NILAI-NILAI DASAR
PROFESI APARATUR SIPIL NEGARA
Disusun Oleh :
Dengan memanjatkan puji syukur Tuhan Yang Maha Esa. yang telah
memberikan rahmat dan karunia Nya sehingga peserta diklat dapat
menyelesaikan Rancangan Aktualisasi Nilai-Nilai Dasar Profesi Pegawai
Negeri Sipil. Dengan adanya laporan aktualisasi ini diharapkan Peserta Diklat
Pelatihan Dasar Golongan III Tahun 2021 dapat mengaktualisasikan nilai-
nilai dasar profesi Pegawai Negeri Sipil yaitu Akuntabilitas, Nasionalisme,
Etika Publik, Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi (ANEKA) serta Manajemen
Aparatur Sipil Negara, Pelayanan Publik, dan Whole of Government (WoG).
Nilai-nilai dasar tersebut dapat memberi makna terhadap kegiatan-kegiatan
yang akan dilaksanakan di tempat kerja masing-masing. Rancangan
Aktualisasi Nilai-Nilai Dasar Profesi Pegawai Negeri Sipil ini dapat
diselesaikan berkat bantuan, bimbingan serta dorongan dari berbagai pihak.
Untuk itu dalam kesempatan ini peserta diklat ingin menyampaikan terima
kasih kepada:
1. Bapak Tony Tribagus Spontana, SH., M.Hum., selaku Kepala Badan
Pendidikan dan Pelatihan Kejaksaan RI;
2. Bapak Andi Muh Iqbal Arief, S.H., M.H., selaku Kepala Pusat Diklat
Manajemen dan Kepemimpinan Badiklat Kejaksaan RI;
3. Bapak Dr. Setyo Utomo, S.H., M.Hum., M.Kn., selaku Kepala Bidang
Penyelenggara Pusat Diklat Manajemen dan Kepemimpinan
4. Bapak Eustachius Suprihanto, S.H., M.H., selaku penguji
Rancangan Aktualisasi Nilai – Nilai Dasar Profesi ASN;
5. Ibu Netty Lilis Suryani Silaen., S.H., M.H. selaku coach kerja dan
telah menyediakan waktu untuk membimbing dan mengingatkan
Peserta Diklat untuk menyelesaikan Laporan Aktualisasi ini;
6. Bapak Heru Winoto., S.H.,M.H., selaku Kepala Kejaksaan Negeri
Gresik, yang telah memberikan Masukan, Kritik, Saran dan Semangat
selama dalam proses pengerjaan Laporan Akhir;
7. Bapak Firdaus, S.H., M.H. selaku Kasi Tindak Pidana Umum
Kejaksaan Negeri Gresik dan Mentor Peserta Diklat atas kesediaan
beliau untuk menjadi pembimbing Peserta Diklat di satuan kerja dan
i
telah menyediakan waktu untuk membimbing dan mengingatkan
Peserta Diklat untuk menyelesaikan Laporan Aktualisasi ini;
8. Orang Tua Peserta Diklat, yang tidak henti-hentinya mencurahkan
segala doa dan dukungannya baik dalam hal moral dan materiil yang
tidak dapat tergantikan.
9. Teman-Teman Peserta Diklat Latsar CPNS Kejaksaan Republik
Indonesia Golongan III Angkatan IX yang telah menjadi penyemangat
dan teman senasib seperjuangan yang telah mengantarkan Peserta
Diklat pada titik ini.
10. Semua pihak yang secara langsung maupun tidak langsung telah
membantu peserta diklat dalam menyelesaikan laporan ini, Peserta
Diklat ucapkan terima kasih.
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................................i
DAFTAR ISI...........................................................................................................................iii
RANCANGAN AKTUALISASI..............................................................................................v
LEMBAR PENGESAHAN....................................................................................................vi
RANCANGAN AKTUALISASI.............................................................................................vi
BAB I.......................................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................................1
A. LATAR BELAKANG..................................................................................................1
C. NILAI-NILAI ORGANISASI.................................................................................10
E. TUJUAN PENULISAN............................................................................................13
BAB II....................................................................................................................................14
RANCANGAN AKTUALISASI...........................................................................................14
A. PENETAPAN ISU..........................................................................................................14
1. Identifikasi Isu......................................................................................................14
2. Kondisi Saat Ini dan Kondisi Yang Diharapkan Dari Isu yang diangkat.......16
iii
3. Gagasan Pemecahan Isu...................................................................................17
H. ANALISA DAMPAK.............................................................................................42
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................43
iv
BERITA ACARA SEMINAR
RANCANGAN AKTUALISASI
Mentor, Coach,
Penguji
v
LEMBAR PENGESAHAN
RANCANGAN AKTUALISASI
Mentor, Coach,
Mengetahui,
Kabid Penyelenggara pada Pusat Pendidikan dan Pelatihan
Manajemen dan Kepemimpinan
Badan Diklat Kejaksaan RI
vi
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Penyelenggaraan pemerintahan yang baik dan bersih (good and
clean governance) selalu diupayakan pada era reformasi ini. Pelayanan
publik merupakan hak warga negara sebagai amanat konstitusi dengan
tujuan untuk mencapai hal-hal yang strategis bagi kemajuan bangsa di
masa yang akan datang. Budaya birokrasi dalam melayani masyarakat
dapat dilaksanakan dengan cara memiliki kode etik untuk mengatur hal-hal
apa saja yang boleh atau tidak boleh dilakukan, menjadikan prinsip
melayani sebagai suatu kebanggan, memiliki Standar Operasional yang
jelas dalam memberikan pelayanan dan memiliki etika profesionalisme
sebagai seorang birokrat. Dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan
yang baik dan bersih, salah satu lembaga penegak hukum di Indonesia
yaitu Kejaksaan Republik Indonesia turut andil dalam mewujudkan
pelayanan publik yang memenuhi etika profesionalisme, akuntabel dan
transparan.
Kejaksaan Republik Indonesia merupakan salah satu lembaga
penegak hukum di Indonesia yang bertindak sebagai lembaga penuntutan
tertinggi di bidang hukum. Lembaga penuntutan mempunyai peran utama
dalam penegakan supremasi hukum dan mewujudkan keadilan bagi
seluruh bangsa di negeri ini. Sebagai lembaga pemerintah yang
melaksanakan kekuasaan negara di bidang penuntutan, dan sebagai
badan yang berwenang dalam penegakan hukum dan keadilan, peran
kejaksaan sebagai gardu depan penegakan hukum demikian penting dan
strategis. Sebagai institusi peradilan, kewenangan kejaksaan dapat
langsung dirasakan oleh masyarakat luas. Oleh karena itu, sebagai salah
satu ujung tombak dalam penegakan hukum, peran kejaksaan diharapkan
dapat menjunjung tinggi nilai-nilai keadilan. Oleh karena hal itu,
pemerintah melalui Lembaga Administrasi negara mengeluarkan
Peraturan Kepala Lembaga Administrasi Negara Nomor 38 Tahun 2014
tentang pedoman penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan Prajabatan
1
Golongan III membuat sebuah sistem diklat yang diharapkan dapat
meningkatkan kompetensi Calon Pegawai Negeri Sipil.
