Disusun Oleh :
i
ii
iii
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur Penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
member petunjuk, kekuatan dan bimbingan serta karunia-Nya kepada penulis maka tugas
Rancangan Aktualisasi yang berjudul “Optimalisasi Pemahaman Masyarakat Tentang
Gizi Penyakit Tidak Menular Melalui Konseling di UPT. Puskesmas Singkawang
Selatan II” dapat diselesaikan pada waktunya. Rancangan Aktualisasi ini disusun untuk
memenuhi persyaratan Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil Golongan II Angkatan
XX.
Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu
menyelesaikan Rancangan Aktualisasii ini, terutama kepada :
Penulis menyadari bahwa Rancangan Aktualisasi ini masih memiliki banyak kekurangan di
dalamnya, untuk itu penulis mengharapkan masukan dan arahan yang bersifat membangun.
Penulis berharap Rancangan Aktualisasi ini dapat terealisasi dengan baik di
UPT.Puskesmas Singkawang Selatan II. Penulis berharap semoga Allah SWT selalu
melimpahkan rahmat dan Hidayah-Nya kepada kita semua.
Penulis
v
DAFTAR ISI
vi
DAFTAR TABEL
vii
DAFTAR GAMBAR
viii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia memiliki semua prakondisi untuk mewujudkan Visi Negara
sebagaimana tertuang dalam Pembukaan Undang-undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945, yang ditandai dengan kekayaan alam yang melimpah,
potensi sumber daya manusia, peluang pasar yang besar dan demokrasi yang relatif
stabil.
Pegawai Negeri Sipil (PNS) sebagai unsur utama sumber daya manusia
aparatur negara mempunyai peranan yang menentukan keberhasilan
penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan. Pegawai Negeri Sipil memiliki
peranan yang menentukan dalam mengelola prakondisi tersebut. Sejumlah
keputusan-keputusan strategis mulai dari memformulasi kebijakan sampai pada
penetapannya dalam berbagai sektor pembangunan ditetapkan oleh PNS.
Dalam upaya memainkan peran tersebut, diperlukan sosok PNS yang
profesional yaitu PNS yang mampu memenuhi standar kompetensi jabatannya
sehingga mampu melaksanakan tugas jabatannya secara efektif dan efisien. Untuk
dapat membentuk sosok PNS profesional perlu dilaksanakan pembinaan melalui
jalur Pendidikan dan Pelatihan, dimana praktik penyelenggaraan pelatihan yang
pembelajarannya didominasi oleh ceramah sulit membentuk karakter PNS yang kuat
dan profesional.
Sejalan dengan ditetapkannya Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014
tentang Aparatur Sipil Negara (UU ASN) dan merujuk pada ketentuan Pasal 63 ayat
(3) dan ayat (4) UU ASN, CPNS wajib menjalani masa percobaan yang dilaksanakan
melalui proses pelatihan terintegrasi untuk membangun integritas moral, kejujuran,
semangat dan motivasi nasionalisme dan kebangsaan, karakter kepribadian yang
unggul dan bertanggungawab, dan memperkuat profesionalisme serta kompetensi
bidang. Diperlukan sebuah Penyelenggaraan Pelatihan yang inovatif dan
terintegrasi, yaitu penyelenggaraan pelatihan yang memadukan pembelajaran
klasikal dan nonklasikal ditempat pelatihan dan ditempat kerja, sehinga
memungkinkan peserta mampu menginternalisasi, menerapkan dan
mengaktualisasikan, serta membuatnya menjadi kebiasaan (habituasi), dan
merasakan manfaatnya, sehingga terpatri dalam dirinya sebagai karakter PNS yang
profesional sesuai bidang tugas. Melalui pembaharuan Pelatihan tersebut,
diharapkan dapat menghasilkan PNS profesional yang berkarakter dalam
1
melaksanakan tugas dan jabatannya sebagai pelaksana kebijakan publik, pelayan
publik, dan perekat dan pemersatu bangsa.
Arus globalisasi sudah tidak terbendung masuk ke Indonesia. Disertai
dengan perkembangan teknologi yang semakin canggih, dunia kini memasuki era
revolusi industri 4.0, yakni menekankan pada pola digital economy, artificial
intelligence, big data, robotic, dan lain sebagainya atau dikenal dengan fenomena
disruptive innovation. Menghadapi tantangan tersebut, kita perlu meningkatkan daya
saing kita baik nasional maupun regional. PNS sebagai pelayanan masyarakat yang
mempunyai peranan penting dalam proses pelayanan publik dalam masyarakat,
merupakan aset negara yang perlu dikembangkan potensi dan kemampuannya.
Untuk mewujudkan hal itu, diperlukan desain diklat yang tepat bagi CPNS sebagai
awal pembentukan karakter dan kompetensi sesuai tuntutan jabatannya.
