Anda di halaman 1dari 31

RANCANGAN AKTUALISASI NILAI-NILAI DASAR PROFESI ASN

Tentang
Sosialisasi Kebijakan Tata Kelola Kartu Kredit Pemerintah (KKP) atau Corporate
Card pada Pegawai Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual

DISUSUN SEBAGAI PRASYARAT MEMENUHI KELULUSAN PELATIHAN


DASAR CPNS GOLONGAN II

NAMA : HAZILLA NAJLA, A.Md.


NIP : 19961115 201901 2 002
JABATAN : PENGELOLA KEUANGAN
UNIT KERJA : DIREKTORAT JENDERAL KEKAYAAN
INTELEKTUAL
MENTOR/ATASAN : RIAN ARVIN, S.H., M.H.
COACH : Dr. PRADMONO WIBOWO, S.H., S.Sos., M.Si.
ANGKATAN/ ABSEN : IV/ 17

KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA


BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
DEPOK
2019
LEMBAR PERSETUJUAN
RANCANGAN AKTUALISASI NILAI-NILAI DASAR PROFESI ASN
Tentang
Sosialisasi Kebijakan Tata Kelola Kartu Kredit Pemerintah (KKP) atau Corporate
Card pada Pegawai Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual

OLEH:
HAZILLA NAJLA, A.Md.
Peserta Pelatihan Dasar CPNS Golongan II Angkatan IV
NIP. 199611152019012002

Telah diseminarkan pada tanggal 15 Oktober 2019


Di Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Hukum dan HAM

Coach Mentor

Dr. Pradmono Wibowo S.H., S.Sos., M.Si. Rian Arvin, S.H., MH.
NIP. 196807011992031001 NIP. 198612252005011001

Penguji

................................
NIP....................................................
KATA PENGANTAR
Puji syukur Penulis ucapkan kepada Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya
sehingga mampu menyelesaikan Rancangan Aktualisasi yang akan dilaksanakan di Direktorat
Jenderal Kekayaan Intelektual. Penyusunan Rancangan Aktualisasi ini diajukan sebagai
syarat untuk melakukan aktualisasi nilai-nilai dasar Aparatur Sipil Negara (ASN) pada
Pendidikan dan Pelatihan Dasar (Latsar) Golongan II Unit Pusat Kementerian Hukum dan
Hak Asasi Manusia.
Penyusunan Rancangan Aktualisasi ini tidak terlepas dari bantuan dan bimbingan
berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada:
1. Keluarga yang selalu memberi semangat, dukungan dan doa kepada Penulis;
2. Bapak Dr. Pradmono Wibowo S.H., S.Sos., M.Si. selaku Coach dalam penyusunan
Rancangan Aktualisasi;
3. Bapak Rian Arvin, S.H., M.H. selaku Mentor dalam penyusunan Rancangan Aktualisasi;
4. Segenap Widyaiswara selaku Tenaga Pengajar dan Panitia Penyelenggara Latsar CPNS
Golongan II Tahun 2019;
5. Seluruh rekan-rekan peserta Latsar CPNS Golongan II Tahun 2019 atas kerjasamanya
selama masa pendidikan Latsar.
Penulis menyadari bahwa Rancangan Aktualisasi ini jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, Penulis dengan segenap kerendahan hati menerima saran dan kritik dari seluruh
pihak demi perbaikan diri dan rancangan aktualisasi ini agar menjadi lebih baik. Semoga
Rancangan Aktualisasi ini dapat memberikan manfaat dalam bidang pekerjaan dan
penerapannya di lapangan serta mampu dikembangkan lebih lanjut di kemudian hari.

Depok, Oktober 2019

Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ....................................................................................................... i


LEMBAR PERSETUJUAN ............................................................................................ ii
KATA PENGANTAR..................................................................................................... iii
DAFTAR ISI .................................................................................................................. iv

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................... 1


A. Latar Belakang .................................................................................................... 1
B. Profil Organisasi .................................................................................................. 3
C. Tujuan dan Manfaat Aktualisasi ........................................................................... 5
D. Ruang Lingkup Aktualisasi .................................................................................. 6

BAB II LANDASAN TEORI .......................................................................................... 7


1. Dasar Hukum....................................................................................................... 7
2. Nilai-nilai Dasar ASN .......................................................................................... 7
3. Kedudukan dan Peran ASN dalam NKRI ............................................................. 12

BAB III RANCANGAN AKTUALISASI ...................................................................... 15


a. Identifikasi Isu ..................................................................................................... 15
b. Gagasan Pemecahan Isu ....................................................................................... 17
c. Rancangan Aktualisasi ......................................................................................... 17

DAFTAR GAMBAR DAN TABEL


DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR GAMBAR DAN TABEL

DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Struktur Organisasi Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual .......................... 4
Gambar 1.2 Struktur Organisasi Sekretariat Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual ........ 5

DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Identifikasi Isu/Permasalahan .............................................................................. 15
Tabel 3.2 Matriks USG ....................................................................................................... 16
Tabel 3.3 Rancangan Kegiatan Aktualisasi .......................................................................... 18
Tabel 3.4 Jadwal Rancangan Kegiatan Aktualisasi .............................................................. 25
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH


Aparatur Sipil Negara (ASN) mempunyai peran yang sangat penting dalam rangka
mencapai tujuan yang dicita-citakan oleh bangsa Indonesia yaitu menciptakan masyarakat
madani yang taat hukum, berperadaan modern, demokratis, makmur adil dan bermoral tinggi.
Peran ASN terwujud dalam penyelenggaraan pelayanan kepada masyarakat secara adil dan
merata, menjaga persatuan dan kesatuan bangsa dengan memegang teguh kesetiaan kepada
Pancasila dan Undang-Undang Dasar Tahun 1945.

