Disusun oleh:
Nama : Eriza Dinhar Ayu Yusas P, Amd. Keb
NIP : 19911107 201902 2 002
Angkatan : XXXIX
No. Urut : 17
Jabatan : Calon Bidan Terampil
Gol/Ruang : II/c
Unit Kerja : Puskesmas Gambirsari
Coach : Ir. Hari Indra Yudayana, MM
Mentor : dr. Heri Wijanarko, M.Si
i
LEMBAR PERSETUJUAN
RANCANGAN AKTUALISASI DAN HABITUASI NILAI-NILAI DASAR
APARATUR SIPIL NEGARA (ASN)
Surakarta,
Peserta Pelatihan Dasar CPNS
Menyetujui,
Pembimbing, Mentor,
ii
HALAMAN PENGESAHAN
RANCANGAN AKTUALISASI DAN HABITUASI NILAI-NILAI DASAR
APARATUR SIPIL NEGARA (ASN)
No. Presensi : 17
dinyatakan layak untuk diaktualisasikan dalam habituasi.
Disahkan pada:
Hari :
Tanggal :
Tempat : Skadik 401 LANUD ADI SUMARMO
Menyetujui,
Pembimbing, Mentor,
iii
Narasumber,
iv
PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat ALLAH SWT yang
telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan Rancangan Aktualisasi yang akan dilaksanakan di tempat
penulis bertugas yaitu Puskesmas Gambirsari Surakarta
Penulisan rancangan aktualisasi ini disusun sebagai syarat untuk
melakukan aktualisasi nilai-nilai dasar Aparatur Sipil Negara pada
Pelatihan Dasar (LATSAR) golongan II di Balai Pendidikan Dan Pelatihan
Kota Surakarta.
Penulis menyadari dalam penyusunan rancangan aktualisasi ini
tidak akan selesai tanpa bantuan dari berbagai pihak. Karena itu pada
kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak dr. Heri Wijanarko,M.Si selaku Kepala Puskesmas Gambirsari
2. Bapak Ir. Hari Indra Yudayana, MM selaku Coach
3. Keluarga saya yang selalu memberi semangat pada saya dalam
menyelesaikan rancangan aktualisasi ini
4. Segenap Widyaiswara selaku Tenaga Pengajar
5. Seluruh rekan-rekan peserta Latsar golongan II tahun 2019, terutama
pada rekan angkatan atas kerjasamanya melalui kegiatan Latsar yang
telah diikuti bersama
Penulis menyadari rancangan aktualisasi ini belumlah sempurna.
Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik demi
kesempurnaan dan perbaikan rancangan aktualisasi ini sehingga nantinya
dapat memberi manfaat bagi bidang pekerjaan dan penerapan di
lapangan serta bisa dikembangkan lebih lanjut. Amin
.
v
DAFTAR ISI
vi
DAFTAR TABEL
vii
DAFTAR GAMBAR
viii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perbaikan kesehatan ibu telah menjadi prioritas utama dari
pemerintah, berbagai upaya telah dilakukan oleh pemerintah dalam
meningkatkan kesehatan ibu. Kemajuan suatu negara, pada hakikatnya
tidak terlepas dari kualitas kesehatan ibu dan anak, karena dari kesehatan
seorang ibu yang baik maka akan terlahir generasi penerus bangsa yang
bertanggung jawab. Akan tetapi, sampai saat ini masih diwarnai oleh
rawannya derajat kesehatan ibu dan anak, terutama pada kelompok yang
paling rawan yaitu ibu hamil, bersalin dan nifas, serta bayi baru lahir, yang
menyebabkan masih tingginya angka kematian ibu (AKI), angka lahir mati,
dan angka kematian bayi beru lahir.
Suastainable Development Goals (SDGs) adalah kelanjutan dari
Milenium Development Goals yang berakhir pada tahun 2015. Menurut
Kemenkes RI dalam program SDGs bahwa target sistem kesehatan
nasional terketak pada goals ke 3, menerangkan bahwa pada 2030,
mengurangi angka kematian ibu hingga dibawah 70 per 100.000 kelahiran
hidup. (Konferensi Nasional Promkes, 2017)
Badan Pembangunan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNDP) dalam
Laporan “Transitioning from the MDGs to the SDGs” tahun 2015
menyampaikan, Indonesia memang memiliki pencapaian yang baik dalam
MDGs. Dalam dua dekade terakhir, proporsi kelahiran yang dibantu oleh
tenaga kesehatan terlatih meningkat dari 32 persen (1991) ke 91,51 persen
(2015), kemudian tingkat prevalensi kontrasepsi (semua metode) naik dari
50 persen (1991) menjadi 58,99 persen (2015), dan perawatan antenatal
hampir mencakup keseluruhan karena 85,72 persen (2014) ibu hamil telah
melakukan empat kali kunjungan maupun lebih untuk memeriksakan
kehamilannya. (Cpps UGM, 2016)
1
Survei Penduduk Antar Sensus yang dikeluarkan oleh Badan Pusat
Statistik menunjukkan, ada 305 kematian ibu per 100.000 kelahiran pada
2015. Angka tersebut lebih dari dua kali lipat tingginya dibandingkan
dengan yang ditargetkan MDGs, yakni 102 pada 2015. Berdasarkan data
profil kesehatan Dinas Kesehatan Kota Surakarta tahun 2018 jumlah
kematian ibu sebesar 4 orang atau AKI 4 /100.000 KH, dari 4 kasus
kematian ibu ada 1 kasus yang berasal dari wilayah binaan UPT
Puskesmas Gambirsari yaitu Kelurahan Kadipiro.
Angka Kematian Ibu (AKI) menjadi salah satu indikator penting dari
derajat kesehatan masyarakat. Kematian saat melahirkan biasanya menjadi
faktor utama mortalitas (Saefudin, 2002). AKI ini menggambarkan jumlah
kematian perempuan hamil atau kematian dalam 42 hari setelah
berakhirnya kehamilan tanpa mempertimbangkan umur dan jenis
kehamilan. Bisa juga karena komplikasi persalinan atau nifas, penyakit
bawaan sejak hamil, dan manajemen kehamilan yang salah tetapi bukan
karena kecelakaan (Asuhan Persalinan Normal, 2014).
Kasus kematian pada ibu utamanya disebabkan oleh perdarahan
(37 persen), infeksi (22 persen), dan tekanan darah tinggi saat kehamilan
(14 persen) menurut Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI)
2012. Tingginya angka kematian ibu terkait dengan penyebab langsung,
yaitu kematian ibu di Indonesia masih didominasi oleh kesehatan ibu saat
kehamilan dan persalinan, sedangkan penyebab tidak langsungnya
dipengaruhi oleh empat terlalu dan tiga terlambat. Kondisi “4T” atau biasa
yang disebut empat terlalu masih menjadi suatu masalah yang sulit untuk
diselesaikan secara tuntas, yaitu terlalu tua untuk hamil, terlalu muda untuk
hamil, terlalu banyak jumlah anak, dan terlalu dekat jarak kelahiran kurang
dari dua tahun. Dan dipengaruhi oleh tiga terlambat yaitu terlambat
mengenali tanda bahaya persalinan dan mengambil keputusan, terlambat
dirujuk ke fasilitas pelayanan kesehatan, dan terlambat ditangani oleh
tenaga kesehatan di fasilitas kesehatan.
2
Upaya yang dilakukan pemerintah Indonesia khususnya Kota
Surakarta dalam penurunan angka kematian ibu juga sudah cukup optimal
dalam mengembangkan berbagai program kesehatan, diantara nya
pengembangan pemberdayaan masyarakat bidang kesehatan, program
keterpaduan Keluarga Berencana (KB) dan Pos Pelayanan Terpadu
(Posyandu), Kelas Ibu Hamil, Gerakan Sayang Ibu, Desa Siaga, serta
penjaminan asuransi kesehatan yang sejalan dengan program Universal
Health Coverage dengan APBD. Dari program – program yang dirintis oleh
pemerintah Indonesia tujuannya hanya satu yaitu menurunkan angka
kematian ibu, bayi dan anak di Indonesia. Akan tetapi pada kenyataannya,
angka kematian ibu, tidak sesuai dengan target yang diharapkan.
