Anda di halaman 1dari 71

RANCANGAN AKTUALISASI

OPTILMALISASI PENINGKATAN KEMAMPUAN PERAWAT DALAM MENGOPERASIKAN


VENTILATOR DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH WALUYO JATI KRAKSAAN

KABUPATEN PROBOLINGGO

Disusun Oleh:

HAFNI AINUN ARIF KURNIANSYAH Amd.Kep


NIP : 19860622 202012 1 007
NO. ABSEN 14

PELATIHAN DASAR (LATSAR) CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL


GOLONGAN II ANGKATAN XIII
BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
PROVINSI JAWA TIMUR
2021
ii
iii
ABSTRAK

Pediatric Intensive Care Unit (PICU) adalah suatu bagian dari rumah sakit yang
mandiri (instalasi dibawah komite palayanan medic dan keperawatn), dengan staf dan
perlengkapan yang khusus yang ditujukan untuk observasi, perawatan dan terapi pasien-
pasien yang menderita penyakit, cedera atau penyulit-penyulit yang potensial
mengancam nyawa ruang perawatan intensif di rumah sakit, bagi anak dengan gangguan
kesehatan serius atau yang berada dalam kondisi kritis. Anak-anak yang dirawat di PICU
mulai dari bayi berusia 28 hari sampai anak remaja berusia 18 tahun.. PICU menyediakan
sarana-prasarana serta peralatan khusus untuk menunjang fungsi-fungsi vital dengan
menggunakan ketrampilan staf medik, perawat, dan staf lain yang berpengalaman dalam
pengelolaan keadaan-keadaan tersebut, salah satunya adalah alat bantu nafas atau
ventilator.Dalam rangka upaya meningkatkan kemampuan perawat dalam
mengoperasikan ventilator, peserta latsar CPNS sebagai perawat melakukan 4 ( empat )
kegiatan aktualisasi yaitu : 1) melakukan telaah SOP pengoperasian ventilator; 2)
mencetak poster SOP pengoperasian ventilator ;3) membuat video pengoperasian
ventilator; 4) sosialisasi langkah pengoperasian ventilator dengan video.

Dalam proses pelaksanaan kegiatan aktualisasi ini, penulis mengimplementasikan


nilai-nilai dasar profesi PNS (ANEKA) yang telah diperoleh selama Pelatihan Dasar. Pada
saat pelaksanaan aktualisasi penulis menemukan beberapa hambatan, namun semuanya
dapat teratasi dan kegiatan-kegiatan tesebut dapat diselesaikan dengan baik.

Hasil kegiatan aktualisasi dalam rangka upaya meningkatkan kemampuan perawat


dalam mengoperasikan ventilator yaitu : 1) melakukan telaah SOP pengoperasian
ventilator; 2) mencetak poster SOP pengoperasian ventilator ;3) membuat video
pengoperasian ventilator; 4) sosialisasi langkah pengoperasian ventilator dengan video.

Kata kunci : Pediatric Intensive Care Unit ( PICU ),Ventilator , SOP (standar
operasional prosedure)
iv
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr .wb.
Puji dan syukur Penulis panjatkan kehadirat Allah SubhanahuWaTa’ala yang telah
memberikan rahmat, karunia, dan petunjuk-Nya sehingga penulisan Laporan Aktualisasi
yang berjudul “ Laporan Aktualisasi Nilai-Nilai Dasar Profesi Pegawai Negeri Sipil (PNS)
Sebagai Perawat Terampil Dalam Upaya Meningkatkan Kemampuan Perawat
Mengoperasikan Ventilator di Rumah Sakit Umum Daerah Waluyo Jati Kraksaan
Kabupaten Probolinggo” dapat terselesaikan. Shalawat beserta salam semoga selalu
tercurahkan kepada baginda Rasulullah Muhammad Shalallahu ‘alaihiwasalam.
Penulisan Rancangan Aktualisasi ini tidak terlepas dari bimbingan dan dukungan
serta dorongan dari berbagai pihak.Oleh karena itu penulis mengucapkan terimakasih
sebesar-besarnya kepada:
1. Dr Kridawati Sadhana selaku narasumber dalam seminar rancangan aktualisasi ini
2. Sitti Sunarsih, S. Pd. M,Pd selaku coach yang telah memberikan bimbingan, kritik dan
saran dalam penyusunan rancangan aktualisasi ini.
3. Khusnul Nur Khotimah,S.Kep.Ns., selaku mentor dan Kepala bidang pelayanan
Keperawatan RSUD Waluyo Jati Kraksaan yang telah memberikan bimbingan, kritik
dan saran dalam penyusunan rancangan ini.
4. Seluruh Panitia Diklat Pelatihan Dasar (Latsar) CPNS Golongan II Angkatan XIII
Tahun 2021 atas bimbingan, masukan dan saran yang diberikan.
5. Keluarga Penulis yang senantiasa dan tidak henti-hentinya memberikan dukungan dan
do‟a.
6. Seluruh peserta pelatihan dasar CPNS Golongan II Angkatan XIII Tahun 2021 atas
seluruh kebersamaan dan kekeluargaan dalam melaksanakan pelatihan dasar.
7. Rekan-rekan kerja di RSUD Waluyo Jati, terutama di Ruang Asoka.
8. Semua pihak yang telah membantu terselesaikannya rancangan aktualisasi ini yang
tidak dapat Penulis sebutkan satu persatu.

v
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan Laporan Aktualisasi ini masih
terdapat banyak sekali kekurangan dan jauh dari sempurna. Oleh karena itu penulis
berharap saran dan masukan yang membangun dari semua pihak demi menyempurnakan
Laporan Aktualisasi ini. Akhirnya besar harapan penulis semoga Laporan Aktualisasi ini
dapat berguna dan bermanfaat bagi semua pihak serta dapat memberikan contoh tentang
Implementasi Nilai – Nilai Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu
dan Anti Korupsi (ANEKA) dalam kehidupan sehari-hari baik di lingkungan kerja
maupun di masyarakat.

Wassalamualaikum wr.wb.

Probolinggo, 31 Mei 2021


Peserta Dilkat

Hafni Ainun Arif Kurniansyah,A.Md.Kep


19860622 202012 1 007

vi
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL...........................................................................i
LEMBAR PENGESAHAN..................................................................ii
BERITA ACARA................................................................................iii
ABSTRAK.........................................................................................iv
KATA PENGANTAR..........................................................................v
DAFTAR ISI.....................................................................................vii
DAFTAR TABEL.............................................................................viii
DAFTAR GAMBAR..........................................................................ix
DAFTAR ISTILAH .............................................................................x
BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang............................................................................1
1.2 Tujuan dan Manfaat Aktualisasi..................................................4
1.2.1 Tujuan Umum......................................................................4
1.2.2 Tujuan Khusus....................................................................5
1.2.3 Manfaat Aktualisasi.............................................................5
1.3 Ruang Lingkup Aktualisasi..........................................................5
BAB II. GAMBARAN UNIT KERJA
2.1 Profil Rumah Sakit.................................................................7
1) Sejarah Singkat Berdirinya...............................................7
2) Identitas Rumah Sakit......................................................9
3) Struktur.............................................................................9
4) VISI, MISI, Tugas Pokok ...............................................11
5) Strategi kegiatan, jenis pelayanan.................................12
6) Sumber daya manusia ..................................................16
2.2 Ruang PICU........................................................................19
2.3 Uraian Tugas Jabatan Perawat...........................................19
BAB III. RANCANGAN AKTUALISASI
3.1 Identifikasi,Penetapan Isu dan Gagasan Pemecahan Isu. .22
3.2 Diagram Alur Kegiatan Pemecahan Isu..............................39
3.3 Matrik Rancangan Aktualisasi.............................................41
3.4 Jadwal Kegiatan Aktualisasi................................................60
DAFTAR Pustaka..........................................................................62
LAMPIRAN

vii
DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Identifikasi Isu.....................................................................................31


Tabel 3.2 Seleksi Isu Menggunakan Metode AKPL...........................................33
Tabel 3.3 Seleksi Isu Menggunakan Metode USG..............................................35
Tabel 3.4 Gagasan Pemecahan Isu......................................................................37
Tabel 3.5 Matrik Rancangan Aktualisasi.............................................................41
Tabel 3.6 Jadwal Kegiatan Aktualisasi................................................................60

viii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Bagan struktur orgnasisasi RSUD Waluyo Jati Kraksaan…,,,,,,,,,,,,,,,,,, 7

Gambar 2. Ruang PICU RSUD Waluyo Jati Kraksaan…,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,……….. 18

Gambar 3. Analisis penyebab isu dengan Fish-Bone,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,, 36

ix
DAFTAR ISTILAH

PICU : Pediatric Intensive Care Unit

RSUD : Rumah Sakit Umum Daerah

CPNS : Calon Pegawai Negeri Sipil

SPO :Standar Prosedur Operasional

x
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Warga Negara Indonesia yang memenuhi syarat tertentu yang
diangkat oleh Pejabat Pembina Kepegawaian untuk bekerja di instansi
pemerintah dalam rangka melaksanakan tugas pemerintahan adalah
Aparatur Sipil Negara atau ASN yang dalam pelaksanaanya mengacu pada
UU No.5 tahun 2014 yang secara garis besar menekankan bahwa peran
ASN adalah sebagai pelayan publik, pelaksana kebijakan publik, dan
perekat pemersatu bangsa yang tercantum dalam pasal 10 ,11dan 12 .Hal
ini menunjukkan jika orientasi ASN adalah menjadi pelayan masyarakat,dan
dalam hal ini untuk mewujudkan dan menjalankan peran ASN sebagai
pelayan public atau masyarakat dibutuhkan sumber daya manusia yang
berkompeten dan professional yang menekankan pada nilai dasar PNS
yang disebut dengan ANEKA (Akuntabilitas,Nasionalisme,Etika
Publik,Komitmen Mutu,Anti Korupsi ) mengacu pada Peraturan Pemerintah
nomor 101 tahun 2000 tentang Pendidikan dan Pelatihan Jabatan Pegawai
Negeri Sipil (PNS),Ditetapkan bahwa salah satu jenis Diklat yang strategis
untuk mewujudkan PNS sebagai bagian dari ASN yang profesional adalah
dengan Diklat Prajabatan
Pelatihan Dasar CPNS atau Diklat Prajabatan yang dilaksanakan
untuk membentuk nilai-nilai dasar PNS seperti yang dijelaskan diatas
sehingga diharapkan PNS dapat mengaktualisasikan nilai-nilai dasar ASN
dalam melaksanakan tugasnya dengan susunan kurikulum sebagai berikut
1. Sikap perilaku bela Negara
2. Nilai- nilai dasar PNS (ANEKA )
3. Kedudukan dan peran PNS dalam NKRI yang berisi tentang manajemen
ASN, Whole of Government dan Pelayanan Publik .
4. Habituasi yang diartikan sebagai pembiasaan diri terhadap kompetensi
yang sudah didapatkan dari kegiatan pelatihan dasar yang dijalani.

1
Pada kegiatan pelatihan dasar CPNS golongan II ini, penulis
diberikan tugas untuk membuat rancangan aktualisasi dan habituasi yang
mengambil dari issue yang sedang berkembang untuk menjadi prioritas
yang harus dipecahkan melalui ide-ide kreatif dan inovatif yang dilandasi
oleh nilai-nilai dasar PNS yaitu akuntabilitas,nasionalisme, etika publik,
komitmen mutu, dan anti korupsi (ANEKA)Pengambilan isu sendiri
berdasarkan data data yang actual dan sedang berkembang dari Rumah
Sakit Umum Daerah Waluyo Jati Kraksaan dan secara khusus ruang PICU.
Rumah Sakit Menurut Undang Undang Nomor 44 Tahun 2009 adalah
institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan
kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan
rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat.
Rumah Sakit mempunyai tugas memberikan pelayanan kesehatan
perorangan secara paripurna, dan menjalankan fungsi diantaranya
1. Penyelenggaraan pelayanan pengobatan dan pemulihan kesehatan
dengan standar rumah sakit,
2. Pemeliharaan dan peningkatan kesehatan perorangan melalui pelayanan
kesehatan paripurna tingkat kedua dan sesuai kebutuhan medis,
3. Penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia dalam
rangka peningkatan kemampuan dalam memberikan
pelayanankesehatan, dan
4. Penyelenggaraan penelitian dan pengembangan teknologi bidang
kesehatan dalam rangka peningkatan pelayanan kesehatan dengan
memperhatikan etika ilmu pengetahuan.

