Oleh:
Oleh:
COACH, MENTOR,
i
LEMBAR PENGESAHAN
Oleh:
Hari/ Tanggal :
Tempat : Badan Pengembangan Sumber Daya
Manusia Daerah Provinsi Sumatera
Selatan
COACH, MENTOR,
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang Maha Esa atas segala
RahmatNYA sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan
Aktualisasi (Habituasi) untuk memenuhi tugas dalam Pendidikan dan
Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) Angkatan I
Golongan III tahun 2018 yang diselenggarakan oleh Kementerian
Hukum dan HAM Republik Indonesia bekerja sama dengan BPSDMD
Provinsi Sumatera Selatan.
Laporan Aktualisasi ini bertujuan untuk membentuk nilai-nilai
dasar profesi Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang memiliki karakter
Akuntabilitas, Nasionalisme, Beretika Publik, Berkomiten Mutu dan Anti
Korupsi agar dapat melayani masyarakat Indonesia dengan sebaik-
baiknya.
1. Kepala Lapas Kelas IIA Lahat Bapak Adrianus Ridar Sutaryanto, Bc.
IP., SH yang telah memberikan mendukung dan izin kepada penulis
untuk melakukan kegiatan Aktualisasi di Lapas Kelas IIA Lahat.
2. Ibu Dra. Efrilia, M.Si selaku coach yang telah membimbing dan
memberikan arahan dalam menyelasaikan penulisan laporan
aktualisasi ini.
3. Bapak Herlan Suherman, A.Md.IP selaku mentor juga Kasubsi
Bimaswat Lapas Kelas IIA Lahat yang telah membimbing penulis
selama pelaksanaan kegiatan Aktualisasi.
4. Kedua (alm) orang tua saya yang selalu menjadi motivasi bagi saya.
5. dr. Jonni Irawan, Ibu Rusmawati, Am.Kep, rekan – rekan CPNS dan
seluruh staff di Lapas Kelas IIA Lahat yang banyak membantu penulis
dalam pelaksanaan kegiatan Aktualisasi.
iii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
LEMBAR PERSETUJUAN ........................................................................ i
LEMBAR PENGESAHAN........................................................................... ii
KATA PENGANTAR ................................................................................. iii
DAFTAR ISI ................................................................................................ iv
DAFTAR TABEL ........................................................................................ vi
DAFTAR GAMBAR ................................................................................. vii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................. 1
Latar Belakang ......................................................................................... 1
A. Tujuan dan Manfaat ...................................................................... 3
B. Ruang Lingkup .............................................................................. 4
BAB II RANCANGAN AKTUALISASI (HABITUASI) .............................. 5
A. Deskripsi Organisasi ..................................................................... 5
1. Profil Organisasi ........................................................................ 5
2. Visi, Misi, Nilai-nilai Organisasi ................................................. 6
B. Deskripsi Isu/ Situasi Problematik ................................................. 7
C. Analisis Isu .................................................................................... 11
D. Argumentasi Terhadap Core Issue Terpilih .................................. 12
E. Nilai-nilai Dasar Profesi PNS ........................................................ 13
F. Matrik Rancangan ......................................................................... 19
G. Kendala dan Antisipasi .................................................................. 31
BAB III PELAKSANAAN AKTUALISASI ................................................ 32
A. Pendalaman Core Issue ............................................................. 32
B. Capaian Aktualisasi ..................................................................... 50
BAB IV PENUTUP ..................................................................................... 66
A. Simpulan ....................................................................................... 66
B. Rekomendasi ............................................................................... 66
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 67
REFERENSI ................................................................................................ 68
BIODATA ..................................................................................................... 69
iv
DAFTAR TABEL
v
DAFTAR GAMBAR
1. Gambar 1 ................................................................................................. 71
2. Gambar 2 ................................................................................................. 71
3. Gambar 3 ................................................................................................. 72
4. Gambar 4 ................................................................................................. 72
5. Gambar 5 ................................................................................................. 73
6. Gambar 6 ................................................................................................. 73
7. Gambar 7 ................................................................................................. 74
8. Gambar 8 ................................................................................................. 74
9. Gambar 9 ................................................................................................. 75
10. Gambar 10 ............................................................................................. 75
11. Gambar 11 ............................................................................................. 76
12. Gambar 12 ............................................................................................. 76
13. Gambar 13 ............................................................................................. 77
vi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia memiliki semua prakondisi untuk mewujudkan visi
negara sebagaimana tertuang dalam Pembukaan Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, yang ditandai dengan
kekayaan alam yang melimpah, potensi sumber daya manusia,
peluang pasar yang besar dan demokrasi yang relatif stabil. Namun
prakondisi yang sudah terpenuhi itu belum mampu dikelola secara
efektif dan efisien oleh para aktor pembangunan, sehingga Indonesia
masih tertinggal dari cepatnya laju pembangunan global dewasa ini.
Pegawai Negeri Sipil (PNS) memiliki peranan yang menentukan
dalam mengelola prakondisi tersebut. Sejumlah keputusan strategis
mulai dari merumuskan kebijakan sampai pada implementasi
kebijakan dalam berbagai sektor pembangunan dilaksanakan oleh
PNS. Untuk memainkan peranan tersebut, diperlukan sosok PNS yang
profesional, yaitu PNS yang mampu memenuhi standar kompetensi
jabatannya sehingga mampu melaksanakan tugas jabatannya secara
efektif dan efisien. Untuk dapat membentuk sosok PNS profesional
seperti tersebut di atas perlu dilaksanakan pembinaan melalui jalur
pelatihan. Selama ini pelatihan pembentukan Calon Pegawai Negeri
Sipil (CPNS) dilakukan melalui Pendidikan dan Pelatihan Prajabatan
(Diklat Prajabatan), dimana praktik penyelenggaraan Pelatihan yang
pembelajarannya didominasi oleh ceramah sulit membentuk karakter
PNS yang kuat dan profesional.
Sejalan dengan telah ditetapkannya Undang-Undang Nomor 5
Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (UU ASN) dan merujuk
Pasal 63 ayat (3) dan ayat (4); CPNS wajib menjalani masa percobaan
yang dilaksanakan melalui proses Diklat terintegrasi untuk
membangun integritas moral, kejujuran, semangat dan motivasi
1
nasionalisme dan kebangsaan, karakter kepribadian yang unggul dan
bertanggungjawab, dan memperkuat profesionalisme serta kompetensi
bidang. Diperlukan sebuah penyelenggaraan Pelatihan yang inovatif
dan terintegrasi, yaitu penyelenggaraan Pelatihan yang memadukan
pembelajaran klasikal dan non-klasikal di tempat Pelatihan dan di
tempat kerja sehingga memungkinkan peserta mampu
menginternalisasi, menerapkan, dan mengaktulisasikan, serta
membuatnya menjadi kebiasaan (habituasi), dan merasakan
manfaatnya, sehingga terpatri dalam dirinya sebagai karakter PNS
yang profesional. Melalui pembaharuan Pelatihan tersebut, diharapkan
dapat menghasilkan PNS profesional yang berkarakter dalam
melaksanakan tugas dan jabatannya sebagai pelaksana kebijakan
publik, pelayan publik, dan perekat dan pemersatu bangsa.
Berdasarkan hal di atas, penyempurnaan dan pengayaan
konsep Diklat Prajabatan dilakukan dengan mengembangkan desain
Diklat terintegrasi sejalan dengan perkembangan dinamika tuntutan
jabatan dan penguatan terhadap kompetensi bidang sesuai dengan
formasi jabatan yang ditetapkan. Nomenklatur Diklat Prajabatan
diubah menjadi Pelatihan Dasar Calon PNS, sebagai salah satu jenis
Pelatihan yang strategis pasca UU ASN dalam rangka pembentukan
karakter PNS dan membentuk kemampuan bersikap dan bertindak
profesional mengelola tantangan dan masalah keragaman sosial
kultural dengan menggunakan perspektif whole of government atau
one government yang didasari nilai - nilai dasar PNS berdasarkan
kedudukan dan peran PNS dalam Negara Kesatuan Republik
Indonesia (NKRI) pada setiap pelaksanaan tugas jabatannya sebagai
pelayan masyarakat.
Dari latarbelakang diatas peserta pelatihan dasar calon PNS
dituntut untuk memiliki kemampuan dalam menuangkan isu yang ada
di temat kerja mereka kedalam sebuah rancangan aktualisasi.
2
Kemampuan yang harus dikuasai peserta ditunjukan dengan kriteria
sebagai berikut:
1. Merancang aktualisasi yaitu; kualitas penetapan isu, jumlah
kegiatan, kualitas rencana kegiatan, relevansi rencana kegiatan
dengan aktualisasi, dan teknik komunikasi.
