OLEH :
POLA KEMITRAAN
BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA ACEH
DENGAN BADAN KEPEGAWAIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA
MANUSIA KABUPATEN PIDIE
TAHUN 2021
LEMBAR PERSETUJUAN
LAPORAN AKTUALISASI
NILAI-NILAI DASAR PNS
3. Peserta
a. Nama : Dewi Ardilla Sari
b. NDH : 04
c. Jabatan : Pranata Laboratorium Kesehatan Terampil
4. Mentor
a. Nama : dr Ida Mulyani
b. NIP : 19911026 201903 2 008
c. Jabatan : Plt Kepala Puskesmas
5. Coach
a. Nama : Drs. Raja Muda, M.Si
b. NIP : 19610718 198803 1 004
c. Jabatan : Widyaiswara
Menyetujui,
Mentor Coach
ii
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN AKTUALISASI
NILAI-NILAI DASAR PNS
OLEH :
Rancangan Aktualisasi Nilai-nilai Dasar PNS telah diseminarkan pada tanggal 25 Mei 2021
Menyetujui,
Mentor Coach
PENGUJI
Dalam penulisan Laporan Aktualisasi Pelatihan Dasar PNS ini penulis telah
berusaha semaksimal mungkin dengan segala kemampuan dan pengetahuan yang
penulis miliki. Namun penulis menyadari bahwa dalam penulisan Laporan
Aktualisasi Pelatihan Dasar PNS ini masih ada kekurangan dan kejanggalan di dalam
isi maupun teknik penulisannya. Oleh karena itu dengan segala kerendahan hati
penulis sangat mengharapkan kritikan dan saran yang bersifat positif demi perbaikan
penulisan tugas Laporan Aktualisasi Pelatihan Dasar PNS ini. Demikianlah semoga
penulisan ini dapat bermanfaat bagi penulis sendiri pada khususnya dan pembaca
pada umumnya. Semoga allah SWT memberikan rahmat kepada kita semua. Aamin.
Penulis
iv
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBARAN JUDUL
LEMBARAN PERSETUJUAN
LEMBARAN PENGESAHAN
KATA PENGANTAR................................................................................................iii
DAFTAR ISI...............................................................................................................v
DAFTAR GAMBAR.................................................................................................vii
DAFTAR TABEL.....................................................................................................viii
DAFTAR SKEMA
BAB IV PENUTUP...................................................................................................47
4.1 KESIMULAN....................................................................................47
4.2 SARAN..............................................................................................47
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................48
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Halaman
Halaman
1
1.2 Visi dan Misi
3
1.6 Tugas fokok dan fungsi
Tugas Pokok
Dalam keputusan Menteri Kesehatan RI No. 128/MENKES/SK/2004 tentang
Kebijakan Dasar Pusat Kesehatan Masyarakat dinyatakan bahwa fungsi Puskesmas
adalah:
Pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan
Pusat pemberdayaan masyarakat
Pusat pelayanan kesehatan strata pertama
Puskesmas adalah unit pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten/ kota yang
bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya.
Fungsi
Jabatan Peserta adalah Sebagai Pranata Analis Laboratorium. Uraian tugas dan fungsi
Pranata Analis Laboratorium umum sesuai dengan fungsinya di lingkungan
Puskesmas Keumala adalah :
Membuat perencanaan kebutuhan alat/sarana, reagensia dan bahan habis
pakai lainnya yang dibutuhkan selama 1 (satu) tahun
Membuat perencanaan pengembangan kegiatan laboratorium
Meleksanakan kegiatan teknis laboratorium sesuai kompetensi dan
kewenangan berdasarkan pedoman pelayanan dan standard prosedur
oprasional
Meleksanakan kegiatan mutu laboratorium
Meleksanakan pencatatan dan pelaporan
Melaksanakan kegiatan kesehatan dan keselamatan kerja laboratorium
Melakukan konsultasi dengan penanggung jawab laboratorium atau tenaga
kesehatan lainnya
4
1.7 Nilai Dasar Profesi ASN
1.7.1 Akuntabilitas
Akuntabilitas merupakan kewajiban setiap individu, kelompok atau instansi
untuk memenuhi tanggungjawab yang menjadi amanahnya. Amanah seorang ASN
adalah menjamin terwujudnya nilai-nilai publik. Akuntabilitas adalah prinsip dasar
bagi organisasi yang berlaku pada setiap level/unit organisasi sebagai kewajiban
jabatan dalam memberikan pertanggungjawaban yang harus dicapai, seorang ASN
dituntut tidak hanya memiliki sifat responsibilitas namun juga akuntabilitas. Untuk
menciptakan lingkungan kerja yang akuntabel perlu didukung oleh nilai-nilai
akuntabilitasyang terdiri dari: Kepemimpinan, Transparansi, Integritas, Tanggung
Jawab, Keadilan, Kepercayaan, Keseimbangan, Kejelasan dan Konsistensi.