Pegawai Negeri Sipil (PNS) atau yang sekarang berdasarkan
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 disebut Aparatur Sipil Negara
(ASN) merupakan salah satu bagian penting dari pengelolaan pemerintah
negara yang bertujuan untuk membantu dan mendukung seluruh sumber
daya manusia. Aparatur Sipil Negara (ASN) yang mampu memainkan
peranannya adalah yang memiliki kompetensi yang tercermin dari sikap
dan perilakunya yang berintegritas, bermoral dan bermental baik
professional, sadar akan tanggung jawab sebagai pelayan publik, netral,
bebas dari intervensi politik, bersih dari praktik korupsi, kolusi dan
nepotisme, serta mampu menyelenggarakan pelayanan publik sebagai
unsur perekat persatuan dan kesatuan bangsa berdasarkan Pancasila dan
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945.
Dalam rangka proses pengangkatan menjadi ASN atau PNS,
maka Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) harus lulus pendidikan pada
Pendidikan dan Pelatihan Dasar sesuai golongannya. Berdasarkan
Peraturan Kepala Lembaga Administrasi Negara Nomor 21 Tahun 2017
Tentang Pedoman Penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan Dasar
Calon Pegawai Negeri Sipil Golongan III, disebutkan bahwa Kurikulum
Diklat terdiri atas dua tahap pembelajaran, yaitu tahap Internalisasi dan
Aktualisasi. Peserta Diklatsar golongan III diharapkan mampu
menginternalisasikan nilai-nilai dasar ASN saat on campuss dan juga
mampu mengaktualisasikan nilai-nilai dasar profesi ASN di unit kerja
masing-masing (off campuss).
Terdapat penerapan kurikulum baru sesuai Peraturan Kepala
Lembaga Administrasi Negara Nomor 25 Tahun 2017 tentang Pedoman
Penyelenggaraan Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil Golongan
III diharapakan dapat menghasilkan PNS profesional yang berkarakter
dalam melaksanakan tugas dan jabatannya sebagai pelaksana kebijakan
publik, pelayan masyarakat, dan perekat dan pemersatu bangsa melalui
pelatihan yang inovatif dan terintegrasi. Pelatihan tersebut memadukan
pembelajaran klasikal dan non-klasikal di tempat pelatihan dan di tempat
kerja sehingga peserta mampu menginternalisasi, menerapkan, dan
2
mengaktualisasikan, serta membuatnya menjadi kebiasaan (habituasi),
dan merasakan manfaatnya, sehingga terpatri dalam dirinya karakter
PNS yang profesional. Nomenklatur diklat prajabatan diubah menjadi
pelatihan dasar calon PNS sebagai salah satu jenis pelatihan yang
strategis dalam rangka pembentukan karakter PNS dan membentuk
kemampuan bersikap dan bertindak profesional mengelola tantangan dan
masalah keragaman sosial kultural dengan perspektif whole of
government yang didasari nilai-nilai dasar PNS berdasarkan peran dan
kedudukan PNS dalam NKRI pada setiap pelaksanaan tugas jabatannya
sebagai pelayan masyarakat sebagai wujud nyata bela negara. Adapun
nilai - nilai dasar profesi PNS tersebut yaitu Akuntabilitas, Nasionalisme,
Etika Publik, Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi. Kelima nilai-nilai dasar ini
diakronimkan menjadi ANEKA.
Dalam rangka mengimplementasikan indikator-indikator nilai dasar
tersebut, maka perlu diaktualisasikan pada Tahap Habituasi di satuan
kerja. Dengan adanya implementasi indikator-indikator nilai dasar ini
yang diaktualisasikan di satuan kerja maka diharapkan dapat
menghasilkan sosok ASN atau PNS yang mampu bekerja secara
profesional seiring dengan kebutuhan masyarakat sebagai pelayan
masyarakat dalam mencari keadilan. Oleh karena itu, Penulis selaku
peserta Pendidikan dan Pelatihan Dasar CPNS Kejaksaan Republik
Indonesia Tahun 2021 Gelombang I Golongan III menyusun rencana
aktualisasi yang akan dilaksanakan pada Kejaksaan Negeri Kota Malang
khususnya di bidang intelijen.
3
c. Mempererat persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan Republik
Indonesia
4
penyusunan cetak biru (blue print) pembangunan sumber
daya manusia Kejaksaan jangka menengah dan jangka
panjang tahun 2025, menerbitkan dan menata kembali
manajemen administrasi keuangan, peningkatan sarana dan
prasarana, serta peningkatan kesejahteraan pegawai melalui
tunjangan kinerja atau remunerasi, agar kinerja Kejaksaan
dapat berjalan lebih efektif, efisien, transparan, akuntabel dan
optimal.
5) Membentuk aparat Kejaksaan yang handal, tangguh,
profesional, bermoral dan beretika guna menunjang
kelancaran pelaksanaan tugas pokok, fungsi dan wewenang,
terutama dalam upaya penegakan hukum yang berkeadilan
serta tugas-tugas lainnya yang terkait.
5
fungsi:
a. Penyiapan bahan penyusunan rencana dan program kerja;
b. Analisis dan penyiapan pertimbangan hukum penanganan
perkara tindak pidana umum;
c. Pelaksanaan dan pengendalian penanganan perkara tahap
prapenuntutan, pemeriksaan tambahan, penuntutan,
pelaksanaan penetapan hakim dan putusan pengadilan yang
telah mempunyai kekuatan hukum tetap, eksaminasi serta
pengawasan terhadap pelaksanaan pidana bersyarat, pidana
pengawasan, pengawasan terhadap pelaksanaan keputusan
pembebasan bersyarat dan kebijakan dan serta tindakan hukum
lainnya;
d. Penyiapan pelaksanaan koordinasi dan kerja sama dalam
penanganan perkara tindak pidana umum;
e. Pengelolaan dan penyajian data dan informasi;
f. Penyiapan pelaksanaan bimbingan teknis penanganan perkara
tindak pidana umum di daerah hukumnya; dan
g. Pelaksanaan pemantauan, evaluasi dan penyusunan laporan
penanganan perkara tindak pidana umum.
1
Modul “Akuntabilitas” Pendidikan dan Pelatihan Prajabatan Calon Pegawai Negeri Sipil, hlm. 7-8.
