Anda di halaman 1dari 77

]]]]]]]]]]]]]]]]

LAPORAN HASIL AKTUALISASI


NILAI NILAI DASAR APARATUR SIPIL NEGARA ( ASN )

OPTIMALISASI HAND HYGIENE SEBELUM DAN SESUDAH TINDAKAN MEDIS


DIRUANG ARRAOUDAH 3 RSUD HAJI MAKASSAR PROVINSI SULSEL

Oleh:

AFRIANDI , A.Md.Kep
NIP 19900604 201903 1 012

NDH: 10

PROVINSI SULAWESI-SELATAN
BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA

PELATIHAN DASAR CPNS Gol. II


ANGKATAN LXXXIV

2019
LEMBAR PERSETUJUAN AKTUALISASI

NAMA : AFRIANDI ,A.Md.Kep


NIP. : 19900604 201903 1 012
SATUAN KERJA : RSUD HAJI MAKASSAR
JABATAN : PERAWAT TERAMPIL
JUDUL : OPTIMALISASI HAND HYGIENE SEBELUM DAN
SESUDAH TINDAKAN MEDIS DIRUANG
ARRAOUDAH 3 RSUD HAJI MAKASSAR PROVINSI
SULSEL

DISETUJUI UNTUK DISAMPAIKAN PADA SEMINAR HASIL


AKTUALISASI PELATIHAN DASAR CPNS GOLONGAN II ANGKATAN
LXXXIV TAHUN 2019

Makassar,29 november 2019

COACH, MENTOR,

Drs.H.JUNAID SHAHIB,M.Ag ADAM,S.Kep,Ns,M.Kep


NIP 19591231 198511 1 018 NIP 19730417 199303 1 005

Mengetahui,

An.Kepala BPSDM Prov.Sul-Sel


Kabid Diklat Kepemimpinan Aparatur

SULTAN RAKIB,S.S
NIP 19761008 200901 1 007
LEMBAR PENGESAHAN

ii
NAMA : AFRIANDI,A.Md.Kep
NIP : 19900604 201903 1 012
SATUAN KERJA : RSUD HAJI MAKASSAR
JABATAN : PERAWAT TERAMPIL

TELAH DISEMINARKAN PADA SEMINAR LAPORAN HASIL


AKTUALISASI LATSAR CPNS GOLONGAN II ANGKATAN LXXXIV
TAHUN 2019 PADA TANGGAL 25 OKTOBER TAHUN 2019

Makassar,03 desenber 2019

Menyetujui

COACH, PENGUJI,

Drs.H.JUNAID SHAHIB,M.Ag SANGNGING SADO,S.Kep,Ns,M.Kes


NIP 19591231 198711 1 018 NIP 19650623 198703 2 009

Mengetahui:
An.Kepala BPSDM Prov.Sul-Sel
Kabid Diklat Kepemimpinan Aparatur

SULTAN RAKIB,S.S
NIP. 19761008 200901 1 007

iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada ALLAH SWT TUHAN YANG MAHA ESA atas
karunia dan RahmatNya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan
rancangan aktualisasi di RSUD Haji Makassar.
Dalam penyusunan rancangan aktualisasi ini penulis mendapatkan banyak
bantuan, bimbingan, dan dorongan dari berbagai pihak. Sehingga rancangan ini
dapat diselesaikan tepat waktu, untuk itu perkenankan penulis mengucapan terima
kasi yang tulus kepada:
1. Bapak Drs.H.JUNAID SHAHIB.M.Ag selaku coach penulis. Terima kasih
atas kesediaan membimbing dan mengarahkan dengan sabar, memberikan
saran dan masukan demi terwujudnya kegiatan aktualisasi ini.
2. Bapak ADAM,S.Kep.Ns,M.Kep selaku mentor penulis yang bersedia
membimbing, memberikan saran dan masukan dalam memaksimalkan
kegiatan-kegiatan dalam pelaksanaan rancangan aktualisasi di satuan kerja.
3. Kedua orang tua tercinta yang senantiasa memberikan semangat doa dan
nasihat-nasihat yang tiada henti-hentinya, hingga penulis bisa sampai ke
tahap ini. Terimakasih atas dukungan baik berupa moril maupun materil yang
belum tentu penulis dapat membalasnya.
4. Teman-teman seperjuangan Angkatan LXXXIV yang telah bersama-sama
penulis berbagi penggalaman dan memberi semangat dalam menjalani proses
latsar.
Semoga atas dukungan kalian yang tiada terkira, rancangan aktualisasi ini
dapat memberikan kontribusi dalam mengembangkan pelayanan publik yang lebih
baik.
Bagaimanapun, rancangan aktualisasi ini tetap memiliki banyak kekurangan,
sehingga penulis memohon kritik dan saran dari pembaca untuk memberikan
masukan demi perbaikan di masa yang akan datang.
Makassar,25 oktober2019

AFRIANDI,A.MD,Kep

iv
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .......................................................................................i


LEMBAR PERSETUJUAN............................................................................. ii
LEMBAR PENGESAHAN.............................................................................. iii
KATA PENGANTAR...................................................................................... iv
DAFTAR ISI.................................................................................................... v
DAFTAR LAMPIRAN.................................................................................... vi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang......................................................................................1

B. Tujuan ......................................................................................3

C. Manfaat ......................................................................................3

D. Ruang lingkup…...................................................................................4

BAB II GAMBARAN UMUM ORGANISASI


A. Sejarah RSUD HAJI............................................................................. 5

B. Visi dan Misi ...................................................................................... 7

C. Nilai-Nilai Organisasi........................................................................... 7

D. Struktur Organisasi............................................................................... 8

E. Tugas dan fungsi Organisasi………………………………………… 11

F. Nilai nilai Organisasi……………………………………………….... 11

G. Nilai nilai dasar ASN………………………………………………… 11

H. Sikap perilaku disiplin ASN…………………………………………. 23

I. Peran dan kedududkan ASN…………………………………………. 27

v
BAB III RANCANGAN AKTUALISASI DAN NILAI-NILAI DASAR
PROFESI ASN
A. Identifikasi Isu……………………………………………………….. 32

B. Rancangan aktualisasi……………………………………………….. 34

BAB IV CAPAIAN AKTUALISASI DAN NILAI-NILAI DASAR PROFESI


APARATUR SIPIL NEGARA
A. Capaian aktualisasi............................................................................... 46

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN


A. Kesimpulan........................................................................................... 52

B. Saran..................................................................................................... 53

LAMPIRAN KEGIATAN
Lampiran 1 Foto Kegiatan Aktualisasi........................................................... 54
Lampiran 2 Rekomendasi Mentor....................................................................
Lampiran 3 Kartu Bimbingan Coach.................................................................
Lampiran 4 Kartu Bimbingan Mentor

vi
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah suatu bangsa yang terdiri
dari ribuan pulau yang tersebar dari Sabang sampai Merauke.Kekayaan alam
Indonesia membutuhkan pengelolaan yang baik demi mewujudkan kesejahteraan
bangsa dan negara Indonesia.Indonesia sebagai bangsa dan negara harus
memberikan perlindungan terhadap kehidupan dan penghidupan termasuk
jaminan terhadap kesehatan, dalam rangka mewujudkan kesejahteraan umum
yang berlandaskan Pancasila, sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
Aparatur Sipil Negara (ASN) merupakan pelayan masyarakat / abdi
negara yang memiliki tanggung jawab terhadap pelayanan publik dalam rangka
mewujudkan kesejahteraan masyarakat. Hal tersebut ditegaskan dalam Undang-
Undang No 5 Tahun 2014 yang menyatakan bahwa untuk memenuhi tuntutan
nasional dan tantangan global dalam mewujudkan Aparatur Sipil Negara sebagai
bagian dari reformasi birokrasi, maka Pemerintah Pusat merasa perlu menetapkan
Aparatur Sipil Negara sebagai profesi yang memiliki kewajiban mengelola,
mengembangkan diri serta wajib mempertanggungjawabkan kinerja selain
menerapkan prinsip merit dalam pelaksanaan Manajemen ASN.
Sebagai ASN dalam bidang kesehatan, ASN memiliki peran penting
untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan yang maksimal kepada
masyarakat agar masyarakat mampu untuk meningkatkan kesadaran, kemauan,
dan kemampuan hidup sehat sehingga akan terwujud derajat kesehatan yang
setinggi-tingginya sebagai investasi bagi pembangunan sumber daya manusia
yang produktif secara sosial dan ekonomi serta sebagai salah satu unsur
kesejahteraan umum sebagaimana dimaksud dalam Pembukaan Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

1
Sejalan dengan telah ditetapkannya UU Nomor 5 Tahun 2014 tentang
Aparatur Sipil Negara (ASN) dan merujuk pada pasal 63 ayat 3 dan 4;
CPNSwajib menjalani masa percobaan yang dilaksanakan melalui proses
Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) terintegrasi untuk membangun integritas moral,
kejujuran, semangat, dan motivasi nasionalisme dan kebangsaan, karakter
kepribadian yang unggul dan bertanggung jawab, dan memperkuat
profesionalisme serta kompetensi bidang.
Oleh karena itu, diperlukan sebuah pelatihan dasar yang inovatif dan
terintegrasi. Penyelenggaraan Diklat ini bertujuan agar para peserta mampu
menginternalisasi nilai-nilai dasar Aparatur Sipil Negara (ASN) dengan cara
mengalami sendiri dalam penerapan aktualisasi di tempat kerja sehingga peserta
dapat merasakannya secara langsung. Nilai-nilai dasar profesi yang harus dimiliki
oleh seorang Aparatur Sipil Negara (ASN) yang profesional dan berkarakter
diantaranya:
1. Akuntabilitas, merupakan kewajiban pertanggungjawaban yang harus
dicapai dalam menjalankan tugas serta kewenangan;
2. Nasionalisme yaitu pandangan tentang rasa cinta yang wajar terhadap
bangsa dan negara, serta sekaligus menghormati bangsa lain;
3. Etika Publik merupakan refleksi atas baik/buruk, benar/salah yang harus
dilakukan atau bagaimana melakukan yang baik/benar.
4. Komitmen Mutu yaitu komitmen terhadap pelayanan kepada masyarakat
yang berorientasi terhadap mutu pelayanan yang prima;
5. Anti Korupsi adalah sifat menjauhkan diri dari kecurangan dalam bentuk
gratifikasi atau tindak kecurangan lain dalm menjalankan tugas dan
kewenangan yang dapat merugikan bangsa dan negara.
Sehubungan dengan kegiatan off campus peserta Pendidikan dan
Pelatihan Dasar CPNS Pemprov Sulawesi Selatan tahun 2019, diharapkan dapat
melakukan kegiatan aktualisasi yang sesuai dengan isu yang terdapat di Satuan
Kerja masing-masing untuk mendukung visi dan misi instansi.

2
Untuk itu, kegiatan aktualisasi yang saya lakukan adalah Optimalisasi Hand
Hygiene Sebelum dan Sesudah Tindakan Medis Di RSUD HAJI
MAKASSAR PROVINSI SULSEL

B. Tujuan dan Manfaat Aktualisasi


1. Tujuan Umum
Tujuan umum dari kegiatan ini yaitu untuk menginternalisasi dan
mengaktualisasikan nilai-nilai dasar ASN yaitu berupa Akuntabilitas,
Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi sehingga
mampu menjadi kebiasaan dalam bekerja dan akhirnya mampu
melaksanakan tugas dan perannya secara bertanggung jawab professional.
2. Tujuan Khusus
Tujuan khusus yang hendak di capai adalah sebagai berikut:
a. Untuk memahami konsepsi pembelajaran habituasi;
b. Untuk memahami tahapan kegiatan pembelajaran aktualisasi; dan
c. Untuk melaksanakan tahapan pembelajaran aktualisasi:
 menyusun rancangan aktualisasi;
 mempresentasikan rancangan aktualisasi;
 melaksanakan aktualisasi;
 menyusun laporan aktualisasi;
 mempresentasikan laporan aktualisasi.
3. Manfaat
Kegiatan ini bermanfaat dalam penerapan nilai-nilai dasar ASN
dalam tugas dan peran baik dalam instansi pemerintah maupun dalam
bermasyarakat, sehingga kemampuan membangun dan mengintegrasikan
pengetahuan dan berbagai keterampilan, membangun sikap dan nilai pribadi
yang positif dan professional yang didasarkan pada pengalaman dan
pembelajaran yang dilakukan.

