PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Aparatur Sipil Negara (ASN) adalah profesi bagi pegawai negeri sipil dan pegawai
pemerintah dengan perjanjian kerja yang bekerja pada instansi pemerintah. Dalam rangka
pelaksanaan cita-cita bangsa dan mewujudkan tujuan negara sebagaimana tercantum dalam
pembukaan UUD 1945, perlu dibangun aparatur sipil negara yang memiliki integritas,
profesional, bersih dari praktik korupsi serta mampu menyelenggarakan pelayanan publik
bagi masyarakat. Oleh karena itu nilai-nilai dasar ASN yang meliputi ANEKA (Akuntabilitas,
Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu dan Anti Korupsi) perlu diterapkan pada setiap
kegiatan kerja yang dilakukan oleh ASN. Sebagai petugas gizi yang bertugas di UPTD
Puskesmas Sidomulyo, dituntut untuk dapat menerapkan nilai-nilai dasar ASN (meliputi
ANEKA) guna mendukung visi puskesmas yaitu terdepan dalam mewujudkan Samarinda Ilir /
Kota sehat dan menjadi pilihan masyarakat mendapatkan pelayanan kesehatan. Untuk
mencapai puskesmas yang menjadi pilihan masyarakat, ditempuh melalui misi sebagai
berikut:
B. Rumusan Masalah
Apakah nilai-nilai dasar ASN yang meliputi ANEKA (Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik,
Komitmen Mutu dan Anti Korupasi) dapat diterapkan oleh ahli gizi di RSUD Dr. Saiful Anwar
dalam melaksanakan tugasnya?
C. Tujuan
1.Tujuan Umum
Peserta diklat mampu menerapkan nilai-nilai dasar ASN pada kegiatan pelayanan
gizi di RSUD Dr.Saiful Anwar Malang.
2.Tujuan Khusus
a). Mampu menerapkan nilai dasar akuntabilitas, komitmen mutu dan anti korupsi
pada kegiatan pengawasan dan evaluasi distribusi makan pasien.
b). Mampu menerapkan nilai dasar akuntabilitas, komitmen mutu dan anti korupsi
pada kegiatan membuat permintaan bahan makanan basah.
c). Mampu menerapkan nilai dasar nasionalisme, komitmen mutu pada kegiatan
mempersiapkan label diet untuk distribusi makan pasien.
d). Mampu menerapkan nilai dasar nasionalisme, etika publik, akuntabilitas dan
komitmen mutu dan anti korupsi pada kegiatan skrining gizi dan pengkajian gizi
pada pasien rawat inap.
e). Mampu menerapkan nilai dasar etika publik pada kegiatan menerima telepon dan
pergantian diet pasien, pasien aru atau pasien pulang.
f). Mampu menerapkan nilai dasar etika publik dan nasionalisme pada kegiatan
konseling gizi.
g). Mampu menerapkan nilai dasar komitmen mutu pada kegiatan monitoring
personal higiene.
h). Mampu menerapkan nilai dasar akuntabilitas, komitmen mutu dan anti korupsi
pada kegiatan penerimaan bahan makanan basah.
i). Mampu menerapkan nilai dasar komitmen mutu pada kegiatan pengawasan dan
evaluasi distribusi makan pasien.
1 2 3 4
1 2 3
c. Anti korupsi dalam dalam saya akan melakukan evaluasi jumlah lauk
melaksanakan pengawasan yang akan dimasak pada menu sore
dan evaluasi distribusi makan dengan melihat dan menghitung jumlah
dengan teknik penerapan lauk matang yang ada.
nilai kejujuran. saya akan melakukan konfirmasi
penambahan / pengurangan lauk yang
akan dimasak pada menu berikutnya
kepada petugas persiapan bahan
makanan basah dan mencatat
pengurangan / penambahan lauk pada
buku lauk.
Sebagai pelaporan, saya akan menulis
pergantian diet, penambahan /
pengurangan diet pasien pada form mutasi
pasien.
Manfaat pelaksanaan kegiatan ini adalah sebagai
monitoring kualitas makanan yang akan
didistribusikan kepada pasien, sebagai bahan
evaluasi menu, monitoring dalam penambahan atau
pengurangan lauk hewani / nabati untuk waktu
makan berikutnya sehingga bahan makanan
digunakan tepat jumlah, tepat mutu dan tepat
sasaran,memonitoring pencapaian standar
pelayanan minimal rumah sakit khususnya
mengenai ketepatan waktu dan ketepatan diet,
mengetahui kendala-kendala dalam proses
pendistribusian makanan sehingga mampu
mewujudkan kualitas pelayanan paripurna yang
prima dengan mengutamakan keselamatan pasien
dan kepuasan pasien sesuai dengan misi rumah
sakit sehingga tercapai visi rumah sakit, serta
penulisan form mutasi pasien juga membantu
dalam pembuatan laporan bulanan yang dilakukan
oleh kepala urusan produksi dan distrbusi
makanan.
