Anda di halaman 1dari 70

UJI SITOTOKSIK EKSTRAK ETANOL DAUN JAMBLANG

(Syzygium cumini L.) TERHADAP LARVA Artemia salina Leach


DENGAN METODE Brine Shrimp
Lethality Test (BSLT)

KARYA TULIS ILMIAH

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan


Diploma III Kesehatan Bidang Farmasi

Oleh :

NISRINA MUNAWARAH
P07139017029

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN ACEH
JURUSAN FARMASI
2020
UJI SITOTOKSIK EKSTRAK ETANOL DAUN JAMBLANG (Syzygium
cumini L.) TERHADAP LARVA Artemia salina Leach
DENGAN METODE Brine Shrimp
Lethality Test (BSLT)

ABSTRAK

Daun Jamblang merupakan salah satu bagian tanaman dari famili Myrtaceae yang
memiliki aktivitas antioksidan sangat kuat. Antioksidan mampu menghambat reaksi
oksidasi dengan cara mengikat radikal bebas dan molekul yang sangat reaktif sehingga
kerusakan sel dapat dicegah dan menekan poliferasi sel kanker. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui pengaruh ekstrak etanol daun jamblang terhadap Artemia salina
Leach dan untuk menentukan nilai LC50 dari ekstrak etanol daun jamblang terhadap
Artemia salina Leach menggunakan metode BSLT. Penelitian ini merupakan
penelitian eksperimental dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap ( RAL)
dengan menggunakan ekstrak etanol daun jamblang sebagai bahan uji sitotoksik
terhadap larva Artemia salina Leach. Ekstrak daun Jamblang diperoleh dengan metode
maserasi menggunakan alkohol 96%. Uji Sitotoksik menggunakan metode Brine
Shrimp Lethality Test (BSLT) dengan 7 kelompok perlakuan yaitu konsentrasi ekstrak
1000 ppm, 500 ppm, 250 ppm, 100 ppm, 50 ppm, 10 ppm dan 0 ppm (Kontrol). Setiap
kelompok diujikan terhadap 10 ekor larva Artemia salina Leach dengan pengamatan
24 jam setelah perlakuan. Perlakuan tiap kelompok diulang sebanyak tiga kali.
Pengamatan dilakukan dengan menghitung larva yang mati selanjutnya dibuat dalam
persentase kematian larva dan dianalisis dengan uji probit untuk mendapatkan nilai
LC50. Berdasarkan hasil pengamatan diperoleh persentase kematian larva tiap
konsentrasi 1000 ppm, 500 ppm, 250 ppm, 100 ppm, 50 ppm, 10 ppm dan 0 ppm
(Kontrol) berturut-turut yaitu 96,7%, 76,7%, 60%, 43,3%, 33,3%, 20%, dan 0%, dari
hasil analisis probit diperoleh nilai LC50 dari ekstrak etanol daun jamblang adalah
sebesar 124,3 ppm. Dengan melihat nilai LC50 yang diperoleh di bawah 1000 ppm
maka hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa daun jamblang (Syzygium cumini
L) bersifat toksik dan berpotensi sebagai antikanker.

