DISUSUN OLEH :
INDIRA EGASTI,SST
199211042019022008
PANGKALPINANG
2019
i
ii
iii
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur senantiasa penulis haturkan kepada Allah SWT
yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga laporan
Aktualiasasi yang berjudul “Upaya Peningkatan Peran Bidan Untuk
Menerapkan Inisiasi Menyusu Dini (IMD) Sesuai Sop Pada Persalinan
Normal Di Ruang Mawar Rsud Depati Hamzah”. Penulis mengucapkan
terimakasih untuk setiap pihak yang mendukung baik berupa bantuan
ataupun doa dalam menyusun laporan ini. Terkhusus penulis sampaikan
terimakasih kepada:
1. Ibu Sukawati,SKM selaku Kepala Bidang Keperawatan RSUD Depati
Hamzah
2. Bapak Iswanto, SKM selaku mentor dan Kepala seksi Asuhan
Keperawatan.
3. Drs. Zainal Abidin selaku coach/pembimbing.
4. Seluruh Jajaran dan Staf Kantor Badan Kepegawaian Pengembangan
Sumber Daya Manusia Daerah Kota Pangkalpinang
5. Seluruh Jajaran dan Staf Kantor Kantor Badan Kepegawaian
Pengembangan Sumber Daya Manusia Daerah Kota Pangkalpinang
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.
6. Siti Zulfitri, S.Keb.Bd Selaku Kepala Ruang Kebidanan dan
Kaandungan RSUD Depati Hamzah
7. Semua teman sejawat bidan di Ruang Kebidanan dan Kaandungan
RSUD Depati Hamzah
8. Semua pihak yang ikut serta mendukung dalam pembuatan
Rancangan Aktualisasi ini.
iv
Dalam penulisan Laporan ini, penulis menyadari masih banyak
kekurangan oleh karena itu masukan berupa saran dan kritik yang
membangun sangat diharapkan. Semoga dapat bermanfaat bagi
pembaca.
Pangkalpinang, 12 Oktober 2019
Penulis
Indira Egasti,SST
v
DAFTAR ISI
vi
PNS................................................................................... 43
3.5 Jadwal Rencana Kegiatan................................................. 67
BAB IV CAPAIAN AKTUALISASI.......................................... 69
4.1 Deskripsi Core Issue dan Strategi Penyelesaian............. 69
4.2 Jadwal Pelaksanaan Aktualisasi...................................... 71
4.3 Hasil Pelaksanaan Kegiatan Aktualisasi.......................... 72
4.4 Analisis Dampak................................................................ 98
BAB V PENUTUP.................................................................. 103
5.1 Kesimpulan........................................................................ 103
5.2 Saran................................................................................. 104
DAFTAR PUSTAKA ............................................................... 105
LAMPIRAN
vii
DAFTAR TABEL
viii
DAFTAR LAMPIRAN
DAFTAR GAMBAR
ix
Gambar 4.1 Mengatur Jadwal Pertemuan.................................. 73
Gambar 4.2 Menyampaikan Rencana Kegiatan.......................... 74
Gambar 4.3 Konsultasi Rencana Kegiatan.................................. 74
Gambar 4.4 Meminta Persetujuan Rencana Kegiatan................ 75
Gambar 4.5 Meminjam SOP ke Karu........................................... 76
Gambar 4.6 Membaca dan Menilik SOP...................................... 77
Gambar 4.7 Konsultasi SOP........................................................ 78
Gambar 4.8 Merevisi SOP........................................................... 78
Gambar 4.9 Persetujuan Karu .................................................... 79
Gambar 4.10 Kuisioner.................................................................. 79
Gambar 4.11 Referensi Materi....................................................... 81
Gambar 4.12 Desain Banner......................................................... 81
Gambar 4.13 Konsultasi Design Banner....................................... 82
Gambar 4.14 Banner..................................................................... 82
Gambar 4.15 Design Poster.......................................................... 84
Gambar 4.16 Melakukan Konsultasi Melalui WA.......................... 84
Gambar 4.17 Cetakan Poster........................................................ 85
Gambar 4.18 Koordinasi Jadwal Sosialisasi................................. 86
Gambar 4.19 Menyiapkan Ruangan.............................................. 87
Gambar 4.20 Menyiapkan Banner................................................. 87
Gambar 4.21 Sosialisasi................................................................ 88
Gambar 4.22 Referensi Video....................................................... 89
Gambar 4.23 Menyiapkan Video................................................... 90
Gambar 4.24 Memutar Video........................................................ 91
Gambar 4.25 Menyusun Kuisioner................................................ 92
Gambar 4.26 Kuisioner.................................................................. 92
Gambar 4.27 Membagikan Kuisioner............................................ 93
Gambar 4.28 Form Monitoring....................................................... 94
Gambar 4.24 Monitoring IMD........................................................ 95
x
Gambar 4.25 Merekap Hasil IMD.................................................. 96
Gambar 4.26 Menganalisa hasil Monitoring IMD.......................... 96
Gambar 4.27 Menganalisa hasil IMD............................................ 98
xi
BAB 1
PENDAHULUAN
1
dan kulit bayi serta ASI pertama (kolostrum) dapat menstimulasi sistem
kekebalan tubuh bayi (Edmond et.al 2014). ASI mengandung zat gizi dan
zat protektif yang bermanfaat untuk daya tahan tubuh bayi sehingga
jarang sakit (Maritalia, 2012).
Praktek IMD dapat menurunkan angka kematian bayi baru lahir.
Menurut penelitian yang dilakukan di Ghana , 22% kematian bayi baru
lahir dapat dicegah bila bayi menyusu pada ibunya dalam satu jam
pertama (Edmond et.al, 2014). Di negara Amerika dalam dekade terakhir
angka menyusui meningkat menjadi 77% hal tersebut dikarenakan ibu
melakukan IMD (Lowdermilk et.al, 2013). Penelitian yang dilakuan di India
dalam National Journal of Community Medicine Vol 3 Issue 2 April-June
2012 (309) disebutkan bahwa keberhasilan IMD dipengaruhi oleh
pengetahuan perilaku partisipatif ibu. IMD sangat berpengaruh terhadap
keberhasilan ASI eksklusif.
Petugas kesehatan sangat berperan dalam pemberian
pengetahuan kepada ibu. Dalam sebuah survey di Indonesia
menunjukkan hanya 4% wanita Indonesia melaksanakan IMD sedangkan
yang 96% tidak mempraktekkannya (Verayanti, 2010). Ratarata IMD
dilakukan kurang dari 1 jam setelah bayi lahir yaitu 29,3%. Angka tertinggi
IMD yang dilakukan kurang dari 1 jam di Nusa Tenggara Timur 56,2% dan
terendah tercatat di Maluku 13 % (Riskesdas, 2010). Edukasi sangat
berpengaruh terhadap perubahan pengetahuan dan sikap. Dalam jurnal
yang ditulis Haniarti, di Sulawesi selatan IMD kurang dari 1 jam sebayak
30,1%. Perilaku menyusui bayi sendiri dianggap sebagian orang sebagai
tingkah laku yang tradisional (Herniati, 2012).
Pengetahuan ibu tentang IMD sangat penting. Banyak ibu tidak
mengetahui tentang manfaat IMD. Seringkali para ibu memiliki
pemahaman yang tidak benar, misalnya tidak perlu meneteki bayi karena
ASI belum keluar atau karena air susu yang keluar pertamakali dan
berwarna kuning adalah kotoran dan basi. Hal lainya yang membuat
pemberian ASI tertunda misalnya ibu merasa haus dan perlu istirahat dulu
2
kerena lelah, masih merasa sakit, atau menganggap bayi perlu
dimandikan terlebih dahulu. Alasan-alasan tersebut tidak seharusnya
menyebabkan penundaan IMD (Alfredo et al, 2008)
Selain karena pengetahuan ibu yang kurang tentang IMD,
sebaiknya bidan memberi dukungan dan pengetahuan untuk pelaksanaan
IMD. Bidan dituntut dapat melaksanakan IMD sesuai SOP, diharapkan
bidan dapat memberikan pelayanan yang sistematis tidak tumpang tindih
dalam pelayanan.Karena masih kurangnya kesadaran bidan untuk
melaksanakan IMD sesuai SOP di Ruang Mawar RSUD Depati Hamzah
Maka dari itu diadakan proses habituasi yang didalamnya terdapat proses
penerapan rancangan aktualisasi.
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang
Aparatur Sipil Negara (UU ASN) dan merujuk Pasal 63 ayat (3) dan ayat
(4); CPNS wajib menjalani masa percobaan yang dilaksanakan melalui
proses Diklat terintegrasi untuk membangun integritas moral, kejujuran,
semangat dan motivasi nasionalisme dan kebangsaan, karakter
kepribadian yang unggul dan bertanggungjawab, dan memperkuat
profesionalisme serta kompetensi bidang. Diperlukan sebuah
penyelenggaraan Pelatihan yang inovatif dan terintegrasi, yaitu
penyelenggaraan Pelatihan yang memadukan pembelajaran klasikal dan
non-klasikal di tempat Pelatihan dan di tempat kerja sehingga
memungkinkan peserta mampu menginternalisasi, menerapkan, dan
mengaktulisasikan, serta membuatnya menjadi kebiasaan (habituasi) dan
merasakan manfaatnya, sehingga terpatri dalam dirinya sebagai karakter
PNS yang professional.
Pada Pelatihan Dasar Calon Aparatur Sipil Negara ini, diharapkan
para Calon Aparatur Sipil Negara/dapat menerapkan atau
mengaktualisasikan nilai-nilai profesi ASN yaitu Akuntabilitas,
Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu dan Anti Korupsi yang
disingkat menjadi ANEKA dan juga kedudukan dan peran ASN di satuan
kerja masing-masing.
3
1.2 Tujuan
1.2.1 Menginternalisasi dan mengaktualisasi nilai- nilai dasar ASN
yang meliputi Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik,
Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi (ANEKA) dan mengetahui
kedudukan ASN dalam NKRI (manjemen ASN, whole of
goverment, pelayanan publik) dalam melaksankan tugas
sebagai Bidan ahli pertama khususnya di Rumah Sakit
Umum Daerah Depati Hamzah Pangkalpinang.
4
karim (1997-2004), dr. Eddi Pratista, MM (2005- 2009), dr. Andri
Nurtirto, MARS(2010-2011), dr. Ristum Alamsyah, Sp.S( 2011-2017),
dr, Syahrizal(2017-2019), dan saat ini rumah sakit dipimpin oleh
seorang direktur yang baru dilantik yakti dr. Nugroho, S.Pb (2019-
selesai).
Rumah Sakit Umum Daerah Depati Hamzah Kota
Pangkalpinnag pada tahun 2012 berdasarkan nomor: KARS-
SERT/344/I/2012 terakreditasi 5 pelayanan yaitu Pelayanan
Administrasi dan manajemen, Pelayanan Medis, Pelayanan Gawat
Darurat, Pelayanan keperawatandan Pelayanan Rekam Medis.
Tahun 2008 berdasarkan keputusan walikota Pangkalpinnag
nomor: 371/ KEP/ ORG/XII/2009 Rumah Sakit Umum Daerah Depati
Hamzah Pangkalpinang telah memenuhi standar akreditasi dengan
peringkat bintang 3(tiga) Tingkat madya.
Rumah Sakit Umum daerah Depati Hamzah Pangkalpinnag
mempunyai beberapa pelayanan yaitu: Pelayanan rawat jalan yang
terdiri dari Poli umum, Poli Gigi, Poli Spesialis penyakit Dalam, Poli
Spesialis Anak, Spesialis kandungan, Poli Spesialis Bedah Umum,
Poli Spesialis Ortopedi, Poli Spesialis Mata, Poli Spesialis THT, Poli
Spesialis saraf, Poli Spesialis Paru, poli Tulip, Unit Rawat Jalan,
Fisiotrapi, Poli Spesialis Kulit Kelamin, Spesialis Ginjal, dan
Hipertensi, Pelayanan Haemodialisa, dan IGD. Pelayanan Rawat inap
dengan jenis kelas yakni VVIP, VIP, Kelas I, Kelas II, Kelas III, ICU,
NICU, ruang isolasi dan kamr operasi.
1.4.2 MISI
5
1.4.2.1 Memberikan Pelayanan Prima
1.4.2.2 Melengkapi sarana dan prasarana rumah
Sakit
1.4.2.3 meningkatkan profesinalisme dan motivasi
Kerja karyawan.
1.4.3 MOTTO
IKAK SIHAT KAMI SENENG
(Kesembuhan anda kebahagian kami)
6
BAB II
LANDASAN TEORI
1. Akuntabilitas
Akuntabilitas merujuk pada kewajiban setiap individu, kelompok
atau institusi untuk memenuhi tanggung jawab yang menjadi
amanahnya. Amanah seorang PNS adalah menjamin terwujudnya
nilai-nilai publik. Nilai-nilai publik tersebut antara lain adalah:
1. Mampu mengambil pilihan yang tepat dan benar
ketika terjadi konflik kepentingan, antara
kepentingan publik dengan kepentingan sektor,
kelompok, dan pribadi;
2. Memiliki pemahaman dan kesadaran untuk
menghindari dan mencegah keterlibatan PNS
dalam politik praktis;
3. Memperlakukan warga negara secara sama dan
adil dalam penyelenggaraan pemerintahan dan
pelayanan publik;
4. Menunjukan sikap dan perilaku yang konsisten dan
dapat diandalkan sebagai penyelenggara
pemerintahan.
Akuntabilitas publik memiliki tiga fungsi utama (Bovens,
2007), yaitu untuk menyediakan kontrol demokratis (peran
demokratis); untuk mencegah korupsi dan
penyalahgunaan kekuasaan (peran konstitusional);dan
7
untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas (peran
belajar).
