Anda di halaman 1dari 72

RANCANGAN AKTUALISASI DAN HABITUASI

NILAI-NILAI DASAR PEGAWAI NEGERI SIPIL (PNS)

OPTIMALISASI PELAPORAN DAN PENYERAHAN HASIL


PEMERIKSAAN TCM PADA PASIEN SUSPECT TB DI PUSKESMAS
DONOROJO KABUPATEN JEPARA

Disusun oleh:
Nama : Serevina Marpaung A.md.AK
Nip : 199309152019022006
Angkatan : CCXLXXXIII
No. Urut : 17
Jabatan : Pranata Laboratorium Kesehatan Terampil
Gol/Ruang : II/c
Unit Kerja : UPTD Puskesmas Donorojo
Coach : Dra. Siti Aminah Zuriah, M. M.
Mentor : dr. Al manaf

PELATIHAN DASAR CPNS GOLONGAN II ANGKATAN CCXLXXXIII


BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA DAERAH
PROVINSI JAWA TENGAH
2019
HALAMAN PERSETUJUAN

RANCANGAN AKTUALISASI DAN HABITUASI


NILAI-NILAI DASAR PEGAWAI NEGERI SIPIL (PNS)

Judul : Optimalisasi Pelaporan dan Penyerahan Hasil Pemeriksaan TCM


pada Pasien Suspect TB di Puskesmas Donorojo Kabupaten
Jepara

Dinyatakan disetujui untuk diseminarkan pada:


Hari : Senin
Tanggal : 04 November 2019
Tempat : PPSDM MIGAS, Jl. Sorogo No.1 Cepu

Blora, 04 November 2019


Peserta Pelatihan Dasar CPNS

Serevina Marpaung A.md.AK


NIP.199309152019022006

Mengetahui,
Coach, Mentor,

Dra. Siti Aminah Zuriah, M. M. dr. Al Manaf


Widyaiswara Ahli Muda Kepala Puskesmas Donorojo
NIP. 19670118 199303 2 003 NIP. 19740421200604 1 008

ii
HALAMAN PENGESAHAN

RANCANGAN AKTUALISASI DAN HABITUASI


NILAI-NILAI DASAR PEGAWAI NEGERI SIPIL (PNS)

Judul : Optimalisasi Pelaporan dan Penyerahan Hasil Pemeriksaan TCM


pada Pasien Suspect TB di Puskesmas Donorojo Kabupaten
Jepara

Dinyatakan disetujui untuk diseminarkan pada:


Hari : Senin
Tanggal : 04 November 2019
Tempat : PPSDM MIGAS, Jl. Sorogo No.1 Cepu

Blora, 04 November 2019


Peserta Pelatihan Dasar CPNS

Serevina Marpaung A.md.AK


NIP.199309152019022006

Mengetahui,
Coach, Mentor,

Dra. Siti Aminah Zuriah, M. M. dr. Al Manaf


Widyaiswara Ahli Muda Kepala Puskesmas Donorojo
NIP. 19670118 199303 2 003 NIP. 19740421200604 1 008

Narasumber,

iii
PRAKATA
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya penulisan rancangan aktualisasi ini
dapat diselesaikan dengan tepat waktu. Sebagai bagian penting dari
Latihan Dasar CPNS Golongan II Angkatan CCXLXXXIII Badan
Pengembangan Sumber Daya Manusia Daerah (BPSDMD) Provinsi Jawa
Tengah. Kegiatan yang ada dalam rancangan aktualisasi ini diharapkan
dapat mencerminkan nilai-nilai dasar profesi Pegawai Negeri Sipil (PNS)
meliputi materi tentang Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen
Mutu dan Anti Korupsi (ANEKA) yang dapat diterapkan di tempat kerja.

Pembuatan rancangan aktualisasi nilai-nilai dasar profesi PNS ini


tidak dapat terselesaikan dengan baik tanpa adanya bantuan dan dukungan
dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih
kepada:

1. BDrs. Mohammad Arief Irwanto, M.Si. selaku Kepala BPSDMD


Provinsi Jawa Tengah beserta jajarannya yang telah memfasilitasi
penyelenggaraan Latihan Dasar CPNS Golongan II.
2. Dian Kristiandi, S.Sos, selaku Plt Bupati Pemerintah Kabupaten
Jepara beserta jajarannya.
3. Kepala BKD..........
4. Ir. Djoko Sutrisno, M.Si, se laku penguji yang telah
memberikan saran dan kritik sehingga rancangan aktualisasi ini
menjadi lebih baik.
5. Dra. Siti Aminah Zuriah, M. M., selaku coach yang telah memberikan
dukungan, masukan dan bimbingan dalam penyusunan rancangan
aktualisasi ini.
6. dr. Al Manaf, selaku kepala puskemas donorojo dan mentor yang
telah memberikan arahan, dukungan, masukan dan bimbingan
dalam penyusunan rancangan aktualisasi ini.
7. Widyaiswara yang telah memberikan ilmu tentang nilai-nilai dasar,
kedudukan dan peran PNS.

iv
8. Seluruh Pembimbing dan Binsuh yang telah melatih disiplin selama
pelatihan.
9. Seluruh anggota keluarga atas doa, dukungan dan motivasinya.
10. Keluarga besar peserta Diklat Prajabatan Golongan II Angkatan
CCXLXXXIII tahun 2019.

Penulis sadar bahwa rancangan aktualisasi ini belum sempurna.


Penulis berharap adanya masukan yang membangun dari berbagai
pihak guna membuat rancangan aktualisasi ini menjadi lebih baik,
sehingga dapat memberikan manfaat bagi semua pihak yang
membutuhkan.

Cepu, 01 November 2019

Serevina Marpaung A.md.AK

v
DAFTAR ISI

Halaman Judul ................................................................................. i


Halaman Persetujuan ...................................................................... ii
Halaman Pengesahan ..................................................................... iii
Prakata ............................................................................................ iv
Daftar Isi .......................................................................................... vi
Daftar Tabel ..................................................................................... vii
Daftar Gambar ................................................................................. viii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah........................................................ 1
B. Identifikasi dan Rumusan Masalah........................................ 3
C. Tujuan ................................................................................... 9
D. Manfaat ................................................................................. 9
BAB II LANDASAN TEORI
A. Sikap Perilaku Bela Negara .................................................. 11
B. Nilai-Nilai Dasar ASN ............................................................ 14
C. Kedudukan dan Peran ASN dalam NKRI .............................. 25
D. Karakter Anti Korupsi ............................................................ 31
BAB III TUGAS UNIT KERJA DAN TUGAS PESERTA
A. Profil Organisasi .................................................................... 32
B. Tugas Jabatan Peserta Diklat ............................................... 40
C. Role Model…………………………………………………….... 41
BAB IV RANCANGAN KEGIATAN AKTUALISASI
A. Daftar Rancangan Kegiatan Aktualisasi dan Keterkaitan dengan
Nilai ANEKA dan Peran Kedudukan ASN ......................…… 44
B. Jadwal Rancangan Aktualisasi……………………………...... 53
C. Antisipasi dan Strategi Menghadapi Kendala……………… .. 55
BAB V PENUTUP ............................................................................ 56
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................57
DAFTAR RIWAYAT HIDUP .................................................................... 58

vi
DAFTAR TABEL

Tabel 1.1. Identifikasi Isu ................................................................ 4


Tabel 1.2. Analisis APKL………………………………………… ....... 5
Tabel 1.3. Indikator USG ………………………. .............................. 7
Tabel 1.4. Parameter Analisis USG ………………………… ........... 7
Tabel 1.5. Analisis USG……………………………………………….. 8
Tabel 3.1 Pembagian Tugas Mengajar ........................................... 37
Tabel 3.2 Data Peserta Didik .......................................................... 39
Tabel 3.3 Data Guru dan Staff ........................................................ 39
Tabel 4.1.Daftar Rancangan Kegiatan Aktualisasi.......................... 44
Tabel 4.2. Jadwal Pelaksanaan Rancangan Aktualisasi ................. 53
Tabel 4.3. Antisipasi dan Strategi Menghadapi Kendala ………… . 55

vii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1. Struktur Organisasi SDN 1 Bentangan........................ 35


Gambar 3.2 Role Model .................................................................. 41

viii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang
Aparatur Sipil Negara (ASN) Bab I Ayat 1 dan 2 menyatakan bahwa
ASN adalah profesi bagi PNS dan pegawai pemerintah dengan
perjanjian kerja yang bekerja pada instansi pemerintah. Pegawai
Aparatur Sipil Negara yang selanjutnya disebut Pegawai ASN adalah
pegawai negeri sipil dan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja
yang diangkat oleh pejabat pembina kepegawaian dan diserahi tugas
dalam suatu jabatan pemerintahan atau diserahi tugas negara lainnya
dan digaji berdasarkan peraturan perundang-undangan.
PNS yang merupakan bagian dari ASN mempunyai peranan
penting dalam menentukan keberhasilan penyelenggaraan
pemerintahan dan pembangunan di Indonesia. Pranata laboratorium
sebagai seorang ASN harus memegang teguh nilai-nilai dasar ASN
dalam menjalankan tugas dan fungsinya. Nilai-nilai dasar tersebut
yaitu: akuntabilitas, nasionalisme, etika publik, komitmen mutu, dan
anti korupsi (ANEKA). Nilai-nilai dasar inilah yang menjadi pedoman
seorang Pranata laboratorium untuk menciptakan pelayanan yang
berkualitas di puskesmas.
Peran ASN di bidang kesehatan melalui kegiatan pelayanan
kesehatan yang berkualitas prima di Puskesmas meliputi pelayanan
preventif, promotif, kuratif, dan rehabilitatif. Untuk mewujudkan itu
semua perlu adanya percepatan penerapan informasi dengan
menggunakan teknologi di bidang kesehatan. Saat ini teknologi
informasi dan komunikasi mengalami perkembangan yang pesat dan
dimanfaatkan di semua sisi kehidupan, termasuk di bidang kesehatan.
Penerapan teknologi informasi dan komunikasi di bidang kesehatan
merupakan suatu tuntutan yaitu dalam melaksanakan pelayanan agar
lebih berkualitas dan efisien dalam penyelenggaraan pelayanan
kesehatan.
Puskesmas Donorojo merupakan salah satu sarana pelayanan
kesehatan masyaraka yang terletak didesa Clering kecamatan
Donorojo yang merupakan Puskesmas Rawat Inap dan Puskesmas
Layak Persalinan. Puskesmas donorojo memiliki fasilitas laboratorium
9
yang dapat melayani beberapa pemeriksaan salah satunya
pemeriksaan tb.
Tb atau tuberkulosis disebut dengan penyakit tb atau tbc disebabkan
oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis yang merupakan salah satu
masalah utama di dalam dunia kesehatan . Penularan TBC umumnya
terjadi melalui udara. Ketika penderita tbc aktif memercikkan lendir
atau dahak saat batuk atau bersin, bakteri tb akan ikut keluar melalui
lendir tersebut dan terbawa ke udara. Selanjutnya, bakteri tb akan
masuk ke tubuh orang lain melalui udara yang dihirupnya.
Dari data 3 bulan terakhir, jumlah suspect tb pada bulan juli 2019
jumlah 8 sampel, bulan agustus 2019 jumlah suspect 9 sampel, dan
bulan september 2019 jumlah suspect 17 sampel. Setiap bulannya
mengalami peningkatan.
Saat ini untuk suspect tb harus menggunakan pemeriksaan
tcm. Tcm (Tes cepat molekular) merupakan pemeriksaan tb yang
mampu melakukan pemeriksaan dalam waktu lebih kurang 90 menit
untuk kemudian bisa dilakukan pengobatan. Saat ini puskesmas
donorojo belum bisa melakukan pemeriksaan tb dan saat ini
puskesmas donorojo hanya melakukan rujukan pemeriksaan tcm ke
RSUD. Rehatta Kelet. Lamanya proses pengiriman sampel sampai
penerimaan hasil pemeriksan TCM yang dikirimkan ke puskesmas
bisa mencapai 5 sampai 7 hari tergatung dari banyaknya sampel yang
masuk di RSUD.Rehatta Kelet. Jadi untuk saat ini petugas
laboratorium puskesmas donorojo hanya memberikan estimasi waktu
untuk pengambilan hasil pemeriksaan tcm pada pasien dan sering
terjadinya pasien datang bolak balik karena hasil pemeriksaan belum
keluar.

Berdasarkan latar belakang tersebut maka penulis


mendapatkan isu kurang optimalnya pelaporan dan penyerahan hasil
pemeriksaan tcm pada suspect tb yang menjadikan kurang optimalnya
kualitas pelayanan di puskesmas donorojo.