Kata kunci : Ekstrak Etanol Syzygium cumini L, Sitotoksik, Artemia salina Leach,
BSLT
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Allah swt. yang senantiasa melimpahkan rahmat dan
hidayahnya serta pertolongan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal
Karya Tulis Ilmiah yang berjudul “Uji Sitotoksik Ekstrak Etanol Daun Jamblang
(Syzygium cumini L) Terhadap Larva Artemia salina Leach Dengan Metode Brine
Shrimp Lethality Test (BSLT)”. Selawat serta salam semoga senantiasa tercurah
kepada baginda kita, Rasulullah Muhammad saw, Keluarganya, Sahabatnya, dan
pengikutnya yang senantiasa istiqomah dijalannya, hingga akhir zaman. Amin ya
Rabbal alamin.
Penulisan Karya Tulis Ilmiah ini merupakan salah satu syarat dalam
menyelesaikan program pendidikan D-III Jurusan Farmasi Politeknik Kesehatan
Kementerian Kesehatan Aceh. Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini banyak
hambatan serta rintangan yang penulis hadapi namun pada akhirnya dapat melaluinya
berkat adanya bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak baik secara moral maupun
spiritual. Oleh karena itu penulis menyampaikan terima kasih kepada:
1. Ibu Rima Hayati, M.Si., Apt., selaku Ketua Jurusan Farmasi Poltekkes
Kemenkes Aceh
2. Bapak Vonna Aulianshah, M. Si, Apt., sebagai pembimbing yang telah bersedia
meluangkan waktu untuk memberikan arahan selama penulisan Karya Tulis
Ilmiah ini sehingga dapat terselesaikan dengan baik dan dapat disidangkan.
3. Penguji I Ibu Azmi Rohaya, M.Si., Apt dan Penguji II Ibu Rini Handayani,
M.Si,. Apt yang telah banyak memberi saran kepada penulis sehingga Karya
Tulis Ilmiah ini menjadi lebih baik.
4. Bapak/Ibu staf pengajar dan staf akademik yang telah mendidik penulis selama
mengikuti perkuliahan di jurusan farmasi Poltekkes Aceh.
5. Orang tua tercinta Ayahanda Marzuki, Ibunda Nurlaili, abang dan adik
tersayang yang telah memberikan doa, kasih sayang yang melimpah dan
motivasi kepada penulis baik moril maupun materil sebagai sumber inspirasi
penulis demi kesuksesan dan keberhasilan yang akan penulis raih.
iii
6. Teman satu bimbingan Nisa Ulfitria, Jihan Faradista, Ardianti dan Munadia
yang telah membantu kelancaran selama penulisan Karya Tulis Ilmiah.
7. Teman dekat Tengku Inong Astuti, Sabrina Mastura, Hubbil Afifa, Nabilla
Mauliza, Raisha Athqa, Nola Refa, Nurul Fitri, Raihan Saraya, yang telah
memberikan dukungan dan motivasi dalam penyelesaian Karya Tulis Ilmiah
ini.
8. Teman–teman angkatan 2017 yang banyak membantu selama penulisan Karya
Tulis Ilmiah ini yang senantiasa menemani dan memberikan semangat, doa,
motivasi serta berbagi ilmu kepada penulis.

Penulis sudah berusaha sebaik mungkin dalam menyelesaikan Karya Tulis


Ilmiah ini. Penulis juga mengharapkan masukan dan saran yang dapat membangun
Karya Tulis Ilmiah ini mencapai kata sempurna. Penulis mohon maaf atas segala
kesalaham yang pernah dilakukan. Semoga Karya Tulis Ilmiah ini bermanfaat dan
memberikan motivasi penelitian selanjutnya.

Banda Aceh, Mei 2020

Penulis

iv
DAFTAR ISI
Halaman
Halaman Judul .......................................................................................................... i
Lembar Pengesahan ................................................................................................. ii
Abstrak ................................................................................................................... iii
Kata Pengantar ......................................................................................................... iv
Daftar Isi.................................................................................................................. vi
Daftar Tabel.......................................................................................................... viii
Daftar Gambar ......................................................................................................... ix
Daftar Lampiran........................................................................................................ x

BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang ....................................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah .................................................................................. 2
1.3. Tujuan Penelitian .................................................................................... 3
1.4. Manfaat Penelitian .................................................................................. 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


2.1. Tanaman Jamblang (Syzygium cumini L ) .............................................. 4
2.1.1. Deskripsi Tanaman Jamblang ................................................... 4
2.1.2. Taksonomi Tanaman Jamblang ................................................ 5
2.1.3. Kandungan Kimia Daun Jamblang ............................................ 5
2.1.4. Khasiat Daun Jamblang ............................................................ 5
2.2. Kanker .................................................................................................... 6
2.2.1. Definisi Kanker ........................................................................ 6
2.2.2. Jenis-jenis Kanker .................................................................... 7
2.2.3. Penanganan Kanker .................................................................. 9
2.3. Ekstraksi ............................................................................................... 10
2.3.1. Pengertian .............................................................................. 10
2.3.2. Metode Ekstraksi .................................................................... 10
2.4. Artemia ................................................................................................ 12
2.4.1. Morfologi Artemia salina ....................................................... 12
2.4.2. Taksonomi Artemia salina ...................................................... 13
2.4.3. Siklus Hidup Artemia salina Leach ......................................... 13
2.5. Brine Shrimp Lethality Test (BSLT)...................................................... 15

