Anda di halaman 1dari 41

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Aparatur Sipil Negara yang selanjutnya disingkat menjadi ASN

menurut Undang-Undang Nomor 5 tahun 2014 adalah profesi bagi

Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan Pegawai Pemerintah dengan

Perjanjian Kerja (PPPK) yang bekerja pada instansi pemerintahan.

Pegawai ASN diangkat oleh pejabat pembina kepegawaian dan

diserahi tugas dalam suatu jabatan pemerintahan atau diserahi tugas

negara lainnya dan digaji berdasarkan peraturan perundang-undangan.

Pegawai ASN berfungsi sebagai pelaksana kebijakan publik, pelayan

publik serta perekat dan pemersatu bangsa.

Menurut Peraturan Lembaga Administrasi Negara Republik

Indonesia Nomor 25 Tahun 2017 menjelaskan tentang Pedoman

Penyelenggaraan Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil

Golongan III, CPNS wajib menjalani masa percobaan yang

dilaksanakan melalui proses diklat terintegrasi untuk membangun

integritas moral, kejujuran, semangat dan motivasi nasionalisme dan

kebangsaan, karakter kepribadian yang unggul dan bertanggungjawab,

dan memperkuat profesionalisme serta kompetensi bidang. Diklat

tersebut bertujuan untuk mewujudkan PNS sebagai bagian dari ASN

yang perofesional dalam rangka membentuk nilai-nilai dasar profesi

1
PNS. Nilai-nilai dasar tersebut adalah Akuntabilitas, Nasionalisme,

Etika Publik, Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi yang diakronimkan

menjadi ANEKA. Kompetensi inilah yang kemudian berperan dalam

membentuk karakter PNS yang kuat, yaitu PNS yang mampu bersikap

dan bertindak profesional dalam masyarakat serta memiliki daya saing.

Penyelenggaraan Diklat Prajabatan pola baru atau disebut

sebagai Pelatihan Dasar (Latsar), dibagi menjadi dua tahapan utama.

Tahapan pertama adalah pemahaman nilai-nilai dasar ANEKA dan

tahap kedua adalah aktualisasi nilai-nilai dasar ANEKA di institusi

masing-masing. Dalam prosesnya, peserta diklat harus membuat

rancangan kegiatan yang akan dilaksanakan pada saat proses

aktualisasi nantinya. Dalam rancangan kegiatan ini harus memuat nilai-

nilai dasar profesi PNS yang dapat diaplikasikan dilingkungan kerja.

Setelah disetujui, maka peserta diklat harus mengaktualisasikan

rancangan tersebut di lingkungan kerja instansi masing-masing. Pada

kesempatan kali ini aktualisasi akan dilaksanakan di RSUD Prof. Dr. H.

M. Anwar Makkatutu Bantaeng.

Dalam suatu institusi seperti rumah sakit, masalah

penyelenggaraan makanan merupakan suatu subsistem dari sistem

pelayanan kesehatan paripurna dari pelayanan gizi di rumah sakit itu

sendiri. Tujuan utama dari penyelenggaraan makanan adalah

mengetahui apa yang diharapkan oleh pasien dalam hal penyediaan

2
makanan, serta me mberikan manfaat yang besar bagi pihak rumah

sakit (Depkes, 2007).

Keberhasilan suatu pelayanan gizi dikaitkan dengan daya

terima pasien terhadap makanan yang disajikan dengan melihat sisa

makanan yang ada, sehingga pencatatan sisa makanan merupakan

salah satu cara penentuan dari evaluasi yang sederhana dan dapat

dipakai sebagai indikator keberhasilan pelayanan gizi. Sisa makanan

dalam hal ini merupakan berat di piring yang tidak dihabiskan atau

dibuang oleh pasien yang disajikan dalam persentase (Wiliam dan

Walton, 2011). Bila jumlahnya tinggi dapat juga menyebabkan

tingginya biaya yang terbuang dan akan mengakibatkan anggaran gizi

yang kurang efisien dan merugi.

Sisa makanan adalah volume atau persentase makanan yang

tidak habis dikonsumsi dan dibuang sebagai sampah, ini merupakan

salah satu dari berbagai hal yang ada di rumah sakit yang harus

diperhatikan. Tingginya sisa makanan merupakan masalah serius

untuk segera ditangani karena makanan yang disajikan di rumah sakit

telah memperhitungkan jumlah dan mutu menurut kebutuhan pasien.

Oleh karena itu seluruh makanan yang disajikan harus dihabiskan

hanya oleh pasien itu sendiri demi tercapainya penyelenggaraan

makanan yang baik di rumah sakit. Jika sisa makanan masih dibiarkan,

maka dalam jangka waktu yang lama akan mempengaruhi status gizi

pasien yang kemudian menimbulkan terjadinya malnutrisi. Hal ini

3
kemudian dapat berdampak pada lamanya masa perawatan di rumah

sakit serta meningkatnya morbiditas dan mortalitas pasien yang berarti

pula meningkatnya biaya yang harus dikeluarkan (Depkes, 2007). Data

sisa makanan umumnya digunakan untuk mengevaluasi efektifitas

program penyuluhan gizi, penyelenggaraan dan pelayanan makanan,

serta kecukupan konsumsi makanan pada kelompok atau perorangan

(Barker, 2011).

Sisa makanan < 20% menjadi indikator keberhasilan pelayanan

gizi di rumah sakit di Indonesia (Depkes, 2008). Sedangkan Menurut

(Renangtyas, 2004) yang dikutip oleh Elizabet (2011) mengatakan

bahwa sisa makanan dikatakan tinggi atau banyak jika pasien

meninggalkan makanan >25% dan dalam waktu yang lama akan

menyebabkan defisiensi zat-zat gizi. Sisa makanan merupakan

dampak dari sistem pelayanan gizi di rumah sakit sehingga masalah

terdapatnya sisa makanan tidak dapat diabaikan karena bila masalah

tersebut diperhitungkan menjadi rupiah maka akan mengakibatkan

suatu pemborosan anggaran makanan, Sisa makanan pasien bisa

dihitung dengan menggunakan metode Comstock (Sumiati, 2008)

Comstock didefiniskan sebagai metode penilaian konsumsi

makan dengan cara visual atau melihat sisa makanan pasien selama

dirawat di rumah sakit. Perhitungan sisa makanan pasien dengan

metode comstock di RSUD Prof. Dr. H. M. Anwar Makkatutu Bantaeng

sudah sangat jarang dilakukan oleh petugas gizi dan terakhir kali

4
dilakukan 2 tahun yang lalu karena kurangnya petugas gizi serta

padatnya waktu pelayanan gizi di rumah sakit. padahal kegiatan ini

merupakan salah satu tugas pokok dari seorang ahli gizi. Oleh karena

itu, sebagai petugas gizi dirumah sakit tersebut saya ingin

mengotimalkan kembali kegiatan Perhitungan sisa Makanan pasien

dengan metode comstock.