6
a. Mampu mengambil pilihan yang tepat dan benar ketika terjadi
konflik kepentingan, antara kepentingan publik dengan
kepentingan sektor, kelompok dan pribadi;
b. Memiliki pemahaman dan kesadaran untuk menghindari dan
mencegah keterlibatan Pegawai Negeri Sipil dalam politik praktik.
c. Memperlakukan warga negara secara sama dan adil dalam
penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan publik;
d. Menunjukkan sikap dan perilaku yang konsisten dan dapat
diandalkan sebagai penyelenggara pemerintahan;
2. NASIONALISME
Makna nasionalisme secara politis mengandung cita-cita dan
pendorong bagi suatu bangsa, baik untuk merebut kemerdekaan atau
mengenyahkan penjajahan maupun sebagai pendorong untuk
membangun dirinya maupun lingkungan masyarakat, bangsa dan
negara. Nasionalisme dalam arti luas diartikan sebagai pandangan
tentang rasa cinta yang wajar terhadap bangsa dan negara dan
sekaligus menghormati bangsa lain. Menurut Pasal 11 Undang-
Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara, seorang
ASN dapat dikatakan menjunjung tinggi nilai nasionalisme ketika ia
mampu:
a. Melaksanakan kebijakan publik yang dibuat oleh pejabat negara.
b. Memberikan pelayanan publik yang profesional dan berkualitas.
c. Mempererat persatuan dan kesatuan negara kesatuan Republik
Indonesia.
3. ETIKA PUBLIK
Etika Publik lebih dipahami sebagai refleksi atas baik atau
buruk, benar atau salah yang harus dilakukan atau bagaimana
melakukan yang baik atau benar, sedangkan moral mengacu pada
kewajiban untuk melakukan yang baik atau apa yang seharusnya
dilakukan. Etika publik mengarahkan pada kemaslahatan masyarakat.
Fungsi etika adalah memudahkan untuk melakukan sesuatu, arahan
atau acuan jika banyak transformasi di berbagai bidang, membuat
sanggup memilah ideologi yang sesuai aturan yang kita anut sesuai
bidangnya.
7
Kode etik merupakan sekumpulan aturan yang mengatur
tingkah laku dalam kelompok khusus yang berisi ketentuan tertulis
yang harus dipegang teguh sekelompok profesional tertentu. Kode etik
ASN berdasarkan Undang-undang Nomor 5 Tahun 2014 :
a. Melaksanakan tugasnya dengan jujur, bertanggung jawab, dan
berintegritas tinggi;
b. Melaksanakan tugasnya dengan cermat dan disiplin;
c. Melayani dengan sikap hormat, sopan, dan tanpa tekanan;
d. Melaksanakan tugasnya sesuai dengan peraturan yang berlaku;
e. Melaksanakan tugasnya sesuai dengan perintah atasan atau
pejabat yang berwenang sejauh tidak bertentangan dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan dan etika
pemerintahan;
f. Menjaga kerahasiaan yang menyangkut kebijakan negara;
g. Menggunakan kekayaan dan barang milik negara secara
bertanggung jawab, efektif, dan efisien;
h. Mengaja agar tidak terjadi konflik kepentingan dalam
melaksanakan tugasnya;
i. Memberikan informasi secara benar dan tidak menyesatkan pada
pihak lain yang memerlukan informasi terkait kepentingan
kedinasan;
j. Tidak menyalahgunakan informasi intern negara, tugas, status,
kekuasaan, dan jabatannya untuk mendapat atau mencari
keuntungan atau manfaat bagi diri sendiri atau untuk orang lain;
k. Memegang teguh nilai dasar ASN dan selalu menjaga reputasi dan
integritas ASN;
l. Melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan
mengenai disiplin pegawai ASN.
Selain itu, terdapat pengaturan lebih lanjut mengenai nilai dasar
seorang Pegawai Negeri Sipil yakni diatur dalam Pasal 4 Undang-
undang Nomor 05 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara, yakni :
a. memegang teguh ideologi Pancasila;
b. setia dan mempertahankan Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945 serta pemerintahan yang sah;
c. mengabdi kepada negara dan rakyat Indonesia;
8
d. menjalankan tugas secara profesional dan tidak berpihak;
e. membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian;
f. menciptakan lingkungan kerja yang nondiskriminatif;
g. memelihara dan menjunjung tinggi standar etika yang luhur;
h. mempertanggungjawabkan tindakan dan kinerjanya kepada publik;
i. memiliki kemampuan dalam melaksanakan kebijakan dan program
pemerintah;
j. memberikan layanan kepada publik secara jujur,tanggap, cepat,
tepat, akurat, berdaya guna, berhasil guna, dan santun;
k. mengutamakan kepemimpinan berkualitas tinggi;
l. menghargai komunikasi, konsultasi, dan kerja sama;
m. mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja pegawai;
n. mendorong kesetaraan dalam pekerjaan; dan
o. meningkatkan efektivitas sistem pemerintahan yang demokratis
sebagai perangkat sistem karier.
Tiga fokus utama etika publik :
a. Pelayan publik yang berkualitas dan relevan;
b. Sisi dimensi reflektif berfungsi sebagai bantuan dalam menimbang
pilihan sarana kebijakan publik dan alat evaluasi;
c. Modalitas Etika yang menjembatani antara norma moral dan
tindakan faktual.
4. KOMITMEN MUTU
2
Modul “Komitmen Mutu” Pendidikan dan Pelatihan Prajabatan Calon Pegawai Negeri Sipil, hlm.14.
9
Konsep efektivitas dapat diukur ketika ketercapaian target
yang telah direncanakan, baik dilihat dari capaian jumlah maupun
mutu hasil kerja sehingga dapat memberikan kepuasan.
Sedangkan konsep efisiensi dapat diukur dari penghematan biaya,
waktu, tenaga dan fikiran dalam menyelesaikan kegiatan.
b. Konsep Inovasi
Konsep inovasi seharusnya dapat mencerminkan pemikiran
yang baru yang konstruktif, sehingga akan memotivasi setiap
individu.
1. ANTI KORUPSI
Anti Korupsi merupakan prinsip yang harus ditumbuhkan dan
dipegang teguh agar dapat menjadi ASN yang penuh pengabdian
kepada negara dan masyarakat. Kata korupsi berasal dari bahasa latin
yaitu corruptio yang artinya kerusakan, kebobrokan dan kebusukan.
Berdasarkan Pasal 2 dan 3 UU No. 31 Tahun 1999 jo UU No. 20
Tahun 2001 tentang Komisi Pemberantasan Korupsi, korupsi adalah
perbuatan melawan hukum memperkaya diri sendiri yang dapat
merugikan keuangan negara atau perekonomian negara. Selain
memperkaya diri sendiri, korupsi juga dilakukan dengan tujuan untuk
menguntungkan diri sendiri atau orang lain atau korporasi dengan cara
menyalahgunakan kewenangan. Nilai-nilai dasar anti korupsi yakni :
a. Jujur;
b. Peduli;
c. Mandiri;
d. Disiplin :
e. Tanggung Jawab;
f. Kerja Keras;
g. Sederhana;
h. Berani;
i. Adil.
