Anda di halaman 1dari 87

LAPORAN AKTUALISASI

NILAI-NILAI DASAR, PERAN DAN KEDUDUKAN ASN

“OPTIMALISASI PENCEGAHAN PLEBITIS PADA PEMASANGAN INFUS


DENGAN PRINSIP STERIL MELALUI PENERAPAN SPO DI RUANG IGD
RSUD KABUPATEN KONAWE KEPULAUAN”

Oleh :
RINI AGUSTIA AMIN, S.Kep.,Ns
NIP. 19920803 201903 2 005

PELATIHAN DASAR CPNS GOLONGAN III


ANGKATAN LII TAHUN 2020

PEMERINTAH KABUPATEN KONAWE KEPULAUAN BEKERJASAMA


DENGAN BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
KENDARI
2020

i
PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI TENGGARA
BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
JalanChairil Anwar No. 8 A PuwatuTlp. 3124061 Fax. 3125905

LEMBAR PERSETUJUAN
LAPORAN AKTUALISASI

“OPTIMALISASI PENCEGAHAN PLEBITIS PADA PEMASANGAN INFUS


DENGAN PRINSIP STERIL MELALUI PENERAPAN SPO DI RUANG IGD
RSUD KABUPATEN KONAWE KEPULAUAN”

Oleh :
RINI AGUSTIA AMIN, S.Kep.,Ns
NIP : 19920803 201903 2 005

Telah disetujui untuk diseminarkan tanggal: 11 Juni 2020

COACH MENTOR

Hj. Putri Mase, S.Ikom Nurhidayat Lasao, SKM


NIP.19630225 198303 2 014 NIP. 19830919 200903 2 001

ii
PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI TENGGARA
BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
JalanChairil Anwar No. 8 A PuwatuTlp. 3124061 Fax. 3125905

LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN AKTUALISASI
NILAI-NILAI DASAR, PERAN DAN KEDUDUKAN PNS

“OPTIMALISASI PENCEGAHAN PLEBITIS PADA PEMASANGAN INFUS


DENGAN PRINSIP STERIL MELALUI PENERAPAN SPO DI RUANG IGD
RSUD KABUPATEN KONAWE KEPULAUAN”

Oleh :
RINI AGUSTIA AMIN, S.Kep.,Ns
NIP : 19920803 201903 2 005

Telah diterima dan diperbaiki sesuai masukan Penguji, Coach dan Mentor
pada Seminar/ Evaluasi Pelaksanaan Aktualisasi yang diselenggarakan
Pada tanggal : 11 Juni 2020

Kendari, 11 Juni 2020

PENGUJI COACH MENTOR

Drs. SAHABUDDIN M.Si Hj. Putri Mase, S.Ikom Nurhidayat Lasao, SKM
NIP.196212071982031003 NIP.196302251983032014 NIP. 198309192009032001

Mengetahui :
KEPALA BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
PROVINSI SULAWESI TENGGARA,

Dr. Hj. NUR ENDANG ABBAS, SE., M.Si


NIP. 19620407 198103 2 002

iii
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh


Puji Syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala limpahan Rahmat dan
Karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan laporan hasil aktualisasi dengan
judul “Optimalisasi Pencegahan Plebitis pada Pemasangan Infuse dengan Prinsip Steril
Melalui Penerapan SPO di IGD RSUD Kabupaten Konawe Kepulauan”. Salam dan shalawat
tak lupa penulis haturkan kepada Nabiullah Muhammad SAW, idola umat islam yang
senantiasa menjunjung tinggi nilai-nilai islam sehingga islam dapat dikenal oleh jutaan
masyarakat dunia. Laporan hasil aktualisasi ini disusun sebagai salah satu persyaratan untuk
kelulusan Diklatsar CPNS golongan III Lingkup Pemerintah Kabupaten Konawe Kepulauan.
Dalam penyusunan laporan aktualisasi ini, penulis mendapatkan banyak pengarahan,
bimbingan serta bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis menyampaikan ucapan
terima kasih kepada:
1. Dr. Hj. Nur Endang Abbas, SE.,M.Si, selaku Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya
Manusia Provinsi Sulawesi Tenggara;
2. Ibu Hj. Putri Mase, S.Ikom, selaku coach yang selalu memberikan bimbingan dan
dukungan dalam penyusunan laporan ini;
3. Ibu Nurhidayat Lasao, SKM, selaku mentor dalam pelaksanaan Aktualisasi sekaligus
Kepala Bagian Tata Usaha di RSUD Kab. Konawe Kepulauan;
4. Bapak Drs. Sahabuddin, M.Si, selaku penguji atas segala masukan dan kritikan yang
membangun untuk kesempurnaan penyusunan laporan ini;
5. Kelurga besar RSUD Kab. Konawe Kepulauan yang tidak dapat penulis sebut satu
persatu atas sagala masukan dan bantuannya dalam menyelesaikan laporan aktualisasi
ini;
6. Seluruh staf BPSDM Provinsi Sulawesi Tenggara dan BKPSDM Kab. Konawe
Kepulauan yang telah memberi fasilitas dan pelayanan optimal sehingga pelatihan dapat
berlangsung dengan lancar;
7. Seluruh Widyaswara yang telah membimbing dalam perkualiahan dan memberikan
pengarahan terkait materi ANEKA untuk dapat diinternalisasikan dan diaktualisasikan di
instansi;
8. Seluruh Panitia dan Binsuh yang telah membantu dan memfasilitasi kegiatan diklatsar;
iv
9. Rekan-rekan peserta diklatsar Golongan III Lingkup Pemerintah Kabupaten Konawe
Kepulauan;
10. Orang tua, suami dan keluarga yang selalu memberikan semangat dan doa untuk dapat
menyelesaikan Diklatsar Golongan III ini dengan baik.
Penulis menyadari masih banyak kekurangan dan kelemahan dalam penulisan laporan
hasil aktualisasi ini, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun
demi perbaikan laporan akhir ini.

Kendari, 11 Juni 2020

Penulis

Rini Agustia Amin, S.Kep.,Ns


Nip.19920803 201903 2 005

v
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……………………………………................................................. i

DAFTAR ISI.……………...………………………………………………………………. iii

DAFTAR GAMBAR……………………………………………………………………... iv

DAFTAR TABEL……………………………………….………………………………... v

DAFTAR LAMPIRAN………………………………………………………………….... vi

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang……………………………………………………………………. 1
B. Tujuan……………………………………………………………………………... 2
C. Manfaat…..………………………………………………………………………... 3
D. Ruang Lingkup Kegiatan Aktualisasi…………………………………………… 3
E. Waktu dan Tempat……………………………………………………………….. 4

BAB II GAMBARAN UMUM ORGANISASI DAN RANCANGAN AKTUALISASI


A. Deskripsi Organisasi…………………………………………………………….. 5
B. Struktur Organisasi…………………………………………………….............. 6
C. Nilai-nilai Dasar Profesi ASN……………………………………………………. 14
D. Identifikasi Isu dan Analisis Dampaknya………………………....................... 25
Tabel Rancangan Kegiatan Aktualisasi dan Habituasi………………………… 28

BAB III CAPAIAN AKTUALISASI


A. Kendala dan Antisipasi….………………………………………………………... 37
B. Hasil Aktualisasi…………………………………………………………………... 38
C. Deskripsi Kegiatan………………………………...………..…………………….. 46

BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan…..………………………………………………………………….... 64
B. Saran..…………………………………………………………………………….. 64
C. Rencana Tindak Lanjut…………………………………………………………. 64

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………….. 65

vi
DAFTAR GAMBAR

GAMBAR 2.1 Struktur Organisasi RSUD Konawe Kepulauan……...………………... 7

GAMBAR 3.1.1 Menyiapkan Bahan Konsultasi………………................................... 36

GAMBAR 3.1.2 Melaporkan Rancangan Aktualisasi Yang Akan Dilaksanakan……. 37

GAMBAR 3.1.4 Meminta Persetujuan dari Direktur…………………………………... 38

GAMBAR 3.1.5 Lembar Persetujuan Pelaksanaan Aktualisasi……...………………... 38

GAMBAR 3.2.1 Menyiapkan Bahan Revisi……………………………………………... 40

GAMBAR 3.2.2 Melakukan revisi sesuai SPO Pemasangan Infus bersama 41


Perwakilan Komite Keperawatan………………………………………………………...
GAMBAR 3.2.3 Mencetak SPO Pemasangan Infus ………………………………….… 42

GAMBAR 3.2.4 Membagikan SPO Pemasangan Infus di Ruang IGD….……………. 43

GAMBAR 3.3.1 Menyiapkan Alat dan Bahan Sosialisasi berupa slide serta Alat-alat 45
lainnya .……………………………………………………………………………………
GAMBAR 3.3.2 Menyiapkan Materi Sosialisasi ……..………………………………… 46

GAMBAR 3.3.3 Membuat Surat Undangan dan Daftar Hadir .……………………… 47

GAMBAR 3.3.4 Menyusun Laporan Hasil Sosialisasi ...…………………………….… 48

GAMBAR 3.4.1 Melakukan Konsultasi dengan Mentor……………………………..… 50

GAMBAR 3.4.2 Monitoring Penerapan Pemasangan Infus dengan Prinsip Steril .… 51

GAMBAR 3.4.3 Mengolah Data …..…………………..………………………………… 52

vii
DAFTAR TABEL

TABEL 2.1 Daftar Ketenagaan RSUD Konkep ………………...……………..……….. 7

TABEL 2.2 Rancangan Aktualisasi…….…............................................................... 28

TABEL 3.1 Kendala dan Antisipasi …………………………....………………….……. 37

TABEL 3.2 Hasil Aktualisasi ………..…………………………….……………….......... 39

TABEL 3.3 Deskripsi Kegiatan …………………………………………….................... 46

viii
DAFTAR LAMPIRAN

FORMULIR 1.A Rancangan Aktualisasi

FORMULIR 1.B Jadwal Pelaksanaan Aktualisasi

FORMULIR 1.C Pengendalian Kegiatan Aktualisasi NDS

FORMULIR 2 Strategi Bimbingan Oleh Mentor

FORMULIR 3 Strategi Bimbingan Oleh Coach

FORMULIR 4 Pelaksanaan Kegiatan Aktualisasi

FORMULIR 5 Rencana Aksi Aktualisasi Nilai Dasar

ix
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Aparatur Sipil Negara adalah profesi bagi pegawai negeri sipil dan pegawai
pemerintah dengan perjanjian kerja yang bekerja pada instansi pemerintah, diangkat oleh
pejabat pembina kepegawaian dandiserahi tugas dalam suatu jabatan pemerintahanatau
diserahi tugas negara lainnya dan digajiberdasarkan peraturan perundang-undangan.(UU
No. 5 Tahun 2014 tentang ASN).
Langkah strategis yang diterapkan pemerintah dalam rangka rekrutmen ASN yang
profesional adalah Pelatihan Dasar CPNS yang di singkat Latsar CPNS. Dalam Peraturan
Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia Nomor 12 tahun 2018 tercantum
aturan mengenai pelatihan dasar calon pegawai negeri sipil yang menerapkan metode
baru. Dengan adanya Penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan Dasar pola baru ini
diharapkan dapat membentuk kader ASN berkualitas yang berlandaskan pada nilai-nilai
dasar ASN yang meliputi Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu,
dan Anti Korupsi yang disingkat ANEKA. Nilai-nilai dasar tersebut adalah modal
penting bagi seluruh ASN termasuk tenaga kesehatan dalam melaksanakan tugas pokok
dan fungsinya untuk mendukung terwujudnya sistem pelayanan publik di bidang
kesehatan yang terintegrasi, profesional, dan berkomitmen terhadap mutu.
Rumah sakit adalah institusi pelayanan lesehatan yang menyelenggarakan
pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat
inap, rawat jalan, dan gawat darurat. (UU RI No 44, 2009).
Perawat adalah Pegawai Negeri Sipil yang diberi tugas, tanggung jawab,
wewenang dan haksecara penuh oleh pejabat yang berwenang untuk melakukan kegiatan
pelayanan keperawatan pada Fasilitas Pelayanan Kesehatan baik secara mandiri maupun
bekerjasama dengan anggota kesehatan lainnya. Pelayanan keperawatan adalah suatu
bentuk pelayanan profesional yang merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan.
Profesionalisme dalam pelayanan keperawatan dapat dicapai dengan mengoptimalkan
peran dan fungsi perawat mandiri.
Pelayanan kesehatan adalah upaya yang diselenggarakan oleh suatu organisasi
untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah, dan menyembuhkan penyakit
serta memulihkan kesehatan individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat.Pelayanan

