Anda di halaman 1dari 48

[Type text]

RANCANGAN AKTUALISASI NILAI-NILAI DASAR


PROFESI APARATUR SIPIL NEGARA

OPTIMALISASI PENGARSIPAN ADMINISTRASI TAHAP


PENYELIDIKAN PADA SEKSI TINDAK PIDANA KHUSUS
KEJAKSAAN NEGERI BOALEMO

Disusun Oleh:

NAMA PESERTA : ERIC BRAYN C. NIKIJULUW, S.H.

NIP : 19930221 202012 1 011

NRP : 62193412

NOMOR URUT PESERTA : 08

GOLONGAN/ANGKATAN : GOLONGAN III

JABATAN : ANALIS PENUNTUTAN

(CALON JAKSA)

BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEJAKSAAN RI

BEKERJASAMA DENGAN

LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA REPUBLIK INDONESIA

JAKARTA

2021

1
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis haturkan kepada Tuhan yang Maha Esa
karena berkat dan karunia-Nya sehingga penulisan rancangan aktualisasi
yang berjudul “Optimalisasi Pengarsipan Administrasi Tahap
Penyelidikan pada Seksi Tindak Pidana Khusus Kejaksaan Negeri
Boalemo” dapat diselesaikan. Pelaksanaan aktualisasi dan penulisan
rancangan serta laporan aktualisasi merupakan satu persyaratan agar
dapat menyelesaikan DIKLATSAR CPNS Kejaksaan Republik Indonesia
Tahun 2021. Kegiatan Rencana Rancangan Aktualisasi Nilai-Nilai Dasar
PNS merupakan salah satu rangkaian pendidikan dan pelatihan (diklat)
latihan dasar. setiap peserta diklat dituntut dapat memahami, memiliki dan
sanggup untuk mengamalkan nilai-nilai dasar profesi PNS yaitu
Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi
(ANEKA), serta Manajemen ASN, Pelayan Publik dan Whole of
Government (WoG). Dengan adanya kegiatan rancangan aktualisasi
diharapkan nilai-nilai dasar tersebut dapat melandasi setiap kegiatan yang
dilaksanakan oleh peserta diklat dalam menjalankan tugas dan wewenang
jabatannya.
Dalam Penulisan rancangan aktualisasi ini penulis ingin
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu,
dalam hal ini kepada:
1. Bapak RICHARD J. NIKIJULUW dan Ibu HEDDY PATTIASINA
sebagai Orang tua yang telah mendoakan, mendukung dan selalu
memberi semangat serta nasehat-nasehat yang berguna bagi
penulis;
2. Bapak TONY T. SPONTANA, S.H., M.H. selaku Kepala Badan Diklat
Kejaksaan Republik Indonesia.
3. Bapak Dr. SETYO UTOMO, S.H., M.Hum., M.Kn. selaku Kabid
Penyelenggara pada Pusat Pendidikan dan Pelatihan Manajemen
dan Kepemimpinan Badan Diklat Kejaksaan RI.
4. Bapak ADI BAYU KUSUMA, S.H. selaku Penguji Laporan
Rancangan Aktualisasi

2
5. Bapak PUTU GEDE SURIAWAN, S.H. selaku coach yang
memberikan arahan dan motivasi kepada penulis.
6. Bapak AHMAD MUCHLIS, S.H., M.H. selaku Kepala Kejaksaan
Negeri Boalemo
7. Bapak RAFID M. HUMOLUNGO, S.H. selaku Kepala Seksi Tindak
Pidana Khusus sekaligus mentor yang memberikan arahan kepada
penulis
8. Keluarga Besar Kejaksaan Negeri Boalemo yang telah banyak
membantu dan mendukung dalam rmembuat rancangan aktualisasi.
9. Penyelenggara Diklat Pelatihan Dasar CPNS Kejaksaan RI Tahun
2021 Golongan III beserta seluruh Widyaiswara yang telah
memberikan materi pembelajaran.
10. Teman-teman Diklat Dasar Gelombang IV Golongan III Angkatan III
(Magnificient class) Tahun 2021 Kejaksaan RI yang telah
memberikan motivasi, bantuan dan masukan-masukannya kepada
penulis.
11. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu yang
telah tulus membantu dan memberikan sarannya terhadap
penyusunan laporan rancangan aktualisasi ini.
Penulis berharap rancangan aktualisasi ini dapat bermanfaat bagi
diri penulis sendiri maupun masyarakat yang membaca. Penulisan Laporan
Rancangan Aktualisasi ini disadari belum sempurna dan masih banyak
terdapat kekurangan untuk dapat dimaklumi. Untuk itu penulis
mengharapkan saran dan kritik yang sifatnya membangun demi
kesempurnaan Laporan Rancangan Aktualisasi ini. Semoga tulisan ini
bermanfaat untuk perbaikan pelayanan publik di instansi tempat penulis
bertugas.
Manado, 25 Juni 2021

ERIC B. C. NIKIJULUW, S.H.

3
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR................................................................................ 2
DAFTAR ISI ............................................................................................ 4
BERITA ACARA SEMINAR ..................................................................... 6
LEMBAR PENGESAHAN........................................................................ 7
BAB I ....................................................................................................... 8
A. LATAR BELAKANG .................................................................... 8
1. TUGAS POKOK PNS ......................................................... 11
2. VISI DAN MISI KEJAKSAAN RI ......................................... 12
3. TUGAS POKOK DAN FUNGSI PESERTA ........................ 13
B. NILAI-NILAI DASAR PNS ......................................................... 15
1. AKUNTABILITAS ............................................................... 15
2. NASIONALISME ................................................................ 17
3. ETIKA PUBLIK ................................................................... 18
4. KOMITMEN MUTU............................................................. 20
5. ANTI KORUPSI .................................................................. 22
C. NILAI NILAI ORGANISASI ........................................................ 22
D. KEDUDUKAN DAN PERAN PNS DALAM NKRI....................... 23
1. Manajemen ASN ................................................................ 23
2. Whole of Government ........................................................ 24
3. Pelayanan Publik ............................................................... 24
E. TUJUAN PENULISAN ............................................................... 25
BAB II .................................................................................................... 27
A. PENETAPAN ISU...................................................................... 27
1. Identifikasi Isu..................................................................... 27
2. Menentukan Isu Yang Diangkat.......................................... 28
3. Kondisi Saat Ini dan Kondisi Yang Diharapkan Dari Isu Yang
diangkat.............................................................................. 29
4. Gagasan Pemecah Isu ....................................................... 29
B. JUDUL, MENTOR, COACH, PESERTA LATSAR DAN
STAKEHOLDER ....................................................................... 30

4
C. RENCANA KEGIATAN (JUMLAH KEGIATAN) : ....................... 30
D. KUALITAS KEGIATAN (TAHAPAN KEGIATAN) :..................... 31
E. RELEVANSI KEGIATAN DENGAN MATERI NILAI-NILAI DASAR
PNS DAN KEDUDUKAN DAN PERAN PNS DALAM NKRI ...... 32
F. MATRIKS RANCANGAN AKTUALISASI .................................. 37
G. RENCANA ANTISIPASI KENDALA YANG AKAN DIHADAPI ... 46
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................. 48

5
BERITA ACARA SEMINAR
RANCANGAN AKTUALISASI
PELATIHAN DASAR CALON PNS GOLONGAN III

Nama : ERIC BRAYN CHRISTIAN NIKIJULUW, S.H.

NIP : 199302212020121011
Unit Kerja/Tempat Magang : Seksi Bidang Tindak Pidana Khusus
pada Kejaksaan Negeri Boalemo

Telah diuji di depan Tim Penguji


Pada Hari Jumat, 25 Juni 2021

Mentor, Coach,

RAFID M HUMOLUNGO, S.H. PUTU GEDE SURIAWAN S.H.


Jaksa Pratama Jaksa Muda
NIP. 19850807 200604 1 003 NIP. 19781127 200603 1 001

Penguji

ADI BAYU KUSUMA S.H.


Jaksa Muda
NIP. 19850506 200812 1 002

6
LEMBAR PENGESAHAN
RANCANGAN AKTUALISASI

PELATIHAN DASAR CALON PNS GOLONGAN III

Nama : ERIC BRAYN CHRISTIAN NIKIJULUW, S.H.


NIP : 19930221 202012 1 011
Unit Kerja : KEJAKSAAN NEGERI BOALEMO

Telah disahkan
Pada Hari Jumat tanggal 25 Juni 2021
.
Penguji, Coach,

ADI BAYU KUSUMA, S.H. PUTU GEDE SURIAWAN, S.H.


Jaksa Muda Jaksa Muda
NIP. 19850506 200812 1 002 NIP. 19781127 200603 1 001

Mengetahui,
Kabid Penyelenggara pada Pusat Pendidikan dan Pelatihan
Manajemen dan Kepemimpinan
Badan Diklat Kejaksaan RI

Dr. SETYO UTOMO, SH., M.Hum., M.Kn


NIP. 19731129 199903 1 001

7
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Dalam Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945 dijelaskan, bahwa Indonesia adalah negara hukum. Hal ini
mengandung arti bahwa setiap sendi-sendi kehidupan warga negaranya
didasarkan pada peraturan-peraturan yang berlaku baik itu hukum adat
maupun hukum positif. Peraturan-peraturan tersebut menjadi panduan
dalam kegiatan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, tidak terkecuali
Pegawai Negeri Sipil.

