Anda di halaman 1dari 58

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Aparatur Sipil Negara (ASN) adalah profesi bagi pegawai negeri sipil dan pegawai
pemerintah dengan perjanjian kerja yang bekerja pada instansi pemerintah. Dalam rangka
pelaksanaan cita-cita bangsa dan mewujudkan tujuan negara sebagaimana tercantum dalam
pembukaan UUD 1945, perlu dibangun aparatur sipil negara yang memiliki integritas,
profesional, bersih dari praktik korupsi serta mampu menyelenggarakan pelayanan publik
bagi masyarakat. Oleh karena itu nilai-nilai dasar ASN yang meliputi ANEKA (Akuntabilitas,
Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu dan Anti Korupsi) perlu diterapkan pada setiap
kegiatan kerja yang dilakukan oleh ASN. Sebagai petugas gizi yang bertugas di UPTD
Puskesmas Sidomulyo, dituntut untuk dapat menerapkan nilai-nilai dasar ASN (meliputi
ANEKA) guna mendukung visi puskesmas yaitu terdepan dalam mewujudkan Samarinda Ilir /
Kota sehat dan menjadi pilihan masyarakat mendapatkan pelayanan kesehatan. Untuk
mencapai puskesmas yang menjadi pilihan masyarakat, ditempuh melalui misi sebagai
berikut:

1. Senantiasa menggerakan pembangunan berwawasan kesehatan lingkungan


2. Mendorong kemandirian hidup sehat bagi keluarga dan masyarakat
3. Memelihara dan meningkatkan kesehatan masyarakat dengan mengutamakan
perilaku hidup sehat

Senantiasa meningkatkan mutu pelayanan kesehatan secara profesional dan


mengutamakan kepuasan masyarakat Guna mewujudkan visi dan misinya, UPTD Puskesmas
Sidomulyo selalu memfokuskan kegiatannya untuk menghasilkan nilai-nilai bagi penerima
pelayanan, dan senantiasa melakukan improvementterhadap sistem dan proses dalam
memberikan pelayanan. Dengan demikian, untuk memenuhi tuntutan tersebut, RSUD Dr.
Saiful Anwar menanamkan dan menjujung tinggi nilai-nilai dasar yang disingkat sebagai
RSSA, yaitu:Respect, Safety, Sinergy, dan Accountable. Untuk mendukung visi dan misi
UPTD Puskesmas Sidomulyo, Instalasi Gizi UPTD Puskesmas Sidomulyo memiliki visi yang
sinergi dengan visi dan misi RSUD Dr Saiful Anwar Malang, visi Instalasi Gizi yaitu
mewujudkan pelayanan, pendidikan dan penelitian gizi kelas dunia pilihan masyarakat.
Visi Instalasi Gizi maupun UPTD Puskesmas Sidomulyo sama-sama bertujuan untuk
dapat memberikan pelayanan publik yang prima dengan mengutamakan keselamatan dan
kepuasan pasien sebagai tujuan utama. Sebagai petugas gizi, memiliki tanggung jawab
terhadap asuhan gizi rawat inap pasien serta tanggung jawab terhadap pengawasan produksi
dan distribusi makanan. Dengan menerapkan nilai dasar ANEKA dalam melakukan
pelayanan gizi terhadap masyarakat, diharapkan visi dan misi baik Instalasi Gizi maupun
UPTD Puskesmas Sidomulyo dapat tercapai, sehingga masyarakat mendapat mendapat
pelayanan publik yang adil, transparan dan berkualitas. Dengan penerapan nilai ASN dalam
diri seorang ahli gizi, diharapkan dapat menghasilkan seorang ASN ahli gizi yang profesional.

B. Rumusan Masalah
Apakah nilai-nilai dasar ASN yang meliputi ANEKA (Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik,
Komitmen Mutu dan Anti Korupasi) dapat diterapkan oleh ahli gizi di RSUD Dr. Saiful Anwar
dalam melaksanakan tugasnya?

C. Tujuan
1.Tujuan Umum
Peserta diklat mampu menerapkan nilai-nilai dasar ASN pada kegiatan pelayanan
gizi di RSUD Dr.Saiful Anwar Malang.
2.Tujuan Khusus
a). Mampu menerapkan nilai dasar akuntabilitas, komitmen mutu dan anti korupsi
pada kegiatan pengawasan dan evaluasi distribusi makan pasien.
b). Mampu menerapkan nilai dasar akuntabilitas, komitmen mutu dan anti korupsi
pada kegiatan membuat permintaan bahan makanan basah.
c). Mampu menerapkan nilai dasar nasionalisme, komitmen mutu pada kegiatan
mempersiapkan label diet untuk distribusi makan pasien.
d). Mampu menerapkan nilai dasar nasionalisme, etika publik, akuntabilitas dan
komitmen mutu dan anti korupsi pada kegiatan skrining gizi dan pengkajian gizi
pada pasien rawat inap.
e). Mampu menerapkan nilai dasar etika publik pada kegiatan menerima telepon dan
pergantian diet pasien, pasien aru atau pasien pulang.
f). Mampu menerapkan nilai dasar etika publik dan nasionalisme pada kegiatan
konseling gizi.
g). Mampu menerapkan nilai dasar komitmen mutu pada kegiatan monitoring
personal higiene.
h). Mampu menerapkan nilai dasar akuntabilitas, komitmen mutu dan anti korupsi
pada kegiatan penerimaan bahan makanan basah.
i). Mampu menerapkan nilai dasar komitmen mutu pada kegiatan pengawasan dan
evaluasi distribusi makan pasien.

D. Manfaat Penyusunan Rancangan Aktualisasi Nilai Dasar


1. Bagi Diri Sendiri
Meningkatkan kinerja ahli gizi sebagai pelayan masyarakat dalam melakukan
pelayanan gizi di UPTD Puskesmas Sidomulyo.
2. Bagi Instansi
Meningkatkan kualitas sumber tenaga gizi untuk ikut mewujudkan visi UPTD
Puskesmas Sidomulyo menjadi rumah sakit standar kelas dunia pilihan masyarakat.

E. Ruang Lingkup Penyusunan Rancangan Aktualisasi Nilai Dasar


Ruang lingkup penyusunan rancangan aktualisasi nilai dasar ASN adalah aktualisasi
nilai dasar ASN (ANEKA) sebagai ahli gizi di UPTD Puskesmas Sidomulyo.
BAB II
RANCANGAN AKTUALISASI

A. Keterkaitan Nilai Dasar dengan Kegiatan


NO. KEGIATAN NILAI DASAR URAIAN PELAKSANAAN KEGIATAN

1 2 3 4

1. Melaksanakan Akuntabilitas Dalam pengawasan dan evaluasi


pengawasan dan distribusi makan pasien diperlukan nilai
evaluasi distribusi akuntabilitas berupa tanggung jawab,
makan pasien. integritas dan kejujuran. Hal ini sesuai
dengan kode etik ASN yang diatur dalam
UU ASN no.5 Tahun 2014 pasal 5 ayat 2
tentang kode etik dan kode perilaku
Pegawai ASN “Pegawai ASN harus
melaksanakan tugasnya dengan jujur,
bertanggung jawab, dan berintegritas
tinggi.” Sebagai bentuk
pertanggungjawaban pengawas
distribusi makanan, maka saya akan
melaporkan kegiatan distribusi makanan
melalui dokumentasi secara tertulis
dengan checklist.
Komitmen mutu
Sebelum kegiatan distribusi makan
pasien dilakukan, sebagai pengawas
distribusi makanan, saya akan
melaksanakan uji organoleptik terhadap
makanan yang akan didistribusikan ke
pasien sebagai tanggung jawab saya
sehingga dapat dipastikan mutu
makanan yang akan didistribusikan
kepada pasien memiliki mutu yang baik.
Hal ini sesuai UU ASN No.5 pasal 11, “
Anti korupsi Pegawai ASN bertugas memberikan
pelayanan publik yang profesional dan
berkualitas.”

Untuk pertanggujawaban dari hasil


evaluasi distribusi makan yang telah
dilakukan, saya harus menulis laporan
mutasi mengenai perubahan diet pasien,
penambahan diet pasien baru dan
pembatalan diet pasien pada form mutasi
pasien sebagai laporan. Wujud dari anti
korupsi yaitu dengan pencatatan dan
perhitungan sisa lauk matang yang
sesuai fakta dan transparan agar lauk
matang tersebut dapat digunakan untuk
distribusi makan selanjutnya. Hal ini
sesuai UU ASN No.5 pasal 12, “Pegawai
ASN berperan sebagai pelayanan publik
yang profesional, bebas dari intervensi
politik, serta bersih dari praktik korupsi,
kolusi, dan nepotisme.”