3
4. Ruang Lingkup
Ruang Lingkup kegiatan ini meliputi aktualisasi mata pelatihan
untuk pembelajaran agenda Sikap Perilaku Bela Negara, aktualisasi mata
pelatihan untuk pembelajaran agenda Nilai-Nilai Dasar PNS, Aktualisasi
mata pelatihan untuk pembelajaran agenda dan kedudukan peran PNS dalam
NKRI. Nilai-Nilai Dasar profesi PNS hanya terbatas pada lima nilai dasar,
yaitu Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, dan Anti
Korupsi serta mata pelatihan untuk agenda Habituasi yang dilaksanakan di
RSUD Haji Makassar

BAB II

4
GAMBARAN UMUM ORGANISASI

A. Sejarah RSUD Haji


RSUD Haji Makassar Provinsi Sulawesi Selatan merupakan salah satu
rumah sakit milik Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan yang berlokasi di Jln.
Daeng Ngeppe No.14 Kelurahan Jongaya, Kecamatan Tamalate, Kota Makassar.
Berdiri diatas tanah seluas 1,34 HA milik pemerintah Daerah Sulawesi Selatan
terletak di ujung selatan Kota Makassar yang pembangunannya ditetapkan di
daerah bekas lokasi Rumah Sakit Kusta Jongaya dan diharapkan dapat
mendukung kelancaran kegiatan pelayanan calon Jemaah Haji dan masyarakat
sekitarnya.
Latar belakang berdirinya Rumah Sakit Haji di Indonesia, berawal dari
hibah pemerintah Kerajaan Arab Saudi sebagai kompensasi Musibah
Terowongan Mina yang menyebabkan gugurnya 631 jemaah haji asal Indonesia,
termasuk jemaah yang berasal dari Provinsi Sulawesi Selatan. Didirikan sebagai
monument hidup dalam mengenang dan mengambil hikmah terjadinya musibah
terowongan Al Muaisim di Mina tanggal 2 Juli 1990
Selain Provinsi Sulawesi Selatan, RSUD Haji juga dibangun di tiga kota
lain di Indonesia yaitu Jakarta, Medan, dan Surabaya. Rumah Sakit Haji Makassar
diresmikan oleh Presiden Republik Indonesia pada tanggal 16 Juli Tahun
1992.Pengelolaan Rumah Sakit oleh Pemerintah Sulawesi Selatan dengan Surat
Keputusan Gubernur Nomor : 802/VII/1992 tentang Susunan Organisasi dan Tata
Kerja Rumah Sakit, serta Surat Keputusan Gubernur Sulawesi Selatan Nomor:
1314/IX/1992 tentang tarif pelayanan kesehatan pada Rumah Sakit Haji
Makassar.
Seiring berjalannya waktu, RSUD Haji Makassar mengalami
perkembangan berturut-turut sebagai berikut:
1. Menjadi Rumah Sakit Umum milik Pemerintah Daerah Provinsi
SulawesiSelatan dengan Klasifikasi C berdasarkan Keputusan Departemen
Kesehatan Republik Indonesia Nomor: 762/XII/1993; memiliki surat izin
pelayanan rumah sakit berdasarkan Surat Keputusan Nomor: 07375/Yankes-

5
2/V/2010 tentang Penyelenggaraan Pelayanan RSUD Haji Makassar yang
berlaku 5 (lima) tahun dari tanggal 27 Mei 2010 s/d 27 Mei 2015
2. Menjadi rumah sakit kelas B Non Pendidikan berdasarkan Surat Keputusan
Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1226/Menkes/SK/VII/2010
tentang penetapan status rumah sakit Haji Makassar dari kelas C menjadi
kelas B non pendidikan pada tanggal 27 Agustus tahun 2010
3. Menerapkan sistem manajemen ISO 9001 : 2008 tahun 2010
Lulus tingkat lanjutan akreditasi kedua (12 pelayanan) dengan sertifikat
nomor : KARS-Sert/31/VII/2011
4. Menjadi rumah sakit umum daerah yang menerapkan Pola Pengelolaan
Keuangan Badan Layanan Umum Daerah (PPK-BLUD) berdasarkan surat
Keputusan Gubernur Sulawesi Selatan Nomor : 2131/VIII/2012 tentang
penetapan RSUD Haji Makassar sebagai satuan kerja perangkat daerah
untuk menerapkan Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum
Daerah secara penuh tanggal 8 Agustus 2012
5. Menerapkan ISO terintegrasi : ISO 9001 : 2008 (Manajemen Mutu), ISO
18001 : 2007 (OHSAS), ISO 14001 : 2004 (Sistem Manajemen
Lingkungan) sejak tahun 2012-2014
6. Lulus dan mendapat Predikat PARIPURNA dengan sertifikat nomor:
KARS-SERT/793/VIII/2017
Diresmikan di Makassar pada tanggal 16 Juli 1992 ditandai dengan
Penandatanganan Prasasti Pendirian Rumah Sakit dilakukan oleh Bapak Presiden
Soeharto sebagai kelanjutan surat keputusan bersama tiga menteri (Menteri Dalam
Negeri, Menteri Agama, dan Menteri Kesehatan) tentang pembentukan panitia
pembangunan Rumah Sakit Haji di empat Embarkasi termasuk Makassar.
RSUD Haji Makassar menawarkan pelayanan kesehatan Islami yang
modern, paripurna dan berkualitas untuk anak-anak, individu, keluarga, maupun
karyawan dari segala kelompok usia. Berbekal tekad untuk menghadapi tantangan
yang ada saat ini serta keinginan untuk memenuhi segala tuntutan kebutuhan
penyediaan pelayanan kesehatan yang lebih baik, RSUD Haji Makassar senantiasa
meningkatkan kualitas sarana dan prasarana, peralatan medis pendukung serta

6
kualitas sumber daya manusia yang ada dan didukung oleh dokter umum, dokter
spesialis, dokter gigi, perawat, tenaga penunjang diagnostic, tenaga administrasi
yang senantiasa berupaya memberikan pelayanan kesehatan sesuai standard.
Secara keseluruhan fasilitas pelayanan yang tersedia di RSUD Haji
Makassar meliputi : Pelayanan Rawat Jalan, Rawat Inap, Pelayanan Intensif,
Pelayanan Gawat Darurat, Pelayanan Penunjang Diagnostik, dan Pelayanan
Kesehatan Preventif.
Sejak berdirinya pada tanggal 16 Juli 1992, RSUD Haji Makassar telah
mengalami beberapa kali pergantian direktur berturut-turut sebagai berikut:
1. dr.H.Sofyan Muhammad, M.Si (1992-2001)
2. dr.Hj.Magdaniar Moein, M.Kes. (2001-2007)
3. drg.Abd.Haris Nawawi, MARS (2007-2008)
4. drg.Hj.Nurhasnah Palinrungi, M.Kes. (2008-Okt. 2015)
5. dr. Arman Bausat, Sp.B.,Sp.OT(K) Spine (Okt.2015-Agt 2017) Plt.
6. drg.Abd.Haris Nawawi, MARS (Agt. 2017-sekarang)

B. Visi RSUD Haji


“Menjadi Rumah Sakit Pendidikan Islami, Terpercaya, Terbaik Dan Pilihan
Utama Di Sulawesi – Selatan 2020”

C. Misi RSUD Haji


1. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan paripurna dan rujukan yang
berkualitas yang terjangkau oleh masyarakat.
2. Menyelenggarakan pendidikan dan riset tenaga kesehatan yang berkarakter
islami.
3. Menyelenggarakan pola tatakelola dan riset tenaga kesehatan yang baik,
akuntabel berbasis “ The Ten Golden Habits “
4. Meningkatkan kualitas pelayanan melalui pengembangan SDM, serta
mengembangkan dan meningkatkan sarana dan prasarana rumah sakit.
5. Meningkatkan kesejahteraan karyawan sebagai aset berharga bagi rumah
sakit

7
D. Struktur Organisasi
Struktur organisasi RSUD Haji Makassar Provinsi berdasar Pergub
Sulsel No.72 Tahun 2011 tentang Tupoksi dan rincian tugas jabatan structural
RSUD Haji adalah sebagai berikut:
1. Direktur
2. Wakil Direktur Pelayanan Medik dan Keperawatan membawahi :
a. Bidang Pelayanan Medik
1) Seksi Pengembangan Pelayanan Medik
2) Seksi Monitoring dan Evaluasi Pelayanan Medik
b. Bidang Pelayanan Keperawatan
1) Seksi Pengembangan Keperawatan
2) Seksi Monitoring dan Evaluasi Keperawatan
Disamping itu juga mengkoordinir beberapa instalasi, yaitu :
a. Instalasi Rawat Inap
b. Instalasi Rawat Jalan
c. Instalasi Gawat Darurat
d. Instalasi Bedah Sentral
e. Instalasi Perawatan Intensif
3. Wakil Direktur Penunjang Medik, Diklat, & Litbang membawahi :
a. Bidang Penunjang Medik
1) Seksi Pengembangan Fasilitas Pelayanan Medik, dan Pelayanan
Keperawatan
2) Seksi Rekam Medik
3) Seksi Asuhan Pelayanan Penunjang Medik
b. Bidang Diklat, Litbang dan Etika
1) Seksi Pendidikan dan Latihan
2) Seksi Penilitian dan Pengembangan
3) Seksi Etika dan Mutu Pelayanan

Disamping itu juga mengkoordinir beberapa intalasi, yaitu :

8
a. Instalasi Radiologi
b. Instalasi Laboratorium
c. Instalasi Gizi
d. Instalasi Farmasi
e. Instalasi PS-RS
f. Instalasi CSSD/Laundry
g. Instalasi Rehabilitasi Medik
4. Wakil Direktur Umum dan Keuangan membawahi :
a. Bagian Umum
1) Sub Bagian Tata Usaha dan Rumah Tangga
2) Sub Bagian Kepegawaian
3) Sub Bagian Perlengkapan dan Asset
b. Perencanaan, Program, Hukum, Humas dan Pemasaran
1) Sub Bagian Penyusunan Program dan Anggaran
2) Sub Bagian Evaluasi dan Pelaporan
3) Sub Bagian Hukum, HUMAS, dan Pemasaran
c. Bagian Keuangan dan Akuntansi
1) Sub Bagian Penerimaan Pendapatan
2) Sub Bagian Perbendaharaan
3) Sub Bagian Verifikasi dan Akuntansi

9
10
E. Tugas dan FungsiOrganisasi
a. Tugas,
yaiturumahsakitmempunyaitugasmemberikanpelayanankesehatanperoranga
nsecaraparipurna
b. Fungsirumahsakityaitu :
1. Penyelenggaraan pelayanan pengobatan dan pemulihan kesehatan
sesuai dengan standar pelayanan rumah sakit;
2. Pemeliharaan dan peningkatan kesehatan perorangan melalui
pelayanan kesehatan yang paripurna tingkat kedua dan ketiga sesuai
kebutuhan medis;
3. Penyelenggaraan Pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia
dalam rangka peningkatan kemampuan dalam pemberian pelayanan
kesehatan; dan
4. Penyelenggaraan penelitian dan pengembangan serta penapisan
teknologi bidang kesehatan dalam rangka peningkatan pelayanan
kesehatan dengan memperhatikan etika ilmu pengetahuan bidang
kesehatan.