1
kesehatan yang bermutu adalah pelayanan kesehatan yang dapat memuaskan setiap
pemakai jasa pelayanan kesehatan sesuai dengan tingkat kepuasan rata-rata penduduk,
serta yang penyelenggaraannya sesuai kode etik dan standar pelayanan profesi yang telah
ditetapkan dan prefenti untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-
tingginya di wilayah kerja.Prosedur penerimaan pasien dapat disesuaikan dengan sistem
yang dianut oleh masing-masing Rumah Sakit. Jenis kedatangan pasien dapat dibedakan
menjadi 2 yaitu pasien lama dan pasien baru.
Berdasarkan pengalaman selama masa percobaan sebagai perawat di RSUD
Kabupaten Konawe Kepulauan selama kurang lebih 1 tahun, peserta melihat ada
beberapa prosedur yang sering di abaikan petugas (perawat) pada saat melakukan
pemasangan infuse yang berakibat fatal pada pasien dan perawat itu sendiri seperti tidak
mencuci tangan sebelum dan setelah melakukan tindakan, melakukan desinfeksi
berulang-ulang dengan menggunakan kapas alcohol/ alcohol swab yang sama, dan
terkadang juga tidak menggunakan APD (handscooon).
Maka dengan alasan tersebut di atas penulis menyusun laporan aktualisasi ini
dengan judul “Optimalisasi Pencegahan Plebitis pada Pemasangan Infus dengan
Prinsip Steril Melalui Penerapan SPO diruang IGD RSUD Kabupaten Konawe
Kepulauan”.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Peserta mampu mengaktualisasikan nilai-nilai dasar ASN, yakni Akuntabilitas,
Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi (ANEKA) ke dalam
kegiatan sesuai dengan tugas dan fungsi perawat. Serta peserta dapat ikut serta
mewujudkan misi rumah sakit yaitu dengan memberikan pelayanan yang berkualitas
dan professional.
2. Tujuan Khusus
Mengoptimalkan kepatuhan perawat dalam menerapkan prinsip steril pada
pemasangan infus di RSUD Kabupaten Konawe Kepulauan.
C. Manfaat
1) Bagi Peserta
Meningkatkan pengetahuan, sikap dan keterampilan dalam menerapkan nilai-nilai
dasar ASN pada pelaksanaan tugas dan fungsi sebagai seorang perawat.
2) Bagi Unit Kerja
2
Menguatkan visi dan misi rumah sakit sehingga dapat memberikan pelayanan yang
bermutu bagi masyarakat.
3) Bagi masyarakat
Masyarakat mendapatkan pelayanan kesehatan di IGD RSUD Kabupaten Konawe
Kepulauan
D. Ruang Lingkup
Ruang lingkup rancangan kegiatan aktualisasi ini adalah menerapkan nilai-nilai
akuntabilitas, nasionalisme, etika publik, komitmen mutu, dan anti korupsi (ANEKA)
dalam upaya mengoptimalkan kepatuhan perawat dalam menerapkan prinsip steril pada
pemasangan infus di RSUD Kabupaten Konawe Kepulauan.
Pemasangan infuse adalah pemberian sejumlah cairan ke dalam tubuh melalui
sebuah jarum ke dalam pembuluh vena untuk menggantikan cairan, elektrolit dan asam
basa. Infuse merupakan salah satu produk kesehatan yang bermanfaat untuk
menggantikan zat makanan di dalam tubuh berupa cairan yang langsung di transfusikan
ke dalam tubuh melalui saluran pembuluh darah. Infuse berperan penting dalam dunia
kesehatan karena semua rumah sakit menggunakan produk ini untuk menyuplai zat
makanan ke dalam tubuh pasien sehingga pasien mendapatkan nutrisi makanan,
meskipun pasien tidak makan. Oleh Karena itu cairan infuse berperan penting dalam
kelangsungan hidup pasien.
Phlebitis adalah peradangan pada pembuluh darah yang dapat menimbulkan
demam ringan atau keluarnya nanah yang menandakan adanya infeksi. Hal ini sering
terjadi akibat dari pemasangan infuse itu sendiri bila dilakukan dengan cara yang salah.
Ketika phlebitis terjadi maka tangan yang diinfus dapat menyebabkan pembentukan
gumpalan darah, keadaan ini disebut “hematoma” dimana gumpalan ini dapat
menyumbat pembuluh darah.
E. Waktu dan Tempat
Kegiatan aktualisasi akan dilakukan mulai tanggal 06 Maret 2020 sampai dengan
12 April 2020 bertempat di RSUD Kabupaten Konawe Kepulauan

3
BAB II
GAMBARAN UMUM ORGANISASI DAN RANCANGAN AKTUALISASI

A. Deskripsi Organisasi
Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Konawe Kepulauan mulai
dibangun pada Tahun Anggaran 2016. Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten
Konawe Kepulauan terletak di ibu Kota Konawe Kepulauan tepatnya di Desa Pasir
Putih, Kecamatan Wawonii Barat yang mempunyai luas lahan : 80.000 m² dan
luas bangunan 3.511 m². RSUD Kabupaten Konawe Kepulauan terletak pada garis
bujur -4.024602 dan garis lintang 122.990724.
Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Konawe Kepulauan adalah Rumah
Sakit yang berada di Kabupaten Konawe Kepulauan.Kabupaten Konawe
Kepulauan sendiri adalah salah satu Daerah Otonom Baru (DOB) yang
dimekarkan dari Kabupaten Konawe berdasarkan Undang-Undang No. 13 Tahun
2013 tanggal 11 Mei 2013.
Secara kelembagaan RSUD Kabupaten Konawe Kepulauan dibentuk pada
bulan September 2014, terdaftar di Kementerian Kesehatan RI pada tanggal 4
Februari 2015.RSUD Kabupaten Konawe Kepulauan terletak di wilayah
Kecamatan Wawonii Barat, tepatnya menempati bangunan gedung Puskesmas
Langara.
Berdasarkan Surat Dinas Penanaman Modal, PTSP, Tenaga Kerja dan
Transmigrasi kabupaten Konawe Kepulauan nomor 503/DPM-
PTSP,NAKERTRANS-III/2017 tanggal 2 maret 2017, tentang Izin Operasional
Rumah Sakit Kabupaten Konawe Kepulauan, memberikan izin operasional Rumah
Sakit Umum Daerah kabupaten Konawe Kepulauan Type D untuk untuk
menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan Daerah Kab. Konawe Kepulauan, dimana
tugas pokok dan fungsi lembaga teknis Rumah Sakit Umum Daerah Konawe
Kepulauan yang merupakan unsur pendukung dari tugas pemerintahan dimana
Rumah Sakit Umum Daerah Konawe Kepulauan dipimpin oleh direktur yang
berkedudukan dibawah dan bertanggungjawab kepada Bupati melalui Sekretaris
daerah dan secara teknis operasional memperoleh pembinaan dari dinas kesehatan.

4
B. Struktur Organisasi
Peraturan Bupati Kabupaten Konawe Kepulauan Nomor 11 Tahun 2020
tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas Dan Fungsi Serta Tata Kerja Unit
Pelaksana Teknis Daerah Rumah Sakit Umum Daerah Kelas D Pada Dinas
Kesehatan Kabupaten Konawe menjelaskan bahwa Rumah Sakit dipimpin oleh
seorang Direktur yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala
Dinas. Adapun susunan organisasi Rumah Sakit Umum Daerah Konawe
Kepulauan yaitu :
a. Direktur;
b. Komite, terdiri dari:
1) Komite Medis
2) Komite Keperawatan
3) Komite Pencegahan dan Pengendalian Infeksi
4) Komite Peningkatan Mutu dan Keselamatan pasien
5) Komite K3
6) Komite Etik
7) Komite Nakes Lainnya
c. Sub Bagian Tata Usaha;
d. Seksi Pelayanan Medis, Keperawatan dan Kebidanan, terdiri dari:
1) Instalasi Gawat Darurat
2) Instalasi Rawat Jalan
3) Instalasi Rawat Inap
e. Seksi Pelayanan Non Klinik dan Penunjang Klinik, terdiri dari:
1) Instalasi Rekam Medis
2) Instalasi Farmasi
3) Instalasi Gizi
4) Unit Laboratorium
5) Unit CSSD
6) Unit Loundry
7) IPSRS
f. Kelompok Jabatan Fungsional
Adapun Bagan struktur organisasi RSUD Kabupaten Konawe Kepulauan
sebagai berikut :
5
Gambar 2.1 Struktur Organisasi RSUD Konawe Kepulauan

Jenis dan Jumlah Ketenagaan Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten


Konawe Kepulauan Tahun 2020 menurut Kualifikasi Pendidikan sebanyak
175Orang.

Tabel 2.1 Daftar Ketenagaan RSUD Kabupaten Konawe Kepulauan


berdasarkan Pendidikan Tahun 2020

HONOR/
NO KUALIFIKASI PENDIDIKAN PNS KONTRA JUMLAH
K
I Tenaga Medis
1 Dokter Umum + Interensif 3 4 7
2 Dokter Spesialis Bedah - - -
3 Dokter Spesialis Penyakit Dalam - - -
4 Dokter Spesialis Kes. Anak - - -
5 Dokter Spesialis Obgyn - - -
6 Dokter Spes THT - - -
7 Dokter Spes Anastesi - - -
7 Dokter Gigi 1 - 1
Sub Total 4 4 8
II Tenaga Keperawatan
1 Perawat Profesional (Ners) 23 9 32
2 Sarjana Keperawatan - 2 2
3 Perawat Vokasi (D3/D4) 4 23 27
6
4 Perawat Kesehatan Gigi
6 2 8
(AMKG)
5 Bidan (D3/D4) 6 19 25
6 Fisioterapis - 1 1
Sub Total 39 56 95
III Tenaga Kefarmasian
1 Apoteker 4 1 5
2 S1 Farmasi 1 1 2
3 D3 Farmasi - 5 5
Sub Total 5 7 12
IV Tenaga Kesehatan Masyarakat

1 S2Kesehatan Masyarakat - - -
2 S1 Kesehatan Masyarakat 9 2 11

Sub Total 11 2 11
V Tenaga Gizi
1 S1 Gizi - - -
2 D3 Gizi 4 2 6
3 Tenaga Gizi lainnya - - -
Sub Total 4 2 6
VII Tenaga Penunjang Medis
1 Radiografer 2 - 2
2 Elektromedis 1 - 1
3 Analis Kesehatan 5 1 6
4 Sanitarian 3 1 4
5 Perekam Medis 4 - 4

Sub Total 15 2 17
IX Sarjana Muda / Sarjana Non Kesehatan
1 S1 Komputer - 1 1
2 D1 Komputer - - -
3 D3 Lainnya - - -
Sub Total - 1 3
X SLTA / SLTP / SD
1 SMA Sederajat 1 16 17
2 SLTP Sederajat - 6 6

Sub Total 1 22 23

7
JUMLAH TOTAL 79 96 175
Sumber :Data Primer per Januari Tahun 2020
Visi, Misi dan Nilai Organisasi
Dari berbagai harapan stakeholders terhadap rumah sakit, maupun harapan
rumah sakit kepada stakeholders, RSUD Kabupaten Konawe Kepulauan
menerjemahkannya ke dalam penetapan visi, misi, dan strategi rumah sakit.
Visi merupakan gambaran masa depan rumah sakit yang hendak diraih yang
bersifat realistis, nyata, menarik, dan menantang. Dengan penetapan visi,
diharapkan seluruh komponen rumah sakit memiliki pandangan jauh ke depan ke
arah mana rumah sakit akan dibawa sesuai dengan harapan stakeholders.
Berdasarkan berbagai kajian dan pertimbangan atas semua aspek yang
mempengaruhi rumah sakit, RSUD Kabupaten Konawe Kepulauan menetapkan
rumusan visi sebagai berikut:
“MENJADI RUMAH SAKIT YANG BERKUALITAS DAN MENJADI
KEPERCAYAAN PUBLIK DI KABUPATEN KONAWE KEPULAUAN”
Misi adalah pernyataan yang menetapkan tujuan dan sasaran yang ingin
dicapai oleh rumah sakit, sehingga membawa rumah sakit kepada suatu fokus
untuk menggalang sumber daya yang ada guna melaksanakan aktivitas utama
rumah sakit.
Berdasarkan Visi tersebut di atas, Misi yang ingin dicapai Rumah Sakit
Umum Daerah Kabupaten Konawe Kepulauan adalah:
a. Mewujudkan pelayanan yang berkualitas dan terakreditasi dengan
mengutamakan keselamatan pasien serta kepuasan pelanggan.
b. Menyelenggarakan pendidikan, pelatihan dan penelitian kesehatan yang
bermutu dan beretika untuk menunjang pelayanan.
c. Menyediakan Sumber Daya Manusia Kesehatan yang berkompetensi dan
profesional dibidangnya.
d. Menyediakan peralatan, fasilitas dan sarana prasarana yang aman dan
mutakhir.
e. Mewujudkan tata kelola rumah sakit yang profesional, integritas, beretika dan
akuntabel.
Dalam upaya menggapai misi tersebut, RSUD Kabupaten Konawe
Kepulauan sebagai bagian dari elemen institusi pemerintah daerah dihadapkan
8
pada dua responsibilitas yang harus diemban, yaitu peran sebagai satuan kerja
yang tidak bertujuan mencari keuntungan dan peran untuk dapat memberikan
pelayanan kesehatan yang berkualitas kepada masyarakat. Untuk dapat
menjalankan peran tersebut, sangat diperlukan proses tata kelola (governance)
yang simetris sehingga tujuan tersebut dapat dicapai secara seimbang.
Tugas Pokok dan Fungsi Organisasi
a. Tugas Pokok Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Konawe Kepulauan
RSUD Kelas D Kabupaten Konawe Kepulauan mempunyai tugas
pelayanan kesehatan secara berdayaguna dan berhasil guna dengan
mengutamakan upaya penyembuhan (kuratif) dan pemulihan (rehabilitatif)
yang dilaksanakan secara serasi dan terpadu dengan upaya promotif dan
preventif dan pelayanan rujukan kesehatan, pelayanan rawat inap serta
penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan, penelitian dan pengembangan
bidang kesehatan.
b. Fungsi Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Konawe Kepulauan
1) Penyusunan perencanaan dan pelaksanaan operasional dalam bidang
kesehatan berdasarkan kebijakan, data dan program yang ditetapkan di
bidang Kesehatan serta perundang-undangan yang berlaku;
2) penyelenggaraan pelayanan kesehatan dengan mengutamakan keselamatan,
kendali mutu dan kendali biaya;
3) penyelenggaraan pelayanan Medis umum, kepada pasien sesuai dengan
kompetensi dan kewenangan dokter, dengan memanfaatkan kemampuan
fasilitas rumah sakit secara optimal;
4) penyelenggaraan Pelayanaan Gawat Darurat, selama 24 jam sehari dan 7
(tujuh) hari seminggu dengan kemampuan melakukan pemeriksaan awal
kasus-kasus gawat darurat, melakukan resusitasi dan stabilisasi sesuai
standard pelayanan kegawat daruratan;
5) penyelenggaraan pelayanan Keperawatan, sesuai dengan kompetensi dan
standar praktik keperawatan serta perundang-undangan yang berlaku;
6) penyelenggaraan pelayanan laboratorium sesuai standar pelayanan
laboratorium serta kewenangan dan ketentuan perundang-undangan;
7) penyelenggaraan pelayanan radiologi, sesuai kewenangan dan perundang-
undangan yang berlaku;
9
8) penyelengaraan pelayanan farmasi dalam rangka memenuhi ketersediaan
obat untuk kebutuhan pelayanan kesehatan meliputi: penyediaan,
pengelolaan, distribusi sediaan farmasi, perbekalan kesehatan habis pakai
dan pelayanan farmasi klinik;
9) penyelenggaraan pelayanan rujukan sesuai kewenangan dan ketentuan
perundang-undangan;
10) penyelenggaraan pelayanan rawat inap dan rawat jalan, sesuai ketentuan
perundang-undangan;
11) penyelenggaraan promotif, preventif dan rehabilitatif, sesuai kewenangan
dan ketentuan perundang undangan;
12) pelaksanaan kerja sama dengan institusi lain seperti lembaga
pendidikan/pelatihan, organisasi profesi, dan lembaga penelitian kesehatan
masyarakat yang kompeten sesuai ketentuan perundangundangan;
13) pelaksanaan pencatatan dan pelaporan semua kegiatan pelayanan kesehatan
dalam bentuk sistem informasi manajemen rumah sakit sesuai ketentuan
perundang-undangan;
14) penyusunan Peraturan Internal Rumah Sakit (hospital bylaws) sesuai
ketentuan perundang-undangan;
15) penyelenggaraan kegiatan administrasi kepegawaian, ketatausahaan dan
pengelolaan keuangan;
16) pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai bidang tugasnya
Selain melaksanakan fungsi di atas, Rumah Sakit Umum Daerah Kelas D
dapat memberikan pelayanan
1) Pelayanan medis spesialis dasar, pelayanan ini dapat diberikan dapat
diberikan oleh dokter spesialis, residen tahap mandiri, atau dokter dengan
kewenangan tambahan tertentu sesuai dengan pelayanan Medis spesialis
dasar meliputi:
a) Pelayanan Spesialis kebidanan dan kandungan;
b) Pelayanan Spesialis kesehatan anak;
c) Pelayanan Spesialis penyakit dalam; dan
d) Pelayanan Spesialis bedah
2) Pelayanan medis spesialis penunjang, pelayanan ini dapat diberikan oleh
dokter spesialis, residen tahap mandiri, atau dokter dengan kewenangan
10
tambahan tertentu sesuai dengan pelayanan medis spesialis penunjang
meliputi:
a) Pelayanan Radiologi;
b) Pelayanan Laboratorium
Komite di Rumah Sakit Umum Daerah merupakan perangkat khusus
yang dibentuk untuk tugas tertentu berada dibawah dan bertanggung jawab
kepada Direktur dan melakukan penyusunan pelayanan profesi, pembinaan
etika profesi dan memberikan saran dalam pengembangan profesi.
Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, Direktur, Kepala Sub Bagian
Tata Usaha, Kepala Seksi Pelayanan Medis, Keperawatan dan Kebidanan,
Kepala Seksi Pelayanan Nonklinik dan Penunjang Klinik, Komite dan Instalasi
wajib menerapkan prinsip koordinasi, integrasi dan sinkronisasi dalam
lingkungan masing-masing maupun antar satuan organisasi dilingkungan
pemerintah daerah serta instansi lain diluar pemerintah daerah sesuai dengan
kewenangan dan tugas masing-masing.
Tugas Pokok dan Fungsi Perawat
Uraian tugas dan fungsi sebagai perawat ahli pertama menurut Peraturan Menteri
pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia nomor
25 tahun 2014 tentang jabatan fungsional perawat dan Angka kreditnya sebagai
berikut:

1. Melakukan pengkajian keperawatan dasar pada masyarakat;


2. Melakukan pengkajian keperawatan lanjutan pada individu;
3. Melakukan pengkajian keperawatan lanjutan pada keluarga;
4. Memberikan konsultasi data pengkajian keperawatan dasar/lanjut;
5. Merumuskan diagnosa keperawatan pada individu;
6. Membuat prioritas diagnosa keperawatan;
7. Merumuskan tujuan keperawatan pada individu dalam rangka menyusun rencana
tindakan keperawatan;
8. Merumuskan tujuan keperawatan pada keluarga dalam rangka menyusun rencana
tindakan keperawatan;
9. Menetapkan tindakan keperawatan pada individu dalam rangka menyusun
rencana tindakan keperawatan;

11
10. Menetapkan tindakan keperawatan pada keluarga dalam rangka menyusun
rencana tindakan keperawatan;
11. Melakukan stimulasi tumbuh kembang pada individu dalam rangka melakukan
upaya promotif;
12. Memfasilitasi adaptasi dalam hospitalisasi pada individu dalam rangka
melakukan upaya promotif;
13. Melaksanakan case finding / deteksi dini / penemuan kasus baru pada individu
dalam rangka melakukan upaya promotif;
14. Melakukan suport kepatuhan terhadap intervensi kesehatan pada individu;
15. Melakukan pendidikan kesehatan pada individu pasien;
16. Mengajarkan keluarga untuk meningkatkan kesehatan anggota keluarganya;
17. Mengajarkan teknik kontrol infeksi pada keluarga dengan penyakit menular;
18. Melakukan pendidikan kesehatan pada kelompok;
19. Melakukan peningkatan / penguatan kemampuan sukarelawan dalam
meningkatkan masalah kesehatan masyarakat dalam rangka melakukan upaya
promotif;
20. Melakukan pendidikan kesehatan pada masyarakat;
21. Melakukan manajemen inkontinen urine dalam rangka pemenuhan kebutuhan
eliminasi;
22. Melakukan manajemen inkontinen faecal dalam rangka pemenuhan keburtuhan
eliminasi;
23. Melakukan upaya membuat pasien tidur;
24. Melakukan relaksasi psikologis;
25. Melakukan tatakelola keperawatan perlindungan terhadap pasien dengan resiko
trauma / injury;
26. Melakukan manajemen febrile neutropeniI;
27. Melakukan komunikasi terapeutik dalam pemberian asuhan keperawatan;
28. Memfasilitasi pasien dalam pemenuhan kebutuhan spiritual dalam rangka
tindakan keperawatan yang berkaitan dengan ibadah;
29. Melakukan pendampingan pada pasien menjelang ajal (dying care);
30. Memfasilitasi suasana lingkungan yang tenang dan aman;
31. Mengambil sampel darah melalui arteri, pulmonari arteri, cvp dalam rangka
tindakan keperawatan spesifik terkait kasus dan kondisi pasien;
12
32. Merawat pasien dengan WSD;
33. Memantau pemberian elektrolit konsentrasi tinggi;
34. Melakukan resusitasi bayi baru lahir;
35. Melakukan tata kelola keperawatan pada pasien dengan kemoterapi (pre, intra,
post);
36. Melakukan perawatan luka kanker;
37. Melakukan penatalaksanaan ekstravasasi;
38. Melakukan rehabilitasi mental spiritual pada individu;
39. Melakukan perawatan lanjutan pasca hospitalisasi / bencana dalam rangka
melakukan upaya rehabilitatif pada keluarga;
40. Memberikan perawatan pada pasien menjelang ajal sampai meninggal;
41. Memberikan dukungan dalam proses kehilangan, berduka dan kematian;
42. Melakukan penatalaksanaan manajemen gejala;
43. Melakukan evaluasai tindakan keperawatan pada individu;
44. Memodifikasi rencana asuhan keperawatan;
45. Melakukan dokumentasi perencanaan keperawatan;
46. Melakukan dokumentasi pelaksanaan tindakan keperawatan;
47. Melakukan dokumentasi evaluasi keperawatan;
48. Menyusun rencana kegiatan individu perawat;
49. Melakukan preseptorship dan mentorship;
50. Melaksanakan fungsi pengarahan pelaksanaan pelayanan keperawatan sebagai
ketua tim / perawat primer;
51. Melaksanakan kegiatan bantuan / partisipasi;
52. Melaksanakan tugas lapangan di bidang kesehatan;
53. Melaksanakan penanggulangan penyakit / wabah tertentu;
54. Melakukan supervisi lapangan.
(Sumber : Uraian tugas dan fungsi sebagai perawat ahli pertama,Jabatan
Fungsional Perawat dan Angka Kreditnya, Peraturan Menteri Pendayagunaan
Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia nomor 25 tahun
2014, Jakarta : Menpan RB, 2014)

13
C. Nilai-nilai Dasar Profesi ASN
a. Akuntabilitas
Akuntabilitas adalah kewajiban untuk memberikan pertanggungjawaban atau
untuk menjawab dan menerangkan kinerja dan tindakan seseorang/badan
hukum/pimpinan kolektif suatu organisasi kepada pihak yang memiliki hak atau
berkewenangan untuk meminta keterangan atau pertanggungjawaban.

Akuntabilitas adalah suatu kewajiban pertanggungjawaban yang harus dicapai.


Akuntabilitas merujuk pada kewajiban setiap individu, kelompok atau institusi untuk
memenuhi tanggungjawab yang menjadi amanahnya. Dengan demikian kepercayaan
masyarakat (public trust) kepada birokrasi akan semakin menguat karena aparaturnya
mampu berperan sebagai kontrol demokrasi, mencegah korupsi dan penyalahgunaan
kekuasaan serta meningkatkan efisiensi dan efektivitas.

a. Indikator dari nilai-nilai dasar akuntabilitas yang harus diperhatikan, yaitu:


1) Kepemimpinan: Lingkungan yang akuntabel tercipta dari atas ke bawah
dimana pimpinan memainkan peranan yang penting dalam menciptakan
lingkungannya;
2) Transparansi: Keterbukaan atas semua tindakan dan kebijakan yang
dilakukan oleh individu maupun kelompok/instansi;
3) Integritas: Konsistensi dan keteguhan yang tak tergoyahkan dalam
menjunjung tinggi nilai-nilai luhur dan keyakinan;
4) Tanggung Jawab: Kesadaran manusia akan tingkah laku atau perbuatannya
yang disengaja maupun yang tidak disengaja. Tanggung jawab juga berarti
berbuat sebagai perwujudan kesadaran akan kewajiban;
5) Keadilan: kondisi kebenaran ideal secara moral mengenai sesuatu hal, baik
menyangkut benda atau orang;
6) Kepercayaan: Rasa keadilan akan membawa pada sebuah kepercayaan.
Kepercayaan ini yang akan melahirkan akuntabilitas;.
7) Keseimbangan: Untuk mencapai akuntabilitas dalam lingkungan kerja,
maka diperlukan keseimbangan antara akuntabilitas dan kewenangan, serta
harapan dan kapasitas;

14
8) Kejelasan: Pelaksanaan wewenang dan tanggungjawab harus memiliki
gambaran yang jelas tentang apa yang menjadi tujuan dan hasil yang
diharapkan, dan
9) Konsistensi: adalah sebuah usaha untuk terus dan terus melakukan sesuatu
sampai pada tercapai tujuan akhir.
b. Jenis-Jenis Akuntabilitas
Akuntabilitas publik terdiri atas dua macam, yaitu:
1) Akuntabilitas vertikal (vertical accountability), akuntabilitas yang
pertanggungjawaban atas pengelolaan dananya kepada otoritas yang lebih
tinggi.
2) Akuntabilitas horizontal (horizontal accountability), akuntabilitas yang
pertanggungjawabannya kepada masyarakat luas.

c. Tingkatan Akuntabilitas
Tingkatan akuntabilitas terdiri dari lima (5) tingkatan, yaitu:

1) Akuntabilitas Personal;
2) Akuntabilitas Individu;
3) Akuntabilitas Kelompok;
4) Akuntabilitas Organisasi, dan
5) Akuntabilitas Stakeholder

d. Aspek Akuntabilitas
Terdapat beberapa aspek dalam akuntabilitas, antara lain:

1) Akuntabilitas adalah sebuah hubungan (accountability is a relationship);


2) Akuntabilitas berorientasi pada hasil (accountability is results oriented) ;
3) Akuntabilitas membutuhkan adanya laporan (accountability requires
reporting);
4) Akuntabilitas memerlukan konsekuensi (accountability is meaningless
without consequences) , dan
5) Akuntabilitas memperbaiki kinerja (accountability improves performance).
b. Nasionalisme
Nasionalisme adalah paham atau ajaran untuk mencintai bangsa dan negara
sendiri; sifat nasional; kesadaran keanggotaan dalam suatu bangsa yang secara
potensial atau aktual bersama-sama mencapai, mempertahankan, dan mengabadikan
15
identitas, integritas, kemakmuran, dan kekuatan bangsa itu; semangat kebangsaan
(Kamus Besar Bahasa Indonesia).
Nasionalisme merupakan sikap yang meninggikan bangsanya sendiri dan
pandangan tentang rasa cinta terhadap bangsa dan negara.Dengan nasionalisme yang
kuat, maka setiap PNS memiliki orientasi berpikir mementingkan kepentingan publik,
bangsa, dan negara.Nasionalisme merupakan pandangan atau paham kecintaan
manusia Indonesia terhadap bangsa dan tanah airnya yang didasarkan pada nilai-nilai
Pancasila.PNS dapat mempelajari bagaimana aktualisasi sila demi sila dalam
Pancasila agar memiliki karakter yang kuat dengan nasionalisme dan wawasan
kebangsaannya.
Ada lima indikator dari nilai-nilai dasar nasionalisme yang harus diperhatikan,
yaitu :
a. Sila Pertama : Ketuhanan Yang Maha Esa
1) Bangsa Indonesia menyatakan kepercayaannya dan ketakwaannya terhadap
Tuhan Yang Maha Esa;
2) Manusia Indonesia percaya dan takwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa,
sesuai dengan agama dan kepercayaannya masing-masing menurut dasar
kemanusiaan yang adil dan beradab;
3) Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerjasama antara
pemeluk agama dengan penganut kepercayaan yang berbedabeda terhadap
Tuhan Yang Maha Esa;
4) Membina kerukunan hidup di antara sesama umat beragama dan kepercayaan
terhadap Tuhan Yang Maha Esa;
5) Agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa adalah masalah
yang menyangkut hubungan pribadi manusia dengan Tuhan Yang Maha Esa;
6) Mengembangkan sikap saling menghormati kebebasan menjalankan ibadah
sesuai dengan agama dan kepercayaannya masing-masing, dan
7) Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang
Maha Esa kepada orang lain

b. Sila Kedua : Kemanusiaan yang adil dan beradab


1) Mengakui dan memperlakukan manusia sesuai dengan harkat dan
martabatnya sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa;

16
2) Mengakui persamaan derajat, persamaan hak, dan kewajiban asasi setiap
manusia, tanpa membeda-bedakan suku, keturunan, agama, kepercayaan,
jenis kelamin, kedudukan sosial, warna kulit dan sebagainya.;
3) Mengembangkan sikap saling mencintai sesama manusia;
4) Mengembangkan sikap saling tenggang rasa dan tepa selira;
5) Mengembangkan sikap tidak semena-mena terhadap orang lain;
6) Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan;
7) Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan;
8) Berani membela kebenaran dan keadilan, dan
9) Bangsa Indonesia merasa dirinya sebagai bagian dari seluruh umat manusia.
10) Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerjasama dengan
bangsa lain.
c. Sila Ketiga : Persatuan Indonesia
1) Mampu menempatkan persatuan, kesatuan, serta kepentingan dan
keselamatan bangsa dan negara sebagai kepentingan bersama di atas
kepentingan pribadi dan golongan;
2) Sanggup dan rela berkorban untuk kepentingan negara dan bangsa apabila
diperlukan.;
3) Mengembangkan rasa cinta kepada tanah air dan bangsa;
4) Mengembangkan rasa kebanggaan berkebangsaan dan bertanah air
Indonesia;
5) Memelihara ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian
abadi, dan keadilan social;
6) Mengembangkan persatuan Indonesia atas dasar Bhinneka Tunggal Ika, dan
7) Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa.
d. Sila Keempat : Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan
1) Sebagai warga negara dan warga masyarakat, setiap manusia Indonesia
mempunyai kedudukan, hak, dan kewajiban yang sama;
2) Tidak boleh memaksakan kehendak kepada orang lain;
3) Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan untuk kepentingan
bersama;
4) Musyawarah untuk mencapai mufakat diliputi oleh semangat kekeluargaan;
17
5) Menghormati dan menjunjung tinggi setiap keputusan yang dicapai sebagai
hasil musyawarah;
6) Dengan iktikad baik dan rasa tanggung jawab menerima dan melaksanakan
hasil keputusan musyawarah;
7) Di dalam musyawarah diutamakan kepentingan bersama di atas kepentingan
pribadi dan golongan;
8) Musyawarah dilakukan dengan akal sehat dan sesuai dengan hati nurani yang
luhur;
9) Keputusan yang diambil harus dapat dipertanggungjawabkan secara moral
kepada Tuhan Yang Maha Esa, menjunjung tinggi harkat dan martabat
manusia, nilai-nilai kebenaran dan keadilan mengutamakan persatuan dan
kesatuan demi kepentingan bersama, dan
10) Memberikan kepercayaan kepada wakil-wakil yang dipercayai untuk
melaksanakan pemusyawaratan.
e. Sila Kelima : Keadilan sosial bagi seluruh Indonesia