B. Identifikasi dan Rumusan Masalah


1. Identifikasi Isu
Dalam proses meningkatkan Mutu Pepelayanan UPTD
Puskesmas Donorojo ditemukan beberapa isu yang berkaitan
10
dengan nilai-nilai Pepelayanan Publik, Manajemen ASN dan Whole
of Government. Sebagai pelayan publik isu-isu tersebut sangat
mempengaruhi sehingga menjadi perlu untuk dianalisis
penyebabnya dan ditemukan solusi untuk menanganinya.
Berdasarkan prinsip-prinsip kedudukan dan Peran Pegawai Negri
Sipil dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Tabel 1.1 Identifikasi Isu

Kondisi yang
No. Identifikasi Isu Prinsip ASN Kondisi Saat Ini
Diharapkan
1. Kurang optimalnya Manajemen Tenaga kesehatan Seluruh petugas
penggunakan baju ASN Puseksmas Donorojo laboratorium
laboratorium saat masih sering kesehatan
melakukan melakukan Puskesmas Donorojo
pemeriksaan di pemeriksaan tanpa mengenakan baju
Laboratorium menggunakan baju lab saat melakukan
Puskesmas lab. pemeriksaan.
Donorojo

2. Kurang optimalnya Manajemen Masih kurang Diharapkan semua


penerapan cuci ASN optimalnya penerapan pegawai dapat
tangan di cuci tangan dan tidak menerapkan cuci
puskesmas semua pegawai tangan dengan tepat
donorojo menerapkannya dan benar
dengan baik dan
benar
3. Kurang optimalnya Manajemen Masih kurangnya Diharapkan petugas
pemakaian bahan ASN kesadaran petugas laboratorium disiplin
habis pakai yang laboratorium dalam dalam penggunaan
digunakan pemakaian bahan bahan habis pakai
petugas habis pakai saat pada saat proses
laboratorium saat sampling. sampling dengan
sampling di prinsip satu pasien
puskesmas harus 1 bahan.
donorojo.
4. Kurang optimalnya Manajemen Banyaknya data stok Data bahan kimia
pendataan stok ASN bahan kimia yang terupdate sehingga
bahan yang akan tidak update sehingga monitoringnya
digukanakan di monitoringnya sulit. gampang.
laboratorium
puskesmas
donorojo.
5. Kurang optimalnya Pepelayanan Hasil pemeriksaan Hasil pemeriksaan
pelaporan dan Publik tcm belum keluar. tcm sudah keluar
penerimaan hasil
pemeriksaan TCM
pada pasien
suspect TB di
Puskesmas
Donorojo

11
2. Penetapan Isu
a. Penilaian Kualitas Isu
Berdasarkan identifikasi permasalahan yang telah dipaparkan,
perlu dilakukan proses analisis permasalahan untuk menentukan
permasalahan yang merupakan isu prioritas dan dapat dicarikan
solusi. Proses tersebut menggunakan alat bantu penetapan
kriteria kualitas isu yakni berupa APKL (Aktual, Problematik,
Kekhalayakan, Kelayakan) dan USG (Urgency, Seriousness,
Growth). Analisis isu ini bertujuan untuk menetapkan kualitas isu
dan menentukan prioritas isu yang perlu diangkat untuk
diselesaikan melalui gagasan kegiatan-kegiatan yang akan
dilakukan.
Identifikasi penentuan kelayakan isu dilihat dari nilai APKL,
yang mana APKL memiliki 4 kriteria penilaian yaitu Aktual,
Problematik, Kekhalayakan, dan Kelayakan. Aktual artinya benar-
benar terjadi dan sedang hangat dibicarakan di kalangan
masyarakat. Problematik artinya isu yang memiliki dimensi
masalah yang kompleks, sehingga perlu dicarikan solusinya.
Kekhalayakan artinya isu yang menyangkut hajat hidup orang
banyak. Kelayakan artinya isu yang masuk akal, logis, realistis,
serta relevan untuk dimunculkan inisiatif pemecahan masalahnya.
Isu yang sudah diidentifikasi menggunakan APKL selanjutnya
dianalisis menggunakan USG yang bertujuan untukmenentukan
prioritas isu yang akan dipecahkandengan menetapkan rentang
penilaian (1-5). Urgency artinya seberapa mendesak suatu isu
harus dibahas, dianalisis dan ditindaklanjuti. Seriousness artinya
seberapa serius suatu isu harus dibahas dikaitkan dengan akibat
yang akan ditimbulkan. Growth artinya seberapa besar
kemungkinan memburuknya isu tersebut jika tidak ditangani
segera.
Berdasarkan analisis permasalahan melalui kedua alat bantu
tersebut, maka diperoleh identifikasi isu sebagai mana terlihat
pada Tabel 1.2

12
Tabel 1.2. Analisis Isu
Kriteria APKL Kriteria USG Peringkat
Prinsip
Identifikasi Isu A P K L Ket U S G Jlh
ASN
Manajemen Rendahnya
ASN kesadaran nakes
laboratorium dalam
3
menggunakan baju + + - - MS 3 3 3 9
lab saat melakukan
pemeriksaan di
Puskesmas Donorojo
Manajemen Kurang optimalnya
ASN penerapan cuci 2
+ + + + MS 3 4 3 10
tangan di puskesmas
donorojo
Pelayanan Kurang optimalnya
Publik pelaporan dan
penerimaan hasil
1
pemeriksaan TCM + + + + MS 5 4 5 14
pada pasien suspect
TB di Puskesmas
Donorojo
Manajemen Belum optimalnya
ASN pemakaian bahan
habis pakai yang
digunakan petugas + + - - TMS
TMS
laboratorium saat
sampling di
puskesmas donorojo
Manajemen Kurang optimalnya
ASN pendataan stok bahan
yang akan
+ + - - TMS TMS
digukanakan di
laboratorium
puskesmas donorojo.

Keterangan:
1. A = Aktual 7. MS = Memenuhi Syarat 12. Skala Linkert
2. P = Problematik 8. TMS = Tidak Memenuhi 1= Tidak U/S/G

3. K = Khalayak Syarat 2= Kurang U/S/G

9. U = Urgency 3= Cukup U/S/G


4. L = Layak
4= U/S/G
5. (+) = memenuhi syarat 10. S = Seriousness
5= Sangat U/S/G
6. (-) = tidak memenuhi 11. G = Growth
Isu dengan total skor tertinggi merupakan isu prioritas yang
akan ditetapkan untuk diselesaikan dengan kegiatan-kegiatan yang
diusulkan. Hasil dari analisis APKL dan USG adalah dengan
ditetapkannya isu yang akan ditindaklanjuti dengan gagasan rencana
kegiatan untuk mengatasi isu tersebut. Hasil perumusan isu yang
terpilih adalah “Kurang optimalnya pelaporan dan penerimaan hasil

13
pemeriksaan TCM pada pasien suspect TB di Puskesmas Donorojo”.

14
3. Rumusan Masalah
Berdasarkan penjabaran identifikasi isu dan penetapan isu di
atas, rumusan masalah pada perancangan aktualisasi ini adalah:
a. Bagaimana cara mengoptimalkan pelaporan dan penerimaan
hasil pemeriksaan tcm pada pasien suspect tb di Puskesmas
donorojo?
b. Bagaimana cara menerapkan nilai-nilai ANEKA dalam setiap
kegiatan aktualisasi?
4. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas tujuan yang ingin dicapai
pada rancangan aktualisasi ini adalah :
5. Untuk mengetahui cara mengoptimalkan pelaporan dan
penerimaan hasil pemeriksaan tcm pada pasien suspect tb di
Puskesmas donorojo .
6. Untuk mengetahui cara menerapkan nilai-nilai ANEKA dalam setiap
kegiatan aktualisasi.
5. Manfaat
Manfaat rancangan aktualisasi nilai-nilai dasar ASN ini adalah
sebagai berikut:
a. Bagi Peserta Pelatihan Dasar CPNS Golongan III
1. Mampu memahami, menginternalisasikan dan
mengaktualisasikan nilai-nilai dasar PNS yang meliputi
Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu
dan Anti Korupsi.
2. Menjadi petugas laboratorium yang menjalankan fungsi
sebagai pelaksana kebijakan, pelayanan publik dan perekat
dan pemersatu bangsa yang memiliki integritas dan
professional di puskesmas donorojo kabupaten jepara.

15
b. Bagi Satuan kerja
i. Rancangan aktualisasi ini dapat meningkatkan efektifitas,
efisiensi, dan inovasi serta mutu pelayanan.
ii. Rancangan aktualisasi ini dapat membantu mewujudkan
visi dan misi puskesmas.
c. Bagi Stakeholder
i. Tercapainya Donorojo sehat secara optimal.

16
BAB II
LANDASAN TEORI

A. Sikap Perilaku Bela Negara


1. Wawasan Kebangsaan dan Nilai-Nilai Bela Negara

Pemahaman dan Pemaknaan wawasan kebangsaan dalam


penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan bagi aparatur,
pada hakikatnya terkait dengan pembangunan kesadaran berbangsa
dan bernegara yang berarti sikap dan tngkah laku PNS harus sesuai
dengan kepribadian bangsa dan selalu mengaitkan dirinya dengan
cita-cita dan tujuan hidup bangsa Indonesia.

Kesadaran bela negara merupakan upaya untuk mempertahankan


negara dari ancaman yang dapat mengganggu kelangsungan hidup
bermasyarakat yang berdasarkan atas cinta tanah air. Selain itu
menumbuhkan rasa patriotisme dan nasionalisme di dalam diri PNS.
Upaya bela negara selain sebagai kewajiban dasar juga merupakan
kehormatan bagi setiap warga negara yang dilaksanakan dengan
penuh kesadaran, penuh tanggung jawab dan rela berkorban dalam
pengabdian kepada bangsa dan negara.

2. Analisis Isu Kontemporer

Isu adalah adanya/ disadarinya suatu fenomena/ kejadian yang


dianggap penting/ dapat menarik perhatian orang banyak sehingga
layak didiskusikan. Isu kontemporer adalah suatu hal yang modern,
yang eksis, dan masih terjadi berlangsung sampai sekarang, atas
segala hal yang berkaitan dengan saat ini. Perubahan lingkungan
strategis akan memberikan pengaruh besar terhadap
keberlangsungan penyelenggaraan pemerintah, sehingga dibutuhkan
kemampuan berpikir kritis, analitis, dan objektif terhadap satu
persoalan, sehingga dapat di rumuskan alternatif pemecahan
masalah yang lebih baik dengan dasar analisa yang matang.

17
Macam-macam isu :
a. Isu saat ini
Kelompok isu yang mendapat perhatian dan sorotan publik dan
perlu penanganan segera.
b. Isu berkembang
Isu yang perlahan-lahan masuk dan menyebar di ruang publik dan
publik mulai sadar tentang isu itu.
c. Isu potensial
Isu yang belum nampak di ruang publik, namun terindikasi merebak
di masa depan.
Kemampuan dalam memahami isu terdiri dari tiga bagian yaitu:
a. Environmental Scanning adalah sikap peduli terhadap isu dalam
organisasi sekaligus umtuk memetakan hubungan kausalitas
yang terjadi.
b. Problem solving adalah kemampuan mengembangkan dan
pemecahan isu dalam memetakan aktor terkait dan perannya
masing-masing dalam penyelesaian isu.
c. Analysis adalah kemampuan mengaitkan materi dengan
mengidentifikasi implikasi atau dampak dan manfaat dari sebuah
pemecahan isu.

18
3. Kesiapsiagaan Bela Negara
Pasal 27 dan pasal 30 UUD Negara RI 1945 mengamanatkan
kepada semua komponen bangsa berhak dan wajib ikut serta dalam
upaya pembelaan negara dan syarat-syarat dalam pebelaan
negara.Dalam hal ini setiap PNS sebagai bagian dari warga
masyarakat tertentu memiliki hak dan kewajiban yang sama untuk
melakukan bela negara sebagaimana diamanatkan dalam UUD
Negara RI 1945 tersebut.

Kesiapsiagaan bela negara merupakan aktualisasi nilai-nilai bela


negara dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara
sesuai peran dan profesi warga negara, demi menjaga kedaulatan
negara.Keutuhan wilayah dan keselamatan segenap bangsa dan
segala bentuk ancaman.