1.7.2 Nasionalisme
Nasionalisme merupakan pendangan atau paham kecintaan manusia Indonesia
terhadap bangsa dan negara dan sekaligus menghormati bangsa lain. Nasionalisme
pancasila bangsa dan tanah air adalah pendangan atau paham kecintaan manusia
Indonesia terhadap bangsa dan tanah airnya yang didasarkan pada nilai-nilai
Pancasila.
Dalam UU No. 5 tahun 2014 tentang ASN, salah satu fungsi ASN adalah
menjalankan kebijakan publik. Kebijakan publik diharapkan dapat dilakukan dengan
integritas tinggi dalam melayani publik sehingga dalam menjadi pelayan publik yang
profesional. ASN adalah aparat pelaksana yang melaksanakan segala peraturan
perundang-undangan yang menjadi landasan kebijakan publik untuk mencapai
tujuan-tujuan yang ditetapkan.
Fungsi ASN sebagai pelayan publik merupakan segala bentuk pelayanan sektor
publik yang dilaksanakan aparatur pemerintah, termasuk aparat yang bergerak di
bidang perekonomian dalam bentuk barang dan jasa, yang sesuai dengan kebutuhan
masyarakat dan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku (LAN,
2015:120).
Sebagai pelayan publik seorang ASN dituntut menjadi profesional untuk menciptakan
pelayanan yang prima. Selain profesional dan melayani, ASN juga dituntut harus
memiliki integritas tinggi yang merupakan bagian dari kode etik dan kode etik
perilaku yang telah diatur dalam Undang-Undang ASN. Etika-etika dalam kode etik
tersebut harus diarahkan pada pilihan-pilihan yang benar-benar mengutamakan
kepentingan masyarakat luas. Adapun indikator dari nilai Nasionalisme ialah sebagai
berikut:
1) Wawasan kebangsaan
2) Pancasila (ada 5 nilai):
a. Nilai Ketuhanan Yang Maha Esa;
b. Nilai Persatuan dan Kesatuan (NKRI dan Bhineka Tunggal Ika);
c. Kemanusian yang adil dan beradab;
d. Musyawarah dan mufakat;
e. Keadilan Sosial.
2. Efisien
Efisien adalah berdaya guna, dapat menjalankan tugas dan mencapai hasil
tanpa menimbulkan keborosan. Sedangkan efisiensi merupakan tingkat ketepatan
realiasi penggunaan sumberdaya dan bagaimana pekerjaan dilaksanakan sehingga
dapat diketahui ada tidaknya pemborosan sumber daya, penyalahgunaan alokasi,
penyimpangan prosedur dan mekanisme yang ke luar alur.
3. Inovasi
Inovasi Pelayanan Publik adalah hasil pemikiran baru yang konstruktif,
sehingga akan memotivasi setiap individu untuk membangun karakter sebagai
aparatur yang diwujudkan dalam bentuk profesionalisme layanan publik yang
berbeda dari sebelumnya, bukan sekedar menjalankan atau menggugurkan tugas
rutin.
