JUDUL :
OPTIMALISASI TATA CARA PELEPASAN APD (ALAT PELINDUNG DIRI)
PERAWAT SESUAI SOP DIRUANG SAPO MONONA’A
RSU BAHTERAMAS PROV. SULTRA
Oleh
MERLIN, Amd. Kep
NDH : 18
Merlin, A.Md.Kep
iv
DAFTAR ISI
v
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Data Sumber Daya Manusia .......................................................... .... 14
Tabel 2.2 Identifikasi Isu .................................................................................... 28
Tabel 2.3 Penetapan isu dengan metode APKL ................................................ 29
Tabel 2.4 Gagasan kreatif sebagai pemecah isu ................................................. 32
Tabel 2.5 Matriks rancangan Aktualisasi ........................................................... 33
Tabel 2.6 Rencana jadwal kegiatan Aktualisasi ................................................. 48
Tabel 3.1 Kendala dan Antisipasi ....................................................................... 49
Tabel 3.2 Realisasi pelaksanaan kegiatan........................................................... 50
Tabel 3.3 Hasil pelaksanaan aktualisasi ............................................................ 50
Tabel 4.1 Rencana tindak Lanjut ....................................................................... 51
vi
DAFTAR GAMBAR
vii
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Berdasarkan pasal 10 Undang-Undang No. 5 Tahun 2014 tentang Aparatur
Sipil Negara. Salah satu fungsi ASN adalah sebagai pelaksana kebijakan publik. Untuk
mendapatkan sosok ASN yang profesional, perlu dilaksanakan pembinaan melalui jalur
Pendidikan dan Pelatihan (Diklat). Diklat ini dilaksanakan dalam rangka membentuk
nilai-nilai dasar profesi ASN yang tergabung dalam singkatan ANEKA (Akuntabilitas,
Nasionalisme, EtikaPublik, Komitmen Mutu dan Anti Korupsi).Kompetensi inilah yang
kemudian berperan dalam membentuk karakter ASN yang kuat, yaitu ASN yang
berintegritas, sertamampubersikapdanbertindak professional dalammelayanimasyarakat.
Pembentukan PNS yang mampu melaksanakan tugas dan perannya sebagai
pelayan masyarakat secara professional didasarkan pada penanaman nilai-nilai dasar
profesi PNS yang dilaksanakan melalui jalur pendidikan dan pelatihan dasar.Berdasarkan
Peraturan Kepala LAN Nomor 25 Tahun 2017 tentang Pedoman Penyelenggaraan
Pelatihan Dasar Calon PNS Golongan II, pelatihan ini memadukan pembelajaran
klasikal dan non-klasikal di tempat pelatihan serta di tempat kerja, yang memungkinkan
peserta mampu menginternalisasi, menerapkan dan mengaktualisasikan serta
membuatnya menjadi kebiasaan dan merasakan manfaatnya, sehingga terpatri dalam
dirinya sebagai karakter PNS yang profesional.
Dalam pembelajaran Pelatihan Dasar Calon ASN, setiap peserta pelatihan
dituntut untuk mampu mengaktualisasikan substansi materi pembelajaran yang telah
dipelajari melalui proses pembiasaan diri yang difasilitasi dalam agenda Habituasi.
Adapun materi pembelajaran yang didapatkan ketika on campus antara lain materi
mengenai nilai-nilai dasar profesi ASN yang terdiri dari ANEKA (Akuntabel,
Nasionalisme, EtikaPublik, KomitmenMutudan Anti Korupsi) dan materi mengenai
kedudukan dan peran ASN dalam NKRI (Manajemen ASN, Pelayanan Publik dan Whole
of Government).
Kegiatan aktualisasi yang merupakan tahap pembekalan Calon Pegawai Negeri Sipil
(CPNS) adalah sebuah kesempatan bagi CPNS
1
intervensi yang kreatif dan inovatif di lingkup kerjanya. Kegiatan aktualisasi harus
didasarkan pada isu kritikal terkini yang sedang berkembang di lingkup kerja dan
diharapkan dapat membawa dampak perubahan positif dan peningkatan kualitas
pelayanan kepada masyarakat luas.
Tenaga kesehatan sebagai salah satu Aparatur Sipil Negara seharusnya juga
dapat membentuk karakter dari dalam dirinya sendiri untuk menjadi ASN yang
berkompeten, profesional, berintegritas dan berkomitmen baik atas tugas dan fungsi
yang diembannya. Untuk itulah dalam peraturan pemerintah Nomor 11 tahun 2007
tentang Manajemen Pegawai Negeri Sipil, dan PERLAN No.12 Tahun 2018 Tentang
Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil. Yang menjadi dasar ditetapkannya
Pelatihan Dasar yangs trategis untuk mewujudkan ASN sebagai bagian dari ASN
menjadi profesional.
Salah satu sasaran program pencegahan dan pengendalian infeksi di Rumah
sakit adalah petugas kesehatan, selain pasien itu sendiri, pengunjung atau keluarga pasien
serta lingkungan rumah sakit. Petugas kesehatan menjadi salah satu sasaran program,
Karena terbukti bahwa infeksi nosokomial terjadi karena beberapa faktor yang sedang
mempengaruhi yaitu peralatan atau desvices. Prosedur atau metode, kondisi pasien itu
sendiri, serta peranan petugas kesehatan. Petugas kesehatan memegang peranan penting
dalam risiko terjad iinfeksi, disisi lain, keselamatan dan keamanan petugas kesehatan juga
menjadi tujuan utama program pencegahan dan pengendalian infeksi di Rumah sakit.
Sebagaimana tercantum dalam Kewaspadaan Standar (Standard Precaution) salah satu
upaya menjamin putusnya rantai penularan infeksi oleh petugas kesehatan, serta upaya
perlindungan terhadap petugas kesehatan dalam melakukan pelayanan kesehatan adalah
penggunaan Alat Pelindung Diri (APD). Penggunaan Alat pelindung diri secara tepat dan
benar akan sangat membantu keberhasilan pencegahan infeksi dan keselamatan kerja
petugas kesehatan, sebaliknyapenggunaan APD yang keliru, tidak saja berisiko terjadi
infeksi pada pasien, namun juga berisiko terhadap keselamatan petugas itu sendiri.
Ketersediaan alat pelindung diri yang lengkap disuatu tempat kerja belum
menjadi jaminan untuk setiap pekerja yang akan memakainya. Hal ini dipengaruhi oleh
beberapa factor yang menjadi alas an untuk mereka menggunakan alat pelindung diri.
Adapun factor yang mempengaruhi perilaku penggunaan alat saat bekerja, yaitu factor
predisposisi mencakup pengetahuan, sikap, tindakan, system budaya, dan tingkat
pendidikan. Faktor pemungkin mencakup ketersediaan sarana dan prasarana yang
2
mendukung pelayanan kesehatan dan factor penguat meliputi sikap petugas kesehatan,
peraturan/kebijakan
Tingginya kejadian penularan penyakit merupakan ancaman keselamatan kerja bagi
pemberi layanan kesehatan tanpa terkecuali perawat. Perawat memiliki resiko tinggi
tertular atau pun terinfeksi penyakit sekaligus sebagai keamanan diri difasilitas kesehatan
belum dilakukan sepenuhnya dengan baik. Dilapangan masih banyak petugas kesehatan
yang tidak memperhatikan APD yang merupakan senjata untuknya. Haryanti(2009) dalam
penelitiannya di RSUD salatiga mengidentifikasi 40% perawat yang tidak bertanggung
jawab dengan baik terhadap penggunaan APD. Yulia (2009) mengidentifikasi 49% perawat
diRSUD Pusat Haj iAdam Malik tidak mengetahui penggunaan APD dengan benar. Soni
(2011) mengidentikasi 70% perawat melakukan tindakan tidak sesuai dengan standart
precaution. Hasil pengamatan di RSUD Kab. Konawe Kepulauan yang di lakukan selama
bertugas 10 bulan, mengidentifikasi 50% petugas kesehatan tidak patuh dalam
menggunakan APD ketika melayani pasien. Berbagai studi terkait dengan pengendalian
infeksi pada petugas kesehatan menunjukkan penggunaan APD belum sepenuhnya
berjalan dengan baik. Padahal menggunakan APD yang baik pada perawat merupakan
salah satu upaya pencegahan kejadian infeksi difasilitas kesehatan.
Berdasarkan alasan tersebut di atas penulis melaksanakan hasil kegiatan aktualisasi
ini dengan judul “Kurang Optimalnya tata cara pelepasan APD (alat pelindung diri)
perawat sesuai SOP Di ruang Sapo Monona’a RSU Bahteramas Prov. Sulawesi
Tenggara”
1.2. Tujuan
Adapun Tujuan Aktualisasi Nilai-nilai Dasar Profesi ASN yang penulis laksanakan
diRSUD Bahteramas
a. TujuanUmum
Adapun tujuan umum laporan aktualisasi ini yaitu “ Meningkatkan
kepatuhan Perawat Dalam Pelepasan APD (Alat Pelindung Diri) sesuai SOP “
b. TujuanKhusus
1. Tujuan bagi Peserta Pelatihan Dasar CPNS
Untuk Menambah pengetahuan dan wawasan khususnya tentang nilai-
nilai ANEKA (Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika publik, Komitmen mutu dan
Anti Korupsi).
3
2. Tujuan bagi RSUD Bahteramas
Kegunaan bagi RSUD Bahtermas adalah dapat memberikan bahan
masukan dan usulan untuk melakukan perbaikan kearah yang lebih baik,
khususnya tentang aktualisasi nilai-nilai ANEKA (Akuntabilitas,
Nasionalisme, Etika publik, Komitmen mutu dan Anti Korupsi).
3. Tujuan bagi masyarakat
a. Untuk mendapatkan pelayanan Publik yang prima sebagai wujud aktualisasi
nilai dasar ANEKA.
b. Untuk meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap Akuntabilitas Di
Lingkup RSUD Bahteramas
1.3. Manfaat
Adapun manfaat dari Laporan aktualisasi yang ingin dicapai antara lain :
a. Manfaat bagi Peserta Pelatihan Dasar CPNS
Untuk Menambah pengetahuan dan wawasan khususnya tentang nilai- nilai
ANEKA (Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika publik, Komitmen mutu dan Anti
Korupsi).
b. Manfaat bagi RSUD Bahteramas
Kegunaan bagi RSUD Bahteramas adalah dapat memberikan bahan masukan
dan usulan untuk melakukan perbaikan kearah yang lebih baik, khususnya tentang
aktualisasi nilai-nilai ANEKA (Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika publik,
Komitmen mutu dan Anti Korupsi).
c. Manfaaat bagi masyarakat
1.) Mendapatkan pelayanan Publik yang prima sebagai wujud aktualisasi nilai dasar
ANEKA.
