Anda di halaman 1dari 43

RANCANGAN AKTUALISASI

MENGOPTIMALKAN PENGETAHUAN ORANG TUA BALITA


TERHADAP GIZI BALITA MELALUI EDUKASI GIZI DAN
INFORMASI GIZI DI WILAYAH KERJA
UPT. PUSKESMAS SINGKAWANG TIMUR II

Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil


Golongan II Angkatan XX Pemerintah Kota Singkawang
Provinsi Kalimantan Barat
Tahun 2019

Disusun Oleh :

Nama : Yusella Sukmarenis, A.Md. Gizi


NIP : 19950910 201903 2 006
Jabatan : Nutrisionis Terampil
Instansi : Pemerintah Kota Singkawang
Unit Kerja : UPT. Puskesmas Singkawang Timur II

BADAN KEPEGAWAIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA


MANUSIA KOTA SINGKAWANG BEKERJASAM A DENGAN
BPSDM PROVINSI KALIMANTAN BARAT TAHUN 2019
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala
limpahan rahmat dan Karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
Rancangan Aktualisasi Pelatihan Dasar CPNS Golongan II Angkatan XX Provinsi
Kalimantan Barat Tahun 2019 di Kota Singkawang.

Penulisan rancangan aktualisasi ini terlaksana karena kontribusi banyak


pihak berupa bimbingan dan motivasi sehingga pada kesempatan ini penulis ingin
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Walikota Singkawang
2. Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Provinsi Kalimantan
Barat;
3. Kepala Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kota
Singkawang;
4. Kepala Dinas Kesehatan Kota Singkawang;
5. Bapak Petrus Chandra, S.S.T. selaku Kepala Puskesmas sekaligus mentor
yang telah memberikan bimbingan dan motivasi;
6. Bapak Drs. Robertus Isdius, M.Si selaku Coach yang telah memberikan
bimbingan, masukan dan pengarahan;
7. Rekan-rekan peserta Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil Golongan II
Angkatan XX Tahun 2019 Kota Singkawang yang telah memberikan bantuan
dan motivasi;
8. Ayah dan Ibu, yang telah mendukung dan mendoakan sepenuh hati.

Penulis berupaya agar Rancangan Aktualisasi ini dapat mencapai tujuan,


sehingga kritik dan saran yang sifatnya membangun demi kesempurnaan
penulisan ini diterima dengan terbuka. Semoga Rancangan Aktualisasi ini dapat
bermanfaat.

Singkawang, 19 Agustus 2019

Penulis

iv
DAFTAR TABEL
Halaman

Tabel 2.1 Luas Wilayah Kerja UPT. Puskesmas Singkawang


Timur II Menurut Kelurahan ......................................................... 5
Tabel 3.1 Penetapan Isu Aktual Prioritas .................................................... 21
Tabel 3.2 Aspek Prioritas…..……............................................................ .... 23
Tabel 3.3 Rancangan Aktualisasi Nilai-nilai Dasar ASN..................... ….. 24
Tabel 3.4 Jadwal Pelaksanaan Kegiatan ……… ................................. . ... . 32
Tabel 3.5 Rincian Pelaksanaan Bimbingan dengan Mentor ............. . .... 33
Tabel 3.6 Rincian Pelaksanaan Bimbingan dengan Coach ….… ...... .... 34

v
DAFTAR GAMBAR
Halaman

Gambar 2.1 Struktur Organisasi …… .....................................................……… 9

vi
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Aparatur Sipil Negara (ASN) merupakan pelayan masyarakat atau abdi negara
yang memiliki tanggung jawab terhadap pelayanan publik dalam rangka
mewujudkan kesejahteraan masyarakat yang taat hukum, berperadaban,
demokratis, makmur, adil, dan bermoral tinggi dalam menyelenggarakan pelayanan
kepada masyarakat secara adil dan merata, menjaga persatuan dan kesatuan
bangsa dengan penuh kesetiaan kepada Pancasila dan Undang-Undang Dasar
tahun 1945.

Perkembangan seiring perubahan zaman menjadi tantangan dalam tugas ASN


melayani masyarakat tidaklah mudah, yang menuntut ASN untuk meningkatkan
profesionalitasnya dalam menjalankan tugas dan fungsinya serta bersih dan bebas
dari korupsi, kolusi, dan nepotisme. Untuk mewujudkan birokrasi yang profesional
dalam menghadapi tantangan-tantangan tersebut, pemerintah melalui UU nomor 5
Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara bertekad untuk mengelola ASN
menjadi semakin profesional.

Dalam melaksanakan tugas, seorang ASN harus memiliki 3 (tiga) kompetensi


sebagaimana yang disebutkan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun
2017 tentang Manajemen Pegawai Negeri Sipil. Kompetensi tersebut adalah
Kompetensi Teknis, Kompetensi Manajerial dan Kompetensi Sosio Kultural.
Langkah awal untuk mempunyai ketiga kompetensi tersebut adalah melalui
pendidikan dan pelatihan terintegrasi sesuai yang tertuang dalam UU No 5
Tahun 2014 tentang ASN mengamanatkan Instansi Pemerintah wajib
memberikan Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) terintegrasi bagi Calon Pegawai
Negeri Sipil (CPNS) selama 1 (satu) tahun masa percobaan.

Tujuan dari Diklat terintegrasi ini adalah untuk membangun integrasi moral,
kejujuran, semangat, motivasi nasionalisme, kebangsaan, karakter kepribadian
yang unggul, bertanggung jawab, dan memperkuat profesionalisme serta
kompetensi bidang. Pelatihan dasar dilaksanakan dengan sistem internalisasi nilai-

1
nilai dasar profesi ASN yang diakronimkan sebagai ANEKA (Akuntabilitas,
Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi), Pelayanan
Publik, Manajemen ASN, dan Whole of Goverment. Selanjutnya peserta Pelatihan
Dasar Calon PNS Golongan II menyusun rancangan aktualisasi dengan diawali
dari menetapkan isu, masalah, dan gagasan pemecahan masalah pada unit
kerja dengan mengacu pada materi mata diklat yang telah diterima. Penugasan
akhir dalam Pelatihan Dasar ini adalah menyusun laporan aktualisasi nilai-nilai
dasar profesi ASN yang terdapat pada beberapa kegiatan yang dilakukan di unit
kerja masing-masing.

Latar belakang penulisan rancangan aktualisasi ini agar peserta Pelatihan


Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil Golongan II Angkatan XX Kota Singkawang
dapat memahami nilai-nilai dasar dari ANEKA dan dapat mengaktualisasikan nilai-
nilai dasar tersebut sesuai dengan indikatornya, serta dapat menerapkan nilai-
nilai dasar dari ANEKA di tempat tugas masing- masing.

B. Tujuan

Tujuan pelaksanaan aktualisasi bagi penulis sebagai peserta Pelatihan


Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil Golongan II yaitu:

1. Dapat menerapkan Nilai-Nilai Dasar PNS (Akuntabilitas, Nasionalisme,


Etika Publik, Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi), Pelayanan Publik,
Manajemen ASN, dan Whole of Government melalui pengalaman langsung di
unit kerja UPT. Puskesmas Singkawang Timur II.
2. Dapat mengidentifikasi isu-isu yang berkembang di unit kerja UPT.
Puskesmas Singkawang Timur II.
3. Dapat mengusulkan ide kreatif sebagai solusi untuk menangani isu-isu
yang berkembang melalui kegiatan-kegiatan sebagai bentuk kontribusi
Aparatus Sipil Negara di unit kerja UPT. Puskesmas Singkawang Timur II.

2
C. Manfaat Kegiatan

Manfaat aktualisasi yaitu dapat membentuk karakter PNS yang kuat, yaitu
PNS yang mampu bersikap dan bertindak profesional dalam melayani masyarakat
serta berdaya saing berdasarkan nilai-nilai dasar PNS yaitu akuntabilitas,
nasionalisme, etika publik, komitmen mutu dan anti korupsi. Selain itu
aktualisasi ini juga bermanfaat bagi unit kerja yaitu UPT Puskesmas Singkawang
Timur II dalam mewujudkan visi dan misi puskesmas, membantu mencari
penyelesaian terhadap isu yang ditemukan di Puskesmas, serta dapat
memberikan pelayanan kesehatan yang optimal bagi masyarakat.

D. Tempat Dan Waktu Kegiatan

Pelaksanaan kegiatan aktualisasi dilaksanakan di UPT. Puskesmas


Singkawang Timur II pada tanggal 22 Agustus s.d 25 September 2019.