Akuntabilitas terdiri dari beberapa aspek. Menurut LAN RI
(2015:8), aspek-aspek tersebut terdiri dari:
1. Akuntabilitas adalah sebuah hubungan
2. Akuntabilitas berorientasi pada hasil
3. Akuntabilitas membutuhkan adanya laporan
4. Akuntabilitas memerlukan konsekuensi
5. Akuntabilitas memperbaiki kinerja
8
3. Akuntabilitas kelompok
4. Akuntabilitas organisasi
5. Akuntabilitas stakeholder
Akuntabilitas memiliki empat dimensi agar memenuhi
terwujudnya sektor publik yang akuntabel, diantaranya sebagai
berikut:
1. Akuntabilitas kejujuran dan hukum (accountability for probity
and legality);
2. Akuntabilitas proses (process accountability);
3. Akuntabilitas program (program accountability);
4. Akuntabilitas kebijakan (policy accountability).
9
f. Kepercayaan : Rasa keadilan akan membawa pada sebuah
kepercayaan. Kepercayaan ini yang akan melahirkan
akuntabilitas.
g. Keseimbangan : Untuk mencapai akuntabilitas dalam
lingkungankerja, maka diperlukan keseimbangan antara
akuntabilitas dan kewenangan, serta harapan dan kapasitas.
h. Kejelasan : Pelaksanaan wewenang dan tanggungjawab
harus memiliki gambaran yang jelas tentang apa yang
menjadi tujuan dan hasil yang diharapkan.
i. Konsistensi : adalah sebuah usaha untuk terus dan terus
melakukan sesuatu sampai pada tercapai tujuan akhir.
2. Nasionalisme
Nasionalisme sangat penting dimiliki oleh setiap pegawai
ASN. Bahkan tidak hanya sekedar wawasan saja tetapi
kemampuan mengaktualisasikan nasionalisme dalam
menjalankan fungsi dan tugasnya merupakan hal yang lebih
penting. Diharapkan dengan nasionalisme yang kuat, maka
setiap pegawai ASN memiliki orientasi berpikir mementingkan
kepentingan publik, bangsa, dan negara. Nilai-nilai yang
berorientasi pada kepentingan publik menjadi nilai dasar yang
harus dimiliki oleh setiap pegawai ASN. Pegawai ASN dapat
mempelajari bagaimana aktualisasi sila demi sila dalam
Pancasila agar memiliki karakter yang kuat dengan nasionalisme
dan wawasan kebangsaannya (Widita, 2015).
Nasionalisme dalam arti sempit adalah suatu sikap yang
meninggikan bangsanya sendiri, sekaligus tidak menghargai
bangsa lain sebagaimana mestinya. Sikap seperti ini jelas
mencerai-beraikan bangsa yang satu dengan bangsa yang lain.
Keadaan seperti ini sering disebut chauvinisme. Sedangkan
dalam arti luas, nasionalisme merupakan pandangan tentang
10
rasa cinta yang wajar terhadap bangsa dan negara, dan
sekaligus menghormati bangsa lain (LAN RI, 2015:1). Secara
politis nasionalisme berarti pandangan atau paham kecintaan
manusia Indonesia terhadap bangsa dan tanah airnya yang
didasarkan pada nilai-nilai Pancasila.
Dalam UU No. 5 tahun 2014 tentang ASN, salah satu fungsi
ASN adalah menjalankan kebijakan publik. Kebijakan publik
diharapkan dapatdilakukan dengan integritas tinggi dalam
melayani publik sehingga dalam menjadi pelayan publik yang
profesional. ASN adalah aparat pelaksana yang melaksanakan
segala peraturan perundang-undangan yang menjadilandasan
kebijakan publik untuk mencapai tujuan-tujuan yang ditetapkan.
Fungsi ASN sebagai pelayan publik merupakan segala
bentukpelayanan sektor publik yang dilaksanakan aparatur
pemerintah, termasuk aparat yang bergerak di bidang
perekonomian dalam bentuk barang dan jasa, yang sesuai
dengan kebutuhan masyarakat dan ketentuan peraturan
perundang-undangan yang berlaku (LAN, 2015:120). Sebagai
pelayan publik seorang ASN dituntut menjadi profesional untuk
menciptakan pelayanan yang prima.
Selain profesional dan melayani, ASN juga dituntut harus
memiliki integritas tinggi yang merupakan bagian dari kode etik
dan kode etik perilaku yang telah diatur dalam Undang-Undang
ASN. Etika-etika dalam kode etik tersebut harus diarahkan pada
pilihan-pilihan yang benar-benar mengutamakan kepentingan
masyarakat luas.
3. Etika Publik
Etika dapat dipahami sebagai sistem penilaian perilaku
serta keyakinan untuk menentukan perbuatan yang pantas guna
menjamin adanya perlindungan hak-hak individu, mencakup
11
cara-cara pengambilan keputusan untuk membantu
membedakan hal-hal yang baik dan buruk serta mengarahkan
apa yang seharusnya dilakukan sesuai nila-nilai yang dianut,
Catalano, 1991 (dalam Widita, 2015).
Etika adalah tujuan hidup yang baik bersama dan untuk
orang lain di dalam institusi yang adil (LAN, 2015:8). Etika lebih
dipahami sebagai refleksi atas baik atau buruk, benar atau salah
yang harus dilakukan atau bagaimana melakukan kewajiban
yang baik atau benar. Dalam kaitannya dengan pelayanan
publik, etika publik adalah refleksi tentang standar/norma yang
menentukan baik/buruk, benar/salah perilaku, tindakan dan
keputusan untuk mengarahkan kebijakan publik dalam rangka
menjalankan tanggung jawab pelayanan publik (LAN, 2015:6).
Integritas publik menuntut para pemimpin dan pejabat publik
untuk memiliki komitmen moral dengan mempertimbangkan
keseimbangan antara penilaian kelembagaan, dimensi-dimensi
peribadi, dan kebijaksanaan di dalam pelayanan publik
(Haryatmoko dalam LAN, 2015:7).
Kode etik adalah aturan-aturan yang mengatur tingkah laku
dalam suatu kelompok khusus, sudut pandangnya hanya
ditujukan pada hal-hal prinsip dalam bentuk ketentuan-ketentuan
tertulis (LAN, 2015:9). Kode etik profesi dimaksudkan untuk
mengatur tingkah laku/etika suatu kelompok khusus dalam
masyarakat melalui ketentuan-ketentuan tertulis yang diharapkan
dapat dipegang teguh oleh sekelompok profesional tertentu.
Nilai-nilai dasar etika publik sebagaimana tercantum dalam
Undang-Undang ASN, yakni sebagai berikut :
1.Memegang teguh nilai nilai dalam ideology Negara
Pancasila
2. Setia dan mempertahankan Undang-Undang Dasar
Negara Kesatuan Republik Indonesia 1945
12
3. Menjalankan tugas secara profesional dan tidak berpihak
4. Membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian
5. Menciptakan lingkungan kerja yang non diskriminatif
6. Memelihara dan menjujung tinggi standar etika luhur
7.Mempertanggungjawabkan tindakan dan kinerjanya
kepada public
8. Memiliki kemampuan dalam melaksanakan kebijakan
dan program pemerintah
9. Memberikan layanan kepada publik secara jujur,
tanggap, cepat, tepat, akurat, berdaya guna, berhasil
guna, dan santun
10. Mengutamakan kepemimpinan berkualitas tinggi
11. Menghargai komunikasi, konsultasi dan kerja sama
12. Mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja
pegawai
13. Mendorong kesetaraan dalam pekerjaan
14. Meningkatkan efektifitas sistem pemerintah yang
demokratis sebagai perangkat sistem karir
15. Mengabdi kepada Negara dan rakyat Indonesia
Berdasarkan undang-undang ASN, kode etik dan kode
perilaku ASN yakni sebagai berikut:
1. Melaksanakan tugasnya dengan jujur, bertanggung jawab,
dan berintegritas tinggi;
2. Melaksanakan tugasnya dengan cermat dan disiplin;
3. Melayani dengan sikap hormat, sopan, dan tanpa tekanan;
4. Melaksanakan tugasnya sesuai dengan peraturan
perundangan yang berlaku;
5. Melaksanakan tugasnya sesuai dengan perintah atasan atau
pejabat yang berwenang sejauh tidak bertentangan dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan dan etika
pemerintahan;
13
6. Menjaga kerahasiaan yang menyangkut kebijakan negara;
7. Menggunakan kekayaan dan barang milik negara secara
bertanggung jawab, efektif, dan efisien;
8. Menjaga agar tidak terjadi konflik kepentingan dalam
melaksanakan tugasnya;
9. Memberikan informasi secara benar dan tidak menyesatkan
kepada pihak lain yang memerlukan informasi terkait
kepentingan kedinasan;
10. Tidak menyalahgunakan informasi intern negara, tugas,
status, kekuasaan dan jabatannya untuk mendapat atau
mencari keuntungan atau manfaat bagi diri sendiri atau untuk
orang lain;
11. Memegang teguh nilai dasar ASN dan selalu menjaga
reputasi dan integritas ASN;
12. Melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan
mengenai disiplin pegawai ASN.
Dimensi etika publik terdiri dari dimensi tujuan pelayanan
publik yang bertujuan untuk mewujudkan pelayanan yang
berkualitas dan relevan, dimensi modalitas yang terdiri dari
akuntabilitas, transparansi, dan netralitas, serta dimensi tindakan
integritas publik (LAN, 2015:11). Ketiga dimensi tersebut dapat
menjadi dasar untuk dapat menjadi
pelayan publik yang beretika.
Pelayanan publik yang profesional membutuhkan tidak hanya
kompetensi teknis dan leadership, namun juga kompetensi etika.
Oleh karena itu perlu dipahami etika dan kode etik pejabat
publik. Tanpa memiliki kompetensi etika, pejabat cenderung
menjadi tidak peka, tidak peduli dan bahkan seringkali
diskriminatif, terutama pada masyarakat kalangan bawah yang
tidak beruntung. Etika publik merupakan refleksi kritis yang
mengarahkan bagaimana nilai-nilai kejujuran, solidaritas,
14
keadilan, kesetaraan, dan lain-lain dipraktikkan dalam wujud
keprihatinan dan kepedulian terhadap kesejahteraan
masyarakat. Dengan diterapkannya kode etik ASN, perilaku
pejabat publik harus berubah dari penguasa menjadi pelayan,
dari wewenang menjadi peranan, dan menyadari bahwa jabatan
publik adalah amanah yang harus dipertanggungjawabkan bukan
hanya di dunia namun juga di akhirat.
4. Komitmen Mutu
LAN RI (2015: 9) menjelaskan bahwa karakteristik utama
yang dapat dijadikan dasar untuk mengukur tingkat efektivitas
adalah ketercapaian target yang telah direncanakan, baik dilihat
dari capaian jumlah maupun mutu hasil kerja, sehingga dapat
memberi kepuasan, sedangkan tingkat efisiensi diukur dari
penghematan biaya, waktu, tenaga, dan pikiran dalam
menyelesaikan kegiatan.
Inovasi muncul karena adanya dorongan kebutuhan
organisasi/perusahaan untuk beradaptasi dengan tuntutan
perubahan yang terjadi di sekitarnya. Mengenai inovasi, LAN RI
(2015:11) menyatakan bahwa proses inovasi dapat terjadi
secara perlahan (bersifat evolusioner) atau bisa juga lahir
dengan cepat (bersifat revolusioner). Inovasi akan menjadi salah
satu kekuatan organisasi untuk memenangkan persaingan.
Ada empat indikator dari nilai-nilai dasar komitmen mutu
yang harus diperhatikan, yaitu:
a. Efektif
Efektif adalah berhasil guna, dapat mencapai hasil sesuai
dengan target. Sedangkan efektivitas menunjukkan tingkat
ketercapaian target yang telah direncanakan, baik
menyangkut jumlah maupun mutu hasil kerja. Efektifitas
organisasi tidak hanya diukur dari performans untuk
15
mencapai target (rencana) mutu, kuantitas, ketepatan waktu
dan alokasi sumber daya, melainkan juga diukur dari
kepuasan dan terpenuhinya kebutuhan pelanggan.
b. Efisien
Efisien adalah berdaya guna, dapat menjalankan tugas dan
mencapai hasil tanpa menimbulkan keborosan. Sedangkan
efisiensi merupakan tingkat ketepatan realiasi penggunaan
sumberdaya dan bagaimana pekerjaan dilaksanakan
sehingga dapat diketahui ada tidaknya pemborosan sumber
daya, penyalahgunaan alokasi, penyimpangan prosedur dan
mekanisme yang ke luar alur.
c. Inovasi
Inovasi Pelayanan Publik adalah hasil pemikiran baru yang
konstruktif, sehingga akan memotivasi setiap individu untuk
membangun karakter sebagai aparatur yang diwujudkan
dalam bentuk profesionalisme layanan publik yang berbeda
dari sebelumnya, bukan sekedar menjalankan atau
menggugurkan tugas rutin.
d. Mutu
Mutu merupakan suatu kondisi dinamis berkaitan dengan
produk, jasa, manusia, proses dan lingkungan yang sesuai
atau bahkan melebihi harapan konsumen. Mutu
mencerminkan nilai keunggulan produk/jasa yang diberikan
kepada pelanggan sesuai dengan kebutuhan dan
keinginannya, bahkan melampaui harapannya. Mutu
merupakan salah satu standar yang menjadi dasar untuk
mengukur capaian hasil kerja.Mutu menjadi salah satu alat
vital untuk mempertahankan keberlanjutan organisasi dan
menjaga kredibilitas institusi.
16
Ada lima dimensi karakteristik yang digunakan pelanggan
dalam mengevaluasi kualitas pelayan (Berry dan Pasuraman
dalam Zulian Zamit, 2010:11), yaitu:
a. Tangibles (bukti langsung), yaitu : meliputi fasilitas fisik,
perlengkapan, pegawai, dan sarana
b. Reliability (kehandalan), yaitu kemampuan dalam
memberikan pelayanan dengan segera dan memuaskan
serta sesuai dengan yang telah dijanjikan;
c. Responsiveness (daya tangkap), yaitu keinginan untuk
memberikan pelayanan dengan tanggap;
d. Assurance (jaminan), yaitu mencakup kemampuan,
kesopanan, dan sifat dapat dipercaya;
e. Empaty, yaitu kemudahan dalam melakukan hubungan,
komunikasi yang baik, dan perhatian dengan tulus terhadap
kebutuhan pelanggan.