Merujuk pada Pasal 2 ayat (1) Undang – Undang Nomor 16 Tahun


2004 Tentang Kejaksaan Republik Indonesia dapat dipahami bahwa
Kejaksaan Republik Indonesia merupakan lembaga pemerintahan yang
memiliki kewenangan untuk melakukan penuntutan dan kewenangan lain
menurut undang – undang. Sehingga dalam rangka menjalankan tugas
yang diberikan kepada Kejaksaan RI sudah barang tentu dibutuhkan
peranan dari Aparatur Sipil Negara (ASN) yang bertindak sebagai pihak
yang merumuskan kebijakan, pelaksana dari kebijakan yang dibuat dan
sebagai pelayan masyarakat dengan mengatasnamakan Kejaksaan RI
agar tugas yang diberikan tersebut dapat berjalan sebagaimana yang
diharapkan. Berkaitan dengan tugas dan wewenang yang diberikan kepada
Kejaksaan RI melalui Undang – Undang Nomor 16 Tahun 2004 Tentang
Kejaksaan Republik Indonesia, sebagaimana diatur dalam Pasal 30 ayat
(1) Undang – Undang Nomor 16 Tahun 2004 Tentang Kejaksaan Republik
Indonesia bahwa Kejaksaan RI memiliki tugas dan wewenang terkhusus
dalam bidang pidana tidak hanya sebatas pada penuntutan namun juga
memiliki kewenangan sebagai berikut:

a. Melakukan penuntutan;
b. Melaksanakan penetapan hakim dan putusan pengadilan yang
telah memperoleh kekuatan hukum tetap;

8
c. Melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan putusan pidana
bersyarat, putusan pidana pengawasan, dan kuputusan lepas
bersyarat;
d. Melakukan penyidikan, terhadap tindak pidana tertentu
berdasarkan undang – undang;
e. Melengkapi berkas perkara tertentu dan untuk itu dapat
melakukan pemeriksaan tambahan sebelum dilimpahkan ke
pengadilan yang dalam pelaksanaannya dikoordinasikan dengan
penyidik.
Dalam rangka mencapai tujuan nasional sebagaimana yang telah
diuraikan diatas diperlukan ASN yang profesional, bebas dari intervensi
politik, bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme, mampu
menyelenggarakan pelayanan publik bagi msyarakat dan mampu
menjalankan peran sebagai perekat persatuan dan kesatuan bangsa
berdasarkan Pancasila dan UUD NRI Tahun 1945.1 Pemerintah telah
memberikan pedoman yang jelas dalam peraturan perundang-undangan
terkait hal tersebut berupa Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang
Aparatur Sipil Negara (selanjutnya disebut UU tentang ASN), sebagai
pengganti dari UndangUndang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok
Kepegawaian sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor
43 Tahun 1999 tentang Perubahan atas Undang- Undang Nomor 8 Tahun
1974 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian, yang sudah tidak sesuai dengan
tuntutan nasional dan tantangan global.

Sebelum Calon Pegawai Negeri Sipil diangkat menjadi Pegawai


Negeri Sipil, Calon Pegawai Negeri Sipil tersebut harus mengikuti Diklat
Pendidikan dan Pelatihan dasar (Latsar). Diklat Pendidikan dan Pelatihan
Dasar merupakan syarat mutlak pengangkatan CPNS menjadi PNS. Diklat
Pendidikan dan Pelatihan Dasar (Latsar) dilaksanakan untuk memberikan
pengetahuan dalam rangka pembentukan wawasan kebangsaan,
kepribadian, dan etika PNS, disamping pengetahuan dasar tentang sistem

1
Penjelasan Umum Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara

9
penyelenggaraan pemerintahan negara, bidang tugas, dan budaya
organisasinya. Diklat Pendidikan dan Pelatihan Dasar (Latsar) ini
dilaksanakan agar setiap insan CPNS yang akan diangkat menjadi PNS
dapat menjadi pelayan publik dan pelaksana kebijakan publik yang
berintegritas.

Sebagai instansi pemerintah, pegawai Kejaksaan Republik


Indonesia juga tunduk pada aturan yang berlaku dan mengikat bagi
Aparatur Sipil Negara (ASN), ASN sebagai penyelenggara pemerintahan
di bidang penegakan hukum memiliki peranan yang penting dalam proses
pembangunan yang dilakukan oleh Pemerintah dalam bidang penegakan
hukum. Sesuai dengan Peraturan Kepala Lembaga Administrasi Negara
Nomor 39 Tahun 2014 Tentang Pedoman Penyelenggaraan Diklatsar
(Pendidikan dan Pelatihan Dasar) Golongan III, terdiri dari 2 tahap
pembelajaran, yaitu Tahap Internalisasi dan Aktualisasi.

Melalui proses aktualisasi, setiap nilai dasar profesi PNS akan


diterapkan dalam pelaksanaan setiap kegiatan. Peserta Diklatsar
(Pendidikan dan Pelatihan Dasar) Tahun 2018 di tempat tugas akan
mengaktualisasikan nilai berdasarkan Rancangan Aktualisasi yang telah
dibuat. Peserta Diklat wajib membuat Laporan akhir atas hasil aktualisasi
yang sudah dilaksanakan di satuan kerja.

Dengan demikian, dalam makalah Rancangan Aktualisasi ini,


penulis menyajikan beberapa dokumen yang mendukung Rancangan
Aktualisasi ini diantaranya adalah:
1. Tugas Pokok PNS
2. Visi dan Misi Organisasi
3. Tugas Pokok dan Fungsi Peserta

Melalui proses aktualisasi, setiap nilai dasar profesi ASN akan


diterapkan dalam pelaksanaan setiap kegiatan. Peserta Diklatsar
(Pendidikan dan Pelatihan Dasar) di tempat tugas akan
mengaktualisasikan nilai berdasarkan Rancangan Aktualisasi yang telah
dibuat. Kemudian peserta diklat wajib membuat Laporan akhir atas hasil

10
aktualisasi yang sudah dilaksanakan di satuan kerja. Untuk itu aktualisasi
nilai dasar ini menjadi penting sebagai bukti bahwa Peserta diklat mengerti,
menghayati nilai-nilai dasar profesi yang telah diberikan, serta dapat
mengimplemtasikan bahkan menjiwai dalam setiap kegiatan yang
dilakukan di unit kerjanya. Selain daripada itu proses aktualisasi ini pun
dapat digunakan sebagai media untuk menyebarkan nilai-nilai ANEKA
(Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu dan Anti
Korupsi) bukan hanya untuk Aparatur Sipil Negara yang sedang mengikuti
Diklatsar (Pendidikan dan Pelatihan Dasar) saja namun dapat disebarkan
nilai-nilai ini kepada para ASN yang berada di lokasi aktualisasi.

Upaya-upaya tersebut dilakukan sebagai langkah dalam rangka


membentuk Aparatur Sipil Negara profesional sebagai pelaksana
kebijakan publik, pelayan publik, perekat dan pemersatu bangsa yang
selaras dan sejalan dengan Visi dan Misi Kejaksaan.

1. TUGAS POKOK PNS


Dalam rangka mewujudkan cita cita Indonesia sesuai dengan
amanat Pembukaan UUD 1945, dibutuhkan Aparatur Sipil Negara yang
Profesional, Bersih, dari Praktik Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme, bebas
dari Intervensi Poitik, serta mampu meyelenggarakan Pelayanan Publik
kepada masyarakat.

Dalam pelaksanaan managemen Aparatur Sipil Negara masih


belum mengacu pada perbandingan antara kompetensi & kualifikasi yang
dibutuhkan oleh jabatan dengan kompetensi & kualifikasi yang dikuasai
calon dalam proses rekrutment, pengangkatan, penempatan, dan promosi
pada jabatan sejalan dengan tata kelola pemerintahan yang baik, maka
diundangkan lah UU ASN terbaru untuk memenuhi hal diatas.

Adapun hal hal yang perlu dicermati dari UU Republik Indonesia No.
5 Tahun 2014 Tentang Aparatur Sipil Negara:2

2
Undang Undang No. 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara

11
1 . ASN terdiri dari Profesi PNS dan Pegawai Pemerintahan dengan
perjanjian kerja.
2 . Penyelenggaraan ASN berdasarkan Asas, Prinsip, Nilai- Nilai Dasar
dan Kode Etik
3 . ASN berfungsi sebagai pelaksana kebijakan publik, pelayan publik
dan perekat bangsa.
4 . Jabatan ASN terdiri dari jabatan administrasi, jabatan fungsional dan
jabatan eksekutif
5 . Jabatan fungsional akan diperbanyak dan jabatan struktural akan
dipersempit.
6 . ASN (PNS dan PPPK) memiliki hak dan kewajiban
7 . Pegawai ASN berperan mewujudkan tujuan pembangunan
Nasional melalui Pelayanan Publik yang Profesional, bebas dari
intervensi politik, dan bersih dari Praktik Korupsi, Kolusi, dan
Nepotisme.

2. VISI DAN MISI KEJAKSAAN RI


1) Visi Kejaksaan R.I
“Menjadi Lembaga Penegak Hukum yang Professional,
Proporsional dan Akuntabel”

Dengan Penjelasan :
1. Lembaga Penegak Hukum: Kejaksaan RI sebagai salah satu
lembaga penegak hukum di Indonesia yang mempunyai tugas
dan fungsi sebagai penyidik pada tindak pidana tertentu,
penuntut umum, pelaksana penetapan hakim, pelaksana
putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum
tetap, melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan putusan
pidana bersyarat, pidana pengawasan dan lepas bersyarat,
bertindak sebagai Pengacara Negara serta turut membina
ketertiban dan ketentraman umum melalui upaya antara lain :
meningkatkan kesadaran hukum masyarakat, Pengamanan

12
kebijakan penegakan hukum dan Pengawasan Aliran
Kepercayaan dan penyalahgunaan penodaan agama.
2. Profesional: Segenap aparatur Kejaksaan RI dalam
melaksanakan tugas didasrkan atas nilai luhur TRI KRAMA
ADHYAKSA serta kompetensi dan kapabilitas yang ditunjang
dengan pengetahuan dan wawasan yang luas serta pengalaman
kerja yang memadai dan berpegang teguh pada aturan serta
kode etik profesi yang berlaku.
3. Proporsional: Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya
Kejaksaan selalu memakai semboyan yakni menyeimbangkan
yang tersurat dan tersirat dengan penuh tanggungjawab, taat
azas, efektif dan efisien serta penghargaan terhadap hak-hak
public.
4. Akuntabel: Bahwa kinerja Kejaksaan Republik Indonesia dapat
dipertanggungjawabkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

2) Misi Kejaksaan R.I


1. Meningkatkan Peran Kejaksaan Republik Indonesia Dalam
Program Pencegahan Tindak Pidana;
2. Meningkatkan Professionalisme Jaksa Dalam Penanganan
Perkara Tindak Pidana;
3. Meningkatkan Peran Jaksa Pengacara Negara Dalam
Penyelesaian Masalah Perdata dan Tata Usaha Negara;
4. Mewujudkan Upaya Penegakan Hukum Memenuhi Rasa
Keadilan Masyarakat;
5. Mempercepat Pelaksanaan Reformasi Birokrasi dan Tata Kelola
Kejaksaan Republik Indonesia yang Bersih dan Bebas Korupsi,
Kolusi dan Nepotisme.