BAB III BAHAN DAN METODE


3.1. Jenis Penelitian ..................................................................................... 18
3.2. Waktu dan Tempat Penelitian ............................................................... 18
3.2.1. Waktu Penelitian .................................................................... 18
3.2.2. Tempat Penelitian ................................................................... 18
3.3. Alat dan Bahan ..................................................................................... 18
3.3.1. Alat ........................................................................................ 18
3.3.2. Bahan ..................................................................................... 19
v
3.4. Rancangan Percobaan Penelitian ........................................................... 19
3.5. Cara Kerja Penelitian ............................................................................ 19
3.5.1. Determinasi Daun Jamblang ................................................... 19
3.5.2. Penyiapan Simplisia Daun Jamblang ...................................... 20
3.5.3. Pembuatan Simplisia Daun Jamblang ..................................... 20
3.5.4. Pembuatan Ekstrak Etanol Serbuk Simplisia Daun Jamblang .. 20
3.5.5. Penetasan Artemia salina Leach ............................................. 20
3.5.6. Pembuatan Konsentrasi Larutan Uji Ekstrak Daun Jamblang .. 21
3.5.7. Prosedur Uji Sitotoksik Dengan Metode BSLT ....................... 21
3.6. Analisis Data ........................................................................................ 22
3.7. Penyajian Data ...................................................................................... 23

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN


4.1. Hasil ................................................................................................... 24
4.2. Pembahasan .......................................................................................... 26

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN


5.1. Kesimpulan .......................................................................................... 28
5.2. Saran .................................................................................................... 28

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 29


LAMPIRAN .......................................................................................................... 33

vi
DAFTAR TABEL
Halaman

Tabel 1. Nilai dari Kategori Toksisitas ............................................................... 17

Tabel 2. Perlakuan yang digunakan untuk uji sitotoksik ekstrak etanol daun
Jamblang ........................................................................................................... 19
Tabel 3. Hasil Uji Sitotoksik Berbagai Kelompok Perlakuan Terhadap Larva
Artemia salina Leach ......................................................................................... 25

vii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. Tanaman Jamblang (Syzygium cumini L) ............................................ 4
Gambar 2. Artemia salina Leach ........................................................................ 12
Gambar 3. Siklus hidup Artemia salina Leach.................................................... 15
Gambar 4. Pengaruh Berbagai Konsentrasi Ekstrak Etanol Daun Jamblang
(Syzygium cumini L) Terhadap Artemia salina Leach ......................................... 25
Gambar 5. Daun Jamblang Yang Telah Disortir ................................................. 40
Gambar 6. Daun Jamblang Dikering Anginkan .................................................. 40
Gambar 7. Daun Jamblang Yang Telah Dikeringkan .......................................... 40
Gambar 8. Daun Jamblang Dihaluskan............................................................... 40
Gambar 9. Serbuk Halus Daun Jamblang ........................................................... 40
Gambar 10. Penimbangan 500 g Serbuk Simplisia Daun Jamblang .................... 41
Gambar 11. Etanol 96% ..................................................................................... 41
Gambar 12. Serbuk Simplisia Dalam Wadah Maserasi ....................................... 41
Gambar 13. Setelah Dituangkan Etanol ............................................................. 41
Gambar 14.Maserasi Akhir ............................................................................... 42
Gambar 15. Penyaringan Filtrat.......................................................................... 42
Gambar 16. Ekstrak Kental Daun Jamblang ....................................................... 42
Gambar 17. Telur Artemia salina Leach ............................................................. 43
Gambar 18. Penimbangan 1 g Telur Artemia salina Leach ................................. 43
Gambar 19. Alat-alat Penetasan Artemia salina Leach ....................................... 43
Gambar 20. Air Laut .......................................................................................... 43
Gambar 21. Proses Penetasan Artemia salina Leach ........................................... 44
Gambar 22. Artemia salina Leach Setelah Menetas dan Berumur 48 Jam ........... 44
Gambar 23. Air Laut .......................................................................................... 45
Gambar 24. Penimbangan Ekstrak ..................................................................... 45
Gambar 25. Larutan Uji 1000 ppm ..................................................................... 45
Gambar 26. Dimasukkan Larutan Uji dan Air Laut ............................................ 45
Gambar 27. Dimasukkan 10 Artemia salina Leach ............................................. 46
Gambar 28. Uji BSLT ........................................................................................ 46