Kesiapsiagaan bela negara merupakan kondisi warga negara


yang secara fisik memiliki kondisi kesehatan,keterampilan dan
jasmani yang prima serta secara kondisi psikis yang memiliki
kecerdasan intelektual, dan spiritual yang baik, senantiasa
memelihara jiwa dan raganya, memiliki sifat-sifat disiplin, ulet, kerja
keras, dan tahan uji. Merupakan sikap mental dan perilaku warga
negara yang dijiwai oleh kecintaan kepada NKRI yang berdasarkan
pancasila dan UUD 1945 dalam menjamin kelangsungan hidup
berbangsa dan bernegara. Oleh sebab itu dalam pelaksanaan
latihan dasar bagi CPNS dibekali dengan latihan-latihan seperti :

1. Kegiatan olah raga dan kesehatan fisik;

2. Kesiapsiagaan dan Kecerdasan mental;

3. Kegiatan baris-berbaris, apel, dan tata upacara;

4. Keprotokolan;

19
5. Fungsi-fungsi inteljen dan Badan Pengumpul Keterangan;

6. Kegiatan ketangkasan dan permainan.

B. Nilai-Nilai Dasar PNS ( ANEKA )


Aparatur Sipil Negara (ASN) dituntut untuk memiliki nilai-nilai
dasar sebagai seperangkat prinsip yang menjadi landasan dalam
menjalankan profesi dan tugasnya sebagai PNS. Nilai-nilai dasar
tersebut meliputi: Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen
Mutu, dan Anti Korupsi. Kelima nilai-nilai dasar ini diakronimkan
menjadi “ANEKA” yang dijabarkan sebagai berikut:
1. Akuntabilitas
Akuntabilitas adalah kewajiban untuk memberikan pertanggung
jawaban atau untuk menjawab dan menerangkan kinerja dan
tindakan seseorang/badan hukum/pimpinan kolektif suatu organisasi
kepada pihak yang memiliki hak atau berkewenangan untuk meminta
keterangan atau pertanggungjawaban.
Akuntabilitas adalah suatu kewajiban pertanggungjawaban yang
harus dicapai. Akuntabilitas merujuk pada kewajiban setiap individu,
kelompok atau institusi untuk memenuhi tanggung jawab yang
menjadi amanahnya. Dengan demikian kepercayaan masyarakat
(public trust) kepada birokrasi akan semakin menguat karena
aparaturnya mampu berperan sebagai kontrol demokrasi, mencegah
korupsi dan penyalahgunaan kekuasaan serta meningkatkan
efisiensi dan efektivitas.
a. Indikator dari nilai-nilai dasar akuntabilitas yang harus
diperhatikan, yaitu :
1) Kepemimpinan: Lingkungan yang akuntabel tercipta dari atas
ke bawah dimana pimpinan memainkan peranan yang penting
dalam menciptakan lingkungannya.
2) Transparansi: Keterbukaan atas semua tindakan dan
kebijakan yang dilakukan oleh individu maupun
kelompok/instansi.

14
3) Integritas: konsistensi dan keteguhan yang tak tergoyahkan
dalam menjunjung tinggi nilai-nilai luhur dan keyakinan.
4) Tanggung Jawab: kesadaran manusia akan tingkah laku atau
perbuatannya yang di sengaja maupun yang tidak di
sengaja.tanggung jawab juga berarti berbuat sebagai
perwujudan kesadaran akan kewajiban.
5) Keadilan: kondisi kebenaran ideal secara moral mengenai
sesuatu hal, baik menyangkut benda atau orang.
6) Kepercayaan: Rasa keadilan akan membawa pada sebuah
kepercayaan. Kepercayaan ini yang akan melahirkan
akuntabilitas.
7) Keseimbangan: Untuk mencapai akuntabilitas dalam
lingkungan kerja, maka diperlukan keseimbangan antara
akuntabilitas dan kewenangan, serta harapan dan kapasitas.
8) Kejelasan: Pelaksanaan wewenang dan tanggungjawab
harus memiliki gambaran yang jelas tentang apa yang
menjadi tujuan dan hasil yang diharapkan.
9) Konsistensi: adalah sebuah usaha untuk terus dan terus
melakukan sesuatu sampai pada tercapai tujuan akhir.
b. Jenis-jenis Akuntabilitas
Akuntabilitas publik terdiri atas dua macam, yaitu:
1) Akuntabilitas vertikal (vertical accountability), akuntabilitas
yang pertanggungjawaban atas pengelolaan dananya kepada
otoritas yang lebih tinggi.
2) Akuntabilitas horizontal (horizontal accountability),
akuntabilitas yang pertanggungjawabannya kepada
masyarakat luas.
c. Tingkatan Akuntabilitas
Tingkatan akuntabilitas terdiri dari lima (5) tingkatan yaitu :
1) Akuntabilitas Personal
2) Akuntabilitas Individu
3) Akuntabilitas Kelompok

15
4) Akuntabilitas Organisasi
5) Akuntabilitas Stakeholder
d. Aspek Akuntabilitas
Terdapat beberapa aspek dalam akuntabilitas, antara lain :
1) Akuntabilitas adalah sebuah hubungan (accountability is a
relationship)
2) Akuntabilitas berorientasi pada hasil (accountability is results
oriented)
3) Akuntabilitas membutuhkan adanya laporan (accountability
requires reporting)
4) Akuntabilitas memerlukan konsekuensi (accountability is
meaningless without consequences)
5) Akuntabilitas memperbaiki kinerja (accountability improves
performance)
2. Nasionalisme
Nasionalisme adalah paham atau ajaran untuk mencintai
bangsa dan negara sendiri; sifat nasional; kesadaran keanggotaan
dalam suatu bangsa yang secara potensial atau aktual bersama-
sama mencapai, mempertahankan, dan mengabadikan identitas,
integritas, kemakmuran, dan kekuatan bangsa itu; semangat
kebangsaan (Kamus Besar Bahasa Indonesia).
Nasionalisme merupakan pandangan tentang rasa cinta
yang wajar terhadap bangsa dan negara, dan sekaligus
menghormati bangsa lain. Prinsip nasionalisme bangsa Indonesia
dilandasi nilai-nilai Pancasila yang diarahkan agar bangsa
Indonesia senantiasa: menempatkan persatuan kesatuan,
kepentingan dan keselamatan bangsa dan negara di atas
kepentingan pribadi atau kepentingan golongan; menunjukkan sikap
rela berkorban demi kepentingan bangsa dan negara; bangga
sebagai bangsa Indonesia dan bertanah air Indonesia serta tidak
merasa rendah diri; mengakui persamaan derajat, persamaan hak
dan kewajiban antara sesama manusia dan sesama bangsa;

16
menumbuhkan sikap saling mencintai sesama manusia;
mengembangkan sikap tenggang rasa (LAN, 2015).

Ada lima indikator dari nilai-nilai dasar nasionalisme yang harus


diperhatikan, yaitu:
a. Sila Pertama : Ketuhanan Yang Maha Esa
1) Bangsa Indonesia menyatakan kepercayaannya dan
ketakwaannya terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
2) Manusia Indonesia percaya dan takwa terhadap Tuhan Yang
Maha Esa, sesuai dengan agama dan kepercayaannya
masing-masing menurut dasar kemanusiaan yang adil dan
beradab.
3) Mengembangkan sikap hormat menghormati dan
bekerjasama antara pemeluk agama dengan penganut
kepercayaan yang berbedabeda terhadap Tuhan Yang Maha
Esa.
4) Membina kerukunan hidup di antara sesama umat beragama
dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
5) Agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa
adalah masalah yang menyangkut hubungan pribadi manusia
dengan Tuhan Yang Maha Esa.
6) Mengembangkan sikap saling menghormati kebebasan
menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan
kepercayaannya masing-masing.
7) Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan terhadap
Tuhan Yang Maha Esa kepada orang lain
b. Sila Kedua : Kemanusiaan yang adil dan beradap
1) Mengakui dan memperlakukan manusia sesuai dengan harkat
dan martabatnya sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa.
2) Mengakui persamaan derajat, persamaan hak, dan kewajiban
asasi setiap manusia, tanpa membeda-bedakan suku,
keturunan, agama, kepercayaan, jenis kelamin, kedudukan
sosial, warna kulit dan sebagainya.

17
3) Mengembangkan sikap saling mencintai sesama manusia.
4) Mengembangkan sikap saling tenggang rasa dan tepa selira.
5) Mengembangkan sikap tidak semena-mena terhadap orang
lain.
6) Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan.
7) Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan.
8) Berani membela kebenaran dan keadilan.
9) Bangsa Indonesia merasa dirinya sebagai bagian dari seluruh
umat manusia.
10) Mengembangkan sikap hormat menghormati dan
bekerjasama dengan bangsa lain.
c. Sila Ketiga : Persatuan Indonesia
1) Mampu menempatkan persatuan, kesatuan, serta
kepentingan dan keselamatan bangsa dan negara sebagai
kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi dan
golongan.
2) Sanggup dan rela berkorban untuk kepentingan negara dan
bangsa apabila diperlukan.
3) Mengembangkan rasa cinta kepada tanah air dan bangsa.
4) Mengembangkan rasa kebanggaan berkebangsaan dan
bertanah air Indonesia.
5) Memelihara ketertiban dunia yang berdasarkan
kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial.
6) Mengembangkan persatuan Indonesia atas dasar Bhinneka
Tunggal Ika.
7) Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa.
d. Sila Keempat : Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan
1) Sebagai warga negara dan warga masyarakat, setiap
manusia Indonesia mempunyai kedudukan, hak, dan
kewajiban yang sama.

18
2) Tidak boleh memaksakan kehendak kepada orang lain.
3) Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan
untuk kepentingan bersama.
4) Musyawarah untuk mencapai mufakat diliputi oleh semangat
kekeluargaan.
5) Menghormati dan menjunjung tinggi setiap keputusan yang
dicapai sebagai hasil musyawarah.
6) Dengan iktikad baik dan rasa tanggung jawab menerima dan
melaksanakan hasil keputusan musyawarah.
7) Di dalam musyawarah diutamakan kepentingan bersama di
atas kepentingan pribadi dan golongan.
8) Musyawarah dilakukan dengan akal sehat dan sesuai dengan
hati nurani yang luhur.
9) Keputusan yang diambil harus dapat dipertanggungjawabkan
secara moral kepada Tuhan Yang Maha Esa, menjunjung
tinggi harkat dan martabat manusia, nilai-nilai kebenaran dan
keadilan mengutamakan persatuan dan kesatuan demi
kepentingan bersama.
10) Memberikan kepercayaan kepada wakil-wakil yang dipercayai
untuk melaksanakan pemusyawaratan.
e. Sila Kelima : Keadilan sosial bagi seluruh Indonesia
1) Mengembangkan perbuatan yang luhur, yang
mencerminkan sikap dan suasana kekeluargaan dan
kegotongroyongan.
2) Mengembangkan sikap adil terhadap sesama.
3) Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban.
4) Menghormati hak orang lain.
5) Suka memberi pertolongan kepada orang lain agar dapat
berdiri sendiri.
6) Tidak menggunakan hak milik untuk usaha-usaha yang
bersifat pemerasan terhadap orang lain.

19
7) Tidak menggunakan hak milik untuk hal-hal yang bersifat
pemborosan dan gaya hidup mewah.
8) Tidak menggunakan hak milik untuk bertentangan dengan
atau merugikan kepentingan umum.
9) Suka bekerja keras.
10) Suka menghargai hasil karya orang lain yang bermanfaat
bagi kemajuan dan kesejahteraan bersama.
11) Suka melakukan kegiatan dalam rangka mewujudkan
kemajuan yang merata dan berkeadilan sosial.
3. Etika Publik
Etika dapat dipahami sebagai sistem penilaian perilaku serta
keyakinan untuk menentukan perbuatan yang pantas, guna
menjamin adanya perlindungan hak-hak individu, mencakup cara-
cara pengambilan keputusan untuk membantu membedakan hal-hal
yang baik dan buruk serta mengarahkan apa yang seharusnya
dilakukan sesuai nila-nilai yang dianut:
a. Ada tiga fokus utama dalam pelayanan publik yakni:
1) Pelayanan publik yang berkualitas dan relevan.
2) Sisi dimensi reflektif, etika publik berfungsi sebagai bantuan
dalam menimbang pilihan sarana kebijakan publik dan alat
evaluasi.
3) Modalitas etika, menjembatani antara norma moral dan
tindakan faktual.
b. Pada prinsipnya ada 3 (tiga) dimensi etika publik yaitu :
1) Dimensi Kualitas Pelayanan Publik
2) Dimensi Modalitas
3) Dimensi Tindakan Integritas Publik
c. Indikator nilai-nilai dasar etika publik, yaitu :
1) Memegang teguh nilai-nilai dalam ideologi Negara
Pancasila.
2) Setia dan mempertahankan Undang-Undang Dasar Negara
Kesatuan Republik Indonesia 1945.

20
3) Menjalankan tugas secara profesional dan tidak berpihak.
4) Membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian.
5) Menciptakan lingkungan kerja yang non diskriminatif.
6) Memelihara dan menjunjung tinggi standar etika luhur.
7) Mempertanggungjawabkan tindakan dan kinerjanya kepada
publik.
8) Memiliki kemampuan dalam melaksanakan kebijakan dan
program pemerintah.
9) Memberikan layanan kepada publik secara jujur, tanggap,
cepat, tepat, akurat, berdaya guna, berhasil guna, dan
santun.
10) Mengutamakan kepemimpinan berkualitas tinggi.
11)Menghargai komunikasi, konsultasi, dan kerjasama.
12)Mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja
pegawai.
13) Mendorong kesetaraan dalam pekerjaan.
14) Meningkatkan efektivitas sistem pemerintahan yang
demokratis sebagai perangkat sistem karir.

