Anda di halaman 1dari 36

RANCANGAN AKTUALISASI

NILAI-NILAI DASAR PROFESI PEGAWAI NEGERI SIPIL


CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL

“MENINGKATKAN SARANA DAN PRASRANA POJOK BACAAN


DI RUMAH TAHANAN NEGARA KELAS IIB TANAH GROGOT”

OLEH
NAMA : DEDI YUSUF
NIP : 199706082020121001

Peserta Latihan dasar CPNS Gol. III


Angkatan LX

KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK


INDONESIA BALAI PENDIDIKAN DAN PELATIHAN HUKUM DAN
HAK ASASI MANUSIA JAWA TENGAH BEKERJASAMA DENGAN
BALAI PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEAGAMAAN DENPASAR
TAHUN 2021

i
LEMBAR PERSETUJUAN RANCANGAN
AKTUALISASI NILAI-NILAI DASAR PROFESI PEGAWAI
NEGERI SIPIL
CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL

“MENINGKATKAN SARANA DAN PRASARANA POJOK BACAAN DI


RUMAH TAHANAN NEGARA KELAS IIB TANAH GROGOT”

Nama : Dedi Yusuf .


NIP : 199706082020121001

Telah Disetujui
Pada Hari .............Tanggal.................. 2021

Mentor Coach/Pembimbing

Dedi Harjono, S.H. Drs. Sugeng Sudarsono, M.Pd.


NIP 197709111999031001 NIP 196909041995031002

Mengetahui
Kepala Balai Pendidkan dan Pelatihan Hukum dan Hak Asasi
Manusia Jawa Tengah KEMENKUMHAM dan Kepala Balai
Pendidikan dan Pelatihan Keagamaan Denpasar

Kaswo, S.Sos., M.A.P. Dr. H. Muchammad Toha, S.Ag.,M.Si


NIP 197404261999031001 NIP 196910282002121002
ii
LEMBAR PENGESAHAN
RANCANGAN AKTUALISASI NILAI-NILAI DASAR PROFESI
PNS
CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL

“MENINGKATKAN SARANAN DAN PRASARANA POJOK BACAAN DI


RUMAH TAHANAN NEGARA KELAS IIB TANAH GROGOT”

Nama : Dedi Yusuf


NIP : 199706082020121001

Telah diuji di depan Penguji


Pada hari ……………...... tanggal .......................

Penguji

…….
.....................................
NIP......................................

Mengetahui
Kepala Balai Pendidkan dan Pelatihan Hukum dan Hak Asasi Manusia Jawa
Tengah KEMENKUMHAM dan Kepala Balai Pendidikan dan Pelatihan
Keagamaan Denpasar

Kaswo, S.Sos., M.A.P. Dr. H. Muchammad Toha, S.Ag.,M.Si


NIP 197404261999031001 NIP 196910282002121002

iii
KATA PENGANTAR

Puji Syukur Penyusun panjatkan ke-hadirat iIlahi Robbi karena atas rahmat dan
karunia-Nya, Rancangan aktualisasi nilai-nilai dasar profesi PNS yang akuntabilitas,
nasionalisme, etika publik, komitmen mutu dan anti korupsi (A.N.E.K.A) dapat
diselesaikan tepat waktu.
Rancangan aktualisasi nilai-nilai dasar profesi PNS A.N.E.K.A ini merupakan
aktualisasi yang akan dilaksanakan di tempat tugas di bidang Penjaga Tahanan di UPT
Rutan Kelas IIB Tanah Grogot.
Tidak lupa penyusun menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada pihak – pihak yang turut membantu dalam penyusunan rancangan
aktualisasi ini diantaranya kepada (coach), kepada (Mentor) atas bimbingan dan
arahannya serta kepada teman-teman CPNS diklatsar KEMENKUMHAM angkatan
pertama (60) atas semangat dan kekompakannya.
Penyusun menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan rancangan
aktualisasi ini sehingga saran dan kritik yang membangun sangat diharapkan. Demikian
rancangan aktualisasi ini dibuat, semoga bermanfaat bagi pengaktualisasasian nilai-nilai
dasar dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsi ASN. Amin.

Tanha Grogot, 9 September 2021

Penulis

iv
DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN .................................................................................. ii


LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................... iii
KATA PENGANTAR ........................................................................................... iv
DAFTAR ISI ........................................................................................................ v
DAFTAR TABEL ................................................................................................. vi
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. vii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................................... 1
B. Tujuan dan Manfaat ........................................................................................ 2
C. Ruang Lingkup ............................................................................................... 3

BAB II RANCANGAN AKTUALISASI


A. Deskripsi Organisasi ....................................................................................... 4
1. Profil Organisasi ....................................................................................... 4
2. Visi, Misi, Nilai-Nilai Organisasi ................................................................ 7
B. Deskripsi Isu ................................................................................................... 8
C. Analisis Isu .....................................................................................................14
D. Argumentasi terhadap Core Issue Terpilih ......................................................18
E. Nilai-nilai Dasar Profesi PNS ..........................................................................20
F. Matrix Rancangan ...........................................................................................27
G. Jadwal Kegiatan .............................................................................................32
H. Kendala dan Antisipasi ..................................................................................34

BAB III PENUTUP


PENUTUP ……………………………………………………………………………… 36
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................37

v
DAFTAR TABEL

Tabel II.1 Analisis AKPK ...................................................................................... 14


Tabel II. 2 Analisis USG...................................................................................... 15
Tabel II. 3 Kegiatan Rancangan Aktualisasi ........................................................ 20
Tabel II. 4 Daftar Rancangan Kegiatan Aktualisasi .............................................. 27
Tabel II. 5 Jadwal Kegiatan Aktualisasi ................................................................ 32
Tabel II. 6 Antisipasi dan Strategi Menghadapi Kendala ...................................... 34

vi
DAFTAR GAMBAR

Gambar II.1 Fishbone Diagram ........................................................................... 18