F. Nilai-nilai Organisasi
M = Mutu tujuanku
A = Amanah tanggungjawab kerjaku
D = Disiplin spirit kerjaku
A = Amanah janji transaksiku
N = Nyaman suasana kerjaku
I = Ikhlas mengawali baktiku

G. Nilai-Nilai Dasar Pegawai Negeri Sipil


1. Akuntabilitas
Akuntabilitas atau ‘accountability’ berasal dari dua kata, yaitu
‘account’ (rekening, laporan, catatan) dan ‘ability’
(kemampuan).Akuntabilitas bisa diartikan sebagai kemampuan

11
menunjukkan laporan atau catatan yang dapat
dipertanggungjawabkan.Secara umum akuntabilitas adalah kewajiban untuk
menyampaikan pertanggungjawaban atau untuk menjawab dan
menerangkan kinerja dan tindakan seseorang/badan hukum/pimpinan
kolektif atau organisasi kepada pihak yang memiliki hak atau
berkewenangan untuk meminta keterangan atau pertanggungjawaban.
Pasal 3 Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang
Penyelenggara Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi, dan
Nepotisme menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan “Asas Akuntabilitas”
adalah asas yang menentukan bahwa setiap kegiatan dan hasil akhir dari
kegiatan Penyelenggara Negara harus dapat dipertanggungjawabkan kepada
masyarakat atau rakyat sebagai pemegang kedaulatan tertinggi negara sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Oleh sebab
itu seseorang yang mendapatkan amanat harus
mempertanggungjawabkannya kepada orang-orang yang memberinya
kepercayaan.
Amanah seorang PNS adalah menjamin terwujudnya nilai-nilai
publik. Nilai-nilai publik tersebut antara lain adalah:
a. Mampu mengambil pilihan yang tepat dan benar ketika terjadi konflk
kepentingan, antara kepentingan publik dengan kepentingan sektor,
kelompok, dan pribadi;
b. Memiliki pemahaman dan kesadaran untuk menghindari dan
mencegah keterlibatan PNS dalam politik praktis;
c. Memperlakukan warga negara secara sama dan adil dalam
penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan publik;
d. Menunjukan sikap dan perilaku yang konsisten dan dapat diandalkan
sebagai penyelenggara pemerintahan.
Adapun Nilai-nilai yang terkandung dalam Akuntabilitas adalah
sebagai berikut:

12
a. Kepemimpinan
Lingkungan yang akuntabel tercipta dari atas ke bawah
dimana pimpinan memainkan peranan yang penting dalam
menciptakan lingkungannya. Pimpinan mempromosikan lingkungan
yang akuntabel dapat dilakukan dengan memberikan contoh pada
orang lain (lead by example), adanya komitmen yang tinggi dalam
melakukan pekerjaan sehingga memberikan efek positif bagi pihak
lain untuk berkomitmen pula, terhindarnya dari aspek-aspek yang
dapat menggagalkan kinerja yang baik yaitu hambatan politis maupun
keterbatasan sumber daya, sehingga dengan adanya saran dan
penilaian yang adil dan bijaksana dapat dijadikan sebagai solusi.
b. Transparansi
Tujuan dari adanya transparansi adalah:
1) Mendorong komunikasi yang lebih besar dan kerjasama antara
kelompok internal dan eksternal;
2) Memberikan perlindungan terhadap pengaruh yang tidak
seharusnya dan korupsi dalam pengambilan keputusan;
3) Meningkatkan akuntabilitas dalam keputusan-keputusan;
4) Meningkatkan kepercayaan dan keyakinan kepada pimpinan
secara keseluruhan.
c. Integritas
Dengan adanya integritas menjadikan suatu kewajiban untuk
menjunjung tinggi dan mematuhi semua hukum yang berlaku,
Undang-undang, kontrak, kebijakan, dan peraturan yang
berlaku.Dengan adanya integritas institusi, dapat memberikan
kepercayaan dan keyakinan kepada publik dan/atau stakeholders.
d. Tanggungjawab (Responsibilitas)
Responsibilitas institusi dan responsibilitas perseorangan
memberikan kewajiban bagi setiap individu dan lembaga, bahwa ada
suatu konsekuensi dari setiap tindakan yang telah dilakukan, karena
adanya tuntutan untuk bertanggungjawab atas keputusan yang telah

13
dibuat.Responsibilitas terbagi dalam responsibilitas perorangan dan
responsibilitas institusi.
e. Keadilan
Keadilan adalah landasan utama dari akuntabilitas.Keadilan
harus dipelihara dan dipromosikan oleh pimpinan pada lingkungan
organisasinya. Oleh sebab itu, ketidakadilan harus dihindari karena
dapat menghancurkan kepercayaan dan kredibilitas organisasi yang
mengakibatkan kinerja akan menjadi tidak optimal.
f. Kepercayaan
Rasa keadilan akan membawa pada sebuah kepercayaan.
Kepercayaan ini yang akan melahirkan akuntabilitas. Dengan kata
lain, lingkungan akuntabilitas tidak akan lahirdari hal-hal yang tidak
dapat dipercaya.
g. Keseimbangan
Untuk mencapai akuntabilitas dalam lingkungan kerja, maka
diperlukan adanya keseimbangan antara akuntabilitas dan
kewenangan, serta harapan dan kapasitas. Setiap individu yang ada di
lingkungan kerja harus dapat menggunakan kewenangannya untuk
meningkatkan kinerja. Adanya peningkatan kerja juga memerlukan
adanya perubahan kewenangan sesuai kebutuhan yang
dibutuhkan.Selain itu, adanya harapan dalam mewujudkan kinerja
yang baik juga harus disertai dengan keseimbangan kapasitas sumber
daya dan keahlian (skill) yang dimiliki.
h. Kejelasan
Kejelasan juga merupakan salah satu elemen untuk
menciptakan dan mempertahankan akuntabilitas. Agar individu atau
kelompok dalam melaksanakan wewenang dan tanggung jawabnya,
mereka harus memiliki gambaran yang jelas tentang apa yang menjadi
tujuan dan hasil yang diharapkan. Dengan demikian, fokus utama
untuk kejelasan adalah mengetahui kewenangan, peran dan

14
tanggungjawab, misi organisasi, kinerja yang diharapkan organisasi,
dan sistem pelaporan kinerja baik individu maupun organisasi.
i. Konsistensi
Konsistensi menjamin stabilitas. Penerapan yang tidak
konsisten dari sebuah kebijakan, prosedur, sumber daya akan memiliki
konsekuensi terhadap tercapainya lingkungan kerja yang tidak
akuntabel, akibat melemahnya komitmen dan kredibilitas anggota
organisasi
2. Nasionalisme
Nasionalisme Pancasila adalah pandangan atau paham kecintaan
manusia Indonesia terhadap bangsa dan tanah airnya yang didasarkan pada
nilai-nilai Pancasila. Prinsip nasionalisme bangsa Indonesia dilandasi nilai-
nilai Pancasila yang diarahkan agar bangsa Indonesia senantiasa:
menempatkan persatuan kesatuan, kepentingan dan keselamatan bangsa dan
negara di atas kepentingan pribadi atau kepentingan golongan;
menunjukkan sikap rela berkorban demi kepentingan bangsa dan negara;
bangga sebagai bangsa Indonesia dan bertanah air Indonesia serta tidak
merasa rendah diri; mengakui persamaan derajat, persamaan hak dan
kewajiban antara sesama manusia dan sesama bangsa; menumbuhkan sikap
saling mencintai sesama manusia; mengembangkan sikap tenggang rasa.
Rasa kebangsaan adalah kesadaran berbangsa, yakni rasa yang lahir
secara alamiah karena adanya kebersamaan sosial yang tumbuh dari
kebudayaan, sejarah, dan aspirasi perjuangan masa lampau, serta
kebersamaan dalam menghadapi tantangan sejarah masa kini.Dinamisasi
rasa kebangsaan ini dalam mencapai cita-cita bangsa berkembang menjadi
wawasan kebangsaan, yakni pikiran-pikiran yang bersifat nasional dimana
suatu bangsa memiliki cita-cita kehidupan dan tujuan nasional yang
jelas.Berdasarkan rasa dan paham kebangsaan itu, timbul semangat
kebangsaan atau semangat patriotisme.
Wawasan kebangsaan mengandung pula tuntutan suatu bangsa
untuk mewujudkan jati diri, serta mengembangkan perilaku sebagai bangsa

15
yang meyakini nilai-nilai budayanya, yang lahir dan tumbuh sebagai
penjelmaan kepribadiannya. Rasa kebangsaan bukan monopoli suatu
bangsa, tetapi ia merupakan perekat yang mempersatukan dan memberi
dasar keberadaan (raison d’entre) bangsa-bangsa di dunia. Dengan demikian
rasa kebangsaan bukanlah sesuatu yang unik yang hanya ada dalam diri
bangsa kita karena hal yang sama juga dialami bangsa-bangsa lain.
Snyder memaknai nasionalisme sebagai satu emosi yang kuat yang
telah mendominasi pikiran dan tindakan politik kebanyakan rakyat sejak
revolusi Perancis.Ia tidak bersifat alamiah, melainkan merupakan satu gejala
sejarah, yang timbul sebagai tanggapan terhadap kondisi politik, ekonomi
dan sosial tertentu. Sementara itu Carlton Hayes, seperti dikutip Snyder
membedakan empat arti nasionalisme:
a. Sebagai proses sejarah aktual, yaitu proses sejarah pembentukan
nasionalitas sebagai unit-unit politik, pembentukan suku dan
imperium kelembagaan negara nasional modern.
b. Sebagai suatu teori, prinsip atau implikasi ideal dalam proses sejarah
aktual.
c. Nasionalisme menaruh kepedulian terhadap kegiatan-kegitan politik,
seperti kegiatan partai politik tertentu, penggabungan proses historis
dan satu teori politik.
d. Sebagai satu sentimen, yaitu menunjukkan keadaan pikiran di antara
satu nasionalitas.
Sementara itu Benedict Anderson (1996: 6, dlm, Baskara Wardaya,
mendefinisikan nation (bangsa) sebagai “suatu komunitas politis yang
dibayangkan dan dibayangkan sekaligus sebagai sesuatu yang secara
inheren terbatas dan berdaulat” (an imagined political community and
imagined as both inherently limited and sovereign”) . Istilah dibayangkan
(imagined) ini penting, menurut Anderson, mengingat bahwa
anggotaanggota dari nasion itu kebanyakan belum pernah bertemu satu
sama lain, tetapi pada saat yang sama di benak mereka hidup suatu
bayangan bahwa mereka berada dalam suatu kesatuan komuniter tertentu.

16
Karena terutama hidup dalam bayangan (dalam arti positif) manusia yang
juga hidup dan berdinamika, nasionalisme di sini dimengerti sebagai sesuatu
yang hidup, yang terus secara dinamis mengalami proses pasang surut, naik
turun. Pandangan yang demikian ini mengandaikan bahwa nasionalisme
merupakan sesuatu yang hidup, yang secara dinamis berkembang serta
mencari bentuk-bentuk baru sesuai dengan perkembangan dan tuntutan
jaman. Adapun perwujudan sikap yang terkandung dalam nilai-nilai
Nasionalisme tidak lain merupakan nilai yang terkandung dalam pancasila
yang meliputi; Kerja Keras, Disiplin, Tidak Diskriminasi, Taqwa, Gotong
Royong, Demokrasi, Cinta Tanah Air, Rela Berkorban.