1. Tujuan
Tujuan dari kegiatan aktualisasi nilai-nilai dasar ini adalah
untuk memahami lebih dalam mengenai nilai-nilai dasar Aparatur
Sipil Negara (ASN) yang mencakup ANEKA (Akuntabilitas,
Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu dan Anti Korupsi) serta
kedudukan dan peran ASN dalam NKRI.
2. Manfaat
Manfaat dari kegiatan Aktualisasi ini adalah ASN mampu
menerapkan nilai nilai dasar ANEKA (Akuntabilitas, Nasionalisme,
Etika publik, Komitmen mutu dan Anti korupsi) serta Peran dan
Kedudukan ASN dalam NKRI seperti materi Manajemen ASN,
Whole of Government, dan Pelayanan Publik di dalam Unit
Pelayanan Teknis masing-masing sehingga tercipta ASN yang
3
profesional dan mampu bekerja yang terbaik untuk instansi dan
masyarakat.
C. Ruang Lingkup
4
BAB II
DESKRIPSI ORGANISASI
LEMBAGA PEMASYARAKATAN KELAS II LAHAT
A. PROFIL ORGANISASI
5
B. VISI MISI LAPAS KLAS IIA LAHAT
1. Visi
Membentuk narapidana yang sehat seutuhnya (Jasmani
dan Rohani), sehingga menjadi manusia pembangunan yang aktif
dan produktif dalam menghasilkan karya.
2. Misi
Melaksanakan pembinaan sekaligus mempersiapkan
narapidana agar siap kembali ke masyarakat dan menjadi
manusia yang berperan aktif dalam pembangunan melalui
program :
a. Pembinaan Rohani (Mental), dalam Agama dan Emosional
b. Pembinaan keterampilan (Soft Skill) yang berbasis kebutuhan
dimasyarakat,
c. Perlindungan terhadap Hak Asasi Manusia bagi Narapidana,
d. Menjaga keamanan bagi masyarakat, Petugas dan
Narapidana,
e. Menjadi Lapas yang Akuntable dan pelayanan prima bagi
publik.
6
b. Akuntabel
Setiap kegiatan dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan
dapatdipertanggungjawabkan kepada masyarakat sesuai
dengan ketentuan atau peraturan yang berlaku.
c. Sinergi
Komitmen untuk membangun dan memastikan hubungan
kerjasama yangproduktif serta kemitraan yang harmonis
dengan para pemangku kepentingan untuk menemukan dan
melaksanakan solusi terbaik, bermanfaat dan berkualitas.
d. Transparan
Kementerian Hukum dan HAM menjamin akses atau
kebebasan bagi setiaporang untuk memperoleh informasi
tentang penyelenggaraan pemerintahan, yakni informasi
tentang kebijakan, proses pembuatan dan pelaksanaannya,
serta hasil-hasil yang dicapai.
e. Inovatif
Kementerian Hukum dan HAM mendukung kreativitas dan
mengembangkaninisiatif untuk selalu melakukan
pembaharuan dalam penyelenggaraan tugas dan fungsinya
C. DESKRIPSI ISU
7
usulnya dan tidak terjamin kebenarannya, kabar angin, desas desus.
Setidaknya ada 3 (tiga) yang mempengaruhi dan perlu mendapat
perhatian dalam menetapkan isu yang akan diangkat, yaitu
kemampuan melakukan:
8
mengonsumsi obat tanpa dosis yang jelas, mengoplos obat untuk
mendapatkan efek-efek tertentu, dan penjualan obat ilegal dalam
Lapas.
9
bagi WBP untuk kabur saat menuju ke RS maupun saat di rawat di
Rumah Sakit.
10
7. Rendahnya kesadaran WBP yang sakit untuk berobat di
poliklinik lapas
WBP yang sakit sering kali malas untuk melapor dan pergi
berobat ke poliklinik Lapas karena jarak ruang poliklinik yang cukup
jauh dari blok dan izin dari penjagaan yang ketat. Sehingga tenaga
medis di Lapas Lahat melakukan sistem “Jemput Bola” sehingga WBP
yang sakit tidak perlu pergi ke poliklinik melainkan tenaga kesehatan
yang datang langsung menemui mereka.
D. ANALISIS ISU
11
Tabel 1 : Analisis menggunakan intrumen AKPK.
A K P K
NO. ISU JLH PERINGKAT
(1-5) (1-5) (1-5) (1-5)
Belum optimalnya sosialisasi kepada
1. pengunjung tentang alur masuk obat 4 4 3 4 15 1
untuk WBP
Lemahnya Pemahaman WBP
2. tentang Aturan Penggunaan Obat 3 3 3 3 12 5
Antibiotik
Belum optimalnya proses
pengawalan untuk merujuk WBP
3. 4 3 4 3 14 2
yang sakit ke fasilitas kesehatan
yang lebih lengkap
Lemahnya sistem dokumentasi
4. 3 3 3 2 11 6
keperawatan
Banyaknya jumlah obat yang
5. 4 3 3 3 13 4
ditemukan saat razia kamar
Belum optimalnya penempatan obat/
alat masuk dan keluar yang berakibat
6. 3 3 3 3 12 7
banyaknya obat / alat kadarluarsa
sebelum di gunakan
Rendahnya kesadaran WBP yang
7. 3 4 3 3 13 3
sakit untuk berobat di poliklinik lapas
Isu yang terpilih menjadi core issue dari analisis diatas adalah
Belum optimalnya sosialisasi kepada pengunjung tentang alur masuk
12
obat untuk WBP. Sejalan dengan itu dalam Peraturan Menteri Hukum
dan HAM RI No. 6 Tahun 2013 tentang tata tertib Lembaga
Pemasyarakatan dan Rumah Tahanan Negara Pasal 6 ayat (1) bahwa
Untuk kepentingan perawatan kesehatan atau pengobatan, Narapidana
atau Tahanan dapat mengonsumsi obat-obatan setelah mendapatkan
izin dan berada dalam pengawasan dokter dan/atau paramedis Lapas
atau Rutan. Sehingga adanya optimalisasi sosialisasi tentang alur masuk
obat bawaan pengunjung sangat perlu dilakukan untuk mencegah hal-hal
yang tidak diinginkan seperti pengunaan obat secara berlebihan yang
dapat menyebabkan resisten bahkan overdosis, pengoplosan obat untuk
mendapatkan efek-efek tertentu, dan penjualan obat dalam Lapas.
1. Akuntabilitas
Istilah akuntabilitas berasal dari Bahasa Inggris yaitu
accountability yang berarti keadaan untuk dipertanggungjawabkan,
atau keadaan yang dapat dimintai pertanggungjawaban. Adapun nilai-
nilai dasar profesi ASN yang terkandung dalam akuntabilitas antara
lain:
13
d. Kejelasan Laporan
e. Konsistensi
f. Kejujuran
g. Netralitas
h. Menghindari praktek kecurangan dan perilaku korup
i. Penggunaan sumber daya milik Negara
j. Penyimpanan dan penggunaan data serta informasi pemerintah
k. Mengatasi konflik kepentingan
2. Nasionalisme
Nilai-nilai dasar profesi ASN yang terkandung dalam
nasionalisme antara lain:
3. Etika Publik
Etika Publik merupakan refleksi tentang standar/norma yang
menentukan baik/buruk, benar/salah perilaku, tindakan dan keputusan
untuk mengarahkan kebijakan publik dalam rangka menjalankan
tanggung jawab pelayanan publik. Nilai-nilai dasar profesi ASN yang
terkandung dalam etika publik adalah sebagai berikut:
14
b. Setia dan mempertahankan Undang-Undang Dasar Negara
Kesatuan Republik Indonesia.
c. Menjalankan tugas secara professional dan tidak berpihak.
d. Membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian.
e. Menciptakan lingkungan kerja yang tidak diskriminatif.
f. Memelihara dan menjunjung tinggi standar etika publik.
g. Mempertanggungjawabkan tindakan dan kinerjanya pada publik.
h. Memiliki kemampuan melaksanakan kebijakan dan program
pemerintah.
i. Memberikan layanan kepada publik secara jujur, tanggap, cepat,
tepat akurat berdaya guna berhasil guna dan santun.
j. Mengutamakan kepemimpinan yang berkualitas tinggi.
k. Menghargai komunikasi konsultasi dan kerja sama.
l. Mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja pegawai.
m. Mendorong kesetaraan dalam pekerjaan.