C. NILAI-NILAI ORGANISASI
Nilai dasar yang ada di Kejaksaan Agung Republik Indonesia
tersirat dalam Tri Krama Adhyaksa, yang dapat dijelaskan sebagai berikut :
10
TRI KRAMA ADHYAKSA
1. SATYA
Kesetiaan yang bersumber pada rasa jujur baik terhadap Tuhan Yang
Maha Esa, diri pribadi dan keluarga, maupun kepada sesama
manusia.
2. ADHI
Kesempurnaan dalam bertugas, dan yang berunsur utama pemilikan
rasa tanggung jawab baik terhadap Tuhan Yang Maha Esa, terhadap
keluarga dan sesama manusia.
3. WICAKSANA
Bijaksana dalam tutur kata dan tingkah laku, khususnya dalam
pengtrapan tugas dan kewenangannya.
11
pembangunan nasional melalui pelaksanaan kebijakan dan pelayanan
publik.Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab seorang ASN yakni
dengan cara meningkatkan produktivitas, menjamin kesejahteraan
ASN, dan akuntabel.
2. Pelayanan Publik
Pelayanan publik adalah segala bentuk kegiatan pelayanan
umum yang dilaksanakan oleh Instansi Pemerintahan di Pusat,
Daerah, dan lingkungan BUMN/BUMD dalam bentuk barang dan atau
jasa, baik dalam pemenuhan kebutuhan masyarakat. Tiga unsur
penting dalam pelayanan publik adalah organisasi penyelenggara
pelayanan publik, penerima layanan (pelanggan) , dan kepuasaan
yang diberikan dan atau diterima oleh penerima layanan (pelanggan).
Prinsip-prinsip pelayanan publik yakni : Partisipatif, Transparan,
Mudah dan Murah, Efektif dan Efisien, Responsif, Berkeadilan,
Aksesible, Tidak diskriminatif, dan Akuntabel. Adapun fundamen
pelayanan publik yakni:
a. Pelayanan publik merupakam hak warga negara sebagai amanat
komunikasi;
b. Pelayanan publik diselenggarakan dengan pajak yang dibayar oleh
warga negara;
c. Pelayanan publik diselenggarakan dengan tujuan untuk mencapai
hal-hal yang strategis bagi kemajuan bangsa di masa yang akan
datang;
d. Pelayanan publik memiliki fungsi tidak hanya memenuhi
kebutuhan dasar warga negara sebagai manusia, akan tetapi juga
berfungsi untuk memberikan perlindungan bagi warga negara
(proteksi).
Pelayanan publik yang baik akan terwujud apabila kita
menerapkan tujuh sikap pelayanan yakni passionate, progressive,
proactive, promt, patience, proporsional, dan puctional. Selain itu,
perlu adanya etiket dalam pelayanan publik yakni dengan cara
politeness (sikap sopan), respectful (sikap menghormati dan
menghargai), attentive (sikap penuh perhatian), cooperatif (sikap suka
menolong), tolerance ( sikap tenggang rasa), informality (sikap ramah),
dan self control (sikap mengendalikan emosi). Manfaat etiket dalam
12
pelayanan publik adalah communicative yakni memudahkan
berhubungan baik dengan orang lain, attractive yakni mampu mencari
bahan pembicaraan tanpa melukai perasaan orang lain, respectable
yakni lebih dahulu kita menghargai orang lain, dan self confidence
yakni untuk memupuk kepercayaan dan keyakinan pada diri sendiri
dalam berbagai situasi.
3. Whole of Government
Whole of Government adalah sebuah pendekatan
penyelenggaraan pemerintahan yang menyatukan upaya-upaya
kolaboratif pemerintahan dari keseluruhan sektor dalam ruang lingkup
koordinasi yang lebih luas guna mencapai tujuan-tujuan pembangunan
kebijakan, manajemen program, dan pelayanan publik. Alasan
penggunaan WOG yakni adanya faktor eksternal dan faktor internal.
Faktor eksternal yakni dorongan publik dalam mewujudkan integrasi
kebijakan, program pembangunan dan pelayanan agar tercipta
penyelenggaraan pemerintahan yang lebih baik.Selain itu
perkembangan teknologi, situasi, dan dinamika kebijakan yang lebih
kompleks juga mendorong pentingnya WOG dalam menyatukan
institusi pemerintah sebagai penyelenggara kebijakan dan layanan
publik. Faktor internal dengan adanya fenomena ketimpangan
kapasitas sektoral sebagai akibat adanya nuansa kompetisi antar
sektor dalam pembangunan. Tantangan dalam praktek WOG yakni
Kapasitas SDM dan Institusi, Nilai budaya organisasi dan
Kepemimpinan.
E. TUJUAN PENULISAN
Tujuan penulisan Rancangan Aktualisasi, antara lain:
1. Sebagai tahapan dalam menempuh Pendidikan Pelatihan Dasar
Golongan III pola baru, dengan harapan agar peserta diklat dapat
merencanakan kegiatan yang dapat dilaksanakan pada saat
aktualisasi di tempat magang atau unit kerja perserta diklat dan
melaporkan pelaksanaan kegiatan selama off campus sesuai dengan
13
dampak jika nilai-nilai dasar ASN berupa ANEKA tidak dilaksanakan
dalam tugas.
2. Untuk mengetahui output yang dihasilkan dari kegiatan-kegiatan
peserta diklat pada saat off kampus.
3. Untuk mengetahui pemahaman dan pengimplementasian nilai-nilai
dasar (ANEKA) Aparatur Sipil Negara di unit kerja masing-masing.
4. Untuk mengetahui penguatan nilai-nilai Lembaga Kejaksaan Republik
Indonesia yang terumus melalui doktin Satya, Adhi dan Wicaksana.
BAB II
RANCANGAN AKTUALISASI
A. PENETAPAN ISU
1. Identifikasi Isu
Berdasarkan latar belakang dan keinginan organisasi agar
dapat mencapai visi dan misinya maka perlu dilakukan suatu
pengamatan isu-isu aktual yang sedang terjadi di unit kerja dalam
rangka penyusunan tahapan-tahapan kegiatan yang tepat dan
disesuaikan dengan Nilai-Nilai Dasar ASN serta Kedudukan dan Peran
PNS dalam NKRI untuk mengatasi isu-isu aktual tersebut sehingga
dapat mencapai visi dan misi organisasi secara optimal. Isu yang
sekiranya dapat diproyeksikan pada Kejaksaan Negeri Kota Gresik,
antara lain sebagai berikut:
a. Pelayanan Publik
- Kurang Optimalnya administrasi terhadap pelaksanaan wajib
lapor tahanan kota pada Bidang Tindak Pidana Umum di
kejaksaan Negeri Gresik.
14
- Kurang Optimalnya Pengembalian barang bukti yang telah
memiliki piutusan hokum tetap
b. Manajemen ASN
- Kurang Optimalnya informasi mengenai Jadwal Perkara Sidang
c. Whole of Government
- Belum Optimalnya Pelaksanaan Penerimaan berkas perkara dari
penyidik di masa pandemic covid 19 secara Digitalisasi Via
Microsft Excel dibidang tindak pidana umum .
