Anda di halaman 1dari 97

LAPORAN

PELAKSANAAN AKTUALISASI
NILAI-NILAI DASAR, PERAN DAN KEDUDUKAN
PEGAWAI NEGERI SIPIL (PNS)

JUDUL :
“PENERAPAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR SERAH
TERIMA PASIEN ANTAR SHIFT DENGAN TEKNIK KOMUNIKASI
SBAR (SITUATION, BACKGROUND, ASSESSMENT &
RECOMMENDATIONS) DI RUANG ICCU RSUD DR. R. SOSODORO
DJATIKOESOEMO BOJONEGORO”

DISUSUN OLEH:
NAMA : CHLARA YULIA ANGGRAINI, S.Kep., Ns.
NIP : 19940721 202012 2 003
JABATAN : PERAWAT AHLI PERTAMA

BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA


PROVINSI JAWA TIMUR
PELATIHAN DASAR (LATSAR) CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL
GOLONGAN III, ANGKATAN KE XVI
TAHUN 2021
LEMBAR PERSETUJUAN

LAPORAN PELAKSANAAN AKTUALISASI


NILAI-NILAI DASAR PROFESI, KEDUDUKAN DAN PERAN PEGAWAI
NEGERI SIPIL DALAM NKRI

JUDUL :
“PENERAPAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR SERAH
TERIMA PASIEN ANTAR SHIFT DENGAN TEKNIK KOMUNIKASI
SBAR (SITUATION, BACKGROUND, ASSESSMENT &
RECOMMENDATIONS) DI RUANG ICCU RSUD DR. R. SOSODORO
DJATIKOESOEMO BOJONEGORO”

DISUSUN OLEH:
NAMA : CHLARA YULIA ANGGRAINI, S.Kep., Ns.
NIP : 199407212020122003
JABATAN : PERAWAT AHLI PERTAMA

Dengan ini hasil Pelaksanaan Aktualisasi disetujui mengikuti Evaluasi


Pada tanggal 11 Juni 2021 di Pusdik Sabhara Gasum Sidoardjo

Menyetujui,

Widyaiswara/Pembimbing, Atasan Langsung/Mentor

Antonius Kustoro Yuni Dewanto, S.E, M.A, Ak Ulifah, S.Kep., Ns


Widyaiswara Ahli Utama Pembina
NIP. 196506131987031001 NIP. 196901011992032015

ii
iii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat, taufik,
hidayah serta inayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan laporan
aktualisasi dengan judul “Penerapan Standar Operasional Prosedur Serah
Terima Pasien Antar Shift dengan Teknik Komunikasi S.B.A.R di Ruang
ICCU RSUD Dr. R. Sosodoro Djatikoesoemo Bojonegoro”. Laporan ini
disusun sebagai salah satu syarat kelulusan dalam Pelatihan Dasar Calon
Pegawai Negeri Sipil Golongan III Angkatan XVI Tahun 2021 yang
diselenggarakan Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Provinsi Jawa
Timur.
Dalam penyusunan laporan aktualisasi ini, penulis mendapat bimbingan,
kritik, maupun saran dari segala pihak, maka dengan ketulusan hati penulis
menyampaikan banyak terima kasih kepada:
1. Bapak Antonius Kustoro Yuni Dewanto, S.E, M.A, Ak selaku coach/
pembimbing aktualisasi;
2. Ibu Ulifah, S.Kep., Ns selaku mentor dan Kepala Instalasi Rawat Inap RSUD
Dr. R. Sosodoro Djatikoesoemo Bojonegoro;
3. Seluruh Panitia Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil Golongan III
BPSDM Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2021;
4. Sejawat perawat RSUD Dr. R. Sosodoro Djatikoesoemo Bojonegoro;
5. Keluarga yang senantiasa mendukung;
6. Semua pihak yang terlibat dalam penyusunan dan terselesaikannya laporan
aktualisasi ini yang tidak bisa saya sebutkan satu per satu
Saya menyadari masih terdapat ketidaksempurnaan dalam penyusunan
laporan aktualisasi ini. Oleh karena itu, segala bentuk masukan yang
membangun sangat penulis harapkan untuk perbaikan lebih lanjut. Semoga
laporan aktualisasi ini dapat bermanfaat khususnya bagi penulis dan umumnya
bagi seluruh pembaca.
Bojonegoro, 5 Juni 2021
Penulis,

Chlara Yulia Anggraini, S.Kep., Ns

iv
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i


LEMBAR PERSETUJUAN ............................................................................ ii
BERITA ACARA SEMINAR AKTUALISASI .................................................. iii
KATA PENGANTAR ..................................................................................... iv
DAFTAR ISI .................................................................................................. v
DAFTAR BAGAN .......................................................................................... vi
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... vii
DAFTAR TABEL ........................................................................................... viii
BAB I PROFIL ORGANISASI DAN PESERTA ............................................. 1
1.1. Gambaran Umum Unit Kerja ................................................... .... 1
1.2. Profil Peserta ................................................................................ 15
BAB II RANCANGAN AKTUALISASI ........................................................... 20
2.1. Deskripsi Isu ................................................................................. 20
2.2. Identifikasi Isu ............................................................................... 23
2.3. Penetapan Penyebab Isu dan Dampak ........................................ 25
2.4. Matriks Rancangan Aktualisasi ..................................................... 30
2.5. Rencana Jadwal Pelaksanaan Aktualisasi .................................... 36
BAB III PELAKSANAAN AKTUALISASI ...................................................... 37
3.1. Perubahan Kegiatan dari Rancangan Aktualisasi ......................... 37
3.2. Pelaksanaan Aktualisasi ............................................................... 52
3.3. Evaluasi Dampak Aktualisasi ........................................................ 66
BAB IV PENUTUP ........................................................................................ 67
4.1. Kesimpulan .................................................................................. 67
4.2. Saran ........................................................................................... 68
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 69
LAMPIRAN PENDUKUNG ............................................................................ 70

v
DAFTAR BAGAN

Bagan 1.1. Struktur Organisasi RSUD Dr. R. Sosodoro Djatikoesoemo .......... 6


Bagan 1.2. Struktur Organisasi Ruang ICCU ................................................... 8
Bagan 1.3. Alur Pelayanan Ruang ICCU ......................................................... 19
Bagan 2.1. Fishbone Diagram (1) .................................................................... 26
Bagan 3.1. Fishbone Diagram (2) .................................................................... 41

vi
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1. Gedung RSUD Dr. R. Sosodoro Djatikoesoemo ..................... 1


Gambar 1.2. Ruang ICCU RSUD Dr. R. Sosodoro Djatikoesoemo .............. 7

vii
DAFTAR TABEL

Tabel 1.1. Jumlah SDM ................................................................................... 3


Tabel 2.1. Deskripsi Isu di Ruang ICCU (1) ..................................................... 22
Tabel 2.2. Identifikasi Isu di Ruang ICCU (1) ................................................... 23
Tabel 2.3. Data Pendokumentasian Ruang ICCU dan Cathlab ........................ 25
Tabel 2.4. Analisis Penyebab dengan Menggunakan USG (1) ......................... 28
Tabel 2.5. Matriks Rancangan Aktualisasi (1) .................................................. 30
Tabel 2.6. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan Aktualisasi (1) ................................. 36
Tabel 3.1. Deskripsi Isu di Ruang ICCU (2) ..................................................... 38
Tabel 3.2. Identifikasi Isu di Ruang ICCU (2) ................................................... 39
Tabel 3.3. Analisis Penyebab dengan Menggunakan USG (2) ......................... 43
Tabel 3.4. Matriks Rancangan Aktualisasi (2) .................................................. 45
Tabel 3.5. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan Aktualisasi (2) ................................. 51
Tabel 3.6. Distribusi Hasil Observasi Serah Terima Pasien Antar Shift dengan
Metode SBAR ................................................................................. 63
Tabel 3.7. Distribusi Komunikasi Efektif SBAR saat Serah Terima Shift di Ruang
ICCU .............................................................................................. 64
Tabel 3.8. Distribusi Komunikasi Efektif SBAR di Ruang ICCU ........................ 65
Tabel 3.9. Distribusi Pelaksanaan Metode SBAR pada Setiap Shift di Ruang
ICCU .............................................................................................. 65

viii
BAB I
PROFIL ORGANISASI DAN PESERTA

1.1. Gambaran Umum Unit Kerja


1.1.1. Gambaran Umum RSUD Dr. R. Sosodoro Djatikoesoemo
a. Deskripsi Unit Kerja

Gambar 1.1. Gedung RSUD Dr. R. Sosodoro Djatikoesoemo

b. Sejarah RSUD Dr. R. Sosodoro Djatikoesoemo


1) Zaman Sebelum Kemerdekaan
Sejak tahun 1924, Zending mendirikan poliklinik yang
berlokasi di Jl. Teuku Umar dekat Gereja Zending. Kemudian
pihak Zending memohon izin mendirikan rumah sakit tetapi
ditolak. Pihak Zending hanya diberikan izin mengelola rumah
sakit untuk orang miskin (armenhuis) yang berlokasi di Jl. Dr.
Wahidin mulai tahun 1928. Pada saat pendudukan Jepang
tahun 1942, terjadi kekacauan yang mengakibatkan seluruh
pegawai RS melarikan diri dan semua barang rumah sakit
dirusak dan dibakar. Kemudian Pemerintah Jepang
mengangkat direktur seorang warga Jerman dan memanggil
semua pegawai RS yang melarikan diri. Sejak saat itu
mulailah dilakukan perbaikan dan pengembangan fasilitas
pelayanan.
2) Zaman Kemerdekaan
Dalam kurun waktu 1946-1947 terjadi beberapa kali
pergantian direktur. Pada tahun 1948, suasana perjuangan

1
Bojonegoro dan sekitarnya mempengaruhi semangat dan
perjuangan tenaga medis dan paramedis, termasuk Dr. R.
Sosodoro Djatikoesoemo berangkat berjuang dan
mendirikan RS Pembantu dan poliklinik di daerah
perjuangan. Pada Bulan April tahun 1949, Direktur RS
Bojonegoro dr. Gardjito digantikan oleh Dr. R. Sosodoro
Djatikoesoemo. Pada saat beliau menjabat sebagai direktur,
banyak sekali kemajuan regulasi dan fasilitas di rumah sakit.
Tahun 1964, terjadi banyak perkembangan pelayanan,
diantaranya pelayanan paviliun dan rontgen. Pada tahun
1986, nama rumah sakit ditetapkan menjadi RSUD Dr. R.
Sosodoro Djatikoesoemo (SK Bupati No. 203 Tahun 1990).

c. Perkembangan RSUD Dr. R. Sosodoro Djatikoesoemo


1) RS Tipe C
Tahun 1993, terdapat penambahan pelayanan
spesialistik medik dan rumah sakit dikukuhkan sebagai RS
Kelas C serta telah terakreditasi 5 pelayanan.
Pada tahun 2002, dilakukan perbaikan manajemen dan
pengorganisasian yang mendasar serta perubahan
penampilan fisik rumah sakit. Disamping itu ditetapkan pula
tempat tidur menjadi 202 tempat tidur.
2) RS Tipe B Non Pendidikan
Pada tahun 2004-2006, RSUD Dr. R. Sosodoro
Djatikoesoemo berhasil meraih prestasi sebagai Rumah
Sakit Sayang Ibu dan Bayi (RSSIB). Telah terakreditasi 12
pelayanan dan ditetapkan oleh Menteri Kesehatan sebagai
RS Kelas B Non Pendidikan (Kepmenkes RI No:
330/Menkes/SK/V/2006). Pada tahun 2007-2008, RSUD Dr.
R. Sosodoro Djatikoesoemo telah mendapatkan sertifikat
ISO 9001:2000 serta menjadi PPK-BLUD penuh (Keputusan
Bupati Bojonegoro No 188/413/KEP/412.12/2008).
Pada tahun 2010-2011, RSUD Dr. R. Sosodoro
Djatikoesoemo Bojonegoro mendapatkan sertifikast ISO

2
9001:2008 serta telah terakreditasi Paripurna pada tahun
2017. RSUD Dr. R. Sosodoro Djatikoesoemo Bojonegoro
merupakan pusat pelayanan kesehatan rujukan dari
berbagai rumah sakit di daerah Bojonegoro dan sekitarnya.
Selain itu, RSUD dr. R. Sosodoro Djatikoesoemo juga
sebagai sarana praktik mahasiswa DIII Keperawatan,
Kebidanan, dan berbagai disiplin ilmu lainnya, serta tempat
Praktik Klinik Mahasiswa Fakultas Kedokteran. Direktur yang
menjabat dari Bulan Juni 2020 hingga sekarang adalah Dr.
Ahmad Hernowo W, M.Kes.

d. Identitas RSUD Dr. R. Sosodoro Djatikoesoemo


Nomor Kode RS : 35 22 014
Status RS : RS Pemerintah
Tipe RS : Tipe B non Pendidikan
Pengelolaan RS : PPK - BLUD
Lokasi RS : Jl. Veteran No. 36 Bojonegoro
Surat Izin Operasional : P2T/6/03.22/01/XII/2016

e. Sumber Daya Manusia RSUD Dr. R. Sosodoro Djatikoesoemo


Sumber daya manusia yang mendukung kegiatan di RSUD
Dr. R. Sosodoro Djatikoesoemo per Januari 2021 sebanyak 646
orang yang terdiri dari:
Tabel 1.1. Jumlah SDM
Jumlah per
No. Jenis SDM Januari 2021
(orang)
1. Dokter Spesialis 44
2. Dokter Umum 24
3. Dokter Gigi 5
4. Tenaga Keperawatan 250
5. Tenaga Kesehatan Non Keperawatan 168
6. Tenaga Kesehatan Lain 155
Total 646

3
f. Layanan RSUD Dr. R. Sosodoro Djatikoesoemo
1) 19 Poliklinik (Poliklinik Bedah, Poliklinik Penyakit Dalam,
Poliklinik Paru, Poliklinik Kulit Kelamin, Poliklinik Penyakit
Syaraf, Poliklinik Bedah Syaraf, Poliklinik Kebidanan dan
Kandungan, Poliklinik Mata, Poliklinik Gigi dan Mulut,
Poliklinik THT, Poliklinik Anak Sehat, Poliklinik Anak Sakit,
Poliklinik Orthopedi, Poliklinik Pegawai/ KIR, Poliklinik
Jantung, Poliklinik Urologi, Poliklinik Psikologi, Poliklinik
Sehati (HIV-AIDS), dan Poliklinik Psikiatri).
2) Instalasi Gawat Darurat (IRD)
3) Rawat Inap (VVIP, VIP, Kelas I, Kelas II, Kelas III)
4) Ruang Perawatan Intensif (ICU, ICCU, PICU, NICU, HCU,
Transisi)
5) Ruang Isolasi
6) Hemodialisa
7) Kamar Operasi’
8) Cathlab
9) ESWL
10) Laboratorium
11) Rontgen dan CT Scan
12) Jumlah Tempat Tidur : 455 TT

g. Luas Bangunan RSUD Dr. R. Sosodoro Djatikoesoemo


1) Lahan : 46.435 m2
2) Bangunan : 28.000 m2

1.1.2. Visi, Misi, Motto, Tujuan, Falsafah, dan Nilai-Nilai RSUD Dr. R.
Sosodoro Djatikoesoemo Bojonegoro
a. Visi RSUD Dr. R. Sosodoro Djatikoesoemo Bojonegoro
“Menjadikan Bojonegoro sebagai sumber ekonomi kerakyatan
dan sosial budaya lokal untuk terwujudnya masyarakat yang
beriman, sejahtera, dan berdaya saing.”

