Oleh :
SALSABILA
713401 D 15064
Ayahanda .
Keringat dan air mata membasahi tubuhmu. Terik matahari membakar tubuhmu
lautan engkau arungi demi kami anak-anakmu.
Ayah jasamu tiada tara.
Ibunda.
Hari ini kemuliaan untukmu, bermula dari kasih sayang dan pengorbananmu, aku lahir
menjadi besar dan sukses sesuai harapanmu kujalani kehidupan yang penuh tantangan ini
dengan hati tegar dan penuh tawakkal, tetes air mata serta do’a tulusmu belenggu bagiku
untuk meraih cita-citaku.
Terimakasih ayahanda dan ibunda, impianku hanya terdapat dalam do’amu.
Ridhamu membawaku dalam kesuksesan, dengan Ridha Allah yang penuh dengan
keikhlasan hati kupersembahkan karya tulis ini untuk yang tersayang Ayahanda
“Zubier, SE” dan ibunda tercinta “Mardiani, SKM”. Terimakasih juga ku
ucapkan kepada adikku tersayang “Raihan Fadhila & Salwa Nadzira” yang
telah memberi dukungan, pengorbanan dan kasih sayangnya dalam menyelesaikan
Karya Tulis Ilmiah ini.
Terimakasih kepada teman-temanku “Miki, Wiwik, Ami, Una, Sulaiha, Humaira, Dura”,
teman-teman angkatan 2015 kelas A dan B dan teman-teman lainnya yang selalu
memberikan do’a terbaiknya dan selalu memberi dukungan juga pengorbanan sehingga
karya tulis ini selesai.
Semoga Allah SWT membalas segala budi baik, serta kesuksesan mengiringi langkah kita,
Amin …. Ya rabbal’alamin…
Salsabila, Amd.AK
ABSTRAK
Penelitian ini berjudul “Uji Daya Hambat Ekstrak Akar Bayam Duri (Amaranthus
Spinosus L.) terhadap Pertumbuhan Candida albicans”. Bayam duri merupakan
tanaman bayam yang memiliki duri di pangkal batangnya. Akar bayam duri sering
dipakai oleh masyarakat sebagai obat keputihan tradisional Akar bayam duri
memiliki kandungan zat kimia alkaloid, tanin dan flavonoid, maka ingin diketahui
apakah ekstrak akar bayam duri dapat menghambat pertumbuhan Candida
albicans. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui daya hambat ekstrak akar
bayam duri terhadap pertumbuhan jamur Candida albicans. Metode yang
digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimen yaitu dengan melakukan
percobaan untuk mengetahui pengaruh ekstrak akar bayam duri dengan
konsentrasi tertentu terhadap pertumbuhan jamur Candida albicans. Sampel yang
digunakan dalam penelitian ini adalah ekstrak akar bayam duri dengan konsentrasi
100%, 80%, 60%, 40% dan 20%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak
akar bayam duri pada semua konsentrasi tidak dapat menghambat pertumbuhan
jamur Candida albicans. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa ekstrak
akar bayam duri tidak bersifat antijamur terhadap Candida albicans.
Kata Kunci : Akar Bayam Duri (Amaranthus spinosus L.), ekstrak, dan
Candida albicans
Sumber bacaan : 23 buku, 9 jurnal, 7 website
Tahun : 2000-2017
iv
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmannirrahim,
rahmat dan hidayah Nya. Shalawat beserta salam kita sanjung sajikan kepada
junjungan alam Nabi Muhammad SAW yang telah membawa kita dari alam
kegelapan ke alam yg terang benderang. Atas rahmat Allah SWT karya tulis
ilmiah dengan judul “Uji Daya Hambat Ekstrak Akar Bayam Duri
Penulisan karya tulis ilmiah ini diajukan untuk melengkapi dan memenuhi
syarat untuk memperoleh gelar Ahli Madya Analis Kesehatan. Penulis menyadari
bahwa dalam penyusunan ini telah banyak menerima bantuan, bimbingan dan
dorongan dari berbagai pihak baik secara langsung maupun tidak langsung. Untuk
2) Ibu Khairun Nisa’, S.Si., M.Bio, selaku Pembimbing II dan juga penguji II
ilmiah ini.
v
5) Ibu Zuriani Rizki, Amd.Ak, SKM., M.Pd, selaku pembimbing akademik
serta kepada keluarga yang telah memberikan do’a dan motivasi sehingga
7) Kepada teman-teman tersayang (Miki, Ami, Sulaiha, Wiwik, Meira, Dura) dan
8) Kepada seluruh dosen dan staf Akademi Analis Kesehatan Pemerintah Aceh.
