki nilai- nilai dasar membangun Negara yang terdiri dari
Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, dan Anti
Korupsi. Kelima dasar tersebut disingkat menjadi ANEKA. Nilai-nilai
tersebut dapat dilihat dari integritas yang dimiliki dalam diri setiap
Aparatur Sipil Negara.
Setiap Aparatur Sipil Negara dalam melaksanakannya tugas
telah diatur dalam Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang
Aparatur Sipil Negara. Pasal 11 Undang-Undang Nomor 5 Tahun
2014 tentang Aparatur Sipil Negara menjelaskan bahwa Pegawai
ASN bertugas untuk melaksanakan kebijakan publik yang dibuat
oleh Pejabat Pembina Kepegawaian sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan, memberikan pelayanan publik yang
profesional dan berkualitas, dan mempererat persatuan dan
kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Sebagai seorang ASN kita dituntut untuk memiliki integritas
dan tanggung jawab dalam mengabdikan diri kepada masyarakat
sehingga mampu melaksanakan tugasnya dengan baik. Tuntutan
yang harus dimiliki seorang ASN, mendorong diadakannya pelatihan
dasar Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) untuk membekali ASN
dengan berbagai progamnya.

1
Pasal 1 ayat (7) Peraturan Lembaga Administrasi Negara
Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2021 tentang Pelatihan Dasar
Calon Pegawai Negeri Sipil menjelaskan bahwa pendidikan dan
pelatihan dalam masa prajabatan yang dilakukan secara terintegrasi
untuk membangun integritas moral, kejujuran, semangat, dan
motivasi nasionalisme dan kebangsaan, karakter kepribadian yang
unggul dan bertanggung jawab, dan memperkuat profesionalisme
serta kompetensi bidang.
Dalam pelatihan dasar CPNS ini, para ASN dibekali tentang
nilai-nilai dasar ASN, nilai-nilai bela Negara, serta peran ASN dalam
masyarakat yang bertujuan untuk pembentukan karakter ASN yang
mampu mengemban amanah dengan integritas, profesional,
memiliki etika dasar, etika profesi, bebas dari intervensi politik, bebas
dari praktik korupsi, kolusi, serta nepotisme sesuai dengan cita-cita
bangsa. Nantinya para ASN diharapkan mampu
mengimplementasikan nilai-nilai tersebut pada instansi atau satuan
kerja masing-masing. Sebagai bukti pengimplementasian nilai-nilai
yang telah di ajarkan pada Pelatihan Dasar CPNS ini, maka peserta
latsar diwajibkan untuk membuat laporan aktualisasi. Para peserta
Pelatihan Dasar CPNS ditugaskan untuk merancang aktualisasi
nilai-nilai dasar yaitu Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik,
Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi yang kemudian disingkat menjadi
ANEKA. Laporan aktualisasi tersebut dipergunakan untuk
melakukan pendalaman terhadap isu-isu permasalahan yang ada di
Satuan Kerja.
Satuan Kerja Pengadilan Negeri Rantau sendiri telah
berusaha melayani masyarakat pengguna layanan maupun pencari
keadilan dengan sebaik mungkin. Semua pelayanan di setiap bagian
telah mengikuti standar yang ditetapkan oleh Direktorat Jenderal
Badan Peradilan Umum Mahkamah Agung Republik Indonesia,
termasuk bagian pidana.

2
Salah satu tugas Staf Kepaniteraan Pidana di bidang
pelayanan (PTSP) berdasarkan Surat Keputusan Direktur Jenderal
Badan Peradilan Umum Nomor 77/DJU/SK/HM02.3/2/2018 tentang
Pedoman Standar Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) Pada
Pengadilan Tinggi dan Pengadilan Negeri Pasal 11 adalah
“Menerima pelimpahan berkas perkara pidana biasa, Tipikor,
perikanan, singkat, ringan dan cepat/lalu lintas dari Penuntut
Umum/Penyidik”. Setelah berkas perkara pidana yang dilimpahkan
telah diperiksa dan diterima, selanjutnya adalah menginputnya ke
dalam Sistem Informasi Penelurusan Perkara (SIPP) dan dicatat di
Buku Bantu Penerimaan Register Berkas Perkara Pidana. Setelah
proses administrasi selesai, berkas perkara didistribusikan ke
Majelis Hakim yang ditunjuk untuk memutus perkara dan Panitera
Pengganti.
Dalam hal pencatatan berkas perkara pidana di buku bantu,
prosesnya masih belum sederhana. Petugas harus mencatat
register berkas perkara pidana secara manual ke dalam buku lalu
meminta tanda tangan KPN/WKPN dan Majelis Hakim. Selain itu,
dalam hal pendistribusian berkas perkara pidana, buku bantu
tersebut belum optimal untuk dijadikan dokumentasi penyerahan
berkas perkara pidana ke Majelis Hakim dan Panitera Pengganti.
Untuk itu, Penulis sebagai Analis Perkara Peradilan di
Kepaniteraan Pidana Pengadilan Negeri Rantau melaksanakan
aktualisasi dengan judul “OPTIMALISASI BUKU BANTU REGISTER
BERKAS PERKARA PIDANA DI PENGADILAN NEGERI RANTAU”
guna mengoptimalkan pencatatan register berkas perkara pidana
tersebut. Tentunya, laporan aktualisasi ini didasarkan pada nilai-nilai
ANEKA serta peran dan kedudukan PNS yang telah Penulis terima
selama mengikuti latsar.

3
B. Tujuan dan Manfaat
Penyusunan laporan aktualisasi ini secara umum memiliki
tujuan sebagai pedoman dalam pemecahan masalah di unit kerja
dan mengaktualisasikan nilai-nilai dasar ASN yang terdiri dari
Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, dan Anti
Korupsi (ANEKA), serta Peran dan Kedudukan ASN dalam NKRI.
Hal ini bertujuan agar saat melaksanakan tugas sebagai ASN di
instansi tempat bekerja dapat sesuai dengan amanat UU No. 5
Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara.
Secara spesifik, tujuan dari penyusunan Laporan Aktualisasi
ini adalah sebagai berikut:
1. Melaksanakan implementasi nilai-nilai dasar ASN yang termuat
dalam ANEKA, serta menerapkan manajemen ASN, Whole of
Government, dan pelayanan publik di Satuan Kerja Pengadilan
Negeri Rantau.
2. Menerapkan solusi atas isu mengenai “Belum Optimalnya
Pencatatan Buku Bantu Penerimaan Register Perkara Pidana”.

Adapun manfaat kegiatan aktualisasi ini adalah sebagai


berikut:
1. Bagi Peserta Latihan Dasar
Kegiatan aktualisasi ini adalah bentuk perwujudan pelaksanaan
penerapan nilai-nilai ANEKA (Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika
Publik, Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi) serta kedudukan dan
peran PNS dalam NKRI di Kepaniteraan Mahkamah Agung RI.

2. Bagi Mentor
Kegiatan aktualisasi ini sebagai panduan bagi mentor untuk
membantu dan membimbing Penulis dalam
mengimplementasikan nilai-nilai dasar profesi PNS, Kedudukan
dan peran PNS dalam melaksanakan tugas di Satuan Kerja.

4
3. Bagi Unit Kerja
Kegiatan aktualisasi ini dapat memberikan kontribusi kepada unit
kerja untuk membantu menyelesaikan isu yang muncul
berkenaan dengan “Belum Optimalnya Pencatatan Buku Bantu
Penerimaan Register Perkara Pidana”.

C. Nilai-Nilai Dasar ASN, Kedudukan dan Peran ASN Dalam NKRI


Ada 5 (Lima) nilai dasar Profesi ASN/PNS yang harus di
terapkan dalam melaksanakan tugas sebagai abdi Negara dan abdi
masyarakat yaitu Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik,
Komitmen mutu dan Anti Korupsi ditambah dengan mata pelatihan
Whole of Government, Pelayanan publik, serta Manajemen ASN.
1. Akuntabilitas
Akuntabilitas merujuk pada kewajiban setiap individu, kelompok
atau institusi untuk memenuhi tanggung jawab yang menjadi
amanahnya atau kewajiban pertanggungjawaban yang harus
dicapai. Adapun nilai-nilai akuntabilitas yang terdapat pada diri
seorang ASN/PNS adalah:
a. Dapat mempertanggungjawabkan amanah yang diberikan;
b. Keadilan dalam pelayanan;
c. Transparansi dalam memberikan data dan informasi
kepada publik yang membutuhkan;
d. Netral dalam politik praktis;
e. Konsisten tindakan dan perilaku;
f. Pilihan tepat, jika terjadi konflik kepentingan.

2. Nasionalisme
Kata “Nasionalisme” diambil dari kata nasional yang maknanya
adalah bangsa. Jadi nasionalisme adalah keadaan jiwa dimana
kita merasa memiliki kesetiaan secara alami kepada tanah air

5
atau sering disebut Cinta Tanah Air. Nilai-nilai Nasionalisme
yang menjadi pondasi ASN/PNS dalam melaksanakan tugas
sebagai pelayan masyarakat adalah:
a. Mendahulukan kepentingan umum daripada kepentingan
pribadi/Golongan;
b. Rela berkorban demi kepentingan Bangsa dan Negara;
c. Tidak membeda-bedakan dalam memberikan pelayanan;
d. Amanah dan bertanggun jawab dalam melaksanakan tugas
e. Hormat dan santun dalam melaksanakan tugas;
f. Bekerja sesuai aturan dan etika;
g. Peduli dan sederhana serta tidak memaksakan kehendak
pada orang lain.

3. Etika Publik
Etika publik merupakan refleksi tentang standar/norma yang
menentukan baik/buruk, benar/salah perilaku, tindakan dan
keputusan untuk mengarahkan kebijakan publik dalam rangka
menjalakan tanggung jawab pelayanan publik.
Nilai-nilai dasar etika publik sebagaimana tercantum dalam
Undang-undang ASN, yakni sebagai berikut:
a. Memegang teguh nilai-nilai dalam ideologi Negara
Pancasila;
b. Setia dan mempertahankan Undang-Undang
Dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia 1945;
c. Menjalankan tugas secara profesional dan tidak berpihak;
d. Membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian;
e. Menciptakan lingkungan kerja yang non diskriminatif;
f. Memelihara dan menjunjung tinggi standar etika luhur;
g. Mempertanggung jawabkan tindakan dan kinerjanya
kepada publik;

6
h. Memiliki kemampuan dalam melaksanakan kebijakan dan
program pemerintah;
i. Memberikan layanan kepada publik secara jujur, tanggap,
cepat, tepat, akurat, berdaya guna, berhasil guna, dan
santun;
j. Mengutamakan kepemimpinan berkualitas tinggi;
k. Menghargai komunikasi, konsultasi, dan kerjasama;
l. Mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja
pegawai;
m. Mendorong kesetaraan dalam pekerjaan;
n. Meningkatkan efektivitas sistem pemerintahan
yangdemokratis sebagai perangkat sistem karir.

4. Komitmen Mutu
Komitmen mutu adalah Melaksanakan pekerjaan yang di dasari
dengan tindakan yang efektif, efisien, inovatif dan orientasi mutu
merupakan cerminan dari kesadaran PNS untuk melkukan
perbaikan mutu dalam pelayanan. Nilai-nilai yang terdapat dalam
komitmen mutu adalah:
a. Mengedepankan komitmen terhadap kepuasan Publik;
b. Memberikan layanan yang menyentuh hati, untuk menjaga
dan memelihara agar tetap setia;
c. Menghasilkan produk jasa yang berkualitas tinggi tanpa
cacat, tanpa kesalahan, dan tidak ada pemborosan;
d. Beradaptasi dengan perubahan yang terjadi, baik berkaitan
dengan pergeseran tuntutan kebutuhan;
e. Menggunakan pendekatan ilmiah dan inovatif dalam
memecahkan masalah dan pengembilan keputusan;
f. Melakukan upaya perbaikan secara berkelanjutan melalui
berbagai cara, antara lain pendidikan dan pelatihan,
pengembangan ide kreatif, kolaborasi dan benchmark.

7
5. Anti Korupsi
Dampak korupsi tidak hanya sekedar menimbulkan kerugian
keuangan Negara namun dapat menimbulkan kerusakan
kehidupan yang tidak hanya bersifat jangka pendek tetapi dapat
pula bersifat jangka panjang. Kesadaran diri anti korupsi yang
dibangun melalui pendekatan spiritual, dengan selalu ingat akan
tujuan keberadaannya sebagai manusia di muka bumi, dan
selalu ingat bahwa seluruh ruang dan waktu kehidupannya harus
dipertanggungjawabkan, dapat menjadi benteng kuat untuk anti
korupsi. KPK bersama dengan para pakar telah melakukan
identifikasi nilai-nilai dasar Anti korupsi sebagai berikut:
a. Jujur;
b. Peduli;
c. Mandiri;
d. Disiplin;
e. Tanggung Jawab;
f. Kerja Keras;
g. Sederhana;
h. Berani;
i. Adil.
Pegawai Aparatur Sipil Negara sendiri berkedudukan sebagai
aparatur Negara yang menjalankan kebijakan yang ditetapkan oleh
pimpinan instansi pemerintah serta harus bebas dari pengaruh dan
intervensi semua golongan dan partai politik.
Pegawai Sipil Negara juga memiliki peran sebagai pelaksana,
perencana dan penyelenggara tugas umum pemerintahan dalam
pembangunan nasional. Fungsi Aparatur Sipil Negara sebagai
berikut:
a. Pelaksana Kebijakan Publik;
b. Pelayanan Publik;
c. Perekat dan Pemersatu Bangsa.

8
Selanjutnya dalam menjalankan fungsi sebagai Aparatur Sipil
Negara ada beberapa yang harus yang diperhatikan sebagai berikut:
1. Whole Of Government
Whole of Government (WoG) menjelaskan bagaimana
upaya instansi pelayanan publik bekerja lintas batas atau
lintas sektor guna mencapai tujuan bersama dan sebagai
respon terpadu pemerintah terhadap isu-isu tertentu. WoG
merupakan pendekatan yang menekankan aspek
kebersamaan dan menghilangkan sekat-sekat sektor yang
selama ini terbangun. Beberapa cara yang dapat
dilakukan melalui pendekatan WoG, baik dari sisi
penataan institusi formal maupun informal antara lain:
a. Penguatan koordinasi antar Lembaga
Penguatan koordinasi dapat dilakukan jika jumlah
lembaga-lembaga yang dikoordinasikan masih
terjangkau dan manageable. Dalam prakteknya,
rentang kendali yang rasional akan sangat terbatas.
Salah satu alternatifnya adalah, mengurangi jumlah
lembaga yang ada sampai mendekati jumlah yang
ideal untuk sebuah koordinasi. Dengan jumlah
lembaga yang rasional, maka koordinasi dapat
dilakukan dengan lebih mudah.
b. Membentuk lembaga koordinasi khusus
Pembentukan lembaga yang terpisah dan permanen
yang bertugas dalam mengkoordinasikan sektor atau
kementerian terkait adalah salah satu cara melakukan
WoG, lembaga koordinasi ini biasanya diberikan status
kelembagaan setingkat lebih tinggi, atau setidaknya
setara dengan kelembagaan yang dikoordinasikannya.
c. Membentuk gugus tugas

9
Gugus tugas merupakan bentuk pelembagaan
koordinasi yang dilakukan di luar struktur formal yang
sifatnya tidak permanen. Pembentukan gugus tugas
biasanya menjadi salah satu cara agar sumber daya
yang terlibat dalam koordinasi tersebut dicabut
sementara dari lingkungan formalnya untuk
berkonsentrasi dalam proses koordinasi.
d. Koalisi sosial
Koalisi sosial merupakan bentuk informal dari
penyatuan koordinasi antar sektor atau lembaga, tanpa
perlu membentuk pelembagaan khusus dalam
koordinasi ini. Koalisi sosial mendorong adanya
penyamaan nilai dan persepsi tentang suatu hal,
sehingga pada akhirnya akan terjadi koordinasi
alamiah. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
nilai-nilai WOG yaitu:
• Kolaborasi;
• Kerja sama;
• Sharing; dan
• Koordinasi.

2. Pelayanan Publik
Dalam melaksanakan fungsinya sebagai pelayanan
publik, ASN dituntut untuk memberikan pelayanan prima
dan baik. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 25 Tahun
2009 tentang Pelayanan Publik menjelaskan bahwa
Pelayanan Publik merupakan rangkaian kegiatan dalam
pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan bagi setiap warga Negara
dan penduduk atas barang, jasa atau pelayanan
administratif yang disediakan oleh penyelenggara

10
pelayanan publik. Pelayanan publik memiliki nilai-nilai
meliputi:
a. Partisipatif;
b. Transparan;
c. Responsif;
d. Tidak diskriminatif;
e. Mudah;
f. Ramah;
g. Efektif dan efisiensi;
h. Aksesibel; dan
i. Akuntabel.

3. Manajemen ASN
Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk
menghasilkan Pegawai ASN yang profesional, memiliki
nilai-nilai dasar etika profesi, bebas dari intervensi politik,
bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme.
Manajemen ASN meliputi manajemen PNS dan
Manajemen Pegawai tidak tetap pemerintah.
Penyelenggaraan manajemen ASN menganut “asas
efektif dan efisien” yakni sesuai dengan target atau tujuan
dengan tepat waktu sesuai dengan perencanaan yang
yang ditetapkan.
Pegawai Negeri Sipil (PNS) memiliki peranan yang
menentukan dalam mengelola prakondisi tersebut.
Sejumlah keputusan strategis mulai dari merumuskan
kebijakan sampai pada implementasi kebijakan dalam
berbagai sektor pembangunan dilaksanakan oleh PNS.
Untuk memainkan peranan tersebut, diperlukan sosok
PNS yang profesional, yaitu PNS yang mampu memenuhi
standar kompetensi jabatannya sehingga mampu

11
melaksanakan tugas jabatannya secara efektif dan efisien.
Untuk dapat membentuk sosok PNS profesional seperti
tersebut di atas perlu dilaksanakan pembinaan melalui
jalur pelatihan.
Sejalan dengan telah ditetapkannya Undang-Undang
Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (UU
ASN) dan merujuk Pasal 63 ayat (3) dan ayat (4); CPNS
wajib menjalani masa percobaan yang dilaksanakan
melalui proses Diklat terintegrasi untuk membangun
integritas moral, kejujuran, semangat dan motivasi
nasionalisme dan kebangsaan, karakter kepribadian yang
unggul dan bertanggungjawab, dan memperkuat
profesionalisme serta kompetensi bidang. Diperlukan
sebuah penyelenggaraan Pelatihan yang inovatif dan
terintegrasi, yaitu penyelenggaraan Pelatihan yang
memadukan pembelajaran klasikal dan non-klasikal di
tempat Pelatihan dan di tempat kerja sehingga
memungkinkan peserta mampu menginternalisasi,
menerapkan, dan mengaktulisasikan, serta membuatnya
menjadi kebiasaan (habituasi), dan merasakan
manfaatnya, sehingga terpatri dalam dirinya sebagai
karakter PNS yang profesional sesuai bidang tugas.
Melalui pembaharuan Pelatihan tersebut, diharapkan
dapat menghasilkan PNS profesional yang berkarakter
dalam melaksanakan tugas dan jabatannya sebagai
pelaksana kebijakan publik, pelayan publik, dan perekat
dan pemersatu bangsa.
Pelatihan Dasar Calon PNS Golongan III
diselenggarakan untuk membentuk PNS profesional yang
berkarakter yaitu PNS yang karakternya dibentuk oleh
sikap perilaku bela negara, nilai- nilai dasar PNS, dan

12
pengetahuan tentang kedudukan dan peran PNS dalam
NKRI, serta menguasai bidang tugasnya sehingga mampu
melaksanakan tugas dan perannya secara profesional
sebagai pelayan masyarakat.
Kompetensi yang dibangun dalam Pelatihan Dasar
Calon PNS Golongan III adalah kompetensi PNS sebagai
pelayan masyarakat yang profesional, yang diindikasikan
dengan kemampuan:
a. Menunjukkan sikap perilaku bela negara;
b. Mengaktualisasikan nilai-nilai dasar pns dalam
pelaksanaan tugas jabatannya;
c. Mengaktualisasikan kedudukan dan peran pns dalam
kerangka NKRI; dan
d. Menunjukkan penguasaan kompetensi teknis yang
dibutuhkan sesuai bidang tugas.