- Kurang Optimalnya penggunaan buku eskpedisi untuk
penyerahan surat perpanjangan penahanan
Menentukan isu yang diangkat
Hal tersebut akan dianalisis menggunakan metode USG. Hal yang
menjadi ukuran dalam analisis USG adalah berikut:
a. Urgency
Seberapa mendesak isu itu harus dibahas, dianalisis dan
ditindaklanjuti
b. Seriousness
Seberapa serius isu itu harus dibahas dikaitkan dengan akibat
yang ditimbulkan
c. Growth
Seberapa besar kemungkinan memburuknya isu tersebut jika tidak
ditangani sebagaimana mestinya.
Penilaian secara USG dilakukan dengan menggunakan nilai dengan
rentang 1 sampai dengan 6Semakin tinggi nilai menunjukkan bahwa
isu tersebut sangat urgen dan sangat serius untuk segera ditangani
dari isu yang penulis pilih, berikut hasil analisis menggunakan USG
antara lain:
15
Penerimaan berkas perkara dari
penyidik di masa pandemic
covid19 secara digitalisasi Via
Microsoft Excel di bidang tindak
pidana umum (WoG)
Keterangan:
U : Urgency S : Seriousness G : Growth
Berdasarkan alat analisis tersebut, maka isu yang paling berkualitas
untuk dapat diselesaikan oleh Penulis adalah isu “Belum optimalnya
pelaksanaan penerimaan berkas dari penyidik dimasa pandemic covid
– 19 di kejaksaan negeri Gresik”. Sehingga ditemukan Core Issue
yaitu “Belum optimalnya pelaksanaan penerimaan dari penyidik di
masa pandemic covid 19 di seksi Tindak Pidana Umum Kejaksaan
Negeri Gresik”. Penulis memilih judul rancangan aktualisasi yaitu
“OPTIMALISASI PENERIMAAN BERKAS DARI PENYIDIK DI MASA
PANDEMI COVID-19 SECARA DIGITALISASI Via MICROSOFT
EXCEL DI SEKSI TINDAK PIDANA UMUM KEJAKSAAN NEGERI
GRESIK.”
16
2. Kondisi Saat Ini dan Kondisi Yang Diharapkan Dari Isu yang diangkat
Kondisi saat ini :
1. Judul
Optimalisasi Penerimaan Berkas dari Penyidik dimasa pandemic
covid19 di Bidang Tindak Kejaksaan Negeri Gresik.
2. Mentor :
Nama : FIRDAUS, S.H.,M.H
Pangkat : (III/d)
Jabatan : Kepala Seksi Tindak Pidana Umum
17
NIP/NRP : 19771225 200212 1 001
Unit Satuan kerja : Kejaksaan Negeri Gresik
Alamat Kantor : Jl. Raya Permata No. 02 Gresik
3. Coach :
Nama : Netty Lilis Suryani Silaen, S.H.,M.H.
Pangkat : IV/b
NIP/NRP : 19701111 199003 2 010
Satker : Badan Diklat Kejaksaan Republik
Indonesia
5. Stakeholder
Stakeholder internal dalam program Diklat Dasar CPNS Golongan
III/a Kejaksaan Republik Indonesia Tahun 2021 terdiri dari
masyarakat umum, instansi pemerintah dan pegawai Kejaksaan
Negeri Kota Gresik serta pihak lain yang terkait.
18
output/hasil yaitu untuk Optimalisasi Penerimaan Berkas dari
Penyidik dimasa pandemic Covid 19 di Bidang Tindak Pidana
Umum pada Kejaksaan Negeri Kota Gresik. Pelaksanaan kegiatan
dari adanya core issue tersebut, adalah sebagai berikut :
1. Melaporkan kepada Kepala Seksi Tindak Pidana Umum Kejaksaan
Negeri Gresik .
2. Menyiapkan Mesin Sterilisasi
3. Membuat SOP (Standart Operasional Prosedur) Penerimaan
Berkas dari Penyidik Ke Bidang Tindak Pidana Umum.
4. Berkoordinasi Kepada Pegawai PTSP, Pegawai TU Sekertariat dan
Pegawai TU Bidang Tindak Pidana Umum.
5. Melaksanakan Kegiatan Penyeterilan Berkas menjadi Habituasi
6. Memasukan data berkas dari yang sudah di sterill kemudian di data
secara digital via Microsoft Excel.
19
c. Kemudian melaporkan SOP Kepada Kepala Kejaksaan Negeri
Gresik.
1. Berkoordinasi Kepada Pegawai:
a. Berkoordinasi dengan pegawai PTSP terkait penyeterilan berkas
yang di terima dari penyidik dan yang akan di serahkan ke
sekertariat (KAJARI)
b. Berkoordinasi dengan pegawai TU Bidang Tindak Pidana Umum
terkait penyeterilan berkas yang diterima dari Kajari untuk Kasi
Pidum, setelah register berkas di sterill kembali sebelum
diberikan kepada Jaksa”
5. Melaksanakan Kegiatan Penyeterilan Berkas
a. Mulai melaksanakan kegiatan menyeterilkan berkas masuk ke
PTSP Kejaksaan Negeri Gresik
b. Melaksanakan kegiatan menyeterilkan berkas masuk ke Bidng
Tindak Pidana Umum,
6. Memasukan data berkas yang sudah di sterill kemudian di data
secara digital via Microsoft Excel.
a. Menyiapkan computer di bidang Tindak Pidana Umum
b. Membuat pendataan berkas dari penyidik di masa pandemic covid
19 ke Microsft Excel
20
merupakan aktualisasi Nilai Nasionalisme dengan indikator
Musyawarah.
c. Etika Publik
Melaporkan kepada Kepala Seksi Tiindak Pidana Umum terkait
optimalisasi penerimaan berkas dari penyidik kepada tindak
pidana umum di masa pandemic merupakan aktualisasi Nilai
etika publik dengan indikator tertib penyelenggaraan negara.
d. Komitmen Mutu
Melaporkan kepada Kepala Seksi Bidang Tindak Pidana Umum
terkait optimalisasi penerimaan berkas dari penyidik kepada
Seksi Tindak Pidana Umum di masa Pandemi Covid 19 untuk
membicarakan suatu inovasi sehingga nilai komitmen mutu
dengan indikator Inovasi telah teraktualisasi.
e. Anti Korupsi
Melaporkan kepada Kepala Seksi Bindang Tindak Pidana Umum
terkait penggunaan mesin sterill yang belum optimal dan
terbengkalai dengan diperlukan upaya untuk memanfaatkan
mesin sterilisasi secara maksimal. merupakan aktualisasi nilai
anti korupsi dengan indikator Berani.
f. Manajemen ASN
Melaporkan kepada Kepala Seksi Bidang Tindak Pidana Umum
terkait optimalisasi penerimaan berkas dari penyidik kepada
Seksi Tindak Pidana Umum merupakan aktualisasi dari
Manajemen ASN dengan indikator melaksanakan tugas tidak
bertetangan dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
2. Menyiapkan mesin sterill .
a. Akuntabilitas
Menyiapkan mesin sterill bebas virus covid 19 dengan jujur dan
sesuai ketentuan.