9) Serta kepada semua pihak yang telah memberi dukungan dan motivasi dalam
penulisan karya tulis ilmiah ini yang tidak mungkin disebutkan namanya satu
persatu.
Semoga kepada semua pihak yang telah membantu dalam membuat karya
tulis ilmiah ini mendapat balasan dari Allah SWT, oleh karena itu kritik dan saran
ilmiah ini. Hanya kepada Allah SWT penulis serahkan semoga rahmat dan
Penulis
vi
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBARAN JUDUL
LEMBARAN PERSETUJUAN
LEMBARAN PENGESAHAN
ABSTRAK .......................................................................................... iv
KATA PENGANTAR ........................................................................ v
DAFTAR ISI ...................................................................................... vii
DAFTAR TABEL .............................................................................. ix
DAFTAR GAMBAR .......................................................................... x
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................... xi
vii
2.4.2 Metode Dilusi ............................................................... 16
2.6 Kerangka Konsep ......................................................... 16
2.7 Definisi Operasional..................................................... 17
viii
DAFTAR TABEL
Halaman
ix
DAFTAR GAMBAR
Halaman
x
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 Skema Kerja .......................................................................... 35
Lampiran 2 Rumus Pengenceran .............................................................. 39
Lampiran 3 Cara Kerja Pembuatan Media SGA ....................................... 40
Lampiran 4 Cara Pembuatan Serum ......................................................... 42
Lampiran 5 Cara Kerja Oven dan Cara Kerja Autoklf .............................. 44
Lampiran 6 Gambar Sampel Penelitian .................................................... 46
Lampiran 7 Gambar Proses Penelitian ...................................................... 47
Lampiran 8 Anggaran Biaya Penelitian .................................................... 52
Lampiran 9 Jadwal Kegiatan Penelitian ................................................ 53
xi
BAB I
PENDAHULUAN
oleh mikroorganisme masih sangat tinggi, terlebih lagi penyakit yang terjadi pada
wanita. Organ reproduksi wanita sangat sensitif akan mikroorganisme yaitu jamur,
oleh semua wanita di segala umur. Data penelitian tentang kesehatan reproduksi
wanita menunjukkan 75% wanita di dunia pasti menderita keputihan, paling tidak
sekali dalam hidupnya dan 45% diantaranya bisa mengalaminya sebanyak dua
Saat ini penyakit yang disebabkan oleh jamur semakin banyak, diantaranya
adalah penyakit kandidiasis yang terjadi pada wanita. Kandidiasis adalah penyakit
jamur yang bersifat akut atau subakut disebabkan oleh Candida, biasanya spesies
Candida albicans dan dapat mengenai mulut, vagina, kulit, kuku, bronkiolus atau
paru-paru (Sanjaya, Darmada, & Rusyati, 2014). Bila jamur Candida albicans di
vagina terdapat dalam jumlah yang banyak dapat menyebabkan keputihan yang
Keputihan dialami oleh lebih dari 70% wanita Indonesia. Angka ini
berbeda dengan kejadian di Eropa yang hanya 25% saja. Hal ini disebabkan oleh
1
2
cuaca di Indonesia yang lembab sehingga jamur Candida albicans mudah tumbuh
Obat keputihan dengan bahan sintetis dan kimia sangat banyak dijual di
pasaran, akan tetapi obat tersebut pasti akan menimbulkan efek samping pada
pemakainya. Banyak obat alami di sekitar kita yang dapat mengobati keputihan.
Obat keputihan tradisional yang sering dipakai oleh masyarakat salah satunya
Bayam duri merupakan tanaman yang serupa dengan bayam petik, tetapi
bayam duri ini lebih kurus karena daunnya yang runcing dan tidak lebat. Di
pangkal cabangnya terdapat duri sehingga disebut bayam duri. Tanaman ini bukan
untuk dimasak, tapi lebih sering untuk obat. Bayam duri ini ampuh untuk
mengatasi demam, bisul, keputihan dll (Yunaifi, 2013). Akar bayam duri
mengandung beberapa zat kimia yang memiliki efek farmakologis seperti tanin,
kimia seperti tanin, alkaloid dan flavonoid, maka ingin diketahui apakah akar
konsentrasi.
3
diperoleh.