13
BAB II
DESKRIPSI ORGANISASI

A. Visi, Misi, Nilai, dan Struktur Organisasi


1. Visi dan Misi
Pengadilan Negeri Rantau sebagai salah satu pengadilan
tingkat pertama di wilayah hukum Pengadilan Tinggi Banjarmasin
yang berada di bawah Mahkamah Agung Republik Indonesia
memiliki Visi yang merupakan turunan dari Visi Mahkamah
Agung. Visi Pengadilan Negeri Rantau adalah: “Terwujudnya
Pengadilan Negeri Rantau yang Agung”.
Dalam mewujudkan visi tersebut, Pengadilan Negeri Rantau
telah menetapkan misi sebagai beirkut:
1. Menjaga kemandirian Pengadilan Negeri Rantau
2. Memberikan pelayanan hokum yang berkeadilan kepada
Pencari Keadilan
3. Meningkatkan kualitas kepemimpinan Pengadilan Negeri
Rantau
4. Meningkatkan kredibilitas dan transparansi Pengadilan
Negeri Rantau

2. Nilai Organisasi
Mahkamah Agung sendiri memilik 8 (delapan) nilai utama
yang berlakukan kepada seluruh warganya yang diharapkan
dapat membentuk budaya organisasi dan menjadi pedoman
perilaku bagi seluruh warga Mahkamah Agung dan badan
peradilan di bawahnya, yaitu:
1. Kemandirian
2. Integritas
3. Kejujuran
4. Akuntabilitas

14
5. Responsibilitas
6. Keterbukaan
7. Ketidakberpihakan
8. Perlakuan yang sama di hadapan hukum.

3. Struktur Organisasi
Adapun struktur organisasi di Pengadilan Negeri Rantau
Kelas II adalah sebagai berikut:
Gambar 1. Susunan Organisasi Pengadilan Negeri Rantau

Selanjutnya struktur organisasi di Unit Kerja Kepaniteraan


Pidana Pengadilan Negeri Rantau Kelas II, yaitu:

15
Gambar 2. Susunan Organisasi Kepaniteraan Pidana Pengadilan Negeri
Rantau

Panitera Muda Pidana

Analis Staf Staf Staf Staf


Perkara Kepaniteraan Kepaniteraan Kepaniteraan Kepaniteraan
Peradilan Pidana Pidana Pidana Pidana

B. Tugas Peserta di Unit Kerja


Pengadilan Negeri Rantau Kelas II merupakan sebuah
lembaga peradilan di lingkungan Peradilan Umum yang
berkedudukan di Jl. Brigjend H. Hasan Basri No.38, Rantau Kiwa,
Tapin Utara, Kota Rantau, Kabupaten Tapin, Kalimantan Selatan.
Sebagai Pengadilan Tingkat Pertama, Pengadilan Negeri
Rantau berada di bawah Pengadilan Tinggi Banjarmasin yang
berfungsi untuk memeriksa, memutus, dan menyelesaikan perkara
pidana dan perdata bagi rakyat pencari keadilan pada umumnya.
Wilayah hukum Pengadilan Negeri Rantau meliputi Kabupaten Tapin
dengan Ibukota Rantau terdiri dari 12 (dua belas) kecamatan, 9
(sembilan) kelurahan dan 126 (seratus dua puluh enam) desa.
Pengadilan Negeri Rantau dipimpin oleh Ketua dan Wakil
Ketua. Dalam menjalankan tugas dan fungsinya, Ketua dan Wakil
Ketua dibantu oleh bagian kepaniteraan dan kesekretariatan.
Kepaniteraan sendiri dipimpin oleh Panitera dan terdiri dari
Kepaniteraan Pidana, Kepaniteraan Perdata, Kepaniteraan Khusus,
dan Kepaniteraan Hukum yang masing-masingnya dipimpin oleh
Panitera Muda. Kemudian untuk Bagian Kesekretariatan dipimpin
oleh Sekretaris terdiri dari Sub Bagian Kepegawaian, Organisasi dan

16
tata Laksana, Sub Bagian Perencanaan, Teknologi Informasi, dan
Pelaporan, serta Sub Bagian Umum dan Keuangan yang masing-
masing dipimpin oleh Kepala Sub Bagian.
Penulis yang merupakan Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS)
Jabatan Analis Perkara Peradilan di Satuan Kerja Pengadilan Negeri
Rantau Kelas II Unit Kerja Kepaniteraan Pidana berdasarkan Surat
Keputusan Sekretaris Mahkamah Agung RI Nomor
1318/SEK/CPNS.04.1/SK/XII/2020 tentang Pengangkatan Calon
Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan Mahkamah Agung RI memiliki
tusi sebagai berikut:
1. Menerima dan memeriksa berkas perkara
2. Menginput perkara ke dalam SIPP
3. Mengetik Berita Acara Penitipan dan Penyerahan Barang
Bukti;
4. Memegang Register Pidana Anak;
5. Mengisi Register Banding, Kasasi, dan Peninjauan
Kembali Anak;
6. Membuat Surat Penyitaan dan Penggeledahan;
7. Membantu mengerjakan administrasi di kepaniteraan
pidana lainnya.

17
BAB III
ANALISIS ISU-ISU DAN GAGASAN PEMECAH ISU

A. Identifikasi Isu-Isu
Penentuan isu didasarkan pada hal apa yang menjadi
permasalahan-permasalahan di unit kerja. Sebelum menemukan
masalah, Penulis menganalisis tusi yang didalamnya terdapat
beberapa permasalahan dengan metode USG.

Tabel 1. Matriks Penetapan Tugas dan Fungsi dengan Analisis USG


Kriteria
No. Identifikasi Isu Total Peringkat
U S G
1. Memeriksa dan menerima
4 3 5 12 I
berkas perkara
2. Mengetik Berita Acara Penitipan
2 2 3 7 III
dan Penyerahan Barang Bukti
3. Membuat Surat Penyitaan dan
3 4 4 11 II
Penggeledahan

Berdasarkan metode USG tersebut, terdapat tusi yang


Penulis pilih untuk menentukan isu prioritas adalah “memeriksa dan
menerima berkas perkara”. Penentuan isu didasarkan pada hal
apa yang menjadi permasalahan dalam tusi yang terpilih.
Berdasarkan pengamatan Penulis, ditemukan isu-isu aktual pada
tusi tersebut, yaitu:
1. Belum optimalnya pencatatan buku bantu penerimaan
register perkara pidana
a. Deskripsi isu:
Buku Bantu Penerimaan Register Perkara Pidana pada
awalnya merupakan alat untuk mempermudah
pencarian perkara sebelum adanya SIPP (Sistem

18
Informasi Penelusuran Perkara). Seiring berjalannya
waktu, Buku Bantu Penerimaan Register Perkara
Pidana juga dijadikan sebagai dokumentasi penyerahan
berkas perkara ke Hakim Ketua yang ditunjuk. Akan
tetapi, penggunaan buku bantu tersebut kurang efektif
karena tidak real time dan masih konvensional dengan
menggunakan buku di tengah era disrupsi teknologi
saat ini.
b. Dampak:
• Tidak ada transparansi posisi berkas perkara
pidana
• Tidak ada dokumentasi mengenai disposisi
berkas perkara pidana
• Menimbulkan kesalahpahaman antar-bagian
• Memakan anggaran untuk pembelian buku
• Asas peradilan yangs ederhana sulit tercapai
c. Keterkaitan dengan Agenda III:
• Buku bantu register berkas perkara pidana belum
memiliki pedoman yang jelas, sehingga
menghambat petugas menjalankan tugas dan
fungsinya (manajemen ASN).
• Ketidakjelasan posisi berkas perkara pidana
sehingga tidak dapat memberikan kepastian
posisi berkas perkara pidana (pelayanan
publik).
• Belum ada integrasi dan kolaborasi yang baik
antar-bagian yang berkepentingan untuk serah-
terima berkas perkara pidana (WoG).

19
2. Belum patuhnya Instansi terkait terhadap SOP di
Kepaniteraan Pidana Pengadilan Negeri Rantau
a. Deskripsi Isu
Dalam hal melimpahkan berkas perkara pidana,
Kepaniteraan Pidana Pengadilan Negeri Rantau telah
menetapkan SOP baru yang juga telah diketahui oleh
intansi terkait, yakni mengirimkan soft file dakwaan (P-
29) dan barang bukti (P-34) ke e-mail milik
Kepaniteraan Pidana sebelum atau sesaat ketika
melimpahkan berkas perkara pidana. Namun
kenyataannya, intansi terkait seringkali lupa megirimkan
e-mail, sehingga proses menerima dan memeriksa
berkas perkara pidana yang masuk menjadi terhambat.
b. Dampak:
• Lamanya proses penerimaan dan pemeriksaan
berkas perkara pidana
• Asas peradilan yang sederhana dan cepat seulit
tercapai
c. Keterkaitan dengan Agenda III:
• Hal ini tentunya menghambat efektifitas dan
efisiensi kinerja pegawai dalam melakukan
tugasnya (manajemen ASN).
• Proses pelayanan yang lambat (pelayanan
publik).
• Belum terbentuknya sinergi dan kolaborasi yang
baik antar-instansi (WoG).
3. Belum adanya media digital untuk menampilkan tabel
statistik penerimaan perkara yang masuk
a. Deskripsi Isu:
Setiap ruang kepaniteraan di Pengadilan Negeri
Rantau, harus terpampang informasi mengenai jumlah

20
perkara yang masuk, termasuk di Kepaniteraan Pidana,
berupa tabel statistik. Adanya tabel ini berguna sebagai
kontrol dalam hal jumlah perkara yang masuk, diputus,
sisa perkara dan lainnya sekaligus kinerja di
Kepaniteraan Pidana. Selama ini, tabel statistic masih
berupa papan besar yang diisi dengan cara
konvensional, yaitu dengan mencetak, menggunting,
dan menempel laporan pada papan tersebut.
b. Dampak:
• Mengurangi estetika ruangan
• Kontrol terhadap jumlah perkara pidana sulit
dilakukan
c. Keterkaitan dengan Agenda III:
Menghambat efektivitas dan efisiensi dalam hal
melaksanakan kontrol Kepaniteraan pidana
(manajemen ASN).

B. Isu Terpilih, Penyebab, dan Gagasan Pemecah Isu


1. Isu Terpilih
Untuk menetapkan isu yang berkualitas dan bersifat aktual,
Penulis menggunakan teknik tapisan USG untuk menentukan
core issue. Teknik tapisan USG terdiri dari Urgency: seberapa
mendesak suatu isu harus dibahas, dianalisis dan ditindaklanjuti.
Seriousness: Seberapa serius suatu isu harus dibahas
dikaitkan dengan akibat yang akan ditimbulkan. Growth:
Seberapa besar kemungkinan memburuknya isu tersebut jika
tidak ditangani segera. Isu dengan bobot/skor tertinggi akan
menjadi core issue yang selanjutnya digali alternatif solusi atau
pemecahan isunya.

21
Tabel 2. Matriks Penetapan Core Issue dengan Analisis USG

Kriteria
No. Identifikasi Isu Total Peringkat
U S G
Belum optimalnya
pencatatan buku bantu
1. 4 3 5 12 I
penerimaan register perkara
pidana
Belum patuhnya Instansi
terkait terhadap SOP di
2. 3 4 4 11 II
Kepaniteraan Pidana
Pengadilan Negeri Rantau
Belum adanya media digital
untuk menampilkan tabel
3. 2 2 3 7 III
statistik penerimaan perkara
yang masuk

Keterangan:
Urgency/Mendesak Seriousness/Keseriusan Growth/Pertumbuhan
1: tidak mendesak 1: tidak serius 1: sangat lambat
2: kurang mendesak 2: kurang serius 2: lambat
3: cukup mendesak 3: cukup serius 3: cukup
4: mendesak 4: serius 4: cepat
5: sangat mendesak 5: sangat serius 5: sangat cepat

Dari tabel diatas, isu pertama sangat penting untuk segera


ditindak lanjuti, mengingat selain berhubungan langsung dengan

22
tujuan dan fungsi Kepaniteraan Pidana, dampak yang
ditimbulkan berhubungan dengan perkara yang sedang
ditangani. Terutama apabila ada kesalahpahaman mengenai
posisi atau keberadaan berkas perkara, tentunya hal tersebut
menghambat penyelesaian perkara.
Isu kedua penting untuk segera berikan solusi karena -
berkaitan dengan waktu penerimaan berkas perkara yang hanya
10 (sepuluh) menit. Jika hal tersebut terus berlangsung, maka
kinerja mengenai ketepatan waktu penerimaan perkara menjadi
berkurang, padahal Kepaniteraan Pidana sendiri selalu
berupaya untuk menuntaskan semua kegiatan tepat waktu
sesuai dengan SOP yang berlaku.
Isu ketiga cukup penting karena berkaitan dengan kontrol
perkara pidana yang masuk di Kepaniteraan Pidana. Selain
mengurangi estetika ruangan, tabel statistik yang masih manual
juga tidak efektif dan efisien mengingat kecanggihan teknologi
saat ini dapat memudahkan pekerjaan manusia, terutama dalam
hal akuntabilitas di pelayanan publik.
Berdasarkan analisis USG di atas, maka isu yang dipilih
adalah sebagai core issue adalah “belum optimalnya
pencatatan buku bantu penerimaan register perkara
pidana”. Pencatatan buku bantu register pidana yang masih
konvensional ini jika tetap dilanjutkan kurang efektif
kegunaannya jika tidak dimaksimalkan sebagai ekspedisi atau
dokumentasi penyerahan berkas perkara pidana, sehingga
mempengaruhi kualitas pelayanan di Kepaniteraan Pidana
Pengadilan Negeri Rantau.

23
2. Penyebab Isu
Dari sejumlah isu yang telah dianalisis dengan teknik tapisan
USG, selanjutnya dilakukan analisis secara mendalam
menggunakan alat bantu dengan teknik berpikir kritis, yaitu
diagram fishbone. Teknik ini digunakan untuk memahami
persoalan dengan memetakan isu berdasarkan cabang-cabang
terkait. Diagram fishbone mengidentifikasi berbagai sebab
potensial dari satu efek atau masalah, dan menganalisis
masalah tersebut melalui sesi brainstorming. Masalah akan
dipecah menjadi sejumlah kategori yang berkaitan, mencakup
manusia (man), metode (method), dan mesin (machine).

24
Gambar 3. Matriks Fishbone Analisis Penyebab Isu

Belum ada sistem pencatatan


sekaligus mengakomodir
METHOD dokumentasi penyerahan MACHINE
berkas perkara pidana
Belum ada SOP tentang
pelaksanaan pencatatan Alat untuk mencatat
buku bantu register register berkas perkara
berkas perkara pidana belum optimal

Belum optimalnya
pencatatan buku bantu
penerimaan register
perkara pidana
Kurangnya pemahaman pegawai
tentang pemanfaatan TI secara
terintegrasi untuk pencatatan
perkara secara digital

Belum ada sosialisasi MAN


mengenai pemanfaatan TI
untuk pencatatan berkas
perkara secara digital

25
Analisis Penyebab Isu
Faktor-faktor penyebab adanya isu permasalahan
“Belum optimalnya pencatatan buku bantu penerimaan
register perkara” adalah:
• Machine
Alat untuk mencatat register berkas perkara pidana
yang masuk belum optimal disebabkan karena
belum adanya suatu sistem untuk mencatat
register berkas perkara pidana sekaligus menjadi
dokumentasi penyerahan berkas perkara pidana.
(Pelayanan publik dan WoG)

• Method
Belum ada SOP dalam hal pelaksanaan
pencatatan di buku bantu register berkas perkara
pidana yang masuk. (Manajemen ASN)

• Man
Kurangnya pemahaman pegawai tentang
pemanfaatan TI secara terintegrasi, khususnya
dalam hal pencatatan berkas perkara secara
digital. Hal ini dikarenakan kurangnya sosialisasi
mengenai pemanfaatan TI kepada pegawai di
Pengadilan Negeri Rantau untuk pencatatan
berkas perkara. (Manajemen ASN)

3. Gagasan Pemecah isu


Berdasarkan isu “belum optimalnya pencatatan buku
bantu penerimaan register perkara”, maka Penulis menyusun
gagasan pemecahan isu, yaitu:

26
Tabel 3. Gagasan Pemecah Isu
No. Penyebab Gagasan Pemecah Isu
1. Belum adanya sistem untuk Digitalisasi Buku Bantu
mencatat berkas perkara pidana Penerimaan Register Berkas
yang masuk sekaligus Perkara Pidana dengan X-PEDIA
mengakomodir dokumentasi (Ekspedisi Digital Register Berkas
penyerahan berkas perkara Perkara Pidana) di Pengadilan
pidana. Negeri Rantau.
2. Belum ada SOP dalam hal Pembuatan SOP Pencatatan dan
pelaksanaan pencatatan di buku Penyerahan Berkas Perkara
bantu register berkas perkara Pidana.
pidana yang masuk.
3. Kurangnya sosialisasi mengenai Sosialisasi pemanfaatan TI dalam
pemanfaatan TI untuk pencatatan pencatatan berkas perkara
berkas perkara secara digital di kepada Pegawai di Pengadilan
Pengadilan Negeri Rantau. Negeri Rantau.