Berdasarkan pendapat beberapa ahli maka dapat
disimpulkan bahwa mutu mencerminkan nilai keunggulan
produk/jasa yang diberikan kepada pelanggan sesuai dengan
kebutuhan dan keinginan dan bahkan melampaui harapannya.
Manajemen mutu harus dilaksanakan secara terintegrasi,
dengan melibatkan seluruh komponen organisasi, untuk
senantiasa melakukan perbaikan mutu agar dapat memuaskan
pelanggan. Bill Creech (dalam LAN, 2015) memperkenalkan lima
pilar dalam manajemen mutu terpadu yaitu produk, proses,
organisasi, pemimpin dan komitmen. Kelima pilar tersebut
memiliki keterkaitan dan ketergantungan yang tinggi, sehingga
target mutu dapat diwujudkan bahkan dapat terus ditingkatkan
secara berkelanjutan.
Target utama kinerja aparatur yang berbasis komitmen
mutu adalah mewujudkan kepuasan masyarakat yang menerima
layanan. Mutu kerja aparatur dalam memberikan pelayanan
17
kepada masyarakat dewasa ini masih banyak yang tidak
mengindahkan peraturan perundang-undangan.
5. Anti Korupsi
Kata korupsi berasal dari bahasa latin yaitu Corruptio yang
artinya kerusakan, kebobrokan dan kebusukan. Korupsi sering
dikatakan sebagai kejahatan luar biasa, karena dampaknya yang
luar biasa, menyebabkan kerusakan baik dalam ruang lingkup
pribadi, keluarga, masyarakat dan kehidupan yang lebih
luas.Kerusakan tidak hanya terjadi dalam kurun waktuyang
pendek, namun dapat berdampak secara jangka panjang
(Widita, 2015).
Ada 9 (sembilan) indikator dari nilai-nilai dasar anti korupsi
yang harus diperhatikan, yaitu :
a. Jujur
Kejujuran merupakan nilai dasar yang menjadi landasan
utama bagi penegakan integritas diri seseorang. Tanpa
adanya kejujuran mustahil seseorang bisa menjadi pribadi
yang berintegritas. Seseorang dituntut untuk bisa berkata
jujur dan transparan serta tidak berdusta baik terhadap diri
sendiri maupun orang lain, sehingga dapat membentengi diri
terhadap godaan untuk berbuat curang.
b. Peduli
Kepedulian sosial kepada sesama menjadikan seseorang
memiliki sifat kasih sayang. Individu yang memiliki jiwa sosial
tinggi akan memperhatikan lingkungan sekelilingnya di mana
masih terdapat banyak orang yang tidak mampu, menderita,
dan membutuhkan uluran tangan. Pribadi dengan jiwa sosial
tidak akan tergoda untuk memperkaya diri sendiri dengan
cara yang tidak benar tetapi ia malah berupaya untuk
18
menyisihkan sebagian penghasilannya untuk membantu
sesama.
c. Mandiri
Kemandirian membentuk karakter yang kuat pada diri
seseorang menjadi tidak bergantung terlalu banyak pada
orang lain. Mentalitas kemandirian yang dimiliki seseorang
mengoptimalkan daya pikirnya guna bekerja secara efektif.
Pribadi yang mandiri tidak akan menjalin hubungan dengan
pihak-pihak yang tidak bertanggungjawab demi mencapai
keuntungan sesaat.
d. Disiplin
Disiplin adalah kunci keberhasilan semua orang. Ketekunan
dan konsistensi untuk terus mengembangkan potensi diri
membuat seseorang akan selalu mampu memberdayakan
dirinya dalam menjalani tugasnya. Kepatuhan pada prinsip
kebaikan dan kebenaran menjadi pegangan utama dalam
bekerja. Seseorang yang mempunyai pegangan kuat
terhadap nilai kedisiplinan tidak akan terjerumus dalam
kemalasan yang mendambakan kekayaan dengan cara yang
mudah.
e. Tanggung Jawab
Pribadi yang utuh dan mengenal diri dengan baik akan
menyadari bahwa keberadaan dirinya di muka bumi adalah
untuk melakukan perbuatan baik demi kemaslahatan
sesama manusia. Segala tindak tanduk dan kegiatan yang
dilakukannya akan dipertanggungjawabkan sepenuhnya
kepada Tuhan Yang Maha Esa, masyarakat, negara, dan
bangsanya. Dengan kesadaran seperti ini maka seseorang
tidak akan tergelincir dalam perbuatan tercela dan nista.
f. Kerja Keras
19
Individu beretos kerja akan selalu berupaya meningkatkan
kualitas hasil kerjanya demi terwujudnya kemanfaatan publik
yang sebesar-besarnya. Ia mencurahkan daya pikir dan
kemampuannya untuk melaksanakan tugas dan berkarya
dengan sebaik-baiknya. Ia tidak akan mau memperoleh
sesuatu tanpa mengeluarkan keringat.
g. Sederhana
Pribadi yang berintegritas tinggi adalah seseorang yang
menyadari kebutuhannya dan berupaya memenuhi
kebutuhannya dengan semestinya tanpa berlebih-lebihan. Ia
tidak tergoda untuk hidup dalamgelimang kemewahan.
Kekayaan utama yang menjadi modal kehidupannya adalah
ilmu pengetahuan.Ia sadar bahwa mengejarharta tidak akan
pernah ada habisnya karena hawa nafsu keserakahan akan
selalu memacu untuk mencari harta sebanyak-banyaknya.
h. Berani
Seseorang yang memiliki karakter kuat akan memiliki
keberanian untuk menyatakan kebenaran dan menolak
kebathilan. Ia tidak akan mentolerir adanya penyimpangan
dan berani menyatakan penyangkalan secara tegas. Ia juga
berani berdiri sendirian dalam kebenaran walaupun semua
kolega dan teman-teman sejawatnya melakukan perbuatan
yang menyimpang dari hal yang semestinya. Ia tidak takut
dimusuhi dan tidak memiliki teman kalau ternyata mereka
mengajak kepada hal-hal yang menyimpang.
i. Adil
Pribadi dengan karakter yang baik akan menyadari bahwa
apa yang dia terima sesuai dengan jerih payahnya. Ia tidak
akan menuntut untuk mendapatkan lebih dari apa yang ia
sudah upayakan. Bila ia seorang pimpinan maka ia akan
memberi kompensasi yang adil kepada bawahannya sesuai
20
dengan kinerjanya. Ia juga ingin mewujudkan keadilan dan
kemakmuran bagi masyarakat dan bangsanya.
Kesadaran anti korupsi yang dibangun melalui pendekatan
spiritual, dengan selalu ingat akan tujuan keberadaannya
sebagai manusia di muka bumi, dan selalu ingat bahwa seluruh
ruang dan waktu kehidupannya harus dipertanggungjawabkan
sehingga dapat menjadi benteng kuat untuk antikorupsi.
Tanggung jawab spiritual yang baik akan menghasilkan niat yang
baik dan mendorong untuk memiliki visi dan misi yang baik,
hingga selalu memiliki semangat untuk melakukan proses atau
usaha terbaik dan mendapatkan hasil terbaik agar dapat
dipertanggungjawabkan secara publik.
2.2 KEDUDUKAN DAN PERAN ASN DALAM NKRI
1. Manajemen ASN
Manejemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk
menghasilkan pegawai ASN yang profesional, memilikinilai
dasar, etika profesi, beba darsi intervensi politik, bersih dari
praktik korupsi, kolusi dan nepotisme. Manajemen ASN lebih
menekankan kepada pengaturan profesi pegawai sehingga
diharapkan agar selalu tersedia sumber daya ASN yang unggul
selaras dengan perkembangan jaman.
a. Kedudukan ASN
Kedudukan atau status jabatan PNS dalam sistem birokrasi
selama ini dianggap belum sempurna untuk menciptakan
birokrasi yang profesional. Untuk dapat membangun
profesionalitas birokrasi, maka konsep yang dibangun dalam
UU ASN tersebut harus jelas. Berikut beberapa konsep yang
ada dalam UU No. 5 Tahun 2014 tentang ASN.
1) Berdasarkan jenisnya, pegawai ASN terdiri atas Pegawai
Negeri Sipil (PNS) dan Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja (PPPK). PNS merupakan warga negara
21
Indonesia yang memenuhi syarat tertentu, diangkat
sebagai pegawai ASN secara tetap oleh pejabat
pembina kepegawaian untuk menduduki jabatan
pemerintahan, memiliki nomor induk pegawai secara
nasional. Sedangkan PPPK adalah warga negara
Indonesia yang memnuhi syarat tertentu, yang diangkat
oleh pejabat pembina kepegawaian berdasarkan
perjanjian kerja sesuai dengan kebutuhan instansi
pemerintah untuk jangka waktu tertentu dalam rangka
melaksanakan tugas pemerintahan.
2) Pegawai ASN berkedudukan sebagai apartur negara
yang menjalankan kebijakan yang ditetapkan oleh
pimpinan instansi pemerintah serta harus bebas dari
pengaruh dan intervensi semua golongan dan partai
politik. Pegawai ASN dilarang menjadi anggota dan/atau
pengurus partai politik. Selain itu untuk menjauhkan
birokrasi dari pengaruh partai politik, hai ini dimaksudkan
untuk menjamin keutuhan, kekompakan dan persatuan
ASN, serta dapat memusatkan segala perhatian, pikiran
dan tenaga pada tugas yang dibebankan kepadanya.
Oleh karena itu dalam pembinaan karir pegawai ASN,
khususnya di daerah dilakukan oleh pejabat berwenang
yaitu pejabat karir tertinggi. Kedudukan ASN berada di
pusat, daerah dan luar negeri. Namun demikian pegawai
ASN merupakan kesatuan. Kesatuan bagi pegawaiASN
sangat penting, mengingat dengan adanya
desentralisasi dan otonomi daerah, sering terjadinya isu
putradaerah yang hampir ASN berfungsi, bertugas dan
berperan untuk memberikan pelayanan publik yang
profesional da berkualitas. Pelayanan publik merupakan
kegiatan dalam terjadi dimana-mana sehingga
22
perkembangan birokrasi menjadi stagnan di daerah-
daerah. Kondisi tersebut merupakan ancaman bagi
kesatuan bangsa.
b. Peran ASN
Untuk menjalankan kedudukan pegawai ASN, maka
pegawai ASN berfungsi dan bertugas sebagai berikut:
1) Pelaksana kebijakan publik
ASN berfungsi, bertugas dan berperan untuk
melaksanakan kebijakan yang dibuat oleh pejabat
pembina kepegawaian sesuai dengan
ketentuanperaturan perundang-undangan. Untuk itu
ASN harus mengutamakan kepentingan publik dan
masyarakat luas dalam menjalankan fungsi dan
tugasnya, serta harus mengutamakan pelayanan yang
berorientasi pada kepentingan publik.
2). Pelayan publik
Dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai
peraturan perundang-undangan bagi setiap warga
negara dan penduduk atas barang, jasa dan/atau
pelayanan administratif yang diselenggarakan oleh
penyelenggara pelayanan publik dengan tujuan
kepuasan pelanggan.
3). Perekat dan pemersatu bangsa
ASN berfungsi, bertugas dan berperan untuk
mempererat persatuan dan kesatuan NKRI. ASN
senantiasa setia dan taat sepenuhnya kepada Pancasila,
UUD 1945, negara danpemerintah. ASN senantiasa
menjunung tinggi martabat ASN serta senantiasa
mengutamakan kepentingan negara daripada
kepentingan diri sendiri, seseorang dan golongan. Dalam
23
UU ASN disebutkan bahwa dalam penyelengaraan dan
kebijakan manajemen ASN, salah satu diantaranya asas
persatuan dan kesatuan.
a. Hak dan Kewajiban ASN
Hak adalah suatu kewenangan atau kekuasaan yang
diberikan oleh hukum, suatu kepentingan yang dilindungi
oleh hukum, baik pribadi maupun umum. Dapat diatikan
bahwa hak adalah sesuatu yang patut atau layak diterima.
Agar melaksanakan tugas dan tanggungjawabnya dengan
baik ,dapat meningkatkan produktivitas, menjamin
kesejateraan ASN dan akuntabel, maka setiap SN diberikan
hak. Hak ASN dan PPPK yang diatur dalam UU No. 5 Tahun
2014 tentang ASN sebagai berikut:
PNS berhak memperoleh:
1). Gaji, tunjangan, dan fasilitas;
2). Cuti;
3). Jaminan pensiun dan jaminan hari tua;
4). Perlindungan; dan
5). Pengembangan kompetensi.
Selain hak sebagaimana disebutkan di atas,
berdasarkan pasal 70 UU No. 5 Tahun 2014 tentang ASN
disebutkan bahwa setiap pegawai ASN memiliki hak dan
kesempatan untuk mengembangkan kompetensi.
Berdasarkan Pasal 92 pemerintah juga wajib memberikan
perlindungan berupa:
1). Jaminan kesehatan;
2). Jaminan kecelakaan kerja;
3). Jaminan kematian;
4). Bantuan hukum.
Sedangkan kewajiban adalah suatu beban atau
tanggungan yang bersifat kontraktual. Dengan kata lain
24
kewajiban adalah suatu yang sepatutnya diberikan. Pegawai
ASN berdasarkan UU No. 5 Tahun 2014 tentang ASN wajib:
1). Setia dan taat pada Pancasila, Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Negara
Kesatuan Republik Indonesia, dan pemerintah yang sah;
2). Menjaga persatuan dan kesatuan bangsa;
3). Melaksanakan kebijakan yang dirumuskan pejabat
pemerintah yang berwenang;
4). Menaati ketentuan peraturan perundang-undangan;
5). Melaksanakan tugas kedinasan dengan penuh
pengabdian, kejujuran, kesadaran, dan tanggung jawab;
6). Menunjukkan integritas dan keteladanan dalam sikap,
perilaku, ucapan dan tindakan kepada setiap orang, baik
di dalam maupun di luar kedinasan;
7). Menyimpan rahasia jabatan dan hanya dapat
mengemukakan rahasia jabatan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan; dan
8). Bersedia ditempatkan di seluruh wilayah Negara
Kesatuan Republik Indonesia.
b. Kode Etik dan Kode Perilaku ASN
Dalam UU No. 5 Tahun 2014 tentang ASN disebutkan
bahwa ASN sebagai profesi berlandaskan pada kode etik
dan kode perilaku.Kode etik dan kode perilaku ASN
bertujuan untuk menjaga martabat dan kehormatan
ASN.Kode etik dan kode perilaku berisi pengaturan perilaku
agar pegawai ASN.