2. a. Akuntabilitas dalam Dalam membuat permintaan bahan makanan basah
membuat permintaan bahan ke bagian persiapan dan penerimaan bahan
makanan basah makanan menggunakan teknik pengolahan data
menggunakan teknik secara manual dengan ketelitian, langkah yang
pengolahan data secara saya lakukan adalah :
manual dengan ketelitian. Menyiapkan form permintaan bahan
makanan basah
Mengolah data perhitungan kebutuhan
permintaan bahan makanan basah pasien
secara manual menggunakan kalkulator
dan dilakukan dengan penuh ketelitian
berdasarkan rekapan permintaan makanan
pasien.
Menulis kebutuhan permintaan bahan
makanan basah yang telah dihitung pada
form permintaan bahan makanan dan
mengkonfirmasi pada petugas distribusi
lauk mengenai sisa lauk matang.
Mengecek kembali perhitungan kebutuhan
bahan makanan basah.
Menyerahkan form permintaan bahan
makanan basah kepada petugas bagian
persiapan dan penerimaan bahan
makanan.
BAB III
PELAKSANAAN RANCANGAN AKTUALISASI NILAI DASAR
Foto1 : Form Rincian makan pasien berdasarkan diet dan kelas perawatan pasien
Skrining gizi adalah proses dari identifikasi klinik dan penapisan gizi yang bertujuan
untuk mengidentifikasi pasien / klien yang beresiko, tidak beresiko malnutrisi atau kondisi
khusus. Pengkajian gizi adalah kegiatan mengumpulkan dan menginterpretasi informasi /
data pasien yang relevan untuk mengidentifikasi problem gizi dan penyebabnya.
Dalam melakukan skrining gizi dan pengkajian gizi pada pasien rawat inap, teknik yang
digunakan adalah komunikasi efektif, memperlakukan pasien dengan adil tanpa diskriminasi,
penerapan SPO serta dokumentasi tertulis. Dalam pelaksanaan skrining gizi dan pengkajian
gizi yang dilaksanakan pada tanggal 8 Desember 2014 di Ruang 25, langkah yang saya
lakukan adalah :
1. Menyampaikan salam, perkenalan diri nama dan profesi.
2. Melakukan identifikasi pasien dengan menanyakan identitas dan mencocokkan pada
gelang identitas pasien.
3. Menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan
4. Melakukan skrining gizi :
Menanyakan tentang asupan makan, kemudian menentukan skor
Menanyakan tentang penurunan / kenaikan berat badan dan menentukan skor
Menanyakan ada atau tidaknya penyakit (kondisi khusus) yang menyebabkan
pasien mengalami malnutrisi, dan menentukan skor
Menjumlahkan skor dan menentukan kesimpulan dari total skor ( total skor < 2 , ahli
gizi melakukan asuhan gizi pasien tidak beresiko malnutrisi ; total skor ≥ 2 , ahli gizi
melakukan asuhan gizi pasien beresiko malnutrisi)
Selama di Ruang Perawatan 25, ahli gizi telah melakukan kegiatan sesuai SPO dan
menerapkan nilai kesopanan dengan melakukan 5S (senyum, salam, sapa, sopan, santun),
perkenalan diri, mengidentifikasi pasien dengan menanyakan nama dan usia pasien sambil
mencocokkan pada gelang identitasnya. Skrining gizi dilakukan oleh ahli gizi sesuai SPO
pada semua semua pasien rawat inap di Ruang 25 tanpa membeda-bedakan pasien.
Melaksanakan skrining gizi dan pengkajian gizi pada pasien sesuai prosedur yang ada dan
komunikasi yang efektif dengan ketepatan identifikasi pasien saat melakukan kegiatan
merupakan salah satu indikator peningkatan mutu dan keselamatan pasien, ahli gizi telah
ikut serta dalam upaya pencapaian visi misi rumah sakit dalam memberikan pelayanan yang
prima serta mengutamakan keselamatan dan kepuasan pasien .
Foto 1 : Ahli gizi mencuci tangan menggunakan handrub sebelum dan sesudah berinteraksi
dengan pasien.
Foto 2 : Ahli gizi melakukan skrining dan melakukan pengukuran antropometri kepada pasien
Foto 3 : Ahli gizi melakukan pencatatan terintregasi pada rekam medik pasien.
Foto 4 : Form pengkajian, rencana awal gizi, catatan perkembangan gizi dan resume gizi
Formulir Laporan Kegiatan
Kegiatan : Menerima telepon dan pergantian diet pasien, pasien baru, pasien
pindahan dan pasien pulang.