Unit rawat intensif merupakan area khusus pada sebuah rumah sakit
dimana pasien yang mengalami sakit kritis atau cidera memperoleh
pelayanan medis, dan keperawatan secara khusus (Pande, Kolekar, dan
Vidyapeeth, 2013). Berdasarkan keputusan Menteri Kesehatan Nomor:
1778/ Menkes/ SK/XII/ 2010 mendefinisikan Intensive Care Unit adalah
suatu bagian dari rumah sakit yang mandiri dengan staf yang khusus dan
perlengkapan yang khusus pula yang ditujukan untuk obervasi, perawatan,

2
dan terapi pasien-pasien yang menderita penyakit, cidera atau penyulit-
penyulit yang mengancam nyawa atau potensial mengancam nyawa.

Unit perawatan ini melibatkan berbagai tenaga professional yang


terdiri dari multidisiplin ilmu yang bekerja sama dalam tim. Untuk
mempermudah pelaksanaan dan prosedur perawatan maka ruang intensif di
RSUD Waluyo Jati dibagi menjadi ICU(Intensif Care Unit), PICU(Perinatologi
Intensif Care Unit) dan NICU (Neonatal Intensif Care Unit)
Ruang PICU (Pediatric Intensive Care Unit) adalah ruang perawatan
intensif di rumah sakit, bagi anak dengan gangguan kesehatan serius atau
yang berada dalam kondisi kritis. Anak-anak yang dirawat di PICU mulai dari
bayi berusia 28 hari sampai anak remaja berusia 18 tahun.
Anak yang dirawat di ruang PICU akan mendapatkan pengawasan
penuh dari dokter umum, dokter spesialis, dan perawat. Selain itu, berbagai
peralatan kesehatan juga disediakan di ruang ini untuk merawat kondisi
anak yang kritis. Lamanya perawatan anak di ruang PICU bervariasi,
tergantung pada perkembangan kondisi kesehatan.
Kondisi Anak yang perlu dirawat di ruang PICU bila kebutuhan
medisnya tidak dapat terpenuhi di ruang perawatan biasa. Kondisi yang
dapat menjadi alasan anak membutuhkan perawatan di ruang PICU antara
lain:
• Gangguan pernapasan serius, seperti asma berat, tersedak benda asing,
pneumonia, dan sindrom gagal napas akut (ARDS).
• Infeksi serius, seperti meningitis bakteri dan sepsis.
• Syok dan cedera berat, misalnya akibat kecelakaan lalu lintas, jatuh dari
ketinggian, dehidrasi, perdarahan berat, luka bakar, atau tersengat listrik.
• Gangguan pada otak, seperti tumor, koma, epilepsi, dan status
epileptikus.
• Gangguan metabolik berat, seperti gangguan elektrolit, gangguan
keseimbangan asam basa darah (alkaliosis dan asidosis), serta
ketoasidosis diabetik.
• Gangguan darah, seperti anemia berat dan kanker darah (leukemia).
• Keracunan obat-obatan atau zat kimia lain, misalnya minyak tanah.

3
• Kerusakan organ berat, seperti gagal ginjal dan gagal hati, atau kelainan
jantung yang parah
• Cacat bawaan lahir.
Dari Kondisi Pasien diatas penulis mendapatkan data sejak pebruari –
April 2021 terdapat data Kematian 100% dari 6 pasien yang menggunakan
alat bantu pernafasan ( Ventilator ), dimana dalam pengoprasian ventilator
dibutuhkan kemampuan perawat secara optimal, di Ruang PICU RSUD
Waluyo jati sendiri terdapat 12 Perawat yang diantaranya terdiri dari 6
perawat yang telah mengikuti pelatihan PICU, dan terdapat 3 Perawat baru
yang tingkat pengetahuannya belum optimal dalam mengopresikan
Ventilator.
Penggunaan ventilator di ruangan ini sering dilakukan, oleh karena itu
pengoptimalan kemampuan perawat dalam pengoperasian ventilator
sangatlah penting khususnya bagi perawat baru yang di tempatkan di
ruangan PICU karena kebijakan kebutuhan dan rolingan pegawai,
Dari data tersebut maka penulis menyusun laporan aktualisasi
dengan judul “ Peningkatan Pengetahuan Perawat dalam mengoperasikan
ventilator di Ruang PICU Rsud Waluyo Jati Kraksaan”, diharapkan dengan
kegiatan aktualisasi yang dilakukan penulis, dapat meningkatkan
kemampaun perawat dalam pengoperasian ventilator sehingga dapat
berdampak pada kesembuhan dan keselamatan Pasien.
1.2. Tujuan Aktualisasi
1.2.1. Tujuan Umum
Pelaksanaan aktualisasi bertujuan untuk mengaktualisasikan nilai-
nilai dasar profesi Aparatur Sipil Negara yaitu membentuk ASN yang
akuntabel, melayani masyarakat dengan jiwa nasionalisme, menerapkan
etika publik, melayani masyarakat dengan komitmen mutu yaitu dengan
memberikan pelayanan yang berkualitas, menerapkan nilai-nilai anti korupsi
dalam melaksanakan tugasnya. Sehingga mengoptimalkan pelayanan prima
yang diberikan kepada masyarakat.

4
1.2.2. Tujuan Khusus
Tujuan khusus dilaksanakannya aktualisasi adalah sebagai berikut:
a. Membentuk sumber daya manusia yang memiliki integritas dalam
memberikan pelayanan yaitu dengan cara mengoptimalkan Kemampuan
Perawat dalam pengoperasian alat bantu pernafasan ( ventilator ) di
ruang PICU RSUD Waluyo Jati Kraksaan.
b. Meningkatnya kepatuhan perawat dalam Pengopresian ventilator sesuai
SOP yang berlaku di ruang PICU RSUD Waluyo Jati Kraksaan.
1.3. Manfaat Aktualisasi
1.3.1. Bagi Peserta Pelatihan Dasar CPNS Golongan II
a. Mampu memahami, menginternalisasi dan mengaktualisasi nilai-nilai
dasar PNS yang meliputi akuntabilitas, nasionalisme, etika publik,
komitmen mutu, dan anti korupsi dalam mengoptimalkan Kemampuan
pengoperasian alat bantu pernafasan ( ventilator ) di ruang PICU RSUD
Waluyo Jati Kraksaan.
b. Menjadi petugas pelayanan publik yang memiliki integritas dan
profesional dalam menjalankan tugas di lingkungan RSUD Waluyo Jati
1.3.2. Bagi Rumah Sakit RSUD Waluyo Jati
a. Meningkatkan kualitas pelayanan di lingkungan unit kerja sehingga
sejalan dengan visi dan misi RSUD Waluyo Jati
b. Optimalnya Kemampuan perawat dalam pengoperasian ventilator sesuai
dengan SOP yang ada.
c. Meningkatkan mutu pelayanan RSUD Waluyo Jati
1.4. Ruang Lingkup
Kegiatan aktualisasi ini akan diaplikasikan pada unit kerja peserta
pelatihan dasar CPNS Golongan II yaitu RSUD Waluyo Jati. Pelaksanaan
kegiatan aktualisasi ini juga dilakukan untuk menginternalisasi nilai-nilai
ANEKA, manajemen ASN, Whole of Government, dan pelayanan publik
dalam menjalankan tugas, fungsi, dan perannya sebagai Aparatur Sipil

5
Negara yang bergerak di bidang kesehatan. Penerapan aktualisasi ini mulai
dilakukan pada tanggal 01 Juni 2021 sampai dengan 5 Juli 2021 di ruangan
Ruang PICU ( Pediatric Intensive Care Unit ) RSUD Waluyo Jati. Adapun
kegiatan yang akan penulis lakukan ialah:
1. Penyusunan rancangan aktualisasi.
2. Melakukan konsultasi dengan mentor dan kepala ruangan PICU
( Pediatric Intensive Care Unit ) RSUD Waluyo Jati untuk rancangan
konsep dari gagasan pemecahan isu
3. Pengkajian Pengetahuan Perawat ruang PICU tentang pemasangan dan
pengoperasian ventilator yang benar.
4. Melakukan telaah SPO pengoperasian ventilator di raung PICU RSUD
Waluyo Jati
5. Sosialiasi SPO
6. Melaksanakan koordinasi Pembuatan Poster cara pengoperasian
ventilator sesuai SPO kepada tim PKRS
7. Membuat Video cara pengoperasian ventilator sesuai SPO
8. Mensosialisasikan langkah Pengoperasian Ventilator lewat video yang
dibuat.
9. Mengevaluasi tingkat pemahaman perawat dalam pengoperasian
ventilator sesuai dengan SPO.
10. Menyusun laporan aktualisasi

6
BAB II
GAMBARAN UNIT KERJA

2.1 Gambaran Umum RSUD Waluyo Jati Kraksaan

Gambar 1.1 RSUD Waluyo Jati Kraksaan

1) Sejarah RSUD Waluyo Jati Kraksaan


Pada Tahun 1979 Pemerintah Daerah Tk. II Kabupaten
Probolinggo memiliki sarana kesehatan umum yang melayani
perawatan rawat inap. Sarana kesehatan tersebut adalah RSU
Kraksaan yang berlokasi dijalan Alun-Alun no.1 Kraksaan.
Sehubungan dengan areal tanah yang sempit dan bangunan yang
tidak memadai, sehingga RSU Kraksaan sulit dikembangkan untuk
menjadi suatu rumah sakit yang layak dalam memberikan
pelayanan yang memadai kepada masyarakat. Atas pertimbangan
tersebut Pemerintah Daerah Kabupaten Probolinggo bertekad
membangun Rumah Sakit baru yang lebih memadai dengan nama
RSUD Waluyo Jati Kraksaan.
RSUD Waluyo Jati Kraksaan diresmikan oleh Gubernur kepala
Daerah Tingkat I Jawa Timur pada tanggal 06 Januari 1982. RSUD
Waluyo Jati Kraksaan berlokasi di Jl. Dr. Soetomo No.1 Kraksaan

7
Kabupaten Probolinggo di Desa Kandang Jati Kulon Kecamatan
Kraksaan dengan luas areal tanah 35.000 m2. Dari tahun ke tahun
RSUD Waluyo Jati Kraksaan mengembangkan
Pada tahun 2002 RSUD Waluyo Jati Kraksaan telah berstatus
swadana dengan berbentuk Badan Pelayanan Kesehatan
Masyarakat (BPKM) berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten
Probolinggo Nomor: 10 Tahun 2002. RSUD Waluyo Jati Kraksaan
Kabupaten Probolinggo telah menjadi Rumah Sakit kelas C Non
Pendidikan berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia No.105/MENKES/SK/II/1988 dan Instruksi
Gubernur No. 26 tahun 1983.
Pada tahun 2002 RSUD Waluyo Jati Kraksaan telah
terakreditasi 5 program pelayanan berdasarkan Surat Keputusan
Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. YM.00.03.2.2.562.
Pada tahun 2017, RSUD Waluyo Jati terakreditasi paripurna
berdasarkan sertifikat akreditasi Rumah Sakit Nomor : KARS-
SERT/264/i/2012. Saat ini RSUD Waluyo Jati Kraksaan
mempersiapkan survei penilaian akreditasi SNARS 1.1 2020 yang
ditunda karena pandemi dan akan dilaksanakan pada tahun 2021.
RSUD Waluyo Jati Kraksaan juga mendapatkan sertifikat ISO
9001:2008 dari Worldwide Quality Assurance (WQA). Mulai tanggal
31 Desember 2010 melalui penetapan dengan SK Bupati Nomor:
445/1001/426.12/2010 RSUD Waluyo Jati Kraksaan sudah
berstaus BLUD penuh. RSUD Waluyo Jati Kraksaan juga telah
mendapatkan sertifikat ISO 9001 : 2008 dari Worldwide Quality
Assurance (WQA) dan telah sukes dengan Renewal ISO
9001:2008 yang diadakan pada Desember 2015 dan Desember
2016.