1) Mengembangkan perbuatan yang luhur, yang mencerminkan sikap dan


suasana kekeluargaan dan kegotongroyongan;
2) Mengembangkan sikap adil terhadap sesame;
3) Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban;
4) Menghormati hak orang lain;
5) Suka memberi pertolongan kepada orang lain agar dapat berdiri sendiri;
6) Tidak menggunakan hak milik untuk usaha-usaha yang bersifat pemerasan
terhadap orang lain;
7) Tidak menggunakan hak milik untuk hal-hal yang bersifat pemborosan dan
gaya hidup mewah;
8) Tidak menggunakan hak milik untuk bertentangan dengan atau merugikan
kepentingan umum.;
9) Suka bekerja keras.;
10) Suka menghargai hasil karya orang lain yang bermanfaat bagi kemajuan dan
kesejahteraan bersama, dan
11) Suka melakukan kegiatan dalam rangka mewujudkan kemajuan yang merata
dan berkeadilan sosial.

18
c. Etika Publik
Etika dapat dipahami sebagai sistem penilaian perilaku serta keyakinan untuk
menentukan perbuatan yang pantas, guna menjamin adanya perlindungan hak-hak
individu, mencakup cara-cara pengambilan keputusan untuk membantu membedakan
hal-hal yang baik dan buruk serta mengarahkan apa yang seharusnya dilakukan sesuai
nila-nilai yang dianut :

Ada tiga fokus utama dalam pelayanan publik, yakni:


1) Pelayanan publik yang berkualitas dan relevan;
2) Sisi dimensi reflektif, etika publik berfungsi sebagai bantuan dalam
menimbang pilihan sarana kebijakan publik dan alat evaluasi, dan
3) Modalitas etika, menjembatani antara norma moral dan tindakan faktual.
Pada prinsipnya ada 3 (tiga) dimensi etika publik, yaitu :
4) Dimensi Kualitas Pelayanan Publik;
5) Dimensi Modalitas, dan
6) Dimensi Tindakan Integritas Publik.
Indikator nilai-nilai dasar etika publik, yaitu :
1) Memegang teguh nilai-nilai dalam ideologi Negara Pancasila;
2) Setia dan mempertahankan Undang-Undang Dasar Negara Kesatuan
Republik Indonesia 1945;
3) Menjalankan tugas secara profesional dan tidak berpihak;
4) Membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian;
5) Menciptakan lingkungan kerja yang non diskriminatif;
6) Memelihara dan menjunjung tinggi standar etika luhur;
7) Mempertanggungjawabkan tindakan dan kinerjanya kepada publik;
8) Memiliki kemampuan dalam melaksanakan kebijakan dan program
pemerintah;
9) Memberikan layanan kepada publik secara jujur, tanggap, cepat, tepat,
akurat, berdaya guna, berhasil guna, dan santun;
10) Mengutamakan kepemimpinan berkualitas tinggi;
11) Menghargai komunikasi, konsultasi, dan kerjasama;
12) Mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja pegawai;
13) Mendorong kesetaraan dalam pekerjaan, dan

19
14) Meningkatkan efektivitas sistem pemerintahan yang demokratis sebagai
perangkat sistem karir.
d. Komitmen Mutu
Komitmen mutu adalah janji pada diri kita sendiri atau pada orang lain yang
tercermin dalam tindakan kita untuk menjaga mutu kinerja pegawai. Komitmen mutu
merupakan pelaksanaan pelayanan publik dengan berorientasi pada kualitas hasil,
dipersepsikan oleh individu terhadap produk/ jasa berupa ukran baik/ buruk.Bidang
apapun yang menjadi tanggungjawab pegawai negeri sipil semua mesti dilaksanakan
secara optimal agar dapat memberi kepuasan kepada stakeholder.

Nilai-nilai Komitmen Mutu:


1) Efektivitas: dapat diartikan dengan berhasil guna, dapat mencapai hasil sesuai
dengan target. Sedangkan efektivitas menunjukkan tingkat ketercapaian target
yang telah direncanakan, baik menyangkut jumlah maupun mutu hasil kerja.
Efektivitas organisasi tidak hanya diukur dari performans untuk mencapai
target (rencana) mutu, kuantitas, ketepatan waktu dan alokasi sumber daya,
melainkan juga diukur dari kepuasan dan terpenuhinya kebutuhan pelanggan;
2) Efisiensi: dapat dihitung sebagai jumlah sumberdaya yang digunakan untuk
menghasilkan barang dan jasa. Tingkat efisiensi diukur dari penghematan
biaya, waktu, tenaga, dan pikiran dalam melaksanakan kegiatan. Efisiensi
organisasi ditentukan oleh berapa banyak bahan baku, uang dan manusia yang
dibutuhkan untuk menghasilkan jumlah keluaran tertentu;
3) Inovasi: dapat muncul karena ada dorongan dari dalam (internal) untuk
melakukan perubahan, atau bisa juga karena ada desakan kebutuhan dari pihak
eksternal misalnya permintaan pasar. Inovasi dalam layanan publik harus
mencerminkan hasil pemikiran baru yang konstruktif, sehingga akan
memotivasi setiap individu untuk membangun karakter dan mindset baru
sebagai aparatur penyelenggara pemerintahan, yang diwujudkan dalam bentuk
profesionalisme layanan publik yang berbeda dengan sebelumnya, bukan
sekedar menjalankan atau menggugurkan tugas rutin, dan
4) Orientasi mutu: mutu merupakan salah satu standar yang menjadi dasar untuk
mengukur capaian hasil kerja. Mutu menjadi salah satu alat vital untuk
mempertahankan keberlanjutan organisasi dan menjaga kredibilitas institusi.
Orientasi mutu berkomitmen untuk senantiasa melakukan pekerjaan dengan
20
arah dan tujuan untuk kualitas pelayanan sehingga pelanggan menjadi puas
dalam pelayanan.
Ada lima dimensi karakteristik yang digunakan dalam mengevaluasi kualitas
pelayanan, yaitu:
7) Tangibles (bukti langsung), yaitu : meliputi fasilitas fisik, perlengkapan,
pegawai, dan sarana komunikasi;
8) Reliability (kehandalan), yaitu kemampuan dalam memberikan pelayanan
dengan segera dan memuaskan serta sesuai dengan yang telah dijanjikan;
9) Responsiveness (daya tangkap), yaitu keinginan untuk memberikan pelayanan
dengan tanggap;
10) Assurance (jaminan), yaitu mencakup kemampuan, kesopanan, dan sifat dapat
dipercaya, dan
11) Empathy, yaitu kemudahan dalam melakukan hubungan, komunikasi yang
baik, dan perhatian dengan tulus terhadap kebutuhan pelanggan.
Tanggung jawab mutu ada pada setiap level organisasi.Pada level puncak
(corporate level) bertanggung jawab atas mutu layanan institusi secara keseluruhan
untuk membangun citra kelembagaan dan keunggulan bersaing. Pada level strategic
business unit level tanggung jawab mutu berkaitan dengan penetapan diversifikasi
mutu pada setiap unit kerja sesuai dengan target masing-masing. Pada level fungsional
bertanggung jawab atas mutu hasil setiap layanan yang diberikan di unit-unit
pendukung. Sedangkan pada level unit dasar tanggung jawab mutu berkaitan dengan
aktivitas/ rencana aksi yang dilaksanakan di masing-masing unit kerja.

e. Anti Korupsi

Dampak korupsi tidak hanya sekedar menimbulkan kerugian keuangan


negara namun dapat menimbulkan kerusakan kehidupan yang tidak hanya
bersifat jangka pendek tetapi dapat pula bersifat jangka panjang .Membahas
fenomena dampak korupsi sampai pada kerusakan kehidupan dan dikaitkan dengan
tanggungjawab manusia sebagai yang diberi amanah untuk mengelolanya dapat
menjadi sarana untuk memicu kesadaran diri para PNS untuk anti korupsi.
Kesadaran diri anti korupsi yang dibangun melalui pendekatan spiritual, dengan
selalu ingat akan tujuan keberadaannya sebagai manusia di muka bumi, dan selalu
ingat bahwa seluruh ruang dan waktu kehidupannya harus dipertanggungjawabkan,

21
dapat menjadi benteng kuat untuk anti korupsi. Tanggung jawab spiritual yang baik
pasti akan menghasilkan niat yang baik dan mendorong untuk memiliki visi dan misi
yang baik, hingga selalu memiliki semangat untuk melakukan proses atau usaha
terbaik dan mendapatkan hasil terbaik agar dapat dipertanggungjawabkan juga secara
publik.
Kata kunci untuk menjauhkan diri dari korupsi adalah internalisasi
integritas pada diri sendiri dan hidup atau bekerja dalam lingkungan yang
menjalankan sistem integritas dengan baik. Identifikasi nilai dasar anti korupsi
memberikan nilai-nilai dasar anti korupsi yang prioritas dan memiliki signifikan yang
tinggi bagi Anda, dengan jumlah nilai yang semakin sedikit maka proses
internalisasinya lebih mudah karena Anda dapat memfokuskan sumberdaya waktu
dan energi yang Anda dimiliki. Penyelarasan nilai anti korupsi dengan nilai-nilai
organisasi merupakan kontribusi Anda untuk dapat mengetahui “apakah nilai-nilai
organisasi yang akan menjadi tempat Anda bekerja, telah selaras dan
menampung secara maksimal nilai-nilai dasar anti korupsi?”.
Keselarasan tersebut akan mengurangi dilema etik dan menjadi payung bagi
kontribusi Anda dalam membangun sistem integritas .Penanaman nilai integritas
dapat dilakukan dengan pendekatan beragam cara, diantaranya melalui Kesediaan,
Identifikasi dan Internalisasi. Tingkat permanensi penanaman ataupun perubahan
sikap dan perilaku melalui pendekatan internalisasi akan lebih permanen
dibandingkan dengan identifikasi dan kesediaan .Nilai, keyakinan, kebiasaan, dan
konsep diri manusia terdapat pada area bawah sadar. Untuk melakukan
penanaman atau perubahan nilai, keyakinan, kebiasaan dan konsep diri, perlu
dilakukan dengan pendekatan atau teknik khusus yang cocok untuk bawah sadar.
Teknik-teknik khusus untuk bawah sadar dapat dilakukan apabila kemampuan
Anchoring, Utilisasi, Rileksasi, Amplifiying, Modality,Asosiasi dan Sugesti dikuasai
dengan baik, kemampuan tersebut disingkat menjadi AURA MAS.! Tunas Integritas
adalah individu yang terpilih untuk memastikan lebih banyak lagi personil
organisasi yang memiliki integritas tinggi serta berkiprah nyata dalam membangun
sistem integritas di organisasinya.

22
Nilai-nilai Dasar Kedudukan dan Peran ASN dalam NKRI
1. Managemen ASN
Visi UU ASN adalah mewujudkan ASN yang memiliki integritas profesional,
melayani dan sejahtera.Misi UU ASN adalah memindahkan ASN dari comfort zone
ke competitive zone.
Tujuan utama UU ASN antara lain :
a. Independensi dan netralitas
b. Kompetensi
c. Kinerja atau produktifitas kerja
d. Integritas
e. Kesejahteraan
f. Kualitas pelayanan publik
g. Pengawasan
2. Pelayanan publik
Pelayanan publik adalah pemberian pelayanan prima kepada masyarakat yang
merupakan kewajiban ASN sebagai abdi masyarakat.
Terdapat 7 sikap pelayanan prima, yakni :
a. Passionate (bersemangat)
b. Progressive (memakain cara terbaik)
c. Proaktive (antisipatif, tidak menunggu)
d. Promth (positif, tanpa curiga)
e. Patience (sabar)
f. Proporsional (tidak mengada-ada)
g. Functional (tepat waktu)
3. Whole of government
WOG merupakan suatu upaya dalam sistem pemerintahan yang bersatu dalam
satu kesatuan untuk mencapai tujuan tertentu.WOG juga memiliki pemahaman yakni
suatu pendekatan penyelenggaraan pemerintah yang menyatukan upaya-upaya
kolaboratif pemerintah dari keseluruhan sektor dalam ruang lingkup yang lebih luas di
pemerintahan.