3. TUGAS POKOK DAN FUNGSI PESERTA


Saat ini peserta Latsar ditugaskan di Seksi Tindak Pidana khusus
Kejaksaan Negeri Boalemo dengan memiliki beberapa tugas dasar yang
harus dikerjakan. Seksi Tindak Pidana Khusus mempunyai tugas

13
melaksanakan pengendalian kegiatan penyelidikan, penyidikan, pra
penuntutan, pemeriksaan tambahan, penuntutan, pelaksanaan penetapan
hakim dan putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum
tetap, upaya hukum, pengawasan terhadap pelaksanaan pidana
bersyarat, lepas bersyarat dan putusan pidana pengawasan serta
tindakan hukum lainnya. dalam perkara tindak pidana khusus:3
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 609
diatas, Seksi Tindak Pidana Khusus menyelenggarakan fungsi:

a. Penyiapan perumusan kebijaksanaan teknis di bidang tindak


pidana khusus berupa pemberian bimbingan, pembinaan dan
pengamanan teknis;
b. Penyiapan rencana, pelaksanaan dan pengendalian kegiatan
penyelidikan, penyidikan, prapenuntutan, pemeriksaan tambahan,
penuntutan dan pengadministrasiannya;
c. Pelaksanaan penetapan hakim dan putusan pengadilan, upaya
hukum, pengawasan terhadap pelaksanaan pidana bersyarat,
lepas bersyarat, dan putusan pidana pengawasan serta tindakan
hokum lain dalam perkara tindak pidana khusus serta
pengadministrasiannya;
d. Pembinaan kerjasama dan koordinasi dengan instansi terkait dan
memberi bimbingan serta petunjuk teknis kepada penyidik dalam
penanganan perkara tindak pidana khusus;
e. Penyiapan bahan saran konsepsi tentang pendapat dan atau
pertimbangan hukum Jaksa Agung mengenai perkara tindak
pidana khusus dan masalah hukum lain dalam kebijaksanaan
hukum;
f. Peningkatan kemampuan, keterampilan dan integritas kepribadian
aparat pada seksi tindak pidana khusus.
Seksi Tindak Pidana Khusus dipimpin oleh seorang Kepala Seksi
Tindak Pidana Khusus yang bertanggung jawab kepada Kepala

3
Kejaksaan Republik Indonesia, 2017. Peraturan Jaksa Agung Republik Indonesia Nomor : PER-
006/A/JA/01/2017 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Kejaksaan RI

14
Kejaksaan Negeri. Dalam melaksanakan tugas sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 622 ayat (1) dan ayat (2) Peraturan Jaksa
Agung Republik Indonesia No: PER-006/A/JA/07/2017 Tentang
Organisasi Data Tata Kerja Kejaksaan Republik Indonesia, Seksi
Tindak Pidana Khusus menyelenggarakan fungsi:
a. Perumusan kebijakan di bidang tindak pidana khusus di Kejaksaan
Negeri;
b. Pelaksanaan penegakan hukum di bidang tindak pidana Khusus di
kejaksaan Negeri;
c. Koordinasi dan sinkronisasi pelaksanaan kebijakan di bidang
tindak pidana khusus di Kejaksaan Negeri;
d. Pelaksanaan hubungan kerja dengan instansi atau Lembaga baik
di dalam maupun diluar negeri di Kejaksaan Negeri; dan
e. Pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan
kegiatan di bidang tindak pidana khusus di Kejaksaan Negeri.

B. NILAI-NILAI DASAR PNS


Nilai Nilai Dasar PNS Selain dari proses aktualisasi ini pun dapat kita
lihat dari nilai-nilai ANEKA (Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik,
Komitmen Mutu dan Anti Korupsi) bukan hanya untuk Aparatur Sipil
Negara yang sedang mengikuti Diklatsar (Pendidikan dan Pelatihan
Dasar) saja namun dapat disebarkan nilai-nilai ini kepada para ASN yang
berada di lokasi aktualisasi dan lingkungan sekitar kita, seperti
masyarakat, organisasi masyarakat dan instansi lintas sektor. Berikut
adalah nilai dasar PNS:

1. AKUNTABILITAS
Akuntabilitas sering disamakan dengan responsibilitas atau
tanggung jawab. Namun pada dasarnya, kedua konsep itu memiliki
makna yang berbeda. Responsibilitas adalah kewajiban untuk
bertanggung jawab. Akuntabilitas adalah suatu kewajiban
pertanggungjawaban yang harus dicapai. Akuntabilitas merujuk pada
kewajiban setiap individu, kelompok atau institusi untuk memenuhi

15
tanggung jawab yang menjadi amanahnya. Akuntabilitas publik
memiliki tiga fungsi utama yaitu untuk menyediakan kontrol demokratis
(peran demokratis); untuk mencegah korupsi dan penyalahgunaan
kekuasaan (peran konstitusional); dan untuk meningkatkan efisiensi
dan efektivitas (peran belajar).

Akuntabilitas publik terdiri dari dua macam, yaitu: akuntabilitas


vertikal (pertanggungjawaban kepada otoritas yang lebih tinggi) dan
akuntabilitas horisontal (pertanggungjawaban pada masyarakat
luas). Untuk memenuhi terwujudnya organisasi sektor publik yang
akuntabel, maka mekanisme akuntabilitas harus mengandung
dimensi akuntabilitas kejujuran dan hukum, akuntabilitas proses,
akuntabilitas program dan akuntabilitas kebijakan. Akuntabilitas tidak
akan terwujud apabila tidak ada alat akuntabilitas berupa
perencanaan strategis, kontrak kinerja dan laporan kinerja.

Dalam menciptakan lingkungan kerja yang akuntabel, ada


beberapa indikator dari nilai-nilai dasar akuntabilitas yang harus
diperhatikan, yaitu:
1. Kepemimpinan: Lingkungan yang akuntabel tercipta dari atas ke
bawah dimana pimpinan memainkan peranan yang penting dalam
menciptakan lingkungannya.
2. Transparansi: Keterbukaan atas semua tindakan dan kebijakan
yang dilakukan oleh individu maupun kelompok/instansi.
3. Integritas: adalah adalah konsistensi dan keteguhan yang tak
tergoyahkan dalam menjunjung tinggi nilai-nilai luhur dan
keyakinan.
4. Tanggung Jawab: adalah kesadaran manusia akan tingkah laku
atau perbuatannya yang di sengaja maupun yang tidak di sengaja.
tanggung jawab juga berarti berbuat sebagai perwujudan
kesadaran akan kewajiban.
5. Keadilan: adalah kondisi kebenaran ideal secara moral mengenai
sesuatu hal, baik menyangkut benda atau orang.

16
6. Kepercayaan: Rasa keadilan akan membawa pada sebuah
kepercayaan.
7. Keseimbangan: Untuk mencapai akuntabilitas dalam lingkungan
kerja, maka diperlukan keseimbangan antara akuntabilitas dan
kewenangan, serta harapan dan kapasitas.
8. Kejelasan: Pelaksanaan wewenang dan tanggungjawab harus
memiliki gambaran yang jelas tentang apa yang menjadi tujuan
dan hasil yang diharapkan.
9. Konsistensi: adalah sebuah usaha untuk terus dan terus
melakukan sesuatu sampai pada tercapai tujuan akhir.

2. NASIONALISME
Nasionalisme sangat penting dimiliki oleh setiap pegawai ASN.
Bahkan tidak hanya sekedar wawasan saja tetapi kemampuan
mengaktualisasikan nasionalisme dalam menjalankan fungsi dan
tugasnya merupakan hal yang lebih penting. Diharapkan dengan
nasionalisme yang kuat, maka setiap pegawai ASN memiliki orientasi
berpikir mementingkan kepentingan publik, bangsa, dan negara. Nilai-
nilai yang berorientasi pada kepentingan publik menjadi nilai dasar
yang harus dimiliki oleh setiap pegawai ASN. Pegawai ASN dapat
mempelajari bagaimana aktualisasi sila demi sila dalam Pancasila
agar memiliki karakter yang kuat dengan nasionalisme dan wawasan
kebangsaannya.
Nasionalisme dalam arti luas berarti pandangan tentang rasa cinta
yang wajar terhadap bangsa dan negara, sekaligus menghormati
bangsa lain. Nasionalisme Pancasila merupakan pandangan atau
paham kecintaan manusia Indonesia terhadap bangsa dan tanah
airnya yang didasarkan pada nilai-nilai Pancasila.
Ada lima indikator dari nilai-nilai dasar nasionalisme yang harus
diperhatikan, yaitu:
1. Sila Pertama (Ketuhanan Yang Maha Esa)
2. Sila Kedua (Kemanusiaan yang Adil dan Beradab)
3. Sila Ketiga (Persatuan Indonesia)

17
4. Sila Keempat (Kerakyatan yang dipimpin oleh Hikmat
Kebijaksaan dalam permusyawaratan / perwakilan)
5. Sila Kelima (Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia)

3. ETIKA PUBLIK
Etika dapat dipahami sebagai sistem penilaian perilaku serta
keyakinan untuk menentukan perbuatan yang pantas guna menjamin
adanya perlindungan hak-hak individu, mencakup cara-cara
pengambilan keputusan untuk membantu membedakan hal-hal yang
baik dan buruk serta mengarahkan apa yang seharusnya dilakukan
sesuai nila-nilai yang dianut. Konsep etika sering disamakan dengan
moral. Padahal ada perbedaan antara keduanya. Etika lebih dipahami
sebagai refleksi yang baik atau benar. Sedangkan moral mengacu
pada kewajiban untuk melakukan yang baik atau apa yang
seharusnya dilakukan. Etika juga dipandang sebagai karakter atau
etos individu/kelompokberdasarkan nilai-nilai dan norma-norma
luhur. Kode etik adalah aturan-aturan yang mengatur tingkah laku
dalam suatu kelompok khusus, sudut pandangnya hanya ditujukan
pada hal-hal prinsip dalam bentuk ketentuan tertulis. Kode etik profesi
dimaksudkan untuk mengatur tingkah laku / etika suatu kelompok
khusus dalam masyarakat melalui ketentuan-ketentuan tertulis yang
diharapkan dapat dipegang teguh oleh sekelompok profesional
tertentu.

Berdasarkan UU ASN, kode etik dan kode perilaku ASN adalah:


1. Melaksanakan tugasnya dengan jujur, bertanggung jawab
dan berintegritas.
2. Melaksanakan tugasnya dengan cermat dan disiplin.
3. Melayani dengan sikap hormat, sopan dan tanpa tekanan.
4. Melaksanakan tugasnya sesuai dengan peraturan perundangan
yang berlaku.
5. Melaksanakan tugasnya sesuai dengan perintah atasan atau
pejabat yang berwenang sejauh tidak bertentangan dengan

18
ketentuan peraturan perundang-undangan dan etika
pemerintahan.
6. Menjaga kerahasiaan yang menyangkut kebijakan negara.
7. Menggunakan kekayaan dan barang milik negara secara
bertanggung jawab, efektif dan efisien.
8. Menjaga agar tidak terjadi konflik kepentingan dalam
melaksanakan tugasnya.
9. Memberikan informasi secara benar dan tidak menyesatkan
kepada pihak lain yang memerlukan informasi terkait kepentingan
kedinasan
10. Tidak menyalahgunakan informasi intern negara, tugas, status,
kekuasaan dan jabtannya untuk mendapat atau mencari
keuntungan atau manfaat bagi diri sendiri atau untuk orang lain.
11. Memegang teguh nilai dasar ASN dan selalu menjaga reputasi
dan integritas ASN.
12. Melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan
mengenai disiplin pegawai ASN.