8
Pada tahun 2011 RSUD Waluyo Jati Kraksaan telah
mendapatkan ijin operasional dan berhasil melakukan
perpanjangan ijin operasional dengan diterbitkannya Keputusan
Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu
Pintu Kabupaten Probolinggo Nomor: 445/001/IORS/426.116/2017
tentang Perpanjangan Surat Ijin Operasional Rumah Sakit Type C
kepada Rumah Sakit Umum Daerah Waluyo Jati Kraksaan Jalan
Dr. Soetomo No.1 Kecamatan Kraksaan Kabupaten Probolinggo.
2) Identitas Rumah Sakit
Nama Rumah Sakit : RSUD Waluyo Jati Kraksaan
Jenis Rumah Sakit : Rumah Sakit Umum
Kelas Rumah Sakit :C
Alamat : Jl. Dr. Soetomo No. 1 Kecamatan
Kraksaan Kabupaten Probolinggo
Penyelenggara : Pemerintah Kabupaten
Kabupaten/Kota : Probolinggo
Kode Pos 67282
Telepon : 0335-841160
Fax : 0335-841160
Email : rsudwaluyojati@probolinggokab.go.id
Website : rsudwaluyojati.probolinggokab.go.id
Luas Tanah : 35000 m2
Luas Bangunan : 10415 m2
No. Surat Ijin : 445/001/10RS/426.116/2017
Status Akreditasi : Tingkat Paripurna

3) Struktur Organisasi
Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Probolinggo Nomor
04 Tahun 2013 tentang Organisasi Tata Kerja Rumah Sakit Umum
Daerah Waluyo Jati Kraksaan Kabupaten Probolinggo, berikut
Struktur Organisas RSUD Waluyo Jati Kraksaan.

9
10

Plt. DIREKTUR
dr. Moch. Asjroel Sjakrie
SEKRETARIS
Bagan 1.1 Strukur Organisasi RSUD Waluyo Jati Kraksaan

KELOMPOK FUNGSIONAL dr. Moch. Asjroel Sjakrie


KOMED KOMPER Sub Bagian Umum dan Sub Bagian Sub Bagian Perencana
Perlengkapan Kepegawaian dan Pengembangan
SPI PANITIA
MUTU Agus Budi R., S.Sos, MM E. Lila Anggraini, SKM,M
Bidang Keuangan Bidang Pelayanan Bidang Penunjang
Aries Purwanto, SE., M.Si dr. Sri Wahjuni Dyah Awi, S.KM., M.Si
Martiningsih, M.Kes
Anggaran dan Pengelolaan Pelayanan Medik Penunjang Medik

Sumber: RSUD Waluyo Jati Kraksaan 2020


Yuli Suciati Zaini Putri, SE dr. Adi Nugroho W.D.,M.MKes Sugianto, S.Kep., Ners
Akuntansi Pelayanan Keperawatan Penunjang Non Medik
Rofi’i, S.E Khusnul Nur Khotimah, Ari Dianti, S.Gz, MMRS
S.Kep.,Ners.
INSTALASI
M

n
4) Visi, Misi dan Motto
1. Visi
Terwujudnya Pelayanan Kesehatan di RSUD Waluyo Jati
Kraksaan Yang Profesional, Bermutu, Adil, Modern, Ramah
Lingkungan dan Diminati.
2. Misi
1. Memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu didukung
sumber daya yang optimal dan profesional, pengembangan
produk layanan serta menjalin jejaring layanan.
2. Menyelenggarakan manajemen rumah sakit yang baik,
pendidikan, pelatihan dan penelitian untuk menunjang mutu
pelayanan.
3. Motto
Motto RSUD Waluyo Jati Kraksaan adalah “Kerja Keras –
Kerja Cerdas – Kerja Ikhlas – Kerja Tuntas”. Selalu berusaha
keras (kerja keras) dalam melaksanakan tugas, dengan
menggunakan kecerdasan pikiran (kerja cerdas) dan
profesionalisme untuk mencapai hasil yang optimal (kerja
ikhlas) dalam bertindak dengan kesadaran bahwa pelaksanan
sebagai bagian dari ibadah, serta berusaha menyelesaikan
pekerjaan dengan tuntas tidak setengah-setengah secara
terpadu dari awal sampai akhir dapat memperoleh hasil yang
maksimal (kerja tuntas).

5) Tugas Pokok dan Fungsi


Rumah Sakit Umum Daerah mempunyai tugas melaksanakan
upaya kesehatan secara berdayaguna dan berhasil guna dengan
mengutamakan upaya penyembuhan (kuratif) dan pemulihan
(rehabilitatif) yang dilaksanakan secara serasi dan terpadu dengan
upaya promotif, pencegahan dan pelayanan rujukan kesehatan
serta penyelenggaraan pendidikan, pelatihan tenaga kesehatan,
penelitian dan pengembangan di bidang kesehatan. Untuk

11
melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud RSUD Waluyo Jati
Kraksaan mempunyai fungsi :
1. Penyelenggaraan pelayanan medik;
2. Penyelenggaraan penunjang medis dan non medis;
3. Penyelenggaraan pelayanan dan asuhan keperawatan dan
kebidanan;
4. Penyelenggaraan pelayanan rujukan;
5. Penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan;
6. Penyelenggaraan penelitian dan pengembangan kesehatan;
7. Penyelenggaraan kegiatan ketatausahaan;

6) Strategi dan Kebijakan RSUD Waluyo Jati Kraksaan


Untuk menuju visi, misi dan tujuan rumah sakit maka strategi
yang dijalankan oleh rumah sakit adalah :
1. Mengimplementasikan budaya akreditasi di seluruh aspek
pelayanan rumah sakit khususnya
2. Mengimplementasikan program Peningkatan Mutu dan
Keselamatan Pasien (PMKP) diseluruh instalasi/unit pelayanan
3. Melaksanakan manajemen klinik (good clinical governance)
4. Menerapkan kendali mutu, dan kendali biaya di rumah sakit
Untuk menuju visi, misi dan tujuan rumah sakit maka kebijakan
yang dijalankan oleh rumah sakit adalah :
1. Melaksanakan pelayanan prima sesuai standar yang ditetapkan
2. Menyelenggarakan manajemen rumah sakit yang baik

7) Jenis Pelayanan RSUD Waluyo Jati Kraksaan


1. Pelayanan Medik
Pelayanan medik merupakan pelayanan yang membutuhkan
upaya medis yang diberikan langsung dari tenaga kesehatan
kepada pasien. Adapun unit pelayanan yang termasuk
pelayanan medik sebagai berikut:

12
1. Instalasi Gawat Darurat
Layanan Gawat Darurat melayani pelayanan kesehatan
yang bersifat gawat darurat. IGD RSUD Waluyo Jati
Kraksaan dapat dihubungi melalui nomer telepon 0335
841118. IGD menempati bangunan baru yang diresmikan
tahun 2013 serta memiliki 15 Tempat Tidur. IGD RSUD
Waluyo Jati Kraksaan telah terintegrasi dengan Layanan
PONEK yaitu Pelayanan Obstetrik Neonatal Emergency
Komprehensif. IGD RSUD Waluyo Jati Kraksaan
memberikan pelayanan secara tanggap, ramah dan
professional.
2. Instalasi Rawat Inap
Instalasi rawat inap di RSUD Waluyo Jati Kraksaan
dengan jumlah tempat tidur 250 (TT) terdiri dari kelas
perawatan : kelas 1, kelas 2, kelas 3, VIP dan VVIP
3. Instalasi Rawat Jalan
Instalasi rawat jalan di RSUD Waluyo Jati Kraksaan
terdiri dari:
a. Klinik Umum
b. Klinik Penyakit Dalam
c. Klinik Anak dan Tumbuh Kembang
d. Klinik Bedah
e. Klinik Saraf
f. Klinik Mata
g. Klinik THT
h. Klinik Gigi dan Mulut
i. Klinik Kebidanan dan Kandungan
j. Klinik VCT
k. Rehabilitasi Medik
l. Klinik Paru
m.TB-DOTS
n. Klinik Orthopedi
o. Klinik Jantung

13
p. Klinik Gizi
q. Klinik Kulit dan Kelamin
r. Klinik Covid-19
4. Instalasi Kamar Operasi
Instalasi kamar operasi meliputi unit pelayanan operasi
sentral, emergency, covid-19 dan Recovery Room (RR).
5. Instalasi Intensive
Instalasi Intensive di RSUD Waluyo Jati Kraksaan terdiri
dari:
a. ICU (intensive Care Unit)
b. PICU (Perinatologi intensive Care Unit)
c. NICU (Neonatal intensive Care Unit)
6. Neonatologi
Neonatologi merupakan sebuah unit pelayanan khusus
bagi bayi baru lahir yang mempunyai masalah / sakit sampai
usia 0-28 hari. Sedangkan untuk bayi baru lahir yang sehat
dirawat bersama ibunya di ruang rawat gabung.
2. Pelayanan Penunjang Medis
1. Pelayanan Penunjang Medis meliputi :
a. Laboratorium (Laboratorium Patologi Klinik dan
Patologi Anatomik)
b. Farmasi
c. Radiologi
d. Gizi
e. Pemulasaran Jenazah
2. Pelayanan Penunjang non medis meliputi :
a. Rekam Medis
b. Pemeliharaan Sarana dan Pengelolaan Limbah
c. CSSD dan Laundry
3. Ambulans
4. Pelayan Lainnya
1) Pelayanan Pendidikan dan Pelatihan
Menyediakan pelayanan administrativ untuk pelatihan

14
bagi karyawan yang diselenggarakan pihak eksternal,
pelayanan bagi siswa / mahasiswa untuk melakukan
praktik kerja lapangan dan menyediakan pelatihan tentang
kesehatan bagi pegawai dengan konsep in house training.
2) Promosi Kesehatan Rumah Sakit (PKRS)
Sebagai layanan yang wajib ada di suatu rumah sakit,
Tim Promosi Kesehatan Rumah Sakit (PKRS) RSUD
Waluyo Jati Kraksaan menyediakan pelayanan sebagai
berikut :
a. Penyuluhan Komunitas/Pengunjung RS
b. Penyuluhan di Ruangan Perawatan (Berkelompok)
c. Penyuluhan berjalan menggunakan Maskot RS
d. Penyuluhan melalui Koran
e. Penyuluhan melalui Poster
f. Penyuluhan melalui TV
g. Penyuluhan melalui Radio
h. Menyediakan leaflet kesehatan
i. Menyediakan Buletin Kesehatan RS “Sehat Sehati”
j. Menyediakan informasi melalui website
k. Menyediakan informasi melalui Banner
l. Menyediakan Souvenir RS
m. Memfasilitasi kegiatan daerah dan hari besar
nasional dalam rangka promosi kesehatan rumah
sakit
3) Pelayanan Publik
Sebagai organisasi yang memberikan pelayanan
kepada masyarakat atau publik, RSUD Waluyo Jati
Kraksaan memiliki Unit Pelayanan Publik dengan
pelayanan sebagai berikut:
a. Pengaduan secara langsung
b. Pengaduan melalui SMS (082 334 291 000)
c. Pengaduan melalui Telepon (082 334 291 000)
d. Pengaduan melalui Website RSUD waluyo Jati

15
Kraksaan: https://rsudwaluyojati.probolinggokab.go.id
e. Pengaduan melalui Kotak Saran (tersedia di seluruh
unit)

4) Pelayanan Pengurusan Akte Kelahiran


Bagi pasien yang bersalin di RSUD Waluyo Jati
Kraksaan dapat mengurus akta kelahiran buah hati
melalui bagian Umum dan Perlengkapan RSUD Waluyo
Jati Kraksaan secara gratis dengan cara mengajukan
dokumen-dokumen persyaratan yang diperlukan.
5) Pelayanan Penelitian dan Pengembangan
Penelitian ditujukan bagi pihak internal maupun
eksternal. Internal artinya penelitian dilakukan oleh
unit/karyawan di dalam RSUD Waluyo Jati Kraksaan yang
bertujuan mengkaji masalah dan inovasi agar dapat
melakukan pengembangan rumah sakit. Sedangkan untuk
eksternal yaitu bagi siswa/mahasiswa/instansi di luar
RSUD Waluyo Jati Kraksaan dapat melakukan penelitian
di lingkungan RSUD Waluyo Jati Kraksaan dengan
mengajukan proposal penelitian dan surat permohonan ijin
penelitian.
6) Pelayanan SMS Gateway dan Kartu Barcode Pasien
SMS Gateway berfungsi untuk mengingatkan pasien
kapan waktu berobat berikutnya. Sebagai contoh pasien
A telah dirawat mulai tanggal 5 Februari sampai dengan
tanggal 10 Februari, dijadwalkan tanggal 15 Februari
pasien A harus melakukan kontrol ke salah satu poliklinik.
Hanya dengan mengetahui nomer HP pasien tersebut,
pada H-1 kontrol pasien akan menerima sms sebagai
pengingat untuk melakukan pengobatan lanjutan.
8) Sumber Daya Manusia (SDM)
Jumlah pegawai seluruh RSUD Waluyo Jati Kraksaan pada
tahun 2020 yaitu 623 orang. Status kepegawaian di RSUD Waluyo