vii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Aparatur Sipil Negara (ASN) adalah profesi bagi Pegawai Negeri Sipil dan pegawai
pemerintah dengan perjanjian kerja yang bekerja pada instansi pemerintah.Setelah
disahkannya peraturan baru tentang ASN yang tertuang dalam Undang-undang (UU)
No. 5 Tahun 2014, negara menghendakinya terciptanya ASN yang memiliki integritas,
profesional, netral-bebas dari intervensi politik, bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan
nepotisme, serta mampu menyelenggarakan pelayanan publik bagi masyarakat, dan
mampu menjalankan peran sebagai unsur perekat persatuan kesatuan bangsa. Oleh
karena itu, sebagai ASN perlu membuat rancangan aktualisasi khususnya tugas dan
fungsi Pengamanan di Rutan Kelas IIB Tanah Grogot.
Berdasarkan Peraturan Lembaga Adminsitrasi Negara (LAN) No. 1 Tahun 2021
tentang Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil dan mempertimbangkan kondisi
tertentu yaitu situasi pandemi covid-19 yang masih terjadi di Indonesia, maka dari itu
pelatihan dasar CPNS tahun 2021 dilaksanakan menggunakan metode Blended
Learning yang merupakan metode yang dilakukan dengan memadukan proses
pembelajaran tatap muka di dalam kelas dan dengan proses pembelajaran secara
daring. Pembelajaran mandiri yang dilakukan oleh peserta pelatihan dasar CPNS secara
daring dilakukan dengan memanfaatkan sistem pembelajaran yang dikembangkan oleh
Lembaga Administrasi Negara (LAN). Sistem ini memadukan kolaboratif antara peserta
pelatihan dasar CPNS dengan tenaga pelatih dengan memanfaatkan teknologi
Informasi. Rangkaian pelatihan dasar CPNS ini diharapkan menjadi fondasi awal dari
nilai-nilai dasar yang dipegang teguh Aparatur Sipil Negara (ASN) dalam melakukan
tugas pokok dan fungsi nya di unit kerja masing-masing. Nilai- nilai dasar tersebut antara
lain adalah Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu dan Anti Korupsi
(ANEKA), selain itu juga terdapat kedudukan dan peran PNS yaitu nilai-nilai Manajemen
ASN, Pelayanan Publik, dan Whole of Government (WoG) untuk menjalanakan fungsi
dari ASN sebagai pelaksana kebijakan publik, pelayan publik, serta perekat dan
pemersatu bangsa. Pelatihan ini bukan hanya mengharuskan ASN untuk mengerti secara
konseptual nilai-nilai dasar dan kedudukan
dan perann ASN yang ada, namun diharapkan pada pelatihan dasar CPNS ini dapat
mengaktualisasikan substansi nilai-nilai yang ada di unit kerja masing-masinga melalui
proses habituasi.
3
Agenda kegiatan habituasi mengedepankan agar peserta dapat melakukan proses
aktualisasi melalui pembiasaan diri terhadap kompetensi yang telah diperolehnya
melalui berbagai mata pelatihan yang sudah dipelajari. CPNS diwajibkan untuk
mengaktualisasikan serta membiasakan nilai-nilai yang dipelajarinya secara langsung
pada unit kerja masing-masing.
Satu dari seribu orang Indonesia . Itu adalah angka yang dicetuskan UNESCO
akan kecenderungan seseorang yang giat membaca dalam populasi seribu orang. Pada
awalnya, literasi dikaitkan dengan kemampuan membaca dan menulis huruf tanpa harus
mengerti apa yang dibaca atau ditulis. Akan tetapi, terjadi perubahan arti pada kata
literasi menjadi proses belajar yang bertujuan melahirkan kesadaran kritis individual atau
kelompok yang dapat bermanfaat bagi pembangunan manusia. Menurut riset yang
dilakukan UNESCO, Indonesia menempati urutan ke-60 dari 61 negara mengenai tingkat
literasi suatu negara. Padahal, dari segi penilaian infrastruktur untuk mendukung
membaca, peringkat Indonesia berada di atas negara-negara Eropa.
Banyak ahli berpendapat bahwa sebenarnya orang Indonesia bukannya malas
membaca, melainkan akses mendapat literasinya yang sangat kurang dan terbatas.
Memang tidak dapat dipungkiri bahwa pada bagian Timur dari Indonesia, khususnya,
banyak anak-anak yang tidak mampu mendapat sarana membaca buku.
maka dengan hal tersebut penulis berkeinginan untuk membuat rancangan aktualisasi
yaitu “ Meningkatkan Sarana dan Prasarana Pojok
bacaan di Rutan Kelas IIB Tanah Grogot” yang diharapkan bisa meningkatkan minat
baca bagi pengujung atau keluarga warga binaan Pemasyarakatan.

B. Tujuan dan Manfaat


1.Tujuan
1. Bagi Peserta
Tujuan aktualisasi bagi peserta Pelatihan Dasar CPNS yaitu:
• Sebagai prasyarat kelulusan Pelatihan Dasar CPNS Tahun Anggaran 2021 dengan
pola baru;
• Untuk membentuk PNS yang memiliki karakter yang dibentuk oleh nilai-nilai dasar
PNS yaitu akuntabilitas, nasionalisme, etika publik, komitmen mutu, dan anti korupsi
serta dapat menjalankan peran serta kedudukan PNS dalam NKRI dalam
manajemen ASN, pelayanan publik, dan Whole of Government

2. Bagi Organisasi
Tujuan aktualisasi bagi Organisasi yaitu:
1) Untuk menciptakan lingkungan kerja yang mencerminkan nilai-nilai ANEKA
(Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, dan Anti
Korupsi);
4
2) Untuk menjadikan organisasi yang dapat memberikan pelayanan yang
menjunjung tinggi tata nilai PASTI (Profesional, Akuntabel,
Sinergi,Transparan, dan Inovatif).

2. Manfaat
a. Bagi Peserta
1) Mampu menerapkan nilai-nilai Akuntabilitas dalam melaksanakan tugas jabatan
dengan integritas dan tanggung jawab;
2) Mampu menerapkan nilai-nilai Nasionalisme dengan mengedepankan
kepentingan nasional dalam pelaksanaan tugas jabatan dan bekerja dengan
semangat Pancasila;
3) Mampu menerapkan nilai-nilai Etika Publik dengan menjunjung tinggi standar
etika publik dalam pelaksanaan tugas jabatan;
4) Mampu menerapkan nilai-nilai Komitmen Mutu dengan melakukan inovasi
peningkatan mutu pelaksanaan tugas jabatan dan memberikan pelayanan
prima; dan
5) Mampu menerapkan nilai-nilai Anti Korupsi dengan menekankan kejujuran,
disiplin, serta sikap tidak korupsi di lingkungan instansinya.

b. Bagi Organisasi
1) Terwujudnya lingkungan kerja yang harmonis yang didasari prinsip-prinsip nilai
ANEKA (Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu dan Anti
Korupsi);
2) Terwujudnya organisasi yang dapat memberikan pelayanan prima dengan
didasari tata nilai PASTI (Profesional, Akuntabel, Sinergi, Transparan, dan
Inovatif);
3) Terwujudnya arus informasi yang efektif dan efisien dari Wilayah ke UPT di
daerah atau sebaliknya;
4) Terwujudnya kontrol yang baik dari Wilayah terhadap UPT di daerah melalui
monitoring dan evaluasi yang dilaksanakan secara berkala.

C. Ruang Lingkup
Ruang lingkup dalam pelaksanaan rancangan aktualisasi ini antara lain :
1. Pelaksanaan kegiatan aktualisasi dilaksanakan selama proses habituasi yaitu 30
hari kerja.
2. Kegiatan aktualisasi dilaksanakan di Rumah Tahanan Negara Kelas IIB Tanah
Grogot..
BAB II
RANCANGAN AKTUALISAS

A. Deskripsi Organisasi
1. Profil Organisasi

Rumah Tahanan Negara Kelas IIB Tanah Grogot terletak di Kota kecil
yang bernama Tanah Grogot, yang berada di Kabupaten paser, Provinsi
Kalimantan TImur Menampung warga Binaan Permasyarakatan dari 2 (dua)
Kabupaten yaitu Kabupaten Paser dan Kabupaten Penajam Paser Utara . Rutan
Tanah Grogot didirkan pada tahun 1988, dengan bangunan yang terdiri dari,
beberapa ruang kantor, Masjid, Klinik, pos jaga, dan beberapa blok, diantaranya :

1. Ruang Kantor Kepala Rutan


2. Ruang Kantor Pengelolaan
3. Ruang Kantor Pelayanan Tahanan
4. Ruang Kantor Kesatuan Pengamanan Rutan.
5. Blok Anak dan Blok Koki
6. Blok A,B,C,D dan E dan Blok Orientansi
7. Blok Wanita
8. Aula
9. Ruang Benkel Kerja
10. Halaman dalam diperuntukan untuk :
• Upacara
• Lapangan Futsal
• Lapangan Takraw
• Lapangan Bulu Tangkis
• Lapangan Voly
• Senam
4

Sumber daya manusia di Rutan Tanah Grogot adalah 74 Orang terdiri dari :
1. Kepala Rutan : 1 Orang
2. Kabsubsi Pengelolaan : 1 Orang
- Staf : 6 Orang
3. Kabsubsi Pelayanan Tahanan : 1 Orang
- Staf : 13 Orang
- Perawat : 3 Orang
4. Kepala Pengaman Rutan : 1 Orang
- Regu Pengamanan : 36 Orang
- CPNS : 8 Orang

Jumlah : 74 Orang

STRUKTUR ORGANISASI
5
1. Visi, Misi, Nilai-Nilai Organisasi

VISI
"Masyarakat Memperoleh Kepastian Hukum"
MISI

1. Mewujudkan peraturan perundang-undangan yang berkualitas;


2. Mewujudkan pelayanan hukum yang berkualitas;
3. Mewujudkan penegakan hukum yang berkualitas;
4. Mewujudkan penghormatan, pemenuhan, dan perlindungan Hak Asasi Manusia;
5. Mewujudkan layanan manajemen administrasi Kementerian Hukum dan Hak Asasi
Manusia; dan
6. Mewujudkan aparatur Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia yang
profesional dan berintegritas.