TINJAUAN KEPUSTAKAAN
Bayam duri merupakan tanaman bayam yang memiliki duri dan tumbuh
liar dipekarangan rumah. Bayam ini pada umumnya lebih dikategorikan sebagai
rumput liar, karena tanpa ditanam bayam ini tumbuh dengan sendirinya. Tanaman
ini telah lama dimanfaatkan oleh masyarakat Indonesia dan beberapa negara
tetangga sebagai obat tradisional. Daun dan akarnya banyak digunakan sebagai
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Caryophyllales
Famili : Amaranthaceae
Genus : Amaranthus
4
5
tanaman bayam duri ini kecil, berbentuk bulat, lunak dan berair. Batangnya
tumbuh tegak, bisa mencapai satu meter dan percabangannya monopodial (tampak
jelas). Batangnya berwarna merah kecoklatan, yang menjadi ciri khas tanaman ini
adalah adanya duri yang terdapat pada pangkal batang tanaman ini.
Gambar 2.1 Akar dan batang bayam duri (Amaranthus spinosus L.) (Taylor,2014)
2) Daun
berbentuk bundar telur memanjang (ovalis). Panjang daun 1,5 cm sampai 0,6 cm
dan lebar daun 0,5 cm sampai 3,2 cm. Tangkai daun berbentuk bulat dan
sampai 9,0 cm. Bentuk tulang daun bayam duri menyirip dan tepi daunnya
repandus (berombak).
3) Bunga
berwarna hijau. Setiap bunga dari tanaman ini memiliki 5 mahkota. Panjangnya
antara 1,5 mm sampai 2,5 mm. Kumpulan bunga berbentuk bulir untuk bunga
jantannya, sedangkan bunga betina berbentuk bulat yang terdapat pada ketiak
batang.
Buah pada tumbuhan ini sangat kecil, berbentuk lonjong, berwarna hijau,
dan memiliki panjang 1,5 mm. Biji pada tanaman ini berwarna hitam mengkilat
Zat yang terkandung dalam bayam duri antara lain: amarantin, spinasterol,
tannin, kalium nitrat, kalsium oksalat, garam fosfat, zat besi, serta vitamin (A, C,
7
K dan B6) (cahaya, 2008). Akar bayam duri mengandung beberapa zat kimia yang
memiliki efek farmakologis seperti tanin, alkaloid dan flavonoid (Ariana, 2017).
Ada banyak manfaat bayam duri bagi kesehatan. Salah satu bagian yang
bermanfaat dari bayam duri adalah akarnya. Penyakit yang bisa diobati dengan
bayam duri seperti bisul yang keras, wasir (hemorhoid), ekzema, gusi bengkak,
melancarkan pengeluaran ASI, demam, kutil, luka bakar dan digigit ular berbisa
Manfaat bayam duri bagi kesehatan ini tidak terlepas dari kandungan
spinasterol, hentriakontan, tanin, kalium nitrat, kalsium oksalat, garam fosfat, zat
besi, serta vitamin A, vitamin K dan B6 (Mislawati 2017 dan Ariana 2017).
baik dalam biakan maupun dalam jaringan. Candida albicans membentuk sel ragi
membentuk tunas semu (pseudohifa) dan dapat juga membentuk hifa sejati.
kulit kandidiasis. Infeksi dapat terjadi dengan kategori akut, kronik, dan
kelainannya dapat berupa superfisialis atau sistemik. Organisme ini adalah bagian
dari flora normal dari kulit, membran mukosa dan traktus (Jawetz, Melnick &
Biakan Candida pada media padat SGA (Saboraud Glukose Agar) suhu
37oC setelah 24-48 jam, membentuk koloni seperti ragi (yeast like colony). Koloni
yang tumbuh berbentuk bulat, menonjol, opaque, permukaan halus, licin, dan
putih kekuningan. Setelah satu bulan warna koloni menjadi kream, licin atau
Candida albicans bersifat dimorfik yaitu selain sel ragi dan pseudohifa,
spesies tersebut juga dapat menghasilkan hifa sejati. Candida albicans yang
diinkubasi pada serum akan mulai membentuk hifa sejati, sedangkan pada
a b
Division : Thallophyta
Subdivisio : Fungi
Classis : Deuteromycetes
Ordo : Moniliases
Familia : Cryptococcaceae
Genus : Candida
2.2.5 Patogenesis
kehamilan dan haid, faktor mekanik akibat trauma, kelembaban, dan kegemukan,
memungkinkan invasi lokal oleh sel ragi dan pseudohifa. Candida dapat masuk ke
aliran darah sehingga pertahanan tubuh tidak kuat untuk menahan pertumbuhan
dan penyebaran ragi. Dari sirkulasi darah, Candida dapat menginfeksi ginjal,
melekat pada katup jantung dan menimbulkan infeksi pada semua tempat. Secara
histologik, berbagai lesi kulit pada manusia menunjukkan peradangan. Lesi ini
11
mengandung banyak sel ragi dan pseudohifa (Jawetz dkk, 2008). Penyakit yang
2.2.6 Kandidiasis
lendir dan alat dalam yang disebabkan oleh berbagai spesies Candida. Pada
manusia biasanya sering ditemukan pada mulut orang sehat, tinja, kulit, di bawah
kuku dan pada area genital wanita maupun laki-laki (Tjokronegoro & Utama,
2006).