Berdasarkan hal di atas, penyempurnaan dan pengayaan konsep Diklat
Prajabatan dilakukan dengan Diklat terintegrasi sejalan dengan perkembangan
dinamika tuntutan jabatan dan penguatan terhadap kompetensi bidang sesuai
dengan formasi jabatan yang ditetapkan. Nomenklatur Diklat Prajabatan diubah
menjadi Pelatihan Dasar CPNS, sebagai salah satu jenis pelatihan yang strategis
pasca UU ASN dalam rangka pembentukan karakter PNS dan membentuk
kemampuan bersikap dan bertindak profesional mengelola tantangan dan masalah
keragaman sosial kultural dengan menggunakan perspektif whole of government
atau one government yang didasari nilai-nilai dasar PNS berdasarkan kedudukan
dan peran PNS dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) pada setiap
pelaksanaan tugas jabatannya sebagai pelayan masyarakat sebagai wujud nyata
bela negara seorang PNS.
B. Tujuan
Tujuan dari penulisan rancangan aktualisasi Pelatihan Dasar CPNS ini
adalah untuk memberikan gambaran program pelatihan yang berkaitan dengan nilai
ANEKA (Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika publik, Komitmen mutu, dan Anti
korupsi).
Dengan selalu mengedepankan nilai dasar akuntabilitas dalam tugas yang
diembannya, mempunyai semangat nasionalisme dalam melaksanakan tugasnya,
dan menjunjung tinggi etika yang baik dalam melayani masyarakat, memiliki
komitmen mutu dalam tupoksinya dan anti korupsi dalam melaksanakan
kegiatannya.
2
C. Manfaat
Sesuai dengan ketentuan dalam Peraturan Pemerintah No. 101 Tahun 2000, Latsar
CPNS bertujuan :
2. Waktu Kegiatan
Waktu Penyelenggaraan Pelatihan Dasar CPNS Formasi Umum Golongan II
dilaksanakan selama 511 (lima ratus sebelas) JP atau setara dengan 51 hari kerja
dengan rincian sebagai berikut :
- Selama 177 (seratus tujuh puluh tujuh) JP yang dilaksanakan selama 18
(delapan belas) hari kerja yang dilaksanakan ditempat penyelenggaraan
Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil.
- Selama 320 (tiga ratus dua puluh) JP yang dilaksanakan paling singkat 30 (tiga
puluh) hari kerja yang dilaksanakan di UPT. Puskesmas Singkawang Selatan II
- Selama 14 (empat belas) JP yang dilaksanakan selama 3 (tiga) hari kerja yang
dilaksanakan di tempat penyelenggaraan Pelatihan Dasar Calon Pegawai
Negeri Sipil.
3
BAB II
GAMBARAN UMUM ORGANISASI
A. KeadaanUmumOrganisasi
1. Data Geografi
UPT Puskesmas Singkawang Selatan II terletak di wilayah Kecamatan
Singkawang Selatan. UPT Puskesmas Singkawang Selatan II membawahi 3
kelurahan yaitu Kelurahan Sijangkung, Kelurahan Pangmilang dan Kelurahan
Sagatani. Kelurahan Sijangkung seluas 4.800 Ha (48 Km2) dengan jumlah
penduduk 9891 jiwa, Kelurahan Pangmilang seluas 8.300 Ha (83 Km2)
dengan jumlah penduduk 4006 jiwa dan Kelurahan Sagatani seluas 14.800
Ha (148 Km2) dengan jumlah penduduk 2985 jiwa
4
2. Data Demografi
Kepadatan Penduduk/km²perkelurahan dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 2.1
Kepadatan Luas
Kelurahan Jumlah Penduduk
Penduduk/Km² ( Km² )
Pangmilang 4006 48 83
B. VisidanMisiOrganisasi
1. VISI
“Terwujudnya masyarakat yang sehat dan mandiri di wilayah UPT.
Puskesmas Singkawang Selatan II menuju Singkawang Hebat tahun 2020"
2. MISI
a) Melaksanakan pelayanan kesehatan yang bermutu, profesional dan
terjangkau oleh masyarakat secara efisien dan efektif;
b) Menciptakan tata kelola pelayanan kesehatan yang baik melalui
manajemen yang profesional dan akuntabel;
c) Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dalam upaya kesehatan
yang paripurna.
d) Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat melalui pemberdayaan
Masyarakat.
