Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Upaya kesehatan adalah setiap kegiatan untuk memelihara dan meningkatkan
kesehatan. Bertujuan untuk mewujudkan derajat kesehatan yang optimal bagi masyarakat.
Upaya kesehatan diselenggarakan dengan pendekatan pemeliharaan, peningkatan kesehatan
(promotif), pencegahan penyakit (preventif), penyembuhan penyakit (kuratif), dan pemulihan
kesehatan (rehabilitatif), yang dilaksanakan secara menyeluruh, terpadu dan
berkesinambungan. Konsep kesatuan upaya kesehatan ini menjadi pedoman dan pegangan
bagi semua fasilitas kesehatan di Indonesia, termasuk di rumah sakit (Kemenkes RI, 2013).
Rumah Sakit Haji Lalu Manambai Abdulkadir yang berdiri pada tahun 2012,
mempunyai visi sebagai rumah sakit rujukan pusat regional sepulau Sumbawa memiliki
beberapa fungsi salah satunya adalah menyiapkan sarana prasarana penunjang medis yang
berkaitan dengan pelayanan gizi maka didirikan tempat penyelenggaraan makanan di rumah
sakit yang awalnya terdapat dapur biasa yang hanya melayani penyediaan makanan pasien
saja. Sesuai dengan perkembangan pelayanan gizi di rumah sakit serta berdasarkan SK.
134/Menkes/IV/78 Tentang Susunan dan Pengorganisasian Rumah Sakit maka ditetapkan
ada 4 (empat) kegiatan pokok pelayanan gizi rumah sakit yaitu :
1. Produksi/pengolahan makanan ( pengadaan sampai penyalurannya ke pasien).
2. Pelayanan gizi di ruang perawatan ( perencanaan hingga evaluasi diit ).
3. Penyuluhan, konsultasi serta rujukan gizi ( pasien rawat tinggal, rawat jalan,
petugas rumah sakit ).
4. Penelitian dan pengembangan gizi terapan.
Salah satu bentuk kegiatan pemulihan dan peningkatan kesehatan yang dilakukan di
rumah sakit adalah dengan mengadakan pelayanan gizi di rumah sakit. Resiko kurang gizi
dapat terjadi pada keadaan sakit, yang dipengaruhi banyak faktor. Asupan energi yang tidak
adekuat, lama hari rawat, penyakit non infeksi dan diet khusus merupakan faktor yang
menyebabkan terjadinya manutrisi di rumah sakit (Kusumayanti, et all, JICN 2004).
Pelayanan gizi di rumah sakit sudah menjadi tanggung jawab seorang nutrisionis.
Pelayanan gizi rumah sakit mencakup pelayanan gizi pasien rawat jalan, pelayanan gizi
pasien rawat inap, penyelenggaraan makanan serta penelitian dan pengembangan di bidang
gizi. Untuk menjaga komitmen mutu pelayanan gizi maka diperlukan sebuah standar dalam
proses asuhan gizi sehingga dapat memberikan pelayanan gizi yang berkualitas dan
terorganisir.
Nutrisionis yang merupakan jabatan fungsional mempuyai amanah dan tanggung
jawab penuh dalam bidang pelayanan gizi diharapkan mampu mengimplementasikan nilai-
nilai dasar ASN dalam kegiatan pelayanan gizi di rumah sakit dalam rangka peningkatan
serta pengendalian mutu pelayanan sebagai salah satu tugas pokok Aparatur Sipil Negara
(ASN) yang disebutkan dalam UU No. 5 tahun 2014 tentang ASN adalah sebagai pelayan
publik.
Dengan demikian perlu dibangun ASN yang memiliki integritas, professional, netral
dan bebas dari intervensi politik, bersih dari praktek korupsi, kolusi dan nepotisme. Serta
mampu menyelenggarakan pelayanan publik bagi masyarakat dan mampu menjalankan peran
sebagai unsur perekat persatuan dan kesatuan bangsa berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.
Nilai-nilai tersebut kemudian tertuang sebagai nilai dasar ASN yang meliputi Akuntabilitas,
Nasionalisme, Etika publik, Komitmen mutu, dan Anti Korupsi (ANEKA).
Nilai-nilai dasar tersebut menjadi acuan dalam pelaksanaan kegiatan pelayanan gizi
khususnya pada pelayanan asuhan gizi pasien rawat inap yang akan saya lakukan di R.S.
H.L. Manambai Abdulkadir. Penerapan nilai-nilai dasar ASN tersebut diharapkan dapat
membentuk ASN yang berkarakter dan professional sesuai bidang masing-masing demi
mewujudkan pelayanan yang optimal bagi masyarakat umum.