viii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Skema Pengumpulan dan Penyiapan Simplisia ............................... 33
Lampiran 2. Skema Proses Pembuatan Ekstrak Etanol Daun Jamblang .............. 34
Lampiran 3. Skema Penetasan Larva Artemia salina Leach................................ 35
Lampiran 4. Perhitungan Larutan Uji ................................................................. 36
Lampiran 5. Pembuatan Larutan DMSO 2% ...................................................... 38
Lampiran 6. Skema Prosedur Uji Brine Shrimp Lethality Test ............................ 39
Lampiran 7. Penyiapan Simplisia Daun jamblang .............................................. 40
Lampiran 8. Pembuatan Ekstrak Etanol Serbuk Simplisia Daun jamblang .......... 41
Lampiran 9. Penetasan Artemia salina Leach ..................................................... 43
Lampiran 10. Uji Brine Shrimp Lethality Test (BSLT) ...................................... 45
Lampiran 11. Tabel hasil perhitungan nilai LC50 menggunakan metode probit .. 47
Lampiran 12. Grafik Regresi Linier Ekstrak Daun Jamblang Terhadap Nilai
Probit ................................................................................................................. 48
Lampiran 13. Perhitungan Persamaan Regresi Linier ......................................... 49
Lampiran 14. Tabel Transformasi Persen Probit ................................................. 50
Lampiran 15. Surat Izin Penelitian ..................................................................... 55
Lampiran 16. Surat Hasil Identifikasi Daun Jamblang ........................................ 56
Lampiran 17. Surat Selesai Penelitian Vacuum rotary evaporator ...................... 57
Lampiran 18. Surat permintaan Artemia salina Leach ........................................ 58
Lampiran 19. Surat penerimaan Artemia salina Leach ....................................... 59
Lampiran 20. Surat selesai penelitian ................................................................. 60
Lampiran 21. Biodata Penulis ............................................................................ 61

ix
BAB 1
LATAR BELAKANG

1.1 Latar Belakang

Kanker merupakan suatu penyakit yang disebabkan oleh pertumbuhan sel-sel


jaringan tubuh yang tidak normal dan tidak terkendali. 1 Sel kanker bersifat ganas,
tumbuh cepat, dan dapat menyebar melalui pembuluh darah dan pembuluh getah
bening sehingga dapat tumbuh dan menyebar di tempat lain.2 Kanker meliputi kanker
payudara, paru-paru, usus besar, hati, prostat, ginjal, leher rahim, tenggorokan, tulang,
otak, limpa, leukemia, empedu, dan pancreas. 3 Berdasarkan data GLOBOCAN pada
tahun 2018 terdapat 18,1 juta kasus baru dengan angka kematian sebesar 9,6 juta
kematian akibat kanker. Indonesia berada pada urutan 8 di Asia Tenggara dan urutan
ke 23 di Asia dengan angka kejadian penyakit kanker. 4
Penanganan kanker dapat dilakukan dengan berbagai cara, radioterapi dan
pembedahan merupakan pengobatan yang paling efektif untuk kanker, tetapi tidak
efisien ketika kanker telah menyebar ke seluruh tubuh. Penggunaan obat kanker
(hormon, kemoterapi, vaksin, dan terapi biologis) merupakan pilihan saat ini untuk
mengobati kanker.5 Pengobatan kanker dengan kemoterapi masih memiliki kelemahan
yaitu selain membunuh sel kanker kemoterapi juga mempengaruhi sel-sel normal
dengan tingkat poliferasi cepat, seperti folikel rambut, sumsum tulang dan sel-sel
saluran pencernaan.6 Selain memiliki efek samping tentunya juga memerlukan biaya
yang sangat tinggi, oleh karena itu perlu usaha pencarian pengobatan baru dari bahan
alam yang mudah didapatkan dan murah serta dengan selektif membunuh sel kanker
tanpa mempengaruhi sel normal .
Terdapat banyak bahan alam yang dapat direkomendasikan untuk pengobatan
kanker, salah satu nya tumbuhan dari famili Myrtaceae. 7 Jamblang merupakan salah
satu tanaman dari famili Myrtaceae dengan kandungan kimia daun jamblang yaitu
senyawa alkaloid, fenol, saponin, tannin, steroid, dan kandungan polifenol seperti
flavonoid, flavonol glikosida, quersetin, kaempferol, myrisetin 3-O-4 asetil-L-