3
BAB II
GAM BARAN UM UM ORGANISASI

A. Keadaan Umum Organisasi

1. Letak Wilayah
Wilayah kerja UPT. Puskesmas Singkawang Timur II merupakan
bagian dari Kecamatan Singkawang Timur yang terdiri dari 2 (dua)
kelurahan, yaitu kelurahan Bagak Sahwa dan Mayasopa. Sebagaimana
diketahui, Kecamatan Singkawang Timur merupakan salah satu kecamatan
yang ada di Kota Singkawang. Terletak disebelah timur wilayah Kota
Singkawang, dengan luas wilayah 166,26 km² atau 33 % dari seluruh wilayah
Kota Singkawang. Dibanding dengan luas wilayah Kota Singkawang,
Kecamatan Singkawang Timur merupakan yang terbesar ke 2 (dua) setelah
Kecamatan Singkawang Selatan. Kecamatan Singkawang Timur terletak
pada 0º45’17” - 1º1’21,51” Lintang Utara dan 108º59’45,1” - 109º10’19” Bujur
Timur.

Secara administrasi, Kecamatan Singkawang Timur berada pada batas-


batas sebagai berikut :

a. Sebelah Utara : Berbatasan dengan Kabupaten Sambas.


b. Sebelah Selatan : Berbatasan dengan Kabupaten Bengkayang.
c. Sebelah Barat : Berbatasan dengan Kecamatan Singkawang
Utara,Tengah, dan Selatan.
d. Sebelah Timur : Kabupaten Bengkayang

Berdasarkan Perwako Nomor 9 tahun 2015 tanggal 27 Maret 2015,


tentang pembentukkan unit pelaksana teknis Pusat Kesehatan Masyarakat
pada Dinas Kesehatan Kota Singkawang, wilayah kerja UPT. Puskesmas
Singkawang Timur dipecah menjadi 2 (dua) wilayah kerja yaitu UPT.
Puskesmas Singkawang Timur I dan Timur II. Untuk wilayah UPT.
Puskesmas Singkawang Timur I terdiri dari 3 (tiga ) kelurahan sedangkan
untuk UPT. Puskesmas Singkawang Timur II terdiri dari 2 (dua) kelurahan
yaitu kelurahan Bagak sahwa dan Mayasopa. Untuk wilayah kerja UPT.
4
Puskesmas Singkawang Timur II terdapat 18 RT dari 2 (dua) kelurahan yang
ada di wilayah kerja UPT. Puskesmas Singkawang Timur II.

2. Luas Wilayah
Berdasarkan luas wilayah per kelurahan maka diketahui bahwa
kelurahan dengan wilayah terluas adalah kelurahan Mayasopa yaitu 8.172
Ha atau 80,3 % dari seluruh luas wilayah kerja UPT. Puskesmas Singkawang
Timur II, sedangkan untuk wilayah terkecil adalah kelurahan Bagak Sahwa
yaitu 1.998 Ha atau 19,6 % dari seluruh luas wilayah kerja UPT. Puskesmas
Singkawang Timur II.

Tabel 2.1
Luas Wilayah Kerja UPT. Puskesmas Singkawang Timur II Menurut
Kelurahan
No. Kelurahan Km 2 Hektare

1. Bagak Sahwa
19,98 1.998
2. Mayasopa
81,74 8.174

UPT. Puskesmas Singkawang Timur II 101,72 10.172


Sumber: BPS ,Kecamatan Singkawang Timur Dalam Angka 2014 (diolah)

Meskipun wilayah kerja UPT. Puskesmas Singkawang Timur II


termasuk dalam Pemerintahan Kota namun pada dasarnya masih termasuk
dalam kategori kawasan pedesaan, dikarena masih terdapat daerah-daerah
tertentu diwilayah kerja UPT. Puskesmas Singkawang Timur II yang sulit
dicapai mengingat sarana dan prasarana transportasi yang belum memadai
dan sulitnya lokasi ditempuh oleh kendaraan, apalagi dimusim hujan. Daerah
tersebut diantaranya Seluang, Senggang dan Gambir di Kelurahan
Mayasopa.

3. Keadaan Geografis
Kecamatan Singkawang Timur Secara umum type/jenis tanah diwilayah
Kecamatan Singkawang Timur adalah Organosol (2.200 Ha), Allvial (3.926
Ha) dan Podsol (10.500 Ha) sedangkan jenis tanah Latasol dan PMK tidak
ada di wilayah Kecamatan Singkawang Timur.
5
4. Kependudukan
Jumlah penduduk yang berada di wilayah kerja UPT. Puskesmas
Singkawang Timur II tahun 2016 berdasarkan data sasaran Dinas Kesehatan
Kota Singkawang diperkirakan mencapai 7.355 jiwa, data ini sedikit berbeda
jika dibandingkan dengan data yang disajikan pada tahun 2013, mengingat
sudah dibagi menjadi 2 (dua) wilayah kerja.

Pada tahun 2016 diperkirakan jumlah sasaran program kesehatan di


UPT. Puskesmas Singkawang Timur II yang bersumber dari Data Dinas
Kesehatan Kota Singkawang adalah sebagai berikut kondisi seperti ini harus
diimbangi dengan jumlah tenaga kesehatan dan sumber daya manusia yang
memadai serta sistem informasi kesehatan yang dapat berjalan dengan baik.

B. Visi dan Misi

1. Visi
Dalam mengantisipasi tantangan kedepan menuju kondisi yang diinginkan,
UPT. Puskesmas Singkawang Timur II secara terus menerus mengembangkan
peluang dan inovasi agar tetap eksis dan unggul dengan senantiasa
mengupayakan perubahan kearah perbaikan. Perubahan tersebut harus disusun
dalam tahapan yang terencana, konsisten dan berkelanjutan sehingga dapat
meningkatkan akuntabilitas kinerja yang berorientasi pada pencapaian hasil
(outcomes). Untuk memenuhi harapan diatas, maka Visi UPT. Puskesmas
Singkawang Timur II adalah:“ Mewujudkan Masyarakat Hidup Sehat 2020“
Makna yang terkandung dalam visi tersebut, diperoleh beberapa komponen pokok
adalah:

a. Masyarakat di Wilayah Kecamatan Singkawang Timur Hidup Sehat 2020

Masyarakat Singkawang Timur Hidup Sehat 2020 yang diharapkan adalah


menunjukkan bahwa visi tersebut mengedepankan kesadaran, kemampuan,
kemapanan, untuk hidup sehat dan mampu menjangkau pelayanan kesehatan
yang bermutu, dalam lingkungan sehat serta berperan aktif dalam gerakan
kesehatan masyarakat sehingga memiliki derajat kesehatan yang optimal.

6
b. Mewujudkan Kemandirian Masyarakat Kecamatan Singkawang Timur

Bahwa masyarakat Kecamatan Singkawang Timur Kota Singkawang


memiliki kemauan dan kasadaran melaksanakan perilaku hidup sehat di seluruh
tatanan secara inisiatif. Masyarakat juga memiliki inisiatif untuk mengikuti semua
program kesehatan yang diselenggarakan oleh pemerintah.

2. Misi
Berdasarkan uraian diatas dan visi yang telah ditetapkan, dengan
memperhatikan tugas pokok dan fungsi serta kewenangan, UPT. Puskesmas
Singkawang Timur II menetapkan misi yang ingin dicapai hingga tahun 2020
sebagai berikut:

a. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan dasar yang bermutu,


terjangkau adil dan merata. Misi ini mengandung makna bahwa
penyelenggaraan pelayanan kesehatan yang sesuai dengan standar dan
memuaskan masyarakat, mengupayakan pemerataan pelayanan
kesehatan tanpa ada perbedaan serta meningkatkan efisiensi pengelolaan
dana sehingga dapat dijangkau oleh seluruh anggota masyarakat.
b. Meningkatkan kualitas dan kemampuan sumber daya kesehatan yang
profesional serta berakhlak mulia. Misi ini mengandung makna bahwa
sumber daya manusia yang memiliki keahlian, berprofesionalitas,
produktif dan mampu secara mandiri bersaing dengan sehat di dunia kerja
serta bekerja dengan mengutamakan kepentingan pasien, menghormati
hak-hak pasien dan selalu menjaga sikap dan perilaku dalam memberikan
pelayanan.
c. Mendorong kemandirian masyarakat dalam pola hidup bersih dan
sehat. Misi ini mengandung makna bahwa Lingkungan Masyarakat
Singkawang Timur yang sehat dan bermutu serta menerapkan perilaku
hidup bersih dan sehat dalam kehidupan sehari-hari, akan dapat
tercapainya pengendalian penyakit baik menular maupun tidak menular
dan penyehatan lingkungan yang sehat dan bermutu. Menurunnya angka
kesakitan, kematian dan kecacatan akibat penyakit menular dan penyakit

7
tidak menular pengendalian penyakit terutama penyakit menular yang
terjadi di masyarakat.
d. Membangun citra pelayanan puskesmas yang handal dan terpercaya.
Misi ini mengandung makna bahwa diharap kan petugas memiliki
kemampuan untuk memberikan pelayanan yang sesuai secara akurat dan
terpercaya, sikap simpatik dan akurasi yang tinggi kepada pasien serta
pelayanan yang tepat dan benar sesuai dengan prosedur yang ditetapkan
dalam memberikan pelayanan.
e. Menciptakan suasana kerja yang aman dan nyaman. Misi ini
mengandung makna bahwa dalam memberikan pelayanan harus sesuai
dengan standar yang ada, pengendalian terhadap resiko seminimal
mungkin di setiap pelayanan dan membangun komunikasi yang baik antar
petugas dan pasien.