Nilai-nilai dasar etika publik sebagaimana tercantum dalam Undang-


Undang Aparatur Sipil Negara memiliki indikator sebagai berikut :
1. Memegang teguh nilai-nilai dalam ideologi Negara Pancasila.
2. Setia dan mempertahankan Undang-Undang Dasar Negara
Kesatuan Republik Indonesia 1945.
3. Menjalankan tugas secara profesional dan tidak berpihak.
4. Membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian.
5. Menciptakan lingkungan kerja yang non diskriminatif.
6. Memelihara dan menjunjung tinggi standar etika luhur.
7. Mempertanggungjawabkan tindakan dan kinerjanya kepada
publik.
8. Memiliki kemampuan dalam melaksanakan kebijakan dan program
pemerintah.
9. Memberikan layanan kepada publik secara jujur, tanggap, cepat,
tepat, akurat, berdaya guna, berhasil guna, dan santun.

19
10. Mengutamakan kepemimpinan berkualitas tinggi.
11. Menghargai komunikasi, konsultasi, dan kerjasama.
12. Mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja
13. Mendorong kesetaraan dalam pekerjaan.
14. Meningkatkan efektivitas sistem pemerintahan yang demokratis
sebagai perangkat sistem karir.

4. KOMITMEN MUTU
Komitmen mutu adalah janji pada diri kita sendiri atau pada orang
lain yang tercermin dalam tindakan kita untuk menjaga mutu kinerja
pegawai. Bidang apapun yang menjadi tanggung jawab pegawai
negeri sipil semua mesti dilaksanakan secara optimal agar dapat
memberi kepuasan kepada stakeholder. Komitmen mutu merupakan
tindakan untuk menghargai efektivitas, efisiensi, inovasi dan kinerja
yang berorientasi mutu dalam penyelenggaraan pemerintahan
dan pelayanan publik. Ada empat indikator dari nilai-nilai dasar
komitmen mutu yang harus diperhatikan, yaitu:
1. Efektif
Efektif adalah berhasil guna, dapat mencapai hasil sesuai dengan
target. Sedangkan efektivitas menunjukkan tingkat ketercapaian
target yang telah direncanakan, baik menyangkut jumlah maupun
mutu hasil kerja. Efektifitas organisasi tidak hanya diukur dari
performans untuk mencapai target (rencana) mutu, kuantitas,
ketepatan waktu dan alokasi sumber daya, melainkan juga diukur
dari kepuasan dan terpenuhinya kebutuhan pelanggan.
2. Efisien
Efisien adalah berdaya guna, dapat menjalankan tugas dan
mencapai hasil tanpa menimbulkan keborosan. Sedangkan
efisiensi merupakan tingkat ketepatan realiasi penggunaan
sumberdaya dan bagaimana pekerjaan dilaksanakan sehingga
dapat diketahui ada tidaknya pemborosan sumber daya,
penyalahgunaan alokasi, penyimpangan prosedur dan
mekanisme yang ke luar alur.

20
3. Inovasi
Inovasi Pelayanan Publik adalah hasil pemikiran baru yang
konstruktif, sehingga akan memotivasi setiap individu untuk
membangun karakter sebagai aparatur yang diwujudkan dalam
bentuk profesionalisme layanan publik yang berbeda dari
sebelumnya, bukan sekedar menjalankan atau menggugurkan
tugas rutin.
4. Mutu
Mutu merupakan suatu kondisi dinamis berkaitan dengan produk,
jasa, manusia, proses dan lingkungan yang sesuai atau bahkan
melebihi harapan konsumen. Mutu mencerminkan nilai
keunggulan produk/jasa yang diberikan kepada pelanggan sesuai
dengan kebutuhan dan keinginannya, bahkan melampaui
harapannya. Mutu merupakan salah satu standar yang menjadi
dasar untuk mengukur capaian hasil kerja. Mutu menjadi salah
satu alat vital untuk mempertahankan keberlanjutan organisasi
dan menjaga kredibilitas institusi.
Ada lima dimensi karakteristik yang digunakan pelanggan dalam
mengevaluasi kualitas pelayan yaitu:
a. Tangibles (bukti langsung), yaitu: meliputi fasilitas fisik,
perlengkapan, pegawai, dan sarana komunikasi;
b. Reliability (kehandalan), yaitu kemampuan dalam memberikan
pelayanan dengan segera dan memuaskan serta sesuai
dengan yang telah dijanjikan;
c. Responsiveness (daya tangkap), yaitu keinginan untuk
memberikan pelayanan dengan tanggap;
d. Assurance (jaminan), yaitu mencakup kemampuan,
kesopanan, dan sifat dapat dipercaya;
e. Empaty, yaitu kemudahan dalam melakukan hubungan,
komunikasi yang baik, dan perhatian tulus terhadap kebutuhan
pelanggan.

21
5. ANTI KORUPSI
Kata korupsi berasal dari bahasa latin yaitu Corruptio yang artinya
kerusakan, kebobrokan dan kebusukan. Korupsi sering dikatakan
sebagai kejahatan luar biasa, karena dampaknya yang luar biasa,
menyebabkan kerusakan baik dalam ruang lingkup pribadi,
keluarga, masyarakat dan kehidupan yang lebih luas. Kerusakan
tidak hanya terjadi dalam kurun waktu yang pendek, namun dapat
berdampak secara jangka panjang.
Ada 9 (sembilan) indikator dari nilai-nilai dasar anti korupsi yang
harus diperhatikan, yaitu:
1. Jujur
2. Peduli
3. Mandiri
4. Disiplin
5. Tanggung jawab
6. Kerja keras
7. Sederhana
8. Berani
9. Adil

C. NILAI NILAI ORGANISASI


Selain untuk menjalankan visi dan misi Kejaksaan RI,
Sebagai Aparatur Sipil Negara kita tetap tidak boleh melupakan
Trah Hakikat siapa kita sebenarnya oleh karena itu kita sebagai
Pegawai Kejaksaan Republik Indonesia selaku Aparat Penegak
Hukum tetap Wajib mengamalkan Doktrin Organisasi kita sendiri
yang menjadi nafas Kejaksaan Republik Indonesia, yang menjadi
pedoman hidup setiap insan Adhyaksa yakni:

TRI KRAMA ADHYAKSA

SATYA:

Kesetiaan yang Bersumber pada Rasa Jujur, baik terhadap Tuhan Yang
Maha Esa, Diri Pribadi dan Keluarga Maupun Kepada Sesama Manusia

22
ADHI:

Kesempurnaan Dalam Bertugas yang Berunsur Utama pemilikan rasa


Tanggung Jawab, Baik Terhadap Tuhan Yang Maha Esa, keluarga, dan
Sesama Manusia.

WICAKSANA:

Bijaksana dalam tutur kata dan tingkah laku, khususnya dalam


pengetrapan tugas dan kewenangannya.

D. KEDUDUKAN DAN PERAN PNS DALAM NKRI.


Pegawai ASN berperan sebagai perencana, pelaksana, dan
pengawas penyelenggaraan tugas umum pemerintahan dan
pembangunan nasional melalui pelaksanaan kebijakan dan pelayanan
publik yang profesional, bebas dari intervensi politik, serta bebas dari
praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme. ASN berfungsi, bertugas, dan
berperan untuk memberikan pelayanan publik yang profesional dan
berkualitas. Untuk menjalankan kedudukan dan peran PNS dalam
NKRI maka dibutuhkan Manajemen ASN, Whole of Government, dan
Pelayanan Publik.

1. Manajemen ASN
Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk
menghasilkan Pegawai ASN yang professional, memiliki nilai dasar,
etika profesi, bebas dari intervensi politik, bersih dari praktik korupsi,
kolusi, dan nepotisme. Manajemen ASN lebih menekankan kepada
pengaturan profesi pegawai sehingga diharapkan agar selalu
tersedia sumber daya aparatur sipil Negara yang unggul selaras
dengan perkembangan jaman.
Pegawai ASN berkedudukan sebagai aparatur negara yang
menjalankan kebijakan yang ditetapkan oleh pimpinan instansi
pemerintah serta harus bebas dari pengaruh dan intervensi semua
golongan dan partai politik. Pegawai ASN dilarang menjadi anggota
dan/atau pengurus partai politik. Selain untuk menjauhkan birokrasi

23
dari pengaruh partai politik, hal ini dimaksudkan untuk menjamin
keutuhan, kekompakan dan persatuan ASN, serta dapat
memusatkan segala perhatian, pikiran, dan tenaga pada tugas yang
dibebankan kepadanya. Oleh karena itu dalam pembinaan karier
pegawai ASN, khususnya di daerah dilakukan oleh pejabat
berwenang yaitu pejabat karier tertinggi.

2. Whole of Government
Whole of Government (WoG) didefinisikan sebagai “Suatu
model pendekatan integratif fungsional satu atap” yang digunakan
untuk mengatasi wicked problems yang sulit dipecahkan dan diatasi
karena berbagai karakteristik atau keadaan yang melekat antara
lain: tidak jelas sebabnya, multi dimensi, menyangkut perubahan
perilaku.
Koordinasi saja ternyata tidak cukup untuk mengatasi wicked
problems, sehingga diperlukan upaya lebih besar lagi yaitu
kolaborasi. Perbedaan antara koordinasi dengan kolaborasi adalah:
koordinasi merupakan kerjasasama intra dan inter instansi di dalam
suatu jejaring kerja tetapi masing-masing instansi masih memiliki
agenda, kepentingan dan tujuan organisasinya masing-masing,
sementara kolaborasi adalah kerjasama intra dan inter instansi di
dalam jejaring kerja berdasarkan satu agenda, kepentingan dan
tujuan bersama. Agenda dan tujuan bersama, kolaborasi, jejaring
kerja dan integrasi adalah faktor determinan bagi terselenggaranya
WoG.

3. Pelayanan Publik
Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 Tentang Pelayanan
Publik, menjelaskan bahwa pelayanan publik adalah kegiatan atau
rangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan bagi setiap warga
negara dan penduduk atas barang, jasa, dan/atau pelayanan
administratif yang disediakan oleh penyelenggara pelayanan publik.

24
Maka, pelayanan publik dapat disimpulkan sebagai
pemberian layanan atau melayani keperluan orang atau masyarakat
dan/atau organisasi lain yang mempunyai kepentingan pada
organisasi itu, sesuai dengan aturan pokok dan tata cara yang
ditentukan dan ditujukan untuk memberikan kepuasan kepada
penerima pelayanan.
Dengan demikian, terdapat 3 unsur penting dalam pelayanan
publik, yaitu antara lain:
- Unsur pertama, adalah organisasi penyelenggara pelayanan publik
- Unsur kedua, adalah penerima layanan (pelanggan) yaitu orang,
masyarakat atau organisasi yang berkepentingan, dan;
- Unsur ketiga, adalah kepuasan yang diberikan dan atau diterima
oleh penerima layanan (pelanggan).