B. Tujuan

Tujuan yang akan dicapai adalah mampu mengaktualisasikan

nilai-nilai dasar profesi ASN dalam kegiatan yang akan

dilaksanakan di unit kerja, yaitu:

a. Mengaktualisasikan nilai Akuntabilitas sehingga memiliki

tanggung jawab dan integritas terhadap apa yang dikerjakan;

b. Mengaktualisasikan nilai Nasionalisme sehingga bekerja atas

dasar semangat nilai-nilai Pancasila;

c. Mengaktualisasikan nilai Etika Publik sehingga menciptakan

lingkungan pelayanan masyarakat yang baik;

d. Mengaktualisasikan nilai Komitmen Mutu sehingga mewujudkan

pelayanan yang prima terhadap masyarakat yang datang ke

tempat pelayanan publik;

e. Mengaktualisasikan nilai Anti Korupsi sehingga bisa

mewujudkan sikap disiplin maupun menjaga kedisiplinan.

5
C. Manfaat

Manfaat yang akan dicapai yaitu :

a. Mampu mewujudkan akuntabilitas dalam menjalankan tugas

yang diamanahkan

b. Mampu mengamalkan sila-sila Pancasila dalam lingkungan kerja

dan kehidupan sehari-hari

c. Mampu menjunjung tinggi standar etika publik dalam

pelaksanaan tugas pelayanan kepada masyarakat

d. Mampu mengedepankan kinerja untuk peningkatan mutu

pelayanan dan pengembangan Sistem Informasi.

e. Mampu untuk tidak korupsi dan mendorong pemberantasan

korupsi dalam hal apapun di lingkungan.

C. Waktu dan Tempat Pelaksanaan


Adapun Tempat dan Waktu Pelaksanaan Aktualisasi adalah :

Pelaksanaan Pelatihan dasar CPNS Golongan II Angkatan LXXX

Kabupaten Bantaeng berlangsung dengan tahapan kegiatan :

1. Tahapan on campus, dilaksanakan tanggal 15 Oktober – 5

November 2019 bertempat di Kawasan Pantai Marina.

2. Tahapan Aktualisasi, dilaksanakan tanggal 5 November – 10

Desember 2019 di RSUD Prof. Dr. H. M. Anwar Makkatutu

Bantaeng.

3. Evaluasi rancangan aktualisasi dilaksanakan tanggal 2 November

2019

6
4. Evaluasi pelaksanaan aktualisasi, dilaksanakan tanggal 12

Desember 2019 di Kawasan Pantai Marina Bantaeng.

7
BAB II

TINJAUAN ORGANISASI

A. Keadaan Geografis

Kabupaten Bantaeng terletak di sebelah selatan Provinsi


Sulawesi Selatan dengan posisi 5 derajat 21’113” – 5 derajat 31’26”
Lintang Selatan dan 119 derajat 51’42” – 120 derajat 05’27” Bujur
Timur dengan batas wilayah:
1. Sebelah Utara : Kabupaten Gowa
2. Sebelah Timur : Kabupaten Bulukumba
3. Sebelah Selatan : Laut Flores
4. Sebelah Barat : Kabupaten Jeneponto

B. Deskripsi Organisasi

RSUD Prof. Dr. H. M. Anwar Makkatutu Bantaeng adalah rumah

sakit milik pemerintah daerah dan merupakan satu-satunya pusat

rujukan di Kab.Bantaeng dalam pemberian pelayanannya senantiasa

berupaya untuk memberikan yang terbaik untuk pelanggannya yang

bukan hanya melayani masyarakat Kabupaten Bantaeng saja akan

tetapi juga melayani masyarakat tetangga seperti Kabupaten

Jeneponto dan Kabupaten Bulukumba.

Sebagai pemberi pelayanan kesehatan yang terbesar di Tingkat

Kabupaten maka RSUD Prof. Dr. H. M. Anwar Makkatutu Bantaeng

selain memberikan pelayanan dasar yang bersifat pokok seperti Rawat

Jalan, Rawat Inap, Gawat Darurat, Kebidanan/kandungan dan

8
imunisasi juga memberikan pelayanan penunjang seperti Radiologi,

Ultrasonografi, Rehabilitasi Medis, Laboratorium, Unit Pelayanan

Transfusi Darah, serta Pelayanan Rujukan. Berdasarkan surat

Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor

1284/MENKES/SK/XII/2004 tanggal 17 Desember 2004 tentang

Peningkatan Kelas RSUD Prof. Dr. H. M. Anwar Makkatutu Bantaeng

dari Tipe D menjadi Rumah Sakit Tipe C.

Adanya perubahan tuntutan masyarakat terhadap fungsi

pelayanan umum yang diselenggarakan oleh sektor publik telah

mendorong setiap instansi pemerintah untuk meresponnya dalam

rangka memberikan pelayanan prima (Servise Excellence). Layanan

prima adalah proses penanganan penyedian barang atau jasa publik

dengan standar mutu yang dapat di pertanggung jawabkan. Salah satu

wujud kepedulian Rumah Sakit terhadap mutu pelayanan yang di

berikan kepada masyarakat terbukti dengan adanya Pengakuan

berupa sertifikasi Akreditasi oleh Komite Akreditasi Rumah Sakit

(KARS) Kementerian Kesehatan Republik Indonesia dengan Nomor

sertifikat : YM.01.10/III/3136/09 yang berlaku sejak 13 Agustus 2009

sampai dengan 13 Agustus 2012. Kemudian, wujud kepedulian Rumah

Sakit terhadap mutu pelayanan yang diberikan dengan dibuktikan

dengan terpilihnya Rumah Sakit sebagai Juara I Lomba Rumah Sakit

Sayang Ibu dan Bayi Tingkat Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi

Selatan sebagaimana tertuang dalam Surat Keputusan Gubernur

9
Propinsi Sulawesi Selatan Nomor 3776/XI/TAHUN 2009 Tanggal 23

Maret 2009. Dan mendapat penghargaan Pelayanan Prima se

Sulawesi Selatan tahun 2013.

Rumah Sakit Umum Daerah Prof. Dr. H. M. Anwar Makatutu

Kabupaten Bantaeng di tetapkan untuk menerapkan pola pengelolaan

keuangan badan layanan umum daerah (PPK-BLUD) berdasarkan SK

Bupati Bantaeng Nomor 061/372/X/2015 tentang penetapan RSUD

Bantaeng sebagai Satuan Kerja Perangkat Daerah Kabupaten

Bantaeng yang menerapkan Pola Pengelolaan Keuangan Badan

Layanan Umum Daerah (PPK-BLUD) secara penuh.