HARUSNYA HANYA 12
4. Komitmen Mutu
Komitmen mutu adalah janji pada diri kita sendiri atau pada
orang lain yang tercermin dalam tindakan kita untuk menjaga mutu
kinerja pegawai. Komitmen mutu merupakan pelaksanaan
pelayanan publik dengan berorientasi pada kualitas hasil,
dipersepsikan oleh individu terhadap produk/ jasa berupa ukuran
baik/ buruk.
a. Nilai-nilai Komitmen Mutu:
1) Efektivitas: dapat diartikan dengan berhasil guna, dapat
mencapai hasil sesuai dengan target. Sedangkan efektivitas
menunjukkan tingkat ketercapaian target yang telah
direncanakan, baik menyangkut jumlah maupun mutu hasil
kerja. Efektivitas organisasi tidak hanya diukur dari
performans untuk mencapai target (rencana) mutu, kuantitas,

21
ketepatan waktu dan alokasi sumber daya, melainkan juga
diukur dari kepuasan dan terpenuhinya kebutuhan pelanggan.
2) Efisiensi: dapat dihitung sebagai jumlah sumberdaya yang
digunakan untuk menghasilkan barang dan jasa. Tingkat
efisiensi diukur dari penghematan biaya, waktu, tenaga, dan
pikiran dalam melaksanakan kegiatan. Efisiensi organisasi
ditentukan oleh berapa banyak bahan baku, uang dan
manusia yang dibutuhkan untuk menghasilkan jumlah
keluaran tertentu.
3) Inovasi: dapat muncul karena ada dorongan dari dalam
(internal) untuk melakukan perubahan, atau bisa juga karena
ada desakan kebutuhan dari pihak eksternal misalnya
permintaan pasar. Inovasi dalam layanan publik harus
mencerminkan hasil pemikiran baru yang konstruktif,
sehingga akan memotivasi setiap individu untuk membangun
karakter dan mindset baru sebagai aparatur penyelenggara
pemerintahan, yang diwujudkan dalam bentuk
profesionalisme layanan publik yang berbeda dengan
sebelumnya, bukan sekedar menjalankan atau
menggugurkan tugas rutin.
4) Orientasi mutu: mutu merupakan salah satu standar yang
menjadi dasar untuk mengukur capaian hasil kerja. Mutu
menjadi salah satu alat vital untuk mempertahankan
keberlanjutan organisasi dan menjaga kredibilitas institusi.
Orientasi mutu berkomitmen untuk senantiasa melakukan
pekerjaan dengan arah dan tujuan untuk kualitas pelayanan
sehingga pelanggan menjadi puas dalam pelayanan.
5) Adaftif
6) Perbaikan berkelanjutan
b. Ada lima dimensi karakteristik yang digunakan dalam
mengevaluasi kualitas pelayanan, yaitu:
1) Tangibles (bukti langsung), yaitu : meliputi fasilitas fisik,
perlengkapan, pegawai, dan sarana komunikasi;

22
2) Reliability (kehandalan), yaitu kemampuan dalam
memberikan pelayanan dengan segera dan memuaskan serta
sesuai dengan yang telah dijanjikan;
3) Responsiveness (daya tangkap), yaitu keinginan untuk
memberikan pelayanan dengan tanggap;
4) Assurance (jaminan), yaitu mencakup kemampuan,
kesopanan, dan sifat dapat dipercaya;
5) Empathy, yaitu kemudahan dalam melakukan hubungan,
komunikasi yang baik, dan perhatian dengan tulus terhadap
kebutuhan pelanggan.
Tanggung jawab mutu ada pada setiap level organisasi. Pada
level puncak (corporate level) bertanggung jawab atas mutu layanan
institusi secara keseluruhan untuk membangun citra kelembagaan
dan keunggulan bersaing. Pada level strategic business unit level
tanggung jawab mutu berkaitan dengan penetapan diversifikasi mutu
pada setiap unit kerja sesuai dengan target masing-masing. Pada
level fungsional bertanggung jawab atas mutu hasil setiap layanan
yang diberikan di unit-unit pendukung. Sedangkan pada level unit
dasar tanggung jawab mutu berkaitan dengan aktivitas/ rencana aksi
yang dilaksanakan di masing-masing unit kerja.
5. Anti Korupsi
Anti Korupsi adalah tindakan atau gerakan yang dilakukan
untuk memberantas segala tingkah laku atau tindakan yang
melawan norma–norma dengan tujuan memperoleh keuntungan
pribadi, merugikan negara atau masyarakat baik secara langsung
maupun tidak langsung. Tindak pidana korupsi yang terdiri dari
kerugian keuangan negara, suap-menyuap, pemerasan, perbuatan
curang, penggelapan dalam jabatan, benturan kepentingan dalam
pengadaan dan gratifikasi.

a. Nilai-Nilai Anti Korupsi


Adapun Nilai-nilai dasar anti korupsi adalah meliputi:
1) Jujur

23
Jujur dapat didefinisikan sebagai lurus hati, tidak
berbohong, dan tidak curang. Jujur adalah salah satu sifat
yang sangat penting dalam kehidupan pegawai, tanpa sifat
jujur pegawai tidak akan dipercaya dalam kehidupan
sosialnya.
2) Peduli
Peduli adalah sikap memperhatikan, ikut merasakan, dan
bertindak proaktif terhadap kondisi atau keadaan disekitar.
3) Mandiri
Mandiri yang dapat membentuk karakter yang kuat
pada diri seseorang sehingga menjadi tidak bergantung
terlalu banyak pada orang lain.
4) Disiplin
Disiplin adalah ketaatan (kepatuhan) kepada peraturan.
5) Tanggung Jawab
Tanggung jawab adalah menerima segala sesuatu
perbuatan yang salah baik itu disengaja maupun tidak
disengaja. Tanggung jawab tersebut berupa perwujudan dan
kesadaran akan kewajiban menerima dan menyelesaikan
semua masalah yang telah dilakukan.
6) Kerja Keras
Kerja keras didasari dengan adanya kemauan, dimana
kemauan menimbulkan asosiasi dengan ketekadan,
ketekunan, daya tahan, tujuan jelas, daya kerja, pendirian,
pengendalian diri, keberanian, ketabahan, keteguhan, tenaga,
kekuatan dan pantang mundur.
7) Sederhana
Gaya hidup sederhana dibiasakan untuk tidak hidup
boros, hidup sesuai dengan kemampuannya dan dapat
memenuhi semua kebutuhannya. Prinsip hidup sederhara
merupakan parameter penting dalam menjalin hubungan
antara sesama karena prinsip ini akan mengatasi

24
permasalahan kesenjangan sosial, iri, dengki, tamak, egosi
dan juga menghindari dari keinginan yang berlebihan.
8) Berani
Nilai keberanian dapat dikembangkan dan diwujudkan
dalam bentuk berani mengatakan dan membela kebenaran,
berani mengakui kesalahan, berani bertanggungjawab dan
lain sebagainya.
9) Adil
Adil yaitu memandang kebenaran sebagai tindakan
dalam perkataan maupun perbuatan saat memutuskan
peristiwa yang terjadi.

C. Kedudukan dan Peran PNS dalam NKRI


PNS memegang peranan besar dalam kelancaran pemerintahan
dan pembangunan, maka ASN memiliki peran dan kedudukan yang
sangat penting dalam berjalannya sistem pemerintahan serta
pelayanan lembaga negara kepada masyarakat.
Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun
2014 Tentang Aparatur Sipil Negara, pegawai ASN berperan sebagai
perencana, pelaksana, dan pengawas pemerintahan dan
penyelenggaraan pembangunan tugas umum nasional melalui
pelaksanaan kebijakan dan pelayanan publik yang profesional, bebas
dari intervensi politik, serta bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan
nepotisme. Setiap kegiatan yang dilakukan ASN pasti terdapat
konsekuensi baik berupa penghargaan maupun sanksi, semestinya
sebagai ASN kita tidak boleh melalaikan kewajiban kita di kantor.
Dengan adanya Peraturan Pemerintah Nomor 53 tahun 2010 tentang
Disiplin ASN dalam pasal 3 dijelaskan tentang kewajiban selaku ASN
sebagai berikut:
1. Setia dan taat sepenuhnya kepada Pancasila, Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Negara Kesatuan
Republik Indonesia, dan Pemerintah;

25
2. Menaati segala ketentuan peraturan perundang-undangan;
3. Melaksanakan tugas kedinasan yang dipercayakan kepada PNS
dengan penuh pengabdian, kesadaran, dan tanggung jawab;
4. Menjunjung tinggi kehormatan negara, Pemerintah, dan martabat
PNS;
5. Mengutamakan kepentingan negara daripada kepentingan sendiri,
seseorang, dan/atau golongan;
6. Memegang rahasia jabatan yang menurut sifatnya atau menurut
perintah harus dirahasiakan;
7. Bekerja dengan jujur, tertib, cermat, dan bersemangat untuk
kepentingan negara;
8. Melaporkan dengan segera kepada atasannya apabila mengetahui
ada hal yang dapat membahayakan atau merugikan negara atau
Pemerintah terutama di bidang keamanan, keuangan, dan materiil;
9. Masuk kerja dan menaati ketentuan jam kerja;
10. Mencapai sasaran kerja pegawai yang ditetapkan;
11. Menggunakan dan memelihara barang-barang milik negara dengan
sebaik-baiknya;
12. Memberikan pelayanan sebaik-baiknya kepada masyarakat;
13. Membimbing bawahan dalam melaksanakan tugas;
14. Memberikan kesempatan kepada bawahan untuk mengembangkan
karier; dan
15. Menaati peraturan kedinasan yang ditetapkan oleh pejabat yang
berwenang.
Kedudukan ASN dalam NKRI yaitu sebagai berikut.
1. Pegawai ASN berkedudukan sebagai Aparatur Negara.
2. Pegawai ASN melaksanakan kebijakan yg ditetapkan oleh Pimpinan
Instansi Pemerintah serta harus bebas dari pengaruh dan Intervensi
semua Golongan dan Parpol.
3. Pegawai ASN dilarang menjadi anggota dan/atau pengurus partai
politik.

26
4. Kedudukan ASN berada di Pusat, Daerah dan Luar Negeri, namun
demikian Pegawai ASN merupakan satu kesatuan.
ASN berfungsi, bertugas dan berperan untuk melaksanakan
kebijakan yang dibuat oleh pejabat pembina kepegawaian sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Untuk itu ASN
harus mengutamakan kepentingan publik dan masyarakat luas dalam
menjalankan fungsi dan tugasnya tersebut. Harus mengutamakan
pelayanan yang berorientasi pada kepentingan publik.
1. Manajemen Aparatur Sipil Negara (ASN)
Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk menghasilkan
pegawai ASN yang profesional, memiliki nilai dasar, etika profesi,
bebas dari intervensi politik, bersih dari praktek korupsi, kolusi dan
nepotisme. Manajemen ASN lebih menekankan kepada pengaturan
profesi pegawai sehingga diharapkan agar selalu tersedia sumber
daya ASN yang kedudukan atau status jabatan PNS dalam sistem
birokrasi selama ini belum sempurna untuk menciptakan birokrasi
yang profesional.
Manajemen ASN diselenggarakan berdasarkan Sistem Merit.
Manajemen ASN meliputi Manajemen PNS dan Manajemen PPPK.
Manajemen ASN meliputi penyusunan dan penetapan kebutuhan;
pengadaan; pangkat dan jabatan; pengembangan karier; pola karier;
promosi; mutasi; penilaian kinerja; penggajian dan tunjangan;
penghargaan; disiplin; pemberhentian; jaminan pensiun dan jaminan
hari tua; dan perlindungan.
2. Whole of Government (WoG)
Definisi Whole of Government (WoG) menurut United States
Institute of Peace (USIP) adalah sebuah pendekatan yang
mengintegrasikan upaya kolaboratif dari instansi pemerintah untuk
menjadi kesatuan menuju tujuan bersama, juga dikenal sebagai
kolaborasi, kerjasama antar instansi, aktor pelayanan dalam
menyelesaikan suatu masalah pelayanan. Dengan kata lain, WoG
menekankan pelayanan yang terintegrasi sehingga prinsip

27
kolaborasi, kebersamaan, kesatuan dalam melayani permintaan
masyarakat dapat selesaikan dengan waktu yang singkat. WoG
dikenal sebagai pendekatan interagency, yaitu pendekatan yang
melibatkan sejumlah instansi yang terkait dengan urusan-urusan
relevan. Pendekatan WoG ini sudah dikenal dan lama berkembang
terutama di negara-negara Anglo-Saxon seperti Inggris, Australia
dan Selandia Baru.
Pendekatan WoG, merupakan evolusi dari pendekatan New
Public Management (NPM) yang banyak menekankan aspek
efesiensi dan cenderung mendorong ego sektoral dibandingkan
perspektif integrasi sektor. Dalam banyak literatur, WoG juga sering
disamakan dengan konsep policy integration, policy coherence,
cross-cutting policy-making, joined-up government, concerned
decision making, policy coordination atau cross government. WoG
memiliki kemiripan karakteristik dengan konsep-konsep tersebut,
terutama karakteristik integrasi institusi atau penyatuan
pelembagaan baik secara formal maupun informal dalam satu
wadah. Ciri lainnya adalah kolaborasi yang terjadi antar sektor dalam
menangani isu tertentu. Namun demikian terdapat pula
perbedaanya, yang jelas adalah WoG lebih menekankan adanya
penyatuan keseluruhan (whole) elemen pemerintahan, sementara
konsep-konsep tadi lebih banyak menekankan pada pencapaian
tujuan, proses integrasi institusi, proses kebijakan dan lainnya,
sehingga penyatuan yang terjadi hanya berlaku pada sektor-sektor
tertentu saja yang dipandang relevan.
Alasan penerapan WoG dalam sistem aparatur sipil Indonesia
adalah pertama, adalah adanya faktor-faktor eksternal seperti
dorongan publik dalam mewujudkan integrasi kebijakan, program
pembangunan dan pelayanan agar tercipta penyelenggaraan
pemerintahan lebih baik, selain itu perkembangan teknologi
informasi, situasi dan dinamikakebijakan yang lebih kompleks juga
mendorong petingnya WoG. Kedua, terkait faktor-faktor internal