4. Komitmen Mutu
Dalam arti lain kinerja aparatur dalam memberikan layanan
publik yang bermutu harus berlandaskan prinsip efektivitas, efisiensi,
dan inovasi. Adapun nilai-nilai yang terkandung dalam komitmen mutu
adalah sebagai berikut:
a. Tepat waktu
b. Sesuai SOP (Prosedur standar operasional)
c. Akurasi
d. Kerjasama
e. Cepat dan tepat
f. Tanggap
g. Evaluasi
h. Cermat
i. Melakukan yang terbaik
15
j. Profesional
k. Menerima pembaharuan
l. Tidak mempersulit
5. Anti Korupsi
Korupsi berasal dari Bahasa latin corruptio dan corruptus yang
berarti kerusakan atau kebobrokan. Korupsi atau dikenal juga dengan
kata rasuah, mengandung arti tindakan penjabat publik, baik politisi
maupun pegawai negeri, serta pihak lain yang terlibat dalam tindakan
itu yang secara tidak wajar dan ilegal menyalah gunakan kepercayaan
publik yang dikuasakan kepada mereka untuk mendapatkan
keuntungan sepihak. KPK bersama dengan para pakar telah
melakukan identifikasi nilai-nilai dasar anti korupsi, dan dihasilkan
sebanyak 9 nilai anti korupsi sebagai berikut:
a. Jujur,
b. Peduli,
c. Mandiri,
d. Disiplin,
e. Tanggung jawab,
f. Kerja keras,
g. Sederhana,
h. Berani,
i. Adil
16
G. MATRIK RANCANGAN
Identifiksasi Isu :
17
2. Menyusun Standar Operasional Prosedur
(SOP) alur masuk obat bawaan
pengunjung.
3. Membuat SAP dan media sosialisasi
berupa banner dan Leaflet tentang alur
masuk obat bawaan pengunjung untuk
WBP.
4. Membuat buku catatan obat untuk
mendokumentasikan setiap obat yang akan
dibawa masuk oleh pengunjung.
5. Menyediakan tempat penyimpanan
sementara obat yang tidak boleh dibawa
masuk oleh pengunjung.
6. Mensosialisasikan kepada petugas,
pengunjung dan WBP tentang alur masuk
obat bawaan pengunjung untuk WBP.
7. Melakukan uji coba kegiatan pemeriksaan
dan pencatatan obat bawaan pengunjung.
18
N Kontribusi Pencapaian
Output/ Keterkaitan Substansi Dengan Kontribusi Kegiatan Pencapaian
o Kegiatan Tahapan Penguatan Nilai-Nilai
Hasil Mata Pelatihan Visi dan Misi Organisasi
. Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
1. Meminta persetujuan 1. Menghadap - Bertemu dengan Kedudukan dan Peran ASN Aktualisasi nilai dasar kualitas Aktualisasi nilai dasar
atasan langsung Kasubsi Bimaswat mentor dan dalam kegiatan koordinasi dengan ANEKA saat melakukan
selaku mentor selaku atasan disampaikannya Manajemen ASN : atasan langsung memberikan koordinasi dengan atasan
tentang isu yang isu kepada kontribusi terhadap pencapaian langsung selaku mentor dan
langsung untuk
akan diangkat dan mentor Adanya koordinasi dengan mentor misi Kemenkumham poin ke 5 yaitu meminta izin kepada Kalapas
meminta izin kepada menjelaskan Isu dan meminta izin kepada pimpinan : Kelas IIA Lahat memberikan
Kepala Lapas Kelas yang akan - Didiskusikannya tertinggi di Lapas Kelas IIA Lahat penguatan terhadap nilai
IIA Lahat untuk diangkat rencana kegiatan menunjukkan tata cara kelola “ Mewujudkan layanan manajemen organisasi Kementerian
pelaksanaan 2. Berdiskusi tentang yang akan Manajemen ASN untuk Adminisrasi Kementerian Hukum Hukum dan HAM “PASTI”
kegiatan aktualisasi. rencana kegiatan dilakukan menghasilkan pegawai ASN yang dan HAM ” pada huruf P dan T yaitu:
yang akan profesional, mandiri, bertanggung
- Persetujuan jawab dan terampil dibidangnya Profesional : Berkoordinasi
dilakukan
mentor tentang dengan atasan langsung dan
3. Meminta rencana Nilai Dasar ANEKA meminta izin Kalapas
persetujuan aktualisasi / merupakan bentuk kerja
atasan langsung habituasi Akuntabilitas: keras untuk mencapai tujuan
terkait Isu yang Bertanggung jawab dalam organisasi melalui
akan diangkat - Diberikannya izin mengkoordinasikan Isu yang sesuai penguasaaan bidang
untuk rancangan pelaksanaan dengan tugas pokok kepada atasan tugasnya, menjunjung tinggi
kegiatan oleh langsung. etika dan integritas profesi
aktualisasi
Kalapas Kelas
IIA Lahat Nasionalisme: Transparan : Koordinasi
4. Meminta izin Merupakan Kegiatan yang dengan mentor dan meminta
kepada Kepala Bukti : dilaksanakan dengan rasa cinta izin Kalapas sebagai bentuk
Lapas Kelas IIA tanah air yang baik untuk tujuan keterbukaan informasi
Lahat untuk memperbaiki mutu pelayanan. kepada pihak yang akan
1. Foto
pelaksanaan
dokumentasi terlibat langsung dalam
kegiatan Etika publik: rencana kegiatan nantinya.
aktualisasi 2. Proposal
Menjaga sopan santun dalam
rencana
penyampaian dan bertanggung
aktualisasi / jawab dalam penyampaian laporan
habituasi yang saat rapat koordinasi
akan diajukan
3. Bukti persetujuan Komitmen mutu:
Pengkoordinasian kegiatan yang
cepat dan tepat dalam upaya
perbaikan mutu pelayanan
19
Anti korupsi:
1. Jujur dalam menyampaikan
apa yang menjadi alasan
dalam mengangkat Isu
2. Berani mengemukakan
pendapat kepada atasan
tentang Isu yang akan
diangkat
20
pengunjung alur masuk obat bawaan
untuk WBP pengunjung
Anti Korupsi:
1. Mandiri dalam menyusun
SOP
2. Kerja Keras dalam
pembuatan SOP
Membuat SAP dan 1. Menyusun SAP - SAP tersusun Kedudukan dan Peran ASN Aktualisasi nilai dasar kualitas Aktualisasi nilai dasar
3.
media sosialisasi 2. Mendesain banner dalam kegiatan membuat SAP dan ANEKA saat membuat SAP
berupa banner dan - Desain banner Pelayanan Publik : media sosialisasi banner dan leaflet banner dan leaflet
dan leaflet dan leaflet
leaflet tentang alur Pembuatan SAP, banner dan memberikan kontribusi terhadap memberikan penguatan
3. Meminta selesai dibuat
masuk obat bawaan leaflet sebagai upaya peningkatan pencapaian misi Kemenkumham terhadap nilai organisasi
pengunjung untuk persetujuan poin ke 2 yaitu : Kementerian Hukum dan
pelayanan Publik
WBP mentor untuk SAP, - SAP, banner dan HAM “PASTI” pada huruf P
desain banner dan leaflet disetujui “ Mewujudkan Pelayanan Hukum dan T yaitu
Nilai Dasar ANEKA
leaflet yang dibuat oleh mentor yang Berkualitas “
untuk digunakan Profesional : Perawat
4. Mencetak SAP, Akuntabilitas:
banner dan leaflet Bertanggung jawab dalam melakukan upaya
- Banner siap di penyampaian informasi
yang telah di pasang dan membuat SAP dan media
(peran perawat sebagai
21
setujui mentor leaflet siap sosialisasi yang telah dipilih, dan edukator)
5. Meletakan banner dibagikan berupayah melakukan yang terbaik. Inovatif : SAP, banner dan
di tempat strategis leaflet tentang alur masuk
- Informasi Nasionalisme: obat bawaan pengunjung
di ruang P2U
mengenai alur Etos kerja dengan membuat SAP yang sebelumnya tidak ada
masuk obat dan media sosialisasi banner dan merupakan inovasi yang
bawaan dapat leaflet menunjukan komitmen dilakukan perawat
dijangkau untuk mencapai tujuan agar
pengunjung pengunjung memahami alur masuk
Lapas Kelas IIA obat bawaan
Lahat
Etika Publik:
Meletakan banner di tempat yang
Bukti : strategis dan dapat di lihat oleh
semua pengunjung yang datang
1. Foto dan video
2. Bukti persetujuan Komitmen Mutu:
rancangan SAP, Membuat SAP, banner dan leaflet
merupakan inovasi yang dilakukan
banner dan
untuk meningkatkan pemahaman
leaflet pengunjung. Pemilihan gambar dan
3. SAP, Banner dan kata-kata juga dilakukan dengan
Leafleat yang pertimbangan sopan dan santun
telah di cetak agar tidak menyinggung perasaan,
4. Kwitansi penggunaan banner diangap efektif
pembayaran dan efisien karena dapat digunakan
dalam jangka waktu yang panjang
percetakan
dengan harga yang terjangkau.