2.) Meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap Akuntabilitas Di Lingkup
RSUD Bahteramas
4
mempunyai kemampuan melindungi pekerja dari bahaya ditempat kerja. Penggunaan
alat pelindung diri dimaksudkan untuk melindungi atau mengisolasi pekerja dari hazard
kimia atau fisik dan biologi yang mungkin dijumpai. Alat pelindung diri digunakan harus
memenuhi beberapa persyaratanya itu enak dipakai, tidak mengganggu kerja,
memberikan perlindungan yang efektif terhadap jenis bahaya. Penggunaan alat
pelindung diri bagi petugas kesehatan adalah untuk melindungi tenaga kesehatan dari
bahaya akibat kerja, terciptanya perasaan aman dan terlindung bagi tenaga kerja
sebagian mampu meningkatkan motivasi untuk yang berprestasi dan memelihara dan
meningkatkan derajat kesehatan dan keselamatan kerja
Kegiatan aktualisasi ini adalah pelaksanaan kegiatan yang dilaksanakan di Ruang
Sapo monona’ RSUD Bahteramas. Dengan strategi pemecahan masalah “Meningkatkan
Kepatuhan Perawat Dalam Pelepasan APD (Alat Pelindung Diri) Sesusai SOP Di Ruang
Sapo Monona’a RSUD Bahteramas ”
”. Kegiatan aktualisasi ini menerapkan nilai-nilai dasar ASN yaitu nilai
Akuntabilitas, Nasionalisme, EtikaPublik, Komitmen Mutu dan Anti Korupsi serta nilai
Pelayanan Publik, Manajemen Aparatur Sipil Negara (ASN) dan Whole of Government
(WoG).
1.5. Waktu dan Tempat
Kegiatan Aktualisasi “Kurang Optimalnya tata cara pelepasan APD (alat
pelindung diri) perawat sesuai SOP Di ruang Sapo Monona’a RSU Bahteramas Prov.
Sulawesi Tenggara” akan dilaksanakan mulai tanggal 08 Mei 2021 s/d 14 juni 2021.
5
BAB II
1. Visi
“Rumah Sakit Rujukan Pilihan di Indonesia Timur Tahun 2023”
2. Misi
a. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan paripurna dan bermutu yang
mengutamakan keselamatan pasien.
7
b. Menyelenggarakan pendidikan, pelatihan dan penelitian yang berkualitas dan
berdaya saing.
c. Mengembangkan sarana dan prasarana rumah sakit berbasis teknologi terkini.
d. Meningkatkan kompetensi, profesionalisme dan kesejahteraan pegawai.
e. Mewujudkan suasana rumah sakit yang asri, nyaman, komunikatif dan informatif
9
b. Kepala Bidang Informasi dan Rekam Medis, yang membawahi Seksi Sistim
Informasi dan Pemsaran dan Seksi Rekam Medis
c. Kepala Bidang Diklat dan Litbang, yang membawahi Seksi Diklat dan Seksi
Litbang & Perpustakaan.
Wakil Direktur Umum dan Keuangan, membawahi :
a. Bagian Umum, yang membawahi Sub Bagian Administrasi dan Ketatausahaan,
Sub Bagian Perlengkapan dan Rumah Tangga, dan Sub Bagian Humas dan
Hukum,
b. Bagian Sumber Daya Manusia, yang membawahi Sub Bagian Administrasi
Kepegawaian dan Penempatan, Sub Bagian Pengembangan SDM, dan Sub
Bagian Mutasi dan Akreditasi,
c. Bagian Keuangan, yang membawahi Sub Bagian Perbendaharaan, Sub Bagian
Akuntansi dan Verifikasi, dan Sub Bagian Mobilisai Dana.
Selain jabatan struktural juga terdapat kelompok fungsi yang terdiri dari
Komite antara lain Komite Medik, Komite Keperawatan, Komite Pencegahan dan
Pengendalian Infeksi, Komite Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Komite
Keselamatan Pasien, Komite Mutu, Komite Etik dan Hukum. Kelompok Fungsional
lainnya terdiri dari Staf Medis Fungsional (SMF), Instalasi, dan beberapa jabatan
fungsional lain.
Untuk kegiatan pengawasan dan pengendalian dilakukan oleh Satuan
Pengawas Intern (SPI) dan Dewan Pengawas. Untuk menunjang kegiatan pelayanan,
terdapat 16 Instalasi penunjang dan Unit Tranfusi darah (UTD). Instalasi yang ada
yaitu Instalasi Rawat Jalan, Instalasi Rawat Inap, Instalasi Gawat Darurat (IGD),
Instalasi Perawatan Intensif (ICU), Instalasi Radiologi, Instalasi Patologi Klinik
(Laboratorium), Instalasi Patologi Anatomi, Instalasi Farmasi, Instalasi Bedah
Sentral, Instalasi Rehabilitas Medik, Instalasi Gizi, Instalasi Pemeliharaan Sarana
Rumah Sakit (IPSRS), Instalasi Sanitasi, Instalasi Binatu, Instalasi Sterilisasi dan
Desinfeksi, Instalasi Gas Medik, dan Instalasi Pemulasaran Jenazah.
10
11
2.1.5. Tugas pokok dan Fungsi Organisasi
Tugas pokok dan fungsi RSU Bahteramas Sulawesi Tenggara, mengacu pada
Perda No. 5 Tahun 2008 Tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis
Daerah RSU Bahteramas Provinsi Sulawesi Tenggara adalah melaksanakan upaya
kesehatan secara berdayaguna dan berhasil guna dengan mengutamakan
penyembuhan, pemulihan yang dilaksanakan secara serasi, terpadu dengan upaya
peningkatatan serta pencegahan dan melaksanakan upaya rujukan.
Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana tersebut di atas, RSU
Bahteramas Provinsi Sulawesi Tenggara mempunyai fungsi, yaitu:
a. Menyelenggarakan pelayanan medik
b. Menyelenggarakan pelayanan penunjang medik
c. Menyelenggarakan pelayanan dan asuhan keperawatan
d. Menyelenggarakan pelayanan rujukan
e. Menyelenggarakan pendidikan dan latihan
f. Menyelenggarakan penelitian dan pengembangan, dan
g. Menyelenggarakan administrasi umum dan keuangan.
12
o. melakukan pengukuran antropometri;
p. melakukan fasilitasi pasien dalam memenuhi kebutuhan eliminasi;
q. memantau keseimbangan cairan dan elektrolit pasien;
r. melakukan mobilisasi posisi pasien;
s. mempertahankan posisi anatomis pasien;
t. melakukan fiksasi fisik;
u. memfasilitasi lingkungan yang mendukung istirahat;
v. memfasilitasi kebiasaan tidur pasien;
w. memfasilitasi penggunaan pakaian yang mendukung kenyamanan pada pasien;
x. melakukan pemeliharaan diri pasien;
y. memandikan pasien;
z. membersihkan mulut pasien;
aa. melakukan kegiatan kompres hangat / dingin;
bb. mempertahankan suhu tubuh saat tindakan (memasang warming blanket);
cc. melakukan komunikasi terapeutik dalam pemberian asuhan keperawatan;
dd. melakukan pendampingan pada pasien menjelangajal (dyingcare);
ee. memberikan perawatan pada pasien menjelang ajal sampai meninggal;
ff. memberikan dukungan dalam proses kehilangan, berduka dan kematian;
gg. memfasilitasi suasana lingkungan yang tenang dan aman;
hh. melakukan dokumentasi pelaksanaan tindakan keperawatan.
ii. menyusun rencana kegiatan individu perawat;
jj. melaksanakan kegiatan bantuan / partisipasi kesehatan.
kk. melaksanakan tugas lapangan di bidang kesehatan;
ll. melaksanakan penanggulangan penyakit/wabah tertentu;
mm. melakukan supervisilapangan.
nn. melaksanakan tugas lapangan di bidang kesehatan;
oo. Melaksanakan penanggulangan penyakit/wabah tertentu; dan
pp. Melakukan supervisi lapangan.
13
2.1. Data sumber daya yang dimiliki unit kerja dan data terkait isu
a. Data sumber daya
No. Unit Kerja Jumlah (Orang)
3 Farmasi 57
4 Laboratorium 25
5 Radiologi 17
6 Gizi 51
7 Binatu 15
8 Pemulasaran Jenazah 7
9 Rehabilitasi Medik 10
10 CSSD 10
11 Rekam medic 47
12 IPSRS 19
13 Sanitasi 7
14 Gas Medik 4
15 PA 1
16 Manajemen 165
14
Akuntabilitasmerujuk pada kewajiban setiap individu, kelompok atau
institusi untuk memenuhi tanggung jawab yang menjadi amanahnya. Amanah
seorang PNS adalah menjamin terwujudnya nilai-nilai publik.
Nilai-nilai publik tersebut meliputi:
1) Mampu mengambil pilihan yang tepat dan benar ketika terjadi konflik
kepentingan, antara kepentingan publik dengan kepentingan sektor,
kelompok dan pribadi;
2) Memiliki pemahaman dan kesadaran untuk menghindari dan mencegah
keterlibatan PNS dalam politik praktis;
3) Memperlakukan warga negara secara sama dan adil dalam penyelenggaraan
pemerintahan dan pelayanan publik;
4) Menunjukan sikap dan perilaku yang konsisten dan dapat diandalkan
sebagai penyelenggara pemerintahan.
b. Aspek-aspek Akuntabilitas
Aspek-aspek akuntabilitas antara lain:
1) Akuntabilitas adalah sebuah hubungan (Accountability is a relationship)
Hubungan yang dimaksud adalah hubungan dua pihak antara
individu/kelompok/institusi dengan negara dan masyarakat. Pemberi
kewenangan bertanggung jawab memberikan arahan yang
memadai,bimbingan, dan mengalokasikan sumber daya sesuai dengan
tugas dan fungsinya.Di sisi lain, individu, kelompok, maupun institusi
bertanggung jawab untuk memenuhi semua kewajibannya.
2) Akuntabilitas berorientasi pada hasil (Accountability is results-oriented)
Hasil yang diharapkan dari akuntabilitas adalah perilaku aparat pemerintah
yang bertanggung jawab, adil dan inovatif. Dalam hal ini, setiap individu,
kelompok, maupun institusi dituntut untuk bertanggung jawab dalam
menjalankan tugas dan kewajibannya, serta selalu bertindak dan berupaya
untuk memberikan kontribusi untuk mencapai hasil yang maksimal.
3) Akuntabilitas membutuhkan adanya laporan (Accountability requiers
reporting)
Laporan kinerja adalah perwujudan dari akuntabilitas. Dengan
memberikan laporan kinerja berarti mampu menjelaskan terhadap tindakan
danhasil yang telah dicapai oleh individu, kelompok, maupun institusi,
15
serta mampu memberikan bukti nyata dari hasil dan proses yang telah
dilakukan. Dalam dunia birokrasi, bentuk akuntabilitas setiapindividu
berwujud suatu laporan yang didasarkan pada kontrak kerja, sedangkan
untuk institusi adalah LAKIP (Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah).