2. Membuat permintaan Akuntabilitas Dalam membuat permintaan bahan


bahan makanan makanan basah ke bagian persiapan dan
basah. penerimaan bahan makanan, sebagai
ASN saya akan menanamkan nilai
tanggung jawab, ketelitian, dan kejujuran
sesuai UU ASN no.5 Tahun 2014 Pasal
5 ayat 2, “Pegawai ASN melaksanakan
tugasnya dengan jujur, bertanggung
jawab dan berintegritas tinggi.”

Anti korupsi Saya harus teliti dan jujur dalam


melakukan penghitungan permintaan
bahan basah karena permintaan bahan
makanan basah yang dibuat merupakan
acuan awal dalam proses pengolahan
makanan, sehingga saya harus
bertanggung jawab dalam pembuatan
permintaan bahan makanan basah ini.
Wujud dari anti korupsi yaitu tidak
memanipulasi data permintaan bahan
makanan dengan melebihkan jumlah
bahan yang diminta agar sisa bahan bisa
digunakan untuk kepentingan sendiri.
Sikap tersebut sesuai dengan UU ASN
no.5 tahun 2014 pasal 12, “Pegawai ASN
berperan sebagai pelayanan publik yang
profesional, bebas dari intervensi politik,
serta bersih dari praktik korupsi, kolusi,
dan nepotisme.”

3 Mempersiapkan label Nasionalisme Dalam pelaksanaan kegiatan ini perlu


diet untuk distribusi menerapkan nilai dasar nasionalisme
makan pasien. berupa persatuan, kerja sama, gotong
royong, rasa solidaritas dan kepercayaan
sesuai sila ke-3 Pancasila yang berbunyi
Persatuan Indonesia. Berdasarkan UU
ASN no.5 tahun 2014 pasal 4,
disebutkan ASN “menciptakan
lingkungan kerja yang nondiskriminatif”
sebagai pelayan publik harus
memberikan good public services
kepada masyarakat.
Komitmen mutu
Dengan adanya rasa solidaritas dan
kepercayaan antarpetugas yang
mengecek label diet maka akan terjalin
kerja sama yang baik sehingga
ketepatan dalam pelabelan diet pasien
dapat tercapai sehingga mendukung
ketepatan diet untuk pasien sesuai
standar pelayanan minimal rumah sakit.
Dengan dilakukannya pengecekan ulang
label diet paisen diharapkan kesalahan
dalam pemberian diet kepada pasien
dapat dihindari. Pengecekan dilakukan
dengan mencocokkan label diet pasien
dengan bon permintaan makan pasien
dari ruangan. Hal ini sesuai sesuai UU
ASN no.5 tahun 2014 pasal 11, “ASN
harus memberikan pelayanan publik
yang profesional dan berkualitas.”

4 Melakukan skrining Nasionalisme Skrining gizi adalah proses dari


gizi dan pengkajian identifikasi klinik dan penapisan gizi yang
gizi pada pasien bertujuan untuk mengidentifikasi pasien /
rawat inap. klien yang beresiko, tidak beresiko
malnutrisi atau kondisi khusus.
Pengkajian gizi adalah kegiatan
mengumpulkan dan menginterpretasi
informasi / data pasien yang relevan
untuk mengidentifikasi problem gizi dan
penyebabnya. Dalam melaksanakan
skrining gizi dan pengkajian pada pasien
rawat inap, saya akan melaksanakannya
sesuai dengan SOP yang telah
ditentukan. Sebagai ASN yang menjadi
pelayan publik, saya akan menerapkan
nilai nasionalisme dengan tidak
membeda-bedakan pasien, tidak
diskriminasi dan memperlakukan pasien
dengan sama adil tanpa membedakan
suku, ras, agama, status ekonomi,
tingkat pendidikan serta status jaminan
kesehatan pasien namun tetap
mengedepankan keamanan dan
keselamatan pasien dan diri sendiri
sebagai petugas kesehatan. ASN
sebagai pelayan publik harus
memberikan good public services
kepada masyarakat sesuai UU ASN no.5
tahun 2014 pasal 4 “ASN harus
Etika Publik menjalankan tugas secara profesional
dan tidak berpihak.”

Sebelum melakukan skrining gizi saya


akan memberikan salam, menyapa
pasien dengan senyum, sopan dan
santun sesuai UU ASN no.5 tahun 2014
pasal 5 ayat 2 tentang kode etik dan
Komitmen Mutu kode perilaku ASN, “melayani dengan
sikap hormat, sopan dan tanpa
teknanan.”

Dalam melaksanakan skrining gizi dan


pengkajian gizi kepada pasien, saya
akan melaksanakannya sesuai dengan
SOP yang telah ditentukan. Seorang ahli
gizi akan berupaya melakukan skrining
gizi dan pengkajian gizi dengan tepat
Akuntabilitas karena akan menjadi acuan untuk
melakukan asuhan gizi kepada pasien.
Hal ini sesuai UU ASN no.5 pasal
11,“ASN harus memberikan pelayanan
publik yang berkualitas.”

Saat melakukan skrining gizi saya akan


menjelaskan prosedur dan tujuan
skrining kepada pasien. Hasil tindakan ini
akan saya dokumentasikan pada rekam
medik pasien sesuai kebenaran hasil
pemeriksaan yang saya lakukan. sesuai
UU ASN no.5 tahun 2014 pasal 5 ayat 2,
“melaksankan tugas dengan cermat dan
disiplin.”

5 Menerima telepon Etika publik Dalam menerima telepon dan pergantian


dan pergantian diet diet dari petugas ruangan, saya harus
pasien baru, pasien menerapkan nilai dasar etika publik,
pindahan dan pasien dimana saya harus ramah, sopan dan
pulang. santun. Kegiatan ini menggunakan teknik
komunikasi efektif sehingga informasi
yang ingin disampaikan oleh petugas
ruangan dapat diterima dengan baik oleh
petugas penerima telepon pergantian
diet. Hal ini sesuai dengan UU ASN no.5
tahun 2014 pasal 5 ayat 2 tentang kode
etik dan kode perilaku ASN, “melayani
dengan sikap hormat, sopan dan tanpa
tekanan.”

6 Melaksanakan Etika publik Dalam melaksanakan konsultasi gizi


konsultasi gizi pada kepada pasien, seorang ahli gizi akan
pasien rawat inap. menerapkan prinsip keindahan dengan
berpenampilan yang baik dan layak
sesuai kode etik, serta menerapkan
budaya 5S (senyum, salam, sapa, sopan
dan santun). Konsultasi gizi pada pasien
rawat inap dilakukan dengan
menggunakan teknik komunikasi efektif
dan menjalankan kegiatan sesuai SOP.
Hal ini sesuai dengan UU ASN no.5
tahun 2014 pasal 5 ayat 2 tentang kode
etik dan kode perilaku ASN, “melayani
dengan sikap hormat, sopan dan tanpa
tekanan.”
Nasionalisme
Dalam melaksanakan konsultasi gizi
kepada pasien rawat inap, saya akan
melaksanakannya sesuai dengan SOP
yang telah ditentukan dan tidak
diskriminatif terhadap pasien yang saya
layani. Sebagai ASN yang menjadi
pelayan publik, saya akan menerapkan
nilai nasionalisme dengan tidak
membeda-bedakan pasien, tidak
diskriminasi dan memperlakukan pasien
dengan sama adil tanpa membedakan
suku, ras, agama, status ekonomi,
tingkat pendidikan serta status jaminan
kesehatan pasien namun tetap
mengedepankan keamanan dan
keselamatan pasien dan diri sendiri
sebagai petugas kesehatan. ASN
sebagai pelayan publik harus
memberikan good public services
kepada masyarakat sesuai UU ASN no.5
tahun 2014 pasal 4, “ASN harus
menjalankan tugas profesional dan tidak
berpihak.”
7 Melaksanakan Komitmen mutu Dalam memonitoring personal higiene
monitoring personal petugas pengolah dan distribusi
higiene petugas makanan, saya harus memastikan
pengolah dan petugas pengolah dan distribusi
distribusi makanan. makanan menjaga kebersihan pribadi,
memakai alat pelindung diri (APD)
seperti clemek, kerpus, sarung tangan
dan masker. Monitoring personal higiene
petugas pengolah dan distribusi
makanan dilakukan dengan berpedoman
pada form monitoring personal higiene.
Dengan memonitoring personal higiene
petugas pengolah dan distribusi
makanan, diharapkan kebersihan dan
keamanan makanan untuk pasien akan
terjaga sehingga dapat menghindari
terjadinya food born disease. ASN harus
memberikan pelayanan publik yang
berkualitas sesuai UU ASN no.5 tahun
2014 pasal 11, “memberikan pelayanan
publik yang profesional dan berkualitas.”