Tanggal :6, 13 Desember 2014
Daftar Lampiran Foto kegiatan menerima telepon
Kegiatan menerima telepon pergantian diet pasien merupakan salah satu prosedur
penyampaian pergantian diet pasien yang dilakukan oleh petugas ruangan agar pasien
mendapat diet sesuai kebutuhan pasien. Tujuan kegiatan ini adalah memberikan pelayanan
gizi yang prima karena informasi pergantian diet pasien, penambahan diet pasien atau
pembatalan diet pasien oleh petugas ruangan dapat dilakukan dengan lebih cepat. Salah
satu indikator komitmen mutu ada ketepatan diet pasien, pergantian diet psien melalui
telepon dilakukan dengan menggunakan teknik komunikasi efektif dan penerapan 5S
(Senyum, Salam, Sapa, Sopan dan Santun). Pada tanggal 6 Desember 2014, saya bertugas
menerima telepon pergantian diet pasien untuk distribusi makan siang pasien. Saya dapat
menerapkan 5S dalam kegiatan ini. Penerimaan pergantian diet pasien untuk distribusi
makan siang dilakukan mulai pukul 07.00 WIB (setelah distribusi makan pagi selesai)
sampai pukul 10.30 WIB, sedangkan untuk pelayanan penambahan diet untuk pasien baru
dilayani sampai pukul 12.00 WIB.
Langkah yang saya lakukan dalam kegiatan ini adalah :
Menerima telepon mengucap salam, menyebutkan ruang kerja, nama petugas
penerima telepon serta menanyakan keperluan penelpon.
Berbicara dengan sopan dan jelas
Menyiapkan kertas untuk mencatat perubahan diet
Mencatat pergantian diet pasien, penambahan diet / pembatalan diet pasien sesuai
instruksi petugas ahli gizi ruangan.
Mengkonfirmasi ulang pergantian diet pasien kepada petugas ruangan
Manfaat kegiatan ini adalah sebagai acuan dalam pergantian diet pasien, penambahan diet
atau pembatalan diet pasien, sehingga kesalahan dalam pemberian diet pasien dapat
dihindari, dengan adanya petugas penerima telepon pergantian diet juga dapat menghindari
kesalahpahaman antara pengawas distribusi makanan dengan petugas pengambil makan
dari ruangan. Dalam melaksanakan kegiatan penerimaan telepon, saya menerapkan sistem
TBAK yaitu tulis, baca ulang dan konfirmasi untuk menghindari adanya kesalahan dalam
penerimaan informasi dari ahli gizi ruang rawat inap yang menelpon. Sehingga Standar
Pelayanan Minimal (SPM) Rumah Sakit mengenai ketepatan diet pada pasien dapat
tercapai 100%.
Monitoring personal higiene petugas pengolah dan distribusi makanan adalah pengawasan
kebersihan pribadi yang dilakukan terhadap tenaga pengolah dan pendistribusi makanan.
Monitoring personal hygiene personal tenaga pengolah dan pendistrbusi makanan
merupakan tugas dan tanggung jawab ahli gizi sebagai pengawas produksi dan distribusi
makan pasien karena berkaitan langsung dengan keamanan makan pasien. Prosedur
higiene perorangan bagi tenaga pengolah dan penyaji makanan antara lain adalah
pencucian tangan, kebersihan dan kesehatan diri. Monitoring personal higiene dilakukan
dengan mempersiapkan form monitoring personl higiene, pengamatan dilakukan dengan
mengamati kebersihan pribadi tenaga pengolah dan distribusi makanan, kesuaian baju kerja
tenaga pengolah dan distribusi makanan dengan ketentuan, penggunaan masker saat
mengolah makanan dan distribusi serta penggunaan alat khusus pada saat mencicipi /
memegang makanan matang. Monitoring personal higiene dilakukan pada tanggal 6,7, 12
dan 13 Desember 2014.
Manfaat pelaksanaan monitoring personal higiene antara lain agar higiene petugas
pengolah dan pendistribusi dapat terjaga, sehingga keamanan dan kebersihan makanan
dapat terjaga, kontaminasi makanan yang dapat membahayakan konsumennya dapat
dihindari, mencegah timbulnya penyakit, keracunan dan terkontaminasinya makanan akibat
kurangnya keamanan dan kebersihan makanan akibat kontaminasi dari penjamah makanan.
Pada kegiatan pemantauan hygiene personal yang dilakukan pada tanggal 6, 7, 12 dan 13
Desember 2014 saya sebagai pengawas bekerja sama dengan pengawas lainnya dalam
pembagian tugas monitoring personal tenaga pengolah dan distribusi berdasarkan shift
dinas tenaga yang diawasi agar pengawasan dapat dilakukan dengan tepat dan mendalam
serta memudahkan pengawas dalam melakukan pengawan personal hygiene.