4
b. Misi RSUD Dr. R. Sosodoro Djatikoesoemo Bojonegoro
“Mewujudkan peningkatan kualitas sumber daya manusia yang
berkelanjutan.”
c. Motto RSUD Dr. R. Sosodoro Djatikoesoemo Bojonegoro
“..Anytime you need we serve..”
(Di saat anda membutuhkan pelayanan kesehatan, kami siap
melayani)
d. Tujuan RSUD Dr. R. Sosodoro Djatikoesoemo Bojonegoro
1) Menyelenggarakan pelayanan kesehatan sesuai standar
akreditasi RS
2) Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang berdaya
saing tinggi
e. Falsafah RSUD Dr. R. Sosodoro Djatikoesoemo
1) Pelayanan jasa rumah sakit berdasarkan kepada Tuhan
Yang Maha Esa
2) Menjunjung tinggi nilai kehidupan dan nilai-nilai luhur
kemanusiaan
3) Pengelolaan secara profesional dan mandiri
f. Nilai-Nilai RSUD Dr. R. Sosodoro Djatikoesoemo
1) Keramahan
2) Kejujuran
3) Profesional
4) Keteladanan
5) Komitmen
6) Saling percaya

5
1.1.3. Struktur Organisasi RSUD Dr. R. Sosodoro Djatikoesoemo

Bagan 1.1 Struktur Organisasi RSUD Dr. R. Sosodoro Djatikoesoemo Bojonegoro

6
1.1.4. Gambaran Ruang ICCU RSUD Dr. R. Sosodoro Djatikoesoemo
a. Deskripsi Ruang ICCU
Ruang Intensif Cardiologi Care Unit (ICCU) adalah bagian dari
rumah sakit yang mandiri (instalasi di bawah Bidang Pelayanan
Medis), yang dikepalai oleh Kepala Instalasi ICCU dan Kepala
Ruangan ICCU.
ICCU memiliki staf khusus yang ditujukan untuk observasi,
perawatan dan terapi pasien-pasien yang menderita penyakit atau
penyulit jantung yang mengancam atau potensial yang mengancam
nyawa dengan prognosis dubia yang diharapkan masih reversible.
ICCU menyediakan sumber daya yang kompeten, sarana dan
prasarana serta peralatan khusus untuk menunjang fungsi vital
dengan menggunakan keterampilan staf medik, perawat, dan staf lain
yang berpengalaman dalam keadaan tertentu untuk tujuan
keselamatan pasien.

Gambar 1.2. Ruang ICCU RSUD Dr. R. Sosodoro Djatikoesoemo

b. Sumber Daya Manusia di Ruang ICCU


Petugas di Ruang ICCU terdiri dari dokter spesialis, dan perawat
dengan klasifikasi sebagai berikut.
• Dokter spesialis : 3 orang
• Perawat : 15 orang

c. Ruangan di ICCU
• Ruang Kohort : 3 bed
• Ruang Non-Kohort : 5 bed
• Ruang Echocardiografi
• Nurse stasion

7
d. Struktur Organisasi Ruang ICCU RSUD Dr. R. Sosodoro
Djatikoesoemo Bojonegoro

Bagan 1.2. Struktur Organisasi Ruang ICCU


RSUD Dr. R. Sosodoro Djatikoesoemo

e. Uraian Tugas dan Fungsi Jabatan Ruang ICCU


1) Uraian tugas pokok dan fungsi Kepala Instalasi ICCU
• Mengelola dan mengawasi serta mengendalikan kegiatan
pelayanan di Ruang ICCU
• Mengkoordinasikan seluruh kegiatan yang ada dengan cara
bekerjasama dengan berbagai pihak yang terlibat dalam
pelayanan di Ruang ICCU
• Mengadakan pertemuan berkala dengan kepala ruangan,
pelaksana perawatan dan tenaga lain yang berada di bawah
tanggung jawabnya
• Mengkoordinasikan dengan kepala ruangan menyusun
permintaan rutin meliputi kebutuhan alat, obat, linen yang
diperlukan di Ruang ICCU

8
• Mengkoordinasikan dengan kepala ruangan terkait pelaksanaan
inventaris peralatan
• Membuat usulan tenaga medis, tenaga keperawatan, dan
tenaga lainnya sesuai kebutuhan berdasarkan beban dan bobot
kerja, untuk diajukan kebutuhannya sesuai prosedur yang
berlaku
• Memberikan bimbingan langsung kepada kepala ruangan dan
membantu menyelesaikan permasalahan yang timbul di ruang
rawat tentang pelaksanaan pelayanan keperawatan, sesuai
kebijakan bidang keperawatan
• Menandatangani surat dan dokumen yang ditetapkan menjadi
wewenang Kepala Instalasi ICCU
• Memberikan petunjuk dan bimbingan pelaksana tugas bawahan
di lingkungan Instalasi ICCU
• Menegur bawahan bila melanggar disiplin kerja
• Memantau dan menilai mekanisme kerja tugas bawahan melalui
laporan atau memeriksa langsung hasil kerja bawahan untuk
mengetahui adanya permasalahan dan memberi petunjuk cara
penyelesaiannya
• Membimbing dan menilai mutu pelayanan Instalasi Rawat Inap
yang berkaitan dengan SDM dan fasilitas agar kegiatan berjalan
dengan lancer
• Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan staf ICCU melalui
pertemuan ilmiah dan seminar/ simposium lainnya
• Meneliti dan mempertimbangkan syarat permohonan kenaikan
pangkat, cuti, rotasi, dan lain-lain di ICCU
• Melakukan kunjungan langsung rutin atau sewaktu-waktu untuk
menilai pelayanan askep, ketertiban, keamanan dan kebersihan
rawat inap
• Melakukan tugas lain yang diberikan atasan dalam rangka
memperlancar pelaksanaan kegiatan di Instalasi ICCU

9
2) Uraian tugas pokok dan fungsi Kepala Ruang ICCU
• Membuat rencana kerja tahunan untuk pelayanan di unit rawat
inap sesuai kebutuhan
• Menyusun rencana dan menentukan jenis kegiatan/ asuhan
keperawatan yang akan dilakukan sesuai dengan kebutuhan
pasien
• Merencanakan jumlah dan jenis peralatan keperawatan yang
diperlukan serta kegunaannya dalam pelayanan keperawatan
ICCU
• Menyusun program pengembangan staf
• Merencanakan jumlah dan kategori tenaga keperawatan serta
tenaga lain sesuai dengan kebutuhan
• Berperan aktif menyusun prosedur/ tata kerja pelayanan
keperawatan
• Memantau seluruh staf dalam penerapan dan pelaksanaan
peraturan yang berlaku
• Memberikan pengarahan dan motivasi kepada tenaga
keperawatan untuk melaksanakan asuhan keperawatan sesuai
standar
• Melaksanakan program orientasi kepada tenaga perawat baru
atau tenaga lain yang akan bekerja di Ruang ICCU
• Menyusun dan mengatur daftar dinas tenaga perawat dan
tenaga lain sesuai kebutuhan dan ketentuan yang berlaku
• Mengadakan pertemuan berkala dengan perawat pelaksana dan
tenaga lain yang berada di wilayah tanggung jawabnya
• Menyusun permintaan rutin meliputi kebutuhan alat, obat, dan
bahan lainnya yang diperlukan di Ruang ICCU
• Mengatur dan mengkoordinasikan pemeliharaan peralatan agar
selalu dalam keadaan siap pakai
• Mempertanggungjawabkan pelaksanaan inventarisasi obat, alat
kesehatan dan alat tenun
• Mengkoordinir dan memantau pelaksanaan orientasi pada
pasien dan keluarganya meliputi penjelasan tentang peraturan

10
rumah sakit, tata tertib, fasilitas yang ada dan cara
penggunaanya serta kegiatan rutin sehari-hari di ruangan
• Mendampingi visite dokter untuk memeriksa pasien dan
mencatat program pengobatan serta menyampaikannya kepada
staf untuk dilaksanakan
• Mengelompokkan pasien dan mengatur penempatannya di
Ruang rawat menurut tingkat kegawatan, infeksi dan non infeksi
untuk memudahkan pemberian asuhan keperawatan
• Mengadakan pendekatan kepada pasien untuk mengetahui
keadaanya dan menampung keluhan serta membantu
memecahkan masalah yang dihadapinya
• Menjaga perasaan pasien agar merasa aman dan nyaman dan
terlindung selama dirawat
• Mengatur dan memelihara kebersihan ruangan dan
lingkungannya
• Menciptakan suasana kerja yang harmonis
• Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan di Bidang
Keperawatan melalui pertemuan ilmiah dan seminar/ symposium
lainnya
• Meneliti pengisian formular sensus harian pasien di Ruang ICCU
• Mengawasi dan menilai pelaksanaan asuhan keperawatan yang
telah ditentukan
• Melaksanakan penilaian terhadap uoaya peningkatan
pengetahuan dan keterampilan di bidang keperawatan
• Mengawasi/ membimbing peserta didik dari institusi Pendidikan
keperawatan/ kebidanan untuk memperoleh pengalaman belajar
sesuai tujuan program Pendidikan
• Mengawasi dan mengendalikan pendayagunaan alat-alat
keperawatan serta obat-obatan secara efektif fan efisien
• Mengawasi pelaksanaan inventarisasi secara periodik
• Mengawasi pelaksanaan peraturan dan tata tertib rumah sakit
• Memberikan penilaian kinerja masing-masing pegawai diunitnya

11
• Menganalisis masalah yang ada sesuai kemampuannya dan
berkolaborasi dengan kepala instalasi ICCU dan kepala bidan
keperawatan
• Menandatangani surat dan dokumen yang ditetapkan menjadi
wewenangnya

3) Uraian tugas pokok dan fungsi Ketua Tim ICCU


• Bersama penanggung jawab ruangan/ kepala ruangan/ perawat
pelaksana/ anggota tim mengadakan serah terima tugas setiap
penggantian dinas
• Melakukan pembagian tugas kepada perawat pelaksana dengan
mempertimbangkan masing-masing kemampuan anggota
• Melakukan ronde keperawatan bersama kepala ruangan
melaporkan tentang kondisi pasien, asuhan keperawatan yang
dilakukan, kesulitan yang dialami
• Bersama perawat pagi, sore dan malam melaksanakan,
mengawasi, dan mengevaluasi pelayanan keperawatan pasien
yang sudah diprogramkan dan membuat pembaharuan sesuai
dengan kebutuhan pasien
• Mendelegasikan pelaksanaan asuhan keperawatan pada
anggota tim
• Membuat perincian tugas anggota tim
• Menerima konsultasi dari anggota tim memberikan instruksi
keperawatan
• Memimpin pertemuan tim keperawatan untuk menerima laporan,
memberi pengarahan tentang tugas, angora tim, pelaksanaan
asuhan keperawatan, serta masalah yang dihadapi
• Memelihara komunikasi yang efektif baik secara vertical maupun
horizontal
• Mengawasi dan berkomunikasi langsung dengan perwat
pelaksana
• Mengawasi proses asuhan keperawatan yang dilakukan
anggota tim

12
• Membantu kepala ruang membimbing peserta didik
• Menyusun rencana asuhan keperawatan mulai dari pengkajian
sampai evaluasi
• Mengikuti visite dokter
• Menciptakan suasana harmonis
• Membuat laporan pasien
• Mengorientasikan pasien baru
• Membina hubungan saling percaya antara perawat, pasien dan
keluarga
• Memberikan pertolongan dengan segera pada pasien dengan
kedaruratan
• Membuat laporan pasien dan mencatat kasus dari pasien,
kejadian di luar dugaan yang tidak diinginkan
• Melakukan penyuluhan pada pasien/ keluarga atau kepada
anggota tim

4) Uraian tugas pokok dan fungsi Perawat Pelaksana ICCU


• Menerima pasien baru sesuai prosedur dan ketentuan yang
berlaku
• Melaksanakan pengkajian keperawatan
• Mengidentifikaksi masalah keperawatan pasien
• Menyusun perencanaan asuhan keperawatan pasien
• Melaksanakan tindakan keperawatan untuk memenuhi
kebutuhan pasien suai dengan kewenangan klinisnya
• Melakukan tindakan darurat kepada pasiien sesuai protap yang
berlaku
• Melaksanakan evaluasi asuhan keperawatan
• Melaksanakan system pencatatan dan pelaporan asuhan
keperawatan yang tepat dan benar sesuai standar asuhan
keperawatan
• Melakukan discharge planning, menyiapkan pasien yang akan
pulang antara lain pemberian edukasi dan tindak lanjut
perawatan di rumah

13
• Mengobservasi kondisi pasien, selanjutnya melakukan tindakan
yang tepat berdasarkan hasil observasi tersebut, sesuai batas
kemampuannya
• Memberikan penyuluhan kesehatan kepada pasien dan
keluarganya sesuai dengan keadaan dan kebutuhan pasien
• Melakukan persiapan pemeriksaan diagnostik
• Melakukan tindakan kolaborasi
• Melakukan rujukan keperawatan
• Melakukan perawatan kebersihan diri (memandikan,
menggunakan pakaian, perawatan rambut, perawatan kuku,
perawatan mata, perawatan kaki, perawatan perineal,
pemeliharaan kesehatan mulut) pada pasien
• Melakukan perawatan pasien akhir hayat

14
1.2. Profil Peserta
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

1) Identitas Diri
a. Nama Lengkap : Chlara Yulia Anggraini, S.Kep., Ns
b. Pangkat/ Golongan : Penata Muda/ IIIa
c. Formasi Jabatan : Perawat Ahli Pertama
d. NIP : 199407212020122003
e. Tempat/ Tgl. Lahir : Bontang/ 21 Juli 1994
f. Alamat Rumah : Jl. Tari Jepen No. 30 RT. 12 Bontang
g. Nomor HP : 081234049715
h. Unit Kerja : RSUD Dr. R. Sosodoro Djatikoesoemo
i. Alamat Instansi : Jl. Veteran No. 36 Bojonegoro
j. Alamat Email : chlara.yulia.anggraini@gmail.com

2) Riwayat Pendidikan
a. Playgroup “Kuncup Melati” : Lulus Tahun 1998
b. TK Yayasan Pupuk Kaltim : Lulus Tahun 2000
c. SD I Yayasan Pupuk Kaltim : Lulus Tahun 2006
d. SMP Negeri 1 Bontang : Lulus Tahun 2009
e. SMA Negeri 1 Bontang : Lulus Tahun 2012
f. Program Studi S1 Ilmu Keperawatan
: Lulus Tahun 2016
Universitas Gadjah Mada
g. Profesi Ners
: Lulus Tahun 2018
Universitas Gadjah Mada