TATA NILAI

Kementerian Hukum dan HAM menjunjung tinggi tata nilai kami "P-A-S-T-I"

1. Profesional : Aparatur Kementerian Hukum dan HAM adalah aparat yang bekerja
keras untuk mencapai tujuan organisasi melalui penguasaan bidang
tugasnya, menjunjung tinggi etika dan integirtas profesi;
2. Akuntabel : Setiap kegiatan dalam rangka penyelenggaraan pemerintah dapat
dipertanggungjawabkan kepada masyarakat sesuai dengan ketentuan
atau peraturan yang berlaku;
3. Sinergi : Komitmen untuk membangun dan memastikan hubungan kerjasama
yang produktif serta kemitraan yang harmonis dengan para pemangku
kepentingan untuk menemukan dan melaksanakan solusi terbaik,
bermanfaat, dan berkualitas;
4. Transparan : Kementerian Hukum dan HAM menjamin akses atau kebebasan bagi
setiap orang untuk memperoleh informasi tentang penyelenggaraan
pemerintahan, yakni informasi tentang kebijakan, proses pembuatan
dan pelaksanaannya, serta hasil-hasil yang dicapai;
5. Inovatif : Kementerian Hukum dan HAM mendukung kreatifitas dan
mengembangkan inisiatif untuk selalu melakukan pembaharuan dalam
penyelenggaraan tugas dan fungsinya.
6
B. Deskripsi Isu
Rancangan Aktualisasi ini disusun berdasarkan identifikasi beberapa isu di
instansi tempat kerja penulis. Isu-isu yang menjadi dasar rancangan aktualisasi ini
bersumber dari aspek whole of goverment, layanan publik, dan manajemen ASN.
Sumber kegiatan berasal dari tugas pokok dan fungsi (Tupoksi), Sasaran Kinerja
Pegawai (SKP), inovasi dan inisiatif penulis yang disetujui mentor dan coach, serta
penugasan atasan. Sebagai pelayan publik isu-isu tersebut sangat berpengaruh
sehingga menjadi perlu untuk dianalisis penyebabnya dan ditemukan solusi untuk
menanganinya berdasarkan prinsip-prinsip kedudukan dan peran Pegawai Negeri
Sipil dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Daftar isu yang diperoleh di Rutan Kelas IIB Tanah Grogo yang dikaitkan
dengan agenda Pelatihan Dasar CPNS (Manajemen ASN, Whole of Government
(WoG), dan Pelayanan Publik) dapat dijabarkan pada tabel berikut:
1. Masih kurangnya Sarana dan Prasarana Pojok bacaan bagi Keluarga WBP
a. Kondisi Isu
Berdasarkan pidato Pak Yasonna Hamonangan Laoly Menteri Hukum dan
Hak asasi Manusia pada pidato Upacara peringatan Hari Dharma Khyardika.
Pak yasona mengatakan “Manusia sebagai makhluk Tuhan yang dikaruniai
akal dan pikiran perlu senantiasa belajar dan memperluas ilmu pengetahuan
untuk meningkatkan kemampuan berpikir, berolah rasa dan memperbaiki
perilaku. Membaca adalah salah satu cara yang mudah dan murah yang bisa
dilakukan seluruh lapisan masyarakat untuk meng-up grade pengetahuan.”
Di rutan kelas IIB Tanah Grogot sudah memiliki pojok baca tapi masih
minimnya buku-buku yang di baca, dan masih belum terdapatnya banner
tentang pentingnya membaca, karena membaca bisa meng-up grade
pengetahuan seperti apa yang dikatan oleh bapak yasona.

c. Pelayanan Publik
kita sebagai aparat pemerintah harus memberikan pelayanan yang
terbaik kepada masyarakat atau keluarga WBP, dalam hal pelayanan
maupun sarana dan prasarana, dalam hal sarana dan prasarana, pojok
bacaan yang baik akan dan dimintai masyarakat harus banyak inovasi
yang menarik, sehingga pengunjung atau keluarga warga binaan
pemasyarakatan bisa meningkatkan membaca.
7
d. WOG
Dibutuhkan kerjasama dan komunikasi yang baik antara Rutan kelas IIB
Tanah Grogot dan penyedia koran untuk selalu mendapatkan koran sehingga
bisa di baca oleh keluraga WBP untuk mengetahui informasi terkini yang
terjadi sekitr.

2. Masih Kurangnya kebersihan di WC pengunjung / Keluarga WBP


a. Penyebab Isu
tingkat kebersihan dan kesehatan wc pengunjug masih belum terlalu baik.
Padahal kebersihan toilet merupakan salah satu indikator penting dalam
pelayanan publik, biasanya awal kurang bersih di wc pengunjung adalah
karena masih kurang pahamnya pengunjung tentang kebersihan wc umum
padahal terkadang pengunjung hanya mau makai aja tapi tidak mau
membersihkan setelah di gunakan. Alangkah sebaiknya setelah digunakan
dibersihkan sehingga, wc tersebut bersih.

c. Pelayanan Publik
Dari sisi Pelayanan Publik, isu ini membuat masyarakat kecewa, karena
ketika menggunakan ada tercium bau-bau tidak sedap dan banyak sampah-
sampah yang berserakan

3. Masih kurang Optimalnya Parkiran untuk Pengunjung / Keluarga WBP

Masih banyak motor pengunjung atau keluarga warga binaan yang markir
motor sembarang jadi membuat parkiran tidak muat dan membuat parkiran
tidak optimal dan membuat jalanan menjadi sempit.

b. Pelayanan Publik
kita sebagai pelayanan publik harus memberikan kenyamanan kepada
pengujung atau keluarga warga binaan, sehingga keluarga warga binaan
tersebut merasakan kenyaman ketika berada di rutan kelas IIB Tanah
Grogot.
8

4. Masih Kurangnya informasi tentang barang-barang dilarang masuk Rutan


a. Kondisi Isu
barang-barang yang akan di titipkan ke wbp tidak semua boleh masuk ada
beberapa barang yang dilarang masuk, terkadang keluarga warga binaan
belum mengetahui bahwa barang-barang tersebut tidak boleh masuk karena
bisa membahayakan teman selain bisa juga membahayakan Rutan itu sendiri,
terkadang orang-orang yang tidak mengetahui ini biasa orang-orang tua dlu,
atau yang tidak tahu dengan perkembangan teknologi.

c. Pelayanan Publik
Memberikan pelayanan kepada keluarga warga binaan harus merata
sehingga tidak ada lagi keluarga warga binaan yang tidak mengetahui
barang-barang tersebut di larang masuk. Terkadang ini terkendala karena
tempat merek memang di desa kecil atau pendalaman yang jaringan susah
masuk.