Kegiatan-kegiatan Kreatif Pemecah Isu


Adapun kegiatan-kegiatan kreatif untuk memenuhi gagasan tersebut
adalah:

Tabel 4. Rincian Kegiatan Pemecahan Isu

No. Kegiatan Ket


1. Melakukan digitalisasi Buku Bantu Inovasi
Penerimaan Register Berkas Perkara
Pidana dengan X-PEDIA (Ekspedisi Digital
Register Berkas Perkara Pidana) di
Pengadilan Negeri Rantau
2. Membuat SOP Pencatatan dan Inovasi
Penyerahan Berkas Perkara Pidana di

27
Pengadilan Negeri Rantau
3. Membuat sosialisasi pemanfaatan TI dalam Inovasi
pencatatan berkas perkara kepada
Pegawai di Pengadilan Negeri Rantau

28
BAB IV
HASIL AKTUALISASI NILAI DASAR

A. Rancangan Aktualisasi Nilai Dasar

Unit Kerja : Kepaniteraan Pidana, Pengadilan Negeri Rantau Kelas II


Identifikasi Isu : 1. Belum optimalnya pencatatan buku bantu penerimaan register perkara pidana
2. Belum patuhnya Instansi terkait terhadap SOP di Kepaniteraan Pidana Pengadilan Negeri
Rantau
3. Belum adanya media digital untuk menampilkan tabel statistik penerimaan perkara yang
masuk
Isu yang diangkat : Belum optimalnya pencatatan buku bantu penerimaan register perkara pidana di Pengadilan
Negeri Rantau

Tabel 5. Matriks Laporan Aktualisasi


Kontribusi Penguatan Time Schedule
Keterkaitan Substansi
No. Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Terhadap Visi- Nilai-Nilai (Penjadwalan)
Mata Pelatihan
Misi Organisasi Organisasi
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)

Gagasan 1 – Digitalisasi Buku Bantu Penerimaan Register Berkas Perkara Pidana dengan X-PEDIA (Ekspedisi Digital Register Berkas
Perkara Pidana) di Pengadilan Negeri Rantau. (Manajemen ASN, Pelayanan Publik, dan WoG)

29
1. Menyampaikan 1.1. Menyiapkan ide Ide/gagasan Nilai-nilai yang berkaitan Dengan Nilai-nilai 7 – 9 Juni 2021
ide atau atau gagasan telah dengan tahapan 1.1. menerapkan organisasi yang
gagasan untuk disampaikan adalah: mata pelatihan dikuatkan
kepada disampaikan ke dan disetujui a. Saya akan membuat Akuntabilitas, melalui kegiatan
Pimpinan Pimpinan oleh Pimpinan catatan dengan jelas Nasionalisme, ini adalah
(Ketua (Ketua agar maksud dapat Etika Publik akuntabilitas dan
Pengadilan Pengadilan tersampaikan dengan Komitmen Mutu, keterbukaan
Negeri Rantau) Negeri baik sebagai wujud dan Manajemen
Rantau) dari akuntabilitas. ASN dalam
b. Saya akan membuat kegiatan
catatan dengan teliti, menyampaikan
efektif, dan efisien ide atau gagasan
agar mudah dipahami kepada Pimpinan
sebagai wujud dari (Ketua
komitmen mutu. Pengadilan
c. Saya akan membuat Negeri Rantau),
catatan agar dapat berkontribusi
menyampaikan terhadap Misi ke-
informasi ke 3: Meningkatkan
Pimpinan dengan kualitas
benar sebagai wujud kepemimpinan
penerapan peran Pengadilan

30
ASN sekaligus wujud Negeri Rantau
manajemen ASN. Misi ke-4:
1.2. Meminta izin Nilai-nilai yang berkaitan Meningkatkan
untuk dengan tahapan 1.2. kredibilitas dan
menghadap/me adalah: transparansi
mbuat janji a. Saya akan meminta Pengadilan
dengan izin dengan bahasa Negeri Rantau
Pimpinan yang baik dan benar
sebagai bentuk
penerapan nilai
nasionalisme.
b. Saya akan meminta
izin/membuat janji
dengan Pimpinan
dengan sopan santun
yang didahului
dengan salam agar
Pimpinan merasa
dihormati dan dihargai
sebagai wujud
penerapan nilai etika
publik.
c. Saya akan meminta
izin melalui chat jika

31
Pimpinan sedang
tidak ada di tempat
agar perizinan tetap
berjalan sebagai
bentuk kreativitas
saya untuk
menerapkan nilai
komitmen mutu.
1.3. Menghadap Nilai-nilai yang berkaitan
Pimpinan dan dengan tahapan 1.3.
menjelaskan adalah:
bentuk a. Saya akan
Rancangan menjelaskan
Aktualisasi Rancangan
Aktualisasi dengan
jelas dan konsisten
agar tidak
menimbulkan
kesalahpahaman
sebagai wujud dari
akuntabilitas.
b. Saya akan
menjelaskan
Rancangan

32
Aktualisasi dengan
menggunakan
Bahasan Indonesia
yang baik dan benar
sebagai wujud dari
penerapan Sila ke-3
Pancasila yang
berbunyi “Persatuan
Indonesia” atas nilai
nasionalisme.
c. Saya akan
menjelaskan
Rancangan
Aktualisasi dengan
sopan dan santun
sebagai wujud dari
etika publik.
d. Saya akan
menjelaskan
Rancangan
Aktualisasi dengan
sejelas-jelasnya
sesuai dengan tusi
saya sebagai wujud

33
dari manajemen
ASN.
1.4. Meminta Nilai-nilai yang berkaitan
pendapat dengan tahapan 1.4.
kepada adalah:
Pimpinan dan a. Saya akan mencatat
mencatat masukan dari
masukan yang Pimpinan dengan rinci
diberikan oleh dan penuh rasa
Pimpinan percaya kepada
Pimpinan bahwa
masukannya demi
kebaikan organisasi
sebagai wujud
penerapan nilai
akuntabilitas.
b. Saya akan meminta
pendapat Pimpinan
dan berdiskusi
sebagai penerapan
sila ke-4 Pancasila
yang berbunyi
“Kerakyatan yang
dipimpin oleh hikmat

34
kebijaksanaan dalam
pemusyawaratan
perwakilan” atas
wujud penerapan
nasionalisme.
c. Saya akan
menghargai
komunikasi dengan
mendengarkan
masukan dari
Pimpinan hingga
selesai tanpa
menyela pembicaraan
sebagai wujud
penerapan etika
publik.
d. Saya akan meminta
pendapat dari
Pimpinan dengan
terbuka serta
mencatat masukan
secara responsif
dengan sigap
terhadap setiap

35
masukan sebagai
bentuk penerapan
nilai komitmen mutu.
Analisis dampak:
Menyampaikan ide/gagasan kepada pimpinan sekaligus meminta izin untuk menerapkan ide/gagasan tersebut adalah salah satu bentuk
komunikasi dalam birokrasi yang sudah menjadi budaya baik selama ini. Cara penyampaian yang sesuai dengan nilai-nilai ANEKA dan peran
serta kedudukan ASN akan membuat komunikasi menjadi lebih baik. Apabila penyampaian ide/gagasan ini tidak sesuai dengan nilai
akuntabilitas, maka tidak aka nada rasa percaya dari Pimpinan untuk membiarkan saya menjalankan ide/gagasan ini, sehingga Pimpinan tidak
mengizinkan ide/gagasan dijalankan. Kemudian jika nilai nasionalisme tidak diterapkan dengan baik, seperti tidak menggunakan Bahasa
Indonesia yang baik dan benar maupun bermusyawarah dengan Pimpinan, maka kesan buruk akan diberikan oleh Pimpinan. Hal tersebut juga
berkaitan dengan nilai etika publik jika tidak diterapkan dalam kegiatan ini. Jika saya tidak kreatif dan responsive, maka ide/gagasan akan
terhalang untuk disampaikan tepat waktu dan masukan dari Pimpinan tidak akan diterapkan dengan baik nantinya dalam pelaksanaan
ide/gagasan. Hal tersebut berkaitan dengan komitmen mutu. Jika saya tidak menerapkan manajemen ASN, maka isu dalam tusi saya tidak
tersampaikan dengan baik.
Kontribusi Penguatan Time Schedule
Keterkaitan Substansi
No. Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Terhadap Visi- Nilai-Nilai (Penjadwalan)
Mata Pelatihan
Misi Organisasi Organisasi
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
2. Membuat a. Mengonsultasik Konsep sistem Nilai-nilai yang berkaitan Dengan Nilai-nilai 10 – 15 Juni
konsep sistem an bakal isi X-PEDIA dengan tahapan 2.1. menerapkan organisasi yang 2021
X-PEDIA atau substansi adalah: mata pelatihan dikuatkan
dalam sistem a. Saya akan mencatat Akuntabilitas, melalui kegiatan
X-PEDIA masukan dari Nasionalisme, ini adalah
kepada Panitera dan Panitera Etika Publik, integritas,

36
Panitera dan Muda Pidana dengan Komitmen Mutu, akuntabilitas,
Panitera Muda rinci dan penuh rasa Anti Korupsi, dan
Pidana percaya bahwa Manajemen ASN, responsibilitas.
masukan diberikan dan Pelayanan
demi kebaikan Publik dalam
organisasi sebagai kegiatan
wujud penerapan membuat konsep
nilai akuntabilitas. Laporan
b. Saya akan meminta Aktualisasi sistem
pendapat Panitera X-PEDIA,
dan Panitera Muda berkontribusi
Pidana sebagai terhadap Misi ke-
penerapan sila ke-4 4: Meningkatkan
Pancasila yang kredibilitas dan
berbunyi “Kerakyatan transparansi
yang dipimpin oleh Pengadilan
hikmat kebijaksanaan Negeri Rantau
dalam
pemusyawaratan
perwakilan” atas
wujud penerapan
nasionalisme.
c. Saya akan meminta
waktu Panitera dan

37
Panitera Muda
Pidana untuk
konsultasi dan
diskusi dengan sopan
sesuai dengan etika
untuk menerapkan
nilai etika publik.
d. Saya akan
berkonsultasi dan
berdiskusi dengan
Panitera dan Panitera
Muda Pidana agar
mutu sistem
meningkat dan
pencatatan register
berkas perkara
pidana lebih efektif,
efisien, serta tepat
guna untuk
menerapkan
komitmen mutu.
e. Saya akan
berkonsultasi dan
berdiskusi dengan

38
Panitera dan Panitera
Muda Pidana untuk
mematuhi etika
birokrasi, yaitu
meminta pendapat
kepada pemegang
jabatan yang lebih
tinggi sebagai wujud
manajemen ASN.
b. Mengumpulkan Nilai-nilai yang berkaitan
informasi dengan tahapan 2.2.
tambahan adalah:
mengenai a. Saya akan
substansi mengumpulkan
dalam sistem informasi dengan
X-PEDIA sebaik dan sebenar
maupun sistem mungkin serta jelas
Google sehingga dapat
Spreadsheet dipertanggungjawabk
an sebagai bentuk
penerapan nilai
akuntabiltas.
b. Saya akan teliti dalam
mencari dan

39
mengumpulkan
informasi tersbeut
dengan teliti,
sehingga tidak ada
yang tertinggal untuk
penerapan
komitmen mutu.
c. Saya akan kerja
keras dalam
mengumpulkan
informasi, secara
mandiri, serta peduli
terhadap
perkembangan
pencatatan register
berkas perkara
pidana yang masuk
sebagai wujud dari
nilai anti-korupsi.
d. Saya akan berusaha
membuat sistem
yang baik demi
pelayanan yang
memudahkan guna

40
menjalankan peran
saya sebagai pelayan
publik sesuai dengan
nilai pelayanan
publik.
c. Merancang Nilai-nilai yang berkaitan
konsep tabel dengan tahapan 2.3.
untuk sistem adalah:
X-PEDIA a. Saya akan
merancang tabel
yang sebisa mungkin
menunjukkan nilai
transparansi antar-
bagian untuk
mewujudkan
akuntabilitas.
b. Saya akan
merancang konsep
tabel yang
sesederhana
mungkin ditambah
dengan kreativitas
saya sebagai bentuk

41
penerapan
komitmen mutu.
c. Saya akan
merancang konsep
tabel dengan mandiri
untuk menerapkan
nilai anti-korupsi.
Analisis dampak:
Kegiatan membuat konsep untuk sistem X-PEDIA dilakukan agar sistem yang nantinya dibuat telah memuat segala kebutuhan dan melengkapi
kekurangan dari yang sebelumnya. Apabila kegiatan ini dilakukan tanpa menerapkan nilai akuntabilitas, maka sistem ini tidak terkonsep dengan
baik dan akan kesulitan menjalankan kegiatan selanjutnya. Kemudian, diskusi tidak akan berjalan sebagaimana mestinya serta Panitera dan
Panitera Muda Pidana akan memberikan kesan buruk jika tidak menerapkan nilai nasionalisme dan etika publik, seperti memohon izin untuk
berkonsultasi dan menjaga sopan santun. Apabila konsep X-PEDIA dibuat tidak memperhatikan nilai komitmen mutu, maka hasilnya tidak akan
berbeda dengan metode pencatatan yang ada saat ini dan tidak akan ada transparansi jika tidak menerapkan nilai anti-korupsi. Berkaitan dengan
manajemen ASN, apabila hal tersebut tidak dilakukan, maka peran ASN sebagai pelayan publik untuk internal organisasi tidak akan terlaksana
karena tidak dapat membuat konsep sistem yang memiliki nilai pelayanan publik, seperti kemudahan akses.
Kontribusi Penguatan Time Schedule
Keterkaitan Substansi
No. Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Terhadap Visi- Nilai-Nilai (Penjadwalan)
Mata Pelatihan
Misi Organisasi Organisasi
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
3. Membangun 3.1. Membuat akun Sistem X- Nilai-nilai yang berkaitan Dengan Nilai-nilai 15 – 21 Juni
sistem X- G-Mail PEDIA yang dengan tahapan 3.2. menerapkan organisasi yang 2021
PEDIA adalah: mata pelatihan dikuatkan

42
siap a. Saya akan membuat Akuntabilitas, melalui kegiatan
digunakan akun G-Mail dengan Etika Publik, pembangunan
menggunakan nama Komitmen Mutu, sistem X-PEDIA
akun yang tidak Anti Korupsi, dan adalah
bertentangan dengan Whole of kemandirian,
etika dalam Government integritas,
masyarakat guna dalam kegiatan akuntabilitas,
menerapkan nilai pembangunan responsibilitas,
etika publik. sistem X-PEDIA, dan
b. Saya akan berkontribusi keterbukaan.
menggunakan terhadap Misi ke-
kreativitas untuk 4: Meningkatkan
memberi nama akun kredibilitas dan
agar mudah diingat transparansi
guna menerapkan Pengadilan
nilai komitmen Negeri Rantau
mutu.
c. Saya akan membuat
akun G-Mail yang
nantinya akan
dimanfaatkan demi
kepentingan publik
dan tidak akan
digunakan untuk

43
kepentingan pribadi
sebagai wujud dari
nilai anti-korupsi.
3.2. Membuat Nilai-nilai yang berkaitan
sistem X- dengan tahapan 3.2.
PEDIA dengan adalah:
memanfaatkan a. Saya akan membuat
Google sistem X-PEDIA yang
Spreadsheet dapat
mengintegrasikan
beberapa bagian di
Pengadilan Negeri
Rantau agar timbul
kolaborasi yang baik
serta membuat
pencatatan dan
pendokumentasian
berkas perkara
pidana menjadi lebih
transparan guna
mewujudkan nilai
akuntabilitas.
b. Saya akan
menggunakan

44
kreativitas dan penuh
inovasi dalam
mengembangkan
sistem X-PEDIA agar
memudahkan
pekerjaan di
Kepaniteraan Pidana
dalam hal mencatat
register berkas
perkara pidana dan
dokumentasi
penyerahan berkas
perkara pidana
sebagai wujud dari
nilai komitmen
mutu.
c. Saya akan dengan
berani mealkukan
perubahan dari
sistem yang
konvensional menjadi
digital di
Kepaniteraan Pidana

45
sebagai wujud dari
nilai anti-korupsi.
d. Saya akan
berkolaborasi dengan
banyak pihak seperti
seluruh Staf di
kepaniteraan Pidana,
Hakim dan Panitera
Pengganti untuk
membuat sistem X-
PEDIA untuk
mewujudkan nilai
Whole of
Government.
3.3. Melakukan uji Nilai-nilai yang berkaitan
kelayakan oleh dengan tahapan 3.3.
Panitera Muda adalah:
Pidana sebagai a. Saya akan
penanggung bertanggung jawab
jawab di jika memang ada
Kepaniteraan kesalahan dalam
Pidana pembangunan sistem
X-PEDIA selama diuji
kelayakannya oleh

46
Panitera Muda
Pidana selaku
penanggung jawab di
Kepaniteraan Pidana
guna menerapkan
nilai akuntabilitas.
b. Saya akan memohon
kepada Panitera
Muda Pidana selaku
penanggung jawab di
Kepaniteraan Pidana
sekaligus atasan
saya di ruangan
untuk menguji
kelayakan sebagai
bentuk etika publik.
c. Saya akan
senantiasa menjaga
kualitas sistem X-
PEDIA dengan
adanya uji kelayakan
sebelum diterapkan
oleh pihak yang
berkepentingan

47
untuk menerapkan
nilai komitmen
mutu.
d. Saya akan menerima
hasil uji kelayakan
dengan penuh
tanggung jawab dan
berani mengakui
kesalahan jika
memang terdapat
kesalahan sebagai
bentuk penerapan
nilai anti-korupsi.
Analisis dampak:
Pelaksanaan pembangunan sistem X-PEDIA dilakukan berdasarkan hasil konsep sistem pada kegiatan sebelumnya yang didasari nilai-nilai dasar
ANEKA serta peran dan kedudukan ASN. Pelaksanaannya harus menerapkan nilai akuntabilitas, jika tidak, maka sistem tentu tidak dapat berjalan
karena tidak bisa diintegrasikan dengan pihak yang berkepentingan lainnya. Kemudian dalam hal etika publik, jika tidak dilaksanakan maka
Panitera Muda Pidana enggan untuk membantu dalam hal uji kelayakan sistem X-PEDIA, sehingga ada kemungkinan sistem tidak layak untuk
digunakan nantinya. Dalam hal komitmen mutu, apabila tidak dilaksanakan dengan baik, maka sistem berpotensi besar untuk gagal dan tidak
memiliki nilai guna yang tepat. Apabila kegiatan pembangunan sistem tidak menerapkan nilai anti-korupsi, maka tujuan transparansi tidak akan
tercapai. Begitu pula jika whole of government tidak diterapkan dengan baik, tujuan pembangunan sistem untuk mengintegrasikan antar-bagian
tidak akan tercapai.

48
Kontribusi Penguatan Time Schedule
Keterkaitan Substansi
No. Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Terhadap Visi- Nilai-Nilai (Penjadwalan)
Mata Pelatihan
Misi Organisasi Organisasi
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
4. Membuat 4.1. Menyusun Sistem X- Nilai-nilai yang berkaitan Dengan Nilai-nilai 21 Juni – 9 Juli
pedoman pedoman PEDIA mulai dengan tahapan 4.1. menerapkan organisasi yang 2021
penggunaan penggunaan digunakan adalah: mata pelatihan dikuatkan
dan sistem X- oleh pihak a. Saya akan menyusun Akuntabilitas, melalui kegiatan
internalisasi PEDIA yang memiliki pedoman Etika Publik, pembangunan
sistem X- kepentingan penggunaan sistem Komitmen Mutu, sistem X-PEDIA
PEDIA X-PEDIA dengan Anti Korupsi, adalah integritas,
jelas agar pengguna Pelayanan Publik, akuntabilitas dan
tidak kesulitan dalam dan Whole of responsibilitas.
menggunakan sistem Government
sebagai wujud dalam kegiatan
penerapan pembangunan
akuntabilitas. sistem X-PEDIA,
b. Saya akan menyusun berkontribusi
pedoman dengan terhadap Misi ke-
menggunakan 4: Meningkatkan
Bahasa Indonesia kredibilitas dan
sesuai dengan transparansi
pelafalan yang baik Pengadilan
dan benar sebagai Negeri Rantau

49
wujud penerapan
nasionalisme.
c. Saya akan membuat
pedoman
penggunaan sistem
yang kreatif, seperti
menambah warna
dalam tulisan agar
semakin
mempermudah untuk
menerapkan nilai
komitmen mutu.
4.2. Membagikan Nilai-nilai yang berkaitan
pedoman dengan tahapan 4.2.
penggunaan adalah:
sekaligus a. Saya akan
sosialisasi membagikan
kepada pihak- pedoman sekaligus
pihak yang menjelaskan kepada
memiliki pihak yang
kepentingan berkepentingan agar
(Staf pengguna tidak
Kepaniteraan kesulitas dalam
Pidana, Hakim menggunakan

50
dan Panitera sebagai wujud nilai
Pengganti) akuntabilitas.
b. Saya akan
membagikan
pedoman
penggunaan dengan
adil sesuai dengan
sila ke-5 Pancasila
yang berbunyi
“Keadilan sosial bagi
seluruh rakyat
Indonesia” untuk
menerapkan nilai
nasionalisme.
c. Saya akan
membagikan
pedoman
penggunaan kepada
semua pihak yang
berkepentingan
tanpa diskriminasi
sebagai wujud
penerapan etika
publik.

