Anda di halaman 1dari 67

RANCANGAN AKTUALISASI

NILAI – NILAI DASAR


PROFESI APARATUR SIPIL NEGARA

“OPTIMALISASI PENGGUNAAN MOBIL OPERASIONAL


BIDANG PIDANA UMUM SEBAGAI LAYANAN
PENJEMPUTAN SAKSI PADA KEJAKSAAN NEGERI
KABUPATEN KEDIRI”

Disusun Oleh :
NAMA PESERTA : FIKRI ABDUL KORNAIN, S.H.
NIP : 19970213 202012 1 011
NOMOR URUT PESERTA : 30
GOLONGAN/ANGKATAN : GOLONGAN III / IX
JABATAN : ANALIS PENUNTUTAN (CALON
AHLI PERTAMA – JAKSA)

BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEJAKSAAN RI


BEKERJA SAMA DENGAN
LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA REPUBLIK INDONESIA
JAKARTA
2021
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan kesehatan sehingga penulis mampu berada pada tahapan ini
pada Diklatsar Golongan III Tahun 2021 dan menyelesaikan Rancangan
Aktualisasi Nilai - Nilai Dasar Profesi ASN (Aparatur Sipil Negara) dan
Kedudukan serta Peran ASN dalam NKRI yang berjudul “Optimalisasi
Penggunaan Mobil Operasional Bidang Pidana Umum Sebagai
Layanan Penjemputan Saksi Pada Kejaksaan Negeri Kabupaten
Kediri”. Adanya rancangan aktualisasi ini diharapkan dapat memiliki
rencana, target, tujuan dan capaian yang hendak dicapai dalam proses
aktualisasi (off campus) di Satuan Kerja peserta termasuk penerapan nilai
– nilai dasar profesi ASN yaitu Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik,
Komitmen Mutu dan Anti Korupsi. Rancangan Aktualisasi Nilai – Nilai
Dasar Profesi ASN ini dapat terselesaikan berkat arahan, dukungan dari
berbagai pihak, maka penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada
:
1. Kepala Badan Diklat dan Pelatihan Kejaksaan RI, Bapak Tony

Tribagus Spontana, SH., M.Hum.;

2. Sekretaris Badan Diklat dan Pelatihan Kejaksaan RI, Bapak Jaya

Kesuma, SH.,MH.;

3. Kepala Pusdiklat Manajemen dan Kepemimpinan Badan Diklat dan

Pelatihan Kejaksaan RI, Bapak Andi Muh. Iqbal Arief, SH.,MH.;

4. Kabid Penyelenggara Pusdiklat Manajemen dan Kepemimpinan

Badan Diklat dan Pelatihan Kejaksaan RI, Bapak Dr. Setyo Utomo,

SH.,M.Hum.,M.Kn.;

5. Kepala Kejaksaan Negeri Kabupaten Kediri Di Ngasem, Bapak Sri

Kuncoro, SH.,MH.;

ii
6. Kepala Seksi Pidana Umum Kejaksaan Negeri Kabupaten Kediri Di

Ngasem, Bapak Teguh Sukemi, SH.,MH.;

7. Ibu Netty Lilis Suryani Silaen, SH. selaku coach yang telah

meluangkan waktu membimbing penulis selama menyusun laporan ini;

8. Bapak E. Suprihanto, SH.,MH., selaku penguji yang telah meluangkan

waktu menguji rancangan aktualisasi penulis.

Penulis mohon maaf apabila adanya kekurangan dalam penulisan


Rancangan Aktualisasi ini serta mohon masukan dan saran dari berbagai
pihak untuk memperbaiki Rancangan Aktualisasi ini agar menjadi lebih
baik.
Akhir kata Penulis berharap semoga Rancangan Aktualisasi ini
memberikan manfaat bagi kemajuan Kejaksaan RI dalam melaksanakan
tugas dan fungsi khususnya pada Kejaksaan Negeri Kabupaten Kediri.

Surabaya, April 2021

FIKRI ABDUL KORNAIN, SH

iii
NIP. 19970213 202012 1 011

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL................................................................................ i
KATA PENGANTAR............................................................................. ii
DAFTAR ISI.......................................................................................... iv
BERITA ACARA SEMINAR RANCANGAN AKTUALISASI.................. v
LEMBAR PENGESAHAN RANCANGAN AKTUALISASI .................... vi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.................................................................. 1
1. Tugas Pokok PNS......................................................... 3
2. Visi dan Misi Organisasi................................................ 3
3. Tugas Pokok dan Fungsi Peserta................................. 4
B. Nilai-Nilai Dasar PNS........................................................ 5
1. Akuntabilitas ................................................................. 6
2. Nasionalisme................................................................. 7
3. Etika Publik.................................................................... 7
4. Komitmen Mutu............................................................. 9
5. Anti Korupsi................................................................... 10
C. Nilai-Nilai Organisasi......................................................... 11
D. Kedudukan dan Peran PNS dalam NKRI.......................... 12
1. Manajemen ASN........................................................... 12
2. Pelayanan Publik........................................................... 17
3. Whole of Governance.................................................... 18
E. Tujuan Penulisan............................................................... 20
BAB II RANCANGAN AKTUALISASI
A. Penetapan Isu................................................................... 22
1. Identifikasi Isu................................................................ 22
2. Menentukan Isu yang Diangkat..................................... 23
3. Kondisi Saat Ini dan Kondisi yang Diharapkan dari Isu
yang Diangkat............................................................... 24
4. Gagasan Pemecahan Isu.............................................. 25
B. Judul, Mentor, Coach, Peserta Latsar dan Stakeholder
Internal............................................................................... 25
C. Rencana Kegiatan............................................................. 26
D. Kualitas Kegiatan (Tahapan Kegiatan) ............................. 26
E. Relevansi Kegiatan dengan Materi Nilai-Nilai Dasar PNS
dan Kedudukan dan Peran PNS dalam NKRI................... 28
F. Matrik Rancangan Aktualisasi .......................................... 32
G. Rencana Antisipasi Kendala yang Akan Dihadapi............. 47
DAFTAR PUSTAKA........................................................................... 48

iv
BERITA ACARA SEMINAR
RANCANGAN AKTUALISASI
PELATIHAN DASAR CALON PNS GOLONGAN III

Nama : FIKRI ABDUL KORNAIN, SH


NIP : 19970213 202012 1 011
Unit Kerja : Seksi Bidang Tindak Pidana Umum Kejaksaan Negeri
Kabupaten Kediri

Telah di uji didepan Tim Penguji


Pada hari Rabu, tanggal 14 April 2021

Mentor, Coach,

Teguh Sukemi, SH., MH. Netty Lilis Suryani Silaen, SH.


MH.
NIP. 19820510 200812 1 001 NIP. 19701111 199003 2 010

Penguji,

v
Eustachius Suprihanto, SH.,MH.
NIP. 19610606 199803 1 011

LEMBAR PENGESAHAN
RANCANGAN AKTUALISASI
PELATIHAN DASAR CALON PNS GOLONGAN III

Nama : FIKRI ABDUL KORNAIN, SH


NIP : 19970213 202012 1 011
Unit Kerja : Seksi Bidang Tindak Pidana Umum Kejaksaan Negeri
Kabupaten Kediri

Telah di sahkan
Pada hari Rabu, tanggal 14 April 2021

Penguji, Coach,

Eustachius Suprihanto, SH.,MH Netty Lilis Suryani Silaen, SH. MH.


NIP. 19820510 200812 1 001 NIP. 19701111 199003 2 010

Mengetahui,
Kabid Penyelenggara pada Pusat Pendidikan dan Pelatihan
Manajemen dan Kepemimpinan
Badan Diklat Kejaksaan RI

vi
Dr. Setyo Utomo, SH.,M.Hum.,M.Kn.
NIP. 19731129 199903 1 0 11

vii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pelaksanaan cita-cita bangsa untuk mewujudkan tujuan Negara
yang tertuang dalam Undang - Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945, perlu dibangun Aparatur Sipil Negara yang
memiliki integritas, profesional, netral, dan bebas dari intervensi politik,
bersih dari praktik korupsi, kolusi dan nepotisme, serta mampu
menyelenggarakan pelayanan publik bagi masyarakat dan mampu
menjalankan peran sebagai unsur perekat persatuan dan kesatuan
bangsa berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945.
Dalam hal ini Kejaksaan Republik Indonesia sebagai salah satu
lembaga eksekutif memiliki peran yang sangat penting dalam
penegakan hukum, khususnya dalam bidang penuntutan. Dalam
melaksanakan tugas dan fungsinya, kejaksaan harus didukung oleh
Sumber Daya Manusia yang berkualitas. Oleh karena hal itu,
pemerintah melalui Lembaga Administrasi negara mengeluarkan
Peraturan Kepala Lembaga Administrasi Negara Nomor 38 Tahun
2014 tentang pedoman penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan
prajabatan golongan III membuat sebuah sistem diklat yang
diharapkan dapat meningkatkan calon Aparatur Sipil Negara.
Salah satu jenis Diklat yang strategis untuk mewujudkan ASN
sebagai bagian dari ASN menjadi profesional adalah Diklat Pelatihan
Dasar (DIKLATSAR). Diklat ini dilaksanakan dalam rangka membentuk
nilai - nilai dasar profesi ASN. Kompetensi inilah yang kemudian
berperan dalam membentuk karakter ASN yang kuat, yaitu ASN yang
mampu bersikap dan bertindak profesional dalam melayani
masyarakat.
Maka berdasarkan pertimbangan akan hal tersebut dilakukan
inovasi dalam penyelenggaraan Diklatsar yang memungkinkan peserta
untuk mampu mengaktualisasikan nilai - nilai dasar profesi ASN