8 Menerima bahan Anti korupsi Dalam penerimaan bahan makanan


makanan basah. basah dari rekanan, dapat
memungkinkan terjadinya gratifikasi yang
dilakukan oleh rekanan kepada petugas
penerima agar bahan yang diterima
dapat lolos spesifikasi. Wujud anti
korupsi dengan menolak gratifikasi serta
tidak menyalahgunakan wewenang
terhadap bahan makanan milik rumah
sakit untuk kepentingan pribadi, sesuai
UU no.5 tahun 2014 pasal 12,“ASN
sebagai pelayan publik yang profesional
serta bersih dari praktik korupsi.”
Akuntabilitas
Dalam melakukan penerimaan bahan
makanan, saya akan mencatat bahan
makanan yang telah diterima dan
menghitung stok bahan makanan yang
tersedia pada buku catatan stok bahan
makanan agar ketersediaan bahan
makanan dapat terinventarisasi sesuai
ketersediaan bahan makanan yang ada.
Hal ini sesuai UU ASN no.5 tahun 2014
pasal 5 ayat 2, “melaksanakan tugas
dengan jujur, bertanggung jawab dan
berintegritas tinggi” serta “melaksanakan
tugas dengan cermat dan disiplin.”
Komitmen mutu
Dalam melakukan penerimaan bahan
makanan, bahan yang diterima harus
sesuai dengan spesifikasi bahan
makanan, agar tersedianya bahan
makanan siap pakai dengan kualitas dan
jumlah yang tepat sesuai kebutuhan.
Sebagai ASN harus memberikan
pelayanan publik yang berkualitas, hal ini
sesuai UU ASN no.5 tahun 2014 pasal
11, “memberikan pelayanan publik yang
profesional dan berkualitas.”

9 Melaksanakan entry Komitmen mutu Dalam melaksanakan entry diet label,


label diet pasien saya akan melaksanakan pengolahan
untuk distribusi data dengan teliti. Pembuatan label diet
makan siang, sore pasien dilakukan secara komputerisasi.
dan pagi hari Dalam label diet pasien, harus ada
berikutnya. identifikasi pasien (meliputi nama pasien,
nomor rekam medik, dan alamat atau
tanggal lahir pasien). Selain itu dalam
label diet pasien terdapat beberapa data
yang harus ada antara lain, nama
ruangan, kelas perawatan pasien, diet
pasien dan komponen diet pasien. Saya
akan berupaya untuk melaksanakan
entry diet label dengan cepat dan tepat
dengan teknik manajemen waktu yang
baik dan meningkatkan ketelitian.
Dengan manajemen waktu dan
meningkatkan ketelitian,diharapkan
kesalahan dalam entry label diet dapat
dihindari sehingga pasien mendapat
pelayanan diet yang tepat sesuai
kebutuhan pasien. ASN harus
memberikan pelayanan publik yang
berkualitas sesuai UU ASN no.5 tahun
2014 pasal 11, “memberikan pelayanan
publik yang profesional dan berkualitas.”

B. Teknik Aktualisasi Nilai Dasar


No. Nilai Dasar dan Teknik Uraian Penggunaan Teknik Aktualisasi Nilai
Aktualisasi Dasar dan Manfaatnya Bagi Pihak Lain Dan
Perwujudan Visi Organisasi

1 2 3

1 a. Komitmen mutu dalam Dalam melaksanakan kegiatan pengawasan dan


melaksanakan pengawasan evaluasi distribusi makanan, langkah yang saya
dan evaluasi distribusi makan lakukan adalah :
pasien dengan teknik uji  sebelum melaksanakan distribusi
organoleptik pada makanan makanan, saya akan melaksanakan uji
dan observasi pelaksanaan organoleptik pada makanan yang akan
kegiatan distribusi. didistribusikan kepada pasien untuk
mengetahui mutu makanan yang akan
didistribusikan kepada pasien. Uji
organoleptik dilakukan pada makanan
pokok, lauk nabati, lauk hewani serta
sayur.
b. Akuntabilitas dalam
melaksanakan pengawasan  melakukan check list mutu makanan
dan evaluasi distribusi makan dengan jujur sesuai hasil uji organoleptik
pasien dengan teknik yang telah saya lakukan.
dokumentasi secara tertulis.  setelah distribusi makan selesai, saya
akan menghitung lauk matang sisa
distribusi makanan dan mengecek dengan
jumlah perhitungan lauk awal dan
mencatatnya pada buku lauk.

c. Anti korupsi dalam dalam  saya akan melakukan evaluasi jumlah lauk
melaksanakan pengawasan yang akan dimasak pada menu sore
dan evaluasi distribusi makan dengan melihat dan menghitung jumlah
dengan teknik penerapan lauk matang yang ada.
nilai kejujuran.  saya akan melakukan konfirmasi
penambahan / pengurangan lauk yang
akan dimasak pada menu berikutnya
kepada petugas persiapan bahan
makanan basah dan mencatat
pengurangan / penambahan lauk pada
buku lauk.
 Sebagai pelaporan, saya akan menulis
pergantian diet, penambahan /
pengurangan diet pasien pada form mutasi
pasien.
Manfaat pelaksanaan kegiatan ini adalah sebagai
monitoring kualitas makanan yang akan
didistribusikan kepada pasien, sebagai bahan
evaluasi menu, monitoring dalam penambahan atau
pengurangan lauk hewani / nabati untuk waktu
makan berikutnya sehingga bahan makanan
digunakan tepat jumlah, tepat mutu dan tepat
sasaran,memonitoring pencapaian standar
pelayanan minimal rumah sakit khususnya
mengenai ketepatan waktu dan ketepatan diet,
mengetahui kendala-kendala dalam proses
pendistribusian makanan sehingga mampu
mewujudkan kualitas pelayanan paripurna yang
prima dengan mengutamakan keselamatan pasien
dan kepuasan pasien sesuai dengan misi rumah
sakit sehingga tercapai visi rumah sakit, serta
penulisan form mutasi pasien juga membantu
dalam pembuatan laporan bulanan yang dilakukan
oleh kepala urusan produksi dan distrbusi
makanan.
2. a. Akuntabilitas dalam Dalam membuat permintaan bahan makanan basah
membuat permintaan bahan ke bagian persiapan dan penerimaan bahan
makanan basah makanan menggunakan teknik pengolahan data
menggunakan teknik secara manual dengan ketelitian, langkah yang
pengolahan data secara saya lakukan adalah :
manual dengan ketelitian.  Menyiapkan form permintaan bahan
makanan basah
 Mengolah data perhitungan kebutuhan
permintaan bahan makanan basah pasien
secara manual menggunakan kalkulator
dan dilakukan dengan penuh ketelitian
berdasarkan rekapan permintaan makanan
pasien.
 Menulis kebutuhan permintaan bahan
makanan basah yang telah dihitung pada
form permintaan bahan makanan dan
mengkonfirmasi pada petugas distribusi
lauk mengenai sisa lauk matang.
 Mengecek kembali perhitungan kebutuhan
bahan makanan basah.
 Menyerahkan form permintaan bahan
makanan basah kepada petugas bagian
persiapan dan penerimaan bahan
makanan.

b. Anti korupsi dalam Kesesuaian antara jumlah kebutuhan bahan


membuat permintaan bahan makanan dengan jumlah bahan makanan yang
makanan basah dengan diminta diperlukan karena permintaan bahan
prinsip kejujuran makanan yang berlebih dapat menjadi peluang
untuk penyalahgunaan wewenang dalam
menggunakan bahan makanan untuk kepentingan
pribadi. Diperlukan sifat kejujuran dalam hal ini.