Selain hal tersebut di atas ibu melahirkan mengalami kematian
karena perdarahan, eklamsia, infeksi dan aborsi. Empat faktor ini
merupakan 70 persen penyebab yang menimbulkan kematian ibu. Kondisi
tersebut tidak hanya dilakukan oleh pemerintah terutama sektor kesehatan,
perlu kerjasama antara stakeholder terkait juga yang memiliki peran dan
tanggungjawab yang sama. Oleh karena itu, tidak hanya peran tenaga
kesehatan saja, tetapi juga dibutuhkan peran serta pemberdayaan
masyarakat dalam upaya penurunan angka kematian ibu di Indonesia. Hal
tersebut sejalan dengan pengertian Puskesmas yang tercantum dalam
Permekes Nomor 75 Tahun 2014 yaitu fasilitas pelayanan kesehatan yang
menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan
perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya
promotif dan preventif, untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang
setinggi-tingginya di wilayah kerjanya.
Tenaga kesehatan di puskesmas termasuk dalam ASN yang
memiliki pengertian sebagai warga Negara Indonesia yang memenuhi
syarat tertentu yang diangkat oleh Pejabat Pembina Kepegawaian untuk
bekerja di instansi pemerintah dalam rangka melaksanakan tugas
pemerintahan. UU No.5 tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara berisi
tentang pengelolaan ASN. Peran ASN adalah sebagai pelayan publik,
3
pelaksana kebijakan publik, dan perekat pemersatu bangsa. Hal ini
menunjukkan jika orientasi ASN adalah menjadi pelayan masyarakat. ASN
juga diharapkan mengutamakan prinsip profesionalisme yang memiliki
kompetensi, kualifikasi, objektivitas, transparansi, serta bebas dari praktik
KKN yang berbasis pada manajemen sumber daya manusia dan
mengedepankan merit system dalam mewujudkan birokrasi pemerintah
yang baik.
Untuk menjalankan peran ASN sebagai pelayan publik, pelaksana
kebijakan publik, dan perekat pemersatu bangsa dibutuhkan sumber daya
manusia yang handal untuk melaksanakan tugasnya dan diharapkan dapat
menginternalisasikan nilai-nilai dasar ASN dalam memberikan pelayanan
pada masyarakat. Salah satu hal utama dalam mewujudkan ASN yang
berkualitas adalah dengan pendidikan dan pelatihan. Berdasarkan
Peraturan LAN nomor 12 Tahun 2018 tentang Pelatihan Dasar Calon
Pegawai Negeri Sipil, bentuk pendidikan dan pelatihan ASN adalah
Pelatihan Dasar CPNS Golongan II yang dilaksanakan untuk membentuk
nilai-nilai dasar PNS yang disebut dengan istilah ANEKA yang bertujuan
agar PNS dapat mengaktulisasikan nilai-nilai dasar ASN dalam
melaksanakan tugasnya.
Kompetensi yang dibangun dalam latsar CPNS golongan II adalah
kompetensi PNS sebagai pelayan publik yang diindikasikan dengan
kemampuan mengaktualisasikan lima nilai dasar yaitu kemampuan
mewujudkan akuntabilitas, kemampuan mengedepankan kepentingan
nasional (nasionalisme), kemampuan menjunjung tinggi standar etika
publik, kemampuan berinovasi untuk peningkatan mutu dan kemampuan
untuk tidak korupsi dan mendorong percepatan pemberantasan korupsi
dilingkungan instansinya.
Bidan merupakan profesi ASN yang dalam melaksanakan tugasnya
juga membutuhkan para aparatur yang memiliki nilai-nilai dasar (ANEKA)
guna mencapai tujuan pelaksanaan praktik kebidanan sebagaimana tertulis
4
dalam Permenkes RI No. 1464/MENKES/PER/X/2010 tentang izin dan
penyelenggaraan praktek bidan.
Pada dasarnya isu yang muncul dapat bersumber dari individu, unit
kerja, maupun organisasi. . Dari hasil pengamatan tersebut isu-isu yang
dapat diambil dengan antara lain: 1) Kurangnya Informasi Pemeriksaan IVA
Test & SADANIS di Puskesmas Gambirsari , 2) Kurangnya Upaya Preventif
Promotif dalam Penurunan Angka Kematian Ibu (AKI), 3) Kurang
Optimalnya Pengisian Lembar MTBS pada Balita Sakit, 4) Kurangnya
Optimalnya Informasi Jadwal Kunjungan Ulang KB Suntik di Puskesmas
Gambirsari, 5) Kurang Optimalnya Pemilahan Limbah Medis di Pelayanan
KIA Puskesmas Gambirsari.
Untuk kebutuhan aktualisasi maka dipilih satu isu yang menjadi
prioritas untuk dipecahkan melalui gagasan-gagasan yang dilandasi oleh
nilai-nilai dasar PNS yang akan dituangkan dalam sebuah rancangan
aktualisasi. Isu yang ditentukan yaitu masih tingginya angka kematian ibu.
Berdasarkan uraian diatas, penulis menuat rancangan aktualisasi dan
habituasi dengan judul “Upaya Preventif Promotif dalam penurunan angka
kematian ibu dengan GERDU CANDA di Puskesmas Gambirsari”.
B. Identifikasi Isu
Berdasarkan latar belakang di atas, maka daftar isu yang diperoleh
dalam lingkungan kerja wilayah Puskesmas Gambirsari dikaitkan dengan
agenda ketiga pelatihan dasar CPNS yaitu Manajemen ASN, Pelayanan
Publik dan WoG, dapat ditampilkan pada tabel sebagai berikut :
5
Gambirsari kanker leher rahim rahim dan kanker
dan kanker panyudara
panyudara. sehingga
kunjungan
pelayanan iva test
meningkat.
2. Kurangnya - Pelayanan Masyarakat, tokoh Meningkatnya
Upaya Publik masyarakat, peran serta
Preventif keluarha, kader masyarakat di
Promotif kesehatan belum wilayah tempat
dalam sepenuhnya paham tinggal ibu hamil
Penurunan tentang kejadian dalam melakukan
Angka yang mengancam pengawasan/pend
Kematian Ibu kematian ibu pada ampingan terhadap
(AKI) saat kehamilan, kondisi ibu hamil.
persalinan, dan
nifas.
3. Kurang - Manajemen Masih belum Pelayanan MTBS
Optimalnya ASN terlaksananya bisa dilaksanakan
Pengisian pelayanan MTBS sesuai standar dan
Lembar sesuai standar penggunaan
MTBS pada blangko MTBS
Balita Sakit dioptimalkan.
4. Kurangnya - Pelayanan Petugas kesehatan Masyarakat tidak
Informasi Publik melayani jadwal peduli dengan
Jadwal kunjungan ulang KB jadwal kunjungan
Kunjungan suntik tepat waktu ulang yang telah
Ulang KB sesuai tanggal yang diperhitungkan
Suntik di telah diperhitungkan sehingga ketika
Puskesmas atau sesuai masa kunjungan ulang
Gambirsari aktif kontrasepsi KB tidak
suntik. memperhatikan
waktu yang telah di
informasikan pada
kunjungan
sebelumnya.
5 Kurang - Manajemen Petugas kesehatan Selama ini petugas
Optimalnya ASN mampu jarang
Pemilahan melaksanakan memperhatikan
Limbah pemilahan sampah letak sampah meds
Medis di medis dan non dan non medis,
Pelayanan medis dengan tepat, membuang bahan
KIA sehingga tidak habis pakai belum
Puskesmas menimbulkan sesuai SOP yang
Gambirsari bahaya. ditetapkan.
6
1. Penetapan Isu
7
Tabel 1.2. Analisis APKL Isu
Kriteria
No. IdentifikasiIsu Keterangan
A P K L
Kurangnya Informasi Pemeriksaan IVA Tidak
1 Test & SADANIS di Puskesmas + + - - memenuhiper
Gambirsari syaratan
8
dengan kegiatan-kegiatan yang diusulkan. Hasil analisis USG terkait
isu-isu di wilayah Puskesmas Gambirsari disajikan dalam tabel 3
berikut ini:
Tabel 1.3. Analisis USG Isu
2. Rumusan Isu
Dari hasil analisis APKL dan USG, ditetapkan isu yang dipilih
dan ditindaklanjuti dengan gagasan rencana kegiatan yang akan
dilakukan untuk mengatasi isu tersebut. Langkah yang dilakukan dalam
tahap ini merumuskan isu yang memuat focus dan locus, menentukan
gagasan kegiatan yang akan dilakukan, mengidentifikasi sumber isu,
aktor yang terlibat dan peran dari setiap aktor, dan mendeskripsikan
keterkaitannya dengan mata pelatihan yang relevan (secara langsung
maupun tidak langsung) dengan konteks isu.