23
D. Identifikasi Isu dan Analisis Dampaknya
Table Rancangan Kegiatan Aktualisasi dan Habituasi
1) Penetapan Isu
Sebelum penetapan judul rancangan aktualisasi, terlebih dahulu penulis
berkonsultasi dengan Coach dan disetujui oleh mentor. Dalam penetapan isu prioritas
berdasarkan observasi penulis selama bertugas di RSUD Kab. Konawe Kepualaun,.
ada 3 isu yang menjadi masalah yaitu, kurangnya pengetahuan perawat tentang
pemberian asuhan keperawatan, kurangnya pengetahuan masyarakat tentang
kunjungan rawat jalan, tidak optimalnya pencegahan phlebitis pada pemasangan
infuse dengan menggunakan prinsip steril sesuai SPO. Tetapi dari ketiga isu ini
yang paling dominan adalah “Tidak optimalnya pencegahan phlebitis pada
pemasangan infuse dengan menggunakan prinsip steril sesuai SPO”.
Yang menjadi akar permasalahan dalam isu ini adalah masih banyak perawat
yang tidak menerapkan prinsip steril pada pemasangan infuse. Dari observasi yang
penulis lakukan selama kurang lebih 1 tahun bekerja di RSUD Kab. Konawe
Kepulauan, penulis menemukan ada pasien ataupun keluarga pasien yang
mengeluhkan tentang pelayanan rumah sakit. Salah satu yang dikeluhkan oleh pasien
yaitu tentang pelayanan perawat yang mereka rasa masih kurang optimal. Terutama
dalam hal pemasangan infuse, mulai dari phlebitis hingga hematoma.
Berbicara mengenai prinsip steril pada pemasangan infus sebenarnya perawat
pada dasarnya telah mengetahui pentingnya hal itu diterapkan pada pasien saat
memberikan pelayanan, namun terkadang perawat mengabaikan sterilnya alat dan
bahan dalam pemasangan infus. Padahal hal ini sangat erat kaitannya dengan
kedudukan dan peran ASN, terutama dalam hal pelayanan publik. Karena perawat
merupakan orang pertama yang bersentuhan langsung dengan pasien. Terutama
diruang IGD, ruangan ini merupakan tempat dimana pasien gawat darurat pertama
kali ditangani oleh para tenaga kesehatan.
2) Dampak dari Isu
Isu yang diangkat bersumber dari pelayanan publik. Dampak yang dapat terjadi
apabila isu “Tidak optimalnya pencegahan phlebitis pada pemasangan infuse dengan
menggunakan prinsip steril sesuai SPO” tidak dituntaskan melalui solusi pemecahan
isu, antara lain :

24
1. Menurunnya tingkat kepuasan masyarakat terhadap mutu pelayanan publik di
bidang kesehatan;
2. Menurunnya kredibilitas atau tingkat kepercayaan publik pada pelayanan
kesehatan
3. Bagi pasien, menimbulkan dampak yang nyata yaitu ketidaknyamanan, pergantian
kateter baru, meningkatkan length of stay (LOS), dampak lanjutnya bahkan dapat
menyebabkan kematian

25
Tabel 2.2 Daftar Rancangan Kegiatan Aktualisasi
Adapun rancangan kegiatan yang akan dilakukan selama aktualisasi di unit kerja RSUD Kabupaten Konawe Kepulauan dapat
dilihat pada tabel berikut :
NO KEGIATAN TAHAP OUTPUT/HASIL KETERKAITAN MATA KONTRIBUS TERHADAP
KEGIATAN KEGIATAN SUBSTANSI PELATIHAN VISI MISI ORGANISASI

1. Melakukan a. Menyiapkan Tersedianya materi  Akuntabilitas : Konsultasi Menyelenggarakan sistem


konsultasi dengan bahan yang akan pelayanan RSUD Kabupaten
konsultasi pada atasan sebelum memulai
Direktur Rumah dikonsulkan Konawe Kepulauan yang
Sakit untuk kegiatan untuk mendapatkan berkualitas dan terakreditasi
mendapat dengan mengutamakan
kejelasan hasil yang akan
persetujuan keselamatan pasien serta
dicapai kepuasan pelanggan
 Nasionalisme: Berkonsultasi
sebagai bentuk musyawarah
untuk mendapatkan penjelasan
 Etika Publik: Hormat, Sopan,
santun, Taat Peraturan
 Komitmen Mutu Komunikasi
berjalan efektif
 Anti Korupi: Nilai-nilai
tanggung jawab dan jujur

26
b. Melaporkan Mendapat saran-  Akuntabilitas: dalam
rancangan saran dari direktur
aktualisasi yang menyampaikan kegiatan
akan dilaksanakan dilakukan dan kesesuaian dengn
tujuan
 Nasionalisme: Bermusyawarah
 Etika Publik: Bersikap Sopan
santun dan mendengarkan
arahan mentor dengan teliti
 Komitmen Mutu: Jelas dan
sesuai dengan isu yang diangkat
 Anti Korupsi: Nilai-nilai
kejujuran dan kerja keras

27
c. meminta c. mendapat  Akuntabilitas: rencana
persetujuan persetujuan dari
dari direktur direktur kegiatanini bisa dijadikan
sebagai tanggung jawab
 Nasionalisme: dengan adanya
surat persetujuan direktur apa
yang dikerjakan dapat
dipercaya
 EtikaPublik: Bersikap sopan
dan santun
 KomitmenMutu:
Bekomunikasi efektif, bekerja
sesuai aturan
 Anti korupsi: Jujur
melaksanakan tugas
2. Melakukan revisi a. Menyiapkan Tersedianya spo  Akuntabilitas:Dapat Menyelenggarakan sistem
sesuai SPO yang akan direvisi pelayanan RSUD Kabupaten
bahan revisi dipertanggung jawabkan,
pemasangan Konawe Kepulauan yang
infuse bersama integritas berkualitas dan terakreditasi
perwakilan dengan mengutamakan
 Nasionalisme : membuat keselamatan pasien serta
Komite
susunan dan tatanan dengan kepuasan pelanggan
Keperawatan
bahasa yang baik
 Etika publik: sopan santun

28
dalam berbahasa.
 Komitmen mutu:
 Cermat dan teliti dalam
penyiapan bahan pre test
b. Bersama-sama Mendapatkan  Akuntabilitas: adanya
melakukan revisi saran-saran dari
SPO pemasangan tanggungjawab untuk
perwakilan Komite
Infus Keperawatan menjelaskan informasi
 Nasionalisme : bersikap adil
 EtikaPublik : sopan, santun
dalam bersikap terhadap
rekan kerja
 Komitmen mutu:cermat, teliti
c. Mencetak & SPO tersedia di  Akuntabilitas : bertanggung
membagikan SPO ruang IGD
pemasangan jawab
infuse di Ruang  Nasionalisme : bersikap adil
IGD
 Etikapublik : sopan dan
santun dalamb ertutur kata
 Komitmen mutu: cermat dan
teliti dalam pembagian soal
3. Melaksanakan a. Menyiapkan Tersedianya alat  Akuntabilitas : dapat Terlaksananya sosialisasi
sosialisasi alat dan bahan dan bahan akan meningkatkan
dipertanggungjawabkan sesuai

29
prosedur sosialisasi menunjang teori SOP pengetahuan petugas dan
pemasangan berupa slide suksesnya peningkatan kualitas
 Nasionalisme: Kerja keras
infuse dengan presentasi sosialisasi pelayanan
prinsip steril serta alat-alat dalam menyiapkan bahan
lainnya.  Komitmen mutu: cermat,
teliti, professional
b. Mempersiapk Tersedianya materi  Akuntabilitas: Tanggung
an materi sosialisasi
jawab
sosialisasi
Nasionalisme: Kerja keras
 Etika publik: sopan santun
saat memberikan undangan.
 Komitmen Mutu: materi
yang dibawakan sesuai
dengan apa yang telah
disiapkan
 Anti Korupsi: materi
dibawakan dengan kejujuran
c. Membuat Tersedianya  Akuntabilitas :
surat undangan dan
Tanggungjawab
undangan dan daftar hadir
daftar hadir  Nasionalisme:
Kerja keras
 Etika publik: sopan santun

30
ramah dan murah senyum
dalam penyampaian materi
 Komitmen
mutu:mengutamakanmututer
kait SOP
 Anti Korupsi: materi
dibawakan dengan kejujuran
d. Menyusun Tersedianya  Akuntabilitas:
laporan hasil laporan hasil
Dapat di
sosialisasi sosialisasi pertanggungjawabkan
 Nasionalisme : membuat
laporan meminta bimbingan
mentor
 Etika publik: menyusun
laporan dengan kalimat yang
baik
 Komitmen mutu: cermat dan
teliti
 Anti Korupsi: Saya
membuat laporan sesuai
dengan apa yang terjadi atau
dengan kata lain secara
transparan

31
4. Melakukan a. Konsultasi Ada saran yang a. Akuntabilitas: Perawat mampu
evaluasi pada diberikan bertanggungjawab memberikan Pelayanan
dengan
perawat b. Nasionalisme: bekerjasama dan kesehatan yang
mentor menggunakan bahasa Indonesia professional
yang baik dan benar
c. Etika Publik: bersikap sopan
dan santun
d. Komitmen Mutu: efektif dan
efisien
 Anti Korupsi: jujur dalam
menyampaikan gagasan
b. Monitoring Peserta dapat  Akuntabilitas: dapat
penerapan mengerjakan soal dipertanggung jawabkan
post test dengan  Nasionalisme: menggunakan
pemasangan baik bahasa yang baik
infuse dengan  Etikapublik: sopan, santun
prinsip steril  Komitmenmutu: cermat, teliti
 Anti Korupsi: menyajikan
hasil yang sebenarnya sesuai
dengan yang diperoleh dengan
jujur
c. Mengolah Tersedianya a. Akuntabilitas: Menghasilkan
laporan kegiatan data yang sesuai dan dapat
data dan
dipertanggung-jawabkan
membuat b. Nasionalisme: menggunakan
bahasa Indonesia yang baik dan
laporan
benar
kegiatan c. Etika Publik: hasil evaluasi
tidak menjadi konsumsi publik
32
evaluasi d. Komitmen Mutu: efektif dan
efisien
e. Anti Korupsi: jujur dan
transparan

Kendari, 04 Februari 2020

Menyetujui,

Coach Peserta

(Hj. PUTRI MASE, S.Ikom) (RINI AGUSTIA AMIN, S.Kep., Ns )

NIP. 19630225 198303 2 014 NIP. 19920803 201903 2 005

33
BAB III
CAPAIAN AKTUALISASI
A. Kendala dan Antisipasi
Table 3.1 kendala dan antisipasi

NO KENDALA ANTISIPASI
1 Sulit untuk mengumpulkan teman-teman Membuat dan menyampaikan undangan
sejawat dalam melakukan sosialisasi sosialisasi
tentang pemasangan infuse di karnakan
jadwal dinas yang berbeda-beda

2 Kurangnya waktu dalam melaksanakan Membuat jadwal kegiatan dan


kegiatan aktualisasi karena wabah covid- melaksakan kegiatan sesuai jadwal
19 dengan efisien

3 Akses internet yang masih cukup kurang Modifikasi pemanfaatan sumber daya
atau sulit didaerah tempat tinggal dan yang ada guna melancarkan proses
tempat tugas penulis, sehingga agak pembuatan SOP
menghambat dalam mencari sumber
referensi dalam penyusunan SOP/SPO
4 Adanya perawat yang kurang kooperatif Melakukan pendekatan personal dengan
terhadap SOP pemasangan infuse memberikan penjelasan yang sistematis,
sehingga belum dilaksanakan dengan dan memiliki landasan tentang tujuan
efektif dan efisien dan manfaat yang diperoleh jika
melakukan pemasangan infuse secara
steril sesuai SOP

34
B. Hasil Aktualisasi
Tabel 3.2 hasil aktualisasi
No Kegiatan Tahap Kegiatan Output /Hasil Kontribusi output / hasil Kontribusi Terhadap Kegiatan
Kegiatan Kegiatan terhadap Penguatan Visi Misi Organisasi subtitusi /
NDS Tambahan
1. Melakukan a. Menyiapkan Tersedianya  Akuntabilitas : Konsultasi Dengan melakukan -
konsultasi bahan materi yang pada atasan sebelum konsultasi pada direktur,
dengan konsultasi akan memulai kegiatan untuk mendukung
Direktur dikonsulkan mendapatkan kejelasan hasil misi :
Rumah Sakit yang akan dicapai “Mewujudkan pelayanan
untuk  Nasionalisme: Berkonsultasi yang berkualitas dan
mendapat sebagai bentuk musyawarah terakreditasi dengan
persetujuan untuk mendapatkan mengutamakan
penjelasan keselamatan pasien serta
 Etika Publik: Hormat, kepuasan pelanggan”
Sopan, santun, Taat
Peraturan
 Komitmen Mutu
Komunikasi berjalan efektif
 Anti Korupi: Nilai-nilai
tanggung jawab dan jujur

35
b. Melaporkan Mendapat  Akuntabilitas: dalam
rancangan saran-saran menyampaikan kegiatan
aktualisasi dari direktur dilakukan dan kesesuaian
yang akan dengn tujuan
dilaksanakan  Nasionalisme:
Bermusyawarah
 Etika Publik: Bersikap
Sopan santun dan
mendengarkan arahan
mentor dengan teliti
 Komitmen Mutu: Jelas dan
sesuai dengan isu yang
diangkat
 Anti Korupsi: Nilai-nilai
kejujuran dan kerja keras

36
c. meminta Mendapat  Akuntabilitas: rencana
persetujuan persetujuan kegiatanini bisa dijadikan
dari direktur dari direktur sebagai tanggung jawab
 Nasionalisme: dengan
adanya surat persetujuan
direktur apa yang dikerjakan
dapat dipercaya
 EtikaPublik: Bersikap
sopan dan santun
 KomitmenMutu:
Bekomunikasi efektif,
bekerja sesuai aturan
 Anti korupsi: Jujur
melaksanakan tugas
2. Melakukan a. Menyiapkan Tersedianya  Akuntabilitas:Dapat -
revisi sesuai bahan revisi spo yang akan dipertanggung jawabkan,
SPO direvisi integritas
pemasangan  Nasionalisme : membuat
infuse bersama susunan dan tatanan
perwakilan dengan bahasa yang baik
Komite  Etika publik: sopan santun

37
Keperawatan dalam berbahasa.
 Komitmen mutu:
 Cermat dan teliti dalam
penyiapan bahan pre test
b. Bersama-sama Mendapatkan  Akuntabilitas: adanya
melakukan revisi saran-saran tanggungjawab untuk
SPO pemasangan dari menjelaskan informasi
Infus perwakilan  Nasionalisme : bersikap
Komite adil
Keperawatan  EtikaPublik : sopan,
santun dalam bersikap
terhadap rekan kerja
 Komitmen mutu:cermat,
teliti

38
b. Mencetak & SPO tersedia  Akuntabilitas : bertanggung
membagikan SPO di ruang IGD jawab
pemasangan  Nasionalisme : bersikap adil
infuse di Ruang  Etikapublik : sopan dan
IGD santun dalamb ertutur kata
 Komitmen mutu: cermat
dan teliti dalam pembagian
soal

3. Melaksanakan a. Menyiapkan Tersedianya  Akuntabilitas : dapat Dengan adanya kegiatan -


sosialisasi alat dan bahan alat dan bahan dipertanggungjawabkan sosialisasi SPO
prosedur sosialisasi akan sesuai teori SOP pemasangan infus pada
pemasangan berupa slide menunjang  Nasionalisme: Kerja keras perawat mendukung misi :
infuse dengan presentasi serta suksesnya dalam menyiapkan bahan “Mewujudkan pelayanan
prinsip steril alat-alat sosialisasi  Komitmen mutu: cermat, yang berkualitas dan
lainnya. teliti, professional terakreditasi dengan
mengutamakan
b. Mempersiapka Tersedianya  Akuntabilitas: Tanggung keselamatan pasien serta
n materi materi jawab kepuasan pelanggan”
sosialisasi sosialisasi Nasionalisme: Kerja keras “Menyediakan sumber
 Etika publik: sopan daya manusia kesehatan