Manfaat pelaksanaan kegiatan ini adalah


memudahkan dalam proses menghitung
permintaan bahan makanan, memudahkan petugas
pengawas produksi makanan cair dan saring dalam
perincian permintaan makanan cair dan saring,
membantu petugas persiapan dan penerimaan
bahan makanan basah dalam proses penerimaan
dan penyaluran bahan makanan ke bagian
persiapan sayur, buah, lauk dan bumbu sehingga
mendukung kelancaran pengolahan dan distribusi
makanan pasien. Dengan kegiatan ini, maka
konsistensi pelayanan gizi pasien dapat terjaga
sesuai misi rumah sakit untuk mewujudkan
pelayanan kesehatan yang prima.
3. a. Nasionalisme dalam Dalam mempersiapkan label diet untuk distribusi
mempersiapkan label diet makan pasien dengan prinsip gotong royong dan
untuk distribusi makan penerapan kerja sama antara rekan kerja, langkah
pasien dengan prinsip gotong yang saya lakukan adalah :
royong dan penerapan kerja  Menyiapkan label diet yang telah dicetak
sama. oleh petugas entry diet pasien dengan cara
menggunting label diet per ruangan
menjadi per pasien.
 Mengecek label diet pasien dengan
mencocokkan label diet yang telah dicetak
dengan bon permintaan pasien dari
petugas ruangan.
 Mengelompokkan label diet yang telah di
cek per ruangan dan per waktu distribusi
makanan dan meletakkan pada tempatnya.
Nilai kerjasama dan persatuan antar rekan kerja
sangat dibutuhakan untuk mencapai ketepatan
pemberian diet kepada pasien.

Dengan adanya kerjasama dalam pengecekan label


b. Komitmen mutu dalam diet antarpetugas yang mengecek label diet, maka
mempersiapkan label diet akan tercapai ketepatan label diet yang diberikan
untuk distribusi makan kepada psaien. Pengecekan label diet pasien
pasien dengan teknik dengan mencocokkan label diet yang telah dicetak
kroscek serta ketelitian. dengan bon permintaan pasien dari petugas
ruangan dapat menghindari kesalahan dalam
pemberian label diet pasien.

Manfaat pelaksanaan kegiatan ini adalah


memudahkan petugas distribusi makanan dalam
pelaksanaan distribusi, sehingga mendukung
tercapainya ketepatan diet yang diberikan kepada
pasien sesuai dengan standar pelayanan minimal
rumah sakit mengenai ketepatan diet pasien dan
sesuai dengan misi rumah sakit yang
mengutamakan pelayanan prima dengan
mengedepankan kepuasan dan keselamatan
pasien.
4. Nasionalisme dalam Dalam melakukan skrining dan pengkajian gizi pada
melakukan skrining gizi dan pasien rawat inap dengan prinsip tidak
pengkajian gizi pada pasien membedakan dan penggunaan SPO, langkah yang
rawat inap dengan prinsip saya lakukan :
tidak membedakan pasien 1. Menyampaikan salam, perkenalan diri nama dan
dan teknik penggunaan SPO. profesi.
2. Menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan
3. Melakukan skrining gizi :
4. Melakukan assesment / pengkajian gizi
5. Menulis data fisik klinik pasien.
6. Memperlakukan semua pasien dengan adil tanpa
diskriminasi

Etika publik dalam Dalam penggunaan SPO kegiatan skrining dan


melakukan skrining gizi dan pengkajian gizi, perlu disisipkan budaya 5S
pengkajian gizi pada pasien (senyum,sapa,salam,sopan dan santun) agar
rawat inap dengan prinsip pasien merasa dihargai dan merasa terlayani
penerapan 5S dan teknik dengan baik, sehingga dapat terlaksana komunikasi
komunikasi efektif. yang efektif antara ahli gizi dengan pasien.
Komitmen mutu dalam Pelaksanaan skrining dan pengkajian gizi pasien
melakukan skrining gizi dan yang sesuai dengan SPO diharapkan akan
pengkajian gizi pada pasien menghasilkan data yang tepat dan akurat sehingga
rawat inap dengan dapat dilakukan pelayanan asuhan gizi terstandar
penggunaan SPO. kepada pasien. Sehingga konsistensi mutu
pelayanan tetap terjaga.

Akuntabilitas dalam Kesesuaian hasil data skrining gizi dan pengkajian


melakukan skrining gizi dan gizi dengan catatan rekam medik yang tertulis pada
pengkajian gizi pada pasien rekam medik pasien merupakan bukti pertanggung
rawat inap. jawaban seorang ahli gizi

Manfaat kegiatan skrining gizi dan pengkajian gizi


adalah untuk mengetahui status gizi pasien dan
resiko pasien malnutrisi atau tidak. Sebagai acuan
dalam penentuan diet pasien. Dengan adanya
penggunaan SPO juga mewujudkan pelayanan gizi
yang terstandar, sehingga pelayanan yang
diberikan sama adil tanpa membeda-bedakan atau
nondiskriminatif terhdapap pasien, penggunaan
SPO juga menjamin keamanan pasien serta
menjamin petugas kesehatan dari hukum.
5 Etika Publik dalam kegiatan Dalam melakukan kegiatan menerima telepon dan
menerima telepon dan pergantian diet pasien baru, pasien pindahan dan
pergantian diet pasien baru, pasien pulang dengan menggunakan teknik
pasien pindahan dan pasien komunikasi efektif, langkah yang saya lakukan
pulang dengan adalah :
menggunakan teknik  Menerima telepon mengucap salam,
komunikasi efektif. menyebutkan ruang kerja, nama petugas
penerima telepon serta menanyakan keperluan
penelpon.
 Berbicara dengan sopan dan jelas
 Menyiapkan kertas untuk mencatat perubahan
diet
 Mencatat pergantian diet pasien, penambahan
diet / pembatalan diet pasien sesuai instruksi
petugas ruangan.
 Mengkonfirmasi ulang pergantian diet pasien
kepada petugas ruangan.

Manfaat kegiatan ini adalah tersampaikannya


informasi dengan cepat dan tepat, menerima
telepon dengan penerapan etika publik dapat
meningkatkan kekeluargaan antar rekan kerja
karena merasa saling dihargai.
6 Etika publik dalam Dalam melakukan kegiatan konsultasi gizi pada
melaksanakan konsultasi gizi pasien rawat inap dengan teknik penggunaan SPO
pada pasien rawat inap dan komunikasi efektif dengan menggunakan teknik
dengan teknik penggunaan komunikasi efektif, langkah yang saya lakukan
SPO dan komunikasi efektif. adalah :
 Mengucapkan salam dan memperkenalkan diri.
 Menanyakan identitas pasien dan keluhan
pasien
 Melakukan anmnese
 Memberikan materi dengan bantuan leaflet atau
lembar balik
 Menanyakan materi yang tidak dimengerti
pasien/ keluarga
 Menanyakan kembali materi yang telah
disampaikan untuk mengetahui apakah pasien
atau keluarga dapat menerima materi dengan
baik
 Mengucapkan terimakasih.

Nasionalisme dalam Dengan komunikasi efektif dan prinsip tidak


melaksanakan konsultasi gizi membeda-bedakan pasien ketika melakukan
pada pasien rawat inap konsultasi gizi diharapkan informasi yang ingin
dengan teknik komunikasi disampaikan pada pasien dan keluarga pasien
efektif dan prinsip tidak dapat tersampaikan dengan tepat.
membedakan pasien.

Manfaat kegiatan ini adalah memberikan edukasi


gizi kepada pasien sehingga pasien dapat
mematuhi diet yang sedang dijalankan, memberi
motivasi kepada pasien. Dengan penerapan etika
publik dapat meningkatkan kekeluargaan antar
petugas kesehatan dengan pasien / keluarga
sehingga pasien / kelurga dapat menerima dan
mematuhi informasi yang diberikan oleh petugas
kesehatan. Penggunaan SPO mencipatakan
pelayanan kesehatan yang terstandar sehinga
menjamin kepuasan dan keselamatan pasien.
7. Komitmen mutu dalam Dalam melakukan kegiatan monitoring personal
melaksanakan monitoring higiene petugas distribusi makanan dengan teknik
personal higiene petugas observasi obyektif, langkah yang saya lakukan
distribusi makanan dengan adalah :
teknik observasi obyektif.  Menyiapkan form monitoring personal
higiene petugas distribusi makanan
 Melakukan pengamatan personal higiene
kepada petugas distribusi secara obyektif
 Mengingatkan dan menegur petugas
distribusi yang tidak memakai kelengkapan
APD dan 5 momen cuci tangan untuk
penjamah makanan.