5. Masih kurangnya Sarana dan Prasarana Kotak Pengaduan.


a. Kondisi Isu
idealnya sarana dan prasarana kotak pengaduan dilengkapi pentunjuk
pengisian dan diberikan kertas yang format pengaduan jadi masyarakat
tinggal menuliskan apa yang dikeluhkan. di Rutan kelas IIB Tanah Grogot itu
sendiri sudah mengaplikasikan teknologi modern sehingga pengaduannya
melalui website atau nomor whatssap, jadi langsung bisa sampai, tetapi ini
hanya bisa dilakukan oleh keluarga warga binaan atau pengunjung yang
memahami teknologi, bagi yang tidak memahami akan kesulitan melaporkan
gangguan lewat whatshapp,

b. Pelayanan Publik

diliat dari segi pelayanan publik, seharus kita sebagai pelayana publik harus
memberikan pelayanan yang baik dan juga harus mau dikritik. Jadi kita
harus melengkapi sarana dan prasrananya agar masyarakat mudah
menyampaikan apa yang dikeluhkan.
9

C. Analisis Isu
Penetapan Isu dilakukan melalui analisis isu dengan menggunakan alat bantu
penetapan kriteria kualitas isu. Analisis isu ini bertujuan untuk menetapkan kualitas
isu dan menentukan prioritas isu yang perlu diangkat untuk diselesaikan melalui
gagasan kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan. Analisis isu dilakukan dengan
menggunakan alat bantu APKL (Aktual, Problematik, Kekhalayakan, Kelayakan) dan
USG (Urgency, Seriousness, dan Growth).

Tabel II. 1 AKPK


No. Isu Aktual A K P K Total Rank

Masih Kurang sarana dan prasarana pojok


1. bacaan yang ada di Rutan Kelas IIB
Tanah Grogot 3 3 5 5 16 1
Masih kurangnya kebersihan di wc
2. pengunjung di Rutan Kelas IIB Tanah
Grogot 3 2 5 4 14 2

Masih Kurangnya optimal Parkiran di


3. 3 2 5 3 13 3
Rutan Kelas IIB Tanah Grogot
Masih kurangnya informasi tentang
4. barang-barang dilarang masuk di Rutan 2 2 4 4 12 4
kelas IIB Tanah Grogot.
Masih kurangnya sarana dan prasarana
5. 2 2 2 3 9 5
kotak pengaduan

Keterangan
Aktual artinya isu tersebut benar-benar terjadi dan sedang hangat
dibicarakan dalam masyarakat.
Kekhalayakan artinya Isu tersebut menyangkut hajat hidup orang banyak.
Problematik artinya Isu tersebut memiliki dimensi masalah yang kompleks,
sehingga perlu dicarikan segera solusinya secara komperehensif.
Kelayakan artinya Isu tersebut masuk akal, realistis, relevan, dan dapat
dimunculkan inisiatif pemecahan masalahnya.
10

Tabel II. 2 USG


No. Isu Aktual U S G Total Ranking

Masih kurangnya sarana dan


1. prasarana Pojok bacaan di Rutan 3 3 4 10
Kelas IIB Tanah Grogot 1

Masih kurangnya kebersihan WC


2. pengunjung di Rutan Kelas IIB 2 2 3 7
Tanah Grogot 2

Masih kurang optimal parkiran di


3.
Rutan Kelas IIB Tanah Grogot 2 2 2 6 3

Keterangan
U – Urgency : Seberapa mendesak isu tersebut harus dibahas dikaitkan dengan
waktu yang tersedia serta seberapa keras tekanan waktu tersebut untuk
memecahkan masalah yang menyebabkan isu tadi.
S- Seriousness : Seberapa serius isu tersebut perlu dibahas dikaitkan dengan
akibat yang timbul dengan penundaan pemecahan masalah yang
menimbulkan isu tersebut atau akibat yang menimbulkan masalahmasalah
lain jika masalah penyebab isu tidak dipecahkan.
G – Growth : Seberapa besar kemungkinan isu tersebut menjadi berkembang
dikaitkan dengan kemungkinan masalah penyebab isu akan semakin
memburuk kalau dibiarkan.

e. Penentuan Core Isu


Sesuai dengan analisis tapisan isu menggunakan AKPK dan USG maka terpilih
isu “Masih kurangnya sarana dan prasarana pojok bacaan di Rutan Kelas IIB
Tanah Grogot ” dengan nilai tertinggi. Berikut adalah penjelasan nilai-nilai pada
core isu yang terpilih :
a. Analisis AKPK
Aktual
Isu ini merupakan isu yang sangat penting karena bisa menambahkan
pengetahuan pengunjung atau keluarga warga binaan pemasyarakatan,
dikutip dari jpnn.com ( https://www.jpnn.com/news/menkumham-dorong-
semua-unit-kemenkumham-punya-pojok-baca) pak yasona selaku menteri
kemenkumham mengatakan bahwa diseluruh unit kerja Kemenkumham
harap menyediakan pojok baca sebagai jendela pengetahuan, di Rutan
Kelas IIB Tanah Grogot sendiri sudah menyediakan fasilitas Pojok baca
11
tapi tidak efektif atau tidak berjalan sama sekali tidak buku-buku yang
disediakan atau majalah untuk di baca oleh pengunjung atau keluarga
warga binaan Pemasyarakatan.
Maka dari itu penulis membuat rancangan aktualisasi yaitu “Meningkatkan
Sarana dan Prasarana Pojok bacaan di Rumah Tahanan Negara Kelas IIB
Tanah Grogot guna meningkatkan minat baca pengujung atau keluarga
warga binaan pemasryarakatan.

Kekhalayakan
Isu ini memiliki dampak terhadap orang banyak, karena pengunjung atau
keluarga warga binaan pemsayarakatan yang datang bukan hanya 1
orang tapi banyak, di dalam rutan berjumlah 699 warga binaan
pemasyarakatan tentunya pasti wbp tersebut memilki keluarga atau
kerabat dekatnya. Sehingga memberikan efek kepada kebanyak orang.
Problematik
Isu ini memiliki tingkat problematik yang tinggi, karena harus menaikan
minat baca orang, padahal kita tahu bahwa di indonesia minat baca
rendah di dunia. disisi lain kita sebagai pelayanan publik harus
meningkatkan minat baca masyarakat indonesia itu memiliki problematik
yang tinggi.

Kelayakan
Indonesia terkenal memang malas baca bukan hanya di indonesia tapi sudah
terkenal di dunia, memang isu ini layak di bahas bukan hanya sebuah
omong kosng atau hoax.
12

b. Analisis USG
Urgency
Isu ini memiliki urgensitas yang tinggi, karena Seseorang yang senang
membaca akan mempunyai pengetahuan yang luas dari buku yang
dibacanya. Sangat disayangkan, apabila seseorang tidak suka membaca
atau mempunyai minat membaca yang rendah karena pengetahuan orang
tersebut akan sempit. Ketika pikirannya sempit, seseroang tersebut akan
dengan mudah menyimpulkan sesuatu tentang pelayan yang ada di rutan
padahal pelayanan itu sdah betul, tapi dia gk membaca penguman jadi
hanya bisa komplain tapi tidak pernah mau membaca pengumuman.