2. Tujuan
Adapun tujuan aktualisasi nilai dasar ASN sebagai Nutrisionis di R.S. H.L.
Manambai Abdulkadir adalah sebagai berikut:
1. Meningkatkan integritas profesi ASN di lingkungan kerja R.S. H.L. Manambai
Abdulkadir.
2. Menciptakan ASN yang berkarakter dan professional.
3. Meningkatkan mutu pelayanan instalasi gizi dalam pelayanan asuhan gizi sesuai
visi misi instalasi gizi di R.S. H.L. Manambai Abdulkadir dengan penerapan nilai
dasar ANEKA.
3. Ruang Lingkup
Ruang lingkup kegiatan aktualisasi ini adalah tugas jabatan dan fungsi pokok sesuai
Sasaran Kinerja Pegawai (SKP) atau tugas tambahan yang diberikan atau disetujui oleh
atasan maupun kegiatan lain yang merupakan inisiatif sendiri yag telah mendapat persetujuan
langsung dari atasan. Dalam penulisan ini, hal yang dibahas adalah kegiatan aktualisasi
sesuai dengan SKP dan akan diaktualisasikan ke dalam nilai-nilai dasar ANEKA.
Berdasarkan SKP Nutrisionis Ahli Pertama terdapat beberapa poin kegiatan yang menjadi
penilaian angka kredit pada SKP, maka poin yang dibahas oleh penulis dalam aktualisasi
ANEKA adalah :
1. Menganalisis data dalam rangka menyusun kebutuhan gizi, makanan dan dietetic
2. Melakukan penilaian pemeriksaan penunjang meliputi laboratorium, klinik, dan
lain-lain.
3. Melakukan konsultasi diet khusus
4. Munyusun perencanaann diet sesuai penyakit dan preskripsi diet dengan dua
komplikasi

Kegiatan aktualiasasi ini akan dilaksanakan selama 18 hari di Rumah Sakit mulai dari
tanggal 10 Juni sampai dengan 29 Juni 2019.
BAB II