Manfaat kegiatan ini adalah terjaganya higiene


petugas distribusi makanan, sehingga
meminimalisir terjadinya kontaminasi pada
makanan yang akan didistribusikan untuk pasien.
Dengan personal higiene yang terjaga terjadinya
food born disease pada pasien dapat dicegah dan
dihindari. Kegiatan ini juga sebagai konsistensi
mutu dalam pelayanan gizi kepada pasien.
8 Anti korupsi dalam menerima Penerimaan bahan makanan basah merupakan
bahan makanan basah suatu rangkian kegiatan memerika, meneliti,
dengan teknik dokumentasi mencatat macam dan jumlah bahan makanan yang
tertulis dan prinsip kejujuran. diterima sesuai dengan Surat Permintaan (SP) dan
spesifikasi yang sudah ditetapkan.
Langkah yang saya lakukan adalah :
1. Menyiapkan Surat Permintaan (SP) bahan
makanan basah
2. Melakukan penimbangan, penghitungan sesuai
jumlah dalam Surat Permintaan (SP) dan menilai
kulaitas bahan makanan sesuai dengan spesifikasi.
3. Mengembalikan bahan yang tidak sesuai dengan
spesifikasi.
4. Membuat surat permintaan tambahan bahan
makanan jika ada kekurangan bahan.
5. Menyalurkan bahan makanan.
6. Melakukan pencatatan penerimaan bahan
makanan basah

Akuntabilitas dalam Dalam melakukan penerimaan bahan makanan


menerima bahan makanan sangat diperlukan pencatatat stok bahan makanan
basah dengan teknik baik bahan makanan yang diterima dari rekanan
dokumentasi secara tertulis maupun bahan makanan yang tersedia di gudang
penyimpanan. Pencatatan dilakukan untuk
memudahkan petugas dalam pelaksanaan
persiapan dan penerimaan bahan makanan agar
bahan makanan yang diterima tepat jumlah, tepat
jenis, mutu dan waktu pengguanaan.
Komitmen mutu dalam Kesesuaian bahan makanan yang diterima dengan
penerimaan bahan makanan SP sangat dieprlukan karena menyangkut kualitas
basah dengan teknik menilai bahan makanan yang akan digunakan untuk
dan mengecek bahan pasien.
makanan yang diterima.
Manfaat penerimaan bahan makanan ini adalah
diterimanya bahan makanan basah meliputi macam
dan jumlah bahan makanan yang sesuai dengan
SP dan spesifikasi yang telah ditentukan.
9 Komitmen mutu dalam Dalam melakukan kegiatan entry label diet pasien
Melaksanakan entry label untuk distribusi makan siang, sore dan pagi hari
diet pasien untuk distribusi berikutnya dengan teknik ketelitian dan pengolahan
makan siang, sore dan pagi data, langkah yang saya lakukan adalah :
hari berikutnya dengan teknik  Menghimpun data bon permintaan makan
ketelitian, pengolahan data pasien dari petugas ruangan.
dan manajemen waktu.  Melakukan entry diet / pergantian diet
pasien dengan berpedoman pada bon
permintaan makan pasien dengan
menggunakan komputer.
( Electronic-gizi )
 Melakukan pengecekan ulang sebelum
label diet dicetak
 Melakukan pencetakan label diet
 Menyerahkan label diet pada petugas
pengawas distribusi untuk dilakukan
kroscek ulang.
Manfaat kegiatan ini adalah meminimalisir adanya
kesalahan pada pemberian label diet kepada
pasien dan kesalahan data pasien karena data
pasien akan muncul otomatis dengan memasukkan
nomor biling, meminimalisir terjadinya kekeliruan
petugas ruangan saat pendistribusian makanan
pasien karena label diet berisi identitas pasien
lengkap.

BAB III
PELAKSANAAN RANCANGAN AKTUALISASI NILAI DASAR

A. Jadwal Kegiatan Aktualisasi


Desember 2014
No. Kegiatan 5 6 7 8 9 10 11 12 13
1 Melaksnakan pengawasan dan evaluasi
distribusi makan pasien. √ √ √
2 Membuat permintaan bahan makanan
basah √
3 Mempersiapkan label diet untuk distribusi
makan pasien √ √
4 Melakukan skrining dan pengkajian gizi
pada pasien rawat inap √ √ √ √
5 Menerima telepon dan pergantian diet
pasien baru, pasien pindahan dan pasien √ √
pulang
6 Melaksanakan konsultasi gizi pada
pasien rawat inap √ √ √ √
7 Melaksanakan monitoring personal
higiene petugas pengolah dan distribusi √ √ √ √ √
makanan
8 Menerima bahan makanan basah √
9 Melaksanakan entry label diet pasien
untuk distribusi makan siang, sore dan √
pagi hari berikutnya
B. Pelaksanaan Kegiatan Aktualisasi

Formulir Laporan Kegiatan

Kegiatan : Melaksanakan pengawasan dan evaluasi distribusi makan pasien.


Tanggal :5, 7 dan 12 Desember 2014
Daftar Lampiran  Foto 1 : Form uji organoleptik
 Foto 2: Foto ahli gizi melakukan uji organoleptik
 Foto 3 : Ahli gizi melakukan pengawasan distribusi
 Foto 4 : Ahli gizi melakukan pencatatan evaluasi distribusi makanan
pada buku evaluasi
 Foto 5: catatan evaluasi distribusi makanan
 Foto 6: catatan evaluasi perhitungan lauk
 Foto 7 : Form mutasi pasien

Pengawasan distribusi makan pasien merupakan suatu proses pengawasan terhadap


kegiatan distribusi makanan di Instalasi Gizi sesuai dengan jumlah, jenis diet, kelas dan
ruang perawatan berdasarkan standar porsi dan menu.
Pengawasan dan evaluasi distribusi makanan pasien bertujuan :
1. Agar makanan yang didistribusikan sesuai dengan jumlah, jenis diet, kelas dan ruangan
perawatan.
2. Menjamin kualitas dan keamanan makan pasien.
3. Tercapainya ketepatan diet pasien dan waktu pemberian makan pasien.
Pengawasan dan evaluasi distribusi makan pasien dilakukan oleh petugas pengawas
distribusi makanan. Sebelum melakukan pengawasan, terlebih dulu petugas akan
melaksanakan uji organoleptik untuk menjamin kualitas makanan yang akan didistribusikan
kepda pasien. Pada kegiatan pengawasan distribusi makanan tanggal 5 Desember 2014 di
Ruang Distribusi Makanan, saya melakukan pengawasan distribusi makanan dengan
langkah sebagai berikut :
a. Mengawasi penyediaan jumlah piring dan plato dan kelengkapan alat penyajian
berdasarkan kelas perawatan.
b.Mengawasi penyajian makanan sesuai sesuai dengan label diet.
c. Mengawasi pemorsian diet sesuai dengan standar porsi, jenis diet, menu dan kelas
perawatan pasien.
d. Mengawasi distribusi makanan sesuai jadwal distribusi, jadwal distribusi makan siang
pasien pada tanggal 5 Desember 2014 dilaksanakan pada pukul 10.45 WIB dan selesai
pada pukul 12.00 WIB.
e. Mengawasi kerapian, kelengkapan dan kesesuaian penyajian makanan sebelum diserah
terimakan kepada petugas penyaji di ruangan.
Evaluasi kualitas makanan dilakukan dengan teknik uji organoleptik menggunakan
form uji organoleptik. Evaluasi jalannya kegiatan distribusi makanan didokumentasikan
secara tertulis dalam Buku Evaluasi Distribusi dilakukan secara rutin setiap kali kegiatan
distribusi selesai dilaksanakan.
Melakukan pengawasan distribusi makanan sesuai SPO yang ada merupakan salah
satu kegiatan yang mendukung terselenggaranya pelayanan gizi yang mengutamakan
ketepatan pelayanan dan berfokus pada kepuasan pelanggan.