Di masa sekarang ini, instansi pemerintah dituntut untuk menghadirkan inovasi dan
efisiensi dalam segala aspek yang berhubungan dengan kinerja instansinya. Inovasi dan
efisiensi yang diterapkan diharapkan akan meningkatkan capaian kinerja instansi dan
mendorong good govermance di pemerintahan. Sebagai salah satu instansi pemerintah,
Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual merupakan unit eselon I dibawah Kementerian
Hukum dan HAM mempunyai misi untuk mewujudkan layanan manajemen administrasi
Kementerian Hukum dan HAM yang baik. Inovasi yang dihadirkan di lingkungan kerja
Direktorat Jenderal Kekayaan Intelekual sudah harusnya menerapkan nilai-nilai
Akuntabilitas,Nasionalisme,Etika Publik, Komitmen Mutu dan Anti Korupsi. Sehingga
jalannya proses kerja yang dilakukan pegawai turut mendukung nilai-nilai organisasi yang
diterpakan di Kementerian Hukum dan HAM yakni PASTI
(Profesional,Akuntabel,Sinergi,Transparan,dan Inovatif).
CPNS sebagai bagian dari ASN memerlukan pendidikan dan pelatihan yang tercantum
pada Pasal 64 UU No. 5 Tahun 2014 tentang ASN. Pendidikan dan pelatihan selama masa
percobaan CPNS ini secara komprehensif akan membentuk PNS agar memiliki karakter
berdasarkan nilai-nilai dasar ANEKA yaitu:
1. Akuntabilitas; merupakan kewajiban pertanggungjawaban yang harus dicapai.

2. Nasionalisme; merupakan suatu kesadaran untuk hidup bersama atas kesamaan tujuan
berbangsa dan bangga menjadi bagian dari suatu bangsa, sebagai identitasnya.
3. Etika Publik; merupakan refleksi tentang standar/norma yang menentukan baik/buruk,
benar/salah perilaku, tindakan dan keputusan untuk pelayanan publik.
4. Komitmen Mutu; merupakan kesadaran untuk memberikan pelayanan publik yang berkualitas

1
dengan berasaskan efektivitas, efisiensi dan inovasi.
5. Anti Korupsi; merupakan sikap dan perilaku untuk tidak mendukung adanya upaya untuk
merugikan keuangan dan perekonomian negara.
Maka pada Pelatihan Dasar CPNS Golongan II Tahun Anggaran 2019 diterapkan pola
transisi dengan tujuan setelah mengikuti pembelajaran peserta diharapkan mampu
mengaktualisasikan nilai – nilai dasar profesi PNS di DIrektorat Jenderal Kekayaan
Intelektual. Pola transisi yang dimaksud dalam pelatihan dasar ini adalah menggunakan sistem
on-off campus. Pada saat on campus, peserta mendapatkan nilai-nilai materi ANEKA,
sedangkan saat off campus peserta pelatihan dasar akan mengaktualisasikan nilai-nilai materi
ANEKA yang kegiatannya berasal dari Sasaran Kinerja Pegawai (SKP), perintah atasan
maupun inisiatif pribadi peserta pelatihan dasar. Setelah mendapatkan pembelajaran tersebut
diharapkan peserta bisa merancang rencana kegiatan aktualisasi di unit kerjanya. Sehingga
peserta dapat mengaktualisasikan rancangan kegiatan dimaksud dengan memperkuat nilai-nilai
ANEKA dan nilai-nilai PASTI menjadi karakternya sebagai ASN.
Sebagai PIC (Person in Charge) Kartu Kredit Pemerintah yang selanjutnya akan di
singkat menjadi KKP atau Corporate Card di lingkungan Direktorat Jenderal Kekayaan
Intelektual, penulis menemukan isu banyaknya pegawai yang masih menggunakan KKP untuk
keperluan pribadi, keterlambatan berkas LPJ atau Laporan Pertanggungjawaban ke Bagian
Keuangan yang mengakibatkan keterbambatan pembayaran KKP ke Bank BNI (persero) Tbk
selaku bank penerbit KKP di lingkungan Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual, serta
kurangnya pemahaman mengenai KKP itu sendiri bagi pegawai di lingkungan Direktorat
Jenderal Kekayaan Intelektual. Penggunaan KKP yang masih kurang terinformasikan dengan
baik dan belum sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia nomor
196/PMK.05/2018 tentang Tata Cara Pembayaran dan Penggunaan Kartu Kredit Pemerintah
yang baru terbit terhitung dimulainya peraturan tersebut adalah bulan Juli 2019. Beberapa
pegawai menemukan penafsiran yang berbeda maka perlu di susun peraturan teknis yang lebih
khusus mengenai KKP tersebut.. Untuk itu menulis akan mengangkat judul “Sosialisasi
kebijakan tata kelola kartu kredit pemerintah (KKP) atau Corporate Card pada pegawai
Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual”
Dari isu yang telah dipilih tersebut, maka penulis berusaha untuk menerapkan nilai-nilai
dasar Aparatur Sipil Negara yaitu, Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen
Mutu, dan Anti Korupsi (ANEKA) dalam proses penyelesaian masalah. Penerapan nilai-nilai

2
dasar tersebut diharapkan mampu membantu mengoptimalkan peran dan kedudukan ASN
sebagai pelaksana kebijakan public, pelayanan publik, dan pemersatu bangsa.

B. PROFIL ORGANISASI

Berdasarkan Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia
Nomor 29 Tahun 2015 tentang Organisasidan Tata Kerja Kementerian Hukum dan Hak Asasi
Manusia Republik Indonesia (Kemenkumham RI) mengemban tugas menyelenggarakan
urusan pemerintahan di bidang hukum dan hak asasi manusia untuk membantu Presiden
dalam menyelenggarakan pemerintahaan negara. Pelaksanaan tugas tersebut dilaksanakan
oleh Direktorat dan Badan yang berada di lingkungan Kemenkumham sesuai dengan bidang
tugasnya masing-masing.

Visi dan Misi Kementerian Hukum dan HAM RI adalah sebagai berikut:
Visi:

“Masyarakat memperoleh kepastian hukum”.

Misi:

1. Mewujudkan peraturan Perundang-Undangan yang berkualitas


2. Mewujudkan pelayanan hukum yang berkualitas
3. Mewujudkan penegakan hukum yang berkualitas
4. Mewujudkan penghormatan, pemenuhan dan perlindungan HAM
5. Mewujudkan layanan manajemen administrasi Kementerian Hukum dan HAM
6. Mewujudkan aparatur Kementerian Hukum dan HAM yang profesional dan
berintegritas.
Salah satu unit eselon 1 di Kementerian Hukum dan Hak Asasi Republik Indonesia
adalah Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual (DJKI) yang mempunyai tugas
menyelenggarakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang kekayaan intelektual
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Kekayaan intelektual adalah hasil
olah pikir manusia yang menghasilkan suatu produk atau proses yang berguna untuk manusia.
Kekayaan ini perlu diberikan perlindungan oleh pemerintah untuk tujuan mendorong
timbulnya inovasi, pengalihan dan penyebaran teknologi dan diperolehnya manfaat bersama
antara penghasil dan pengguna pengetahuan teknologi, menciptakan kesejahteraan sosial dan
ekonomi serta keseimbangan antara hak dan kewajiban. Dalam pelaksanaannya DJKI

3
bertugas melaksanakan pengeloaan dan pelayanan perlindungan Kekayaan Intelektual di
Indonesia yang terdiri dari Hak Cipta, Desain Industri, Merek, Indikasi Geografis, Paten,
Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu dan Rahasia Dagang.