PENETAPAN ISU

1. Identifikasi Isu
Isu adalah sebuah masalah yang muncul pada sebuah instansi akibat dari kesenjangan
antara realita (kondisi saat ini) dengan kondisi ideal (harapan para stakeholder). Rancangan
aktualisasi ini dimulai dengan mengidentifikasi isu yang muncul pada instansi kerja penulis,
yaitu Instaasi Gizi RS HL Manambai Abdulkadir. Isu muncul dari berbagai sumber, yaitu : 1)
Hasil observasi dan pengalaman penulis selama masa percobaan (CPNS), 2) Tugas pokok
dan fungsi penulis sebagai Nutrisionis dan 3) Sasaran kinerja pegawai.
Beberapa isu yang muncul dari sumber di atas kemudian di inventarisir dengan
mengkategorikannya ke dalam tiga prinsip ASN yaitu: 1) Manajemen ASN. 2) Pelayanan
public, dan 3) Whole of Government (WoG). Langkah selanjutnya adalah mengkonsultasikan
isu yang telah teridentifikasi kepada rekan sejawat, coach, dan mentor, kemudian dapat
dianalisis secara mendalam sehingga terpilihlah sebuah core issue.
Berdasarkan alur tersebut, maka didapatkanlah isu yang telah diidentifikasi dan
terkategorisasi dengan prinsip ASN, sebagai berikut :
1. Kurangnya kepatuhan pegawai produksi penyelenggaraan makanan pasien dalam
menggunakan APD (Alat Perlindungan Diri) sebagai bentuk komitmen mutu agar
tidak terjadi kontaminasi dalam penyelenggaraan makan pasien.
2. Kurangnya penerapan nilai-nilai dasar ASN dalam pelayanan asuhan gizi
terstandar untuk pasien rawat inap, terutama nilai akuntabilitas karena belum
dilakukannya pengisian form asuhan gizi pasien secara maksimal
3. Keterlambatan distribusi makanan kepada pasien karena kurangnya disiplin
pegawai dalam hal ini pramusaji yang sering datang tidak tepat waktu. Hal ini
juga mempengaruhi mutu pelayanan makanan pasien di rumah sakit.
4. Kurangnya tingkat pengetahuan pasien yang dirawat jalan maupun rawat inap
terkait pentingnya pemenuhan gizi yang tepat dan seimbang.
5. Belum adanya menu khusus anak untuk meningkatkan selera makan anak
sehingga dapat mengurangi resiko terjadinya malnutrisi pada anak yang sedang
dalam masa perawatan di rumah sakit.
2. Isu yang Diangkat
Penetapan isu strategis yang akan diangkat dalam kegiatan aktualisasi ini memerlukan
suatu pemilihan isu. Pemilihan isu dilakukan dengan memberikan penilaian dan skala
prioritas utuk setiap isu yang tlah diidentifikasi sebelumnya. Analisis pemilihan isu yang
digunakan dalam kegiatan ini adalah menggunakan dua alat bantu penetapan kriteria kualitas
isu. Kriteria pertama adalah APKL (Aktual, Problematik, Kekhalayakan, dan Kelayakan).
Berdasarkan definisi operasional isu yang telah ditetapkan, akan menggambarkan
kesenjangan antara kondisi realita dan kondisi ideal yang diharapkan oleh stakeholder. Hasil
penilaian berdasarkan alat bantu penetapan kriteria APKL dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 1 Hasil Penetapan Kualitas Isu denan APKL
No Isu Kriteria APKL Total Rangking
A P K L Skor
1 Kurangnya kepatuhan 3 4 4 3 14 4
pegawai produksi
penyelenggaraan makanan
pasien dalam menggunakan
APD (Alat Perlindungan Diri)
2 Kurangnya penerapan nilai- 5 5 5 4 19 1
nilai dasar ASN dalam
pelayanan asuhan gizi
terstandar untuk pasien rawat
inap
3 Keterlambatan distribusi 4 4 4 3 15 3
makanan kepada pasien
karena kurangnya disiplin
pegawai dalam hal ini
pramusaji yang sering datang
tidak tepat waktu.
4 Kurangnya tingkat 4 5 4 4 17 2
pengetahuan pasien yang
dirawat jalan maupun rawat
inap terkait pentingnya
pemenuhan gizi yang tepat
dan seimbang.
5 Belum adanya menu khusus 3 4 2 3 12 5
anak
Keterangan Tabel :
A : Aktual
P : Problematik
K : Kekhalayakan
L : Kelayakan
WoG : Whole of Government
MA : Manajemen ASN
PP : Pelayanan Publik

Kriteria selanjutnya untuk menentukan isu yang akan diangkat dilakukan dengan
menggunakan USG (Urgency, Serious-ness dan Growth). Metode USG merupakan salah satu
cara untuk menentukan urutan prioritas isu dengan metode skoring. Metode ini
memperhatikan urgensi dari isu tersebut harus segera ditindaklanjuti. Kriteria USG
dikategorikan ke dalam rentang penilaian skala Likert 1-5 dengan ketentuan semakin besar
nilainya, maka semakin strategis isu tersebut harus diselesaikan. Variabel dari metode USG
dapat dijabarkan sebagai berikut: Urgency, artinya seberapa mendesak suatu isu harus
dibahas, dianalisis dan ditindaklanjuti. Seriousness merujuk pada seberapa seriu suatu isu
harus dibahas dikaitkan dengan akibat yang ditimbulkan. Growth merujuk pada seberapa
kemungkinan memburuknya isu tersebut jika tidak ditangani.
Tabel 2. Analisis Penentuan Isu dengan USG

No Skor
Isu Jumlah Peringkat
. U S G
1. Kurangnya penerapan nilai-nilai dasar 5 5 5 15 1
ASN dalam pelayanan asuhan gizi
terstandar untuk pasien rawat inap
2. Keterlambatan distribusi makanan kepada 4 4 4 12 3
pasien karena kurangnya disiplin pegawai
dalam hal ini pramusaji yang sering
datang tidak tepat waktu.
3. Kurangnya tingkat pengetahuan pasien 5 4 5 14 2
yang dirawat jalan maupun rawat inap
terkait pentingnya pemenuhan gizi yang
tepat dan seimbang.
Keterangan :