C. Ruang Lingkup Data Tenaga Kesehatan

Penyajian data profil tenaga kesehatan ini dirinci menurut sebelas kategori
tenaga yang masing-masing yaitu:

1. Dokter Umum dan Dokter Gigi termasuk dalam hal ini adalah dokter dengan
status PNS dan Kontrak Daerah.
2. Perawat yang terdiri dari perawat, perawat umum dan perawat gigi.
3. Bidan, terdiri dari bidan lulusan D1 kebidanan DIII kebidanan
4. Farmasi, yang meliputi yang meliputi tenaga DIII Farmasi
5. Sarjana Kesmas, meliputi tenaga dengan pendidikan SKM.
6. Tenaga Kesling, terdiri dari tenaga DIII dan DIV sanitasi lingkungan.
7. Tenaga Gizi, terdiri atas S1 Gizi, D III Gizi dan SPAG.
8. Tenaga Kesehatan Kerja terdiri atas tenaga Fungsional Kesehatan Kerja
9. Keteknisian Medis terdiri atas tenaga analis kesehatan.
10. Tenaga Lain–Lain:

8
D. Nilai-Nilai Organisasi

Dalam memberikan pelayanan, UPT. Puskesmas Singkawang Timur II


memiliki tata nilai pelayanan “PETIRKU” yaitu Peduli, Tanggung jawab, Integritas
yang tinggi, Responsif, Kerja Keras, Unggulan yang memiliki arti:

1. Peduli, yakni melayani dengan tulus, empati dan peduli


2. Efektif dan efisien yaitu menghasilkan sesuai dengan apa yang telah
digariskan dengan menggunakan sumber daya yang tersedia sebaik
mungkin
3. Tanggung jawab yaitu bertanggung jawab terhadap pelayanan yang telah
diberikan
4. Integritas yang tinggi, yaitu kesadaran antara perkataan dan perbuatan
sesuai etika, moral dan kemanusiaan yang tinggi
5. Responsif yaitu segera menanggapi permasalahan kesehatan di sekitar
masyarakat
6. Kerja keras yaitu bekerja bersungguh-sungguh untuk mencapai sasaran
yang ingin dicapai
7. Unggulan yaitu memberikan pelayanan yang terbaik

E. Struktur Organisasi

Kepala Puskesmas

Sub bagian
Tata Usaha

Penanggung Penanggung
jawab UKM jawab jaringan
Penanggung Penanggungjawab
Esensial dan pelayanan
jaw ab UKM UKP, Kefarmasian
Keperawatan Pengembangan Puskesmas dan
dan Laboratorium
Kesehatan jejaring fasilitas
Masyarakat pelayanan
kesehatan

Puskesmas Pembantu

Gambar 2.1 Struktur Organisasi

9
F. Tugas Dan Fungsi Organisasi

UPT. Puskesmas Singkawang Timur II mempunyai tugas melaksanakan


kebijakan kesehatan untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan di wilayah
kerjanya dalam rangka mendukung terwujudnya kecamatan sehat berdasarkan
rencana stategis dinas kesehatan.

Dalam menyelenggarakan tugasnya, Puskesmas mempunyai fungsi :

a. pusat pembangunan kesehatan masyarakat di wilayah kerjanya;


b. penyusunan rencana dan program kegiatan upaya kesehatan masyarakat
(UKM) tingkat pertama dan upaya kesehatan perorangan (UKP) tingkat
pertama;
c. penyelenggaraan UKM esensial meliputi pelayanan promosi kesehatan,
kesehatan lingkungan, kesehatan ibu, anak dan keluarga berencana,
pelayanan gizi dan pelayanan pencegahan dan pengendalian penyakit
untuk mendukung pencapaian standar pelayanan minimal;
d. penyelengaraan UKM pengembangan meliputi upaya kesehatan sekolah,
upaya kesehatan olahraga, upaya perawatan kesehatan masyarakat,
upaya kesehatan masyarakat, upaya kesehatan gigi dan mulut, upaya
kesehatan jiwa, upaya kesehatan mata, upaya kesehatan usia lanjut,
upaya pembinaan pengobatan tradisional, upaya laboratorium medis dan
laboratorium kesehatan masyarakat;
e. penyelenggaraan UKP tingkat pertama yaitu pelayanan rawat jalan,
pelayanan gawat darurat, pelayanan satu hari (one day care),home
careberdasarkan pertimbangan kebutuhan pelayanan sesuai dengan
standar prosedur operasional dan standar pelayanan.
f. pengoordinasian kegiatan pelayanan kesehatan pada Puskesmas
pembantu di wilayah kerjanya.
g. pembinaan kepada Puskesmas pembantu di wilayah kerjanya;
h. pengendalian, monitoring, evaluasi dan pelaporan kegiatan pelayanan
kesehatan di wilayah keijanya; dan
i. pelaksanaan tugas lain yang diserahkan oleh Kepala Dinas Kesehatan
sesuai dengan tugas dan fungsinya.

10
G. Uraian Tugas Nutrisionis Terampil

Uraian tugas Nutrisionis Terampil yang dimuat dalam KEPMENPAN NOMOR


23/KEP/M.PAN/4/2001, antara lain sebagai berikut :

1. Mengumpulkan data gizi dalam rangka menyusun rencana tahunan


2. Mengumpulkan data gizi dalam rangka menyusun rencana 3 bulanan
3. Mengumpulkan data gizi dalam rangka menyusun rencana bulanan
4. Mengumpulkan data anak balita, bumil dan buteki untuk pemberian
makanan tambahan, penyuluhan dan pemulihan pada anak balita
dengan status gizi kurang
5. Mengumpulkan data makanan kelompok sasaran setempat untuk
penilaian mutu gizi, makanan dan dietetik;
6. Melakukan pengukuran Tinggi Badan (TB), Berat Badan (BB), umur di
unit atau wilayah kerja secara bulanan bagi anak balita;
7. Melakukan pengukuran TB, BB, umur di unit atau wilayah kerja sesuai
kebutuhan;
8. Melakukan pengukuran Lingkar Lengan Atas (LILA) di unit atau wilayah
kerja;
9. Mencatat dan melaporkan hasil pengukuran BB, TB, dan Umur;
10. Mencatat dan melaporkan hasil pengukuran LILA;
11. Menyediakan makanan tambahan untuk balita atau penyuluhan gizi;
12. Menyediakan kapsul Vitamin A;
13. Memantau kegiatan pengukuran BB, TB, Umur di tingkat desa meliputi
sasaran, status gizi, dan SKDN, secara bulanan pada posyandu;
14. Memantau kegiatan PMT balita.

11
BAB III
KERANGKA KONSEP

A. Konsepsi Nilai-Nilai Dasar Aparatur Sipil Negara

Aparatur Sipil Negara (ASN) mempunyai peran yang amat penting dalam
rangka menciptakan masyarakat madani yang taat hukum, berperadaban modern,
demokratis, makmur, adil, dan bermoral tinggi dalam menyelenggarakan
pelayanan kepada masyarakat secara adil dan merata, menjaga persatuan dan
kesatuan bangsa dengan penuh kesetiaan kepada Pancasila dan Undang-
Undang Dasar tahun 1945.

Namun dalam kenyataannya birokrasi kita masih menjadi hambatan dalam


pembangunan, yang ditandai dengan masih rendahnya kinerja pelayanan
birokrasi dan masih tingginya angka korupsi di Indonesia. Oleh karena itu,
untuk mewujudkan birokrasi yang profesional dalam menghadapi tantangan-
tantangan tersebut, pemerintah melalui UU nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur
Sipil Negara telah bertekad untuk mengelola ASN menjadi semakin profesional.

Berdasarkan Peraturan LAN nomor 12 Tahun 2018 Pelatihan Dasar Calon


Pegawai Negeri Sipil, Nomenklatur Diklat Prajabatan diubah menjadi Pelatihan
Dasar Calon PNS yang bertujuan untuk membentuk ASN yang professional, yaitu
ASN yang karakternya dibentuk oleh nilai-nilai dasar ASN, sehingga mampu
melaksanakan tugas dan perannya secara professional sebagai pelayan
masyarakat.