C. Tugas dan Fungsi Organisasi

Sesuai Peraturan Daerah Nomor 27 Tahun 2007 tentang

Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja RSUD Prof. Dr. H. M.

Anwar Makkatutu Bantaeng maka tugas pokok RSUD Prof. Dr. H. M.

Anwar Makkatutu Bantaeng adalah “Melaksanakan upaya kesehatan

secara berdaya guna dan berhasil guna dengan mengutamakan

upaya penyembuhan, pemulihan yang dilaksanakan secara serasi

terpadu dengan upaya peningkatan serta pencegahan dan

melaksanakan upaya rujukan “.

Sedangkan fungsi RSUD Prof. Dr. H. M. Anwar Makkatutu Bantaeng

adalah :

a) Penyelenggaraan pelayanan medik

b) Penyelenggaraan pelayanan penunjang medik dan non medik

10
c) Penyelenggaraan pelayanan dan asuhan keperawatan

d) Penyelenggaraan pelayanan rujukan

e) Penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan

f) Penyelenggaraan Penelitian dan pengembangan

g) Penyelenggaraan administrasi umum dan keuangan

D. Struktur Organisasi

Struktur Organisasi yang berlaku saat ini sesuai dengan

Peraturan Daerah Kabupaten Bantaeng Nomor 27 Tahun 2007

Tentang pembentukan Organisasi dan Tata Kerja RSUD Prof. Dr. H.

M. Anwar Makkatutu Bantaeng.

Adapun struktur organisasi Kantor RSUD Prof. Dr. H. M. Anwar

Makkatutu Bantaeng terdiri dari:

Gambar 1. Struktur Organisasi RSUD Prof.Dr.H.M.Anwar Makkatutu


Kab.Bantaeng

11
E. Visi, Misi, Dan Motto RSUD Prof. Dr. H. M. Anwar Makkatutu

Bantaeng

1. Visi Rumah Sakit

Rumah sakit sebagai sebuah institusi yang

menyelenggarakan pelayanan jasa sebagai produk utamanya.

Dalam penyelenggaran pelayanan tersebut, maka kualitas,

keamanan dan kenyamanan menjadi inti dari hasil produknya.

Disisi lain, rumah sakit menghadapi tuntutan masyarakat yang

semakin kompleks dan kritis serta adanya persaingan global.

Sehingga, rumah sakit memerlukan semangat atau spirit serta

harapan yang diinginkan dalam menjaga eksistensi dan

perkembangannya. Untuk itu, RSUD Prof.Dr.H.M.Anwar Makkatutu

menetapkan visinya sebagai berikut :

“Terwujudnya RSUD Prof. Dr. H. M. Anwar Makkatutu

Bantaeng sebagai primadona selatan di Sulawesi Selatan”.

2. Misi Rumah Sakit

Untuk mencapai visi rumah sakit, maka diperlukan misi yang

harus dilaksanakan adalah sebagai berikut :

a. Menciptakan pelayanan kesehatan mandiri dan proaktif

b. Menciptakan pelayanan kesehatan berorientasi kendali mutu

dan kendali biaya

c. Meningkatkan profesionalisme sumber daya manusia.

12
3. Motto Rumah Sakit

“Menjaga mutu pelayanan dengan spirit kompetensi dan

integritas moral”.

F. Nilai-Nilai Organisasi

Nilai-Nilai organisasi dari RSUD Prof. Dr. H. M. Anwar

Makkatutu Bantaeng, yaitu:

1. Kerjasama, Sebuah usaha yang dilakukan oleh beberapa orang

atau kelompok petugas untuk mencapai tujuan bersama dalam

pelayanan kepada masyarakat. Kerjasama merupakan interaksi

yang sangat penting bagi kehidupan manusia karena manusia

adalah makhluk social yang saling membutuhkan. Kerjasama bisa

terjadi ketika individu-individu petugas yang bersangkutan

mempunyai kepentingan dan kesadaran yang sama untuk

bekerjasama dalam mencapai tujuan dan kepentingan bersama

yaitu pelayanan kesehatan di rumah sakit yang berkualitas.

2. Profesional, cara mempraktekkan suatu keterampilan atau

keahlian tertentu yang terlibat dengan suatu kegiatan menurut

keahliannya. Jadi dapat disimpulkan professional yaitu, petugas

yang menjalankan profesi sesuai keahliannya. Tentunya harus

mempunyai keahlian yang didapatkan melalui suatu proses

pendidikan dan di samping itu terdapat unsur semangat

pengambilan dalam melaksanakan suatu kegiatan kerja. Dalam

melakukan tugas profesi, seorang professional harus dapat

13
bertindak objektif, yang artinya bebas dari rasa sentimen, benci,

malu maupun rasa malas dan enggan bertindak serta mengambil

keputusan.

3. Inovasi, Petugas memiliki semangat dan motivasi untuk melakukan

pembaharuan terhadap berbagai sumber daya sehingga sumber

daya tersebut mempunyai manfaat yang lebih bagi pelayanan

kesehatan di rumah sakit. Dan untuk proses inovasi tersebut

diharapkan petugas memiliki kemampuan atau penguasaan

tekhnologi dan ilmu pengetahuan karena kedua hal tersebut dapat

memudahkan dalam memproduksi sesuatu yang baru dan berbeda.

4. Rendah Hati, Sikap rendah hati hendaknya ditanamkan kepada

para petugas rumah sakit agar dalam melayani pasien, selalu

bersikap ramah dan tidak sombong. Sehingga terciptanya

pelayanan yang bermutu.

5. Jujur, kejujuran sebagai nilai yang tercantum pada posisi pertama

karena menunjukkan bahwa semua kegiatan dan nilai harus

didasari pada nilai moral berupa nilai kejujuran.

G. Tugas Pokok dan Fungsi Nutrisionis

1. Tugas Pokok Nutrisionis/ Ahli Gizi Adalah :

a. Mengkoordinir dan melaksanakan asuhan gizi pasien rawat inap

di masing-masing ruangan yang telah ditentukan.

14
b. Pengawasan dan pengendalian dalam penyelenggaraan

pelayanan gizi masing-masing ruangan rawat inap yang telah

ditentukan.

c. Pengkajian data kasus dan indikator standar pelayanan minimal

pelayanan gizi rumah sakit (Ketepatan waktu pemberian

makanan kepada pasien, sisa makanan yang tidak termakan

oleh pasien, tidak adanya kejadian kesalahan pemberian diet).

d. Membuat pelaporan harian makanan yang diberikan kepada

pasien.