15
3) Uraian Tugas dan Jabatan
Dalam pelaksanaan aktualisasi, tugas dan jabatan Perawat Ahli
Pertama mengacu pada kegiatan dalam Sasaran Kerja Pegawai (SKP)
PK I Umum, sebagai berikut:
1. Melakukan pengkajian keperawatan dasar dan individu
2. Melakukan komunikasi terapeutik dalam memberikan asuhan
keperawatan
a. Melakukan komunikasi dengan pasien, keluarga, dan tim
kesehatan lainnya
b. Melakukan komunikasi dengan teknik SBAR
3. Memfasilitasi penggunaan alat-alat pengamanan/ pelindung fisik
pada pasien untuk mencegah risiko cedera pada individu dalam
rangka upaya preventif
a. Mengkaji risiko jatuh/ cedera
b. Tindakan pencegahan pasien jatuh
c. Tindakan pencegahan luka tekan
d. Memasang restrain
e. Memasang kasur dekubitus pada pasien bedrest
f. Membuat laporan insiden
4. Memberikan oksigenasi sederhana
a. Memberikan terapi oksigen nasal kanul
b. Tindakan pencegahan aspirasi
c. Manajemen jalan napas
d. Suction jalan napas
5. Memberikan tindakan keperawatan pada kondisi gawat darurat/
kritikal
a. Melakukan bantuan hidup dasar
b. Manajemen code blue
c. Melakukan monitoring pasien dengan NWESS
d. Pengecekan troli emergency
e. Pengecekan dan persiapan defibrillator
6. Memfasilitasi suasana lingkungan yang tenang dan aman serta
bebas risiko penularan infeksi
a. Melakukan hand hygiene

16
b. Melakukan batuk efektif
c. Penggunaan APD
7. Melakukan intervensi keperawatan spesifik yang sederhana pada
area anak
a. Menyiapkan pemasangan infus
b. Menyiapkan pemasangan syringe pump
c. Menyiapkan pemasangan infused pump
d. Mengganti cairan infus dan menghitung tetesan infus
e. Melepas infus
f. Mengambil sampel pemeriksaan darah vena, urin, feses, sputum
g. Menyiapkan obat-obatan
h. Mengelola pemberian obat-obatan: telinga, mata, enteral
inhalasi, nasal, oral, rektal, vaginal, kulit, intravena, intra
muscular, subkutan, intradermal
i. Menyiapkan transfusi
j. Melakukan tranportasi pasien dengan aman
k. Mengukur dan memonitor tanda-tanda vital
l. Menimbang berat badan
m. Memasang pulse oksimetri
n. Menyiapkan nebulizer
o. Melakukan persiapan discharge planning
p. Melakukan penghisapan lendir melalui oral
8. Memberikan dukungan/ fasilitas kebutuhan spiritual pada kondisi
kehilangan/ berduka/ menjelang ajal dalam pelayanan keperawatan
a. Melakukan perawatan pasien menjelang ajal
b. Melakukan perawatan pasien meninggal
9. Melakukan tindakan keperawatan pemenuhan kebutuhan nutrisi
a. Memberi makan pasien peroral
b. Memberikan minum susu perbotol/ bottle feeding
c. Melakukan pemeriksaan gula darah dengan glucometer
d. Melakukan tindakan pemasangan NGT
e. Memberikan nutrisi enteral melalui NGT
f. Melepas NGT
10. Melakukan tindakan keperawatan pemenuhan kebutuhan eliminasi

17
a. Membantu pasien berkemih Spontan
b. Memasang kateter urin
c. Merawat kateter urin dan sistostomi
d. Membantu pasien BAB di atas tempat tidur
e. Memberikan huknah atau lavement
11. Melakukan tindakan keperawatan pemenuhan kebutuhan mobilisasi
a. Perawatan pasien dengan tirah baring
b. Mengatur posisi pasien
c. Melatih pasien ambulasi
12. Melakukan tindakan keperawatan pemenuhan kebutuhan istirahat
dan tidur
a. Melakukan pengukuran skala nyeri
b. Melakukan latihan relaksasi napas dalam
13. Melakukan tindakan keperawatan pemenuhan kebutuhan
kebersihan diri
a. Membantu perawatan diri: mandi, BAB, BAK
b. Membantu menjaga kebersihan mulut dan gigi
c. Mengganti linen
14. Melakukan tindakan keperawatan pemenuhan kebutuhan rasa
nyaman dan pengaturan suhu tubuh
a. Memberikan kompres hangat/ dingin
15. Melakukan perawatan luka
a. Luka insisi post operasi
b. Luka tekan/ dekubitus
c. Merawat drain
16. Melakukan Range of Motion (ROM) pada pasien dengan berbagai
kondisi dalam rangka melakukan rehabilitasi pada individu
17. Melatih mobilisasi pasien dengan berbagai kondisi dalam rangka
melakukan upaya rehabilitasi pada individu
18. Melakukan dokumentasi tindakan keperawatan

18
4) Deskripsi Alur Pelayanan

Bagan 1.3. Alur Pelayanan Ruang ICCU RSUD Dr. R. Sosodoro Djatikoesoemo

19
BAB II
RANCANGAN AKTUALISASI

2.1. Deskripsi Isu


Rancangan aktualisasi ini disusun berdasarkan identifikasi beberapa
isu atau problematika yang ditemukan dalam melaksanakan tugas sebagai
tenaga kesehatan khususnya perawat di instansi tempat bekerja, yaitu
Ruang ICCU RSUD Dr. R. Sosodoro Djatikoesoemo Bojonegoro. Adapun
isu-isu yang ditemukan antara lain sebagai berikut:
1. Ketidakefektifan pelaksanaan serah terima pasien pre dan post
tindakan kateterisasi jantung
Selama proses operan pasien pre dan post tindakan jarang
menggunakan prosedur serah terima yang sesuai dengan prosedur
komunikasi efektif. Tidak ada operan ceklist persiapan pasien dan
tidak ada bukti penandatanganan serah terima pasien.
2. Perawat ICCU yang memiliki sertifikat keahlian khusus masih
<50%
Dari jumlah perawat Ruang ICCU yaitu 15 orang, hanya 7 orang yang
sudah memiliki sertifikat pelatihan ICU dasar. Selain pelatihan
tersebut, perawat yang memiliki keahlian dalam kardiologi dasar
masih <50%. Kardiologi dasar ini sangat penting dalam menentukan
kegawatdaruratan pasien dengan sakit jantung.
3. Ketidakpatuhan perawat ICCU untuk menggunakan APD saat di
Ruang Kohorting selama pandemi
Ruang ICCU memiliki dua ruangan yaitu ruangan kohorting dan non-
kohorting. Selama pandemi, rumah sakit membuat kebijakan, jika
masuk ruang kohorting wajib menggunakan Alat Pelindung Diri (APD)
seperti masker N95, faceshield, gown, dan handscoon. Dari kebijakan
tersebut, masih ada perawat ICCU yang melanggarnya. Mereka
hanya menggunakan masker bedah saat masuk Ruang Kohorting.
4. Rendahnya motivasi SDM dalam pendokumentasian askep
dengan lengkap
Pengisian dokumentasi rekam medis secara lengkap pasien ICCU
dinilai masih rendah. Perawat ICCU hanya terkonsentrasi melengkapi

20
lembar observasi pasien saja tetapi form RM lainnya tidak diisi,
sehingga status pasien dikembalikan lagi pihak RM ke Ruang ICCU
untuk dilengkapi.
5. Pemberian edukasi pada pasien baru jarang dilakukan
Pemberian edukasi penting diawal pasien masuk. Perawat
bertanggung jawab untuk memberikan edukasi kepada pasien dan
keluarga, sehingga keluarga paham akan sakit yang diderita pasien
serta alat-alat apa saja yang terpasang dipasien.
6. Peningkatan stress dan cemas perawat selama pandemi
Ruang kohorting pada ICCU diisi oleh pasien dengan penyakit
penyerta paru dan kecurigaan suspek COVID-19. Saat pandemi,
ruang kohorting di ICCU sering kecolongan adanya pasien COVID-19.
Hal ini membuat stress tinggi pada perawat sehingga takut
menangani pasien tersebut.
7. Pembagian kerja antar staf belum merata
Metode keperawatan yang diterapkan di ICCU yaitu lebih kepada
fungsional, padahal sesuai pedoman pelayanan ICCU menggunakan
metode tim. Sehingga terjadi ketidakadilan dalam pembagian tugas.
8. Ketidakefektifan komunikasi antara Dokter DPJP dan perawat
Ruang ICCU
Ada saat-saat terjadi miskomunikasi antara dokter DPJP dan perawat
Ruang ICCU. Saat melaporkan keadaan pasien dengan mengirimkan
pesan lewat whatsapp kadang menimbulkan kesalahpahaman arti.
Perawat ICCU pun bisa mengkonfirmasi ulang dengan menelepon
DPJP agar tidak terjadi kesalahan dalam pemberian terapi.
9. Ketidakpatuhan dalam menerapkan prinsip 6 benar dalam
pemberian obat
ICCU menerapkan sistem penomoran pada pasien disesuaikan
dengan urutan bed pasien. Hal ini bertujuan agar memudahkan
perawat ICCU untuk memberikan obat. Namun, hal ini berisiko karena
prinsip 6 benar pemberian obat tidak dilaksanakan.
10. Ketidakefektifan pelaksanaan komunikasi SBAR (Situation,
Background, Assessment, dan Recommendation) pada proses
serah terima pasien antar shift jaga oleh perawat ICCU

21
Selama musim pandemi proses operan pasien di Ruang ICCU tidak
menggunakan prosedur serah terima yang sesuai dengan prosedur
komunikasi efektif. Operan dilakukan di Ruang Nurse Station bersih
dan hanya menggunakan buku operan saja. Tidak melakukan serah
terima dengan keliling ke pasien. Hal inilah yang menyebabkan kertas
flowchart yang sudah berstempel serah terima tidak pernah
ditandatangani oleh shift penerima pasien berikutnya dan terkadang
informasi yang dioperkan kurang jelas dan lengkap.

Dari ilustrasi di atas, penulis mengambil isu aktual dari ruangan antara
lain sebagai berikut:
Tabel 2.1. Deskripsi Isu di Ruang ICCU (1)
Kondisi Saat Ini Kondisi yang Diharapkan
No.
(Kalimat negatif) (Kalimat Positif)
1. Ketidakefektifan pelaksanaan serah Pelaksanaan serah terima pasien pre
terima pasien pre dan post tindakan dan post tindakan kateterisasi jantung
kateterisasi jantung berjalan sesuai SOP
2. Perawat ICCU yang memiliki sertifikat Semua perawat ICCU sudah memiliki
keahlian khusus <50% sertifikat keahlian khusus
3. Ketidakpatuhan perawat ICCU untuk Seluruh petugas di Ruang ICCU patuh
menggunakan APD saat di Ruang dalam penggunaan APD khususnya di
Kohorting selama pandemi Ruang Kohorting
4. Rendahnya motivasi SDM dalam Terjadi peningkatan motivasi SDM dalam
pendokumentasian askep dengan mengisi dokumentasi askep secara
lengkap lengkap
5. Pemberian edukasi pada pasien baru Pemberian edukasi pasien baru
jarang dilakukan dilakukan secara optimal
6. Peningkatan stress dan cemas perawat Berkurangnya tingkat stress dan
selama pandemi kecemasan perawat selama pandemi
7. Pembagian kerja antar staf belum Pembagian kerja antar staf merata
merata
8. Ketidakefektifan komunikasi antara Terjalin komunikasi efektif antara Dokter
Dokter DPJP dan perawat Ruang ICCU DPJP dan perawat Ruang ICCU
9. Ketidakpatuhan dalam menerapkan Kepatuhan menerapkan prinsip 6 benar
prinsip 6 benar dalam pemberian obat dalam pemberian obat
10. Ketidakefektifan pelaksanaan Pelaksanaan serah terima pasien antar
komunikasi SBAR (Situation, shift jaga oleh perawat ICCU berjalan
Background, Assessment, dan sesuai SOP dan menggunakan teknik

22
Recommendation) pada proses serah komunikasi SBAR
terima pasien antar shift oleh perawat
ICCU

2.2. Identifikasi Isu


Dari beberapa isu yang telah diidentifikasi kemudian dianalisis
menggunakan teknik analisis isu, yakni teknis tapis isu, menggunakan
metode Aktual, Kekhalayakan, Problematika, Kelayakan (AKPL). Aktual
adalah isu atau pokok persoalan sedang terjadi atau akan terjadi dan
sedang menjadi pembicaraan orang banyak. Kekhalayakan artinya isu yang
secara langsung menyangkut hajat hidup orang banyak. Problematika
adalah isu yang menyimpang dari kondisi yang seharusnya, standar
ketentuan yang menimbulkan kegelisahan yang perlu dicari penyebab dan
pemecahannya. Kelayakan artinya isu bersifat logis dan patur dibahas
sesuai dengan tugas dan tanggung jawab. Analisis AKPL menggunakan
rentang nilai berupa matriks skor yaitu 1-5. Yang menandakan bahwa
semakin tinggi skor berarti isu tersebut bersifat mendesak untuk segera
dicari penyelesaiannya.
Tabel 2.2. Identifikasi Isu di Ruang ICCU (1)
Nilai
No. Isu Strategis/ Masalah A K P L Total Rangking
(1-5) (1-5) (1-5) (1-5)
1. Ketidakefektifan 5 4 4 5 18 1
pelaksanaan serah terima
pasien pre-post tindakan
kateterisasi jantung
2. Perawat ICCU yang 1 2 2 2 7 10
memiliki sertifikat keahlian
khusus <50%
3. Ketidakpatuhan perawat 3 3 3 3 12 5
ICCU dalam menggunakan
APD di Ruang Kohorting
selama pandemi
4. Rendahnya motivasi SDM 2 2 3 3 10 7
dalam pendokumentasian
askep dengan lengkap
5. Pemberian edukasi pada 2 3 3 3 11 6

23
pasien baru jarang
dilakukan
6. Peningkatan stress dan 2 2 2 2 8 9
cemas perawat selama
pandemi
7. Pembagian kerja antar staf 1 2 3 3 9 8
belum merata
8. Ketidakefektifan 4 4 3 4 15 3
komunikasi antara Dokter
DPJP dan perawat Ruang
ICCU
9. Ketidakpatuhan dalam 3 4 3 3 13 4
menerapkan prinsip 6
benar dalam pemberian
obat
10. Ketidakefektifan 4 4 4 4 16 2
pelaksanaan komunikasi
SBAR pada proses serah
terima pasien antar shift
jaga oleh perawat ICCU

Berdasarkan Analisis AKPL terlihat bahwa isu mengenai


“Ketidakefektifan pelaksanaan serah terima pasien pre dan post tindakan
kateterisasi jantung” memiliki peringkat tertinggi dengan skor AKPL 18 poin.
Hal ini diperkuat dengan survey kelengkapan isi rekam medis yang telah
dilakukan pada tanggal 1-3 April 2021 terdapat total 9 pasien yang di rawat
di Ruang ICCU dan 4 diantaranya menjalani pemasangan ring jantung.
Standar sasaran keselamatan pasien di rumah sakit dapat optimal
dengan meningkatkan komunikasi yang efektif terhadap pelayanan ke
pasien di rumah sakit baik saat serah terima maupun pendokumentasian
rekam medis harus memiliki syarat yaitu : tepat waktu, akurat, lengkap,
tidak bermakna ganda (ambigouos), dapat diterima oleh penerima informasi
untuk menghindari kesalahan (SNARS, 2017).
Dibawah ini adalah tabel data bahwa pelaksananaan komunikatif
efektif bila dilihat dari proses timbang terima dan pendokumentasian sesuai
permintaan SNARS pada pasien di Ruang ICCU belum efektif dilakukan.