Hasil perumusan isu yang terpilih adalah Kurangnya Upaya
Preventif Promotif dalam Penurunan Angka Kematian Ibu (AKI) di
Puskesmas Gambirsari. Penjabaran secara rinci disajikan dalam tabel
berikut ini:
9
Tabel 1.4. Isu Terpilih
Gagasan Kreatif/ Sumber
No. Isu Terpilih Nilai Dasar
Kegiatan Gagasan
1. Kurangnya Akuntabilitas, 1. Melakukan SKP
Upaya Nasionalisme,Etika sosialisasi dan Inovasi
Preventif publik, Komitmen mutu penggalangan
Promotif komitmen
dalam kampung Gerdu
Penurunan Canda (Gerakan
Angka Terpadu CiNTA
Kematian Ibu Bunda) pada
(AKI) di sejawat serta lintas
Puskesmas sektoral di wiayah.
Gambirsari Akuntabilitas, 2. Melakukan deteksi SKP
Nasionalisme, Etika dini ibu hamil resti Inovasi
publik, Komitmen mutu dengan pengisian
skor puji dan cap
bumil resti
Akuntabilitas, 3. Melakukan SKP
Nasionalisme, Etika pengisian dan
publik, Komitmen mutu penempelan kartu
Program
Perencanaan
Persalinan dan
Pencegahan
Komplikasi (P4K)
oleh tenaga
kesehatan dan
kader.
Akuntabilitas, 4. Melakukan SKP
Nasionalisme,Etika pengisian kantong Inovasi
publik, Komitmen mutu, tafsiran persalinan
Anti korupsi
Akuntabilitas, 5. Melakukan SKP
Nasionalisme, Etika pembuatan peta Inovasi
publik, Komitmen mutu, imajiner dan
Anti korupsi pemetaan ibu
hamil resti
Akuntabilitas, 6. Melakukan Inovasi
Nasionalisme, Etika sosialisasi program
publik, Komitmen mutu, One Klien One
Anti korupsi Kader (OKA OKE)
3. Rumusan Masalah
Berdasarkan penjabaran identifikasi isu dan penetapan isu di
atas, rumusan masalah dalam rancangan aktualisasi ini adalah
bagaimana menciptakan upaya preventif dan promotif di Puskesmas
10
Gambirsari dalam penurunan Angka Kematian Ibu (AKI). Rancangan
aktualisasi ini dibuat sebagai upaya mengaktualisasikan nilai-nilai dasar
PNS yang tekandung dalam akuntabilitas, nasionalisme, etika publik,
komitmen mutu dan anti korupsi (ANEKA) dan peran kedudukan PNS
dalam NKRI meliputi Manjemen ASN, WoG, dan Pelayanan Publik dalam
upaya mengoptimalkan pemmberdayaan peran serta masyarakat dalam
menurunkan angka kematian ibu.
C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan rancangan
aktualisasi ini adalah :
1. Mendeteksi lebih dini ibu hamil resiko tinggi
2. Melakukan kegiatan pendampingan terhadap ibu hamil resiko tinggi
oleh kader dan tenaga kesehatan.
3. Meningkatkan pemahaman dan pengetahuan masyarakat mengenai
factor resiko selama kehamilan.
4. Meningkatkan pemberdayaan peran serta masyarakat dalam
pendampingan ibu hamil resiko tinggi.
5. Mengimplementasikan dan menginternalisasi nilai-nilai dasar PNS
(ANEKA) dan peran kedudukan PNS dalam kegiatan aktualisasi
berdasarkan tugas dan fungsi bidan sebagai ASN.
D. Manfaat
Manfaat rancangan aktualisasi nilai-nilai dasar PNS ini adalah
sebagai berikut: .
1. Bagi Peserta Pelatihan Dasar CPNS Golongan II
a. Dapat memahami, mengimplementasikan nilai-nilai dasar PNS yang
meliputi Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu
dan Anti Korupsi.
11
b. Mendapatkan ilmu bahwa ASN adalah abdi Negara yang berfungsi
sebagai pelaksana kebijakan, pelayan publik dan perekat dan
pemersatu bangsa yang memiliki integritas dan profesional.
c. Dapat merubah pola piker sehingga menjadi seorang ASN yang
profesional, berkomitmen, beretika, memiliki integritas, serta mampu
memberikan pelayanan prima kepada masyarakat.
2. Bagi Instansi (Puskesmas Gambirsari)
a. Terwujudnya visi, misi dan tata nilai organisasi Puskesmas
Gambirsari.
b. Meningkatkan kualitas pelayanan KIA di Puskesmas Gambirsari
c. Memperkuat hubungan lintas sektoral antara Puskesmas dengan
wilayah binaan.
d. Meningkatkan sarana dan prasaranan, serta mutu layanan
puskesmas dalam mendukung pelayanan kesehatan
3. Bagi masyarakat
a. Masyarakat terutama ibu hamil resiko tinggi dapat terpantau lebih
optimal.
b. Meningkatnya pemberdayaan peran serta masyarakat di bidang
kesehatan.
12
BAB II
LANDASAN TEORI
13
d. Merupakan panggilan sejarah
4. Manfaat Bela Negara
a. Membentuk sikap disiplin waktu,aktivitas,dan pengaturan kegiatan
lain.
b. Membentuk jiwa kebersamaan dan solidaritas antar sesama rekan
seperjuangan.
c. Membentuk mental dan fisik yang tangguh.
d. Menanamkan rasa kecintaan pada Bangsa dan Patriotisme sesuai
dengan kemampuan diri.
e. Melatih jiwa leadership dalam memimpin diri sendiri maupun
kelompok.
f. Membentuk Iman dan Taqwa pada Agama yang dianut oleh individu.
g. Berbakti pada orang tua, bangsa, agama.
h. Melatih kecepatan, ketangkasan, ketepatan individu dalam
melaksanakan kegiatan.
i. Menghilangkan sikap negatif seperti malas, apatis, boros, egois,
tidak disiplin, .
j. Membentuk perilaku jujur, tegas, adil, tepat, dan kepedulian antar
sesama.
5. Contoh bela negara dalam kehidupan sehari-hari di zaman sekarang di
berbagai lingkungan:
a. Menciptakan suasana rukun, damai, dan harmonis dalam
keluarga(lingkungan keluarga)
b. Membentuk keluarga yang sadar hukum (lingkungan keluarga)
c. Meningkatkan iman dan takwa dan iptek (lingkungan kerja)
d. Kesadaran untuk menaati tata tertib instansi (lingkungan kerja)
e. Menciptakan suasana rukun, damai, dan aman dalam
masyarakat (lingkungan masyarakat)
f. Menjaga keamanan kampung secara bersama-sama (lingkungan
masyarakat)
g. Mematuhi peraturan hukum yang berlaku (lingkungan negara)
14
B. Analisis Isu Kontemporer
Ditinjau dari pandangan Urie Brofenbrenner (Perron, N.C., 2017)
ada empat level lingkungan strategis yang dapat mempengaruhi kesiapan
PNS dalam melakukan pekerjaannya sesuai bidang tugas masing-masing,
yakni: individu, keluarga (family), Masyarakat pada level lokal dan regional
(Community/ Culture), Nasional (Society), dan Dunia (Global).
Perubahan global ditandai dengan hancurnya batas (border) suatu
bangsa, dengan membangun pemahaman dunia ini satu tidak dipisahkan
oleh batas Negara. Hal yang menjadi pemicunya adalah berkembang
pesatnya teknologi informasi global, dimana setiap informasi dari satu
penjuru dunia dapat diketahui dalam waktu yang tidak lama berselang
oleh orang di penjuru dunia lainnya.
Perubahan cara pandang tersebut, telah mengubah tatanan
kehidupan berbangsa dan bernegara. Hal ini ditandai dengan masuknya
kepentingan global (Negara-negara lain) ke dalam negeri dalam aspek
hukum, politik, ekonomi, pembangunan, dan lain sebagainya. Perubahan
cara pandang individu tentang tatanan berbangsa dan bernegara
(wawasan kebangsaan), telah mempengaruhi cara pandang masyarakat
dalam memahami pola kehidupan dan budaya yang selama ini
dipertahankan/diwariskan secara turun temurun. Perubahan lingkungan
masyarakat juga mempengaruhi cara pandang keluarga sebagai miniature
dari kehidupan sosial (masyarakat). Tingkat persaingan yang keblabasan
akan menghilangkan keharmonisan hidup di dalam anggota keluarga,
sebaga akibat dari ketidakharmonisan hidup di lingkungan keluarga maka
secara tidak langsung membentuk sikap ego dan apatis terhadap tuntutan
lingkungan sekitar.