Pada mulut dapat terjadi pada lidah, bibir dan gusi. Lesi berwarna putih
bentuk bercak dan terdiri dari sel epitel, ragi dan pseudohifa. Kandidiasis pada
mukosa dapat menyebabkan thrush oral (seperti sariawan). Pada mukosa vagina
dapat menyebabkan keputihan, yang ditandai oleh iritasi dan bercak yang
berwarna putih. Dapat terjadi karena diabetes, kehamilan, obat antibiotik yang
dapat mengubah flora mikroba dan keasaman lokal. Kandidiasis kutan terjadi
apabila kulit lemah akibat trauma, luka bakar dll. Infeksi pada lipatan kulit dapat
terjadi pada bagian tubuh yang lembab dan hangat seperti lipatan paha, ketiak dll.
Daerah yang terinfeksi menjadi merah dan lembab serta dapat tumbuh vesikel.
pada lipatan kuku yang sangat nyeri, yang pada akhirnya akan menghancurkan
kuku.
12
2) Kandidiasis sistemik
Penyakit ini dapat terjadi karena kateter yang terpasang terus menerus,
dengan pertahanan tubuh yang baik hal ini normal, akan tetapi pada pasien
dengan pertahanan tubuh yang lemah maka akan mengalami lesi dimana-
disebabkan oleh rendahnya daya tahan tubuh sejak lahir, dan menyebabkan infeksi
superfisial kronik yang merusak satu atau semua daerah kulit dan mukosa.
predileksinya, yaitu:
1) Kulit: Gejala pada kulit yaitu gatal hebat disertai panas seperti terbakar,
2) Kuku: Gejala pada kuku yaitu sedikit gatal dan nyeri jika ada infeksi
2.2.8 Pengobatan
(bersifat lokal). Pengobatan topikal pada prinsipnya adalah aplikasi obat pada
kulit dan selaput lendir yang terkena dalam jangka waktu cukup lama untuk
2.2.9 Pencegahan
keseimbangan pada flora mikroba normal dan pertahanan tubuh. Kandidiasis tidak
menular karena secara normal terdapat pada semua orang (Jawetz dkk, 2008).
2.3 Ekstraksi
1) Ekstraksi padat-cair
Ekstraksi jenis ini banyak dilakukan di dalam mengisolasi zat berkhasiat yang
14
terkandung di dalam bahan alam seperti steroid, hormon, antibiotik dan lipida
2) Ekstraksi cair-cair
cair-cair sering juga disebut ekstraksi pelarut, banyak juga dilakukan untuk
1) Maserasi
Metode ini dilakukan dengan memasukkan serbuk (potongan kecil) tanaman dan
pelarut yang sesuai ke dalam wadah yang tertutup rapat pada suhu kamar selama
48 jam.
3) Perkolasi
(wadah silinder yang dilengkapi dengan kran pada bagian bawahnya). Kelebihan
dari metode ini adalah sampel selalu dialiri oleh pelarut baru. Sedangkan
kerugiannya adalah jika sampel dalam perkolator tidak homogen maka pelarut
4) Soxhlet
dalam tabung yang ditempatkan di atas labu dan di bawah kondensor. Pelarut
yang sesuai dimasukkan ke dalam labu dan suhu penangas diatur di bawah suhu
reflux. Keuntungan dari metode ini adalah proses ektraksi yang terus menerus,
didih. Uap terkondensasi dan kembali ke dalam labu. Selama pemanasan, uap
terkondensasi dan destilat (terpisah sebagai 2 bagian yang tidak saling bercampur)
ditampung dalam wadah yang terhubung dengan kondensor. Kerugian dari kedua
(fase stasioner) berupa lapisan tipis yang disalutkan pada permukaan bidang datar
dengan 3 cara yaitu: metode silinder, metode lubang/sumuran dan metode cakram
kertas. Metode lubang/sumuran yaitu, membuat lubang pada agar padat yang telah
diinokulasi dengan isolate. Jumlah dan letak lubang disesuaikan dengan tujuan
penelitian, kemudian lubang diijeksikan dengan ekstrak yang akan diuji. Setelah
tabung berisi media cair dan yang akan diuji lalu diamati tingkat kekeruhan dan
sebagai KHM, sedangkan tabung yang jernih diinokulasi pada media plate agar,
diinkubasi dan diamati ada tidaknya pertumbuhan koloni pada permukaan media
plate agar. Pengenceran tertinggi dari tabung yang jernih dan menunjukkan tidak
Variabel Dependen
Pertumbuhan Proses Mengukur Mistar/ Resisten Ordinal
Candida berkembangnya zona Jangka Intermediet
albicans Candida hambat sorong Sensitif
albicans pada
media SGA
yang diberikan
ekstrak akar
bayam duri
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
yaitu suatu metode penelitian yang bertujuan untuk mengetahui gejala atau
(Notoatmodjo, 2010).