1
dengan cara mengalami sendiri dalam penerapan dan aktualisasi pada
tempat tugas, sehingga penulis merasakan manfaatnya secara
langsung. Dengan demikian nilai - nilai dasar profesi ASN tersebut
terpatri kuat dalam dirinya. Melalui pembaharuan Diklatsar ini
diharapkan dapat menghasilkan ASN yang profesional, yang dewasa
ini sangat dibutuhkan untuk mengelola segala prakondisi dan sumber
daya pembangunan.
Saksi dalam perkara Tindak Pidana khususnya pada wilayah
hukum Kejaksaan Negeri Kabupaten Kediri memiliki peran yang
sangat penting, dimana melalui kehadiran saksi maka dapat
membantu mempermudah dalam pengungkapan suatu Tindak Pidana.
Maka kehadiran saksi dalam persidangan menjadi salah satu hal yang
sangat dibutuhkan dalam menunjang peran Kejaksaan Negeri
Kabupaten Kediri dalam menangani suatu perkara Tindak Pidana
sebagai wujud pelayanan ASN dalam memberikan keadilan pada
masyarakat.
Dewasa ini Kejaksaan Negeri Kabupaten Kediri belum memiliki
layanan penjemputan saksi ke persidangan. Di Bidang Pidana Umum
sendiri sebenarnya telah diadakan sebuah mobil operasional yang
berfungsi untuk menunjang kelancaran tugas dan fungsi Bidang
Pidana Umum khususnya yang berkaitan dengan pelayanan publik
Kejaksaan Negeri Kabupaten Kediri.
Sedangkan dinamika kehidupan terus berputar, kebutuhan
masyarakat semakin beragam. Hal inilah yang menjadi salah satu
inovasi penulis terutama dalam rangka mewujudkan pelayanan publik
yang baik. Yaitu dengan mengadakan layanan penjemputan saksi
pada Kejaksaan Negeri Kabupaten Kediri. Namun, di sini penulis
membatasi bahwa hanya ada 3 (tiga) kategori saksi yang dapat
diberikan layanan penjemputan saksi tersebut, yaitu terkhusus untuk
saksi penyandang disabilitas, saksi dengan usia lanjut (lansia), dan
saksi yang sedang mengalami kesulitan sarana transportasi untuk
hadir dalam persidangan. Dari beberapa uraian hal tersebut diatas

2
maka penulis menganggap penting pengangkatan judul ini untuk
diaktualisasikan pada Kejaksaan Negeri Kabupaten Kediri.
1. Tugas Pokok PNS
Pegawai negeri adalah pegawai yang telah memenuhi syarat yang
ditentukan, diangkat oleh pejabat yang berwenang dan diserahi tugas
dalam suatu jabatan negeri, atau diserahi tugas negara lainnya dan
digaji berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku,
seperti yang tercantum dalam Pasal 1 Angka 3 Undang - Undang
Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara.
Tugas pokok Aparatur Sipil Negara berdasarkan Pasal 11 Undang-
Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (ASN)
mencakup:
a. Melaksanakan kebijakan publik yang dibuat oleh Pejabat
Pembina Kepegawaian sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan;
b. Memberikan pelayanan publik yang professional dan
berkualitas; dan
c. Mempererat persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan
Republik Indonesia
2. Visi dan Misi Organisasi
Visi dan Misi Kejaksaan RI merupakan landasan bagi pegawai
Kejaksaan dalam bersikap dan berperilaku dalam melaksanakan
tugas, wewenang, dan tanggung jawab sebagai pelayan masyarakat.

 Visi Kejaksaan RI :
Kejaksaan sebagai lembaga penegak hukum yang bersih, efektif,
efisien, transparan, akuntabel, untuk dapat memberikan pelayanan
prima dalam mewujudkan supremasi hukum secara profesional,
proporsional dan bermartabat yang berlandaskan keadilan,
kebenaran, serta nilai – nilai kepautan.
 Misi Kejaksaan RI :
1. Mengoptimalkan pelaksanaan fungsi Kejaksaan dalam
pelaksanaan tugas dan wewenang, baik dalam segi

3
kualitas maupun kuantitas penanganan perkara seluruh tindak
pidana, penanganan perkara Perdata dan Tata Usaha Negara,
serta pengoptimalan kegiatan Intelijen Kejaksaan, secara
profesional, proposional dan bermartabat melalui penerapan
Standard Operating Procedure (SOP) yang tepat, cermat,
terarah, efektif, dan efisien.
2. Mengoptimalkan peranan bidang Pembinaan dan Pengawasan
dalam rangka mendukung pelaksanaan tugas bidang-bidang
lainnya, terutama terkait dengan upaya penegakan hukum.
3. Mengoptimalkan tugas pelayanan publik di bidang hukum
dengan penuh tanggung jawab, taat azas, efektif dan efisien,
serta penghargaan terhadap hak-hak publik;
4. Melaksanakan pembenahan dan penataan kembali struktur
organisasi Kejaksaan, pembenahan sistem informasi
manajemen terutama pengimplementasian program quickwins
agar dapat segera diakses oleh masyarakat, penyusunan cetak
biru (blue print) pembangunan sumber daya manusia Kejaksaan
jangka menengah dan jangka panjangtahun 2025, menerbitkan
dan menata kembali manajemen administrasi keuangan,
peningkatan sarana dan prasarana, serta peningkatan
kesejahteraan pegawai melalui tunjangan kinerja atau
remunerasi, agar kinerja Kejaksaan dapat berjalan lebih efektif,
efisien, transparan, akuntabel dan optimal.
5. Membentuk aparat Kejaksaan yang handal, tangguh,
profesional, bermoral dan beretika guna menunjang kelancaran
pelaksanaan tugas pokok, fungsi dan wewenang, terutama
dalam upaya penegakan hukum yang berkeadilan serta tugas-
tugas lainnya yang terkait.
3. Tugas Pokok dan Fungsi Peserta
Sebagaimana diatur dalam Pasal 967 PERJA Nomor : PER-
006/A/JA/07/2017 tentang Organisasi dan tata kerja kejaksaan republik
indonesia, seksi tindak pidana umum mempunyai tugas melaksanakan

4
dan mengendalikan penanganan perkara tindak pidana umum yang
meliputi pra penuntutan, pemeriksaan tambahan, penuntutan, upaya
hukum, pelaksanaan penetapan hakim dan putusan pengadilan,
pengawasan terhadap pelaksanaan pidana bersyarat, pidana
pengawasan, pengawasan terhadap pelaksanaan putusan lepas
bersyarat dan tindakan hukum lainnya. Sedangkan dalam Pasal 968
seksi tindak pidana umum menyelenggarakan fungsi :
1. Penyiapan bahan penyusunan rencana dan program kerja;
2. Analisis dan penyiapan pertimbangan hukum penanganan
perkara tindak pidana umum;
3. Pelaksanaan dan pengendalian penanganan perkara tahap
prapenuntutan, pemeriksaan tambahan, penunututan,
pelaksanaan penetapan hakum dan putusan pengadilan yang
telah memperoleh hukum tetap, eksaminasi serta pengawasan
terhadap pelaksanaan pidana bersyarat, pidana pengawasan,
pengawasan terhadap pelaksanaan keputusan pembebasan
bersyarat dan kebijakan serta tindakan hukum lainnya;
4. Penyiapan pelaksanaan koordinasi dan kerja sama dalam
penanganan perkara tindak pidana umum;
5. Pengelolaan dan penyajian data dan informasi;
6. Penyiapan pelaksanaan bimbingan teknis penanganan perkara
tindak pidana umum di daerah hukumnya; dan
7. Pelaksanaan pemantauan, evaluasi dan penyusunan laporan
penanganan perkara tindak pidana umum.
B. Nilai – Nilai Dasar PNS
Undang-undang Nomor 5 Tahun 2014 Tentang Aparatur Sipil
Negara dalam Pasal 3 huruf a telah menyebutkan bahwa Aparatur Sipil
Negara (ASN) sebagai profesi harus berlandaskan pada prinsip nilai
dasar. Di dalam Peraturan Lembaga Administrasi Negara Nomor 25
Tahun 2017, nilai dasar diartikan sebagai nilai-nilai dasar yang
meliputi: akuntabilitas, nasionalisme, etika publik, komitmen mutu, dan
anti-korupsi yang wajib dimiliki oleh setiap ASN atau ASN.

5
Nilai-nilai dasar yang dibutuhkan dalam menjalankan tugas jabatan
ASN atau ASN secara profesional sebagai pelayan masyarakat yang
meliputi kemampuan: berakuntabilitas, mengedepankan kepentingan
nasional, menjunjung tinggi standar etika publik, berinovasi untuk
peningkatan mutu pelaksanaan tugas jabatannya, dan tidak korupsi
dan mendorong percepatan pemberantasan korupsi di lingkungan
instansinya. Setelah mempelajari mata Pelatihan tersebut, peserta
melakukan studi lapangan dengan tujuan untuk memperkuat
pemahaman terhadap pembelajaran Nilai-Nilai Dasar ASN.
1. Akuntabilitas
Akuntabilitas adalah kata yang seringkali kita dengar, tetapi
tidak mudah untuk dipahami. Ketika seseorang mendengar kata
akuntabilitas, yang terlintas adalah sesuatu yang sangat penting,
tetapi tidak mengetahui bagaimana cara mencapainya. Dalam
banyak hal, kata akuntabilitas sering disamakan dengan
responsibilitas atau tanggung jawab. Namun pada dasarnya, kedua
konsep tersebut memiliki arti yang berbeda. Responsibilitas adalah
kewajiban untuk bertanggung jawab, sedangkan akuntabilitas
adalah kewajiban pertanggungjawaban yang harus dicapai.
Akuntabilitas merujuk pada kewajiban setiap individu,
kelompok atau institusi untuk memenuhi tanggung jawab yang
menjadi amanahnya. Amanah seorang ASN adalah menjamin
terwujudnya nilai-nilai publik. Nilai-nilai publik tersebut antara lain
adalah:
a. Mampu mengambil pilihan yang tepat dan benar ketika
terjadi konflik kepentingan, antara kepentingan publik
dengan kepentingan sektor, kelompok, dan pribadi;
b. Memiliki pemahaman dan kesadaran untuk menghindari
dan mencegah keterlibatan ASN dalam politik praktis;
c. Memperlakukan warga negara secara sama dan adil
dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan
publik;