Oleh karena itu, pemahaman perubahan dan perkembangan
lingkungan stratejik pada tataran makro merupakan factor utama yang
akan menambah wawasan PNS. Wawasan tersebut melingkupi
pemahaman terhadap Globalisasi, Demokrasi, Desentralisasi, dan Daya
Saing Nasional, Dalam konteks globalisasi PNS perlu memahami berbagai
15
dampak positif maupun negatifnya; perkembangan demokrasi yang akan
memberikan pengaruh dalam kehidupan sosial, ekonomi dan politik
Bangsa Indonesia; desentralisasi dan otonomi daerah perlu dipahami
sebagai upaya memperkokoh kesatuan nasional, kedaulatan negara,
keadilan dan kemakmuran yang lebih merata di seluruh pelosok Tanah
Air, sehingga pada akhirnya akan membentuk wawasan strategis
bagaimana semua hal tersebut bermuara pada tantangan penciptaan dan
pembangunan daya saing nasional demi kelangsungan kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara dalam lingkungan pergaulan
dunia yang semakin terbuka, terhubung, serta tak berbatas.
PNS dihadapkan pada pengaruh yang datang dari eksternal juga
internal yang kian lama kian menggerus kehidupan berbangsa dan
bernegara (pancasila, UUD 1945, NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika)
sebagai konsensus dasar berbangsa dan bernegara. Fenomena-
fenomena tersebut menjadikan pentingnya setiap PNS mengenal dan
memahami secara kritis terkait dengan isu-isu kritikal yang terjadi saat ini
atau bahkan berpotensi terjadi, isu-isu tersebut diantaranya; bahaya
paham radikalisme/ terorisme, bahaya narkoba, cyber crime, money
laundry, korupsi, proxy war. Isu-isu di atas, selanjutnya disebut sebagai
isu-isu strategis kontemporer.
16
a. Akuntabilitas adalah sebuah hubungan
b. Akuntabilitas berorientasi pada hasil
c. Akuntabilitas membutuhkan adanya laporan
d. Akuntabilitas memerlukan konsekuensi
e. Akuntabilitas memperbaiki kinerja
Disamping beberapa aspek di atas, akuntabilitas juga memiliki
tingkatan yang berbeda sebagai berikut :
a. Akuntabilitas Personal ( Personal Accountability)
Akuntabilitas personal mengacu pada nilai-nilai yang ada pada diri
seseorang seperti kejujuran, integritas, moral danetika.
b. Akuntabilitas Individu
Akuntabilitas individu mengacu pada hubungan antara individu dan
lingkungan kerjanya, yaitu antara PNS dengan instansinya sebagai
pemberi kewenangan.
c. Akuntabilitas Kelompok
Akuntabilitas kelompok mengacu pada hubungan antara seksi atau
bagian yang terdiri dari individu-individu dalam organisasi dengan
instansi kerja tempat mereka mengabdi.
d. Akuntabilitas Organisasi
Akuntabilitas organisasi pada hasil pelaporan kinerja yang telah dicapai,
baik pelaporan yang dilakukan oleh individu kepada institusi maupun
kinerja organisasi kepada stakeholderslainnya.
e. Akuntabilitas Stakeholder
Akuntabilitas stakeholder adalah tanggungjawab organisasi pemerintah
untuk mewujudkan pelayanan dan kinerja yang adil, responsive dan
bermartabat.
Indikator-indikator akuntabilitas yaitu :
a. Kepemimpinan
Sikap seorang pemimpin yang dapat memberikan contoh kepada orang
lain, (lead by example) berkomitmen serta memberikan efek positif pada
pihak lain dan dapat dijadikan sebagai solusi tentunya.
17
b. Transparansi
Sikap terbuka sehingga dapat meningkatkan komunikasi
kelompok,perlindungan, akuntabilitasi dalam keputusan serta
meningkatkan kepercayaan kepada pimpinan secara menyeluruh.
c. Integritas
Menjunjung tinggi dan mematuhi semua hukum yang berlaku, maka
institusi dapat memberikan kepercayaan dan keyakinan kepada publik
dan/ atau stakeholders
d. Tanggungjawab(responsibilitas).
Memberikan kewajiban kepada setiap individu dan lembaga, bahwa ada
konsekuensi dari setiap tindakan yang dilakukan.
e. Keadilan
Keadilan adalah landasan utama dari akuntabilitas, sedangkan
ketidakadilan dapat menghancurkan kepercayaan dan kredibilitas
organisasi yang mengakibatkan kinerja akan menjadi tidak optimal.
f. Kepercayaan
Lingkungan akuntabilitas tidak akan lahir dari hal-hal yang tidak dapat
dipercaya.
g. Keseimbangan
Dalam lingkungan kerja perlu adanya keseimbangan antara akuntabilitas
dan kewenangan, serta harapan dan kapasitas.
h. Kejelasan
Individu atau kelompok harus memiliki gambaran yang jelas tentang apa
yang menjadi tujuan dan hasil yang diharapkan. Dengan demikian fokus
utama kejelasan adalah mengetahui kewenangan, peran dan
tanggungjawab,misi organisasi, kinerja yang diharapkan, dan sistem
pelaporan.
i. Konsistensi
Faktor yang menjamin stabilitas sehingga tercipta lingkungan kerja yang
akuntabel .
18
2. Nasionalisme
Nasionalisme dapat diartikan sebagai pandangan tentang rasa cinta
yang wajar terhadap bangsa dan negara sekaligus menghormati bangsa
lain. Indikator nilai nasionalisme sesuai lima sila Pancasila, meliputi :
a. Ketuhanan Yang MahaEsa
1) Menghormati pemeluk agamalain
2) Toleransi terhadap kegiatan agamalain
3) Percaya dan taqwa kepada Tuhan sesuai dengan agama dan
kepercayaan masing-masing
4) Tidak memaksakan agama atau kepercayaan kepada oranglain
b. Kemanusiaan yang adil danberadab
1) Menghargai persamaan hak dan kewajiban sesamamanusia
2) Saling mencintai sesamamanusia
3) Mengembangkan sikap tenggangrasa
4) Tidak semena-mena terhadap oranglain
5) Menjunjung tinggi nilaikemanusiaan
6) Gemar melakukan kegiatankemanusiaan
7) Berani membela kebenaran dankeadilan
8) Sikap hormat-menghormati dengan bangsalain
c. PersatuanIndonesia
1) Menempatkan kesatuan, persatuan, kepentingan, dan keselamatan
bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi ataugolongan.
2) Rela berkorban untuk kepentingan bangsa dannegara.
3) Cinta Tanah Air danBangsa.
4) Bangga sebagai Bangsa Indonesia dan bertanah AirIndonesia.
5) Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa yang ber-
Bhineka TunggalIka.
d. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat, kebijaksanan dalam
permusyawaratanperwakilan
1) Mengutamakan kepentingan negara danmasyarakat
2) Tidak memaksakan kehendak kepada oranglain.
19
3) Utamakan musyawarah dalam mengambil keputusan untuk
kepentingan bersama.
4) Musyawarah untuk mufakat dalam semangatkekeluargaan.
5) Iktikad baik dan rasa tanggung jawab menerima dan melaksanakan
hasil musyawarah.
6) Musyawarah dengan akal sehat dan sesuai dengan hati nurani
yangluhur.
7) Keputusan harus dapat dipertanggung jawabkan secara moral kepada
Tuhan, menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia serta nilai
kebenaran dankeadilan.
e. Keadilan sosial bagi seluruh rakyatIndonesia
1) Perbuatan yang cerminkan sikapkekeluargaan/gotong-royong.
2) Bersikapadil.