16
Jati Kraksaan dibedakan menjadi 4 yaitu Pegawai Negeri Sipil
(PNS) dengan jumlah 283 orang, Non PNS (Honorer Daerah)
dengan jumlah 207 orang, tenaga BLUD dengan jumlah 131 orang
serta 2 orang sebagai tenaga MOU. Adapun penjelasannya
sebagai berikut:

Grafik 1.1 Status Kepegawaian Tahun 2020

MOU
0,32%

BLUD
21,03%
PNS
45,43%

HONDA
33,23%

Sumber : Sub. Bagian Kepegawaian RSUD Waluyo Jati Kraksaan


Tahun 2020

17
2.2 RUANG PICU (Pediatric Intensive Care Unit)

Gambar 1.2 Ruang PICU ( Pediatric Intensive Care Unit )


Ruang PICU (Pediatric Intensive Care Unit) adalah
ruang perawatan intensif di rumah sakit, bagi anak dengan
gangguan kesehatan serius atau yang berada dalam kondisi kritis.
Anak-anak yang dirawat di PICU mulai dari bayi berusia 28 hari
sampai anak remaja berusia 18 tahun dengan Kapasitas 4 tempat
tidur.
Anak yang dirawat di ruang PICU akan mendapatkan
pengawasan penuh dari dokter umum, dokter spesialis, dan
perawat. Selain itu, berbagai peralatan kesehatan juga disediakan
di ruang ini untuk merawat kondisi anak yang kritis. Lamanya
perawatan anak di ruang PICU bervariasi, tergantung pada
perkembangan kondisi kesehatan.

2.3 URAIAN TUGAS


2.3.1. Organisasi
Menurut Undang Undang Nomor 44 Tahun 2009
tentang Rumah Sakit, yang disebut Rumah Sakit adalah
institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan
pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang
menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat

18
darurat. Rumah Sakit mempunyai tugas memberikan
pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna, dan
menjalankan fungsi :
a. Penyelenggaraan pelayanan pengobatan dan pemulihan
kesehatan dengan standar rumah sakit.

b. Pemeliharaan dan peningkatan kesehatan perorangan


melalui pelayanan kesehatan paripurna tingkat kedua
dan sesuai kebutuhan medis,
c. Penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan sumber daya
manusia dalam rangka peningkatan kemampuan dalam
memberikan pelayanan kesehatan, dan
d.Penyelenggaraan penelitian dan pengembangan
teknologi bidang kesehatan dalam rangka peningkatan
pelayanan kesehatan dengan memperhatikan etika ilmu
pengetahuan.
2.3.2. Pegawai
Tugas dan fungsi perawat menurut PermenpanRB
no. 25 Tahun 2014 tentang jabatan fungsional dan angka
kreditnya, Tugas Pokok perawat adalah Memberikan
pelayanan keperawatan secara individu, kelompok, dan
masyarakat dalam upaya promotif, preventif, kuratif dan
rehabilitative serta pembinaan peran serta masyarakat
dalam rangka kemandirian bidang kesehatan, fungsi
perawat adalah :
1. Melakukan pengkajian keparawatan dasar pada individu
2. Mengajarkan perilaku hidup bersih dan sehat pada
individu dalam upaya melakukan upaya promotif
3. Membuat media untuk peningkatan perilaku hidup bersih
dan sehat pada individu dalam rangka upaya promotif
4. Memfasilitasi penggunaan alat-alat pengamanan atau
pelindung fisik pada pasien untuk mencegah risiko

19
cedera pada individu dalam rangka upaya preventif
5. Memantau perkembangan pasien sesuai dengan
kondisinya
6. Melakukan pemeriksaan fisik
7. Memfasilitasi penggunaan pelindung diri pada kelompok
dalam rangka Melakukan upaya preventif
8. Memberikan oksigenasi sederhana
9. Memberikan bantuan hidup dasar
10. Melakukan pengukuran antropometri
11. Melakukan fasilitasi pasien dalam memenuhi kebutuhan
eliminasi
12. Memantau keseimbangan cairan dan elektrolit pasien
13. Melakukan mobilisasi posisi pasien
14. Mempertahankan posisi anatomis pasien
15. Melakukan fiksasi fisik
16. Memfasilitasi lingkungan yang mendukung/ Istirahat
17. Memfasilitasi kebiasaan tidur pasien
18. Memfasilitasi penggunaan pakaian yang mendukung
kenyamanan pada pasien
19. Melakukan pemeliharaan diri pasien
20. Memandikan pasien
21. Membersihkan mulut pasien
22. Melakukan kegiatan kompres hangat/dingin
23. Mempertahankan suhu tubuh saat tindakan (memasang
warming blanket)
24. Melakukan komunikasi terapeutik dalam pemberian
asuhan keperawatan
25. Melakukan pendampingan pada pasien menjelang ajal
(dying care)
26. Memberikan perawatan pada pasien menjelang ajal
sampai meninggal
27. Memberikan dukungan dalam proses kehilangan,

20
berduka dan kematian
28. Memfasilitasi suasana lingkungan yang tenang dan
aman
29. Melakukan dokumentasi pelaksanaan tindakan
keperawatan
30. Menyusun rencana kegiatan individu
31. Melaksankan kegiatan bantuan/partisipasi kesehatan
32. Melaksankan tugas lapangan di bidang kesehatan
33. Melaksankan penanggulangan penyakit/ wabah tertentu
34. Melakukan supervisi lapangan

21
BAB III
RANCANGAN AKTUALISASI

3.1. Identifikasi, Penetapan Isu dan Gagasan Pemecah Isu

3.1.1 Identifikasi Isu

Rumah Sakit Menurut Undang Undang Nomor 44 Tahun 2009


adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan
pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan
pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. Rumah Sakit
mempunyai tugas memberikan pelayanan kesehatan perorangan secara
paripurna, dan menjalankan fungsi diantaranya
1. Penyelenggaraan pelayanan pengobatan dan pemulihan kesehatan
dengan standar rumah sakit,
2. Pemeliharaan dan peningkatan kesehatan perorangan melalui
pelayanan kesehatan paripurna tingkat kedua dan sesuai kebutuhan
medis,
3. Penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia
dalam rangka peningkatan kemampuan dalam memberikan
pelayanankesehatan, dan
4. Penyelenggaraan penelitian dan pengembangan teknologi bidang
kesehatan dalam rangka peningkatan pelayanan kesehatan dengan
memperhatikan etika ilmu pengetahuan.
Unit rawat intensif merupakan area khusus pada sebuah rumah sakit
dimana pasien yang mengalami sakit kritis atau cidera memperoleh
pelayanan medis, dan keperawatan secara khusus (Pande, Kolekar, dan
Vidyapeeth, 2013). Berdasarkan keputusan Menteri Kesehatan Nomor: 1778/
Menkes/ SK/XII/ 2010 mendefinisikan Intensive Care Unit adalah suatu
bagian dari rumah sakit yang mandiri dengan staf yang khusus dan
perlengkapan yang khusus pula yang ditujukan untuk obervasi, perawatan,
dan terapi pasien-pasien yang menderita penyakit, cidera atau penyulit-
penyulit yang mengancam nyawa atau potensial mengancam nyawa.

22
Unit perawatan ini melibatkan berbagai tenaga professional yang terdiri
dari multidisiplin ilmu yang bekerja sama dalam tim. Untuk mempermudah
pelaksanaan dan prosedur perawatan maka ruang intensif di RSUD Waluyo
Jati dibagi menjadi ICU(Intensif Care Unit), PICU(Perinatologi Intensif Care
Unit) dan NICU (Neonatal Intensif Care Unit)
Ruang PICU (Pediatric Intensive Care Unit) adalah ruang perawatan
intensif di rumah sakit, bagi anak dengan gangguan kesehatan serius atau
yang berada dalam kondisi kritis. Anak-anak yang dirawat di PICU mulai dari
bayi berusia 28 hari sampai anak remaja berusia 18 tahun.
Anak yang dirawat di ruang PICU akan mendapatkan pengawasan
penuh dari dokter umum, dokter spesialis, dan perawat. Selain itu, berbagai
peralatan kesehatan juga disediakan di ruang ini untuk merawat kondisi anak
yang kritis. Lamanya perawatan anak di ruang PICU bervariasi, tergantung
pada perkembangan kondisi kesehatan.
Kondisi Anak yang perlu dirawat di ruang PICU bila kebutuhan medisnya
tidak dapat terpenuhi di ruang perawatan biasa. Kondisi yang dapat menjadi
alasan anak membutuhkan perawatan di ruang PICU antara lain:
 Gangguan pernapasan serius, seperti asma berat, tersedak benda asing,
pneumonia, dan sindrom gagal napas akut (ARDS).
 Infeksi serius, seperti meningitis bakteri dan sepsis.
 Syok dan cedera berat, misalnya akibat kecelakaan lalu lintas, jatuh dari
ketinggian, dehidrasi, perdarahan berat, luka bakar, atau tersengat listrik.
 Gangguan pada otak, seperti tumor, koma, epilepsi, dan status
epileptikus.
 Gangguan metabolik berat, seperti gangguan elektrolit, gangguan
keseimbangan asam basa darah (alkaliosis dan asidosis), serta
ketoasidosis diabetik.
 Gangguan darah, seperti anemia berat dan kanker darah (leukemia).
 Keracunan obat-obatan atau zat kimia lain, misalnya minyak tanah.
 Kerusakan organ berat, seperti gagal ginjal dan gagal hati, atau kelainan
jantung yang parah
 Cacat bawaan lahir.

23
Anak-anak yang baru saja menjalani operasi besar, seperti bedah
jantung, saraf, ortopedi (tulang), juga THT, atau transplantasi organ dan
amputasi juga memerlukan waktu pemulihan sementara di ruang PICU.
Sebelum dipindahkan ke ruang perawatan umum.
Layaknya ruangan perawatan intensif (ICU) di rumah sakit, ruangan
PICU juga dijaga 24 jam oleh tim medis yang bekerja secara bergantian
dalam sistem kerja shift, untuk memonitor dan merawat pasien. Ruang PICU
umumnya dijaga agar tenang, di mana tidak banyak orang diperbolehkan
untuk membesuk, dan jumlah pasiennya lebih sedikit dari ruang perawatan
umum. Tujuannya adalah agar pasien terhindar dari infeksi.
Perangkat medis yang terdapat di dalam ruang PICU antara lain adalah:
1. Infus pump
Hampir pada semua anak yang dirawat di ruang PICU terpasang selang
infus, untuk memasukkan cairan, darah, dan obat melalui pembuluh darah.
Infus ini biasanya terpasang di lengan atau tangan, namun kadang juga bisa
terpasang di kaki, tungkai, atau kulit kepala anak. Pemakaian infus juga
menggunakan alat yaitu infus pump untuk mengatur cairan yang masuk.
2. Kateter vena sentral (central venous catheter)
Untuk memonitor kondisi anak yang kritis, dokter mungkin akan
memasang selang khusus pada leher anak. Selang ini akan ditempatkan di
pembuluh darah balik jantung (vena cava) melalui leher, untuk memantau
tekanan dalam pembuluh darah, kestabilan aliran darah dan kadar oksigen.
3. Obat-obatan khusus
Obat-obat tertentu hanya dapat diberikan kepada pasien dengan
pengawasan khusus, termasuk pasien anak-anak di ruang PICU. Contoh
obat-obatan ini adalah dobutamin, dopamin, epinephrine, dan morfin atau
fentanyl. Kegunaannya beragam, mulai dari membantu fungsi jantung,
menjaga tekanan darah, hingga meredakan rasa sakit.
4. Monitor tanda-tanda vital
Pada ruang PICU, terdapat berbagai alat yang dipasangkan ke tubuh
anak dan terhubung dengan layar monitor untuk mengawasi tanda-tanda
vital anak. Beberapa di antaranya adalah alat perekam detak jantung