4. Mutu
Mutu merupakan suatu kondisi dinamis berkaitan dengan produk, jasa,
manusia, proses dan lingkungan yang sesuai atau bahkan melebihi harapan
konsumen. Mutu mencerminkan nilai keunggulan produk/jasa yang diberikan kepada
pelanggan sesuai dengan kebutuhan dan keinginannya, bahkan melampaui
harapannya. Mutu merupakan salah satu standar yang menjadi dasar untuk mengukur
capaian hasil kerja. Mutu menjadi salah satu alat vital untuk mempertahankan
keberlanjutan organisasi dan menjaga kredibilitas institusi.
1.7.5 Anti Korupsi
Anti korupsi adalah salah satu sikap melawan atau menentang penyelewengan
atau penyalahgunaan uang negara atau perusahaan untuk keuntungan pribadi atau
orang lain. KPK bersama dengan para pakar telah melakukan identifikasi nilai-nilai
dasar anti korupsi, ada 9 nilai dasar yang telah disepakati yaitu: jujur, peduli, mandiri,
disiplin, tanggung jawab, kerja keras, sederhana, berani dan adil (LAN, 2014).
1. Jujur
Kejujuran merupakan nilai dasar yang menjadi landasan utama bagi
penegakan integritas diri seseorang. Tanpa adanya kejujuran mustahil seseorang bisa
menjadi pribadi yang berintegritas. Seseorang dituntut untuk bisa berkata jujur dan
transparan serta tidak berdusta baik terhadap diri sendiri maupun orang lain, sehingga
dapat membentengi diri terhadap godaan untuk berbuat curang.
2. Peduli
Kepedulian sosial kepada sesama menjadikan seseorang memiliki sifat kasih
sayang. Individu yang memiliki jiwa sosial tinggi akan memperhatikan lingkungan
sekelilingnya di mana masih terdapat banyak orang yang tidak mampu, menderita,
dan membutuhkan uluran tangan. Pribadi dengan jiwa sosial tidak akan tergoda untuk
memperkaya diri sendiri dengan cara yang tidak benar tetapi ia malah berupaya untuk
menyisihkan sebagian penghasilannya untuk membantu sesama.
3. Mandiri
Kemandirian membentuk karakter yang kuat pada diri seseorang menjadi
tidak bergantung terlalu banyak pada orang lain. Mentalitas kemandirian yang
dimiliki seseorang memungkinkannya untuk mengoptimalkan daya pikirnya guna
bekerja secara efektif. Pribadi yang mandiri tidak akan menjalin hubungan dengan
pihak-pihak yang tidak bertanggungjawab demi mencapai keuntungan sesaat.
4. Disiplin
Disiplin adalah kunci keberhasilan semua orang. Ketekunan dan konsistensi
untuk terus mengembangkan potensi diri membuat seseorang akan selalu mampu
memberdayakan dirinya dalam menjalani tugasnya. Kepatuhan pada prinsip kebaikan
dan kebenaran menjadi pegangan utama dalam bekerja. Seseorang yang mempunyai
pegangan kuat terhadap nilai kedisiplinan tidak akan terjerumus dalam kemalasan
yang mendambakan kekayaan dengan cara yang mudah.
5. Tanggung Jawab
Pribadi yang utuh dan mengenal diri dengan baik akan menyadari bahwa
keberadaan dirinya di muka bumi adalah untuk melakukan perbuatan baik demi
kemaslahatan sesama manusia. Segala tindak tanduk dan kegiatan yang dilakukannya
akan dipertanggungjawabkan sepenuhnya kepada Tuhan Yang Maha Esa,
masyarakat, negara, dan bangsanya. Dengan kesadaran seperti ini maka seseorang
tidak akan tergelincir dalam perbuatan tercela dan nista.
6. Kerja Keras
Individu beretos kerja akan selalu berupaya meningkatkan kualitas hasil
kerjanya demi terwujudnya kemanfaatan publik yang sebesar-besarnya. Ia
mencurahkan daya pikir dan kemampuannya untuk melaksanakan tugas dan berkarya
dengan sebaik-baiknya. Ia tidak akan mau memperoleh sesuatu tanpa mengeluarkan
keringat.