Tugas perlindungan ini dilakukan dengan mekanisme pendaftaran atau pencatatan


Kekayaan Intelektual ke tiga Direktorat yang ada di DJKI yaitu Direktorat Hak Cipta dan
Desain Industri, Direktorat Merek dan Indikasi Geografis serta Direktorat Paten, Desain Tata
Letak Sirkuit Terpadu dan Rahasia Dagang

Visi dan Misi Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual adalah:

Visi DJKI :

“Menjadi Institusi Kekayaan Intelektal yang menjamin kepastian hukum dan menjadi
pendorong inovasi, kreatifitas dan pertumbuhan ekonomi nasional”

Misi DJKI :

“Mewujudkan pelayanan dan penegakan kekayaan intelektual yang berkualitas”

Gambar 1.1 Struktur Organisasi Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual

4
Gambar 1.2 Struktur Organisasi Sekretariat Direktorat Jenderal Kekayaan
Intelektual

C. TUJUAN DAN MANFAAT AKTUALISASI

Tujuan kegiatan aktualisasi nilai-nilai dasar profesi Aparatur Sipil Negara adalah
sebagai berikut:

a. Mengidentifikasi permasalahan yang menjadi isu dilingkungan kerja


b. Mengaktualiasasikan nilai-nilai dasar ANEKA pada kegiatan habituasi dalam rangka
pemecahan isu yang terjadi di lingkungan kerja
c. Menerapkan nilai-nilai dasar ANEKA dalam menjalankan tugas dan fungsi sehari-hari.

Manfaat kegiatan aktualisasi bagi Aparatur Sipil Negara adalah sebagai berikut:

a. Mampu menyelesaikan permasalahan yang terjadi pada unit kerja


b. Mampu memahami dan oenginternalisasi nilai ANEKA dalam penyelesaian masalah yang
dilaksanakan selama habituasi
c. Mampu memahami dan menginternalisasi nilai ANEKA dalam melaksanakan tugas dan
fungsi sehari-hari

5
D. RUANG LINGKUP AKTUALISASI

Aktualisasi yang akan dilaksanakan menjelaskan rumusan rencana kegiatan dalam


lingkup Sasaran Kerja Pegawai (SKP) milik penulis, yaitu “tugas lain yang diperintahkan
oleh atasan” sebagai PIC (Person In Charge) Kartu Kredit Pemerintah (KKP) di lingkungan
Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual.

Data Diri

1. Mentor/Atasan
Nama : Rian Arvin, S.H., M.H.
NIP : 198612252005011001

Jabatan : Kasubbag Pelaksana Anggaran


Unit Kerja : Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual
Pangkat/Gol.Ruang : Penata (III/c)
2. Coach/Pembimbing
Nama : Dr. Pradmono Wibowo S.H., S.Sos., M.Si
NIP : 196807011992031001

Jabatan : Lektor
Unit Kerja : Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Hukum dan
HAM
Pangkat/Gol.Ruang : Pembina (IV/a)

3. Peserta
Nama : Hazilla Najla, A.Md.

NIP : 199611152019012002

Jabatan : Pengelola Keuangan


Unit Kerja : Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual

Pangkat/Gol.Ruang : Pengatur (II/c)

6
BAB II

LANDASAN TEORI

1. Dasar Hukum
a) Undang-undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara.
b) Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2017 tentang Manajemen Pegawai Negeri
Sipil.
c) Peraturan Menteri Hukum dan HAM RI Nomor 7 Tahun 2015 tentang Rencana
Strategis Kementerian Hukum dan HAM Tahun 2015-2019.
d) Peraturan Menteri Hukum dan HAM Nomor 24 tahun 2018 tentang Organisasi dan
Tata Kerja Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia
e) Peraturan Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2018
Tentang Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil.
f) Peraturan Menteri Hukum dan HAM Republik Indonesia Nomor 15 tahun 2017
tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Hukum dan HAM nomor 47 tahun 2015
tentang Jabatan dan Kelas Jabatan di Lingkungan Kementerian Hukum dan HAM

2. Nilai – nilai Dasar Profesi ASN


Seiring perkembangan tuntutan publik terhadap pelayanan pemerintahan yang
prima, Aparatur Sipil Negara (ASN) membutuhkan sejumlah kompetensi dalam
melaksanakan tugas pokok dan fungsinya sebagai abdi negara agar dapat memberikan
pelayanan yang profesional, efektif dan efisien. Kompetensi yang dibutuhkan Aparatur
Sipil Negara (ASN) tersebut meliputi aktualisasi nilai-nilai dasar profesi ASN itu sendiri,
yakni akuntabilitas, nasionalisme, etika publik, komitmen mutu dan anti korupsi.

Akuntabilitas

Akuntabilitas merujuk pada kewajiban setiap individu, kelompok atau institusi untuk
memenuhi tanggung jawab yang menjadi amanahnya, yaitu menjamin terwujudnya nilai-
nilai publik. Nilai-nilai publik tersebut adalah:

a. Mampu mengambil pilihan yang tepat dan benar ketika terjadi konflik kepentingan;
b. Memiliki pemahaman dan kesadaran tentang netralitas ASN;
c. Memperlakukan warga Negara secara sama dan adil;

7
d. Menunjukkan sikap dan perilaku yang konsisten dan dapat diandalkan.
Akuntabilitas adalah prinsip dasar bagi organisasi yang berlaku pada setiap level/unit
organisasi sebagai suatu kewajiban jabatan dalam memberikan pertanggungjawaban
laporan kegiatan kepada atasannya. Akuntabilitas publik memiliki tiga fungsi utama
(Bovens, 2007), yaitu:

a. Untuk menyediakan kontrol demokratis (peran demokrasi); dengan membangun suatu


sistem yang melibatkan stakeholders dan user yang lebih luas (termasuk masyarakat,
pihak swasta, legislatif, yudikatif dan di lingkungan pemerintah itu sendiri baik di
tingkat kementrian, lembaga maupun daerah);
b. Untuk mencegah korupsi dan penyalahgunaan kekuasaan (peran konstitusional);
c. Untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas (peran belajar).
Akuntabilitas merupakan kontrak antara pemerintah dengan aparat birokrasi, serta
antara pemerintah yang diwakili oleh PNS dengan masyarakat. Kontrak antara kedua belah
pihak tersebut memiliki ciri antara lain: Pertama, akuntabilitas eksternal yaitu tindakan
pengendalian yang bukan bagian dari tanggung jawabnya. Kedua, akuntabilitas interaksi
merupakan pertukaran sosial dua arah antara yang menuntut dan yang menjadi
bertanggung jawabnya (dalam memberi jawaban, respon, rectification, dan sebagainya).
Ketiga, hubungan akuntabilitas merupakan hubungan kekuasaan struktural (pemerintah
dan publik) yang dapat dilakukan secara asimetri sebagai haknya untuk menuntut jawaban
(Mulgan, 2003).