Foto 1 : Form uji organoleptik


Foto 2 :ahli gizi melakukan uji organoleptik

Foto 3: Ahli gizi melakukan pengawasan distribusi


Foto 4 : Ahli gizi melakukan pencatatan evaluasi distribusi makanan pada buku evaluasi

Foto 5 : catatan evaluasi distribusi makanan


Foto 6 : catatan evaluasi perhitungan lauk

Foto 7 : Form mutasi pasien


Formulir Laporan Kegiatan

Kegiatan :Membuat permintaan bahan makanan basah.


Tanggal :6 Desember 2014
Daftar Lampiran  Foto 1 : Form rincian makan pasien berdasarkan diet
dan kelas perawatan pasien
 Foto 2 : Form permintaan bahan makanan basah
 Foto 3 : Ahli gizi melakukan penghitungan jumlah
kebutuhan bahan makanan basah

Membuat permintaan bahan makanan basah merupakan serangkaian kegiatan menetapkan


macam dan jumlah bahan makanan basah harian berdasarkan jumlah pasien dan siklus
menu yang berlaku dalam rangka memenuhi kebutuhan bahan makanan basah.
Kegiatan membuat permintaan bahan makanan basah dilakukan oleh pengawas distribusi
makanan (pengawas PDM) dengan teknik pengolahan data secara manual dengan ketelitian
dan prinsip kejujuran agar memperoleh perhitungan yang tepat sesuai jumlah dan
kebutuhan pasien berdasarkan diet dan kelas perawatan pasien. Pada kegiatan membuat
permintaan bahan makanan dilakukan oleh petugas pengawas distribusi yang dinas shift
subuh, saya melakukan kegiatan ini pada tanggal 6 Desember 2014 di Ruang Pengawas
Distribusi Makanan, kegiatan dilaksanakan pukul 06.15 – 07.00. Saya bekerja sama dengan
petugas pengawas distribusi makanan yang lain agar kesalahan dalam pembuatan
permintaan bahan makanan basah dapat dihindari dan waktu pelaksanaan kegiatan dapat
dilaksankan dengan efektif. Persiapan yang dilakukan antara lain :
a. Menghimpun data permintaan makan pasien dari petugas ruangan
b. Melakukan perincian makan pasien berdasar jenis diet dan kelas perawatan
c. Menyiapkan buku permintaan bahan makanan basah untuk mengetahui jumlah pasien
yang dilayani berdasarkan diet pasien dan kelas perawatan pasien.
d. Menghitung kebutuhan jumlah lauk untuk pasien untuk masing-masing waktu makan
(makan pagi, siang dan sore)
e. Menghitung kebutuhan jumlah dan jenis buah untuk pasien untuk masing-masing waktu
makan (makan pagi, siang dan sore) sesuai kelas perawatan pasien.
f. Menghitung kebutuhan jumlah sayur untuk pasien untuk masing-masing waktu makan
(makan pagi, siang dan sore)
g. Menghitung kebutuhan jumlah air mineral pasien untuk masing-masing waktu makan
(makan pagi, siang dan sore) untuk pasien kelas I dan kelas II.
h. Menyerahkan hasil perhitungan kebutuhan bahana makanan basah kepada petugas
persiapan bahan makanan basah.
Kegiatan membuat permintaan bahan makanan basah bertujuan untuk acuan dalam
perencanaan kebutuhan bahan makanan basah harian (lauk nabati, lauk hewani, sayur,
buah dan air mineral) serta agar tersedianya kebutuhan bahan makanan basah harian
untuk pasien sesuai dengan siklus menu yang berlaku, jenis diet serta kelas perawatan
pasien.

Foto1 : Form Rincian makan pasien berdasarkan diet dan kelas perawatan pasien

Foto 2 : Form permintaan bahan makanan basah


Foto 3 : Ahli gizi melakukan penghitungan jumlah bahan makanan basah
Formulir Laporan Kegiatan

Kegiatan : Mempersiapkan dan mengecek label diet untuk distribusi makan


pasien
Tanggal :5, 13 Desember 2014
Daftar Lampiran Foto 1 : Petugas melaksanakan pengecekan label diet dengan form
permintaan makan pasien
Mempersiapkan dan mengecek label diet untuk distribusi makan pasien merupakan kegiatan
yang mendukung proses distribusi makanan untuk pasien. Dalam pelaksanaan kegiatan ini
kerja sama antarpetugas sangat diperlukan, nilai nasionalisme berupa gotong royong
diterapkan dalam proses kegiatan ini. Pada kegiatan mempersiapkan dan mengecek label
diet untuk distribusi makan pasien yang dilaksanakan pada tanggal 5 Desember 2014,
kegiatan dilaksanakan pada pukul 07.30 WIB sampai pukul 10.30 WIB.
Langkah dalam pengecekan label diet antara lain :
a. Menyiapkan label diet per ruangan dan per waktu distribusi makan pasien
b. Mengecek label diet dengan mencocokkan label diet dengan form permintaan makan
pasien
c. Mengelompokkan label diet yang telah dicek per waktu distribusi makanan dan
meletakkan pada tempatnya.
Pengecekan label diet berkaitan dengan ketepatan pemberian diet kepada pasien sesuai
permintaan diet pasien dari petugas ruangan sehingga kesalahan dalam pemberian diet
dapat dihindari. Ketepatan pelayanan makan pasien sesuai permintaan diet pasien
merupakan tanggung jawab pengawas distribusi makanan. Dengan tercapainya ketepatan
diet pasien, petugas telah ikut serta dalam pencapaian visi misi rumah sakit yaitu
mewujudkan kualitas pelayanan yang prima dengan mengutamakan keselamatan pasien
dan kepuasan pelanggan.

Foto 1 : Petugas mempersiapkan dan mengecek label diet


Formulir Laporan Kegiatan

Kegiatan :Melakukan skrining gizi dan pengkajian gizi pasien


Tanggal :8 – 11 Desember 2014
Daftar Lampiran  Foto 1 : Ahli gizi mencuci tangan menggunakan handrub
sebelum dan sesudah berinteraksi dengan pasien.
 Foto 2 : Ahli gizi melakukan skrining dan melakukan
pengukuran antropometri kepada pasien
 Foto 3 : Ahli gizi melakukan pencatatan terintregasi pada
rekam medik pasien.
 Foto 4 : Form pengkajian, rencana awal gizi, catatan
perkembangan gizi dan resume gizi

Skrining gizi adalah proses dari identifikasi klinik dan penapisan gizi yang bertujuan
untuk mengidentifikasi pasien / klien yang beresiko, tidak beresiko malnutrisi atau kondisi
khusus. Pengkajian gizi adalah kegiatan mengumpulkan dan menginterpretasi informasi /
data pasien yang relevan untuk mengidentifikasi problem gizi dan penyebabnya.
Dalam melakukan skrining gizi dan pengkajian gizi pada pasien rawat inap, teknik yang
digunakan adalah komunikasi efektif, memperlakukan pasien dengan adil tanpa diskriminasi,
penerapan SPO serta dokumentasi tertulis. Dalam pelaksanaan skrining gizi dan pengkajian
gizi yang dilaksanakan pada tanggal 8 Desember 2014 di Ruang 25, langkah yang saya
lakukan adalah :
1. Menyampaikan salam, perkenalan diri nama dan profesi.
2. Melakukan identifikasi pasien dengan menanyakan identitas dan mencocokkan pada
gelang identitas pasien.
3. Menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan
4. Melakukan skrining gizi :
 Menanyakan tentang asupan makan, kemudian menentukan skor
 Menanyakan tentang penurunan / kenaikan berat badan dan menentukan skor
 Menanyakan ada atau tidaknya penyakit (kondisi khusus) yang menyebabkan
pasien mengalami malnutrisi, dan menentukan skor
 Menjumlahkan skor dan menentukan kesimpulan dari total skor ( total skor < 2 , ahli
gizi melakukan asuhan gizi pasien tidak beresiko malnutrisi ; total skor ≥ 2 , ahli gizi
melakukan asuhan gizi pasien beresiko malnutrisi)

4. Melakukan assesment / pengkajian gizi


 Melakukan pengukuran antropometri dan menentukan status gizi pasien (sesuai
dengan kondisi pasien : BB, TB/PB/TL, LILA)
 Menanyakan riwayat gizi dahulu dan sekarang
 Menanyakan riwayat personal pasien
 Menyampaikan salam dan terima kasih atas kerjasamanya
 Menulis data biokimia (laboratorium) yang mendukung diagnosa medis
 Menulis data fisik klinik pasien.