Nilai-nilai dasar ASN yang merupakan seperangkat prinsip yang menjadi


landasan dalam menjalankan profesi ASN adalah sebagai berikut:

1. Akuntabilitas

Akuntabilitas adalah kewajiban pertanggungjawaban yang harus


dicapai. Akuntabilitas merujuk pada kewajiban setiap individu, kelompok atau
institusi untuk memenuhi tanggung jawab yang menjadi amanah. Amanah
seorang PNS adalah menjamin terwujudnya nilai-nilai publik.

12
Nilai-nilai publik tersebut antara lain adalah :

a. Mampu mengambil pilihan yang tepat dan benar ketika terjadi


konflik kepentingan, antara kepentingan publik dengan kepentingan
sektor, kelompok, dan pribadi;

b. Memiliki pemahaman dan kesadaran untuk menghindari dan mencegah


keterlibatan PNS dalam politik praktis;

c. Memperlakukan warga negara secara sama dan adil dalam


penyelenggaraan pemerintahan dan pelayan publik;

d. Menunjukan sikap dan perilaku yang konsisten dan dapat


diandalkan sebagai penyelenggara pemerintah.

Ada banyak aspek yang harus diperhatikan dalam menciptakan


lingkungan organisasi yang akuntabel. Aspek-aspek tersebut yaitu :
Kepemimpinan; Transparansi; Integritas; Tanggung Jawab (responsibilitas);
Keadilan; Kepercayaan; Keseimbangan; Kejelasan; Konsistensi.

PNS yang akuntabel adalah PNS yang mampu mengambil pilihan yang
tepat ketika terjadi konflik kepentingan, tidak terlibat dalam politik praktis,
melayani warga secara adil dan konsisten dalam menjalankan tugas dan
fungsinya.

2. Nasionalisme
Nasionalisme dalam arti sempit adalah suatu sikap yang meninggikan
bangsanya sendiri, sekaligus tidak menghargai bangsa lain sebagaimana
mestinya. Sikap seperti ini jelas mencerai beraikan bangsa yang satu dengan
bangsa yang lain. Sedang dalam arti luas, nasionalisme merupakan
pandangan tentang rasa cinta yang wajar terhadap bangsa dan negara,
dan sekaligus menghormati bangsa lain.

Indikator nilai dasar nasionalisme mencakup religius, hormat


menghormati, kerja sama, tidak memaksakan kehendak, jujur, amanah
(dapat dipercaya), adil, persamaan derajat, tidak diskriminatif, mencintai
sesama manusia, tenggang rasa, membela kebenaran, persatuan, rela
berkorban, cinta tanah air, memelihara ketertiban, disiplin, musyawarah,

13
kekeluargaan, menghormati keputusan, tanggung jawab, kepentingan
bersama, gotong royong, sosial, tidak menggunakan hak yang bukan
miliknya, hidup sederhana dan kerja keras serta menghargai karya orang
lain. (Latif, 2015: 1-5).

3. Etika Publik
Ketika seseorang memilih karir hidupnya sebagai Aparatur Sipil
Negara, maka sejatinya telah menjadi bagian dari kekuasaan yang tindak
tanduknya berimplikasi terhadap kepentingan masyarakat luas. Masyarakat
memiliki tuntutan dan harapan yang tinggi kepada aparat pemerintah.

Etika merupakan refleksi atas standar/norma yang menentukan


baik/buruk, benar/salah perilaku, tindakan dan keputusan untuk
mengarahkan kebijakan publik dalam rangka menjalankan tanggung jawab
pelayanan publik.

Etika publik merupakan refleksi kritis yang mengarahkan bagaimana


nilai- nilai (kejujuran, solidaritas, keadilan, kesetaraan, dll) dipraktikan dalam
wujud keprihatinan dan kepedulian terhadap kesejahteraan
masyarakat atau kebaikan orang lain. (Kumorotomo, 2015: 13) Indikator
nilai dasar dari etika publik adalah jujur, bertanggung jawab, integritas tinggi,
cermat, disiplin, hormat, sopan, taat pada perundang-undangan, taat
perintah dan menjaga rahasia. (Kumorotomo, 2015).

4. Komitmen Mutu
Mutu ada dalam persepsi orang secara individual, yang diukur
dari tingkat kepuasan masing-masing terhadap produk/jasa yang
diterimanya. Merujuk definisi dari Goetsch dan Davis (2006: 6), manajemen
mutu terpadu (Total Quality Management / TQM) terdiri atas kegiatan
perbaikan berkelanjutan yang melibatkan setiap orang dalam organisasi
melalui usaha yang terintegrasi secara total untuk meningkatkan kinerja pada
setiap level organisasi. Indikator dari nilai-nilai dasar komitmen mutu,
yaitu (Yuniarsih, 2015):

14
a. Efektifitas adalah tingkat ketercapaian target yang telah
direncanakan, baik menyangkut jumlah maupun mutu hasil kerja, diukur
dari kepuasan dan terpenuhinya kebutuhan pelanggan.
b. Efisiensi merupakan tingkat ketepatan realiasi penggunaan sumber
daya sehingga dapat diketahui ada tidaknya pemborosan
sumber daya penyalah gunaan alokasi, penyimpangan prosedur dan
mekanisme yang ke luar alur.
c. Inovasi adalah hasil pemikiran baru yang akan memotivasi setiap
individu untuk membangun karakter sebagai aparatur yang diwujudkan
dalam bentuk profesionalisme layanan publik yang berbeda dari
sebelumnya.
d. Orientasi Mutu mencerminkan nilai keunggulan produk/jasa
yang diberikan kepada pelanggan sesuai dengan kebutuhan dan
keinginannya, bahkan melampaui harapannya..

5. Anti Korupsi
Anti Korupsi adalah tindakan atau gerakan yang dilakukan untuk
memberantas segala tingkah atau tindakan yang melawan norma-norma
dengan tujuan memperoleh keuntungan pribadi, merugikan negara atau
masyarakat baik secara langsung maupun tidak langsung. Tindak pidana
korupsi terdiri dari kerugian negara, suap menyuap, pemerasan, perbuatan
curang, penggelapan, benturan kepentingan dalam pengadaan dan
gratifikasi. Indikator nilai dasar anti korupsi adalah jujur, disiplin,
tanggungjawab, kerja keras, sederhana, mandiri, adil dan berani serta
peduli (Tim Penulis Pemberantasan Korupsi, 2015).

B. Peran dan Kedudukan PNS Dalam Kerangka NKRI

1. Manajemen ASN
Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk menghasilkan
pegawai ASN yang professional, memiliki nilai dasar, etika profesi, bebas
dari intervensi politik, bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme.
Manajemen ASN lebih menekankan kepada pengaturan profesi pegawai
sehingga diharapkan agar selalu tersedia sumber daya ASN yang unggul
selaras dengan perkembangan jaman.

15
Untuk menjalankan kedudukannya berdasarkan Pasal 10 Undang-
Undang No. 5 tahun 2014, Pegawai ASN berfungsi sebagai pelaksana
kebijakan publik, pelayan publik, perekat dan pemersatu bangsa. Menurut
Undang-Undang No. 5 Tahun 2014 : Pasal 11 mengatakan bahwa tugas
dari ASN adalah melaksanakan kebijakan publik yang dibuat oleh pejabat
pembina kepegawaian sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan, memberikan pelayanan publik yang profesional dan berkualitas,
dan mempererat persatuan dan kesatuan bangsa.

Dalam pasal 12 peran ASN yaitu sebagai perencana, pelaksana dan


pengawas penyelenggaraan tugas umum pemerintahan dan pembangunan
nasional melalui pelaksanaan kebijakan dan pelayanan publik yang
profesional, bebas dari intervensi politik, serta bersih dari praktik korupsi,
kolusi dan nepotisme. Asas penyelenggaraan kebijakan dan manajemen
ASN, yaitu: Asas kepastian hukum, Profesionalitas, Proporsionalitas,
Keterpaduan, Delegasi, Netralitas, Akuntabilitas, Efektif dan efisien,
Keterbukaan, Non diskriminatif, Persatuan dan kesatuan, Keadilan dan
kesetaraan, Kesejahteraan.