28
dengan adanya fenomena ketimpangan kapasitas sektoral sebagai
akibat dari adanya nuansa kompetisi antar sektor dalam
pembangunan. Ketiga, khususnya dalam konteks Indonesia,
keberagaman latar belakang nilai, budaya, adat istiadat, serta bentuk
latar belakang lainnya mendorong adanya potensi disintegrtasi
bangsa. Pemerintah sebagai institusi formal berkewajiban untuk
mendorong tumbuhnya nilai-nilai perekat kebangsaan yang akan
menjamin bersatunya elemen-elemen kebangsaan ini dalam satu
frame NKRI.
3. Pelayanan Publik
Pelayanan publik adalah segala bentuk kegiatan pelayanan
umum yang dilaksanakan oleh Instansi Pemerintahan di Pusat dan
Daerah, dan di lingkungan BUMN/BUMD dalam bentuk barang dan
/atau jasa, baik dalam pemenuhan kebutuhan masyarakat (LAN,
1998). Dalam UU No. 25 tahun 2009 tentang Pelayanan Publik,
Pelayanan Publik adalah kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam
rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan Peraturan
perundang-undangan bagi setiap warga negara dan penduduk atas
barang, jasa, dan/atau pelayanan administratif yang disediakan oleh
penyelenggara Pelayanan Publik.
Dalam melaksanakan pelayanan publik yang maksimal
hendaknya memperhatikan beberapa prinsip seperti: 1) Smile for
everyone, 2) Eye contact that shows we care, 3) Reaching out to
everyone with hospitality, 4) Viewing each customer as special, 5)
Inviting costumer to return with a sincere, 6) Creating a warm
atmosphere of hospitality, dan 7) Excellence in everthing we do.
ADA 9 TAMBAH Melayani masyarakat dengan baik adalah
merupakan tanggung jawab bagi semua pegawai. Dengan demikian
maka setiap pegawai harus melayani masyarakat dan mempelajari
cara meningkatkan keterampilan untuk melayani. Di dalam
keterampilan melayani, termasuk pula di dalamnya adalah
penguasaan terhadap pengetahuan jasa layanan yang diberikan,
karena hal ini akan

29
menunjukan kepada masyarakat bahwa pegawai tersebut adalah
seorang profesional di bidang Manajemen Pelayanan Publik.
Pemerintah melalui Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur
Negara telah mengeluarkan suatu kebijaksanaan Nomor 81 Tahun
1993 tentang Pedoman Tatalaksana Pelayanan Umum yang perlu
dipedomani oleh setiap birokrasi publik dalam memberikan
pelayanan kepada masyarakat berdasar prinsip-prinsip pelayanan
sebagai berikut:
a. Kesederhanaan, prosedur dan tata cara pelayanan perlu
ditetapkan dan dilaksanakan secara mudah, lancar, cepat, tepat,
tidak berbelit-belit, mudah dipahami dan mudah dilaksanakan oleh
masyarakat yang meminta pelayanan.
b. Kejelasan dan kepastian, adanya kejelasan dan kepastian dalam
hal prosedur dan tata cara pelayanan, persyaratan pelayanan baik
teknis maupun administratif, unit kerja pejabat yang berwenang
dan bertanggung jawab dalam meberikan pelayanan, rincian
biaya atau tarif pelayanan dan tata cara pembayaran, dan jangka
waktu penyelesaian pelayanan.
c. Keamanan, adanya proses dan produk hasil pelayanan yang
dapat memberikan keamanan, kenyamanan dan kepastian hukum
bagi masyarakat.
d. Keterbukaan, prosedur dan tata cara pelayanan, persyaratan, unit
kerja pejabat penanggung jawab pemberi pelayanan, waktu
penyelesaian, rincian biaya atau tarif serta hal-hal lain yang
berkaitan dengan proses pelayanan wajib diinformasikan secara
terbuka agar mudah diketahui dan dipahami oleh masyarakat,
baik diminta maupun tidak diminta.
e. Efesiensi, persyaratan pelayanan hanya dibatasi pada hal- hal
yang berkaitan langsung dengan pencapaian sasaran pelayanan
dengan tetap memperhatikan keterpaduan antara persyaratan
dengan produk pelayanan.

30
f. Ekonomis, pengenaan biaya atau tarif pelayanan harus ditetapkan
secara wajar dengan memperhatikan: nilai barang dan jasa
pelayanan, kemampuan masyarakat untuk membayar, dan
ketentuan perundang-undangan yang berlaku.
g. Keadilan dan Pemerataan, jangkauan pelayanan diusahakan
seluas mungkin dengan distribusi yang merata dan adil bagi
seluruh lapisan masyarakat.
h. Ketepatan Waktu, pelaksanaan pelayanan harus dapat
diselesaikan tepat pada waktu yang telah ditentukan.

D. Karakter Anti Korupsi


karakter adalah nilai-nilai khas dari setiap individu yang
diwujudkan melalui perilaku dalam kehidupan sehari-hari. Nilai-nilai
tersebut akan menjadi watak atau kepribadian yang membedakan
seseorang dengan individu lainnya. Selain itu, juga dijelaskan bahwa
karakter seseorang dipengaruhi oleh lingkungan sekitar siswa,
termasuk lingkungan sosial. Karakter yang baik perlu dimiliki setiap
manusia demi memajukan kehidupannya. Karakter yang baik
memiliki komponen yang saling mendukung. Karakter terbentuk dari
tiga macam bagian yang saling berkaitan: pengetahuan moral,
perasaan moral dan perilaku moral.
Anti Korupsi adalah tindakan atau gerakan yang dilakukan
untuk memberantas segala tingkah laku atau tindakan yang
melawan norma–norma hokum dengan tujuan memperoleh
keuntungan pribadi, merugikan negara atau masyarakat baik secara
langsung maupun tidak langsung. Tindak pidana korupsi yang terdiri
dari kerugian keuangan negara, suap-menyuap, pemerasan,
perbuatan curang, penggelapan dalam jabatan,benturan
kepentingan dalam pengadaan dan gratifikasi. Nilai- nilai karakter
yang terkandung dalam anti korupsi yaitu jujur, peduli, mandiri,
disiplin, berani, adil, kerja keras, sederhana, dan tanggung jawab.

31
E. Tinjaun Umum Tentang TCM dan TB

Terobosan terbaru diagnostik tuberkulosis (TB) yang lebih cepat


dan akurat sudah diterapkan di berbagai rumah sakit di negara-negara
dunia. Tes Cepat Molekuler (TCM) atau istilahnya rapid molecular
diagnostic mampu menggantikan tes diagnostik TBC melalui mikroskop.
Tes tersebut memeriksa kuman pada dahak pasien, apakah pasien positif
kena TBC atau tidak.
Pemeriksaan sampel dahak menggunakan amplifikasi asam
nukleat berbasis cartridge untuk diagnosis tuberkulosis cepat simultan dan
uji sensitivitas antibiotik cepat. Diagnostik ini juga dilakukan secara real-
time sehingga hasil tes dahak dapat diketahui dalam waktu kurang dari
dua jam berkisar 90 menit. Pasien tidak perlu terlalu lama menunggu hasil
tes. Dokter dapat melakukan tindakan secara cepat bila pasien positif
TBC. Saat menggunakan pemeriksaan TCM, kuman yang mati masih bisa
diperiksa. Ini dikarenakan TCM dapat menganalisis DNA kuman.
TBC (tuberkulosis) disebabkan oleh infeksi kuman dengan nama
yang sama, yaitu Mycobacterium tuberculosis. Kuman atau bakteri ini
menyebar di udara melalui percikan ludah penderita, misalnya saat
berbicara, batuk, atau bersin. Meski demikian, penularan TBC
membutuhkan kontak yang cukup dekat dan cukup lama dengan
penderita, tidak semudah penyebaran flu. Makin lama seseorang
berinteraksi dengan penderita TBC, semakin tinggi risiko untuk tertular.
Misalnya, anggota keluarga yang tinggal serumah dengan penderita TBC.

32
BAB III
TUGAS UNIT KERJA DAN TUGAS PESERTA

A. Profil Organisasi (MASUKKAN PHOTO PUSKESMAS)


1. Dasar Hukum Pembentukan Organisasi
Puskesmas adalah fasilitas pepelayanan kesehatan yang
menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya
kesehatan perseorangan tingkatpertama, dengan lebih mengutamakan
upaya promotif dan preventif, untuk mencapai derajat kesehatan
masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah kerjanya
Prinsip penyelenggaraan Puskesmas yaitu Paradigma Sehat;
Pertanggungjawaban Wilayah; Kemandirian masyarakat; Pemerataan;
Teknologi tepat guna; dan Keterpaduan dan kesinambungan
Dasar Hukum Pusat Kesehatan Masyarakat, yaitu:
a. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2004 tentang
Praktik Kedokteran;
b. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang
Kesehatan;
c. Undang-Undang Republik IndonesiaNomor 36 Tahun 2014 tentang
Tenaga Kesehatan;
d. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 269 Tahun
2008 tentang Rekam Medis
e. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75 Tahun
2014 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat;
f. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 46 Tahun
2015 tentang Akreditasi Puskesmas, Kinik Pratama Tempat Praktek
Mandiri Dokter dan Tempat Praktek mandiri Dokter Gigi;
g. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 44 Tahun
2016 tentang pedoman Manajemen Puskesmas.

2. Wilayah Kerja dan Demografi


Puskesmas Donorojo terletak didesa Clering kecamatan Donorojo
merupakan Puskesmas Rawat Inap & Puskesmas Layak Persalinan. Letak
geografis Puskesmas Donorojo berbatasan dengan:
33
Sebelah Barat : Wilayah Puskesmas Keling II
Sebelah Timur : Kabupaten Pati
Sebelah Selatan : Wilayah Puskesmas Keling I
Sebelah Utara : Laut Jawa
Meliputi tanah kering, tanah persawahan, tanah basah, tanah
perkebunan, bukit, pegunungan dan tanah keperluan fasilitas umum.
Dengan ketinggian< 500 meter diatas permukaan laut. Dengan suhu udara
antara 28 – 32 C.
Tabel 3.1

Topografi Desa
Kode
Desa Pesisir/te Lembah/daera Lereng/punggun
wilayah Dataran
pi laut h aliran sungai g bukit
001 Sumberrejo - - √ -
002 Clering √ - - -
003 Ujungwatu √ - - -
004 Banyumanis √ - - -
005 Tulakan - - - √
Bandungharj √ - - -
006
o
007 Blingoh - - - √
008 Jugo - - √ -
Jumlah 4 2 2
Geografis/Topografis desa/Kelurahan
Sumber : Kecamatan Donorojo Dalam Angka Tahun 2018

Tabel 3.1 diatas menunjukkan wilayah kerja Puskesmas Donorojo


bervariasi dalam hal topografinya, mulai dari pesisir sampai pada
pegunungan, hal ini merupakan tantangan bagi Puskesmas untuk bisa
memberikan pepelayanan yang bervariasi pula menyesuaikan dengan
keadan sosial masyarakat.
Wilayah kerja yang menjadi tanggung jawabnya memiliki Luas 108,64
Km², meliputi : 8 desa dengan 262 RT, 56 RW dan 18.543 Rumah Tangga
yang terinci pada tabel berikut:
34
Tabel 3.2
Luas Wilayah dan Kepadatan Penduduk per Km²
Kode Luas Wilayah Kepadatan
Desa Jumlah Penduduk
wilayah per Km² Penduduk per Km²
001 Sumberrejo 6.53 3.034 465
002 Clering 23.67 5.725 242
002 Ujungwatu 11.67 5.523 473
004 Banyumanis 22.34 8.646 387
005 Tulakan 15.33 14.715 960
006 Bandungharjo 10.50 7.691 732
007 Blingoh 14.40 10.044 698
008 Jugo 4.20 1.636 390
Jumlah 108.64 57.014 525
Sumber : Kecamatan Donorojo Dalam Angka Tahun 2018

3. Visi, Misi, Motto, Tata Nilai


a. Visi Puskesmas Donorojo adalah Menjadi Puskesmas yang
memberikan pepelayanan paripurna dalam mewujudkan Donorojo
sehat
- Donorojo Sehat adalah masyarakat di wilayah kerja UPTD
Puskesmas Donorojo yang memiliki kondisi sehat baik secara
fisik, mental, spiritual maupun sosial yang memungkinkan setiap
orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis.
- Paripurna adalah pepelayanan yang sesuai dengan prosedur
dengan tenaga kesehatan yang profesional dibidangnya sehingga
terjamin pepelayanan yang prima

b. Misi Puskesmas Donorojo


- Mendorong kemandirian masyarakat untuk berperilaku hidup
bersih dan sehat.
- Menggerakkan kemitraan dan peran serta masyarakat dalam
pembangunan dibidang kesehatan.