7. Sederhana
Pribadi yang berintegritas tinggi adalah seseorang yang menyadari
kebutuhannya dan berupaya memenuhi kebutuhannya dengan semestinya tanpa
berlebih- lebihan. Ia tidak tergoda untuk hidup dalam gelimang kemewahan.
Kekayaan utama yang menjadi modal kehidupannya adalah ilmu pengetahuan. Ia
sadar bahwa mengejar harta tidak akan pernah ada habisnya karena hawa nafsu
keserakahan akan selalu memacu untuk mencari harta sebanyak-banyaknya.
8. Berani
Seseorang yang memiliki karakter kuat akan memiliki keberanian untuk
menyatakan kebenaran dan menolak kebathilan. Ia tidak akan mentolerir adanya
penyimpangan dan berani menyatakan penyangkalan secara tegas. Ia juga berani
berdiri sendirian dalam kebenaran walaupun semua kolega dan teman-teman
sejawatnya melakukan perbuatan yang menyimpang dari hal yang semestinya. Ia
tidak takut dimusuhi dan tidak memiliki teman kalau ternyata mereka mengajak
kepada hal-hal yang menyimpang.
9. Adil
Pribadi dengan karakter yang baik akan menyadari bahwa apa yang dia terima
sesuai dengan jerih payahnya. Ia tidak akan menuntut untuk mendapatkan lebih dari
apa yang ia sudah upayakan. Bila ia seorang pimpinan maka ia akan memberi
kompensasi yang adil kepada bawahannya sesuai dengan kinerjanya. Ia juga ingin
mewujudkan keadilan dan kemakmuran bagi masyarakat dan bangsanya. Kesadaran
anti korupsi yang dibangun melalui pendekatan spiritual, dengan selalu ingat akan
tujuan keberadaannya sebagai manusia di muka bumi, dan selalu ingat bahwa seluruh
ruang dan waktu kehidupannya harus dipertanggungjawabkan sehingga dapat
menjadi benteng kuat untuk anti korupsi. Tanggung jawab spiritual yang baik akan
menghasilkan niat yang baik dan mendorong untuk memiliki visi dan misi yang baik,
hingga selalu memiliki semangat untuk melakukan proses atau usaha terbaik dan
mendapatkan hasil terbaik agar dapat dipertanggungjawabkan secara publik.
BAB II
RANCANGAN AKTUALISASI
2
Belum optimalnya upaya pasien 4 4 4 12
dalam memakai masker saat
berobat ke puskesmas
3
Kurang optimalnya metode 3 3 4 10
pemeriksaan protein urine pada
ibu hamil
Dari hasil analisis USG diatas maka yang menjadi core isu pada aktualisasi ini
adalah “Kurangnya pemahaman ibu hamil tentang pemeriksaan Triple Eliminasi
di Puskesmas Keumala”. Dilihat dari tingkat Urgency-nya, isu nomor satu penting
dikarenakan banyaknya ibu hamil yang tidak paham dan takut untuk melakukan
pemeriksaan Triple Eliminasi (HIV, Sifilis, dan Hepatitis B) sehingga menyebabkan
ada beberapa ibu hamil yang ragu bahkan sempat menolak untuk melakukan
pemeriksaan Triple Eliminasi (Hepatitis, sifilis dan Hepatitis B). Isu tersebut juga
berdampak serius (Seriosness) karena berdasarkan Peraturan Menteri kesehatan
Nomor 52 Tahun 2017 tentang 3E (Triple Eliminasi) pemeriksaan pada setiap ibu
hamil terhadap HIV, sifilis dan hepatitis B yang merupakan salah satu komitmen
Negara Indonesia terhadap masalah ini dengan tujuan penurunan angka infeksi baru
pada bayi baru lahir sehingga terjadi pemutusan mata rantai penuran dari ibu ke anak.
Dari tingkat growth-nya, jika isu ini tidak segera ditangani maka akan menghambat
proses pelayanan.