Urgency Serious Growth


5 Sangat mendesak Sangat berpengaruh Sangat berdampak
4 Mendesak Berpengaruh Berdampak
3 Cukup mendesak Cukup berpengaruh Cukup berdampak
2 Tidak mendesak Tidak berpengaruh Tidak berdampak
1 Sangat tidak Sangat tidak Sangat tidak
mendesak berpengaruh berdampak

3. Dampak Jika Isu Tidak Dipecahkan


Dampak yang akan terjadi jika isu tidak segera dipecahkan maka bentuk
pertanggungjawaban dari pelayanan asuhan gizi yang telah dilakukan akan dipertanyakan
karena belum adanya pengisian form asuhan gizi untuk dimasukkan ke dalam dokumentasi
rekam medis. Acuan untuk melakukan pelayanan gizi juga akan diragukan karena tidak
adanya pencatatan dalam bentuk form asuhan gizi. Pengisian form asuhan gizi juga menjadi
penting sebagai syarat dari akreditasi rumah sakit di bidang pelayanan gizi.
4. Gagasan Pemecahan Isu
Pemecahan isu yaitu “Kurangnya penerapan nilai-nilai dasar ASN dalam pelayanan
asuhan gizi terstandar untuk pasien rawat inap” diperlukan suatu rangkaian kegiatan yang
mampu menyelesaikan isu tersebut. Untuk melaksanakan rangkaian kegiatan penyelesaian
isu, perlu dilakukan implementasi nilai-nilai dasar ASN yaitu Akuntabilitas, Nasionalisme,
Etika Publik, Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi (ANEKA). Adapun berbagai kegiatan yang
akan dilakukan untuk menyelesaika isu di atas adalah :
a. Melakukan skrining gizi pada pasien baru di irna
b. Melakukan pemesanan diet ke unit penyelenggaraan makanan di instalasi gizi
c. Membuat asuhan gizi pasien rawat inap
d. Melakukan koordinasi dengan dokter, perawat dan tenaga kesehatan lainnya
dalam melakukan intervensi gizi
e. Memberikan konsultasi gizi terhadap pasien dan keluarganya
f. Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap asuhan gizi yang telah
diimplementasikan pada pasien
BAB III
RANCANGAN AKTUALISASI
1. Dekripsi Organisasi
a. Nama Organisasi
Instalasi Gizi dipimpin oleh seorang kepala Instalasi Gizi bertanggung jawab
kepada kasie penunjang medis, kasie logistik dan perlengkapan dan kabid penunjang
medis. Instalasi Gizi R.S. H. L. Manambai Abdulkadir adalah suatu unit yang
mempunyai kegiatan pelayanan yang meliputi : pengadaan makanan, pelayanan gizi
rawat inap, penyuluhan konsultasi gizi, serta penelitian dan pengembangan. Untuk
struktur organisasinya lebih jelasnya dapat dilihat pada bagan di bawah ini.
Bagan 1. Struktur Organisasi Instalasi Gizi

b. Visi Misi dan Nilai Organisasi


Visi dari Instalasi Gizi R.S. H.L. Manambai Abdulkadir adalah Pelayanan gizi
melalui sumber daya manusia yang berkualitas dengan berorientasi pada kepuasan
pelanggan yang bermutu dan paripurna.
Misi untuk mewujudkan visi dari Instalasi Gizi R.S. H.L. Manambai Abdulkadir
tertuang dalam beberapa poin yaitu :