5
C. Nilai-nilaiOrganisasi
Nilai-nilai organisasi di UPT.Puskesmas Singkawang Selatan II yaitu disingkat
“PANG OKE”.Berikut ini penjelasan singkat dari Nilai-nilai tersebut:
1. Profesional dalam memberikan pelayanan
2. Andalan dalam setiap aspek kesehatan (aman)
3. Norma dan etika di utamakan
4. Giat dalam bekerja
5. Objektif dalam prioritas pelayanan
6. Kerja sama yang saling mendukung
7. Efektif dan efisien
6
D. Struktur Organisasi
Gambar 2.1
Struktur Organisasi
UPT Puskesmas Singkawang Selatan II
7
D. Tugas dan Fungsi Organisasi
1. Tugas Puskesmas Singkawang Selatan II
Puskesmas Singkawang Selatan II mempunyai tugas melaksanakan
kebijakan kesehatan untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan di
wilayah kerjanya dalam rangka mendukung terwujudnya masyarakat sehat
dan mandiri berdasarkan rencana stategis dinas kesehatan.
2. Fungsi Puskesmas Singkawang Selatan II
Dalam menyelenggarakan tugasnya, Puskesmas mempunyai fungsi :
a) Pusat pembangunan kesehatan masyarakat di wilayah kerjanya;
b) Penyusunan rencana dan program kegiatan upaya kesehatan masyarakat
(UKM) tingkat pertama dan upaya kesehatan perorangan (UKP) tingkat
pertama;
c) Penyelenggaraan UKM esensial meliputi pelayanan promosi kesehatan,
kesehatan lingkungan, kesehatan ibu, anak dan keluarga berencana,
pelayanan gizi dan pelayanan pencegahan dan pengendalian penyakit
untuk mendukung pencapaian standar pelayanan minimal;
d) Penyelengaraan UKM pengembangan meliputi upaya kesehatan sekolah,
upaya kesehatan olahraga, upaya perawatan kesehatan masyarakat, upaya
kesehatan masyarakat, upaya kesehatan gigi dan mulut, upaya kesehatan
jiwa, upaya kesehatan mata, upaya kesehatan usia lanjut, upaya
pembinaan pengobatan tradisional, upaya laboratorium medis dan
laboratorium kesehatan masyarakat;
e) Penyelenggaraan UKP tingkat pertama yaitu pelayanan rawat jalan,
pelayanan gawat darurat, pelayanan satu hari (one day care),home care
dan/atau rawat inap berdasarkan pertimbangan kebutuhan pelayanan
sesuai dengan standar prosedur operasional dan standar pelayanan.
f) Pengoordinasian kegiatan pelayanan kesehatan pada Puskesmas
pembantu di wilayah kerjanya.
g) Pembinaan kepada Puskesmas pembantu di wilayah kerjanya;
h) Pengendalian, monitoring, evaluasi dan pelaporan kegiatan pelayanan
kesehatan di wilayah keijanya; dan
Pelaksanaan tugas lain yang diserahkan oleh Kepala Dinas Kesehatan
sesuai dengan tugas dan fungsinya
8
E. UraianTugas
Berdasarkan Sasaran Kerja Pegawai (SKP), kegiatan tugas jabatan ahli gizi
adalah sebagai berikut:
1. Mengumpulkan data menyusun rencana tahunan
2. Mengumpulkan data menyusun rencana triwulan
3. Mengumpulkan data menyusun rencana bulanan
4. Mengumpulkan data menyusun rencana harian
5. Menyusun pedoman gizi, makanan, dietetik: mengumpulkan data
6. Menyusun standar gizi, makanan, dietetik: mengumpulkan data untuk standar
umum
7. Mengumpulkan data anak balita, bumil, buteki untuk pemberian makanan
tambahan penyuluhan dan pemulihan pada anak balita dengan status gizi
kurang
8. Mengumpulkan data makanan kelompok sasaran setempat untuk penilaian
mutu gizi
9. Memeriksa dan menerima bahan, materi, pangan, peralatan dan sarana
pelayanan gizi, makanan dan dietetik
10. Menyimpan bahan, materi, pangan, peralatan dan sarana pelayanan gizi,
makanan dan dietetik
11. Mencatat dan melaporkan bahan, materi, pangan, peralatan dan sarana
pelayanan gizi, makanan dan dietetik dalam harian/mingguan di ruang
simpan pelayanan gizi, makanan dan dietetik.
12. Menyalurkan bahan, materi, pangan, peralatan dan sarana pelayanan gizi,
makanan dan dietetik dalam harian/mingguan sesuai permintaan unit/wilayah
kerja.