3) Keseimbangan antara hak dankewajiban
4) Menghormati hak-hak oranglain
5) Suka memberi pertolongan kepada oranglain
6) Menjauhi sikap pemerasan terhadap oranglain
7) Tidak boros dan bergaya hidupmewah
8) Tidak merugikan kepentinganumum
9) Suka bekerjakeras
10) Menghargai hasil karya oranglain
11) Mewujudkan kemajuan yang merata dan berkeadilansosial
3. Etika Publik
Etika lebih dipahami sebagai refleksi atas baik/buruk, benar/salah
yang harus dilakukan atau bagaimana melakukan yang baik atau benar,
sedangkan moral mengacu pada kewajiban untuk melakukan yang baik
atau apa yang seharusnya dilakukan. (Kumorotomo, 2015).
Berdasarkan Undang-Undang nomor 5 tahun 2014 tentang Aparatur
Sipil Negara (ASN), kode etik dan kode perilaku ASN yakni sebagaiberikut:
a. Melaksanakan tugasnya dengan jujur, bertanggung jawab, dan
20
berintegritas tinggi.
b. Melaksanakan tugasnya dengan cermat dandisiplin.
c. Melayani dengan sikap hormat, sopan, dan tanpatekanan.
d. Melaksanakan tugasnya sesuai dengan peraturan perundangan yang
berlaku.
e. Melaksanakan tugasnya sesuai dengan perintah atasan atau Pejabat
yang berwenang sejauh tidak bertentangan dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan dan etikapemerintahan.
f. Menjaga kerahasiaan yang menyangkut kebijakannegara.
g. Menggunakan kekayaan dan barang milik negara secara bertanggung
jawab, efektif danefisien.
h. Menjaga agar tidak terjadi konflik kepentingan dalam melaksanakan
tugasnya.
i. Memberikan informasi secara benar dan tidak menyesatkan kepada
pihak lain yang memerlukan informasi terkait kepentingan kedinasan.
j. Tidak menyalahgunakan informasi intern negara, tugas, status,
kekuasaan, dan jabatannya untuk mendapat atau mencari keuntungan
atau manfaat bagi diri sendiri atau untuk orang lain.
k. Memegang teguh nilai dasar ASN dan selalu menjaga reputasi dan
integritas ASN.
l. Melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan mengenai
disiplin pegawaiASN.
Nilai-nilai dasar etika publik menurut UU ASN tahun 2014 yakni
sebagaiberikut:
a. Memegang teguh nilai-nilai dalam ideologi NegaraPancasila.
b. Setia dan mempertahankan Undang-Undang Dasar Negara Kesatuan
Republik Indonesia1945.
c. Menjalankan tugas secara profesional dan tidakberpihak.
d. Membuat keputusan berdasarkan prinsipkeahlian.
e. Menciptakan lingkungan kerja yang nondiskriminatif.
f. Memelihara dan menjunjung tinggi standar etikaluhur.
21
g. Mempertanggung-jawabkan tindakan dan kinerjanya kepadapublik.
h. Memiliki kemampuan dalam melaksanakan kebijakan dan program
pemerintah.
i. Memberikan layanan kepada publik secara jujur, tanggap, cepat, tepat,
akurat, berdaya guna, berhasil guna, dansantun.
j. Mengutamakan kepemimpinan berkualitastinggi.
k. Menghargai komunikasi, konsultasi, dankerjasama.
l. Mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerjapegawai.
m. Mendorong kesetaraan dalampekerjaan.
n. Meningkatkan efektivitas sistem pemerintahan yang demokratis
sebagai perangkat sistemkarir.
Pada prinsipnya ada 3 (tiga) dimensi etika publik: 1) Dimensi Kualitas
PelayananPublik; 2) DimensiModalitas; 3) Dimensi Tindakan
IntegritasPublik. Selanjutnya, berikut ini adalah sebagian dari sumber-
sumber kode etik yang telah berkembang dalam sistem administrasi publik
sejak kemerdekaan:
a. Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 1959 tentang Sumpah Jabatan
Pegawai Negeri Sipil dan Anggota AngkatanPerang.
b. Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 1975 tentang Sumpah/Janji
Pegawai NegeriSipil.
c. Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun 1980 tentang Peraturan Disiplin
Pegawai NegeriSipil.
d. Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 2004 tentang Pembinaan Jiwa
Korps dan Kode Etik Pegawai NegeriSipil
e. Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang DisiplinPNS
f. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara
(ASN)
Para pegawai dan pejabat perlu terus diingatkan akan rujukan kode
etik PNS yang tersedia. Sosialisasi dari sumber-sumber kode etik itu
beserta penyadaran akan perlunya mentaati kode etik harus dilakukan
secara berkesinambungan dalam setiap jenis pelatihan kepegawaian untuk
22
melengkapi aspek kognisi dan aspek profesionalisme dari seorang
pegawai sebagai abdi Negara dan abdi masyarakat.
4. Komitmen Mutu
Komitmen mutu merupakan janji pelayanan publik dengan
berorientasi pada kualitas hasil yang tercermin dalam tindakan kita untuk
menjaga mutu kinerja pegawai sesuai dengan standar operasional yang
berlaku serta berdasarkan prinsip efektifitas, efisien, inovasi dan kualitas
penyelenggaraan pemerintahan, konsekuensi dari perubahan, beserta
analisis dampaknya.
Indikator komitmen mutu diantaranya :
a. Profesionalisme, bertindak secara profesional sesuai dengan profesi
yang dijabat dalam menjaga kualitaspelayanan.
b. Orientasi mutu, berkomitmen untuk senantiasa melakukan pekerjaan
dengan arah dan tujuan untuk kualitaspelayanan.
c. Konsisten, yaitu sikap berkesinambungan dan terus menerus untuk
senantiasa menjaga kualitaspelayanan.
d. Efisien adalah berdaya guna, dapat menjalankan tugas dan mencapai
hasil tanpa pemborosan sumber daya danwaktu.
e. Efektif adalah berhasil guna, menunjukan tingkat ketercapaian target
yang telah direncanakan, baik menyangkut jumlah maupun mutu
hasilkerja.
f. Inovatif adalah sesuatu yang baru sebagai perwujudan ide kreatifitas
untuk meningkatkan mutupelayanan.
5. Anti Korupsi
Anti Korupsi adalah tindakan atau gerakan yang dilakukan untuk
memberantas segala tingkah laku atau tindakan yang melawan norma–
norma dengan tujuan memperoleh keuntungan pribadi, merugikan Negara
atau masyarakat baik secara langsung maupun tidak langsung. Tindak
pidana korupsi yang terdiri dari kerugian keuangan Negara, suap-menyuap,
pemerasan, perbuatan curang, penggelapan dalam jabatan, benturan
kepentingan dalam pengadaan dan gratifikasi. (LAN, 2015)
23
KPK bersama dengan para pakar telah melakukan identifikasi nilai-
nilai dasar anti korupsi, dan dihasilkan sebanyak 9 nilai anti korupsi sebagai
berikut :
a. Jujur
b. Peduli
c. Mandiri
d. Disiplin
e. Tanggungjawab
f. Kerjakeras
g. Sederhana
h. Berani
i. Adil
D. KEDUDUKAN ASN
Kedudukan atau status jabatan PNS dalam sistem birokrasi selama ini
dianggap belum sempurna untuk menciptakan birokrasi yang profesional
dan membangun profesionalitas birokrasi, maka konsep yang dibangun
dalam UU ASN tersebut harus jelas. Berikut beberapa konsep yang ada
dalam UU No. 5 Tahun 2014 tentang ASN.
Berdasarkan jenisnya, pegawai ASN terdiri atas Pegawai Negeri Sipil
(PNS) dan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK). PNS
merupakan warga negara Indonesia yang memenuhi syarat tertentu,
diangkat sebagai pegawai ASN secara tetap oleh pejabat pembina
kepegawaian untuk menduduki jabatan pemerintahan, memiliki nomor
induk pegawai secara nasional. Sedangkan PPPK adalah warga negara
Indonesia yang memnuhi syarat tertentu, yang diangkat oleh pejabat
pembina kepegawaian berdasarkan perjanjian kerja sesuai dengan
kebutuhan instansipemerintah untuk jangka waktu tertentu dalam rangka
melaksanakan tugas pemerintahan.
Pegawai ASN berkedudukan sebagai aparatur negara yang
menjalankan kebijakan yang ditetapkan oleh pimpinan instansi pemerintah
24
serta harus bebas dari pengaruh dan intervensi semua golongan dan partai
politik. Pegawai ASN dilarang menjadi anggota dan/atau pengurus partai
politik. Selain itu untuk menjauhkan birokrasi dari pengaruh partai politik,
hai ini dimaksudkan untuk menjamin keutuhan, kekompakan dan persatuan
ASN, serta dapat memusatkan segala perhatian, pikiran dan tenaga pada
tugas yang dibebankan kepadanya. Oleh karena itu dalam pembinaan karir
pegawai ASN, khususnya di daerah dilakukan oleh pejabat berwenang
yaitu pejabat karir tertinggi.