4) Akuntabilitas memerlukan konsekuensi (Accountability is meaningless
without consequences)
Akuntabilitas adalah kewajiban. Kewajiban menunjukkan tanggungjawab,
dan tanggungjawab menghasilkan konsekuensi.Konsekuensi tersebut dapat
berupa penghargaan atau sanksi.
5) Akuntabilitas memperbaiki kinerja (Accountability improves performance)
Tujuan utama dari akuntabilitas adalah untuk memperbaiki kinerja PNS
dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat. Dalam pendekatan
akuntabilitas yang bersifat proaktif (proactive accountability),
akuntabilitas dimaknai sebagai sebuah hubungan dan proses yang
direncanakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan sejak awal,
penempatan sumber daya yang tepat, dan evaluasi kinerja.
c. Pentingnya Akuntabilitas
Akuntabilitas adalah prinsip dasar bagi organisasi yang berlaku pada
setiap level atau unit organisasi sebagai suatu kewajiban jabatan dalam
memberikan pertanggung jawaban laporan kegiatan kepada atasannya.
Dalam beberapa hal, akuntabilitas sering diartikan berbeda-beda.
Adanya norma yang bersifat informal tentang perilaku PNS yang menjadi
kebiasaan (how things are done around here) dapat mempengaruhi perilaku
anggota organisasi atau bahkan mempengaruhi aturan formal yang berlaku.
d. Tingkatan dalam Akuntabilitas
Tingkatan dalam akuntabilitas digambarkan dalam bagan berikut ini:
a. Akuntabilitas Personal (Personal Accountability)
Akuntabilitas personal mengacu pada nilai-nilai yang ada pada diri
seseorang seperti kejujuran, integritas, moral, dan etika.Pertanyaan yang
digunakan untuk mengidentifikasi apakah seseorang memilikiakuntabilitas
personal antara lain “Apa yang dapat saya lakukan untuk memperbaiki
situasi dan membuat perbedaan?”.
16
b. Akuntabilitas Individu
Akuntabilitas individu mengacu pada hubungan antara individu dan
lingkungan kerjanya, yaitu antara PNS dengan instansinya sebagai pemberi
kewenangan. Pemberi kewenangan bertanggung jawab untuk memberikan
arahan yang memadai, bimbingan, dan sumber daya serta menghilangkan
hambatan kinerja, sedangkan PNS sebagai aparatur negara bertanggung
jawab untuk memenuhi tanggung jawabnya. Pertanyaan penting yang
digunakan untuk melihat tingkat akuntabilitas individu seorang PNS adalah
apakah individu mampu untuk mengatakan “Ini adalah tindakan yang telah
saya lakukan, dan ini adalah apa yang akan saya lakukan untuk
membuatnya menjadi lebih baik”.
c. Akuntabilitas Kelompok
Kinerja sebuah institusi biasanya dilakukan atas kerjasama kelompok.
Dalam hal ini tidak ada istilah “Saya”, tetapi yang ada adalah “Kami”.
Dalam kaitannya dengan akuntabilitas kelompok, maka pembagian
kewenangan dan semangat kerjasama yang tinggi antar berbagai kelompok
yang ada dalam sebuah institusi memainkan peranan yang penting dalam
tercapainya kinerja organisasi yang diharapkan.
d. Akuntabilitas Organisasi
Akuntabilitas organisasi mengacu pada hasil pelaporan kinerja yang telah
dicapai, baik pelaporan yang dilakukan oleh individu terhadap
organisasi/institusi maupun kinerja organisasi kepada stakeholders lainnya.
e. Akuntabilitas Stakeholder
Stakeholder yang dimaksud adalah masyarakat umum, pengguna layanan
dan pembayar pajak yang memberikan masukan, saran, dan kritik terhadap
kinerjanya.Jadi, akuntabilitas stakeholder adalah tanggung jawab organisasi
pemerintah untuk mewujudkan pelayanan dan kinerja yang adil, responsif
dan bermartabat.
2.2.2. Nasionalisme
Nasionalisme adalah paham kecintaan terhadap bangsa dan tanah air,
mengedepankan kepentingan Negara dalam menjalankan tugas dan fungsinya
terutama bagi seorang ASN. Nilai Nasionalisme sesuai dengan butir-butir dalam
17
Pancasila, ASN sebagai pelaksana kebijakan publik, pelayan publik serta sebagai
perekat dan pemersatu bangsa.ASN sebagai pelaksana kebijakan public.
Berdasarkan pasal 10 Undang-Undang No. 5 Tahun 2014 tentang Aparatur
Sipil Negara, salah satu fungsi ASN adalah sebagai pelaksana kebijakan publik.
Thomas R. Dye dalam bukunya berjudul Understanding Public Policy yang
diterbitkan pada tahun 1981 menyebutkan bahwa kebijakan publik adalah apapun
yang dipilih oleh pemerintah untuk dilakukan atau tidak dilakukan. Definisi ini
mencakup pengertian yang sangat luas. Segala hal yang merupakan tindakan
pemerintah maupun diamnya pemerintah terhadap sesuatu disebut sebagai kebijakan
public.
a. Implementasi ASN sebagai pelaksana kebijakan public
Implementasi ASN sebagai pelaksana kebijakan publik, yaitu:
1) Setiap pegawai ASN harus memiliki nilai-nilai kepublikan, berorientasi pada
kepentingan publik dan senantiasa menempatkan kepentingan publik, bangsa
dan negara di atas kepentingan lainnya, mengedepankan kepentingan nasional
ketimbang kepentingan sektoral dan golongan.
2) Senantiasa bersikap adil dan tidak diskriminatif dalam memberikan pelayanan
kepada masyarakat. Mereka harus bersikap profesional dan berintegritas
dalam memberikan pelayanan.Tidak boleh mengejar keuntungan pribadi atau
instansinya belaka, tetapi pelayanan harus diberikan dengan maksud
memperdayakan masyarakat dan menciptakan kesejahteraan masyarakat yang
lebih baik.
b. Prinsip penting sebagai pelaksana kebijakan public
ASN juga harus memperhatikan prinsip penting sebagai pelaksana kebijakan
publik, antara lain:
a. ASN harus mengutamakan kepentingan publik dan masyarakat luas dalam
mengimplementasikan kebijakan publik. Sebagaimana dikemukakan
sebelumnya, tanpa ada implementasi maka suatu kebijakan publik hanya
menjadi angan-angan belaka, sehingga karena itu harus dioperasionalisasikan.
b. ASN harus mengutamakan pelayanan yang berorientasi pada kepentingan
publik. Setiap pegawai ASN harus menyadari sebagai aparatur profesional
yang kompeten, berorientasi pelayanan publik, dan loyal kepada negara dan
aturan perundang-undangan.
18
c. ASN harus berintegritas tinggi dalam menjalankan tugasnya, yaitu yang
memiliki potensi dan kemampuan yang memancarkan kewibawaan dan
kejujuran sebagai wujud keutuhan prinsip moral dan etika bangsa dalam
kehidupan bernegara.
c. ASN sebagai Pelayan Publik
ASN yang melayani publik Menurut Sianipar (1998) dalam bukunya yang
berjudul Manajemen Pelayanan Masyarakat pelayanan didefinisikan sebagai cara
melayani, membantu, menyiapkan, dan mengurus, menyelesaikan keperluan,
kebutuhan seseorang atau sekolompok orang, artinya objek yang dilayani dapat
meliputi individu, pribadi-pribadi, dan kelompok-kelompok organisasi.
d. Aparatur Sipil Negara sebagai Perekat dan Pemersatu Bangsa
Aparatur Sipil Negara sebagai PemersatuBangsaDalam UU No 5 tahun 2014 pasal
66 ayat 1-2 terkait sumpah dan janji ketika diangkat menjadi PNS. Dinyatakan
bahwa PNS akan senantiasa setia dan taat sepenuhnya kepada Pancasila, UUD
1945, negara dan pemerintah. PNS juga senantiasa menjunjung tinggi martabat
PNS serta senantiasa mengutamakan kepentingan Negara dari pada kepentingan
diri sendiri, seseorang dan golongan.
e. ASN Berintegritas Tinggi
Menurut Kamus Besar bahasa Indonesia, integritas adalah“Mutu, sifat, keadaan
yang menunjukkan kesatuan yang utuh, sehingga memiliki potensi dan
kemampuan yang memancarkan kewibawaan dan kejujuran. Integritas nasional
dipahami sebagai wujud keutuhan prinsip moral dan etika bangsa dalam
kehidupan bernegara”.
Tuntutan bahwa ASN harus berintegritas tinggi adalah bagian dari kode etik dan
kode perilaku yang telah diatur di dalam pasal 5 UU ASN. Berdasarkan pasal 5
UU ASN ada dua belas kode etik dan kode perilaku ASN itu, yaitu:
1) Melaksanakan tugasnya dengan jujur, bertanggung jawab, dan berintegritas
tinggi;
2) Melaksanakan tugasnya dengan cermat dan disiplin;
3) Melayani dengan sikap hormat, sopan, dan tanpa tekanan;
4) Melaksanakan tugasnya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan;
19
5) Melaksanakan tugasnya sesuai dengan perintah atasan atau pejabat yang
berwenang sejauh tidak bertentangan dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan dan etika pemerintahan;
6) Menjaga kerahasiaan yang menyangkut kebijakan negara;
7) Menggunakan kekayaan dan barang milik negara secara bertanggung jawab,
efektif, dan efisien;
8) Menjaga agar tidak terjadi konflik kepentingan dalam melaksanakan
tugasnya;
9) Memberikan informasi secara benar dan tidak menyesatkan kepada pihak lain
yang memerlukan informasi terkait kepentingan kedinasan;
10) Tidak menyalahgunakan informasi intern negara, tugas, status, kekuasaan,
dan jabatannya untuk mendapat atau mencari keuntungan atau manfaat bagi
diri sendiri atau untuk orang lain;
11) Memegang teguh nilai dasar asn dan selalu menjaga reputasi dan integritas
ASN;
12) Melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan mengenai disiplin
pegawai Aparatur Sipil Negara.
2.2.3. Etika Publik
e. Definisi Etika Publik
Weihrich dan Koontz (2005:46) mendefinisikan etika sebagai “the dicipline
dealing with what is good and bad and with moral duty and obligation”.Oleh
karena itu konsep etika sering digunakan sinonim dengan moral. Ricocur (1990)
mendefinisikan etika sebagai tujuan hidup yang baik bersama dan untuk orang
lain di dalam institusi yang adil.