6
d. Menunjukan sikap dan perilaku yang konsisten dan dapat
diandalkan sebagai penyelenggara pemerintahan.
2. Nasionalisme
Dalam arti luas, nasionalisme merupakan pandangan
tentang rasa cinta yang wajar terhadap bangsa dan negara, dan
sekaligus menghormati bangsa lain. Nasionalisme Pancasila
adalah pandangan atau paham kecintaan manusia Indonesia
terhadap bangsa dan tanah airnya yang didasarkan pada nilai-nilai
Pancasila.
Prinsip nasionalisme bangsa Indonesia dilandasi nilai-nilai
Pancasila yang diarahkan agar bangsa Indonesia senantiasa:
menempatkan persatuan–kesatuan, kepentingan dan keselamatan
bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi atau kepentingan
golongan;menunjukkan sikap rela berkorban demi kepentingan
bangsa dan negara;bangga sebagai bangsa Indonesia dan
bertanah air Indonesia serta tidak merasa rendah diri;mengakui
persamaan derajat, persamaan hak dan kewajiban antara sesama
manusia dan sesama bangsa;menumbuhkan sikap saling mencintai
sesama manusia, mengembangkan sikap tenggang rasa.
3. Etika Publik
Weihrich dan Koontz (2005:46) mendefinisikan etika sebagai
“the dicipline dealing with what is good and bad and withmoral duty
and obligation”. Oleh karena itu konsep etika sering digunakan
sinonim dengan moral. Dengan demikian etika lebih difahami
sebagai refleksi atasbaik/buruk, benar/salah yang harus dilakukan
ataubagaimana melakukan yang baik atau benar, sedangkanmoral
mengacu pada kewajiban untuk melakukan yangbaik atau apa
yang seharusnya dilakukan.
Dalam kaitannya dengan pelayanan publik, etika publik
adalah refleksi tentang standar/norma yang menentukan
baik/buruk, benar/salah perilaku, tindakan dan keputusan untuk
mengarahkan kebijakan publik dalam rangka menjalankan

7
tanggung jawab pelayanan publik. Nilai-nilai dasar etika publik
sebagaimana tercantum dalam undang-undang ASN, yakni:
a. Memegang teguh nilai-nilai dalam ideologi Negara
Pancasila.
b. Setia dan mempertahankan Undang-Undang Dasar
Negara Kesatuan Republik Indonesia 1945.
c. Menjalankan tugas secara profesional dan tidak
berpihak.
d. Membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian.
e. Menciptakan lingkungan kerja yang non diskriminatif.
f. Memelihara dan menjunjung tinggi standar etika luhur.
g. Mempertanggungjawabkan tindakan dan kinerjanya
kepada publik.
h. Memiliki kemampuan dalam melaksanakan kebijakan
dan program pemerintah.
i. Memberikan layanan kepada publik secara jujur,
tanggap, cepat, tepat, akurat, berdaya guna, berhasil
guna, dan santun.
j. Mengutamakan kepemimpinan berkualitas tinggi.
k. Menghargai komunikasi, konsultasi, dan kerjasama.
l. Mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja
pegawai.
m. Mendorong kesetaraan dalam pekerjaan.
n. Meningkatkan efektivitas sistem pemerintahan yang
demokratis sebagai perangkat sistem karir.
4. Komitmen Mutu
Goetsch and Davis (2006: 5) berpendapat bahwa belum ada
definisi mutu yang dapat diterima secara universal, namun mereka
telah merumuskan pengertian mutu sebagai berikut. “Quality is a
dynamic state associated with products, services, people,
processes, and environments that meets or exceeds expectation.”
Menurut definisi yang dirumuskan Goetsch dan Davis, mutu

8
merupakan suatu kondisi dinamis berkaitan dengan produk, jasa,
manusia, proses, dan lingkungan yang sesuai atau bahkan
melebihi harapan konsumen atau pengguna.
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa
mutu mencerminkan nilai keunggulan produk/jasa yang diberikan
kepada pelanggan(customer) sesuai dengan kebutuhan dan
keinginannya, dan bahkan melampaui harapannya. Mutu
merupakan salah satu standar yang menjadi dasar untuk mengukur
capaian hasil kerja. Mutu juga dapat dijadikan sebagai alat
pembeda atau pembanding dengan produk/jasa sejenis lainnya,
yang dihasilkan oleh lembaga lain sebagai pesaing (competitors).
Standar penjaminan mutu pada setiap organisasi tentulah
tidak sama mengingat visi dan arah yang akan dituju berbeda tetapi
ada beberapa nilai yang harus ada pada komitmen mutu seperti :
 Efektif (tepat sasaran) yaitu tingkat ketercapaian target
yang telah direncanakan baik menyangkut jumlah
maupun mutu hasil kerja.
 Efisien (tepat guna) yaitu tingkat ketepatan realisasi
penggunaan sumber daya dan bagaimana pekerjaan
dilaksanakan sehingga tidak terjadi pemborosan sumber
daya, penyalahgunaan alokasi, penyimpangan prosedur,
dan mekanisme yang keluar alur.
 Inovatif yaitu perubahan yang diciptakan untuk
mencapai keadaan yang lebih baik di masa yang akan
datang.
 Berorientasi mutu yaitu setiap kegiatan atau program
yang dilakukan diarahkan untuk pencapaian standar
mutu.
Mengingat pentingnya aspek mutu, kini hampir dalam setiap
struktur organisasi, baik di perusahaan maupun institusi
pemerintahan, dimunculkan satu unit kerja yang bertanggung jawab
atas penjaminan mutu. Unit penjaminan mutu berkewajiban

9
mengawal implementasi perencanaan mutu dengan menetapkan
program pengawasan mutu, sekaligus upaya untuk selalu
meningkatkan capaian mutu secara berkelanjutan. Di era global,
orientasi dalam struktur organisasi pemerintahan bukan semata-
mata pada penempatan pegawai dalam hierarki birokrasi yang kaku
untuk menjalankan rutinitas, melainkan telah bergeser pada upaya
memberdayakan dan membangkitkan moral kerja melalui
pembentukan jejaring (human networking) yang dinamis, sehingga
kinerja lembaga dapat memberi kepuasan kepada stakeholders.
Hal ini dapat dilakukan melalui pemberian wewenang dan tanggung
jawab yang jelas kepada setiap pegawai, sesuai dengan uraian
jabatan (job description) yang sudah ditetapkan institusi.
5. Anti Korupsi
Korupsi adalah tindakan melawan hukum dengan melakukan
perbuatan memperkaya diri sendiri atau orang lain atau suatu
korporasi yang dapat merugikan keuangan negara atau
perekonomian negara. Anti korupsi dapat diidentifikasi ke dalam 9
(sembilan) nilai yang terdiri dari nilai-nilai anti korupsi antara lain:
a. Kejujuran
Kejujuran berasal dari kata jujur yang dapat di definisikan
sebagai sebuah tindakan maupun ucapan yang lurus,
tidak berbohong dan tidak curang.
b. Kepedulian
Peduli adalah mengindahkan, memperhatikan dan
menghiraukan. Rasa kepedulian dapat dilakukan
terhadap lingkungan sekitar.
c. Kemandirian
Mandiri berarti dapat berdiri di atas kaki sendiri, artinya
tidak banyak bergantung kepada orang lain dalam
berbagai hal.
d. Kedisiplinan
Disiplin adalah ketaatan/kepatuhan kepada peraturan.

10
e. Tanggung Jawab
Tanggung Jawab adalah keadaan wajib menanggung
segala sesuatu.

f. Kerja keras
Kerja keras didasari dengan adanya kemauan. Di dalam
kemauan terkandung ketekadan, ketekunan, daya tahan,
daya kerja, pendirian keberanian.
g. Kesederhanaan
Gaya hidup yang sederhana yaitu dibiasakan untuk tidak
hidup boros.
h. Keberanian
Dapat diwujudkan dalam bentuk berani mengatakan dan
membela kebenaran.
i. Keadilan
Adil adalah sama berat, tidak berat sebelah dan tidak
memihak. Menempatkan segala sesuatu pada
tempatnya.
C. Nilai – Nilai Organisasi
Berdasarkan Instruksi Jaksa Agung Republik Indonesia Nomor 2
Tahun 2021 tentang Penyeragaman Rumusan Doktrin Kejaksaan Tri
Krama Adhyaksa, Kejaksaan Republik Indonesia memiliki Doktrin yang
dikenal dengan istilah “Tri Krama Adhyaksa”, yang memiliki nilai-
nilai :
1. Satya
Kesetian yang bersumber pada rasa jujur, baik terhadap Tuhan
Yang Maha Esa, diri pribadi dan keluarga maupun terhadap
sesama manusia.
2. Adhi
Kesempurnaan dalam bertugas dan yang berunsur utama
pemilikan rasa tanggung jawab terhadap Tuhan Yang Maha Esa,
keluarga dan sesama manusia.

11
3. Wicaksana
Bijaksana dalam tutur kata dan tingkah laku khususnya dalam
pengtrapan tugas dan kewenangannya.