Selama di Ruang Perawatan 25, ahli gizi telah melakukan kegiatan sesuai SPO dan
menerapkan nilai kesopanan dengan melakukan 5S (senyum, salam, sapa, sopan, santun),
perkenalan diri, mengidentifikasi pasien dengan menanyakan nama dan usia pasien sambil
mencocokkan pada gelang identitasnya. Skrining gizi dilakukan oleh ahli gizi sesuai SPO
pada semua semua pasien rawat inap di Ruang 25 tanpa membeda-bedakan pasien.
Melaksanakan skrining gizi dan pengkajian gizi pada pasien sesuai prosedur yang ada dan
komunikasi yang efektif dengan ketepatan identifikasi pasien saat melakukan kegiatan
merupakan salah satu indikator peningkatan mutu dan keselamatan pasien, ahli gizi telah
ikut serta dalam upaya pencapaian visi misi rumah sakit dalam memberikan pelayanan yang
prima serta mengutamakan keselamatan dan kepuasan pasien .
Foto 1 : Ahli gizi mencuci tangan menggunakan handrub sebelum dan sesudah berinteraksi
dengan pasien.

Foto 2 : Ahli gizi melakukan skrining dan melakukan pengukuran antropometri kepada pasien

Foto 3 : Ahli gizi melakukan pencatatan terintregasi pada rekam medik pasien.
Foto 4 : Form pengkajian, rencana awal gizi, catatan perkembangan gizi dan resume gizi
Formulir Laporan Kegiatan

Kegiatan : Menerima telepon dan pergantian diet pasien, pasien baru, pasien
pindahan dan pasien pulang.
Tanggal :6, 13 Desember 2014
Daftar Lampiran  Foto kegiatan menerima telepon

Kegiatan menerima telepon pergantian diet pasien merupakan salah satu prosedur
penyampaian pergantian diet pasien yang dilakukan oleh petugas ruangan agar pasien
mendapat diet sesuai kebutuhan pasien. Tujuan kegiatan ini adalah memberikan pelayanan
gizi yang prima karena informasi pergantian diet pasien, penambahan diet pasien atau
pembatalan diet pasien oleh petugas ruangan dapat dilakukan dengan lebih cepat. Salah
satu indikator komitmen mutu ada ketepatan diet pasien, pergantian diet psien melalui
telepon dilakukan dengan menggunakan teknik komunikasi efektif dan penerapan 5S
(Senyum, Salam, Sapa, Sopan dan Santun). Pada tanggal 6 Desember 2014, saya bertugas
menerima telepon pergantian diet pasien untuk distribusi makan siang pasien. Saya dapat
menerapkan 5S dalam kegiatan ini. Penerimaan pergantian diet pasien untuk distribusi
makan siang dilakukan mulai pukul 07.00 WIB (setelah distribusi makan pagi selesai)
sampai pukul 10.30 WIB, sedangkan untuk pelayanan penambahan diet untuk pasien baru
dilayani sampai pukul 12.00 WIB.
Langkah yang saya lakukan dalam kegiatan ini adalah :
 Menerima telepon mengucap salam, menyebutkan ruang kerja, nama petugas
penerima telepon serta menanyakan keperluan penelpon.
 Berbicara dengan sopan dan jelas
 Menyiapkan kertas untuk mencatat perubahan diet
 Mencatat pergantian diet pasien, penambahan diet / pembatalan diet pasien sesuai
instruksi petugas ahli gizi ruangan.
 Mengkonfirmasi ulang pergantian diet pasien kepada petugas ruangan
Manfaat kegiatan ini adalah sebagai acuan dalam pergantian diet pasien, penambahan diet
atau pembatalan diet pasien, sehingga kesalahan dalam pemberian diet pasien dapat
dihindari, dengan adanya petugas penerima telepon pergantian diet juga dapat menghindari
kesalahpahaman antara pengawas distribusi makanan dengan petugas pengambil makan
dari ruangan. Dalam melaksanakan kegiatan penerimaan telepon, saya menerapkan sistem
TBAK yaitu tulis, baca ulang dan konfirmasi untuk menghindari adanya kesalahan dalam
penerimaan informasi dari ahli gizi ruang rawat inap yang menelpon. Sehingga Standar
Pelayanan Minimal (SPM) Rumah Sakit mengenai ketepatan diet pada pasien dapat
tercapai 100%.

Foto kegiatan menerima telepon


Formulir Laporan Kegiatan

Kegiatan : Melaksanakan konseling gizi pada pasien rawat inap


Tanggal :8 – 11 Desember 2014
Daftar Lampiran  Leaflet
 Foto 1 : Ahli gizi melakukan konseling pada keluarga
pasien
Konseling gizi pada pasien rawat inap adalah pemberian informasi gizi kepada pasien
dan keluarga yang mendapatkan diet selama di rawat di rumah sakit dan diet untuk di rumah
setelah pasien pulang dari rumah sakit dengan menggunakan leaflet.Dalam melaksanakan
konseling gizi pada pasien rawat inap yang dilakukan pada tanggal 8 - 11 Desember 2014,
saya memberikan konseling pada beberapa keluarga pasien di Ruang 25. Materi konseling
yang saya sampaikan antara lain diet DM, DJ (Diet Jantung), Diet TETP serta Diet Rendah
Purin, dll. Teknik yang saya gunakan adalah teknik komunikasi efektif dan teknik
penggunaan SPO. Langkah yang saya lakukan adalah :
 Menyampaikan salam, perkenalan diri nama dan profesi dan melakukan identifikasi
pasien dengan menanyakan nama dan tanggal lahir pasien serta mencocokkan
dengan gelang identitas pasien
 Menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan (konseling gizi)
 Melakukan edukasi (konseling gizi) pada keluarga pasien serta menanyakan
kejelasan materi yang diterima.
 Menyampaikan salam dan ucapkan terima kasih atas kerjasamanya.
Memberi edukasi gizi sesuai diet pasien merupakan tanggung jawab seorang ahli gizi
ruangan. Selama di Ruang 25, ahli gizi telah melakukan kegiatan sesuai SPO dan
menerapkan kesopanan dengan melakukan budaya 5S (senyum, salam, sapa, sopan,
santun), perkenalan diri, mengidentifikasi pasien dengan menanyakan nama dan usia pasien
sambil mencocokkan pada gelang identitasnya. Ahli gizi juga menerapkan nilai nasionalisme
dengan tidak membeda-bedakan pasien serta adil dalam memberikan pelyanan. Sebelum
dan sesudah melakukan konseling gizi kepada pasien atau keluarga pasien, ahli gizi segera
mencuci tangan. Komunikasi efektif diterapkan dalam konseling gizi kepada pasien atau
keluarga pasien, sehingga pasien atau keluarga mendapat informasi yang tepat dan mudah
memahami apa yang dimaksud oleh ahli gizi sebagai pemberi informasi.
Foto 1 : Leaflet
Foto 2 : Ahli gizi melaksanakan konseling pada keluarga pasien
Formulir Laporan Kegiatan

Kegiatan :Melaksanakan monitoring personal higiene petugas pengolah


dan distribusi makanan.
Tanggal :6, 7, 12 dan 13 Desember 2014
Daftar Lampiran  Foto 1 : Form monitoring personal higiene
 Foto 2 : Hygiene tenaga persiapan pengolahan sayur
 Foto 3 : Hygiene tenaga distribusi makanan