Dalam kaitannya dengan pelayanan publik, etika publik adalah:Refleksi
tentang standar/norma yang menentukan baik/buruk, benar/salah perilaku,
tindakan dan keputusan untuk mengarahkan kebijakan publik dalam rangka
menjalankan tanggung jawab pelayanan publik. Integritas publik menuntut para
pemimpin dan pejabat publik untuk memiliki komitmen moral dengan
mempertimbangkan keseimbangan antara penilaian kelembagaan, dimensi-
dimensi peribadi, dan kebijaksanaan di dalam pelayanan publik (Haryatmoko,
2001). Jadi, Etika Publik merupakan refleksi tentang standar/norma yang
menentukan baik/buruk, benar/salah perilaku, tindakan dan keputusan untuk
20
mengarahkan kebijakan publik dalam rangka menjalankan tanggung jawab
pelayanan publik. Ada tiga fokus utama dalam pelayanan publik, yakni:
1. Pelayanan publik yang berkualitas dan relevan.
2. Sisi dimensi reflektif, Etika Publik berfungsi sebagai bantuan dalam
menimbang pilihan sarana kebijakan publik dan alat evaluasi.
3. Modalitas Etika, menjembatani antara norma moral dan tindakan faktual.
f. Kode etik Aparatur Sipil Negara
Kode Etik adalah aturan-aturan yang mengatur tingkah laku dalam suatu
kelompok khusus, sudut pandangnya hanya ditujukan pada hal-hal prinsip dalam
bentuk ketentuan-ketentuan tertulis. Adapun Kode Etik Profesi dimaksudkan
untuk mengatur tingkah laku/etika suatu kelompok khusus dalam masyarakat
melalui ketentuan-ketentuan tertulis yang diharapkan dapat dipegang teguh oleh
sekelompok profesional tertentu.
Berdasarkan Undang-Undang ASN, kode etik dan kode perilaku Aparatur
Sipil Negara yakni sebagai berikut:
1) Melaksanakan tugasnya dengan jujur, bertanggung jawab, dan berintegritas
tinggi.
2) Melaksanakan tugasnya dengan cermat dan disiplin.
3) Melayani dengan sikap hormat, sopan, dan tanpa tekanan.
4) Melaksanakan tugasnya sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku.
5) Melaksanakan tugasnya sesuai dengan perintah atasan atau Pejabat yang
berwenang sejauh tidak bertentangan dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan dan etika pemerintahan.
6) Menjaga kerahasiaan yang menyangkut kebijakan negara.
7) Menggunakan kekayaan dan barang milik negara secara bertanggung jawab,
efektif dan efisien.
8) Menjaga agar tidak terjadi konflik kepentingan dalam melaksanakan
tugasnya.
9) Memberikan informasi secara benar dan tidak menyesatkan kepada pihak lain
yang memerlukan informasi terkait kepentingan kedinasan.
10) Tidak menyalahgunakan informasi intern negara, tugas, status, kekuasaan,
dan jabatannya untuk mendapat atau mencari keuntungan atau manfaat bagi
diri sendiri atau untuk orang lain.
21
11) Memegang teguh nilai dasar ASN dan selalu menjaga reputasi dan integritas
ASN.
12) Melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan mengenai disiplin
pegawai ASN.
22
mengidentifikasi masalah-masalah dan konsep etika yang khas dalam
pelayanan publik.
2. Dimensi Modalitas
Pemerintah bersih adalah syarat kemajuan suatu bangsa. Pemerintahan korup
menyebabkan kemiskinan, sumber diskriminasi, rentan konflik
danpenyalahgunaan kekuasaan. Korupsi disebabkan lemahnya integritas
pejabat publik, kurangnya partisipasi dan lemahnya pengawasan.
Membangun integritas publik pejabat dan politisi harus disertai perbaikan
sistem akuntabilitas dan transparansi yang didukung modalitas etika publik,
yaitu bagaimana bisa bertindak baik atau berperilaku sesuai standar etika?
Cara bagaimana etika bisa berfungsi atau bekerja?Struktur seperti apa yang
mampu mengorganisir tindakan agar sesuai dengan etika?Infrastruktur
semacam apa yang dibutuhkan agar etika publik berfungsi?
Unsur-unsur modalitas dalam etika publik yakni akuntabilitas, transparansi
dan netralitas.
i. Sumber-sumber Kode Etik bagi Aparatur Sipil Negara
Rumusan kode etik bagi ASN yang berlaku di sebuah negara cukup
beragam dari segi substansi maupun redaksinya. Biasanya rumusan kode etik itu
mengikuti kaidah moral yang sifatnya universal dan sekaligus menyesuaikan
dengan konteks lingkungan dari sistem administrasi publik di sebuah negara. Oleh
sebab itu, disamping mengetahui rujukan dari peraturan mengenai kode etik di
Indonesia, para calon PNS sebaiknya juga memahami prinsip-prinsip universal
yang berlaku dalam mekanisme pelayanan publik.
Prinsip universal yang dimaksud di sini adalah kaidah yang berlaku bukan
hanya di negara maju yang sistem administrasinya sudah mapan, tetapi juga bisa
dipertimbangkan untuk diberlakukan di negara-negara berkembang karena pada
dasarnya semangat pelayanan publik merupakan muara dari sumber-sumber kode
etik universal tersebut.
Untuk konteks Indonesia, sumber-sumber kode etik universal perlu terus
dicermati dan dijadikan sebagai rujukan agar sistem administrasi publik di
Indonesia terus meningkat dari segi kadar profesionalisme maupun integritasnya.
Berikut ini adalah sebagian dari sumber-sumber kode etik yang telah
berkembang dalam sistem administrasi publik sejak kemerdekaan, yaitu:
23
1) Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 1959 tentang Sumpah Jabatan
Pegawai Negeri Sipil dan Anggota Angkatan Perang
2) Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 1975 tentang Sumpah/Janji Pegawai
Negeri Sipil
3) Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun 1980 tentang Peraturan Disiplin
Pegawai Negeri Sipil.
4) Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 2004 tentang Pembinaan Jiwa
Korps dan Kode Etik Pegawai Negeri Sipil.
5) Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin PNS.
6) Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (ASN).
24
Richard L. Daft (Tita Maria Kanita 2010: 8) mendefinisikan efektivitas
sebagai berikut:Efektifitas organisasi berarti sejauh mana organisasi dapat
mencapai tujuan yang ditetapkan, atau berhasil mencapai apapun yang coba
dikerjakannya. Efektivitas organisasi berarti memberikan barang atau jasa
yang dihargai oleh pelanggan. Merujuk dari definisi di atas, dapat
disimpulkan bahwa karakteristik utama yang dapat dijadikan dasar untuk
mengukur tingkat efektifitas adalah ketercapaian target yang telah
direncanakan, baik dilihat dari capaian jumlah maupun mutu hasil kerja,
sehingga dapat memberi kepuasan, sedangkan tingkat efisiensi diukur dari
penghematan biaya, waktu, tenaga, dan pikiran dalam menyelesaikan
kegiatan.
ii. Efisien
Richard L. Daft dalam Tita Maria Kanita (2010: 8) mendefinisikan efisiensi
sebagai:Jumlah sumber daya yang digunakan untuk mencapai tujuan
organisasional. Efisiensi organisasi ditentukan oleh berapa banyak bahan
baku, uang, dan manusia yang dibutuhkan untuk menghasilkan jumlah
keluaran tertentu. Efisiensi dapat dihitung sebagai jumlah sumber daya yang
digunakan untuk menghasilkan barang atau jasa.Dengan demikian, dapat
disimpulkan bahwa efisiensi diukur dari ketepatan realisasi penggunaan
sumber daya dan bagaimana pekerjaan dilaksanakan, sehingga dapat
diketahui ada atau tidak adanya pemborosan sumber daya, penyalahgunaan
alokasi, penyimpangan prosedur, dan mekanisme yang ke luar alur.
iii. Inovasi
Inovasi muncul karena adanya dorongan kebutuhan organisasi/perusahaan
untuk beradaptasi dengan tuntutan perubahan yang terjadi di sekitarnya.
Perubahan bisa dipicu antara lain oleh pergeseran selera pasar, peningkatan
harapan dan daya beli masyarakat, pergeseran gaya hidup, peningkatan
kesejahteraan, perkembangan ekonomi, pengaruh globalisasi, serta kemajuan
ilmu pengetahuan dan teknologi.Sebagaimana pendapat Richard L. Daft
dalam Tita Maria Kanita (2011: 56) bahwa, ‘Inovasi barang dan jasa adalah
cara utama di mana suatu organisasi beradaptasi terhadap perubahan-
perubahan di pasar, teknologi, dan persaingan.’Munculnya ide/gagasan baru,
kreativitas, dan inovasi dilator belakangi oleh semangat belajar yang tidak
25
pernah pudar, yang dijalani dalam proses pembelajaran secara berkelanjutan.
Demikian juga di lingkungan lembaga pemerintahan, aparatur dapat
mengembangkan daya imajinasi dan kreativitasnya, untuk melahirkan
terobosan-terobosan baru dalam meningkatkan efektivitas dan efisiensi
layanan, sepanjang tidak bertentangan dengan peraturan perundang-
undangan.
2.2.5. Anti Korupsi
a. Definisi korupsi
Kata korupsi berasal dari bahasa latin, yaitu Corruptio yang artinya
kerusakan, kebobrokan, dan kebusukan. Dalam UU No.31 Tahun 1999,
pengertian korupsi, yaitu:Setiap orang yang dengan sengaja secara melawan
hukum untuk melakukan perbuatan dengan tujuan memperkaya diri sendiri atau
orang lain atau suatu korporasi yang mengakibatkan kerugian keuangan negara
atau perekonomian negara. Dari pengertian korupsi yang dipaparkan di atas, maka
dapat disimpulkan bahwa pengertian korupsi merupakan suatu tindakan yang
sangat tidak terpuji yang dapat merugikan suatu bangsa dan Negara, seperti
penggelapan uang, penerimaan uang sogok, dan lain sebagainya untuk
memperkaya diri sendiri atau orang lain atau korporasi, yang mengakibatkan
kerugian keuangan pada negara.
b. Langkah preventif mencegah korupsi
Adapun langkah-langkah untu mencegah terjadinya tindakan korupsi, yaitu:
1) Pilihkan pemimpin yang amanah
2) Optimalkan LHKPN (Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara)
3) Gerakan nasional transparansi
4) Pengumuman anggaran secara terbuka
26
2.3.2. Managemen ASN
Visi UU ASN adalah mewujudkan ASN yang memiliki integritas profesional,
melayani dan sejahtera.Misi UU ASN adalah memindahkan ASN dari comfort zone
ke competitive zone.