D. Kedudukan dan Peran ASN dalam NKRI


Aparatur Sipil Negara (ASN) sebagai abdi negara sekaligus
pelayan masyarakat wajib memiliki pengetahuan tentang kedudukan
dan peran ASN dalam kerangka Negara Republik Indonesia (NKRI)
untuk menjalankan tugas dan fungsinya sebagai pelaksana kebijakan
publik, pelayan publik, dan perekat dan pemersatu bangsa sehingga
mampu mengelola tantangan masalah keragaman sosial-kultural
dengan menggunakan perspektif Whole of Government dalam
mendukung tugas jabatannya. Kemampuan tersebut diperoleh melalui
pembelajaran mata pelatihan yang meliputi Manajemen ASN,
Pelayanan Publik, dan Whole of Government. Dengan begitu
diharapkan dapat menciptakan ASN yang memiliki pemahaman
menyeluruh tentang kedudukan dan peran ASN dalam NKRI.
1. Manajemen ASN
Aparatur Sipil Negara (ASN) memiliki peran yang amat
penting dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat.
Berbagai tantangan yang dihadapi oleh aparatur sipil negara
dalam mencapai tujuan tersebut semakin banyak dan berat, baik
berasal dari luar maupun dalam negeri yang menuntut aparatur
sipil negara untuk meningkatkan profesionalitasnya.
Perkembangan teknologi komunikasi dan transportasi menjadikan
aksesibilitas semakin mudah. Dalam kenyataannya birokrasi
pemerintahan masih menjadi hambatan dalam pembangunan, yang
ditandai dengan masih rendahnya kinerja pelayanan dan masih
tingginya angka korupsi di Indonesia.

12
Selain menghadapi permasalahan internasional, birokrasi
pemerintah juga masih dihadapkan kepada permasalahan dalam
negeri seperti pelayanan kepada masyarakat yang kurang baik,
politisasi birokrasi terutama terjadi semenjak era desentralisasi dan
otonomi daerah, karenabirokrasi belum profesional untuk dapat
menjalankan tugas dan fungsinya. Untuk mewujudkan birokrasi
yang profesional dalam menghadapi tantangan-tantangan tersebut,
pemerintah melalui UU Nomor 5 Tahun 2014tentang Aparatur Sipil
Negara telah bertekad untuk mengelola aparatur sipilnegara
menjadi semakin profesional, agar mampu menyelenggarakan
pelayanan publik yang berkualitas bagi masyarakat.
UU ASN mencoba meletakkan beberapa perubahan
mendasar dalam manajemen SDM, yang mengedepankan
kompetisi dan kompetensi ASNdalam promosi dan pengisian
jabatan. UU ASN juga menempatkan pegawaiASN sebagai sebuah
profesi yang harus memiliki standar pelayananprofesi, nilai dasar,
kode etik dan kode perilaku profesi, pendidikan danpengembangan
profesi, serta memiliki organisasi profesi yang dapat menjaganilai-
nilai dasar profesi.
Kedudukan, Peran, Hak dan Kewajiban, dan Kode Etik ASN
a. Kedudukan ASN
Manajemen ASN lebih menekankan kepada pengaturan
profesi pegawai, sehingga diharapkan agar selalu tersedia
sumber daya Aparatur Sipil Negara yang unggul selaras dengan
perkembangan jaman. Dalam UU No. 5 Tahun 2014 tentang
Aparatur Sipil Negara, diatur :
1) Berdasarkan jenisnya, Pegawai ASN terdiri atas:
a. Aparatur Sipil Negara (ASN); dan,
b. Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja.
Dengan kehadiran PPPK tersebut dalam manajemen
ASN,menegaskan bahwa tidak semua pegawai yang bekerja
untuk pemerintah harus berstatus ASN, namun dapat

13
berstatus sebagai pegawai kontrak dengan jangka waktu
tertentu. Hal ini bertujuan untuk menciptakanbudaya kerja
baru menumbuhkan suasana kompetensi di
kalanganbirokrasi yang berbasis pada kinerja.
2) Pegawai ASN berkedudukan sebagai aparatur negara yang
menjalankan kebijakan yang ditetapkan oleh pimpinan
instansi pemerintah serta harus bebas dari pengaruh dan
intervensi semua golongan dan partai politik. Pegawai ASN
dilarang menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik.
3) Kedudukan ASN berada di pusat, daerah, dan luar negeri,
namun demikian pegawai ASN merupakan satu kesatuan.
Kesatuan bagi ASN ini sangat penting, mengingat dengan
adanya desentralisasi dan otonomi daerah, sering terjadi
adanya isu putra daerah yang hampir terjadi dimana-mana,
sehingga kondisi tersebut merupakan ancaman bagi
kesatuan bangsa.
b. Peran ASN
Untuk menjalankan kedudukannya tersebut, maka
Pegawai ASN berfungsi sebagai berikut:
1) Pelaksana kebijakan publik;
2) Pelayan publik; dan,
3) Perekat dan pemersatu bangsa.
Selanjutnya Pegawai ASN bertugas:
1) Melaksanakan kebijakan yang dibuat oleh Pejabat Pembina
Kepegawaian sesuai dengan ketentuan peraturan
perundangundangan;
2) Memberikan pelayanan publik yang profesional dan
berkualitas, dan
3) Mempererat persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan
Republik Indonesia.
Selanjutnya peran dari Pegawai ASN: sebagai
perencana, pelaksana, dan pengawas penyelenggaraan

14
tugas umum pemerintahan dan pembangunan nasional
melalui pelaksanaan kebijakan dan pelayanan publik yang
profesional, bebas dari intervensi politik, serta bersih dari praktik
korupsi, kolusi, dan nepotisme.
Untuk itu, ASN harus mengutamakan kepentingan publik
dan masyarakat luas dalam menjalankan fungsi dan tugasnya
tersebut. ASN berfungsi, bertugas dan berperan untuk
mempererat persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan
Republik Indonesia. ASN senantiasa dan taat sepenuhnya
kepada Pancasila, UUD 1945, Negara dan Pemerintah.
c. Hak dan Kewajiban ASN
Hak ASN yang diatur dalam UU ASN sebagai berikut ASN
berhak memperoleh:
1) Gaji,tunjangan, dan fasilitas;
2) Cuti;
3) Jaminan pensiun dan jaminan hari tua;
4) Perlindungan; dan,
5) Pengembangan kompetensi.
Berdasarkan pasal 92 UU ASN, pemerintah juga wajib
memberikan perlindungan berupa:
1) Jaminan kesehatan;
2) Jaminan kecelakaan kerja;
3) Jaminan kematian; dan,
4) Bantuan hukum.
Kewajiban pegawai asn yang disebutkan dalam uu asn
adalah:
1) Setia dan taat pada Pancasila, Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Negara Kesatuan
Republik Indonesia, dan pemerintah yang sah;
2) Menjaga persatuan dan kesatuan bangsa;
3) Melaksanakan kebijakan yang dirumuskan pejabat
pemerintah yang berwenang;

15
4) Menaati ketentuan peraturan perundang- undangan;
5) Melaksanakan tugas kedinasan dengan penuh pengabdian,
kejujuran, kesadaran, dan tanggung jawab;
6) Menunjukkan integritas dan keteladanan dalam sikap,
perilaku, ucapan dan tindakan kepada setiap orang, baik di
dalam maupun di luar kedinasan;
7) Menyimpan rahasia jabatan dan hanya dapat
mengemukakan rahasia jabatan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundangundangan; dan,
8) Bersedia ditempatkan di seluruh wilayah Negara Kesatuan
Republik Indonesia.
d. Kode Etik dan Kode Perilaku ASN
Kode etik dan kode perilaku berisi pengaturan agar ASN:
a) Melaksanakan tugasnya dengan jujur, bertanggungjawab,
dan berintegritas tinggi;
b) Melaksanakan tugasnya dengan cermat dan disiplin;
c) Melayani dengan sikap hormat, sopan, dan tanpa tekanan;
d) Melaksnakan tugasnya sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan;
e) Melaksanakan tugasnya sesuai dengan perintah atasan
atau pejabat yang berwenang sejauh tidak bertentangan
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan dan
etika pemerintahan;
f) Menjaga kerahasian yang menyangkut kebijakan negara;
g) Menggunakan kekayaan dan barang milik negara secara
bertanggungjawab, efektif, dan efisien;
h) Menjaga agar tidak terjadi konflik kepentingan dalam
melaksanakan tugasnya;
i) Memberikan informasi secara benar dan tidak menyesatkan
kepada pihak lain yang memerlukan informasi terkait
kepentingan kedinasan;

16
j) Tidak menyalahgunakan informasi intern negara, tugas,
status, kekuasaan, dan jabatannya untuk mendapat atau
mencari keuntungan atau manfaat bagi diri sendiri atau
untuk orang lain;
k) Memegang teguh nilai dasar ASN dan selalu menjaga
reputasi dan integritas ASN; dan,
l) Melaksanakan ketentuan peraturan perundang- undangan
mengenai disiplin pegawai ASN.
2. Pelayanan Publik
a. Pengertian Pelayanan Publik
Pelayanan publik adalah segala bentuk jasa pelayanan,
baik dalam bentuk barang publik maupun jasa publik yang pada
prinsipnya menjadi tanggung jawab dan dilaksanakan oleh
Instansi Pemerintah di Pusat, di Daerah, dan di lingkungan
Badan Usaha Milik Negara atau Badan Usaha Milik Daerah,
dalam rangka upaya pemenuhan kebutuhan masyarakat
maupun dalam rangka pelaksanaan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Sementara itu kemudian menurut Keputusan Menteri
Pendayagunaan Aparatur Negara No.63/KEP/M.PAN/7/2003,
pelayanan publik adalah segala kegiatan pelayanan yang
dilaksanakan oleh penyelenggara pelayanan publik sebagai
upaya pemenuhan kebutuhan penerima pelayanan maupun
pelaksanaan ketentuan peraturan perundang-undangan. Dan
selanjutnya menurut Ridwan dan Sudrajat (2009:19) pelayanan
publik merupakan pelayanan yang diberikan oleh pemerintah
sebagai penyelenggara negara terhadap masyarakat nya guna
memenuhi kebutuhan dari masyarakat itu sendiri dan memiliki
tujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Dengan demikian, berdasarkan uraian yang dibahas di
atas dapat disimpulkan bahwa pelayanan publik adalah proses
pemenuhan keinginan dan kebutuhan masyarakat oleh