25
3). Melayani dengan sikap hormat, sopan, dan tanpa
tekanan;
4). Melaksanakan tugasnya sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan;
5). Melaksanakan tugasnya sesuai dengan perintah atasan
atau Pejabat yang berwenang sejauh tidak bertentangan
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan dan
etika pemerintahan;
6). Menjaga kerahasiaan yang menyangkut kebijakan;
7). Menggunakan kekayaan dan barang milik negara secara
bertanggung jawab, efektif, dan efisien;
8). Menjaga agar tidak terjadi konflik kepentingan dalam
melaksanakan tugasnya;
9) Memberikan informasi secara benar dan tidak
menyesatkan kepada pihak lain yang memerlukan
informasi terkait kepentingan kedinasan;
10).Tidak menyalahgunakan informasi intern negara, tugas,
status, kekuasaan, dan jabatannya untuk mendapat atau
mencari keuntungan atau manfaat bagi diri sendiri atau
untuk orang lain;
11).Memegang teguh nilai dasar ASN dan selalu menjaga
reputasi dan integritas ASN; dan
12).Melaksanakan ketentuan peraturan perundangundangan
mengenai disiplin Pegawai ASN.
2. Whole of Government (WoG)
a. Pengertian Whole of Government (WoG)
Berdasarkan interpretasi analitis dan manifestasi
empiris di lapangan maka WoG didefinisikan sebagai “suatu
model pendekatan integratif fungsional satu atap” yang
digunakan untuk mengatasi wicked problems yang sulit
dipecahkan dan diatasi karena berbagai karakteristik atau
26
keadaan yang melekat antara lain: tidak jelas sebabnya,
multi dimensi, menyangkut perubahan perilaku. Sesuai
dengan karakteristik wickedproblems, maka model
pendekatan WoG mempunyai perspektif tertentu
sebagaimana yang diilustrasikan pada
27
adalah mengurangi jumlah lembaga yang ada
sampai mendekati jumlah yang ideal untuk sebuah
koordinasi. Dengan jumlah lembaga yang rasional,
maka koordinasi dapat dilakukan lebih mudah.
b). Membentuk lembaga koordinasi khusus
Pembentukan lembaga terpisah dan permanen yang
bertugas dalam mengkoordinasikan sektor atau
kementerian adalah salah satu cara melakukan
WoG. Lembaga koordinasi ini biasanya diberikan
status lembaga stingkat lebih tinggi, atau setidaknya
setara dengan kelembagaan yang dikoordinasikan.
c). Membangun gugus tugas
Gugus tugas merupakan bentuk pelembagaan
koordinasi yang dilakukan di luar struktur formal,
yang setidaknya tidak permanen. Pembentukan
gugus tugas biasanya menjadi salah satu cara agar
sumber daya yang terlibat dalam koordinasi tersebut
dicabut sementara dari lingkungan formalnya untuk
berkonsentrasi dalam proses koordinasi tadi.
d). Koalisi sosial
Koalisi sosial merupakan bentuk informal dari
penyatuan koordinasi antar sektor atau lembaga,
tanpa perlu mebentuk pelembagaan khusus dalam
koordinasi.
c. Tantangan dalam praktek Whole of Government (WoG)
Tantangan yang akan dihadapi dalam penerapan WoG di
tataran praktek sebagai berikut:
1) Kapasitas SDM dan institusi
Kapasitas SDM dan institusi-institusi yang terlibat
dalam WoG tidaklah sama. Perbedaan kapasitas ini
bisa menjadi kendala serius ketika pendekatan WoG,
28
misalnya mendorong terjadinya merger atau akuisisi
kelembagaan, dimana terjadi penggabungan SDM
dengan kualifikasi yang berbeda.
2) Nilai dan budaya organisasi
Nilai dan budaya organisasi menjadi kendala ketika
terjadi upaya kolaborasi sampai dengan kelembagaan.
3) Kepemimpinan
Kepemimpinan menjadi salah satu kunci penting dalam
pelaksanaan WoG. Kepemimpinan yang dibutuhkan
adalah kepemimpinan yang mampu mengakomodasi
perubahan nilai dan budaya organisasi serta meramu
SDM yang tersedia guna mencapai tujuan yang
diharapkan.
d. Praktek Whole of Government (WoG) dalam pelayanan
publik
praktek WoG dalam pelayanan publik dilakukan dengan
menyatukan seluruh sektor yang terkait dengan pelayanan
publik. Jenis pelayanan publik yang dikenail dapat didekati
oleh pendekatan WoG sebagai berikut:
1). Pelayanan yang bersifat administratif, yaitu pelayanan
publik yang menghasilkan berbagai produk dokumen
resmi yang dibutuhkan warga masyarakat. Dokumen
yang dihasilkan bisa meliputi KTP, status
kewarganegaraan, status usaha, surat kepemilikan,
atau penguasaan atas barang, termasuk dokumen-
dokumen resmi seperti SIUP, izin trayek, izin usaha,
akta, sertifikat tanah dan lain-lain.
2). Pelayanan jasa, yaitu pelayanan yang menghasilkan
berbagai bentuk jasa yang dibutuhkan warga
masyarakat, seperti pendidikan, kesehatan,
ketenagkerjaan, perhubungan dan lain-lain.
29
3). Pelayanan barang, yaitu pelayanan yang menghasilkan
jenis barang yang dibutuhkan warga masyarakat,
seperti jalan, jembatan, perumahan, jaringan telepon,
listrik, air bersih, dan lain-lain.
4). Pelayanan regulatif, yaitu pelayanan melalui penegakan
hukuman dan peraturan perundang-undangan, maupun
kebijakan publik yang mengatur sendi-sendi kehidupan
masyarakat.
Adapun berdasarkan pola pelayanan publik, juga dapat
dibedakan dalam lima macam pola pelayanan sebagai
berikut:
1). Pola pelayanan teknis fungsional, yaitu suatu pola
pelayanan publik yang diberikan oleh suatu instansi
pemerintah sesuai dengan bidang tugas, fungsi dan
kewenangannya. Pelayanan merupakan pelayanan
sektoral, yang bisa jadi sifatnya hanya relevan dengan
sektor itu, atau menyangkut pelayanan di sektor lain.
WoG dapat dilakukan manakala pola pelayanan publik
ini mempunyai karakter yang sama atau memiliki
keterkaitan antar satu sektor dengan yang lainnya.
2). Pola pelayanan satu atap, yaitu pola pelayanan yang
dilakukan secara terpadu pada suatu instansi
pemerintah yang bersangkutan sesuai kwenangan
masing-masing. Pola ini memudahkan masyarakat
pengguna izin untuk mengurus permohonan izinnya,
walaupun belum mengurangi jumlah rantai birokrasi
izinnya.
3). Pola pelayanan satu pintu, yaitu pola pelayanan yang
dilakukan secara tunggal oleh suatu unit kerja
pemerintah berdasarkan pelimpahan wewenang dari
unit kerja pemerintah terkait lainnya yang
30
bersangkutan. Ini adalah salah satu bentuk
kelembagaan WoG yang lebih utuh, dimana pelayanan
publik disatukan dalam satu unit pelayanan saja, dan
rantai izin sudah dipangkas menjadi satu saja.
4). Pola pelayanan terpusat, yaitu pola pelayanan yang
dilakukan oleh suatu instansi pemerintah yang
bertindak selaku koordinator terhadap pelayanan
instansi pemerintah lainnya yang terkait dengan bidang
pelayanan masyarakat yang bersangkutan.
5). Pola pelayanan elektronik, yaitu pola pelayanan
elektronik yang dilakukan menggunakan teknologi
infromasi dan komunikasi yang merupakan otomasi dan
otomatisasi pemberian layanan yang bersifat elektronik
atau daring (online) sehingga dapat menyesuaikan diri
dengan keinginan dan kapasitas masyarakat pengguna.
e. Nilai-nilai dasar Whole of Government
Praktek WOG dalam pelayanan publik dilakukan
dengan menyatukan seluruh sektor yang terkait dengan
pelayanan publik berdasarkan nilai-nilai dasar berikut ini.
1). Koordinasi
Kompleksitas lembaga membutuhkan koordinasi
yang efektif dan efisien antar lembaga dalam
menjalankan kegiatan kelembagaan.
2). Integrasi
Integrasi dilakukan dengan pembauran sebuah
sistem antar lembaga sehingga menjadi kesatuan
yang utuh.
3). Sinkronisasi
Sinkronisasi merupakan penyelarasan semua
kegiatan/data yang berasal dari berbagai sumber,
dengan menyingkronkan seluruh sumber tersebut.
31
4). Simplifikasi
Simplikasi merupakan penyederhanaan segala sesuatu
baik terkait data/proses di suatu lembaga untuk
mengefisienkan waktu, tenaga dan biaya.
3. Pelayanan Publik
a. Konsep Pelayanan Publik
1). Pengertian Pelayanan Publik
Berkaitan dengan pelayanan, ada dua istilah yang perlu
diketahui, yaitu melayani dan pelayanan. Pengertian
melayani adalah membantu menyiapkan (mengurus) apa
yang diperlukan seseorang". Sedangkan pengertian
pelayanan adalah "usaha rnelayani kebutuhan orang
lain" (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1995). Contoh:
menerima telepon dari pihak lain yang berhubungan
dengan unit kerja kita, adalah bentuk pelayanan yang
rutin kita lakukan.
32
dan Tinggi Negara, dan instansi Pemerintah lainnya,
baik Pusat maupun Daerah termasuk Badan Usaha
Milik Negara, Badan Hukum Milik Negara dan Badan
Usaha Milik Daerah;
d). Unit Penyelenggara pelayanan publik adalah unit
kerja pada instansi Pemerintah yang secara
langsung memberikan pelayanan kepada penerima
pelayanan publik;
e). Pemberi pelayanan publik adalah pejabat/pegawai
instansi pemerintah yang melaksanakan tugas dan
fungsi pelayanan publik sesuai dengan peraturan
perundang- undangan;
f). Penerima pelayanan publik adalah orang,
masyarakat, instansi pemerintah dan badan hukum
yang menerima pelayanan dari instansi pemerintah.
Pelayanan merupakan suatu proses. Proses
tersebut menghasilkan suatu produk yang berupa
pelayanan, kemudian diberikan kepada pelanggan.
Sebagai contoh adalah proses pelayanan surat masuk.
Proses pelayanan surat masuk adalah sebagai berikut:
a). surat diterima oleh seorang petugas;
b). surat disortir (dipisah-pisahkan);
c). surat diterima pencatat surat dan kemudian dicatat
dalam buku agenda atau kartu kendali;
d). Surat disampaikan ke pengarah surat;
e). Surat didistribusikan ke unit organisasi sesuai
dengan alamat yang tertulis dalam surat (sering di
sebut dengan istilah "unit pengelola");
f). Surat diterima oleh unit pengolah.
2). Jenis barang/jasa
33
Menurut Savas (1987) membagi barang layanan menjadi
4 (empat) kelompok:
a). Barang yang digunakan untuk memenuhi
kepentingan individu yang bersifat pribadi. Barang
privat (private goods) ini tidak ada konsep tentang
penyediaannya, hukum permintaan dan penawaran
sangat tergantung pada pasar, produsen akan
memproduksi sesuai dengan kebutuhan masyarakat,
dan bersifat terbuka. Oleh sebab itu penyediaan
layanan barang yang bersifat barang privat ini dapat
berlaku hukum pasar, hanya apabila barang privat ini
menyangkut kesejahteraan orang banyak, misalnya
beras atau bahan kebutuhan pokok masyarakat
lainnya, maka pemerintah tidak akan membiarkan
berlakunya pasar secara murni. Dengan kata lain
apabila pasar mengalami kegagalan dan demi
kesejahteraan, maka perlu intervensi pemerintah;
b). Jenis barang yang kedua disebut toll goods, yakni
barang yang digunakan atau dikonsumsi bersama-
sama dengan persyaratan apabila menggunakannya
harus membayar atau ada biaya penggunaan,
apabila pengguna atau konsumen tidak membayar
maka tidak dapat menggunakannya. Penyediaannya
bisa menggunakan hukum pasar dimana produsen
akan menyediakan permintaan/kebutuhan barang
tersebut. Barang seperti ini hampir sama seperti
barang privat, penyediaan barang ini di beberapa
negara disediakan oleh negara dan seringkali
menggunakan ukuran pemakaiannya atau dapat
dikatakan barang privat tetapi dikonsumsi bersama-
sama;
34
c). Jenis barang ketiga disebut collective goods, yaitu
barang yang digunakan secara bersama-sama atau
kolektif dan penyediaannya tidak dapat dilakukan
dengan melalui mekanisme pasar, karena barang ini
digunakan secara terus menerus dan secara
bersama- sama serta sulit diukur berapa besar
penggunaan barang ini untuk setiap individu. Dalam
penggunaan barang ini apabila diukur dari sisi
ekonomi akan muncul pembonceng gratis (free rider)
dimana mereka ikut menggunakan atau menikmati
barang tersebut tanpa membayar dan tanpa
kontribusi secara fair. Penyediaan barang ini tidak
ada yang mau menyediakan atau memproduksinya
secara sukarela. Oleh karenanya penyediaan barang
ini dilakuan dengan kontribusi secara kolektif yaitu
dengan menggunakan pajak.
d). Jenis barang yang keempat adalah common pool
goods, jenis barang ini memiliki karakteristik dimana
yang menggunakan barang ini tidak ada yang mau
membayar, biasanya digunakan/dikonsumsi secara
bersama-sama dan kepemilikan barang ini oleh
umum, tidak ada orang yang mau menyediakan
barang ini. Untuk itu pemerintah melakukan
pengaturan terhadap barang ini.