Kesehatan (AAK) Pemerintah Aceh Jln. Tgk. Mohd. Daud Beureueh No.168 A
Banda Aceh.
3.3 Sampel
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah ekstrak akar bayam
18
19
3.4.1 Alat
kondensor liebig, termometer, kompor listrik, labu didih, timbangan elektrik, kaca
erlenmeyer, gelas ukur, cup serum, beaker glass, objek glass, cover glass, corong
gelas, petridish, aerator, ose bulat, tabung reaksi, rak tabung, tangkai pengaduk,
lampu spirtus, tangkai pengaduk, aluminium foil, pipet ukur, pipet tetes, pisau.
3.4.2 Bahan
Bahan yang diperlukan dalam pemeriksaan yaitu, cover glass, paper lens,
handuk good morning, dan kertas pembungkus anti panas, kapas, korek api,
dan serum.
3.4.2 Reagensia
0,85%, alkohol 96%, alkohol 70%, media SGA (Sabouroud Glukosa Agar).
1) Alat-alat yang terbuat dari kaca (tahan terhadap panas) seperti beaker
3) Ose bulat disterilkan dengan cara dibakar pada lampu spirtus sampai
merah berpijar.
1) Dicuci akar bayam duri hingga bersih dan keringkan, lalu ditimbang akar
yang sebelumnya, lalu ditutup beaker glass dengan aluminium foil dan
diikat dengan tali jagung serta dibiarkan selama 48 jam, sambil berulang-
ulang diaduk.
filtrat.
Menurut Purba (2006), setelah didapatkan ekstrak akar bayam duri dengan
100%.
2) Tabung reaksi II dimasukkan 1,6 ml ekstrak akar bayam duri ditambah 0,4
3) Tabung reaksi III dimasukkan 1,5 ml ekstrak akar bayam duri ditambah
5) Tabung reaksi V dimasukkan 1,0 ml ekstrak akar bayam duri ditambah 1,0
warna, permukaan, ukuran, lendir, dan koloni, jika koloni jamur belum tumbuh
berikut:
1) Diambil 1 ose bulat koloni jamur dari stam yang telah tersedia.
22
2) Diletakkan di atas objek glass yang bersih dan bebas lemak, diteteskan 1
pembesaran 100x dan 400x, amati pertumbuhan sel ragi dan hifa.
3) Lalu dilanjutkan dengan pemeriksaan germ tube test (Levinson & Jawetz,
2004).
3.5.4.2 Cara kerja identifikasi Candida albicans dengan Germ Tube Test
segar 0,5 ml dan diinkubasi selama 2-3 jam pada suhu 35-37oC
3) Setelah diinkubasi diambil 1 tetes dengan pipet tetes dari suspensi serum
mikroskop
3) Pada setiap petridish yang telah berisi media SGA yang telah keras,
kontrol negatif.
60%, 40% dan 20%) pada setiap petridish sesuai dengan etiketnya masing-
masing.
7) Setiap petridish, diinkubasi pada suhu 37oC selama 3-7 hari dan lakukan
observasi harian
a. Resisten (R) : 12 mm
c. Sensitif (S) : 19 mm
24
ekstrak akar bayam duri (Amaranthus spinosus L.) pada konsentrasi 100%, 80%,
resisten, intermediet, dan sensitif pada ekstrak akar bayam duri (Amaranthus
spinosus L.) dengan konsentrasi 100%, 80%, 60%, 40%, 20% dalam menghambat
Setelah dilakukan uji daya hambat ekstrak akar bayam duri (Amaranthus
spinosus L.) terhadap pertumbuhan Candida albicans, maka hasilnya dapat dilihat
Tabel 4.1 Zona Hambat Ekstrak Akar Bayam Duri (Amaranthus spinosus L.)