17
penyelenggaraan negara dalam hal ini negara didirikan oleh
publik (masyarakat) tentu saja dengan tujuan agar dapat
meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Pada hakekatnya
negara dalam hal ini pemerintah (birokrat) haruslah dapat
memenuhi kebutuhan masyarakat. Kebutuhan ini harus
dipahami bukanlah kebutuhan secaran individual akan tetapi
berbagai kebutuhan yang sesungguhnya diharapkan oleh
masyarakat.
b. Standar Pelayanan Publik
Menurut Ridwan dan Sudrajat (2009:103), setiap
penyelenggaraan pelayanan publik harus memiliki standar
pelayanan dan dipublikasikan sebagai jaminan adanya
kepastian bagi penerima pelayanan. Standar pelayanan adalah
ukuran yang diberlakukan dalam peyelenggaraan pelayanan
yang wajib ditaati oleh pemberi dan atau penerima pelayanan.
adapun standar pelayanan yakni meliputi sebagai berikut:
1. Prosedur pelayanan
Prosedur pelayanan yang dibakukan bagi pemberi dan
penerima pelayanan termasuk pegaduan.
2. Waktu penyelesaian
Waktu penyelesaian yang ditetapkan sejak saat
pengajuan permohonan sampai dengan penyelesaian
pelayanan termasuk pengaduan.
3. Biaya pelayanan
Biaya atau tarif pelayanan termasuk rincian yang
ditetapkan dalam proses pemberian pelayanan.
4. Produk pelayanan
Hasil pelayanan yang akan diterima sesuai dengan
ketentuan yang telah ditetapkan.
5. Sarana dan prasarana
Penyedian sarana dan prasarana pelayanan yang
memadai oleh penyelenggaraan pelayanan publik.

18
6. Kompetensi petugas pemberi pelayanan
Kompetensi petugas pemberi pelayanan harus
ditetapkan dengan tepat berdasarkan pengetahuan,
keahlian, keterampilan, sikap, dan perilaku yang
dibutuhkan.
3. Whole of Government
Whole of Government (WoG) didefinisikan sebagai
“Suatu model pendekatan integratif fungsional satu atap” yang
digunakan untuk mengatasi wicked problems yang sulit
dipecahkan dan diatasi karena berbagai karakteristik atau
keadaan yang melekat antara lain: tidak jelas sebabnya, multi
dimensi, menyangkut perubahan perilaku.
Koordinasi saja ternyata tidak cukup untuk mengatasi
wicked problems, sehingga diperlukan upaya lebih besar lagi
yaitu kolaborasi. Perbedaan antara koordinasi dengan
kolaborasi adalah: koordinasi merupakan kerjasasama intra dan
inter instansi di dalam suatu jejaring kerja tetapi masing-masing
instansi masih memiliki agenda, kepentingan dan tujuan
organisasinya masing-masing, sementara kolaborasi adalah
kerjasama intra dan inter instansi di dalam jejaring kerja
berdasarkan satu agenda, kepentingan dan tujuan bersama.
Agenda dan tujuan bersama, kolaborasi, jejaring kerja dan
integrasi adalah faktor determinan bagi terselenggaranya WoG.
Model pendekatan WoG memiliki sejumlah tantangan
yang meliputi kekurangan dan hambatan (barrier) sehingga
menyebabkan WoG tidak dapat dilanjutkan atau terhenti
ditengah jalan dan pada akhirnya kembali ke cara lama.
Kekurangan-kekurangan WoG adalah memerlukan waktu lama,
relatif mahal (costly), tidak selalu cocok dengan wicked
problems yang akan ditangani, dan hasilnya sulit diukur.
Kekurangan-kekurangan ini pada akhirnya dapat menjadi
dorongan untuk kembali ke cara lama. Hambatan WoG

19
terutama disebabkan oleh tujuan, prioritas dan akuntabilitas
yang tidak jelas, benturan agenda dan kepentingan sehingga
tidak dapat tercipta kolaborasi, ego sektoral antar instansi dan
insentif yang rendah.
Hal ini masih ditambah dengan persoalan-persoalan lain
seperti: struktur hierarki kewenangan, tugas pokok dan fungsi
serta struktur anggaran yang sifatnya kaku (rigid) sehingga tidak
mudah diintegrasikan. Koordinasi saja ternyata tidak cukup
untuk mengatasi wicked problems, sehinggadiperlukan upaya
lebih besar lagi yaitu kolaborasi. Perbedaan antara koordinasi
dengankolaborasi adalah: koordinasi merupakan kerjasasama
intra dan inter instansi di dalam suatujejaring kerja tetapi
masing-masing instansi masih memiliki agenda, kepentingan
dan tujuanorganisasinya masing-masing, sementara kolaborasi
adalah kerjasama intra dan inter instansidi dalam jejaring kerja
berdasarkan satu agenda, kepentingan dan tujuan bersama.
Agenda dantujuan bersama, kolaborasi, jejaring kerja dan
integrasi adalah faktor determinan bagi terselenggaranya WoG.
Inti dari WoG menurut Haligan (2011) adalah “koordinasi–
kolaborasi secara integratif serta manajemen berbagai tugas
dan fungsi-fungsi di dalam organisasi tanpa adanya kontrol
hierarkis di antara sesama partisipan yang ditujukan untuk
memperoleh suatu hasil (outcome) yang tidak dapat dicapai
apabila bekerja sendiri”.
E. Tujuan dan Manfaat Penulisan
Adapun tujuan dari penyusunan Rancangan Aktualisasi Nilai-
Nilai Dasar Profesi ASN ini di antaranya yaitu :
a) Untuk mengaktualisasikan Nilai-Nilai Dasar ASN yang terdiri dari
Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, dan Anti
Korupsi sebagai nilai dasar yang wajib tertanam di dalam jiwa
setiap ASN dalam melaksanakan tugas dan fungsinya selama
habituasi di satuan kerja masing-masing;

20
b) Untuk mengaktualisasikan sekaligus mewujudkan kedudukan dan
peran ASN dalam NKRI yang meliputi Manajemen ASN, Pelayanan
Publik, dan Whole of Government yang semuanya wajib dimiliki
oleh ASNdalam menjalankan tugas dan fungsinya di satuan kerja
masing-masing sebagai Aparatur Sipil Negara sebagaimana telah
diamanatkan dalam Pasal 10 Undang-Undang Nomor 5 Tahun
2014 Tentang Aparatur Sipil Negara.
c) Untuk menganalisis isu yang diangkat di dalam rancangan
aktualisasi yang berkaitan dengan tugas dan fungsi di lingkungan
Kejaksaan Negeri Kabupaten Kediri agar berjalan sesuai dengan
nilai - nilai dasar profesi ASN serta keududukan dan peran ASN
dalam NKRI.
Adapun manfaat dari penyusunan Rancangan Aktualisasi Nilai-
Nilai Dasar Profesi ASN ini di antaranya adalah :
a) Peserta Latsar
Memberikan wawasan mengenai rencana aktualisasi nilai - nilai
dasar ANEKA serta kedudukan dan peran ASN dalam NKRI di unit
kerja. Selain itu, dengan dibuatnya rancangan aktualisasi ini
diharapkan Peserta Pelatihan Dasar (Latsar) CASN dapat
memberikan kesempatan bagi peserta diklat mengaktualisasikan
rancangan aktualisasi di satuan kerjanya guna menunjang
peningkatan kinerja di satuan kerjanya;
b) Coach
Sebagai bahan arahan dan bimbingan serta proses pengawasan
pada pembuatan laporan rancangan aktualisasi serta laporan
aktualisasi Nilai-Nilai Dasar ASN serta kedudukan dan peran ASN
dalam NKRI di unit kerja;
c) Mentor
Memberikan sumbangsih ilmu pengetahuan dan saran yang
konstruktif untuk peningkatan peran dan fungsi pengoptimalan
pelayanan publik di lingkungan Kejaksaan Negeri Kabupaten
Kediri;

21
d) Unit Kerja
Memberikan kontribusi untuk menunjang kinerja di lingkungan
Kejaksaan Negeri Kabupaten Kediri

BAB II
RANCANGAN AKTUALISASI

A. Penetapan Isu
1. Identifikasi Isu
Berdasarkan latar belakang dan keinginan organisasi agar
dapat mencapai visi dan misinya maka perlu dilakukan suatu
pengamatan isu - isu aktual yang sedang terjadi di unit kerja dalam
rangka penyusunan tahapan-tahapan kegiatan yang tepat dan
disesuaikan dengan Nilai - Nilai Dasar ASN serta Kedudukan dan
Peran ASN dalam NKRI untuk mengatasi isu - isu aktual tersebut
sehingga dapat mencapai visi dan misi organisasi secara optimal.
Berdasarkan uraian tersebut, maka didapatkanlah beberapa buah
isu yang telah diidentifikasi dan terkategorisasi dengan prinsip
ASN, sebagai berikut :

a. Pelayanan Publik
 Belum adanya layanan penjemputan saksi untuk menghadiri
persidangan di Pengadilan pada Kejaksaan Negeri
Kabupaten Kediri
 Masih jarang dilakukannya penerangan hukum berupa
sosialisasi Bidang Pidana Umum terkait dengan prosedur
pengambilan tilang secara langsung kepada masyarakat

22
b. Manajemen ASN
 Belum adanya papan agenda jadwal sidang Jaksa di Bidang
Pidana Umum pada Kejaksaan Negeri Kabupaten Kediri
 Belum adanya pengarsipan berkas perkara secara digital
c. Whole of Government
 Kurang telitinya penyidik dalam koordinasi terkait
penyampaian Surat Pemberitahuan Dimulainya Penyidikan
(SPDP) pada Kejaksaan Negeri Kabupaten Kediri