1
2

rhamnopyranoside, triterpenoid, dan senyawa fenolik berupa asam ferulat dan katekin
yang memiliki aktivitas antioksidan sangat kuat. 8,9
Penelitian yang telah dilakukan terhadap aktivitas antioksidan daun dan buah
jamblang menunjukkan bahwa ekstrak daun jamblang memiliki antioksidan lebih kuat
dibandingkan buah jamblang.10 Beberapa penelitian menyatakan ekstrak etanol daun
jamblang juga memiliki aktivitas antioksidan sangat kuat dengan nilai LC50 (Lethal
Consentration 50%) sebesar 13,46 ppm, 14,458 ppm dan 8,85 ppm. 8,11,12 Antioksidan
mampu menghambat reaksi oksidasi dengan cara mengikat radikal bebas dan molekul
yang sangat reaktif sehingga kerusakan sel dapat dicegah dan menekan poliferasi sel
kanker.13
Senyawa polifenol memiliki aktivitas antikanker dengan mekanisme kerja
menginduksi program kematian sel. Penelitian yang dilakukan Sathish, dkk (2015),
menggunakan ekstrak dari biji jamblang menyatakan bahwasanya biji jamblang
memiliki sifat sitotoksik terhadap sel kanker payudara MCF-7.14,15
Berdasarkan penjelasan di atas, perlu adanya penelitian awal untuk
membuktikan efek sitotoksik dari daun jamblang dan untuk penelitian pendahuluan
sitotoksik objek uji yang umum digunakan adalah larva Artemia salina Leach
menggunakan metode Brine Shrimp Lethality Test (BSLT). Penggunaan metode BSLT
dengan Artemia salina Leach dihubungkan dengan aktivitas antikanker karena
pertumbuhan Artemia salina Leach membelah dengan cepat sehingga identik dengan
sel kanker.16
1.2 Rumusan Masalah
a. Bagaimana pengaruh pemberian ekstrak etanol daun jamblang (Syzygium
cumini L.) terhadap pertumbuhan larva Artemia salina Leach?
b. Berapakah nilai LC50 dari ekstrak etanol daun jamblang (Syzygium cumini
L.) yang mampu memberikan efek sitotoksik terhadap Artemia salina
Leach?
3

1.3 Tujuan Penelitian


a. Untuk mengetahui pengaruh pemberian ekstrak etanol daun jamblang
(Syzygium cumini L.) terhadap larva Artemia salina Leach

b. Untuk menentukan nilai LC50 dari ekstrak etanol daun jamblang (Syzygium
cumini L.) yang mampu memberikan efek sitotoksik terhadap Artemia
salina Leach
1.4 Manfaat penelitian
1. Menambah pengetahuan dan wawasan penulis tentang efek sitotoksik
daun jamblang (Syzygium cumini L.) terhadap Artemia salina Leach
2. Menambah pengetauhan dan informasi pembaca tentang tanaman obat
yang mempunyai efek sitotoksik.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tanaman Jamblang