Seriousness
Isu tentang kurang sarana dan prasarana pjok bacaan ini akan bisa
mengurangi penilaian ketika sedah menuju WBK, karena dalam
pelayanan masih kurang optimal atau krang lengkap dan membuat isu ini
terbilang serius untuk segera diatasi. Apalagi jika mengingat Rutan Kelas
IIB sedan menuju WBK ( Wilayah bebas dari Korupsi )

Growth
Dampak yang ditimbulkan akibat dari isu ini adalah karena Rutan Kelas
IIB sedang menuju WBK ( Wilayah bebas dari Korupsi ), ini akan membuat
penilai tentang pelayanan kurang optimal atau tidak berjalan lagi. Maka
dari itu penulis membuat aktulisasi yaitu “Meningkatkan Sarana dan
Prasrana pojok baccan di Rumah tahanan Negara Kelas IIB Tanah
Grogot.
13

D. Argumentasi terhadap Core Issue Terpilih


Penulis telah menjabarkan 5 isu utama yang sedang melanda di satuan kerja
penulis. Terdapat 5 isu utama yang memiliki peran dan dampak yang berbeda-beda.
Kemudian untuk menyeleksi kelima isu tersebut untuk mendapatkan core isu, Penulis
menggunakan analisis tapisan isu yang berupa analisis AKPK dan USG.
Sesuai dengan analisis tapisan isu tersebut, telah terpilih core isu yang akan
penulis angkat dalam aktualisasi yaitu “Masih Kurangnya sarana dan prasarana
pojok bacaan di Rutan Kelas IIB Tanah Grogot”.
1. Penyebab Isu dengan Fishbone
Pemilihan Core isu yang diambil oleh penulis, memiliki penyebab yang menjadi
asal bagaimana isu dapat muncul. Berikut penulis telah merangkum penyebab-
penyebab isu menggunakan analisis Fishbone.

Gambar II. 1 Fishbone Diagram

Penyebab Akibat
Bisa mengakibatkan
Surroundings Systems pelayanan kurang baik
(lingkungan) ( Sistem ) karena fasilitas untuk
membaca tidak ada,
apalagi Rutan kelas IIB
sedang menuju wbk,
Belum ada sop, ini bisa menjadi
Minat baca tentang pojok
berkurang
penilaian mines.
baca

Tidak adanya
banner tentang Masih kurangnya
pentingnya buku-buku yang
membaca untuk di baca

Skils Suppriles
( Ketreampilan ) ( Pemasok)
14
SkillSupplie Keterangan

a. Surrounding (Lingkungan)
Biasanya penyebabnya adalah karena yang membaca tidak ada, jadi
malas untuk melengkapi sarana dan prasarana pojok bacaan yang ada di
rutan kelas IIB Tanah Grogot.

b. System (Sistem)
belum adanya sop tentang pengurusan pojok bacaan,sehingga pojok
bacaan tidak terurus.

c. Skills (Keterampilan)
belum terdapat rambu-rambu atau banner tentang literasi membaca atau
pentingnya membaca, karena membaca bisa mengupgrade diri sendiri,
dan juga membaca adalah jendela pengetahuan.
.
d. Supplier
buku-buku yang dibaca tidak terlalu banyak, jadi pengunjug jadi malas
membaca karena buku-bukunya tidak pernah di ganti atau ada
penambahan.

2. Solusi Pemecahan Isu


Solusi yang ditawarkan oleh penulis dalam pemecahan isu diatas adalah
sebagai berikut :

.a. Membuat banner tentang pentingnya membaca .


b. Menambahkan buku-buku bacaan agar pengujung tertarik untuk membaca.
c. Menjaga kebersihan pojok bacaan, agar pengunjung merasa nyaman
ketika membaca.
d. membuat petunjuk tentang minuman yang disediakan gratis
e. selalu mengupdate koran sehingga pengunjung mendapatkan informasi berita
terkini yang sedang terjadi.
15
E. Nilai-Nilai Dasar Profesi PNS
Untuk mewujudkan fungsi Aparatur Sipil Negara (ASN) sebagai pelaksana
kebijakan publik, pelayan publik, serta perekat dan pemersatu bangsa, maka
diperlukan ASN yang profesional, kompeten dan berintegritas yang berkarakter
ANEKA. Karakter ANEKA yaitu mempunyai nilai-nilai dasar Akuntabilitas,
Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi. Adapun inti
penjelasan terkait nilai-nilai ANEKA adalah sebagai berikut:

1. Akuntabilitas
Akuntabilitas hampir memiliki kesamaan makna dengan responsibilitas atau
tanggung jawab. Namun, keduanya memiliki konsep yang berbeda. Akuntabilitas
adalah kewajiban pertanggungjawaban yang harus dicapai, sedangkan
responsibilitas adalah kewajiban untuk bertanggungjawab.
Akuntabilitas merujuk pada kewajiban setiap individu, kelompok atau institusi
untuk memenuhi tanggung jawab yang menjadi amanahnya. Amanah seorang
Pegawai Negeri Sipil (PNS) adalah menjamin terwujudnya nilai-nilai publik. Nilai-
nilai publik tersebut antara lain adalah:
a. Mampu mengambil pilihan yang tepat dan benar ketika terjadi konflik
kepentingan, antara kepentingan publik dengan kepentingan sektor,
kelompok, dan pribadi
b. Memiliki pemahaman dan kesadaran untuk menghindari dan mencegah
keterlibatan PNS dalam politik praktis
c. Memperlakukan warga negara secara sama dan adil dalam penyelenggaraan
pemerintahan dan pelayanan publik
d. Menunjukan sikap dan perilaku yang konsisten dan dapat diandalkan sebagai
penyelenggara pemerintahan.
Akuntabilitas publik memiliki tiga fungsi utama, yaitu menyediakan kontrol
demokratis, mencegah korupsi dan penyalahgunaan kekuasaan, serta
meningkatkan efisiensi dan efektivitas.
Pengambilan keputusan secara akuntabel dan beretika berarti dapat membuat
keputusan dan tindakan yang tepat dan akurat. Sebuah keputusan yang akuntabel
dan beretika sangat penting dalam menjaga kepercayaan dan keyakinan terhadap
masyarakat dalam pekerjaan pemerintahan. Dalam praktiknya, penempatan
kepentingan umum berarti bahwa memastikan tindakan dan keputusan yang
berimbang dan tidak bias; bertindak adil dan mematuhi prinsip-prinsip due
process; Akuntabel dan transparan; melakukan pekerjaan secara penuh, efektif
dan efisien; berperilaku sesuai dengan standar sektor publik, kode sektor publik
etika sesuai dengan organisasinya; serta mendeklarasikan secara terbuka bila
terjadi adanya potensi konflik kepentingan.
Untuk menciptakan lingkungan organisasi yang akuntabel, maka diperlukan
beberapa aspek yang merupakan indikator dari nilai dasar akuntabilitas, antara
16
lain kepemimpinan, integritas, tanggung jawab, keadilan, kepercayaan,
keseimbangan, kejelasan, dan konsistensi.

Sementara itu, indikator adanya akuntabilitas pada pelaksanaan


pemerintahan antara lain:
a. Terciptanya komunikasi antara pemerintah dan masyarakat;
b. Terwujudnya masyarakat madani yang berintegrasi dengan pemerintah;
c. Terciptanya Good Governance dan tercapainya tujuan nasional yakni
Indonesia Jaya;
d. Adanya dukungan serta legitimasi masyarakat terhadap Pemerintah;
e. Adanya kepercayaan masyarakat kepada pemerintah;
f. Masyarakat mendukung dan melaksanakan kebijakan Pemerintah.