24
Tabel 2.3. Data Pendokumentasian Ruang ICCU dan Cathlab
Indikator optimalnya pelaksanaan serah terima dan
pendokumentasian berdasarkan SNARS edisi 1
No Nama
tahun 2017
1 2 3 4 5
1. Tn. M x √ x √ x
2. Tn. W x √ x √ √
3. Tn. S x √ x √ √
4. Ny. K x √ x √ x
5. Tn. G x √ x √ x
Keterangan : x : tidak , √ : ya

Dari hasil tabel tersebut terdapat 2 indikator optimal yaitu komunikasi


dilakukan dengan akurat dan tidak bermakna ganda (ambigu). Namun hal
itu masih dianggap kurang karena suatu proses serah terima dan
pendokumentasian dituntut selalu lengkap, tepat waktu, dan dapat diterima
oleh penerima informasi agar mengindari kejadian tidak diharapkan.

2.3. Penetapan Penyebab Isu dan Dampak


Setelah isu didapatkan berdasarkan AKPL, maka selanjutnya
diidentifikasi penyebab terjadinya isu dengan menggunakan pendekatan
fishbone. Pendekatan fishbone diagram juga berupaya memahami
persoalan dengan memetakan isu berdasarkan cabang-cabang terkait.
Fishbone diagram akan mengidentifikasi berbagai sebab potensial
dari satu efek atau masalah, dan menganalisis masalah tersebut melalui
sesi brainstorming. Masalah akan dipecah menjadi sejumlah kategori yang
berkaitan, mencakup manusia, material, mesin prosedur, kebijakan dan
sebagainya. Setiap kategori mempunyai sebab-sebab yang perlu diuraikan
memalui sesi brainstorming.

25
Bagan 2.1. Fishbone Diagram (1)

Pada diagram di atas menjelaskan bahwa ada beberapa penyebab


terjadinya isu diantaranya yaitu:
1. Jumlah Petugas Ruang Cathlab kurang
Perawat penerima pasien dan Ruang Pemulihan di Ruang Cathlab
belum ada. Petugas di Ruang Cathlab terdiri dari 3 orang perawat,
dimana jika mulai tindakan semua perawat ikut serta didalamnya.
Sehingga biasanya keluarga pasien yang menunggui pasien di Ruang
Penerimaan dan Ruang Pemulihan.
2. Belum adanya standar operan yang jelas baik lisan maupun
dokumentasi pada proses serah terima pasien
Standar Operasional Prosedur (SOP) di Ruang Cathlab tentang serah
terima pasien kateterisasi jantung belum ada. Sehingga selama ini
hanya menggunakan ceklist kateterisasi jantung dan operan secara
lisan tidak ada bukti tertulisnya.
3. Lembar serah terima pasien yang komprehensif belum ada
Untuk menyiasati ketidakadaan lembar serah terima pasien, dipakailah
lembar transfer unit. Beberapa hari penggunaan lembar tersebut baik
perawat ICCU dan Cathlab merasa kesulitan mengisinya. Sehingga

26
banyak item yang dikosongi, seperti terapi selanjutnya, jam operan, dan
tanda tangan.
Setelah dibuat diagram fishbone untuk mengetahui penyebab dari isu
yang diidentifikasi. Maka perlu untuk memperoleh penyebab utama dengan
menggunakan perangkingan khususnya jika diperoleh banyak penyebab.
Maka perlu penetapan skala prioritas untuk mencari penyebab utama.
Metode yang dapat digunakan untuk memilih diantara penyebab isu adalah
dengan menggunakan metode analisa USG, meliputi Urgency, Seriousness
dan Growth.
1. Urgency atau urgensi, yaitu dilihat dari tersedianya waktu, mendesak atau
tidak masalah tersebut diselesaikan.
1: Tidak penting
2: Kurang penting
3: Cukup penting
4: Penting
5: Sangat penting
2. Seriousness atau tingkat keseriusan dari masalah, yakni dengan melihat
dampak masalah tersebut terhadap produktifitas kerja, pengaruh
terhadap keberhasilan, membahayakan sistem atau tidak.
1: Akibat yang ditimbulkan tidak serius
2: Akibat yang ditimbulkan kurang serius
3: Akibat yang ditimbulkan cukup serius
4: Akibat yang ditimbulkan serius
5: Akibat yang ditimbulkan sangat serius
3. Growth atau tingkat perkembangan masalah yakni apakah masalah
tersebut berkembang sedemikian rupa sehingga sulit untuk dicegah.
1: Tidak berkembang;
2: Kurang berkembang;
3: Cukup berkembang;
4: Berkembang;
5 : Sangat berkembang

27
Tabel 2.4. Analisis Penyebab dengan Menggunakan USG (1)
Nilai
No. Penyebab Terjadinya Isu U S G Total Peringkat
(1-5) (1-5) (1-5)
1. Jumlah petugas Ruang 4 4 4 12 3
Cathlab kurang
2. Belum adanya standar 5 5 4 14 1
operan yang jelas baik lisan
maupun dokumentasi pada
proses serah terima pasien
3. Lembar serah terima pasien 5 4 4 13 2
yang komprehensif belum
ada

Sesuai penjelasan di atas penyebab utama dalam isu yang saya


angkat adalah belum adanya standar operan yang jelas baik lisan maupun
dokumentasi pada proses serah terima pasien kateterisasi jantung. Atas
dasar isu dan penyebab yang dipilih, maka memunculkan gagasan rencana
aktualisasi yaitu “Penerapan Standar Operasional dan Prosedur Serah
Terima Pasien Kateterisasi Jantung di RSUD Dr. R. Sosodoro
Djatikoesoemo Bojonegoro”.
Aspek utama yang terdapat dalam isu tersebut adalah adanya
pemasalahan dalam pemberian pelayanan kesehatan guna meningkatkan
keselamatan pasien (patient safety). Patient safety merupakan komponen
penting dan vital dalam asuhan keperawatan yang berkualitas. Hal ini
menjadikan penting karena patient safety dapat memperbaiki mutu
pelayanan dalam memberikan asuhan keperawatan (Kamil, 2011).
Terdapat beberapa standar sasaran keselamatan pasien di rumah
sakit yaitu ketepatan identifikasi pasien, meningkatkan komunikasi yang
efektif, meningkatkan keamanan obat yang harus diwaspadai, kepastian
tepat lokasi prosedur dan pasien, mengurangi risiko infeksi rumah sakit dan
mengurangi risiko pasien jatuh (SNARS, 2017).
Salah satu sasaran keselamatam pasien yaitu meningkatkan
komunikasi yang efektif. Komunikasi efektif yang sering digunakan oleh
perawat yaitu komunikasi pada saat proses serah terima (hand over)
pasien. Serah terima pasien bertujuan untuk memberikan transfer informasi

28
dan tanggung jawab untuk perawatan pasien dari satu unit ke unit terkait
lain di rumah sakit. Serah terima pasien yang efektif mendukung informasi
penting dan kontinuitas perawatan dan pengobatan. Serah terima pasien
yang tidak efektif dapat berkontribusi terhadap menurunnya mutu
pelayanan berkaitan dengan keselamatan pasien. Hal tersebut dapat
berdampak terjadinya kesalahan pengobatan, salah operasi, bahkan
kematian pasien (Kamil, 2011).
Salah satu upaya untuk mengatasi ketidakefektifan komunikasi yaitu
dengan meningkatkan sistem komunikasi SBAR (Situation, Background,
Assessment, Recommendation) agar dapat berfungsi sebagai alat untuk
standarisasi komunikasi antar disiplin ilmu. Pelaksanaan komunikasi SBAR
pada saat hand over jika dilaksanakan sesuai dengan Standard Operational
Procedure (SOP) akan menghasilkan komunikasi efektif di rumah sakit
(Saefulloh dkk, 2020).
Standar sasaran keselamatan pasien di rumah sakit dapat optimal
dengan meningkatkan komunikasi yang efektif terhadap pelayanan ke
pasien di rumah sakit baik saat serah terima maupun pendokumentasian
rekam medis harus tepat waktu, akurat, lengkap, tidak bermakna ganda
(ambigouos), dan dapat diterima oleh penerima informasi untuk
menghindari kesalahan (SNARS, 2017).

29
2.4. Matriks Rancangan Aktualisasi
Tabel 2.5.
Matriks Rancangan Aktualisasi (1)
Keterkaitan Mata Konstribusi Tujuan Penguatan Nilai
No. Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/ Hasil
Subtansi Pelatihan Organisasi Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
1. Melakukan konsultasi Melakukan konsultasi 1. Persetujuan coach Akuntabilitas Melakukan konsultasi Konsultasi dengan
dengan coach dan mentor dengan coach dan mentor terkait dengan Jujur dalam berdiskusi dan dengan mentor dan coach mentor dan coach
terkait rancangan terkait rancangan rancangan aktualisasi memiliki kejelasan target memiliki kontribusi sesuai menguatkan nilai-nilai
aktualisasi aktualisasi yang dibuat yang dibuat dalam memecahkan isu misi dan tujuan rumah Kerjasama,
2. Persetujuan mentor Nasionalisme sakit professional, komiten
terkait dengan Kegiatan ini merupakan dan saling percaya
rancangan aktualisasi wujud dari musyawarah
yang dibuat dan mufakat
3. Terpilihlah judul yang Etika publik
sesuai dengan isu Bersikap sopan dan hormat
yang diambil kepada mentor dalam
melakukan diskusi
Bukti:
Lembar bimbingan/ hasil
diskusi, foto kegiatan
diskusi

30
2. Melakukan koordinasi 1. Membentuk tim kecil Terbentuknya rancangan Nasionalisme Penyusunan draft SOP Dalam penyusunan
dengan unit terkait untuk dan berdiskusi untuk SOP serah terima pasien Bermusyawarah dengan serah terima pasien draft SOP ini
merancang draft SOP membuat draft SOP kateterisasi jantung rekan kerja dalam sesuai dengan misi rumah menguatkan nilai-nilai
serah terima pasien serah terima pasien membuat SOP dan ceklist sakit yaitu kerja sama,
kateterisasi jantung yang didalamnya Bukti: serah terima pasien komitmen mutu dan
terdapat dari pihak Foto kegiatan diskusi, Etika Publik profesional
cathlab dan ICCU draft rancangan SOP - Menggunakan bahasa
2. Membuat lembar ceklist serah terima pasien, yang sopan dan santun
serah terima pasien pre lembar ceklist serah dalam menyampaikan
dan post kateterisasi terima pasien pre dan konsep
3. Melakukan sinkronisasi post kateterisasi, daftar - Menjaga komunikasi dan
antara SOP dan lembar hadir peserta diskusi hubungan yang baik
ceklist dengan rekan kerja
-
3. Melakukan koordinasi 1. Mencari kebijakan Terbentuknya SOP serah Akuntabilitas Pada butir kegiatan ini Meminta persetujuan
dengan bagian terkait SOP yang dibuat terima pasien kateterisasi Hasil dari SOP ini sesuai dengan misi rumah Direktur RS ini
penindaklanjutan draft dibadan hukum jantung yang sudah sah diharapkan bisa sakit menguatkan nilai-nilai
SOP untuk dimintakan 2. Melakukan koordinasi Bukti fisik : dipertanggung jawabkan yaitu komitmen mutu
persetujuan Direktur terkait hasil final SOP SOP serah terima pasien kedepannya dan selalu dan profesional
Rumah Sakit 3. Meminta persetujuan kateterisasi jantung dipakai dalam proses
Direktur RS untuk timbang terima pasien
mengeluarkan SK agar Etika Publik
SOP dapat Dalam melakukan
diberlakukan di rumah koordinasi ini
sakit menggunakan Bahasa

31
yang sopan dan santun,
serta tidak menyinggung
pihak manapun

4. Melakukan sosialisasi 1. Menyamakan persepsi Perawat Ruang ICCU dan Manajemen ASN Kegiatan ini mendukung Kegiatan sosialisasi ini
adanya SOP dan terkait SOP serah Cathlab mengerti Melakukan sosialisasi misi rumah sakit yaitu menguatkan nilai-nilai
prosedur serah terima terima dengan sharing pentingnya pelaksanaan kegiatan ini bertujuan untuk mewujudkan peningkatan organisasi yaitu
pasien kateterisasi teman sejawat di Ruang serah terima pasien memberikan informasi kualitas sumber daya integrasi, saling
jantung kepada petugas di ICCU dan Cathlab sesuai SOP kepada rekan kerja tentang manusia yang percaya, komitmen
Ruang ICCU dan Cathlab 2. Melakukan sosialisasi pentingnya pelaksanaan berkelanjutan. mutu dan profesional
penerapan SOP dan Bukti: serah terima sesuai
lembar checklist serah Foto kegiatan dengan SOP
terima pasien yang baru Pelayanan Publik
Kegiatan ini dilakukan agar
tidak terjadi kejadian tidak
diinginkan (KTD) pada
pasien, sehingga
pelayanan menjadi
maksimal
Nasionalisme
Dalam sosialisasi
diharapkan selalu menjalin
kerjasama dengan teman
sejawat

32
WoG
Dalam kegiatan sosialisasi
perlu melakukan
Kerjasama dan
berkomunikasi dengan
pihak-pihak terkait
khususnya teman sejawat

5. Melaksanakan 1. Mengubah kebiasaan Perawat ICCU dan Akuntabilitas Kegiatan ini mendukung Kegiatan ini, baik di
implementasi lama menjadi kebiasaan Cathlab dapat melakukan Bertanggung jawab dalam visi dan misi rumah sakit Ruang ICCU maupun
pelaksanaan SOP dan baru yang runtut dalam komunikasi efektif dalam setiap kegiatannya dan Cathlab, menguatkan
prosedur serah terima pelaksanaan serah serah terima pasien diharapkan teman sejawat nilai-nilai organisasi
pasien pada pelayanan terima pasien kateterisasi jantung dapat mengaplikasikan yaitu akuntabel,
kateterisasi jantung kateterisasi jantung SOP dengan benar professional, dan
2. Dibuatkan role play Bukti: Nasionalisme komitmen mutu
sebagai acuan Foto kegiatan Kontribusi teman-teman
pelaksanaan SOP serah Video role play ruang ICCU dan Cathlab
terima dengan benar sangat penting dalam
keberhasilan pelaksanaan
SOP
Komitmen Mutu
Dapat meningkatkan
kualitas pelayanan

33
6. Melakukan evaluasi 1. Membuat formulir Ditemukannya presentase Etika Publik Kegiatan ini mendukung Dalam evaluasi
pelaksanaan kepatuhan checklist kepatuhan angka kepatuhan perawat Dalam melakukan visi dan misi rumah sakit kepatuhan SOP nilai-
menjalankan SOP dan perawat ICCU dalam Ruang ICCU dan Cathlab konsultasi harus bersikap nilai organisasi yaitu:
pengisian formulir serah menerapkan SOP serah Bukti: sopan, santun, kejujuran, professional
terima pasien kateterisasi terima pasien Lembar evaluasi komunikatif, dan hormat dan komitmen
jantung kateterisasi jantung monitoring kepatuhan Nasionalisme
2. Melakukan analisis hasil pelaksanaan SOP, foto Selama melakukan
checklist monitoring kegiatan konsultasi, saling bertukar
pelaksanaan SOP serah pendapat dan disimpulkan
terima pasien dengan musyawarah untuk
kateterisasi jantung menentukan format
3. Konsultasi dengan checklist monitoring
coach dan mentor kepatuhan SOP serah
terkait hasil terima pasien
pelaksanaan kepatuhan Akuntabilitas
petugas dalam Dalam menganalisis dan
melaksanakan SOP dan membuat laporan, isi dari
prosedur serah terima setiap yang ditulis adalah
pasien jujur dan bertanggung
jawab
Komitmen Mutu
Dalam pelaksanaannya
akan menciptakan mutu
pelayanan yang semakin
baik