Tujuan utama UU ASN antara lain :
1) Independensi dan netralitas
2) Kompetensi
3) Kinerja atau produktifitas kerja
4) Integritas
5) Kesejahteraan
6) Kualitas pelayanan publik
7) Pengawasan
27
Tabel 2.2 Identifikasi isu
No. Pelaksanaan Tugas Isu Teridentifikasi Deskripsi Keterkaitan dengan
atau Fungsi Pegawai Agenda III
yang Belum
Opptimal
1 memfasilitasi Kurang optimalnya Manajemen ASN: Pelepasan APD
penggunaan pelindung pelepasan APD (alat sesuai SOP meningkatkan
diri pada kelompok pelindung diri) profesionalitas dalam bekerja
dalam rangka perawat sesuai SOP Whole Of Goverment: Koordinasi
melakukan upaya Diruang Sapo dengan kepala ruangan dan rekan
preventif; Monona’a sejawat tentang pelepasan APD
Pelayanan Publik: Melakukan
pelepasan APD sesuai SOP dapat
berpartisifatif mencengah infeksi
silang
2 a. memfasilitasi suasana Kurangnya Manajemen ASN: Memberikan
lingkungan yang kesadaran keluarga informasi tanpa menghakimi
tenang dan aman; pasien tentang tata perilaku ataupun pendapat
tertib ruangan Sapo Whole Of Goverment: Koordinasi
Monona’a kepala ruangan terkait pelaksanaan
tata tertib ruanagan
Pelayanan Publik: Melakukan
pelayanan sesuai dengan wewenang
perawat tanpa mendiskriminasi
siapapun
3 Melakukan Belum Optimalnya Manajemen ASN: Melaksanakan
komunikasi terapeutik komunikasi asuhan keperawatan secara terbuka
dalam pemberian terapeutik perawat dan jelas kepada pasien/klien
asuhan keperawatan dalam melakukan Whole Of Goverment: Koordinasi
Asuhan keperawatan dengan kepala ruangan dan rekan
Diruang Sapo sejawat terkait komunikasi
Monona’a terapeutik dalam memberikan
pelayanan
Pelayanan Publik: Memberikan
pelayanan yang akuntabel seuai
dengan SOP komunikasi terapeutik
28
2. Penetapan isu
setelah dilakukan identifikasi isu berdasarkan tugas dan fungsi yang bermasalah, tahapan
selanjutnya yang dilakukan penulis adalah menetapkan isu .
Penetapan isu yang berkualitas sebaiknya menggunakan alat bantu penetapan kriteria
kualitas isu. teknik analisa sebagai pisau pemangkas yang digunakan penulis untuk
memprirotaskan isu yang ditindaklanjuti adalah dengan menggunakan metode analisa
APKL yaitu menentukan tingkat aktualisasi, Problematik, yaitu dengan menetukan
tingkat aktualisasi, problematik, kekhalayakan dan layanya yang selanjutnya memberikan
skala penilaian 1-5 isu yang memiliki nilai total penjumlahan tertinggi itulah yang
menjadi isu prioritas
2.3. Tabel penetapan isu dengan Metode APKL
Kriteria Jumlah Rangking
No Isu
A P K L skor
29
Keterangan :
Sehingga berdasarkan hasil analisis menggunakan metode APLK, yang juga telah
dikonsultasikan dengan mentor dan coach, Penulis memutuskan mengangkat isu yaitu
Sehingga berdasarkan hasil analisis menggunakan “Kurang Optimalnya pelepasan APD (alat
pelindung diri) perawat sesuai SOP Di ruang Sapo Monona’a” yang mana kemudian penulis
menetapkan 1 (satu) judul rancangan aktualisasi sebagai gagasan pemecah isu yaitu : ”
Optimalisasi Tata cara pelepasan APD (alat pelindung diri) perawat sesuai SOP Di
ruang Sapo Monona’a RSU Bahteramas Prov. Sulawesi Tenggara”
3. Analisis Isu
Penetapan judul rancangan aktualisasi didasarkan atas hasil identifikasi akar masalah
yang ditemukan selama bekerja sehingga menghasilkan isu yang layak diangkat dan
dijadikan rancangan aktualisasi , Adapun yang menjadi akar permasalahan sehingga timbul
isu prioritas adalah :
1. Kurangnya pemahaman perawat tentang tata cara pelepasan APD (alat
pelindung diri) yang sesuai dengan SOP
2. Kurang konsennya perawat akibat kelelahan kerja saat memakai APD (alat
pelindung diri)
3. Manajement waktu perawat dalam memberika Asuhan Keperawatan saat
menggunakan APD (alat pelindung diri)
30
Gambar 2.2 Peta Permasalahan
31
2.4. Gagasan Kreatif sebagai Pemecah Isu
1. Unit Kerja : Unit kerja yaitu Ruangan Sapo Monona’a Rumah Sakit
Umum Bahteramas Provinsi Sulawesi Tenggara
2. Unit Kerja Isu : Isu yang diangkat dalam aktualisasi ini yaitu Kurang
yang Diangkat Optimalnya pelepasan APD (alat pelindung diri) perawat
sesuai SOP Di ruang Sapo Monona’a Rumah Sakit Umum
Bahteramas Provinsi Sulawesi Tenggara
3. Gagasan : Gagasan pemecahan masalah dalam isu yang diangkat
Pemecahan Isu yaitu Optimalisasi Tata cara pelepasan APD (alat
pelindung diri) perawat sesuai SOP Di ruang Sapo
Monona’a Rumah Sakit Umum Bahteramas Provinsi
Sulawesi Tenggara
4. Tujuan Gagasan : Mengoptimal Tata cara pelepasan APD (alat pelindung
Pemecahan Isu diri) perawat sesuai SOP Di ruang Sapo Monona’a Rumah
Sakit Umum Bahteramas Provinsi Sulawesi Tenggara
5. Kegiatan-kegiatan : a. Konsultasi dengan pihak Pimpinan dan Mentor
b. Menyediakan SOP pelepasan APD (alat pelindung diri)
diruangan Menyediakan media pengingat seperti poster
pada tempat Pelepasan APD
c. Melaksanakan Sosialisasi cara pelepasan APD (alat
pelindung diri) yang benar
d. Menyusun laporan aktualisasi
32
2.5. Matriks Rancangan Aktualisasi
Tabel 3.1 Deskripsi Kegiatan dan Analisis Dampak “Melakukan Konsultasi dengan Pimpinan”
N KEGIATAN TAHAPAN OUTPUT/ KETERKAITAN SUBTANSI KONTRIBUSI PENGUATAN
O KEGIATAN HASIL MATA PELATIHAN TERHADAP VISI NILAI
MISI ORGANISASI ORGANISASI
1 2 3 4 5 6 7
1. Melakukan a. Menyiapkan • Diperolehnya a. Akuntabilitas: Menyiapkan Dengan terlaksananya Kegiatan konsultasi
konsultasi dan
konsulatasi materi/bahan bahan/materi bahan konsultasi dengan penuh denagn pimpinan
persetujuan dari
kepada yang akan yang akan tanggung jawab sebagai wujud pimpinan/mentor da sebagai wujud dari
pimpanan/me dikonsultasik dikonsultasika kejelasan antar pimpinan dan keterbukaan dan
ntor terkait an n bawahan transparan tentang
program yang b. Nasionalisme: Menyiapkan semua kegiatan yang
akan bahankonsultasi dilakukan akan dilakukan
dilaksanakan dengan bahasa indonesia yang
mudah dipahami dan penuh
kejujuran
c. Etika Publik: Bahan Materi yang
akan dikonsulkan disiapkan
dengan cermat dan tulus
d. Komiten Mutu: Materi yang
disiapkan dapat dibuktikan secara
spesifik, efesien
33
e. Anti Korupsi: Dilakukan dengan
kerja keras serta disiplin dalam
melakukan kegiatan
pat mewujudkan Visi
b. Melaku kan • Terlaksananya a. Akuntabilitas: Konsultasi “Rumah Sakit Rujukan
konsultasi konsultasi dilakukan dengan penuh tanggung Pilihan di Indonesia
dengan dengan jawab sebagai wujud kejelasan Timur Tahun 2023”
mentor pimpinan / wewenang antar pimpinan dan
mentor untuk bawahan dalam melakukan
mendapatkan rencana dan tujuan serta alasan
persetujuan yang benar dapat tepat
rancangan b. Nasionalisme: Saling menghargai
kegiatan dan tidak diskripminatif
c. Etika Publik: Melalui konsultasi
dengan pimpinan/mentor
dilakukan dengan sikap yang
sopan dan santun
d. Komitmen Mutu: Dengan proses
pertemuan dapat berjalan secara
efisien
e. Anti korupsi: Dengan adanya
konsultasi kepada
34
pimpinan/mentor dibutukan
kejujuran berkata sesuai dengan
kebenaran
f. Whole Of Govoerment: Dengan
ada pertemuan kepada
Pimpinan/Mentor dibutuhkan
Koordinasi kerjasama yang baik
g. Manajement ASN: Dalam
melakukan komsulatasi/pertemuan
dengan Pimpinan/mentor
menghasilkan arahan yang
dilaksanakan
h. Pelayanan Publik: Pertemuan
pada pimpinan/mentor memiliki
Hubungan yang baik dalam
mencapai suatu target
35
rekomendasi rekomendasi rekomendasi hasil konsultasi
Mentor dukungan sebagai bentuk tanggung jawab
Pimpinan/ b. Nasionalisme: Mencatat saran dan
mentor arahan yang disampaikan
dilakukan
c. Etika Publik: Dilakukan dengan
sikap sopan dan santun
d. Komitmen Mutu: Memahami
arahan dan lansung memperbaiki
atas koreksi redaksi pada surat
yang dikeluarkan
e. Anti Korupsi: Dalam pembuatan
terdapat nilai kejujuran
f. Manajemen ASN: Memiliki jiwa
yang berkompetensi dalam
menjelaskan renacana kegiatan
37
a. Akuntabilitas: Mencetak poster
b. Mencetak • Tersedianya dilakukan dengan penuh tanggung
Poster sesuai Poster jawab
rancangan b. Nasionalisme: Poster dicetak untuk
yang dibuat kepentingan bersama tidak
diskriminatif
c. Etika Publik: Adanya kerja sama
yang terjalin saat mencetak poster
d. Komitmen Mutu: Dilakukan
dengan teliti dan tuntas
e. Anti korupsi: Dilakukan secara
jujur
38
d. Komitmen Mutu: Bahan dan alat
yang digunakan dalam keadaan
cukup, aman, dan layak
e. Anti Korupsi: Penyediaan alat dan
bahan dilakukan dengan tidak
mengambil hak milik orang lain
tanpa izin
39
Keterkaitan dengan kedudukan dan peran ASN
Kegiatan Menyediakan media sosialisai poster pelepasan APD merupakan bagian dari manajemen ASN yang erat kaitannya dengan tujuan
meningkatkan kualitas sumber daya yang kompeten untuk meningkatkan kualitas pelayanan publik
Analisis Dampak
1. Perkiraan hambatan : Terlambatnya percetakan akibat jadwal percetakan yg padat
2. Dampak bila kegiatan tidak terlaksana : Kegiatan sosialisasi tidak akan berjalan lancar
3. Alternatif Solusi : mencari percetakan yang lain
Tabel 3.2 Deskripsi Kegiatan dan Analisis Dampak ” Melaksanakan Sosialisasi cara pelepasan APD (alat pelindung diri) yang benar”
N KEGIATAN TAHAPAN OUTPUT/ KETERKAITAN SUBTANSI KONTRIBUSI PENGUATAN
O KEGIATAN HASIL MATA PELATIHAN TERHADAP VISI NILAI
MISI ORGANISASI ORGANISASI
1 2 3 4 5 6 7
3 Melaksanakan a. Berkonsultas • Terlaksananya a. Akuntabilitas: Konsultasi sosialisasi Kaitannya
Kegiatan nilai
Sosialisasi cara i dengan kegiatan Dilakukan dengan penuh tanggung Pelepasan APD yang organisasi yaitu azas
pelepasan APD mentor jawab sebagai wujud kejelasan benar
sosialisasi memberikan kekeluargaan,
(alat pelindung
untuk antara pimpinan dan bawahan terhadap bersama-sama
kontribusi
diri) yang benar
melaksanaka b. Nasionalisme: dilakukan dengan visi misi RSU memberi kontribusi
n kegiatan saling menghormati dan tidak Bahteramas terhadap kegiatan
diskriminatif menyelenggarakan sosialisasi baik
40
c. Etika publik: Pertemuan terhadap pendidikan, pelatihan sebagai peserta
atasan dilakukan dengan sikap dan penelitian yang maupun pemberi
sopan santun kepada pimpinan berkualitas dan pelayanan
d. Komitmen Mutu: memperhatikan berdaya saing.”