39
santun saat memberikan yang berkompetensi dan
undangan. professional di
 Komitmen Mutu: materi bidangnya”
yang dibawakan sesuai
dengan apa yang telah
disiapkan
 Anti Korupsi: materi
dibawakan dengan
kejujuran
c. Membuat Tersedianya  Akuntabilitas :
surat undangan dan Tanggungjawab
undangan dan daftar hadir  Nasionalisme:
daftar hadir Kerja keras
 Etika publik: sopan
santun ramah dan murah
senyum dalam
penyampaian materi
 Komitmen
mutu:mengutamakanmutu
terkait SOP
 Anti Korupsi: materi

40
dibawakan dengan
kejujuran
d. Menyusun Tersedianya  Akuntabilitas:
laporan hasil laporan hasil Dapat di
sosialisasi sosialisasi pertanggungjawabkan
 Nasionalisme : membuat
laporan meminta bimbingan
mentor
 Etika publik: menyusun
laporan dengan kalimat yang
baik
 Komitmen mutu: cermat
dan teliti
 Anti Korupsi: Saya
membuat laporan sesuai
dengan apa yang terjadi
atau dengan kata lain
secara transparan
4. Melakukan a. Konsultasi Ada saran e. Akuntabilitas: bertanggung Dengan adanya evaluasi -
evaluasi pada dengan mentor yang diberikan jawab penerapan SPO
perawat f. Nasionalisme: bekerja sama pemasangan infuse dengan

41
dan menggunakan bahasa prinsip steril mendukung
Indonesia yang baik dan misi :
benar “Mewujudkan
g. Etika Publik: bersikap pelayanan yang
sopan dan santun berkualitas dan
h. Komitmen Mutu: efektif terakreditasi dengan
dan efisien mengutamakan
 Anti Korupsi: jujur dalam keselamatan pasien serta
menyampaikan gagasan kepuasan pelanggan”
b.Monitoring Peserta dapat  Akuntabilitas: dapat “Menyediakan sumber
penerapan mengerjakan dipertanggung jawabkan daya manusia kesehatan
pemasangan soal post test  Nasionalisme: menggunakan yang berkompetensi dan
infuse dengan dengan baik bahasa yang baik professional di
prinsip steril  Etikapublik: sopan, santun bidangnya”

 Komitmenmutu: cermat, “Mewujudkan tata

teliti kelola rumah sakit yang

 Anti Korupsi: menyajikan profesionalisme,

hasil yang sebenarnya integritas, beretika, dan

sesuai dengan yang akuntabel”.

diperoleh dengan jujur

42
c. Mengolah Tersedianya  Akuntabilitas:
data dan laporan Menghasilkan data yang
membuat kegiatan sesuai dan dapat
laporan dipertanggung-jawabkan
kegiatan  Nasionalisme: menggunakan
evaluasi bahasa Indonesia yang baik
dan benar
 Etika Publik: hasil evaluasi
tidak menjadi konsumsi
public
 Komitmen Mutu: efektif
dan efisien
 Anti Korupsi: jujur dan
transparan

43
C. Deskripsi Kegiatan
PELAKSANAAN KEGIATAN AKTUALISASI NILAI-NILAI DASAR
PROFESI PNS
Berdasarkan hasil aktualisasi yang telah dilaksanakan sejak tanggal 06 Maret 2020 s/d 12
April 2020 di RSUD Kabupaten Konawe Kepulauan yang terdiri dari 4 kegiatan, dengan
rincian kegiatan disertai pembuktian kegiatan sebagai berikut :
Table 3.4 deskripsi kegiatan
Judul kegiatan No. 1 Melakukan konsultasi dengan Direktur Rumah
Sakit untuk mendapat persetujuan
Tanggal pelaksanaan Kegiatan 6 Maret-11 Maret 2020
Daftar Lampiran bukti kegiatan 1. Dokumentasi Menyiapkan bahan konsultasi
/Evidence kepada direktur RSUD konawe kepulauan
2. Dokumentasi melaporkan rancangan
aktualisasi yang akan dilaksanakan
3. Dokumentasi meminta persetujuan dari
direktur
4. Dokumentasi lembar persetujuan pelaksanaan
aktualisasi
Uraian kegiatan yang dilaksanakan
1. Menyiapkan bahan konsultasi
a. Akuntabilitas, menyusun bahan rancangan SPO pemasangan infus merupakan
tindakan tanggung jawab untuk kepentingan bersama/publik dilakukan dengan
kerja keras walau jaringan internet sangat susah untuk membuka satu tab di
chrome/google
b. Nasionalisme, membuat rancangan SPO pemasangan infus, dengan kata lain
saya telah mengaktualisasikan pengamalan pancasila sila ke 3, yaitu rela
berkorban, untuk kepentingan publik
c. Etika Publik, dalam penyusunan materi SPO pemasangan infus saya
mengerjakan dengan cermat, saat penyusunan apa yang menjadi saran dari
pimpinan harus dilakukan
d. Komitmen Mutu, dalam penyusunan bahan materi saya mengaktualisasikan
nilai teliti
e. Anti Korupsi, menyusun materi pemasangan infus sumbernya dari referensi

44
terpercaya tanpa mengurangi atau menambah.

Dokumentasi

Gambar 3.1.1 Menyiapkan bahan konsultasi


Analisis Dampak
Jika saya tidak menyiapakan bahan konsultasi aktualisasi maka pimpinan
rumah sakit tidak akan mengetahui tahap-tahap kegiatan apa saja yang akan saya
lakukan pada saat melakukan aktualisasi diruang IGD RSUD konawe kepulauan

2. Melaporkan rancangan aktualisasi yang akan dilaksanakan


a. Akuntabilitas, dalam melakukan konsultasi pertama saya meminta izin
terlebih dahulu memperlihatkan surat aktualisasi/habituasi serta menerangkan
target dan waktu penyelesaian kegiatan aktualisasi
b. Nasionalisme, dalam melakukan konsultasi saya menggunakan bahasa
Indonesia, terjadi pengaktulisasian dari Sila Pancasila sila ke 4 yaitu saya
melakukan diskusi tentang penerapan komunukasi terapeutik di rawat inap,
diperolehnya mufakat tentang kegiatan aktualisasi yang akan dilakukan
c. Etika Publik, ketika bertemu dengan atasan saya mengetuk pintu, memberi
salam, menggunakan bahasa yang sopan, lemah lembut, dan memperhatikan apa
yang dijelaskan
d. Komitmen Mutu, sebelum konsultasi saya menyiapkan apa yang perlu
diperlihatkan saat konsultasi mencatat apa yang disarankan sehingga konsultasi
dapat berlangsung efektif dan efisien
e. Anti Korupsi, saya berinisiatif melakukan konsultasi tentang penerapan
komunukasi terapeutik, wujud dari kepedulian terhadap peningkatan kualitas
45
pelayanan
Dokumentasi

Gambar 3.1.2 Melaporkan rancangan aktualisasi yang akan dilaksanakan


Analisis Dampak
Jika saya tidak melaporkan rancangan aktualisasi yamg akan dilaksanakan , maka
direktur rumah sakit tidak akan mengetahui kegiatan yang akan saya laksanakan
sehingga saya tidak dapat mempertanggung jawabkan aktualisasi saya.

3. Meminta persetujuan dari direktur


a. Akuntabilitas, dalam meminta persetujuan kepada direktur, mentor, saya
menerapkan nilai tanggung jawab atas rencana aktualisasi yang akan saya akan
lakukan dengan mengaktualisasikan nilai melaksanakan tugas dengan baik dan
benar.
b. Nasionalisme, saya meminta persetujan dengan cara konsultasi / musyawarah
/ diskusi dengan pimpinan, dan mentor.
c. Etika Publik, saat mmeminta persetujuan rancangan menggunakan bahasa
Indonesia dengan sopan santun. Dari tindakan saya mengandung nilai dasar
Etika Publik, yaitu menghargai komunikasi, konsultasi, dan kerjasama.

d. Komitmen Mutu, Saya menjelaskan rangkaian kegiatan aktualisasi kepada


pimpinan secara efektif dan jelas.
e. Anti Korupsi, Saya bersikap jujur kepada pimpinan dalam menyampaikan
rancangan aktualisasi yang dilaksanakan

46
Dokumentasi

Gambar 3.1.4 Memita persetujuan dari direktur

Gambar 3.1.5 Lembar Persetujuan Pelaksanaan Aktualisasi

Analisis Dampak
Jika saya tidak meminta persetujuan aktualisasi kepada direktur rumah sakit,
maka akan terjadi kesalapahaman karena tidak ada komunikasi dan interaksi yang
terjadi sehigga sikap jujur dan tanggung jawab tidak diterapkan.

47
A. Kedudukan dan Peran ASN
Konsultasi dengan Pimpinan/Mentor dilakukan dengan antusias
(passionate), cara terbaik (progressive), dan penuh kesabaran (patience) sebagai
wujud sinergitas dengan lintas program, pimpinan, dan mentor (WoG) agar
optimalisasi kualitas mutu hasil pelayan public dan kerjasama yang optimal
tercapai.
B. Kontribusi terhadap Visi dan Misi Organisasi
Dengan melakukan konsultasi pada direktur, mendukung misi “Mewujudkan
pelayanan yang berkualitas dan terakreditasi dengan mengutamakan
keselamatan pasien serta kepuasan pelanggan”
C. Analisis Manfaat
Terlaksananya kegiatan melakukan konsultasi dengan direktur dapat
menentukan terlaksananya kegiatan aktualisasi, sehingaa memberikan kepastian
pelaksanaan kegiatan aktualisasi di ruang IGD RSUD Konawe Kepulauan.
Tabel 3.2 Kegiatan Aktualisasi II
Judul kegiatan No. 2 Melakukan revisi sesuai SPO pemasangan infuse
bersama perwakilan Komite Keperawatan

Tanggal pelaksanaan Kegiatan 12 Maret-23 Maret 2020


Daftar Lampiran bukti 1. Dokumentasi menyiapkan bahan revisi
kegiatan /Evidence 2. Dokumentasi melakukan revisi SPO pemasangan
infuse bersama perwakilan komite keperawatan
3. Dokumentasi mencetak SPO pemasagan infuse
4. Dokumentasi membagikan SPO pemasagan
infuse di ruang IGD
Uraian kegiatan yang dilaksanakan
1. Menyiapkan bahan revisi
a. Akuntabilitas, menyiapkan vahan revisi sebagai bentuk tanggung jawab demi
kelancaran kegiatan revisi yang akan saya lakukan.
b. Nasionaisme, dalam melakukan revisi dengan perwakilan komite keperawatan
saya menerapkan nilai meghargai setiap saran dan masukkan
c. Etika Publik, saya konsultasi dengan revisi terkait materi spo pemasangan infus
menerapkan sopan santun, menggunakan nada suara yang halus saat berbicara,
mendengarkan dengan penuh perhatian sebagai bentuk penghargaan, sehingga

48
maksud dan tujuan dapat tersampaikan dengan baik. Sehingga perwakilan komite
setuju dan memberi dukungan atas pelaksanaan kegiatan ini
d. Komitmen Mutu, sebelum meminta persetujuan dengan perwakilan komite saya
terlebih dahulu mencari materi spo pemasangan infus sehingga saat pertemuan
berlangsung lebih tepat sasaran, efektif, efisien
e. Anti Korupsi, saya mengaktualisasikan nilai jujur dalam meminta persetujuan
kepada perwakilan komite untuk revisi spo pemasangan infus.

Dokumentasi

Gambar 3.2.1 menyiapkan bahan revisi


Analisis Dampak
Jika saya tidak menyiapkan bahan revisi maka saya tidak bisa dan belum siap
umtuk melakukan kegiatan revisi SPO pemasangan infus.

2. Bersama-sama Komite melakukan revisi SPO pemasangan infus


a. Akuntabilitas, melakukan revisi SPO pemasangan infuse merupakan tindakan
tanggung jawab untuk kepentingan bersama/public.
b. Nasionalisme, mengumpulkan materi revisi SPO pemasangan infuse saya telah
mengaktualisasikan pengamalan pancasila sila ke 3, yaitu rela berkorban, untuk
kepentingan publik
c. Etika Publik, dalam penyusunan materi revisi SPO pemasangan infuse saya
mengerjakan dengan cermat, saat penyusunan apa yang menjadi saran dari
pimpinan harus dilakukan
d. Komitmen Mutu, dalam penyusunan bahan materi saya mengaktualisasikan

49
nilai teliti

e. Anti Korupsi, menyusun materi revisi SPO pemasangan infuse sumbernya dari
referensi terpercaya tanpa mengurangi atau menambah.
Dokumentasi

Gambar 3.2.2 melakukan revisi SPO pemasangan infuse

Analisis Dampak
Jika saya tidak melakukan revisi SPO pemasangan infuse bersama perwakilan
komite keperawatan maka hasil yang ingin dicapai tidak akan tercapai,sehingga
dapat menghambat kegiatan aktualisasi saya dan tidak menerapkan sifat tanggung
jawab dan konsisten.

50
3. Mencetak & Membagikan SPO pemasangan infuse di Ruang IGD
a. Akuntabilitas: Mencetak & Membagikan SPO pemasangan infuse di Ruang
IGD menunjukan tanggung jawab saya dalam melakukan kegiatan aktualisasi saya.
b. Nasionalisme: Saya membuat SPO pemasangan infuse dengan menggunakan
bahasa yang baik dan sopan
c. Etika Publik: Membagiakn SPO pemasangan infuse dengan menggunakan
bahasa yang baik dan sopan
d. Komitmen Mutu: Mencetak SPO pemasangan infuse dengan Teliti, Cermat.
e. Anti Korupsi: Dalam membagikan SPO pemasangan infuse dengan jujur.