E. TUJUAN PENULISAN
1. Untuk mengetahui kegiatan-kegiatan dan tahapan-tahapan kegiatan
peserta diklatsar pada saat off kampus;
2. Untuk mengetahui output yang dihasilan dari kegiatan-kegiatan
peserta diklatsar pada saat off kampus;
3. Untuk mengetahui pemahaman nilai-nilai dasar ANEKA Aparatur
Sipil Negara dengan menggunakan pola baru guna meningkatkan
pengetahuan, keahlian, keterampilan, dan sikap untuk dapat
melaksanakan tugas secara professional dengan dilandasi
kepribadian dan etika Pegawai Negeri Sipil sesuai dengan
kebutuhan Instansi Kejaksaan Republik Indonesia;
4. Untuk mengetahui kontribusi kegiatan peserta diklat terhadap Visi
Misi;
5. Untuk mengetahui penguatan kegiatan nilai terhadap TRI KRAMA
ADHYAKSA;
6. Memantapkan sikap dan semangat pengabdian yang berorientasi
pada pelayanan, pengayoman, dan pemberdayaan masyarakat;

25
7. Menciptakan kesamaan visi dan dinamika pola pikir dalam
melaksanakan tugas pemerintahan umum dan pembangunan demi
terwujudnya kepemerintahan yang baik.

Sehingga berdasarkan hal hal tersebut diatas diharapkan bahwa


Diklatsar (Pendidikan dan Pelatihan Dasar) tahun 2021 yang
diselenggarakan dapat membentuk ASN yang professional yaitu ASN yang
mampu melaksanakan tugas dan perannya secara professional sebagai
pelayan masyarakat dengan menjunjung tinggi nilai nilai ANEKA dan TRI
KRAMA ADHYAKSA.

26
BAB II
RANCANGAN AKTUALISASI

A. PENETAPAN ISU
Berdasarkan latar belakang dan keinginan organisasi agar dapat
mencapai visi dan misinya maka perlu dilakukan suatu pengamatan isu-
isu aktual yang sedang terjadi di unit kerja dalam rangka penyusunan
tahapan-tahapan kegiatan yang tepat dan disesuaikan dengan Nilai-Nilai
Dasar ASN.

1. Identifikasi Isu
Identifikasi isu merupakan permulaan tahapan untuk menemukan
permasalahan-permasalahan yang ada di Kejaksaan Negeri Boalemo
khususnya di seksi Tindak Pidana Khusus. Penulis menemukan
beberapa permasalahan pada Tupoksi Seksi Tindak Pidana Khusus,
baik yang berasal dari Pelayanan Publik, Management ASN dan
Whole of Govermentnya, yakni sebagai berikut: Pada Bidang Tindak
Pidana Khusus di Kejaksaan Negeri Boalemo terdapat beberapa Isu
yaitu:
a. Belum optimalnya pengarsipan Administrasi Tahap Penyelidikan
pada Seksi Tindak Pidana Khusus pada Kejaksaan Negeri
Boalemo; (M-ASN)
b. Belum optimalnya Pemanggilan Permintaan keterangan dan
Pemeriksaan saksi pada Seksi Tindak Pidana Khusus kejaksaan
Negeri Boalemo; (PP)
c. Belum optimalnya penyimpanan barang bukti karena tidak adanya
ruang barang bukti di Kejaksaan Negeri Boalemo; (Wog)
d. Kurang Optimalnya Papan Kontrol Perkara pada Seksi Tindak
Pidana Khusus Kejaksaan Negeri Boalemo; (PP)
e. Tidak adanya ruang pemeriksaan saksi atau permintaan keterangan
pada Seksi Tindak Pidana Khusus di Kejaksaan Negeri Boalemo.
(WoG)

27
2. Menentukan Isu Yang Diangkat
Dalam hal menentukan isu, disini penulis menggunakan sistem USG
yaitu U: Urgency adalah seberapa mendesak suatu isu harus dibahas,
dianalisis dan ditindaklanjuti, Seriousness adalah seberapa serius
suatu isu harus dibahas diaktikan dengan akibat yang akan ditimbulkan,
Growth adalah seberapa besar kemungkinan memburuknya isu
tersebut jika tidak ditangani segera. Dalam hal menentukan dan
penetapan isu ini penulis menggunakan sistem USG yang penulis
anggap merupakan sistem yang paling tepat dalam menyelesaikan
masalah ini.

Tabel Hasil Penetapan kualitas isu dengan USG

SKOR
No. ISU USG TOTAL RANKING
U S G SKOR
1. Belum optimalnya 5 5 5 15 1
pengarsipan
Administrasi Tahap
Penyelidikan pada
Seksi Tindak Pidana
Khusus pada
Kejaksaan Negeri
Boalemo. (M-ASN)
2. Belum optimalnya 3 4 3 10 2
Pemanggilan
Permintaan
keterangan dan
Pemeriksaan saksi
pada Seksi Tindak
Pidana Khusus
kejaksaan Negeri
Boalemo. (PP)
3. Belum optimalnya 3 3 2 8 4
penyimpanan barang
bukti karena tidak
adanya ruang barang
bukti di Kejaksaan
Negeri Boalemo
(WoG)
4. Kurang Optimalnya 3 3 3 9 3
Papan Kontrol
Perkara pada Seksi

28
Tindak Pidana
Khusus Kejaksaan
Negeri Boalemo (PP)
5. Tidak adanya ruang 2 3 2 7 5
pemeriksaan saksi
atau permintaan
keterangan pada
Seksi Tindak Pidana
Khusus di Kejaksaan
Negeri Boalemo.
(WoG)

Keterangan :
U : Urgency
S : Serious
G : Growth
Melalui proses analisis USG, maka terpilihlah “Belum optimalnya
pengarsipan Administrasi Tahap Penyelidikan pada Seksi Tindak
Pidana Khusus pada Kejaksaan Negeri Boalemo.” sebagai isu yang
harus segera di selesaikan. Fokus dari isu ini adalah Manajemen ASN.
Dari isu yang dipilih tersebut lalu dapat dijadikan judul menjadi
“Optimalisasi Pengarsipan Administrasi Tahap Penyelidikan pada
Seksi Tindak Pidana Khusus Kejaksaan Negeri Boalemo”

3. Kondisi Saat Ini dan Kondisi Yang Diharapkan Dari Isu Yang
diangkat
Kondisi Saat ini adalah kurang optimalnya pengarsipan administrasi
Tahap Penyelidikan dan belum adanya penyimpanan secara digital
sebagai cadangan data pada Seksi Tindak Pidana Khusus Kejaksaan
Negeri Boalemo. Sehingga diharapkan kedepannya pengersipan lebih
optimal lagi dan ada terobosan yang bisa membuat arsip tersebut rapi
dan bisa diakses kapan saja.

4. Gagasan Pemecah Isu


Solusi dari permasalahan dan isu yang disebutkan diatas adalah
dengan cara melakukan penataan Kembali dan merapikan lagi serta
melakukan pencadangan data atau Digitalisasi Pengarsipan

29
Administrasi pada Tahap Penyelidikan pada Seksi Tindak Pidana
Khusus Kejaksaan Negeri Boalemo.

B. JUDUL, MENTOR, COACH, PESERTA LATSAR DAN


STAKEHOLDER
1. Judul :

“Optimalisasi pengarsipan Administrasi Tahap Penyelidikan Pada Seksi


Tindak Pidana Khusus Kejaksaan Negeri Boalemo”

2. Mentor
Nama : Rafid M. Humolungo, S.H.
NIP : 19850807 200604 1 003
Jabatan : Kepala Seksi Tindak Pidana Khusus
Satker : Kejaksaan Negeri Boalemo
3. Coach
Nama : Putu Gede Suriawan, S.H.
NIP : 19781127 200603 1 001
Jabatan : Jaksa Fungsional
Satker : Badan Diklat Kejaksaan Republik
Indonesia
➢ Peserta Latsar
Nama : Eric Brayn Christian Nikijuluw, S.H.
NIP/NRP : 19930221 202012 1 011
Satker : Kejaksaan Negeri Boalemo
➢ Stakeholder
Stakeholder dari program aktualisasi ini adalah masyarakat umum
dan para pegawai Kejaksaan Negeri Boalemo.

C. Rencana Kegiatan (Jumlah Kegiatan) :


Pada kegiatan aktualisasi ini penulis merancang kegiatan dengan
memperhatikan nilai – nilai ANEKA, Manajemen ASN, Pelayanan Publik
dan Whole of Goverment dalam proses pelaksanaannya. Berdasarkan
landasan teoritis yang digunakan, maka penulis telah membuat 5 (lima)

30
rencana kegiatan guna mengimplementasikan core issue tersebut dengan
kesamaan output/hasil yaitu ”Optimalisasi pengarsipan administrasi
tahap penyelidikan pada Seksi Tindak Pidana Khusus Kejaksaan
Negeri Boalemo”. Berikut disampaikan 5 (lima) kegiatan sebagai
pelaksanaan dari adanya core issue tersebut :
1. Meminta petunjuk dan pendapat kepada Kepala Seksi Tindak Pidana
Khusus mengenai konsep Optimalisasi pengarsipan administrasi tahap
penyelidikan pada Seksi Tindak Pidana Khusus Kejaksaan Negeri
Boalemo.
2. Membuat Konsep Optimalisasi pengarsipan administrasi tahap
penyelidikan pada Seksi Tindak Pidana Khusus Kejaksaan Negeri
Boalemo.
3. Menginventarisir arsip-arsip dan berkas administrasi Tahap
Penyelidikan seksi tindak pidana Khusus sejak bulan januari 2021 di
Kejaksaan Negeri Boalemo.
4. Melakukan pembuatan Sistem Google Drive untuk dijadikan sebagai
tempat penyimpanan arsip secara digital.
5. Melakukan penginputan arsip berkas tahap Penyelidikan Tindak
Pidana Khusus ke dalam sistem google drive sejak bulan januari 2021
di Kejaksaan Negeri Boalemo.

D. Kualitas Kegiatan (Tahapan Kegiatan) :


1. Meminta petunjuk dan pendapat kepada Kepala Seksi tindak pidana
Khusus mengenai konsep Optimalisasi pengarsipan administrasi
tahap penyelidikan pada Seksi Tindak Pidana Khusus Kejaksaan
Negeri Boalemo.
a. Menyampaikan ide atau gagasan kepada Kepala Seksi tindak
pidana Khusus.
b. Mengkonsultasikan gagasan atau ide tentang optimalisasi
Pengarsipan administrasi tahap penyelidikan tindak pidana
Khusus kepada Kasi Pidsus.