34
7. Menyusun laporan hasil 1. Mengumpulkan data Tersusunnya laporan hasil Akuntabilitas Menyusun laporan hasil Penyusunan laporan
aktualisasi dan bukti pendukung aktualisasi Penyusunan laporan aktualisasi memiliki menguatkan nilai-nilai
organisasi yaitu :
laporan dilakukan dengan tanggung kontribusi sesuai misi, visi
akuntabel, transparan,
2. Menyusun laporan hasil Bukti: jawab dan tujuan rumah sakit dan koomitmen mutu
aktualisasi Laporan hasil aktualisasi Nasionalisme
3. Melakukan konsultasi Penyusunan laporan
konfirmasi ulang untuk dilakukan dengan kerja
perbaikan laporan keras, efektif dan efisien
Etika Publik
Selalu cermat, jujur, dan
disiplin dalam
melaksanakan setiap
kegiatan
Komitmen mutu
Selalu berorientasi
terhadap hasil yang dicapai
dan memuaskan
Anti Korupsi
Penyusunan laporan
dilakukan secara mandiri
dan penuh tanggung jawab

35
2.5. Rencana Jadwal Pelaksanaan Aktualisasi
Tabel 2.6.
Jadwal Pelaksanaan Kegiatan Aktualisasi (1)
APRIL 2021 MEI 2021 JUNI 2021
No. TOPIK/ISU MINGGU KE- MINGGU KE- MINGGU KE-
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1. Melakukan konsultasi dengan coach dan mentor terkait rancangan aktualisasi
Melakukan koordinasi dengan unit terkait untuk merancang draft SOP serah terima
2.
pasien kateterisasi jantung
Melakukan koordinasi dengan bagian penindaklanjutan draft SOP untuk
3.
dimintakan persetujuan Direktur RS
Melakukan sosialisasi adanya SOP dan prosedur serah terima pasien kateterisasi
4.
jantung kepada petugas di Ruang ICCU dan Cathlab
Melaksanakan implementasi pelaksanaan SOP dan prosedur serah terima pasien
5.
kateterisasi jantung
Melakukan evaluasi pelaksanaan kepatuhan menjalankan SOP dan pengisian
6.
formulir serah terima pasien kateterisasi jantung
7. Penyusunan laporan aktualisasi
Keterangan : : Pelaksanaan Kegiatan

36
BAB III
PELAKSANAAN AKTUALISASI

3.1. Perubahan Kegiatan dari Rancangan Aktualisasi


3.1.1. Kendala Pelaksanaan Rancangan Aktualisasi
Saat akan menjalankan aktualisasi terdapat kendala yang
dihadapi sehingga aktualisasi yang seharusnya bisa terlaksana
menjadi tidak bisa dilaksanakan. Namun kendala tersebut harus
diatasi walaupun dengan mengganti isu yang akan dipecahkan.
Berikut penjabaran kendala yang dihadapi saat akan memulai
aktualisasi, yaitu:
a. Alat pemasangan kateterisasi jantung sedang rusak. Kerusakan
alat ini terjadi pada tanggal 26 April 2021 tepat di hari Senin
setelah melakukan presentasi rancangan aktualisasi. Petugas
Cathlab mengabari Ruang ICCU jika alat sedang rusak dan
sedang dalam proses pelaporan pihak manajemen untuk
diperbaiki. Prakiraan perbaikan akan memakan waktu sebulan
bahkan lebih.
b. Draft SOP dan lembar serah terima pasien kateterisasi jantung
tidak bisa diimplementasikan karena jika alat rusak otomatis tidak
ada pasien masuk rumah sakit untuk pasang ring jantung.

3.1.2. Strategi Pemecahan Masalah


Strategi pemecahan masalah akibat terjadi kendala tersebut
dijabarkan sebagai berikut:
a. Konsultasi kepada mentor dan coach terkait terjadi kendala dalam
melakukan kegiatan sesuai rancangan aktualisasi.
b. Konsultasi dengan coach terkait perubahan topik yang akan
diambil untuk aktualisasi. Coach menyarankan tetap pada isu dan
topik yang sama tetapi bisa diubah pada responden pengambilan
datanya. Coach juga mengatakan tidak perlu merubah BAB II,
semua kendala dan perubahan topik aktualisasi bisa dijelaskan
pada BAB III.

37
c. Koordinasi dengan Kepala Ruang ICCU dan mentor terkait
merubah topik aktualisasi dan keduanya menyarankan untuk
mengambil topik tertinggi kedua. Hal ini dikarenakan topik kedua
ini juga masih berhubungan dengan komunikasi efektif tetapi
respondennya adalah teman-teman Ruang ICCU antar shift saja.
d. Membuat kembali alur deskripsi isu dan penetapan dampak dari
isu yang diambil. Penulis mengambil isu tertinggi kedua untuk
dilakukan pelaksanaannya selama proses habituasi ini.

3.1.3. Perubahan Deskripsi Isu dan Penyebab Aktualisasi


a. Deskripsi Isu
Tabel 3.1. Deskripsi Isu di Ruang ICCU (2)
Kondisi Saat Ini Kondisi yang Diharapkan
No.
(Kalimat negatif) (Kalimat Positif)
1. Ketidakefektifan pelaksanaan serah Pelaksanaan serah terima pasien pre
terima pasien pre dan post tindakan dan post tindakan kateterisasi jantung
kateterisasi jantung berjalan sesuai SOP
2. Perawat ICCU yang memiliki Semua perawat ICCU sudah memiliki
sertifikat keahlian khusus <50% sertifikat keahlian khusus
3. Ketidakpatuhan perawat ICCU untuk Seluruh petugas di Ruang ICCU patuh
menggunakan APD saat di Ruang dalam penggunaan APD khususnya di
Kohorting selama pandemi Ruang Kohorting
4. Rendahnya motivasi SDM dalam Terjadi peningkatan motivasi SDM
pendokumentasian askep dengan dalam mengisi dokumentasi askep
lengkap secara lengkap
5. Pemberian edukasi pada pasien Pemberian edukasi pasien baru
baru jarang dilakukan dilakukan secara optimal
6. Peningkatan stress dan cemas Berkurangnya tingkat stress dan
perawat selama pandemi kecemasan perawat selama pandemi
7. Pembagian kerja antar staf belum Pembagian kerja antar staf merata
merata
8. Ketidakefektifan komunikasi antara Terjalin komunikasi efektif antara
Dokter DPJP dan perawat Ruang Dokter DPJP dan perawat Ruang ICCU
ICCU
9. Ketidakpatuhan dalam menerapkan Kepatuhan menerapkan prinsip 6 benar
prinsip 6 benar dalam pemberian dalam pemberian obat
obat

38
10. Ketidakefektifan pelaksanaan Pelaksanaan serah terima pasien antar
komunikasi SBAR (Situation, shift jaga oleh perawat ICCU berjalan
Background, Assessment, dan sesuai SOP dan menggunakan teknik
Recommendation) pada proses komunikasi SBAR
serah terima pasien antar shift oleh
perawat ICCU

b. Identifikasi Isu
Tabel 3.2. Identifikasi Isu di Ruang ICCU (2)
Nilai
No. Isu Strategis/ Masalah A K P L Total Rangking
(1-5) (1-5) (1-5) (1-5)
1. Ketidakefektifan 5 4 4 5 18 1
pelaksanaan serah terima
pasien pre-post tindakan
kateterisasi jantung
2. Perawat ICCU yang 1 2 2 2 7 10
memiliki sertifikat keahlian
khusus <50%
3. Ketidakpatuhan perawat 3 3 3 3 12 5
ICCU dalam
menggunakan APD di
Ruang Kohorting selama
pandemi
4. Rendahnya motivasi SDM 2 2 3 3 10 7
dalam pendokumentasian
askep dengan lengkap
5. Pemberian edukasi pada 2 3 3 3 11 6
pasien baru jarang
dilakukan
6. Peningkatan stress dan 2 2 2 2 8 9
cemas perawat selama
pandemi
7. Pembagian kerja antar 1 2 3 3 9 8
staf belum merata
8. Ketidakefektifan 4 4 3 4 15 3
komunikasi antara Dokter
DPJP dan perawat Ruang
ICCU

39
9. Ketidakpatuhan dalam 3 4 3 3 13 4
menerapkan prinsip 6
benar dalam pemberian
obat
10. Ketidakefektifan 4 4 4 4 16 2
pelaksanaan komunikasi
SBAR pada proses serah
terima pasien antar shift
jaga oleh perawat ICCU

Berdasarkan Analisis AKPL terlihat bahwa isu mengenai


“Ketidakefektifan pelaksanaan komunikasi SBAR pada
proses serah terima pasien antar shift jaga oleh perawat
ICCU” memiliki peringkat tertinggi kedua dengan skor AKPL 16
poin.
Berdasarkan survei pendahuluan pada awal bulan April
2021 di Ruang ICCU RSUD Dr. R. Sosodoro Djatikoesoemo
kepada Kepala Ruang ICCU menyatakan serah terima antar shift
belum menggunakan metode SBAR, komunikasi SBAR dilakukan
hanya saat komunikasi via telpon antara perawat dengan dokter
untuk memberitahu kondisi pasien. Standar Operasional
Prosedur (SOP) tentang komunikasi SBAR saat serah terima
pasien di ruangan ini sudah ada tetapi penerapannya masih
belum berjalan sesuai tahapan prosedur. Padahal di area intensif,
serah terima kondisi pasien harus lengkap dan berisi informasi
penting.
Hasil wawancara dengan 13 perawat pelaksana didapatkan
bahwa pada saat melakukan serah terima, komunikasi SBAR
tidak dilakukan karena tidak mengetahui jika komunikasi SBAR
juga dapat dilakukan saat serah terima dan tidak mengetahui
adanya SOP tentang SBAR pada serah terima pasien antar shift.
Dari 2 ketua tim yang diwawancara juga mengatakan belum
mengerti metode SBAR jika dipakai untuk serah terima antar shift.
Kepala Ruang ICCU mengatakan selama pandemi serah
terima tidak dilakukan sesuai SOP karena kecemasan akan

40
tertular Covid-19 jika dilakukan di Nurse Station sehingga
dipakailah buku bantu operan dan dilakukan di Ruang
Administrasi. Hal ini membuat perawat menulis dua kali informasi
pasien di lembar observasi dan buku operan, tetapi sering kali
yang tertulis di buku operan tidak lengkap sehingga yang
disampaikan saat serah terima hanya terfokus pada hal tertentu
saja bahkan sering ada informasi yang terlewat. Tanda serah
terima di lembar observasi pasien pun kadang terlewat untuk diisi.
Perawat pemberi operan sering kali hanya membaca informasi
yang tertulis di buku operan tanpa adanya validasi ataupun
klarifikasi berupa proses tanya jawab tentang kondisi pasien
berdasarkan aspek SBAR (Situation, Background, Assessment,
dan Recommendation).

c. Penetapan Penyebab Isu dan Dampak


Setelah isu didapatkan berdasarkan AKPL, maka
selanjutnya diidentifikasi penyebab terjadinya isu dengan
menggunakan pendekatan fishbone. Pendekatan fishbone
diagram juga berupaya memahami persoalan dengan
memetakan isu berdasarkan cabang-cabang terkait.

Manusia Lingkungan

Adanya pandemi
membuat operan
Persepsi staf bahwa operan tidak dilakukan
memakan waktu lama di nurse station
Staf perawat datang dan tidak keliling
terlambat saat operan ke pasien
Ketidakefektifan
pelaksanaan
komunikasi SBAR
pada proses
Belum adanya monitoring standar serah terima
Belum diterapkannya metode SBAR serah terima pasien antar shift pasien antar shift
pada prosedur serah terima pasien
antar shift sesuai SOP
Serah terima pasien
menggunakan buku bantu
operan bukan lembar observasi
(flowchart)

Metode

Bagan 3.1. Fishbone Diagram (2)

41
Pada diagram di atas menjelaskan bahwa ada beberapa penyebab
terjadinya isu diantaranya yaitu:
1. Persepsi staf bahwa operan memakan waktu lama
Jika dilakukan dengan metode SBAR, staf perawat mengatakan akan
menghabiskan waktu lama karena banyak yang harus dipaparkan.
2. Staf perawat datang terlambat saat serah terima pasien
Kehadiran perawat shift selanjutnya terkadang telat sehingga
pelaksanaan serah terima pasien dilakukan dengan buru-buru sehingga
yang tersampaikan hanya informasi tertentu saja dan dijelaskan secara
singkat.
3. Adanya pandemi membuat operan tidak dilakukan di nurse station
dan tidak keliling ke pasien
Selama pandemi, serah terima tidak dilakukan sesuai SOP sehingga
informasi yang harusnya bisa tersampaikan dengan jelas menjadi kurang
dan tidak keliling ke pasien membuat komunikasi antara perawat dan
pasien seperti dibatasi.
4. Belum diterapkannya metode SBAR pada prosedur serah terima
pasien antar shift sesuai standar operasional prosedur (SOP)
SOP SBAR pada serah terima pasien antar shift sudah ada, hanya saja
perawat tidak mengetahuinya. Perawat hanya mengetahui metode
komunikasi SBAR hanya dipakai untuk melaporkan informasi pasien via
telpon ke dokter.
5. Belum adanya monitoring standar serah terima pasien antar shift
Monitoring terkait runtutan informasi yang harus disampaikan saat serah
terima belum pernah dilakukan sehingga hanya melakukan serah terima
seperti biasa tanpa menggunakan metode SBAR.
6. Serah terima pasien menggunakan buku bantu operan bukan
lembar observasi (flowchart)
Selama pandemi, serah terima tidak dilakukan di nurse station tetapi
dilakukan di Ruang Administrasi dan tidak menggunakan lembar
observasi pasien melainkan menggunakan buku bantu operan. Buku ini
berisi instruksi singkat untuk dilakukan perawat dinas selanjutnya.
Perawat harus menulis dua kali di lembar observasi pasien dan buku

42
bantu operan. Terkadang informasinya tidak selengkap lembar observasi
pasien.
Setelah dibuat diagram fishbone untuk mengetahui penyebab dari isu
yang diidentifikasi. Maka perlu penetapan skala prioritas untuk mencari
penyebab utama dengan menggunakan metode USG.
Tabel 3.3. Analisis Penyebab dengan Menggunakan USG (2)
Nilai
No. Penyebab Terjadinya Isu U S G Total Peringkat
(1-5) (1-5) (1-5)
1. Persepsi staf bahwa operan memakan 3 3 3 9 5
waktu lama
2. Staf perawat datang terlambat saat 4 4 4 12 4
operan
3. Adanya pandemi membuat operan 3 2 3 8 6
tidak dilakukan di nurse station dan
tidak keliling ke pasien
4. Belum diterapkannya metode SBAR 5 5 5 15 1
pada prosedur serah terima pasien
antar shift sesuai standar operasional
prosedur (SOP)
5. Belum adanya monitoring standar 5 5 4 14 2
serah terima pasien antar shift
6. Serah terima pasien menggunakan 5 4 4 13 3
buku bantu operan bukan lembar
observasi (flowchart)