51
d. Saya akan
membagikan
pedoman
penggunaan secara
kreatif, yaitu
menempelkan
pedoman tersebut di
atas meja setiap
pihak sebagai wujud
penerapan
komitmen mutu.
e. Saya akan
membantu
menjelaskan sebaik
mungkin tentang hal
yang ada dalam
pedoman sebagai
wujud penerapan
pelayanan publik.
4.3. Memasang Nilai-nilai yang berkaitan
sistem X- dengan tahapan 4.3.
PEDIA ke adalah:
masing-masing a. Saya akan
perangkat memasang sistem

52
dan memastikan
sistem tersebut dapat
digunakan sengan
baik sebagai wujud
penerapan
akuntabilitas.
b. Saya akan
memasang sistem di
perangkat masing-
masing pihak atas
izin pihak terkait
sebagai bentuk
penerapan etika
publik.
c. Saya akan
memasang sistem
agar untuk menjamin
sistem terpasang
dengan baik untuk
mewujudkan nilai
komitmen mutu.
d. Saya akan
memasang sistem
agar integrasi antar-

53
bagian berjalan
dengan baik sebagai
wujud whole of
government.
Analisis dampak:
Kegiatan pembuatan pedoman penggunaan X-PEDIA serta internalisasi sistem X-PEDIA dilakukan agar penggunaannya dapat digunakan dengan
baik, ditambah lagi dengan penerapan nilai-nilai ANEKA yang akan membuat sistem semakin modern. Tanpa adanya akuntabilitas, pengguna
akan tetap kesulitan menggunakan sistem walau sudah ada pedomannya. Apabila kegiatan ini dilakukan tanpa ada nasionalisme, maka akan
terjadi diskriminasi atau pemegang jabatan tertentu saja yang bisa menggunakan, sedangkan pihak lain tidak bisa. Etika publik juga perlu
diterapkan, jika tidak, maka komunikasi antar-bagian akan terhambat dan sistem tidak berjalan sebagaimana mestinya. Kemudian jika komitmen
mutu tidak diterapkan, maka sistem tidak berjalan dengan baik dan tidak ada bedanya dengan sistem yang selama ini ada melalui buku fisik.
Pelayanan publik juga perlu diterapkan, karena jika tidak, maka penjelasan tentang penggunaan sistem ini tidak dapat tersampaikan dengan baik
dan timbul kekecewaan dari para pengguna. Jika tidak memperhatikan whole of government, maka sistem tidak dapat berjalan sesuai tujuannya,
yaitu mengintegrasikan antar-bagian.
Kontribusi Penguatan
Keterkaitan Substansi Time Schedule
No. Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Terhadap Visi- Nilai-Nilai
Mata Pelatihan (Penjadwalan)
Misi Organisasi Organisasi
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)

Gagasan 2 – Pembuatan SOP Pencatatan dan Penyerahan Berkas Pidana di Pengadilan Negeri Rantau (Manajemen ASN, WoG)

1. Menyampaikan 1.1. Menyiapkan ide Ide/gagasan Nilai-nilai yang berkaitan Dengan Nilai-nilai 7 – 9 Juni 2021
ide atau atau gagasan yang telah dengan tahapan 1.1. menerapkan organisasi yang
gagasan untuk disampaikan adalah: mata pelatihan dikuatkan

54
kepada disampaikan ke dan disetujui a. Saya akan membuat Akuntabilitas, melalui kegiatan
Pimpinan Pimpinan oleh Pimpinan catatan dengan jelas Nasionalisme, ini adalah
(Ketua (Ketua agar maksud dapat Etika Publik akuntabilitas dan
Pengadilan Pengadilan tersampaikan dengan Komitmen Mutu, keterbukaan
Negeri Rantau) Negeri baik sebagai wujud dan Manajemen
Rantau) dari akuntabilitas. ASN dalam
b. Saya akan membuat kegiatan
catatan dengan teliti, menyampaikan
efektif, dan efisien ide atau gagasan
agar mudah dipahami kepada Pimpinan
sebagai wujud dari (Ketua
komitmen mutu. Pengadilan
c. Saya akan membuat Negeri Rantau),
catatan agar dapat berkontribusi
menyampaikan terhadap Misi ke-
informasi ke 3: Meningkatkan
Pimpinan dengan kualitas
benar sebagai wujud kepemimpinan
penerapan peran Pengadilan
ASN sekaligus wujud Negeri Rantau
manajemen ASN. Misi ke-4:
1.2. Meminta izin Nilai-nilai yang berkaitan Meningkatkan
untuk dengan tahapan 1.2. kredibilitas dan
menghadap/me adalah: transparansi

55
mbuat janji a. Saya akan meminta Pengadilan
dengan izin dengan bahasa Negeri Rantau
Pimpinan yang baik dan benar
sebagai bentuk
penerapan nilai
nasionalisme.
b. Saya akan meminta
izin/membuat janji
dengan Pimpinan
dengan sopan santun
yang didahului
dengan salam agar
Pimpinan merasa
dihormati dan
dihargai sebagai
wujud penerapan
nilai etika publik.
c. Saya akan meminta
izin melalui chat jika
Pimpinan sedang
tidak ada di tempat
agar perizinan tetap
berjalan sebagai
bentuk kreativitas

56
saya untuk
menerapkan nilai
komitmen mutu.
1.3. Menghadap Nilai-nilai yang berkaitan
Pimpinan dan dengan tahapan 1.3.
menjelaskan adalah:
bentuk a. Saya akan
Rancangan menjelaskan
Aktualisasi Rancangan
Aktualisasi dengan
jelas dan konsisten
agar tidak
menimbulkan
kesalahpahaman
sebagai wujud dari
akuntabilitas.
b. Saya akan
menjelaskan
Rancangan
Aktualisasi dengan
menggunakan
Bahasan Indonesia
yang baik dan benar
sebagai wujud dari

57
penerapan Sila ke-3
Pancasila yang
berbunyi “Persatuan
Indonesia” atas nilai
nasionalisme.
c. Saya akan
menjelaskan
Rancangan
Aktualisasi dengan
sopan dan santun
sebagai wujud dari
etika publik.
d. Saya akan
menjelaskan
Rancangan
Aktualisasi dengan
sejelas-jelasnya
sesuai dengan tusi
saya sebagai wujud
dari manajemen
ASN.
1.4. Meminta Nilai-nilai yang berkaitan
pendapat dengan tahapan 1.4.
kepada adalah:

58
Pimpinan dan a. Saya akan mencatat
mencatat masukan dari
masukan yang Pimpinan dengan
diberikan oleh rinci dan penuh rasa
Pimpinan percaya kepada
Pimpinan bahwa
masukannya demi
kebaikan organisasi
sebagai wujud
penerapan nilai
akuntabilitas.
b. Saya akan meminta
pendapat Pimpinan
dan berdiskusi
sebagai penerapan
sila ke-4 Pancasila
yang berbunyi
“Kerakyatan yang
dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam
pemusyawaratan
perwakilan” atas
wujud penerapan
nasionalisme.

59
c. Saya akan
menghargai
komunikasi dengan
mendengarkan
masukan dari
Pimpinan hingga
selesai tanpa
menyela
pembicaraan sebagai
wujud penerapan
etika publik.
d. Saya akan meminta
pendapat dari
Pimpinan dengan
terbuka serta
mencatat masukan
secara responsif
dengan sigap
terhadap setiap
masukan sebagai
bentuk penerapan
nilai komitmen
mutu.
Analisis dampak:

60
Menyampaikan ide/gagasan kepada pimpinan sekaligus meminta izin untuk menerapkan ide/gagasan tersebut adalah salah satu bentuk
komunikasi dalam birokrasi yang sudah menjadi budaya baik selama ini. Cara penyampaian yang sesuai dengan nilai-nilai ANEKA dan peran
serta kedudukan ASN akan membuat komunikasi menjadi lebih baik. Apabila penyampaian ide/gagasan ini tidak sesuai dengan nilai
akuntabilitas, maka tidak aka nada rasa percaya dari Pimpinan untuk membiarkan saya menjalankan ide/gagasan ini, sehingga Pimpinan tidak
mengizinkan ide/gagasan dijalankan. Kemudian jika nilai nasionalisme tidak diterapkan dengan baik, seperti tidak menggunakan Bahasa
Indonesia yang baik dan benar maupun bermusyawarah dengan Pimpinan, maka kesan buruk akan diberikan oleh Pimpinan. Hal tersebut juga
berkaitan dengan nilai etika publik jika tidak diterapkan dalam kegiatan ini. Jika saya tidak kreatif dan responsive, maka ide/gagasan akan
terhalang untuk disampaikan tepat waktu dan masukan dari Pimpinan tidak akan diterapkan dengan baik nantinya dalam pelaksanaan
ide/gagasan. Hal tersebut berkaitan dengan komitmen mutu. Jika saya tidak menerapkan manajemen ASN, maka isu dalam tusi saya tidak
tersampaikan dengan baik.
Kontribusi Penguatan
Keterkaitan Substansi Time Schedule
No. Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Terhadap Visi- Nilai-Nilai
Mata Pelatihan (Penjadwalan)
Misi Organisasi Organisasi
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
2. Konsultasi dan 2.1. Meminta izin Notulen/Lemb Nilai-nilai yang berkaitan Dengan Nilai-nilai 10 – 15 Juni
diskusi dengan kepada ar hasil dengan tahapan 2.1. menerapkan organisasi yang 2021
Panitera dan Panitera dan konsultasi dan adalah: mata pelatihan dikuatkan
Panitera Muda Panitera Muda diskusi a. Saya akan meminta Akuntabilitas, melalui kegiatan
Pidana untuk konsultasi izin/membuat janji Nasionalisme, ini adalah
pembentukan konsultasi dengan Etika Publik akuntabilitas,
SOP bahasa yang baik dan Komitmen Mutu, responsibilitas
benar sebagai bentuk dan Manajemen dan
penerapan nilai ASN dalam ketidakberpihaka
nasionalisme. kegiatan n

61
b. Saya akan meminta konsultasi dan
izin/membuat janji diskusi dengan
konsultasi dengan Panitera dan
sopan santun yang Panitera Muda
didahului dengan Pidana,
salam agar Panitera berkontribusi
dan Panitera Muda terhadap Misi ke-
Pidana merasa 3: Meningkatkan
dihormati dan kualitas
dihargai sebagai kepemimpinan
wujud penerapan Pengadilan
nilai etika publik. Negeri Rantau
c. Saya akan meminta Misi ke-4:
izin melalui chat jika Meningkatkan
Pimpinan sedang kredibilitas dan
tidak ada di tempat transparansi
agar perizinan tetap Pengadilan
berjalan sebagai Negeri Rantau
bentuk kreativitas
saya untuk
menerapkan nilai
komitmen mutu.

62
2.2. Menjelaskan Nilai-nilai yang berkaitan
maksud dan dengan tahapan 2.2.
tujuan adalah:
a. Saya akan memberi
penjelasan tentang
maksud dan tujuan
saya berkonsultasi
dan berdiskusi agar
tidak menimbulkan
salah paham untuk
menerapkan nilai
akuntabilitas.
b. Saya akan
menjelaskan Laporan
Aktualisasi dengan
sopan dan santun
sebagai wujud dari
etika publik.
c. Saya akan
menjelaskan dengan
efektif dan langsung
ke inti permasalahan
untuk mengefekifkan
waktu guna

63
menerapkan
komitmen mutu.
d. Saya akan
menjelaskan Laporan
Aktualisasi dengan
sejelas-jelasnya
sesuai dengan tusi
saya sebagai wujud
dari manajemen
ASN.
2.3. Mendengar Nilai-nilai yang berkaitan
pendapat dari dengan tahapan 2.3.
Panitera dan adalah:
Panitera Muda a. Saya akan mencatat
Pidana masukan dari
Panitera dan Panitera
Muda Pidana dengan
rinci dan penuh rasa
percaya kepada
Pimpinan bahwa
masukannya demi
kebaikan organisasi
sebagai wujud

64
penerapan nilai
akuntabilitas.
b. Saya akan
mendengar masukan
dari Panitera dan
Panitera Muda
Pidana dengan
saksama dan tidak
memotong
pembicaraan untuk
menerapkan nilai
etika publik.
c. Saya akan mencatat
masukan secara
responsif dengan
sigap terhadap setiap
masukan sebagai
bentuk penerapan
nilai komitmen
mutu.
Analisis dampak:
Konsultasi dan diskusi dengan Panitera dan Panitera Muda Pidana dilakukan guna mendapatkan informasi seputar pencatatan register berkas
perkara pidana yang masuk serta pendistribusian berkas perkara pidana yang selama ini berlangsung. Jika kegiatan ini dilakukan tanpa
menerapkan nilai akuntabilitas, maka bisa menimbulkan mis-komunikasi dan informasi yang diberikan oleh Panitera dan Panitera Muda Pidana

65
tidak akan tercatat dengan baik. Apabila kegiatan ini tidak dilakukan dengan nilai nasionalisme, maka akan menimbulkan kesan buruk di hadapan
Panitera dan Panitera Muda Pidana. Begitu pula jika nilai etika publik tidak diterapkan dengan baik. Tanpa adanya komitmen mutu, kegiatan ini
tidak akan berjalan efektif dan efisien, bahkan tidak akan membantu menyelesaikan isu karena informasi yang didapat tidak maksimal dan tanpa
manajemen ASN, maka isu dalam tusi tidak akan tersampaikan dengan baik.
Kontribusi Penguatan
Keterkaitan Substansi Time Schedule
No. Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Terhadap Visi- Nilai-Nilai
Mata Pelatihan (Penjadwalan)
Misi Organisasi Organisasi
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
3. Membuat 3.1. Mengumpulkan Konsep SOP Nilai-nilai yang berkaitan Dengan Nilai-nilai 14 – 16 Juni
konsep SOP contoh SOP dengan tahapan 3.1. menerapkan organisasi yang 2021
Pencatatan adalah: mata pelatihan dikuatkan
Penerimaan a. Saya akan mencari Akuntabilitas, melalui kegiatan
Register contoh SOP dengan Nasionalisme, ini adalah
Berkas Pidana teliti yang sesuai Komitmen Mutu, kemandirian,
dengan inovasi yang Anti-korupsi, dan akuntabilitas,
dibuat untuk Pelayanan Publik dan
menerapkan nilai dalam kegiatan responsibilitas
akuntabilitas. membuat konsep
b. Saya akan SOP,
mengumpulkan berkontribusi
contoh SOP dengan terhadap Misi ke-
efektif dan efisien, 3: Meningkatkan
yaitu dengan mencari kualitas
SOP inovasi atau kepemimpinan

66
SOP yang sejenis Pengadilan
untuk menerapkan Negeri Rantau
nilai komitmen Misi ke-4:
mutu. Meningkatkan
c. Saya akan mencari kredibilitas dan
SOP dengan gigih transparansi
dan kerja keras Pengadilan
sampai dapat untuk Negeri Rantau
menerapkan nilai
anti-korupsi.
3.2. Mencatat daftar Nilai-nilai yang berkaitan
kebutuhan atau dengan tahapan 3.2.
mencari adalah:
informasi a. Saya akan mencatat
tambahan dengan daftar
mengenai isi kebutuhan atau
SOP mencari informasi
tambahan untuk SOP
dengan teliti agar
dapat
dipertanggungjawabk
an dengan baik guna
menerapkan nilai
akuntabilitas.

67
b. Saya akan mencatat
poin-poin penting
agar efektif untuk
menerapkan nilai
komitmen mutu.
c. Saya akan mencatat
menggunakan kertas
bekas pakai yang
masih layak agar
menerapkan
kedederhanaan guna
mewujudkan nilai
anti-korupsi.
d. Saya akan
melakukan analisis
dengan
memperhatikan
sekitar sehingga
semua kepentingan
pihak-pihak terkait
dapat terpenuhi guna
mewujudkan
pelayanan publik.

68
3.3. Melakukan Nilai-nilai yang berkaitan
analisis untuk dengan tahapan 3.3.
substansi dalam adalah:
SOP a. Saya akan
menganalisis
substansi SOP
dengan teliti agar
dapat substansinya
dapat
dipertanggungjawabk
an guna mewujudkan
nilai akuntabilitas.
b. Saya akan
menganalisis
substansi SOP yang
disesuaikan dengan
peraturan
perundang-undangan
Indonesia guan
meenrapkan nilai
nasionalisme.
c. Saya akan
menganalisis dengan
baik agar mutu SOP

69
dapat terjamin guna
menerapkan nilai
komitmen mutu.
d. Saya akan
melakukan analisis
untuk substansi SOP
sesuai dengan tusi
guna mewujudkan
manajemen ASN.
Analisis dampak:
Pembuatan konsep SOP dilakukan agar penyusunan SOP dapat dilakukan lebih mudah karena telah tergambar sebelumnya. Apabila konsep
SOP dilakukan tanpa menerapkan nilai akuntabilitas, maka SOP tidak akan terkonsep dengan baik dan menyulitkan untuk masuk ke kegiatan
selanjutnya. Tanpa nasionalisme, SOP bisa jadi bertentangan dan menyalahi aturan yang berlaku. Kemudian, apabila dilakukan tanpa nilai
komitmen mutu, informasi yang dibutuhkan tidak akan masuk ke dalam konsep SOP. Kegiatan pembuatan konsep SOP jika tidak dilakukan
tanpa nilai anti-korupsi akan terjadi pemborosan, padahal konsep itu bersifat tidak resmi dan hanya coret-coretan. Apabila manajemen ASN
tidak diterapkan, maka konsep SOP bisa jadi tidak sesuai dengan prosedur yang berlaku dan jika tidak menerapkan pelayanan publik, maka
SOP tidak akan memenuhi kepentingan pihak-pihak dan tidak disepakati oleh pihak-pihak yang berkepentingan.
Kontribusi Penguatan Time Schedule
Keterkaitan Substansi
No. Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Terhadap Visi- Nilai-Nilai (Penjadwalan)
Mata Pelatihan
Misi Organisasi Organisasi
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
4. Membuat SOP 4.1. Membuat SOP yang Nilai-nilai yang berkaitan Dengan Nilai-nilai 17 – 21 Juni
Pencatatan flowchart dan narasi sudah dicetak dengan tahapan 4.1. menerapkan organisasi yang 2021
Penerimaan SOP dan di-review adalah: mata pelatihan dikuatkan

70
Register a. Saya akan membuat Akuntabilitas, melalui kegiatan
Berkas Pidana flowchart dan narasi Nasionalisme, ini adalah
dengan sejelas- Etika Publik kemandirian,
jelasnya agar mudah Komitmen Mutu, kejujuran,
dipahami oleh dan Anti-korupsi akuntabilitas,
pembaca SOP guna dalam kegiatan dan
menerapkan nilai pembuatan SOP, responsibilitas
akuntabilitas. berkontribusi
b. Saya akan membuat terhadap Misi ke-
SOP dengan bahasa 3: Meningkatkan
yang sesuai dengan kualitas
PUEBI Pedoman kepemimpinan
Umum Ejaan Bahasa Pengadilan
Indonesia) guna Negeri Rantau
menerapkan nilai Misi ke-4:
nasionalisme. Meningkatkan
c. Saya akan menyusun kredibilitas dan
SOP dengan detail transparansi
agar mutu Pengadilan
pelaksanaan tetap Negeri Rantau
terjaga guna
menerapkan nilai
komitmen mutu.