13. Melakukan pemeriksaan ruang simpan: harian
14. Melakukan pengukuran TB, BB, dan umur di unit kerja: Bulanan (anak/balita)
15. Melakukan pengukuran TB, BB, dan umur di unit kerja: 4 Bulan (anak
sekolahan SD)
16. Melakukan pengukuran TB, BB, dan umur di unit kerja: sesuai kebutuhan
17. Melakukan pengukuran LILA di unit/wilayah kerja
18. Melakukan pengukuran IMT pada orang dewasa di unit kerja: sesuai
kebutuhan
9
19. Melakukan anamnesa diet bagi klien (food frekuensi dan rata-rata contoh
hidangan)
20. Melakukan recall makanan 24 jam bagi klien
21. Melakukan perhitungan kandungan gizi makanan klien
22. Mencatat dan melaporkan atas: hasil pengukuran TB, BB dan Umur
23. Mencatat dan melaporkan atas: hasil pengukuran LILA
24. Mencatat dan melaporkan atas: hasil pengukuran IMT
25. Mencatat dan melaporkan atas: hasil anamnesa diet
26. Menyediakan makanan tambahan balita atau penguluhan gizi
27. Menyediakan makanan biasa
28. Menyediakan kapsul vitamin A biasa
29. Menyediakan obat gizi
30. Melakukan pencatatan harian: penyediaan makanan biasa
31. Memantau kegiatan pengukuran TB, BB, umur di tingkat desa, sasaran,
SKDN, status gizi: Bulanan (posyandu)
32. Memantau kegiatan PMT, balita/anak sekolah/bumil, SKDN, status gizi,
macam/jumlah PMT
33. Memantau PMT bulanan kegiatan pengukuran TB, BB dan umur
34. Memantau pelayanan penyelenggaraan diet di RS atau di institusi lain secara
harian
10
BAB III
KERANGKA KONSEP
1. Akuntabilitas
Akuntabilitas merupakan kewajiban setiap individu, eklompok atau institusi
untuk memenuhi tanggung jawab yang menjadi amanahnya.Indikator nilai dasar
akuntabilitas yaitu tanggung jawab, jujur, kejelasan target, netral, mendahulukan
kepentingan publik, adil, transparan, konsisten dan partisipatif.
2. Nasionalisme
Setiap ASN harus memiliki nasionalisme dan wawasan kebangsaan yang kuat
dan mampu mengatualisasikannya dalam pelaksanaan fungsi dan tugasnya sebagai
pelaksana publik, pelayan publik dan pemersatu bangsa berlandaskan Pancasila dan
UUD tahun 1945. Indikator nilai dasar nasionalisme yaitu religious, hormat
menghormati, kerjasama, tidak memaksakan kehendak, jujur, amanah, adil,
persamaan derajat, tidak deskriminatif, mencintai sesame manusia, tenggang rasa,
membela kebenaran, persatuan, rela berkorban, cinta tanah ari, memelihara
ketertiban, disiplin, musyawarah, kekeluargaan, menghormati keputusan, tanggung
jawab, kepentingan bersama, gotong royong, sosial, tidal menggunakan hak yang
bukan miliknya, hidup sederhana, kerja keras dan menghargai karya orang lain.
3. Etika Publik
Etika publik adalah refleksi tentang standard/norma yang menentukan
baik/buruk, benar/salah perilaku, tindakan dan keputusan untuk mengarahkan
kebijakan publik dalam rangka menjalankan tanggung jawab pelayanan
publik.Indikator nilai dasar etika publik adalah jujur, tanggung jawab, integritas tinggi,
cermat, disiplin, hormat, sopan, taat pada peraturan perundang-undangan, taat
perintah dan menjaga rahasia.
11
4. Komitmen Mutu
Mutu merupakan salah satu standard yang menjadi dasar untuk mengukur
capaian hasil kerja.Komitmen mutu merupakan sikap menjaga keefektifan dan
efisiensi kerja.Indikator nilai dasar komitmen mutu yaitu efektivitas, efisiensi, inovasi
dan berorientasi mutu.
5. Anti Korupsi
Antikorupsi merupakan sikap tegas memerangi korupsi.Memutus mata rantai
korupsi dapat diawali dari diri sendiri.Baik itu korupsi waktu, korupsi uang, maupun
korupsi tugas.Setiap individu hendaknya dapat menjadi pengingat bagi dirinya
masing-masing.Indikator nilai dasar anti korupsi yaitu jujur, disiplin, tanggung jawab,
kerja keras, sederhana, mandiri, adil, berani dan peduli.
12
C. Rancangan Aktualisasi
1. Identifikasi Isu
Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan
upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perorangan tingkat pertama
dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif untuk mencapai derajat
kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya diwilayah kerja. Pelayanan kesehatan
adalah sebuah konsep yang digunakan dalam memberikan layanan kesehatan
kepada masyarakat. Menurut Departemen Kesehatan RI tahun 2009 pelayanan
kesehatan adalah setiap upaya yang diselenggarakan sendiri atau secara bersama-
sama dalam suatu organisasi untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan,
mencegah dan menyembuhkan penyakit serta memulihkan kesehatan perorangan,
keluarga, kelompok ataupun masyarakat.