dengan seksama dan mencatatnya
e. Anti Korupsi: peduli, tidak
Menggangu kerja atau waktu kerja
pimpinan
b. Kontrak • Adanya
a. Akuntabilitas: Dalam Melakukan
waktu kesepakatan
kontrak waktu merupakan tanggung
dengan waktu yang
jawab saya dalam menyelesaikan
perawat shif jelas
tugas
b. Nasionalisme: Dalam kontrak
waktu saya memakai bahasa
Indonesia
c. Etika Publik: Dalam kontrak
waktu saya berkata sopan pada
sesama perawat
d. Komitmen mutu: Saat kontrak
41
waktu komunikasi berjalan efesien
e. Anti korupsi: Hadir tepat waktu
a. Melaksanaka • Adanya
n kegiatan dokumentasi a. Akuntabilitas: Kegiatan sosialisasi
sosialisasi pelaksanaan dilaksanakan dengan penuh
bahaan kegiatan tanggung jawab menyampaikan
materi sosialisai dengan jujur dan
benar
b. Nasionalisme: menggunakan
bahasa yang mudah dipahami dan
menghormati pendapat
oranglainsaat dilakukan sosialisasi.
c. Etika Publik: materi disampaikan
dengan sopan dan menghormati
audiens sebagai temansejawat
d. Komitmen Mutu: sosialisasi
dilakukan dengan efisiensi dan
efektifitas serta berinovasi dalam
menyampaikan materi agar
mudah dimengerti oleh peserta
sosialisasi
42
Anti Korupsi dilakukan dengan
Jujur, Kerjakeras
Tabel 3.2 Deskripsi Kegiatan dan Analisis Dampak ” Menyusun laporan aktualisasi”
N KEGIATAN TAHAPAN OUTPUT/ KETERKAITAN SUBTANSI KONTRIBUSI PENGUATAN
O KEGIATAN HASIL MATA PELATIHAN TERHADAP VISI NILAI
MISI ORGANISASI ORGANISASI
1 2 3 4 5 6 7
4. Penyusunan a. Menyiapkan • Bahan-bahan a. Akuntabilitas Penyusunan laporan Penyusunan laporan
laporan bahan-bahan laporan Bahan laporan di buat secara dengan menerapkan menanamkan nilai
aktualisasi laporan seperti benar dan bertanggung jawab nilai-nilai dasar ASN organisasi
43
dokumentasi b. Nasionalime (ANEKA) memberikan akuntabilitas,
kegiatan dan Kerjasama dengan rekan sejawat kontribusi terhadap visi penyusunan laporan
surat-surat dalam penyiapan bahan laporan misi RSU Bahteramas kegiatan sebagai
siap dan dokumentasi yaitu Sumber daya pertanggungjawaban
c. Etika Publik manusia yang atas semua kegiatan
Bersikap jujur dalam menyiapkan berkompeten, yang dilakukan.
bahan laporan profesional dan
d. Komitmen Mutu berpengalaman
Menyiapkan bahan alporan
dengan efektif
e. Anti Korupsi
Selalu mengdepankan sikap
disiplin dan konsisten dalam
setiap tahapan kegiatan.
• Laporan
a. Akuntabilitas
b. Menyusun kegiatan
Membuat laporan yang jelas dan
laporan
dapat dipertanggungjawabkan
kegiatan
kebenarannya
b. Nasionalisme
44
Menggunakan bahasa Indonesia
yang baik dan benar dalam
penulisan laporan
c. Etika Publik
Bersikap jujur dalam membuat
laporan
d. komitmen mutu Tercapainya
target secara Efektif, efisien,
inovatif sesuai dengan yang
direncanakan
e. Anti Korupsi
Dalam Melakukan Tahapan
Membuat laporan kegiatan
dengan data yang benar dan
sesuai dengan hasil yang
didapatkan saat observasi, saya
tidak akan menambahkan data
fiktif.
• Surat
c. Melaporkan keterangan
45
hasil kegiatan telah a. Akuntabilitas
aktualisasi melakukan Pelaporan kembali kepada
kepada aktualisasi pimpinan terkait tugas merupakan
pimpinan dari mentor bentuk tanggung jawab
b. Nasionalisme
Saat melaporkan hasil kegiatan
saya menggunakan bahasa
Indonesia
c. Etika
Saat melaporkan hasil kegiatan
saya berperilaku sopan dan
santun
d. Komitmen Mutu
Melaporkan hasil aktualisasi
untuk perbaikan berkelanjutan
e. Anti Korupsi
Melaporkan hasil aktualisasi
dengan jujur dan berani tanpa
ada yang fiktif
47
3.4. JADWAL KEGIATAN
Seluruh rangkaian kegiatan aktualisasi (habituasi) ini dijadwalkan selama 30 hari
sesuai dengan kalender akademik “off class” dari panitia Pelatihan Dasar CPNS Golongan
II Angkatan XIX Lingkup Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara bekerja sama dengan
BPSDM Provinsi Sulawesi Tenggara. Rincian jadwal kegiatan sebagai berikut.
48
Tabel 2.6 Jadwal Kegiatan Aktualisasi
No Nama Kegiatan Hari kerja
Mei Juni
10 11 12 C 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
U
T
1 Konsultasi dengan pihak
I
Pimpinan dan Mentor
2 Menyediakan SOP
pelepasan APD (alat H
pelindung diri) diruangan
A
Menyediakan media
R
pengingat seperti poster
I
pada tempat Pelepasan
APD
3 Melaksanakan Sosialisasi R
cara pelepasan APD (alat
A
pelindung diri) yang benar
Y
4 Menyusun laporan A
Aktualisasi
49
BAB III
CAPAIAN AKTUALISASI
50
3 Melaksanakan Sosialisasi cara pelepasan APD yang benar
A. Uraian Kegiatan
1. Realisasi Pelaksanaan Kegiatan
Tabel 3.2 Realisasi Pelaksanaan Kegiatan
Keterangan
No. Uraian Kegiatan Waktu Output/ Hasil
Pelaksanaan
1. Melakukan konsultasi 10 – 18 mei • tersedianya Waktu
dengan kepala ruangan 2021 bahan/materi pelaksanaan
(mentor) untuk yang akan mundur
mempersiapkan materi/data dikonsultasikan
mengenai pelepasan APD • Surat
yang sesuai dengan SOP persetujuan
pelaksanaan
kegiatan
51
2. Membuat Poster yang 19-22 mei • Tersediannya Terlaksana
memudahkan pelaksanaan 2021 rancangan sesuai rencana
sosialisasi tentang tata cara untuk
pelepasan APD yang sesuai pembuatan
SOP Poster
• terdapat poster
yang telah
dibuat
3. Melaksanakan sosialisasi 24 mei – 5 juni • sosialisasi telah Terlaksan sesuai
tentang tata cara pelepasan 2021 dilaksanakan rencana
APD yang sesuai SOP dengan baik
oleh semua
sejawat
diruangan sapo
monona’a
B. Hasil aktualisasi
2. surat persetujuan
52
Uraian kegiatan yang dilakukan
Deskripsi kegiatan
Kegiatan konsultasi kepada mentor terkait program yang akan dilaksanakan sangat
diperlukan sekali guna membina hubungan kerjasama dengan mentor dimana ketika ada
kendala dalam kegiatan bisa langsung dikoordinasikan (Whole of Government).dalam
melakukan konsultasi dipaparkan beberapa materi dan bahan yang akan digunakan .
• Akuntabilitas
Sebelum saya bertemu dengan mentor terlebih dahulu saya mempersiapkan materi
yang akan digunakan dengan penuh rasa tanggung jawab saya memberikan
penjelasan kepada mentor terkait kegiatan yang akan dilaksanakan.
• Nasionalisme
Mencari materi yang dengan mudah dipahami oleh pembaca dengan memperhatikan
teknik penggunaan bahasa yang baik dan benar sebagai bentuk rasa cinta tanah air.
• Etika public
Materi yang akan digunakan dalam kegiatan ini berisi tentang penyampaian informasi
dengan jujur dan sopan
• Komitmen mutu
Materi yang akan digunakan bersifat inovatif sesuatu hal yang baru guna
meningkatkan mutu pengetahuan petugas medis diruangan agar pelayanan berjalan
dengan optimal
• Anti korupsi
Dengan disiplin dalam memanfaatkan teknologi yang ada, maka sangat mudah untuk
mendapatkan materi tersebut.