Dalam kenyataannya keempat jenis barang diatas
sangat sulit dibedakan atau dipisahkan masing-masing jenis
termasuk barang yang mana, karena setiap barang tidak
murni menjadi salah satu karakteristik jenis barang yang ada.
Setiap barang mempunyai kecenderungan karakteristik
barang yang satu dengan barang yang lain.
3). Pelayanan Prima
35
Pelayanan prima merupakan terjemahan dari istilah
"Excellent Service" yang secara harfiah berarti
pelayanan yang sangat baik dan atau pelayanan yang
terbaik. Disebut sangat baik atau terbaik, karena sesuai
dengan standar pelayanan yang berlaku atau dimiliki
oleh instansi yang memberikan pelayanan. Apabila
instansi pelayanan belum memiliki standar pelayanan,
maka pelayanan disebut sangat baik atau terbaik atau
akan menjadi prima, manakala dapat atau mampu
memuaskan pihak yang dilayani (pelanggan). Jadi
pelayanan prima dalam hal ini sesuai dengan harapan
pelanggan. Tentunya agar keprimaan suatu pelayanan
dapat terukur, bagi instansi pemberi pelayanan yang
belum memiliki standar pelayanan, maka perlu membuat
standar pelayanan prima sesuai dengan tugas dan
fungsinya.
Tujuan pelayanan prima adalah memberikan
pelayanan yang dapat memenuhi dan memuaskan
pelanggan atau masyarakat serta memberikan fokus
pelayanan kepada pelanggan dengan Pelayanan prima
kepada masyarakat didasarkan pada tekad bahwa
"pelayanan adalah pemberdayaan". Kalau pada sektor
bisnis atau swasta tentunya pelayanan selalu bertujuan
atau berorientasi profile atau keuntungan perusahaan.
Pelayanan prima yang diberikan kepada masyarakat
pada dasarnya tidaklah mencari untung, tetapi
memberikan pelayanan sesuai dengan kebutuhan
masyarakat secara sangat baik atau terbaik.
Dalam hal memberdayakan masyarakat ini,
pelayanan yang diberikan tidaklah bertujuan selain
mencari untung, juga menjadikan masyarakat justru
36
terbebani atau teberdayakan dengan pelayanan dari
pemerintahan yang diterimanya. Contoh: dalam
memberikan pelayanan kepada masyarakat selama ini
masih sering muncul keluhan dari masyarakat dengan
adanya pungutan biaya di luar ketentuan, atau berbelit-
belitnya prosedur serta lamanya pelayanan yang
diberikan. Belum lagi masih ditambah dengan petugas
yang kurang ramah sehingga munculnya sikap,
anggapan dan penilaian terhadap pemerintahan.
Misalnya kesan bahwa birokrasi adalah prosedur yang
berbelit-belit dan mempersulit urusan. Adanya korupsi,
kolusi dan nepotisme dalam pelayanan sektor publik.
Bahkan dalam pelayanan publik muncul istilah "kalau
masih bisa dipersulit, kenapa harus dipermudah?" Atau
kalau kita berurusan dengan pelayanan pemerintah,
mungkin akan ada penawaran dari aparatur pelayannya,
"mau lewat jalan tol atau biasa?". Untuk itu pelayanan
prima sektor publik yang dilakukan oleh pemerintah
selain memenuhi kebutuhan hajat hidup masyarakatnya,
sudah barang tentu adalah untuk memberdayakan
bukan memperdayakan.
Jadi dengan demikian perbaikan pelayanan sektor
publik jelas merupakan kebutuhan yang mendesak,
bahwa dalam rangka reformasi administrasi negara,
perbaikan pelayanan kepada publik merupakan kunci
keberhasilannya. Pelayanan prima bertujuan
memberdayakan masyarakat, bukan memperdayakan,
sehingga akan menumbuhkan kepercayaan publik atau
masyarakat kepada pemerintahannya. Adapun
kepercayaan adalah awal atau modal dari kolaborasi
37
dan partisipasi masyarakat dalam program-program
pembangunan.
Adapun pelayanan prima akan bermanfaat bagi
upaya peningkatan kualitas pelayanan pemerintah
kepada masyarakat sebagai pelanggan dan sebagai
acuan untuk pengembangan penyusunan standar
pelayanan. Baik pelayan, pelanggan atau stakeholder
dalam kegiatan pelayanan, akan memiliki acuan
mengenai mengapa, kapan, dengan siapa, dimana dan
bagaimana pelayanan dilakukan.
b. Nilai-nilai Dasar Pelayanan Publik
Perhatian pemerintah terhadap perbaikan pelayanan
kepada masyarakat, sebenarnya sudah diatur dalam
beberapa pedoman, antara lain adalah Keputusan Menteri
Negara Pendayagunaan Aparatur Negara (MENPAN) Nomor
63 Tahun 2003 yang mengemukakan tentang prinsip-prinsip
pelayanan publik sebagai berikut:
1). Kesederhanaan
Prosedur pelayanan publik tidak berbelit-belit, mudah
dipahami dan mudah dilaksanakan.
2) Kejelasan
Persyaratan teknis dan administratif pelayanan publik;
Unit kerja/pejabat yang berwenang dan
bertanggungjawab dalam memberikan pelayanan dan
penyelesaian keluhan/persoalan/sengketa dalam
pelaksanaan pelayanan publik;
Rincian biaya pelayanan publik dan tata cara
pembayaran.
3). Kepastian Waktu
Pelaksanaan pelayanan Publik dapat diselesaikan dalam
kurun waktu yang telah ditentukan.
38
4). Akurasi
Produk pelayanan Publik diterima dengan benar,
tepat dan sah.
5). Keamanan
Proses dan produk pelayanan Publik memberikan rasa
aman dan kepastian hukum.
6). Tanggung jawab
Pimpinan penyelenggara pelayanan publik atau pejabat
yang ditunjuk bertanggungjawab atas penyelengaraan
pelayanan dan penyelesaian keluhan/persoalan dalam
pelaksanaan pelayanan publik.
7). Kelengkapan Sarana dan prasarana
Tersedianya sarana dan prasarana kerja, peralatan kerja
dan pendukung lainnya yang memadai termasuk
penyediaan sarana teknologi telekomunikasi dan
informatika (telematika).
8). Kemudahan Akses
Tempat dan lokasi serta sarana pelayanan yang
memadai, mudah dijangkau oleh masyarakat, dan dapat
memanfaatkan teknologi telekomunikasi dan informatika.
9). Kedisiplinan, Kesopanan dan Keramahan
Pemberi pelayanan harus bersikap disiplin, sopan dan
santun, ramah, serta memberikan pelayanan dengan
ikhlas.
10).Kenyamanan
Lingkungan pelayanan harus tertib, teratur, disediakan
ruang tunggu yang nyaman, bersih, rapi, lingkungan
yang indah dan sehat serta dilengkapi dengan fasilitas
pendukung pelayanan, seperti parker, toilet, tempat
ibadah, dan lain-lain.
39
BAB III
KEGIATAN AKTUALISASI
3.1 Rancangan Aktualisasi
Untuk menyusun rancangan kegiatan aktualisasi, maka saya
akan menjelaskan jabatan saya . Jabatan saya adalah bidan ahli
pertama di RSUD Depati hamzah Kota Pangkalpinang. Bidan ahli
pertama adalah profesi pelayanan kesehatan di bidang
kebidanan,sasaran kerja pegawai yang merupakan salah satu unsur
di dalam penilaian prestasi kerja PNS yang diatur dalam Peraturan
Pemerintah no.46 Tahun 2011 adapun sasaran kerja pegawai ( SKP )
yaitu
40
12. Mempersiapkan alat dan obat pada kasus kegawatdaruratan
kebidanan
13. Melaksanakan asuhan kebidanan pada klie/pasien dengan kasus
kegawatdaruratan kebidanan
14. Melakukan konseling pada klien/pasien pada kasus patologis
kebidanan
15. Melakukan konseling pada klien/pasien pada kasus
kegawatdaruratan kebidanan
16. Melakukan rujukan klien/pasien pada kasus fisiologis
17. Melakukan rujukan klien/pasien pada kasus patologis
18. Melaksanakan evaluasi asuhan kebidanan pada klien /pasien
pada kasus patologis kebidanan
19. Melaksanakan evaluasi asuhan kebidanan pada klien /pasien
pada kasus kegawatdaruratan kebidanan
20. Melakukan dokumentasi pada asuhan kebidanan pada kasus
kegawatdaruratan kebidanan
21. Melaksanakan tugas pengelola di puskesmas sebagai
penanggung jawab sore dan malam;
22. Melaksanakan tugas jaga shif di tempat/rumah sakit;
23. Melaksanakan tugas jaga shif on call;
24. Melaksanakan tugas jaga shif sepi pasien;
25. Melaksanakan tugas pada daerah konflik/ rawan/daerah penyakit
menular;
26. Melaksanakan pelayanan kesehatan masyarakat dengan
melaksanakan asuhan kebidanan pada masyarakat
/wilayah/kelompok;
27. Melaksanakan pelayanan kesehatan masyarakat dengan peta
masalah kebidanan di daerah binaan;
41
3.1.1 Identifikasi Isu
Berdasarkan hasil pengamatan koordinasi dengan kasi
asuhan keperawatan dan pelayanan di RSUD Depati
Hamzah Kota Pangkalpinang ditemukan adanya beberapa
masalah atau isu. Adapun isu tersebut dapat diidentifikasi
sebagai berikut :
42
penerapan IMD sesuai SOP di ruang mawar RSUD Depati
Hamzah Kota Pangkalpinang
Khalayak, isu tersebut berpengaruh pada aktivitas
pokok (bidan) di dalam perawatan, sehingga apabila tidak
dilakukan sesuai SOP dapat beresiko hipotermi pada bayi
Layak yaitu isu tersebut layak untuk diangkat dan
ditemukan gagasan pemecah isu, karena Penerapan IMD
dapat menjaga kehangatan bayi,awal keberhasilan ASI
Eklusif memperkuat ikatan ibu dan bayi
43
RSUD Depati hamzah
6. Memutar video tentang IMD yang akan disaksikan bersam
bidan ruang mawar
7. Membuat dan menyebarkan kuisioner kepuasan pelanggan
terhdap pelaksanaan IMD oleh bidan
8. Monitoring dan Evaluasi kegiatan yang sudah
dilaksanakan
44
3.1.4 Relevansi Kegiatan Dengan Nilai Dan Kedudukan Dan Peran PNS
Kontribusi Penguatan
Tahapan Keterkaitan Subtansi Mata
No Kegiatan Output/ Hasil Terhadap Visi- Nilai
Kegiatan Pelatihan
Misi Organisasi Organisasi
1 Melakukan 1.1 Mengatur Jadwal dan Saya akan menerapkan Kegiatan ini Kegiatan
koordinasi jadwal dan tempat sudah nilai etika publik yaitu selaras dengan mengatur
dengan Kasi tempat ditentukan memelihara dan visi RSUD jadwal dan
perihal rencana pertemuan menjunjung tinggi nilai Depati Hamzah tempat
kegiatan dengan kasi etika luhur agar Kasi ‘menjadi rumah pertemuan
merasa dihargai karena sakit dengan Kasi
kita memberitahu jadwal terpercaya dan memperkuat
secara sopan santun mitra rujukan nilai RSUD
Saya akan menerapkan terbaik di Depati
nilai anti korupsi yaitu Babel” dan Hamzah yaitu
tanggung jawab karena selaras dengan “Ikak Sihat
saya akan mengatur misi Kami Seneng”
waktu tanpa memotong meniningkatka
jam pelayanan n
profesionalism
e dan motivasi
kerja karyawan
1.2 Kasi Saya akan menerapkan Kegiatan ini Kegiatan
Menyampaikan mengetahui nilai Akuntabilitas yaitu selaras dengan Menyampaikan
rencana rencana (kejelasan) : dimana visi RSUD rencana
kegiatan kegiatan pada saat penyampaian Depati Hamzah kegiatan
45
kepada kasi kegiatan yang akan ‘menjadi rumah kepada Kasi
dilaksanakan harus jelas sakit memperkuat
agar Kasi bisa terpercaya dan nilai RSUD
memahami dengan jelas mitra rujukan Depati
dan cepat. terbaik di Hamzah yaitu
Babel” dan “Ikak Sihat
selaras dengan Kami Seneng”
misi
meniningkatka
n
profesionalism
e dan motivasi
kerja karyawan
46
setiap pendapat yang profesionalism
berbeda dapat e dan motivasi
diputuskan bersama kerja karyawan
47
kita meminjam SOP terpercaya dan
secara sopan santun mitra rujukan
Saya akan menerapkan terbaik di