3. Etika Publik
Secara etimologis kata etika berasal dari bahasa Yunani yaitu ethos
dan ethikos, ethos yang berarti sifat, watak, adat, kebiasaan, tempat yang
baik.Ethikos berarti susila, keadaban, atau kelakuan dan perbuatan yang
baik.Kata “etika” dibedakan dengan kata “etik” dan “etiket”. Kata etik
erarti kumpulan asas atau nilai yang berkenaan dengan akhlak atau nilai
mengenai benar dan salah yang dianut suatu golongan atau masyarakat.
Adapun kata etiket berarti tata cara atau adat, sopan santun dan lain
sebagainya dalam masyarakat beradaban dalam memelihara hubungan baik
sesama manusia.
Sedangkan secara terminologis etika berarti pengetahuan yang
membahas baik-buruk atau benar-tidaknya tingkah laku dan tindakan
manusia serta sekaligus menyoroti kewajiban-kewajiban manusia. Dalam
bahasa Gerik etika diartikan: Ethicos is a body of moral principles or value.
Ethics arti sebenarnya adalah kebiasaan.Namun lambat laun pengertian etika
berubah, seperti sekarang.Etika ialah suatu ilmu yang membicarakan
masalah perbuatan atau tingkah laku manusia, mana yang dapat dinilai baik
dan mana yang dapat dinilai buruk dengan memperlihatkan amal perbuatan
manusia sejauh yang dapat dicerna akal pikiran.
Pelayanan Publik yang profesional membutuhkan tidak hanya
kompetensi teknik dan leadership, namun juga kompetensi etika.Tanpa

17
kompetensi etika, pejabat cenderung menjadi tidak peka, tidak peduli dan
diskriminatif, terutama pada masyarakat kalangan bawah. Etika publik
merupakan reflksi kritis yang mengarahkan bagaimana nilai-nilai
(kejujuran, solidaritas, keadilan, kesetaraan, dll) dipraktikan dalam wujud
keprihatinan dan kepedulian terhadap kesejahteraan masyarakat atau
kebaikan orang lain. Adapun Nilai-nilai dasar etika publik sebagaimana
tercantum dalam Undang-Undang ASN, yakni sebagai berikut:
a. Memegang teguh nilai-nilai dalam ideologi Negara Pancasila.
b. Setia dan mempertahankan Undang-Undang Dasar Negara Kesatuan
Republik Indonesia 1945.
c. Menjalankan tugas secara profesional dan tidak berpihak.
d. Membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian.
e. Menciptakan lingkungan kerja yang non diskriminatif.
f. Memelihara dan menjunjung tinggi standar etika luhur.
g. Mempertanggungjawabkan tindakan dan kinerjanya kepada publik.
h. Memiliki kemampuan dalam melaksanakan kebijakan dan program
pemerintah.
i. Memberikan layanan kepada publik secara jujur, tanggap, cepat, tepat,
akurat, berdaya guna, berhasil guna, dan santun.
j. Mengutamakan kepemimpinan berkualitas tinggi.
k. Menghargai komunikasi, konsultasi, dan kerjasama.
l. Mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja pegawai.
m. Mendorong kesetaraan dalam pekerjaan.
n. Meningkatkan efektivitas sistem pemerintahan yang demokratis
sebagai perangkat sistem karir.
4. Komitmen Mutu
Penyelenggaraan pemerintahan yang berorientasi pada layanan
prima sudah tidak bisa ditawar lagi ketika lembaga pemerintah ingin
meningkatkan kepercayaan publik. Apabila setiap lembaga pemerintah
dapat memberikan layanan prima kepada masyarakat maka akan
menimbulkan kepuasan bagi pihak-pihak yang dilayani. Sebagaimana

18
diamanatkan dalam UUD 1945 bahwa layanan untuk kepentingan publik
menjadi tanggung jawab pemerintah.Masyarakat semakin menyadari haknya
untuk mendapatkan layanan terbaik dari aparatur pemerintah.Berikut ini
adalah ruang lingkup cakupan komitmen mutu yang meliputi aspek
efektifitas dan efisiensi, inovasi dan komitmen mutu.
a. Konsep Efektivitas dan Efiiensi
Efektivitas organisasi berarti sejauh mana organisasi dapat
mencapai tujuan yang ditetapkan, atau berhasil mencapai apapun yang
coba dikerjakannya.Efektivitas organisasi berarti memberikan barang
atau jasa yang dihargai oleh pelanggan.”Sementara efiiensi diukur dari
ketepatan realisasi penggunaan sumber daya dan bagaimana pekerjaan
dilaksanakan, sehingga dapat diketahui ada atau tidak adanya
pemborosan sumberdaya, penyalahgunaan alokasi, penyimpangan
prosedur, dan mekanisme yang ke luar alur.
Merujuk kedua defiisi di atas dapat disimpulkan, bahwa
karakteristik utama yang dapat dijadikan dasar untuk mengukur
tingkat efektivitas adalah ketercapaian target yang telah direncanakan,
baik dilihat dari capaian jumlah maupun mutu hasil kerja, sehingga
dapat memberi kepuasan, sedangkan tingkat efiiensi diukur dari
penghematan biaya, waktu, tenaga, dan pikiran dalam menyelesaikan
kegiatan. Oleh karena itu, jika dalam pelaksanaan tugas tidak
memperhatikan efektivitas dan efiiensi maka akan berdampak pada
ketidaktercapaian target kerja, menurunkan kredibilitas institusi
tempat bekerja, dan bahkan akan menimbulkan kerugian.
b. Inovasi
Inovasi muncul karena adanya dorongan kebutuhan
organisasi/perusahaan untuk beradaptasi dengan tuntutan perubahan
yang terjadi di sekitarnya. Perubahan bisa dipicu antara lain oleh
pergeseran selera pasar, peningkatan harapan dan daya beli
masyarakat, pergeseran gaya hidup, peningkatan kesejahteraan,
perkembangan ekonomi, pengaruh globalisasi, serta kemajuan ilmu

19
pengetahuan dan teknologi. Inovasi dapat terjadi pada banyak aspek,
misalnya perubahan produk barang/jasa yang dihasilkan, proses
produksi, nilai-nilai kelembagaan, perubahan cara kerja, teknologi
yang digunakan, layanan sistem manajemen, serta mindset orang-
orang yang ada di dalam organisasi.
Gagasan kreatif yang lahir dari hasil pemikiran individu akan
mendorong munculnya berbagai prakarsa, sehingga dapat
memperkaya program kerja dan memunculkan diferensiasi
produk/jasa, seiring dengan berkembangnya tuntutan kebutuhan
pelanggan. Demikian juga halnya inovasi dalam layanan publik
mestinya mencerminkan hasil pemikiran baru yang konstruktif,
sehingga akan memotivasi setiap individu untuk membangun karakter
dan mind-set baru sebagai aparatur penyelenggara pemerintahan, yang
diwujudkan dalam bentuk profesionalisme layanan publik yang
berbeda dari sebelumnya, bukan sekedar menjalankan atau
menggugurkan tugas rutin.
c. Komitmen Mutu
Seperti halnya istilah efektivitas, efiiensi, dan inovasi, istilah
mutu sekarang ini juga menjadi tema sentral yang menjadi target
capaian institusi, baik di lingkungan perusahaan maupun
pemerintahan. Sesungguhnya konsep mutu berkembang seiring
dengan berubahnya paradigma organisasi terkait pemuasan kebutuhan
manusia, yang semula lebih berorientasi pada terpenuhinya jumlah
(kuantitas) produk sesuai permintaan, dan kini, ketika aneka ragam
hasil produksi telah membanjiri pasar, maka kepuasan customers lebih
dititik beratkan pada aspek mutu (kualitas) produk. Mutu sudah
menjadi salah satu alat vital untuk mempertahankan keberlanjutan
organisasi dan menjaga kredibilitas institusi.
Mutu mencerminkan nilai keunggulan produk/ jasa yang
diberikan kepada pelanggan (customer) sesuai dengan kebutuhan dan
keinginannya, dan bahkan melampaui harapannya.Mutu merupakan

20
salah satu standar yang menjadi dasar untuk mengukur capaian hasil
kerja. Mutu juga dapat dijadikan sebagai alat pembeda atau
pembanding dengan produk/jasa sejenis lainnya, yang dihasilkan oleh
lembaga lain sebagai pesaing (competitors). Mengingat pentingnya
aspek mutu, kini hampir dalam setiap struktur organisasi, baik di
perusahaan maupun institusi pemerintahan, dimunculkan satu unit
kerja yang bertanggung jawab atas penjaminan mutu.Unit penjaminan
mutu berkewajiban mengawal implementasi perencanaan mutu
dengan menetapkan program pengawasan mutu, sekaligus upaya
untuk selalu meningkatkan capaian mutu secara berkelanjutan. Pada
era global, orientasi dalam struktur organisasi pemerintahan bukan
semata mata pada penempatan pegawai dalam hierarki birokrasi yang
kaku untuk menjalankan rutinitas, melainkan telah bergeser pada
upaya memberdayakan dan membangkitkan moral kerja melalui
pembentukan jejaring (human networking) yang dinamis, sehingga
kinerja lembaga dapat memberi kepuasan kepada stakeholders. Hal ini
dapat dilakukan melalui pemberian wewenang dan tanggung jawab
yang jelas kepada setiap pegawai, sesuai dengan uraian jabatan (job
description) yang sudah ditetapkan institusi.
5. Anti Korupsi
Istilah korupsi berasal dari bahasa latin yakni corruptio atau
corruptus yang disalin ke berbagai bahasa. Misalya di salin ke dalam bahasa
inggris menjadi corruption atau corrupt, dalam bahasa prancis menjadi
corruption dan dalam bahasa belanda disalin menjadi corruptive
(korruptie).Agaknya dari bahasa belanda itulah lahir kata korupsi dalam
bahasa Indonesia.Corruptie yang juga disalin menjadi corruptien dalam
bahasa belanda itu mengandung arti perbuatan korup, penyuapan. Secara
harfiah istilah tersebut berarti segala macam perbuatan yang tidak baik,
seperti yang dikatakan Andi Hamzah sebagai kebusukan, keburukan,
kejahatan, ketidakjujuran, dapat disuap, tidak bermoral, penyimpangan dari
kesucian, kata-kata atau ucapan yang menghina atau memfitnah.

21
Korupsi bukan lagi sebuah kejahatan yang biasa, dalam
perkembangannya korupsi telah terjadi secara sistematis dan
meluas.Menimbulkan efek kerugian negara dan dapat menyengsarakan
rakyat.Karena itulah korupsi kini dianggap sebagai kejahatan luar biasa
(extra ordinary crime).Kejahatan korupsi telah disejajarkan dengan tindakan
terorisme.Sebuah kejahatan luar biasa yang menuntut penanganan dan
pencegahan yang luar biasa. Karenanya sebagai sebuh kejahatan yang
dikategorikan luar biasa, maka seluruh lapisan masyarakat harus dibekali
pengetahuan tentang bahaya laten korupsi dan pencegahannya. Korupsi juga
dapat memberikan dampak negatif terhadap demokrasi, bidang ekonomi,
dan kesejahteraan umum negara. Adapun dasar hukum pemberantasan
tindak pidana korupsi di Indonesia adalah sebagai berkut:
a. TAP MPR RI No. XI/MPR/1998 tentang Penyelanggaraan Negara
yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (KKN).
Ketetapan ini memiliki posisi lebih dibandingkan dengan ketetapan
MPR lainnya. TAP ini berisi
b. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelanggaraan
Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme.
c. Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan
Tindak Pidana Korupsi.
d. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang Perubahan Atas
Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan
Tindak Pidana Korupsi.
e. Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2002 tentang Komisi
Pemberantasan Korupsi (KPK).
f. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 65 Tahun 1999
tentang Tata Cara Pemeriksaan Kekayaan Penyelenggara Negara.
g. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 66 Tahun 1999
tentang Persyaratan Tata Cara Pengangkatan serta Pemberhentian
Anggota Komisi Pemeriksa.