Sesuai penjelasan di atas penyebab utamanya adalah belum


diterapkannya metode SBAR pada prosedur serah terima pasien antar shift
sesuai SOP. Atas dasar isu dan penyebab yang dipilih, maka memunculkan
gagasan rencana aktualisasi yaitu “Penerapan Standar Operasional
Prosedur Serah Terima Pasien Antar Shift dengan Teknik Komunikasi
SBAR (Situation, Background, Assessment & Recommendations) di
Ruang ICCU RSUD Dr. R. Sosodoro Djatikoesoemo Bojonegoro”.
Rumah sakit harus terus meningkatkan mutu pelayanannya, salah satu
aspeknya adalah keselamatan pasien. Upaya meningkatkan keselamatan
pasien melalui peningkatan komunikasi yang efektif. Komunikasi yang efektif
terhadap pelayanan ke pasien di rumah sakit baik saat serah terima maupun

43
pendokumentasian rekam medis harus tepat waktu, akurat, lengkap, tidak
bermakna ganda (ambigouos), dan dapat diterima oleh penerima informasi
untuk menghindari kesalahan. Komunikasi efektif, salah satu indikatornya
melakukan komunikasi dengan memakai prinsip metode SBAR (Situation,
Background, Assesement, Recomendation) (SNARS, 2017).
SBAR merupakan kerangka informasi untuk komunikasi antar perawat
yang memberikan urutan logis dan terorganisir, mudah diingat serta berguna
untuk membingkai setiap percakapan tentang kondisi pasien dengan
menciptakan pemahaman yang sama antar perawat sehingga keselamatan
pasien dapat tercapai (SNARS, 2017).
Pemakaian komunikasi ini dilakukan pada saat overan antar shift,
transfer pasien antar ruangan dan pelaporan kondisi pasien. Pasien dirawat
bermacam-macam profesi tim kesehatan dan harus menghadapi tim-tim
perawatan yang berbeda setiap dinas (shift). Kondisi ini membutuhkan
proses overan yang terstruktur dan terprogram dengan baik dan menunjang
keselamatan pasien (Saefulloh dkk, 2021).
Komunikasi dengan metode SBAR terdiri dari S (situation) yang berisi
identitas pasien seperti nama, umur, tanggal pasien masuk dan hari
perawatan, B (background) menjelaskan tentang tindakan keperawatan dan
terapi DPJP yang diberikan, A (assesment) berisi hasil pengkajian kondisi
pasien dan hasil pemeriksaan penunjang (rontgen, laborat, EKG, dll), R
(recommendation) berisi tindakan asuhan keperawatan yang diinstruksikan
dan instruks/ order dokter berikutnya. Kemudian diakhiri dengan memberikan
paraf dan nama jelas perawat yang melaporkan dan menerima serah terima
(SPO U/K-157/0/2018).
Komunikasi antar shift pun kadang terjadi miskomunikasi.
Miskomunikasi saat serah terima pasien (handover) berdampak terhadap
pemberian asuhan pasien di ruang rawat tersebut. Oleh karena itu, dengan
adanya komunikasi terstruktur di ruang intensif dengan menggunakan
metode SBAR dapat meningkatkan keamanan keselamatan pasien,
meningkatkan efektivitas pemberi asuhan keperawatan, menetapkan
standar khusus untuk penyebaran informasi, dan pemberi asuhan dapat
menjelaskan secara lengkap saat mengajukan permintaan perubahan
perawatan pasien kepada tim medis (Hidajah & Harnida, 2019).

44
d. Matriks Rancangan Aktualisasi
Tabel 3.4.
Matriks Rancangan Aktualisasi (2)
Keterkaitan Mata Subtansi Konstribusi Tujuan Penguatan Nilai
No. Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/ Hasil
Pelatihan Organisasi Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
1. Melakukan konsultasi Melakukan konsultasi 1. Persetujuan coach Akuntabilitas Melakukan konsultasi Dengan kegiatan
dengan coach dan mentor dengan coach dan mentor terkait dengan Jujur dalam berdiskusi dan dengan mentor dan coach konsultasi dengan
terkait perubahan terkait perubahan rancangan aktualisasi memiliki kejelasan target memiliki kontribusi sesuai mentor dan coach
rancangan aktualisasi rancangan aktualisasi yang yang dibuat dalam memecahkan isu misi rumah sakit, yaitu menggunakan
dibuat 2. Persetujuan mentor Nasionalisme mewujudkan peningkatan penyampaian yang
terkait dengan Kegiatan ini merupakan kualitas sumber daya jelas, menghargai
rancangan aktualisasi wujud dari musyawarah dan manusia yang pendapat, sopan
yang dibuat mufakat berkelanjutan, dan selaras santun, jujur dan
3. Terpilihlah judul yang Etika publik dengan tujuan rumah sakit tanggung jawab agar
sesuai dengan isu Bersikap sopan dan hormat yaitu menyelenggarakan kegiatan aktualisasi
yang diambil kepada mentor dalam pelayanan kesehatan terlaksana dengan
melakukan diskusi sesuai standar akreditasi efektif maka
Bukti: rumah sakit menguatkan nilai-nilai
Lembar bimbingan/ hasil rumah sakit yaitu
diskusi, foto kegiatan kerjasama, profesional,
diskusi komitmen dan saling
percaya

45
2. Melakukan telaah SOP 1. Melakukan koordinasi SOP metode SBAR saat Nasionalisme Melakukan telaah SOP Dalam pelaksanaan
metode SBAR saat serah dengan Kepala Ruang serah terima antar shift Bermusyawarah dengan metode SBAR saat serah telaah SOP ini
terima pasien antar shift ICCU dapat dipahami dan rekan kerja terkait telaah terima pasien ini sejalan menguatkan nilai-nilai
jaga 2. Menyiapkan alat dan dilaksanakan SOP dalam tujuan rumah sakit rumah sakit yaitu kerja
bahan materi yang Etika Publik yaitu menyelenggarakan sama, komitmen mutu
diperlukan Bukti: Menggunakan bahasa yang pelayanan kesehatan dan profesional
3. Melaksanakan kegiatan Foto kegiatan diskusi, sopan dan santun dalam sesuai standar akreditasi
sharing dengan teman dan menyampaikan konsep rumah sakit
sejawat tentang daftar hadir peserta
kegiatan diskusi
3. Membuat buku saku 1. Berdiskusi dengan Terbentuklan buku saku Manajemen ASN Membuat buku saku Dalam pembuatan buku
panduan handover pasien Kepala Ruang ICCU pedoman serah terima Pembuatan buku saku panduan serah terima saku panduan handover
dengan teknik SBAR dalam pembuatan buku pasien antar shift jaga di handover harus dilakukan pasien dengan teknik ini menguatkan nilai-
saku handover serah Ruang ICCU dengan teliti, cermat, dan SBAR termasuk dalam nilai rumah sakit yaitu
terima pasien bertangggung jawab. misi rumah sakit yaitu kerja sama, dan
2. Membuat buku saku Nasionalisme mewujudkan peningkatan komitmen mutu
handover SOP serah Bukti: Adanya kerjasama dalam kualitas sumber daya
terima pasien antar shift Foto kegiatan diskusi, pembuatan buku saku manusia yang
3. Mengirimkan buku saku buku saku handover handover berkelanjutan, dan selaras
berbentuk softfile di serah terima antar shift Komitemen mutu dengan tujuan rumah sakit
whatsapp grup ICCU berbentuk softfile Pembuatan buku saku ini yaitu Menyelenggarakan
agar dapat dibaca oleh merupakan inovasi untuk pelayanan kesehatan
seluruh staf peningkatan mutu yang berdaya saing tinggi
pelayanan

46
4. Membuat video role play 1. Melakukan koordinasi Terbentuklah video role WoG Membuat video role play Dalam pembuatan
teknik SBAR saat serah dengan teman sejawat play pelaksanaan Pembuatan video serah terima pasien video role play serah
terima pasien antar shift untuk melakukan komunikasi SBAR saat berkoordinasi dengan dengan teknik SBAR terima ini menguatkan
jaga pembuatan video role serah terima pasien antar kepala ruang dan teman termasuk dalam misi nilai-nilai rumah sakit
play serah terima pasien shift sejawat lainnya rumah sakit yaitu yaitu kerja sama, dan
antar shift jaga Anti Korupsi mewujudkan peningkatan komitmen mutu
2. Menyiapkan alat dan Bukti: Berani dalam kualitas sumber daya
media untuk membuat Foto kegiatan, video role menyampaikan ide dan manusia yang
video serah terima play gagasan agar didapatkan berkelanjutan, dan selaras
pasien kesepakatan bersama dengan tujuan rumah sakit
3. Membuat video serah yaitu Menyelenggarakan
terima pasien dengan pelayanan kesehatan
SBAR yang berdaya saing tinggi
5. Melakukan sosialisasi Melakukan sosialisasi Perawat Ruang ICCU Manajemen ASN Melakukan sosialisasi Melakukan sosialisasi
panduan serah terima penerapan SOP di Ruang mengerti pentingnya Kegiatan ini bertujuan panduan serah terima panduan serah terima
pasien antar shift dengan ICCU pelaksanaan serah memberikan informasi pasien antar shift dengan pasien antar shift
teknik SBAR terima pasien dengan kepada rekan kerja tentang teknik SBAR mendukung dengan teknik SBAR
teknik komunikasi SBAR pentingnya pelaksanaan misi rumah sakit yaitu menguatkan nilai-nilai
sesuai SOP handover sesuai dengan mewujudkan peningkatan rumah sakit yaitu
SOP kualitas sumber daya integrasi, saling
Bukti: Pelayanan Publik manusia yang percaya, komitmen
Foto kegiatan, notulensi Kegiatan ini dilakukan untuk berkelanjutan, dan selaras mutu dan profesional
sosialisai, daftar hadir menurunkan kejadian tidak dengan tujuan rumah sakit
sosialisasi diinginkan pada pasien, yaitu menyelenggarakan
pelayanan kesehatan

47
sehingga pelayanan sesuai standar akreditasi
menjadi maksimal rumah sakit
Nasionalisme
Dalam sosialisasi
diharapkan selalu menjalin
kerjasama dengan teman
sejawat
WoG
Dalam kegiatan sosialisasi
perlu melakukan Kerjasama
dan berkomunikasi dengan
pihak-pihak terkait
khususnya teman sejawat
6. Melaksanakan Mengubah kebiasaan lama Perawat ICCU dan dapat Akuntabilitas Melaksanakan Melaksanakan
implementasi menjadi kebiasaan baru melakukan komunikasi Bertanggung jawab agar implementasi implementasi
pelaksanaan SOP serah yang runtut dalam efektif SBAR dalam teman sejawat dapat pelaksanaan SOP ini pelaksanaan SOP ini
terima pasien antar shift pelaksanaan serah terima serah terima pasien antar mengaplikasikan SOP mendukung misi rumah menguatkan nilai-nilai
jaga dengan metode pasien antar shift jaga shift jaga dengan benar sakit yaitu mewujudkan rumah sakit yaitu
komunikasi SBAR di Nasionalisme peningkatan kualitas akuntabel, profesional,
Ruang ICCU Bukti: Kontribusi teman-teman sumber daya manusia dan komitmen mutu
Foto kegiatan ruang ICCU sangat penting yang berkelanjutan, dan
dalam keberhasilan selaras dengan tujuan
pelaksanaan SOP rumah sakit

48
Komitmen Mutu
Dapat meningkatkan
kualitas pelayanan
7. Melakukan evaluasi 1. Membuat formulir Ditemukannya Etika Publik Melaksanakan evaluasi Dalam evaluasi
pelaksanaan kepatuhan checklist kepatuhan presentase angka Dalam melakukan kepatuhan pelaksanaan kepatuhan SOP
menjalankan SOP serah perawat ICCU dalam kepatuhan perawat konsultasi harus bersikap SOP ini mendukung visi menguatkan nilai-nilai
terima pasien antar shift menerapkan SOP serah Ruang ICCU sopan, santun, komunikatif, rumah sakit yaitu rumah sakit yaitu:
jaga menggunakan teknik terima pasien antar shift menjalankan serah dan hormat menjadikan Bojonegoro kejujuran, professional
SBAR di Ruang ICCU 2. Melakukan analisis hasil terima sesuai SOP Nasionalisme sebagai sumber ekonomi dan komitmen
checklist monitoring Saling bertukar pendapat kerakyatan dan sosial
pelaksanaan SOP serah Bukti: dan musyawarah untuk budaya lokal untuk
terima pasien antar shift Lembar evaluasi menentukan format terwujudnya masyarakat
di Ruang ICCU monitoring kepatuhan checklist monitoring yang beriman, sejahtera,
3. Konsultasi dengan pelaksanaan SOP, foto kepatuhan SOP serah dan berdaya saing, dan
coach dan mentor kegiatan terima pasien dengan teknik kegiatan ini juga selaras
terkait hasil SBAR dengan misi rumah sakit
pelaksanaan kepatuhan Akuntabilitas yaitu mewujudkan
petugas dalam Setiap isi di dalam laporan peningkatan kualitas
melaksanakan SOP yang ditulis harus jujur dan sumber daya manusia
serah terima pasien bertanggung jawab yang berkelanjutan, dan
antar shift jaga Komitmen Mutu selaras dengan tujuan
Dalam pelaksanaannya rumah sakit
akan menciptakan mutu
pelayanan yang semakin
baik

49
8. Menyusun laporan hasil 1. Mengumpulkan data Tersusunnya laporan Akuntabilitas Menyusun laporan hasil Penyusunan laporan
aktualisasi dan bukti pendukung hasil aktualisasi Penyusunan laporan aktualisasi memiliki menguatkan nilai-nilai
laporan dilakukan dengan tanggung kontribusi sesuai visi rumah sakit yaitu :
2. Menyusun laporan hasil Bukti: jawab rumah sakit yaitu akuntabel, transparan,
aaktualisasi Laporan hasil aktualisasi Nasionalisme menjadikan Bojonegoro dan komitmen mutu
3. Melakukan konsultasi Penyusunan laporan sebagai sumber ekonomi
konfirmasi ulang untuk dilakukan dengan kerja kerakyatan dan sosial
perbaikan laporan keras, efektif dan efisien budaya lokal untuk
Etika Publik terwujudnya masyarakat
Selalu cermat, jujur, dan yang beriman, sejahtera,
disiplin dalam dan berdaya saing, dan
melaksanakan setiap kegiatan ini juga selaras
kegiatan dengan misi rumah sakit
Komitmen mutu yaitu mewujudkan
Selalu berorientasi terhadap peningkatan kualitas
hasil yang dicapai dan sumber daya manusia
memuaskan yang berkelanjutan, dan
Anti Korupsi selaras dengan tujuan
Penyusunan laporan rumah sakit, selain itu
dilakukan secara mandiri juga laporan aktualisasi ini
dan penuh tanggung jawab sejalan dengan tujuan
rumah sakit yaitu
memberikan pelayanan
kesehatan yang
terjangkau dan berkualitas