2. Fungsi Nutrisionis / Ahli Gizi

Sebagai staf fungsional bagian penunjang pelayanan di rumah sakit

3. Standar Operasional Prosedur (SOP) Pelayanan Gizi di Rumah

Sakit di Rawat Inap

1. Perawat ruangan melakukan skrining gizi awal pada semua

pasien baru rawat inap

2. Bila tidak berisiko malnutrisi/tidak memerlukan terapi diet

pasien dipesankan makanan biasa ketempat pengolahan

bahan makanan oleh Nutrisionis ruangan.

3. Bila memerlukan terapi diet ,pasien dipesankan makanan

khusus/diet sesuai keadaan fisik/psikis,penyakit dan kebiasaan

makan serta nafsu makan oleh DPJP/nutrisionis ruangan.

4. Pramusaji mendistribusikan makanan sesuai permintaan ke

ruang rawat inap

15
5. Selama dirawat pasien memperoleh penyuluhan dan konseling

gizi agar pasien bisa memahami tentang diet yang diberikan

6. Pasien diamati (monitoring) dan dievaluasi secara fisik,

antropometri, laboratorium, dan asupan makanan. Hal ini perlu

untuk kemungkinan apakah ia memerlukan terapi diet atau

tidak

7. Bila terjadi penyesuain diet maka prosesnya harus dimulai dari

awal

8. Bila pasien tidak memerlukan penyesuain diet maka saat akan

pulang, pasien memperoleh penyuluhan dan konseling gizi

tentang penerapan diet rumah sakit

9. Bila memerlukan tindak lanjut, pasien diminta mengikuti proses

pelayanan gizi rawat jalan, atau bisa juga dirujuk ke puskesmas

atau institusi kesehatan lain untuk pembinaan selanjutnya.

16
BAB III

RANCANGAN AKTUALISASI

A. KONSEPSI NILAI-NILAI DASAR PROFESI ASN

Berdasarkan kurikulum baru yang telah diberlakukan dalam

Diklat Prajabatan Golongan III terdapat 5 (lima) nilai dasar profesi

PNS yaitu Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu,

dan Anti Korupsi yang sering disingkat menjadi Nilai ANEKA. Berikut

ini akan dijelaskan masing-masing nilai-nilai dasar profesi PNS.

1. Akuntabilitas

Akuntabilitas adalah kewajiban mempertanggung jawabkan

amanah yang telah diberikan. Akuntabilitas merujuk pada

kewajiban setiap individu, kelompok, atau institusi untuk memenuhi

tanggung jawab yang menjadi amanahnya (Lembaga Administrasi

Negara, 2014: 8). Adapun indikator dari nilai dasar akuntabilitas

yaitu:

a. Kepemimpinan, yaitu kemampuan untuk mempengaruhi

orang lain. Lingkungan yang akuntabel tercipta dari atas ke

bawah di mana pimpinan memainkan peranan yang penting

dalam menciptakan lingkungannya.

b. Transparansi. Dengan adanya transparansi maka dapat

memberikan perlindungan terhadap pengaruh yang tidak

seharusnya dan korupsi dalam mengambil keputusan

17
sehingga dapat meningkatkan akuntabilitas dalam keputusan-

keputusan.

c. Integritas. Dengan adanya integritas menjadikan suatu

kewajiban untuk menjunjung tinggi dan mematuhi semua

hukum yang berlaku, undang-undang, kontrak, kebijakan, dan

peraturan yang berlaku. Dengan adanya integritas institusi,

dapat memberikan kepercayaan dan keyakinan kepada publik

dan/atau stakeholders.

d. Tanggung Jawab (Responsibilitas). Responsibilitas terbagi

menjadi responsibilitas institusi dan responsibilitas

perseorangan. Responsibilitas institusi dan perseorangan

memberikan kewajiban bagi setiap individu dan lembaga

bahwa ada suatu konsekuensi dari setiap tindakan yang telah

dilakukan karena adanya tuntutan untuk bertanggung jawab

atas keputusan yang telah dibuat.

e. Keadilan. Keadilan merupakan landasan utama dari

akuntabilitas sehingga harus dipelihara dan dipromosikan oleh

pimpinan kepada unit organisasinya.

f. Kepercayaan. Rasa keadilan akan membawa pada sebuah

kepercayaan. Kepercayaan kemudian akan melahirkan

akuntabilitas sehingga lingkungan akuntabilitas tidak akan

lahir dari hal-hal yang tidak dapat dipercaya.

18
g. Keseimbangan. Keseimbangan diperlukan untuk mencapai

akuntabilitas dalam lingkungan kerja. Setiap individu yang ada

di lingkungan kerja harus dapat menggunakan

kewenangannya untuk meningkatkan kinerja.

h. Kejelasan. Kejelasan juga merupakan salah satu elemen

untuk menciptakan dan mempertahankan akuntabilitas. Focus

utama kejelasan adalah mengetahui kewenangan, peran dan

tanggung jawab, misi organisasi, kinerja yang diharapkan

organisasi, dan system pelaporan kinerja baik individu

maupun organisasi.

i. Konsistensi. Konsistensi menjamin stabilitas. Penerapan

yang tidak konsisten dari sebuah kebijakan, prosedur, sumber

daya akan memiliki konsekuensi terhadap tercapainya

lingkungan kerja yang tidak akuntabel akibat melemahnya

komitmen dan kredibilitas anggota organisasi.

j. Menghindari Perilaku yang Curang dan Koruptif. Tiga

cabang utama dari fraud tree adalah kecurangan tindak

pidana korupsi, kecurangan penggelapan asset, dan

kecurangan dalam hal laporan keuangan. Sebagai seorang

PNS yang akuntabel harus terhindar dari praktek kecurangan

dan perilaku korup.

k. Penggunaan Sumber Daya Milik Negara. Setiap PNS harus

memastikan bahwa penggunaan sumber daya milik negara

19
sesuai dengan prosedur yang berlaku, dilakukan secara

bertanggung jawab dan efisien, serta pemeliharaannya secara

benar dan bertanggung jawab.

l. Penyimpanan dan Penggunaan Data serta Informasi

Pemerintah. Informasi dan data yang disimpan dan

dikumpulkan serta dilaporkan oleh pemerintah harus relevan,

dapat dipercaya, dapat dimengerti, serta dapat

diperbandingkan, sehingga dapat digunakan sebagaimana

mestinya oleh pengambil keputusan dan dapat menunjukkan

akuntabilitas publik.

m. Mengatasi Konflik Kepentingan. Konflik kepentingan adalah

situasi yang timbul di mana tugas publik dan kepentingan

pribadi bertentangan. Tidak masalah jika seseorang

memunyai konflik kepentingan, tetapi bagaimana seseorang

tersebut menyikapinya.