24
(elektrokardiogram), tekanan darah, laju pernapasan, suhu tubuh, dan kadar
oksigen (oksimeter).
5. Alat bantu napas
Pada anak yang dapat bernapas sendiri, biasanya akan terpasang
selang atau masker oksigen di hidung atau wajah, yang terhubung ke tabung
oksigen. Sedangkan bagi anak yang mengalami gangguan pernapasan berat
atau koma dan tidak dapat bernapas sendiri, dokter akan memasangkan
ventilator ke saluran pernapasannya. Sebelumnya, dokter akan terlebih
dahulu melakukan tindakan intubasi untuk memasang pipa atau tabung
(ETT) pada tenggorokan anak melalui mulut. Kemudian pipa tersebut akan
disambungkan ke mesin ventilator untuk membantu pernapasan.
6. Alat kejut jantung
Anak yang dirawat di PICU berisiko tinggi mengalami henti jantung
karena kondisinya yang kritis. Oleh karena itu, alat kejut jantung khusus anak
harus tersedia di ruang PICU. Alat kejut jantung ini akan digunakan ketika
irama detak jantung anak mulai tidak beraturan, atau tidak terdeteksi.
Selama di ruang PICU, dokter akan secara berkala melakukan
pemeriksaan fisik pada pasien anak yang kritis. Jika diperlukan, dokter juga
akan melakukan pemeriksaan darah, urine, cairan otak dan saraf tulang
belakang, Rontgen, atau USG.
Keberadaan ruang PICU di rumah sakit sangat penting untuk membantu
penanganan anak dengan kondisi yang kritis. Dokter anak akan
menyarankan perawatan di ruang PICU apabila kondisi anak perlu dipantau
secara ketat dan diperlukan penanganan semaksimal mungkin.
Keperawatan kritis termasuk salah satu spesialisasi di bidang
keperawatan yang secara khusus menangani respon manusia terhadap
masalah yang mengancam hidup. Seorang perawat kritis bertanggung
jawab untuk menjamin pasien yang kritis di Pediatric Intensive Care Unit
(PICU).Untuk dapat memberikan pelayanan prima maka PICU harus dikelola
dengan baik. Perawat yang bekerja di dalam Pediatric Intensive Care Unit
harus memiliki kemampuan komunikasi dan kerjasama tim. Proses
keperawatan kritis mengatasi klien yang sedang dalam kondisi gawat

25
tersebut.
Oleh karena itu, diperlukan peran seorang perawat yang dapat bertindak
cepat dan tepat serta melaksanakan standar proses keperawatan kritis.
RSUD Waluyo Jati Kraksaan mempunyai ruang PICU yang berkapasitas 3
bed dan 1 bed Ruang Isolasi dengan 2 ventilator. Berbekal pengalaman
melaksanakan tugas sebagai perawat di ruang PICU Waluyo Jati Kraksaan
Kabupaten Probolinggo yang belum begitu lama, kurang lebih selama 1
bulan terhitung mulai tanggal 1 April 2021, penyusun menemukan beberapa
isu yang berkembang pada unit kerja terutama kegiatan pelayanan
keperawatan, yaitu
1. Belum optimalnya kemampuan perawat dalam pengoperasian
ventilator
Ruang PICU merupakan Ruangan Intensiv untuk anak yang di buka
pada pebruari 2021 di RSUD Waluyojati, Ruangan PICU adalah ruang
perawatan intensif di rumah sakit, bagi anak dengan gangguan kesehatan
serius atau yang berada dalam kondisi kritis. Anak-anak yang dirawat di
PICU mulai dari bayi berusia 28 hari sampai anak remaja berusia 18
tahun.
Penggunaan Ventilator di ruangan ini sering dilakukan, dari data
yang telah diambil oleh penulis dari pebruari sampai dengan Mei 2021
terdapat 8 pasien yang menggunakan ventilator oleh karena itu
pengoptimalan kemampuan perawat dalam pengoprasian ventilator
sangatlah penting, Pengetahuan Perawat PICU tentang pengoperasian
ventilator perlu ditingkatkan, dari 12 perawat PICU ada 6 yang telah
mengikuti pelatihan PICU, yang dilaksanakan tahun 2016 dan 1 perawat
mendapatkan pelatihan pada tahun 2019, adanya 3 perawat baru karena
Kebijakan Rollingan pegawai, juga sangat memerlukan pengoptimalan
kemampuan dalam pengoprasian ventilator. karena ini dapat berdampak
dalam kesembuhan dan keselamatan Pasien.

26
2. Pengelolaan keamanan obat injeksi yang belum sesuai SPO
Keselamatan pasien identik dengan mutu dan kualitas
pelayanan rumah sakit. Pada pasien di ruang PICU yang kategori umur
mulai 28 hari, program terapi pengobatan disesuaikan dengan berat
badan sehingga terapi pengobatan yang diberikan rata-rata dengan dosis
rendah. Sejauh pengamatan yang penulis lakukan di Ruang PICU dalam
pengelolaan obat injeksi larutan maupun rekonstitusi yang tersisa dan
disimpan dalam kulkas selama ini hanya dituliskan jumlah pelarutnya saja
dan belum dilakukan pemberian label yang meliputi nama, tanggal lahir,
nomor RM, tanggal obat, dan efektifitas obat selama penyimpanan
3. Belum Optimalnya Kepatuhan Perawat dalam pemasangan papan
keterangan pasien puasa pada pasien puasa
Pada pasien yang dipuasakan dan akan menjalani tindakan maupun
pemeriksaan penunjang seperti USG, perawat selalu mengingatkan pada
pasien dan keluarga agar pasien puasa sesuai dengan ketentuan dan
instruksi dokter. Namun terkadang pasien dan keluarga tersebut lupa jika
sedang dipuasakan sehingga tindakan medis maupun penunjang tersebut
batal dilakukan. Untuk mengantisipasi agar kejadian tersebut tidak
terulang kembali, perlu adanya media edukasi yang berupa pemberian
papan keterangan puasa pada pasien yang dipuasakan.
4. Kurangnya kesadaran tenaga Kesehatan dalam melakukan cuci
tangan 5 moment.
Mencuci tangan dilakukan sebelum dan sesudah melakukan
tindakan keperawatan walaupun memakai sarung tangan dan alat
pelindung diri lain. Tindakan ini untuk mengurangi mikroorganisme yang
ada di tangan sehingga penyebaran infeksi dapat dikurangi (Nursalam dan
Ninuk, 2007). Mencuci tangan adalah proses yang secara mekanik
melepaskan kotoran dan debris dari kulit tangan dengan menggunakan
sabun biasa dan air (Depkes RI, 2009).
WHO telah mengembangkan Moments untuk Kebersihan Tangan
yaitu Five Moments for Hand Hygiene, yang telah diidentifikasi sebagai
waktu kritis ketika kebersihan tangan harus dilakukan yaitu sebelum

27
kontak dengan pasien, sebelum tindakan aseptik, setelah terpapar cairan
tubuh pasien, setelah kontak dengan pasien, dan setelah kontak dengan
lingkungan pasien (WHO, 2009).
Dua dari lima momen untuk kebersihan tangan terjadi sebelum
kontak. Indikasi "sebelum" momen ditujukan untuk mencegah risiko
penularan mikroba untuk pasien. Tiga lainya terjadi setelah kontak, hal ini
ditujukan untuk mencegah risiko transmisi mikroba ke petugas kesehatan
perawatan dan lingkungan pasien. Definisi kepatuhan adalah tingkat
seseorang melaksanakan suatu cara atau berprilaku seseorang dengan
apa yang disarankan atau dibebankan kepadanya.
Berdasarkan data kepatuhan cuci tangan 6 langkah dalam 5 moment
yang dilakukan perawat,dokter dan tenaga medis lain yang didapatkan
ditahun 2020 ruang PICU Kurangnya kepatuhan cuci tangan tenaga
kesehatan di ruang PICU, data dari ruang PICU tahun 2020 85 %
melakukan cuci tangan, sedangkan triwulan pada bulan januari-maret
2021 tenaga kesehatan lain mengalami menurunan yaitu 65%. Dengan
adanya data penunjang tersebut dapat disimpulkan kurangnya kepatuhan
tenaga lain untuk melakukan cuci tangan 6 langkah menurun. Dengan
status ruang PICU yang memiliki pasien dengan angka tertinggi penyebab
kematian sebesar 51% diagnosa sepsis (dari data prevalensi kematian
bayi selama tahun 2020). Dapat dilakukan telaah dan perbaikan dalam
sistem pelayanan serta pencegahan dalam peningkatan infeksi di ruang
PICU.
5. Tidak optimalnya IPCLN dalam mengisi data PPI di aplikasi SIMRS di
Ruang PICU
IPCLN adalah perawat pelaksana harian atau penghubung dengan
IPCN (Infection Prevention and Control Nurse) dari tiap unit rawat
inap/unit pelayanan di rumah sakit ((Depkes dan Perdalin, 2008) untuk
mempermudah penghitungan serta penginputan data, RSUD Waluyo Jati
Kraksaan telah memiliki aplikasi PPI di SIMRS untuk mempermudah
dalam mendapatkan perhitungan dan pelaporan di masing-masing
ruangan. Kurangnya kepatuhan tenaga kesehatan dapat menyebabkan

28
tidak terinputnya data PPI serta tidak adanya data yang terkumpul.
Sehinggan hal ini dapat menjadi kendala dalam pelaporan angka kejadian
infeksi di RSUD Waluyo Jati Kraksaan.
Pencegahan dan pengendalian infeksi (PPI) adalah suatu upaya
yang ditunjukkan untuk mencegah tranmisi penyakit menular disemua
tempat pelayanan kesehatan ( Minnesota Departement of Health, 2014).
Hal ini merupakan persoalan serius yang dapat menjadi penyebab
langsung atau tidak langsung kematian pasien. Beberapa kejadian
infeksi rumah sakit mungkin tidak menyebabkan kematian pasien akan
tetapi ia menjadi penyebab penting pasien dirawat lebih lama di rumah
sakit. Ini berarti pasien akan membayar lebih mahal dan menyebabkan
pasien menjadi tidak produktif dalam hal ekonomi. Keterlibatan lintas
profesional, meliputi staf medis, perawat, petugas laboratorium, petugas
farmasi, petugas gizi, petugas pemeliharaan material, petugas sanitasi,
dan petugas house keeping, sangat diperlukan dalam melaksanakan
program PPI(Pengendali & Pencegahan Infeksi) dengan baik.
Pencegahan dan pengendalian infeksi di Rumah Sakit (PPIRS)
yang efektif menggambarkan mutu pelayanan Rumah Sakit yang baik.
Mengingat pentingnya program pencegahan dan pengendalian infeksi di
Rumah Sakit tersebut, maka pada Tahun 1976 Join Commision On
Acreditation Of Health Care Organization (JCAHO) memasukkan
kegiatan pengawasan, pelaporan, evaluasi perawatan, organisasi yang
berkaitan dengan pencegahan dan pengendalian HAIs menjadi syarat
untuk akreditasi Rumah Sakit yang merupakan ukuran kualitas dari
pelayanan kesehatan di Rumah Sakit atau fasilitas kesehatan lainnya
(WHO, 2004).
Health Care Assosiated Infection (HAIs) atau infeksi Rumah Sakit
merupakan masalah serius bagi semua sarana pelayanan kesehatan di
seluruh Dunia, termasuk di Indonesia. Haley (1985) menyebutkan bahwa
PPI yang efektif dapat mereduksi HAIs hingga 32%, dimana sebelumnya
HAIs merupakan 10 besar penyebab kematian. Program PPI di Rumah
Sakit telak dilakukan di beberapa Rumah Sakit di Indonesia sejak Tahun

29
1985.
Berdasarkan data aplikasi SIMRS diruang NICU, didapatkan bulan
Januari dan Februari 2021. Petugas IPCLN diruang NICU tidak
melakukan pelaporan SIMRS. Sedangkan bulan Maret dan April 2021,
petugas IPCLN diruang NICU sudah 100% melakukan pelaporan SIMRS
di aplikasi PPI tersebut. Kurangnya kepatuhan petugas dalam mengisi
aplikasi tersebut, menyebabkan kurang terpantaunya kepatuhan petugas
dalam melakukan 5 moment cuci tangan untuk mencegah terjadinya
infeksi di ruang NICU RSUD Waluyo Jati Kraksaan