Kedudukan ASN berada di pusat, daerah dan luar negeri. Namun
demikian pegawai ASN merupakan kesatuan. Kesatuan bagi pegawai ASN
sangat penting, mengingat dengan adanya desentralisasi dan otonomi
daerah, sering terjadinya isu putra daerah yang hampir terjadi dimana-
mana sehingga perkembangan birokrasi menjadi stagnan di daerah-daerah.
Kondisi tersebut merupakan ancaman bagi kesatuan bangsa
25
BAB III
TUGAS UNIT KERJA DAN TUGAS PESERTA
A. Profil Organisasi
1. Dasar Hukum Pembentukan Organisasi
Pusat Kesehatan Masyarakat yang selanjutnya disebut
Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang
menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan
perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya
promotif dan preventif, untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat
yang setinggi-tingginya di wilayah kerjanya. Puskesmas sebagai
penanggung jawab upaya kesehatan terdepan, kehadirannya di
masyarakat berfungsi sebagai penyelenggara upaya kesehatan
masyarakat (UKM) tingkat pertama dan penyelenggara upaya kesehatan
perorangan (UKP) tingkat pertama, untuk mencapai derajat kesehatan
masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah kerjanya. Upaya
kesehatan ini dilaksanakan secara terintegrasi dan berkesinambungan
(Permenkes No.75 Tahun 2014).
Untuk mengukur keberhasilan pembangunan kesehatan sesuai
dengan Visi Kementerian Kesehatan “Masyarakat Sehat yang Mandiri
dan Berkeadilan” dan dengan Misinya “1) Meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat melalui pemberdayaan masyarakat, termasuk
swasta dan masyarakat madani; 2) Melindungi kesehatan masyarakat
dengan menjamin tersedianya upaya kesehatan yang paripurna, merata,
bermutu dan berkeadilan; 3) Menjamin ketersediaan dan pemerataan
sumber daya kesehatan; 4) Menciptakan tata kelola kepemerintahan
yang baik” diperlukan suatu indikator. Dalam perjalanannya, indikator
kesehatan tersebut bersifat dinamis mengikuti situasi dan kondisi yang
ada. (Kemenkes, 2015)
Profil Kesehatan Puskesmas Gambirsari merupakan salah satu
tolak ukur bagi kemajuan pembangunan kesehatan di Kecamatan
Banjarsari karna jumlah penduduk nya 55.180 jiwa. (PTP Puskesmas
26
Gambirsari, 2019) Sehingga profil ini juga dipergunakan sebagai bahan
evaluasi atas pencapaian hasil program-program kesehatan yang
dilaksanakan di Puskesmas Gambirsari sekaligus menjadi instrument
perencanaan pembangunan kesehatan di tahun yang akan datang.
27
Utara : Wilayah Desa Wonorejo, Kecamatan Gondangrejo,
Kabupaten Karanganyar, dan Kecamatan Ngemplak,
Kabupaten Boyolali,
Selatan : Wilayah Kelurahan Nusukan, Kecamatan Banjarsari.
Timur : Wilayah Kelurahan Mojosongo, Kecamatan Jebres.
Barat : Wilayah Kelurahan Banyuanyar, Kecamatan Banjarsari.
28
2) Tujuan Khusus :
a) Menggerakkan dan memberdayakan masyarakat untuk ber-
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat.
b) Meningkatkan akses masyarakat terhadap pelayanan
kesehatan masyarakat.
c) Meningkatkan sistem surveilans, monitoring dan informasi
kesehatan.
29
3. Struktur Organisasi dan Job Deskripsi
a. Struktur Organisasi
Gambar 3.1. Struktur Organisasi
STRUKTUR ORGANISASI UPT PUSKESMAS GAMBIRSARI
(Sesuai Permenkes 75 Tahun 2014)
Pelayanan Imunisasi
Evi Zulaitri, A.Md.Keb
30
4. Deskripsi SDM, Sarana Prasarana dan Sumberdaya lain.
a. Data Sumber Daya Ketenagaan
Tabel 3.1 Daftar Ketenagaan di UPT Puskesmas Gambirsari Tahun 2019
Status
No Jenis Ketenagaan Jumlah Ket
Kepegawaian
1. Dokter 2 JFT
2. Dokter Gigi 1 JFT
3. Penyuluh Kesehatan 2 1 JFT & 1
TKPK
4. Perawat Umum 5 JFT
5. Perawat Gigi 1 JFT
6. Bidan 4 JFT
7. Ahli Gizi 2 JFT
8. Sanitarian 1 JFT
9. Analis Laboratorium 2 1 JFT & 1
TKPK
10. Apoteker 1 TKPK
11. Asisten apoteker 4 JFT
12 Administrasi Umum 4 JFU 1 = Struktural
13 Rekam Medis 1 JFT
14 Administrasi poliklinik 1 TKPK
15 Akuntansi Keuangan 1 TKPK
16 Cleaning servis 2 TKPK
17 Driver 1 TKPK
Kondisi
Jenis Sarana Prasarana Jumlah Rusak Rusak Rusak
Ringan Sedang Berat
Sarana Kesehatan :
1. Puskesmas Pembantu 2 - - -
2. Polindes - - - -
3. Rumah Dinas Dokter 1 - - -
31
4. Rumah Dinas Perawat - - - -
5. Rumah Dinas Bidan - - - -
6. Puskesmas Keliling Roda 4 - - - -
7. Ambulance 1 - - -
8. Sepeda motor 6 - - -
Sarana Penunjang :
1. Komputer 17 - - -
2. Mesin Tik 2 - - -
3. Telepon 8 - - -
4. Mesin Absensi (Fingerscan) 3 - - -
5. Laptop 18 - - -
Jumlah Kader
Jumlah Kader
Jumlah UKBM Posyandu Tokoh Masyarakat
N Poslansia
Kalurahan Balita Ket
o
Lansi Dilati
Balita L P Jmlh L P Jmlh Aktif %
a h
1 Kadipiro 42 35 0 504 504 17 35 529 98 98 10 -
0 9 0
32
7. Remaja 9.381jiwa
8. Wanita Usia Subur 15.171 jiwa
9. Pasangan Usia Subur 8.553 jiwa
10. Pra Usila ( 45 – 59 tahun ) 10.837 jiwa
11. Usila ( > 60 tahun ) 6.468jiwa
33
i. Melakukan kolaborasi dengan tim kesehatan lain pada kasus
patologis kegawatdaruratan kebidanan
j. Menyusun rencana operasional asuhan kebidanan pada kasus
fisiologis tanpa masalah
k. Melakukan persiapan pelayanan asuhan kebidanan pada
klien/pasien dengan kasus fisiologis tanpa masalah
l. Mempersiapkan alat dan obat pada kasus fisiologis tanpa masalah
m. Pelaksanaan asuhan kebidanan pada klien/pasien kasus fisiologis
Kesehatan reproduksi remaja dan monopause, klimakterium, bayi,
KB, AKDR
n. Pelaksanaan asuhan kebidanan pada klien/pasien kasus fisiologis
o. Pelaksanaan asuhan kebidanan pada klien/pasien kasus fisiologis
bermasalah pada ibu hamil, ibu nifas, bayi baru lahir, KB
sederhana hormonal oral dan suntik
p. Pelaksanaan asuhan kebidanan pada klien/pasien pada kasus
patologis kegawatdaruratan kebidanan
q. Melakukan konseling pada klien/pasien pada kasus patologis
kegawatdaruratan kebidanan
r. Melakukan rujukan klien/pasien pada kasus fisiologis
s. Melakukan evaluasi asuhan kebidanan klien/pasien pada kasus
fisiologis tanpa masalah
t. Melakukan dokumentasi pada asuhan kebidanan kasus fisiologis
tanpa masalah
u. Melaksanakan asuhan kebidanan pada individu di keluarga
v. Melakukan dan mencatat deteksi dini risiko.
C. Role Model
Role model adalah panutan, yang dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia sama artinya dengan teladan yaitu suatu yang patut ditiru atau
baik untuk di contoh seperti teladan, kelakuan, perbuatan, sifat dan
sebagainya.