Dokumentasi

Gambar 3.2.3 Mencetak SPO pemasangan infuse

51
Gambar 3.2.4 Membagikan SPO pemasangan infuse di Ruang IGD

Analisis Dampak
Jika saya tidak mencetak & membagikan SPO pemasangan infuse di Ruang
IGD berarti saya tidak menunjukkan rasa tanggung jawab.
A. Kedudukan dan Peran ASN
Pertemuan dengan perawat dilakukan dengan antusias (passionate), cara
terbaik (progressive), dan penuh kesabaran (patience) sebagai wujud sinergitas
dengan lintas program, pimpinan, dan mentor (WoG) agar optimalisasi kualitas
mutu hasil pelayan public dan kerjasama yang optimal tercapai.
B. Kontribusi terhadap Visi dan Misi Organisasi
Dengan adanya revisi SPO pemasangan infus mendukung misi “Mewujudkan
pelayanan yang berkualitas dan terakreditasi dengan mengutamakan
keselamatan pasien serta kepuasan pelanggan”
“Mewujudkan tata kelola rumah sakit yang profesionalisme, integritas,
beretika, dan akuntabel”.
C. Analisis Manfaat
Terlaksananya kegiatan melakukan revisi SPO pemasangan infuse bersama
perwakilan komite keperawatan untuk meningkatkan pemahaman dan kompetensi
tenaga kesehatan dalam pelayanan keperawatan di ruang IGD.

52
Tabel 3.3 Kegiatan Aktualisasi III
Judul kegiatan No. 3 Melaksanakan sosialisasi prosedur pemasangan
infuse dengan prinsip steril
Tanggal pelaksanaan Kegiatan 23 Maret-31 Maret 2020
Daftar Lampiran bukti kegiatan 1. Dokumentasi menyiapkan alat dan bahan
/Evidence sosialisasi berupa slide presentasi serta alat-alat
lainnya.
2. Dokumentasi menyiapkan materi sosialisasi
3. Dokumentasi membuat surat undangan dan
daftar hadir
4. Dokumentasi menyusun laporan hasil sosialisasi
Uraian kegiatan yang dilaksanakan
1. Menyiapkan alat dan bahan sosialisasi berupa slide presentasi serta alat-alat
lainnya

a. Akuntabilitas, dalam menyiapkan alat dan bahan sosialisasi merupakan siakap


tanggung jawab.
b. Nasionalisme, kerja keras dalam menyiapkan bahan.
c. Etika Publik, dalam tahap ini saya menerapkan nilai menghargai komunikasi,
konsultasi,dan kerjasama.
d. Komitmen Mutu, Cermat, teliti, professional.
e. Anti Korupsi, Jujur melaksanakan tugas.

53
Dokumentasi

Gambar 3.3.1 Menyiapkan alat dan bahan sosialisasi berupa slide presentasi serta
alat-alat lainnya

Analisis Dampak
Jika saya tidak menyiapkan alat dan bahan sosialisasi berupa slide presentasi serta
alat-alat lainnya maka kegiatan sosaialisasi tidak akan terlaksana.

2. Menyiapkan materi sosialisasi


a. Akuntabilitas, dalam mempersiapkan materi sosialisasi, saya menerapkan nilai
tanggung jawab.
b. Nasionalisme, saya mempersiapkan materi sosialisasi dengan cara konsultasi /
musyawarah / diskusi dengan perwakilan komite keperawatan.
c. Etika Publik, saat mempersiapkan materi sosialisasi menggunakan bahasa
Indonesia dengan sopan santun.

d. Komitmen Mutu, saya mempersiapkan materi sosialisasi secara efektif dan jelas.
e. Anti Korupsi, Saya bersikap jujur dalam mempersiapkan materi sosialisasi yang telah
direvisi bersama perwakilan komite keperawatan.

54
Dokumentasi

Gambar 3.3.2 menyiapkan materi sosialisasi

Analisis Dampak
Jika saya tidak mempersiapkan materi sosialisasi, maka pada saat melakukan
sosialisasi kemungkinan ada beberapa materi yang dapat terlewatkan, dan materi
yang disiapkan disesuaikan juga dengan kontrak waktu yang akan dilaksanakan
pada saat sosialisasi di ruang IGD RSUD Konawe Kepulauan.

3. Membuat surat undangan dan daftar hadir

a. Akuntabilitas, Surat undangan menunjukan keseriusan saya mengundang perawat


untuk mengikuti kegiatan sosialisasi.
b. Nasionalisme, Saya membuat surat dengan menggunakan bahasa yang baik dan
sopan
c. Etika Publik, Dengan surat resmi menunjukan rasa hormat dalam mengundang
peserta sosialisasi
d. Komitmen Mutu, Saya membuat surat dengan Teliti, Cermat, dan Sesuai
Prosedur pembuatan surat undangan
e.Anti Korupsi, Dalam surat undangan telah ditetapkan waktu pelaksaan sosialisasi

55
Dokumentasi

Gambar 3.3.3 Membuat surat undangan dan daftar hadir

Analisis Dampak
Jika saya tidak membuat undangan sosialisasi berarti saya tidak menunjukkan
rasa hormat dalam mengundang peserta sosialisasi. Dan daftar hadir jika tidak
dibuat, maka bukti kegiatan sosialisasi itu tidak ada.

56
4. Menyusun laporan hasil sosialisasi
a. Akuntabilitas: Saya membuat laporan sebagai kejelasan dan pertanggung jawaban
dalam kegiatan yang telah dilakukan.
b, Nasionalisme: dalam menyusun laporan saya melakukan konsultasi dengan mentor
saya menerapkan nilai meghargai setiap masukkan
c. Etika Publik: dalam menyusun laporan,saya menggunakan kalimat yang baik dan
benar
d. Komitmen Mutu: laporan sosialisasi saya buat dan menyusunnya sesuai dengan
yang diperoleh di lapangan
e.Anti Korupsi: Saya membuat laporan sesuai dengan apa yang terjadi atau dengan
kata lain secara transparan

Dokumentasi

Gambar 3.3.4 Menyusun laporan hasil sosialisasi

Analisa dampak

Jika saya tidak menyusun laporan hasil sosialisasi maka evaluasi yang
diharapkan tidak tercapai dalam membuat laporan aktualisasi saya.
A. Kedudukan dan Peran ASN
Pertemuan dengan perawat dilakukan dengan antusias (passionate), cara
terbaik (progressive), dan penuh kesabaran (patience) sebagai wujud sinergitas
dengan lintas program, pimpinan, dan mentor (WoG) agar optimalisasi kualitas
mutu hasil pelayan public dan kerjasama yang optimal tercapai.

57
B. Kontribusi terhadap Visi dan Misi Organisasi
Dengan adanya kegiatan sosialisasi SPO pemasangan infus pada perawat
mendukung misi “Mewujudkan pelayanan yang berkualitas dan terakreditasi
dengan mengutamakan keselamatan pasien serta kepuasan pelanggan”
“Menyediakan sumber daya manusia kesehatan yang berkompetensi dan
professional di bidangnya”
“Mewujudkan tata kelola rumah sakit yang profesionalisme, integritas,
beretika, dan akuntabel”.
C. Analisis Manfaat
Terlaksananya kegiatan melakukan sosialisasi pada perawat untuk
meningkatkan pemahaman dan kompetensi tenaga kesehatan dalam pelayanan
keperawatan di IGD.

Tabel 3.4 Kegiatan Aktualisasi IV


Judul kegiatan No. 4 Melakukan evaluasi pada perawat
Tanggal pelaksanaan Kegiatan 01 April -12 April 2020
Daftar Lampiran bukti kegiatan 1. Dokumentasi Melakukan konsultasi dengan
/Evidence mentor
2. Dokumentasi monitoring penerapan
pemasangan infuse dengan prinsip steril
3. Dokumentasi mengolah data
Uraian kegiatan yang dilaksanakan
1. Melakukan konsultasi dengan mentor
a. Akuntabilitas, dalam berkonsultasi kepada mentor, saya menerapkan nilai
tanggung jawab atas evaluasi yang akan dilaksanakan.
b. Nasionalisme, saya meminta persetujan dengan cara konsultasi / musyawarah /
diskusi dengan mentor.
c. Etika Publik, saat mmeminta persetujuan rancangan menggunakan bahasa
Indonesia dengan sopan santun. Dari tindakan saya mengandung nilai dasar Etika
Publik, yaitu menghargai komunikasi, konsultasi, dan kerjasama.

d. Komitmen Mutu, Saya menjelaskan rencana evaluasi yang akan saya lakukan
secara efektif dan jelas.
e. Anti Korupsi, saya bersikap jujur dalam menyampaikan gagasan
58
Dokumentasi

Gambar 3.4.1 Melakukan konsultasi dengan mentor


Analisis Dampak

Jika saya tidak berkonsultasi kepada Mentor dengan tidak sopan santun dan
tidak hormat maka kemungkinan Mentor tidak akan nyaman dengan kedatangan
saya dan beliau tidak akan mengetahui kegiatan yang akan saya laksanakan serta
terjadi kesalapahaman karena tidak ada komunikasi dan interaksi yang terjadi.

2. Monitoring penerapan pemasangan infuse dengan prinsip steril


a. Akuntabilitas: saya bertanggung jawab dalam dalam membuat evaluasi, untuk
mengetahui pemahaman perawat tentang SPO pemasangan infuse.
b. Nasionalisme: dalam monitoring penerapan pemasangan infuse dengan prinsip
steril saya kerja sama dengan perawat yang lain.
c. Etika Publik: dalam tahap ini saya menerapkan nilai menghargai komunikasi,
kerjasama antar perawat.
d. Komitmen Mutu: dalam mempersiapkan pemasangan infus saya menggunakan
waktu secara efektif dan efisien
e. Anti Korupsi: penuh ketelitian dan jujur terhadap dalam penerapan pemasangan
infuse dengan prinsip steril.

59
Dokumentasi

Gambar 3.4.2 Monitoring penerapan pemasangan infuse dengan prinsip steril

60
Analisis Dampak
Jika saya tidak memonitor penerapan pemasangan infuse dengan prinsip steril,
maka saya tidak akan dapat mengukur seberapa jauh pemahaman perawat
mengenai penerapan pemasangan infuse dengan prinsip steril dan sejauh mana
telah diterapkan di ruang IGD.

3. Mengolah data dan membuat laporan kegiatan evaluasi


a. Akuntabilitas: saya melaksanakan evaluasi pada perawat dan Mampu
mempertanggung-jawabkan hasil evaluasinya
b. Nasionalisme: Saya melaksanakan evaluasi dengan Kejujuran dan Berkeadilan
c. Etika Publik: ketika melakukan interaksi kepada pasien, menggunakan bahasa
sopan santun dan saling menghargai
d. Komitmen Mutu: saya menyampaikan hasil sesuai dengan standar yang
diharapkan
e. Anti Korupsi: hasil evaluasi di buat jujur dan transparan
Dokumentasi

61
Gambar 3.4.3 Mengolah data dan membuat laporan kegiatan evaluasi

Setelah melakukan monitoring pada perawat tahap selanjutnya yaitu melakukan


evaluasi, dari hasil monitoring yang dilakukan dengan menggunakan daftar tilik hasil
yang didapatkan yaitu perawat patuh dalam menerapkan prinsip steril pada
pemasangan infuse

 Persentase YA pada dafar tilik penerapan SPO pemasangan infus

Jumlah YA pada tahapan penerapan SPO pemasangan infus


total keseluruhan YA x 100 %

Hasil Penilaian YA :

195
X 100 % = 87, 05 %
224

62
 Persentase Tidak pada dafar tilik penerapan SPO pemasangan infus

Jumlah TIDAK pada tahapan penerapan SPO pemasangan infus


total keseluruhan jawaban TIDAK x 100 %

Hasil Penilaian TIDAK :

29
X 100 % = 13,28 %
203

Dari hasil persentase diatas terlihat jelas penerapan SPO pemasangan infus di
ruang IGD sudah baik, dilihat dari hasil persentase tahap penerapan SPO
pemasangan infus yang sudah dilakukan sebanyak 87, 05 %, sedangkan persentase
tahap pemasangan infuse yang tidak sesuai dengan SPO sebanyak 14,28 %.

Analisa dampak
Jika saya tidak melakukan pengolahan data evaluasi, maka saya tidak
bertanggung jawab karena tidak dapat mengukur pemahaman perawat dalam
penerapan SPO pemasangan infuse dengan prinsip steril pada pasien di ruang IGD.
A. Kedudukan dan Peran ASN
Pelaksanaan mengolah data evaluasi dilakukan dengan antusias
(passionate), cara terbaik (progressive), dan penuh kesabaran (patience) sebagai
wujud sinergitas dengan lintas program, pimpinan, dan mentor (WoG) agar
optimalisasi kualitas mutu hasil pelayan public dan kerjasama yang optimal
tercapai.
B. Kontribusi terhadap Visi dan Misi Organisasi
Dengan adanya evaluasi penerapan SPO pemasangan infuse dengan prinsip
steril mendukung misi “Mewujudkan pelayanan yang berkualitas dan
terakreditasi dengan mengutamakan keselamatan pasien serta kepuasan
pelanggan”
“Menyediakan sumber daya manusia kesehatan yang berkompetensi dan
professional di bidangnya”
“Mewujudkan tata kelola rumah sakit yang profesionalisme, integritas,
beretika, dan akuntabel”.

63
C. Analisis Manfaat
Pelaksanaan kegiatan evaluasi kepada perawat IGD dapat mengetahui sejauh
mana perawat telah menerapkan SPO pemasangan infuse dengan prinsip steril
sehingga dapat mencegah terjadinya phlebitis sehingga mampu menyediakan
sumber daya manusia yang mampu berkompetensi dan profesional dibidangnya.

Kendari, 11 Juni 2020


Peserta

(RINI AGUSTIA AMIN,S.Kep, Ns )


NIP. 19920803 201903 2 005

64
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil pelaksanaan seluruh kegiatan aktualisasi “optimalisasi pencegahan
phlebitis pada pemasangan infuse dengan prinsip steril melalui penerapan SPO di
ruang IGD RSUD kabupaten Konawe Kepulauan” maka penulis dapat menarik
kesimpulan antara lain :
1. Penerapan SPO pemasangan infuse dengan prinsip steril di ruang IGD RSUD
kabupaten Konawe Kepulauan sudah berjalan dengan baik, di mana perawat sudah
mampu mengimplementasikan SPO pemasangan infuse dengan prinsip steril
dengan baik kepada pasien, berdasarkan data dari evaluasi yang telah dilakukan
sebanyak 87, 05 % perawat telah melakukan penerapan SPO pemasangan infuse
dengan prinsip steril.
2. Dalam pelaksanaan tahap aktualisasi ini peserta Diklatsar dapat
mengimplementasikan nilai-nilai dasar Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika publik,
Komitmen mutu dan Anti korupsi (ANEKA) dalam setiap kegiatan
B. Saran
Adapun saran dari penulis dalam rancangan aktualisasi ini adalah
1.Sebagai seorang ASN kita harus mengetahui tupoksi kita sesuai dengan profesi
yang kita jalani saat ini.
2.Untuk perawat IGD sebaiknya menerapkan SPO pemasangan infuse dengan prinsip
steril dalam memberikan asuhan keperawatan dalam hal ini untuk mengurangi
tingkat kejadian infeksi nosokomial akibat phlebitis di RSUD Konawe Kepulauan.
C. Rencana Tindak Lanjut
SPO pemasangan infuse dengan prinsip steril pada saat ini diterapkan di ruang
IGD, setelah kegiatan aktualisasi untuk kedepannya akan diterapkan diseluruh ruang
pelayanan RSUD seperti di Ruang kebidanan, ruang anak, dan ruang rawat inap.