22
h. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 67 Tahun 1999
tentang Tata Cara Pemantauan dan Evaluasi Pelaksanaan Tugas dan
Wewenang Komisi Pemeriksa.
i. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 68 Tahun
1999tentang Tata Cara Pelaksanaan Peran Serta Masyarakat dalam
Penyelenggaraan Negara.
KPK bersama dengan para pakar telah melakukan identifikasi nilai-
nilai dasar anti korupsi, dan dihasilkan sebanyak 9 nilai anti korupsi, yakni
jujur, peduli, mandiri, disiplin, tanggung jawab, kerja keras, sederhana,
berani, dan adil.

H. Sikap Perilaku Disiplin ASN


1. Pengertian Disiplin Pegawai Negeri Sipil
Pengertian disiplin dapat dikonotasikan sebagai suatu hukuman,
meskipun arti yang sesungguhnya tidaklah demikian. Disiplin berasal dari
bahasa latin “Disciplina” yang berarti latihan atau pendidikan kesopanan
dan kerohanian serta pengembangan tabiat. jadi sifat disiplin berkaitan
dengan pengembangan sikap yang layak terhadap pekerjaan. Sedangkan
pengertian Disiplin Pegawai Negeri Sipil menurut Peraturan Pemerintah RI
Nomor 53 Tahun 2010 adalah kesanggupan Pegawai Negeri Sipil untuk
menaati kewajiban dan menghindari larangan yang ditentukan dalam
peraturan perundang-undangan dan/atau peraturan kedinasan yang apabila
tidak ditaati atau dilanggar dijatuhi hukuman disiplin.

2. Kewajiiban Pegawai Negeri Sipil


Berdasarkan Peraturan Pemerintah RI Nomor 53 Tahun 2010,
Pegawai Negeri Sipil memiliki kewajiban untuk:
a. Mengucapkan sumpah/janji PNS;
b. Mengucapkan sumpah/janji jabatan;
c. Setia dan taat sepenuhnya kepada Pancasila, Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Negara Kesatuan Republik
Indonesia, dan Pemerintah;

23
d. Menaati segala ketentuan peraturan perundang-undangan;
e. Melaksanakan tugas kedinasan yang dipercayakan kepada PNS
dengan penuh pengabdian, kesadaran, dan tanggung jawab;
f. Menjunjung tinggi kehormatan negara, pemerintah, dan martabat
PNS;
g. Mengutamakan kepentingan negara daripada kepentingan sendiri,
seseorang, dan/atau golongan;
h. Memegang rahasia jabatan yang menurut sifatnya atau menurut
perintah harus dirahasiakan;
i. Bekerja dengan jujur, tertib, cermat, dan bersemangat untuk
kepentingan negara;
j. Melaporkan dengan segera kepada atasannya apabila mengetahui ada
hal yang dapat membahayakan atau merugikan negara atau
Pemerintah terutama di bidang keamanan, keuangan, dan materiil;
k. Masuk kerja dan menaati ketentuan jam kerja;
l. Mencapai sasaran kerja pegawai yang ditetapkan;
m. Menggunakan dan memelihara barang-barang milik negara dengan
sebaik-baiknya;
n. Memberikan pelayanan sebaik-baiknya kepada masyarakat;
o. Membimbing bawahan dalam melaksanakan tugas;
p. Memberikan kesempatan kepada bawahan untuk mengembangkan
karier; dan
q. Menaati peraturan kedinasan yang ditetapkan oleh pejabat yang
berwenang.
3. Larangan Pegawai Negeri Sipil
Berdasarkan Peraturan Pemerintah RI Nomor 53 Tahun 2010,
Pegawai Negeri Sipil memiliki kewajiban untuk:
a. Menyalahgunakan wewenang;
b. Menjadi perantara untuk mendapatkan keuntungan pribadi dan/atau
orang lain dengan menggunakan kewenangan orang lain;

24
c. Tanpa izin pemerintah menjadi pegawai atau bekerja untuk negara
lain dan/atau lembaga atau organisasi internasional;
d. Bekerja pada perusahaan asing, konsultan asing, atau lembaga
swadaya masyarakat asing;
e. Memiliki, menjual, membeli, menggadaikan, menyewakan, atau
meminjamkan barang-barang baik bergerak atau tidak bergerak,
dokumen atau surat berharga milik negara secara tidak sah;
f. Melakukan kegiatan bersama dengan atasan, teman sejawat, bawahan,
atau orang lain di dalam maupun di luar lingkungan kerjanya dengan
tujuan untuk keuntungan pribadi, golongan, atau pihak lain, yang
secara langsung atau tidak langsung merugikan negara;
g. Memberi atau menyanggupi akan memberi sesuatu kepada siapapun
baik secara langsung atau tidak langsung dan dengan dalih apapun
untuk diangkat dalam jabatan;
h. Menerima hadiah atau suatu pemberian apa saja dari siapapun juga
yang berhubungan dengan jabatan dan/atau pekerjaannya;
i. Bertindak sewenang-wenang terhadap bawahannya;
j. Melakukan suatu tindakan atau tidak melakukan suatu tindakan yang
dapat menghalangi atau mempersulit salah satu pihak yang dilayani
sehingga mengakibatkan kerugian bagi yang dilayani;
k. Menghalangi berjalannya tugas kedinasan;
l. Memberikan dukungan kepada calon presiden/wakil presiden, dewan
perwakilan rakyat, dewan perwakilan daerah, atau dewan perwakilan
rakyat daerah dengan cara:
1) Ikut serta sebagai pelaksana kampanye;
2) Menjadi peserta kampanye dengan menggunakan atribut partai
atau atribut pns;
3) Sebagai peserta kampanye dengan mengerahkan pns lain;
dan/atau
4) Sebagai peserta kampanye dengan menggunakan fasilitas
negara;

25
m. Memberikan dukungan kepada calon Presiden/Wakil Presiden dengan
cara:
1. Membuat keputusan dan/atau tindakan yang menguntungkan
atau merugikan salah satu pasangan calon selama masa
kampanye; dan/atau
2. Mengadakan kegiatan yang mengarah kepada keberpihakan
terhadap pasangan calon yang menjadi peserta pemilu sebelum,
selama, dan sesudah masa kampanye meliputi pertemuan,
ajakan, himbauan, seruan, atau pemberian barang kepada PNS
dalam lingkungan unit kerjanya, anggota keluarga, dan
masyarakat;
n. Memberikan dukungan kepada calon anggota Dewan Perwakilan
Daerah atau calon Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah dengan cara
memberikan surat dukungan disertai foto kopi Kartu Tanda Penduduk
atau Surat Keterangan Tanda Penduduk sesuai peraturan perundang-
undangan; dan
o. Memberikan dukungan kepada calon Kepala Daerah/Wakil Kepala
Daerah, dengan cara:
1. Terlibat dalam kegiatan kampanye untuk mendukung calon
Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah;
2. Menggunakan fasilitas yang terkait dengan jabatan dalam
kegiatan kampanye;
3. Membuat keputusan dan/atau tindakan yang menguntungkan
atau merugikan salah satu pasangan calon selama masa
kampanye; dan/atau
4. Mengadakan kegiatan yang mengarah kepada keberpihakan
terhadap pasangan calon yang menjadi peserta pemilu sebelum,
selama, dan sesudah masa kampanye meliputi pertemuan,
ajakan, himbauan, seruan, atau pemberian barang kepada PNS
dalam lingkungan unit kerjanya, anggota keluarga, dan
masyarakat.

26
I. Peran dan Kedudukan ASN
1. Whole Of Goverment
Whole of Government (WoG) sebenarnya bukan sesuatu yang baru
di negara-negara maju, tetapi dewasa ini di berbagai negara berkembang
WoG menjadi topik yang hangat dibicarakan, terutama di Indonesia yang
termasuk terlambat dibandingkan negara-negara di Asia seperti Singapura,
Korea Selatan, Thailand dan Malaysia. WoG pada awalnya disebut sebagai
Joined Up Government atau Network Government dan paling akhir diberi
nama Whole of Government (WoG). WoG merupakan respon terhadap
gejala-gejala devolusi struktural, disagregasi, fragmentasi dan single
purpose organization sebagai akibat dari implementasi New Public
Management (NPM).
Koordinasi saja ternyata tidak cukup untuk mengatasi wicked
problems, sehingga diperlukan upaya lebih besar lagi yaitu kolaborasi.
Perbedaan antara koordinasi dengan kolaborasi adalah: koordinasi
merupakan kerja sama intra dan inter instansi di dalam suatu jejaring kerja
tetapi masing-masing instansi masih memiliki agenda, kepentingan dan
tujuan organisasinya masing-masing, sementara kolaborasi adalah kerja
sama intra dan inter instansi di dalam jejaring kerja berdasarkan satu
agenda, kepentingan dan tujuan bersama. Agenda dan tujuan bersama,
kolaborasi, jejaring kerja dan integrasi adalah faktor determinan bagi
terselenggaranya WoG.Inti dari WoG adalah “koordinasi-kolaborasi secara
integratif serta manajemen berbagai tugas dan fungsi-fungsi di dalam
organisasi tanpa adanya kontrol hierarkis di antara sesama partisipan yang
ditujukan untuk memperoleh suatu hasil (outcome) yang tidak dapat dicapai
apabila bekerja sendiri”.
Berdasarkan interpretasi analitis dan manifestasi empiris di
lapangan maka WoG (Whole of Government) didefinisikan sebagai “Suatu
model pendekatan integratif fungsional satu atap” yang digunakan untuk
mengatasi wicked problems yang sulit dipecahkan dan diatasi karena

27
berbagai karakteristik atau keadaan yang melekat antara lain: tidak jelas
sebabnya, multi dimensi, menyangkut perubahan perilaku.
Salah satu bentuk penerapan WoG pada pelayanan publik adalah e-
Government. Pengertian e-Government menurut Bank Dunia adalah: “e-
government refers to the use by government agencies of information
technologies (such as Wide Area Network, the internet, and mobile
computing) that havet the ability to transform relations with citizens,
business, and other arms of government”. Terjemahan bebas dari pengertian
tersebut adalah: “penggunaan teknologi IT seperti Wide Area Network,
internet dan komputer bergerak oleh badan-badan atau instansi pemerintah
untuk membangun fasilitas akses dengan rakyat, dunia usaha dan
pemerintah lain di dunia. Berdasarkan definisi tersebut maka dapat
disimpulkan bahwa e-government adalah tata kelola pemerintahan
(governance) yang diselenggarakan secara terintegrasi dan interaktif
berbasis teknologi IT, agar hubungan-hubungan antara pemerintah, pelaku
bisnis dan masyarakat dapat berlangsung lebih efisien, efektif, produktif dan
responsif. Hasil atau manfaat yang diperoleh melalui e-government antara
lain adalah:
a. Terselenggaranya tata kelola pemerintahan yang baik (good
governance), efisien dan efektif
b. Hemat anggaran dan tepat waktu
c. Transparan sehingga peluang terjadinya kecurangan (fraud), suap dan
korupsi akan banyak berkurang.
d. Tingkat akurasi (ketepatan) dan kualitas pelayanan meningkat dan
tingkat kesalahan berkurang
e. Kemudahan akses dan kenyamanan pelayanan meningkat sehingga
kepuasan publik juga meningkat
2. Pelayanan Publik
Istilah pelayanan dalam bahasa Inggris adalah “service” A.S.
Moenir mendefinisikan “pelayanan sebagai kegiatan yang dilakukan oleh
seseorang atau sekelompok orang dengan landasan tertentu dimana tingkat