Nasionalisme

Nasionalisme Pancasila adalah pandangan atau paham kecintaan manusia Indonesia


terhadap bangsa dan tanah airnya yang didasarkan pada nilai-nilai Pancasila. Prinsip
nasionalisme bangsa Indonesia dilandasi nilai-nilai Pancasila yang diarahkan agar bangsa
Indonesia senantiasa: menempatkan persatuan kesatuan, kepentingan dan keselamatan
bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi atau kepentingan golongan; menunjukkan
sikap rela berkorban demi kepentingan bangsa dan negara; bangga sebagai bangsa
Indonesia dan bertanah air Indonesia serta tidak merasa rendah diri; mengakui persamaan
derajat, persamaan hak dan kewajiban antara sesama manusia dan sesama bangsa;
menumbuhkan sikap saling mencintai sesama manusia; mengembangkan sikap tenggang
rasa.

8
Nasionalisme sangat penting dimiliki oleh setiap pegawai ASN. Bahkan tidak
sekedar wawasan saja tetapi kemampuan mengaktualisasikan nasionalisme dalam
menjalankan fungsi dan tugasnya merupakan hal yang lebih penting. Diharapkan dengan
nasionalisme yang kuat, maka setiap pegawai ASN memiliki orientasi berpikir
mementingkan kepentingan publik, bangsa dan negara. Pegawai ASN akan berpikir tidak
lagi sektoral dangan mental bloknya, tetapi akan senantiasa mementingkan kepentingan
yang lebih besar yakni bangsa dan negara.

ASN dituntut untuk dapat mementingkan kepentingan Negara dan masyarakat


diatas kepentingan pribadi atau golongan. ASN harus memahami betul tugas
pengabdiannya bukanlah untuk kepentingan atasan atau kelompoknya, melainkan untuk
kepentingan publik dan masyarakat luas yang menjadi pelanggan atau konsumen layanan.
Pemerintah juga harus memberikan ruang bagi partisipasi aktif masyarakat sehingga dapat
memperoleh masukan atas pelayanan yang dilaksanakan. Empat unsur yang mengaspirasi
pembentukan nasionalisme adalah:

a) Pencapaian persatuan nasional;


b) Pencapaian kemerdekaan;
c) Mandiri;
d) Menjaga keunikan nasional.
Etika Publik

Etika Publik merupakan refleksi tentang standar/ norma yang menentukan


baik/buruk, benar/salah perilaku, tindakan dan keputusan untuk mengarahkan kebijakan
publik dalam rangka menjalankan tanggung jawab pelayanan publik. Ada tiga fokus utama
dalam pelayanan publik, yakni:

a) Pelayanan publik yang berkualitas dan relevan.


b) Sisi dimensi reflektif, Etika Publik berfungsi sebagai bantuan dalam menimbang
pilihan sarana kebijakan publik dan alat evaluasi.
c) Modalitas Etika, menjembatani antara norma moral dan tindakan faktual.
d) Pelayan publik yang profesional tidak hanya memiliki kompetensi teknis serta sifat
leadership, namun juga wajib memiliki etika publik yang baik. Dengan penerapan
kode etik ASN, perilaku pejabat publik harus berubah ke arah yang lebih baik,
diantaranya:

9
e) Berubah dari dilayani menjadi melayani;
f) Berubah dari wewenang menjadi peranan;
g) Menyadari bahwa jabatan publik adalah amanah yang harus dipertanggungjawabkan
bukan hanya di dunia tapi juga kepada Tuhan Yang Maha Esa.
h) Pelayanan Publik yang profesional membutuhkan tidak hanya kompetensi teknik dan
leadership, namun juga kompetensi etika. Tanpa kompetensi etika, pejabat cenderung
menjadi tidak peka, tidak peduli dan diskriminatif, terutama pada masyarakat
kalangan bawah. Etika publik merupakan refleksi kritis yang mengarahkan bagaimana
nilai-nilai (kejujuran, solidaritas, keadilan, kesetaraan, dll) dipraktikan dalam wujud
keprihatinan dan kepedulian terhadap kesejahteraan masyarakat atau kebaikan orang
lain.
Adapun Kode Etik Profesi dimaksudkan untuk mengatur tingkah laku/etika suatu
kelompok khusus dalam masyarakat melalui ketentuan-ketentuan tertulis yang diharapkan
dapat dipegang teguh oleh sekelompok profesional tertentu. Oleh karena itu, dengan
diterapkannya kode etik Aparatur Sipil Negara, perilaku pejabat publik harus berubah,
Pertama, berubah dari penguasa menjadi pelayan; Kedua, berubah dari ’wewenang’
menjadi ’peranan’; Ketiga, menyadari bahwa jabatan publik adalah amanah, yang harus
dipertanggungjawabkan bukan hanya di dunia tapi juga di akhirat.

Komitmen Mutu

Komitmen Mutu adalah janji pada diri kita sendiri atau pada orang lain yang
tercermin dalam tindakan kita untuk menjaga mutu kinerja pegawai. Komitmen mutu
merupakan pelaksanaan pelayanan publik dengan berorientasi pada kualitas hasil,
dipersepsikan oleh individu terhadap produk/jasa berupa ukuran baik/buruk. Bidang
apapun yang menjadi tanggungjawab ASN semua harus dilaksanakan secara optimal agar
dapat memberi kepuasan kepada masyarakat. Tujuan utama pelayanan berbasis nilai-nilai
dasar komitmen mutu adalah:

a) mengutamakan kepentingan sebagai pelanggan;


b) menumbuhkan kepercayaan terhadap institusi pemerintah;
c) meningkatkan kesetiaan dan kepuasan sebagai pelanggan;
d) menjalankan tugas, peran, dan fungsi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan secara akuntabel, profesional, dan inovatif.