Langkah kegiatan yang saya lakukan antara lain :
1. Menyiapkan form monitoring personal hygiene
2. Melakukan observasi terhadap kebersihan pribadi petugas penjamah makanan meliputi
kebersihan rambut, kuku, penggunaan kosmetik berlebih, penggunaan perhiasan pada
tangan.
3. Melakukan observasi terhadap kesesuaian penggunaan baju kerja meliputi kebersihan
apron, penggunaan tutup kepala, kebersihan alas kaki ( alas kaki khusus di dalam ruang
pengolahan dan distribusi makanan).
4.Melakukan observasi terhadap penggunaan masker pada saat mengolah makanan dan
distribusi.
5.Melakukan observasi terhadap penggunaan alat khusus pada saat mencicipi atau
memegang makanan matang.
Ahli gizi telah melakukan monitoring personal hygiene secara rutin dan bertahap,
biasanya monitoring personal hygiene dilakukan selama seminggu sekali, dalam rangka
penerapan aktualisasi nilai dasar komitmen mutu, pengawas produksi dan distribusi
makanan melakukan monitoring personal hygiene dua kali dalam seminggu dengan harapan
monitoring personal hygiene dapat dilakukan rutin dan bertahap setiap 2 minggu sekali agar
hygiene petugas penjamah makanan dapat terpantau sehingga konsistensi pelayanan gizi
dapat terjaga.
Kegiatan ini dilakukan pada tanggal 7 Desember 2014. Sebelum dilakukan penerimaan,
petugas mengkaji jumlah bahan permintaan basah yang diterima dari petugas pembuat
permintaan bahan makanan basah, pengkajian ini dilakukan pukul 07.00. Rekanan
mengantar bahan makanan basah pukul 08.00 WIB. Petugas penerima bahan makanan
berhak mengembalikan bahan makanan apabila mutu bahan tidak sesuai dengan spesifikasi
yang diminta. Pencatatan dilakukan untuk memudahkan petugas dalam menentukan bahan
makanan yang diterima dan mengetahui ketersediaan bahan makanan yang ada.
Penerimaan bahan makanan sesuai SPO merupakan salah satu kegiatan dalam pelayanan
gizi yang mendukung tercapainya pelayanan gizi yang memiliki komitmen mutu, konsistensi
mutu.
Manfaat kegiatan ini adalah terpenuhinya kebutuhan bahan makanan basah yang sesuai
macam dan jumlahnya dengan surat permintaan, serta kesesuaian mutu bahan makanan
basah sesuai spesifikasi yang telah ditentukan.
Kegiatan : Melakukan entry label diet pasien untuk distribusi makan siang,
sore dan pagi hari berikutnya
Tanggal :12 Desember 2014
Daftar Lampiran : Foto 1 : Kegiatan pelaksanaan entry label diet pasien
Dalam melakukan kegiatan entry label diet pasien untuk distribusi makan siang, sore dan
pagi hari berikutnya pada tanggal 12 Desember 2014 dengan teknik ketelitian dan
pengolahan data, langkah yang saya lakukan adalah :
Menghimpun data bon permintaan makan pasien dari petugas ruangan.
Melakukan entry diet / pergantian diet pasien dengan berpedoman pada bon
permintaan makan pasien dengan menggunakan komputer.
( Electronic-gizi )
Melakukan pengecekan ulang sebelum label diet dicetak
Melakukan pencetakan label diet
Menyerahkan label diet pada petugas pengawas distribusi untuk dilakukan kroscek
ulang.
Saya bekerja sama dengan petugas pengecek ulang label sehingga waktu untuk
mempersiapkan label diet dapat digunakan optimal.Manfaat kegiatan ini adalah
meminimalisir adanya kesalahan pada pemberian label diet kepada pasien dan kesalahan
data pasien karena data pasien akan muncul otomatis dengan memasukkan nomor biling,
meminimalisir terjadinya kekeliruan petugas ruangan saat pendistribusian makanan pasien
karena label diet berisi identitas pasien lengkap.
Foto 1 : Pelaksanaa entry label diet
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Nilai-nilai dasar profesi ASN dapat diaktualisasikan pada semua kegiatan pelayanan gizi
di UPTD Puskesmas Sidomulyo. Dengan penerapan nilai dasar ASN meningkatkan
kinerja sumber daya manusia sehingga mendukung tercapainya visi Instalasi Gizi dan
UPTD Puskesmas Sidomulyo.
B. Saran
Penerapan nilai dasar ASN dalam pelaksanaan kegiatan pelayanan gizi perlu dilakukan
secara konsisten dan berkesinambungan sehingga ahli gizi mampu menyelenggarakan
pelayanan publik yang profesional bagi masyarakat serta mampu menjadi tunas
integritas di lingkungan kerjanya.