31
2. Membuat Konsep Optimalisasi pengarsipan administrasi tahap
penyelidikan pada Seksi Tindak Pidana Khusus Kejaksaan Negeri
Boalemo.
a. Membuat Kerangka Arsip berdasarkan waktu pembuatan
laporan.
b. Membuat kerangka Arsip berdasarkan klasifikasi.
3. Menginventarisir arsip-arsip dan berkas Administrasi Tahap
Penyelidikan seksi Tindak Pidana Khusus sejak bulan januari 2021
di Kejaksaan Negeri Boalemo.
a. Mengumpulkan arsip-arsip dan berkas tahap Penyelidikan seksi
Tindak Pidana Khusus mulai dari bulan januari 2021.
b. Memilah arsip-arsip dan berkas Seksi Tindak Pidana Khusus.
c. Mengurutkan dan menyusun data arsip tahap Penyelidikan seksi
Tindak Pidana Khusus.
4. Melakukan pembuatan Sistem Google Drive untuk dijadikan sebagai
tempat penyimpanan arsip secara digital.
a. Melakukan koordinasi dengan pegawai IT untuk memberikan
informasi terkait mekanisme pembuatan sistem google drive.
b. Menentukan kapasitas yang akan digunakan dalam sistem
google drive yang akan dijadikan sebagai tempat penyimpanan
secara digital.
5. Melakukan penginputan arsip secara digital sejak bulan januari 2021
di Kejaksaan Negeri Boalemo.
a. Melakukan penginputan arsip berkas berdasarkan klasifikasi
yang telah di pilah sebelumnya.
b. Melakukan penginputan arsip berkas berdasarkan waktu
pembuatan laporan.

E. Relevansi Kegiatan dengan Materi Nilai-Nilai Dasar PNS dan


Kedudukan dan Peran PNS dalam NKRI
1. Meminta petunjuk dan pendapat kepada Kepala Seksi Tindak
Pidana Khusus mengenai Konsep Optimalisasi Pengarsipan

32
tahapan penyelidikan pada Seksi Tindak Pidana Khusus di
Kejaksaan Negeri Boalemo.
• Akuntabilitas :
Bertanggung jawab atas ide atau gagasan yang disampaikan
pada pimpinan.
• Nasionalisme :
Memberikan gagasan yang memiliki nilai nasionalisme
• Etika Publik :
Bersikap sopan dan menghormati atasan.
• Komitmen Mutu :
Komunikasi yang baik terhadap pimpinan.
• Anti Korupsi :
Bersikap jujur dan mandiri dalam pelaksanaan kegiatan
• Management ASN :
Pengembangan diri terhadap pelaksanaan kegiatan.
• Analisa Dampak:
Apabila tidak menyampaikan ide atau gagasan secara tepat maka
meMungkinkan terjadinya kesalpahaman.
• Solusi:
Koordinasi dengan pimpinan dengan menggunakan bahasa dan
etika yang baik dan benar.
2. Membuat konsep Optimalisasi pengarsipan administrasi tahap
penyelidikan pada Seksi Tindak Pidana Khusus Kejaksaan Negeri
Boalemo.
• Akuntabilitas :
Bertanggung jawab atas konsep yang dibuat.
• Nasionalisme :
Memberikan konsep yang memiliki nilai nasionalisme dan
keadilan
• Etika Publik :
Bersikap sopan dan santun kepada atasan serta staff Seksi
Tindak Pidana Khusus

33
• Komitmen Mutu :
Komunikasi yang baik antar sesame staff serta terhadap
pimpinan;
• Anti Korupsi :
Bersikap jujur dan mandiri dalam pelaksanaan kegiatan
• Management ASN :
Pengembangan diri terhadap pelaksanaan kegiatan serta.
• Analisa Dampak:
Apabila konsep Optimalisasi pengarsipan administrasi tahap
penyelidikan tidak tersusun secara sistematis maka akan
berakibat pada daftar arsip yang tidak beraturan dan kacau.
• Solusi:
Koordinasi dengan pimpinan mengenai kerangka dalam
pengarsipan.
3. Menginventarisir arsip-arsip dan berkas administrasi Tahap
Penyelidikan seksi Tindak Pidana Khusus sejak bulan januari 2021
di Kejaksaan Negeri Boalemo.
• Akuntabilitas:
Ketika Menginventarisir arsip-arsip dan berkas administrasi
tahap penyelidikan dilakukan dengan sebaik mungkin dengan
penuh rasa tanggung jawab, cermat dan teliti agar hasil yang
diinginkan sesuai dengan apa yang di harapkan.
• Nasionalisme:
Ketika Menginventarisir arsip-arsip dan berkas dilaksanakan
dengan segera, bertanggung jawab, cermat dan teliti dalam
rangka pengabdian kepada bangsa dan negara.
• Etika Publik:
Tugas dilakukan dengan sungguh-sungguh sesuai arahan dari
pimpinan mengenai bentuk dari Menginventarisir arsip-arsip dan
berkas administrasi tahap penyelidikan Seksi Tindak Pidana
Khusus dengan memperhatikan nilai-nilai etika publik tidak boleh
dilakukan dengan semena-mena.

34
• Komitmen Mutu:
Tugas dilaksanakan secara efektif dan efisien, dalam hal
Menginventarisir arsip-arsip dan berkas tahap penyelidikan seksi
tindak pidana khusus sesuai dengan ketentuan guna ketepatan
hasil yang baik dan memiliki nilai yang bagus.
• Anti Korupsi:
Kegiatan Menginventarisir arsip-arsip dan berkas administrasi
Seksi Tindak Pidana Khusus dilaksanakan dengan tanggung
jawab, berintegritas, jujur dan ikhlas tanpa mengharap imbalan
dari pimpinan serta menolak pemberian dari pihak manapun.
• Management ASN :
Pengembangan diri terhadap pelaksanaan kegiatan.
• Analisa Dampak:
Apabila tidak dilakukan secara teliti dan cemat maka akan
berakibat kepada hilangnya dokumen dan tidak lengkapnya data
yang diinput.
• Solusi:
Melakukan secara cemat dan teliti dan berkoordinasi dengan staf
tindak pidana khusus agar bterjalan secara optimal.
4. Melakukan pembuatan Sistem Google Drive untuk dijadikan sebagai
tempat penyimpanan arsip secara digital.
• Akuntabilitas:
Melaksanakan tugas dengan penuh tanggung jawab dan dedikasi
dengan sesuai tupoksi yang dalam hal ini sebagai staff Seksi
Tindak Pidana Khusus dalam hal pengoptimalan administrasi
Tahap Penyelidikan di seksi Tindak Pidana Khusus.
• Nasionalisme
Melaksanakan tugas dengan penuh rasa tanggung jawab,disiplin,
tulus dan ikhlas sebagai wujud pengabdian saya kepada negara
dan rasa cinta kepada institusi kejaksaan. Tidak menutup-nutupi
apa hal yang menjadi kekurangan di Seksi Tindak Pidana Khusus
dan yang perlu di optimalisasi lagi.

35
• Etika Publik :
Berpakaian seragam PDH lengkap, rapi dan melaksanakan
pelayanan prima, dengan bertutur kata sopan dan santun kepada
pimpinan sebagai atasan yang menjadi panutan kita untuk
menjalan tugas.
• Komitmen Mutu :
Melaksanakan tugas administrasi di bidang tindak pidana khusus
dengan penuh semangat untuk memajukan pelayan bidang
tindak pidana khusus.
• Anti Korupsi :
Tugas dilaksanakan dengan tulus, ikhlas, jujur dan penuh dengan
rasa tanggung jawab dengan menolak segala bentuk pemberian.
• Analisa Dampak:
Apabila pembuatan sistem google drive tidak memperhatikan
mekanisme maupun kulitas penyimpanan, maka akan berakibat
pada hilangnya data dan data yang tidak tersusun dengan baik.
• Solusi:
Koordinasi dengan Tim IT agar program dapat digunakan secara
maksimal.
5. Melakukan penginputan arsip berkas tahap penyelidikan secara
digital pada bidang tindak pidana khusus sejak bulan januari 2021 di
Kejaksaan Negeri Boalemo ke dalam sistem google drive.
• Akuntabilitas :
Ketika penginputan arsip berkas secara digital dilakukan dengan
segera dan sebaik mungkin dengan penuh rasa tanggung jawab,
cermat dan teliti agar hasil yang diinginkan sesuai dengan apa
yang di harapkan.
• Nasionalisme:
Ketika penginputan arsip berkas secara digital dilaksanakan
dengan segera, bertanggung jawab, cermat dan teliti dalam
rangka pengabdian kepada bangsa dan negara. Dilaksanakan

36
dengan memperhatikan apakah berkas yang disusun telah
tersusun dengan rapi dan bersih.
• Etika Publik:
Tugas dilakukan dengan sungguh-sungguh sesuai arahan dari
pimpinan mengenai penginputan arsip berkas secara digital
dengan memperhatikan nilai-nilai etika publik tidak boleh
dilakukan dengan semena-mena.
• Komitmen Mutu:
Tugas dilaksanakan secara efektif dan efisien, dalam hal
penginputan arsip berkas secara digital sesuai dengan ketentuan
guna ketepatan hasil yang baik dan memiliki nilai yang bagus.
• Anti Korupsi:
Kegiatan penginputan arsip berkas secara digital dilaksanakan
dengan tanggung jawab, berintegritas, jujur dan ikhlas tanpa
mengharap imbalan dari pimpinan serta menolak pemberian dari
pihak manapun walaupun hal tersebut merupakan hasil jerih
payah kita
• Analisa Dampak:
Apabila penginputan berkas tidak dilakukan secara cermat maka
akan berakibat pada tidak tersusunnya arsip berdasarkan
klasifikasi dan berdasarkan waktu pembuatan dokumen.
• Solusi:
Membuat daftar berkas yang akan diinput dan menyesuaikan
dengan kerangka arsip yang telah dibuat.