2. Menentukan Isu yang Diangkat


Setelah dideskripsikan pada bagian sebelumnya, diperlukan
analisis lanjutan dari isu - isu yang berjumlah 5 (lima) isu tersebut.
Analisis isu dilakukan untuk menetapkan kriteria isu dan kualitas
isu. Analisis ini dilakukan untuk mendapatkan kualitas isu tertinggi.
Di samping itu tidak semua isu bisa dikategorikan menjadi isu
aktual, oleh karena itu perlu dilakukan analisis kriteria isu. Alat
analisis kriteria isu dengan menggunakan alat analisis. Dari kelima
isu tersebut, akan dianalisis menggunakan metode USG. Hal yang
menjadi ukuran dalam analisis USG adalah berikut :

a. Urgency : Seberapa mendesak isu itu harus


dibahas,
dianalisis dan ditindaklanjuti.
b. Seriousness : Seberapa serius isu itu harus dibahas
dikaitkan dengan akibat yang ditimbulkan.
c. Growth : Seberapa besar kemungkinan
memburuknya
isu tersebut jika tidak ditangani sebagaimana

SCORE USG TOTAL


NO ISU RANKING
U S G SCORE

23
1. Belum adanya layanan
penjemputan saksi untuk
menghadiri persidangan di 3 4 4 11 1
pengadilan pada Kejaksaan Negeri
Kabupaten Kediri
2. Masih jarang dilakukannya
penerangan hukum berupa
sosialisasi Bidang Pidana Umum
terkait dengan prosedur 2 1 2 5 4
pengambilan tilang secara langsung
kepada masyarakat

3. Kurang telitinya penyidik dalam


koordinasi terkait penyampaian
Surat Pemberitahuan Dimulainya 3 3 2 8 2
Penyidikan (SPDP) pada Kejaksaan
Negeri Kabupaten Kediri

4. Belum adanya papan agenda


jadwal sidang Jaksa di Bidang
2 2 3 7 3
Pidana Umum pada Kejaksaan
Negeri Kabupaten Kediri
5. Belum adanya pengarsipan berkas
perkara secara digital 1 2 1 4 5

mestinya.

KETERANGAN TABEL
U : Urgency
S : Seriousness
G : Growth

24
3. Kondisi Saat Ini dan Kondisi Yang Diharapkan Dari Isu yang
diangkat
a. Kondisi Saat Ini
Belum optimalnya penggunaan mobil operasional bidang
pidana umum sebagai layanan penjemputan saksi pada
Kejaksaan Negeri Kabupaten Kediri.
b. Kondisi Yang Diharapkan
Adapun kondisi yang penulis harapkan, yaitu penggunaan
mobil operasional bidang pidana umum sebagai layanan
penjemputan saksi pada Kejaksaan Negeri Kabupaten Kediri
menjadi lebih optimal dan mempermudah saksi dalam
menghadiri persidangan untuk memberikan keterangan.

4. Gagasan Pemecahan Isu


Melalui proses penetapan isu diatas dapat kita ambil suatu
gagasan pemecahan isu pada satuan kerja penulis pada
Kejaksaan Negeri Kabupaten Kediri yaitu dengan memanfaatkan
penggunaan mobil operasional Bidang Pidana Umum secara
tepat, efesien, efektif dan berdaya guna.
B. Judul, Mentor, Coach, Peserta Pelatihan Dasar Dan Stakeholder
1. Judul
“Optimalisasi Penggunaan Mobil Operasional Bidang Pidana
Umum Sebagai Layanan Penjemputan Saksi Pada Kejaksaan
Negeri Kabupaten Kediri”
2. Mentor
Nama : Teguh Sukemi, SH., MH.
Pangkat/Golongan : Jaksa Muda / (III/d)
NIP : 19820510 200812 1 001
Jabatan : Kepala Seksi Tindak Pidana Umum
Satuan Kerja : Kejaksaan Negeri Kabupaten Kediri
3. Coach
Nama : Netty Lilis Suryani Silaen, SH., MH.

25
Pangkat/Golongan : Jaksa Utama Pratama / (IV/b)
NIP : 19701111 199003 2 010
Satuan Kerja : Badan Diklat Kejaksaan Republik Indonesia
4. Peserta Latsar
Nama : Fikri Abdul Kornain, SH
Pangkat/Golongan : Yuana Wira TU / (III/a)
NIP : 19970213 202012 1 011
Jabatan : Analis Penuntutan (Calon Ahli – Jaksa)
Satuan Kerja : Kejaksaan Negeri Kabupaten Kediri
5. Stakeholder Internal
Jabatan : Para pegawai Kejaksaan Negeri
Kabupaten
Kediri khususnya staf Bidang Pidana Umum

C. Rencana Kegiatan (Jumlah Kegiatan)


Berkaitan dengan kegiatan yang akan penulis lakukan maka ada
beberapa rencana kegiatan yang akan dilakukan yaitu :
1. Menghadap dan melaporkan pada pimpinan serta memohon izin
dan arahan pada pimpinan dalam hal ini yaitu Kepala Kejaksaan
Negeri Kabupaten Kediri pada Kejaksaan Negeri Kabupaten Kediri.
2. Menghadap dan melaporkan pada pimpinan serta memohon izin
dan arahan pada pimpinan dalam hal ini yaitu Kepala Seksi Tindak
Pidana Umum pada Kejaksaan Negeri Kabupaten Kediri.
3. Melakukan pengecekan terhadap kesiapan mobil operasional
Bidang Pidana Umum, sarana dan prasarana yang dibutuhkan
untuk melaksanakan layanan penjemputan saksi
4. Melakukan koordinasi dengan Jaksa Fungsional pada Bidang
Pidana Umum terkait saksi - saksi yang akan dihadirkan dalam
persidangan
5. Melaksanakan layanan penjemputan saksi dengan didampingi oleh
pengemudi tahanan
6. Melaporkan hasil evaluasi kegiatan pada atasan

26
D. Kualitas Kegiatan (Tahapan Kegiatan)
1. Kegiatan 1 : Menghadap dan melaporkan pada pimpinan
serta memohon izin dan arahan pada pimpinan dalam hal ini
yaitu Kepala Kejaksaan Negeri Kabupaten Kediri pada
Kejaksaan Negeri Kabupaten Kediri.
a. Menghadap Kepala Kejaksaan Negeri Kabupaten Kediri untuk
melaporkan Rencana Kegiatan Aktualisasi yang akan
dilaksanakan.
b. Menerima dan mencatat petunjuk serta arahan dari Kepala
Kejaksaan Negeri Kabupaten Kediri
2. Kegiatan 2 : Menghadap dan melaporkan pada pimpinan
serta memohon izin dan arahan pada pimpinan dalam hal ini
yaitu Kepala Seksi Tindak Pidana Umum pada Kejaksaan
Negeri Kabupaten Kediri.
a. Menghadap Kepala Seksi Tindak Pidana Umum Kejaksaan
Negeri Kabupaten Kediri untuk melaporkan Rencana Kegiatan
Aktualisasi yang akan dilaksanakan.
b. Menyerahkan konsep rancangan kegiatan aktualisasi kepada
Kepala Seksi Tindak Pidana Umum Kejaksaan Negeri
Kabupaten Kediri.
c. Memohon petunjuk serta arahan terkait teknis kegiatan
aktualisasi yang akan dilaksanakan.
3. Kegiatan 3 : Melakukan pengecekan terhadap kesiapan mobil
operasional Bidang Pidana Umum, sarana dan prasarana yang
dibutuhkan untuk melaksanakan layanan penjemputan saksi
a. Memeriksa kesehatan mobil dan kelengkapan Surat Tanda
Nomor Kendaraan (STNK) operasional Bidang Pidana Umum
b. Menyiapkan handsanitizer dan perlengkapan kesehatan yang
dibutuhkan untuk mengantisipasi penularan virus covid 19
4. Kegiatan 4 : Melakukan koordinasi dengan Jaksa Fungsional
pada Bidang Pidana Umum terkait saksi - saksi yang akan
dihadirkan dalam persidangan

27
a. Berkoordinasi dengan Jaksa Fungsional terkait identitas dan
jadwal saksi – saksi yang akan dihadirkan pada persidangan.
b. Mendata dan merancang jadwal penjemputan saksi – saksi
yang akan dihadirkan pada persidangan.
5. Kegiatan 5 : Melaksanakan layanan penjemputan saksi
dengan didampingi oleh pengemudi tahanan
a. Melaksanakan penjemputan saksi ke kediaman dimana saksi
berada untuk dihadirkan ke pengadilan.
b. Penjemputan saksi dilaksanakan dengan didampingi oleh
pengemudi tahanan.
c. Pelaksanaan penjemputan dilakukan dengan memperhatikan
protokol kesehatan yaitu menggunakan hand sanitizer,
memakai masker dan menjaga jarak.