Berdasarkan pengamatan selama memberikan pelayanan di UPT.
Puskesmas Singkawang Selatan II didapatkan identifikasi isu terkait tugas dan fungsi
saya sebagai seorang Nutrisionis Terampil sebagai berikut :
a) Belum optimalnya kegiatan konseling gizi untuk penyakit tidak menular
Penyakit Tidak Menular (PTM) adalah jenis penyakit tidak menular seperti cacat
fisik, gangguan mental, kanker, penyakit degeneratif, penyakit gangguan
metabolisme, dan kelainan-kelainan organ tubuh lain penyakit jantung, pembuluh
darah, hipertensi, kencing manis, obesitas, osteoporosis, depresi, dan kecemasan.
Berdasarkan hasil Riskesdas 2018 menunjukkan prevalensi penyakit tidak menular
mengalami kenaikan antara lain kanker, stroke, gagal ginjal kronis, diabetes mellitus
dan hipertensi. Kenaikan prevalensi ini berhubungan dengan pola hidup antara lain
merokok, konsumsi minuman beralkohol, aktifitas fisik kurang serta konsumsi sayur
dan buah yang kurang.
Konseling gizi adalah serangkaian kegiatan sebagai proses komunikasi 2 (dua)
arah untuk menanamkan dan meningkatkan pengertian, sikap, dan prilaku sehingga
membantu klien/pasien mengenali dan mengatasi masalah gizi melalui pengaturan
makanan dan minuman. Dalam melakukan konseling biasanya ahli gizi dibantu
dengan food model sebagai contoh bahan makanan yang terbuat dari bahan sintetis
dengan ukuran dan satuan tertentu agar klien/pasien lebih mengerti dan paham.
Konseling gizi merupakan bagian dari intervensi gizi karena masing-masing pasien
13
memiliki kekhususan baik dalam permasalahan kesehatan, kebutuhan gizi, maupun
kemampuan mengonsumsi dan mencerna makanan serta untuk mengubah prilaku
Maksud dari belum optimalnya konseling gizi adalah ruang konseling dan media
konseling sudah lama tersedia akan tetapi tidak dipergunakan secara maksimal. Hal
ini terjadi mungkin disebabkan oleh terbatasnya petugas gizi yang ditugaskan di sini
sehingga kegiatan ini terabaikan. Untuk itu diharapkan jika kegiatan konseling gizi ini
bisa terlaksana kembali diharapkan akan meningkatkan derajat kesehatan pasien
yang berkunjung ke UPT. Puskesmas Singkawang Selatan II.
b) Belum optimalnya pemahaman tentang penatalaksanaan diit penyakit tidak
menular
Media informasi adalah sekumpulan data atau fakta yang telah diproses dan
dikelola sedimikian rupa sehingga menjadi sesuatu yang bermanfaat bagi
penerimanya. Berdasarkan fakta dilapangan, ditemukan masih minimnya media
informasi untuk melakukan promosi kesehatan kepada pasien. Sehingga yang terjadi
adalah masyarakat menjadi kurang paham akan penanganan penyakit yg diderita.
c) Belum optimalnya pemahaman masyarakat tentang penyakit tidak menular
Pemahaman adalah kemampuan seseorang untuk mengerti atau memahami
sesuatu. Dengan kata lain, memahami adalah mengetahui tentang sesuatu dan dapat
melihatnya dalam berbagai segi. Seseorang dikatakan memahami suatu hal apabila ia
dapat memberikan penjelasan dan meniru hal tersebut dengan menggunakan kata-
katanya sendiri. Berdasarkan fakta dilapangan faktor yang mempengaruhi tingkat
pemahaman pasien diantaranya kurangnya media informasi yg tersedia dipuskesmas,
kurangnya edukasi tentang penyakit tidak menular dari petugas, tidak optimalnya
kegiatan konseling diruang konseling terpadu.
14
2. Problematik
Isu memiliki dimensi dimensi masalah yang komplek dan perlu dicarikan solusinya.
3. Kekhalayakan
Isu yang diangkat menyangkut hajat hidup orang banyak
4. Layak
Isu yang masuk akal dan realistis serta relevan untuk dimunculkan inisiatif
pemecahan masalahnya.