1. Meningkatkan pelayanan gizi dengan penerapan kegiatan pelayanan asuhan


gizi dan penyelenggaraan makanan sesuai prosedur dan standar.
2. Meningkatkan sarana dan prasarana instalasi gizi untuk menunjang
pelayanan.
3. Meningkatkan profesionalisme sumber daya manusia dengan kegiatan
pendidikan, pelatihan, penelitian dan pengembangan gizi.
4. Mengembangkan penelitian sesuai perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi.
5. Melaksanakan sistem informasi gizi melalui penyuluhan dan konsultasi gizi.
6. Menyelenggarakan pelayanan gizi yang berorientasi pada kebutuhan dan
kepuasan klien/pasien untuk meningkatkan kualitas hidup.
Nilai-nilai dalam Instalasi Gizi megacu pada nilai-nilai yang diterapkan dalam
rumah sakit yaitu :
1. Cepat : Memberikan pelayanan secepat mungkin
2. Tepat : Memberikan pelayananan sesuai kebutuhan
3. Ramah : Memberikan pelayananan dengan senyum, salam dan bersahabat
4. Pro-aktif : Memberikan pelayanan dengan tanggap/empati dan peduli
5. Konsisten: Melayani sesuai standar pelayanan
c. Tugas Pokok dan Fungsi Organisasi
Tugas pokok dari instalasi gizi rumah sakit adalah terciptanya sistem pelayanan
gizi rumah sakit yang bermutu dengan memperhatikan berbagai aspek gizi dan penyakit
serta merupakan bagian dari pelayanan kesehatan yang menyeluruh.
Fungsi dari Instalasi Gizi terbagi menjadi beberapa fugsi yaitu :
1. Menyelenggarakan asuhan gizi terstandar pada pelayanan gizi rawat jalan dan
rawat inap
2. Menyelenggarakan makanan sesuai standar kebutuhan gizi dan aman
dikonsumsi
3. Menyelenggarakan penyuluhan dan konseling gizi pada klien/pasien dan
keluarganya
4. Menyelenggarakan penelitian aplikasi di bidang gizi dan dietetik sesuai
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
d. Kedudukan Penulis dalam Struktur Organisasi
Kedudukan penulis dalam struktur organisasi di Instalasi Gizi R.S. H.L.
Manambai Abdulkadir adalah sebagai Nutrisionis Ahli Pertama dengan kualifikasi
Sarjana Gizi berada dibawah Kepala Instalasi Gizi kemudian Kasi Penunjang Medis dan
Kabid Penunjang Medis.
e. Tugas Pokok dan Fungsi Penulis
Tugas pokok dan fungsi penulis sebagai Nutrisionis adalah :
1. Bertanggung jawab terhadap kebenaran dan ketepatan pelaksanaan
kegiatan pelayanan makanan pasien (diet pasien) di rawat inap
2. Melakukan analisa dan interpretasi riwayat kebiasaan makan, identitas dan
keterangan lain
3. Menentukan terapi gizi (diet) pasien berkolaborasi dengan PPA dan
memesankan makanan sesuai kebutuhan pasien dan jenis dietnya ke unit
penyelenggaraan makanan
4. Memberikan konseling gizi kepada pasien dan keluarga pasien, khususnya
pasien yang beresiko masalah gizi
5. Melakukan kegiatan asuhan gizi pasien, khususnya pasien yang beresiko
masalah gizi dan memerlukan terapi diet
2. Nilai-nilai Dasar Profesi ASN
Menurut Undang-Undang Momor 5 tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara
disebutkan bahwa ASN adalah profesi bagi pegawai negeri sipil dan pegawai pemerintah
dengan perjanjian kerja yang bekerja pada instansi pemerintah. Pegawai ASN berfungsi
sebagai pelaksana kebijakan publik, pelayan publik serta perekat dan pemersatu bangsa.
Selain fungsi tersebut terdapat nilai-nilai dasar ASN yang disebut ANEKA yang akan
diterapkan dalam kegiatan aktualisasi yang akan dilakukan. Adapun nilai-nilai ASN terdiri
dari Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu dan Anti Korupsi.
Penjelasan dari indikator-indikator untuk masing-masing nilai-nilai dasar tersebut sebagai
berikut:
a. Akuntabilitas
Akuntabilitas merujuk pada kewajiban setiap individu, kelompok, atau
institusi untuk memenuhi tanggung jawab yang menjadi amanahnya. Amanah
seorang PNS adalah menjamin terwujudnya nilai-nilai publik. Nilai-nilai publik
seperti mampu mengambil keputusan yang tepat saat terjadi konflik kepentingan,