6. Kegiatan 6 : Melaporkan hasil evaluasi kegiatan pada atasan


a. Menyampaikan hasil tingkat kepuasaan masyarakat terhadap
adanya layanan penjemputan saksi pada Kejaksaan Negeri
Kabupaten Kediri.
b. Menganalisis kendala – kendala yang dihadapi dalam
pelaksanaan layanan penjemputan saksi dengan memohon
petunjuk dan arahan kepada pimpinan guna memberikan
pelayanan yang semakin baik.
E. Relevansi Kegiatan dengan Materi Nilai-nilai dasar PNS dan
Kedudukan dan Peran PNS dalam NKRI
1. Menghadap dan melaporkan pada pimpinan serta memohon
izin dan arahan pada pimpinan dalam hal ini yaitu Kepala
Kejaksaan Negeri Kabupaten Kediri pada Kejaksaan Negeri
Kabupaten Kediri
 Akuntabilitias
Dalam melaksanakan rencana aktualisasi diawali dengan
koordinasi dengan penuh rasa tanggung jawab terhadap
pimpinan

28
 Nasionalisme
Dalam berkoordinasi menggunakan Bahasa Indonesia yang
baik dan benar serta menerapkan nilai musyawarah untuk
mengambil suatu keputusan bersama
 Etika Publik
Melapor dan menyampaikan gagasan dengan penuh rasa
sopan dan mengedepankan etika yang baik kepada pimpinan.
 Komitmen Mutu
Dislipin dalam hal tepat waktu pada saat melapor kepada
pimpinan sesuai jadwal.
 Anti Korupsi
Menyampaikan gagasan dengan penuh rasa jujur tanpa
mengharapkan balasan baik berupa barang maupun uang.
2. Menghadap dan melaporkan pada pimpinan serta memohon
izin dan arahan pada pimpinan dalam hal ini yaitu Kepala
Seksi Tindak Pidana Umum pada Kejaksaan Negeri
Kabupaten Kediri
 Akuntabilitias
Dalam melaksanakan rencana aktualisasi diawali dengan
koordinasi dengan penuh rasa tanggung jawab terhadap
pimpinan
 Nasionalisme
Dalam berkoordinasi menggunakan Bahasa Indonesia yang
baik dan benar serta menerapkan nilai musyawarah untuk
mengambil suatu keputusan bersama
 Etika Publik
Melapor dan menyampaikan gagasan dengan penuh rasa
sopan dan mengedepankan etika yang baik kepada pimpinan.
 Komitmen Mutu
Dislipin dalam hal tepat waktu pada saat melapor kepada
pimpinan sesuai jadwal.
 Anti Korupsi

29
Menyampaikan gagasan dengan penuh rasa jujur tanpa
mengharapkan balasan baik berupa barang maupun uang.
3. Melakukan pengecekan terhadap kesiapan mobil operasional
Bidang Pidana Umum, sarana dan prasarana yang
dibutuhkan untuk melaksanakan layanan penjemputan saksi
 Akuntabilitias
Bertanggung jawab atas kegiatan pengecekan mobil
operasional sesuai dengan aturan yang ada
 Nasionalisme
Pengecekan spare part dengan memperhatikan nilai – nilai
adab.

 Etika Publik
Melakukan perawatan mobil operasional dengan penuh rasa
memiliki.
 Komitmen Mutu
Melakukan pengecekan secara detail dan rutin, untuk
menunjukan rasa konsistensi terhadap komitmen.
 Anti Korupsi
Melakukan pengecekan sesuai fakta, dan tidak membuat
laporan kerusakan palsu karena kepetntingan pribadi
4. Melakukan koordinasi dengan Jaksa Fungsional pada Bidang
Pidana Umum terkait saksi - saksi yang akan dihadirkan
dalam persidangan
 Akuntabilitias
Bertanggung jawab atas data – data saksi yang akan
dihadirkan dalam persidangan
 Nasionalisme
Melakukan koordinasi dengan menanamkan nilai – nilai
musyawarah untuk mencapai mufakat
 Etika Publik

30
Menjalankan fungsi koordinasi dengan baik.
 Komitmen Mutu
Berkoordinasi dengan efesien dan efektif serta tetap
memperhatikan Standar Operasional Prosedur.
 Anti Korupsi
Tidak mengambil keuntungan saat berkoordinasi dengan
Jaksa Fungsional, terlebih mengenai hal – hal yang dapat
merugikan keuangan negara
5. Melaksanakan layanan penjemputan saksi dengan
didampingi oleh pengemudi tahanan
 Akuntabilitias
Menjemput saksi dengan rasa penuh tanggung jawab sampai
pada tujuan
 Nasionalisme :
Menjemput saksi secara adil tanpa memandang suku dan ras
 Etika Publik
Memberikan pelayanan yang prima dalam melaksanakan
penjemputan saksi
 Komitmen Mutu
Menjaga kualitas mutu pelayanan penjemputan saksi dengan
menjaga kebersihan mobil operasional
 Anti Korupsi
Tidak menerima sedikitpun keuntungan dari saksi yang
dilakukan penjemputan
6. Melaporkan hasil evaluasi kegiatan pada atasan
 Akuntabilitias
Bertanggung jawab atas setiap tahapan kegiatan
 Nasionalisme
Dalam melaporkan hasil evaluasi menggunakan Bahasa
Indonesia yang baik dan benar serta menerapkan nilai
musyawarah.
 Etika Publik

31
Kegiatan evaluasi sebagai bentuk pembangunan kepercayaan
masyarakat terhadap pelayanan yang lebih baik
 Komitmen Mutu
Menjaga kualitas hasil evaluasi kegiatan dengan sebaik –
baiknya.
 Anti Korupsi
Tidak memanipulasi data dan menyampaikan evaluasi secara
jujur tanpa mengharapkan imbalan.

32
F. Matrik Rancangan Aktualisas (Form 1)
PENGUATAN
KETERKAITAN KONTRIBUSI
NO. KEGIATAN TAHAPAN KEGIATAN OUTPUT NILAI
SUBSTANSI VISI / MISI
ORGANISASI
1 2 3 4 5 6 7
1. Menghadap dan 1. Menghadap Mendapatkan arahan  Akuntabilitias  Visi : SATYA :
melaporkan pada Kepala Kejaksaan dan petunjuk yang Dalam Dapat Kesetiaan yang
pimpinan serta Negeri Kabupaten diberikan oleh melaksanakan mencerminkan bersumber pada
memohon izin dan Kediri untuk pimpinan dan rencana Kejaksaan rasa jujur terhadap
arahan pada pimpinan melaporkan mencatatnya untuk aktualisasi Satuan Kerja
sebagai lembaga
dalam hal ini yaitu Rencana Kegiatan segera dilaksanakan diawali dengan ADHI :
penegak hukum
Kepala Kejaksaan Aktualisasi yang koordinasi Kesempurnaan
yang bersih,
Negeri Kabupaten akan dengan penuh dalam bertugas
efektif, efisien,
Kediri pada Kejaksaan dilaksanakan. rasa tanggung dalam memberikan
Negeri Kabupaten 2. Menerima dan jawab terhadap
transparan, gagasan inovasi
Kediri. mencatat petunjuk pimpinan akuntabel, untuk peningkatan kinerja
serta arahan dari  Nasionalisme dapat Satuan Kerja.
Kepala Kejaksaan Dalam memberikan WICAKSANA:
Negeri Kabupaten berkoordinasi pelayanan prima Bijaksana dalam
Kediri menggunakan melalui setiap tutur kata dan
Bahasa tingkah laku saat

32
Indonesia yang kegiatan yang melaksanakan
baik dan benar dilakukan. tugas.
serta  Misi :
menerapkan Mengoptimalkan
nilai
tugas pelayanan
musyawarah
publik di bidang
untuk
hukum dengan
mengambil
penuh tanggung
suatu keputusan
bersama
jawab, taat azas,

 Etika Publik efektif dan


Melapor dan efisien, serta
menyampaikan penghargaan
gagasan dengan terhadap hak-hak
penuh rasa publik dalam
sopan dan melaksanakan
mengedepankan
setiap kegiatan
etika yang baik
kepada
pimpinan.

33
 Komitmen Mutu
Dislipin dalam
hal tepat waktu
pada saat
melapor kepada
pimpinan sesuai
jadwal.
 Anti Korupsi
Menyampaikan
gagasan dengan
penuh rasa jujur
tanpa
mengharapkan
balasan baik
berupa barang
maupun uang.

2. Menghadap dan 1. Menghadap Mendapatkan arahan  Akuntabilitias  Visi : SATYA :


melaporkan pada Kepala Seksi dan petunjuk yang Dalam Dapat Kesetiaan yang
pimpinan serta Tindak Pidana diberikan oleh melaksanakan mencerminkan bersumber pada

34
memohon izin dan Umum Kejaksaan pimpinan dan rencana Kejaksaan rasa jujur terhadap
arahan pada pimpinan Negeri Kabupaten mencatatnya untuk aktualisasi sebagai lembaga Satuan Kerja
dalam hal ini yaitu Kediri untuk segera dilaksanakan diawali dengan penegak hukum ADHI :
Kepala Seksi Tindak melaporkan koordinasi Kesempurnaan
yang bersih,
Pidana Umum pada Rencana Kegiatan dengan penuh dalam bertugas
efektif, efisien,
Kejaksaan Negeri Aktualisasi yang rasa tanggung dalam memberikan
transparan,
Kabupaten Kediri akan dilaksanakan. jawab terhadap gagasan inovasi
akuntabel, untuk
2. Menyerahkan pimpinan peningkatan kinerja
konsep rancangan  Nasionalisme
dapat Satuan Kerja.
kegiatan Dalam memberikan WICAKSANA:
aktualisasi kepada berkoordinasi pelayanan prima Bijaksana dalam
Kepala Seksi menggunakan melalui setiap tutur kata dan
Tindak Pidana Bahasa kegiatan yang tingkah laku saat
Umum Kejaksaan Indonesia yang dilakukan. melaksanakan
Negeri Kabupaten baik dan benar  Misi : tugas.
Kediri. serta Mengoptimalkan
menerapkan
tugas pelayanan
nilai
publik di bidang
musyawarah
hukum dengan
untuk
penuh tanggung
mengambil

35
suatu keputusan jawab, taat azas,
bersama efektif dan
 Etika Publik efisien, serta
Melapor dan
penghargaan
menyampaikan
terhadap hak-hak
gagasan dengan
publik dalam
penuh rasa
melaksanakan
sopan dan
mengedepankan
setiap kegiatan

etika yang baik


kepada
pimpinan.
 Komitmen Mutu
Dislipin dalam
hal tepat waktu
pada saat
melapor kepada
pimpinan sesuai
jadwal.
 Anti Korupsi