2. Pelayanan Publik
Pelayanan publik adalah semua jenis pelayanan untuk menyediakan
barang/jasa yang dibutuhkan oleh masyarakat yang memenuhi kriteria yaitu
merupakan jenis barang atau jasa yang memiliki eksternalitas tinggi dan
sangat diperlukan masyarakat serta penyediaanya terkait dengan upaya
mewujudkan tujuan bersama yang tercantum dalam konstitusi maupun
dokumen perencanaan pemerintah, baik dalam rangka memenuhi hak dan
kebutuhan dasar warga, mencapai tujuan strategis pemerintah dan
memenuhi komitmen dunia internasional. Menurut Dwiyanto (2010 : 21)
dalam Modul Pelayanan Publik (Purwanto, Tyastianti, Taufiq, & Novianto,
2017).

Paradigma administrasi publik sebagai bagian dari teori manajemen


pelayanan publik:

16
a. Old Publik Administration (OPA) (Wilson, 1887-1937)melihat
pelayanan publik merupakan segala kegiatan yang dilakukan oleh
pemerintah saja, negara sebagai satu-satunya lembaga yang dianggap
mampu menyelesaikan masalah dlm masyarakat.

b. New Publik Management (NPM) (Osborn, 1992-2000)melihat


kekurangan dari OPA yang hanya dikuasai pemerintah, maka NPM
memunculkan peran swasta dalam pemberian pelayanan publik,
sayangnya NPM terlalu berorientasi pada keuntungan.

c. New Publik Service (NPS) (Denhardt, 2003) melihat kekurangan dari


OPA dan NPM, maka NPS melibatkan partisipasi masyarakat sebagai
pemberi mandat pada pemerintah, maka masyarakat memiliki peran
aktif dalam pengambilan keputusan dan kebijakan

Terdapat 3 unsur penting dalam pelayanan publik, yaitu unsur pertama,


adalah organisasi penyelenggara pelayanan publik, unsur kedua, adalah
penerima layanan (pelanggan) yaitu orang, masyarakat atau organisasi
yang berkepentingan, dan unsur ketiga, adalah kepuasan yang diberikan dan
atau diterima oleh penerima layanan / pelanggan.

3. Whole of Government (WOG)


Whole of Government (WoG) adalah sebuah pendekatan
penyelenggaraan pemerintah yang menyatukan upaya-upaya kolaboratif
pemerintahan dari keseluruhan sektor dalam ruang lingkup koordinasi yang
lebih luas guna mencapai tujuan-tujuan pembangunan kebijakan,
manajemen program pelayananpublik. Menurut United States Institute of
Peace (USIP) adalah sebuah pendekatan yang mengintegrasikan upaya
kolaboratif dari instansi pemerintah untuk menjadi kesatuan menuju
tujuan bersama, juga dikenal dengan kolaborasi, kerjasama antar instansi,
aktor pelayanan dalam menyelesaikan suatu masalah pelayanan.
Dengan kata lain, WoG menekankan pelayanan yang berintegrasi
sehingga prinsip kolaborasi, kebersamaan, kesatuan dalam melayani
permintaan masyarakat dapat selesai dengan waktu yang singkat.

17
Kemunculan WoG didorong oleh sejumlah faktor-faktor
pendorong internal maupun eksternal abad 21. Guncangan globalisasi
yang menghadirkan berbagai kontradiksi (paradoks) di berbagai sektor
kehidupan seperti korupsi, kemiskinan, dominasi pasar bebas di sektor
ekonomi dan lain- lain yang sulit diatasi dengan cara dan pendekatan
biasa (in the box) membuat WoG menjadi keniscayaan yang tidak
terhindarkan.

Salah satu bentuk penerapan WoG di sektor pelayanan publik adalah


e-government. E- Government adalah salah satu faktor pendorong strategis
(strategic enabler) yang memungkinkan WoG dapat dilaksanakan, karena
peran dan fungsi e- government adalah menciptakan jejaring kerja (network)
kolaboratif sehingga fungsi integrasi intra dan inter agensi/instansi
dapat dilaksanakan. Keberadaan jejaring kerja yang ditopang oleh e-
government berpotensi menjadi tuas pengungkit (leverage) bagi
pertumbuhan dan perkembangan ekonomi, sosial dan lingkungan, termasuk
di dalamnya pelayanan publik. Berdasarkan hal itu, maka e-government
harus dilaksanakan di berbagai level pelayanan publik (Suwarno &
Sejati,2017).

C. Rancangan Aktualisasi

1. Identifikasi Isu
Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) merupakan fasilitas
pelayanan kesehatan primer, yang melayani pasien dengan berbagai
masalah kesehatan termasuk masalah gizi. Tingginya masalah gizi dan
penyakit yang terkait dengan gizi di masyarakat memerlukan penanganan
paripurna, namun dengan keterbatasan berbagai faktor pendukung, maka
penanganan masalah tersebut belum optimal.

Sebagai nutrisionis yang bekerja di unit kerja UPT. Puskesmas


Singkawang Timur II, penulis menyadari bahwa tugas seorang ASN adalah
menjalankan kebijakan yang ditetapkan Pejabat Pembina Kepegawaian
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan, memberikan

18
pelayanan publik yang profesional dan berkualitas, mempererat persatuan
dan kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Fungsi nutrisionis
adalah bersama dengan profesi lainnya untuk saling mendukung dalam
meningkatkan pelayanan gizi dan sekaligus status gizi masyarakat.

Nutrisionis yang melaksanakan profesi gizi mengabdikan diri dalam


upaya memelihara dan memperbaiki keadaan gizi, kesehatan, kecerdasan
dan kesejahteraan rakyat melalui upaya perbaikan gizi, pendidikan gizi,
pengembangan ilmu dan teknologi gizi, serta ilmu-ilmu terkait sesuai dengan
kode etik dan kode perilaku ASN sesuai manajemen Aparatur Sipil Negara.

Pelayanan gizi di puskesmas terdiri dari kegiatan memberikan asuhan


gizi, melakukan pengkajian gizi dengan anamnesis gizi, menentukan
diagnosa gizi melalui kolaborasi dengan dokter, menerjemahkan preskripsi
diet ke dalam jenis dan jumlah makanan, melakukan intervensi gizi :
penyuluhan dan konseling gizi (sewaktu dirawat ataupun sewaktu akan
pulang) dan bertanggung jawab terhadap terapi diet dan penyelenggaraan
makan, monitoring dan evaluasi gizi : pemantauan dan evaluasi status gizi
dengan melakukan pengukuran antropometri dan asupan gizi.

Namun berdasarkan dialog dengan kepala puskesmas dan


pengamatan langsung oleh penulis, bahwa masih ada beberapa kegiatan gizi
di puskesmas yang belum optimal antara lain adalah kegiatan konseling gizi
di UPT. Puskesmas Singkawang Timur II terutama konseling gizi pasien
dengan penyakit tidak menular (degeneratif), kegiatan tersebut sudah
direncanakan namun belum berjalan baik, sehingga akan berdampak kepada
masyarakat yang kurang pengetahuannya mengenai gizi serta diet yang
harus mereka lakukan selama menjalani proses penyembuhan.

Masalah lainnya yang ada di wilayah kerja puskesmas ini yaitu


mengenai pengelolaan pemantauan pertumbuhan balita di Posyandu. Tujuan
kegiatan ini adalah untuk memantau status gizi balita setiap bulannya yang
dilakukan oleh kader posyandu. Peran kader dalam penyelenggaraan
posyandu sangat besar, karena selain sebagai pemberi informasi kesehatan
kepada masyarakat, juga sebagai penggerak masyarakat untuk datang ke
posyandu dan melaksanakan perilaku hidup bersih dan sehat.
19
Posyandu memiliki peranan-peranan penting dalam menyediakan
pelayanan kesehatan dasar bagi masayarakat, khususnya bagi ibu hamil dan
balita. Berdasarkan pengamatan langsung oleh penulis bahwa belum
optimalnya pelayanan posyandu yang disebabkan beberapa faktor antara
lain minimnya jumlah kader posyandu, sarana dan prasarana yang kurang
memadai, serta kurangnya pengetahuan kader dan warga mengenai
kesehatan, hal tersebut dapat di lihat saat penulis mengamati pengisian buku
KMS yang masih kurang dipahami oleh kader, serta kemampuan kader
dalam memberikan konseling atau informasi tentang kesehatan kepada
masyarakat masih kurang.

Tidak hanya itu, kurangnya pengetahuan orang tua mengenai gizi balita
juga menjadi masalah dalam upaya mencapai tujuan program kesehatan gizi
balita, sehingga minat orang tua balita untuk membawa anak mereka ke
posyandu juga menjadi menurun. Data hasil laporan survailan gizi UPT.
Puskesmas Singkawang Timur II menunjukkan bahwa sampai pada bulan
Juni tahun 2019 jumlah balita yang di timbang berat badannya belum
mencapai jumlah sasaran, mulai dari usia 0 - 59 bulan berjumlah 843 orang
hanya sebanyak 56,94 persen yang datang dan di timbang berat badannya di
posyandu.