2. Nasionalisme

Nasionalisme dalam arti sempit adalah suatu sikap yang

meninggikan bangsanya sendiri, sekaligus tidak menghargai

bangsa lain sebagaimana mestinya. Sedangkan dalam arti luas,

nasionalisme berarti pandangan tentang rasa cinta yang wajar

terhadap bangsa dan Negara, dan sekaligus menghormati bangsa

lain. Adapun indikator-indikator dari nilai dasar nasionalisme di

mana ASN sebagai pelaksana kebijakan publik, ASN sebagai

20
pelayan publik, dan ASN sebagai perekat dan pemersatu bangsa

adalah:

a. Kerja Keras. Artinya pantang menyerah, gigih dan selalu

mengerahkan segala macam bentuk daya dan upaya dalam

melakukan sesuatu.

b. Disiplin. Disiplin berarti taat atau patuh terhadap tata tertib

atau peraturan yang berlaku.

c. Tidak Diskriminatif. Setiap perilaku untuk tidak membatasi,

tidak melecehkan, atau tidak mengucilkan orang lain

berdasarkan pada pembedaan manusia atas dasar agama,

suku, ras, etnik, kelompok, golongan, status sosial, status

ekonomi, jenis kelamin, bahasa dan keyakinan politik.

d. Taqwa. Bertakwa merupakan indikator yang mencerminkan

perwujudan sila pertama Pancasila yang menitikberatkan pada

ketaatan umat beragama dalam menjalankan segala perintah

dan menjauhi segala larangan dalam agamanya.

e. Gotong royong. Contoh konkret gotong royong adalah

sebagai berikut:

1) Kerja sama;

2) Dapat menyumbangkan pikiran dan tenaga;

3) Saling membantu demi kepentingan umum;

4) Bersama membantu orang lain;

5) Bersama membela kebenaran;

21
6) Bekerja giat dalam kelompok kerja.

f. Demokratis. Suatu kondisi dimana individu memiliki

kebebasan untuk mengutarakan kehendak dan pendapat,

serta menghormati adanya perbedaan pendapat.

g. Cinta tanah air. Perasaan yang kuat akan rasa memiliki tanah

dan seluruh tumpah darah Indonesia.

h. Rela berkorban. Sikap yang mencerminkan adanya

kesediaan memberikan sesuatu yang dimiliki untuk orang lain

atau suatu kelompok kerja, walaupun akan menimbulkan

kehilangan atau penderitaan terhadap diri sendiri.

3. Etika Publik

Etika publik merupakan refleksi tentang standar/norma yang

menentukan baik/buruk, benar/salah perilaku, tindakan dan

keputusan untuk mengarahkan kebijakan publik dalam rangka

menjalankan tanggung jawab pelayanan publik. Adapun indikator-

indikator dari nilai dasar etika publik adalah:

a. Memegang teguh nilai-nilai dalam ideologi negara pancasila;

b. Setia dan mempertahankan undang-undang negara kesatuan

Republik Indonesia 1945;

c. Menjalankan tugas secara profesional dan tidak berpihak;

d. Membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian;

e. Menciptakan lingkungan kerja yang non diskriminatif;

f. Memelihara dan menjunjung tinggi standar etika luhur;

22
g. Mempertanggungjawabkan tindakan dan kinerja kepada publik;

h. Memiliki kemampuan dalam melaksanakan kebijakan program

pemerintah;

i. Memberikan layanan kepada publik secara jujur, tanggap,

cepat, tepat, akurat, berdaya guna, berhasil guna dan santun;

j. Mengutamakan kepentingan berkualitas tinggi;

k. Menghargai komunikasi, konsultasi dan kerjasama;

l. Mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja

pegawai;

m. Mendorong kesetaraan dalam pekerjaan;

n. Meningkatkan efektivitas sistem pemerintah yang demokratis

sebagai perangkat sistem karir.

4. Komitmen Mutu

Komitmen mutu menekankan pada penerapan 4 indikator

yakni: efektivitas, efisiensi, inovasi dan menjaga mutu.

a. Efektivitas. Efektivitas adalah melakukan sesuatu yang benar

atau merupakan pencapaian tujuan.

b. Efisien. Efisiensi adalah mengoptimalkan penggunaan sumber

daya yang dimiliki untuk mencapai tujuan yang telah

ditentukan.

c. Inovasi. Inovasi adalah membuat terobosan baru untuk

menyelesaikan suatu masalah dengan cara yang lebih baik dari

sebelumnya.

23
d. Menjaga mutu. Menjaga mutu adalah mempertahankan atau

memastikan bahwa kualitas dari output sudah baik.

5. Anti Korupsi

Anti korupsi merupakan suatu tindakan yang menentang

adanya perilaku korup. Perilaku korup ini diantaranya: suap-

menyuap, merugikan uang negara, pemerasan, perbuatan curang,

penggelapan dalam jabatan, benturan kepentingan dan gratifikasi.

Indikator yang ada pada nilai dasar anti korupsi meliputi:

a. Jujur. Berkata dan bertindak sesuai dengan kebenaran

(dharma).

b. Peduli. Ikut merasakan dan menolong apa yang dirasakan

orang lain.

c. Mandiri. Kemandirian membentuk karakter yang kuat pada diri

seseorang sehingga menjadi tidak bergantung terlalu banyak

pada orang lain. Pribadi yang mandiri tidak akan menjalin

hubungan dengan pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab

demi mencapai keuntungan sesaat. Kaitannya dengan nilai

dasar profesi PNS, misalnya adalah dengan mengerjakan

pekerjaan individu secara mandiri dan tidak melimpahkannya

kepada orang lain.

d. Disiplin. Menggunakan kegiatan dalam aturan bekerja sesuai

dengan undang-undang yang mengatur.

24
e. Tanggung Jawab. Berani dalam menanggung resiko atas apa

yang kita kerjakan dalam bentuk apapun.

f. Kerja Keras. Bekerja keras merupakan hal yang penting dalam

rangka tercapainya target dari suatu pekerjaan. Jika target

dapat tercapai, peluang untuk korupsi secara materiil maupun

non materiil (waktu) menjadi lebih kecil.

g. Sederhana. Menerima dengan tulus dan ikhlas terhadap apa

yang telah ada dan diberikan oleh tuhan kepada kita.

h. Berani. Berani untuk mengatakan untuk melaporkan pada

atasan atau pihak yang berwenang jika mengetahui ada

pegawai yang melakukan kesalahan.

i. Adil. Memandang kebenaran sebagai tindakan dalam

perkataan maupun perbuatan saat memutuskan peristiwa yang

terjadi.

6. Peran dan Kedudukan ASN

a) Whole Of Goverment

WoG (Whole of Government) didefinisikan sebagai

“Suatu model pendekatan integratif fungsional satu atap”

yang digunakan untuk mengatasi wicked problems yang sulit

dipecahkan dan diatasi karena berbagai karakteristik atau

keadaan yang melekat antara lain: tidak jelas sebabnya, multi

dimensi, menyangkut perubahan perilaku.