17
pelaksanaan ketika menemui
kegiatan mentor, saya
aktualisasi mengucapkan
salam dan senyum
Komitmen Mutu
pada saat
konsultasi dengan
mentor, saya
menggunakan
waktu secara
efektif serta
menyampaikan
komitmen saya
bahwa kegiatan
yang telah disusun
akan di realisasikan
Anti korupsi
dalam
menyampaikan
rencana kegiatan
saya menerapkan
nilai kejujuran
2 Mengumpulkan 1. Mencari referensi 1. Informasi Akuntabilitas saya Dengan Nilai-nilai organisasi
referensi sebagai dari sumber yang tentang mencari referensi mengumpulkan yang dimiliki oleh
data pendukung jelas pemeriksaan mengenai referensi sebagai puskesmas keumala
untuk membuat dan Triple pengertian data pendukung dengan istilah
leaflet terpercaya Eliminasi Triple eliminasi untuk membuat “ISLAMI”
2. Mengumpulkan (HIV, (HIV, Leaflet ini I = Ikhlas bekerja
informasi Sifilis, dan sifilis dan Hepatitis akan melayani dengan
yang akan ditulis Hepatitis B), penyebab, mendukung proses sepenuh hati
3. Informasi B) yang siap gejala dan penting pelayanansesuai S = Semangat
yang di rancang nya dengan visi dan dalam bekerja
dikumpulkan pada leaflet pemeriksaan Triple misi puskesmas L = Loyal, setia
akan disusun 2. Dokumen eliminasi yaitu terhadap tugas dan
dalam suatu tentang untuk ibu hamil Mengembangkan tanggung jawab
dokumen. pemeriksaan Nasionalisme saya sarana A = Amanah dalam
triple eliminasi mencari referensi dan mengemban tugas
dalam bentuk dengan Bahasa prasarana M = Malu, memiliki
selembaran yang muda budaya malu jika tidak
yang
3. Dokumentasi dimengerti dan menjalankan tugas
mengutamakan
dalam bentuk dipahami dengan baik
kualitas pelayanan
foto. I = Integritas,
oleh masyarakat
Etika Publik saya
memperhatikan
aspek moralitas bekerja dengan pribadi
dalam penulisan yang jujur dan
Komitmen Mutu memiliki karakter
saya akan yang kuat
mencantumkan
situs web dari
referensi informasi
yang saya ambil
Anti Korupsi
ketika mencari
referensi informasi
yang dibutuhkan
saya fokus mencari
referensi, tidak
membuka situs
yang tidak
berkaitan dengan
Triple Eliminasi
3 Mengonsep 1. Menelaah 1. Adanya contoh Akuntabilitas Melalui pembuatan Nilai-nilai organisasi
leaflet. literature untuk rancangan Saya bertanggung media leaflet ini yang dimiliki oleh
menjadi dasar leaflet. jawab untuk akan mendukung puskesmas keumala
pembuatan 2. Tercetaknya membuat leaflet proses pelayanan dengan istilah
leaflet. leaflet. Nasionalisme sesuai dengan visi “ISLAMI”
2. Merancang 3. Dokumentasi Leaflet dibuat dan misi I = Ikhlas bekerja
bentuk leaflet dalam bentuk dalam bahasa puskesmas melayani dengan
dengan desain foto Indonesia untuk keumala yaitu sepenuh hati
yang jujurdan
memiliki yang kuat karakter
sopan, dan santun KomitmenMutu Saya
menggunakan
waktu secara
efektif dan efisien
Anti Korupsi Ketika memberikan arahan saya akan
berlaku adil
2.5. Estimasi Jadwal Tahapan Kegiatan Aktualisasi
Tabel 3. Jadwal Rancangan Kegiatan Aktualisasi
BAB III
AKTUALISASI DAN HABITUASI
3.1 AKUALISASI
Aktualisasi ini bertujuan untuk melakukan perubahan sebagai tugas ASN
dengan menerapkan nilai-nilai Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen
Mutu, dan Anti Korupsi (ANEKA) dalam menjalankan tugas profesi Analis
laboratorium di Puskesmas Keumala.
28
serta menyampaikan komitmen saya bahwa kegiatan yang telah disusun akan
di realisasikan.
Anti korupsi
Dalam menyampaikan rencana kegiatan saya menerapkan nilai kejujuran.