Penimbangan yang rutin diadakan setiap bulan di Posyandu ini


bertujuan untuk mengetahui apakah bayi atau balita tumbuh sehat,
mengetahui dan mencegah gangguan pertumbuhan, mengetahui bila balita
sakit, kelengkapan imunisasi dan medapatkan penyuluhan gizi. Namun
masalah gizi balita juga masih ditemukan antara lain yaitu, Balita Bawah
Garis Merah (BGM) dan Gizi Buruk. Menurut data survailan gizi sampai pada
bulan Juni tahun 2019 Balita BGM berjumlah 10 orang anak serta masih ada
3 balita gizi buruk yang sudah diberi asuhan gizi berupa bantuan makanan
tambahan.

Dari identifikasi isu di atas, selanjutnya dapat dirumuskan ada tiga isu
aktual yaitu :

a. Kurang optimalnya pelayanan kader posyandu balita di wilayah UPT.


Puskesmas Singkawang Timur II
20
b. Kurangnya pengetahuan orang tua balita terhadap gizi balita di wilayah
UPT. Puskesmas Singkawang Timur II
c. Belum optimalnya kegiatan konseling gizi pada pasien dengan penyakit
degeneratif di UPT. Puskesmas Singkawang Timur II

2. Penetapan Isu
Penulis memilih isu yang akan diangkat dalam penulisan rencana
aktualisasi ini, dilakukan pemilihan isu dengan menggunakan kriteria APKL
yaitu :

a. Aktual, adalah isu yang diangkat adalah isu yang masih hangat
dibicarakan.
b. Problem, adalah isu yang diangkat adalah sesuatu yang merupakan
masalah yang sangat krusial yang harus segera ditemukan solusi
pemecahan masalahnya.
c. Khalayak, yaitu isu yang diangkat menyangkut banyak orang.
d. Layak, yaitu isu yang diangkat merupakan suatu hal yang penting untuk
diangkat.

Tabel 3.1
Penetapan Isu Aktual Prioritas
Kriteria
No Masalah/Isu Total Peringkat
A P K L
Kurang optimalnya pelayanan kader
1 posyandu balita di wilayah UPT. 5 3 3 3 14 3
Puskesmas Singkawang Timur II
Kurangnya pengetahuan orang tua
balita terhadap gizi balita di wilayah
2 5 3 4 5 17 1
UPT. Puskesmas Singkawang Timur
II
Belum optimalnya kegiatan konseling
gizi pada pasien dengan penyakit
3 5 3 3 4 15 2
degeneratif di UPT. Puskesmas
Singkawang Timur II

21
Berdasarkan tabel penetapan isu aktual di atas, isu prioritas yang didapatkan
adalah “Kurangnya pengetahuan orang tua balita terhadap gizi balita di
wilayah UPT. Puskesmas Singkawang Timur II “.

Adapun penyebab masalah kurangnya pengetahuan orang tua balita


terhadap gizi balita di wilayah UPT. Puskesmas Singkawang Timur II yaitu:

a. Kurangnya edukasi tentang pentingnya membawa balita setiap bulan ke


posyandu.
b. Kurangnya edukasi gizi tentang status gizi balita, yang di pantau melalui
penimbangan berat badan.
c. Orang tua cenderung merasa tidak perlu membawa anak ke posyandu
setelah anak diimunisasi lengkap.

Untuk merumuskan faktor penyebab masalah dari isu prioritas, maka


tahapan selanjutnya adalah dengan menggunakan metode USG (Urgency,
Seriousness, Growth) dengan skala penilaian 1-5 yang merujuk pada skala Lirkert,
untuk menganalisis faktor mana yang menjadi penyebab atau masalah utama
terjadinya isu prioritas. Pengertian Urgency, Seriousness, Growth diuraikan
sebagai berikut:

a. Urgency

Seberapa mendesak isu tersebut harus dibahas dikaitkan dengan


waktu yang tersedia serta seberapa keras tekanan waktu untuk
memecahkan masalah yang menjadi penyebab isu.

b. Seriousness

Seberapa serius isu tersebut perlu dibahas dikaitkan dengan


akibat yang timbul dengan penundaan pemecahan masalah yang
menimbulkan isu tersebut atau akibat yang menimbulkan masalah lain
kalau masalah itu tidak diselesaikan.

c. Growth

Seberapa kemungkinan masalah penyebab isu akan makin


memburuk kalau dibiarkan.

22
Tabel 3.2
Aspek Prioritas
No Faktor Penyebab U S G Ʃ Rangking
Kurangnya edukasi tentang
1 pentingnya membawa balita 5 4 4 13 2
setiap bulan ke posyandu
Kurangnya edukasi gizi tentang
status gizi balita, yang di pantau
2 melalui penimbangan berat 5 5 5 15 1
badan
Orang tua cenderung merasa
tidak perlu membawa anak ke
3 4 4 4 12 3
posyandu setelah anak
diimunisasi lengkap

Berdasarkan teknik analisis USG tersebut, maka penyebab utama dari


Kurangnya kunjungan masyarakat untuk membawa balita datang ke
posyandu di wilayah UPT. Puskesmas Singkawang Timur II adalah
“Kurangnya edukasi gizi tentang status gizi balita, yang di pantau
melalui penimbangan berat badan” dengan total skor 15.

3. Gagasan Pemecahan Isu


Berdasarkan uraian diatas, maka gagasan pemecahan isu yang akan
diajukan adalah “Mengoptimalkan Pengetahuan Orang Tua Balita
Terhadap Gizi Balita Melalui Edukasi Gizi dan Informasi Gizi Di Wilayah
Kerja UPT. Puskesmas Singkawang Timur II”. Upaya-upaya yang akan
dilakukan dalam rangka mengoptimalkan pengetahuan orang tua balita, yaitu
melalui kegiatan-kegiatan berikut ini:

a. Menyusun Satuan Acara Penyuluhan (SAP) tentang pemantauan


status gizi balita
b. Membuat brosur tentang pemantauan status gizi balita
c. Membuat resep menu sehat makanan tambahan bayi dan balita usia 6-
59 bulan
d. Melakukan penyuluhan tentang pemantauan status gizi balita
e. Edukasi tetang menu sehat makanan tambahan bayi dan balita usia 6-
59 bulan.
23
Tabel 3.3
RANCANGAN AKTUALISASI NILAI-NILAI DASAR ASN

Unit Kerja UPT. Puskesmas Singkawang Timur II


1. Kurang optimalnya pelayanan kader posyandu balita di wilayah UPT. Puskesmas
Singkawang Timur II
2. Kurangnya pengetahuan orang tua balita terhadap gizi balita di wilayah UPT.
Identifikasi Isu Puskesmas Singkawang Timur II
3. Belum optimalnya kegiatan konseling gizi pada pasien dengan penyakit degeneratif di
UPT. Puskesmas Singkawang Timur II
Kurangnya pengetahuan orang tua balita terhadap gizi balita di wilayah UPT. Puskesmas
Isu yang diangkat
Singkawang Timur II
Mengoptimalkan Pengetahuan Orang Tua Balita Terhadap Gizi Balita Melalui Edukasi Gizi
Gagasan Pemecahan Isu
dan Informasi Gizi Di Wilayah Kerja UPT. Puskesmas Singkawang Timur II
KONTRIBUSI
KETERKAITAN
TAHAPAN OUTPUT/HASIL TERHADAP VISI PENGUATAN NILAI-
NO KEGIATAN SUBSTANSI MATA
KEGIATAN KEGIATAN DAN MISI NILAI ORGANISASI
PELATIHAN
ORGANISASI
1 2 3 4 5 6 7
1 Menyusun 1. Berkonsultasi Output : 1. Sebelum merancang Dengan adanya Terlaksananya
Satuan Acara dengan kepala SAP saya akan SAP diharapkan penyusunan SAP
Satuan Acara
Penyuluhan puskesmas tentang berkonsultasi terlebih dapat berguna akan mempermudah
(SAP) tentang rencana Penyuluhan (SAP) dahulu dengan sebagai pedoman kegiatan penyuluhan,
pemantauan penyusunan SAP Kepala Puskesmas. dalam penyuluhan, sehingga dapat
status gizi balita (Nasionalisme : sehingga kegiatan menguatkan nilai
Hasil : Musyawarah) dan informasi yang rganisasi UPT.
2. Mengumpulkan
Tersedianya diberikan kepada Puskesmas
referensi
pedoman untuk 2. Saya akan menerima orang tua balita Singkawang Timur II
pemantauan status
penyuluhan masukan dari atasan dapat terstruktur yaitu, Efektif dan
gizi balita dan melakukan dan sistemastis. efisien.