nilai nasionalisme sila ke Babel” dan
4 yaitu tanggung jawab selaras dengan
sebagai amanat karena misi
saat meminjam SOP meniningkatka
saya bertanggung jawab n
untuk memakainya profesionalism
sebaik mungkin dan e dan motivasi
tidak menghilangkanya kerja karyawan
2.2 Membaca SOP sudah Pada tahapan kegiatan Kegiatan ini memperkuat
dan menilik di tilik ini Saya akan selaras dengan nilai RSUD
SOP menerapkan nilai visi RSUD Depati
Akuntabilitas yaitu Depati Hamzah Hamzah yaitu
(kejelasan) : Karena ‘menjadi rumah “Ikak Sihat
pada saat membaca sakit Kami Seneng”
saya akan mendapatkan terpercaya dan
kejelasan,kekurangan mitra rujukan
dan pemahaman SOP terbaik di
Babel” dan
selaras dengan
misi
meniningkatka
n
profesionalism
e dan motivasi
48
kerja karyawan
2.3 Konsultasi SOP yang Saya akan menerapkan Kegiatan ini memperkuat
SOP kepada sudah nilai nasionalisme yaitu selaras dengan nilai RSUD
karu dan kabid dikonsultasi sila ke 4(musyawarah) : visi RSUD Depati
dimana pada saat Depati Hamzah Hamzah yaitu
konsultasi kita ‘menjadi rumah “Ikak Sihat
bermusyawarah untuk sakit Kami Seneng”
mencapai kesepakatan terpercaya dan
bersama untuk mitra rujukan
memperbaiki SOP terbaik di
Saya akan menerapkan Babel” dan
nilai etika publik yaitu selaras dengan
menghargai misi
komunikasi,konsultasi, meniningkatka
dan kerjasama karena n
setiap pendapat yang profesionalism
berbeda dapat e dan motivasi
diputuskan bersama kerja karyawan
2.4 Merevisi SOP yang Saya akan menerapkan Kegiatan ini memperkuat
SOP yang sudah nilai anti korupsi yaitu selaras dengan nilai RSUD
sudah direvisi tanggung jawab sebagai visi RSUD Depati
dikonsultasi amanat karena saat Depati Hamzah Hamzah yaitu
sesuai dengan merevisi SOP saya ‘menjadi rumah “Ikak Sihat
sarana bertanggung jawab sakit Kami Seneng”
prasarana saat untuk memperbaiki SOP terpercaya dan
ini yang sudah di mitra rujukan
49
kosultasikan menjadi terbaik di
SOP yang lebih baik Babel” dan
lagi. selaras dengan
Saya akan menerapkan misi
nilai komitmen mutu meniningkatka
yaitu saya harus merivisi n
dengan baik SOP profesionalism
tindakan dankinerjanya e dan motivasi
kepada publik karena kerja karyawan
saat merevisi saya
harus menyusun
langkah-langkah SOP
dengan benar,yang
mana SOP tsb kelak
akan menjadi pedoman
untuk semua bidan
ruang mawar
2.5 Meminta Lembar penerapan nilai Kegiatan ini memperkuat
persetujuan persetujuan akuntabilitas yaitu selaras dengan nilai RSUD
kabid untuk (kejelasan dan visi RSUD Depati
SOP yang kepercayaan) karena Depati Hamzah Hamzah yaitu
sudah direvisi sudah mendapatkan ‘menjadi rumah “Ikak Sihat
persetujuan berarti sakit Kami Seneng”
SOP yang sudah terpercaya dan
direvisi mempunyai mitra rujukan
kejelasan persetujaan terbaik di
dan saya Babel” dan
mendapatkan selaras dengan
50
kepercayaan kabid misi
untuk mensosialisasi meniningkatka
SOP tersebut n
profesionalism
e dan motivasi
kerja karyawan
2.6 Mencetak Lembar baru Pada tahapan kegiatan Kegiatan ini memperkuat
SOP SOP ini saya akan selaras dengan nilai RSUD
menerapkan nilai visi RSUD Depati
Akuntabilitas yaitu Depati Hamzah Hamzah yaitu
(Tanggungjawab) karena ‘menjadi rumah “Ikak Sihat
saya bertanggung jawab sakit Kami Seneng”
atas hasil dari awal terpercaya dan
pembuatan SOP smpai mitra rujukan
akhir pencetakan SOP terbaik di
Pada tahapan kegiatan Babel” dan
ini saya akan selaras dengan
menerapkan nilai Anti misi
Korupsi yaitu mandiri meniningkatka
karena saya melakukan n
sendiri pembuatan SOP profesionalism
smpai akhir pencetakan e dan motivasi
SOP kerja karyawan
3. Membuat 3.1 Mencari Referensi Pada kegiatan ini saya Kegiatan ini memperkuat
banner tentang referensi materi materi menerapkan komitmen selaras dengan nilai RSUD
IMD tentang IMD mutu (efisien dan visi RSUD Depati
efektif) karena saya Depati Hamzah Hamzah yaitu
akan mencari materi ‘menjadi rumah “Ikak Sihat
51
yang mudah dipahami sakit Kami Seneng”
oleh peserta terpercaya dan
sosialisasi namum mitra rujukan
tetap tersampaikan terbaik di
maksud dan tujuannya Babel” dan
Saya akan selaras dengan
menerapkan nilai misi
Akuntabilitas yaitu meniningkatka
(kejelasan) : Karena n
pada saat saya profesionalism
mendapatkan e dan motivasi
referensi,berarti saya kerja karyawan
mendapat kejelasan
sumber materi IMD
3.2 Membuat Desain Pada kegiatan ini saya Kegiatan ini memperkuat
rancangan banner menerapkan komitmen selaras dengan nilai RSUD
desain banner mutu karena saya visi RSUD Depati
akan mendesain Depati Hamzah Hamzah yaitu
banner yang menarik, ‘menjadi rumah “Ikak Sihat
sehingga tidak bosan sakit Kami Seneng”
untuk dibaca terpercaya dan
Saya akan mitra rujukan
menerapkan nilai terbaik di
nasionalime yaitu sila Babel” dan
ke tiga (rela selaras dengan
berkorban) karena misi
saya mengahabiskan meniningkatka
waktu istirahat saya n
52
untuk mendesain profesionalism
banner e dan motivasi
kerja karyawan
3.3 Melakukan Desain saya akan Kegiatan ini memperkuat
konsultasi Banner yang menerapkan nilai selaras dengan nilai RSUD
desain banner sudah di nasionalisme yaitu visi RSUD Depati
ke Kasi setujui sila ke Depati Hamzah Hamzah yaitu
4(musyawarah) : ‘menjadi rumah “Ikak Sihat
dimana pada saat sakit Kami Seneng”
konsultasi kita terpercaya dan
bermusyawarah mitra rujukan
untuk mencapai terbaik di
kesepakatan Babel” dan
bersama untuk selaras dengan
desain banner misi
Saya akan meniningkatka
menerapkan nilai n
etika publik yaitu profesionalism
menghargai e dan motivasi
komunikasi,konsultasi kerja karyawan
, dan kerjasama
karena setiap
pendapat yang
berbeda dapat
diputuskan bersama
3.4 mencetak Banner yang Pada kegiatan ini saya Kegiatan ini memperkuat
banner sudah menerapkan nilai selaras dengan nilai RSUD
dicetak komitmen mutu (mutu) visi RSUD Depati
53
karena saya akan Depati Hamzah Hamzah yaitu
mencetak banner ‘menjadi rumah “Ikak Sihat
dengan kualitas bahan sakit Kami Seneng”
terbaik terpercaya dan
Saya menerapkan nilai mitra rujukan
anti korupsi yaitu terbaik di
mandiri karena saya Babel” dan
mencetak banner selaras dengan
dengan biaya pribadi misi
meniningkatka
n
profesionalism
e dan motivasi
kerja karyawan
4 Membuat 4.1 Membuat Rancangan Pada kegiatan ini saya Kegiatan ini memperkuat
Poster Tentang rancangan desain poster menerapkan komitmen selaras dengan nilai RSUD
IMD desain Poster mutu (inovatif) karena visi RSUD Depati
saya akan mendesain Depati Hamzah Hamzah yaitu
poster yang menarik, ‘menjadi rumah “Ikak Sihat
sehingga tidak bosan sakit Kami Seneng”
untuk dibaca terpercaya dan
Saya akan mitra rujukan
menerapkan nilai terbaik di
nasionalime yaitu sila Babel” dan
ke tiga (rela selaras dengan
berkorban) karena misi
saya mengahabiskan meniningkatka
waktu istirahat saya n
54
untuk mendesain profesionalism
poster e dan motivasi
kerja karyawan
4.2 Melakukan Poster yang Saya akan Kegiatan ini memperkuat
konsultasi sudah revisi menerapkan nilai selaras dengan nilai RSUD
desain poster nasionalisme yaitu visi RSUD Depati
ke Kasi sila ke Depati Hamzah Hamzah yaitu
4(musyawarah) : ‘menjadi rumah “Ikak Sihat
dimana pada saat sakit Kami Seneng”
konsultasi kita terpercaya dan
bermusyawarah mitra rujukan
untuk mencapai terbaik di
kesepakatan Babel” dan
bersama untuk selaras dengan
desain poster misi
Saya akan meniningkatka
menerapkan nilai n
etika publik yaitu profesionalism
menghargai e dan motivasi
komunikasi,konsultasi kerja karyawan
, dan kerjasama
karena setiap
pendapat yang
berbeda dapat
diputuskan bersama
4.3 Mencetak Poster yang Pada kegiatan ini saya Kegiatan ini memperkuat
poster yang sudah menerapkan nilai selaras dengan nilai RSUD
sudah disetujui dicetak komitmen mutu (mutu) visi RSUD Depati
55
Kasi karena saya akan Depati Hamzah Hamzah yaitu
mencetak poster ‘menjadi rumah “Ikak Sihat
dengan kualitas bahan sakit Kami Seneng”
terbaik terpercaya dan
Saya menerapkan nilai mitra rujukan
nasionalisme yaitu sila terbaik di
ke tiga (rela Babel” dan
berkorban) karena selaras dengan
saya mencetak banner misi
dengan biaya pribadi meniningkatka
n
profesionalism
e dan motivasi
kerja karyawan
56
(kejelasan) : dimana n
pada saat profesionalism
penyampaian jadwal e dan motivasi
kegiatan yang akan kerja karyawan
dilaksanakan harus
jelas agar tidak ada
kesalahpahaman
5.2 menyiapkan Ruangan Saya akan Kegiatan ini memperkuat
ruangan untuk sosialisasi menerapkan nilai selaras dengan nilai RSUD
sosialisai nasionalisme yaitu visi RSUD Depati
mempertanggung Depati Hamzah Hamzah yaitu
jawabkan tindakan ‘menjadi rumah “Ikak Sihat
dan kinerjanya sakit Kami Seneng”
kepada public karena terpercaya dan
tugas saya mitra rujukan
menyiapkan tempat terbaik di
untuk peserta Babel” dan
sosialisasi agar dapat selaras dengan
mengikuti sosialisasi misi
dengan nyaman meniningkatka
n
profesionalism
e dan motivasi
kerja karyawan
5.3 Menyiapkan Banner dan Saya akan Kegiatan ini memperkuat
Banner dan Poster sudah menerapkan nilai selaras dengan nilai RSUD
Poster ada etika publik yaitu visi RSUD Depati
mempertanggung Depati Hamzah Hamzah yaitu
57
jawabkan tindakan ‘menjadi rumah “Ikak Sihat
dan kinerjanya sakit Kami Seneng”
kepada public karena terpercaya dan
tugas saya mengatur mitra rujukan
posisi penempatan terbaik di
banner dan poster Babel” dan
untuk peserta selaras dengan
sosialisasi agar dapat misi
dilihat dengan mudah meniningkatka
n
profesionalism
e dan motivasi
kerja karyawan
5.4 melakukan Sosialisasi Pada tahapan Kegiatan ini memperkuat
sosialisasi telah kegiatan ini Saya akan selaras dengan nilai RSUD
tentang IMD ke dilakuakan menerapkan nilai visi RSUD Depati
bidan ruamg Akuntabilitas yaitu Depati Hamzah Hamzah yaitu
mawar (kejelasan) : Karena ‘menjadi rumah “Ikak Sihat
pada saat sosialisasi sakit Kami Seneng”
yang saya lakukan terpercaya dan
harus jelas mitra rujukan
penyampaiannya agar terbaik di
bisa jelas dipahami Babel” dan
dan mudah dimengerti selaras dengan
oleh masyarakat. misi
Pada kegiatan ini saya meniningkatka
juga akan menerapkan n
nilai Nasionalisme profesionalism
58
yaitu (Tanggung e dan motivasi
jawab) karena saya kerja karyawan
harus bertanggung
atas kegiatan
sosialisasi yang akan
saya laksanakan dari
tahap awal sampai
tahap akhir.
Pada tahap kegiatan
ini juga saya akan
menerapkan nilai Etika
Publik karena pada
saat sosialisasi saya
harus bersikap ramah,
sopan, dan santun
pada peserta.