2. Nasionalisme
Nasionalisme adalah pemahaman mengenai nilai-nilai kebangsaan.
Nasionalisme memiliki pokok kekuatan dalam menilai kecintaan individu terhadap
bangsanya. Salah satu cara untuk menumbuhkan semangat nasionalisme adalah
dengan menanamkan dan mengamalkan nilai-nilai Pancasila. Pengamalan nilai-
nilai luhur yang terkandung didalamnya oleh setiap penyelenggara negara, baik di
pusat maupun di daerah.
Seorang PNS dituntut untuk memiliki perilaku mencintai tanah air Indonesia
(nasionalisme) dan mengedepankan kepentingan nasional. Nasionalisme
merupakan salah satu perwujudan dari fungsi PNS sebagai perekat dan pemersatu
bangsa. Dalam menjalankan tugas, seorang ASN senantiasa harus
mengutamakan dan mementingkan persatuan dan kesatuan bangsa. Kepentingan
kelompok, individu, golongan harus disingkirkan demi kepentingan yang lebih
besar yaitu kepentingan bangsa dan Negara diatas segalanya.
Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, PNS harus berpegang pada
prinsip adil dan netral. Adil dalam artian tidak boleh berperilaku diskriminatif serta
harus obyektif, jujur, transparan. Sementara bersikap netral adalah tidak memihak
kepada salah satu kelompok atau golongan yang ada. Dengan bersikap netral dan
adil dalam melaksanakan tugasnya, PNS akan mampu menciptakan kondisi yang
aman, damai, dan tentram di lingkungan kerja dan masyarakat sekitar.
Nasionalisme Pancasila adalah pandangan atau paham kecintaan manusia
Indonesia terhadap bangsa dan tanah airnya yang didasarkan pada nilai-nilai
Pancasila. Prinsip nasionalisme bangsa Indonesia dilandasi nilai-nilai Pancasila
yang diarahkan agar bangsa Indonesia senantiasa; menempatkan persatuan
kesatuan, kepentingan dan keselamatan bangsa dan negara di atas kepentingan
pribadi atau kepentingan golongan; menunjukkan sikap rela berkorban demi
17

kepentingan bangsa dan negara; bangga sebagai bangsa Indonesia dan bertanah
air Indonesia serta tidak merasa rendah diri; mengakui persamaan derajat,
persamaan hak dan kewajiban antara sesama manusia dan sesama bangsa;
menumbuhkan sikap saling mencintai sesama manusia; mengembangkan sikap
tenggang rasa.

3. Etika Publik
Etika Publik adalah refleksi tentang standar/norma yang menentukan baik atau
buruk, benar atau salah perilaku, tindakan dan keputusan untuk mengarahkan
kebijakan publik dalam rangka menjalankan tanggung jawab pelayanan publik.
Etika merupakan sistem penilaian perilaku serta keyakinan untuk menentukan
perbuatan yang pantas guna menjamin adanya perlindungan hak-hak individu,
mencakup cara-cara dalam pengambilan keputusan untuk membantu
membedakan hal-hal yang baik dan yang buruk serta mengarahkan apa yang
seharusnya dilakukan sesuai nilai-nilai yang dianut. Kode Etik adalah aturan-aturan
yang mengatur tingkah laku dalam suatu kelompok khusus, sudut pandangnya
hanya ditujukan pada hal-hal prinsip dalam bentuk ketentuan-ketentuan tertulis.
Nilai-nilai dasar etika publik sebagaimana tercantum dalam pasal 4 Undang-
undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang ASN, yakni:
a. Memegang teguh nilai-nilai dalam ideologi Negara Pancasila;
b. Setia dan mempertahankan Undang-Undang Dasar Negara Kesatuan
Republik Indonesia 1945 serta pemerintah yang sah;
c. Mengabdi kepada Negara dan rakyat Indonesia;
d. Menjalankan tugas secara profesional dan tidak berpihak;
e. Membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian;
f. Menciptakan lingkungan kerja yang non diskriminatif;
g. Memelihara dan menjunjung tinggi standar etika yang luhur;
h. Mempertanggungjawabkan tindakan dan kinerjanya kepada publik;
i. Memiliki kemampuan dalam melaksanakan kebijakan dan program
pemerintah;
j. Memberikan layanan kepada publik secara jujur, tanggap, cepat, tepat,
akurat, berdaya guna, berhasil guna, dan santun;
k. Mengutamakan kepemimpinan berkualitas tinggi;
l. Menghargai komunikasi, konsultasi, dan kerjasama;
m. Mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja pegawai;
n. Mendorong kesetaraan dalam pekerjaan; dan
18

o. Meningkatkan efektivitas sistem pemerintahan yang demokratis sebagai


perangkat sistem karir.
Kode etik dan kode perilaku sesuai dengan pasal 5 Undang-undang Nomor
5 Tahun 2014 tentang ASN, bertujuan untuk menjaga martabat dan kehormatan
ASN. Kode etik mengatur perilaku agar pegawai ASN:
a. Melaksanakan tugasnya dengan jujur, bertanggungjawab, dan berintegritas
tinggi;
b. Melaksanakan tugasnya dengan cermat dan disiplin;
c. Melayani dengan sikap hormat, sopan, dan tanpa tekanan;
d. Melaksanakan tugasnya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan;
e. Melaksanakan tugasnya sesuai dengan perintah atasan atau pejabat yang
berwenang sejauh tidak bertentangan dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan dan etika pemerintahan;
f. Menjaga kerahasiaan yang menyangkut kebijakan Negara;
g. Menggunakan kekayaan dan barang milik Negara secara bertanggungjawab,
efektif, dan efisien;
h. Menjaga agar tidak terjadi konflik kepentingan dalam melaksanakan
tugasnya;
i. Memberikan informasi secara benar dan tidak menyesatkan kepada pihak
lain yang memerlukan informasi terkait kepentingan kedinasan;
j. Tidak menyalahgunakan informasi intern Negara, tugas, status, kekuasaan,
dan jabatannya untuk mendapat atau mencari keuntungan atau manfaat bagi
diri sendiri atau untuk orang lain;
k. Memegang teguh nilai dasar ASN dan selalu menjaga reputasi dan integritas
ASN; dan
l. Melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan mengenai disiplin
pegawai ASN.

Setiap jenjang Pemerintahan memiliki lingkup kekuasaan masing-masing


yang dipegang oleh pejabatnya. Semakin tinggi dan luas kekuasaan seorang
pejabat, semakin besar juga implikasi dari penggunaan kekuasaan bagi warga
masyarakat. Oleh sebab itu, azas etika publik mensyaratkan agar setiap bentuk
kekuasaan pejabat dibatasi dengan norma etika maupun norma hukum.
19
4. Komitmen Mutu

Penyelenggaraan pemerintahan yang baik dan bersih (good and clean


governance) sudah menjadi keniscayaan di era reformasi saat ini. Berbagai upaya
telah dilakukan untuk mewujudkan keniscayaan tersebut, namun dalam
implementasinya masih belum sesuai dengan harapan. Penyelengaraan
pemerintahan yang berorientasi pada layanan prima sudah tidak bisa ditawar lagi
ketika lembaga pemerintah ingin meningkatkan kepercayaan publik.
Paradigma pemerintah harus segera berubah, dari pola paternalisitik dan
feodal yang selalu minta dilayani, menjadi pola pemerintahan yang siap melayani
dan senantiasa mengedepankan kebutuhan dan keinginan masyarakat sebagai
stakeholder pemerintah. Bidang apapun yang menjadi tanggungjawab PNS,
semua harus dilaksanakan secara optimal agar dapat memberikan kepuasan
kepada masyarakat. Aspek utama yang menjadi target stakeholder adalah layanan
yang komitmen pada mutu, melalui penyelenggaraan tugas secara efektif, efisien
dan inovatif.
Komitmen mutu merupakan pemahaman konsep mengenai efektivitas,
efisiensi, inovasi, dan mutu penyelenggaraan Pemerintah. Ekeftivitas merupakan
sejauh mana sebuah organisasi dapat mencapai tujuan yang ditetapkan.
Sementara efisien merupakan jumlah sumber daya yang digunakan untuk
mencapai tujuan organisasi. Efisien ditentukan oleh berapa banyak bahan baku,
biaya, dan tenaga yang dibutuhkan untuk mencapai sebuah tujuan. Dari kedua
definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa karakterisitik utama yang dijadikan
dasar untuk mengukur tingkat efektivitas adalah ketercapaian target yang telah
direncanakan, baik dilihat dari capaian jumlah maupun mutu hasil kerja, sehingga
dapat memberikan kepuasan, sedangkan tingkat efisiensi diukur dari penghematan
biaya, waktu, tenaga, dan pikiran dalam menyelesaikan kegiatan. Sementara
inovasi, muncul karena adanya dorongan kebutuhan organisasi/perusahaan untuk
beradaptasi dengan tuntutan perubahan yang terjadi disekitarnya. Di sisi lain, mutu
merupakan suatu kondisi dinamis berkaitan dengan produk, jasa, manusia, proses,
dan lingkungan yang sesuai atau bahkan melebihi harapan konsumen atau
pengguna.
Nilai-nilai dasar komitmen mutu adalah efektivitas, efisiensi, inovasi, dan
berorientasi pada mutu.