53
Bukti fisik kegiatan/ Evidence
54
Gambar 3.2 SOP Pelepasan APD
2. Melakukan Konsultasi dengan Mentor mengenai materi pelepasan APD yang sesuai SOP
• Akuntabilitas
Pada tahapan kegiatan ini saya menyampaikan tahap-tahap kegiatan aktualisasi yang
akan saya lakukan dengan transparansi
• Nasionalisme
Dengan melakukan Konsultasi kepda Mentor saya lakukan sebagai bentuk
perhomatan sebagai penanggung jawab diunit kerja, yang dapat mempermudah
peserta dalam melaksanakan kegiatan aktualisasi
• Etika Publik
Saya melakukan konsultasi dengan penyampaian yang baik dan sopan sehingga
mudah dipahami
• Komitmen mutu
Kegiatan ini diharapkan pula dapat meningkatkan mutu pelayanan di Rumah sakit
• Anti Korupsi
Peserta dan mentor menunjukan rasa kepedulian terhadap kegiatan aktualisasi ini
55
Bukti fisik kegiatan/ Evidence
56
3. Membuat rekomendasi Mentor
• Akuntabilitas
Dalam tahapan kegiatan ini saya meminta persetujuan dan dukungan kepada mentor
dengan menandatangani surat pernyataan persetujuan dan dukungan terhadap kegiatan
yang akan saya lakukan sebagai bentuk tanggung jawab dalam meningkatkan
pemahaman teman sejawat tentang Pelepasan APD
• Nasionalisme
Ketika lembar persetujuan tersebut ditanda tangani menandakan bahwa Mentor siap
bekerja sama
• Etika Publik
pada tahapan ini saya saya mempersiapkan lembar persetujuan untuk ditanda tangani
oleh Mentor merupakan suatu bentuk integritas
• Komitmen mutu
dengan adanya persetujuan dan dukungan dari mentor maka diharapkan kegiatan
Aktualisasi ini dapat berjalan secara efektif dan efisien
• Anti Korupsi
Menjalankan kegiatan secara disiplin tinggi dan tetap berkoordinasi dengan mentor
57
Gambar 3.6 Surat Persetujuan Mentor
Manajemen ASN
Dalam melakukan konsultasi kepada mentor terkait program yang akan dilaksanakan mulai
dari tahap menyiapkan materi, konsultasi, dan membuat rekomendasi diperlukan ada sikap
keterbukaan, propesionalitas agar kegiatan berjalan dengan efisien yang merupakan bagian
dari manajemen ASN
58
Pelayanan Publik
Melibatkan patisipatif mentor dalam kegiatan aktualisasi ini merupakan bagian dari pelayanan
public
Whole Of Government
Dengan melakukan konsultasi maka terjadi koordinasi antar saya dan mentor dalam
melaksanakan kegiatan aktualisasi yangakan dilakukan dilingkup unit kerja saya
Kontribusi Terhadap Visi dan Misi Organisasi
Memberikan kontribusi sesuai Misi Rumah Sakit No. 3 yaitu sumber daya manusia yang
kompeten, Profesional dan berpengalaman
Penguatan Nilai-Nilai Organisasi
Akuntabilitas, azas kekeluargaan, bermental pemenang.
Analisis Dampak
• Dampak Positif
Keberhasilan melakukan koordinasi dengan mentor yang dilandasi dengan nilai-nilai
dasar ANEKA serta peran dan kedudukan ASN merupakan suatu upaya meningkatkan
integritas dan kepercayaan diri sebagai ASN di generasi milenial dalam menetukan
arah dan sasaran suatu kegiatan. Sasaran kegiatan dapat diperoleh apabila koordinasi
dilakukan dengan sopan, menetukan tujuan bersama, peduli, dan menyiapkan strategi
sesuai dengan penerapan ANEKA.
• Dampak Negatif
Apabila tujuan pelaksanaan kegiatan tidak tercapai maka kegiatan tidak akan
terselesaikan dan munculnya generasi ASN yang tidak dapat melakukan kerjasama
dan tidak memiliki kepercayaan diri.
b. Kegiatan 2
Judul Kegiatan Menyediakan media pengingat seperti poster pada tempat
Pelepasan APD
59
Uraian Kegiatan yang dilakukan
Deskripsi Kegiatan
Sebelum membuat Poster, saya melakukan pencarian materi tentang Pelepasan APD ,
Selanjutnya mulai melakukan desain poster semenairik mungkin dan sejelas mungkin dengan
memasukkan materi-materi tersebut. Setelah desainposter dirasa cukup baik, selanjutnya
melakukan pencetakkan. mencari percetakan yang sesuai dinginkan baik bahan poster
maupun lama pengerjaannya, Kemudian komunikasi dilanjutkan via WA dengan pihak
percetakan. setelah poster selesai saya membingkainya dan memasang poster ditempat
pelepasan APD dibantu oleh beberapa teman sejawat saya.
• Akuntabilitas
Dengan mencetak poster maka saya telah melaksanakan satu tanggung jawab
kegiatan aktualisasi dengan baik.
• Nasionalisme
Membuat desain poster bekerja sama dengan memperhatikan petunjuk dan pendapat
mentor sekaligus teman sejawat.
• Etika Publik
Menyiapakan gambar dan desain awal dengan cermat sebagai dasar pihak percetakan
membuat desain poster yang menarik
• Komitmen Mutu
Mencari gambar di internet merupakan bentuk efisiensi dan kecerdasan memanfaatkan
fasilitas bagi ASN generasi milenial
• Anti Korupsi
Membuat proses menjadi sederhana dengan melibatkan pihak percetakan, membuat
poster sederhana namun isi informasi lengkap
60
Bukti fisik kegiatan/ Evidence
61
Bukti fisik kegiatan/ Evidence
62
Gambar 3.10 Desain poster
• Akuntabilitas
Saya menyiapkan alat dan bahan untuk tahapan ini dengan penuh tanggung jawab
sehingga totalitas
• Nasionalisme
Saat penyiapan alat dan bahan poster saya teman sejawat saya bekerja sama membatu
saya, mereka peduli terhadap saya
• Etika Publik
Menyiapkan alat dan bahan poster saya lakukan dengan kerja keras serta penuh rasa
tanggung jawab
• Komitmen mutu
poster yang telah saya cetak akan digunakan sebagai alat bantu dalam kegiatan
sosialisasi, selain itu dapat digunakan sebagai media informasi sehingga dapat
meningkatkan efektifitas dalam kegiatan aktualisasi
• Anti Korupsi
Membuat proses menjadi sederhana dengan melibatkan beberapa teman sejawat yang
membantu dalam penyiapan alat dan bahan.
63
Bukti fisik kegiatan/ Evidence
64
4. Memasang poster ditempat yang strategis yang mudah dijangkau oleh petugas
• Akuntabilitas
Dengan mencetak dan memasang poster, maka saya melakukan kegiatan aktualisasi
yang telah terlangsana dengan baik (tanggung jawab)
• Nasionalisme
Memasang poster ditempat yang mudah dijangkau memberikan kemudahan informasi
yang baik dan jelas saat melepas APD guna kepentingan bersama
• Etika Publik
Memasang poster ditempat yang mudah dilihat oleh perawat ada sikap yang terbuka
tanpa ada yang ditutup tutupi
• Komitmen Mutu
Pemasangan poster saya letakkan di ruang pelepasan APD yang berada tepat didepan
saat perawat melepas APD. Penyediaan poster dapat digunakan untuk alat bantu media
informasi yang dapat diakses kapan saja saat melepas APD (efektifitas dan efisiensi)
• Anti Korupsi
Memasang poster ditempat strategis ada bentuk kepedulian antar sesama teman
sejawat agar bisa bekerja secara propesional dan mengutaman kesehatan sesama
perawat agar tidak terpapar infeksi yang didapat dari kecelakaan kerja
65
Bukti fisik kegiatan/ Evidence
Manajemen ASN
Usaha saya membuat Poster tata cara pelepasan APD adalah upaya meningkatkan
profesionalisme yang merupakan bagaian dari manajemen ASN.
Whole Of Goverment
Melibatkan pihak percetakan dalam pengadaan poster merupakan bagian dari WoG.
Pelayanan Publik
Salah satu upaya pelayanan kesehatan khususnya promosi kesehatan yang saya lakukan guna
peningkatan pengetahuan perawat, pemasangan poster dapat memberi informasi tambahan
yang mudah di akses saat melepas APD
Kontribusi terhadap visi dan misi organisasi
Mengadakan banner untuk meningkatkan disiplin petugas mendukung visi Rumah Sakit yaitu
Rumah Sakit Rujukan Pilihan di Indonesia Timur Tahun 2023.
Memberikan kontribusi sesuai Misi Rumah Sakit nomor 1,4 dan 5 yaitu
❖ menyelenggarakan pelayanan kesehatan paripurna dan bermutu yang mengutamakan
keselamatan pasien.
❖ Meningkatkan kompetensi, profesionalisme dan kesejahteraan pegawai.
❖ Mewujudkan suasana rumah sakit yang asri, nyaman, komunikatif dan informatif
66
Penguatan Nilai-Nilai Organisasi
Analisis Dampak
• Dampak Positif
Media poster dapat mengingatkan kedisiplinan teman sejawat dalam bekerja sesuai
dengan SOP dan meningkatkan keselamatan perawat. Poster juga dapat memberikan
informasi kepada petugas profesi lain serta Peserta didik yang sedang melakukan
tindakan medis diruang isolasi agar melepas APDnya dengan benar guna mencegah
infeksi nosokomial
• Dampak negatif
Tujuan dari pemasangan poster pentingnya tata cara pelepasan APD yang benar tidak
akan diraih jika tidak ada koordinasi dengan teman sejawat, komunikasi dan sikap saat
menyampaikan informasi yang cendrung ke arah arogan atau memaksakan kehendak.
C. Kegiatan 3
Judul Kegiatan Melaksanakan sosialisasi cara pelepasan APD yan
benar
67
1. Berkonsultasi dengan mentor untuk melaksanakan kegiatan sosialisasi
• Akuntabilitas
Melakukan konsultasi kepda mentor terkait kegiatan sosialisasi adalah sikap
transparasi saya dalam melakukan aktualisasi tanpa ada yang disembunyikan
• Nasionalisme
Konsultasi saya kepada mentor adalah bentuk kerja sama untuk memudahkan kegiatan
saya selama melakukan sosialisasi
• Etika Publik
Selama berkonsultasi saya menanamkan sikap hormat saya kepada mentor saya selaku
penanggung jawab ruangan agar memudahkan saya melakukan kegiatan ini dan
berbicara dengan sopan dan santun
• Komitmen mutu
Konsultasi dengan mentor menjamin saya melaksankan kegiatan sosialisasi ini dengan
lebih efisien
• Anti korupsi
Saya mengutamakan sikap jujur dalam menyampaikan apa maksud dan tujuan saya
berkonsultasi kepada mentor
Bukti fisik kegiatan/ Evidence
68
2. Kontrak waktu dengan perawat shif
• Akuntabilitas
Membuat kontrak waktu dengan teman sejawat dan melaksanakan kegiatan sesuai
dengan kontrak adalah upaya menjaga kepercayaan.
• Nasionalisme
Mencari waktu senggang dan menyesuaikan dengan situasi dan kondisi saat itu untuk
melaksanakan kegiatan sosialisasi tanpa memaksakan kehendak pribadi.
• Etika Publik
Menggunakan bahasa yang sopan saat kontrak waktu dengan perawat dengan
memberikan informasi lengkap
• Komitmen Mutu
Selama sosialisasi, Saya meminta pendapat juga dari teman sejawat sehingga dalam
menyusun perencanaan kegiatan aktualisasi yang akan dilaksanakan dapat lebih
matang dan mampu meningkatkan pelayanan Rumah sakit khususnya diruang isolasi
• Anti Korupsi.
setiap materinya dijelaskan secara jujur sesuai standar SOP
Bukti fisik kegiatan/ Evidence
69
3. Melaksanakan Kegiatan sosialisasi
• Akuntabiliatas
Sebelum membawakan materi saya menyapa dan mengucapkan salam kepada pasien
sebagai bentuk menanamkan kepercayaan kepada teman tentang apa yang akan saya
sampaiakan
• Nasiolisme
dalam membawakan materi saya tetap mengutamakan musyawarah yaitu teman
sejawat boleh langsung bertanya jika ada yang belum dimengerti
• Etika Publik
pembawaan materi dilakukan dengan sopan dan santun
• Komitmen mutu
menjaga agar kegiatan penyuluhan berjalan dengan efektif dan efisien sesuai yang
telah direncanakan
• Anti korupsi
setiap materinya dijelaskan secara jujur sesuai standar
70
Gambar 3.15 Kegiatan sosialisasi
Manajemen ASN
Memanfaatkan inovasi poster untuk melaksanakan sosialisasi secara efektif dan efisien adalah
bagaian dari manajemen ASN.