(4)= Penting
Skala penilaian ini berpedoman pada 4 (empat) kriteria isu yaitu isu bersifat Aktual,
Problematik, Khalayak dan Layak atau biasa di singkat APKL sebagai berikut :
Tabel 3.1
LIKERT SCALE
NO ISU AKTUAL ∑ RANK
A P K L
Belum optimalnya pemahaman
1 masyarakat tentang gizi penyakit tidak 4 5 4 4 17 I
menular melalui konseling
Belum optimalnya pemahaman
2 masyarakat tentang penatalaksanaan 3 4 4 3 14 II
diit penyakit tidak menular
Belum optimalnya pemahaman
3 masyarakat tentang penyakit tidak 3 3 4 3 13 III
menular
15
Penentuan prioritas isu menggunakan sistem APKL telah dilakukan dan didapat
isu “Belum optimalnya pemahaman masyarakat tentang gizi penyakit tidak menular
melalui konseling”.
3. Gagasan Penanganan Isu
Untuk itu diperlukan gagas dalam upaya Optimalisasi pemahaman masyarakat
tentang gizi penyakit tidak menular melalui konseling di UPT Puskesmas Singkawang
Selatan II. Apabila isu ini dibiarkan maka akan menyebabkan penangan pasien terkait
asuhan gizi (penerapan terapi diit) menjadi tidak akurat, sehingga akan memperburuk
kondisi pasien karena konseling gizi merupakan bentuk promotif dan preventif untuk
mempercepat proses penyembuhan pasien itu sendiri. Dalam jangka panjang kesehatan
masyarakatakan menurun akibat menurunnya kualitas kesehatan menyebabkan tingkat
produktivitas juga menurun, banyak wabah penyakit baru yang muncul sehingga
kemampuan masyarakat dalam mencukupi kehidupannya akan sangat susah, lebih jauh
lagi akan berdampak pada kualitas pendidikan bangsa.Untuk itu diperlukan
upayadengan serangkaian kegiatan acara sebagai berikut :
16
4. Rencana Pelaksanaan Kegiatan Dalam Rangka Aktualisasi Nilai-nilai Dasar
Tabel 3.2
Aktualisasi Nilai-nilai Dasar PNS dalam kegiatan Pelatihan Dasar CPNS Golongan II Angkatan XX
17
c. Membuat akan meminta izin mendukung Singkawang
brosurgizi sebagai terlebih dahulu terwujudnya misi Selatan II yaitu
media informasi kepada atasan dan puskesmas no. 1 Efektif dan efisien
d. Membagikan menghomati yaitu
kepada pasien keputusan atasan melaksanakan
pada saat (Nasionalisme: pelayanan
konseling gizi Tidak kesehatan yang
memaksakan
bermutu ,
kehendak)
professional dan
- Saya akan mencari
materi yang akan terjangkau oleh
digunakan dengan masyarakat secara
tepat dan jelas efisien dan efektif
sesuai dengan ilmu
yang dipelajari
(Etika Publik:
tanggung jawab
dan cermat)
2 Melakukan a. Meminta - Terlaksananya - Sebelum melakukan Dengan melakukan Dengan
Penilaian Status persetujuan atasan pengukuran Penilaian Status penilaian status terlaksananya
Gizi pasien penyakit untuk melakukan antropometri Gizi pasien penyakit pasien penyakit kegiatan Penilaian
tidak menular Penilaian Status - Terlaksananya tidak menular tidak menular Status Gizi pasien
berdasarkan IMT Gizi pasien penilaian status berdasarkan IMT berdasarkan nilai penyakit tidak
(Indek Masa Tubuh) penyakit tidak gizi (Indek Masa Tubuh) dasar akuntabilitas, menular
menular - Tersedianya data saya akan meminta nasionalisme, etika berdasarkan IMT
berdasarkan IMT hasil pengukuran izin terlebih dahulu publik, komitmen (Indek Masa
(Indek Masa IMT pasien kepada atasan dan mutu dan anti Tubuh)maka akan
Tubuh) - Dokumentasi menghomati korupsi, saya akan membantu
b. Mempersiapkan Foto pengukuran keputusan atasan mendukung penguatan nilai-
timbangan injak antropometri (Nasionalisme: terwujudnya misi nilai dasar
dan mikrotoise Tidak puskesmas no. 1 berdasarkan
c. Meminta izin memaksakan yaitupelayanan strategi penentu
melakukan kehendak) kesehatan yang keberhasilan
18
pengukuran - Saya akan berkualitas, Puskesmas
antropometri (BB mempersiapkan alat professional, dan Singkawang
dan TB) pengukuranantropo terjangkau oleh Selatan II yaitu
d. Melakukan metribe rupa masyarakat secara Objektif dalam
penilaian status timbangan injak dan efesien dan efektif prioritas
gizi pasien melalui mikrotoise sesuai pelayanan.