menghindari keterlibatan dalam politik praktis, perlakuan secara sama dan adil
dalam pelayanan publik, dan menunjukkan sikap yang dapat diandalkan sebagai
penyelenggara pemerintahan.
Akuntabilitas sering disamakan dengan responsibilitas atau tanggung
jawab. Padahal kedua konsep tersebut memiliki arti yang berbeda. Responsibilitas
adalah kewajiban untuk bertanggung jawab. Sedangkan, akuntabilitas adalah
kewajiban pertanggungjawaban yang harus dicapai.
b. Nasionalisme
Nasionalisme merupakan perwujudan rasa cinta yang wajar terhadap
bangsa dan Negara, serta tetap menghormati bangsa lainnya. Prinsip nasionalisme
bangsa Indonesia dilandasi nilai-nilai Pancasila yang diarahkan agar bangsa
Indonesia senantiasa menempatkan persatuan kesatuan, kepentingan dan
keselamatan bangsa di atas kepentingan pribadi atau golongan.
Nasionalisme sangat penting dimiliki oleh setiap pegawai ASN, bukan
sekedar wawasan kebangsaan saja, tetapi memiliki kemampuan
mengaktualisasikan nasionalisme dalam menjalankan fungsi dan tugasnya.
c. Etika Publik
Etika terkait dengan ajaran-ajaran moral yakni standar tentang benar dan
salah yang dipelajari melalui proses hidup bermasyarakat. Etika publik
merupakan penuntun perilaku yang paling mendasar, norma etika justru sangat
menentukan perumusan kebijakan maupun pola tindakan yang ada di dalam
organisasi publik.
Kode etik adalah rumusan ekspilisit tentang kaidah-kaidah atau norma
yang harus ditaati secara sukarela oleh pegawai di dalam organisasi publik. Etika
kehidupan berbangsa merupakan rumusan yang bersumber dari ajaran agama,
khususnya yang bersifat universal, dan nilai-nilai luhur budaya bangsa yang
tercermin dalam Pancasila sebagai acuan dasar dalam berpikir, bersikap, dan
bertingkah laku dalam kehidupan berbangsa.
d. Komitmen Mutu
Pelayanan publik yang bermutu merupakan wujud akuntabilitas dari
pemerintah selaku penyedia layanan publik.Standar mutu pelayanan yang berbasis
kebutuhan dan kepuasan masyarakat sebagai pelanggan.Target utama kinerja
aparatur yang berbasis komitmen mutu adalah mewujudkan kepuasan masyarakat
yang menerima layanan (customer satisfaction).
Aspek komitmen mutu adalah organisasi, pemimpin, komitmen, proses
serta produk. Kelima aspek diatas memiliki keterkaitan dan ketergantungan yang
tinggi. Organisasi merupakan aspek yang membuat kerangka kerja berorientasi
mutu. Produk yang bermutu sebagai hasil kerja organisai diperoleh melalui proses
yang bermutu pula, dengan didukung komitmen tinggi dari seluruh komponen
organisasi.
e. Anti Korupsi
Korupsi berasal dari bahasa latin yaitu Corrupti yang artinya kerusakan,
kebobrokan, dan kebusukan. Dampak korupsi tidak hanya sekedar menimbang
kerugian keuangan Negara namun dapat menimbulkan kerusakan kehidupan yang
tidak hanya bersifat jangka pendek tetapi dapat pula dalam jangka panjang.
Kesadaran diri anti korupsi yang dibangun melalui pendekatan spiritual,
dengan selalu ingat akan tujuan keberadaannya sebagai manusia di muka bumi,
dan selalu ingat ruang dan waktu kehidupannya harus dipertanggungjawabkan,
dapat menjadi benteng kuat untuk anti korupsi.
3. Rancangan Kegiatan
4. Jadwal/Rencana Pelaksanaan Aktualisasi
Tabel 4. Jadwal Rencana Pelaksanaan Aktualisasi
No. Kegiatan Bulan Juni
I II III
1. Melakukan skrining gizi
pada pasien di irna
2. Membuat asuhan gizi
sesuai standar dengan
penerapan nilai-nilai dasar
ASN pada pasien rawat
inap
3. Melakukan pemesanan
diet ke unit
penyelenggaraan makanan
di instalasi gizi
4. Melakukan koordinasi
dengan dokter, perawat
dan tenaga kesehatan
lainnya dalam melakukan
intervensi gizi
5. Memberikan konsultasi
gizi terhadap pasien dan
keluarganya
6. Melakukan monitoring
dan evaluasi terhadap
asuhan gizi yang telah
diimplementasikan pada
pasien

Anda mungkin juga menyukai