b. Nasionalisme
Membuat ceklist berkas yang masuk yang akan di sterill sesuai
dengan waktunya tanpa membeda-bedakan berdasarkan berkas
merupakan aktualisasi nilai nasionalisme dengan indikator sila
ke-2 yaitu Tidak diskriminatif.
c. Etika Publik
21
Mengecek apakah mesin masih bias berfungsi dengan baik
merupakan aktualisasi Nilai etika publik dengan indikator cermat
dan disiplin.
d. Komitmen Mutu
Menyiapkan mesin steril dengan baik, hal tersebut merupakan
aktualisasi nilai komitmen mutu dengan indikator Inovasi.
e. Anti Korupsi
Menyiapkan mesin dengan mandiri tanpa menyuruh orang lain
dikarenakan pekerjaan tersebut merupakan sebuah tugas yang
harus dilaksanakan merupakan aktualisasi dari nilai Anti
Korupsi.
f. Manajemen ASN
Menyiapkan mesin steriil untuk berkas mandiri disaksikan
pegawai TU dan merupakan aktualisasi dari manajemen ASN
dengan indikator melaksanakan tugas sejauh tidak
bertetangan dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
3. Membuat SOP Penerimaan Berkas dari Penyidik Ke Bidang Tindak
Pidana Umum dimasa pandemic Covid 19.:
a. Akuntabilitas
Membuat SOP Penerimaan Berkas dari Penyidik Ke Bidang
Tindak Pidana Umum, merupakan aktualisasi Nilai Akuntabilitas
dengan indikator Penuh semangat dan sesuai ketentuan.
b. Nasionalisme
Membuat SOP Penerimaan Berkas dari Penyidikan Ke bIdang
Tindak Pidana Umum tersebut dapat bermanfaat merupakan
aktualisasi Nilai Nasionalisme dengan indikator pada Sila ke-1
yaitu Etos Kerja
c. Etika Publik
Membuat SOP Penerimaan Berkas dari Penyidikan Ke Bidang
Tindak Pidana Umum pada Kejaksaan Negeri Gresik dengan
cermat agar tidak ada kesalahan dalam pembuatannya dan
sesuai dengan apa yang diperintahkan merupakan aktualisasi
Nilai etika publik dengan indikator cermat.
d. Komitmen Mutu
22
Membuat SOP Penerimaan Berkas dari Penyidikan Ke Bidang
Tindak Pidana Umum pada Kejaksaan Negeri Gresik merupakan
suatu inovasi sehingga nilai komitmen mutu dengan indikator
Inovasi telah teraktualisasi.
e. Anti Korupsi
Membuat SOP Penyerahan Berkas dari Penyidik kepada Tindak
Pidana Umum di masa Pandemi Covid 19 mandiri tanpa
menyuruh orang lain dikarenakan pekerjaan tersebut merupakan
sebuah tugas yang harus dilaksanakan merupakan aktualisasi
dari nilai Anti Korupsi dengan indikator mandiri.
f. Manajemen ASN
Membuat SOP Penyerahan Berkas dari Penyidik kepada Tindak
Pidana Umum di masa Pandemi Covid 19 merupakan sebuah
tugas yang telah disetujui oleh atasan sehingga harus
dilaksanakan dengan penuh tanggung jawab. Pelaksanaan
tugas dengan penuh tanggung jawab, merupakan aktualisasi
dari manajemen ASN dengan indikator melaksanakan tugas
kedinasan dengan penuh pengabdian, kejujuran, kesadaran
dan tanggung jawab.
4. Berkoordinasi Kepada Pegawai PTSP, Pegawai TU Sekertariat dan
Pegawai TU Bidang Tindak Pidana Umum
a. Akuntabilitas
Mengkoordinasi kepada pegawai PTSP, Pegawai TU Sekertariat
dan Pegawai TU Bidang Tindak Pidana Umum untuk
menggunakan mesin steril dengan optimal merupakan
aktualisasi nilai akuntabilitas dengan indikator jujur dan sesuai
ketentuan.
b. Nasionalisme
Mengkoordinasi kepada pegawai PTSP, Pegawai TU Sekertariat
dan Pegawai TU Bidang Tindak Pidana Umum untuk
menggunakan mesin steril merupakan suatu sikap yang
menjaga amanah dari atasan, hal tersebut merupakan
aktualisasi nilai nasionalisme dengan indikator sila ke 1 yaitu
Amanah.
c. Etika Publik
23
Mengkoordinasi kepada pegawai PTSP, Pegawai TU Sekertariat
dan Pegawai TU Bidang Tindak Pidana Umum untuk
menggunakan mesin steril dengan cermat dan tidak menunda-
nunda yang mencerminkan suatu perbuatan yang berintegritas
tinggi sehingga hal tersebut merupakan aktualisasi Nilai etika
publik dengan indikator cermat, jujur, integritas tinggi dan
disiplin;
d. Komitmen Mutu
Mengkoordinasi kepada pegawai PTSP, Pegawai TU Sekertariat
dan Pegawai TU Bidang Tindak Pidana Umum untuk
menggunakan mesin steril merupakan aktualisasi nilai komitmen
mutu dengan indikator Inovasi.
e. Anti Korupsi
Mengkoordinasi kepada pegawai PTSP, Pegawai TU Sekertariat
dan Pegawai TU Bidang Tindak Pidana Umum untuk
menggunakan mesin steril sesuai dengan yang sebenarnya
tanpa melakukan kebohongan yang dikarenakan sesuatu hal,
merupakan aktualisasi nilai anti korupsi dengan indikator Jujur
dan berani.
f. Manajemen ASN
Mengkoordinasi kepada pegawai PTSP, Pegawai TU Sekertariat
dan Pegawai TU Bidang Tindak Pidana Umum untuk
menggunakan mesin steril merupakan tugas yang diberikan oleh
atasan, sehingga harus dilaksanakan. Pelaksanaan tugas ini
merupakan aktualisasi dari manajemen ASN dengan indikator
melaksanakan tugas sesuai dengan perintah atasan sejauh
tidak bertetangan dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
5. Pelaksanakan Kegiatan untuk menjadi Habituasi.
a. Akuntabilitas
Mengimplimentasikan penyeterilan berkas dengan jelas dan
tanggung jawab merupakan aktualisasi dari Nilai Akuntabilitas
dengan indikator Tanggung Jawab.
b. Nasionalisme
24
Pelaksanaan kegiatan tersebut dapat bermanfaat merupakan
aktualisasi Nilai Nasionalisme dengan indikator pada Sila ke-1
yaitu Etos Kerja
c. Etika Publik
Melaksanakan kegiatan dengan cermat agar tidak ada
kesalahan dalam pembuatannya dan sesuai dengan apa yang
diperintahkan merupakan aktualisasi Nilai etika publik dengan
indikator cermat.