28
pemuasannya hanya dapat dirasakan oleh orang yang melayani atau
dilayani, tergantung kepada kemampuan penyedia jasa dalam memenuhi
harapan pengguna.” Pelayanan pada hakikatnya adalah serangkaian
kegiatan, karena itu proses pelayanan berlangsung secara rutin dan
berkesinambungan, meliputi seluruh kehidupan organisasi dalam
masyarakat. Proses yang dimaksudkan dilakukan sehubungan dengan saling
memenuhi kebutuhan antara penerima dan pemberi pelayanan. Selanjutnya
A.S. Moenir (2002: 16) menyatakan bahwa proses pemenuhan kebutuhan
melalui aktivitas orang lain yang langsung inilah yang dinamakan
pelayanan. Jadi dapat dikatakan pelayanan adalah kegiatan yang bertujuan
untuk membantu menyiapkan atau mengurus apa yang diperlukan orang
lain.
Dari definisi tersebut dapat dimaknai bahwa pelayanan adalah
aktivitas yang dapat dirasakan melalui hubungan antara penerima dan
pemberi pelayanan yang menggunakan peralatan berupa organisasi atau
lembaga perusahaan. Dalam kamus Bahasa Indonesia (1990), pelayanan
publik dirumuskan sebagai berikut :
a. Pelayanan adalah perihal atau cara melayani.
b. Pelayanan adalah kemudahan yang diberikan sehubungan dengan jual
beli barang dan jasa.
c. Pelayanan medis merupakan pelayanan yang diterima seseorang
dalam hubungannya dengan pensegahan, diagnosa dan pengobatan
suatu gangguan kesehatan tertentu.
d. Publik berarti orang banyak (umum)
Pengertian publik menurut Inu Kencana Syafi’ie, adalah “Sejumlah
manusia yang memiliki kebersamaan berfikir, perasaan, harapan, sikap dan
tindakan yang benar dan baik berdasarkan nilai- nilai norma yang mereka
miliki”. Berdasarkan ketentuan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009
tentang Pelayanan Publik, diatur bahwa Pelayanan publik adalah kegiatan
atau rangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan bagi setiap warga negara dan

29
penduduk atas barang, jasa, dan/atau pelayanan administratif yang
disediakan oleh penyelenggara pelayanan publik. Penyelenggaraan
pelayanan publik berasaskan kepentingan umum; kepastian hukum;
kesamaan hak; keseimbangan hak dan kewajiban; keprofesionalan;
partisipatif; persamaan perlakuan/tidak diskriminatif; keterbukaan;
akuntabilitas; fasilitas dan perlakuan khusus bagi kelompok rentan;
ketepatan waktu; dan kecepatan, kemudahan, dan keterjangkauan. Adapun
tujuan dari pelayanan public adalah sebagai berikut:
a. Terwujudnya batasan dan hubungan yang jelas tentang hak, tanggung
jawab, kewajiban, dan kewenangan seluruh pihak yang terkait dengan
penyelenggaraan pelayanan publik;
b. Terwujudnya sistem penyelenggaraan pelayanan publik yang layak
sesuai dengan asas-asas umum pemerintahan dan korporasi yang baik;
c. Terpenuhinya penyelenggaraan pelayanan public sesuai dengan
peraturan perundang-undangan; dan
d. Terwujudnya perlindungan dan kepastian hukum bagi masyarakat
dalam penyelenggaraan pelayanan publik.
3. Manajemen ASN
Aparatur Sipil Negara yang selanjutnya disingkat ASN adalah
profesi bagi pegawai negeri sipil dan pegawai pemerintah dengan perjanjian
kerja yang bekerja pada instansi pemerintah, sedangkan yang dimaksud
Manajemen Pegawai Negeri Sipil adalah pengelolaan pegawai negeri sipil
untuk menghasilkan pegawai negeri sipil yang profesional, memiliki nilai
dasar, etika profesi, bebas dari intervensi politik, bersih dari praktik korupsi,
kolusi, dan nepotisme. Dalam Konsep Manajemen ASN ini dikenal apa
yang disebut dengan sistem merit. Sistem Merit adalah kebijakan dan
manajemen ASN yang berdasarkan pada kualifikasi, kompetensi, dan
kinerja secara adil dan wajar dengan tanpa membedakan latar belakang
politik, ras, warna kulit, agama, asal usul, jenis kelamin, status pernikahan,
umur, atau kondisi kecacatan.

30
Pegawai Aparatur Sipil Negara yang selanjutnya disebut Pegawai
ASN adalah pegawai negeri sipil dan pegawai pemerintah dengan perjanjian
kerja yang diangkat oleh pejabat pembina kepegawaian dan diserahi tugas
dalam suatu jabatan pemerintahan atau diserahi tugas negara lainnya dan
digaji berdasarkan peraturan perundangundangan sedangkan Pegawai
Negeri Sipil yang selanjutnya disingkat PNS adalah warga negara Indonesia
yang memenuhi syarat tertentu, diangkat sebagai Pegawai ASN secara tetap
oleh pejabat pembina kepegawaian untuk menduduki jabatan pemerintahan.
Manajemen PNS meliputi: penyusunan dan penetapan kebutuhan;
pengadaan; pangkat dan Jabatan; pengembangan karier; pola karier;
promosi; mutasi; penilaian kinerja; penggajian dan tunjangan;
penghargaan; disiplin; pemberhentian; jaminan pensiun dan jaminan hari
tua; dan perlindungan.

31
BAB III
RANCANGAN AKTUALISASI

A. Identifikasi Isu
Berikut ini merupakan permasalahan yang dihadapi oleh RSUD Haji
Makassar, yang merupakan kelemahan (weakness) yang perlu mendapatkan
perhatian khusus guna terciptanya visi dan misi:
1. Peningkatan pencatatan dan pelaporan tentang inventaris alat dan bahan
 Kurangnya pencatatan dan pelaporan tentang inventaris alat dan bahan
2. Peningkatan ketersediaan alat dan bahan
 Rendahnya ketersediaan alat dan bahan
3. Optimalisasi hand hygiene sebelum dan sesudah tindakn medis RSUD
HAJI MAKASSAR PROVINSI SULSEL
 Kurang optimalnya hand hygiene sebelum dan sesudah tindakan
medis

Tabel 1
Bobot Penetapan Kriteria Kualitas Isu USG
Bobot Keterangan
5 Sangat kuat pengaruhnya
4 Kuat pengaruhnya
3 Sedang pengaruhnya
2 Kurang pengaruhnya
1 Sangat kurang pengaruhnya

32
Tabel 2
Analisis Kualitas Isu Menggunakan Alat Analisis USG
No Penilaian Kriteria Jumlah Ranking
U S G
(1-5) (1-5) (1-5)
Masalah
1. Belum optimalnya 3 3 3 9 2
pencatatan dan pelaporan
tentang inventaris alat dan
bahan
2. Rendahnya ketersediaan 2 3 3 8 3
alat dan bahan

3. Belum optimalnya hand 4 3 3 10 1


hygiene sebelum dan
sesudah tindakan medis
Dari kriteria isu yang mendapat ranking tiga besar tersebut kemudian
dilakukan analisis lanjutan yaitu analisis kualitas isu dengan alat analisis USG,
yang meliputi kriteria :
1. Urgency : seberapa mendesak isu itu harus dibahas, dianalisis dan
ditindaklanjuti.
2. Seriousness : seberapa serius isu itu harus dibahas dikaitkan dengan
akibat yang ditimbulkan.
3. Growth : seberapa besar kemungkinan memburuknya isu tersebut
jika tidak ditangani sebagaimana mestinya.
Penilaian secara USG dilakukan dengan menggunakan nilai dengan
rentang nilai 1 sampai dengan 5, semakin tinggi nilai menunjukkan bahwa isu
tersebut sangat urgen dan sangat serius untuk segera ditangani.

33
B. Rancangan Aktualisasi

Unit Kerja Rumah Sakit Umum Daerah Haji Makassar


Visi Organisasi Menjadi Rumah Sakit Pendidikan Islami, Terpercaya, Terbaik Dan Pilihan Utama Di Sulawesi – Selatan 2020
Misi Organisasi Menerapkan “ Hospital Service To Win All “
1. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan paripurna dan rujukan yang berkualitas yang terjangkau oleh
masyarakat.
2. Menyelenggarakan pendidikan dan riset tenaga kesehatan yang berkarakter islami.
3. Menyelenggarakan pola tatakelola dan riset tenaga kesehatan yang baik, akuntabel berbasis “ The Ten Golden
Habits “
4. Meningkatkan kualitas pelayanan melalui pengembangan SDM, serta mengembangkan dan meningkatkan sarana
dan prasarana rumah sakit.
5. Meningkatkan kesejahteraan karyawan sebagai aset berharga bagi rumah sakit
Identifikasi isu 1. Belum optimalnya pencatatan dan pelaporan tentang inventaris alat dan bahan
2. Rendahnya ketersediaan alat dan bahan diruang perawatan
3.Belum optimalnya hand hygiene sebelum dan sesudah tindakan medis

Isu yang diangkat Belum optimalnya hand hygiene sebelum dan sesudah tindakan medis

34
Optimalisasi hand hygiene sebelum dan sesudah tindakan medis di RSUD HAJI MAKASSAR PROVINSI
Gagasan pemecahan isu SULSEL

35
RANCANGAN AKTUALISASI

KONTRIBUSI
KETERKAITAN PENGUATAN
NO TAHAP OUTPUT/ TERHADAP
KEGIATAN SUBSTANSI MATA NILAI
. KEGIATAN HASIL KEGIATAN VISI MISI
PELATIHAN ORGANISASI
ORGANISASI
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
1 Melakukan 1. Melakukan 1. Persetujuan mentor 1. Untuk melakukan Dengan terlaksananya 1. Amanah
konsultasi dan pertemuan terkait rancangan koordinasi dengan koordinasi dan tanggungjawab
meminta dengan mentor kegiatan mentor apalagi persetujuan dari kerjaku
persetujuan dan membahas pimpinan, seorang mentor maka dapat
mentor dalam rencana kegiatan 2. Lembar hasil ASN harus mewujudkan visi, 2. Disiplin spirit
rencana atau gagasan konsultasi menggunakan bahasa yaitu “Menjadi kerjaku
kegiatan. yang baik, bersikap Rumah Sakit
2.Meminta 3. Surat persetujuan sopan dan santun, Pendidikan Islami,
bimbingan dan yang ditndatangani mengutarakan Terpercaya, Terbaik
arahan terhadap mentor maksud dengan jelas Dan Pilihan Utama
rencana kegiatan. dan mudah dipahami. Di Sulawesi –
kegiatan ini Selatan 2020”, serta
3.Mencatat hasil mengandung nilai misi
pertemuan dan Etika Publik. “Menyelenggarakan
bimbingan dari Dengan adanya hal pelayanan kesehatan
mentor tersebut, akan terjalin paripurna dan
komunikasi yang rujukan yang
4.Meminta baik, apa yang berkualitas yang
persetujuan disampaikan dapat terjangkau oleh
kegiatan ke dipahami oleh masyarakat”.
mentor untuk mentor.

36
KONTRIBUSI
KETERKAITAN PENGUATAN
NO TAHAP OUTPUT/ TERHADAP
KEGIATAN SUBSTANSI MATA NILAI
. KEGIATAN HASIL KEGIATAN VISI MISI
PELATIHAN ORGANISASI
ORGANISASI
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
disetujui dan 2. Dalam melakukan
ditandantangani suatu kegiatan
dibutuhkan
perencanaan
strategis, yang
hasilnya dalam
bentuk Surat
rekomendasi
kegiatan yang telah
disetujui oleh
pimpinan, sebagai
dasar untuk
melakukan kegiatan.
Hal ini menyangkut
nilai Akuntabilitas,
karena dengan
adanya surat
persetujuan atas
perencanaan
kegiatan,
menunjukan rasa
tanggung jawab,
transparan.