30
Tabel 3.1
Identifikasi Isu
No
Identifikasi Isu Kondisi Sekarang Kondisi yang Diharapkan
.
1. Belum Kurangnya Meningkatkan Pengetahuan
optimalnya Pengetahuan Perawat PICU tentang
kemampuan Perawat khususnya pengoperasian ventilator
perawat dalam perawat baru
pengoperasian tentang
ventilator pengoperasian
ventilator
2. Pengelolaan Pengelolaan Terkelolanya keamanan obat
keamanan obat keamanan obat injeksi sesuai dengan standar
injeksi yang injeksi yang belum prosedur operasional yang ada
belum sesuai sesuai SPO : dengan memperhatikan
SPO Adanya obat yang keselamatan pasien yang
telah dioplos masih dilakukan bersama - sama
dalam vial dengan tim pemberi layanan
kesehatan lain seperti bagian
farmasi dengan tersedianya
labeling obat injeksi
3. Belum Belum optimalnya Terpasangnya papan
Optimalnya pemasangan papan keterangan puasa pada pasien
Kepatuhan keterangan puasa yang memerlukan persiapan
Perawat dalam pada pasien yang puasa
pemasangan memerlukan
papan persiapan puasa
keterangan
pasien puasa
pada pasien
yang
memerlukan
persiapan puasa
4. Kurangnya Kurangnya Meningkatnya kepatuhan
kesadaran kepatuhan cuci tenaga kesehatan dalam
tenaga tangan tenaga melakukan cuci tangan 5
kesehatan dalam
kesehatan di ruang moment
melakukan cuci
tangan 5 moment PICU, data dari
ruang PICU tahun
2020 85 %
melakukan cuci
tangan, sedangkan
triwulan pada
bulan januari-
maret 2021 tenaga

31
No
Identifikasi Isu Kondisi Sekarang Kondisi yang Diharapkan
.
kesehatan lain
mengalami
menurunan yaitu
65%
5. Kurangnya kepatuhan Meningkatnya kepatuhan
kepatuhan perawat dan tim perawat dan administrasi
IPCLN administrasi dalam
dalam dapat menginput data PPI
mengisi menyebabkan
data PPI di tidak
aplikasi terinputnya data
SIMRS PPI dari bulan
januari-maret
2021, serta
tidak adanya
data yang
terkumpul tahun
2020.

Dari beberapa isu yang ada, langkah selanjutnya adalah menyeleksi isu
tersebut menggunakan metode AKPL (Aktual, Kekhalayakan,Problematik
dan Kelayakan) dengan skala penskoran 1–5. Adapun penjelasan dari
masing-masing kriteria adalah sebagai berikut.
1. Aktual
Aktual artinya benar–benarterjadi dan sedang hangat dibicarakan dalam
masyarakat.
2. Kekhalayakan
Kekhalayakan artinya isu yang menyangkut hajat hidup orang banyak.
3. Problematik
Problematik artinya isu yang memiliki dimensi masalah yang
kompleks, sehingga perlu dicarikan segera solusinya.
4. Kelayakan
Kelayakan artinya isu yang masuk akal dan realistis serta relevan
untuk dimunculkan inisiatif pemecahan masalahnya.
Metode ini digunakan untuk mengetahui bahwa isu tersebut benar

32
terjadi dan telah menimbulkan kegelisahan sehingga perlu segera dicari
penyebab dan pemecahannya. Jika diperbaiki, dapat memberikan nilai
kekhalayakan yang baik untuk semua orang serta isu tersebut logis dan
dapat dibahas sesuai dengan tugas, hak, wewenang dan tanggung jawab.
Tabel 3.2
Seleksi Isu Menggunakan Metode AKPL
No. Permasalahan A K P L Jumlah Peringkat
1. Belum optimalnya kemampuan 5 5 5 5 20 I
perawat dalam pengoperasian
ventilator

2. Pengelolaan keamanan obat injeksi 5 5 4 4 18 II


yang belum sesuai SPO
3. Belum Optimalnya Kepatuhan 4 3 5 4 16 IV
Perawat dalam pemasangan
papan keterangan pasien puasa
pada pasien yang memerlukan
persiapan puasa
4. Kurangnya kesadaran tenaga 5 4 4 4 17 III
kesehatan dalam melakukan cuci
tangan 5 moment
5. Kurangnya kepatuhan IPCLN 3 4 4 4 15 V
dalam mengisi data PPI di
aplikasi
SIMRS .

Adapun kriteria penetapan indikator AKPL, yaitu:


Aktual:
1. Pernah benar-benar terjadi
2. Benar-benar sering terjadi
3. Benar-benar terjadi dan bukan menjadi pembicaraan
4. Benar-benar terjadi terkadang menjadi bahan pembicaran
5. Benar-benar terjadi dan sedang hangat dibicarakan
Kekhalayakan
1. Tidak menyangkut hajat hidup orang banyak
2. Sedikit menyangkut hajat hidup orang banyak
3. Cukup menyangkut hajat hidup orang banyak
4. Menyangkut hajat hidup orang banyak

33
5. Sangat menyangkut hajat hidup orang banyak
Problematik
1. Masalah sederhana
2. Masalah kurang kompleks
3. Masalah cukup kompleks namun tidak perlu segera dicarikan solusi
4. Masalah kompleks
5. Masalah sangat kompleks sehingga perlu dicarikan segera solusinya

Kelayakan
1. Masuk akal
2. Realistis
3. Cukup masuk akal dan realistis
4. Masuk akal dan realistis
5. Masuk akal, realistis, dan relevan untuk dimunculkan inisiatif pemecahan
masalahnya

Setelah penetapan isu dengan menggunakan teknik AKPL, kemudian


menarik 3 isu yang dipertimbangkan kembali untuk dijadikan isu prioritas.
Ketiga isu tersebutkembali diidentifikasi dengan menggunakan teknik U
(Urgency), S (Seriousness), dan G (Growth).
Adapun penjelasan dari masing-masing kriteria adalah sebagai berikut:
1. Urgency
Urgency artinya seberapa mendesak suatu isu harus dibahas, dianalisis
dan ditindaklanjuti.
2.Seriousness
Seriousness artinya seberapa serius suatu isu harus dibahas, dikaitkan
dengan akibat yang akan ditimbulkan.
3.Growth
Growth artinya seberapa besar kemungkinan memburuknya isu
tersebut jika tidak segera ditangani.

34
Tabel 3.3
Seleksi Isu Menggunakan Metode USG

No Isu U S G Jumlah Peringkat


.
1. Kurangnya 5 4 4 13 III
kesadaran tenaga
kesehatan dalam
melakukan cuci
tangan 5 moment
2. Pengelolaan 5 5 4 14 II
keamanan obat
injeksi yang belum
sesuai SPO
3. Belum optimalnya 5 5 5 15 I
kemampuan perawat
dalam
pengoperasian
ventilator

Adapun kriteria penetapan indikator USG, yaitu:


Urgency :
1 : Tidak penting
2 : Kurang penting
3 : Cukup penting
4. : Penting
5. : Sangat penting

Seriousness:
1 : Akibat yang ditimbulkan tidak serius
2 : Akibat yang ditimbulkan kurang serius
3 : Akibat yang ditimbulkan cukup serius
4. : Akibat yang ditimbulkan serius
5. : Akibat yang ditimbulkan sangat serius

35
Growth:
1 : Tidak berkembang
2 : Kurang berkembang
3 : Cukup berkembang
4 : Berkembang
5 : Sangat berkembang

3.1.2 Analisa Penyebab isu dengan Fishbone

Mesin SDM

- Kurangnya
- Jenis Ventilator Pengetahuan
- Mode setingan - Adanya Perawat
yang berbeda baru
tiap Pasien - Belum Belum
terpenuhinya Optimalnya
pelatihan Kemampuan
Perawat
Dalam
Pengoperasian
- Belum optimalnya Ventilator
telaah dan review
- Mengikuti SPO
kebiasaan - Tidak adanya Media
yang telah pengoperasian
ada dari
senior

Lingkungan Metode

3.1.3 Gambar Analisa Penyebab isu dengan Fishbone

36
3.1.4 Penetapan Isu

Berdasarkan penentuan kualitas isu dengan alat analisis USG pada


tabel 3.3 diatas, maka tergambar peringkat tertinggi yang
merupakan core issue yang perlu dicari pemecahan masalahannya,
yaitu “Belum Optimalnya Kemampuan Perawat dalam
Pengoperasian Ventilator.”
3.1.5 Gagasan Pemecah Isu

Berdasarkan identifikasi dan penapisan isu dengan metode AKPL


dan metode USG dapat diketahui penyebab dari isu tersebut,
maka perlu dicarikan alternatif solusi yang dapat mengatasi isu
tersebut yaitu sebagai berikut :
Tabel 3.4 Gagasan Pemecahan Isu
N Akar Rekomenda
Penyebab Alternatif
o Isu Peny si
Masalah Solusi
. ebab Solusi
1 Belum 1. Kurangnya Peraw Pembuatan Pembuatan
. optimalnya Pengetahuan at Media Poster dan
kemampuan Perawat baru edukasi video
perawat tentang Kuran berbentuk pengoperasia
dalam Pengoperasian gnya stiker dan n ventilator
pengoperasia ventilator Media video sesuai
n ventilator 2. Kurangnya Eduka pemasang dengan SPO
Sosialisasi si an yang ada
SPO tentan ventilator
Pemasangan g sesuai
Ventilator Pelati dengan
3. Tidak adanya han SPO yang
Media edukasi Ventil ada
tentang ator
Pengoperasian 2.
ventilator 3.

Peawat baru harus adaptasi


Dilakuakan pelatihan sosialisasi SPO

37
Berdasarkan uraian diatas, maka gagasan pemecahan isu
yang diusulkan dengan judul yang diangkat adalah :
“Peningkatan Kemampuan Perawat dalam Pengoperasian
Ventilator Di Ruang PICU ( Pediatric Intensive Care Unit )
RSUD Waluyo Jati Kraksaan”
Untuk melaksanakan gagasan tersebut, penulis menyusun kegiatan
dalam pelaksanaan aktualisasi nilai-nilai dasar di tempat kerja
sebagai berikut:
Penyusunan rancangan aktualisasi.

1. Melakukan konsultasi dengan mentor dan kepala ruangan PICU


( Pediatric Intensive Care Unit ) RSUD Waluyo Jati untuk
rancangan konsep dari gagasan pemecahan isu
2. Pengkajian Pengetahuan Perawat ruang PICU tentang
pemasangan dan pengoperasian ventilator yang benar.
3. Melakukan telaah SPO pengoperasian ventilator di raung PICU
RSUD Waluyo Jati
4. Sosialiasi SPO
5. Melaksanakan koordinasi Pembuatan Poster cara pengoperasian
ventilator sesuai SPO kepada tim PKRS
6. Membuat Video cara pengoperasian ventilator sesuai SPO
7. Mensosialisasikan langkah Pengoperasian Ventilator lewat video
yang dibuat.
8. Mengevaluasi tingkat pemahaman perawat dlam pengoperasian
ventilator sesuai dengan SPO.
9. Menyusun laporan aktualisasi

38
a. Diagram Alur Kegiatan Pemecahan Isu

Berkonsultasi dengan Mentor


ISU
dan kepala ruangan tentang
Rancangan Kegiatan Aktualisasi

Pengkajian Pengetahuan
Perawat ruang PICU tentang
pemasangan dan
pengoperasian ventilator

Melakukan telaah SPO


pengoperasian ventilator dengan
Kepala ruangan
Sosialiasi SPO Pengoperasian
Ventilator

Melaksanakan koordinasi
Pembuatan poster dan video
cara pengoperasian ventilator
sesuai SPO kepada tim PKRS

Mensosialisasikan langkah
Pengoperasian Ventilator lewat
video yang dibuat.

Mengevaluasi tingkat
pemahaman perawat dalam
pengoperasian ventilator sesuai
dengan SPO.