F. Matriks Rancangan Aktualisasi


KONTRIBUSI
TERHADAP PENGUATAN
TAHAPAN
No KEGIATAN OUTPUT NILAI-NILAI VISI DAN NILAI
KEGIATAN
MISI ORGANISASI
ORGANISASI
1 2 3 4 5 6 7
1 Meminta Menyampaik Dilaporkannya Akuntabilitas : Kontribusi Satya,
petunjuk an ide atau kepada Kasi Bertanggung terhadap visi Dalam hal
dan gagasan tindak pidana jawab atas ide Menjadi kegiatan saya
pendapat kepada khusus terkait atau gagasan penegak mengenai
kepada Kepala pelaksanaan yang hukum yang meminta

37
Kepala Seksi kegiatan disampaikan bersih, efektif, petunjuk dan
Seksi Tindak Tindak Optimalisasi pada pimpinan. efisien serta pendapat
Pidana Pidana Pengarsipan Nasionalisme: akuntabel, kepada kasi
Khusus Khusus. tahap Memberikan dengan pidsus, saya
mengenai Penyelidikan gagasan yang melaksanakan laksanakan
optimalisasi Mengkonsult Secara Digital memiliki nilai sosialiasi dengan penuh
pengarsipan asikan Pada Bidang nasionalisme dengan kejujuran yang
tahap gagasan Tindak Pidana Etika Publik : terbuka dan bersumber
penyelidikan atau ide Khusus pada Bersikap sopan bertanggung pada Tuhan
pada seksi tentang Kejaksaan dan jawab. YME,
tindak optimalisasi Negeri menghormati keluarga dan
pidana Pengarsipan Boalemo. atasan. Kontribusi sesama
khusus. administrasi Komitmen terhadap misi manusia.
tahap Disetujuinya Mutu: Mengoptimalk Sehingga
penyelidikan ide atau Komunikasi an dalam
tindak gagasan yang baik pelaksanaan membicaraka
pidana terkait terhadap fungsi n
Khusus rancangan pimpinan. Kejaksaan permasalahan
kepada Kasi kegiatan Anti Korupsi : dalam yang ada saya
Pidsus. aktualisasi. Bersikap jujur pelaksanaan akan
dan mandiri tugas dan berbicara
dalam wewenang, dengan
pelaksanaan baik dalam sejujur-jurnya
kegiatan segi kualitas kepada
Management maupun pimpinan
ASN : kuantitas tanpa ada
Pengembangan kegiatan yang ditutupi.
diri terhadap Tindak Pidana
pelaksanaan Khusus Adhi,
kegiatan. Kejaksaan, yaitu ketika
Analisa secara akan meminta
Dampak: profesional, petunjuk dan
Apabila tidak proporsional pendapat
menyampaikan dan kepada kasi
ide atau bermartabat pidsus,
gagasan secara melalui dilaksanakan
tepat maka penerapan secara baik
meMungkinkan Standard dan benar
terjadinya Operating dilandasi
kesalpahaman. Procedure dengan penuh
Solusi: (SOP) yang rasa tanggung
Koordinasi tepat, cermat, jawab
dengan terarah, terhadap
pimpinan efektif, dan Tuhan YME,
dengan efisien. keluarga dan
menggunakan terhadap
bahasa dan sesama
etika yang baik manusia dan
dan benar.
Wicaksana,
Yaitu ketika
saya akan
meminta
petunjuk dan
pendapat
kepada kasi
pidsus maka
saya harus

38
bertutur kata
dan
bertingkah
laku yang
sopan kepada
pimpinan dan
dan atau
rekan rekan
kerja yang
sama satuan
kerja.

2 Membuat Membuat Bahan-bahan Akuntabilitas: Dalam Satya


Konsep Kerangka Kerangka Bertanggung membuat Dalam hal
Optimalisasi Arsip Arsip tersedia. jawab atas konsep saya
pengarsipan berdasarkan konsep yang digitalisasi membuat
administrasi waktu Bahan dibuat. pengarsipan konsep
tahap pembuatan Kerangka Nasionalisme: dikerjakan pengarsipan
penyelidikan laporan. untuk Memberikan dengan tahap
pada Seksi megkalisifikasi konsep yang sebaik- penyelidikan
Tindak Membuat kan jenis memiliki nilai baiknya, jelas pada seksi
Pidana kerangka dokumen nasionalisme rapi dan teliti tindak pidana
Khusus Arsip tersedia. dan keadilan serta khusus Saya
Kejaksaan berdasarkan Etika Publik: melakukannya melakukan
Negeri klasifikasi. Bersikap sopan dengan rasa tugas tersebut
Boalemo dan penuh dengan penuh
menghormati tanggungjawa kejujuran yang
atasan b. bersumber
Komitmen Sesuai pada Tuhan
Mutu: dengan: YME,
Komunikasi Visi kejaksaan keluarga dan
yang baik Kejaksaan sesama
terhadap Sebagai manusia.
pimpinan; Lembaga Sehingga
Anti Korupsi: Penegak dalam
Bersikap jujur Hukum yang membuat
dan mandiri bersih, efektif, konsep
dalam efisien, tersebut, saya
pelaksanaan transparan, lakukan
kegiatan akuntabel, dengan jujur
Management untuk dapat sesuai arahan
ASN: memberikan dari pimpinan
Pengembangan layanan prima dan ketentuan
diri terhadap dan yang berlaku.
pelaksanaan mewujudkan
kegiatan. supremasi Adhi,
Analisa hukum secara Yaitu ketika
Dampak: proporsional,p saya akan
Apabila konsep rofesional,ber membuat
digitalisasi tidak martabat dan kerangka
tersusun secara berlandaskan pengarsipan
sistematis maka keadilan,kebe tahap

39
akan berakibat naran serta penyelidikan
pada daftar nilai-nilai pada seksi
arsip yang tidak kepatutan. tindak pidana
beraturan. Misi khusus, saya
Solusi: kejaksaan lakukan
Koordinasi yaitu terkait dengan
dengan dengan sesempurna
pimpinan membuat mungkin
mengenai kerangka sampai
kerangka dalam digitalisasi selesai
pengarsipan arsip berkas dengan penuh
secara digital. tindak pidana rasa tanggung
khusus, Saya jawab
berusaha terhadap
menjadi Tuhan YME,
aparat keluarga dan
kejaksaan terhadap
yang tangguh, sesama
profesional, manusia dan
bermoral dan
beretika guna
menunjang Wicaksana,
kelancaran yaitu ketika
tugas pokok, akan
fungsi dan membuat
wewenang, kerangka
terutama pengarsipan
dalam tahap
penegakan penyelidikan
hukum yang pada seksi
berkeadilan. tindak pidana
khusus saya
harus bertutur
kata dan
bertingkah
laku yang
sopan kepada
pimpinan dan
rekan kerja
yang lain
dalam hal
ingin meminta
tolong atau
bertanya
apakah hal
yang saya
lakukan sudah
baik dan
benar.

40
3 Menginventa Mengumpul Tersedianya Akuntabilitas : Dalam Satya
risir arsip- kan arsip- arsip dan Ketika Menginventari Dalam hal
arsip dan arsip dan berkas Menginventarisi sir arsip-arsip Menginventari
berkas berkas Administrasi r arsip-arsip dan berkas sir arsip-arsip
administrasi Administrasi Tahap dan berkas dikerjakan dan berkas
Tahap Tahap Penyelidikan Administrasi dengan Saya
Penyelidikan Penyelidika seksi Tindak Tahap sebaik- melakukan
seksi tindak n seksi Pidana Penyelidikan baiknya, jelas tugas tersebut
pidana Tindak Khusus yang seksi Tindak rapi dan teliti dengan penuh
Khusus Pidana akan di input. Pidana Khusus serta kejujuran yang
sejak bulan Khusus dilakukan melakukannya bersumber
januari 2021 mulai dari Tersusunnya dengan segera dengan rasa pada Tuhan
di Kejaksaan bulan arsip dan dan sebaik penuh YME,
Negeri januari berkas mungkin tanggungjawa keluarga dan
Boalemo 2021. Administrasi dengan penuh b. Sesuai sesama
Tahap rasa tanggung dengan: manusia.
Memilah Penyelidikan jawab, cermat Visi kejaksaan Sehingga
arsip-arsip seksi Tindak dan teliti agar Kejaksaan dalam
dan berkas Pidana hasil yang Sebagai memasang
Administrasi Khusus. diinginkan Lembaga label penanda
Tahap sesuai dengan Penegak arsip berkas
Penyelidika apa yang di Hukum yang tindak pidana
n seksi harapkan bersih, efektif, khusus saya
Tindak Nasionalisme : efisien, lakukan
Pidana Ketika transparan, dengan jujur
Khusus. Menginventarisi akuntabel, sesuai arahan
r arsip-arsip untuk dapat dari pimpinan
Mengurutka dan berkas memberikan dan ketentuan
n dan Administrasi layanan prima yang berlaku.
menyusun Tahap dan
data arsip Penyelidikan mewujudkan Adhi,
Administrasi seksi Tindak supremasi Yaitu ketika
Tahap Pidana Khusus hukum secara saya akan
Penyelidika dilaksanakan proporsional, menginventari
n seksi dengan segera, profesional, sir arsip-arsip
Tindak bertanggung bermartabat dan berkas
Pidana jawab, cermat dan tindak pidana
Khusus. dan teliti dalam berlandaskan khusus saya
rangka keadilan, lakukan
pengabdian kebenaran dengan
kepada bangsa serta nilai-nilai sesempurna
dan negara. kepatutan. mungkin
Etika Publik : Misi sampai
Tugas dilakukan kejaksaan selesai
dengan yaitu terkait dengan penuh
sungguh- dengan rasa tanggung
sungguh sesuai Menginventari jawab
arahan dari sir arsip-arsip terhadap
pimpinan dan berkas Tuhan YME,
mengenai keluarga dan

41
bentuk dari Saya terhadap
Menginventarisi berusaha sesama
r arsip-arsip menjadi manusia dan
dan berkas aparat
Administrasi kejaksaan Wicaksana,
Tahap yang tangguh, yaitu ketika
Penyelidikan profesional, akan
seksi Tindak bermoral dan Menginventari
Pidana Khusus beretika guna sir arsip-arsip
dengan menunjang dan berkas
memperhatikan kelancaran Tindak pidana
nilai-nilai etika tugas pokok, khusus saya
publik tidak fungsi dan harus bertutur
boleh dilakukan wewenang, kata dan
dengan terutama bertingkah
semena-mena. dalam laku yang
Komitmen penegakan sopan kepada
Mutu : hukum yang pimpinan dan
Tugas berkeadilan rekan kerja
dilaksanakan serta tugas- yang lain
secara efektif tugas lainnya dalam hal
dan efisien, yang ingin meminta
dalam hal berkaitan tolong atau
Menginventarisi dengan bertanya
r arsip-arsip kemudahan apakah hal
dan berkas saya dalam yang saya
Tindak pidana melaksanakan lakukan sudah
khusus sesuai tugas di baik dan
dengan satuan kerja benar.
ketentuan guna agar
ketepatan hasil terciptanya
yang baik dan optimalisasi
memiliki nilai dalam hal
yang bagus. pelaksanaan
Anti Korupsi : pekerjaan
Kegiatan
Menginventarisi
r arsip-arsip
dan berkas
Tindak pidana
khusus
dilaksanakan
dengan
tanggung
jawab,
berintegritas,
jujur dan ikhlas
tanpa
mengharap
imbalan dari