10
Untuk menampilkan kinerja aparatur dengan komitmen kuat terhadap mutu akan melalui
proses revolusi inovasi layanan, karena akan terjadi perubahan besar terkait budaya
kerjanya. Semula budaya kerja aparatur cenderung monoton, mengedepankan rutinitas,
terpaku pada kebiasaan lama yang dirasakan sudah nyaman, dan proses penyelesaian
pekerjaan berjalan secara lamban, yang penting mengikuti kebijakan yang sudah
ditetapkan (rule driven). Di era reformasi, budaya kerja aparatur bergeser ke orientasi
mutu. Untuk menciptakan mutu pelayanan prima diperlukan perubahan orientasi, sikap,
dan cara kerja sebagai berikut:

a. Dari orientasi kepada peraturan menjadi orientasi kepada masyarakat.


b. Dari cara kerja “asal bapak senang” dan asal-asalan menjadi berorientasi kepada mutu.
c. Dari sikap pasif menjadi proaktif dan inovatif.
d. Dari cara kerja individualis dan egosentris (bekerja sendiri-sendiri dan berorientasi
melayani pimpinan) menjadi cara kerja tim (kolektif) sebagai satu kesatuan proses
untuk melayani masyarakat.

Anti Korupsi

Anti korupsi adalah tindakan atau gerakan yang dilakukan untuk memberantas
segala tingkah laku atau tindakan yang melawan norma-norma dengan tujuan memperoleh
keuntungan pribadi, merugikan Negara atau masyarakat baik secara langsung maupun
tidak langsung. KPK bersama dengan para pakar telah melakukan identifikasi nilai-nilai
dasar anti korupsi, dan dihasilkan sebanyak Sembilan nilai anti korupsi yaitu; jujur, peduli,
mandiri, disiplin, tanggung jawab, kerja keras, sederhana, berani dan adil. Setelah
mengikuti pembelajaran ini, peserta diharapkan mampu membentuk sikap dan perilaku
yang amanah, jujur, dan mampu mencegah terjadinya korupsi di lingkungannya.
Indikatornya adalah peserta dapat:

a. menyadari dampak perilaku dan tindak pidana korupsi bagi kehidupan diri pribadi,
keluarga, masyarakat, dan bangsa;
b. menjelaskan cara-cara menghindari perilaku dan tindak pidana korupsi;
c. menjelaskan pembangunan sistem integritas untuk mencegah terjadinya korupsi di
lingkungannya; dan
d. mengaktualisasikan nilai dasar anti korupsi bagi kehidupan diri pribadi, keluarga,
masyarakat, dan bangsa

11
3. Kedudukan dan Peran ASN dalam NKRI

Manajemen ASN
Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk menghasilkan Pegawai ASN yang
professional, memiliki nilai dasar, etika profesi, bebas dari intervensi politik, bersih dari
praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme. Jenis dan status PNS:

a. PNS

PNS merupakan warga negara Indonesia yang memenuhi syarat tertentu, diangkat sebagai
Pegawai ASN secara tetap oleh pejabat pembina kepegawaian untuk menduduki jabatan
pemerintahan, memiliki nomor induk pegawai secara nasional.

b. PPPK

PPPK warga Negara Indonesia yang memenuhi syarat tertentu, yang diangkat oleh Pejabat
Pembina Kepegawaian berdasarkan perjanjian kerja sesuai dengan kebutuhan Instansi
Pemerintah untuk jangka waktu tertentu dalam rangka melaksanakan tugas pemerintahan.

Peran dan Fungsi Tugas ASN

Peran sebagai ASN antara lain sebagai perencana, pelaksana, dan pengawas
penyelenggaraan tugas umum pemerintahan dan pembangunan nasional melalui
pelaksanaan kebijakan dan pelayanan publik yang professional, bebas dari intervensi
politik, serta bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme. Sedangkan untuk fungsi
meliputi:

1. Pelaksana kebijakan publik; melaksanakan kebijakan yang dibuat oleh pejabat pembina
kepegawaian sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
2. Pelayan publik; Pelayanan publik merupakan kegiatan dalam rangka pemenuhan
kebutuhan pelayanan sesuai peraturan perundang-undangan bagi setiap warganegara dan
penduduk atas barang, jasa, dan/atau pelayanan administratif yang diselenggarakan oleh
penyelenggara pelayanan publik dengan tujuan kepuasan pelanggan.
3. Perekat dan pemersatu bangsa; ASN harus senantiasa mengutamakan dan
mementingkan persatuan dan kesatuan bangsa (Kepentingan bangsa dan Negara di atas
segalanya).

12
Pelayanan Publik
Menurut Undang-Undang No. 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik, yang
dimaksud dengan Pelayanan publik adalah segala bentuk kegiatan pelayanan umum yang
dilaksanakan oleh instansi pemerintah baik dipusat dan daerah dalam bentuk barang dan
jasa, baik dalam pemenuhan kebutuhan masyarakat maupun dalam rangka pelaksanaan
ketentuan peraturan perundang- undangan.

Unsur dalam pelayanan publik, yaitu:

1. organisasi penyelenggara pelayanan publik,


2. penerima layanan (pelanggan) yaitu orang, masyarakat atau organisasi yang
berkepentingan,
3. kepuasan yang diberikan dan atau diterima oleh penerima layanan (pelanggan).
Ada 9 (sembilan) Prinsip Pelayanan Publik untuk mewujudkan pelayanan prima, yaitu
akuntabel, tidak diskriminatif, efektif dan efisien, mudah dan murah, partisipatif,
aksesibel, adil, transparasi, dan responsive.

Pelayanan Prima adalah memberikan pelayanan sesuai atau melebihi harapan pengguna
layanan. Prinsip-pinsip pelayanan prima antara lain:

a. Membangun visi dan misi pelayanan


b. Responsif terhadap pelanggan/memahami pelanggan
c. Menetapkan standar pelayanan dan ukuran kinerja pelayanan
d. Pemberian pelatihan dan pengembangan pegawai terkait bagaimana memberikan
pelayanan yang baik
e. Memberikan apresiasi kepada pegawai
Sikap pelayanan dapat digambarkan melalui 7 P sebagai berikut:

1. Passionate (Sangat bergairah = Bersemangat, Antusias)


2. Progressive (Memakai cara yang terbaik = termaju)
3. Proactive (Antisipatif, proaktif dan tidak menunggu)
4. Prompt (Positif = tanpa curiga dan kekhawatiran)
5. Patience (Penuh rasa kesabaran)
6. Proporsional (Tidak mengada-ada)
7. Punctional (Tepat waktu)

13
Whole of Government (WoG)
Whole of Government (WoG) adalah Pendekatan penyelengaraan pemerintah yang
menyatukan upaya-upaya kolaboratif pemerintahan dari keseluruhan sektor dalam ruang
lingkup koordinasi yang lebih luas guna mencapai tujuan-tujuan pembangunan kebijakan,
manajemen program dan pelayanan publik.WoG menunjukkan bagaimana lembaga
pelayanan publik bekerja lintas batas untuk mencapai tujuan bersama dan sebuah respon
pemerintah yang terpadu terhadap satu masalah ( Shergold &others, 2004). upaya
kolaboratif, kerjasama, penyatuan upaya dan tujuan bersama (USIP).

