Anda di halaman 1dari 4

ANALISIS WHOLE OF GOVERNMENT DENGAN METODE

ADIK SIMBA, TTSO DAN 5 TAHAPAN


Oleh : Yuanita Sinar Yulianti, A.Md.Gz / 199407062020122007

1. ADIK SIMBA
Apa yang dimaksud WOG adalah sebuah pendekatan pemerintah yang
dengan Whole of berfungsi dalam ruang lingkup koordinasi yang lebih luas
Government? untuk mencapai tujuan bersama dalam pembangunan
kebijakan, manajemen program dan pelayanan publik.
Dimana Whole of WOG diterapkan dalam pelayanan publik yang terintegrasi
Government diterapkan? baik yang bersifat administrastif, jasa, barang maupun
regulatif.
Kapan Whole of Konsep WOG harus dilakukan dan diterapkan dalam setiap
Government diterapkan? instansi pelayanan publik dalam pekerjaan sehari-hari tanpa
membedakan dan melayanan secara ikhlas, jujur dan
transparan.
Siapa yang menerapkan Seluruh instansi pemerintah sebaiknya menerapkan Whole
konsep Whole of of Government sesuai dengan sektor yang dikerjakan
Government? masing-masing. Hal ini karena setiap sektor
mengembangkan kebijakannya guna mendukung
pelaksanaan tugas dan fungsinya.
Mengapa Whole of Karena sebagai pendekatan untuk menyatukan institusi
Government itu penting? pemerintah sebagai penyelenggara kebijakan dan layanan
publik. Sehingga dapat menjadi dorongan publik untuk
berkinerja lebih baik, menghargai keberagaman,
mengembangkan teknologi informasi dan menghilangkan
ego sentral.
Bagaimana cara WOG dapat dilakukan dengan beberapa cara yaitu dengan
melaksanakan Whole of melihat respon pemerintah yang terintegrasi,
Government? menghilangkan sekat sektoral, kerjasaa antar instansi
pemerintah baik di pusat maupun di daerah, kolaborasi,
koordinasi dan sinergitas

2. TTSO
TUJUAN PNS dapat menerapkan Whole of Government dalam pekerjaannya
agar dapat berkolaborasi antar lembaga pemerintah dalam
pelayanan publik.
TARGET Semua PNS memahami dan menerapkan konsep Whole of
Government.
STRATEGI Penerapan konsep Whole of Government dapat dilakukan dengan
beberapa metode diantaranya penguatan koordinasi antar lembaga,
membentuk lembaga koordinasi khusus, membentuk gugus tugas,
dan koalisi sosial.
OUTPUT PNS dapat menerapkan Whole of Government dalam menjalankan
tupoksi pekerjaannya dan dalam pemberian pelayanan yang
terintegrasi.

3. 5 TAHAPAN
a. Tahap 1 : Temukan Tupoksi Esensial
N
KEGIATAN TUGAS POKOK JABATAN
O
1 Mengumpulkan data untuk menyusun rencana tahunan dan bulanan
Mengumpulkan data anak balita, bumil dan buteki untuk pemberian makanan
2
tambahan penyuluhan dan pemulihan pada anak balita dengan status gizi kurang
Melakukan pengukuran TB, BB, umur di unit atau wilayah kerja bulanan (Anak
3
Balita)
Melakukan pengukuran TB, BB, umur dan LILA di unit atau wilayah kerja sesuai
4
kebutuhan
Melakukan pengukuran IMT pada orang dewasa di unit/wilayah kerja sesuai
5
kebutuhan
Melakukan anamnese diet bagi klien (food frekuensi dan rata-rata contoh
6
hidangan)
7 Melakukan perhitungan kandungan gizi makanan klien
8 Mencatat dan melaporkan atas hasil pengukuran BB, TB, umur, LILA, IMT
9 Mencatat dan melaporkan atas hasil anamnese diet
10 Menyediakan kapsul vitamin A biasa dan preparat besi
11 Melakukan penilaian diet klien selama dirawat
Memantau kegiatan pengukuran BB, TB, umur di tingkat desa, sasaran, SKDN,
12
status gizi bulanan (posyandu)
Memantau kegiatan PMT, balita/anak sekolah/bumil sasaran, SKDN, status gizi,
13
macam/jumlah PMT
14 Melakukan recall makanan 24 jam yang lalu bagi klien

b. Tahap 2 : Temukan 5 Masalah Strategis


No Masalah Strategis
Kurang optimalnya pengukuran tinggi badan balita oleh kader sehingga
1
mempengaruhi data stunting di Puskesmas Plaosan
Rendahnya persentase penimbangan balita (D/S) tahun 2020 di Puskesmas
2
Plaosan
Kurang pahamnya pengasuh bayi/balita tentang pola asuh anak di wilayah UPTD
3
Puskesmas Plaosan
Belum patuhnya penunggu pasien rawat inap terhadap protokol kesehatan dimasa
4
pandemi.
5 Petugas Posyandu tidak memberikan penyuluhan di Meja 4

c. Tahap 3 : Temukan Masalah Prioritas/Pokok


No Masalah Strategis U S G UxSxG Ranking
Kurang optimalnya pengukuran tinggi
badan balita oleh kader sehingga
1 4 5 5 100 I
mempengaruhi data stunting di
Puskesmas Plaosan
Rendahnya persentase penimbangan
2 balita (D/S) tahun 2020 di Puskesmas 5 4 3 60 III
Plaosan
Kurang pahamnya pengasuh bayi/balita
3 tentang pola asuh anak di wilayah UPTD 4 5 4 80 II
Puskesmas Plaosan
Belum patuhnya penunggu pasien rawat
4 inap terhadap protokol kesehatan dimasa 3 5 3 45 V
pandemi.
Petugas Posyandu tidak memberikan
5 4 4 3 48 VI
penyuluhan di Meja 4

d. Tahap 4 : Temukan Solusi dan Strategi Memecahkan Masalah Pokok


1. Koordinasi dengan PJ desa untuk memberikan informasi kepada kader Posyandu.
2. Menyiakan materi dan media pelatihan.
3. Membuat jadwal rutin untuk pelatihan tumbuh kembang balita.
4. Menyiapkan instrumen evaluasi dan monitoring pelatihan.

e. Tahap 5 : Temukan Inovasi dalam Memecahkan Masalah Pokok


‟Pelatihan TumBang Balita kepada Kader Posyandu di Wilayah UPTD Puskesmas
Plaosan”

Anda mungkin juga menyukai