banner
Anti Korupsi:
1. Mandiri dalam menyusun
SAP dan menentukan
desain dan membuat
media sosialisasi
2. Kerja Keras dalam
pembuatan SAP dan media
sosialisasi banner dan
22
leaflet
3. Sederhana, penggunaan
banner sebagai media
sosialisasi dianggap
ekonomis dan dapat
digunakan dalam jangka
waktu yang lama dan
leaflet yang dapat dibawa
oleh pengunjung untuk
dibaca kembali nantinya
Membuat buku 1. Menbuat format - Buku selesai Aktualisasi nilai dasar kualitas Aktualisasi nilai dasar
Kedudukan dan Peran ASN
4. catatan obat untuk buku khusus obat dibuat dalam kegiatan membuat buku ANEKA saat membuat
mendokumentasikan yang akan dibawa catatan khusus obat memberikan format buku memberikan
Pelayanan Publik :
setiap obat yang - Format buku kontribusi terhadap pencapaian penguatan terhadap nilai
masuk oleh Pembuatan buku sebagai upaya
akan dibawa masuk disetujui oleh misi Kemenkumham poin ke 2 organisasi Kementerian
pengunjung untuk peningkatan pelayanan Publik
oleh pengunjung mentor yaitu: Hukum dan HAM “PASTI”
WBP pada huruf A dan I yaitu:
2. Meminta - Buku siap di “ Mewujudkan Pelayanan Hukum
Nilai Dasar ANEKA
persetujuan digunakan yang Berkualitas “
mentor untuk Akuntabel : Perawat
Akuntabilitas:
format buku - Buku dapat mendokumantasikan setiap
Bertanggung jawab dalam
dijangkau dan obat yang dibawa masuk
catatan obat yang membuat buku khusus untuk
digunakan oleh oleh penggunjung sebagai
dibuat mencatat setiap obat yang akan
tenaga medis bentuk tanggung jawab
3. Mencetak buku dibawa masuk oleh pengunjung
Lapas profesi
dan berupayah melakukan yang
khusus obat yang
terbaik.
akan dibawa Inovatif : Buku khusus obat
masuk oleh Bukti : yang dibawa oleh
Nasionalisme:
pengunjung untuk pengunjung belum ada
Etos kerja dengan membuat buku
1. Foto sebelumnya, dan merupakan
WBP khusus menunjukan komitmen
dokumentasi inovasi perawat
4. Meletakan buku untuk mencapai tujuan agar setiap
2. Persetujuan obat yang masuk
khusus obat yang
format buku terdokumentasikan dengan baik
akan dibawa
23
masuk oleh 3. Print out buku
pengunjug untuk Etika Publik:
WBP di ruang Buku didesain sesuai kebutuhan
akan informasi yang diperlukan
poliklinik
Komitmen Mutu:
Membuat buku khusus untuk
mencatat obat merupakan inovasi
yang dilakukan untuk meningkatkan
mutu pelayanan.
Anti Korupsi:
1. Mandiri dalam menentukan
desain buku khusus
catatan obat
2. Kerja Keras dalam
pembuatan buku khusus
catatan obat
3. Sederhana, penggunaan
buku efektif dan murah
namun tetap mampu
berfungsi sebagaimana
mestinya
Menyediakan tempat 1. Membuat desain Kedudukan dan Peran ASN Aktualisasi nilai dasar kualitas Aktualisasi nilai dasar
5. tempat - Desain lemari
penyimpanan selesai dibuat dalam kegiatan membuat tempat ANEKA saat membuat
sementara obat yang penyimpanan Pelayanan Publik : penyimpanan obat memberikan format buku memberikan
sementara obat - Surat
tidak boleh dibawa Pembuatan tempat penyimpanan kontribusi terhadap pencapaian penguatan terhadap nilai
yang diinginkan permohonan
oleh pengunjung. sementara obat sebagai upaya misi Kemenkumham poin ke 2 organisasi Kementerian
2. Membuat surat pembuatan
peningkatan pelayanan Publik yaitu: Hukum dan HAM “PASTI”
permohonan lemari disetujui
- Lemari selesai pada huruf A dan I yaitu:
pembuatan lemari WOG : “ Mewujudkan Pelayanan Hukum
dibuat
tempat Bekerjasama dengan divisi lain di yang Berkualitas “
penyimpanan - Lemari diletakan
Lapas dalam pembuatan lemari Akuntabel : Perawat
sementara obat diserahkan ke
tempat penyimpanan sementara menyiapkan tempat
24
yang ditujukan poliklinik Lapas obat merupakan perwujudan dari penyimpanan obat yang
kepada Kasi - Kartu nomor obat WOG dalam lingkup Lapas Kelas dibawa masuk oleh
Kegiatan Kerja di dicetak IIA Lahat penggunjung sebagai bentuk
Lapas Kelas IIA - Lemari tanggung jawab terhadap
Lahat penyimpanan Nilai Dasar ANEKA barang milik pengunjung
3. Membantu dan sementara obat yang dititipkan
memonitor proses diletakan di Akuntabilitas:
pembuatan tempat yang Bertanggung jawab dalam Inovatif : Tempat
sampai dengan mudah di membuat tempat penyimpanan penyimpanan obat yang
finishing lemari jangkau tenaga untuk menyimpan setiap obat yang dibawa oleh pengunjung
tempat medis Lapas tidak dapat dibawa masuk oleh belum ada sebelumnya, dan
penyimpanan pengunjung. merupakan inovasi perawat
sementara obat Bukti :
4. Melakukan serah Nasionalisme:
terima lemari 1. Foto dan Video Etos kerja dengan membuat tempat
tempat dokumentasi khusus penyimpanan obat
penyimpanan 2. Surat menunjukan komitmen untuk
sementara obat mencapai tujuan agar setiap obat
permohonan
dari Kasi Kegiatan yang tidak dibawa masuk tetap
Kerja untuk 3. Surat serah tersimpan dengan baik
Poliklinik Lapas terima
Kelas IIA Lahat 4. Tempat Etika Publik:
5. Membuat kartu penyimpanan Tempat obat didesain sesuai
tanda bukti obat kebutuhan dan mudah di jangkau
kepemilikan obat 5. Kartu tanda bukti
6. Meletakan tempat Komitmen Mutu:
penyimpanan obat Membuat tempat penyimpanan
di ruang Poliklinik obat merupakan inovasi yang
dilakukan untuk menjaga obat yang
tidak bisa dibawa masuk oleh
pengunjung.
Anti Korupsi:
1. Mandiri dalam menentukan
desain tempat
penyimpanan obat
2. Kerja Keras dalam
pembuatan tempat
25
penyimpanan obat
3. Sederhana, penggunaan
tempat penyimpanan efektif
dan murah karena
mengunakan bahan sisa
pembuatan furniture yang
ada di divisi kegiatan kerja
Lapas Kelas IIA Lahat
6. Mensosialisasikan 1. Meminta izin pada - Pengamanan Kedudukan dan Peran ASN Aktualisasi nilai dasar kualitas Aktualisasi nilai dasar
kepada pengunjung siap dalam sosialisasi tentang alur ANEKA saat mensosialisasi
komandan jaga
petugas dan WBP mengamankan Manajemen ASN masuk obat bawaan pengunjung tentang alur masuk obat
tentang alur masuk untuk untuk kegiatan Melakukan sosialisasi tentang alur memberikan kontribusi terhadap kepada pengunjung
obat bawaan sosialisasi masuk obat bawaan pengunjung pencapaian misi Kemenkumham memberikan penguatan
pengamanan saat
pengunjung untuk - Tempat merupakan perwujudan poin ke 2 dan ke 6yaitu : terhadap nilai organisasi
WBP sosialisasi pada sosialisasi siap Manajemen ASN dalam Kementerian Hukum dan
digunakan meningkatkan kerapihan dari sisi “ Mewujudkan pelayanan hukum HAM “PASTI” pada huruf P
WBP
- Absensi administrasi baik pada petugas yang berkualitas” dan “Mewujudkan dan S yaitu:
2. Menyiapkan kehadiran diisi maupun pengunjung aparatur kementerian hukum dan
- Leaflet di baca HAM Yang profesional dan
tempat sosialisasi
oleh peserta Pelayanan Publik : berintergritas” Profesional : Perawat
yaitu ruang tunggu sosialisasi Sosialiasi kepada petugas, berperan sebagai edukator
- Kegiatan pengunjung dan WBP merupakan untuk meningkatkan
(untuk sosialisasi
sosialisasi bentuk pemberian informasi kepada pemahaman pengunjung
pada pengunjung), berlangsung publik untuk meningkatkan tentang alur masuk untuk
dengan tertib pemahaman dan kepatuhan publik. WBP. Perawat dituntut
ruang P2U (untuk
mampu menyampaikan
sosialisasi pada Bukti : Nilai Dasar ANEKA informasi secara lengkap dan
tepat.