d. Komitmen Mutu
Pelaksanaan penyeterilan yang merupakan suatu inovasi,
sehingga nilai komitmen mutu dengan indikator Inovasi telah
teraktualisasi.
e. Anti Korupsi
Pelaksanan kegiatan tersebut merupakan sebuah tugas yang
harus dilaksanakan merupakan aktualisasi dari nilai Anti Korupsi
dengan indikator mandiri.
f. Manajemen ASN
Pelaksanaan kegiatan merupakan sebuah tugas yang telah
disetujui oleh atasan sehingga harus dilaksanakan dengan
penuh tanggung jawab. Pelaksanaan tugas dengan penuh
tanggung jawab , merupakan aktualisasi dari manajemen ASN
dengan indikator melaksanakan tugas kedinasan dengan
penuh pengabdian, kejujuran, kesadaran dan tanggung
jawab.
g. Whole of Government
Pelaksanaan kegiatan berarti ada tanggung jawab yang harus
dilakukan yaitu menjaga berkas tersebut, hal tersebut
merupakan aktualisasi nilai Whole of Goverment.
6. Memasukkan data berkas yang sudah di sterill kemudian di data
secara digital via Microsoft Excel.
a. Akuntabilitas
Memasukkan data berkas yang sudah di sterill kemudian di data
secara digital via Microsft Excel. sesuai dengan yang
sebenarnya merupakan aktualisasi nilai akuntabilitas dengan
indikator jujur dan sesuai ketentuan.
25
b. Nasionalisme
Memasukan data berkas yang sudah di sterill kemudian di data
secara digital via Microsoft Excel. sesuai dengan yang
sebenarnya untuk mengetahui tahapan proses pelaksanaan
kegiatan yang didampingi merupakan suatu sikap yang menjaga
amanah dari atasan, hal tersebut merupakan aktualisasi nilai
nasionalisme dengan indikator sila ke 1 yaitu Amanah.
c. Etika Publik
Memasukan data berkas yang sudah di sterill kemudian di data
secara digital ke Microsoft Excel. suatu perbuatan yang
berintegritas tinggi sehingga dapat bermanfaat, hal tersebut
merupakan aktualisasi Nilai etika publik dengan indikator
cermat, jujur, integritas tinggi dan disiplin;
d. Komitmen Mutu
Memasukan data berkas yang sudah di sterill kemudian di data
secara digital via Microsft Excel. merupakan sebuah inovasi
yang bertujuan untuk meningkatkan mutu administrasi bidang
Tindak Pidana Umum, hal tersebut merupakan aktualisasi nilai
komitmen mutu dengan indikator Inovasi.
e. Anti Korupsi
Memasukan data berkas yang sudah di sterill kemudian di data
secara digital via Microsft EXCEL. sesuai dengan yang
sebenarnya tanpa melakukan kebohongan yang dikarenakan
sesuatu hal, merupakan aktualisasi nilai anti korupsi dengan
indikator Jujur dan berani.
f. Manajemen ASN
Memasukan data berkas yang sudah di sterill kemudian di data
secara digital ke Microsft EXCEL. merupakan sebuah tugas
yang diberikan oleh atasan, sehingga harus dilaksanakan
dengan penuh tanggung jawab. Pelaksanaan tugas ini
merupakan aktualisasi dari manajemen ASN dengan indikator
melaksanakan tugas sesuai dengan perintah atasan sejauh
tidak bertetangan dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
26
F. MATRIKS RANCANGAN AKTUALISASI
KONTRIBUSI PENGUATAN
TAHAPAN NILAI DASAR PELAKSANAN
NO. KEGIATAN OUTPUT TERHADAP VISI NILAI DALAM
KEGIATAN KEGIATAN
MISI ORGANISASI ORGANISASI
1 2 3 4 5 6 7
1. Melakukan 1. Merumuskan 1. Mendapat 1. Akuntabilitas : Dengan melakukan Dengan melakukan
koordinasi permasalahan rumusan Melakukan koordinasi dengan koordinasi bersama koordinasi
dengan Kepala kegiatan permasalahan Kepala Seksi Bidang Tindak Kepala Seksi Bidang bersama Kepala
Seksi Bidang penerimaan kegiatan Pidana Umum terkait Tindak Pidana Seksi Bidang
Tindak Pidana berkas dari penerimaan optimalisasi pelaksanaan Umuum maka sesuai Tindak Pidana
Umum terkait penyidik di berkas dari penerimaan berkas secara dengan tujuan Umum, hal
optimalisasi masa penyidik di masa steril yang dilakukan dengan mensterilkan berkas tersebut
pelaksanaan pandemic pandemi covid jelas dan tanggung jawab dan memutus tali merupakan
kegiatan covid 19 secara optimal . merupakan aktualisasi dari rantai penyebaran implementasi nilai
menjadi secara 2. Mendapatkan Nilai Akuntabilitas dengan virus covid 19 Tri Krama
Habituasi optimal. keunggulan indikator Tanggung Jawab. dengan cara Adhyaksa yaitu
2. Merumuskan penyeterilaan 2. Nasionalisme : menyeterilkan berkas Adhi.
keunggulan dengan mesin Melaporkan dan melakukan masuk ke kejaksaan
penyeterilaan steril dokumen. koordinasi kepada Kepala negeri Gresik, visi
dengan mesin Memaksimalkan Seksi Bidang Tindak Pidana kejaksaan yaitu
steril informasi tentang Umum terkait optimalisasi sebagai lembaga
dokumen. konsep pelaksanaan penerimaan penegak hukum
3. Mengetik pengoptimalan berkas di masa pandemi yang bersih, efektif,
konsep/alur kegiatan covid19 merupakan aktualisasi efisien, transparan,
pengoptimalan penerimaan Nilai Nasionalisme dengan akuntabel untuk
kegiatan berkas dari indikator Musyawarah. dapat memberikan
penerimaan penyidik di masa 3. Etika publik : pelayanan prima
28
berkas dari pandemic covid Melakukan koordinasi dengan dalam mewujudkan
penyidik di 19 ke Seksi Kepala Seksi Bidang Tindak supremasi hukum
masa bidang tindak Pidana Umum terkait secara profesional.
pandemic pidana umum optimalisasi penerimaan
covid 19 ke Kejaksaan berkas dari penyidik dimasa
Seksi bidang Negeri Gresik pandemic covid 19 merupakan
tindak pidana aktualisasi Nilai etika publik
umum dengan indikator tertib
Kejaksaan penyelenggaraan negara.
Negeri Gresik 4. Komitmen Mutu
Melakukan koordinasi dengan
Kepala Seksi Bidang Tindak
Pidana Umum terkait
optimalisasi penerimaan
berkas dari penyidik di masa
pandemic covid 19 di Bidang
Tindak Pidana Umum untuk
membicarakan suatu inovasi
sehingga nilai komitmen mutu
dengan indikator Inovasi telah
teraktualisasi.