25
Salah satu bentuk penerapan WoG pada pelayanan

publik adalah e-Government. E-government adalah tata

kelola pemerintahan (governance) yang diselenggarakan

secara terintegrasi dan interaktif berbasis teknologi IT, agar

hubungan-hubungan antara pemerintah, pelaku bisnis dan

masyarakat dapat berlangsung lebih efisien, efektif, produktif

dan responsif.

b) Pelayanan Publik

Pelayanan pada hakikatnya adalah serangkaian

kegiatan, karena itu proses pelayanan berlangsung secara

rutin dan berkesinambungan, meliputi seluruh kehidupan

organisasi dalam masyarakat.

pelayanan adalah aktivitas yang dapat dirasakan melalui

hubungan antara penerima dan pemberi pelayanan yang

menggunakan peralatan berupa organisasi atau lembaga

perusahaan

c) Manajemen ASN

Aparatur Sipil Negara yang selanjutnya disingkat ASN

adalah profesi bagi pegawai negeri sipil dan pegawai

pemerintah dengan perjanjian kerja yang bekerja pada

instansi pemerintah, sedangkan yang dimaksud Manajemen

Pegawai Negeri Sipil adalah pengelolaan pegawai negeri sipil

untuk menghasilkan pegawai negeri sipil yang profesional,

26
memiliki nilai dasar, etika profesi, bebas dari intervensi politik,

bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme. Dalam

Konsep Manajemen ASN ini dikenal apa yang disebut

dengan sistem merit. Sistem Merit adalah kebijakan dan

manajemen ASN yang berdasarkan pada kualifikasi,

kompetensi, dan kinerja secara adil dan wajar dengan tanpa

membedakan latar belakang politik, ras, warna kulit, agama,

asal usul, jenis kelamin, status pernikahan, umur, atau

kondisi kecacatan.

B. Identifikasi Isu

Berikut adalah Identifikasi isu yang berhubungan tentang gizi di

RSUD Prof. Dr. H. M. Anwar Makkatutu Bantaeng.

Tabel 01. Identifikasi Isu

Kondisi saat Kondisi yang


No Identifikasi Isu Sumber Isu
ini diharapkan

1 Tidak optimalnya Kepala Petugas gizi Petugas gizi


perhitungan sisa Instalasi gizi, sudah sangat dapat
makanan pasien di Petugas gizi jarang melakukan
RSUD Prof. Dr. H. M. melakukan perhitungan
Anwar Makkatutu perhitungan sisa makanan
Bantaeng sisa makanan pasien sekali
pasien dengan dalam sebulan
metode
comstock

27
2 Proses persiapan Pramusaji, Proses Proses
bahan makanan petugas gizi, persiapan persiapan
yang terlambat pengamatan bahan bahan makanan
sehingga distribusi langsung makanan dapat dilakukan
makanan ke pasien terkadang denga tepat
tidak tepat waktu masih waktu
terlambat
sehingga
distrbusi makan
ke pasien tidak
tepat waktu
3 Tidak tepatnya Kepala Petugas gizi Petugas gizi
penulisan jumlah Instalasi gizi, terkadang dapat
makanan pasien Petugas gzi masih menuliskan
dengan diet khusus melakukan jumlah
pada label makanan kesalahan makanan pada
dalam label makanan
menuliskan pasien dengan
jumlah diet khusus
makanan pada dengan tepat
pasien dengan
diet khusus

C. Analisis Isu

Analisis isu dilakukan dengan menggunakan alat analisis

Urgency, Seriousness, Growth (USG).

28
1. Urgency : seberapa mendesak isu itu harus dibahas, dianalisis

dan ditindaklanjuti

2. Seriousness : seberapa serius isu itu harus dibahas dikaitkan

dengan akibat yang ditimbulkan

3. Growth : seberapa besar kemungkinan memburuknya isu tersebut

jika tidak ditangani sebagaimana mestinya.

Penilaian secara USG dilakukan dengan menggunakan nilai

dengan rentang nilai 1 sampai dengan 5, semakin tinggi nilai

menunjukkan bahwa isu tersebut sangat urgent dan sangat serius

untuk segera ditangani, dengan pembobotan:

Tabel 02. Bobot Penetapan Kriteria Kualitas Isu


Menggunakan Analisis USG
Bobot Keterangan
5 Sangat kuat pengaruhnya
4 Kuat pengaruhnya
3 Sedang pengaruhnya
2 Kurang pengaruhnya
1 Sangat kurang pengaruhnya

29
Tabel 03. Penentuan Isu Menggunakan Analisis USG

Kriteria
No. Penilaian U S G Jumlah Peringkat
Masalah (1-5) (1-5) (1-5)

1. Tidak optimalnya
perhitungan sisa makanan
pasien di RSUD Prof. Dr. 4 4 3 11 1
H. M. Anwar Makkatutu
Bantaeng
2. Proses persiapan bahan
makanan yang terlambat
sehingga distribusi 3 3 3 9 2
makanan ke pasien tidak
tepat waktu
3. Tidak tepatnya penulisan
jumlah makanan pasien
2 2 2 6 3
dengan diet khusus pada
label makanan

Berdasarkan penilaian yang telah dilakukan dengan teknik

penapisan isu USG, maka ditentukan bahwa isu utama yang

memiliki skor tertinggi adalah “Tidak optimalnya perhitungan sisa

makanan pasien di RSUD Prof. Dr. H. M. Anwar Makkatutu

Bantaeng”.

30
C. Deskripsi Isu

Berdasarkan penilaian yang telah dilakukan dengan teknik

penapisan isu USG, maka ditentukan bahwa isu utama yang memiliki

skor tertinggi adalah “Tidak Optimalnya Perhitungan Sisa Makanan

Pasien di RSUD Prof. Dr. H. M. Anwar Makkatutu Bantaeng”

Adapun alasan pemilihan isu tersebut didasari karena

perhitungan sisa makanan pasien di RSUD Prof Dr. H. M. Anwar

Makkatutu Bantaeng sudah sangat jarang dilakukan padahal

kegiatan tersebut merupakan salah satu tugas dari seorang ahli gizi.

D. Analisis Dampak Isu

Core Issue pada aktualisasi ini yaitu “Tidak optimalnya

perhitungan sisa makanan pasien di RSUD Prof. Dr. H. M. Anwar

Makkatutu Bantaeng”. Adapun dampak negatif dari isu tersebut jika

tidak diatasi akan berdampak pada pemborosan biaya

penyelenggaraan makanan di rumah sakit, peningkatan ketidak

puasan pasien terhadap pelayanan makanan di rumah sakit, tidak

terpenuhinya kebutuhan gizi pasien, memperlambat proses

penyembuhan penyakit pasien, menurunkan citra pelayanan gizi

rumah sakit.