2.1.1. Deskripsi Tanaman Jamblang ( Syzygium cumini L)
Tanaman ini memiliki nama daerah seperti berikut, Jamble kleng (Aceh),
Jamble kling (Gayo), Jambu kalang (Minangkabau), Jambelang (Melayu), Jamblang
(Sunda), Duwet (Jawa), Juwet (Jakarta), Jambulang (Ternate), dan Jambura
(Gorontalo).17
Syzygium cumini L termasuk kedalam famili Myrtaceae (Jambu-jambuan).
Syzygium cumini L tumbuh hingga 15-30 m, batang kokoh (40-100 cm). Pada mahkota
tidak teratur/ bulat dengan cabang, kulit 1,0 - 2,5 cm, warna coklat atau abu-abu gelap,
cukup halus, rasa pahit. Daun yang sempit, transparan, dengan panjang 5-15 cm, 2 - 8
cm, luas bersebrangan, tebal, gundul, permukaan atas hijau tua, permukaan bawah
kekuningan. Bentuk daun luas bulat telur, berbentuk bulat panjang atau berbentuk bulat
panjang lonjong, pangkal membundar, puncak pendek, bulat atau tumpul, tepi tidak
bergigi, pada tangkai ramping dan bewarna kuning nyala, panjang 1,52 cm, pelepah
terkemuka, warna kuning nyala.18 Penjelasan diatas dapat dilihat pada gambar 1
berikut.

Gambar 1. Tanaman Jamblang 19

4
5

2.1.2. Taksonomi Tanaman Jamblang


Klasifikasi dari tanaman Jamblang Syzygium cumini L Skeel adalah sebagai
berikut :
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Myrtales
Famili : Myrtaceae
Genus : Syzygium P.Br.ex Gaertn.
Spesies : Syzygium cumini (L) Skeels
2.1.3. Kandungan Kimia Daun Jamblang
Daun jamblang ( Syzygium cumini L ) mengandung senyawa kimia antara lain
yaitu senyawa alkaloid, fenol, saponin, tannin, steroid dan kandungan polifenol seperti
flavonoid, flavonol glikosida, kuersetin, kaempferol, myrisetin 3-O-4 asetil-L-
rhamnopyranoside, triterpenoid, senyawa fenolik berupa asam ferulat dan katekin.8,9
Kuersetin merupakan molekul flavanol yang memiliki aktivitas antioksidan yang
sangat reaktif, myrisetin merupakan senyawa antikanker dan antioksidan yang dapat
mengurangi risiko penyakit kronis, terutama kanker, kaempferol dapat menghambat
pertumbuhan sel kanker, angiogenesis dan menginduksi apoptosis sel kanker tetapi
dapat juga menjaga kelangsungan hidup sel normal. 20
2.1.4. Khasiat Daun Jamblang
Tanaman ini memiliki banyak khasiat tidak lain karena memiliki kandungan
kimia yang fungsinya dapat mengobati suatu penyakit. Salah satunya adalah senyawa
flavonoid. Flavonoid merupakan salah satu metabolit sekunder yang terdapat pada
tumbuhan. Senyawa ini dapat digunakan sebagai anti mikroba, obat infeksi pada luka,
anti jamur, anti virus, anti kanker, anti tumor. Selain itu flavonoid juga dapat digunakan
sebagai anti bakteri, anti alergi, sitotoksik, anti hipertensi, dan antioksidan. Secara
umum genus Syzygium mengandung metabolit sekunder berupa flavonoid, alkaloid,
tannin, terpenoid, yang digunakan di dalam dunia pengobatan antara lain untuk anti
radang, penahan rasa sakit dan anti jamur. 21
6

2.2 Kanker

2.2.1. Definisi Kanker

Kanker adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh pertumbuhan sel-sel


jaringan tubuh yang tidak normal dan tidak terkendali. Sel-sel kanker akan berkembang
dengan cepat, tidak terkendali, dan akan terus membelah diri. Sel kanker bersifat ganas,
tumbuh cepat, dan dapat menyebar melalui pembuluh darah dan pembuluh getah
bening, sehingga dapat tumbuh dan menyebar di tempat lain.1,2
Mekanisme terjadinya kanker ada 3 tahap perubahan yaitu :
1. Tahap inisiasi

Pada tahap ini sel normal berpotensi berubah menjadi sel kanker akibat rangsangan
karsinogenik sebagai inisiator. Inisiator dapat langsung merubah DNA atau melalui
metabolisme sel sehingga DNA pecah. Di tahap ini perubahan bersifat ireversibel.

2. Tahap promotor

Karsinogen akan mengubah sel terinisiasi menjadi sel kanker dan bersifat reversibel.