39
b.Menyusun
Matrik laporan
Rencanaaktualisasi
Kegiatan

Aktualisasi

Unit Kerja : Ruang PICU RSUD Waluyo Jati


Jabatan : Perawat Terampil
Isu yang diangkat : Belum optimalnya Kemampuan Perawat
dalam Pengoperasian Ventilator
Gagasan pemecahan isu : “Optimalisasi Kemampuan Perawat
dalam Pengoperasian Ventilator Di
Ruang PICU ( Pediatric Intensive Care
Unit ) RSUD Waluyo Jati Kraksaan”

40
Tabel 3.5. Matrik Rancangan Aktualisasi
Kontribusi Penguatan
Keterkaitan Substansi
NO Kegiatan Tahapan Output Terhadap visi dan Nilai
Mata Pelatihan
Misi Organisasi Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
1 Melakukan  Menyiapkan Terbentuknya Akuntabilitas
konsultasi rancangan Rancangan dapat Dengan
bahan konsultasi dipertanggung jawabkan Dilakukannya
dengan mentor aktualisasi
Nasionalisme Konsultasi Dengan
dan kepala  Membuat Satu satu
saling menghargai pendapat. Mentor Menerapkan
ruangan PICU dijelaskan
perjanjian Etika Publik Nilai Dasar ASN
RSUD Waluyo outputnya Melakukan diskusi dengan Terhadap Visi Dan
Jati untuk dengan mentor. penuh rasa hormat dan Misi RSUD Waluyo
rancangan SPOan.
Berkaitan Jati, Yaitu:
konsep dari Komitmen Mutu
gagasan dengan tempat Inovasi untuk memberikan Visi
pemecahan isu kontribusi terhadap unit kerja
dan Waktu Terwujudnya
untuk meningkatkan dan
 Memaparkan memenuhi standar Pelayanan
pelayanan. Kesehatan di RSUD
bahan konsultasi Anti Korupsi Waluyo Jati Kraksaan
Disiplin dan datang tepat Yang Profesional,
 Mencatat kritik waktu sesuai kesepakatan Bermutu, Adil,
dan saran dengan mentor. Modern, Ramah
Berdiskusi dengan penuh Lingkungan dan
 Menyempurnaka kejujuran tentang masalah Diminati.
yang ada di unit kerja. Misi
n bahan Manajemen ASN:
konsutasi Pengembangan kompetensi  Memberikan
Whole pelayanan
berdasarkan Of kesehatan yang
kritik dan saran Go bermutu didukung

41
ver
sumber daya yang
nm
optimal dan
ent
profesional,
:
pengembangan
Ko
produk layanan
mu
serta menjalin
nik
jejaring layanan.
asi
 Menyelenggaraka
da
n manajemen
n
rumah sakit yang
Ko
baik, pendidikan,
ord
pelatihan dan
ina
penelitian untuk
si
menunjang mutu
de
pelayanan.
ng
an
Mentor
2 Pengkajian  Menyiapkan Didapatnya Akuntabilitas  Kerja Keras
Pemberian Kuesioner
data Hasil Kuesioner yang  Kerja
Pengetahuan bahan Kuesioner untuk mengukur
Pengetahuan diperoleh dapat Cerdas
Pengetahuan
Perawat ruang  Membuat Perawat dipertanggungjawabkan  Kerja Ikhlas
Perawat
PICU dalam Nasionalisme  Kerja
PICU tentang perjanjian Menerapkan Nilai
Pengoperasia Bekerja sama dengan tim Tuntas
Dasar ASN Terhadap
pemasangan dengan Kepala n Ventilator dan saling menghargai
Visi Dan Misi RSUD
pendapat.
dan Ruangan dan Waluyo Jati, Yaitu:
Etika Publik
pengoperasian Perawat PICU. Melakukan diskusi dengan Visi
penuh rasa hormat dan
ventilator yang Berkaitan Terwujudnya
SPOan.
Pelayanan
benar dengan dengan tempat Kesehatan di RSUD

42
menggunakan dan Waktu Komitmen Mutu
Waluyo Jati Kraksaan
Inovasi untuk
Kuesioner.  Membagikan Yang Profesional,
Mendapatkan data
Bermutu, Adil,
kuesioner pengetahuan Perawat di
Modern, Ramah
unit kerja untuk
 Mencatat Hasil Lingkungan dan
meningkatkan dan
Diminati.
Kuesioner memenuhi standar
Misi
pelayanan.
Anti Korupsi  Memberikan
Melaksanakan atau pelayanan
mengerjakan kuesioner kesehatan yang
dangan jujur bermutu didukung
Manajemen ASN: sumber daya yang
Pengembangan optimal dan
kompetensi dan profesional,
pengetahuan pengembangan
produk layanan
serta menjalin
jejaring layanan.
 Menyelenggaraka
n manajemen
rumah sakit yang
baik, pendidikan,
pelatihan dan
penelitian untuk
menunjang mutu
pelayanan.

3 Melakukan 1. Koordinasi SPO Akuntabilitas  Kerja Keras


Dengan

43
telaah SPO dengan kepala pengoperasia Tanggung jawab dan  Kerja
Dilakukannya
n ventilator Profesional melakukan Cerdas
pengoperasian ruang dalam Konsultasi Dengan
dapat setiap langkah pembuatan  Kerja Ikhlas
Mentor Menerapkan
ventilator merencanakan dipahami dan SPO dan  Kerja
Nilai Dasar ASN
kegiatan telaah dilaksanakan mempertanggung Tuntas
dengan Kepala Terhadap Visi Dan
jawabkan hasilnya
SPO dengan Misi RSUD Waluyo
ruangan dan Nasionalisme
Jati, Yaitu:
teman sejawat Bekerjasama dengan tim
teman sejawat
Etika Publik Visi
di ruang PICU perawat. SPOan dan hormat
Terwujudnya
2. Menyiapkan Komitmen Mutu
RSUD Waluyo Pelayanan
Koordinasi memberikan
alat,bahan dan Kesehatan di RSUD
Jati kontribusi terhadap unit
Waluyo Jati Kraksaan
materi yang kerja untuk meningkatkan
Yang Profesional,
dan memenuhi standar
diperlukan Bermutu, Adil,
pelayanan.
Modern, Ramah
dalam kegiatan Manajemen ASN:
Lingkungan dan
Telaah SOP pemasangan
sharing Diminati.
ventilator harus
Misi
3. Melaksanakan mengimplementasikan
kegiatan sharing sikap integritas sesuai  Memberikan
dengan teman dengan keadaan yang pelayanan
sejawat tentang sebenarnya dan disertai kesehatan yang
SPO manfaat bermutu didukung
Pengoprasian yang akan didapatkan, sumber daya yang
Ventilator sehingga dapat optimal dan
dipertanggung jawabkan profesional,
pada kegiatan selanjutnya pengembangan
produk layanan
serta menjalin
jejaring layanan.

44
 Menyelenggaraka
n manajemen
rumah sakit yang
baik, pendidikan,
pelatihan dan
penelitian untuk
menunjang mutu
pelayanan.
4 Sosialiasi SPO 1. Meminta ijin SPO Akuntabilitas  Kerja Keras
Dengan
kepada kepala pengoperasia Tanggung jawab atas  Kerja
Pengoperasian Dilakukannya
ruangan asoka n ventilator materi yang akan Cerdas
Konsultasi Dengan
Ventilator untuk dapat disosialisasikan  Kerja Ikhlas
Mentor Menerapkan
melakukan dipahami dan Nasionalisme  Kerja
Nilai Dasar ASN
sosialisasi dilaksanakan Saling menghormati Tuntas
Terhadap Visi Dan
2. Memperkenalka Etika Publik
Misi RSUD Waluyo
n maksud dan Menggunakan bahasa
Jati, Yaitu:
tujuansosialisas yang sopan
i Komitmen Mutu Visi
3. Meminta saran Inovasi untuk memberikan
Terwujudnya
dan pendapat kontribusi terhadap unit
Pelayanan
kepada petugas kerja untuk meningkatkan
Kesehatan di RSUD
diruang asoka dan memenuhi standar
Waluyo Jati Kraksaan
pelayanan
Yang Profesional,
Anti Korupsi
Bermutu, Adil,
Pembuatan media dengan
Modern, Ramah
jujur dan tepat waktu.
Lingkungan dan
Diminati.
Misi
 Memberikan
pelayanan

45
kesehatan yang
bermutu didukung
sumber daya yang
optimal dan
profesional,
pengembangan
produk layanan
serta menjalin
jejaring layanan.
 Menyelenggaraka
n manajemen
rumah sakit yang
baik, pendidikan,
pelatihan dan
penelitian untuk
menunjang mutu
pelayanan.

5 Melaksanakan - Melakukan - Poster Akuntabilitas  kerja keras


Dengan
konsultasi dan SPO konsisten dan  kerja
koordinasi Dilakukannya
koordinasi pengoperasi bertanggung jawab atas cerdas
Konsultasi Dengan
Pembuatan tentang Poster an ventilator poster yang di buat  kerja
Mentor Menerapkan
yang telah dibuat - Foto ikhlas
Poster cara Etika Publik Nilai Dasar ASN
kepada tim PKRS dokumentasi  kerja
sopan Terhadap Visi Dan
pengoperasian di RSUD Waluyo kegiatan tuntas
santun, kebersamaan) Misi RSUD Waluyo
Jati Kraksaan
ventilator Jati, Yaitu:
Komitmen Mutu VISI
sesuai SPO
(efektif, inovasi) Terwujudnya
kepada tim Pelayanan
Anti Korupsi Kesehatan di RSUD
PKRS

46
(Disiplin, bekerja keras) Waluyo Jati Kraksaan
Yang Profesional,
WoG Bermutu, Adil,
Dalam membuat poster Modern, Ramah
SOP tentang Lingkungan dan
pengoperasian ventilator Diminati
melalui berbagai tahapan
MI
khususnya berkoordinasi
S
dengan tim PKRS, dengan
I
percetakan
 Memberikan
Manajemen ASN
dalam membuat poster pelayanan
SOP tentang kesehatan yang
pengoperasian ventilator, bermutu
harus dilakukan dengan didukung sumber
cermat, teliti dan daya yang
bertanggung jawab, optimal dan
sehingga tercipta materi profesional,
yang mudah dipahami. pengembangan
produk layanan
Pelayanan Publik serta menjalin
Dengan adanya poster jejaring layanan.\
SOP pemasangan  Menyelenggarak
ventilator memudahkan an manajemen
perawat dalam rumah sakit yang
mengoperasikan alat baik, pendidikan,
tersebut.Hal itu juga akan pelatihan dan
meningkatkan pelayanan penelitian untuk
kepada pasien menunjang mutu
pelayanan
6 Membuat Video 1. Berkoordinasi Tersedianya Akuntabilitas  Kerja Keras
Dengan
cara dengan teman video Video yang dibuat dapat

47
pengoperasian sejawat yang pengoperasia dipertanggung jawabkan  Kerja
Dilakukannya
ventilator senior untuk n ventilator Nasionalisme Cerdas
Konsultasi Dengan
sesuai SPO pembuatan saling menghargai  Kerja Ikhlas
Mentor Menerapkan
video pendapat.  Kerja
Nilai Dasar ASN
pengoperasian Etika Publik Tuntas
Terhadap Visi Dan
ventilator Melakukan diskusi dengan
Misi RSUD Waluyo
2. Menyiapkan penuh rasa hormat dan
Jati, Yaitu:
alat dan media sopan
untuk membuat Komitmen Mutu Visi
video Inovasi untuk memberikan
Terwujudnya
pengoperasian kontribusi terhadap unit
Pelayanan
ventilator kerja untuk meningkatkan
Kesehatan di RSUD
3. Membuat video dan memenuhi standar
Waluyo Jati Kraksaan
pengoperasian pelayanan.
Yang Profesional,
ventilator Anti Korupsi
Bermutu, Adil,
Disiplin dan datang tepat
Modern, Ramah
waktu sesuai kesepakatan
Lingkungan dan
dengan mentor.
Diminati.
Berdiskusi dengan penuh
Misi
kejujuran tentang masalah
yang ada di unit kerja.  Memberikan
Manajemen ASN: pelayanan
dalam membuat kesehatan yang
video langkah bermutu didukung
pengoperasian ventilator, sumber daya yang
harus dilakukan dengan optimal dan
cermat, teliti dan profesional,
bertanggung jawab, pengembangan
sehingga tercipta materi produk layanan
video yang mudah serta menjalin
dipahami jejaring layanan.