71
4.2. Mencetak SOP Nilai-nilai yang berkaitan
dengan tahapan 4.2.
adalah:
a. Saya akan mencetak
SOP rapi agar jelas
terbaca sebagai
wujud penerapan
akuntabilitas.
b. Saya akan mencetak
SOP efektif, yaitu
dengan mencetak
seperlunya guna
menerapkan nilai
komitmen mutu.
c. Saya akan mencetak
SOP dengan penuh
tanggung jawab dan
tidak memanfaatkan
printer dalam hal ini
selain untuk
mencetak SOP guna
menerapkan nilai
anti-korupsi.

72
4.3. Review SOP Nilai-nilai yang berkaitan
oleh Panitera dan dengan tahapan 4.3.
Panitera Muda adalah:
Pidana a. Saya akan
bertanggung jawab
jika memang ada
kesalahan dalam
penyusunan SOP
selama di-review oleh
Panitera Muda
Pidana selaku
penanggung jawab di
Kepaniteraan Pidana
guna menerapkan
nilai akuntabilitas.
b. Saya akan memohon
kepada Panitera
Muda Pidana selaku
penanggung jawab di
Kepaniteraan Pidana
sekaligus atasan
saya di ruangan
untuk me-review SOP

73
sebagai bentuk etika
publik.
c. Saya akan
senantiasa menjaga
kualitas SOP dengan
adanya review untuk
menerapkan nilai
komitmen mutu.
d. Saya akan menerima
hasil review dengan
penuh tanggung
jawab dan berani
mengakui kesalahan
jika memang terdapat
kesalahan sebagai
bentuk penerapan
nilai anti-korupsi.
Analisis dampak:
Membuat atau menyusun SOP merupakan kegiatan lanjutan dari membuat konsep SOP, sehingga nilai-nilai yang diterapkan tidak akan jauh
berbeda dengan kegiatan mengonsep SOP. Apabila kegiatan ini dilakukan tanpa menerapkan nilai akuntabilitas, maka SOP tidak mudah dibaca
oleh pembaca. Kemudian jika kegiatan ini dilakukan tanpa menerapkan nilai nasionalisme, maka SOP akan kurang enak dibaca karena
menggunakan bahasa yang tidak baku atau bahkan terlihat tidak sopan. Tanpa adanya nilai etika publik, Panitera Muda Pidana sebagai atasan
di ruangan saya akan kecewa dan SOP tidak di-review dengan maksimal karena rasa kecewa tersebut. Apabila nilai komitmen mutu tidak

74
diterapkan, fungsi SOP sebagai petunjuk dan mempertegas alur pencatatan register berkas perkara pidana tidak akan berjalan dengan baik. Jika
nilai anti-korupsi tidak diterapkan, SOP tidak akan berkualitas baik dan kepercayaan kepada saya akan menurun.
Kontribusi Penguatan
Keterkaitan Substansi Time Schedule
No. Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Terhadap Visi- Nilai-Nilai
Mata Pelatihan (Penjadwalan)
Misi Organisasi Organisasi
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
5. Internalisasi 5.1. Melakukan SOP sudah Nilai-nilai yang berkaitan Dengan Nilai-nilai 22 Juni – 9 Juli
SOP sosialisasi terhadap mulai di- dengan tahapan 5.1. menerapkan organisasi yang 2021
SOP kepada pihak- implementasik adalah: mata pelatihan dikuatkan
pihak terkait an a. Saya akan Akuntabilitas, melalui kegiatan
melakukan sosialiasi Nasionalisme, ini adalah
dengan sangat jelas Etika Publik akuntabilitas,
agar semua pihak Komitmen Mutu, responsibilitas,
yang berkepentingan Manajemen ASN, keterbukaan,
mengerti adalah dan Whole of dan
wujud penerapan Government ketidakberpihaka
akuntabilitas. dalam kegiatan n
b. Saya akan internalisasi SOP,
melakukan sosialiasi berkontribusi
dengan terhadap Misi ke-
menggunakan 3: Meningkatkan
bahasa Indonesia kualitas
sebagai bahasa kepemimpinan
persatuan sesuai Pengadilan

75
dengan pelafalan Negeri Rantau
yang baik dan benar Misi ke-4:
dan menyediakan Meningkatkan
waktu untuk kredibilitas dan
berdiskusi guna transparansi
menerapkan Sila ke- Pengadilan
4 Pancasila yang Negeri Rantau
berbunyi,
“Kerakyatan yang
dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam
pemusyawaratan
perwakilan” untuk
mewujudkan nilai
nasionalisme.
c. Saya akan
melakukan sosialiasi
dengan ramah,
sopan, dan santun
saat menyampaikan
materi agar peserta
sosialisasi merasa
dihargai guna

76
menerapkan nilai
etika publik.
d. Saya akan
menyampaikan
materi sosialisasi
dengan jelas poin per
poin namun tetap
memperhatikan
efektivitas waktu
guna menerapkan
nilai komitmen
mutu.
e. Saya akan
melakukan
sosialisasi dibantu
oleh pegawai lain
untuk
mengoperasikan
PowerPoint sesuai
rencana untuk
mewujudkan
manajemen ASN.

77
5.2. Mengarsipkan Nilai-nilai yang berkaitan
SOP ke dalam map dengan tahapan 5.2.
arsip adalah:
a. Saya akan
mengarsipkan SOP
dengan penuh
tanggung jawab yaitu
meletakkan SOP di
map yang telah
disediakan sebagai
wujud akuntabilitas.
b. Saya akan
mengarsipkan SOP
dengan rapi agar
tidak rusak guna
mewujudkan nilai
komitmen mutu.
Analisis dampak:
Internalisasi SOP dilakukan agar pencatatan register berkas perkara pidana yang masuk dapat dilakukan dengan baik oleh semua petugas sesuai
prosedur yang telah ditentukan. Apabila internalisasi SOP tidak dilakukan dengan nilai akuntabilitas, maka SOP tidak akan tersampaikan dengan
baik dan pencatatan register berkas perkara pidana tidak dilakukan sesuai prosedur. Tanpa nasionalisme, sosialisasi hanya akan terjadi satu
arah dan tidak ada klarifikasi atas pertanyaan dari peserta sosialisasi. Tanpa adanya etika publik, peserta sosialisasi tidak akan merasa dihargai
dan tidak akan menerima materi dengan baik dan tanpa adanya komitmen mutu, SOP tidak tersampaikan sepenuhnya lantaran kelebihan waktu
dan SOP tidak akan tersimpan dengan baik.

78
Kontribusi Penguatan
Keterkaitan Substansi Time Schedule
No. Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Terhadap Visi- Nilai-Nilai
Mata Pelatihan (Penjadwalan)
Misi Organisasi Organisasi
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)

Gagasan 3 – Sosialisasi pemanfaatan TI dalam pencatatan berkas perkara kepada Pegawai di Pengadilan Negeri Rantau (Manajemen
ASN)

1. Menyampaikan 1.1. Menyiapkan ide Ide/gagasan Nilai-nilai yang berkaitan Dengan Nilai-nilai 7 – 9 Juni 2021
ide atau atau gagasan yang telah dengan tahapan 1.1. menerapkan organisasi yang
gagasan untuk disampaikan adalah: mata pelatihan dikuatkan
kepada disampaikan ke dan disetujui a. Saya akan membuat Akuntabilitas, melalui kegiatan
Pimpinan Pimpinan oleh Pimpinan catatan dengan jelas Nasionalisme, ini adalah
(Ketua (Ketua agar maksud dapat Etika Publik akuntabilitas,
Pengadilan Pengadilan tersampaikan dengan Komitmen Mutu, responsibilitas,
Negeri Rantau) Negeri baik sebagai wujud dan Manajemen dan keterbukaan
Rantau) dari akuntabilitas. ASN dalam
b. Saya akan membuat kegiatan
catatan dengan teliti, menyampaikan
efektif, dan efisien ide atau gagasan
agar mudah dipahami kepada Pimpinan
sebagai wujud dari (Ketua
komitmen mutu. Pengadilan

79
c. Saya akan membuat Negeri Rantau),
catatan agar dapat berkontribusi
menyampaikan terhadap Misi ke-
informasi ke 3: Meningkatkan
Pimpinan dengan kualitas
benar sebagai wujud kepemimpinan
dari manajemen Pengadilan
ASN. Negeri Rantau
1.2. Meminta izin Nilai-nilai yang berkaitan Misi ke-4:
untuk dengan tahapan 1.2. Meningkatkan
menghadap/me adalah: kredibilitas dan
mbuat janji a. Saya akan meminta transparansi
dengan izin dengan bahasa Pengadilan
Pimpinan yang baik dan benar Negeri Rantau
sebagai bentuk
penerapan nilai
nasionalisme.
b. Saya akan meminta
izin/membuat janji
dengan Pimpinan
dengan sopan santun
yang didahului
dengan salam agar
Pimpinan merasa

80
dihormati dan
dihargai sebagai
wujud penerapan
nilai etika publik.
c. Saya akan meminta
izin melalui chat jika
Pimpinan sedang
tidak ada di tempat
agar perizinan tetap
berjalan sebagai
bentuk kreativitas
saya untuk
menerapkan nilai
komitmen mutu.
1.3. Menjelaskan Nilai-nilai yang berkaitan
bentuk dengan tahapan 1.3.
Rancangan adalah:
Aktualisasi a. Saya akan
menjelaskan
Rancangan
Aktualisasi dengan
jelas dan konsisten
agar tidak
menimbulkan

81
kesalahpahaman
sebagai wujud dari
akuntabilitas.
b. Saya akan
menjelaskan
Rancangan
Aktualisasi dengan
menggunakan
Bahasan Indonesia
yang baik dan benar
sebagai wujud dari
penerapan Sila ke-3
Pancasila yang
berbunyi “Persatuan
Indonesia” atas nilai
nasionalisme.
c. Saya akan
menjelaskan
Rancangan
Aktualisasi dengan
sopan dan santun
sebagai wujud dari
etika publik.

82
d. Saya akan
menjelaskan Laporan
Aktualisasi dengan
sejelas-jelasnya
sebagai wujud dari
manajemen ASN.
1.4. Meminta Nilai-nilai yang berkaitan
pendapat dengan tahapan 1.4.
kepada adalah:
Pimpinan dan a. Saya akan mencatat
mencatat masukan dari
masukan dari Pimpinan dengan
Pimpinan rinci dan penuh rasa
percaya kepada
Pimpinan bahwa
masukannya demi
kebaikan organisasi
sebagai wujud
penerapan nilai
akuntabilitas.
b. Saya akan meminta
pendapat Pimpinan
sambil berdiskusi
sebagai penerapan

83
sila ke-4 Pancasila
yang berbunyi
“Kerakyatan yang
dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam
pemusyawaratan
perwakilan” atas
wujud penerapan
nasionalisme.
c. Saya akan
menghargai
komunikasi dengan
mendengarkan
masukan dari
Pimpinan hingga
selesai tanpa
menyela
pembicaraan sebagai
wujud penerapan
etika publik.
d. Saya akan meminta
pendapat dari
Pimpinan dengan
terbuka serta

84
mencatat masukan
secara responsive
dengan sigap
terhadap setiap
masukan sebagai
bentuk penerapan
nilai komitmen
mutu.
Analisis dampak:
Menyampaikan ide/gagasan kepada pimpinan sekaligus meminta izin untuk menerapkan ide/gagasan tersebut adalah salah satu bentuk
komunikasi dalam birokrasi yang sudah menjadi budaya baik selama ini. Cara penyampaian yang sesuai dengan nilai-nilai ANEKA dan peran
serta kedudukan ASN akan membuat komunikasi menjadi lebih baik. Apabila penyampaian ide/gagasan ini tidak sesuai dengan nilai
akuntabilitas, maka tidak aka nada rasa percaya dari Pimpinan untuk membiarkan saya menjalankan ide/gagasan ini, sehingga Pimpinan tidak
mengizinkan ide/gagasan dijalankan. Kemudian jika nilai nasionalisme tidak diterapkan dengan baik, seperti tidak menggunakan Bahasa
Indonesia yang baik dan benar maupun bermusyawarah dengan Pimpinan, maka kesan buruk akan diberikan oleh Pimpinan. Hal tersebut juga
berkaitan dengan nilai etika publik jika tidak diterapkan dalam kegiatan ini. Jika saya tidak kreatif dan responsive, maka ide/gagasan akan
terhalang untuk disampaikan tepat waktu dan masukan dari Pimpinan tidak akan diterapkan dengan baik nantinya dalam pelaksanaan
ide/gagasan. Hal tersebut berkaitan dengan komitmen mutu. Jika saya tidak menerapkan manajemen ASN, maka isu dalam tusi saya tidak
tersampaikan dengan baik.
Kontribusi Penguatan Time Schedule
Keterkaitan Substansi
No. Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Terhadap Visi- Nilai-Nilai (Penjadwalan)
Mata Pelatihan
Misi Organisasi Organisasi
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)

85
2. Menyiapkan 2.1. Mengumpulkan Materi dalam Nilai-nilai yang berkaitan Dengan Nilai-nilai 10 – 15 Juni
materi materi Microsoft dengan tahapan 2.1. menerapkan organisasi yang 2021
sosialisasi sosialisasi Word adalah: mata pelatihan dikuatkan
a. Saya akan Akuntabilitas, melalui kegiatan
mengumpulkan Nasionalisme, ini adalah
materi dengan sebaik Komitmen Mutu, kemandirian,
dan sebenar mungkin Anti-korupsi, akuntabilitas,
serta jelas sehingga Manajemen ASN, dan
mudah dipahami dan dan Pelayanan responsibilitas
dapat Publik dalam
dipertanggungjawabk kegiatan
an sebagai bentuk menyiapkan
penerapan nilai materi sosialisasi,
akuntabiltas. berkontribusi
b. Saya akan teliti dalam terhadap Misi ke-
mengumpulkan 3: Meningkatkan
materi untuk kualitas
persiapan presentasi kepemimpinan
dalam sosialisasi Pengadilan
dengan teliti Negeri Rantau
sehingga semua Misi ke-4:
materi dapat Meningkatkan
tersampaikan kredibilitas dan

86
sebagai penerapan transparansi
komitmen mutu. Pengadilan
c. Saya akan kerja Negeri Rantau
keras dalam
mengumpulkan
materi serta peduli
terhadap
kematangan materi
dan pehamanan
peserta sosialisasi
sebagai wujud dari
nilai anti-korupsi.
2.2. Mempelajari Nilai-nilai yang berkaitan
dan mendalami dengan tahapan 2.3.
materi adalah:
sosialisasi a. Saya akan benar-
benar mempelajari
dan mendalami
dengan serius agar
materi yang
disampaikan dapat
dipertanggungjawabk
an guna menerapkan
nilai akuntabilitas.

87
b. Saya akan
mendalami materi
agar materi
sosialisasi
mempunyai mutu
sehingga peserta
dapat menerima ilmu
dengan baik guna
menerapkan nilai
komitmen mutu.
c. Saya akan
mempelajari dan
mendalami materi
untuk meningkatkan
ilmu yang saya miliki
guna mewujudkan
manajemen ASN.
2.3. Membuat Nilai-nilai yang berkaitan
presentasi dengan tahapan 2.3.
dalam slide adalah:
Microsoft a. Saya akan membuat
PowerPoint presentasi yang
untuk sosialiasi sederhana dan
mudah dipahami agar

88
jelas untuk
menerapkan nilai
akuntabilitas.
b. Saya akan
menggunakan
Bahasa Indonesia
yang sesuai dengan
PUEBI (Pedoman
Umum Ejaan Bahasa
Indonesia) untuk
menerapkan nilai
nasionalisme.
c. Saya akan membuat
presentasi dengan
menambahkan
beberapa animasi
dan transisi sebagai
bentuk kreativitas
untuk menerapkan
nilai komitmen
mutu.
Analisis dampak:
Menyiapkan materi untuk sosialisasi merupakan langkah yang ditempuh sebelum pelaksanaan sosialisasi agar lebih siap. Dalam menyiapkan
materi sosialisasi diperlukan penerapan nilai-nilai ANEKA yang baik karena jika tidak, akan ada dampaknya. Seperti jika tidak menerapkan nilai

89
akuntabilitas, maka materi sosialisasi tidak akan terkumpul dengan baik dan akhirnya ilmu-ilmunya tidak dapat diterima dengan baik oleh peserta
sosialisasi. Tanpa nilai nasionalisme, slide PowerPoint tidak akan nyaman untuk dibaca karena menggunakan bahasa-bahasa yang tidak sesuai
dengan kaidah Bahasa Indonesia. Apabila nilai komitmen mutu tidak diterapkan, maka materi akan sangat membosankan, mengingat materi
sosialisasi ini adalah hal baru bagi para pegawai yang awam dengan teknologi dan tanpa adanya nilai anti-korupsi, maka materi yang disiapkan
tidak akan matang. Dalam hal manajemen ASN dan pelayanan publik yang tidak diterapkan dengan baik, maka nantinya pertanyaan-pertanyaan
dari peserta tidak dapat terjawab dan transfer ilmu tidak berjalan dengan efektif.
Kontribusi Penguatan
Keterkaitan Substansi Time Schedule
No. Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Terhadap Visi- Nilai-Nilai
Mata Pelatihan (Penjadwalan)
Misi Organisasi Organisasi
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
3. Mengundang a. Mendata Undangan Nilai-nilai yang berkaitan Dengan Nilai-nilai 14 – 15 Juni
peserta peserta peserta dengan tahapan 3.1. menerapkan organisasi yang 2021
sosialisasi sosialisasi adalah: mata pelatihan dikuatkan
a. Saya akan mendata Akuntabilitas, melalui kegiatan
peserta sosialisasi Nasionalisme, ini adalah
dengan adil sesuai Etika Publik, akuntabilitas,
dengan sila ke-5 Komitmen Mutu, responsibilitas,
Pancasila yang Manajemen ASN, dan
berbunyi “Keadilan dan Whole of ketidakberpihaka
sosial bagi seluruh Government n
rakyat Indonesia” dalam kegiatan
untuk menerapkan mengundang
nilai nasionalisme. peserta

90
b. Saya akan mendata sosialisasi,
peserta per bagian berkontribusi
agar efektif guna terhadap Misi ke-
menerapkan nilai 3: Meningkatkan
komitmen mutu. kualitas
c. Saya akan kepemimpinan
berkoordinasi dengan Pengadilan
bagian kepegawaian Negeri Rantau
untuk mengetahui Misi ke-4:
nama-nama pegawai Meningkatkan
untuk mewujudkan kredibilitas dan
whole of transparansi
government. Pengadilan
b. Membuat Nilai-nilai yang berkaitan Negeri Rantau
konsep dengan tahapan 3.2.
undangan adalah:
a. Saya akan membuat
membuat konsep
undangan dengan
bermusyawarah
dengan Mentor agar
tidak salah dalam
membuat konsep
undangan sebagai

91
bentuk penerapan
sila ke-4 Pancasil
yang berbunyi
“Kerakyatan yang
dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam
pemusyawaratan
perwakilan” dalam
nilai nasionalisme.
b. Saya akan membuat
undangan dengan
bahasa yang sopan
sebagai wujud
penerapan etika
publik.
c. Saya akan
menggunakan
membuat konsep
undangan yang
efektif dan efisien
serta inovatif dengan
menggunakan fitur
mail merge dalam
Microsoft Word

92
sebagai penerapan
komitmen mutu.
d. Saya akan membuat
konsep undangan
yang memuat
informasi sejelas-
jelasnya untuk
menerapkan
manajemen ASN.
c. Membagikan Nilai-nilai yang berkaitan
undangan dengan tahapan 3.3.
sosialiasi adalah:
a. Saya akan
membagikan
undangan dengan
teliti agar tidak ada
yang terlewat guna
menerapkan nilai
akuntabilitas.
b. Saya akan
membagikan
undangan dengan
adil sesuai dengan
sila ke-5 Pancasila