31
E. Pemecahan Isu

Untuk mengatasi masalah tidak optimalnya perhitungan sisa

makanan pasien di RSUD Prof. Dr. H. M. Anwar Makkatutu Bantaeng

dibutuhkan upaya inovatif sebagai terobosan untuk mengoptimalkan

masalah tersebut. Oleh karena itu, penulis memilih judul aktualisasi

yang diangkat yakni “Perhitungan Sisa Makanan PasIen dengan

Metode Comstock di RSUD Prof. Dr. H. M. Anwar Makkatutu

Bantaeng”. Dengan gagasan pemecahan isu yang akan dilakukan

adalah dengan melakukan perhitungan sisa makanan pasien dengan

metode comstock selama 8 hari, jika hasil perhitungan sisa makanan

pasien >20% yang menandakan sisa makanan yang banyak, maka

akan diadakan perubahan pada menu makanan yang bersisa banyak.

32
Uraian Kegiatan
Unit Kerja : RSUD PROF. DR. H. M. ANWAR MAKKATUTU BANTAENG
Identifikasi Isu : 1. Tidak optimalnya perhitungan sisa makanan pasien di RSUD Prof. Dr. H. M.
Anwar Makkatutu Bantaeng

2. Proses persiapan bahan makanan yang terlambat sehingga distribusi makanan


ke pasien tidak tepat waktu

3. Tidak tepatnya penulisan jumlah makanan pasien dengan diet khusus pada label
makanan

Isu yang diangkat : Tidak optimalnya perhitungan sisa makanan pasien di RSUD Prof. Dr. H. M. Anwar
Makkatutu Bantaeng

Gagasan Pemecahan Isu : Perhitungan sisa makanan pasien dengan metode comstock
Tujuan Gagasan Pemecahan Isu : Megoptimalkan perhitungan sisa makanan pasien dengan metode comstock

33
Tabel 04. Rancangan Aktualisasi
Kontribusi
Output/ Hasil Keterkaitan Substansi Mata Penguatan Nilai-
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Terhadap Visi Misi
Kegiatan Pelatihan nilai Organisasi
Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
1. Melakukan a. Melakukan Surat izin untuk Akuntabilitas Terlaksananya Pada kegiatan ini
koordinasi/diskusi konsultasi dengan melaksanakan (saya menyampaikan rancangan kegiatan ini terdapat
dengan mentor dan mentor dan kegiatan kegiatan aktualisasi kepada mentor diharapkan dapat penguatan nilai
Kepala Instalasi Gizi Kepala Instalasi dan Kepala Instalasi Gizi secara mewujudkan misi organisasi yaitu
terkait rencana dan Gizi terkait transparan dan bertanggungjawab) RSUD Prof. Dr. H. Kerjasama
tujuan kegiatan rencana dan M Anwar Makkatutu
perhitungan sisa tujuan kegiatan Bantaeng, yaitu
makanan pasien yang akan Nasionalisme “menciptakan
dilakukan (Dalam melakukan diskusi saya selalu pelayanan
bersikap jujur dan menghormati kesehatan yang
b. Meminta izin keputusan atasan) berorientasi
kepada mentor kendali mutu dan
dan Kepala kendali biaya”.
Etika Publik
Instalasi Gizi
(Dalam menyampaikan rancangan
terkait
kegiatan aktualisasi kepada mentor
pelaksanaan
dan Kepala Instalasi Gizi, saya selalu
kegiatan
bersikap hormat, sopan dan santun)

Komitmen Mutu
(Dalam menyampaikan rencana dan
tujuan kegiatan aktualisasi, saya
selalu mengedepankan komitmen
terhadap kepuasaan organisasi/
rekan kerja akan pelaksanan
aktualisasi)

34
Kontribusi
Output/ Hasil Keterkaitan Substansi Mata Penguatan Nilai-
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Terhadap Visi Misi
Kegiatan Pelatihan nilai Organisasi
Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
Anti Korupsi
(saya selalu disiplin waktu saat
akan melakukan diskusi dengan
mentor dan Kepala Instalasi Gizi)

2. Membentuk Tim kerja a. Melakukan Terciptanya draft SK Akuntabilitas Pembentukan Tim Pada kegiatan
untuk pelaksanaan konsultasi dengan Tim kerja (Proses pembentukan tim kerja Kerja yang ini terdapat
kegiatan perhitungan Kepala Instalasi dilakukan dengan mengedepankan profesional dan penguatan nilai
sisa makanan pasien Gizi tentang rasa kepercayaan antar anggota Tim berintegritas dapat organisasi yaitu
rencana yang akan dibentuk mewujudkan Kerjasama,
pembentukan Tim dengan transparan dan tanpa tercapainya misi ke- Rendah hati,
Kerja diskriminasi (asas keadilan) 3 dari RSUD dan profesional
Prof.Dr.H.M Anwar
b. Membuat draft SK Nasionalisme Makkatutu
Tim kerja (dengan dibentuknya Tim kerja Bantaeng, yaitu
merupakan contoh kebersamaan “meningkatkan
c. Mengajukan (gotong royong) sebagai perwujudan profesionalisme
persetujuan dan dari sila ke 3 yaitu persatuan sumber daya
penandatanganan Indonesia) manusia”.
SK Tim kerja

3. Membuat alur a. Mendiskusikan Alur pelaksanaan Akuntabilitas Dengan membuat Pelaksanaan


pelaksanaan penyusunan alur perhitungan sisa (Dalam membuat alur pehitungan sisa alur pelaksanaan kegiatan,
perhitungan sisa kegiatan yang makanan pasien makanan pasien saya kegiatan dapat menguatkan
makanan pasien akan dibuat mempertimbangkan setiap langkahnya mewujudkan nilai-nilai
dengan Kepala dengan jujur dan tercapainya misi ke- organisasi yaitu
Instalasi Gizi bertanggungjawab) 3 dari RSUD Prof. Kerjasama,
Dr.H. M. Anwar Profesional

35
Kontribusi
Output/ Hasil Keterkaitan Substansi Mata Penguatan Nilai-
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Terhadap Visi Misi
Kegiatan Pelatihan nilai Organisasi
Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
b. Menyusunan alur Nasionalisme Makkatutu
pelaksanaan (Proses pembuatan Alur pelaksanaan Bantaeng, yaitu
perhitungan sisa perhitungan sisa makanan pasian “meningkatkan
makanan pasien dilakukan dengan Musyawarah profesionalisme
kepada kepala instalasi Gizi dan rekan sumber daya
c. Mendiskusikan kerja) manusia”.
Alur yang telah
dibuat kepada tim
Etika publik
kerja
(saya melakukan kegiatan diskusi
kepada rekan kerja dengan sikap
yang sopan)