24
KONTRIBUSI
KETERKAITAN
TAHAPAN OUTPUT/HASIL TERHADAP VISI PENGUATAN NILAI-
NO KEGIATAN SUBSTANSI MATA
KEGIATAN KEGIATAN DAN MISI NILAI ORGANISASI
PELATIHAN
ORGANISASI
1 2 3 4 5 6 7
1 3. Menentukan Bukti kegiatan : sesuai yang Dengan demikian
metode yang akan diperintahkan dalam saya telah
digunakan 1. print out SAP, penyusunan SAP. mendukung salah
2. Foto (Etika publik : satu misi UPT
4. Menentukan media dokumentasi Mentaati perintah Puskesmas
yang akan atasan) Singkawang Timur
digunakan II yaitu :
3. Memastikan referensi Meningkatkan
5. Menyusun kegiatan materi yang akan kualitas dan
atau susunan acara digunakan sesuai kemampuan
dengan ilmu gizi dan sumber daya
dapat dipertanggung
6. Memeriksa kembali kesehatan yang
jawabkan.
rancangan SAP profesional serta
(Akuntabilitas :
yang akan dicetak berkhlak mulia.
Tanggung Jawab)
7. Menyelesaikan
pembuatan SAP 4. Memeriksa kembali
tepat waktu SAP yang sudah
dibuat sebelum
dicetak. (Komitmen
mutu : Orintasi mutu)

5. Menyelesaikan
pembuatan SAP tepat
waktu. (Anti korupsi :
Disiplin)

25
KONTRIBUSI
KETERKAITAN
TAHAPAN OUTPUT/HASIL TERHADAP VISI PENGUATAN NILAI-
NO KEGIATAN SUBSTANSI MATA
KEGIATAN KEGIATAN DAN MISI NILAI ORGANISASI
PELATIHAN
ORGANISASI
1 2 3 4 5 6 7
2 Membuat media 1. Berkonsultasi Output : 1. Bersikap sopan saat Dengan adanya Terlaksananya
edukasi tentang dengan kepala menemui atsan untuk media penyuluhan, pembuatan media
pemantauan puskesmas tentang Media edukasi berkonsultasi . (Etika diharapkan dapat edukasi dapat
status gizi balita rencana pembuatan Publik : Sikap hormat, membantu untuk membantu
media sopan) mengoptimalisasi meningkatkan
Hasil : upaya promotif pengetahuan orang
2. Mengumpulkan Memudahkan 2. Menjelaskan kepada kesehatan tentang tua balita, sehingga
referensi tentang menyampaikan isi atasan tentang pemantauan status menguatkan nilai-nilai
pemantauan status materi serta kegiatan yang akan gizi balita kepada organisasi UPT.
gizi balita memudahkan dilakukan dan orang tua balita. Puskesmas
penerimaan manfaatnya Maka demikian Singkawang Timur
3. Bekerja sama pesan-pesan (Akuntabilitas : saya telah yaitu, Kerja keras.
dengan rekan kerja tentang transparan, kejelasan mendukung salah
ahlli gizi untuk pemantauan target) satu misi UPT.
membuat media status gizi bagi Puskesmas
masyarakat. 3. Saya akan bekerja Singkawang Timur
sama dengan rekan II yaitu :
kerja ahli gizi dalam mendorong
pembuatan media. kemandirian
(Nasionalisme : masyarakat dalam
Kerjasama) pola hidup bersih
dan sehat.

26
KONTRIBUSI
KETERKAITAN
TAHAPAN OUTPUT/HASIL TERHADAP VISI PENGUATAN NILAI-
NO KEGIATAN SUBSTANSI MATA
KEGIATAN KEGIATAN DAN MISI NILAI ORGANISASI
PELATIHAN
ORGANISASI
1 2 3 4 5 6 7
2 4. Memeriksa kembali Bukti kegiatan : 4. Saya akan
rancangan media menyelesaikan
sebelum dicetak 1. Pamflet pembuatan pamflet
2. Foto tepat waktu. (Anti
5. Menyelesaikan dokumentasi korupsi : Disiplin)
pembuatan media
tepat waktu. 5. Saya akan
memeriksa kembali
rancangan pamflet
sebelum dicetak.
(Komitmen mutu :
Orintasi mutu)

27
KONTRIBUSI
KETERKAITAN
TAHAPAN OUTPUT/HASIL TERHADAP VISI PENGUATAN NILAI-
NO KEGIATAN SUBSTANSI MATA
KEGIATAN KEGIATAN DAN MISI NILAI ORGANISASI
PELATIHAN
ORGANISASI
1 2 3 4 5 6 7
3 Membuat resep 1. Berkonsultasi Output : 1. Menjelaskan kepada Dengan adanya Terlaksananya
menu sehat dengan kepala atasan tentang pembuatan resep pebuatan resep menu
Resep Menu
makanan puskesmas tentang kegiatan yang akan menu sehat PMT sehat PMT balita,
tambahan bayi rencana pembuatan sehat PMT dilakukan dan balita, diharapkan dapat meningkatkan
dan balita usia 6- resep menu sehat manfaatnya dapat membantu pengetahuan orang
59 bulan makanan tambahan (Akuntabilitas : mengoptimalisasi tua balita. Sehingga
balita Hasil : transparan, kejelasan pemberian menguatkan nilai-nilai
Memudahkan target) informasi kepada organisasi UPT.
2. Mengumpulkan menyampaikan orang tua balita Puskesmas
referensi tentang cara mengolah 2. Bekerja sama dengan sebagai panduan Singkawang Timur
resep menu sehat PMT balita serta rekan kerja ahli gizi untuk dapat yaitu, Kerja keras.
makanan tambahan memudahkan dalam pembuatan mengolah
balita masyarakat dalam brosur (Nasionalisme makanan anak
mempraktekan : Kerjasama) sesuai dengan
3. Bekerjasama atau mengolah kebutuhan. Maka
dengan rekan kerja sendiri PMT untuk 3. Memeriksa kembali demikian saya
ahli gizi untuk balita dirumah. rancangan brosur telah mendukung
membuat resep resep sebelum salah satu misi
menu sehat dicetak. (Komitmen UPT. Puskesmas
makanan tambahan Bukti kegiatan : mutu : Orintasi mutu) Singkawang Timur
balita II yaitu :
1. Brosur 4. Menyelesaikan mendorong
4. Memeriksa kembali 2. Foto pembuatan brosur kemandirian
hasil rancangan dokumentasi resep tepat waktu. masyarakat dalam
resep sebelum (Etika Publik : disiplin) pola hidup bersih
dicetak dan dan sehat.
Menyelesaikannya 5. Mengumpulkan
tepat waktu. referensi (Anti korupsi
: kerja keras)
28
KONTRIBUSI
KETERKAITAN
TAHAPAN OUTPUT/HASIL TERHADAP VISI PENGUATAN NILAI-
NO KEGIATAN SUBSTANSI MATA
KEGIATAN KEGIATAN DAN MISI NILAI ORGANISASI
PELATIHAN
ORGANISASI
1 2 3 4 5 6 7
4 Melakukan 1. Berkonsultasi Output : 1. Berkoordinasi dengan Terlaksananya Terlaksananya
penyuluhan dengan kepala penanggung jawab penyuluhan penyuluhan dengan
Terlaksananya
tentang puskesmas tentang Posyandu / kader tentang baik maka juga akan
penyuluhan
pemantauan rencana sebelum pemantauan status meningkatkan
pemantauan
status gizi balita penyuluhan melaksanakan gizi balita dapat pengetahuan orang
status gizi balita penyuluhan. meningkatkan tua balita, sehingga
2. Berkoordinasi (Nasionalisme : pengetahuan orang menguatkan nilai-nilai
dengan Kerjasama) tua balita. Maka organisasi UPT.
penanggung jawab Hasil : saya juga telah Puskesmas
posyandu tentang Meningkatkan 2. Datang ke tempat mendukung salah Singkawang Timur
recana penyuluhan pengetahuan penyuluhan tepat satu misi UPT. yaitu, Kerja keras dan
masyarakat waktu. (Etika publik : Puskesmas Responsif.
3. Menetapkan jadwal tentang Disiplin) Singkawang Timur
penyuluhan di pemantauan II, yaitu:
posyandu dan status gizi balita 3. mengucapkan salam mendorong
Menyiapkan materi saat membuka kemandirian
penyuluhan penyuluhan. masyarakat dalam
Bukti kegiatan : (Nasionalisme : pola hidup bersih
4. Membuat undangan Religius) dan sehat.
untuk peserta 1. Daftar hadir
peserta 4. memberikan
penyuluhan kesempatan peserta
2. Foto maupun kader
dokumentasi posyandu untuk
3. Undangan bertanya.
4. Video kegiatan (Akuntabilitas :
Keadilan)