Terhadap Pertumbuhan Candida albicans
No Konsentrasi Zona Hambat (mm) Keterangan
1 100% 0 Resisten
2 80% 0 Resisten
3 60% 0 Resisten
4 40% 0 Resisten
5 20% 0 Resisten
6 Ketokonazol 22 mm Sensitif
7 Media SGA 0 Resisten
Keterangan :
Berdasarkan tabel 4.1 di atas hasil penelitian ekstrak akar bayam duri
konsentrasi 100%, 80%, 60%, 40% dan 20% zona hambat yang terbentuk adalah 0
(nol). Dengan demikian ekstrak akar bayam duri (Amaranthus spinosus L.) tidak
25
26
4.2 Pembahasan
akar bayam duri (Amaranthus spinosus L.) dengan konsentrasi 20%, 40%, 60%,
80% dan 100% tidak dapat menghambat pertumbuhan Candida albicans, karena
tidak terdapat zona bening di sekitar lubang (hole) ekstrak akar bayam duri.
senyawa kimia seperti tanin, alkaloid, dan flavonoid yang diduga dapat menjadi
antijamur. Dalam penelitian ini ekstrak akar bayam duri ternyata tidak dapat
dapat menentukan hasil penelitian, antara lain: faktor ekstraksi, cara kerja,
senyawa aktif, penyebab lain keputihan, struktur fisik Candida albicans, dan
sangat lama akan membuat titik jenuh larutan bertambah. Pada penelitian ini
kontak sampel dengan alkohol (96%) terjadi ketika proses maserasi, dan proses
destilasi. Pada proses maserasi, kontak sampel dengan alkohol (96%) terjadi
selama 48 jam, hal ini sesuai dengan prosedur kerja pada referensi. Pada proses
destilasi, kontak sampel dengan alkohol (96%) terjadi hingga alkohol menguap
seluruhnya, hal ini juga sesuai dengan prosedur kerja pada referensi.
menutupi seluruh bagian dari sampel sehingga adanya gerak kinetik. Menurut
27
Watson (2005) pada proses maserasi jumlah pelarut yang digunakan tidak boleh
berlebihan sehingga dapat menghasilkan ekstrak yang sedikit. Pada penelitian ini
jumlah pelarut yang digunakan adalah 1:2 sehingga pelarut menutupi seluruh
bagian dari sampel. Dengan demikian hal tersebut sesuai dengan prosedur pada
referensi.
Ketiga, menurut Watson (2005) pada proses destilasi titik didih yang
tinggi akan lebih cepat menghasilkan ekstrak akan tetapi dapat merusak
komponen (senyawa yang terdapat pada sampel). Pada penelitian ini titik didih
yang digunakan adalah 70oC sesuai dengan ketentuan pada prosedur penelitian.
Faktor kedua yang menentukan hasil penelitian dapat disebabkan oleh cara
kerja yang kurang baik, penelitian ini telah dilakukan sesuai dengan prosedur
kerja pada referensi yang dilakukan secara aseptis dan terkontrol. Hal ini dapat
dibuktikan pada media kontrol negatif (-) yang hanya ditimbuhi oleh Candida
flavonoid, alkaloid, dan tanin. Pada penelitian ini tidak dilakukan perhitungan
kadar senyawa aktif pada akar bayam duri, sehingga jumlah senyawa aktif yang
albicans. Selain itu, tidak adanya kandungan steroid pada ekstrak etanol daun
dinding sel dan mempunyai peran penting dalam pertunasan Candida albicans.
28
Mekanisme kerja steroid ini sama dengan kontrol positif ketokonazol yaitu
sebagai anti jamur yang baik, adalah flavonoid golongan flavanon dan flavan,
ini kemungkinan senyawa yang terkandung di dalam ekstrak akar bayam duri
tidak dapat menghambat sintesis ergosterol pada membran sel Candida albicans
seperti pada kontrol positif dan juga bukan merupakan golongan yang baik dalam
menggunakan akar bayam duri sebagai obat tradisional untuk keputihan. Ada
beberapa penyebab keputihan antara lain: jamur, bakteri, parasit, virus, ph vagina
kebersihan terutama di area vagina. Dalam penelitian ini akar bayam duri ternyata
tidak dapat menjadi antijamur. Oleh karena itu, keputihan yang dapat diobati
dengan akar bayam duri mungkin bukanlah keputihan yang disebabkan oleh
Candida albicans.
hasil kerja ekstrak akar bayam duri. Candida albicans merupakan organisme
eukariotik dengan struktur fisik yang terdiri dari dinding sel, membran sel,
sitoplasma dan nukleus. Membran selnya terdiri dari fosfolipid ganda (lipid
Dinding sel Candida albicans terdiri dari komponen utama berupa glucans, kitin,
dan komponen lainnya. Kitin memiliki peran penting dalam menjaga intergritas
dinding sel Candida albicans sehingga zat antijamur tidak dapat masuk ke
tebal dan tampak seperti gram positif sehingga sulit ditembus oleh senyawa
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian, uji daya hambat ekstrak akar bayam duri
dengan konsentrasi 20%, 40%, 60%, 80% dan 100% terhadap pertumbuhan
albicans.