Dalam hal ini role model bagi penulis adalah Kepala UPT
Puskesmas Gambirsari. Arahan beliau sejalan dengan nilai-nilai ANEKA,
yaitu akuntabilitas (integritas, tanggung jawab, keterbukaan),
nasionalisme(sila ke-2 dan ke-4 ), komitmen mutu (nyata, kehandalan,
kompetensi), dan antikorupsi (kejujuran,disiplin,kerjakeras,danberani).
34
Sosokbeliau dalam kehidupan sehari-hari mencerminkan nilai-nilai
ANEKA. Beliau selalu ramah (etika publik) pada semua orang dan tidak
membeda-bedakan (Nasionalisme sila ke 2). Beliau berkomitmen untuk
meningkatkan pelayanan publik guna memberikan kepuasan untuk
masyarakat.
35
BAB IV
RANCANGAN KEGIATAN AKTUALISASI
36
Gagasan Pemecahan Isu :
Tabel 4.1. Rancangan Aktualisasi
1 Melakukan 1. Konsultasi Pemahaman lintas 1. Etika publik Kontribusi Visi : Penguatan nilai:
sosialisasi dan dengan kepala sektoral dan teman Berkonsultasi Waras sebagai 1. Wasis
penggalangan puskesmas. sejawat tentang dengan atasan gaya hidup 2. Amanah
komitmen 2. Koordinasi Kampung Gerdu dengan penuh 3. Ramah
tentang dengan teman Canda (Gerakan respect, sopan Kontribusi Misi :
Kampung Gerdu sejawat. Terpadu Cinta Bunda). santun dan a. Mendorong
Canda pada 3. Membuat hormat. terwujudnya
sejawat serta kesepakatan jadwal 1. Persetujuan kepala 2. Akuntabilitas masyarakat
lintas sektoral di dengan lintas puskesmas tentang Melaksanakan berparadigma
wiayah. sektoral di wilayah. rencana kegiatan penyuluhan sehat.
4. Menyiapkan 2. Terjalinnya dengan materi b. Aktif berinovasi
(Sumber : SKP undangan, daftar kerjasama dengan yang dapat melindungi
Inovasi) hadir, dan materi sejawat dalam dipertanggung kesehatan
sosialisasi. pelaksanaan kegiatan. jawabkan masyarakat.
5. Melakukan 3. Kesepakatan jadwal sumbernya .
sosialisasi dan penyuluhan 3. Nasionalisme
penggalangan 4. Materi sosialisasi, Musyawarah
komitmen dengan undangan, daftar hadir mufakat dalam
lintas sektoral di yang sudah siap. pembuatan
wilayah. 5. Ditanda tangani nya kesepakatan
Lembar Komitmen jadwal dengan
dengan litas sektoral lintas sektoral di
dan sejawat. wilayah.
Kerjasama antar
sejawat dan lintas
sektoral.
37
4. Komitmen Mutu
Meningkatkan
mutu pelayanan
puskesmas yaitu
melaksanakan
sosialisasi
kegiatan inovatif
dengan sepenuh
hati.
5. Anti Korupsi
Menyampaikan
materi dengan
jujur, dan
bertanggung
jawab.
2 Melakukan 1. Konsultasi Diperolehnya data ibu 1. Etika publik Kontribusi Visi : Penguatan nilai:
deteksi dini ibu dengan kepala hamil resti di wilayah. Berkonsultasi Waras sebagai 1. Wasis
hamil resti puskesmas. dengan atasan gaya hidup 2. Amanah
dengan 2. Koordinasi 1. Persetujuan kepala dengan penuh 3. Ramah
pengisian skor dengan teman puskesmas tentang respect, sopan Kontribusi Misi : 4. Aman
puji dan cap sejawat. rencana kegiatan santun dan a. Memberikan 5. Santun
bumil resiko 3. Mengumpulkan 2. Terjalinnya hormat. pelayanan
tinggi. data ibu hamil di kerjasama dengan 2. Akuntabilitas kesehatan secara
wilayah sejawat dalam Melakukan profesional.
(Sumber : SKP 4. Membuat pelaksanaan kegiatan. pelayanan ANC b. Aktif berinovasi
INOVASI) kesepakatan jadwal 3. Diperolehnya data dengan adil, tidak melindungi
pemeriksaan ANC ibu hamil di wilayah. membeda- kesehatan
dengan ibu hamil di 4. Kesepakatan jadwal bedakan pasien. masyarakat.
wilayah. pemeriksaan ANC Melakukan
5. Melakukan dengan ibu hamil. pengisian skrining
pendokumentasian 5. Data Hasil Puji Rochyati
hasil pemeriksaan pemeriksaan pada dengan penuh
pada buku KIA ibu buku KIA. kejelasan.
38
hamil. 6. Lembar scoring Puji 3. Nasionalisme
6. Melakukan rochyati pada buku KIA Kerjasama antar
pengisian lembar terisi sejawat dalam
skrining puji rochyati 7. Adanya stempel melakukan
dari hasil sebagai penanda pada layanan ANC
pemeriksaan. buku KIA ibu hamil 4. Komitmen Mutu
7. Menandai dengan resti. Meningkatkan
stampel pada buku mutu pelayanan
KIA bagi ibu hamil puskesmas yaitu
yang termasuk melaksanakan
resiko tinggi. kegiatan inovatif.
Memeriksa pasien
dengan dengan
sepenuh hati.
Efisien dan
efektif dalam
melakukan
layanan ANC.
5. Anti Korupsi
Menyampaikan
hasil pemeriksaan
dengan jujur,
dan bertanggung
jawab.
Melakukan
pengisian lembar
skor Puji Rochyati
dengan jujur.
39
NO Kegiatan Tahap Kegiatan Output/Hasil Keterkaitan Kontribusi Penguatan Nilai-
Kegiatan Dengan Materi terhadap Visi Misi Nilai Organisasi
Organisasi
40
P4K di rumah klien. kegiatan yang
inovatif.
5. Anti Korupsi
Melakukan
kunjungan rumah
tepat waktu
sesuai
kesepakatan.
(disiplin)
4 Melakukan 1. Konsultasi Tersedia dan terisinya 1. Etika publik Kontribusi Misi : Penguatan nilai:
pengisian dengan kepala kantong persalinan di Berkonsultasi a. Mendorong 1. Wasis
kantong tafsiran puskesmas. wilayah. dengan atasan terwujudnya 2. Amanah
persalinan. 2. Membuat kantong dengan penuh masyarakat 3. Ramah
persalinan dan kartu 1. Persetujuan kepala respect, sopan berparadigma 4. Aman
(Sumber : SKP tafsiran persalinan. puskesmas tentang santun dan sehat. 5. Santun
Inovasi) 3. Membuat rencana kegiatan hormat. b. Aktif berinovasi
kesepakatan jadwal 2. Adanya Kantong 2. Akuntabilitas melindungi
dengan kader di persalinan dan kartu Melaksanakan kesehatan
wilayah. tafsiran persalinan. penyuluhan masyarakat.
4. Mempersiapkan 3. Kesepakatan jadwal dengan materi
daftar hadir, dengan kader. yang dapat
undangan, materi 4. Daftar hadir, dipertanggung
penyuluhan. undangan dan materi jawabkan
5. Melakukan penyuluhan telah siap. sumbernya .
penyuluhan dan 5. Dokumentasi 3. Nasionalisme
praktek kepada Musyawarah
kader tentang mufakat dalam
pengisian kartu pembuatan
tafsiran persalinan kesepakatan
sesuai ketentuan. jadwal dengan
lintas sektoral di
wilayah.
4. Komitmen Mutu
41
Meningkatkan
mutu pelayanan
puskesmas yaitu
melaksanakan
sosialisasi
kegiatan inovatif
dengan sepenuh
hati.
5. Anti Korupsi
Menyampaikan
materi dengan
jujur, dan
bertanggung
jawab.