50
e. Rencana Jadwal Pelaksanaan Aktualisasi
Tabel 3.5.
Jadwal Pelaksanaan Kegiatan Aktualisasi (2)
APRIL 2021 MEI 2021 JUNI 2021
NO. KEGIATAN MINGGU KE- MINGGU KE- MINGGU KE- BUKTI KEGIATAN
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1. Melakukan konsultasi dengan coach dan mentor terkait Lembar bimbingan/ hasil diskusi,
perubahan rancangan aktualisasi foto kegiatan diskusi
2. Melakukan telaah SOP metode SBAR saat serah terima Foto kegiatan diskusi, dan
pasien antar shift jaga daftar hadir peserta diskusi
3. Membuat buku saku panduan handover pasien dengan teknik Foto kegiatan diskusi, buku saku
SBAR handover serah terima antar shift
berbentuk softfile
4. Membuat video role play metode SBAR pada serah terima Foto kegiatan, video role play
pasien antar shift jaga
5. Melakukan sosialisasi panduan serah terima pasien antar shift Foto kegiatan, notulensi
dengan teknik SBAR sosialisai, daftar hadir sosialisasi
6. Melaksanakan implementasi pelaksanaan SOP serah terima Foto kegiatan
pasien antar shift jaga dengan metode SBAR di Ruang ICCU
7. Melakukan evaluasi pelaksanaan kepatuhan menjalankan Lembar evaluasi monitoring
SOP serah terima pasien antar shift jaga menggunakan teknik kepatuhan pelaksanaan SOP,
SBAR di Ruang ICCU foto kegiatan
8. Menyusun laporan hasil aktualisasi Laporan hasil aktualisasi
Keterangan : : Pelaksanaan Kegiatan

51
3.2. Pelaksanaan Aktualisasi
3.2.1. Pelaksanaan Aktualisasi di Luar Kelas
TANGGAL
NO. KEGIATAN TAHAPAN KEGIATAN OUTPUT / HASIL LAMPIRAN
PELAKSANAAN
1 2 3 4 5 6
1. Melakukan konsultasi 1) Konsultasi dengan 1) Didapatkan topik 28 April 2021 ➢ Dokumentasi konsultasi dengan coach via whatsapp
dengan coach dan coach terkait baru yang bisa
mentor terkait perubahan rancangan dikerjakan selama
perubahan rancangan aktualisasi habituasi tanpa
aktualisasi 2) Menyusun ulang merubah seluruh
rancangan aktualisasi matriks yaitu
3) Memilih ulang isu dan dengan mengambil
penyebab prioritas isu tertinggi kedua
dari aktualisasi yang yang diambil
akan diambil 2) Bukti dokumentasi
kegiatan konsultasi
dengan coach via
whatsapp

1) Konsultasi dengan 1) Disetujui perubahan 29 April 2021 ➢ Lembar dukungan mentor (Terlampir)
mentor terkait topik yang diambil ➢ Lembar notulensi (Terlampir)
perubahan rancangan sesuai coach
aktualisasi

52
2) Berkoordinasi dengan 2) Terbentuknya ➢ Dokumentasi konsultasi dengan mentor
mentor untuk susunan jadwal
pelaksanaan kegiatan kegiatan
aktualisasi pelaksanaan
3) Membuat susunan aktualisasi
jaadwal kegiatan 3) Kesepakatan dan
pelaksanaan dukungan
aktualisasi 4) Lembar notulensi
hasil konsultasi
5) Dokumentasi
kegiatan
2. Melakukan telaah SOP 1) Mencari SOP serah 1) SOP serah terima 4 Mei 2021 ➢ Dokumentasi mencari SOP dan buku panduan komunikasi efektif
metode SBAR saat terima pasien di pasien antar shift
serah terima pasien ruangan dan SOP dan SOP melakukan
antar shift jaga melaksanakan SBAR SBAR saat operan
saat serah terima sudah ditemukan
pasien antar shift 2) Dokumentasi lembar
2) Mencari buku SOP
panduan komunikasi
efektif

53
➢ SOP serah terima pasien dan SOP teknik komunikasi SBAR

➢ Buku panduan komunikasi efektif

54
Melakukan koordinasi 1) Standar 4 Mei 2021 ➢ Lembar dukungan kepala ruang ICCU (Terlampir)
dan telaah SOP dengan Operasional ➢ Dokumentasi koordinasi dan telaah SOP dengan Kepala Ruang dan
Kepala Ruang dan Prosedur tentang Ketua Tim ICCU
Ketua Tim ICCU metode SBAR saat
serah terima pasien
antar shift dapat
dipahami dan
dilaksanakan
2) Kesepakatan dan
dukungan kepala
ruang
3) Dokumentasi
kegiatan

55
3. Membuat buku saku 1) Berdiskusi dengan 1) Terbentuklan buku 8-10 Mei 2021 ➢ Dokumentasi konsultasi dengan mentor
panduan handover mentor dalam saku pedoman
pasien dengan teknik pembuatan buku saku serah terima
SBAR serah terima (handover) pasien
(handover) pasien antar shift jaga di
dengan teknik SBAR Ruang ICCU yang
2) Membuat buku saku menarik dan mudah
handover SOP serah dipahami teman
terima pasien antar sejawat
shift dengan aplikasi 2) Dokumentasi
software coreldraw kegiatan
3) Mengirimkan buku
saku berbentuk
softfile di whatsapp
grup ICCU agar dapat ➢ Proses pembuatan buku saku di coreldraw
dibaca oleh seluruh
staf perawat ICCU

56
➢ Bukti mengirimkan softfile buku saku di Grup ICCU Sosodoro

4. Membuat video role 1) Melakukan 1) Terbentuk video role 8-10 Mei 2021 ➢ Menyiapkan alat untuk merekam video role play
play metode SBAR koordinasi dengan play pelaksanaan
pada serah terima teman sejawat untuk komunikasi SBAR
pasien antar shift jaga melakukan saat serah terima
pembuatan video pasien antar shift
role play serah 2) Video role play
terima pasien antar tentang
shift jaga pelaksanaan operan
2) Menyiapkan alat dan pasien dengan
media untuk SBAR dapat

57
membuat video dipahami oleh ➢ Dokumnetasi proses pembuatan video role play
serah terima pasien teman sejawat ICCU
4) Membuat video 3) Dokumentasi
serah terima pasien kegiatan
dengan SBAR
5) Mengirimkan video
di whatsapp grup
ICCU agar dapat
dipahami proses
SBAR sesuai SOP
oleh seluruh staf
perawat ICCU

58
5. Melakukan sosialisasi 1) Melakukan sosialisasi 1) Perawat Ruang 11 Mei 2021 ➢ Surat undangan sosialisasi (Terlampir)
panduan serah terima penerapan SOP di ICCU mengerti ➢ Daftar hadir sosialisasi (Terlampir)
pasien antar shift Ruang ICCU pentingnya ➢ Notulensi sosialisasi (Terlampir)
dengan teknik SBAR menggunakan pelaksanaan serah ➢ Dokumentasi kegiatan sosialisasi
zoominar agar terima pasien
perawat yang shift dengan teknik
sore, malam dan libur komunikasi SBAR
juga bisa ikut sesuai SOP
sosialisasi 2) Ada kesepakatan
2) Melakukan dari teman perawat
pemaparan materi ICCU untuk
dan temuan sehingga melaksanakan
diangkatlah isu serah terima pasien
ketidakefektifan sesuai SOP
pelaksanaan serah 3) Hasil notulensi
terima di ruangan kegiatan sosialisasi
3) Pemaparan SOP 4) Dokumentasi
serah terima jaga di kegiatan
ruangan dan SOP
melaporkan kondisi
pasien dengan teknik
SBAR
4) Pemaparan ulang isi
buku saku handover
pasien

59
5) Pemutaran video role
play pelaksanaan
SBAr saat serah
terima pasien di
ruangan
6. Melaksanakan 1) Mengajak teman Perawat ICCU dapat 13-22 Mei 2021 ➢ Formulir lembar pemantauan kepatuhan (Terlampir)
implementasi sejawat mulai serah melakukan ➢ Dokumentasi pelaksanaan implementasi kepatuhan SOP
pelaksanaan SOP terima di nurse komunikasi efektif
serah terima pasien station SBAR dalam serah
antar shift jaga dengan 2) Memotivasi teman terima pasien antar
metode komunikasi sejawat untuk shift jaga
SBAR di Ruang ICCU melakukan serah
terima dengan
metode SBAR
3) Membuat formulir
ceklist kepatuhan
perawat ICCU dalam
menerapkan SOP
serah terima pasien
antar shift
4) Memantau
kepatuhan
pelaksanaan SOP
pada shift tertentu

60
7. Melakukan evaluasi Melakukan analisis hasil 1) Lembar 13-22 Mei 2021 ➢ Evaluasi hasil pelaksanaan serah terima pasien antar shift dengan
pelaksanaan checklist monitoring pemantauan metode SBAR
kepatuhan pelaksanaan SOP kepatuhan
Distribusi Keefektifan Komunikasi
menjalankan SOP serah terima pasien pelaksanaan SBAR di Ruang ICCU
serah terima pasien antar shift di Ruang komunikasi SBAR
antar shift jaga ICCU saat serah terima
20%
menggunakan teknik pasien antar shift di
SBAR di Ruang ICCU ruangan
2) Ditemukannya 80%
presentase angka
kepatuhan perawat
Efektif Tidak efektif
Ruang ICCU
menjalankan serah
terima sesuai SOP Distribusi Kepatuhan Metode SBAR
dan Jadwal Shift Perawat
100%
80%
60%
40%
20%
0%
Shift Pagi Shift Sore Shift Malam

Ya Tidak

61
8. Menyusun laporan 1) Mengumpulkan data Tersusunnya laporan 24-31 Mei 2021 ➢ Dokumentasi kegiatan penyusunan laporan hasil aktualisasi
hasil aktualisasi dan bukti pendukung hasil aktualisasi
laporan
2) Menyusun laporan
hasil aktualisasi
3) Melakukan konsultasi
dengan mentor hasil
evaluasi dan
penyusunan laporan
aktualisasi

62
Pelaksanaan aktualisasi dilakukan di Ruang ICCU RSUD Dr. R. Sosodoro
Djatikoesoemo Bojonegoro terhadap kegiatan serah terima pasien yang dilakukan
perawat pada saat antar shift jaga. Pengambilan data dilakukan setelah semua
perawat ICCU memahami isi buku saku handover pasien dengan menggunakan
teknik SBAR dan video role play. Data diambil dari tanggal 13 Mei–22 Mei 2021.
Observasi dilaksanakan pada 3 jadwal shift setiap hari yaitu serah terima pagi,
sore, dan malam berjumlah 30 kali serah terima pasien.
Hasil observasi yang telah dilakukan pada saat serah terima pasien adalah
sebagai berikut:
Tabel 3.6.
Distribusi Hasil Observasi Serah Terima Pasien dengan Metode SBAR
No. Komponen Observasi Ya % Tidak %
1. Serah terima dilakukan di nurse station 24 80% 6 20%
2. Perawat pemberi operan menyiapkan rekam medis untuk 24 80% 6 20%
operan
3. Kepala ruang/ ketua tim/ perawat yang bertugas memimpin 30 100% 0 0%
operan diawali dengan do’a
S. Situation (Kondisi terkini pada pasien)
4. Perawat menyebutkan nama dan umur pasien 30 100% 0 0%
5. Perawat menyebutkan tanggal pasien masuk ruangan dan 19 63% 11 37%
hari perawatan
6. Perawat menyebutkan diagnosa medis 23 77% 7 23%
7. Perawat menyebutkan masalah keperawatan pasien 30 100% 0 0%
B. Background (Info penting berhubungan dengan kondisi pasien terkini)
8. Perawat menyebutkan intervensi/ tindakan keperawatan 17 57% 13 43%
yang diberikan
9. Perawat menyebutkan terapi DPJP yang sudah diberikan 30 100% 0 0%
A. Assessment (Hasil pengkajian dari kondisi pasien saat ini)
10. Perawat menjelaskan hasil pengkajian pasien terkini 30 100% 0 0%
(kesadaran, dan tanda-tanda vital)
11. Perawat menyebutkan hasil pemeriksaan penunjang 12 40% 16 60%
(rontgen, laborat, ekg, dll)
R. Recommendations (Rekomendasi intervensi yang akan dilakukan)
12. Perawat menjelaskan tindakan keperawatan yang 20 67 % 10 33%
diinstruksikan
13. Perawat menyebutkan instruksi/ order dokter selanjutnya 30 100% 0 0%

63
14. Serah terima diikuti dengan memberikan paraf serta nama 30 100% 0 0%
jelas di lembar observasi pasien antara perawat yang
memberi dan menerima pasien
15. Serah terima diakhiri dengan baik dan dilanjutkan keliling ke 17 57% 13 43%
pasien untuk melihat kondisinya
16. Perawat yang mengoperkan menginformasikan kepada 17 57% 13 43%
pasien perawat shift berikutnya, menanyakan keluhan
pasien, diakhiri dengan baik

Komunikasi efektif dengan pendekatan SBAR mudah diingat dan praktis


untuk komunikasi atau percakapan. SBAR tersusun sebagai berikut: S = Situation;
B = Background; A = Assessment; R = Recommendation (Nursalam, 2015).
Kemenkes RI menyebutkan bahwa komunikasi SBAR dilakukan saat serah terima
pasien (antar shift keperawatan dan perpindahan pasien antar unit kerja) pada
saat petugas melaporkan kondisi pasien kepada dokter penanggung jawab pasien
(DPJP). Melaporkan : kondisi pasien yang kritis, pemeriksaan penunjang dengan
hasil nilai kritis, kondisi pasien yang mendapat pengobatan dan memerlukan
pengawasan khusus, kondisi pasien yang memerlukan monitoring ketat (Tutiany,
Lindawati, Krisanti, 2017).
Tabel 3.7.
Distribusi Komunikasi Efektif SBAR saat Serah Terima Shift di Ruang ICCU
No. Komponen Observasi Efektif % Tidak %
1. Situation (Kondisi terkini pada pasien) 26 85% 4 15%
2. Background (Info penting berhubungan dengan kondisi 24 78% 6 22%
pasien terkini)
3. Assessment (Hasil pengkajian dari kondisi pasien saat 21 70% 9 30%
ini)
4. Recommendations (Rekomendasi intervensi yang akan 25 83% 5 17%
dilakukan)

Hasil observasi yang telah dilakukan tersebut ditemukan bahwa pelaksanaan


serah terima pasien dengan komunikasi SBAR sudah optimal. Pengaplikasian
komunikasi SBAR dengan menjelaskan Situation sudah baik yaitu 85%.
Pelaksanaan komunikasi SBAR dengan menjelaskan Background cukup baik
yaitu 78% dikarenakan terkadang tidak terlalu dibahas kalau pasiennya sudah
rawatan beberapa hari. Assesment sudah dilaksanakan cukup baik yaitu 70%.