petugas) dan
1. Video Akuntabilitas:
masjid / lapangan dokumentasi Bertanggung jawab dalam Sinergi : Perawat
2. Foto menyampaikan sosialisasi dengan membangun hubungan
upacara untuk
baik dan benar tentang alur masuk kerjasama yang baik dengan
dokumentasi
sosialisasi pada obat bawaan pengunjung untuk pengunjung di Lapas dalam
3. Absensi upaya mencapai tujuan yang
WBP. WBP
4. SAP diharapkan.
26
3. Menyiapkan 5. Media sosialisasi Nasionalisme:
Menjaga ketertiban dan
absensi kehadiran
kenyamanan selama sosialisasi
4. Membagikan
Etika Publik:
leaflet pada
Pelaksaaan sosialisasi dilakukan
peserta sosialisasi tepat waktu dan sesuai jadwal yang
telah ditentukan sebelumnya
5. Melaksanakan
sosialisasi tentang Komitmen Mutu :
Mampu membina hubungan baik
alur masuk obat
antara petugas, pengunjung dan
bawaan WBP dalam meningkatkan mutu
pelayanan
pengunjung untuk
WBP sesuai Anti Korupsi:
1. Berani untuk tampil dimuka
dengan SAP yang
umum
telah disusun 2. Jujur dalam penyampaian
informasi
3. Peduli terhadap
kepentingan dan
kebutuhan pengunjung
terhadap informasi tentang
alur masuk obat
4. Mandiri, melakukan sendiri
sosialisasi
5. Tanggung Jawab sebagai
seorang perawat dalam
memberikan edukasi
kepada keluarga WBP
6. Disiplin dalam
menyampaikan sosialisasi
sesuai waktu yang telah
ditentukan
27
7. a. Mengawasi - Pengunjung Kedudukan dan Peran ASN Aktualisasi nilai dasar kualitas Aktualisasi nilai dasar
Melakukan uji coba kegiatan yang membawa dalam kegiatan uji coba alur ANEKA saat mensosialisasi
kegiatan pemeriksaan obat melaporkan Manajemen ASN pemeriksaan dan pencatatan obat tentang alur masuk obat
pemeriksaan dan pada P2U Melakukan evaluasi tehadap bawaan pengunjung memberikan kepada pengunjung
barang bawaan
pencatatan obat sosialisasi tentang alur masuk obat kontribusi terhadap pencapaian memberikan penguatan
bawaan pengunjung pengunjung di - Obat bawaan bawaan pengunjung merupakan misi Kemenkumham poin ke 2 terhadap nilai organisasi
P2U Pengunjung perwujudan Manajemen ASN yaitu: Kementerian Hukum dan
b. Memeriksa obat diperiksa, dalam meningkatkan kerapihan dari HAM “PASTI” pada huruf P
bawaan dibatasi sisi administrasi baik pada petugas “ Mewujudkan Pelayanan Hukum dan S yaitu:
pengunjung jumlahnya dan maupun pengunjung yang Berkualitas “
c. Membatasi obat dicatat dalam
buku Pelayanan Publik : Akuntabel : perawat
yang dibawa
Evaluasi terhadap kegiatan melakukan evaluasi terhadap
pengujung - Obat yang tidak sosialisasi yang dilakukan sebagai kegiatan yang telah
d. Mencatat obat boleh dibawa upaya peningkatan pelayanan dilakukan sebagai bentuk
bawaan masuk disimpan Publik pertanggung jawaban
pengunjung dalam tempat terhadap apa yang telah
kedalam buku penyimpanan Nilai Dasar ANEKA dikerjakan.
khusus obat
- Pengunjung Akuntabilitas : Sinergi : perawat
bawaan
mengambil Sebagai bentuk bentuk memastikan hubungan
pengunjung kembali obat pertanggung jawabandari apa yang kerjasama antara penjagaan
e. Menyimpan yang dititipkan dikerjakan dan mencegah di P2U dan Tenaga medis
kelebihan obat setelah selesai terjadinya kecurangan selama Lapas berjalan dengan
yang dibawa berkunjung proses pelaksanaan selaras untuk mencapai
pengunjung tujuan yang diharapkan.
Bukti : Nasionalisme :
f. Mengingatkan
Tidak diskriminatif dalam
pengunjung untuk 1. Foto Kegiatan melakukan kegiatan pemeriksaan
mengambil 2. Video dan pencatatan.
kembali sisa obat
yang berlebih Etika Publik :
setelah selesai Selama melakukan pemeriksaan
berkunjung dan pencatatan menjunjung tinggi
keadilan, cepat, tepat, dan jujur
Komitmen Mutu :
Mampu bekerjasama dengan pihak
penjagaan dan bersikap profesional
28
Anti Korupsi:
29
Bulan/Minggu Ke-
5. Menyediakan
5 tempat penyimpanan
sementara obat yang tidak boleh dibawa
.
oleh pengunjung
Mensosialisasikan kepada pengunjung
6. petugas dan WBP tentang alur masuk obat
bawaan pengunjung untuk WBP
30
H. Kendala dan Antisipasi
31
BAB III
PELAKSANAAN AKTUALISASI (HABITUASI)
32
sehingga sering ditemukan obat dengan jumlah yang berlebih atau tidak
sesuai dengan kondisi WBP karena tidak melaporkan terlebih dahulu obat
yang dibawa kepada tim medis di Lapas. Ini juga di dukung dengan
seringnya di temukan obat – obatan dalam jumlah yang banyak di dalam
blok WBP yang beresiko untuk disalahgunakan.
33
c. Etika Publik
Menjaga sopan santun dalam penyampaian dan bertanggung jawab
terhadap apa yang telah di sepakati untuk di lakukan dalam kegiatan
aktualisasi.
d. Komitmen Mutu
Koordinasi kegiatan yang cepat dan tepat dengan atasan langsung dan
disertai dengan perizinan tertulis dari Kepala Lapas Kelas IIA Lahat
merupakan upaya perbaikan mutu pelayanan.
e. Anti Korupsi
1) Jujur dalam menyampaikan latarbelakang kegiatan yang akan
dilakukan.
2) Berani mengemukakan pendapat kepada atasan langsung dan
meminta izin kepada Kepala Lapas Kelas IIA Lahat untuk
melaksanakan kegiatan.
34
b. Transparan
Koordinasi dengan atasan langsung dan meminta izin kepada Kepala
Lapas Kelas IIA Lahat sebagai bentuk keterbukaan informasi kepada pihak
yang akan terlibat langsung dalam rencana kegiatan nantinya.
4. Analisis Dampak
a. Dampak Positif
Dengan meminta persetujuan atasan langsung selaku Kasubsi
Bimkemaswat dan meminta izin kepada Kepala Lapas Kelas IIA Lahat
untuk melaksanakan kegiatan, kegiatan yang dilaksanakan menjadi
lebih mudah, transparan dan memiliki kekuatan untuk di pertanggung
jawabkan.
b. Dampak Negatif
Apabila kegiatan ini tidak dilaksanakan, maka kegiatan selanjutnya
yang akan dilakukan menjadi tidak memiliki izin (ilegal) dan tidak dapat
dipertanggung jawabkan kebenarannya.
1. Tahapan Kegiatan
a. Menyusun SOP sesuai Permenpan Nomor 35 Tahun 2012
b. Meminta persetujuan mentor untuk SOP yang telah disusun
c. Mencetak SOP yang telah di disetujui oleh Kasubsi Bimkemaswat
d. Meletakan SOP di ruang poliklinik Lapas
e. Mensosialisasikan SOP yang dibuat pada tenaga medis di Lapas Kelas
IIA Lahat
35
2. Pemahaman Nilai- Nilai Dasar CPNS
a. Akuntabilitas:
Bertanggung jawab dalam menyusun SOP tentang alur masuk obat
bawaan pengunjung sesuai dengan dasar hukum yang ada dan
berupayah melakukan yang terbaik.
b. Nasionalisme:
Etos kerja dalam membuat SOP menunjukan komitmen untuk mencapai
tujuan agar pengunjung memahami alur masuk obat bawaan
c. Etika Publik:
SOP dibuat dengan cermat dan diletakan ditempat strategis di poliklinik
sehingga tenaga medis dan petugas dapat mengetahui alur masuk obat
bawaan pengunjung yang benar.
d. Komitmen Mutu:
Membuat SOP merupakan inovasi yang dilakukan untuk meningkatkan
pemahaman tenaga medis dan petugas yang ada di Lapas Kelas IIA
Lahat. Pemilihan kata-kata juga dilakukan dengan pertimbangan sopan
dan santun agar tidak menyinggung perasaan.
e. Anti Korupsi:
1) Mandiri dalam menyusun SOP tentang alur masuk obat bawaan
pengunjung yang sebelumnya belum ada.
2) Untuk membuat SOP yang bermutu diperlukan kerja keras dan
didiplin yang tinggi.
36
“PASTI” pada huruf P dan T yaitu :
a. Profesional
Perawat melakukan upaya penyampaian informasi (peran perawat
sebagai edukator) menggunakan SOP yang dibuat dalam upaya
meningkatkan mutu pelayanan.
b. Inovatif
SOP tentang alur masuk obat bawaan pengunjung yang sebelumnya
tidak ada merupakan inovasi yang dilakukan perawat dalam upaya
meningkatan mutu pelayanan.