93
yang berbunyi,
“Keadilan sosial bagi
seluruh Rakyat
Indonesia” guna
menerapkan nilai
nasionalisme.
c. Saya akan
mengucapkan salam
dan bertutur kata
yang sopan saat
membagikan
undangan sosialisasi
agar peserta merasa
dihargai dan
dihormati guna
mewujudkan nilai
etika publik.
d. Saya akan
menggunakan cara
kreatif, yaitu dengan
menyebar undangan
melalui WhatsApp
jika tidak
memungkinkan

94
penyebaran
undangan secara
fisik untuk
menerapkan nilai
komitmen mutu.
Analisis dampak:
Pada kegiatan mengundang peserta sosialisasi dibutuhkan penerapan nilai-nilai dasar ANEKA serta peran dan kedudukan ASN yang baik, karena
akan mempengaruhi antusiasme peserta dalam mengikuti sosialisasi tentang pemanfaatan TI dalam pencatatan berkas perkara kepada Pegawai
di Pengadilan Negeri Rantau. Apabila kegiatan ini dilakukan tanpa memperhatikan nilai akuntabilitas, maka aka nada peserta yang terlewat untuk
diundang. Apabila tidak menerapkan nilai nasionalisme, maka hanya orang tertentu saja yang diundang dan akhirnya ilmu tidak dapat tersebar
secara meluas. Nilai etika publik harus diterapkan, karena jika tidak, peserta yang diundang tidak merasa dihargai dan dihormati sehingga peserta
merasa berat untuk menghadiri sosialisasi. Tanpa nilai komitmen mutu, undangan tidak akan tersampaikan sehingga peserta tidak mengetahui
adanya sosialisasi tersebut. Untuk manajemen ASN dan whole of government jika tidak diterapkan, maka saya tidak dapat mengetahui nama-
nama pegawai sekaligus peserta yang akan diundang dan undangan tidak dapat dipahami dengan baik oleh pembaca.
Kontribusi Penguatan Time Schedule
Keterkaitan Substansi
No. Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Terhadap Visi- Nilai-Nilai (Penjadwalan)
Mata Pelatihan
Misi Organisasi Organisasi
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
4. Menyiapkan 4.1. Mendata Kebutuhan Nilai-nilai yang berkaitan Dengan Nilai-nilai 16 – 21 Juni
kebutuhan kebutuhan sosialisasi dengan tahapan 4.1. menerapkan organisasi yang 2021
sosialisasi sosialisasi telah adalah: mata pelatihan dikuatkan
disiapkan a. Saya akan mendata Akuntabilitas, melalui kegiatan
kebutuhan sosialisasi Nasionalisme, ini adalah
dengan teliti Etika Publik, dan kemandirian,

95
sehingga tidak ada Komitmen Mutu akuntabilitas,
yang tertinggal dan dalam kegiatan dan
dapat menyiapkan responsibilitas
dipertanggungjawabk kebutuhan
an untuk menerapkan sosialisasi,
nilai akuntabilitas. berkontribusi
b. Saya akan mendata terhadap Misi ke-
dengan bertanya 3: Meningkatkan
kepada pegawai lain kualitas
tentang kebutuhan kepemimpinan
sosialisasi sebagai Pengadilan
penerapan Sila ke-4 Negeri Rantau
Pancasila yang Misi ke-4:
berbunyi, Meningkatkan
“Kerakyatan yang kredibilitas dan
dipimpin oleh hikmat transparansi
kebijaksanaan dalam Pengadilan
pemusyawaratan Negeri Rantau
perwakilan” dalam
rangka mewujudkan
nilai nasionalisme.
c. Saya akan bertanya
kepada pegawai lain
dengan sopan untuk

96
mendapatkan data
kebutuhan sosialisasi
guna menerapkan
nilai etika publik.
d. Saya akan mendata
kebutuhan sosialisasi
dengan efektif, yaitu
dengan melihat
contoh kebutuhan
sosialisasi yang
sudah pernah
berlangsung
sebelumnya guna
mewujudkan nilai
komitmen mutu.
4.2. Menyiapkan Nilai-nilai yang berkaitan
kebutuhan dengan tahapan 4.2.
sosialisasi adalah:
a. Saya akan
menyiapkan semua
kebutuhan sosialisasi
dengan teliti
sehingga tidak ada
yang tertinggal dan

97
semua benar guna
menerapkan nilai
akuntabilitas.
b. Saya akan
menyiapkan
kebutuhan sosialisasi
dengan cara bekerja
sama dengan
pegawai lain dalam
rangka mewujudkan
nilai nasionalisme.
c. Saya akan bertanya
kepada pegawai lain
dengan sopan untuk
mendapatkan data
kebutuhan sosialisasi
guna menerapkan
nilai etika publik.
d. Saya akan
menyiapkan
kebutuhan sosialisasi
dengan cepat dan
tepat untuk
memanfaatkan waktu

98
yang ada guna
menerapkan nilai
komitmen mutu.
4.3. Menyiapkan Nilai-nilai yang berkaitan
tempat dengan tahapan 4.3.
sosialisasi adalah:
a. Saya akan meminta
tolong dan mengajak
pegawai lain untuk
gotong royong
menyiapkan ruang
sosialisasi guna
menerapkan nilai
nasionalisme.
b. Saya akan meminta
izin menggunakan
ruang sosialisasi
dengan sopan guna
menerapkan nilai
etika publik.
c. Saya akan
menyiapkan tempat
sosialisasi dengan
sigap agar bersih,

99
rapi, dan nyaman
saat digunakan guna
menerapkan nilai
komitmen mutu.
Analisis dampak:
Menyiapkan kebutuhan sosialisasi merupakan salah satu kegiatan yang penting dilakukan sebelum pelaksanaan sosialisasi itu sendiri. Kegiatan
ini perlu menerapkan nilai-nilai ANEKA dengan baik, karena jika tidak menerapkan nilai akuntabilitas, pasti akan ada yang tertinggal dan
sosialisasi tidak terdokumentasi dengan baik. Tanpa diterapkannya nilai nasionalisme, kegiatan ini membutuhkan waktu yang lama karena
persiapan yang tidak bisa dilakukan dalam waktu yang sebentar. Kemudian jika nilai etika publik tidak diterapkan dengan baik, maka nantinya
tidak ada yang berkenan membantu mempersiapkan sosialisasi dan tanpa komitmen mutu, persiapan untuk sosialisasi akan memakan waktu
yang lama dan jadi tidak efektif.
Kontribusi Penguatan Time Schedule
Keterkaitan Substansi
No. Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Terhadap Visi- Nilai-Nilai (Penjadwalan)
Mata Pelatihan
Misi Organisasi Organisasi
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
5. Melakukan 5.1. Penyampaian Materi telah Nilai-nilai yang berkaitan Dengan Nilai-nilai 22 – 25 Juni
sosialisasi materi sosialisasi disampaikan dengan tahapan 5.1. menerapkan organisasi yang 2021
dalam adalah: mata pelatihan dikuatkan
sosialisasi a. Saya akan Akuntabilitas, melalui kegiatan
menyampaikan Nasionalisme, ini adalah
materi sosialisasi Etika Publik, kemandirian,
dengan sejelas- Komitmen Mutu, akuntabilitas,
jelasnya agar peserta dan Pelayanan dan
sosialisasi Publik dalam responsibilitas

100
memahami materi kegiatan
guna menerapkan sosialisasi,
niali akuntabilitas. berkontribusi
b. Saya akan terhadap Misi ke-
menyampaikan 3: Meningkatkan
materi sosialisasi kualitas
dengan Bahasa kepemimpinan
Indonesia sebagai Pengadilan
bahasa persatuan Negeri Rantau
sesuai dengan Misi ke-4:
pelafalan yang baik Meningkatkan
dan benar untuk kredibilitas dan
menerapkan Sila ke- transparansi
3 Pancasila yang Pengadilan
berbunyi, “Persatuan Negeri Rantau
Indonesia” guna
mewujudkan nilai
nasionalisme.
c. Saya akan
menyampaikan
materi sosialisasi
dengan ramah,
sopan, dan santun
kepada seluruh

101
peserta sosialisasi
guna menerapkan
nilai etika publik.
d. Saya akan
menggunakan cara
kreatif dalam
penyampaian materi
seperti memberi
contoh-contoh
langsung guna
menerapkan nilai
komitmen mutu.
e. Saya akan memberi
materi sosialisasi
dengan penuh
kesabaran guna
menerapkan
pelayanan publik.
5.2. Diskusi dan Nilai-nilai yang berkaitan
tanya jawab dengan tahapan 5.2.
adalah:
a. Saya akan
memberikan jawaban
sejelas-jelasnya atas

102
pertanyaan yang
diberikan guna
menerapkan nilai
akuntabilitas.
b. Saya akan membuka
sesi diskusi untuk
berbagi
pengalaman/pendap
at sekaligus
penerapan Sila ke-4
Pancasila yang
berbunyi,
“Kerakyatan yang
dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam
pemusyawaratan
perwakilan” guna
mewujudkan nilai
nasionalisme.
c. Saya akan menjawab
semua pertanyaan
dengan sopan guna
menerapkan nilai
etika publik.

103
d. Saya akan menjawab
pertanyaan sebisa
mungkin agar jelas
guna menerapkan
nilai komitmen
mutu.
e. Saya menjawab
pertanyaan dengan
kesabaran dan
kejelasan guna
mewujudkan
pelayanan publik.
Analisis dampak:
Pelaksanaan sosialisasi ini merupakan kegiatan inti dari seluruh rangkaian kegiatan. Diperlukan penerapan nilai-nilai ANEKA serta peran dan
kedudukan ASN agar tujuan dari diadakannya kegiatan ini tepat guna. Apabila pelaksanaan sosialisasi tidak disertai dengan nilai akuntabilitas,
maka materi tidak tersampaikan dengan baik karena tidak jelas, peserta juga tidak memahami materi. Tanpa adanya nilai nasionalisme,
penjelasan materi tidak akan mudah dipahami oleh peserta dan jika tidak menerapkan nilai etika publik, maka peserta sosialisasi tidak akan
nyaman selama penyampaian materi karena merasa tidak dihargai dan dihormati. Hal tersebut juga berkaitan dengan pelayanan publik yang jika
tidak diterapkan, maka peserta tidak akan merasa terlayani dan tidak dapat memenuhi ekspektasi peserta sosialisasi. Apabila dalam kegiatan
tersebut tidak diterapkan nilai komitmen mutu, maka penyampaian materi akan sangat membosankan dan tidak mudah dipahami.

104
B. Pelaksanaan Kegiatan dan Aktualisasi Nilai Dasar
Pelaksanaan kegiatan aktualisasi merupakan bagian dari
rangkaian kegiatan Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil
(Latsar CPNS). Kegiatan aktualisasi ini dilakukan di unit kerja yaitu
Kepaniteraan Pidana Pengadilan Negeri Rantau Kelas II. Kegiatan
aktualisasi dilakukan dalam rangka memberikan solusi alternatif atau
gagasan pemecah isu masalah yang terpilih di unit kerja. Selain itu
kegiatan aktualisasi ini bertujuan untuk membiasakan (habituasi)
dalam menginternalisasikan nilai-nilai dasar PNS, kedudukan dan
peran serta PNS dalam NKRI. Nilai-nilai tersebut yang akan
diimplementasikan dalam menjalankan tugas pokok dan fungsi
sebagai Aparatur Sipil Negara di unit kerja.
Kegiatan aktualisasi ini dilaksanakan selama masa off
campus yaitu tanggal 7 Juni sampai dengan 9 Juli 2021. Dalam
proses pelaksanaan kegiatan aktualisasi ini, penulis tetap
berpedoman dan mengacu pada Rancangan Aktualisasi yang telah
di buat sebelumnya.

Gagasan 1 - Digitalisasi Buku Bantu Penerimaan Register Berkas


Perkara Pidana dengan X-PEDIA (Ekspedisi Digital Register Berkas
Perkara Pidana) di Pengadilan Negeri Rantau

Kegiatan:
1. Menyampaikan ide atau gagasan kepada Pimpinan (Ketua
Pengadilan Negeri Rantau)
Tahapan:
1.1. Menyiapkan ide atau gagasan untuk disampaikan ke
Pimpinan
Waktu pelaksanaan: 8 Juni 2021
Nilai dasar yang diterapkan:

105
a. Saya membuat catatan dengan jelas agar maksud
dapat tersampaikan dengan baik sebagai wujud dari
akuntabilitas.
b. Saya membuat catatan dengan teliti, efektif, dan efisien
agar mudah dipahami sebagai wujud dari komitmen
mutu.
c. Saya membuat catatan agar dapat menyampaikan
informasi ke Pimpinan dengan benar sebagai wujud
penerapan peran ASN sekaligus wujud manajemen
ASN.

1.2. Meminta izin menghadap/membuat janji dengan Pimpinan


Waktu pelaksanaan: 9 Juni 2021
Nilai dasar yang diterapkan:
a. Saya meminta izin dengan bahasa yang baik dan benar
sebagai bentuk penerapan nilai nasionalisme.
b. Saya meminta izin/membuat janji dengan Pimpinan
dengan sopan santun yang didahului dengan salam

106
agar Pimpinan merasa dihormati dan dihargai sebagai
wujud penerapan nilai etika publik.
c. Saya meminta izin melalui chat jika Pimpinan sedang
tidak ada di tempat agar perizinan tetap berjalan
sebagai bentuk kreativitas saya untuk menerapkan nilai
komitmen mutu.

1.3. Menghadap Pimpinan dan menjelaskan bentuk Rancangan


Aktualisasi
Waktu pelaksanaan: 9 Juni 2021
Nilai dasar yang diterapkan:
a. Saya menjelaskan Rancangan Aktualisasi dengan jelas
dan konsisten agar tidak menimbulkan
kesalahpahaman sebagai wujud dari akuntabilitas.
b. Saya menjelaskan Rancangan Aktualisasi dengan
menggunakan Bahasan Indonesia yang baik dan benar
sebagai wujud dari penerapan Sila ke-3 Pancasila yang
berbunyi “Persatuan Indonesia” atas nilai nasionalisme.
c. Saya menjelaskan Rancangan Aktualisasi dengan
sopan dan santun sebagai wujud dari etika publik.

107
d. Saya menjelaskan Rancangan Aktualisasi dengan
sejelas-jelasnya sesuai dengan tusi saya sebagai wujud
dari manajemen ASN.

1.4. Meminta pendapat kepada Pimpinan dan mencatat


masukan yang diberikan oleh Pimpinan
Waktu pelaksanaan: 9 Juni 2021
Nilai dasar yang diterapkan:
a. Saya mencatat masukan dari Pimpinan dengan rinci
dan penuh rasa percaya kepada Pimpinan bahwa
masukannya demi kebaikan organisasi sebagai wujud
penerapan nilai akuntabilitas.
b. Saya meminta pendapat Pimpinan sambil berdiskusi
sebagai penerapan sila ke-4 Pancasila yang berbunyi
“Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan
dalam pemusyawaratan perwakilan” atas wujud
penerapan nasionalisme.
c. Saya menghargai komunikasi dengan mendengarkan
masukan dari Pimpinan hingga selesai tanpa menyela
pembicaraan sebagai wujud penerapan etika publik.
d. Saya meminta pendapat dari Pimpinan dengan terbuka
serta mencatat masukan secara responsive dengan
sigap terhadap setiap masukan sebagai bentuk
penerapan nilai komitmen mutu.

108
2. Membuat konsep sistem X-PEDIA
Tahapan:
2.1. Mengonsultasikan bakal isi atau substansi dalam sistem X-
PEDIA kepada Panitera dan Panitera Muda Pidana
Waktu pelaksanaan: 9 Juni 2021
Nilai dasar yang diterapkan:
a. Saya mencatat masukan dari Panitera dan Panitera
Muda Pidana dengan rinci dan penuh rasa percaya
bahwa masukan diberikan demi kebaikan organisasi
sebagai wujud penerapan nilai akuntabilitas.
b. Saya meminta pendapat Panitera dan Panitera Muda
Pidana sebagai penerapan sila ke-4 Pancasila yang
berbunyi “Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam pemusyawaratan perwakilan”
atas wujud penerapan nasionalisme.
c. Saya meminta waktu Panitera dan Panitera Muda
Pidana untuk konsultasi dan diskusi dengan sopan
sesuai dengan etika untuk menerapkan nilai etika
publik.

109
d. Saya berkonsultasi dan berdiskusi dengan Panitera dan
Panitera Muda Pidana agar mutu sistem meningkat dan
pencatatan register berkas perkara pidana lebih efektif,
efisien, serta tepat guna untuk menerapkan komitmen
mutu.
e. Saya berkonsultasi dan berdiskusi dengan Panitera dan
Panitera Muda Pidana untuk mematuhi etika birokrasi,
yaitu meminta pendapat kepada pemegang jabatan
yang lebih tinggi sebagai wujud manajemen ASN.

110
2.2. Mengumpulkan informasi tambahan mengenai substansi
dalam sistem X-PEDIA maupun sistem Google
Spreadsheet
Waktu pelaksanaan: 14 Juni 2021
Nilai dasar yang diterapkan:
a. Saya mengumpulkan informasi dengan sebaik dan
sebenar mungkin serta jelas sehingga dapat
dipertanggungjawabkan sebagai bentuk penerapan
nilai akuntabiltas.
b. Saya teliti dalam mencari dan mengumpulkan informasi
tersbeut dengan teliti, sehingga tidak ada yang
tertinggal untuk penerapan komitmen mutu.
c. Saya kerja keras dalam mengumpulkan informasi,
secara mandiri, serta peduli terhadap perkembangan
pencatatan register berkas perkara pidana yang masuk
sebagai wujud dari nilai anti-korupsi.
d. Saya berusaha membuat sistem yang baik demi
pelayanan yang memudahkan guna menjalankan peran
saya sebagai pelayan publik sesuai dengan nilai
pelayanan publik.

111
2.3. Merancang konsep tabel untuk sistem X-PEDIA
Waktu pelaksanaan: 14 Juni 2021
Nilai dasar yang diterapkan:
a. Saya merancang tabel yang sebisa mungkin
menunjukkan nilai transparansi antar-bagian untuk
mewujudkan akuntabilitas.
b. Saya merancang konsep tabel yang sesederhana
mungkin ditambah dengan kreativitas saya sebagai
bentuk penerapan komitmen mutu.
c. Saya merancang konsep tabel dengan mandiri untuk
menerapkan nilai anti-korupsi.

3. Membangun sistem X-PEDIA


Tahapan:
3.1. Membuat akun G-Mail
Waktu pelaksanaan: 16 Juni 2021
Nilai dasar yang diterapkan:
a. Saya membuat akun G-Mail dengan menggunakan
nama akun yang tidak bertentangan dengan etika dalam
masyarakat guna menerapkan nilai etika publik.

112
b. Saya menggunakan kreativitas untuk memberi nama
akun agar mudah diingat guna menerapkan nilai
komitmen mutu.
c. Saya membuat akun G-Mail yang nantinya akan
dimanfaatkan demi kepentingan publik dan tidak akan
digunakan untuk kepentingan pribadi sebagai wujud
dari nilai anti-korupsi.

3.2. Membuat sistem X-PEDIA dengan memanfaatkan Google


Spreadsheet.
Waktu pelaksanaan: 16 Juni 2021
Nilai dasar yang diterapkan:
a. Saya membuat sistem X-PEDIA yang dapat
mengintegrasikan beberapa bagian di Pengadilan
Negeri Rantau agar timbul kolaborasi yang baik serta
membuat pencatatan dan pendokumentasian berkas
perkara pidana menjadi lebih transparan guna
mewujudkan nilai akuntabilitas.
b. Saya menggunakan kreativitas dan penuh inovasi
dalam mengembangkan sistem X-PEDIA agar
memudahkan pekerjaan di Kepaniteraan Pidana dalam
hal mencatat register berkas perkara pidana dan
dokumentasi penyerahan berkas perkara pidana
sebagai wujud dari nilai komitmen mutu.