64
Pelaksanaan komunikasi SBAR saat serah terima dengan menjelaskan
Recommendation dilaksanakan dengan baik yaitu 83%.
Tabel 3.8.
Distribusi Komunikasi Efektif SBAR di Ruang ICCU
No. Komunikasi SBAR Jumlah %
1. Efektif 24 80 %
2. Tidak Efektif 6 20 %

Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa sebagian besar


komunikasi pada setiap shift oleh perawat dikategorikan efektif sebesar 80%
sedangkan komunikasi tidak efektif sebanyak 20%.
Standar akreditasi RS 2012 SKP.2 / JCI IPSG.2 mensyaratkan agar rumah
sakit menyusun cara komunikasi yang efektif, tepat waktu, akurat, lengkap, jelas,
dan dapat dipahami penerima. Hal itu untuk mengurangi kesalahan dan
meningkatkan keselamatan pasien. Komunikasi adalah penyebab pertama
masalah keselamatan pasien (patient safety) (SNARS, 2017). Pedoman
komunikasi efektif dengan menggunakan komunikasi SBAR saat ini sudah mulai
banyak dikembangkan khususnya saat pelaksanaan serah terima pasien di
ruangan. Komunikasi SBAR efektif dalam peningkatan mutu overan jaga yang
bermanfaat membantu perawat daam mengidentifikasi area pelayanan sehingga
kesinambungan dalam melakukan asuhan keperawatan dapat berjalan dengan
baik dan dapat meningkatkan keselamatan pasien (Wahyuni R, 2014). Informasi
yang disampaikan perawat cenderung memiliki risiko tinggi terhadap kesalahan
informasi yang berdampak pada keselamatan pasien (Sorra et al., 2016).
Secara umum, serah terima antar shift di ruangan menggunakan metode
SBAR dilakukan pada setiap shift yang digambarkan pada tabel berikut:
Tabel 3.9.
Distribusi Pelaksanaan Metode SBAR pada Setiap Shift di Ruang ICCU
No. Shift Jaga Ya % Tidak %
1. Pagi 9 87% 1 13%
2. Sore 8 81% 2 19%
3. Malam 7 71% 3 29%

Berdasarkan tabel di atas, didapatkan hasil bahwa pelaksanaan serah terima


antar shift di Ruang ICCU menggunakan metode komunikasi efektif SBAR yang

65
telah sesuai dengan SOP paling banyak dilakukan pada shift pagi yaitu sebanyak
92% dan pada shift sore sebanyak 84%. Sedangkan pada malam hari ditemukan
sebanyak 73% yang telah melakukan serah terima sesuai dengan SOP.
Pelaksanaan serah terima dilakukan di ruang perawat kemudian dilanjutkan
dengan berkeliling mengunjungi klien satu persatu (Tutiany, Lindawati, Krisanti,
2017). Menurut Nursalam (2015) bahwa dilaksanakan tepat waktu pada saat
pergantian dinas yang disepakati. Serah terima juga dilakukan didekat pasien.
Komunikasi efektif SBAR yang sesuai dengan SOP efektif dilakukan saat
pergantian shift malam ke pagi (Nursalam, 2017).. Di Ruang ICCU, dokter
melakukan visite pagi hari sehingga instruksi medis dan terapi baru banyak
diinstruksikan pada shift malam untuk disampaikan pada shift pagi.

3.3. Evaluasi Dampak Aktualisasi


No. Sebelum aktualisasi Setelah Aktualisasi
1. Perawat ICCU belum mengetahui Perawat ICCU mengetahui dan memahami
tentang adanya SOP pelaksanaan tentang SOP pelaksanaan komunikasi SBAR
komunikasi SBAR saat serah terima saat pelaksanaan serah terima pasien antar
pasien antar shift shift
2. Sosialisasi terhadap SOP serah terima SOP serah terima pasien antar shift di
pasien antar shift di ruangan dan ruangan dengan komunikasi SBAR dapat
komunikasi SBAR belum maksimal tersosialisasikan dengan maksimal melalui
dilakukan media buku saku dan video role play
sehingga implementasi pelaksanaannya pun
efektif dilakukan sebesar 80%
3. Prosedur pelaksanaan serah terima Prosedur pelaksanaan serah terima pasien
pasien antar shift tidak berlangsung antar shift sudah berlangsung sesuai dengan
sesuai dengan standar operasional standar operasional prosedur yang ada
prosedur
4. Teknik komunikasi saat serah terima Teknik komunikasi yang dipakai untuk serah
pasien antar shift belum terstruktur dan terima pasien menggunakan metode SBAR
tidak lengkap sudah terstruktur, lengkap dan tidak
membingungkan perawat yang menerima
operan pasien
5. Pelaksanaan serah terima pasien antar Pelaksanaan serah terima pasien antar shift
shift belum dilakukan dengan cermat dan dilakukan dengan fokus dan serius agar tidak
sungguh-sungguh ada kesalahan dalam penyampaian informasi
pasien

66
BAB IV
PENUTUP

4.1. Kesimpulan
Aparatur Sipil Negara (ASN) merupakan salah satu Aparatur Negara
yang memiliki peranan penting dalam menentukan keberhasilan
penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan di Negara Republik
Indonesia saat ini. Dalam Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang
ASN, didalamnya terdapat tiga fungsi ASN yaitu sebagai pelaksana
kebijakan publik, pelayan publik, perekat dan pemersatu bangsa. Selain itu
terdapat pula Nilai-nilai dasar yang harus diterapkan oleh ASN diantaranya
nilai Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen mutu, dan Anti
korupsi (ANEKA). Penerapan nilai-nilai dasar ASN telah diterapkan selama
kegiatan aktualisasi dengan mengangkat isu yaitu ketidakefektifan
pelaksanaan komunikasi SBAR pada proses serah terima pasien antar shift
jaga oleh perawat ICCU di RSUD Dr. R. Sosodoro Djatikoesoemo
Bojonegoro. Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari laporan aktualisasi
ini antara lain:
a. Pelaksanaan aktualisasi yang berjudul “Penerapan Standar Operasional
dan Prosedur Serah Terima Pasien Antar Shift dengan Metode SBAR
di Ruang ICCU RSUD Dr. R. Sosodoro Djatikoesoemo”, yang terdiri dari
delapan kegiatan berjalan dengan baik selama 30 hari kerja.
b. Terdapat tiga hasil/ output akhir aktualisasi yaitu buku saku handover
pasien, video role play pelaksanaan serah terima pasien dengan
komunikasi SBAR, dan hasil persentase keefektifan pelaksanaan SOP
serah terima pasien antar shift di ruangan dengan menggunakan
komunikasi SBAR.
c. Pelaksanaan komunikasi SBAR pada serah terima antar shift di
ruangan yang sesuai dengan SOP telah efektif dilakukan sebesar 80%.
Dalam 3 jadwal shift operan, shift pagi (serah terima shift malam-pagi)
merupakan jadwal shift yang dapat menerapkan SOP serah terima
pasien antar shift menggunakan komunikasi SBAR dengan efektif
sebesar 87%.

67
4.2. Saran
a. Kegiatan aktualisasi ini sangat penting sebagai salah satu upaya
pembentukan karakter ASN yang terwujud dalam penerapan nilai-nilai
dasar ASN secara berkelanjutan setiap melaksanakan tupoksi sehingga
terwujudnya pelayanan yang bermutu dan terpercaya.
b. Untuk mewujudkan pelayanan keperawatan khususnya pada perawatan
intensif yang berkualitas dan mengurangi insiden tidak diinginkan,
kegiatan aktualisasi berupa pelaksanaan standar operasional dan
prosedur serah terima pasien antar shift di ruangan dengan
menggunakan metode penyampaian secara SBAR (Situation,
Background, Assessment, dan Recommendation) sebaiknya tetap
dilanjutkan dan semakin sering dilakukan agar hal-hal penting yang
dioperkan kepada perawat shift selanjutnya lebih terstruktur, jelas,
lengkap dan tidak membingungkan.
c. Kegiatan aktualisasi ini nantinya dapat menjadi bahan telaah untuk
perkembangan kurikulum di dalam lingkup BPSDM. Sehingga
kedepannya tenaga kesehatan mampu memberikan peran aktifnya
dalam proses pelayanan kesehatan dengan tetap mengedepankan
profesionalisme ASN. Sehingga akan terjadi sinergi yang baik antar
sektor pelayanan dan tercipta pelayanan yang prima dan profesional.

68
DAFTAR PUSTAKA

Tim Manajemen RS. 2021. Profil RSUD Dr. R. Sosodoro Djatikoesoemo


Bojonegoro. https://www.rssosodoro.com/ diakses tanggal 14 April 2021.
Hidajah, U & Harnida, H. 2019. Peran komunikasi SBAR dalam Pelaksanaan
Handover di Ruang Rawat Inap RSPS. NersMid : Jurnal Keperawatan
dan Kebidanan. Surabaya.
Kamil, Hajjul. 2011. Hand Over dalam Pelayanan Keperawatan. Banda Aceh :
Idea Nursing Journal. ISSN : 2087-2879.
Lembaga Administrasi Negara. 2017. Akuntabilitas: Modul Pelatihan Dasar
CPNS Golongan III. Lembaga Administrasi Negara, Jakarta.
Lembaga Administrasi Negara. 2017. Etika Publik: Modul Pelatihan Dasar CPNS
Golongan III. Lembaga Administrasi Negara, Jakarta.
Lembaga Administrasi Negara. 2017. Komitmen Mutu: Modul Pelatihan Dasar
CPNS Golongan III. Lembaga Administrasi Negara, Jakarta.
Lembaga Administrasi Negara. 2017. Manajemen ASN: Modul Pelatihan Dasar
CPNS Golongan III. Lembaga Administrasi Negara, Jakarta.
Lembaga Administrasi Negara. 2017. Pelayanan Publik: Modul Pelatihan Dasar
CPNS Golongan III. Lembaga Administrasi Negara, Jakarta.
Saefulloh, A., Pranatha, A., & Mulyani, R. 2021. Komunikasi pada Saat Handover
Mempenggaruhi Pelaksanaan Indikator Patient Safety. NURSCOPE :
Jurnal Penelitian dan Pemikiran Ilmiah Keperawatan, 6 (1), 27-33.
Standar Nasional Akreditasi RS Indonesia edisi 1, 2017. Pedoman Pelaksanaan
Komunikasi Efektif. Jakarta.
Tim Akreditasi RS. 2017. Dokumen Regulasi : Pedoman Pelayanan &
Pengorganisasian ICCU RSUD Dr. R. Sosodoro Djatikoesoemo.
Bojonegoro.
Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2014 tentang Jabatan Fungsional Perawat.
Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2014 tentang Keperawatan.
Purwanza, S, Fitriyasari, R & Rahayu, P. 2020. Nurses Shift Handover
Instrument Development Evaluation Using SBAR Effective
Communication Method. International Journal of Psychosocial
Rehabilitation, 24(9). Surabaya.

69
LAMPIRAN PENDUKUNG
PELAKSANAAN AKTUALISASI
NILAI-NILAI DASAR PROFESI, KEDUDUKAN DAN PERAN
PEGAWAI NEGERI SIPIL DALAM NKRI

PELATIHAN DASAR (LATSAR) CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL


GOLONGAN III, ANGKATAN KE XVI

DISUSUN OLEH :
NAMA : CHLARA YULIA ANGGRAINI, S.Kep., Ns
NIP : 199407212020122003
INSTANSI : RSUD Dr. R. SOSODORO DJATIKOESOEMO
JABATAN : PERAWAT AHLI PERTAMA
NDH : 07

BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA


PROVINSI JAWA TIMUR
SURABAYA
TAHUN 2021

70
LAMPIRAN 1
PENDUKUNG PELAKSANAAN KEGIATAN 1

LEMBAR DUKUNGAN PELAKSANAAN AKTUALISASI OLEH MENTOR

71
72
73
74
LAMPIRAN 2
PENDUKUNG PELAKSANAAN KEGIATAN 2

➢ Standar Prosedur Operasional Serah Terima Jaga di Ruangan

75
➢ Standar Prosedur Operasional Melaporkan Kondisi Pasien dengan Teknik SBAR

76
➢ Lembar Dukungan Pelaksanaan Aktualisasi oleh Kepala Ruang ICCU

77
LAMPIRAN 3
PENDUKUNG PELAKSANAAN KEGIATAN 3

BUKU SAKU HANDOVER PASIEN

78
79
80
81
LAMPIRAN 4
PENDUKUNG PELAKSANAAN KEGIATAN 4

MEMBUAT VIDEO ROLE PLAY PELAKSANAAN SBAR PADA SERAH


TERIMA ANTAR SHIFT

➢ Video Role Play Pelaksanaan SBAR

➢ Bukti Dokumentasi Pengiriman Video di Grup ICCU Sosodoro

82
LAMPIRAN 5
PENDUKUNG PELAKSANAAN KEGIATAN 5

MELALUKAN SOSIALISASI DENGAN TEMAN SEJAWAT DI RUANG ICCU


MENGENAI PENERAPAN STANDAR OPERASIONAL DAN PROSEDUR
SERAH TERIMA PASIEN ANTAR SHIFT DI RUANGAN DAN MELAKUKAN
KOMUNIKASI SBAR SAAT OPERAN SHIFT

➢ Surat Undangan Sosialisasi

83
➢ Daftar Hadir Sosialisasi

84
➢ Notulen Sosialisasi

85
LAMPIRAN 6
PENDUKUNG PELAKSANAAN KEGIATAN 6

LEMBAR OBSERVASI KOMUNIKASI SBAR DALAM SERAH TERIMA


PERAWAT ANTAR SHIFT DI RUANG ICCU

Hari/ Tanggal :
Waktu :
Jadwal Operan : Pagi/ Sore/ Malam
Dilakukan
No. Komponen Observasi
Ya Tidak
1. Serah terima dilakukan di nurse station
2. Perawat pemberi operan menyiapkan rekam medis untuk operan
3. Kepala ruang/ ketua tim/ perawat yang bertugas memimpin operan diawali
dengan do’a
S. Situation (Kondisi terkini pada pasien)
4. Perawat menyebutkan nama dan umur pasien
5. Perawat menyebutkan tanggal pasien masuk ruangan dan hari perawatan
6. Perawat menyebutkan diagnosa medis
7. Perawat menyebutkan masalah keperawatan pasien
B. Background (Info penting berhubungan dengan kondisi pasien terkini)
8. Perawat menyebutkan intervensi/ tindakan keperawatan yang diberikan
9. Perawat menyebutkan terapi DPJP yang sudah diberikan
A. Assessment (Hasil pengkajian dari kondisi pasien saat ini)
10. Perawat menjelaskan hasil pengkajian pasien terkini (kesadaran, dan
tanda-tanda vital)
11. Perawat menyebutkan hasil pemeriksaan penunjang (rontgen, laborat, ekg,
dll)
R. Recommendations (Rekomendasi intervensi yang akan dilakukan)
12. Perawat menjelaskan tindakan keperawatan yang diinstruksikan
13. Perawat menyebutkan instruksi/ order dokter selanjutnya
14. Serah terima diikuti dengan memberikan paraf serta nama jelas di lembar
observasi pasien antara perawat yang memberi dan menerima pasien
15. Serah terima diakhiri dengan baik dan dilanjutkan keliling ke pasien untuk
melihat kondisinya
16. Perawat yang mengoperkan menginformasikan kepada pasien perawat
shift berikutnya, menanyakan keluhan pasien, diakhiri dengan baik
*diisi dengan centang (√)

86
LAMPIRAN 7
PENDUKUNG PELAKSANAAN KEGIATAN 7

PEMANTAUAN KEPATUHAN PELAKSANAAN KOMUNIKASI SBAR SAAT


SERAH TERIMA PASIEN SHIFT TERTENTU DENGAN LEMBAR CEKLIST

87
REKAPAN HASIL EVALUASI KEGIATAN AKTUALISASI

Keterangan : Pengisian ms. excel dengan menggunakan angka (1) agar mempermudah dalam menghitung presentase hasil, Y (Ya), N (No/Tidak).

88
LAMPIRAN 8
PENDUKUNG PELAKSANAAN KEGIATAN 8

DOKUMENTASI PENYUSUNAN LAPORAN AKTUALISASI

➢ Mengumpulkan data dan bukti pendukung

➢ Melakukan konsultasi dengan mentor hasil evaluasi dan penyusunan laporan


aktualisasi (seluruh hasil konsultasi terdapat pada lampiran kegiatan 1)

89

Anda mungkin juga menyukai