Manfaat
Nilai-nilai ANEKA yaitu tanggung jawab, kejelasan, efektif dan efisien yang
diaktualisasikan pada kegiatan ini akan menghasilkan pelaksanaan kegiatan yang
optimal dan tujuan kegiatan dapat setiap tahap kegiatan yang terencana.
Dokumentasi
Dokumentasi
Manfaat
Nilai-nilai ANEKA yaitu tanggung jawab, kejelasan, efektif dan efisien yang
diaktualisasikan pada kegiatan ini akan menghasilkan pelaksanaan kegiatan yang
optimal dan tujuan kegiatan dapat setiap tahap kegiatan yang terencana.
Dokumentasi
Gambar 12. Status permintaan pemeriksaan Triple Eliminasi dari ruang KIA
Gambar 13. Memberi petunjuk kepada pasien tentang pengisian kuesioner
Habituasi
Nilai-nilai dasar yang melandasi
Akuntabilitas
Saya melakukan proses Tanya jawab terkait pemahaman ibu hamil tentang
pemeriksaan Triple Eliminasi (HIV, Sifilis dan Heptitis B) sesuai dengan
keilmuan.
Nasionalisme
saya melakukan proses tanya jawab dengan bahasa yang mudah dimengerti.
Etika Publik
ketika memberikan arahan kepada pasien saya bersikap ramah, sopan, dan
santun.
Komitmen Mutu
Saya menggunakan waktu secara efektif dan efisien.
Anti Korupsi
Ketika memberikan arahan saya akan berlaku adil.
Manfaat
Nilai-nilai ANEKA yaitu tanggung jawab, kejelasan, efektif dan efisien yang
diaktualisasikan pada kegiatan ini akan menghasilkan pelaksanaan kegiatan yang
optimal dan tujuan kegiatan dapat setiap tahap kegiatan yang terencana.
Dokumentasi
Gambar 18. Memberi arahan kepada pasien untuk pengisian kuesioner evaluasi
4.1 Kesimpulan
Kegiatan aktualisasi yang dilaksanakan di puskesmas Keumala Kabupaten
Pidie telah berorientasi pada nilai-nilai dasar ASN yaitu Akuntabilitas, Nasionalisme,
Etika Publik, Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi (ANEKA) dalam setiap kegiatan
dan pelayanan. Penerapan nilai-nilai tersebut diharapkan dapat membentuk pola pikir
bahwa ASN merupakan pelayan masyarakat yang harus memiliki integritas yang
tinggi, mengutamakan kepentingan masyarkat diatas kepentingan pribadi atau
golongan, professional dan bekerja sesuai standar.
Pelaksanaan kegiatan aktualisasi ini diharapkan akan meningkatkan kualitas
pelayanan kepda masyarakat, sehingga meningkatnya pelayanan publik terhadap
ASN. Pelaksanaan kegiatan ini diharapkan membentuk ASN yang disiplin, memiliki
etika publik, melaksanakan komitmen mutu yang baik dan berintegritas tinggi.
4.2 Saran
Saat lakasanakan kegiatan Aktualisasi sangat penting mengutamakan nilai 5S
yaitu senyum, sapa, salam, sopan dan santun agar masyarakat dapat menerima dan
memahami hal yang kita sampaikan dengan baik. Penerapan nilai-nilai dasar ANEKA
harus dilakukan dalam setiap menjalankan tugas. Diharapkan juga penerapan nilai
tersebut tersebut tidak hanya dilakukan oleh peserta Latsar saja, tetapi dilakukan oleh
seluruh ASN
DAFTAR PUSTAKA
Sumber : https://perdoski.id/article/detail/837-pentingnya-skrining-hiv-dan-sifilis-
untuk-deteksi-dini-ims-pada-ibu-hamil
Human immunodeficiency
virus
Selain beberapa kondisi di atas, ada pula kelompok orang yang dikategorikan berisiko
tinggi terinfeksi HIV, yaitu:
Pemeriksaan HIV sejak dini pada kelompok orang berisiko terinfeksi HIV bisa
menjadi salah satu kunci utama untuk mengurangi penyebaran infeksi virus ini.