113
c. Saya dengan berani mealkukan perubahan dari sistem
yang konvensional menjadi digital di Kepaniteraan
Pidana sebagai wujud dari nilai anti-korupsi.
d. Saya berkolaborasi dengan banyak pihak seperti
seluruh Staf di kepaniteraan Pidana, Hakim dan
Panitera Pengganti untuk membuat sistem X-PEDIA
untuk mewujudkan nilai Whole of Government.

3.3. Melakukan uji kelayakan oleh Panitera Muda Pidana


sebagai penanggung jawab di Kepaniteraan Pidana.
Waktu pelaksanaan: 16 Juni 2021
Nilai dasar yang diterapkan:
a. Saya bertanggung jawab jika memang ada kesalahan
dalam pembangunan sistem X-PEDIA selama diuji
kelayakannya oleh Panitera Muda Pidana selaku
penanggung jawab di Kepaniteraan Pidana guna
menerapkan nilai akuntabilitas.
b. Saya memohon kepada Panitera Muda Pidana selaku
penanggung jawab di Kepaniteraan Pidana sekaligus
atasan saya di ruangan untuk menguji kelayakan
sebagai bentuk etika publik.
c. Saya senantiasa menjaga kualitas sistem X-PEDIA
dengan adanya uji kelayakan sebelum diterapkan oleh

114
pihak yang berkepentingan untuk menerapkan nilai
komitmen mutu.
d. Saya menerima hasil uji kelayakan dengan penuh
tanggung jawab dan berani mengakui kesalahan jika
memang terdapat kesalahan sebagai bentuk penerapan
nilai anti-korupsi.

4. Membuat pedoman penggunaan dan internalisasi sistem X-


PEDIA
Tahapan:
4.1. Menyusun pedoman penggunaan sistem X-PEDIA
Waktu pelaksanaan: 21 Juni 2021
Nilai dasar yang diterapkan:
a. Saya menyusun pedoman penggunaan sistem X-
PEDIA dengan jelas agar pengguna tidak kesulitan
dalam menggunakan sistem sebagai wujud penerapan
akuntabilitas.
b. Saya menyusun pedoman dengan menggunakan
Bahasa Indonesia sesuai dengan pelafalan yang baik
dan benar sebagai wujud penerapan nasionalisme.
c. Saya membuat pedoman penggunaan sistem yang
kreatif, seperti menambah warna dalam tulisan agar

115
semakin mempermudah untuk menerapkan nilai
komitmen mutu.

4.2. Membagikan pedoman penggunaan sekaligus sosialisasi


kepada pihak-pihak yang memiliki kepentingan (Staf
Kepaniteraan Pidana, Hakim dan Panitera Pengganti)
Waktu pelaksanaan: 1 Juli 2021
Nilai dasar yang diterapkan:
a. Saya membagikan pedoman sekaligus menjelaskan
kepada pihak yang berkepentingan agar pengguna
tidak kesulitas dalam menggunakan sebagai wujud nilai
akuntabilitas.
b. Saya membagikan pedoman penggunaan dengan adil
sesuai dengan sila ke-5 Pancasila yang berbunyi
“Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia” untuk
menerapkan nilai nasionalisme.
c. Saya membagikan pedoman penggunaan kepada
semua pihak yang berkepentingan tanpa diskriminasi
sebagai wujud penerapan etika publik.

116
d. Saya membagikan pedoman penggunaan secara
kreatif, yaitu menempelkan pedoman tersebut di atas
meja setiap pihak sebagai wujud penerapan komitmen
mutu.
e. Saya membantu menjelaskan sebaik mungkin tentang
hal yang ada dalam pedoman sebagai wujud penerapan
pelayanan publik.

4.3. Memasang sistem X-PEDIA ke masing-masing perangkat


Waktu pelaksanaan: 1 Juli 2021
Nilai dasar yang diterapkan:
a. Saya memasang sistem dan memastikan sistem
tersebut dapat digunakan sengan baik sebagai wujud
penerapan akuntabilitas.
b. Saya memasang sistem di perangkat masing-masing
pihak atas izin pihak terkait sebagai bentuk penerapan
etika publik.

117
c. Saya memasang sistem agar untuk menjamin sistem
terpasang dengan baik untuk mewujudkan nilai
komitmen mutu.
d. Saya memasang sistem agar integrasi antar-bagian
berjalan dengan baik sebagai wujud whole of
government.

118
Gagasan 2 - Pembuatan SOP Pencatatan dan Penyerahan Berkas
Pidana di Pengadilan Negeri Rantau

Kegiatan:
1. Menyampaikan ide atau gagasan kepada Pimpinan (Ketua
Pengadilan Negeri Rantau)
Tahapan:
1.1. Menyiapkan ide atau gagasan untuk disampaikan ke
Pimpinan
Waktu pelaksanaan: 8 Juni 2021
Nilai dasar yang diterapkan:
a. Saya membuat catatan dengan jelas agar maksud
dapat tersampaikan dengan baik sebagai wujud dari
akuntabilitas.
b. Saya membuat catatan dengan teliti, efektif, dan efisien
agar mudah dipahami sebagai wujud dari komitmen
mutu.
c. Saya membuat catatan agar dapat menyampaikan
informasi ke Pimpinan dengan benar sebagai wujud
penerapan peran ASN sekaligus wujud manajemen
ASN.

119
1.2. Meminta izin menghadap/membuat janji dengan Pimpinan
Waktu pelaksanaan: 9 Juni 2021
Nilai dasar yang diterapkan:
a. Saya meminta izin dengan bahasa yang baik dan benar
sebagai bentuk penerapan nilai nasionalisme.
b. Saya meminta izin/membuat janji dengan Pimpinan
dengan sopan santun yang didahului dengan salam
c. agar Pimpinan merasa dihormati dan dihargai sebagai
wujud penerapan nilai etika publik.
d. Saya meminta izin melalui chat jika Pimpinan sedang
tidak ada di tempat agar perizinan tetap berjalan
sebagai bentuk kreativitas saya untuk menerapkan nilai
komitmen mutu.

1.3. Menghadap Pimpinan dan menjelaskan bentuk Rancangan


Aktualisasi
Waktu pelaksanaan: 9 Juni 2021
Nilai dasar yang diterapkan:
a. Saya menjelaskan Rancangan Aktualisasi dengan jelas
dan konsisten agar tidak menimbulkan
kesalahpahaman sebagai wujud dari akuntabilitas.
b. Saya menjelaskan Rancangan Aktualisasi dengan
menggunakan Bahasan Indonesia yang baik dan benar

120
sebagai wujud dari penerapan Sila ke-3 Pancasila yang
berbunyi “Persatuan Indonesia” atas nilai nasionalisme.
c. Saya menjelaskan Rancangan Aktualisasi dengan
sopan dan santun sebagai wujud dari etika publik.
d. Saya menjelaskan Rancangan Aktualisasi dengan
sejelas-jelasnya sesuai dengan tusi saya sebagai wujud
dari manajemen ASN.

1.4. Meminta pendapat kepada Pimpinan dan mencatat


masukan yang diberikan oleh Pimpinan
Waktu pelaksanaan: 9 Juni 2021
Nilai dasar yang diterapkan:
a. Saya mencatat masukan dari Pimpinan dengan rinci
dan penuh rasa percaya kepada Pimpinan bahwa
masukannya demi kebaikan organisasi sebagai wujud
penerapan nilai akuntabilitas.
b. Saya meminta pendapat Pimpinan sambil berdiskusi
sebagai penerapan sila ke-4 Pancasila yang berbunyi
“Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan
dalam pemusyawaratan perwakilan” atas wujud
penerapan nasionalisme.
c. Saya menghargai komunikasi dengan mendengarkan
masukan dari Pimpinan hingga selesai tanpa menyela
pembicaraan sebagai wujud penerapan etika publik.

121
d. Saya meminta pendapat dari Pimpinan dengan terbuka
serta mencatat masukan secara responsive dengan
sigap terhadap setiap masukan sebagai bentuk
penerapan nilai komitmen mutu.

2. Konsultasi dan diskusi dengan Panitera dan Panitera Muda


Pidana
Tahapan:
2.1. Meminta izin kepada Panitera dan Panitera Muda untuk
konsultasi pembentukan SOP
Waktu pelaksanaan: 9 Juni 2021
Nilai dasar yang diterapkan:
a. Saya meminta izin/membuat janji konsultasi dengan
bahasa yang baik dan benar sebagai bentuk penerapan
nilai nasionalisme.
b. Saya meminta izin/membuat janji konsultasi dengan
sopan santun yang didahului dengan salam agar
Panitera dan Panitera Muda Pidana merasa dihormati
dan dihargai sebagai wujud penerapan nilai etika publik.

122
c. Saya meminta izin melalui chat jika Pimpinan sedang
tidak ada di tempat agar perizinan tetap berjalan
sebagai bentuk kreativitas saya untuk menerapkan nilai
komitmen mutu.

2.2. Menjelaskan maksud dan tujuan


Waktu pelaksanaan: 9 Juni 2021
Nilai dasar yang diterapkan:
a. Saya memberi penjelasan tentang maksud dan tujuan
saya berkonsultasi dan berdiskusi agar tidak
menimbulkan salah paham untuk menerapkan nilai
akuntabilitas.
b. Saya menjelaskan Rancangan Aktualisasi dengan
sopan dan santun sebagai wujud dari etika publik.

123
c. Saya akan menjelaskan dengan efektif dan langsung ke
inti permasalahan untuk mengefekifkan waktu guna
menerapkan komitmen mutu.
d. Saya menjelaskan Laporan Aktualisasi dengan sejelas-
jelasnya sesuai dengan tusi saya sebagai wujud dari
manajemen ASN.

2.3. Mendengar pendapat dari Panitera dan Panitera Muda


Pidana
Waktu pelaksanaan: 9 Juni 2021
Nilai dasar yang diterapkan:
a. Saya mencatat masukan dari Panitera dan Panitera
Muda Pidana dengan rinci dan penuh rasa percaya
kepada Pimpinan bahwa masukannya demi kebaikan
organisasi sebagai wujud penerapan nilai akuntabilitas.
b. Saya mendengar masukan dari Panitera dan Panitera
Muda Pidana dengan saksama dan tidak memotong
pembicaraan untuk menerapkan nilai etika publik.

124
c. Saya mencatat masukan secara responsif dengan sigap
terhadap setiap masukan sebagai bentuk penerapan
nilai komitmen mutu.

3. Membuat konsep SOP Pencatatan Penerimaan Register Berkas


Pidana
Tahapan:
3.1. Mengumpulkan contoh SOP
Waktu pelaksanaan: 15 Juni 2021
Nilai dasar yang diterapkan:
a. Saya mencari contoh SOP dengan teliti yang sesuai
dengan inovasi yang dibuat untuk menerapkan nilai
akuntabilitas.

125
b. Saya mengumpulkan contoh SOP dengan efektif dan
efisien, yaitu dengan mencari SOP inovasi atau SOP
yang sejenis untuk menerapkan nilai komitmen mutu.
c. Saya mencari SOP dengan gigih dan kerja keras
sampai dapat untuk menerapkan nilai anti-korupsi.

3.2. Mencatat daftar kebutuhan atau mencari informasi


tambahan mengenai isi SOP
Waktu pelaksanaan: 15 Juni 2021
Nilai dasar yang diterapkan:
a. Saya mencatat dengan daftar kebutuhan atau mencari
informasi tambahan untuk SOP dengan teliti agar dapat
dipertanggungjawabkan dengan baik guna menerapkan
nilai akuntabilitas.
b. Saya mencatat poin-poin penting agar efektif untuk
menerapkan nilai komitmen mutu.
c. Saya mencatat menggunakan kertas bekas pakai yang
masih layak agar menerapkan kesederhanaan guna
mewujudkan nilai anti-korupsi.

126
d. Saya melakukan analisis dengan memperhatikan
sekitar sehingga semua kepentingan pihak-pihak terkait
dapat terpenuhi guna mewujudkan pelayanan publik.

3.3. Melakukan analisis untuk substansi dalam SOP


Waktu pelaksanaan: 15 Juni 2021
Nilai dasar yang diterapkan:
a. Saya menganalisis substansi SOP dengan teliti agar
dapat substansinya dapat dipertanggungjawabkan
guna mewujudkan nilai akuntabilitas.
b. Saya menganalisis substansi SOP yang disesuaikan
dengan peraturan perundang-undangan Indonesia
guan meenrapkan nilai nasionalisme.
c. Saya menganalisis dengan baik agar mutu SOP dapat
terjamin guna menerapkan nilai komitmen mutu.
d. Saya melakukan analisis untuk substansi SOP sesuai
dengan tusi guna mewujudkan manajemen ASN.

127
4. Membuat SOP Pencatatan Penerimaan Register Berkas Pidana
Tahapan:
4.1. Membuat flowchart dan narasi SOP
Waktu pelaksanaan: 22 Juni 2021
Nilai dasar yang diterapkan:
a. Saya membuat flowchart dan narasi dengan sejelas-
jelasnya agar mudah dipahami oleh pembaca SOP
guna menerapkan nilai akuntabilitas.
b. Saya membuat SOP dengan bahasa yang sesuai
dengan PUEBI Pedoman Umum Ejaan Bahasa
Indonesia) guna menerapkan nilai nasionalisme.
c. Saya menyusun SOP dengan detail agar mutu
pelaksanaan tetap terjaga guna menerapkan nilai
komitmen mutu.

128
4.2. Mencetak SOP
Waktu pelaksanaan: 22 Juni 2021
Nilai dasar yang diterapkan:
a. Saya mencetak SOP rapi agar jelas terbaca sebagai
wujud penerapan akuntabilitas.
b. Saya mencetak SOP efektif, yaitu dengan mencetak
seperlunya guna menerapkan nilai komitmen mutu.
c. Saya mencetak SOP dengan penuh tanggung jawab
dan tidak memanfaatkan printer dalam hal ini selain
untuk mencetak SOP guna menerapkan nilai anti-
korupsi.

129
4.3. Review SOP oleh Panitera dan Panitera Muda Pidana
Waktu pelaksanaan: 23 Juni 2021
Nilai dasar yang diterapkan:
a. Saya bertanggung jawab jika memang ada kesalahan
dalam penyusunan SOP selama di-review oleh Panitera
Muda Pidana selaku penanggung jawab di
Kepaniteraan Pidana guna menerapkan nilai
akuntabilitas.
b. Saya memohon kepada Panitera Muda Pidana selaku
penanggung jawab di Kepaniteraan Pidana sekaligus
atasan saya di ruangan untuk me-review SOP sebagai
bentuk etika publik.
c. Saya senantiasa menjaga kualitas SOP dengan adanya
review untuk menerapkan nilai komitmen mutu.
d. Saya menerima hasil review dengan penuh tanggung
jawab dan berani mengakui kesalahan jika memang
terdapat kesalahan sebagai bentuk penerapan nilai
anti-korupsi.

130
5. Internalisasi SOP
Tahapan:
5.1. Melakukan sosialisasi terhadap SOP kepada pihak-pihak
terkait
Waktu pelaksanaan: 1 Juli 2021
Nilai dasar yang diterapkan:
a. Saya melakukan sosialiasi dengan sangat jelas agar
semua pihak yang berkepentingan mengerti adalah
wujud penerapan akuntabilitas.
b. Saya melakukan sosialiasi dengan menggunakan
bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan sesuai
dengan pelafalan yang baik dan benar dan
menyediakan waktu untuk berdiskusi guna menerapkan
Sila ke-4 Pancasila yang berbunyi, “Kerakyatan yang
dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
pemusyawaratan perwakilan” untuk mewujudkan nilai
nasionalisme.
c. Saya melakukan sosialiasi dengan ramah, sopan, dan
santun saat menyampaikan materi agar peserta
sosialisasi merasa dihargai guna menerapkan nilai etika
publik.

131
d. Saya menyampaikan materi sosialisasi dengan jelas
poin per poin namun tetap memperhatikan efektivitas
waktu guna menerapkan nilai komitmen mutu.
e. Saya melakukan sosialisasi dibantu oleh pegawai lain
untuk mengoperasikan PowerPoint sesuai rencana
untuk mewujudkan manajemen ASN.

5.2. Mengarsipkan SOP ke dalam map arsip


Waktu pelaksanaan: 1 Juli 2021
Nilai dasar yang diterapkan:
a. Saya mengarsipkan SOP dengan penuh tanggung
jawab yaitu meletakkan SOP di map yang telah
disediakan sebagai wujud akuntabilitas.
b. Saya mengarsipkan SOP dengan rapi agar tidak rusak
guna mewujudkan nilai komitmen mutu.

132
Gagasan 3 - Sosialisasi pemanfaatan TI dalam pencatatan berkas
perkara kepada Pegawai di Pengadilan Negeri Rantau

Kegiatan:
1. Menyampaikan ide atau gagasan kepada Pimpinan (Ketua
Pengadilan Negeri Rantau)
Tahapan:
1.1. Menyiapkan ide atau gagasan untuk disampaikan ke
Pimpinan
Waktu pelaksanaan: 8 Juni 2021
Nilai dasar yang diterapkan:
a. Saya membuat catatan dengan jelas agar maksud
dapat tersampaikan dengan baik sebagai wujud dari
akuntabilitas.
b. Saya membuat catatan dengan teliti, efektif, dan efisien
agar mudah dipahami sebagai wujud dari komitmen
mutu.
c. Saya membuat catatan agar dapat menyampaikan
informasi ke Pimpinan dengan benar sebagai wujud
penerapan peran ASN sekaligus wujud manajemen
ASN.

133
1.2. Meminta izin menghadap/membuat janji dengan Pimpinan
Waktu pelaksanaan: 9 Juni 2021
Nilai dasar yang diterapkan:
a. Saya meminta izin dengan bahasa yang baik dan benar
sebagai bentuk penerapan nilai nasionalisme.
b. Saya meminta izin/membuat janji dengan Pimpinan
dengan sopan santun yang didahului dengan salam
agar Pimpinan merasa dihormati dan dihargai sebagai
wujud penerapan nilai etika publik.
c. Saya meminta izin melalui chat jika Pimpinan sedang
tidak ada di tempat agar perizinan tetap berjalan
sebagai bentuk kreativitas saya untuk menerapkan nilai
komitmen mutu.

1.3. Menghadap Pimpinan dan menjelaskan bentuk Rancangan


Aktualisasi
Waktu pelaksanaan: 9 Juni 2021
Nilai dasar yang diterapkan:

134
a. Saya menjelaskan Rancangan Aktualisasi dengan jelas
dan konsisten agar tidak menimbulkan
kesalahpahaman sebagai wujud dari akuntabilitas.
b. Saya menjelaskan Rancangan Aktualisasi dengan
menggunakan Bahasan Indonesia yang baik dan benar
sebagai wujud dari penerapan Sila ke-3 Pancasila yang
berbunyi “Persatuan Indonesia” atas nilai nasionalisme.
c. Saya menjelaskan Rancangan Aktualisasi dengan
sopan dan santun sebagai wujud dari etika publik.
d. Saya menjelaskan Rancangan Aktualisasi dengan
sejelas-jelasnya sesuai dengan tusi saya sebagai wujud
dari manajemen ASN.