6 Memutar video 6.1 Mencari Video Pada kegiatan ini saya Kegiatan ini memperkuat
tentang IMD referensi video juga akan menerapkan selaras dengan nilai RSUD
pada saat tentang IMD nilai Akuntabilitas yaitu visi RSUD Depati
sosialisasi (Tanggung jawab) Depati Hamzah Hamzah yaitu
karena saya harus ‘menjadi rumah “Ikak Sihat
bertanggung atas sakit Kami Seneng”
kelayakan video yang terpercaya dan
saya dapatkan mitra rujukan
Pada kegiatan ini saya terbaik di
menerapkan komitmen Babel” dan
mutu (efisien dan selaras dengan
59
efektif) karena saya misi
akan mencari video meniningkatka
yang mudah dipahami n
oleh peserta profesionalism
sosialisasi namum e dan motivasi
tetap tersampaikan kerja karyawan
maksud dan tujuannya
6.2 Menyiapkan Video Saya akan Kegiatan ini memperkuat
video menerapkan nilai etika selaras dengan nilai RSUD
publik yaitu visi RSUD Depati
mempertanggung Depati Hamzah Hamzah yaitu
jawabkan tindakan dan ‘menjadi rumah “Ikak Sihat
kinerjanya kepada sakit Kami Seneng”
public karena tugas terpercaya dan
saya menyiapkan mitra rujukan
video terbaik di
Saya akan Babel” dan
menerapkan nilai anti selaras dengan
korupsi yaitu mandiri misi
karena menyiapkan meniningkatka
semuanya sendiri n
profesionalism
e dan motivasi
kerja karyawan
6.3 Memutar Video di Pada tahapan Kegiatan ini memperkuat
video putar kegiatan ini Saya akan selaras dengan nilai RSUD
menerapkan nilai visi RSUD Depati
Akuntabilitas yaitu Depati Hamzah Hamzah yaitu
60
(kejelasan) : Karena ‘menjadi rumah “Ikak Sihat
video yang diputar sakit Kami Seneng”
memberikan kejelasan terpercaya dan
informasi tentang IMD mitra rujukan
Pada kegiatan ini saya terbaik di
juga akan menerapkan Babel” dan
nilai Nasionalisme selaras dengan
yaitu (Tanggung misi
jawab) karena saya meniningkatka
harus bertanggung n
atas kegiatan profesionalism
pemutaran video e dan motivasi
kerja karyawan
7 Membuat dan 7.1 Menyusun Soal Pada kegiatan ini saya Kegiatan ini memperkuat
membagi Soal Kuisioner kuisioner menerapkan komitmen selaras dengan nilai RSUD
kuisioner ke tentang IMD mutu (efisien dan visi RSUD Depati
keluarga efektif) karena saya Depati Hamzah Hamzah yaitu
pasien akan menyusun soal ‘menjadi rumah “Ikak Sihat
yang mudah dipahami sakit Kami Seneng”
oleh keluarga pasien terpercaya dan
mitra rujukan
terbaik di
Babel” dan
selaras dengan
misi
meniningkatka
n
profesionalism
61
e dan motivasi
kerja karyawan
7.2 Mencetak kuisioner Pada kegiatan ini saya Kegiatan ini memperkuat
kuisioner menerapkan nilai selaras dengan nilai RSUD
nasionalisme yaitu visi RSUD Depati
tanggung jawab Depati Hamzah Hamzah yaitu
karena saya akan ‘menjadi rumah “Ikak Sihat
mencetak kuisioner sakit Kami Seneng”
dengan kualitas bahan terpercaya dan
terbaik mitra rujukan
Saya menerapkan nilai terbaik di
anti korupsi yaitu Babel” dan
mandiri karena saya selaras dengan
mencetak kuisioner misi
tanpa bantuan orang meniningkatka
lain. n
profesionalism
e dan motivasi
kerja karyawan
7.4Membagikan Kuisioner Saya akan Kegiatan ini memperkuat
kuisioner sudah menerapkan nilai etika selaras dengan nilai RSUD
dibagikan pubik yaitu menjunjung visi RSUD Depati
tinggi nilai etika luhur , Depati Hamzah Hamzah yaitu
karena saya ‘menjadi rumah “Ikak Sihat
menjelaskan cara sakit Kami Seneng”
pengisian kuisioner terpercaya dan
dengan sopan santun mitra rujukan
agar pasien dapat terbaik di
62
mengisi kuisioner Babel” dan
dengan mudah dan selaras dengan
tidak ada tekanan misi
meniningkatka
n
profesionalism
e dan motivasi
kerja karyawan
8 Melakukan 8.1 membuat Form Pada kegiatan ini saya Kegiatan ini memperkuat
Evaluasi dan form monitoring monitoring menerapkan komitmen selaras dengan nilai RSUD
Monitoring ke mutu (inovatif) karena visi RSUD Depati
bidan ruang saya akan membuat Depati Hamzah Hamzah yaitu
mawar form agar mudah diisi ‘menjadi rumah “Ikak Sihat
oleh bidan sakit Kami Seneng”
Saya akan terpercaya dan
menerapkan nilai mitra rujukan
nasionalime yaitu sila terbaik di
ke tiga (rela Babel” dan
berkorban) karena selaras dengan
saya mengahabiskan misi
waktu istirahat saya meniningkatka
untuk membuat form n
profesionalism
e dan motivasi
kerja karyawan
8.2 monitoring Form Saya akan Kegiatan ini memperkuat
pelaksanaan monitoring menerapkan nilai selaras dengan nilai RSUD
IMD pada sudah diisi etika publik yaitu visi RSUD Depati
63
setiap mempertanggung Depati Hamzah Hamzah yaitu
persalinan jawabkan tindakan ‘menjadi rumah “Ikak Sihat
normal dan kinerjanya sakit Kami Seneng”
kepada public karena terpercaya dan
saat saya monitoring mitra rujukan
saya akan menilai terbaik di
dampak positif Babel” dan
dilakukannya IMD selaras dengan
pada setisp pasien misi
meniningkatka
n
profesionalism
e dan motivasi
kerja karyawan
8.3 merekap hasil rekap Pada tahapan ini Kegiatan ini memperkuat
hasil monitoring monitoring saya akan selaras dengan nilai RSUD
menerapkan nilai visi RSUD Depati
Akuntabilitas yaitu Depati Hamzah Hamzah yaitu
(Tanggung Jawab) ‘menjadi rumah “Ikak Sihat
karena saya harus sakit Kami Seneng”
bertanggung jawab terpercaya dan
atas hasil monitoring mitra rujukan
Pada tahapan ini terbaik di
saya akan Babel” dan
menerapkan Nilai Anti selaras dengan
korupsi yaitu misi
(Transparansi) meniningkatka
Karena pada saat n
64
merekap hasil profesionalism
monitoring tidak ada e dan motivasi
yang disembunyikan kerja karyawan
dan hasil sesuai
dengan apa adanya
8.4 Hasil analisa Saya akan Kegiatan ini memperkuat
menganalisa menerapkan nilai selaras dengan nilai RSUD
hasil monitoring Akuntabilitas yaitu visi RSUD Depati
(kejelasan) : Karena Depati Hamzah Hamzah yaitu
pada saat saya ‘menjadi rumah “Ikak Sihat
mendapatkan hasil sakit Kami Seneng”
monitoring ,saya terpercaya dan
mendapatkan mitra rujukan
kejelasan sejauh terbaik di
mana IMD diterapkan Babel” dan
selaras dengan
misi
meniningkatka
n
profesionalism
e dan motivasi
kerja karyawan
8.5 Lembar Saya akan Kegiatan ini memperkuat
melaporkan laporan menerapkan nilai etika selaras dengan nilai RSUD
hasil monitoring publik yaitu visi RSUD Depati
ke karu dan memelihara dan Depati Hamzah Hamzah yaitu
kabid menjunjung tinggi nilai ‘menjadi rumah “Ikak Sihat
etika luhur agar karu sakit Kami Seneng”
65
merasa dihargai terpercaya dan
karena kita melapo mitra rujukan
hasil secara sopan terbaik di
santun Babel” dan
menerapkan Nilai selaras dengan
Akuntabilitas yaitu misi
(Transparansi) meniningkatka
Karena pada saat n
pemberian hasil profesionalism
laporan kegiatan e dan motivasi
pada atasan tidak kerja karyawan
ada yang
disembunyikan dan
laporan yang
diserahkan apa
adanya.
66
67
3.1.5 Rancangan Jadwal Kegiatan
Tabel 2
Rencana Jadwal Kegiatan
Minggu
No. Kegiatan
1 2 3 4
1. Melakukan konsultasi dengan Kasi
Asuhan Keperawatan dan pelayanan
V
perihal pembuatan rancangan
aktualisasi
2. Menilik dan revisi SOP IMD dan
V
dikonsultasikan kepada karu dan kabid
3. Membuat media informasi standing
banner IMD di ruang mawar RSUD
Depati hamzah V
68
8. Monitoring dan evaluasi hasil
V V V
BAB IV
CAPAIAN AKTUALISASI
69
Dari isu yang terpilih (core isu) yaitu Kurangnya peran bidan
untuk menerapkan Inisiasi Menyusu Dini (IMD) sesuai SOP pada
persalinan normal di ruang mawar RSUD Depati Hamzah yaitu Upaya
Peningkatan Peran Bidan Untuk Menerapkan Inisiasi Menyusu Dini
(IMD) Sesuai Sop Pada Persalinan Normal Di Ruang Mawar Rsud
Depati Hamzah
Masih kurangnya peran bidan untuk melakukan IMD sangat
berpengaruh terhadap pemberian ASI dan menjaga kehangatan bayi
Dengan belum optimalnya penerapan IMD pada saat persalinan dapat
meningkatkan terjadinya hipotermi pada bayi, gagalnya pemberian
ASI Eklusif dan meningkatnya Angka Kematian Bayi
Saya melaksanakan gagasan kegiatan sosialisasi peningkatan
secara berkelanjutan, yang nantinya akan dilaksanakan di ruang
mawar kebidanan RSUD Depati Hamzah, jika masalah/isu tersebut
dapat diselesaikan maka berpengaruh terhadap pencapaian Visi
RSUD Depati Hamzah yaitu Memberikan Pelayanan Prima.
70
3. Membuat media informasi standing banner IMD di ruang
mawar RSUD Depati hamzah. Tahapan ini merupakan
kegiatan yang dilakukan untuk membuat media sosialisasi
yang akan mempermudah dalam proses melaksanakan
kegiatan
4. Membuat media informasi poster IMD di ruang mawar
RSUD Depati hamzah. Tahapan ini merupakan kegiatan
yang dilakukan untuk membuat media sosialisasi yang akan
mempermudah dalam proses melaksanakan kegiatan
5. Melakukan koordinasi dengan kepala ruangan mawar untuk
sosialisasi SOP IMD pada bidan di ruang mawar RSUD
Depati hamzah. Tahapan ini untuk menentukan jadwal dan
tempat sosialisasi agar dapat dilaksanakan dengan baik.
6. Memutar video tentang IMD yang akan disaksikan bersama
bidan ruang mawar.Tahapan ini untuk menjadi bahan
renungan bidan agar dapat melakukan IMD kembali
7. Membuat dan menyebarkan kuisioner kepuasan pelanggan
terhdap pelaksanaan IMD oleh bidan.Tahapan ini untuk
mengukur pencapaian kepuasan pelanggan.
8. Monitoring dan Evaluasi kegiatan yang sudah
dilaksanakan.Tahapan ini untuk mengukur sejauh mana
keberhasilan IMD dilakukan.
Pemecahan gagasan untuk menyelesaikan core isu tersebut yaitu dengan
melaksanakan kegiatan melalui tahapan-tahapannya dengan
mengaktualisasikan nilai-nilai dasar ASN dan juga mengaktualisasikan
nilai kedudukan dan peran ASN dalam NKRI. Hasil pelaksanaan kegiatan
dan tahapan-tahapan ini nantinya bermanfaat pada bidang tugas saya dan
juga secara umum akan bermanfaat lebih luas
4.2 Jadwal Pelaksanaan Aktualisasi
71
Kegiatan ini dilaksanakan di Ruang Kebidanan dan Kandungan
RSUD Depati Hamzah adapun jadwal pelaksanaan bisa dilihat pada
tabel dibawah ini :
No Kegiatan Pelaksanaan Tempat Sasaran
1 Melakukan koordinasi 6 September 2019 – RSUD Depati Kabid dan Kasi
dengan Kasi Asuhan 7 September 2019 Hamzah Keperawatan
Keperawatan dan
pelayanan perihal
pembuatan rancangan
aktualisasi
2 Menilik dan revisi SOP 9 September 2019 – RSUD Depati Karu dan
Hamzah
IMD dan dikonsultasikan 10 September 2019 Kabid
kepada karu dan kabid
3 Membuat media 11 September 2019 – RSUD Depati Bidan Ruang
Hamzah
informasi standing 12 September 2019 Kebidanan
banner IMD di ruang
mawar RSUD Depati
hamzah
4 Membuat media 13 September 2019 - RSUD Depati Bidan Ruang
Hamzah
informasi poster IMD di 14 September 2019 Kebidanan
ruang mawar RSUD
Depati hamzah
5 Melakukan koordinasi 16 September 2019 – RSUD Depati Karu dan
Hamzah
dengan kepala ruangan 21 September 2019 Bidan Ruang
mawar untuk sosialisasi Kebidanan
SOP tentang perawatan
luka post sc pada ibu
nifas di ruang mawar
6 Memutar video tentang 20 September 2019 - RSUD Depati Bidan Ruang
Hamzah
IMD yang akan 21 September 2019 Kebidanan
disaksikan bersam
bidan ruang mawar
7 Membuat dan 9 September 2019 – RSUD Depati Keluarga
72
membagikan kuisioner 5 Oktober 2019 Hamzah Paien Ruang
kepuasan pelanggan Kebidanan
tentang pelaksanaan
IMD oleh bidan
8 Monitoring dan evaluasi 9 September 2019- RSUD Depati Bidan Ruang
Hamzah
hasil 5 Oktober 2019 Kebidanan
Tabel 4.1 Jadwal Pelaksanaan Aktualisasi
73
yaitu tanggung jawab karena saya akan mengatur waktu tanpa
memotong jam pelayanan
Adapun hasil/output dalam tahapan 1 kegiatan 1 adalah :
74
a. Nasionalisme
Pada tahapan kegiatan Konsultasi rencana kegiatan ke kasi Saya
telah menerapkan nilai nasionalisme yaitu sila ke 4(musyawarah) :
dimana pada saat konsultasi kita bermusyawarah untuk menelaah
rencana kegiatan yang akan disetujui bersama
b. Etika Publik
Pada tahapan kegiatan Konsultasi rencana kegiatan ke kasi Saya
akan menerapkan nilai etika publik yaitu menghargai
komunikasi,konsultasi, dan kerjasama karena setiap pendapat yang
berbeda dapat diputuskan bersama
Adapun hasil/output dalam tahapan 3 kegiatan 1 adalah :
75
sudah disetujui berarti rencana tsb adalah amanat yang harus saya
pertanggungjawabkan
Adapun hasil/output dalam tahapan 4 kegiatan 1 adalah :
76
nilai kedudukan dan peran ASN dalam NKRI. Adapun tahapan-tahapan
dalam kegiatan ini adalah sebagai berikut:
TAHAPAN 1 KEGIATAN 2 : Meminjam SOP ke kepala ruangan
a. Etika Luhur
Saya telah menerapkan nilai etika publik yaitu memelihara dan
menjunjung tinggi nilai etika luhur agar karu merasa dihargai karena
kita meminjam SOP secara sopan santun
b. Nasionalisme
Saya telah menerapkan nilai nasionalisme sila ke 4 yaitu tanggung
jawab sebagai amanat karena saat meminjam SOP saya bertanggung
jawab untuk memakainya sebaik mungkin dan tidak
menghilangkanya.