Faktor-faktor yang menjadi penyebab munculnya WoG antara lain, faktor ekternal
yang dapat berupa dorongan publik agar terciptanya penyelenggaraan pemerintah yang
lebih baik, perkembangan teknologi informasi, situasi dan dinamika yang lebih kompleks
menjadikan WoG penting dalam menyatukan institusi pemerintah sebagai penyelenggara
kebijakan dan layanan publik. Selain itu ada pula faktor internal, yakni ketimpangan
kapasitas sektoral dimana ada satu sektor yang merasa lebih superior dibanding sektor lain,
adanya ego sektoral, keberagaman latar belakang nilai, budaya dan sebagainya, sehingga
WoG dipandang penting dikarenakan perlu adanya upaya untuk memahami pentingnya
kebersamaan dari seluruh sektor untuk mencapai tujuan bersama.

14
BAB III

RANCANGAN AKTUALISASI

A. IDENTIFIKASI ISU

Dari latar belakang yang telah ditulis, penulis memberikan identifikasi masalah yang akan
dijadikan bahan penelitian sebagai berikut:

Tabel 3.1 Identifikasi Isu/Permasalahan

Dampak Jika Isu Tersebut Tidak


NO Sumber Isu Isu / Permasalahan
Dipecahkan
1. Organisasi Masih ada pegawai di Penyalahgunaan Kartu Kredit
lingkungan Direktorat Pemerintah untuk kepentingan selain
Jenderal Kekayaan untuk keperluan kedinasan atau
Intelektual yang belum digunakan untuk keperluan pribadi.
mengetahui tentang
penggunaan Kartu Kredit
Pemerintah.
2. Unit Kerja Keterlambatan pegawai Keterlambatan pembayaran Kartu Kredit
yang melaksanakan Pemerintah ke Bank Penerbit Kartu yang
Perjalanan Dinas dalam harus di cek bukti pembayarannya dari
memberikan berkas Laporan Pertanggungjawaban
Laporan
Pertanggungjawaban ke
Bagian Keuangan
3. Individu Kurang tersosialisasinya Tidak tersampainya informasi yang falid
peraturan dan tata cara terkait Kartu Kredit Pemerintah
penggunaan terkait Kartu berdasarkan peraturan yang ada serta
Kredit Pemerintah kurangnya pemahanan terhadap Kartu
Kredit Pemerintah.

15
Berdasarkan identifikasi permasalahan yang telah diuraikan diatas, penulis akan
mengangkat beberapa hal yang dapat dilakukan yaitu antara lain melalui 1) Pengalaman
kerja terkait tugas dan fungsi yang selama ini dilakukan; 2) Observasi kondisi dilapangan
yang ada; 3) Berdiskusi dengan mentor di lingkungan kerja. Untuk memudahkan
pengambilan isu maka dapat digunakan teknik USG (Urgency, Seriousness, Growth).

Tabel 3.2 Matriks USG

Skor
No Isu Aktual Total Prioritas
U S G
1 Masih ada pegawai di 4 3 3 9 III
lingkungan Direktorat Jenderal
Kekayaan Intelektual yang
belum mengetahui tentang
penggunaan Kartu Kredit
Pemerintah.
2 Keterlambatan pegawai yang 4 4 4 12 II
melaksanakan Perjalanan Dinas
dalam memberikan berkas
Laporan Pertanggungjawaban
ke Bagian Keuangan
3 Kurang tersosialisasinya 5 5 4 14 I
peraturan dan tata cara
penggunaan terkait Kartu Kredit
Pemerintah di lingkungan
Direktorat Jenderal Kekayaan
Intelektual

Keterangan:
Urgency = mendesak Seriousness = kegawatan Growth = pertumbuhan

5 = sangat penting 5 = sangat gawat 5 = sangat cepat


4 = penting 4 = gawat 4 = cepat
3 = cukup penting 3 = cukup gawat 3 = cukup cepat
2 = kurang penting 2 = kurang gawat 2 = kurang cepat
1 = tidak penting 1 = tidak gawat 1 = tidak cepat

Berdasarkan analisa diatas maka didapatkan isu sesuai Urgency (U), Seriousness (S)
dan Growth (G) dengan nilai total paling tinggi yaitu kurang tersosialisasinya peraturan

16
dan tata cara pengunaan terkait Kartu Kredit Pemerintah di lingkungan Direktorat Jenderal
Kekayaan Intelektual.

B. GAGASAN PEMECAHAN ISU

Gagasan pemecahan isu utama yang akan dilakukan adalah “Sosialisasi kebijakan tata
kelola kartu kredit pemerintah (KKP) atau Corporate Card pada pegawai Direktorat
Jenderal Kekayaan Intelektual”. Adapun kegiatan-kegiatan yang akan dilaksanakan adalah
sebagai berikut:

1. Melakukan konsultasi dengan atasan terkait pembuatan Surat Edaran tentang tata cara
pengelolaan dan penggunaan Kartu Kredit Pemerintah
2. Mencari referensi terkait format Surat Edaran yang sesuai dengan Tata Naskah Dinas
3. Menyusun rancangan format Surat Edaran
4. Membuat rapat sosialisasi dengan masing-masing Tata Usaha Direktorat Jenderal
Kekayaan Intelektual terkait Surat Edaran
5. Meminta persetujuan (tandatangan) Sekretaris
6. Mendistribusikan Surat Edaran kepada Tata Usaha Direktorat Jenderal Kekayaan
Intelektual
7. Evaluasi akhir

C. RANCANGAN AKTUALISASI

Unit Kerja : Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual

Identifikasi Isu : Isu dihasilkan dari proses brainstorming dengan


mentor,kemudian dianalisis menggunakan metode USG
sehingga didapatkan isu utama atau core issue.