4. Analisis Dampak
a. Dampak Positif
Dengan membuat SOP tentang alur masuk obat bawaan pengunjung,
setiap tenaga kesehatan dan petugas dapat mengetahui bagaimana
alur masuk obat yang benar dan sesuai dengan standar operasional
prosedur sehingga tidak ada lagi obat yang masuk tanpa izin dari
tenaga kesehatan yang ada di dalam Poliklinik Lapas.
b. Dampak Negatif
Apabila kegiatan pembuatan SOP ini tidak dilaksanakan, maka tenaga
kesehatan yang ada di Poliklinik Lapas tidak memiliki acuan dalam
melaksanakan tugas dan peredasan obat bebas didalam Lapas akan
semakin meningkat.
37
1. Tahapan Kegiatan
a. Menyusun Satuan Acara Penyuluhan sebagai kerangka dalam
melakukan sosialisasi pada petugas, pengunjung dan WBP
b. Mendesain maedia sosialisasi berupa banner dan leaflet
c. Meminta persetujuan mentor untuk SAP, desain banner dan leaflet yang
dibuat
d. Mencetak SAP, banner dan leaflet yang telah di setujui mentor
e. Meletakan banner di tempat strategis di ruang P2U
38
membuat media sosialisasi
2) Kerja Keras dalam pembuatan SAP dan media sosialisasi (banner
dan leaflet) yang berkualitas
3) Sederhana, penggunaan banner sebagai media sosialisasi dianggap
ekonomis dan dapat digunakan dlam jangka waktu yang lama
Aktualisasi nilai dasar ANEKA saat membuat SAP dan banner memberikan
penguatan terhadap nilai organisasi Kementerian Hukum dan HAM
“PASTI” pada huruf P dan T yaitu :
a. Profesional
Perawat melakukan upaya penyampaian informasi (peran perawat sebagai
edukator) kepada petugas, pengunjung dan WBP dalam upaya
meningkatkan mutu pelayanan melalui media sosialisasi yang dibuat.
b. Inovatif
SAP dan Banner tentang alur masuk obat bawaan pengunjung yang
sebelumnya tidak ada merupakan inovasi yang dilakukan perawat.
4. Analisis Dampak
a. Dampak Positif
Dengan membuat SAP dan media sosialiasi (banner dan leaflet) sosialiasi
yang dilakukan menjadi lebih terarah dan peserta sosialisasi dapat lebih
mudah memahami materi yang disampaikan.
b. Dampak Negatif
Apabila kegiatan pembuatan SAP dan media sosialisasi (banner dan
39
leaflet) ini tidak dilaksanakan, sosialisasi yang dilakukan menjadi tidak
terarah karena tidak ada kerangka kerja untuk pelaksanaan sosialiasi dan
peserta sosialiasi menjadi sulit memahami materi yang di sampaikan
karena tidak adanya gambaran secara visual tentang alur masuk obat
bawaan pengunjung.
40
c. Etika Publik:
Buku didesain sesuai kebutuhan akan informasi yang diperlukan untuk
mendokumentasikan setiap obat yang dibawa oleh pengunjung
d. Komitmen Mutu:
Membuat buku khusus untuk mencatat obat merupakan inovasi yang
dilakukan untuk meningkatkan mutu pelayanan
e. Anti Korupsi:
1) Mandiri dalam menentukan desain buku khusus catatan obat
2) Kerja Keras dalam pembuatan buku khusus catatan obat
3) Sederhana, penggunaan buku efektif dan murah namun tetap
mampu berfungsi sebagaimana mestinya
41
4. Analisis Dampak
a. Dampak Positif
Dengan membuat buku khusus obat bawaan pengunjung setiap obat
masuk yang dibawa oleh pengunjung terdokumentasikan dengan baik dan
tidak ada lagi obat yang masuk ke WBP tanpa diketahui dan di catat oleh
tenaga medis Poliklinik Lapas.
b. Dampak Negatif
Apabila kegiatan pembuatan buku khusus obat bawaan pengunjung ini
tidak dilakukan maka resiko obat masuk tanpa sepengetahuan tenaga
medis Poliklinik Lapas akan lebih besar, dan adanya pemberian obat
ganda dapat terjadi karena tidak adanya data yang terdokumentasi tentang
obat apa saja yang di gunakan WBP.
1. Tahapan Kegiatan
a. Membuat desain tempat penyimpanan sementara obat yang diinginkan
b. Membuat surat permohonan pembuatan lemari tempat penyimpanan
sementara obat yang ditujukan kepada Kasi Kegiatan Kerja di Lapas
Kelas IIA Lahat
c. Membantu dan memonitor proses pembuatan sampai dengan finishing
lemari tempat penyimpanan sementara obat
d. Melakukan serah terima lemari tempat penyimpanan sementara obat
dari Kasi Kegiatan Kerja untuk Poliklinik Lapas Kelas IIA Lahat
e. Membuat kartu tanda bukti kepemilikan obat
42
f. Meletakan tempat penyimpanan obat di ruang Poliklinik
43
Berkualitas “
4. Analisis Dampak
a. Dampak Positif
Dengan membuat tempat penyimpanan sementara obat setiap obat yang
dilarang untuk dibawa masuk karena jumlahnya terlalu banyak / tidak
sesuai dengan kondisi WBP yang sakit dapat tersimpan dengan aman dan
rapih.
b. Dampak Negatif
Apabila kegiatan pembuatan tempat penyimpanan sementara obat tidak
dilakukan maka resiko obat bawaan pengunjung yang tidak boleh di bawah
masuk tertukar akan lebih besar, dan kepercayaan pengunjung untuk
menitipkan obat mereka akan menurun.
44
Lampiran Foto dan Video Dokumentasi
Absensi
SAP dan Media Sosialisasi (Banner dan Leaflet)
1. Tahapan Kegiatan
6. Meminta izin pada komandan jaga untuk pengamanan saat sosialisasi
pada WBP
7. Menyiapkan tempat sosialisasi yaitu ruang tunggu (untuk sosialisasi pada
pengunjung), ruang P2U (untuk sosialisasi pada petugas) dan masjid /
lapangan upacara untuk sosialisasi pada WBP.
8. Menyiapkan absensi kehadiran
9. Membagikan leaflet pada peserta sosialisasi
10. Melaksanakan sosialisasi tentang alur masuk obat bawaan pengunjung
untuk WBP sesuai dengan SAP yang telah disusun
45
2) Jujur dalam penyampaian informasi
3) Peduli terhadap kepentingan dan kebutuhan pengunjung, petugas
dan WBP terhadap informasi tentang alur masuk obat
4) Mandiri, melakukan sendiri sosialisasi
5) Tanggung Jawab sebagai seorang perawat dalam memberikan
edukasi kepada petugas, pengunjung dan WBP
6) Disiplin dalam menyampaikan sosialisasi sesuai SAP yang dibuat
Aktualisasi nilai dasar ANEKA saat mensosialisasi tentang alur masuk obat
kepada pengunjung memberikan penguatan terhadap nilai organisasi
Kementerian Hukum dan HAM “PASTI” pada huruf P dan S yaitu:
a. Profesional
Perawat berperan sebagai edukator untuk meningkatkan pemahaman
petugas, pengunjung dan WBP tentang alur masuk untuk WBP.
Perawat dituntut mampu menyampaikan informasi secara lengkap dan
tepat.
b. Sinergi
Perawat membangun hubungan kerjasama yang baik dengan petugas,
pengunjung dan WBP di Lapas dalam upaya mencapai tujuan yang
diharapkan.
46
4. Analisis Dampak
a. Dampak Positif
Kegiatan sosialisasi dilakukan untuk meningkatkan pemahaman baik
pengunjung, WBP maupun petugas tentang bagaimana alur masuk obat
bawaan pengujung sebelum sampai ke WBP. Diharapkan setelah
dilakukan sosialisasi tidak lagi ditemukan obat yang masuk tanpa izin /
resep dokter / petugas medis dan obat dalam jumlah berlebih di kamar
WBP.
b. Dampak Negatif
Apabila kegiatan sosialiasi tentang alur masuk obat ini tidak dilakukan
maka pelangaran obat masuk tanpa izin dari tenaga medis Poliklinik Lapas
akan banyak ditemukan, karena kurangnya informasi tentang aturan
tersebut.