29
KONTRIBUSI
KETERKAITAN
TAHAPAN OUTPUT/HASIL TERHADAP VISI PENGUATAN NILAI-
NO KEGIATAN SUBSTANSI MATA
KEGIATAN KEGIATAN DAN MISI NILAI ORGANISASI
PELATIHAN
ORGANISASI
1 2 3 4 5 6 7
5. Datang ke tempat 6. memastikan materi
penyuluhan tepat yang disampaikan
waktu dan sesuai dengan Ilmu
Membuka Gizi dan mudah
penyuluhan dipahami. (Komitmen
dengan mutu: Berorientasi
mengucapkan Mutu)
salam dan
memperkenalkan 7. Saya akan berusaha
diri kepada semaksimal mungkin
seluruh peserta untuk memberikan
penyuluhan informasi tentang
pemantauan status
Gizi balita kepada
seluruh peserta
penyuluhan. (Anti
Korupsi: Kerja Keras)

5 Nonton Bersama 1. Berkonsultasi Output: 1. Berkonsultasi terlebih Terlaksananya Terlaksananya


(Nobar) tentang dengan kepala dulu dengan atasan kegiatan nonton kegiatan nonton
Posyandu dan puskesmas tentang Terlaksananya dan rekan kerja bersama ini bersama dengan baik
Gizi Balita rencana kegiatan kegiatan nonton mengenai rencana diharapkan dapat maka juga akan
Nonton bersama. bersama dengan kegiatan. menumbuhkan menciptakan suasana
orang tua balita (Nasionalisme: kesadaran orang kerja yang baik serta
dan kader Musyawarah) tua balita tentang meningkatkan
posyandu pentingnya pengetahuan orang
tua balita, sehingga
menguatkan nilai-nilai
organisasi
30
KONTRIBUSI
KETERKAITAN
TAHAPAN OUTPUT/HASIL TERHADAP VISI PENGUATAN NILAI-
NO KEGIATAN SUBSTANSI MATA
KEGIATAN KEGIATAN DAN MISI NILAI ORGANISASI
PELATIHAN
ORGANISASI
1 2 3 4 5 6 7
5 2. Bekerja sama Hasil: 2. Menjelaskan secara Posyandu dan gizi UPT. Puskesmas
dengan rekan kerja rinci kepada atasan balita, dan Singkawang Timur
Ahli gizi tentang Memudahkan dan rekan kerja ahli menciptakan yaitu, Kerja keras,
rencana kegiatan menyampaikan gizi tentang rencana suasana yang efektif dan efisien.
Nonton bersama pesan tentang kegiatan yang akan menyenangkan
pentingnya dilakukan saat kegiatan
3. Mendownload film memantau status (Akuntabilitas: berlangsung. Maka
tentang Posyandu gizi balita. kejelasan target) saya juga telah
dan Gizi balita & mendukung salah
Memilih film yang Bukti Kegiatan 3. Mendownload film satu misi UPT.
tepat untuk berkaitan dengan Puskesmas
ditayangkan 1. Daftar hadir posyandu dan gizi Singkawang Timur
peserta balita (Komitmen II, yaitu:
4. Berkoordinasi penyuluhan mutu: Orientasi mutu) menciptakan
dengan 2. Foto suasana kerja yang
penanggung jawab dokumentasi 4. Datang ke tempat aman dan
posyandu dan 3. File Film kegiatan tepat waktu nyaman..
kader posyandu 4. Video kegiatan (Etika publik: Disiplin)

5. Menetapkan jadwal 5. Bertanggung jawab


kegiatan, untuk menyiapkan
menyiapkan sarana sarana untuk
& datang ke tempat pemutaran film. (Anti
kegiatan tepat korupsi: tanggung
waktu. jawab & kerja keras)

31
D. Jadwal Implementasi Kegiatan

Jadwal dalam melakukan kegiatan-kegiatan aktualisasi dijelaskan pada


tabel di bawah ini:

Tabel 3.4
Jadwal Implementasi Kegiatan
Nama Peserta Yusella Sukmarenis, A.Md. Gizi
Unit Kerja UPT. Puskesmas Singkawang Timur II
Tempat Aktualisasi UPT. Puskesmas Singkawang Timur II
No Kegiatan Waktu Output Bukti Fisik
Menyusun 1. print out SAP
Satuan Acara 2. Foto
22 Agustus - 04 Satuan Acara dokumentasi
Penyuluhan
1 September Penyuluhan
(SAP) tentang
2019 (SAP)
pemantauan
status gizi balita
Membuat media 1. Pamflet
22 Agustus - 11 2. Foto
edukasi tentang
2 September Media edukasi dokumentasi
pemantauan
2019
status gizi balita
Membuat resep 1. Brosur
menu sehat 2. Foto
22 Agustus - 14 dokumentasi
makanan Resep Menu
3 September
tambahan bayi sehat PMT
2019
dan balita usia
6-59 bulan
Melakukan Terlaksananya 1. Daftar hadir
peserta
penyuluhan 5 September - penyuluhan 2. Foto
4 tentang 25 September pemantauan dokumentasi
pemantauan 2019 status gizi 3. Video
status gizi balita balita dokumentasi
Nonton Bersama 1. Daftar hadir
(Nobar) tentang peserta
terlaksananya
Posyandu dan 5 September - 2. Foto
Nonton Bersama
Gizi Balita dokumentasi
5 25 September (Nobar) tentang
2019 Posyandu dan
Gizi Balita

32
24
24
BAB V
PENUT UP
Aktualisasi nilai-nilai dasar PNS di unit kerja merupakan langkah yang harus
ditempuh setelah membuat rancangan aktualisasi. Dalam kegiatan aktualisasi
akan diterapkan nilai-nilai dasar ASN, yaitu Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika
Publik, Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi. Kegiatan aktualisasi dilaksanakan di
tempat unit kerja yaitu UPT Puskesmas Singkawang Timur II, Kota Singkawang.

Adapun kegiatan aktualisasi yang akan dilakukan adalah sebagai berikut:

1. Menyusun Satuan Acara Penyuluhan (SAP) tentang pemantauan status


gizi balta
2. Membuat brosur tentang pemantauan status gizi balita
3. Membuat resep menu sehat makanan tambahan bayi dan balita usia 6-59
bulan
4. Melakukan penyuluhan tentang pemantauan status gizi balita
5. Menayangkan film pendek tentang

Semua kegiatan yang telah dirancang kemudian akan diaktualisasikan


dengan menerapkan kelima nilai dasar ASN (nilai-nilai dasar tersebut antara lain:
Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi).
Kegiatan-kegiatan tersebut akan dilaksanakan mulai tanggal 22 Agusus 2019
hingga 25 September 2019 dengan pembimbingan dan arahan dari coach serta
mentor.

35
DAFTAR PUSTAKA

Fatimah, E , & Irawati, E. (2015). MANAJEMEN ASN: Modul Pelatihan Dasar


Calon PNS Jakarta: LAN Jakarta

Kumorotomo, W, Wirapradja, N. R. D, & Imbaruddin, A. (2015). Etika Publik:


Modul Pendidikan dan Pelatihan Prajabatan Golongan II. Jakarta: LAN.

Kusumasari, Bevaola, Septiana Dwiputrianti, dan Enda Layuk Allo, (2015).


Akuntabilitas: Modul Pendidikan dan Pelatihan Prajabatan Golongan II. Jakarta:
LAN.

Yannawari. 2013. Metode USG (Urgent, Serious, Growth). Diakses tanggal:


16 Agustus 2019

Peraturan Bersama Menteri Kesehatan dan Kepala Badan Kepegawaian


Negara Nomor : 611/MENKES/PB/VIII/2006

Purwanto, E. A, Tyastianti, D. , Taufiq, A, & Novianto, W. (2017).


PELAYANAN PUBLIK: Modul Pelatihan Dasar Calon PNS. Jakarta: LAN. UU No 5
Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara.

Tim Penulis Komisi Pemberantasan Korupsi, (2015). Anti Korupsi: Modul


Pendidikan dan Pelatihan Prajabatan Golongan I II, dan III. Jakarta: LAN.

Yuniarsih, T, & Taufiq, M (2015). Komitmen Mutu: Modul Pendidikan dan


Pelatihan Prajabatan Golongan II. Jakarta: LAN.

Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor :


23/KEP/M.PAN/4/2001 Tentang Jabatan Fungsional Nutrisionis Dan Angka
Kreditnya.

http://promkes.kemenkes.go.id/buku-saku-posyandu. Diakses tanggal: 16


Agustus 2019

36

Anda mungkin juga menyukai