35
- Memberikan pepelayanan kesehatan yang bermutu, merata dan
terjangkau.
- Meningkatkan mutu sumber daya kesehatan melalui
pengembangan profesionalisme.
- Mengembangkan sistem informasi kesehatan terpadu sesuai
dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
c. Motto Puskesmas Donorojo
Melayani dengan Ramah, Tanggap, Cepat dan Berkualitas
d. Tata Nilai Puskesmas Donorojo
S = Santun (dalam tutur kata dan perilaku)
E = Empati (melayani dengan sepenuh hati)
H = Handal (memberikan pepelayanan oleh tenaga profesional)
A = Adil (pepelayanan yang merata dan tidak membeda-bedakan)
T= Teladan (menjadi panutan masyarakat dalam berperilaku sehat)
I = Inovatif (selau berinovasi untuk peningkatan mutu pepelayanan)
e. Komitmen
Seluruh staf UPTD Puskesmas Donorojo berkomitmen :
“Kami karyawan / karyawati puskesmas donorojo berkomitmen untuk
mewujudkan pepelayanan kesehatan yang paripurna melalui Re-
Akreditasi Nasional Tahun 2020”

f. Kebijakan Mutu Puskesmas Donorojo


“Seluruh Karyawan Puskesmas Donorojo berkewajiban untuk
memberikan pepelayanan kesehatan yang komprehensif kepada
masyarakat dan berperan aktif untuk meningkatkan mutu pepelayanan
dan keselamatamn pasien guna tercapainya visi dan misi Puskesmas
Donorojo”.
g. Strategi
Pendekatan kepada para Stake holder pembangunan agar dalam
melaksanakan pembangunan selalu mempertimbangkan dampak
kesehatan yang dapat timbul (Pembangunan yang berwawasan
kesehatan).
Meningkatkan Kerjasama Lintas Program dan Lintas Sektor yang
terkait.Menyelenggarakan program upaya peningkatan kesehatan
36
masyarakat melalui kegiatan pembinaan dan pemeliharan kesehatan
masyarakat meliputi promosi kesehatan, pemberantasan penyakit,
penyehatan lingkungan, perbaikan gizi, peningkatan kesehatan keluarga
termasuk KB dan pengobatan dasar serta upaya kesehatan masyarakat
lainnya sesuai kebutuhan.
Meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan kemampuan
petugadalam memberikan pepelayanan kesehatan yang bermutu kepada
masyarakat.
Berupaya melengkapi dan meningkatkan sarana prasarana
pepelayanan melalui perencanaan yang mantap dan mengusulkannya
kekabupaten
.Berupaya menyelenggarakan pepelayanan rawat jalan dan rawat inap
yang bermutu, merata dan terjangkau melalui pepelayanan rawat jalan di
Puskesmas, Puskesmas Pembantu,Puskesmas Keliling dan Pos
Kesehatan Desa serta Rawat Inap

B. Tugas Pokok dan Jabatan Peserta Latsar


Dalam Keputusan Menteri Pendayagunaan Apratur Negara Nomor:
PER/08/M.PAN/3/2006 tentang Jabatan Fungsional Pranata Laboratorium
Kesehatandan Angka Kreditnya, diterangkan bahwa Pranata Laboratorium
Kesehatan adalah Pegawai Negeri Sipil yang diberi tugas, tanggung jawab,
wewenang, dan hak secara penuh oleh pejabat yang berwenang untuk
melakukan kegiatan pelayanan laboratorium kesehatan pada laboratorium
kesehatan. (PERMENPAN, 2016)
Rincian kegiatan penulis sebagai calon pranata laboratorium yang
tercantum dalam Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara
Nomor: PER/08/M.PAN/3/2006 pasal 5 yaitu: tugas pokok Pranata
Laboratorium Kesehatan adalah melaksanakan tugas pelayanan
laboratorium kesehatan meliputi bidang hematologi, kimia klinik, mikrobiologi,
imunoserologi, toksikologi, kimia lingkungan, patologi anatomi (histopatologi,
sitopatologi, histokimia, imunopatologi, patologi molekuler), biologi dan fisika.
(PERMENPAN, 2016)

37
C. Role Model
Gambar 3.2 Role Model

Dalam hal ini role model bagi penulis adalah Kepala UPTD Puskesmas
Donorojo Kabupaten Jepara, dr. Al Manaf. Beliau adalah panutan, inspirasi, contoh,
dan teladan bagi penulis. Beliau bisa menempatkan diri pada situasi yang ada, bisa
tetap berwibawa tanpa membuat batas antara pimpinan dan yang dipimpin. Beliau
selalu memberikan solusi yang terbaik dan objektif terhadap masalah untuk
kepentingan puskesmas atau masyarakat bukan siapa yang menyampaikan
melainkan melihat apa yang disampaikan saat menerima masukan.
Dalam implementasi ANEKA, dapat dijelaskan bahwa beliau memiliki sifat –
sifat sesuai dengan nilai – nilai dasar ASN, yaitu :
1. Akuntabilitas
Beliau memiliki jiwa kepemimpinan yang mumpuni, tanggung jawab terhadap
pekerjaan, selalu berusaha menjadi pemimpin yang merangkul staf dan partner
kerjanya.
2. Nasionalisme
Bapak dr. Al Manaf adalah pribadi yang memiliki jiwa nasionalis didasari dari sifat
dan sikap yang selalu menjunjung tinggi nilai – nilai yang terkandung di dalam
Pancasila.
3. Etika publik
Diwujudkan dalam sikap Beliau yang penuh sopan santun berwibawa tanpa
merendahkan orang lain.
4. Komitmen mutu
Beliau selalu berkomitmen untuk menjaga kualitas dirinya sehingga tidak
merugikan orang lain dalam hal apapun.
5. Anti korupsi
38
Menjunjung tinggi kejujuran dalam setiap lini kehidupan dalam hal pribadi
maupun pekerjaan.

39
BAB IV
RANCANGAN KEGIATAN AKTUALISASI DAN HABITUASI

A. Daftar Rancangan Kegiatan Aktualisasi dan Keterkaitan dengan Substansi


Mata Pelatihan.

1. Unit Kerja
UPTD Puskesmas Donorojo
2. Isu yang diangkat
Kurang optimalnya pelaporan dan penerimaan hasil pemeriksaan tcm
pada pasien suspect tb di Puskesmas Donorojo Kabupaten Jepara
3. Judul Rancangan Aktualisasi
Optimalisasi pelaporan dan penerimaan hasil pemeriksaan tcm pada
pasien suspect tb di Puskesmas Donorojo Kabupaten Jepara
4. Gagasan Penyelesaian Isu
a Melakukan kerja sama dengan kurir yang mengirimkan sampel ke
RSUD. Rehatta kelet untuk pemberitahuan informasi cepat
pengambilan sampel melaui media whatsapp (Inovasi)
b Melakukan koordinasi dengan petugas laboratorium RSUD. Rehatta kelet
untuk optimalisasi pemberian informasi hasil pemeriksaan TCM yang
cepat melalui pesan media Whatsapp/hasil laboratorium di photo dan
untuk surat hasil laboratoratorium bisa menyusul. (Inovasi)
c Membuat jarigan komunikasi dengan para kader tb melalui group media
whatsapp (Inovasi)
d Melakukan pendataan nomor telepon pasien suspect tb supaya dapat
memberikan informasi keluarnya hasil pemeriksaan TCM. (Inovasi)
e Melakukan pelayanan dengan pemberian informasi melalui pesan singkat
yang dikirimkan lewat Whatsapp dan SMS (Inovasi)
f Melakukan penyuluhan tentang tb pada pasien suspect tb di Puskesmas
Donorojo dengan menggunakan poster. (Inovasi)

40
Tabel 4.1. Daftar Rancangan Kegiatan Aktualisasi

No Kegiatan Tahap Kegiatan Output / Hasil Keterkaitan Nilai-Nilai Konstribusi terhadap Penguatan
Dasar ANEKA Visi Misi Organisasi Nilai
Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
1. Melakukan kerja Output Global : Terlaksananya kerja sama dengan kurir Kegiatan ini Nilai-nilai
sama dengan kurir berkontribusi dalam akuntabilitas,
Akuntabilitas
yang mengirimkan mewujudkan etika publik,
sampel ke RSUD. 1. Membuat konsep 1. Tersedianya konsep (jelas dan cermat) misi Puskesmas
kerja sama kerja sama yang akan di nasionalisme,
Rehatta kelet untuk Donorojo point 3 yaitu
pemberitahuan dengan kurir sampaikan ke kurir. Saya membuat konsep “Memberikan pelayanan komitmen
informasi cepat pengiriman kerja sama dengan kesehatan yang mutu, dan anti
pengambilan sampel. kurir pengiriman bermutu, merata dan korupsi
sampel melaui dengan jelas dan terjangkau” dan point 5 menguatkan
media whatsapp yaitu “mengembangkan capaian nilai
cermat.
sistem informasi organisasi
Akuntabilitas
(Sumber Inovasi) 2. Membuat jadwal 2. Tersedianya jadwal kesehatan yang terpadu
pertemuan pertemuan dengan kurir (jelas ) kreatif dan
sesuai dengan
dengan kurir pengirim sampel. perkembangan ilmu inovatif
pengirim sampel. Saya membuat jadwal pengetahuan dan
. pertemuan dengan teknologi”.
kurir pengiriman
Kegiatan ini dapat
dengan jelas.
mendukung dalam
mewujudkan
visi Puskesmas
Donorojo yaitu “Menjadi
Puskesmas yang
memberikan pelayanan
paripurna dalam
mewujudkan Donorojo
sehat”

44
3. Melakukan 3. Terlaksananya konsultasi Etika Publik:
konsultasi dengan kepala (sopan, santun
dengan kepala puskesmas dengan dan respect)
puskesmas untuk sopan, santun dan penuh
mendapatkan respect dan disetujuinya Saya melakukan
persetujuan kerja sama dengan kurir konsultasi dengan
terkait kerja pengiriman sampel. kepala puskesmas
sama dengan dengan sopan dan
kurir pengiriman santun.
sampel.
4. Membuat 4. Tersedianya undangan Komitmen Mutu
undangan dan dan telah terkirimnya (efisien),
mengiriman undangan kepada kurir
undangan lewat whatsapp. Saya melakukan
kepada kurir pengiriman undangan
lewat whatsapp. dengan efisien.

5. Melakukan 5. Melakukan pertemuan Nasionalisme


pertemuan dengan kurir (kerjasama)
dengan kurir pengiriman untuk
pengiriman mendapatkan Saya melakukan
untuk persetujuan kerja kerjasama dengan
mendapatkan sama pemberitahuan kurir pengirim
persetujuan informasi lewat sampel
kerja sama whatsapp
pemberitahuan
informasi lewat
whatsapp.

45
6. Melaksanakan 6. Terlaksananya evaluasi Anti Korupsi
evaluasi kerja kerja sama yang terjain (tanggung jawab)
sama dengan dengan kurir pengirim.
kurir pengirim Saya melaksanakan
sampel. evaluasi kegiatan
dengan penuh
tanggung jawab.
Fortofolio : foto dan dokumen

2. Melakukan Output Global : Terlaksananya kerja sama dengan kurir Pelaksanaan


koordinasi dengan 1. Membuat konsep 1. Tersedianya konsep Komitmen mutu pengadaan warung
petugas Saya bertanggung jawab kejujuran dapat
laboratorium koordinasi koordinasi yang akan di
dengan membuat konsep berkontribusi dalam
RSUD. Rehatta dengan petugas sampaikan ke petugas
yang bermutu mewujudkan misi no 6
kelet untuk laboratorium laboratorium
optimalisasi RSUD.Rehatta RSUD.Rehatta sekolah yaitu
pemberian mencetak peserta
informasi hasil 2. Membuat jadwal 2. Tersedianya jadwal Akuntabilitas didik yang berbudi
pemeriksaan TCM pertemuan pertemuan koordinasi (jelas ) pekerti luhur. Serta
yang cepat melalui untuk mendukung visi
koordinasi dengan petugas
pesan media
dengan petugas laboratorium Saya membuat jadwal sekolah yaitu “optimal
Whatsapp/hasil
laboratorium di laboratorium RSUD.Rehatta.. pertemuan dengan kurir dalam berprestasi dan
photo dan untuk RSUD.Rehatta. pengiriman dengan santun dalam
surat hasil . jelas. berperilaku”
laboratoratorium

46
bisa menyusul. 3. Melakukan 3. Terlaksananya konsultasi Etika Publik:
(Inovasi) konsultasi dengan dengan kepala (sopan, santun dan
kepala puskesmas puskesmas dengan respect)
untuk mendapatkan sopan, santun dan penuh
persetujuan terkait respect dan disetujuinya Saya melakukan
kerja sama dengan kerja sama dengan konsultasi dengan
petugas laboratorium dengan petugas kepala puskesmas
RSUD.Rehatta laboratorium dengan sopan dan
RSUD.Rehatta santun.