37
KONTRIBUSI
KETERKAITAN PENGUATAN
NO TAHAP OUTPUT/ TERHADAP
KEGIATAN SUBSTANSI MATA NILAI
. KEGIATAN HASIL KEGIATAN VISI MISI
PELATIHAN ORGANISASI
ORGANISASI
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
3. Melakukan
komunikasi dengan
pimpinan merupakan
perwujudan aspek
WoG, karena
kegiatan ini
terlaksana karna
adanya koordinasi
antara berbagai
pihak.
2. Berkoordinasi 1. Melakukan 1. Rekan kerja 1. Akuntabilitas Dengan melakukan 1. Mutu tujuanku
dengan petugas pertemuan memahami rencana Dalam melakukan pelaporan dan
PPI tentang dengan petugas kegiatan suatu kegiatan konsultasi, saya akan 2. Disiplin spirit
rencana PPI dibutuhkan mendukung kerjaku
kegiatan yang 2. Petugas PPI perencanaan terwujudnya visi dan
akan dilakukan 2. Membahas memberikan strategis, yang misi organisasi yaitu
rencana kegiatan bimbingan dan outputnya dalam Visi :Menjadi Rumah
atau gagasan arahan dan bentuk surat Sakit Pendidikan
menyatakan setuju rekomendasi Islami, Terpercaya,
3. Meminta dan mendukung kegiatan dalam Terbaik Dan Pilihan
bimbingan dan pelaksanaan rencana bentuk pernyataan Utama Di Sulawesi –
arahan terhadap kegiatan dukungan kegiatan Selatan Koordinasi
rencana kegiatan Petugas PPI dasar dengan petugas PPI

38
KONTRIBUSI
KETERKAITAN PENGUATAN
NO TAHAP OUTPUT/ TERHADAP
KEGIATAN SUBSTANSI MATA NILAI
. KEGIATAN HASIL KEGIATAN VISI MISI
PELATIHAN ORGANISASI
ORGANISASI
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
4. Mencatat hasil untuk melakukan dalam rencana
pertemuan dan kegiatan ini. kegiatan ini
bimbingan dari Adanya pernyataan mengandung nilai
petugas PPI tersebut professional.
menunjukan rasa Misi meningkatkan
tanggungjawab, kualitas pelayanan
kejelasan target melalui
dan transparan. pengembangan
SDM,serta
2. Nasionalisme mengembangkan
berkoordinasi dan meningkatkan
merupakan satu sarana dan
bentuk prasarana rumah
musyawarah untuk sakit
mufakat salah satu
perwujudan prisip
demokrasi

3. Etika publik
Untuk melakukan
konsultasi dengan
petugas PPI,

39
KONTRIBUSI
KETERKAITAN PENGUATAN
NO TAHAP OUTPUT/ TERHADAP
KEGIATAN SUBSTANSI MATA NILAI
. KEGIATAN HASIL KEGIATAN VISI MISI
PELATIHAN ORGANISASI
ORGANISASI
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
sseorang ASN
menggunakan
bahasa yang baik,
besikap baik
sopan, dan berkata
santu
nmengutarakn
maksud dengan
jelas dan mudah
dipahami.

4. WOG
adanya koordinasi
dengan petugas
PPI dapat menjalin
kerja sama
3. Membuat leaflet 1. Membuat 1. Informasi kesehatan 1. Nasionalisme Dengan menyusun 1. Mutu tujuanku
tentang Hand konsep yang terkait Leaflet bertujuan rencana kegiatan
Hygiene rancangan tersampaikan untuk memberikan sosialisasi kegiatan ini 2. Amanah
leaflet yang kepada teman pengetahuan mendukung tanggungjawab
akan dibagikan sejawat melalui kepada petugas Visi :Menjadi kerjaku
leaflet tentang hand tentang pentingnya RumahSakit
2. Mencetak hygiene hand hygiene Pendidikan Islami,

40
KONTRIBUSI
KETERKAITAN PENGUATAN
NO TAHAP OUTPUT/ TERHADAP
KEGIATAN SUBSTANSI MATA NILAI
. KEGIATAN HASIL KEGIATAN VISI MISI
PELATIHAN ORGANISASI
ORGANISASI
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
rancangan Terpercaya, Terbaik
leaflet 2. Etika publik Dan Pilihan Utama
Menggunakan Di Sulawesi –
3. Membagikan bahasa yang sopan Selatan2020
leaflet kepada dan baku dalam
teman sejawat pembuatan leaflet

4. Mengumpulkan 1. Mendengarkan 1. Mendapatkan 1. Akuntabilitas Akuntabilitas,Etika 1. Amanah


referensi terkait arahan,dan referensi dari Bertanggungjawab publik dan komitmen tanggung
pelaksanaan masukan dari petugas PPI melaksanakan mutu berkontribusi jawab kerjaku
hand hygiene petugas PPI mengenai hand referensi terkait dengan visi RSUD
diruang mengenai hyiege pelaksanaan hand Haji Makassar 2. Disiplin spirit
pencegahan pelaksanaan hygiene sesuai menjadi Rumah kerjaku
pengendalian hand hygiene dengan apa yang Sakit Pendidikan
infeksi diruang disetujui petugas Islami , Terpercaya ,
perawatan PPI sebagai bentuk Terbaik dan Pilihan
pertanggungjawab Utama di Sulawesi
2. Mencatat hasil an Selatan 2020
pencarian
referensi 2. Etika publik
Berinteraksi
3. Melakukan dengan teman
dokumentasi sejawat dengan

41
KONTRIBUSI
KETERKAITAN PENGUATAN
NO TAHAP OUTPUT/ TERHADAP
KEGIATAN SUBSTANSI MATA NILAI
. KEGIATAN HASIL KEGIATAN VISI MISI
PELATIHAN ORGANISASI
ORGANISASI
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
kegiatan sopan dan ramah
3. Komitmen mutu
Refrensi
dimaksudkan
untuk
mengoptimalkan
pelaksanaan hand
hygiene
5. Mengumpulkan 1. Melakukan 1. Dengan adanya 1. Komitmen mutu Terkumpulnya data 1. Mutu tujuanku
informasi dari wawancara wawancara Pengumpulan data yang valid,dapat
perawat di kepada perawat diharapkan teman bertujuan untuk
dipertanggung 2. Nyaman
ruangan diruangan sejawat memahami mengetahui sejauh jawabkan turut suasana
mengenai pentingnya hand mana pentingnya berkontribusi terhadap kerjaku
pemahaman 2. Mencatat hygiene hand hygiene agar peningkatan mutu
tentang pemahaman penyelesaian tepatpelayanan sesuai
pentingnya hand perawat tentang sasaran yakni
dengan visi misi
hygiene pentingnya hand efektifitas terhadap
RSUD Haj demi
hygiene pelaporan nantinyaMenyelenggarakan
pelayanan kesehatan
3. Melakukan 2. Akuntabilitas paripurna dan
dokumentasi Konsistensi untuk rujukan yang
kegiatan menyajikan data berkualitas yang
yang valid dan terjangkau oleh

42
KONTRIBUSI
KETERKAITAN PENGUATAN
NO TAHAP OUTPUT/ TERHADAP
KEGIATAN SUBSTANSI MATA NILAI
. KEGIATAN HASIL KEGIATAN VISI MISI
PELATIHAN ORGANISASI
ORGANISASI
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
mengutamakan masyarakat
kejujuran
6. Mensosialisasik 1. Menyiapkan 1. Terbiasa mencuci 1. Akuntabilitas Membudayakan 1. Mutu tujuanku
an hand hygiene handrub tangan 6 langkah Adanya kebiasaan cuci tangan
sesuai SOP sesuai dengan SOP pertanggungjawab dengan menerapkan 2. Amanah
2. Melakukan cuci sebelum dan setelah an dalam hand nilai-nilai dasar tanggung
tangan 6 kontak dengan hygiene ANEKA dan jawab kerjaku
langkah sesuai pasien Pelayanan Publik
SOP 2. Etika publik dalam upaya
Dalam melakukan mencegah penularan
3. Melakukan cuci hand hygiene ada infeksi dengan cara
tangan dengan aturan yang harus hand hygiene sebelum
handrub selama dipatuhi dan sesudah tindakan
20-30 detik medis berkontribusi
dengan visi misi
RSUD Haji Makassar
melalui pelayanan
menyeluruh yang
berkualitas demi
Menyelenggarakan
pelayanan kesehatan
paripurna dan
rujukan yang

43
KONTRIBUSI
KETERKAITAN PENGUATAN
NO TAHAP OUTPUT/ TERHADAP
KEGIATAN SUBSTANSI MATA NILAI
. KEGIATAN HASIL KEGIATAN VISI MISI
PELATIHAN ORGANISASI
ORGANISASI
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
berkualitas yang
terjangkau oleh
masyarakat
7. Evaluasi 1. Mengumpulkan 1. Mendapatkan 1. Akuntabilitas Melakukan evaluasi 1. Mutu tujuanku
pelaksanaan semua berkas- evaluasi dari Adanya dan tindak lanjut
hand hygiene berkas pelaksanaan hand pertanggungjawab perbaikan merupakan 2. Nyaman
sebelum dan pelaksanaan hygiene sebelum an terhadap penerapan nilai-nilai suasana
sesudah hand hygiene dan sesudah evaluasi aneka yakni kerjaku
tindakan medis sebelum dan tindakan medis kontabilitas dan
sesudah komitmen mutu yang
tindakan medis berkualitas demi
2. Mengecek menyelenggarakan
berhasil atau pelayanan kesehatan
tidaknya paripurna dan rujukan
kegiatan yang yng berkualitas dan
dilakukan terjangkau oleh
masyarakat

44
45
BAB IV

CAPAIAN AKTUALISASI DAN NILAI-NILAI DASAR PROFESI


APARATUR SIPIL NEGARA

A. Capaian Aktualisasi

Capaian aktualisasi dilaksanakan di ruang Ar-raoudah 3 RSUD Haji Makassar.