48
Whole of Government:
Dalam pembuatan video  Menyelenggaraka
pengoperasian ventilator n manajemen
harus berkoordinasi rumah sakit yang
dengan teman kerja. baik, pendidikan,
Kepala ruang juga pelatihan dan
dilibatkan untuk penelitian untuk
mendampingi kegiatan menunjang mutu
pembuatan video pelayanan.
Pelayanan Publik
Membuat video
pemasangan ventilator
diharapkan memudahkan
perawat dalam
mengoperasikan
ventilator,tindakan
keperawatan akan lebih
maksimal

7 Mensosialisasikan 1. Meminta ijin Diharapkan Akuntabilitas  Kerja Keras


Dengan
langkah kepada kepala peserta Tanggung jawab atas  Kerja
Dilakukannya
Pengoperasian ruangan asoka sosialisasi video yang akan Cerdas
Konsultasi Dengan
Ventilator lewat untuk lebih mudah disosialisasikan  Kerja Ikhlas
Mentor Menerapkan
video yang melakukan memahami Nasionalisme  Kerja
Nilai Dasar ASN
dibuat. sosialisasi pengoperasia Saling menghormati Tuntas
Terhadap Visi Dan
2. Melakukan n ventilator Etika Publik
Misi RSUD Waluyo
persiapan alat dengan Menggunakan bahasa
Jati, Yaitu:
peraga adanya yang sopan dan dalam
3. Memutar video media video menyiapkan alat peraga Visi
cara dilakukan dngan dopan
Terwujudnya
pengoprasian dan tidak mengganggu
Pelayanan

49
ventilator aktifitas teman sejawat
Kesehatan di RSUD
4. Melakukan Komitmen Mutu
Waluyo Jati Kraksaan
evaluasi tingkat Inovasi untuk memberikan
Yang Profesional,
pemahaman kontribusi terhadap unit
Bermutu, Adil,
teman sejawat kerja untuk meningkatkan
Modern, Ramah
dalam dan memenuhi standar
Lingkungan dan
pengoperasian pelayanan
Diminati.
ventilator Anti Korupsi
Misi
dengan cara Dalam menyiapkan media
mempraktikan sosialisasi diharapkan  Memberikan
mandiri tidak mengganggu aktifitas pelayanan
teman sejawat kesehatan yang
bermutu didukung
sumber daya yang
optimal dan
profesional,
pengembangan
produk layanan
serta menjalin
jejaring layanan.
 Menyelenggaraka
n manajemen
rumah sakit yang
baik, pendidikan,
pelatihan dan
penelitian untuk
menunjang mutu
pelayanan.
8 Mengevaluasi Melakukan 1. Peng AKUNTABILITAS Kegiatan ini  kerja keras
tingkat evaluasi etahuan • Tanggung Jawab mendukung  kerja

50
pemahaman pemahaman Perawat Peserta latsar CPNS tercapainya visi dan cerdas
perawat dalam dengan cara meningk sebagai perawat dalam misi rumah sakit  kerja
pengoperasian mempraktekk at melakukan melakukan VISI : Terwujudnya ikhlas
ventilator an secara 2. Pera evaluasi tingkat Pelayanan  kerja
sesuai dengan mandiri wat pemahaman teman Kesehatan di RSUD tuntas
SPO. Pengoperasia dapat sejawat dilkukan Waluyo Jati Kraksaan
n Ventilator lebih dengan penuh tanggung Yang Profesional,
mudah jawab agar mencapai Bermutu, Adil,
dan tujuan yang diharapkan Modern, Ramah
cepat • Kepemimpinan Lingkungan dan
dalam Peserta latsar CPNS Diminati
mengop sebagai perawat
erasikan memandu jalanya
MI
ventilator evaluasi tingkat
S
pemahaman teman
I
sejawat dalam
1.Memberikan
pengoperasian
pelayanan
ventilator, dimulai dari
kesehatan yang
membuka acara,
bermutu didukung
menyampaikan tujuan
sumber daya yang
dan menyuruh teman
optimal dan

51
sejawat melakukan profesional,
praktik mandiri dan pengembangan
melakukan produk layanan
pendampingan. serta menjalin
NASIONALISME jejaring layanan.
• Kerjasama 2.Menyelenggarakan
Peserta latsar CPNS manajemen rumah
sebagai perawat sakit yang baik,
melakukan evaluasi pendidikan,
tingkat pemahaman pelatihan dan
teman sejawat bekerja penelitian untuk
sama dengan teman menunjang mutu
sejawat agar acara pelayanan
dapat berjalan dengan
lancar
• Rela berkorban
Peserta latsar CPNS
sebagai perawat dalam
melakukan evaluasi
tingkat pemahaman
teman sejawat dalam

52
pengoperasian
ventilator dilakukan
diluar jam kerja,
sehingga tidak
mengganggu aktifitas
pekerjaan.Hal itu
semata-mata dilakukan
demi meningkatkan
kemampuan teman
sejawat.
• Amanah
Peserta latsar CPNS harus
bersungguh-sungguh
dalam kegiatan evalasi
ventilator karena sudah
menjadi tugas dan
amanah yang
diberikan.
ETIKA PUBLIK
• Sopan
Peserta latsar CPNS

53
sebagai perawat dalam
melakukan evaluasi
tingkat pemahaman
teman sejawat
dilakukan dengan sopan
supaya tidak
menimbulkan masalah
dengan rekan kerja.
• Cermat
Peserta latsar CPNS dalam
melakukan evaluasi
tingkat pemahaman
teman sejawat dalam
pengoperasian
ventilator dilakukan
dengan hati-hati dan
teliti sesuai dengan
SOP.
KOMITMEN MUTU
• Efisien
Peserta latsar CPNS

54
sebagai perawat dalam
melakukan evaluasi
tingkat pemahaman
teman sejawat dalam
mengoperasikan
ventilator harus efisien,
tepat waktu dan sesuai
ketentuan.
• Efektif
Peserta latsar CPNS
sebagai perawat dalam
melakukan evaluasi
tingkat pemahaman
teman sejawat dalam
pengoperasian
ventilator harus
dilakukan dengn efektif
agar kegiatan berjalan
lancar.
ANTI KORUPSI
• Disiplin

55
Peserta latsar CPNS
sebagai perawat dalam
melakukan kegiatan
evaluasi tingkat
pemahaman teman
sekerja dalam
pengoperasian
ventilator dilakukan
dengan sikap disiplin
untuk memperoleh hasil
maksimal.
• Kerja keras
Peserta latsar CPNS
sebagai perawat harus
bersungguh-sungguh
dan bekerja keras
dalam melakukan
evaluasi kepada teman
sejawat agar teman
sejawat benar-benar
bisa optimal dalam

56
melakukan
pengoperasian
ventilator.
9 Penyusunan 1. Mengumpulkan Laporan Akuntabilitas  Kerja Keras
Dengan
laporan data dan aktualisasi Bertanggung jawab dalam  Kerja
Dilakukannya
aktualisasi dokumentasi terselesaikan menyelesaikan laporan Cerdas
Konsultasi Dengan
hasil kegiatan Nasionalisme  Kerja Ikhlas
Mentor Menerapkan
aktualisasi Mau mendengar pendapat  Kerja
Nilai Dasar ASN
2. Menghubungi orang lain dalam Tuntas
Terhadap Visi Dan
mentor untuk menyusun laporan
Misi RSUD Waluyo
berkonsultasi mencerminkan sila ke 4
Jati, Yaitu:
3. Menyusun Etika Publik
laporan secara Profesional, Visi
sistematis bertanggungjawab dan
Terwujudnya
cermat dalam menyusun
Pelayanan
laporan
Kesehatan di RSUD
Komitmen Mutu
Waluyo Jati Kraksaan
Inovasi untuk memberikan
Yang Profesional,
kontribusi terhadap unit
Bermutu, Adil,
kerja untuk meningkatkan
Modern, Ramah
dan memenuhi standar
Lingkungan dan
pelayanan
Diminati.
Anti Korupsi
Misi
Disiplin, jujur / transparan
dalam melaporkan  Memberikan
kegiatan pelayanan
kesehatan yang
bermutu didukung
sumber daya yang
optimal dan

57
profesional,
pengembangan
produk layanan
serta menjalin
jejaring layanan.
 Menyelenggaraka
n manajemen
rumah sakit yang
baik, pendidikan,
pelatihan dan
penelitian untuk
menunjang mutu
pelayanan.

58
c. Jadwal Rencana Kegiatan

Kegiatan aktualisasi akan dilaksanakan selama 30 hari kerja di Ruang Asoka Rumah Sakit Umum Waluyo Jati
Kraksaan yaitu pada tanggal 01 Juni 2021 sampai dengan 5 juli 2021. Jadwal kegiatan aktualisasi akan dijabarkan pada
tabel berikut:
Tabel 3.6. Jadwal Kegiatan Aktualisasi
Jadwal Pelaksanaan
No Kegiatan juni Juli Portofolio / Bukti Fisik
1 2 3 4 1
1 Melakukan konsultasi dengan mentor dan V Lembar konsultasi yang ditandatangani
kepala ruangan PICU ( Pediatric mentor dan foto dokumentasi
Intensive Care Unit ) RSUD Waluyo Jati
untuk rancangan konsep dari gagasan
pemecahan isu
2 Melakukan telaah SPO pengoperasian V V  Foto konsultasi dengan kepala ruang
ventilator di raung PICU RSUD Waluyo  Foto SOP pengoperasian ventilator
Jati dan sosialisi SPO yg disepakati.  Foto telaah SOP
 Daftar hadir
 Foto undangan

3 Sosialiasi SPO V V Foto dokumentasi

59
4 Melaksanakan koordinasi Pembuatan V V  Foto koordinasi dengan tim PKRS
Poster cara pengoperasian ventilator  Foto proses desain poster
sesuai SPO kepada tim PKRS  Foto poster cara pengoperasian
ventilator sesuai SOP
5 Membuat Video cara pengoperasian V  Foto koordinasi dengan teman sejawat
ventilator sesuai SPO  Foto peralatan membuat video
pengoperasian ventilator
 Video pengoperasian ventilator
6 Mensosialisasikan langkah V V  Foto sosialisasi video pengoperasian
Pengoperasian Ventilator lewat video ventilator
yang dibuat.  Undangan sosialisasi
 Foto daftar hadir

7 Mengevaluasi tingkat pemahaman V V  Foto praktik mandiri peserta sosialisasi


perawat dalam pengoperasian ventilator  Foto alat peraga sosialisasi.
sesuai dengan SPO.
8 Menyusun laporan aktualisasi V V Laporan aktualisasi

60
DAFTAR PUSTAKA

Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara.


Jakarta : Pemerintah Republik Indonesia
Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2014 tentang Keperawatan. Jakarta :
Presiden Republik Indonesia
Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Dan Reformasi
Birokrasi Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2014 tentang
Jabatan Fungsional Perawat Dan Angka Kreditnya

Fatimah, Elly dan Erna Irawati. 2017. Modul Pelatihan Dasar Calon
CPNS, Manajemen Aparatur Sipil Negara. Jakarta : Lembaga
Administrasi Negara Republik Indonesia
Kumorotomo, Wahyudi, dkk. 2015. Modul Pendidikan dan Pelatihan
Prajabatan Golongan II, Etika Publik. Jakarta : Lembaga
Administrasi Negara Republik Indonesia
Kusumasari, Bevaola, dkk. 2015. Modul Pendidikan dan Pelatihan
Prajabatan Golongan II, Akuntabilitas. Jakarta : Lembaga
Administrasi Negara Republik Indonesia
Latief, Yudi, dkk. 2015. Modul Pendidikan dan Pelatihan Prajabatan
Golongan II, Nasionalisme. Jakarta : Lembaga Administrasi Negara
Republik Indonesia
Purwanto, Erwan Agus, dkk. 2017. Modul Pelatihan Dasar Calon PNS
Pelayanan Publik. Jakarta: Lembaga Adminitrasi Negara Republik
Indonesia
Suwarno, Yogi dan Tri Atmojo Sejati. 2017. Modul Pelatihan Dasar
Calon PNS Whole of Government. Jakarta: Lembaga Adminitrasi
Negara Republik Indonesia
Tim penulis Komisi Pemberantasan Korupsi. 2015. Modul Pendidikan
dan Pelatihan Prajabatan Golongan II, Anti Korupsi. Jakarta:
Lembaga Adminitrasi Negara Republik Indonesia
Yuniarsih, Tjutju dan Muhammad Taufik. 2015. Modul Pendidikan dan
Pelatihan Prajabatan Golongan II, Komitmen Mutu. Jakarta:
Lembaga Adminitrasi Negara Republik Indonesia

61

Anda mungkin juga menyukai