42
pimpinan serta
menolak
pemberian dari
pihak manapun.
Management
ASN :
Pengembangan
diri terhadap
pelaksanaan
kegiatan.
Analisa
Dampak:
Apabila tidak
dilakukan
secara teliti dan
cemat maka
akan berakibat
kepada
hilangnya
dokumen dan
tidak
lengkapnya
data yang
diinput.
Solusi:
Melakukan
secara cemat
dan teliti dan
berkoordinasi
dengan staf
tindak pidana
khusus agar
bterjalan secara
optimal.
4 Melakukan Melakukan Sistem Google Akuntabilitas : Dalam Satya
pembuatan koordinasi Drive dengan Melaksanakan pembuatan Dalam hal saya
Sistem dengan sususan tugas dengan Sistem Google membuat
pegawai yang berdasarkan penuh tanggung Drive dikerjakan pembuatan
Google
mengerti IT waktu. jawab dan dengan sebaik- Sistem Google
Drive untuk
untuk dedikasi dengan baiknya, jelas Drive Saya
dijadikan memberikan Sistem Google sesuai tupoksi rapi dan teliti melakukan
sebagai informasi Drive dengan yang dalam hal ini serta tugas tersebut
tempat terkait sususan sebagai staff melakukannya dengan penuh
penyimpana mekanisme berdasarkan tindak pidana dengan rasa kejujuran yang
n arsip pembuatan klasifikasi khusus dalam hal penuh bersumber
secara sistem google pengoptimalan tanggungjawab pada Tuhan
digital. drive. berkas . Sesuai YME, keluarga
Administrasi dengan: dan sesama
Menentukan Tahap Visi kejaksaan manusia.
kapasitas Penyelidikan di Kejaksaan Sehingga dalam
yang akaan tindak pidana Sebagai membuat tabel
digunakan Lembaga daftar isi berkas

43
dalam sistem khusus yang akan Penegak di lemari
google drive di digitalisasikan Hukum yang penyimpanan
yang akan Nasionalisme bersih, efektif, arsip dan odner
dijadikan Melaksanakan efisien, berkas tindak
sebagai tugas dengan transparan, pidana khusus
tempat penuh rasa akuntabel, saya lakukan
penyimpanan tanggung untuk dapat dengan jujur
secara digital. jawab,disiplin, memberikan sesuai arahan
tulus dan ikhlas layanan prima dari pimpinan
sebagai wujud dan dan ketentuan
pengabdian saya mewujudkan yang berlaku.
kepada negara supremasi
dan rasa cinta hukum secara Adhi,
kepada institusi proporsional,pr Yaitu ketika
kejaksaan. Tidak ofesional,berma saya akan
menutup-nutupi rtabat dan membuat
apa hal yang berlandaskan pembuatan
menjadi keadilan,keben Sistem Google
kekurangan di aran serta nilai- Drive, saya
bidang tindak nilai kepatutan. lakukan dengan
pidana khusus Misi kejaksaan sesempurna
dan yang perlu di yaitu terkait mungkin
optimalisasi lagi. dengan sampai selesai
Etika Publik : membuat tabel dengan penuh
Berpakaian daftar isi berkas rasa tanggung
seragam PDH di lemari jawab terhadap
lengkap, rapi dan penyimpanan Tuhan YME,
melaksanakan arsip dan odner keluarga dan
pelayanan prima, berkas tindak terhadap
dengan bertutur pidana khusus. sesama
kata sopan dan Saya berusaha manusia dan
santun kepada menjadi aparat
pimpinan sebagai kejaksaan yang Wicaksana,
atasan yang tangguh, yaitu ketika
menjadi panutan profesional, pembuatan
kita untuk bermoral dan Sistem Google
menjalan tugas. beretika guna Drive saya
Komitmen Mutu menunjang harus bertutur
: kelancaran kata dan
Melaksanakan tugas pokok, bertingkah laku
tugas administrasi fungsi dan yang sopan
di bidang tindak wewenang, kepada
pidana khusus terutama dalam pimpinan dan
dengan penuh penegakan rekan kerja
semangat untuk hukum yang yang lain dalam
memajukan berkeadilan hal ingin
pelayan bidang serta tugas- meminta tolong
tindak pidana tugas lainnya atau bertanya
khusus yang berkaitan apakah hal
Anti Korupsi : dengan yang saya
Tugas kemudahan lakukan sudah
dilaksanakan saya dalam baik dan benar.
dengan tulus, melaksanakan
ikhlas, jujur dan
tugas di satuan
penuh dengan
rasa tanggung kerja agar
jawab dengan terciptanya

44
menolak segala optimalisasi
bentuk dalam hal
pemberian. pelaksanaan
Analisa Dampak:
pekerjaan
Apabila
pembuatan
sistem google
drive tidak
memperhatikan
mekanisme
maupun kulitas
penyimpanan,
maka akan
berakibat pada
hialngnya data
dan data yang
tidak tersusun
dengan baik.
Solusi:
Koordinasi
dengan Tim IT
agar program
dapat digunakan
secara maksimal.
5 Melakukan Memilah Terpilahnya Akuntabilitas : Dalam Satya
berkas tindak berkas Tahap Ketika penginputan penginputan Dalam hal saya
penginputan
pidana Penyelidikan arsip berkas secara arsip berkas penginputan
arsip Tahap digital dilakukan
khusus tindak pidana Tahap arsip berkas
Penyelidikan dengan segera dan
berdasarkan khusus sebaik mungkin
Penyelidikan Tahap
secara
jenis berkas. berdasarkan dengan penuh rasa secara digital Penyelidikan
digital sejak jenis berkas dikerjakan secara digital,
tanggung jawab,
bulan Menginput cermat dan teliti dengan sebaik- Saya
januari 2021 berkas tindak Tersusunnya agar hasil yang baiknya, secara melakukan
di Kejaksaan pidana berkas tindak diinginkan sesuai jelas, rapi dan tugas tersebut
khusus pidana khusus dengan apa yang di teliti serta dengan penuh
Negeri
berdasarkan berdasarkan harapkan
Boalemo melakukannya kejujuran yang
Nasionalisme:
waktu dan waktu dan dengan rasa bersumber
Ketika penginputan
klasifikasi klasifikasi pada penuh pada Tuhan
arsip berkas secara
yang telah sistem google digital dilaksanakan tanggungjawab. YME, keluarga
terpasang drive dengan segera, Sesuai dengan: dan sesama
pada tempat bertanggung jawab, Visi kejaksaan manusia.
yang telah cermat dan teliti Kejaksaan Sehingga dalam
disediakan. dalam rangka Sebagai Menyusun arsip
pengabdian kepada
Lembaga dan berkas
bangsa dan negara.
Dilaksanakan
Penegak Tindak pidana
dengan Hukum yang khusus di lemari
memperhatikan bersih, efektif, penyimpanan
apakah berkas yang efisien, arsip dan
disusun telah transparan, berkas tindak
tersusun dengan akuntabel, pidana khusus
rapi dan bersih untuk dapat saya lakukan
Etika Publik :
memberikan dengan jujur
Tugas dilakukan
dengan sungguh-
layanan prima sesuai arahan
sungguh sesuai dan dari pimpinan
arahan dari mewujudkan dan ketentuan
pimpinan mengenai supremasi yang berlaku.

45
penginputan arsip hukum secara Adhi,
berkas secara proporsional, Yaitu ketika
digital dengan profesional, saya akan
memperhatikan
bermartabat penginputan
nilai-nilai etika
publik tidak boleh
dan arsip berkas
dilakukan dengan berlandaskan secara digital
semena-mena. keadilan, saya lakukan
Komitmen Mutu : kebenaran dengan
Tugas dilaksanakan serta nilai-nilai sesempurna
secara efektif dan kepatutan. mungkin
efisien, dalam hal Misi kejaksaan sampai selesai
penginputan arsip
yaitu terkait dengan penuh
berkas secara
digital sesuai
dengan rasa tanggung
dengan ketentuan penginputan jawab terhadap
guna ketepatan arsip berkas Tuhan YME,
hasil yang baik dan secara digital keluarga dan
memiliki nilai yang Saya berusaha terhadap
bagus. menjadi aparat sesama
Anti Korupsi : kejaksaan yang manusia.
Kegiatan
tangguh, Wicaksana,
penginputan arsip
berkas secara
profesional, yaitu ketika
digital dilaksanakan bermoral dan melakukan
dengan tanggung beretika guna penginputan
jawab, menunjang arsip berkas
berintegritas, jujur kelancaran secara digital,
dan ikhlas tanpa tugas pokok, saya harus
mengharap imbalan fungsi dan bertutur kata
dari pimpinan serta
wewenang, dan bertingkah
menolak pemberian
dari pihak manapun
terutama dalam laku yang
walaupun hal penegakan sopan kepada
tersebut merupakan hukum yang pimpinan dan
hasil jerih payah berkeadilan rekan kerja
kita serta tugas- yang lain dalam
Analisa Dampak: tugas lainnya hal ingin
Apabila penginputan yang berkaitan meminta tolong
berkas tidak
dengan atau bertanya
dilakukan secara
cermat maka akan
kemudahan apakah hal
berkaibat pada tidak saya dalam yang saya
tersusunnya arsip melaksanakan lakukan sudah
berdasarkan tugas di satuan baik dan benar.
klasifikasi dan kerja agar
berdasarkan waktu terciptanya
pembuatan optimalisasi
dokumen.
dalam hal
Solusi:
Membuat daftar
pelaksanaan
berkas yang akan pekerjaan.
diinput dan
menyesuaikan
dengan kerangka
arsip yang telah
dibuat.

G. Rencana Antisipasi Kendala Yang Akan Dihadapi


Kendala yang mungkin akan dihadapi adalah sebagai berikut :

46
Kendala yang mungkin Antisipasi yang dapat
No
terjadi dilakukan
1. Minimnya staff tata usaha yang Melakukan koordinasi dengan
mengurus bagian administrasi staff dari bagian lain untuk saling
di bidang tindak pidana khusus membantu antar bidang di
Kejaksaan Negeri Boalemo. Kejaksaan Negeri Boalemo.

2. Waktu pelaksanaan aktualisasi Mengoptimalkan waktu yang


yang sempit sehingga kurang diberikan dan melakukan
maksimalnya pelaksanaan kegiatan yang telah
aktualisasi. direncanakan seefektif mungkin.

3. Tidak adanya berkas yang Mencari dan menemukan berkas


mungkin hilang atau tercecer yang hilang atau tercecer
sehingga tidak bisa menjadi tersebut sehingga menjadi
serangkain yang lengkap dan lengkap, apabila tidak ditemukan
teratur rapi. maka membuat yang baru
sesuai dengan konsep yang
sebelumnya sama persis.

47
DAFTAR PUSTAKA

- Undang –Undang No. 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara

- PER-006/A/JA/07/2017 Tentang Organisasi Dan Tata Kerja Kejaksaan


Republik Indonesia

- Modul Pelatihan Dasar Calon PNS Habituasi, LAN RI, 2021

- Bahan Ajar Materi Aktualisasi, 2021

- Bahan Tayang Materi Aktualisasi, 2021

48

Anda mungkin juga menyukai