Adapun capaian aktualisasi adalah sebagai berikut :

KEGIATAN 1 Melakukan konsultasi dan meminta persetujuan mentor


dalam rencana kegiatan.
TANGGAL 1 november 2019
LAMPIRAN - Foto kegiatan
- Surat ijin kegiatan yang telah ditandatangani mentor
DESKRIPSI kegiatan ini dilakukan dengan tahapan melakukan
KEGIATAN pertemuan dengan mentor untuk melakukan konsultasi dan
membahas rencana kegiatan serta meminta bimbingan dan
arahan terhadap rencana kegiatan kemudian mencatat hasil
pertemuan dengan mentor,selanjutnya meminta
persetujuan kegiatan kementor untuk disetujui dan
ditandatangani.
OUTPUT HASIL Mentor selaku atasan menyetujui kegiatan aktualisasi yang
KEGIATAN akan dilaksanakan
NILAI-NILAI - Untuk melakukan konsultasi dengan mentor, seorang
DASAR PROFESI ASN harus menggunakan bahasa yang baik, bersikap
APARATUR SIPIL sopan dan santun, mengutarakan maksud dengan jelas
NEGARA (ASN) dan mudah dipahami. kegiatan ini mengandung nilai
Etika Publik
- dengan adanya surat persetujuan atas perencanaan
kegiatan, menunjukan rasa tanggung jawab, transparan.
Kegiata ini mengandung nilai Akuntabilitas
- kegiatan ini terlaksana karna adanya koordinasi antara
berbagai pihak yaitu koordinasi dengan pimpinan.
Kegiatan ini mengandung nilai Wog

46
KEGIATAN 2 Berkoordinasi dengan petugas PPI tentang rencana
kegiatan yang akan dilakukan
TANGGAL 4 november 2019
LAMPIRAN - Foto kegiatan
- Lembar catatan hasil pertemuan dengan petugas PPI
yang telah ditandatangani
DESKRIPSI kegiatan ini dilakukan dengan tahapan melakukan
KEGIATAN pertemuan dengan petugas PPI untuk membahas
rencana kegiatan dan meminta bimbingan dan arahan
terhadap rencana kegiatan serta mencatat hasil
pertemuan tersebut
OUTPUT HASIL Petugas PPI memberikan bimbingan dan arahan
KEGIATAN terhadap rencana kegiatan
NILAI-NILAI DASAR - Untuk melakukan koordinasi dengan petugas PPI,
PROFESI seorang ASN harus menggunakan bahasa yang baik,
APARATUR SIPIL bersikap sopan dan santun, mengutarakan maksud
NEGARA (ASN) dengan jelas dan mudah dipahami. kegiatan ini
mengandung nilai Etika Publik
- bentuk surat rekomendasi kegiatan dalam bentuk
pernyataan dukungan kegiatan Petugas PPI dasar
untuk melakukan kegiatan ini. Adanya pernyataan
tersebut menunjukan rasa tanggungjawab, kejelasan
target dan transparan. Kegiata ini mengandung nilai
Akuntabilitas
- berkoordinasi merupakan satu bentuk musyawarah
untuk mufakat salah satu perwujudan prisip
demokrasi. Kegiatan ini mengandung nilai
Nasionalisme
- kegiatan ini terlaksana karna adanya koordinasi
dengan petugas PPI. Kegiatan ini mengandung nilai
Wog

47
KEGIATAN 3 Membuat leaflet tentang hand Hygiene
TANGGAL 6 november 2019
LAMPIRAN - Foto kegiatan
DESKRIPSI kegiatan ini dilakukan dengan tahapan membuat konsep
KEGIATAN rancangan leaflet yang akan dibagikan dan mencetaknya
kemudian dibagikan kepada teman sejawat
OUTPUT HASIL Tersedianya hasil cetakan leaflet
KEGIATAN
NILAI-NILAI DASAR - Menggunakan bahasa yang sopan dan baku dalam
PROFESI pembuatan leaflet . kegiatan ini mengandung nilai
APARATUR SIPIL Etika Publik
NEGARA (ASN) - Leaflet bertujuan untuk memberikan pengetahuan
kepada petugas tentang pentingnya hand hygiene.
Kegiatan ini mengandung nilai Nasionalisme
KEGIATAN 4 Mengumpulkan referensi terkait pelaksanaan hand
hygiene diruang pencegahan pengendalian infeksi
TANGGAL 8 november 2019
LAMPIRAN Foto kegiatan
DESKRIPSI kegiatan ini dilakukan dengan tahapan mendengarkan
KEGIATAN masukan dari petugas PPI kemudian mencatat hasil
pencarian referensi serta melakukan dokumentasi
kegiatan
OUTPUT HASIL Tersedianya buku refrensi hand hygiene
KEGIATAN
NILAI-NILAI - Berinteraksi dengan petugas PPI dengan sopan dan
DASAR PROFESI santun . kegiatan ini mengandung nilai Etika Publik
APARATUR SIPIL - Refrensi dimaksudkan untuk mengoptimalkan
NEGARA (ASN) pelaksanaan hand hygiene. Kegiatan ini mengandung
nilai Komitmen mutu
- Bertanggungjawab melaksanakan referensi terkait
pelaksanaan hand hygiene sesuai dengan apa yang
disetujui petugas PPI sebagai bentuk
pertanggungjawaban. Kegiatan ini mengandung nilai

48
Akuntabilitas

KEGIATAN 5 Mengumpulkan informasi dari perawat di ruangan


mengenai pemahaman tentang pentingnya hand hygiene
TANGGAL 11 november 2019
LAMPIRAN Foto kegiatan
DESKRIPSI Informasi dikumpulkan dengan melalui teknik
KEGIATAN wawancara maupun pengamatan langsung diruangan
terkait dengan kegiatan pelaksanaan Hand hygiene
OUTPUT HASIL Catatan hasil wawancara
KEGIATAN
NILAI-NILAI DASAR - Pengumpulan data bertujuan untuk mengetahui
PROFESI sejauh mana pentingnya hand hygiene agar
APARATUR SIPIL penyelesaian tepat sasaran yakni efektifitas terhadap
NEGARA (ASN) pelaporan nantinya. Kegiatan ini mengandung nilai
Komitmen mutu
- Konsistensi untuk menyajikan data yang valid dan
mengutamakan kejujuran. Kegiatan ini mengandung
nilai Akuntabilitas

KEGIATAN 6 Melakukan sosialisasi hand hygiene


TANGGAL 13 november 2019
LAMPIRAN - Foto kegiatan
- Daftar hadir
DESKRIPSI Sebelum melakukan sosialisasi hand Hygiene terlebih
KEGIATAN dahulu menyebarkan informasi kepada perawat diruangan
bahwa akan diadakan sosiaisasi dengan tema “Hand
hygiene” pada hari –H jam sekian, kemudian pada saat
akan melakukan sosialisasi terlebih dahulu akan dibagikan
materi sosialisasi lalu melakukan sosialisasi serta
mendemonstrasikan cara “Hand hygiene” yang benar dan
selanjutnya mendokumentasikan kegiatan tersebut.
OUTPUT HASIL Terlaksananya sosialisasi berupa foto dokumentasi dan

49
KEGIATAN video hand hygiene sesuai SOP
NILAI-NILAI - Adanya pertanggungjawaban dalam kegiatan
sosialisasi hand hygiene Kegiatan ini mengandung
DASAR PROFESI
nilai Akuntabilitas
APARATUR SIPIL - Dalam melakukan hand hygiene ada aturan yang harus
dipatuhi Kegiatan ini mengandung nilai Etika public
NEGARA (ASN)

KEGIATAN 7 Evaluasi pelaksanaan hand hygiene sebelum dan


sesudah tindakan medis
TANGGAL 28 oktober s/d 28 november 2019
LAMPIRAN Foto kegiatan
DESKRIPSI kegiatan ini yaitu mengumpulkan semua dokumentasi
KEGIATAN pelaksanaan hand hygiene sebelum dan sesudah
tindakan medis di ruangan dalam bentuk video
OUTPUT HASIL Foto dokumentasi serta video pre dan post sebelum
KEGIATAN dilaksanakannya sosialisasi dan sesudah
dilaksanakannya sosialisasi
NILAI-NILAI - Adanya pertanggungjawaban dalam kegiatan
evaluasi hand hygiene. Kegiatan ini mengandung
DASAR PROFESI
nilai Akuntabilitas
APARATUR SIPIL
NEGARA (ASN)

50
BAB V
PENUTUP
A.KESIMPULAN
Aparatur Sipil Negara adalah profesi bagi pegawai negeri sipil dan pegawai
pemerintah dengan perjajnjian kerja yang bekerja pada instansi pemerintah .
Peraturan baru tentang aparatur sipil negara tertuang dalam UU No.5 tahun 2014
sudah secara implisit menghendaki bahwa PNS yang umum disebut sebagai
birokrasi tidak hanya sekedar merujuk kepada jenis pekerjaaan tetapi merujuk
kepada sebuah profesi pelayanan publik, maka dari itu sebagai PNS perlu
membuat rancangan aktualisasi khususnya pelayanan di bidang kesehatan dengan
mengedepankan prinsip nilai-nilai dasar PNS yaitu akuntabilitas , nasionalisme ,
etika publik , komitmen mutu, serta anti korupsi ( ANEKA ) yang dilaksanakan di
unit kerja RSUD HAJI MAKASSAR Ruang arraoudah 3 .

Rancangan aktualisasi ini dibuat berdasarkan pada isu yang ditemukan


penulis selama bekerja di ruang arraoudah 3 RSUD Haji Makassar yaitu karena
kurangnya penerapan hand hygiene sebelum dan sesudah tindakan medis diruang
arraoudah 3 . Untuk memecahkan masalah isu tersebut , penulis memiliki gagasan
yang inovatif untuk memecahkan masalah yaitu Optimalisasi hand hygiene
sebelum dan sesudah tindakan medis diruang Arraoudah 3 RSUD HAJI
MAKASSAR PROVINSI SULSEL dengan berbagai kegiatan sebagai upaya
mengoptimalkan hand hygiene .

Penulis berharap aktualisasi ini dapat dijadikan sebagai suatu habituasi


yang baru pada ruang arraoudah 3 RSUD HAJI MAKASSAR sehingga sebagai
pelayan masyarakat dapat memberikan pelayanan yang maksimal dan secara tidak
langsung dapat meningkatkan derajat kesehatan masyarakat .

51
B. SARAN

Melalui aktualisasi ini diharapkan Nilai Dasar Profesi Pegawai Negeri Sipil
yang terdiri dari Akuntabilitas , Nasionalisme , Etika Publik , Komitmen mutu ,
dan Anti korupsi dapat teraktualisasi secara nyata dalam menjalankan tugas dan
fungsi kita pada unit kerja masing-masing . Perlu pengawasan yang berkelanjutan
dari atasan agar kegiatan aktualisasi yang telah dilakukan dapat
diimplementasikan setiap hari setiap saat secara berkesinambungan . Hal ini
dilakukan untuk mengembalikan semangat dan etos kerja PNS yang terkadang
terkikis seiring berjalannya waktu . Sehingga sebagai pelayan publik kita dapat
terus memberikan pelayanan yang prima dan maksimal kepada masyarakat .

52
LAMPIRAN DOKUMENTASI

Kegiatan 1

Konsultasi dengan mentor

t hasil bimbingan

Melakuakan pertemuan dengan Mentor


dan membahas rencana kegiatan

Meminta
bimbingan dan
arahan, serta mencatat hasil bimbingan

53
Catatan hasil pertemuan dengan mentor

Meminta persetujuan Kegiatan untuk Ditandatangani

54
Surat ijin dukungan yang Ditandatangani oleh mentor

Kegiatan 2
Berkoordinasi dengan petugas PPI

Melakukan
pertemuan dengan petugas PPI

55
Membahas rencana kegiatan

Mencatat hasil pertemuan dengan petugas PPI

56
Catatan hasil pertemuan dengan petugas PPI

Kegiatan 3
Membuat leaflet tentang Hand hygiene

Membuat
Konsep Rancangan
Leaflet

57
Mencetak rancangan leaflet

Hasil cetak
leafleat 1

58
Hasil cetak leaflet 2

Hasil cetak leaflet 3

59
Kegiatan 4
Mengumpulkan referensi terkait pelaksanaan hand hygiene diruang
pencegahan pengendalian infeksi

Melakukan pertemuan

Mendapatkan referensi hand hygiene

60
Kegiatan 5
Mengumpulkan informasi dari perawat di ruangan mengenai pemahaman
tentang pentingnya hand hygiene

Melakukan wawancara dengan perawat di ruangan

Catatan hasil wawancara tentang pemahaman perawat diruangan mengenai hand hygiene

61
Kegiatan 6
Melakukan sosialisasi hand hygiene

Menyiapkan handrub

Membagikan leaflet

62
Mendemonstrasikan cuci tangan dengan handrub selama 20-30 detik

63
daftar hadir sosialisasi

kegiatan 7
Evaluasi pelaksanaan
Hand hygiene
Video pre

64
Sebelum tindakan sesudah tindakan

Sebelum tindakan sesudah tindakan

65
sebelum tindakan sesudah tindakan

66
Post

sebelum tindakan
sesudah tindakan

67
sebelum tindakan sesudah tindakan

68
sebelum tindakan
sesudah tindakan

sebelum tindakan
sesudah tindakan

69
70
71

Anda mungkin juga menyukai