5.2 Saran
yang dapat menjadi antijamur dan juga jumlah senyawa aktif yang ada pada
Candida albicans.
30
DAFTAR PUSTAKA
Dalimartha, S., & Adrian, F. (2013). Ramuan Herbal Tumpas Penyakit. Jakarta:
Penebar Swadaya.
Digital Atlas of the Virginia Flora. Amaranthus spinosus L. (Januari, 2008). Dari:
http://vaplantatlas.org/index.php?do=plant&plant=783
(Diakses pada tanggal 21 Januari 2018).
Ditjen POM, Depkes RI. (2000), Parameter Standar Umum Ekstrak Tumbuhan
Obat, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta, 9-11,16.
Hariana, A. (2013). 262 Tumbuhan Obat dan Khasiatnya. Jakarta Timur: Penebar
Swadaya.
31
32
Karta, W. I., & Burhanuddin. (2017). Uji Aktivitas Antijamur Ekstrak Akar
Tanamanbama (Plumbago zeylanica) Terhadap Pertumbuhan Jamur
Trichophyton, Mentagrophytes Penyebab Kurap Pada Kulit: Media Sains.
Dari:
http://jurnal.undhirabali.ac.id/index.php/mp3/article/download/192/176
(Diakses pada tanggal 29 Januari 2018).
Oktari, A., & Silvia, N. D. (2016). Pemeriksaan Golongan Darah Sistem ABO
Metode. Dari Jurnal Teknologi Laboratorium:
http://www.teknolabjournal.com/index.php/Jtl/article/download/78/57/
(Diakses pada tanggal 8 Februari 2018).
Pribakti. (2012). Trik Merawat Organ Intim. Jakarta: CV. Sagung Seto.
Puspitasari, D., Dahliaty, A., & Balatif, N. (2016). Uji Toksisitas Faraksi n-
Heksana Areal Part dari Tanaman Amaranthus spinosus L. Dari:
33
http://repository.unri.ac.id:8080/xmlui/handle/123456789/8367 (Diakses
pada tanggal 6 Februari 2018).
Safitri, R., & Novel, S. S. (2010). Medium Analisis Mikroorganisme (Isolasi dan
kultur). Jakarta: CV. Trans Info Media.
Utama, H. (2015). Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Jakarta: Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia.
Wahyuni, S., Fajarna, F., & Syahnita, H. (2016). Penuntun dan Jurnal Praktikum
instrumentasi II. Banda Aceh.
Watson, D. G. (2005). Analisis Farmasi Edisi kedua. Jakarta: EGC Penerbit Buku
Kedokteran.
Lampiran 1
Skema Kerja 1
Media SGA
• Disterilkan menggunakan
Autoklaf (121oC selama 15 menit)
• Setelah disterilkan, ditunggu
hingga 45 oC kemudian dimasukkan
antibiotik Chloramfenikol
Media SGA yang telah
ditambah antibiotik
(Chloramfenikol)
Skema Kerja 2
Makroskopis Mikroskopis
Pemeriksaan
mikroskopis setiap 30
menit
Terbentuknya
pseudohifa
Candida albicans
36
Skema Kerja 3
• Dihaluskan (blend)
Skema Kerja 4
• Dioleskan secara
merata pada media
SGA
Lampiran 2
Rumus Pengenceran
1. Konsentrasi 80%:
K1 x V1 = K2 x V2
100% x V1 = 80% x 2 ml
V1 = 80% x 2 ml
100%
V1 = 1,6 ml
2. Konsentrasi 60%:
K1 x V1 = K2 x V2
80% x V1 = 60% x 2 ml
V1 = 60% x 2 ml
80%
V1 = 1,5 ml
3. Konsentrasi 40%:
K1 x V1 = K2 x V2
60% x V1 = 40% x 2 ml
V1 = 40% x 2 ml
60%
V1 = 1,3 ml
4. Konsentrasi 20%:
K1 x V1 = K2 x V2
40% x V1 = 20% x 2 ml
V1 = 20% x 2 ml
40%
V1 = 1 ml
39
Lampiran 3
Alat:
a. Piring timbang
b. Tangkai pengaduk
c. Erlenmeyer
d. Autoklaf
e. Termometer
f. Petridish
g. Timbangan analitik
Bahan:
a. Media SGA
b. Aquadest
c. Antibiotik Chloramfenikol
Perhitungan:
Cara kerja:
5. Dimasukkan media SGA pada setiap petridish yang telah diberi etiket dan
Lampiran 4
Alat:
a. Turniquet (pembendung)
b. Tabung centrifuge
c. Centrifuge
d. Pipet tetes
Bahan:
a. Spuit 3 ml
b. Alkohol
c. Kapas
d. Cup serum
Cara kerja:
2. Dipasang turniquet pada lengan pasien dan dilakukan palpasi (Penyarian vena
4. Ditusuk kulit dengan jarum suntik sampai jarum masuk ke dalam lumen vena
7. Apabila sudah cukup diletakkan kapas di atas jarum dan dicabut spluitnya
12. Dipisahkan serum dari sel–sel darah ke tabung yang lain (Oktari & Silvia,
2016).