Selain itu, dengan mengetahui status HIV sejak dini, keberhasilan pengobatan dan
langkah pencegahan penyakit pun bisa menjadi lebih efektif.
Sumber : https://www.alodokter.com/memeriksakan-diri-untuk-deteksi-HIV
HEPATITIS B
Pengertian Hepatitis B
Hepatitis B merupakan penyakit hati menular yang disebabkan oleh virus hepatitis
(HBV). Virus ini merupakan salah satu tipe dari banyak virus yang menyerang hati.
Ada 2 bentuk hepatitis B, yaitu:
Infeksi virus hepatitis B akut: penyakit sementara. Terjadi selama 6 bulan
pertama setelah seseorang terpapar HBV. Infeksi akut dapat menyebabkan
infeksi kronik meski tidak selalu.
Infeksi virus hepatitis B kronik: penyakit jangka panjang. Terjadi ketika virus
tetap bertahan dalam tubuh seseorang.
Penyakit hepatitis B akut lebih sering terjadi pada orang dewasa, sedangkan
yang kronis lebih sering terjadi pada bayi dan anak-anak dibanding dewasa.
Gejala Hepatitis B
Ruam, Nyeri sendi, Lemah, Kuning, Feses berwarna pucat seperti dempul, Warna
urin gelap seperti the, Gatal-gatal, Hilang nafsu makan, Mual, Muntah, Demam
ringan, Nyeri perut,Pembuluh darah terlihat seperti laba-laba pada kulit (spider
angioma).
Penyebab Hepatitis B
Penyakit ini disebabkan oleh virus hepatitis B yang menular melalui hubungan
seksual atau pun penggunaan jarum tidak steril. Darah atau cairan tubuh lain
(misalnya sperma, cairan vagina, ASI, air mata, ludah, dan cairan pada sariawan yang
terbuka) yang telah terinfeksi dapat menyebarkan virus. Janin dalam kandungan pun
bisa tertular oleh ibu jika ibu mengidap hepatitis B.
Raja singa atau sifilis adalah penyakit menular seksual yang disebabkan oleh
bakteri. Gejala sifilis diawali dengan munculnya luka yang tidak terasa sakit di area
kelamin, mulut, atau dubur.
Luka pada area kelamin yang menjadi gejala sifilis (sipilis) sering kali tidak
terlihat dan tidak terasa sakit, sehingga tidak disadari oleh penderitanya. Meski
demikian, pada tahap ini, infeksi sudah bisa ditularkan ke orang lain.
Tanpa penanganan yang cepat dan tepat, sifilis dapat merusak organ otak,
jantung, dan beberapa organ lain. Pada wanita hamil, infeksi juga berbahaya karena
dapat menyebabkan kondisi janin tidak normal, bahkan kematian bayi. Oleh karena
itu, semakin dini diagnosis dan pengobatannya, semakin mudah sifilis disembuhkan.
Gejala Sifilis
Gejala sipilis atau sifilis digolongkan sesuai dengan tahap perkembangan
penyakitnya. Tiap jenis sifilis memiliki gejala yang berbeda-beda. Berikut adalah
penjelasannya:
Sifilis primer
Sifilis jenis ini ditandai dengan luka (chancre) di tempat bakteri masuk.
Sifilis sekunder
Sifilis jenis ini ditandai dengan munculnya ruam pada tubuh.
Sifilis laten
Sifilis ini tidak menimbulkan gejala, tapi bakteri ada di dalam tubuh
penderita.
Sifilis tersier
Sifilis ini dapat menyebabkan kerusakan organ lainnya otak, saraf, atau
jantung.
Penyebab Sifilis
Sifilis disebabkan oleh infeksi bakteri, yang menyebar melalui hubungan
seksual dengan penderita sifilis. Meski demikian, bakteri penyebab sifilis juga bisa
menyebar melalui melalui kontak fisik dengan luka yang ada di penderita. Melihat
penularannya, sifilis rentan tertular pada seseorang yang sering bergonta-ganti
pasangan seksual.
Sumber : https://www.alodokter.com/sifilis