Ini yang diangkat : Kurang tersosialisasinya peraturan dan tata cara penggunaan
terkait Kartu Kredit Pemerintah di lingkungan Direktorat
Jenderal Kekayaan Intelektual

Gagasan pemecahan : Sosialisasi kebijakan tata kelola kartu kredit pemerintah


(KKP) atau Corporate Card pada pegawai Direktorat Jenderal
Kekayaan Intelektual

17
Tabel 3.3 Rancangan Kegiatan Aktualisasi

Output/Hasil Keterkaitan Subtansi mata Kontribusi terhadap Penguatan Nilai


No Kegiatan Tahapan Kegiatan
Kegiatan pelatihan Visi-Misi Organisasi Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
1. Konsultasi 1. Memberitahukan Kritik dan Akuntabilitas: pelaksanaan Kegiatan persiapan Kegiatan
Kepala Sub Bagian saran
dengan atasan koordinasi dengan atasan penulisan rancangan persiapan
Pelaksana Anggaran
langsung terkait rancangan langsung dilakukan dengan aktualisasi dan penulisan
aktualisasi
sungguh-sungguh dan pelaksanaan rancangan
2. Melakukan diskusi
dengan Kepala bertanggung jawab dalam habituasi yang akan aktualisasi dan
Sub Bagian Pelaksana
membahas pelaksanaan dilakukan pelaksanaan
Anggaran terkait
kegiatan dalam rancangan aktualisasi berkontribusi pada habituasi yang
rancangan aktualisasi
Nasionalisme: pelaksanaan misi organisasi yaitu akan dilakukan
diskusi dengan atasan langsung mewujudkan dapat
dilakukan dengan diskusi 2 arah aparatur menguaatkan nilai
sehingga muncul suatu Kementerian Hukum profesional,
kesepakatan bersama dan Hak akuntabel, sinergi,
dilakukan dengan menggunakan Asasi Manusia yang dan inovatif
tutur kata dan perilaku yang profesional dan
baik dan sopan berintegritas
Komitmen Mutu: pelaksanaan
diskusi dengan atasan langsung
dilakukan untuk mendapatkan

18
isu yang akurat sesuai dengan
tugas dan fungsi di lingkungan
kerja
Anti Korupsi: dalam
pelaksanaan diskusi untuk
memperoleh isu dilakukan
dengan jujur dan sesuai dengan
keadaan yang sebenarnya
WoG: adanya komunikasi
dengan atasan untuk mencapai
suatu tujuan bersama
2. Mencari referensi 1. Mencari data terkait Format Surat Akuntabilitas: dalam Kegiatan mencari Kegiatan mencari
terkait format dengan format Surat Edaran yang memberikan informasi ASN informasi draft surat informasi draft
Surat Edaran Edaran kepada sesuai dengan dituntut untuk memfberikan edaran berkontribusi surat edaran
yang sesuai Arsiparis Keuangan Tata Naskah akses informasi yang akurat baik pada misi organisasi berkontribusi pada
dengan Tata 2. Meminta contoh Dinas informasi baru maupun infirmasi yaitu mewujudkan nilai profesional,
Naskah Dinas draft Surat Edaran pemerintahan lainnya yang layanan manajemen akuntabel,
Kepada Arsiparis bermanfaat untuk tujuan administrasi sinergi,dan
Keuangan bersama. Kementerian Hukum Transparan
Nasionalisme: memberikan dan Hak Asasi -
informasi yang benar adalah Manusia

19
salah satu bentuk menjalin
hubungan baik dengan rekan
kerja.
Komitmen Mutu: selalu
memberikan informasi yang
valid dan memberikan pelayanan
terbaik
Etika publik: dalam meminta
contoh draft kepada arsiparis
penulis harus menggunakan
kata-kata sopan dan mudah
dimengerti.
WoG: adanya komunikasi
dengan arsiparis untuk
mendapatkan
Contoh draft surat edaran
3. Menyusun 1. Menerima tugas dari 1. Daftar Akuntabilitas: membuat catatan Berkontribusi dalam Kegiatan mencari
rancangan format pimpinan untuk muatan atau yang benar dan jelas sebagai mewujudkan informasi draft
Surat Edaran menyusun surat resume yang dasar draft surat edaran pelayanan dan surat edaran
edaran sesuai dengan akan Nasionalisme: melakukan mewujudkan berkontribusi pada
contoh draft yang dituliskan koordinasi dengan Kasubbag keterbukaan nilai profesional,

20
sudah didapatkan dalam Surat Pelaksana Anggaran dalam informasi kepada akuntabel,
2. Melakukan diskusi Edaran membuat tata pengelolaan Kartu khalayak terkhusus sinergi,Transparan
dengan Kasubbag 2. Draft Surat Krefit Pemerintah yang akan pegawai Direktorat dan inovatif
Pelaksana Anggaran Edaran disosialiasaikan ke pegawai Jenderal Kekayaan
dalam penyusunan DJKI Intelektual
rancangan format Komitmen Mutu: membuat
surat edaran dan tata inovasi dalam bentuk surat
pengelolaan serta edaran sebagai langkah
peraturan terkait Kartu pengenalan Kartu Kredit
Kredit Pemerintah Pemerintah dan memastikan
3. Merumuskan muatan Surat Edaran terpublikasi ke
yang akan semua TU Direktorat di
ditampilkan dalam lingkungan Direktorat Jenderal
Surat Edaran Kekayaan Intelektual
4. Meengkonsep surat
edaran
4. Mengadakan 1. Menghadap ke atasan Dokumentasi Palayanan Publik: memastikan Berkontribusi dalam Kegiatan mencari
rapat sosialisasi dan meminta arahan (foto), Catatan bahwa dengan melakukan mewujudkan informasi draft
dengan masing- terkait konsep surat Arahan, Nota sosialisasi terkait KKP dapat pelayanan dan surat edaran
masing Tata edaran yang sudah dinas dan daftar meningkatkan mutu pelayanan mewujudkan berkontribusi pada
Usaha Direktorat selesai didiskusikan hadir rapat di lingkungan Direktorat keterbukaan nilai profesional,