47
obat yang berlebih setelah selesai berkunjung
Aktualisasi nilai dasar ANEKA saat mensosialisasi tentang alur masuk obat
48
kepada pengunjung memberikan penguatan terhadap nilai organisasi
Kementerian Hukum dan HAM “PASTI” pada huruf P dan S yaitu:
a. Akuntabel
Perawat melakukan evaluasi terhadap kegiatan yang telah dilakukan
sebagai bentuk pertanggung jawaban terhadap apa yang telah
dikerjakan.
b. Sinergi
Perawat memastikan hubungan kerjasama antara penjagaan di P2U
dan Tenaga medis Lapas berjalan dengan selaras untuk mencapai
tujuan yang diharapkan.
4. Analisis Dampak
a. Dampak Positif
Kegiatan pemeriksaan dan pencatatan obat bawaan pengunjung
menjadi evaluasi dari seluruh kegiatan yang dilakukan, dimana setiap
pengunjung yang membawa obat untuk WBP di periksa oleh petugas
medis Lapas, obat yang diizinkan untuk dibawah masuk di catat dalam
buku catatan khusus obat sedangkan obat yang dilarang masuk
disimpan di lemari penyimpanan sementara obat.
b. Dampak Negatif
Apabila kegiatan uji coba pemeriksaan obat bawaan pengunjung ini
tidak dilakukan maka rangkaian kegiatan yang telah dilakukan tidak
dapat dievaluasi, penulis tidak dapat menilai bagaimana sosialisasi
yang dilakukan efektif terhadap kepatuhan petugas dan pengunjung
teradap alur masuk obat bawaan pengunjung yang telah dibuat.
49
B. Capaian Kegiatan Habituasi
50
No. Kegiatan Tahapan Kegiatan Waktu Prosentase Prosentase Nilai ANEKA dan Output Ket
Pelaksanaan Capaian Capaian Kedudukan dan Peran
Kegiatan Tahapan ASN dalam NKRI
(%) (%)
51
pelayanan
Anti korupsi:
1. Jujur dalam
menyampaikan apa
yang menjadi
alasan dalam
mengangkat Isu
2. Berani
mengemukakan
pendapat kepada
atasan tentang Isu
yang akan diangkat
Manajemen ASN :
52
2. Membuat SOP tentang a. Menyusun SOP 09/07/2018, Nilai Dasar ANEKA 1. Foto
alur masuk obat bawaan sesuai Permenpan
Dokumentasi
pengunjung untuk WBP Nomor 35 Tahun 10/07/2018, Akuntabilitas:
2012 Bertanggung jawab dalam 2. Print Out
b. Meminta 11/07/2018, membuat SOP yang telah
persetujuan dipilih, dan berupayah SOP
mentor untuk SOP
12/07/2018, melakukan yang terbaik.
yang telah disusun 13/07/2018,
c. Mencetak SOP Nasionalisme:
yang telah di 14/07/2018 Etos kerja dengan
disetujui oleh membuat SOP menunjukan
Kasubsi komitmen untuk mencapai
Bimkemaswat tujuan agar pengunjung
d. Meletakan SOP di memahami alur masuk obat
ruang poliklinik bawaan
Lapas
e. Mensosialisasikan 100 % 100 % Etika Publik: Terlaksana
SOP yang dibuat Meletakan SOP di tempat
pada tenaga medis strategis dipoliklinik agar
di Lapas Kelas IIA setiap petugas dan tenaga
Lahat medis dapat mengetahui
alur masuk obat bawaan
pengunjung
Komitmen Mutu:
Membuat SOP merupakan
inovasi yang dilakukan
untuk meningkatkan
pemahaman pengunjung.
Pemilihan kata-kata juga
dilakukan dengan
pertimbangan sopan dan
santun agar tidak
menyinggung perasaan,
53
penggunaan banner
diangap efektif dan efisien
karena dapat digunakan
dalam jangka waktu yang
panjang dengan harga
yang terjangkau.
Anti Korupsi:
1. Mandiri dalam
menyusun SOP
2. Kerja Keras dalam
pembuatan SOP
Pelayanan Publik :
Penyusunan SOP sebagai
upaya peningkatan
pelayanan Publik
3. Membuat SAP dan media a. Menyusun Satuan 16/07/2018, Nilai Dasar ANEKA 1. Foto dan
sosialisasi tentang alur Acara Penyuluhan video
masuk obat bawaan sebagai kerangka 17/07/2018, Akuntabilitas: 2. Bukti
pengunjung untuk WBP Bertanggung jawab dalam
dalam melakukan 18/07/2018, persetujuan
membuat SAP dan media
sosialisasi pada 100 % 100 % rancangan Terlaksana
19/07/2018, sosialisasi yang telah
petugas, dipilih, dan berupayah SAP, banner
pengunjung dan melakukan yang terbaik. dan leaflet
21/07/2018,
WBP 3. SAP, Banner
b. Mendesain maedia 23/07/2018, Nasionalisme: dan Leafleat
sosialisasi berupa Etos kerja dengan yang telah di
54
banner dan leaflet 24/07/2018, membuat SAP dan media cetak
c. Meminta sosialisasi banner dan 4. Kwitansi
persetujuan 30/07/2018 leaflet menunjukan pembayaran
komitmen untuk mencapai
mentor untuk SAP, percetakan
tujuan agar pengunjung
desain banner dan memahami alur masuk obat banner
leaflet yang dibuat bawaan
d. Mencetak SAP,
banner dan leaflet Etika Publik:
yang telah di Meletakan banner di
setujui mentor tempat yang strategis dan
dapat di lihat oleh semua
e. Meletakan banner
pengunjung yang datang
di tempat strategis
Komitmen Mutu:
di ruang P2U
Membuat SAP, banner dan
leaflet merupakan inovasi
yang dilakukan untuk
meningkatkan pemahaman
pengunjung. Pemilihan
gambar dan kata-kata juga
dilakukan dengan
pertimbangan sopan dan
santun agar tidak
menyinggung perasaan,
penggunaan banner
diangap efektif dan efisien
karena dapat digunakan
dalam jangka waktu yang
panjang dengan harga
yang terjangkau.
Anti Korupsi:
1. Mandiri dalam
55
menyusun SAP
dan menentukan
desain dan
membuat media
sosialisasi
2. Kerja Keras dalam
pembuatan SAP
dan media
sosialisasi banner
dan leaflet
3. Sederhana,
penggunaan
banner sebagai
media sosialisasi
dianggap ekonomis
dan dapat
digunakan dalam
jangka waktu yang
lama dan leaflet
yang dapat dibawa
oleh pengunjung
untuk dibaca
kembali nantinya
Pelayanan Publik :
Pembuatan SAP, banner
dan leaflet sebagai upaya
56
peningkatan pelayanan
Publik
4. Membuat buku catatan a. Mendesain buku 01/08/2018, Nilai Dasar ANEKA Bukti :
obat untuk
khusus obat yang
mendokumentasikansetia 02/08/2018, Akuntabilitas: 1. Foto
p obat yang akan dibawa akan dibawa Bertanggung jawab dalam dokumentasi
masuk oleh pengunjung 03/08/2018 membuat buku khusus
masuk oleh 2. Persetujuan
untuk mencatat setiap obat
format buku
pengunjung untuk yang akan dibawa masuk
oleh pengunjung dan 3. Print out buku
WBP
berupayah melakukan yang
b. Meminta terbaik.
persetujuan
Nasionalisme:
mentor untuk Etos kerja dengan
membuat buku khusus
format buku
100 % 100 % menunjukan komitmen Terlaksana
catatan obat yang untuk mencapai tujuan agar
setiap obat yang masuk
dibuat
terdokumentasikan dengan
c. Mencetak buku baik
khusus obat yang
Etika Publik:
akan dibawa Buku didesain sesuai
kebutuhan akan informasi
masuk oleh
yang diperlukan
pengunjung untuk
Komitmen Mutu:
WBP
Membuat buku khusus
d. Meletakan buku untuk mencatat obat
merupakan inovasi yang
khusus obat yang
dilakukan untuk
57
akan dibawa meningkatkan mutu
pelayanan.