Adapun hasil/output dalam tahapan 1 kegiatan 2 adalah :
77
Gambar 4.6 Membaca dan Menilik SOP
78
jawab untuk memperbaiki SOP yang sudah di kosultasikan menjadi
SOP yang lebih baik lagi.
b. Komitmen Mutu
Saya telah menerapkan nilai komitmen mutu yaitu saya harus
merivisi dengan baik SOP tindakan dankinerjanya kepada publik
karena saat merevisi saya harus menyusun langkah-langkah SOP
dengan benar,yang mana SOP tsb kelak akan menjadi pedoman
untuk semua bidan ruang mawar
Adapun hasil/output dalam tahapan 4 kegiatan 2 adalah :
79
a. Akuntabilitas
Pada tahapan kegiatan ini saya telah menerapkan nilai
Akuntabilitas yaitu (Tanggung jawab) karena saya bertanggung
jawab atas hasil dari awal pembuatan SOP smpai akhir pencetakan
SOP
b. Anti Korupsi
Pada tahapan kegiatan ini saya telah menerapkan nilai Anti Korupsi
yaitu mandiri karena saya melakukan sendiri pembuatan SOP
smpai akhir pencetakan SOP
Adapun hasil/output dalam tahapan 6 kegiatan 2 adalah :
80
Kegiatan ini bertujuan memperkuat nilai RSUD Depati Hamzah yaitu “Ikak
Sihat Kami Seneng’’ karena hasil dari kegiatan ini dapat mendukung ibu
dan bayi lahir dengan sehat
81
a. Komitmen Mutu
Pada kegiatan ini saya telah menerapkan komitmen mutu karena
saya akan mendesain banner yang menarik, sehingga tidak bosan
untuk dibaca
b. Nasionalisme
Saya telah menerapkan nilai nasionalime yaitu sila ke tiga (rela
berkorban) karena saya mengahabiskan waktu istirahat saya untuk
mendesain banner
Adapun hasil/output dalam tahapan 2 kegiatan 3 adalah :
82
Gambar 4.13 Konsultasi Desain Banner
83
KEGIATAN 4 : Membuat Poster Tentang IMD
Kegiatan tersebut telah saya aktualisasikan sesuai dengan tahapan-
tahapan yang telah saya rencanakan dengan mengaktualisasikan nilai-
nilai dasar ASN dan nilai-nilai kedudukan dan peran ASN dalam NKRI.
Adapun tahapan-tahapan dalam kegiatan ini adalah sebagai berikut:
TAHAPAN 1 KEGIATAN 4 : Membuat rancangan desain Poster
a. Komitmen Mutu
Pada kegiatan ini saya telah menerapkan komitmen mutu (inovatif)
karena saya akan mendesain poster yang menarik, sehingga tidak
bosan untuk dibaca
b. Nasionalisme
Saya telah menerapkan nilai nasionalime yaitu sila ke tiga (rela
berkorban) karena saya mengahabiskan waktu istirahat saya untuk
mendesain poster
Adapun hasil/output dalam tahapan 1 kegiatan 4 adalah :
84
Saya telah menerapkan nilai etika publik yaitu menghargai
komunikasi, konsultasi, dan kerjasama karena setiap pendapat
yang berbeda dapat diputuskan bersama
Adapun hasil/output dalam tahapan 2 kegiatan 4 adalah :
85
Gambar 4.17 Cetakan Poster
86
a. Etika Publik
Saya telah menerapkan nilai etika publik yaitu memelihara dan
menjunjung tinggi nilai etika luhur agar karu merasa dihargai
karena kita memberitahu jadwal secara sopan santun
b. Akuntabilitas
Saya telah menerapkan nilai Akuntabilitas yaitu (kejelasan) :
dimana pada saat penyampaian jadwal kegiatan yang akan
dilaksanakan harus jelas agar tidak ada kesalahpahaman
Adapun hasil/output dalam tahapan 1 kegiatan 5 adalah :
87
Gambar 4.19 Menyiapkan Ruangan
88
b. Nasionalisme
Pada kegiatan ini saya juga telah menerapkan nilai Nasionalisme
yaitu (Tanggung jawab) karena saya harus bertanggung atas
kegiatan sosialisasi yang akan saya laksanakan dari tahap awal
sampai tahap akhir.
c. Etika Publik
Pada tahap kegiatan ini juga saya telah menerapkan nilai Etika
Publik karena pada saat sosialisasi saya harus bersikap ramah,
sopan, dan santun pada peserta.
Adapun hasil/output dalam tahapan 4 kegiatan 5 adalah :
89
Penguatan Nilai Organisasi
Kegiatan ini bertujuan memperkuat nilai RSUD Depati Hamzah yaitu “Ikak
Sihat Kami Seneng’’ karena hasil dari kegiatan ini dapat mendukung ibu
dan bayi lahir dengan sehat
90
Saya telah menerapkan nilai etika publik yaitu mempertanggung
jawabkan tindakan dan kinerjanya kepada public karena tugas saya
menyiapkan video
b. Anti Korupsi
Saya telah menerapkan nilai anti korupsi yaitu mandiri karena
menyiapkan semuanya sendiri
Adapun hasil/output dalam tahapan 2 kegiatan 6 adalah :
91
Gambar 4.24 Memutar Video
92
Gambar 4.25 Menyusun Kuisioner
93
TAHAPAN 3 KEGIATAN 7 : Membagikan kuisioner
a. Etika Publik
Saya telah menerapkan nilai etika pubik yaitu menjunjung tinggi
nilai etika luhur , karena saya menjelaskan cara pengisian kuisioner
dengan sopan santun agar pasien dapat mengisi kuisioner dengan
mudah dan tidak ada tekanan
Adapun hasil/output dalam tahapan 3 kegiatan 7 adalah :
94
KEPUASAN PELANGGAN
20
15
10
5
0
YA TIDAK
95
Kontribusi Terhadap Visi dan Misi Organisasi
Kegiatan ini selaras dengan visi RSUD Depati Hamzah ‘menjadi rumah
sakit terpercaya dan mitra rujukan terbaik di Babel” dan selaras dengan
misi meniningkatkan profesionalisme dan motivasi kerja karyawan
sehingga dapat memberikan pelayanan prima.
Penguatan Nilai Organisasi
Kegiatan ini bertujuan memperkuat nilai RSUD Depati Hamzah yaitu “Ikak
Sihat Kami Seneng’’ karena hasil dari kegiatan ini dapat mendukung ibu
dan bayi lahir dengan sehat
96
Gambar 4.28 Form Monitoring
97
Pada tahapan ini saya telah menerapkan nilai Akuntabilitas yaitu
(Tanggung Jawab) karena saya harus bertanggung jawab atas
hasil monitoring
b. Anti Korupsi
Pada tahapan ini saya telah menerapkan Nilai Anti korupsi yaitu
(Transparansi) Karena pada saat merekap hasil monitoring tidak
ada yang disembunyikan dan hasil sesuai dengan apa adanya
Adapun hasil/output dalam tahapan 3 kegiatan 8 adalah :
98
DATA AWAL MONITORING DATA AKHIR MONITORING
SEBELUM SOSIALISASI SETELAH SOSIALISASI
18
25 16
14
20 12
10
15 8
6
10 4
2
5 0
P P
0
I SO I SO
A A
OP A I... ESU ESU
A IS SU S S
SU SE IM
D AK
SE AK TID
D IT D D
IM D IM
IM
99
Gambar 4.32 Melaporkan Hasil Monitoring
Kontribusi Terhadap Visi dan Misi Organisasi
Kegiatan ini selaras dengan visi RSUD Depati Hamzah ‘menjadi rumah
sakit terpercaya dan mitra rujukan terbaik di Babel” dan selaras dengan
misi meniningkatkan profesionalisme dan motivasi kerja karyawan
sehingga dapat memberikan pelayanan prima.
Penguatan Nilai Organisasi
Kegiatan ini bertujuan memperkuat nilai RSUD Depati Hamzah yaitu “Ikak
Sihat Kami Seneng’’ karena hasil dari kegiatan ini dapat mendukung ibu
dan bayi lahir dengan sehat
100
RSUD Depati Hamzah yaitu “menjadi rumah sakit terpercaya dan mitra
rujukan terbaik di Babel”
Berikut merupakan tabel analisis dampak jika nilai dasar ANEKA tidak
diaktualisasikan:
101
2.2 Membaca Tidak dapat mengetahui
dan menilik prosedur IMD
SOP Tidak mengetahui
kekurangan IMD
2.3 Konsultasi SOP yang tidak
SOP kepada dikonsultasikan dapat tidak
karu dan kabid disetujui oleh kasi
102
ke Kasi
4.3 Mencetak Poster tidak dapat
poster yang ditampilkan saat sosialisasi
sudah disetujui
Kasi
5 Melakukan 5.1 Koordinasi Sosialisasi tidak terlaksana
sosialisasi ke Karu tentang dikarenakan tempat dan
tentang IMD ke pelaksanaan jadwal tidak ditentukan
bidan Ruang sosialisasi,
Mawar menentukan
tempat dan
jadwal
5.2 menyiapkan Tidak ada tanggung jawab
ruangan untuk kepada peserta karena
sosialisasi sarana yang tidak tersedia
5.3 Menyiapkan Media ilmu tidak tersedia,
Banner dan bidan bias saja lupa bila
Poster tidak ada pengingat
5.4 melakukan Tidak ada pembaruan ilmu
sosialisasi dan peningkatan peran
tentang IMD ke bidan untuk melakukan
bidan ruamg IMD
mawar
6 Memutar video 6.1 Mencari Referensi yang salah
tentang IMD referensi video dapat memberikan
pada saat tentang IMD pemahaman yang salah
sosialisasi
103
pasien
104
BAB V
PENUTUP
1.1 Kesimpulan
Berdasarkan dari berbagai kegiatan yang telah dilakukan dalam
meningkatkan peran bidan untuk menerapkan IMD di Ruang
Kebidanan RSUD Depati Hamzah dapat diambil kesimpulan sebagai
berikut :
a. Dengan menelaah SOP IMD di Ruang Kebidanan RSUD Depati
Hamzah sudah memiliki prosedur yang menjadi acuan dalam
penerapan IMD saat persalinan
b. Dengan media banner, poster dan sosialisasi IMD yang yang
sudah dilakukan, Bidan dan pasien Ruang Kebidanan RSUD
Depati Hamzah mengetahui langkah-langkah penerapan IMD.
c. Berdasarkan hasil kuisioner kepuasan pelanggan didapatkan
bahwapasien puas dengan penerapan IMD yang dilakukan oleh
bidan
d. Berdasarkan hasil monitoring didapatkan penerapan IMD
sebelum dilakukan sosialisasi adalah 0, dan terjadi peningkatan
setelah sosialisasi yaitu penerapan IMD 17 (100%)
e. Dengan menerapkan nila-nilai dasar ANEKA yaitu akuntabilitas,
nasionalisme, etika publik, komiten mutu dan anti korupsi dapat
meningkatkan kinerja ASN ditempat tugasnya yang didukung
dengan adanya perubahan sikap, budaya dan perilaku kerja ASN
menjadi berintegritas dan pelayanan publik menjadi lebih baik
105
4.2 Saran
Adapun saran dari kegiatan ini adalah harus adanya
peningkatan peran bidan dalam penerapan IMD, karena tanpa ada
dukungan bidan, IMD tidak terlaksanakan, monitoring harus terus
dilakukan mengingat agar penerapan IMD ini harus selalu
diterapkan demi memberikan pelayanan prima. Juga menanamkan
nilai-nilai ANEKA ke semua bidan agar saat melakukan tugas
penuh dengan tanggung jawab dan integritas.
106
DAFTAR PUSTAKA
107
KARTU BIMBINGAN COACH
108
Pangkalpinang, Oktober 2019
109
NAMA : INDIRA EGASTI,SST
NIP : 199211042019022008
PANGKAT/GOLONGAN : PENATA MUDA /III a
JABATAN : BIDAN AHLI PERTAMA
INSTANSI :UPTD RSUD DEPATI HAMZAH
PEMERINTAH KOTA PANGKALPINANG
110
Mentor
ISWANTO,SKM
NIP. 197603211996031001
Output Kegiatan 1
111
Tahapan 1 Mengatur Jadwal pertemuan Tahapan 2 Menyampaikan Rencana Kegiatan
Tahapan 3 Konsultasi
TahapanRencana
4 Meminta
Kegiatan Persetujuan Rencana
112
Output Kegiatan 2
113
Tahapan 6 SOP yang sudah direvisi
Output Kegiatan 3
114
Output Kegiatan 4
115
Output Kegiatan 5
116
Tahapan 4 Sosialisasi
117
Output Kegiatan 6
118
Output Kegiatan 7
20
15
10 119
5
0
YA TIDAK
Output Kegiatan 8
120
Tahapan 3 Merekap Hasil monitoring
121
DATA AWAL MONITORING DATA AKHIR MONITORING
SEBELUM SOSIALISASI SETELAH SOSIALISASI
18
25 16
14
20 12
10
15 8
6
10 4
2
5 0
P P
0
I SO I SO
A A
OP A I... ESU ESU
A IS SU S S
SU SE IM
D AK
SE AK TID
D IT D D
IM D IM
IM
122
KEGIATAN COACHING DAN MONITORING
123
124
DOKUMENTASI PENANDATANGAN KOMITMEN BERSAMA
125
SURAT PERSETUJUAN RENCANA KEGIATAN
Minggu
No. Kegiatan
1 2 3 4
1. Melakukan konsultasi dengan Kasi
Asuhan Keperawatan dan pelayanan
V
perihal pembuatan rancangan
aktualisasi
2. Menilik dan revisi SOP IMD dan
V
dikonsultasikan kepada karu dan kabid
3. Membuat media informasi standing
banner IMD di ruang mawar RSUD
Depati hamzah V
126
7. Membuat dan membagikan kuisioner
kepuasan pelanggan tentang
V V V
pelaksanaan IMD oleh bidan
V V V
Mengetahui ,
127
128
129
130
131
132
133
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
134
Dalam mengaktualisasikan kegiatan ini, teridentifikasi beberapa
isu di ruang mawar RSUD Depati Hamzah Kota Pangkalpinang
sebagai berikut:
1. Kurangnya Penerapan Perawatan Luka Post Sc sesuai SOP pada
ibu nifas di Ruang Mawar RSUD Depati Hamzah
4.2 Saran
135
136
137