4. Melakukan 4. Terlaksananya koordinasi Etika Publik


koordinasi dengan dengan adanya persetujuan (sopan, santun dan
petugas laboratorium terkait jadwal pertemuan dan respect)
bersedianya meluangkan
RSUD.Rehatta terkait
waktu untuk pertemuan
jadwal pertemuan tersebut. Saya melakukan
yang telah dibuat. koordinasi dengan
petugas laboratorium
RSUD.Rehatta dengan
sopan dan santun.

5. Melakukan 5.Terlaksananya pertemuan Nasionalisme


pertemuan koordinasi dan persetujuan (kerjasama)
koordinasi dengan kerja sama dari pihak
RSUD.Rehata.
petugas laboratorium Saya melakukan
RSUD.Rehatta untuk kerjasama dengan
mendapatkan petugas laboratorium
persetujuan kerja RSUD.Rehatta.
sama pemberitahuan
informasi lewat
whatsapp.

47
6. Melaksanakan 6. Terlaksananya evaluasi Anti Korupsi
evaluasi kerja sama kerja sama yang terjain (tanggung jawab)
dengan petugas dengan kurir pengirim.
laboratorium Saya melaksanakan
RSUD.Rehatta. evaluasi kegiatan
dengan penuh
tanggung jawab.

48
3 Membuat jarigan Output Global : Terbentuknya jaringan komunikasi group whatsapp dengan
komunikasi dengan para kader tb.
para kader tb
1. Membuat konsep 1. Tersedianya konsep kerja Akuntabilitas
melalui group
kerja sama sama yang akan di (jelas dan cermat)
media whatsapp
(Sumber Inovasi) dengan petugas sampaikan ke petugas Saya membuat konsep
laboratorium laboratorium kegiatan warung
RSUD.Rehatta RSUD.Rehatta kejujuran jelas dan
cermat.

2. Melakukan 2. Terlaksananya Etika Publik:


konsultasi dengan konsultasi dengan (sopan, santun
kepala puskesmas kepala puskesmas dan respect)
untuk mendapatkan
dengan sopan, santun
persetujuan terkait
membuat jaringan dan penuh respect dan Saya melakukan
kamunikasi lewat disetujuinya pembuat konsultasi dengan
group whatsapp jaringan kamunikasi kepala puskesmas
dengan para kader lewat group whatsapp dengan sopan dan
tb. dengan para kader tb. santun.

3. Melakukan 3.Tersediannya daftar data Akuntabilitas


pendataan nomor whatsapp para (Jelas)
nomor whatsapp kader tb. Saya mendata
para kader tb. nomor whatsapp
dengan prinsip
kejelasan.
4

4. Membuat group WA . 4. Tersedianya group WA Komitmen Mutu


bagi para kader tb sebagai wadah informasi bagi (Efisiensi)
sebagai wadah para kader tb
informasi. Saya membuat group
whatsapp sebagai
wadah pemberian
informasi dengan
prinsip efisiensi.

49
5. Melakukan 5. Terlaksananya koordinasi Nasionalisme
koordinasi dengan dengan rekan sejawat dan (kerjasama)
rekan sejawat disetujuinya untuk
supaya mendapat bergabung dengan group
Saya melakukan
persetujuan untuk whatsapp
bergabung dengan koordinasi dengan
group whatsapp. rekan sejawat
supaya
terbentuknya kerja
sama

6. Melaksanakan 6. Terlaksananya evaluasi Anti Korupsi


evaluasi keefektifan keefektifan jarigan (tanggung jawab)
jarigan komunikasi komunikasi group
group whatsapp yang whatsapp yang menjadi Saya
menjadi wadah wadah informasi bagi para melaksanakan
informasi bagi para kader tb. evaluasi kegiatan
kader tb. dengan penuh
tanggung jawab.

4 Melakukan 1. Membuat konsep 1. Tersedianya konsep Akuntabilitas


pendataan nomor pendataan nomor pendataan nomor (jelas dan cermat)
telepon pasien Saya membuat
telepon pasien telepon pasien
supaya dapat
suspect tb suspect tb supaya konsep kegiatan
memberikan
informasi supaya dapat dapat memberikan warung kejujuran
keluarnya hasil memberikan informasi keluarnya jelas dan
pemeriksaan TCM. informasi hasil pemeriksaan cermat.
(Inovasi) keluarnya hasil TCM
pemeriksaan
TCM

50
2. Melakukan konsultasi 2. Terlaksananya Etika Publik:
dengan kepala konsultasi dengan (sopan, santun
puskesmas untuk kepala puskesmas dan respect)
mendapatkan
dengan sopan, santun
persetujuan terkait
pendataan nomor dan penuh respect dan Saya melakukan
telepon pasien disetujuinya konsultasi dengan
suspect tb pendataan nomor kepala puskesmas
telepon pasien suspect dengan sopan dan
tb santun.

3. Menambahkan kolom 3. Tersedianya kolom


nomor telepon pada nomor telepon pada buku
buku register pasien tb. register pasien tb.

4. Melakukan 3.Tersediannya daftar data Akuntabilitas


pendataan nomor nomor para kader tb. (Jelas)
telepon pasien Saya mendata
suspect tb yang nomor
akan melakukan whatsapp
pemeriksaan tcm. dengan prinsip
kejelasan.
5. Menyampaikan 5. Tersampaikannya 6. Melaksanakan
informasi dan informasi serta sudah evaluasi keefektifan
penjelasan mengertinya pasien jarigan komunikasi
pengambilan hasil terhadap penjelasan group whatsapp yang
pemeriksaan tcm terkait penginformasian menjadi wadah
pengambilan hasil informasi bagi para
pemeriksaan tcm kader tb.
6. Melaksanakan 6. Terlaksananya evaluasi Anti Korupsi
evaluasi terkait terkait keefektifan (tanggung jawab)
keefektifan pendataan nomor telepon
pendataan nomor untuk menyampaikan Saya
51
telepon untuk informasi. melaksanakan
menyampaikan evaluasi kegiatan
informasi. dengan penuh
tanggung jawab.

5 Melakukan 1. Membuat konsep 1 Tersedianya konsep Akuntabilitas


pelayanan dengan pelayanan pelayanan dengan (jelas dan cermat)
pemberian pemberian informasi Saya membuat
dengan
informasi lewat konsep kegiatan
pemberian lewat media Whatsapp
media Whatsapp
dan SMS (Inovasi) informasi lewat dan SMS untuk warung kejujuran
media Whatsapp menginformasikan jelas dan
dan SMS untuk bahwa hasil cermat.
menginformasika pemeriksaan tcm
n bahwa hasil sudah keluar.
pemeriksaan tcm
sudah keluar.

2. Melakukan konsultasi 2. Terlaksananya Etika Publik:


dengan kepala konsultasi dengan (sopan, santun
puskesmas untuk kepala puskesmas dan respect)
mendapatkan
dengan sopan, santun
persetujuan terkait
pemberian dan penuh respect dan Saya melakukan
pelayanan informasi disetujuinya konsultasi dengan
pengambilan hasil menjalankan kepala puskesmas
pemeriksaan tcm pelayanan pemberian dengan sopan dan
lewat whatsapp atau informasi pengambilan santun.
sms. hasil pemeriksaan tcm
lewat whatsapp atau
sms.

52
3. Melakukan 5. Terlaksananya Nasionalisme
sosialisasi dengan sosialisasi dengan rekan (kerjasama)
rekan sejawat supaya sejawat supaya
menjalankan menjalankan pelayanan
Saya melakukan
pelayanan dengan dengan pemberian
pemberian informasi informasi lewat media koordinasi dengan
lewat media Whatsapp Whatsapp dan SMS pada rekan sejawat
dan SMS pada pasien pasien suspect tb. supaya terbentuknya
suspect tb. kerja sama

4. Melakukan 4. Tersedianya pesan yang


pengetikkan pesan akan dikirimkan kepada
singkat yang akan pasien suspect tb lewat
dikirimkan lewat whatsapp atau sms.
whatsapp atau sms
kepada pasien suspect
tb.
5. Mengirimkan pesan 5. Terlaksananya pengiriman
singkat melalui sms atau pesan singkat sebagai
whatsapp kepada pemberitahuan pengambilan
pasien suspect tb yang hasil pemeriksaan tcm melalui
melakukan pemeriksaan whatsapp atau sms.
tcm

6. Melaksanakan 6. Terlaksananya evaluasi


evaluasi terkait terkait pelayanan dengan
pelayanan dengan pemberian informasi lewat
Whatsapp dan SMS untuk
pemberian informasi
pengambian hasil
lewat Whatsapp dan pemeriksaan tcm.
SMS untuk
pengambian hasil
pemeriksaan tcm.

53
6 Melakukan 1. Membuat konsep 1. Tersedianya konsep Akuntabilitas
penyuluhan penyuluhan tentang penyuluhan tentang (jelas dan cermat)
tentang Saya membuat
optimalisasi optimalisasi pelaporan dan
optimalisasi konsep kegiatan
pelaporan dan pelaporan dan penyerahan hasil
penyerahan hasil penyerahan hasil pemeriksaan tcm pada warung kejujuran
pemeriksaan tcm pemeriksaan tcm pasien suspect tb. jelas dan
pada pasien pada pasien suspect cermat.
suspect tb dengan tb.
menggunakan
poster. 2. Melakukan konsultasi 2. Terlaksananya Etika Publik:
dengan kepala konsultasi dengan (sopan, santun
puskesmas untuk kepala puskesmas dan respect)
mendapatkan
dengan sopan, santun
persetujuan terkait
penyuluhan tentang dan penuh respect dan Saya melakukan
optimalisasi disetujuinya konsultasi dengan
pelaporan dan melakukan penyuluhan kepala puskesmas
penyerahan hasil tentang optimalisasi dengan sopan dan
pemeriksaan tcm pelaporan dan santun.
pada pasien suspect penyerahan hasil
tb dengan
pemeriksaan tcm pada
menggunakan
poster. pasien suspect tb
dengan menggunakan
poster.

3. Membuat desain 3. Tersedianya desain


poster penyuluhan poster penyuluhan
yang menarik
4. Mencetak poster 4. Tersedianya poster 1. Anti Korupsi
penyuluhan penyuuhan Kejujuran, diwujudkan
dalam sikap
mencetak print out
secara mandiri

54
5. Melakukan koordinasi 5. Terlaksananya koordinasi
dengan rekan dengan rekan sejawat terkait
sejawat terkait penyuluhan optimalisasi
penyuluhan pelaporan dan penyerahan
optimalisasi hasil pemeriksaan tcm
pelaporan dan dengan menggunakan poster.
penyerahan hasil
pemeriksaan tcm
dengan
menggunakan
poster.

6. Sudah tertempelnya poster


6. Melakukan penyuluhan optimalisasi
penempelan poster pelaporan dan
penyuluhan penyerahan hasil
optimalisasi pemeriksaan tcm pada
pelaporan dan tempat yang dapat
penyerahan hasil dengan mudah dilihat oleh
pemeriksaan tcm pasien.
pada tempat yang
dapat dengan
mudah dilihat oleh
pasien.