5. Anti Korupsi :
Melakukan koordinasi dengan
Kepala Seksi Bidang Tindak
Pidana Umum terkait
optimalisasi penerimaan
berkas dari penyidik di masa
pandemic covid 19 di Bidang
29
Tindak Pidana Umum
merupakan aktualisasi nilai anti
korupsi dengan indikator
Berani.
6. Manajemen ASN
Melakukan koordinasi dengan
Kepala Seksi Bidang Tindak
Pidana Umum terkait
optimalisasi penerimaan
berkas dari penyidik di masa
pandemic covid 19 di Bidang
Tindak Pidana Umum
merupakan aktualisasi dari
Manajemen ASN dengan
indikator melaksanakan tugas
tidak bertetangan dengan
ketentuan peraturan
perundang-undangan.
3. Membuat SOP 1. Membuat SOP 1. SOP Siap 1. Akuntabilitas Dengan Membuat Dengan Membuat
Penerimaan dijalankan Membuat SOP Penerimaan SOP Penerimaan
dengan SOP Penerimaan
2. Mendapat Berkas dari Penyidik Ke Bidang
Berkas dari berkoordinasi Persetujuaan Tindak Pidana Umum, Berkas dari Penyidik Berkas dari
Penyidik Ke Pelaksanaan merupakan aktualisasi Nilai Ke Bidang Tindak
bersama Penyidik Ke Bidang
Bidang Tindak
Optimalisasi Akuntabilitas dengan indikator
Pidana Umum dimasa
Kepala seksi penerimaan Penuh semangat dan sesuai Tindak Pidana
Pidana Umum berkas dari ketentuan. pandemic Covid 19
tindak Pidana Umum dimasa
dimasa penyidik ke 2. Nasionalisme merupakan upaya
Umum bidang Tindak Membuat SOP Penerimaan pandemic Covid 19
pandemic Covid dalam mencapai visi
Pidana Umum di Berkas dari Penyidikan Ke
19
2. Kemudian untuk
masa Pandemi bIdang Tindak Pidana Umum kejaksaan yaitu
melaporkan covid 19 tersebut dapat bermanfaat mengoptimalkan
merupakan aktualisasi Nilai sebagai lembaga
SOP Kepada penerimaan berkas
Nasionalisme dengan indikator penegak hukum
Kepala pada Sila ke-1 yaitu Etos Kerja dari penyidik
32
Kejaksaan 3. Etika Publik yang bersih, efektif, dimasa pandemic
Membuat SOP Penerimaan
Negeri Gresik efisien, transparan, covid, hal tersebut
Berkas dari Penyidikan Ke
Bidang Tindak Pidana Umum akuntabel untuk merupakan
pada Kejaksaan Negeri Gresik
dapat memberikan implementasi nilai
dengan cermat agar tidak ada
kesalahan dalam pelayanan Tri Krama
pembuatannya dan sesuai
pelayanan prima Adhyaksa yaitu
dengan apa yang diperintahkan
merupakan aktualisasi Nilai dalam mewujudkan Adhi.
etika publik dengan indikator
supremasi hukum
cermat.
4. 6. Komitmen Mutu secara profesional.
Membuat SOP Penerimaan
Berkas dari Penyidikan Ke
Bidang Tindak Pidana Umum
pada Kejaksaan Negeri Gresik
merupakan suatu inovasi
sehingga nilai komitmen mutu
dengan indikator Inovasi telah
teraktualisasi.
5. Anti Korupsi
Membuat SOP Penyerahan
Berkas dari Penyidik kepada
Tindak Pidana Umum di masa
Pandemi Covid 19 mandiri
tanpa menyuruh orang lain
dikarenakan pekerjaan tersebut
33
merupakan sebuah tugas yang
harus dilaksanakan merupakan
aktualisasi dari nilai Anti
Korupsi dengan indikator
mandiri.
6. Manajemen ASN
Membuat SOP Penyerahan
Berkas dari Penyidik kepada
Tindak Pidana Umum di masa
Pandemi Covid 19 merupakan
sebuah tugas yang telah
disetujui oleh atasan sehingga
harus dilaksanakan dengan
penuh tanggung jawab.
Pelaksanaan tugas dengan
penuh tanggung jawab,
merupakan aktualisasi dari
manajemen ASN dengan
indikator melaksanakan
tugas kedinasan dengan
penuh pengabdian,
kejujuran, kesadaran dan
tanggung jawab.
37
Penyeterilan 1. Etika Publik handal, tangguh, Bijaksana dalam
berkas dengan Melaksanakan kegiatan dengan profesional, bermoral tutur kata dan
optimal dan cermat agar tidak ada kesalahan dan beretika guna tingkah laku saat
menjadi dalam pembuatannya dan sesuai menunjang menemui atasan
kebiasaan di dengan apa yang diperintahkan kelancaran dan melaksanakan
Ruangan Bidang merupakan aktualisasi Nilai etika pelaksanaan tugas tugas
Tindak Pidana publik dengan indikator cermat. pokok, fungsi dan
Umum 2. Komitmen Mutu wewenang sesuai
Pelaksanaan penyeterilan yang dengan misi
merupakan suatu inovasi, Kejaksaan RI
sehingga nilai komitmen mutu
dengan indikator Inovasi
telah teraktualisasi.
3. Anti Korupsi
Pelaksanan kegiatan tersebut
merupakan sebuah tugas yang
harus dilaksanakan merupakan
aktualisasi dari nilai Anti Korupsi
dengan indikator mandiri.
4. Manajemen ASN
Pelaksanaan kegiatan
merupakan sebuah tugas yang
telah disetujui oleh atasan
sehingga harus dilaksanakan
dengan penuh tanggung jawab.
Pelaksanaan tugas dengan
penuh tanggung jawab ,
merupakan aktualisasi dari
38
manajemen ASN dengan
indikator melaksanakan tugas
kedinasan dengan penuh
pengabdian, kejujuran,
kesadaran dan tanggung
jawab.
5. Whole of Government
Pelaksanaan kegiatan berarti
ada tanggung jawab yang harus
dilakukan yaitu menjaga berkas
tersebut, hal tersebut
merupakan aktualisasi nilai
Whole of Goverment.
H. ANALISA DAMPAK
i. Dampak yang akan terjadi apabila Core Issue tidak dipecahkan :
a. Tidak mengerti berkas yang sudah di data sudah sterill apa
belum.
b. Masih meresahkannya penyebaran virus covid 19 tersebar
melalui benda mati (berkas).
ii. Dampak yang akan terjadi apabila Core Issue dipecahkan:
a. Melakukan kebiasaan Baru di masa Pandemi Covid 19 ini.
b. Terbebas dari penyebaran virus Covid 19 dari berkas dimasa
pandemic covid 19 ini.
c. Adanya Pendataan secara digitalisasi via Microsoft Excel.
43
DAFTAR PUSTAKA
44
LAMPIRAN
45
46
47