65
DAFTAR PUSTAKA
AgusPurwanto dkk.2017.“PELAYANAN PUBLIK” Modul Pelatihan Dasar Calon PNS.
Jakarta : Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia
Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara No. 35 Tahun 2019. Jabatan Fungsional
Perawat. Jakarta: Kementrian dalam negeri.
Elly Fatimah dkk. 2017. “MANAJEMEN ASN” Modul Pelatihan Dasar Calon PNS. Jakarta:
Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia.
Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia (2014), Modul Diklat Prajabatan
Golongan III; Akuntabilitas, Jakarta; Lembaga Administrasi Republik Indonesia
Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia (2014), Modul Diklat Prajabatan
Golongan III; Nasionalisme, Jakarta; Lembaga Administrasi Republik Indonesia.
Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia (2014), Modul Diklat Prajabatan
Golongan III; Etika Publik, Jakarta; Lembaga Administrasi Republik Indonesia.
Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia (2014), Modul Diklat Prajabatan
Golongan III; Komitmen Mutu, Jakarta; Lembaga Administrasi Republik
Indonesia.
Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia (2014), Modul Diklat Prajabatan
Golongan III; Anti Korupsi, Jakarta; Lembaga Administrasi Republik Indonesia
Peraturan Bupati Konawe Kepulauan Nomor 11T ahun 2020 Tentang Pembentukan,
Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas Dan Fungsi Serta Tata Kerja Rumah
Sakit Umum Daerah Kelas D Kabupaten Konawe Kepulauan
Profil Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Konawe Kepulauan Tahun 2017
Profil Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Konawe Kepulauan Tahun 2018
Republik Indonesia, 2014, Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil
Negara Jakarta: Sekretariat Negara
Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit
Yogi, Suwarno dkk.2017.“WHOLE OF GOVERNMENT” Modul Pelatihan Dasar Calon
PNS”. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesi

66
LAMPIRAN

67
Formulir 1.A
RANCANGAN AKTUALISASI
Nama Peserta RINI AGUSTIA AMIN, S.Kep.,Ns
Tugas/Jabatan (sesuai formasi) PERAWAT AHLI PERTAMA

1. PROFIL LEMBAGA
A Nama Satuan Kerja RSUD KABUPATEN KONAWE KEPULAUAN
B Visi Organisasi Menjadi Rumah Sakit Yang Berkualitas Dan
Menjadi Kepercayaan Publik Di Kabupaten Konawe
Kepulauan
C Misi Organisasasi f. Mewujudkan pelayanan yang berkualitas dan
terakreditasi dengan mengutamakan keselamatan
pasien serta kepuasan pelanggan.
g. Menyelenggarakan pendidikan, pelatihan dan
penelitian kesehatan yang bermutu dan beretika
untuk menunjang pelayanan.
h. Menyediakan Sumber Daya Manusia Kesehatan
yang berkompetensi dan profesional dibidangnya.
i. Menyediakan peralatan, fasilitas dan sarana
prasarana yang aman dan mutakhir.
j. Mewujudkan tata kelola rumah sakit yang
profesional, integritas, beretika dan akuntabel.
D Nilai-nilai Organisasi -
E Struktur Organisasi
(Lampiran dalam bentuk bagan)
pada Satuan Kerja
F Tugas Satuan Kerja RSUD Kelas D Kabupaten Konawe Kepulauan
mempunyai tugas pelayanan kesehatan secara
berdayaguna dan berhasil guna dengan
mengutamakan upaya penyembuhan (kuratif) dan
pemulihan (rehabilitatif) yang dilaksanakan secara
serasi dan terpadu dengan upaya promotif dan
preventif dan pelayanan rujukan kesehatan,
pelayanan rawat inap serta penyelenggaraan

68
pendidikan dan pelatihan, penelitian dan
pengembangan bidang kesehatan
G Tugas Unit/Atasan Merencanakan dan melaksanakan kegiatan ke
Langsung/ Mentor tatausahaan meliputi urusan Kepegawaian, keuangan
perlengkapan, tata usaha dan umum serta
memberikan layanan administratif kepada semua
unsur di lingkungan RSUD Kab. Konawe Kepulauan
sesuai pedoman, petunjuk dan kebijakan, kelancaran
pelaksanaan tugas.
H Rincian Tugas dan Tugas Tambahan :
Fungsi dan atau 1) Membuat revisi SPO Pemasangan infus
Tugas Tambahan, 2) Melakukan sosialisasi pada perawat
dan atau Kegiatan 3) Melakukan Kegiatan Evaluasi
Inisiatif Sendiri
dengan Persetujuan
Atasan

69
2. IDENTIFIKASI PERMASALAHAN DALAM PELAKSANAAN TUGAS DAN
ALTERNATIF SOLUSI

No Uraian Tugas Kendala/Permasalahan Antisipasi/Solusi

1 2 3 4

1 Melakukan Sulit untuk mengumpulkan Membuat dan


Sosialisasi pada teman-teman sejawat dalam menyampaikan undangan
perawat melakukan sosialisasi tentang sosialisasi
pemasangan infuse di karnakan
jadwal dinas yang berbeda-beda
2 Melaksanakan Adanya perawat yang kurang Melakukan pendekatan
evaluasi pada kooperatif terhadap SOP personal dengan
perawat pemasangan infuse sehingga memberikan penjelasan
belum dilaksanakan dengan yang sistematis, dan
efektif dan efisien memiliki landasan tentang
tujuan dan manfaat yang
diperoleh jika melakukan
pemasangan infuse secara
steril sesuai SOP

70
3. RENCANA KEGIATAN AKTUALISASI SESUAI NILAI-NILAI DASAR PNS
NO KEGIATAN NILAI DASAR YANG AKAN DIAKTUALISASIKAN
YANG AKAN DALAM KEGIATAN: AKUNTABILITAS,
DILAKUKAN NASIONALISME, ETIKA PUBLIK, KOMITMEN
MUTU, ANTI KORUPSI
1 Melakukan konsultasi 1. ETIKA PUBLIK
kepada direktur RSUD Kegiatan ini mengandung nilai sopan santun dan hormat
Konawe kepulauan kepada pimpinan
untuk mendapat 2. KOMITMEN MUTU
persetujuan Dalam kegiatan ini dapat meningkatkan efektif dan
efisiensi kerja
3. AKUNTABILITAS
Kegiatan ini dilaksanakan dengan penuh tanggung jawab
4. ANTI KORUPSI
Berkerja dengan jujur sehingga dapat mengefisienkan
biaya

2 Melakukan revisi sesuai 1. ETIKA PUBLIK,


SPO pemasangan infuse Disiplin adalah contoh sikap seorang ASN yang baik
bersama perwakilan 2. AKUNTABILITAS,
Komite Salah satu bentuk pertanggungjawaban yaitu sosialisasi
3. PELAYANAN PUBLIK
Kegiatan ini mengutamakan kepentingan publik
3. NASIONALISME,
Kegiatan ini bermaksud untuk kepentingan bersama
4. KOMITMEN MUTU
5. NASIONALISME
Inovasi adalah bentuk komitmen mutu
Kegiatan ini mengandung hormat-menghormati antara
5. ANTI KORUPSI,
atasan dan bawahan
Hadir tepat waktu merupakan salah satu buktinya

71
3 Melaksanakan 1. ETIKA PUBLIK,
Sosialisasi prosedur Kegiatan ini mengandung nilai sopan santun dan hormat
pemasangan infuse kepada pimpinan
dengan prinsip steril 2. AKUNTABILITAS,
Transparansi informasi terwujud dalam kegiatan ini
3. PELAYANAN PUBLIK
Kegiatan ini mengutamakan kepentingan publik
4. NASIONALISME,
Kegiatan ini bermaksud untuk kepentingan bersama
4 Melaksanakan evaluasi 1. ETIKA
&bekerjaPUBLIK
sama
pada perawat 5. Kegiatan ini mengandung nilai sopan santun dan hormat
ANTI KORUPSI
kepada pimpinan
Kepedulian menjadi point penting dalam kegiatan ini
2. ANTI KORUPSI
Kegiatan ini mengandung nilai disiplin & jujur
3. AKUNTABILITAS,
Salah satu bukti pertanggungjawaban atas kegiatan
4. NASIONALISME,
Salah satu bukti cinta tanah air tercermin dalam kegiatan
ini
5. KOMITMEN MUTU Kendari, 11 Juni 2020
Menyetujui: Dalam kegiatan ini mengandung Orientasi hasil
Mentor (efektifitas) Peserta Diklat

NURHIDAYAT LASAO, SKM RINI AGUSTIA AMIN, S.Kep.,Ns


NIP. 19830919 200903 2 001 NIP. 19920803 201903 2 005

Catatan :
Formulir ini diisi dengan persetujuan Mentor dan dikumpulkan pada saat materi
Penjelasan Aktualisasi tgl. 11 Juni 2020 (sudah ditanda tangani oleh Mentor), serta
dilampirkan dalam Laporan Seminar Rancangan Aktualisasi

72
FORMULIR 1.B
JADWAL PELAKSANAAN AKTUALISASI
NamaPeserta : Rini Agustia Amin, S.kep, Ns
UnitKerja : RSUD Kabupaten KonaweKepulauan
Waktu :Jumat, 06 Maret 2020 – Minggu, 12 April 2020
Maret April
No Kegiatan TahapKegiatan
6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1. Melakukan a. Menyiapkan bahan
konsultasi konsultasi
dengan b. Melaporkan
pimpinan Rancangan
RSUD Kab. Aktualisasi yang
Konawe akan dilaksanakan
Kepulauan dan c. Meminta
mentor untuk persetujuan dari
mendapat direktur
persetujuan
2. Melakukan a.Menyiapkan bahan
revisi sesuai revisi
SPO b.Bersama-sama
pemasangan melakukan revisi
infuse bersama SPO pemasangan
perwakilan infuse
Komite c. Mencetak dan
Keperawatan membagikan
SPO
pemasangan
infuse di ruang
IGD
3. Melaksanakan a. Mempersiapkan
sosialisasi alat dan bahan
prosedur sosialisasi
pemasangan berupa slide
infuse dengan presentasi serta
prinsip steril alat-alat lainnya
b. Mempersiapkan
materi sosialisasi

73
c. Membuat surat
undangan dan
daftar hadir
d. Menyusun
laporan hasil
sosialisasi
4. Melakukan a. Konsultasi
evaluasi pada dengan mentor
perawat
a. Monitoring
penerapan
pemasangan
infuse dengan
prinsip steril
b. Mengolah data
dan membuat
laporan evaluasi

74
FORMULIR 2

STRATEGI PEMBIMBINGAN Rincian Pelaksanaan Bimbingan


(Catatan bimbingan oleh Mentor)
Nama Peserta : RINI AGUSTIA AMIN, S.kep, Ns
Satuan Kerja : RSUD KABUPATEN KONAWE KEPULAUAN

Tempat Aktualisasi : IGD RSUD KABUPATEN KONAWE KEPULAUAN


Catatan Hasil Paraf direktur / mentor
No Tanggal
Bimbingan Capaian/Output / coach
1. 11-3-2020 Meminta Adanya surat Bertatap muka
persetujuan pernyataan langsung
pimpinan dukungan ( direktur)
rencana kegiatan
aktualisasi aktualisasi

3. 11-3-2020 Menandatangani Menyetujui Bertatap muka


lembar langsung
persetujuan (direktur)
pelaksanaan
aktualisasi
5 1-04-2020 Membuat laporan Berupa data Bertatap muka
evaluasi langsung
(mentor)

6 10-4-2020 konsul format Mempelajari WA Grup


aktualisasi Format laporan (coach)
yang diarahkan

75
76
FORMULIR 3
STRATEGI PEMBIMBINGAN Rincian Pelaksanaan Bimbingan
(Catatan Bimbingan Oleh Coach)
Nama Peserta : RINI AGUSTIA AMIN, S.kep, Ns
Satuan Kerja : RSUD KABUPATEN KONAWE KEPULAUAN

Tempat Aktualisasi : IGD RSUD KABUPATEN KONAWE KEPULAUAN


Catatan Hasil Media Komunikasi
No Tanggal
Bimbingan Capaian/Output (Telpon/SMS/Email/Dl)
1. 10-4-2020 konsul format Mempelajari WA Grup
aktualisasi Format laporan
yang diarahkan

2. 8-06-2020 Konsul laporan Membuat WA Pribadi


aktualisasi laporan sesuai
arahan mentor

77
Formulir 5
RENCANA AKSI AKTUALISASI NILAI DASAR
Kegiatan/Tahapan Nilai-Nilai Teknik
No. Kegiatan Dasar Aktualisasi
1 2 3 4
Etika publik, Komitmen Penerapan nilai
1 Melakukan konsultasi dengan
1. mutu, Akuntabilitas, Anti dasar dan tertib
Direktur RSUD Konawe Kepulauan.
korupsi, komitmen mutu administrasi

Melakukan revisi sesuai SPO Etika publik, Komitmen Penerapan nilai

2. pemasangan infuse bersama mutu, Akuntabilitas, Anti dasar dan tertib

perwakilan Komite Keperawatan korupsi, komitmen mutu administrasi

Melakukan sosialisasi prosedur Etika publik, Komitmen Penerapan nilai


3. pemasangan infuse dengan prinsip mutu, Akuntabilitas, Anti dasar dan tertib
steril korupsi, komitmen mutu administrasi
Etika publik, Komitmen Penerapan nilai

4. Melakukan evaluasi pada perawat mutu, Akuntabilitas, Anti dasar dan tertib
korupsi, komitmen mutu administrasi

Kendari, 11 Juni 2020


Menyetujui
Mentor/Atasan Langsung Peserta

NURHIDAYAT LASAO, SKM RINI AGUSTIA AMIN, S.Kep.,Ns


NIP. 19830919 200903 2 001 NIP. 19920803 201903 2 005

Mengetahui
Coach

Hj.PUTRI MASE,S.Ikom
NIP. 19630225 198303 2 014
78

Anda mungkin juga menyukai