5. Anti Korupsi
Korupsi berasal dari bahasa latin coruptio dan corruptus yang berarti
perbuatan yang tidak baik, buruk, dapat disuap dan tidak bermoral. Sedangkan
20

tidak pidana korupsi berarti tindakan melanggar hukum yang dilakukan secara
sengaja maupun tidak sengaja oleh seseorang atau sekelompok orang yang dapat
dipertanggungjawabkan oleh peraturan perundang-undangan. Berdasarkan UU
No. 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, bahwa korupsi
adalah tindakan melawan hukum dengan melakukan perbuatan memperkaya diri
sendiri atau orang lain atau suatu korporasi yang dapat merugikan keuangan
negara atau perekonomian negara. Sedangkan pada UU No. 20 Tahun 2001,
terdapat 7 kelompok tindak pidana korupsi antara lain: (1) Kerugian Keuangan
Negara, (2) suap-menyuap, (3) pemerasan, (4) perbuatan curang, (5) penggelapan
dalam jabatan, (6) benturan kepentingan dalam pengadaan, dan (7) gratifikasi.
Anti korupsi dapat diidentifikasi ke dalam 9 (sembilan) nilai yang terdiri dari
nilai-nilai anti korupsi, yaitu:
a. Kejujuran berasal dari kata jujur yang dapat didefinisikan sebagai sebuah
tindakan maupun ucapan yang lurus, tidak berbohong dan tidak curang.
b. Kepedulian adalah mengindahkan, memerhatikan dan menghiraukan. Rasa
kepedulian dapat dilakukan terhadap lingkungan sekitar.
c. Kemandirian berarti dapat berdiri di atas kaki sendiri, artinya tidak banyak
bergantung kepada orang lain dalam berbagai hal.
d. Kedisiplinan adalah ketaatan/kepatuhan kepada peraturan.
e. Tanggung Jawab adalah keadaan wajib menanggung segala sesuatu.
f. Kerja keras didasari dengan adanya kemauan di dalam kemauan terkandung
ketekadan, ketekunan, daya tahan, daya kerja, pendirian keberanian.
g. Kesederhanaan yaitu dibiasakan untuk tidak hidup boros.
h. Keberanian dapat diwujudkan dalam bentuk berani mengatakan dan
membela kebenaran.
i. Keadilan adalah sama berat, tidak berat sebelah dan tidak memihak.
Menempatkan segala sesuatu pada tempatnya.
Untuk menjadi PNS yang professional, hendaknya kita memiliki karakter
ANEKA. Marilah kita implementasikan nilai-nilai ANEKA dalam kehidupan kita
sehari-hari.
27
F. Matrix Rancangan
Tabel II. 4 Daftar Rancangan Kegiatan Aktualisasi
Kontribusi Penguatan
NO KEGIATAN TAHAPAN OUTPUT NILAI-NILAI DASAR terhadap visi Misi Nilai-nilai
KEGIATAN Organisasi Organisasi

1 2 3 4 5 6 7
1 Melakukan konsultasi 1. konsultasi dengan 1. Paparan hasil Akuntabilitas : Dengan adanya Keramahan
dengan mentor. mentor mengenai diskusi Tanggung jawab, Transparan, kegiatan Ikhlas
rancangan aktualisasi 2. foto kegiatan jujur aktualisasi ini di Bekerja
harapakan bisa
2. meminta saran Nasionalisme : meningkatkan
kepada mentor tentang Menghargai pendapat dan minat baca
apa saja hal yang sikap tenggang rasa pengunjug agar
sebaiknya dilakukan. tidak mudah
Etika Publik : termakan dengan
Menggunakan bahasa sopan, hoax.
dan santun ketika konsultasi.

2. Melakukan Konsultasi 1. Konsultasi dengan atasan 1. paparan hasil Etika Publik Dengan adanya Citra ikhlas
dengan Atasan bersama mentor mengenai diskusi Menggunakan bahasa kegiatan bekerja
rancangan aktualisasi 2. Foto Kegiatan sopan dan santun. aktualisasi ini
diharapkan bisa
menambahkan
nilai plus buat
Organisasi dalam
penilaian WBK
28
3 Konsultasi 1. konsultasi dengan mentor konsep 1. banner a) Akuntabilitas Dengan adanya
mengenai banner banner yang akan dibuat nnti 2. foto Tanggung jawab atas rancangan
tentang pentingnya 2. mengedit banner sesuai arahan documentasi perintah mentor aktualisasi ini
membaca mentor B) Nasionalisme : diharapkan bisa
3. mencetak banner Menghargai arahan mentor meningkatkan
4. konsultasi lagi dengan mentor C) Etika Publik : pelyanan
apakah ada tambahan atau Menggunakan Kata yang terhadap
perubahan, sopan dan santun. pengunjung
5. pemasangan banner yang pas D) Komitmen Mutu :
Efektivitas dan berorientasi
mutu pelayanan
E) Anti Korupsi :
Mandiri, Disiplin dan
Tanggung jawab

4 Menjaga Kebersihan 1. Pagi sebelum layanan titipan Kebersihan sekitar 1. Akuntabilitas Dengan Ikhlas dalam
Sekitar Pojok buka, petugas membersikan sekitar yang membuat menjaga melaksanakan
Bacaan pojok bacaan nyama Pengunjung Bertanggung jawab dalam kebersihan kebersihan
2. Membersihkan buku-buku yang menjalankan tugas. pojok bacaan
ada di bacaan 2. Nasionalisme : diharapkan bisa
3. mentata rapi buku-buku yang ada Membersihkan area pojok meningkatkan
di pojok bacaan sehingga keliatan bacaan sebagai tanggung minat baca
rapi tidak berantakan jawab kepada kerjaan pengujung
3. Etika Publik karena
Membersihkan dengan sekitarnya
menggunakan pakaian bersih
sopan dan rapi
29
5 Kordinasi dengan mentor 1. koordinasi dengan mentor Petunjuk minuman a) Akuntabiiltas Dengan adanya Ikhlas dalam
mengenai petunjuk mengenai desain minuman gratis gratis buat Ta
Tanggung jawab, sesuai rancangan bekerja
tentang minuman ini buat pengunjung pengujung aktualisasi ini di
arahan
gratis buat pengunjung 2. desain mengenai minuman gratis harapkan bisa
B) Nasionalisme
buat pengunjung menigkatkan
3. konsultasi dengna mentor apakah : Menghargai pendapat
mentor pelayanan publik
sesuai yang telah di terhadapa
C) Etika Publik
Menggunakan bahasa yang pengunjung
sopan dan santun.
4. Pemasangan pentunjuk
ema minuman gratis buat pengunjung
s