Pelayan publik
Pelaksanaan kegiatan sosialisasi kesehatan terkait kegiatan yang akan dilaksanakan sebagai
bentuk implementasi tugas saya sebagai perawat dalam meningkatkan derajat kesehatan
71
sessama tenaga kesehatan dan merupakan bentuk inovasi baru bagi Rumah Sakit yang terkait
Mata Latsar
Whole of Goverment
Dengan melakukan sosialisasi kegiatan maka terjadi koordinasi antara saya dan pimpinan
serta teman sejawat dalam melaksanakan kegiatan aktualisasi yang akan dilakukan dalam
lingkup wilayah kerja
Kontibusi Terhadap Visi dan Misi Organisasi
Analisis Dampak
❖ Dampak positif
Melakukan sosialisasi kepada teman sejawat yang dilandasi nilai-nilai dasar ANEKA,
dan WOG, akan membuat proses pelaksanaan aktualisasi dapat berjalan dengan baik.
Sosialisasi ini juga memberikan masukkan kepada peserta sehingga dapat
mengoptimalkan pelayanan kesehatan khususnya promosi kesehatan yang sesuai
dengan visi misi pelayanan Rumah sakit Bahteramas.
❖ Dampak Negatif
Sasaran dan tujuan dari pelaksanaan aktualisasi tidak dapat terarah dengan baik, yang
disebabkan tidak berjalannya komunikasi antara mentor dan teman sejawat. Hal ini
akan berdampak pada mutu pelayanan promosi kesehatan yang tidak optimal,
sehingga tujuan peningkatan pengetahuan dan informasi tidak tercapai.
72
D. Kegiatan 4
Judul Kegiatan Penyusunan laporan Aktualisasi
Tanggal Pelaksanaan Kegiatan 6 -12 juni 2021
Daftar Lampiran Bukti Foto Kegiatan
Kegiatan/ Evidence Video Kegiatan
Laporan Aktualisasi
Uraian kegiatan yang dilakukan
Deskripsi Kegiatan
Setelah selesai melaksanakan kegiatan inovatif saya mulai menyusun laporan aktualisasi.
Saya mengambil semua materi dan data foto yang telah saya buat kemudian disusun didalam
MS. Word. Hasil aktualisasi saya laporkan kepada kepala ruangan selaku mentor saya,
dimana dalam pelaporan ini mentor menganjurkan untuk segera membuat power point
presentasi untuk digunakan saat seminar aktualisasi di BPSDM.
73
Bukti fisik kegiatan/ Evidence
74
Laporan hasil kegiatan ini saya gunakan sebagai bukti kegiatan aktualisasi yang telah
dilaksanakan.
• Anti korupsi
Penyusunan laporan kegiatan ini saya lakukan dengan mandiri
75
3. Melaaporkan hasil kegiatan aktualisasi kepada mentor
• Akuntabilitas
Pelaporan yang saya lakukan harus menyuluruh, transparan dan jujur kepada kepala
ruangan isolasi yang selaku mentor saya.
• Nasionalisme
menjelaskan hasil kegiatan menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar
sebagai bentuk rasa cinta tanah air
• Etika Publik
serta tak lupa pula saya tetap bersikap sopan dalam bertemu Mentor saya
• Komitmen mutu
membuat komitmen agar kegiatan ini dapat dilaksanakan secara terus menerus yang
merupakan inovasi baru bagi Rumah Sakit
• Anti korupsi
Dengan melakukan pelaporan akan kegiatan yang sudah terlaksana merupakan
kewajiban saya kepada Mentor sebagai salah satu bentuk pertanggung jawaban
kegiatan.
76
Gambar 3.18 Melaporkan hasil kegiatan kepada mentor
Manajemen ASN
Dalam melaporkan hasil kegiatan, saya melampirkan beberapa bukti kegiatan yang tersusun
dalam bentuk laporan dan juga bukti dokumentasi. keterpaduan adalah bentuk dari
manajemen ASN
Pelayan Publik
Melaporkan hasil kegiatan aktualisasi kepada mentor saya dengan cara transparan ada bagian
dari pelayanan publik
Whole of Goverment
Dengan melaporkan hasil kegiatan kepada mentor, saya telah melakukan kegiatan akhir
koordinasi kegiatan aktualisasi.
Kontibusi Terhadap Visi dan Misi Organisasi
Memberikan kontribusi sesuai Misi Rumah Sakit nomor 2 yaitu menyelenggarakan
pendidikan, pelatihan dan penelitian yang berkualitas dan berdaya saing.
Penguatan Nilai-Nilai Organisasi
Analisis Dampak
❖ Dampak Positif
Dampak positif kegiatan telah terlaksana dan telah dituangkan dalam suatu laporan
aktualisasi yang dapat berguna bagi ASN sendiri karena telah menerapkan nila-nilai
ANEKA,WOG, Manajemen ASN, dan Pelayan Publik dalam kegiatan sehari-hari. Bagi
peserta didik laporan ini dapat di jadika sebagai referensi dalam membuat kegiatan.
77
❖ Dampak Negatif
Dampak Negatif apabila kegiatan tidak terlaksana tidak terbentuk ASN yang mampu
melaksanakan tugas dengan menerapkan nilai-nilai ANEKA,WOG, Manajemen ASN, dan
Pelayan Publik.
78
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari kegiatan dan tahapan kegiatan yang telah
dilaksanakan selama masa aktualisasi adalah keberhasilan peserta LATSAR angkatan XIX
untuk melakukan Optimalisasi tata cara pelepasan APD (alat pelindung diri) perawat sesuai
SOP Di ruang Sapo Monona’a RSU Bahteramas Prov. Sulawesi Tenggara
1. Setiap kegiatan dan tahapan kegaitan pada pelaksanaan aktualusasi dilakukan dengan
menerapkan nilai-nilai dasar ASN : ANEKA, WOG, Manajemen ASN, dan Pelayanan
Publik, guna mendapatkan hasil yang maksimal. Penerapan nilai-nilai dasar ASN pada
setiap kegaitan dan tahapan kegiatan yang dilakukan memiliki output atau hasil yang
dapatdipertanggung jawabkan. Karena penerapan nilai-nilai dasar ASN pada setiap
pekerjaan merupakan indikator keberhasilan kegiatan aktualisasi ini.
2. Jumlah kegiatan yang terlaksana adalah 4 kegiatan dengan masing masing 3 sampai
4 tahapan kegiatan Seluruh kegiatan dan tahapan kegiatan yang dilaksanakan masing-
masing memberikan kontribusi dalam upaya peningkatan kedisiplinan petugas dalam
melaksanakan tata cara pelepasan APD.
3. Setelah kegiatan aktualisasi dilakukan, maka penulis menyadari bahwa Sebagai tenaga
kesehatan dituntut untuk bertanggung jawab dalam memecahkan masalah /isu
kontemporer yang sedang terjadi diwilaya kerja khususunya diunit kerja masing
masing dalam hal ini saya diruang isolasi bahteramas pentingnya pelepasan APD yang
benar dalam upaya promotif antar sesam nakes agar terhindar dari infeksi nosokomila
(Akuntabilitas),dengan melibatkan rekan kerja seprofesi maupun tenaga kesehatan
lainnya untuk bersama sama dan bermusyawarah (Nasionalisme) memunculkan ide-
ide kreatif secara cerdas, tepat dan disiplin (Etika Publik) guna meningkatkan mutu
pelayanan Rumah Sakit agar Visi Misi RSUD Bahteramas dapat berjalan secara
efektif dan efisien (Komitmen Mutu) serta memebrikan pelayanan kesehatan dengan
mematuhi standar pelayanan secara disiplin dan bertanggung jawab (Anti Korupsi).
B. Saran
Adapun saran dari penulis dalam laporan ini adalah:
1. Sebagai seorang ASN kita harus mengetahui tupoksi kita sesuai dengan profesi yang
kita jalani saat ini.
79
2. Untuk petugas Instalasi Rawat Inap hendaknya lebih disiplin dan patuh lagi dalam
menggunakan dan melepaskan APD, mengingat dampak yang ditimbulkan sangat
fatal baik kepada pasien maupun petugas itu sendiri bila tidak dilaksanakan.
3. Direktur RSUD hendaknya lebih tegas lagi dalam menerapkan pentingnya
penggunaan dan pelepasan APD dikalangan petugas Rumah Sakit mengingat
dampak yang dapat ditimbulkan sangat fatal bila tidak dilakukan sesuai dengan
prosedur.
4. Dalam pelaksanaannya pihak manajemen Rumah sakit juga hendaknya
menyediakan sarana dan prasarana dalam hal ini alat dan bahan yang dibutuhkan
oleh petugas dalam melayani pasien,sehingga proses pelayanan dapat berjalan
dengan lancar sesuai dengan peran dan fungsi ASN sebagai pelayan publik.
80
DAFTAR PUTAKA
Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. (2015). Modul Pendidikan dan Pelatihan
Prajabatan Golongan I/II dan III: Akuntabilitas. JAKARTA: Lembaga Administrasi
Negara Republik Indonesia
Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. (2015). Modul Pendidikan dan Pelatihan
Prajabatan Golongan I/II dan III:Anti Korupsi. JAKARTA: Lembaga Administrasi
Negara Republik Indonesia
Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. (2015). Modul Pendidikan dan Pelatihan
Prajabatan Golongan I/II dan III:Etika Publik. JAKARTA: Lembaga Administrasi
Negara Republik Indonesia
Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. (2015). Modul Pendidikan dan Pelatihan
Prajabatan Golongan I/II dan III: Komitmen Mutu. JAKARTA: Lembaga
Administrasi Negara Republik Indonesia
Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. (2015). Modul Pendidikan dan Pelatihan
Prajabatan Golongan I/II dan III:Nasionalisme. JAKARTA: Lembaga Administrasi
Negara Republik Indonesia
Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. (2017). Modul Pelatihan Dasar Calon
PNS: Manajemen ASN. JAKARTA: Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia
Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. (2017). Modul Pelatihan Dasar Calon
PNS: Pelayanan Publik. JAKARTA: Lembaga Administrasi Negara Republik
Indonesia
Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. (2017). Modul Pelatihan Dasar Calon
PNS: Whole of Government. JAKARTA: Lembaga Administrasi Negara Republik
Indonesia
Republik Indonesia. 2019. Undang-undang No. 36 Tahun 2019 tentang Kesehatan. Jakarta :
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia
81
82
83
84
85
86
87
88