55
56
57
Melaksanakan 1. Membuat konsep 1. Tersedianya konsep Akuntabilitas (jelas dan Pelaksanaan story
story telling kegiatan strory kegiatan story telling cermat) telling dengan komik
dengan komik telling dengan dengan komik Saya membuat konsep dapat berkontribusi
anti korupsi komik kegiatan story telling dalam mewujudkan
(Sumber : dengan jelas dan misi no 6 sekolah
Inovasi ) cermat. yaitu mencetak
2. Melakukan 2. Terlaksanannya Etika Publik: peserta didik yang
konsultasi konsultasi dengan (sopan, santun dan berbudi pekerti luhur.
dengan kepala sopan, santun dan penuh respect) Serta untuk
sekolah terkait respect sehingga mendukung visi
kegiatan story disetujuinya kegiatan Saya melakukan sekolah yaitu “optimal
telling dengan story telling dengan konsultasi dengan dalam berprestasi dan
komik komik kepala sekolah ketika santun dalam
akan mengadakan berperilaku”
suatu kegiatan dengan
sopan, santun, dan
penuh respect
3. Mempersiapkan 3 Tersediannya story telling Komitmen mutu
komik anti dengan komik (efisien dan efektifitas)
korupsi
Saya mempersiapkan
komik anti korupsi
dengan baik
4. Melaksanakan 4. Terlaksananya story Nasionalisme
story telling dengan telling dengan komik secara (persatuan)
komik secara bersama –sama
bersama sama Terlaksananya story
telling dengan
persatuan

58
5. Melaksanakan 5. Terlaksananya evaluasi Anti Korupsi
evaluasi kegiatan kegiatan story telling (jujur dan penuh
story telling dengan komik tanggung jawab)
dengan komik
Melaksanakan evaluasi
kegiatan dengan jujur
dan penuh tanggung
jawab)
.
Fortofolio : foto dan dokumen

4 Menayangkan Output Global: Terlaksananya penayang film anti korupsi Pelaksanaan


film anti korupsi penayangan film anti
(Sumber : 1. Membuat konsep 1.Tersedianya konsep Akuntabilitas korupsi dapat
inovasi) kegiatan penayangan kegiatan penayangan film (jelas dan cermat) berkontribusi dalam
film anti korupsi anti korupsi mewujudkan misi no 6
Saya membuat konsep sekolah yaitu
kegiatan penayangan mencetak peserta
film anti korupsi jelas didik yang berbudi
dan cermat. pekerti luhur. Serta
2. Melakukan 2. Terlaksananya kegiatan Etika Publik: untuk mendukung visi
konsultasi dengan konsultasi dengan (sopan, santun dan sekolah yaitu “optimal
kepala sekolah sopan, santun dan penuh respect) dalam berprestasi dan
terkait kegiatan respect sehingga santun dalam
penayangan film disetujuinya kegiatan Saya melakukan berperilaku”
anti korupsi penayangan film konsultasi dengan
kepala sekolah ketika
akan mengadakan
suatu kegiatan dengan

59
sopan, santun, dan
penuh respect
3.Menyiapkan 3. Tersedianya peralatan Komitmen Mutu
peralatan untuk untuk menayangkan film (efisien),
menayangkan film anti korusi.
anti korusi Saya meminta peserta
didik untuk membantu
-lcd mempersiapkan
peralatan agar lebih
cepat dan efisien
4.Melakukan 4. Adanya koordinasi Nasionalisme:
koordinasi dengan dengan teman sejawat Perwujudan Pancasila
teman sejawat dalam penayangan film sila ketiga, yaitu
dalam anti korupsi bersama- menciptakan persatuan
menayangkan film sama antar teman gotong
anti korupsi royong

5. Melaksanakan 5. Adanya kegiatan Akuntabilitas:


penayangan film penayangan film anti Saya melaksanakan
anti korupsi korupsi kegiatan penayangan
film dengan jelas

6. Melaksanakan 6. Terlaksananya evaluasi Anti Korupsi


evaluasi penayangan film anti (jujur dan penuh
penayangan film korupsi tanggung jawab)
anti korupsi
Melaksanakan evaluasi
kegiatan dengan jujur
dan penuh tanggung
jawab)

60
Fortofolio : foto dan dokumen

5. Melaksanakan Output Global : Terlaksanannya permainan terajana Pelaksanaan


permainan permainan terajana
1. Membuat konsep 1. Tersedianya konsep Akuntabilitas
terajana dapat berkontribusi
kegiatan kegiatan permainan (jelas dan cermat)
(Sumber: dalam mewujudkan
permainan terajana terajana
Inovasi) misi no 6 sekolah
Saya membuat konsep
yaitu mencetak
kegiatan permainan
peserta didik yang
terajana dengan jelas
berbudi pekerti luhur.
dan cermat.
Serta untuk
mendukung visi
2. Melakukan 2. Mendapat persetujuan Etika Publik:
sekolah yaitu “optimal
konsultasi dengan dari kepala sekolah (sopan, santun dan
dalam berprestasi dan
kepala sekolah terkait kegiatan respect)
santun dalam
terkait kegiatan permainan terajana
berperilaku”
permainan terajana Saya melakukan
konsultasi dengan
kepala sekolah ketika
akan mengadakan
suatu kegiatan dengan
sopan, santun, dan
penuh respect
Akuntabilitas
3.Menyiapkan 3. Tersedianya peralatan (tanggung jawab)
peralatan kegiatan kegiatan permainan
permainan terjana terajana Saya menyiapkan
peralatan kegiatan
permainan terajana
dengan penuh
tanggung jawab

61
4. Melakukan 4. Terlaksananya koordinasi Nasionalisme:
koordinasi dengan dengan teman sejawat (kerjasama )
teman sejawat permainan terjana
mengenai Saya melaksanakan
permainan terjana kerjasama dengan
teman sejawat
mengenai permainan
terajana
5. Melaksanakan 5.Terlaksannya kegiatan Komitmen Mutu
kegiatan permainan terajana (inovatif)
permainan terjana Saya
melaksanakankegiatan
yang inovatif
menggunakan
permainan terajana
6. Melaksanakan 6. Terlaksananya Anti Korupsi
evaluasi kegiatan evaluasi kegiatan (jujur, adil, dan penuh
permainan permainan terjana tanggung jawab)
terjana Melaksanakan evaluasi
kegiatan dengan jujur,
adil, dan penuh
tanggung jawab)

Fortofolio : foto dan dokumen

62
B. Jadwal Rancangan Aktualisasi
Program/Kegiatan : Optimalisasi Penanaman Pendidikan Karakter Anti Korupsi pada Peserta didik Kelas IV SDN 1
Bentangan Kecamatan Wonosari Kabupaten Klaten
Waktu Pelaksanaan : 30 hari
Tabel 4.2 Jadwal Rancangan Aktualisasi

10 November
11 November
12 November
13 November

20 November

28 November

29 November

30 November
1 November

3 November
4 November
5 November
6 November
7 November
8 November
9 November

14 November

15 November
16 November

17 November

18 November

19 November

21 November

22 November

23 November

24 November

25 November

26 November

27 November
2 November

3 Desember

4 Desember

5 Desember

6 Desember
2 Desember
1 Desember
Bukti
No Kegiatan
Kegiatan

Melaksanakan
kegiatan Foto,
1 membuat jam Dokumen
anti telat

Melaksanakan Foto,
kegiatan Dokumen
2
mengadakan
warung
kejujuran

Foto,
Dokumen
Melaksanakan
3 kegiatan story
telling dengan
komik

63
Foto,
Menayangkan
Dokumen
film anti korupsi
4

Foto,
Melaksanakan Dokumen
5 kegiatan
permainan
terajana

: Libur Umum

: Hari Minggu

: Pelaksanaan Kegiatan

64
C. Antisipasi dan Strategi Menghadapi Kendala
Kegiatan habituasi rancangan aktualisasi nilai-nilai dasar
ASN akan dilaksanakan di UPTD Puskesmas Donorojo
Kecamatan Donorojo Kabupaten Jepara. Dalam pelaksanaannya
dimungkinkan terjadinya kendala-kendala yang berisiko
menghambat kegiatan yang telah direncanakan menjadi kurang
optimal. Oleh karena itu diperlukan antisipasi untuk menghadapi
kendala-kendala tersebut, sehingga dampak yang menghambat
kegiatan tersebut dapat diminimalisir. Antisipasi dalam
menghadapi kendala-kendala selama aktualisasi dapat dijelaskan
lebih lanjut pada tabel di bawah ini:
Tabel 4.3 Antisipasi dan Strategi Menghadapi Kendala
Kendala yang mungkin Antisipasi dan Strategi
No. Kegiatan
terjadi Menghadapi Kendala
1. Melaksanakan Peserta didik belum bisa Memberikan contoh
kegiatan membuat jam anti telat. bentuk jam anti telat
membuat jam kepada peserta didik
anti telat

2. Mengadakan Peserta didik belu paham Guru memberikan


warung mengenai adanya kegiatan pengertian kepada peserta
kejujuran warung kejujuran didik tentang warung
kejujuran
3. Melaksanakan Belum tersedianya komik Menyediakan komik anti
kegiatan story anti korupsi korupsi untuk dibaca
telling dengan peserta didik
komik

4. Menayangkan Terbatasnya sarana dan Menyediakan sarpras


film anti korupsi prasarana yang di butuhkan untuk
menayangkan film.
5. Melaksanakan Belum tersediannya Menyediakan permainan
kegiatan permainan terajana terajana agar bisa di
permainan mainkan peserta didik
terajana

55
BAB V
PENUTUP

Rancangan aktualisasi ini dibuat sebagai salah satu perwujudan


nilai-nilai dasar ASN dalam menjalankan tugas, yang diperoleh penulis
selama mengikuti kegiatan Pelatihan Dasar CPNS Golongan III
angkatan CCLXXXIX. Begitu juga dalam menjalankan aktualisasi dan
habituasi, selain mendasari pelaksanaan tugas pokok nilai-nilai dasar ini
juga senantiasa diaktualisasikan oleh penulis dalam rangka
mewujudkan visi dan misi SDN 1 Bentangan. Kegiatan aktualisasi dan
habituasi dilaksanakan 30 hari yaitu mulai tanggal 01 November 2019
– 06 Desember 2019. Dalam rancangan aktualisasi ini terdapat 5
kegiatan sebagai berikut:
6. Melaksanakan kegiatan membuat jam anti telat ( JAT ).
7. Mengadakan warung kejujuran.
8. Melaksanakan kegiatan story telling dengan komik.
9. Menayangkan film anti korupsi
10. Melaksanakan kegiatan permainan terajana.

Betapa pentingnya kegiatan pelaksanaan penanaman pendidikan


karakter anti korupsi peserta didik kelas IV SD Negeri 1 Bentangan
untuk membentuk karakter peserta didik yang anti korupsi maka di
butuhkannya dukungan dari semua warga sekolah guna
mewujudkannya. Melalui rancangan aktualisasi yang telah diuraikan
pada BAB sebelumnya, penulis berharap mampu
mengimplementasikan dan menghabituasi nilai-nilai dasar ANEKA dan
peran kedudukan ASN dengan baik dan benar ketika melaksanakan
kegiatan aktualisasi di SDN 1 Bentangan.

56
DAFTAR PUSTAKA
Lembaga Administrasi Negara, 2015. Akuntabilitas. Modul Pendidikan dan
Pelatihan Prajabatan Golongan I dan II. Jakarta: Lembaga
Administrasi Negara.

Lembaga Administrasi Negara, 2015. Nasionalisme.Modul Pendidikan dan


Pelatihan Prajabatan Golongan I dan II. Jakarta: Lembaga
Administrasi Negara.

Lembaga Administrasi Negara, 2015. Etika Publik. Modul Pendidikan dan


Pelatihan Prajabatan Golongan I dan II. Jakarta: Lembaga
Administrasi Negara.

Lembaga Administrasi Negara, 2015. Komitmen Mutu.Modul Pendidikan


dan Pelatihan Prajabatan Golongan I dan II. Jakarta: Lembaga
Administrasi Negara.

Lembaga Administrasi Negara, 2015. Anti Korupsi.Modul Pendidikan dan


Pelatihan Prajabatan Golongan I dan II. Jakarta: Lembaga
Administrasi Negara.

Lembaga Administrasi Negara, 2017. Pelayan Publik.Modul Pendidikan


dan Pelatihan Prajabatan Golongan I dan II. Jakarta: Lembaga
Administrasi Negara.

Lembaga Administrasi Negara, 2017. Whole of Government. Pendidikan


dan Pelatihan Prajabatan Golongan I dan II. Jakarta: Lembaga
Administrasi Negara.

Lembaga Administrasi Negara, 2017. Manajemen ASN. Modul Pendidikan


dan Pelatihan Prajabatan Golongan I dan II. Jakarta: Lembaga
Administrasi Negara.

Lembaga Administrasi Negara, 2015. Kesiapsiagaan Bela Negara Modul


Pendidikan dan Pelatihan Prajabatan Golongan I dan II. Jakarta:
Lembaga Administrasi Negara.

Lembaga Administrasi Negara, 2015. Wawasan Kebangsaaan Dan Nilai-


Nilai Bela Negara. Modul Pendidikan dan Pelatihan Prajabatan
Golongan I dan II. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem


Pendidikan Nasional. 2003. Jakarta.

57
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

A. Identitas Diri
Nama Lengkap dan Gelar Luk Endang Fetriyah, S.Pd.
Formasi Jabatan Guru Kelas
NIP 199102112019032006
Tempat Tanggal Lahir Klaten, 11 Februari 1991
Jenis Kelamin Perempuan
Alamat Jalan Tegalmulyo Rt 11 Rw 05
Kelurahan/Desa Bener
Kecamatan Wonosari
Kabupaten/Kota Klaten
Provinsi Jawa Tengah
Nomor Handphone 082136698391
Email lukendang.f@gmail.com
Instansi Kantor SD Negeri 1 Bentangan
Alamat Kantor Bentangan, Wonosari, Klaten

58
B. Riwayat Pendidikan
No Tingkat Nama Sekolah / Tempat Jurusan Lulus
PerguruanTinggi
1. SD SD Negeri 1 Klaten - 2003
Bentangan
2. SMP SMP Negeri 1 Klaten - 2006
Wonosari
3. SMA SMA Negeri 1 Klaten IPS 2009
Wonosari
4. S-1 Institut Agama Islam Surakarta Pend. 2014
Negeri Bahasa
Inggis
5. S-1 Universitas Terbuka Surakarta PGSD 2017

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini
adalah benar dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum.
Apabila di kemudian hari ternyata dijumpai ketidaksesuaian dengan
kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.

59

Anda mungkin juga menyukai