6. Sosialisasi kepada 1. Sosialisasi kepada pengujung Video a) Etika publik Dengan adanya Citra ikhlas
pengujung tentang atau kelurga warga binaan Menggunakan kata-kata rancangan bekerja
pentingnya membaca tentang pentingya membaca, yang sopan dan santun aktualisasi,
dan sosialisasi bahwa di layanan ketika Sosialisai diharapkan bisa
terpadu ada minuman gratis b) Anti Korupsi menigkatkan minat
buat pengujung Jujur dan transparan ketika baca pengujung
konsultasi
34

Bulan
No. Kegiatan Oktober November
1 4 5 6 7 8 11 12 13 14 15 18 19 20 21 22 25 26 27 28 29 1 2 3 4 5 8 9 10 11 12 15 16
Melakukan
1 konsultasi √
dengan mentor.
Melakukan
2 Konsultasi √
dengan Atasan
Konsultasi
mengenai banner
3 tentang √
pentingnya
membaca
Menjaga
Kebersihan
4 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Sekitar Pojok
Bacaan
Kordinasi dengan
mentor mengenai
petunjuk tentang
5 √
minuman ini
gratis buat
pengunjung
Sosialisasi
kepada
pengujung
6 √
tentang
pentingnya
membaca
H. Kendala dan Antisipasi 35

Kegiatan habituasi aktualisasi nilai-nilai dasar ASN akan dilaksanakan


pada minggu pertama bulan oktober 2021 sampai dengan minggu kedua
bulan November 2021 pada satuan kerja masing-masing. Dalam
pelaksanaannya dimungkinkan terjadinya kendala-kendala yang berisiko
menghambat kegiatan yang telah direncanakan menjadi kurang optimal. Oleh
karena itu diperlukan antisipasi untuk menghadapi kendala-kendala tersebut,
sehingga dampak yang menghambat kegiatan tersebut dapat diminimalisasi.
Antisipasi dalam menghadapi kendala- kendala selama aktualisasi dapat
dijelaskan lebih lanjut pada tabel dibawah ini:
Tabel II. 6. Antisipasi dan Strategi Menghadapi Kendala

Kendala yang Antisipasi dan Strategi


No. Kegiatan
mungkin terjadi Menghadapi Kendala
1 Konsultasi dengan Jadwal kesibukan 1. Mengkoordinasikan
mentor Kegiatan mentor dengan mentor dengan
yang tidak dapat di membuat janji terlebih
prediksi dahulu
2. Melakukan mentoring
baik secara langsung
maupun via whatsap

2 Konsultasi dengan Jadwal kesibukan 1. Membuat janji terlebih


atasan Bersama atasan yang padat dahulu dengan atasan
mentor dan juga kadang- 2. Memeriksa apakah jadwal
kadang tidak dapat atasan sedang kosong
di prediksi atau tidak

3 Konsultasi mengenai Mengeditnya lama 1 sebelum mengedit


terkadang tidak belajar dlu, bagaimana
banner tentang
mengerti cara cara editnya
pentingnya membaca editnya
36

Kendala yang Antisipasi dan Strategi


No. Kegiatan
mungkin terjadi Menghadapi Kendala
4 Menjaga Kebersihan Tidak ada
Sekitar Pojok Bacaan

5 Kordinasi dengan Jadwal kesibukan 1. Mengkoordinasikan


mentor mengenai Kegiatan mentor dengan mentor dengan
petunjuk tentang yang tidak dapat membuat janji terlebih
minuman ini gratis di prediksi dahulu
buat pengunjung 2. Melakukan mentoring
baik secara langsung
maupun via whatsap

6 Sosialisasi kepada Terkadang Mencari pengujung


pengujung tentang pengujung tidak yang tidak terburu-
pentingnya membaca mau dengarkan buru atau yang
apa yang yang sedang santai
disosialisasikan
karena terburu-
buru
BAB III
PENUTUP
Menurut Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang ASN, terdapat 3 fungsi ASN
yaitu sebagai pelaksana kebijakan publik, pelayan publik, perekat dan pemersatu bangsa.
Peran serta ASN dalam mewujudkan pemerintahan yang bersih dan pelayanan kepada
masyarakat secara prima merupakan peran yang harus dipegang teguh oleh masing-masing
individu. Implementasi nilai- nilai dasar yaitu Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik,
Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi (ANEKA) wajib tercermin dari sikap dan perilaku oleh
seorang ASN agar dalam menjalankan tugas dan fungsinya dapat melaksanakannya secara
profesional.
Perlunya penyusunan rancangan aktualisasi dan habituasi ini adalah sebagai salah
satu cara untuk menyelesaikan isu. Hasil dari identifikasi isu yang telah dilakukan melalui
analisa AKPK dan USG dengan tetap memperhatikan nilai-nilai dasar PNS, yaitu ANEKA
selama habituasi sehingga tujuan yang diharapkan dalam proses kegiatan habituasi ini dapat
tercapai dengan baik.
Pentingnya penyusunan rancangan aktualisasi dan habituasi ini diharapakan dapat
menjadi pedoman dalam pelaksanaan 6 (enam) kegiatan. Kegiatan-kegiatan tersebut
kemungkinan menghadapi kendala. Sehingga rancangan kegiatan ini perlu adanya perhatian
secara detail dalam setiap kegiatan yang dilakukan. Oleh sebab itu, Penulis berharap agar
rancangan aktualisasi di Rutan Kelas IIB Tanah Grogot bisa berjalan sebagaimana jadwal
dan tahapan yang telah direncanakan serta mendapat dukungan dari berbagai pihak.
Dampak yang akan terjadi apabila isu tidak dipecahkan adalah kurang lengkapnya
sarana dan prasarana pojok bacaan ini akan memberikan nilainya mines terhadap Rutan
kelas IIB Tanah Grogot, karena kami sebagai Pelayanan Publik harus memberikan saranan
dan prasarana yang mendukung dan membuat nyaman para pengujung dan keluarga warga
binaan. Jika hal itu terjadi maka dapat mengurangi penilaian dalam pemeriksaan
Pelayanan Publik guna untuk meraih predikat Wilayah bebas dari Korupsi (WBK).

36
DAFTAR PUSTAKA

Lembaga Administrasi Negara. 2021. Habituasi. Modul Pelatihan Dasar


Calon PNS. Jakarta:Lembaga Administrasi Negara.

Lembaga Administrasi Negara. 2021. Manajemen Aparatur Sipil Negara.


Modul Pelatihan Dasar Calon PNS. Jakarta:Lembaga Administrasi
Negara.

Lembaga Administrasi Negara. 2021. Pelayanan Publik. Modul Pelatihan


Dasar Calon PNS. Jakarta:Lembaga Administrasi Negara.

Lembaga Administrasi Negara. 2021. Whole Of Government. Modul Pelatihan


Dasar Calon PNS. Jakarta:Lembaga Administrasi Negara.

Republik Indonesia. 2004. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia


Nomor 42 Tahun 2004 tentang Pembinaan Jiwa Korps dan Kode Etik
Pegawai Negeri Sipil. Jakarta: Republik Indonesia.

Republik Indonesia. 2014. Undang- undang Nomor 5 Tahun 2014


tentang Aparatur Sipil Negara. Jakarta: Republik Indonesia.

Republik Indonesia. 2018. Peraturan Lembaga Administrasi Negara


Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2018 tentang Pelatihan Dasar
Calon Pegawai Negeri Sipil. Jakarta: Lembaga Administrasi
Negara.

Republik Indonesia. 2018. Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi


Manusia Republik Indonesia Nomor 30 Tahun 2018 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan
Hak Asasi Manusia. Jakarta: Kementerian Hukum dan Hak Asasi
Manusia Republik Indonesia.

39

Anda mungkin juga menyukai