5 Melakukan 1. Konsultasi Tersedia peta imajiner 1. Etika publik Kontribusi Misi : Penguatan nilai:
pembuatan peta dengan kepala dan tertempelnya Berkonsultasi a. Mendorong 1. Wasis
imajiner dan puskesmas. tanda ibu hamil resti di dengan atasan terwujudnya 2. Amanah
pemetaan ibu 2. Membuat peta wilayah. dengan penuh masyarakat 3. Ramah
hamil resti imajiner dan sticker respect, sopan berparadigma 4. Aman
penanda 1. Persetujuan kepala santun dan sehat. 5. Santun
(Sumber : SKP keberadaan ibu puskesmas tentang hormat. b. Aktif berinovasi
INOVASI) hamil. rencana kegiatan melindungi
3. Membuat 2. Adanya peta kesehatan
kesepakatan jadwal imajiner dan sticker 2. Akuntabilitas masyarakat.
dengan kader di penanda keberadaan Melaksanakan
wilayah. ibu hamil. penyuluhan
4. Mempersiapkan 3. Kesepakatan jadwal dengan materi
daftar hadir, dengan kader. yang dapat
undangan, materi 4. Daftar hadir, dipertanggung
penyuluhan. undangan dan materi jawabkan
5. Melakukan penyuluhan telah siap. sumbernya.
penyuluhan dan 5. Dokumentasi 3. Nasionalisme
praktek kepada Musyawarah
42
kader tentang mufakat dalam
pengisian peta pembuatan
imajiner. kesepakatan
jadwal dengan
lintas sektoral di
wilayah.
4. Komitmen Mutu
Meningkatkan
mutu pelayanan
puskesmas yaitu
melaksanakan
sosialisasi
kegiatan inovatif
dengan sepenuh
hati.
5. Anti Korupsi
Menyampaikan
materi dengan
jujur, dan
bertanggung
jawab.
43
undangan, daftar 2. Kesepakatan jadwal dengan materi b. Aktif berinovasi
hadir dan materi dengan kader. yang dapat melindungi
tentang kegiatan 3. Adanya lembar dipertanggung kesehatan
pendampingan ibu dokumentasi jawabkan masyarakat.
hamil resiko tinggi. pendampingan ibu sumbernya .
4. Melakukan hamil resiko tinggi, 3. Nasionalisme
sosialisasi / daftar hadir, undangan. Musyawarah
menjelaskan alur 4. Dokumentasi mufakat dalam
pelaksanaan 5. Lembar pembuatan
kegiatan pada pendampingan ibu kesepakatan
kader. hsmil resti terisi jadwal dengan
lintas sektoral di
wilayah.
Kerjasama
dengan lintas
sektoral dalam
pelaksanaan
pendampingan.
4. Komitmen Mutu
Meningkatkan
mutu pelayanan
puskesmas yaitu
melaksanakan
sosialisasi
kegiatan inovatif
dengan sepenuh
hati.
5. Anti Korupsi
Menyampaikan
materi dengan
jujur, dan
bertanggung
jawab.
44
B. Perencanaan Pelaksanaan Kegiatan
Setelah dilakukan pemecahan isu menjadi kegiatan dan menyusun tahapan kegiatan, maka diperlukan jadwal
kegiatan dalam rangka pelaksanaan aktualisasi dan habituasi di PuskesmasGambirsari, sehingga kegiatan aktualisasi dan
habituasi dapat berjalan dengan baik dan maksimal, adapun jadwal kegiatan yang telah disusun tercantum dalam tabel 6.
45
Jadwal
No Kegiatan Portofolio/ Bukti
MEI 2019 Juni 2019
1 2 3 4 5 1 2 3 4 Kegiatan
3. Melakukan pengisian dan 1. Dokumentasi foto/video
penempelan kartu Program 2. Surat Tugas
Perencanaan Persalinan dan 3. Doukumentasi hasil
Pencegahan Komplikasi (P4K) oleh kunjungan pada buku harian.
tenaga kesehatan.
46
Jadwal
No Kegiatan Portofolio/ Bukti
MEI 2019 Juni 2019
1 2 3 4 5 1 2 3 4 Kegiatan
terisi.
Pada pelaksanaan kegiatan aktualisasi ANEKA kemungkinan dapat terjadi kendala pada kegiatan-kegiatan
yang dilakukan, sehingga rancangan kegiatan aktualisasi tidak dapat direaliasasikan secara optimal. Oleh karena itu
perlu adanya antisipasi untuk menghadapi kendala-kendala yang mungkin saja terjadi, sehingga dampat negatif dapat
diminimalisir. Antisipasi dalam menghadapi kendala-kendala selama aktualisasi dapat dijelaskan lebih lanjut pada tabel
47
(Gerakan Terpadu Cinta penggalangan komitmen. Posyandu.
Bunda) pada sejawat serta
lintas sektoral di wiayah.
2 Melakukan deteksi dini ibu Tidak semua pasien bisa Kesepakatan jadwal
hamil resti dengan datang untuk dilakukan dengan klien/pasien,
pengisian skor puji dan cap pelayanan ANC kemudian menyesuaikan jadwal klien. Memahamkan pasien akan
bumil resti di skrining. pentingnya pemeriksaan ,
dan prosedur pemeriksaan
Pasien malu ketika Menjaga privasi pasien, yang akan dilakukan.
dilakukan ANC. menjelaskan prosedur
pemeriksaan sebelumnya
3 Melakukan pengisian dan Tidak semua pasien mau Meminta pendampingan Koordinasi dengan TP
penempelan kartu Program untuk dilakukan kader dalam melakukan PKK wilayah untuk
Perencanaan Persalinan kunjungan rumah. kunjungan rumah. kunjungan rumah, serta
dan Pencegahan melakukan pendekatan
Komplikasi (P4K) oleh personal kepada pasien.
tenaga kesehatan dan
kader.
4 Melakukan pengisian Tidak semua data / Meminta bantuan kader/ Koordinasi dengan teman
kantong tafsiran persalinan keberadaan ibu hamil perangkat RW untuk sejawat yang menjadi
diketahui oleh tenaga melakukan sinkronisasi Pembina wllayah.
kesehatan sehingga tidak data ibu hamil.
semua data ibu hamil bisa
dimasukkan dalam
kantong persalinan.
5 Melakukan pembuatan Tidak semua data / Meminta bantuan kader/ Koordinasi dengan teman
peta imajiner dan keberadaan ibu hamil perangkat RW untuk sejawat yang menjadi
pemetaan ibu hamil resti diketahui oleh tenaga melakukan sinkronisasi Pembina wllayah.
kesehatan sehingga tidak data ibu hamil.
semua data ibu hamil bisa
dimasukkan dalam peta
48
imajiner.
6 Melaksanakan kegiatan Tidak semua kader bisa Melakukan kesepakatan Berkoordinasi dengan
One Klien One Kader datang karna jadwal jadwal pertemuan. ketua TP PKK RW untuk
(OKA OKE) belum sinkron. pelaksanaan kegiatan.
49
BAB V
PENUTUP
50
DAFTAR PUSTAKA
51
Pegawai Negeri Sipil Prajabatan Golongan III. Jakarta; Lembaga
Administrasi Negara
Lembaga Administrasi Negara. 2015. Pelayanan Publik. Modul
Penyelenggaraan Perdana Pendidikan dan Pelatihan Calon
Pegawai Negeri Sipil Prajabatan Golongan III. Jakarta; Lembaga
Administrasi Negara
Lembaga Administrasi Negara. 2015. Manajemen ASN. Modul
Penyelenggaraan Perdana Pendidikan dan Pelatihan Calon
Pegawai Negeri Sipil Prajabatan Golongan III. Jakarta; Lembaga
Administrasi Negara
Lembaga Administrasi Negara. 2015. Whole of Government. Modul
Penyelenggaraan Perdana Pendidikan dan Pelatihan Calon
Pegawai Negeri Sipil Prajabatan Golongan III. Jakarta; Lembaga
Administrasi Negara
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2014 tentang
Aparatur Sipil Negara 2014.
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75 Tahun 2014 tentang
Puskesmas.
52
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
A. IDENTITAS DIRI
Nama Eriza Dinhar Ayu Yusas P
Jenis Kelamin Perempuan
Tempat, tanggal lahir Surakarta, 07 November 1991
Kewarganegaraan Indonesia
Status Perkawinan Belum Menikah
Tinggi, berat badan 160 cm, 54 kg
Kesehatan Baik
Agama Islam
Jalan Wuni Barat No. 33,
Alamat Lengkap
Karangasem, Laweyan, Surakarta
Telepon / HP 081225450132
E-mail dinharayusas@gmail.com
B. RIWAYAT PENDIDIKAN
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah
benar dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di
kemudian hari ternyata dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya
sanggup menerima sanksi.
Surakarta, 15 Mei 2019
Penyusun
53