masuk oleh
pengunjug untuk Anti Korupsi:
1. Mandiri dalam
WBP di ruang
menentukan desain
poliklinik buku khusus
catatan obat
2. Kerja Keras dalam
pembuatan buku
khusus catatan
obat
3. Sederhana,
penggunaan buku
efektif dan murah
namun tetap
mampu berfungsi
sebagaimana
mestinya
Pelayanan Publik :
Pembuatan buku sebagai
upaya peningkatan
pelayanan Publik
58
5. Menyediakan tempat a. Membuat desain 06/08/2018, Nilai Dasar ANEKA 1. Foto dan
penyimpanan sementara tempat Video
obat yang tidak boleh penyimpanan 07/08/2018, Akuntabilitas: dokumentasi
dibawa oleh pengunjung sementara obat Bertanggung jawab dalam
08/08/2018, 2. Surat
yang diinginkan membuat tempat
b. Membuat surat penyimpanan untuk permohonan
permohonan
09/08/2018, menyimpan setiap obat 3. Surat serah
pembuatan lemari yang tidak dapat dibawa terima
10/08/2018,
tempat masuk oleh pengunjung. 4. Tempat
penyimpanan 11/08/2018 penyimpanan
sementara obat Nasionalisme: obat
yang ditujukan Etos kerja dengan
5. Kartu tanda
kepada Kasi membuat tempat khusus
Kegiatan Kerja di penyimpanan obat bukti
Lapas Kelas IIA menunjukan komitmen
Lahat untuk mencapai tujuan agar
c. Membantu dan 100 % 100 % setiap obat yang tidak Terlaksana
memonitor proses dibawa masuk tetap
pembuatan sampai tersimpan dengan baik
dengan finishing
lemari tempat Etika Publik:
penyimpanan Tempat obat didesain
sementara obat sesuai kebutuhan dan
d. Melakukan serah mudah di jangkau
terima lemari
tempat Komitmen Mutu:
penyimpanan Membuat tempat
sementara obat penyimpanan obat
dari Kasi Kegiatan merupakan inovasi yang
Kerja untuk dilakukan untuk menjaga
Poliklinik Lapas obat yang tidak bisa dibawa
Kelas IIA Lahat masuk oleh pengunjung.
e. Membuat kartu
tanda bukti Anti Korupsi:
59
kepemilikan obat 1. Mandiri dalam
f. Meletakan tempat menentukan desain
penyimpanan obat tempat
di ruang Poliklinik penyimpanan obat
2. Kerja Keras dalam
pembuatan tempat
penyimpanan obat
3. Sederhana,
penggunaan
tempat
penyimpanan
efektif dan murah
karena
mengunakan
bahan sisa
pembuatan
furniture yang ada
di divisi kegiatan
kerja Lapas Kelas
IIA Lahat
Pelayanan Publik :
Pembuatan tempat
penyimpanan sementara
obat sebagai upaya
peningkatan pelayanan
Publik
60
WOG :
Bekerjasama dengan divisi
lain di Lapas dalam
pembuatan lemari tempat
penyimpanan sementara
obat merupakan
perwujudan dari WOG
dalam lingkup Lapas Kelas
IIA Lahat
61
upacara untuk petugas, pengunjung dan
WBP dalam meningkatkan
sosialisasi pada
mutu pelayanan
WBP.
Anti Korupsi:
c. Menyiapkan
1. Berani untuk tampil
absensi kehadiran dimuka umum
d. Membagikan 2. Jujur dalam
penyampaian
leaflet pada
informasi
peserta sosialisasi 3. Peduli terhadap
e. Melaksanakan kepentingan dan
kebutuhan
sosialisasi tentang
pengunjung
alur masuk obat terhadap informasi
bawaan tentang alur masuk
pengunjung untuk obat
4. Mandiri, melakukan
WBP sesuai
sendiri sosialisasi
dengan SAP yang 5. Tanggung Jawab
telah disusun sebagai seorang
perawat dalam
memberikan
edukasi kepada
keluarga WBP
6. Disiplin dalam
menyampaikan
sosialisasi sesuai
waktu yang telah
ditentukan
62
Kedudukan dan Peran
ASN
Manajemen ASN
Melakukan sosialisasi
tentang alur masuk obat
bawaan pengunjung
merupakan perwujudan
Manajemen ASN dalam
meningkatkan kerapihan
dari sisi administrasi baik
pada petugas maupun
pengunjung
Pelayanan Publik :
Sosialiasi kepada petugas,
pengunjung dan WBP
merupakan bentuk
pemberian informasi
kepada publik untuk
meningkatkan pemahaman
dan kepatuhan publik.
7. Melakukan uji coba a. Mengawasi 15/08/2018, Nilai Dasar ANEKA 1. Foto Kegiatan
kegiatan pemeriksaan kegiatan 2. Video
dan pencatatan obat
21/08/2018, Akuntabilitas :
pemeriksaan
bawaan pengunjung 24/08/2018, Sebagai bentuk bentuk
barang bawaan
28/08/2018 pertanggung jawabandari
pengunjung di P2U 100 % 100 % Terlaksana
apa yang dikerjakan dan
b. Memeriksa obat 29/08/2018, mencegah terjadinya
bawaan 31/08/2018, kecurangan selama proses
pengunjung pelaksanaan
03/09/2018,
c. Membatasi obat
63
yang dibawa 04/09/2018 Nasionalisme :
pengujung Tidak diskriminatif dalam
05/09/2018, melakukan kegiatan
d. Mencatat obat
07/09/2018, pemeriksaan dan
bawaan
10/09/2018, pencatatan.
pengunjung
kedalam buku 12/09/2018 Etika Publik :
khusus obat 13/09/2018, Selama melakukan
bawaan pemeriksaan dan
14/09/2018,
pengunjung pencatatan menjunjung
17/09/2018, tinggi keadilan, cepat,
e. Menyimpan
19/09/2018 tepat, dan jujur
kelebihan obat
yang dibawa 20/09/2018, Komitmen Mutu :
pengunjung Mampu bekerjasama
21/09/2018,
Mengingatkan dengan pihak penjagaan
24/09/2018, dan bersikap profesional
pengunjung untuk
Anti Korupsi:
mengambil kembali 25/09/2018
1. Peduli dan
sisa obat yang berlebih
bertanggung jawab
setelah selesai terhadap
berkunjung keberhasilan dari
sosialisasi yang
telah dilakukan
2. Mandiri dan Kerja
Keras dengan
turun langsung
memastikan
kegiatan berjalan
dengan lancar
64
Kedudukan dan Peran
ASN
Manajemen ASN
Melakukan evaluasi
tehadap sosialisasi tentang
alur masuk obat bawaan
pengunjung merupakan
perwujudan Manajemen
ASN dalam meningkatkan
kerapihan dari sisi
administrasi baik pada
petugas maupun
pengunjung
Pelayanan Publik :
Evaluasi terhadap kegiatan
sosialisasi yang dilakukan
sebagai upaya peningkatan
pelayanan Publik
65
BAB IV
PENUTUP
a. Simpulan
Laporan ini merupakan laporan atas kegiatan aktualisasi
peserta diklat prajabatan golongan III pada instansi asal dalam upaya
menginternalisasikan nilai-nilai dasar ANEKA dan Kedudukan dan
Peran ASN dalam NKRI. Dalam perjalanannya untuk menjadi seorang
pelayan publik yang profesional, nilai – nilai ANEKA dan Kedudukan
dan Peran ASN dalam NKRI tersebut diimplementasikan kedalam
upaya pemecahan core issue tentang alur masuk obat bawaan
pengunjung untuk WBP yang ada di Lapas Kelas IIA Lahat.
Dalam proses mengaktualisasikan nilai-nilai dasar PNS dalam
diri penulis, penulis merasa upaya yang dilakukan untuk meningkatkan
kedisiplinan dan kepatuhan pengunjung dalam menerapkan alur
masuk obat bawaan dari pengunjung untuk WBP yang mulai bergerak
kearah yang lebih baik. Diharapkan kondisi seperti ini dapat
dipertahankan dan berlanjut hingga tahun-tahun berikutnya. Hal ini
ditandai semakin disiplainnya pengunjung dalam melaporkan diri jika
membawa obat untuk WBP kepada petugas, dan petuga semakin
disiplin dalam memeriksa dan mendokumentasikan setiap obat yang
dibawa masuk oleh pengunjung untuk WBP. Dengan keadaan seperti
ini penulis optimis kegiatan aktualisasi ini selanjutnya akan
meningkatkan mutu pelayanan yang ada di Lapas Kelas IIA Lahat.
b. Saran
Penulis menyarankan agar kegiatan sosialisasi ini dapat terus
berlanjut mengingat pengunjung dan WBP yang ada di Lapas Kelas IIA
Lahat terus bertambah dan berganti sehingga sosialisasi harus terus
dilakukan secara berkala agar kepatuhan dan kedisiplinan tentang alur
masuk obat bawaan pengunjung dapat terus terlaksana.
66
DAFTAR PUSTAKA
67
DAFTAR REFERENSI
68
BIODATA
I. Data Pribadi
1. TK Pertiwi Palembang
2. SD N 24 Palembang
3. SMP N 3 Palembang
4. MAN 3 Palembang Palembang
5. S1 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
6. Ners UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
69
LAMPIRAN
70
Lampiran 1
Gambar 2. Foto Dokumentasi Kegiatan Meminta Izin Kepada Kepala Lapas Kelas IIA Lahat Untuk
Pelaksanaan Kegiatan Aktualisasi.
71
Lampiran 2
72
Lampiran 3
Gambar 5. Foto Dokumentasi Kegiatan Pembuatan Media Sosialiasi Banner dan Leaflet
73
Lampiran 4
74
Lampiran 5
75
Lampiran 6
Gambar 10. Foto Dokumentasi Kegiatan Sosialisasi kepada WBP Sebelum Senam
Pagi
76
Lampiran 7
77