43
Lampiran 5
Cara kerja:
II : untuk waktu yang dibatasi atau ditentukan di bawah 24 jam, alarm akan
5. Setelah sampai waktunya diputar knob power ke OFF dan tunggu peralatan
yang di dalam mencapai suhu ruang, kemudian dibuka pintu oven dan
Cara kerja:
4. Diatur temperatur pada suhu 121oC dengan tekanan 15 lbs, dan diatur waktu
selama 15 menit
10. Ditnggu tekanan turun hingga jarum pada pressure menunjukkan angka 0
(nol)
11. Dibuka knob udara secara perlahan agar air dapat keluar melalui saluran
pembuangan
12. Dibuka tutup autoklaf dan dikeluarkan alat/bahan yang sudah disterilkan
Lampiran 6
Lampiran 7
Proses Penelitian
D. Hasil Penelitian
Kontrol Negatif(-)
Lampiran 8
Penelitian ini memerlukan reagensia, bahan dan media, oleh karena itu
diperlukan suatu daftar perincian biaya, agar dana yang diperlukan dalam
penelitian ini dapat disiapkan dan terpenuhi. Anggaran biaya penelitian ini sebagai
berikut:
Harga x
Nama bahan Harga Kebutuhan
kebutuhan
Aquadest Rp. 5.000/liter 1 liter Rp. 5.000
Alkohol 96% Rp. 5.000/botol 2 botol Rp. 10.000
Media SGA Rp. 4.500/gram 9,75 gram Rp. 44.000
NaCl Rp. 8.000/liter 250 ml Rp. 2.000
Spuit 3 ml Rp. 3.000/buah 3 buah Rp. 9.000
Masker Rp. 1.000/buah 8 buah Rp. 8.000
Handscoon Rp. 2.000/buah 10 pasang Rp. 20.000
Cover glass Rp. 1.000/kotak 10 keping Rp. 10.000
Objek glasscd Rp. 1.000/keping 10 keping Rp. 10.000
Cup serum Rp. 500/ cup 2 cup Rp. 1.000
Korek api Rp. 2.000/kotak 1 buah Rp. 2.000
Tisu Rp. 3.000/sachet 1 buah Rp. 3.000
Ketokonazole Rp. 1.000/tablet 1 tablet Rp. 1.000
Kloramfenikol Rp. 1.000/kapsul 1 kapsul Rp. 1.000
Administrasi
Rp. 40.000 Rp. 40.000
Laboratorium
Jumlah Rp. 166 .000
Anggaran Biaya yang diperlukan pada penelitian ini adalah Rp. 166.000.
51
LAMPIRAN 9
Nama : Salsabila
Judul : Uji Daya Hambat Ekstrak Akar Bayam Duri (Amaranthus spinosus L. ) terhadap Pertumbuhan Candida albicans
BULAN NOV DES JAN FEB MARET APRIL MEI JUNI JULI
NO
KEGIATAN/MINGGU KE I II IIIIV I II IIIIV I II IIIIV I II IIIIV I II III IV I II IIIIV I II IIIIV I II IIIIV I II III IV
1 Pengumpulan Data
2 Penulisan dan Bimbingan Proposal
3 Seminar Proposal
4 Permohonan Melakukan Penelitian
5 Persiapan Alat dan Bahan
6 Penelitian
7 Penulisan dan Bimbingan KTI
8 Sidang KTI
52
BIODATA PENULIS
Nama : Salsabila
SD N 1 Kota Langsa
E-Mail : salsa6441@gmail.com
No. Hp : 081264077029
Ayah : Zubier, SE
Judul Karya Tulis Ilmiah: “Uji Daya Hambat Ekstrak Akar Bayam Duri
Candida albicans”