Komitmen Mutu
(Saya menyusun Alur dengan sikap
yang teliti dan efisien)

4. Membuat format a. Mendiskusikan Format comstock Akuntabilitas Dengan Pelaksanaan


comstock sisa rancangan sisa makanan (Dalam membuat format comstock menyiapkan kegiatan,
makanan pasien pembuatan pasien saya melakukannya dengan penuh instrument yang menguatkan
format comstock tanggungjawab) tepat, dapat nilai-nilai
sisa makanan meningkatkan organisasi yaitu
pasien dengan efektifitas dan inovasi,
Nasionalisme
Kepala Instalasi efesiensi dalam kerjasama
(Sebelum membuat rancangan format
Gizi memberikan
comstock saya terlebih dahulu
layanan maka
berdiskusi dengan kepala instalasi
b. Membuat diharapkan dapat
Gizi)
rancangan format mewujudkan misi
comstock sisa RSUD yaitu
makanan pasien “Meningkatkan

36
Kontribusi
Output/ Hasil Keterkaitan Substansi Mata Penguatan Nilai-
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Terhadap Visi Misi
Kegiatan Pelatihan nilai Organisasi
Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
Etika publik profesionalisme
(saat berdiskusi dengan kepala sumberdaya
instalasi Gizi, saya tetap bersikap manusia”
sopan dan ramah)

Komitmen Mutu
(Membuat format comstock yang baru
adalah sebuah Inovasi)

5. Melaksanakan a. Nutrisionis Hasil perhitungan Akuntabilitas Melaksanakan Pelaksanaan


perhitungan sisa melakukan sisa makanan (kerja keras, tanggungjawab dan perhitungan sisa kegiatan,
makanan pasien kunjungan pasien transparansi dalam menghitung sisa makanan dengan menguatkan
dengan metode langsung ke makanan pasien) profesional dan nilai-nilai
comstock ruang perawatan jujur diharapkan organisasi yaitu
pasien Nasionalisme dapat mewujudkan kerjasama,
(saling bekerjasama dalam misi rumah sakit profesional,
b. Nutrisionis melaksanakan kegiatan) yang ke-3, yaitu rendah hati dan
mengamati dan Meningkatkan jujur
menghitung Etika Publik profesionalisme
dengan teliti sisa (Menggunakan bahasa yang sopan sumberdaya
makanan pasien saat berkomunikasi dengan manusia”
dengan metode pasien dan rekan kerja)
comstock
6 Membuat Laporan a. Menyusun data laporan hasil Akuntabilitas Dengan adanya Pelaksanaan
hasil kegiatan sisa makanan kegiatan (kerja keras, tanggungjawab dan laporan hasil kegiatan,
pasien dengan transparansi dalam membuat kegiatan menguatkan
dengan cermat laporan hasil kegiatan) diharapkan dapat nilai-nilai
mewujudkan misi organisasi yaitu
rumah sakit, yaitu jujur dan
Menciptakan Profesional

37
Kontribusi
Output/ Hasil Keterkaitan Substansi Mata Penguatan Nilai-
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Terhadap Visi Misi
Kegiatan Pelatihan nilai Organisasi
Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
b. Menyusun laporan Nasionalisme pelayanan
sesuai dengan (saling bekerjasama dalam kesehatan
pedoman yang melaksanakan kegiatan) berorientasi
ada. Etika Publik kendali mutu dan
(Menggunakan bahasa yang sopan kendali biaya
saat berkomunikasi dengan rekan
kerja)

7. Melakukan a. Menemui mentor a. Laporan lengkap Akuntabilitas Memberikan Pelaksanaan


Monitoring dan dan Kepala hasil aktualisasi (adanya rasa bertanggungjawab penguatan pada kegiatan,
evaluasi terhadap Instalasi Gizi terhadap pimpinan dalam Misi RSUD: menguatkan
kegiatan yang untuk melaporkan melaporkan hasil kegiatan yang “Pelayanan nilai-nilai
dirancang capaian hasil telah dilaksanakan/dilakukan selama kesehatan mandiri organisasi yaitu
kegiatan. aktualisasi) dan proaktif, dan kerjasama,
meningkatkan Jujur,
b. Meminta Mentor Nasionalisme profesionalisme profesional dan
dan Kepala (Sikap menghormati atasan (mentor) SDM” rendah hati
Instalasi Gizi selaku pimpinan pada instansi)
untuk memberikan
masukan terhadap Etika Publik
kegiatan yang (Sikap hormat dan santun
telah dilakukan. ditunjukkan sebagai bawahan
kepada atasan dalam memberikan
c. Menyusun laporan laporan evaluasi)
hasil rancangan
aktualisasi Komitmen Mutu
(Dalam pelaporannya mengandung
prinsip efektif dan efisien )

38
Kontribusi
Output/ Hasil Keterkaitan Substansi Mata Penguatan Nilai-
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Terhadap Visi Misi
Kegiatan Pelatihan nilai Organisasi
Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
Anti Korupsi 4
(Sikap jujur dalam memberikan
laporan tersebut, datang tepat waktu
sesuai jadwal yang ditetapkan)

8. Tindak Lanjut Melakukan Monitoring Hasil perhitungan Akuntabilitas Dengan Pada kegiatan
sisa makanan pasien sisa makanan pasien (Bertanggung Jawab dengan terlaksananya ini terdapat
dengan metode setelah menu diubah rencana tindak lanjut yang kegiatan pada penguaatan nilai
comstock dilakukan) tahap ini maka organisasi yaitu
akan memberikan Profesional dan
penguatan pada tanggung
misi rumah sakit jawab
yaitu
Meningkatkan
profesionalisme
sumberdaya
manusia”

39
Tabel 05. Kegiatan-kegiatan tersebut akan dilakukan selama masa off campus dengan jadwal sebagai berikut:
Periode Aktualisasi
No. Jenis Kegiatan Minggu 1 Minggu 2 Minggu 3 Minggu 4 Minggu 5

Melakukan koordinasi/diskusi
dengan atasan terkait rencana
1. dan tujuan kegiatan
perhitungan sisa makanan
pasien
Membentuk Tim kerja untuk
pelaksanaan kegiatan
2.
perhitungan sisa makanan
pasien
Membuat alur pelaksanaan
3. perhitungan sisa makanan
pasien
Membuat format comstock sisa
4.
makanan pasien
Melaksanakan perhitungan
5. sisa makanan pasien dengan
metode comstock
Membuat Laporan hasil
6.
kegiatan
Melakukan monitoring dan
7. evaluasi terhadap kegiatan
yang dirancang
8 Tindak Lanjut

40
41

Anda mungkin juga menyukai