Monitoring personal higiene petugas pengolah dan distribusi makanan adalah pengawasan
kebersihan pribadi yang dilakukan terhadap tenaga pengolah dan pendistribusi makanan.
Monitoring personal hygiene personal tenaga pengolah dan pendistrbusi makanan
merupakan tugas dan tanggung jawab ahli gizi sebagai pengawas produksi dan distribusi
makan pasien karena berkaitan langsung dengan keamanan makan pasien. Prosedur
higiene perorangan bagi tenaga pengolah dan penyaji makanan antara lain adalah
pencucian tangan, kebersihan dan kesehatan diri. Monitoring personal higiene dilakukan
dengan mempersiapkan form monitoring personl higiene, pengamatan dilakukan dengan
mengamati kebersihan pribadi tenaga pengolah dan distribusi makanan, kesuaian baju kerja
tenaga pengolah dan distribusi makanan dengan ketentuan, penggunaan masker saat
mengolah makanan dan distribusi serta penggunaan alat khusus pada saat mencicipi /
memegang makanan matang. Monitoring personal higiene dilakukan pada tanggal 6,7, 12
dan 13 Desember 2014.
Manfaat pelaksanaan monitoring personal higiene antara lain agar higiene petugas
pengolah dan pendistribusi dapat terjaga, sehingga keamanan dan kebersihan makanan
dapat terjaga, kontaminasi makanan yang dapat membahayakan konsumennya dapat
dihindari, mencegah timbulnya penyakit, keracunan dan terkontaminasinya makanan akibat
kurangnya keamanan dan kebersihan makanan akibat kontaminasi dari penjamah makanan.
Pada kegiatan pemantauan hygiene personal yang dilakukan pada tanggal 6, 7, 12 dan 13
Desember 2014 saya sebagai pengawas bekerja sama dengan pengawas lainnya dalam
pembagian tugas monitoring personal tenaga pengolah dan distribusi berdasarkan shift
dinas tenaga yang diawasi agar pengawasan dapat dilakukan dengan tepat dan mendalam
serta memudahkan pengawas dalam melakukan pengawan personal hygiene.
Langkah kegiatan yang saya lakukan antara lain :
1. Menyiapkan form monitoring personal hygiene
2. Melakukan observasi terhadap kebersihan pribadi petugas penjamah makanan meliputi
kebersihan rambut, kuku, penggunaan kosmetik berlebih, penggunaan perhiasan pada
tangan.
3. Melakukan observasi terhadap kesesuaian penggunaan baju kerja meliputi kebersihan
apron, penggunaan tutup kepala, kebersihan alas kaki ( alas kaki khusus di dalam ruang
pengolahan dan distribusi makanan).
4.Melakukan observasi terhadap penggunaan masker pada saat mengolah makanan dan
distribusi.
5.Melakukan observasi terhadap penggunaan alat khusus pada saat mencicipi atau
memegang makanan matang.
Ahli gizi telah melakukan monitoring personal hygiene secara rutin dan bertahap,
biasanya monitoring personal hygiene dilakukan selama seminggu sekali, dalam rangka
penerapan aktualisasi nilai dasar komitmen mutu, pengawas produksi dan distribusi
makanan melakukan monitoring personal hygiene dua kali dalam seminggu dengan harapan
monitoring personal hygiene dapat dilakukan rutin dan bertahap setiap 2 minggu sekali agar
hygiene petugas penjamah makanan dapat terpantau sehingga konsistensi pelayanan gizi
dapat terjaga.

Foto 1 : Form monitoring personal hygiene


Foto 2 : Hygiene tenaga persiapan pengolahan sayur

Foto 3 : Hygiene tenaga distribusi makanan


Formulir Laporan Kegiatan

Kegiatan : Melakukan penerimaan bahan makanan basah


Tanggal :7 Desember 2014
Daftar Lampiran  Spesifikasi bahan makanan
 Foto 1 : Surat Permintaan (SP) bahan makanan basah
 Foto 2 : Kegiatan penerimaan bahan makanan
 Foto 3 : Kegiatan pemeriksaan jumlah dan mutu bahan
 Foto 4 : Pengelompokkan bahan makanan berdasar macam
dan waktu penggunaan
 Foto 5 : Pencatatan penerimaan bahan makanan basah

Penerimaan bahan makanan basah merupakan suatu rangkaian kegiatan memeriksa,


meneliti, mencatat macam dan jumlah bahan makanan yang diterima sesuai dengan Surat
Permintaan (SP) dan spesifikasi yang sudah ditetapkan dan nota kirim. Penerimaan bahan
makanan merupakan salah satu tanggung jawab ahli gizi bagian penerimaan dan persiapan
bahan makanan. Petugas penerima harus bertanggungjawab terhadap keseuaian jumlah
dan mutu bahan makanan yang diterima agar sesuai dengan SP dan spesifikasi bahan
makanan yang telah ditetapkan.
Langkah yang saya lakukan adalah :
 Menyiapkan Surat permintaan (SP) bahan makanan basah
 Melakukan penimbangan, penghitungan sesuai jumlah dalam Surat Permintaan
(SP) dan menilai kualitas bahan makanan sesuai dengan spesifikasi
 Mengembalikan bahan makanan yang tidak sesuai dengan spesifiksi
 Menyalurkan bahan makanan sesuai dengan jenisnya
 Melakukan pencatatan penerimaan bahan makanan basah.

Kegiatan ini dilakukan pada tanggal 7 Desember 2014. Sebelum dilakukan penerimaan,
petugas mengkaji jumlah bahan permintaan basah yang diterima dari petugas pembuat
permintaan bahan makanan basah, pengkajian ini dilakukan pukul 07.00. Rekanan
mengantar bahan makanan basah pukul 08.00 WIB. Petugas penerima bahan makanan
berhak mengembalikan bahan makanan apabila mutu bahan tidak sesuai dengan spesifikasi
yang diminta. Pencatatan dilakukan untuk memudahkan petugas dalam menentukan bahan
makanan yang diterima dan mengetahui ketersediaan bahan makanan yang ada.
Penerimaan bahan makanan sesuai SPO merupakan salah satu kegiatan dalam pelayanan
gizi yang mendukung tercapainya pelayanan gizi yang memiliki komitmen mutu, konsistensi
mutu.
Manfaat kegiatan ini adalah terpenuhinya kebutuhan bahan makanan basah yang sesuai
macam dan jumlahnya dengan surat permintaan, serta kesesuaian mutu bahan makanan
basah sesuai spesifikasi yang telah ditentukan.

Foto 1 : Surat Permintaan (SP) bahan makanan basah

Foto 2 : Kegiatan penerimaan bahan makanan


Foto 3 : Kegiatan pemeriksaan jumlah dan mutu bahan
Foto 4 : Pengelompokkan bahan makanan berdasar macam dan waktu penggunaan

Foto 5 : Pencatatan penerimaan bahan makanan basah


Formulir Laporan Kegiatan

Kegiatan : Melakukan entry label diet pasien untuk distribusi makan siang,
sore dan pagi hari berikutnya
Tanggal :12 Desember 2014
Daftar Lampiran : Foto 1 : Kegiatan pelaksanaan entry label diet pasien
Dalam melakukan kegiatan entry label diet pasien untuk distribusi makan siang, sore dan
pagi hari berikutnya pada tanggal 12 Desember 2014 dengan teknik ketelitian dan
pengolahan data, langkah yang saya lakukan adalah :
 Menghimpun data bon permintaan makan pasien dari petugas ruangan.
 Melakukan entry diet / pergantian diet pasien dengan berpedoman pada bon
permintaan makan pasien dengan menggunakan komputer.
( Electronic-gizi )
 Melakukan pengecekan ulang sebelum label diet dicetak
 Melakukan pencetakan label diet
 Menyerahkan label diet pada petugas pengawas distribusi untuk dilakukan kroscek
ulang.
Saya bekerja sama dengan petugas pengecek ulang label sehingga waktu untuk
mempersiapkan label diet dapat digunakan optimal.Manfaat kegiatan ini adalah
meminimalisir adanya kesalahan pada pemberian label diet kepada pasien dan kesalahan
data pasien karena data pasien akan muncul otomatis dengan memasukkan nomor biling,
meminimalisir terjadinya kekeliruan petugas ruangan saat pendistribusian makanan pasien
karena label diet berisi identitas pasien lengkap.
Foto 1 : Pelaksanaa entry label diet
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Nilai-nilai dasar profesi ASN dapat diaktualisasikan pada semua kegiatan pelayanan gizi
di UPTD Puskesmas Sidomulyo. Dengan penerapan nilai dasar ASN meningkatkan
kinerja sumber daya manusia sehingga mendukung tercapainya visi Instalasi Gizi dan
UPTD Puskesmas Sidomulyo.

B. Saran
Penerapan nilai dasar ASN dalam pelaksanaan kegiatan pelayanan gizi perlu dilakukan
secara konsisten dan berkesinambungan sehingga ahli gizi mampu menyelenggarakan
pelayanan publik yang profesional bagi masyarakat serta mampu menjadi tunas
integritas di lingkungan kerjanya.

Anda mungkin juga menyukai