IMT (Indek Masa dengan prosedur
Tubuh) penggunaan alat
e. Menentukan status (Akuntabilitas:
gizi pasien konsisten)
f. Menginformasikan - Saya akan meminta
hasil penilaian izin terlebih dahulu
status gizi pasien untuk melakukan
pengukuran
Antropometri(Etika
Publik: hormat dan
sopan)
- Saya akan
melakukan
penilaian status gizi
pasien berdasarkan
standar yang telah
ditetapkan
(Komitmen Mutu:
berorientasi mutu)
- Saya akan
menginformasikan
status gizi yang
telah ditentukan
dengan sebenar
benarnya (Anti
Korupsi: jujur)
19
3 Konsultasi gizi a. Meminta - Terlaksananya - Sebelum Dengan melakukan Dengan
diruang konseling persetujuan atasan konsultasi gizi melakukan penilaian status terlaksananya
terpadu (kegiatan untuk melakukan - Tersedianya melakukan kegiatan pasien penyakit kegiatan
inovasi ) kegiatan konsultasi buku catatan konsultasi gizi tidak menular konsultasi gizi
gizi diruang konsultas diruang konseling berdasarkan nilai diruang konseling
konseling terpadu - Tersedianya terpadu, saya akan dasar akuntabilitas, terpadu maka
b. Menyiapkan brosur sebagai meminta izin nasionalisme, etika akan membantu
formulir asuhan media informasi terlebih dahulu publik, komitmen penguatan nilai-
gizi - Dokumentasi kepada atasan dan mutu dan anti nilai dasar
c. Menyapa pasien, Foto konsultasi menghomati korupsi, saya akan berdasarkan
mempersilahkan gizi diruang keputusan atasan mendukung strategi penentu
duduk dan konseling terpadu (Nasionalisme: terwujudnya misi keberhasilan
memperkenalkan Tidak puskesmas yaitu Puskesmas
diri memaksakan Meningkatkan Singkawang
d. Menggali lebih kehendak) derajat kesehatan Selatan II yaitu
dalam mengenai - Saya akan masyarakat dalam Profesional dalam
riwayat konsumsi menginformasikan upaya kesehatan memberikan
pasien status gizi yang yang paripurna pelayanan
e. Menghitung telah ditentukan
kebutuhan gizi tanpa menutupi
pasien apapun
f. Mencatat hasil (Akuntabilitas:
wawancara transparan)
g. Menjelaskan terapi - Saya akan
diit yang akan memberikan
diberikan konsultasi gizi
h. Menggunakan berdasarkan ilmu
brosur sebagai yang telah didapat
media bantuan disertai dengan
konsultasi menggunakan
brosur sebagai
media bantuan
20
tanpa diketahui oleh
i. Memberikan pihak yang tidak
contoh menu dan berkepentingan
daftar bahan (Nasionalisme:
penukar amanah (dapat
dipercaya), Etika
Publik: menjaga
rahasia, Komitmen
Mutu: efisiensi,
Anti Korupsi:
mandiri)
4 Penyuluhan Gizi di a. Meminta - Terlaksananya - Sebelum Dengan Dengan
Pos Pembinaan persetujuan atasan penyuluhan gizi melakukan dilaksanakannya terlaksananya
Terpadu untukPenyuluhan Pos Pembinaan melakukan kegiatan penyuluhan gizi Penyuluhan Gizi
(POSBINDU) Gizi di Pos Terpadu Penyuluhan Gizi di Pos Pembinaan di Pos Pembinaan
Pembinaan (POSBINDU) Pos Pembinaan Terpadu Terpadu
Terpadu - Tersedianya Terpadu (POSBINDU) (POSBINDU)
(POSBINDU) materi yang akan (POSBINDU)saya berdasarkan nilai maka akan
digunakan untuk dasar akuntabilitas,
b. Mempersiapkan akan meminta izin membantu
penyuluhan nasionalisme, etika
materi untuk terlebih dahulu penguatan nilai-
- Tersedianya publik, komitmen
penyuluhan di media yang kepada atasan dan nilai dasar
posbindu menghomati mutu dan anti berdasarkan
digunakan untuk korupsi, saya akan
c. Mempersiapkan penyuluhan keputusan atasan strategi penentu
media untuk (Nasionalisme: mendukung keberhasilan
- Dokumentasi foto
membantu proses Tidak terwujudnya misi Puskesmas
kegiatan
penyuluhan memaksakan puskesmas no. 1 Singkawang
penyuluhan
d. Menginformasikan kehendak) yaitumelaksanakan Selatan II yaitu
maksud dan tujuan - Saya akan mencari pelayanan Efektif dan efisien
e. Melakukan materi yang akan kesehatan yang
penyuluhan digunakan dengan bermutu,
tepat sasaran dan profesional dan
jelas sesuai dengan terjangkau oleh
21
ilmu yang dipelajari masyarakat secara