36
Menyampaikan
gagasan dengan
penuh rasa jujur
tanpa
mengharapkan
balasan baik
berupa barang
maupun uang.
3. Melakukan 1. Memeriksa 1. Kondisi mobil  Akuntabilitias  Visi : SATYA :
pengecekan terhadap kesehatan mobil menjadi lebih Bertanggung Dapat Kesetiaan yang
kesiapan mobil dan kelengkapan prima saat jawab atas mencerminkan bersumber pada
operasional Bidang Surat Tanda digunakan dalam kegiatan Kejaksaan rasa jujur terhadap
Pidana Umum, sarana Nomor Kendaraan melaksanakan pengecekan Satuan Kerja
sebagai lembaga
dan prasarana yang (STNK) layanan mobil ADHI :
penegak hukum
dibutuhkan untuk operasional penjemputan operasional Kesempurnaan
yang bersih,
melaksanakan Bidang Pidana saksi sesuai dengan dalam bertugas
efektif, efisien,
layanan penjemputan Umum. 2. Tersedianya aturan yang ada dalam memberikan
saksi 2. Menyiapkan handsinitizer dan  Nasionalisme
transparan, gagasan inovasi
handsanitizer dan perlengkapan Pengecekan akuntabel, untuk peningkatan kinerja
perlengkapan kesehatan spare part dapat Satuan Kerja.
kesehatan yang dengan memberikan

37
dibutuhkan untuk didalam mobil memperhatikan pelayanan prima WICAKSANA:
mengantisipasi nilai – nilai adab. melalui setiap Bijaksana dalam
penularan virus  Etika Publik kegiatan yang tutur kata dan
covid 19. Melakukan tingkah laku saat
dilakukan.
perawatan mobil melaksanakan
 Misi :
operasional tugas.
Mengoptimalkan
dengan penuh
tugas pelayanan
rasa memiliki.
publik di bidang
 Komitmen Mutu
Melakukan
hukum dengan

pengecekan penuh tanggung


secara detail dan jawab, taat azas,
rutin, untuk efektif dan
menunjukan efisien, serta
rasa konsistensi penghargaan
terhadap terhadap hak-hak
komitmen.
publik dalam
 Anti Korupsi
melaksanakan
Melakukan
setiap kegiatan
pengecekan
sesuai fakta, dan

38
tidak membuat
laporan
kerusakan palsu
karena
kepetntingan
pribadi

4. Melakukan koordinasi 1. Berkoordinasi 1. Mengetahui  Akuntabilitias  Visi : SATYA :


dengan Jaksa dengan Jaksa jadwal Bertanggung Dapat Kesetiaan yang
Fungsional pada Fungsional terkait pemeriksaan jawab atas data mencerminkan bersumber pada
Bidang Pidana Umum identitas dan saksi beserta rasa jujur terhadap
– data saksi Kejaksaan
terkait saksi - saksi jadwal saksi – identitas saksi – Satuan Kerja
yang akan sebagai lembaga
yang akan dihadirkan saksi yang akan saksi yang akan ADHI :
dihadirkan penegak hukum
dalam persidangan dihadirkan pada dihadirkan Kesempurnaan
dalam yang bersih,
persidangan. dalam dalam bertugas
persidangan efektif, efisien,
2. Mendata dan persidangan dalam memberikan
merancang jadwal 2. Jadwal  Nasionalisme transparan, gagasan inovasi
penjemputan saksi penjemputan Melakukan akuntabel, untuk peningkatan kinerja
– saksi yang akan saksi menjadi koordinasi dapat Satuan Kerja.
dihadirkan pada tertata dan dengan memberikan WICAKSANA:
persidangan. sistematis menanamkan pelayanan prima

39
nilai – nilai melalui setiap Bijaksana dalam
musyawarah kegiatan yang tutur kata dan
untuk mencapai dilakukan. tingkah laku saat

 Misi : melaksanakan
mufakat
tugas.
 Etika Publik Mengoptimalkan
Menjalankan tugas pelayanan
fungsi publik di bidang
koordinasi hukum dengan
dengan baik. penuh tanggung
 Komitmen jawab, taat azas,
Mutu efektif dan
Berkoordinasi efisien, serta
dengan efesien penghargaan
dan efektif terhadap hak-hak
serta tetap publik dalam
memperhatikan melaksanakan
Standar setiap kegiatan
Operasional
Prosedur.

40
 Anti Korupsi
Tidak
mengambil
keuntungan
saat
berkoordinasi
dengan Jaksa
Fungsional,
terlebih
mengenai hal –
hal yang dapat
merugikan
keuangan
negara

5. Melaksanakan 1. Melaksanakan 1. Saksi dapat  Akuntabilitias  Visi : SATYA :


layanan penjemputan penjemputan saksi hadir dalam Menjemput Dapat Kesetiaan yang
saksi dengan ke kediaman persidangan saksi dengan mencerminkan bersumber pada
didampingi oleh dimana saksi dengan tepat rasa jujur terhadap
rasa penuh Kejaksaan

41
pengemudi tahanan berada untuk waktu tanggung jawab sebagai lembaga Satuan Kerja
dihadirkan ke 2. Penjemputan sampai pada penegak hukum ADHI :
pengadilan. saksi telah tujuan yang bersih, Kesempurnaan
2. Penjemputan saksi memenuhi dalam bertugas
 Nasionalisme : efektif, efisien,
dilaksanakan protokol dalam memberikan
Menjemput transparan,
dengan didampingi kesehatan dan gagasan inovasi
saksi secara akuntabel, untuk
oleh pengemudi aman untuk peningkatan kinerja
adil tanpa dapat
tahanan. mengantisipasi Satuan Kerja.
3. Pelaksanaan penularan covid
memandang memberikan WICAKSANA:
penjemputan 19 suku dan ras pelayanan prima Bijaksana dalam
dilakukan dengan  Etika Publik melalui setiap tutur kata dan
memperhatikan Memberikan kegiatan yang tingkah laku saat
protokol kesehatan pelayanan yang dilakukan. melaksanakan
yaitu prima dalam  Misi : tugas.
menggunakan melaksanakan Mengoptimalkan
hand sanitizer, tugas pelayanan
penjemputan
memakai masker
saksi publik di bidang
dan menjaga jarak.
 Komitmen hukum dengan
Mutu penuh tanggung
Menjaga jawab, taat azas,

42
kualitas mutu efektif dan
pelayanan efisien, serta
penjemputan penghargaan
saksi dengan terhadap hak-hak
menjaga publik dalam
kebersihan melaksanakan
mobil setiap kegiatan
operasional
 Anti Korupsi
Tidak menerima
sedikitpun
keuntungan dari
saksi yang
dilakukan
penjemputan

6. Melaporkan hasil 1. Menyampaikan 1. Mengetahui  Akuntabilitias  Visi : SATYA :


evaluasi kegiatan hasil tingkat berdaya gunaan Bertanggung Dapat Kesetiaan yang
pada atasan kepuasaan layanan jawab atas mencerminkan bersumber pada

43
masyarakat penjemputan setiap tahapan Kejaksaan rasa jujur terhadap
terhadap adanya saksi dalam kegiatan sebagai lembaga Satuan Kerja
layanan masyarakat  Nasionalisme penegak hukum ADHI :
penjemputan 2. Mengetahui Kesempurnaan
Dalam yang bersih,
saksi pada kendala – dalam bertugas
melaporkan efektif, efisien,
Kejaksaan Negeri kendala yang dalam memberikan
hasil evaluasi transparan,
Kabupaten Kediri. terjadi dilapangan gagasan inovasi
menggunakan akuntabel, untuk
2. Menganalisis dan peningkatan kinerja
kendala – kendala menggunakannya
Bahasa dapat Satuan Kerja.
yang dihadapi untuk Indonesia memberikan WICAKSANA:
dalam mengantisipasi yang baik dan pelayanan prima Bijaksana dalam
pelaksanaan kenadala – benar serta melalui setiap tutur kata dan
layanan kendala tersebut menerapkan kegiatan yang tingkah laku saat
penjemputan saksi nilai dilakukan. melaksanakan
dengan memohon musyawarah.  Misi : tugas.
petunjuk dan Mengoptimalkan
 Etika Publik
arahan kepada
Kegiatan tugas pelayanan
pimpinan guna
evaluasi publik di bidang
memberikan
sebagai hukum dengan
pelayanan yang
bentuk penuh tanggung
semakin baik.

44
pembangunan jawab, taat azas,
kepercayaan efektif dan
masyarakat efisien, serta
terhadap penghargaan
pelayanan terhadap hak-hak
yang lebih baik publik dalam
 Komitmen melaksanakan
Mutu setiap kegiatan
Menjaga
kualitas hasil
evaluasi
kegiatan
dengan sebaik
– baiknya.
 Anti Korupsi
Tidak
memanipulasi
data dan
menyampaikan

45
evaluasi
secara jujur
tanpa
mengharapkan
imbalan.

46
G. Rencana Antisipasi Kendala Yang Akan Di Hadapi
Berdasarkan rancangan kegiatan Optimalisasi Penggunaan
Mobil Operasional Bidang Pidana Umum Sebagai Layanan
Penjemputan Saksi Pada Kejaksaan Negeri Kabupaten Kediri,
maka dapat dibuat beberapa kendala yang akan dihadapi, yaitu :
 Tempat kediaman saksi yang jaraknya jauh, sehingga
penjemputan saksi membutuhkan waktu yang cukup lama.
Rencana Antisipasi :
Penjemputan saksi dilakukan lebih awal agar, dapat menghadiri
persidangan tepat waktu.
 Pemilahan data saksi dengan kategori tertentu yang akan
dilakukan penjemputan, yaitu terkhusus untuk saksi
penyandang disabilitas, saksi dengan usia lanjut (lansia), dan
saksi yang mengalami kesulitan sarana transportasi.
Rencana Antisipasi :
Berkoordinasi dengan Jaksa Fungsional secara lebih detail
terkait indentitas dan kondisi saksi saat akan dihadirkan dalam
persidangan.

47
DAFTAR PUSTAKA

Peraturan Perundang – undangan :

Undang - Undang Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2004


tentang Kejaksaan Republik Indonesia;

Undang - Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2014 tentang


Aparatur Sipil Negara;

Peraturan Jaksa Agung Republik Indonesia Nomor:


PER-006/A/JA/07/2017 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kejaksaan
Republik Indonesia;

Website :

www.kejaksaan.go.id

48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59

Anda mungkin juga menyukai