21
Jenderal Kekayan sebelumnya serta terkait Jenderal Kekayaan Intelektual informasi kepada akuntabel,
Intelektual terkait mendiskusikan waktu sosialisasi Surat dan persiapan penilaian khalayak terkhusus sinergi,Transparan
Surat Edaran rapat dan hal lain Edaran kepatuhan penyelenggara negara pegawai Direktorat dan inovatif
untuk sosialisasi terharap aturan yang ada Jenderal Kekayaan
terkait surat edaran Nasionalisme: menjunjung Intelektual
2. Meminta izin atasan tinggi kepentingan bersama
untuk memberikan maka diharapkan setelah
nota dinas ke TU sosialisasi mengenai KKP
masing-masing terwujudnya kesadaran akan
direktorat tidak menggunakan fasilitas
3. Mengadakan rapat kantor untuk keperluan pribadi
sosialisasi terkait Akuntabilitas: memastikan
surat edaran bahwa nilai tanggung jawab
terpenuhi dengan memastikan
bahwa semua TU berpartisipatif
dalam menyampaian informasi
yang ada dalam Surat Edaran
terkait Kartu Krefit Pemerintah
Komitmen Mutu:
mengutarakan nilai Efektif dan
efisien dengan terlaksananya

22
sosialisasi dengan harapan agar
kegiatan perkantoran dengan
pembayaran melalui KKP lebih
mudah, cepat dan berorientasi
mutu
5. Meminta 1. Berdiskusi dengan Draft Surat Akuntabilitas: memastikan Berkontribusi dalam Kegiatan mencari
persetujuan atasan sebelum Edaran yang Surat Edaran yang disusun dapat mewujudkan informasi draft
(tandatangan) menghadap Sekretaris sudah siap di disebarkan ke masing-masing pelayanan dan surat edaran
Sekretaris Direktorat Jenderal sebarkan ke TU direktorat mewujudkan berkontribusi pada
Kekayaan Intelektual masing-masing WoG: melakukan koordinasi keterbukaan nilai profesional,
2. Menghadap Sekretaris TU direktorat dengan atasan dan juga masing- informasi kepada akuntabel,
untuk penandatangan masing TU terkait Surat Edaran khalayak terkhusus sinergi,Transparan
Surat Edaran Etika Publik: melaksanakan pegawai Direktorat dan inovatif
3. Meminta izin untuk tugas sesuai dengan arahan Jenderal Kekayaan
menyebarkan Surat atasan Intelektual
Edaran kepada
masing-masing TU
direktorat
6. Mendistribusikan Menghadap ke TU Tanda serah Akuntabilitas: melakukan Berkontribusi dalam Kegiatan mencari
Surat Edaran Pimpinan dan meminta terima surat segala proses pendistribusian mewujudkan informasi draft
kepada Tata arahan terkait Surat dengan cermat dan teliti pelayanan dan surat edaran

23
Usaha Direktorat Edaran yang telah di Nasionalisme: kegiatan mewujudkan berkontribusi pada
Jenderal tandatangani oleh pendistribusian dilakukan keterbukaan nilai profesional,
Kekayaan Sekretaris dengan baik untuk seluruh informasi kepada akuntabel,
Intelektual bagian TU Direktorat Jenderal khalayak terkhusus sinergi,Transparan
Kekayaan Intelektual pegawai Direktorat dan inovatif
Jenderal Kekayaan
Intelektual
7. Evaluasi akhir Menyampaikan laporan Catatan evaluasi Akuntabilitas: evaluasi Berkontribusi dalam Kegiatan mencari
hasil sosialisasi KKP dilakukan guna menjalankan mewujudkan informasi draft
melalui Surat Edaran nilai konsistensi dalam pelayanan dan surat edaran
kepada atasan akuntabilitas guna mencapai mewujudkan berkontribusi pada
tujuan yang akuntabel serta keterbukaan nilai profesional,
memperjelas terkait hasil yang informasi kepada akuntabel,
diharapkan khalayak terkhusus sinergi,Transparan
Komitmen mutu: evaluasi pegawai Direktorat dan inovatif
dilakuan sebagai upaya untuk Jenderal Kekayaan
memastikan bahwa Surat Edaran Intelektual
telah memenuhi kualitas tertentu
3.

24
Tabel 3.4 Jadwal Rancangan Kegiatan Aktualisasi

Okt Nov
NO Kegiatan
IV I II III IV
1 Melakukan konsultasi dengan atasan terkait pembuatan Surat Edaran tentang tata
cara pengelolaan dan penggunaan Kartu Kredit Pemerintah
2 Mencari referensi terkait format Surat Edaran yang sesuai dengan Tata Naskah
3 Menyusun rancangan format Surat Edaran
4 Membuat rapat sosialisasi dengan masing-masing Tata Usaha Direktorat Jenderal
Kekayaan Intelektual terkait Surat Edaran
5 Meminta persetujuan (tandatangan) Sekretaris
6 Mendistribusikan Surat Edaran kepada Tata Usaha Direktorat Jenderal Kekayaan
Intelektual
7 Evaluasi akhir

25
DAFTAR PUSTAKA

Lembaga Administrasi Negara.(2015). Akuntabilitas.Modul Penyelenggaraan Perdana


Pendidikan danPelatihan Calon PegawaiNegeri Sipil Prajabatan Golongan II.
Jakarta:Lembaga Administrasi Negara.

Lembaga Administrasi Negara.(2015). Nasionalisme.Modul Penyelenggaraan Perdana


Pendidikan dan Pelatihan Calon Pegawai Negeri Sipil Prajabatan Golongan II.
Jakarta:Lembaga Administrasi Negara.

Lembaga Administrasi Negara. (2015). Etika Publik. Modul Penyelenggaraan Perdana


Pendidikan dan Pelatihan Calon Pegawai Negeri Sipil Prajabatan Golongan II.
Jakarta:Lembaga Administrasi Negara.

Lembaga Administrasi Negara.(2015).Komitmen Mutu.Modul Penyelenggaraan


Perdana Pendidikan danPelatihan Calon PegawaiNegeri Sipil Prajabatan
Golongan II. Jakarta:LembagaAdministrasi Negara.

LembagaAdministrasiNegara.(2015).AntiKorupsi. Modul Penyelenggaraan Perdana


Pendidikan danPelatihan Calon PegawaiNegeri Sipil Prajabatan Golongan II.
Jakarta:Lembaga Administrasi Negara.

Peraturan Kepala LAN (Perka) No. 25 Tahun 2017 tentang Pedoman Penyelenggaraan
Pelatihan Dasar CPNS Golongan II.

Peraturan Menteri Hukum dan HAM RI No. 29 Tahun 2015 tentang Organisasi Tata
Kerja Kementerian Hukum dan HAM.

Peraturan Pemerintah nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil

Undang-Undang No.5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara.

Peraturan Menteri Keuangan nomor 196/PMK/05/2018 tentang Tata Cara Pembayaran dan

Penggunaan Kartu Kredit Pemerintah

26

Anda mungkin juga menyukai