(Akuntabilitas: efisien dan efektif;
kejelasan target)
- Setelah mendapat
materi yang akan
digunakan, saya
mempersiapkan
media yang dapat
membantu proses
penyuluhan
(Nasionalisme:
kepentingan
bersama)
- Sebelum
melakukan
penyuluhan, saya
menginformasikan
maksud dan tujuan
saya kepada
peserta penyuluhan
(Etika Publik:
hormat dan sopan)
- Saya akan
melakukan
penyuluhan
berdasarkan materi
dan media yang
telah dipersiapkan
(Komitmen Mutu:
efektivitas, Anti
Korupsi: kerja
keras)
22
5 Melakukan kegiatan a. Meminta - Terlaksananya - Sebelum membuat Dengan Dengan
JUMBA (Jumat persetujuan atasan kegiatan JUMBA kegiatan JUMBA dilaksanakannya terlaksananya
Makan Buah) untuk Melakukan (Jumat Makan (Jumat Makan penyuluhan gizi kegiatan JUMBA
(kegiatan inovasi) kegiatan JUMBA Buah) Buah), saya akan Pos Pembinaan (Jumat Makan
(Jumat Makan - Dokumentasi foto meminta izin terlebih Terpadu Buah)maka akan
Buah) kegiatan dahulu kepada (POSBINDU) membantu
b. Mempersiapkan atasan dan berdasarkan nilai penguatan nilai-
anggaran menghomati dasar akuntabilitas, nilai dasar
mingguan keputusan atasan nasionalisme, etika berdasarkan
pengeluaran (Nasionalisme: publik, komitmen
pembelian buah Tidak memaksakan strategi penentu
mutu dan anti keberhasilan
c. Belanja buah di kehendak korupsi, saya akan
toko buah - Saya akan Puskesmas
mendukung Singkawang
d. Memotong buah mempersiapkan
terwujudnya misi Selatan II yaitu
menjadi beberapa anggaran mingguan
puskesmas no. 1 Efektif dan efisien
bagian pengeluaran
e. Membagikan buah pembelian yaitumelaksanakan
tersebut kepada buah(Akuntabilitas: pelayanan
pasien yang transparan, Anti kesehatan yang
berada diruang Korupsi: jujur, bermutu,
tunggu Komitmen Mutu: profesional dan
efisiensi) terjangkau oleh
- Jika puskesmas masyarakat secara
sedang ramai efisien dan efektif;
pasien, saya
bersama petugas
kesehatan lain akan
bekerja sama dalam
membagikan buah
kepada pasien
(Nasionalisme:
kerja sama)
23
6 Melakukan Evaluasi a. Berkonsultasi - Tersedianya - Saya akan Dengan melakukan Dengan membuat
dan Pelaporan dengan kepala laporan berkonsultasi evaluasi dan pelaporan hasil
puskesmas aktualisasi dengan kepala pelaporan maka kegiatan maka
tentang evaluasi - Laporan puskesmas tentang saya telah saya teah
kegiatan aktualisasi evaluasi kegiatan mendukung misi berkontribusi
b. Mencatat hasil - Lampiran (Nasionalisme : puskesmas yaitu dalam penerapan
kegiatan dibuku dokumentasi kerjasama) “Melaksanakan tata nilai
harian kegiatan - Saya akan pelayanan
puskesmas yaitu
c. Menyiapkan bukti mencatat hasil kesehatan yang
“Giat dalam
fisik atau kegiatan dibuku bermutu,
dokumentasi harian profesional dan bekerja”
kegiatan (Akuntabilitas : terjangkau oleh
d. Membuat laporan tanggung jawab) masyarakat secara
aktualisasi - Saya akan efisien dan efektif”
membuat laporan
sesuai dengan hasil
kegiatan yang telah
dilakukan. (Anti
Korupsi : Jujur)
24
D. Jadwal Implementasi Aktualisasi
Tabel 3.3
Jadwal Implementasi Aktualisasi
Pelatihan Dasar CPNS Golongan II Angkatan XX Kota Singkawang Tahun 2019
25
E. Jadwal Pengendalian Dengan Mentor
26
27
BAB IV
PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
28
Provinsi Kalimantan Barat.Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia.(2017).
Modul Pelatihan Dasar Calon PNS : Aktualisasi Nilai Dasar. Jakarta :Lembaga
Administrasi Negara Republik Indonesia.
Peraturan Bersama Menteri Kesehatan dan Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor
46 Tahun 2014 Dan Nomor 23 Tahun2014 : Lembaga Administrasi Negara Republik
Indonesia. (2017). Pelatihan Dasar CPNS. Jakarta : Lembaga Administrasi Negara
Republik Indonesia.
Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. (2017). Modul Pelatihan Dasar Calon
PNS : Akuntabilitas PNS. Jakarta : Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia.
29