1.4. Meminta pendapat kepada Pimpinan dan mencatat


masukan yang diberikan oleh Pimpinan
Waktu pelaksanaan: 9 Juni 2021
Nilai dasar yang diterapkan:
a. Saya mencatat masukan dari Pimpinan dengan rinci
dan penuh rasa percaya kepada Pimpinan bahwa
masukannya demi kebaikan organisasi sebagai wujud
penerapan nilai akuntabilitas.
b. Saya meminta pendapat Pimpinan sambil berdiskusi
sebagai penerapan sila ke-4 Pancasila yang berbunyi
“Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan

135
dalam pemusyawaratan perwakilan” atas wujud
penerapan nasionalisme.
c. Saya menghargai komunikasi dengan mendengarkan
masukan dari Pimpinan hingga selesai tanpa menyela
pembicaraan sebagai wujud penerapan etika publik.
d. Saya meminta pendapat dari Pimpinan dengan terbuka
serta mencatat masukan secara responsive dengan
sigap terhadap setiap masukan sebagai bentuk
penerapan nilai komitmen mutu.

2. Menyiapkan materi sosialisasi


Tahapan:
2.1. Mengumpulkan materi sosialisasi
Waktu pelaksanaan: 11 Juni 2021
Nilai dasar yang diterapkan:
a. Saya mengumpulkan materi dengan sebaik dan
sebenar mungkin serta jelas sehingga mudah dipahami
dan dapat dipertanggungjawabkan sebagai bentuk
penerapan nilai akuntabiltas.

136
b. Saya teliti dalam mengumpulkan materi untuk persiapan
presentasi dalam sosialisasi dengan teliti sehingga
semua materi dapat tersampaikan sebagai penerapan
komitmen mutu.
c. Saya kerja keras dalam mengumpulkan materi serta
peduli terhadap kematangan materi dan pehamanan
peserta sosialisasi sebagai wujud dari nilai anti-korupsi.

2.2. Mempelajari dan mendalami materi sosialisasi


Waktu pelaksanaan: 11 Juni 2021
Nilai dasar yang diterapkan:
a. Saya benar-benar mempelajari dan mendalami dengan
serius agar materi yang disampaikan dapat
dipertanggungjawabkan guna menerapkan nilai
akuntabilitas.
b. Saya mendalami materi agar materi sosialisasi
mempunyai mutu sehingga peserta dapat menerima
ilmu dengan baik guna menerapkan nilai komitmen
mutu.

137
c. Saya mempelajari dan mendalami materi untuk
meningkatkan ilmu yang saya miliki guna mewujudkan
manajemen ASN.

2.3. Membuat presentasi dalam slide Microsoft PowerPoint


untuk sosialiasi
Waktu pelaksanaan: 11 Juni 2021
Nilai dasar yang diterapkan:
a. Saya membuat presentasi yang sederhana dan mudah
dipahami agar jelas untuk menerapkan nilai
akuntabilitas.
b. Saya menggunakan Bahasa Indonesia yang sesuai
dengan PUEBI (Pedoman Umum Ejaan Bahasa
Indonesia) untuk menerapkan nilai nasionalisme.
c. Saya membuat presentasi dengan menambahkan
beberapa animasi dan transisi sebagai bentuk
kreativitas untuk menerapkan nilai komitmen mutu.

138
3. Mengundang peserta sosialisasi
Tahapan:
3.1. Mendata peserta sosialisasi
Waktu pelaksanaan: 23 Juni 2021
Nilai dasar yang diterapkan:
a. Saya mendata peserta sosialisasi dengan adil sesuai
dengan sila ke-5 Pancasila yang berbunyi “Keadilan
sosial bagi seluruh rakyat Indonesia” untuk menerapkan
nilai nasionalisme.
b. Saya mendata peserta per bagian agar efektif guna
menerapkan nilai komitmen mutu.
c. Saya berkoordinasi dengan bagian kepegawaian untuk
mengetahui nama-nama pegawai untuk mewujudkan
whole of government.

3.2. Membuat konsep undangan


Waktu pelaksanaan: 24 Juni 2021
Nilai dasar yang diterapkan:

139
a. Saya membuat membuat konsep undangan dengan
bermusyawarah dengan Mentor agar tidak salah dalam
membuat konsep undangan sebagai bentuk penerapan
sila ke-4 Pancasil yang berbunyi “Kerakyatan yang
dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
pemusyawaratan perwakilan” dalam nilai nasionalisme.
b. Saya membuat undangan dengan bahasa yang sopan
sebagai wujud penerapan etika publik.
c. Saya menggunakan membuat konsep undangan yang
efektif dan efisien serta inovatif dengan menggunakan
fitur mail merge dalam Microsoft Word sebagai
penerapan komitmen mutu.
d. Saya membuat konsep undangan yang memuat
informasi sejelas-jelasnya untuk menerapkan
manajemen ASN.

3.3. Membagikan undangan sosialiasi


Waktu pelaksanaan: 28 Juni 2021
Nilai dasar yang diterapkan:

140
a. Saya membagikan undangan dengan teliti agar tidak
ada yang terlewat guna menerapkan nilai akuntabilitas.
b. Saya membagikan undangan dengan adil sesuai
dengan sila ke-5 Pancasila yang berbunyi, “Keadilan
sosial bagi seluruh Rakyat Indonesia” guna
menerapkan nilai nasionalisme.
c. Saya mengucapkan salam dan bertutur kata yang
sopan saat membagikan undangan sosialisasi agar
peserta merasa dihargai dan dihormati guna
mewujudkan nilai etika publik.
d. Saya menggunakan cara kreatif, yaitu dengan
menyebar undangan melalui WhatsApp jika tidak
memungkinkan penyebaran undangan secara fisik
untuk menerapkan nilai komitmen mutu.

141
4. Menyiapkan kebutuhan sosialisasi
Tahapan:
4.1. Mendata kebutuhan sosialisasi
Waktu pelaksanaan: 28 Juni 2021
Nilai dasar yang diterapkan:
a. Saya mendata kebutuhan sosialisasi dengan teliti
sehingga tidak ada yang tertinggal dan dapat
dipertanggungjawabkan untuk menerapkan nilai
akuntabilitas.
b. Saya mendata dengan bertanya kepada pegawai lain
tentang kebutuhan sosialisasi sebagai penerapan Sila
ke-4 Pancasila yang berbunyi, “Kerakyatan yang
dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
pemusyawaratan perwakilan” dalam rangka
mewujudkan nilai nasionalisme.
c. Saya bertanya kepada pegawai lain dengan sopan
untuk mendapatkan data kebutuhan sosialisasi guna
menerapkan nilai etika publik.
d. Saya mendata kebutuhan sosialisasi dengan efektif,
yaitu dengan melihat contoh kebutuhan sosialisasi yang
sudah pernah berlangsung sebelumnya guna
mewujudkan nilai komitmen mutu.

142
4.2. Menyiapkan kebutuhan sosialisasi
Waktu pelaksanaan: 28 Juni 2021
Nilai dasar yang diterapkan:
a. Saya menyiapkan semua kebutuhan sosialisasi dengan
teliti sehingga tidak ada yang tertinggal dan semua
benar guna menerapkan nilai akuntabilitas.
b. Saya menyiapkan kebutuhan sosialisasi dengan cara
bekerja sama dengan pegawai lain dalam rangka
mewujudkan nilai nasionalisme.
c. Saya bertanya kepada pegawai lain dengan sopan
untuk mendapatkan data kebutuhan sosialisasi guna
menerapkan nilai etika publik.
d. Saya menyiapkan kebutuhan sosialisasi dengan cepat
dan tepat untuk memanfaatkan waktu yang ada guna
menerapkan nilai komitmen mutu.

143
4.3. Menyiapkan tempat sosialisasi
Waktu pelaksanaan: 30 Juni 2021
Nilai dasar yang diterapkan:
a. Saya meminta tolong dan mengajak pegawai lain untuk
gotong royong menyiapkan ruang sosialisasi guna
menerapkan nilai nasionalisme.
b. Saya meminta izin menggunakan ruang sosialisasi
dengan sopan guna menerapkan nilai etika publik.
c. Saya menyiapkan tempat sosialisasi dengan sigap agar
bersih, rapi, dan nyaman saat digunakan guna
menerapkan nilai komitmen mutu.

5. Melakukan sosialisasi
Tahapan:
5.1. Penyampaian materi sosialisasi
Waktu pelaksanaan: 1 Juli 2021

144
Nilai dasar ayng diterapkan:
a. Saya menyampaikan materi sosialisasi dengan sejelas-
jelasnya agar peserta sosialisasi memahami materi
guna menerapkan niali akuntabilitas.
b. Saya menyampaikan materi sosialisasi dengan Bahasa
Indonesia sebagai bahasa persatuan sesuai dengan
pelafalan yang baik dan benar untuk menerapkan Sila
ke-3 Pancasila yang berbunyi, “Persatuan Indonesia”
guna mewujudkan nilai nasionalisme.
c. Saya menyampaikan materi sosialisasi dengan ramah,
sopan, dan santun kepada seluruh peserta sosialisasi
guna menerapkan nilai etika publik.
d. Saya menggunakan cara kreatif dalam penyampaian
materi seperti memberi contoh-contoh langsung guna
menerapkan nilai komitmen mutu.
e. Saya memberi materi sosialisasi dengan penuh
kesabaran guna menerapkan pelayanan publik.

145
5.2. Diskusi dan tanya jawab
Waktu pelaksanaan: 1 Juli 2021
Nilai dasar yang diterapkan:
a. Saya memberikan jawaban sejelas-jelasnya atas
pertanyaan yang diberikan guna menerapkan nilai
akuntabilitas.
b. Saya membuka sesi diskusi untuk berbagi
pengalaman/pendapat sekaligus penerapan Sila ke-4
Pancasila yang berbunyi, “Kerakyatan yang dipimpin
oleh hikmat kebijaksanaan dalam pemusyawaratan
perwakilan” guna mewujudkan nilai nasionalisme.
c. Saya menjawab semua pertanyaan dengan sopan guna
menerapkan nilai etika publik.
d. Saya menjawab pertanyaan sebisa mungkin agar jelas
guna menerapkan nilai komitmen mutu.
e. Saya menjawab pertanyaan dengan kesabaran dan
kejelasan guna mewujudkan pelayanan publik.

146
147
C. Kendala dan Solusi
Pada saat melakukan kegiatan aktualisasi tidak dapat
dipungkiri bahwa terdapat berbagai kendala yang dapat
menghambat dan mengurangi tingkat ketercapaian target
pelaksanaan di setiap tahapan kegiatan aktualisasi. Penulis didalam
melaksanakan seluruh rangkaian kegiatan aktualiasi tidak
menemukan kendala yang terlalu signifikan dan cukup serius. Akan
tetapi dalam pelaksanaannya terdapat beberapa kendala yang
terjadi pada saat melakukan aktualisasi di satuan kerja yaitu
Pengadilan Negeri Rantau serta solusi dalam mengatasi kendala
agar tidak berdampak lebih pada proses pelaksanaan kegiatan
aktualisasi tersebut yang dapat dilihat dalam tabel dibawah ini:

Tabel 6. Kendala dan Solusi Pelaksanaan Aktualisasi

No. Kendala Solusi


1. Beberapa Panitera Pengganti Dilakukan pendampingan
kurang menguasai teknologi, setiap pengisian tanda terima
sehingga kesulitan menggunakan berkas ke Panitera Pengganti
X-PEDIA. dan menempelkan panduan
singkat untuk mengakses X-
PEDIA.
2. Internet yang terkadang kurang Pengisian X-PEDIA tetap
stabil sehingga jaringan terputus. berjalan walau dengan
keadaan offline dan diperbarui
kembali setelah internet
terhubung.

148
D. Rencana Tindak Lanjut
Pelaksanaan aktualisasi ini tentunya belum sempurna dan masih dibutuhkan tindak lanjut guna
pengembangan dan keberlanjutan kegiatan. Untuk itu, Penulis membuat rencana tindak lanjut, yakni sebagai
berikut:

Tabel 7. Rencana Tindak Lanjut

Rencana Tindak Aktualisasi


No. Kegiatan Teknik Aktualisasi
Lanjut Kegiatan Nilai Dasar
1. Penambahan Sistem X-PEDIA akan a. Akuntabilitas terkait Koordinasi dengan
kolom untuk melibatkan Jurusita/Jurusita dengan Jurusita untuk
Jurusita/Jurusita Pengganti dalam memvalidasi profesionalisme. mengumpulkan alamat e-
Pengganti sistem ketika mendapat b. Komitmen mutu terkait mail dan terkait
perintah terkait dengan relaas dengan efisiensi waktu penggunaan sistem X-
panggilan sidang. PEDIA.
2. Pemanfaatan X- X-PEDIA juga akan a. Akuntabilitas terkait a. Konsultasi dengan
PEDIA untuk dimanfaatkan untuk mencatat dengan kejelasan, Panitera dan Panitera
pencatatan Pidana perkara pidana anak dan pertanggungjawaban, Muda Pidana untuk
Anak dan minutasi pencatatan minutasi perkara dan profesionalisme alur pencatatan dan
penyerahan berkas

149
berkas perkara dari Kepaniteraan Pidana ke b. Komitmen mutu terkait perkara pidana anak
pidana Kepaniteraan Hukum dengan inovasi dan dan minutasi perkara
efisiensi waktu pidana.
b. Koordinasi dengan
Panitera Muda Hukum
terkait dengan
digitalisasi pencatatan
minutasi.

150
BAB V
PENUTUP

A. Simpulan
Aktualisasi telah dilaksanakan dengan mengimplementasikan
dan mengaktualisasikan nilai-nilai dasar PNS yang terkandung
dalam ANEKA (Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen
Mutu, dan Anti Korupsi) dan nilai-nilai kedudukan serta peran ASN
dalam NKRI meliputi Manajemen ASN, Pelayanan publik, dan Whole
of Government pada setiap tahapan kegiatan sehingga dapat
meningkatkan profesionalitas dan kualitas kinerja.
Berdasarkan isu yang ada dan gagasan pemecah isu terpilih,
aktualisasi ini dapat memberikan manfaat bagi unit kerja yaitu
Kepaniteraan Pidana Pengadilan Negeri Rantau khususnya
mengenai isu belum optimalnya pencatatan buku bantu penerimaan
register perkara pidana di Pengadilan Negeri Rantau. Laporan
aktualisasi ini memberikan gagasan pemecah isu dengan melakukan
digitalisasi buku bantu penerimaan register berkas perkara pidana
dengan X-PEDIA (Ekspedisi Digital Register Berkas Perkara
Pidana), pembuatan SOP pencatatan penerimaan register berkas
pidana, dan sosialisasi pemanfaatan TI dalam pencatatan berkas
perkara kepada Pegawai di Pengadilan Negeri Rantau di Pengadilan
Negeri Rantau.

151
DAFTAR PUSTAKA

BUKU

Lembaga Administrasi Negara. Akuntabilitas: Modul Pendidikan dan


Pelatihan Prajabatan Golongan II dan III. Jakarta: Lembaga
Administrasi Negara.

Lembaga Administrasi Negara. Nasionalisme: Modul Pendidikan dan


Pelatihan Prajabatan Golongan II dan III. Jakarta: Lembaga
Administrasi Negara.

Lembaga Administrasi Negara. Etika Publik: Modul Pendidikan dan


Pelatihan Prajabatan Golongan II dan III. Jakarta: Lembaga
Administrasi Negara.

Lembaga Administrasi Negara. Komitmen Mutu: Modul Pendidikan dan


Pelatihan Prajabatan Golongan II dan III. Jakarta: Lembaga
Administrasi Negara.

Lembaga Administrasi Negara. Anti Korupsi: Modul Pendidikan dan


Pelatihan Prajabatan Golongan II dan III. Jakarta: Lembaga
Administrasi Negara.

Lembaga Administrasi Negara. Manajemen ASN: Modul Pendidikan dan


Pelatihan Prajabatan Golongan II dan III. Jakarta: Lembaga
Administrasi Negara.

Lembaga Administrasi Negara. Pelayanan Publik: Modul Pendidikan dan


Pelatihan Prajabatan Golongan II dan III. Jakarta: Lembaga
Administrasi Negara.

Lembaga Administrasi Negara. Whole of Government: Modul Pendidikan


dan Pelatihan Prajabatan Golongan II dan III. Jakarta: Lembaga
Administrasi Negara.

152
PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN

Undang-Undang Nomor 2 tahun 1986 tentang Peradilan Umum.

Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara.

Peraturan Kepala Lembaga Negara Nomor 1 Tahun 2021 tentang Pelatihan


Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil.

Surat Keputusan Direktur Jenderal Badan Peradilan Umum Nomor


77/DJU/SK/HM02.3/2/2018 tentang Pedoman Standar Pelayanan
Terpadu Satu Pintu (PTSP) Pada Pengadilan Tinggi dan Pengadilan
Negeri

Surat Keputusan Sekretaris Mahkamah Agung RI Nomor


1318/SEK/CPNS.04.1/SK/XII/2020 tentang Pengangkatan Calon
Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan Mahkamah Agung RI

153
LAMPIRAN
Formulir 2
Pengendalian Aktualisasi oleh Coach/Mentor

Yang bersangkutan
telah melaksanakan
kegiatan dengan
baik.

Yang bersangkutan
telah melaksanakan
kegiatan dengan
baik.
Yang bersangkutan
telah melaksanakan
kegiatan dengan
baik.

Yang bersangkutan
telah melaksanakan
kegiatan dengan
baik.
Yang bersangkutan
telah melaksanakan
kegiatan dengan
baik.

Yang bersangkutan
telah melaksanakan
kegiatan dengan
baik.

Yang bersangkutan
telah melaksanakan
kegiatan dengan
baik.
Yang bersangkutan
telah melaksanakan
kegiatan dengan
baik.

Yang bersangkutan
telah melaksanakan
kegiatan dengan
baik.
Yang bersangkutan
telah melaksanakan
kegiatan dengan
baik.

Yang bersangkutan
telah melaksanakan
kegiatan dengan
baik.

Yang bersangkutan
telah melaksanakan
kegiatan dengan
baik.
Yang bersangkutan
telah melaksanakan
kegiatan dengan
baik.

Yang bersangkutan
telah melaksanakan
kegiatan dengan
baik.
Formulir 4
Form Catatan Coaching/Mentoring Laporan Aktualisasi

Nama Peserta : Aldhanalia Pramesti Salsabila, S.H.


Instansi : Mahkamah Agung RI
Tempat Aktualisasi : Pengadilan Negeri Rantau
Nama Coach : Martono Udjianto R, S.H., M.M.Pd.
Nama Mentor : Eko Setiawan, S.H., M.H.

Tanggal/ Paraf
No. Catatan Bimbingan Tindak Lanjut
Waktu Coach/Mentor
1. 9 Juni 2021 Buat Buku Panduan Sudah dibuat
(Manual Book) Buku Panduan
untuk penggunaan (Manual Book)
X-PEDIA untuk
penggunaan X-
PEDIA
2. 21 Juni Gunakan dasar SOP yang
2021 hukum Peraturan dibuat sudah
Sekretaris disesuaikan
Mahkamah Agung dengan
RI Nomor 2 Tahun Peraturan
2012 tentang Sekretaris
Pedoman Mahkamah
Penyusunan SOP Agung RI
Nomor 2 Tahun
2012 tentang
Pedoman
Penyusunan
SOP
3. 23 Juni Sosialisasi X- Sudah dibuat
2021 PEDIA, SOP, dan undangan
pemanfaatan IT sosialisasi untuk
akan dilaksanakan tanggal 1 Juli
pada tanggal 1 Juli 2021 pukul
2021 pukul 08.30 08.30 WITA
WITA sebelum dengan agenda
Pelatihan Bahasa Sosialisasi X-
Isyarat PEDIA, SOP,
dan
pemanfaatan IT

Anda mungkin juga menyukai