3. Tahap perubahan menetap atau progresif

Terjadi pembelahan sel yang tidak terkendali, tanpa memerlukan inisiator atau
promotor. Sel kanker menghasilkan faktor angiogenesis yaitu faktor pertumbuhan
vaskuler untuk nutrisi sel kanker.22

Sifat pertumbuhan sel kanker yaitu sel-sel kanker melakukan penggandaan


populasi dalam jumlah yang besar, sel-sel normal akan menyesuaikan diri terhadap sel-
sel tetangga terdekat dengan menghentikan pertumbuhannya dan sel kanker terus
membelah sehingga menggunung dan sampai menindih sel-sel lainnya. Penumpukan
sel mendesak dan merusak jaringan normal, sehingga mengganggu organ yang
ditempatinya. Kanker dapat terjadi di berbagai jaringan dalam berbagai organ di setiap
tubuh, mulai dari kaki sampai kepala. Penyebab kanker biasanya tidak dapat diketahui
secara pasti, karena merupakan gabungan dari sekumpulan faktor, genetik dan
lingkungan. Namun ada beberapa faktor yang diduga meningkatkan risiko kanker,
diantaranya yaitu keturunan, lingkungan, makanan berbahan kimia, terserang virus,
7

infeksi, faktor perilaku, gangguan keseimbangan hormonal, faktor kejiwaan, radikal


bebas.23

Sebagian besar pemicu kanker pada manusia merupakan hasil dari interaksi
antara fakor lingkungan hidup dan lingkungan kerja (occupational) yang disebut
dengan zat karsinogenik. Zat karsinogenik adalah zat yang merusak jaringan tubuh dan
memicu tumbuhnya sel kanker diantaranya yaitu zat kimia, radiasi, virus, hormon, dan
iritasi kronis.1

2.2.2. Jenis- jenis Kanker

10 jenis kanker yang banyak ditemukan dan mematikan yaitu:24

1. Kanker Paru dan Bronkus


Jumlah penderita kanker paru dan bronkus diketahui meningkat disebabkan
oleh peningkatan jumlah perokok. Faktor yang menyebabkan seseorang beresiko
mengidap kanker paru-paru selain faktor genetis dan usia adalah perokok baik aktif
maupun pasif, paparan gas radon, paparan asbes, dan polusi udara.
2. Kanker Pada Sistem Pencernaan (Kanker kolon dan kanker rektum)
Terjadinya kanker kolon ataupun kanker rektum erat kaitannya dengan
tingginya tingkat adopsi masyarakat terhadap pola makan yang tidak sehat selain faktor
usia maupun genetis. Kanker pada sistem pencernaan ini dimulai dari munculnya polip
pada usus yang disebabkan oleh radang. Peradangan ini banyak ditimbulkan oleh gaya
hidup tidak sehat seperti mengkonsumsi alkohol berlebihan, kurang olah raga ataupun
kurang konsumsi makanan berserat.
3. Kanker Payudara
Kanker payudara menjadi kanker tertinggi ketiga sebagai kanker pembunuh.
Kanker payudara tidak hanya dapat menyerang wanita, namun juga dapat menyerang
pria. Sel kanker biasanya tumbuh dimulai di sekitar jaringan yang memproduksi air
susu ataupun jaringan yang menghubungkan kelenjar asi ke bagian puting.
8

4. Kanker Pankreas
Kanker pankreas adalah kanker yang mulanya tumbuh dan berkembang di area
pankreas. Kanker pankreas mengganggu kerja tubuh dengan cara mempengaruhi
sistem pencernaan dan metabolisme tubuh dan biasanya kanker jenis ini tumbuh
dengan cepat sehingga sering kali terlewat untuk dideteksi lebih awal.
5. Kanker Prostat
Kanker prostat merupakan kanker paling mematikan kedua bagi penderita laki-
laki, setelah kanker paru-paru dan bronkus. Kanker prostat pada mulanya tumbuh
secara lambat dimulai dari kelenjar prostat, yang memproduksi cairan semen pada
sistem reproduksi pria. Gejalanya biasa ditandai dengan gangguan buang air kecil dan
tidak bersifat agresif dengan perkembangan perlahan namun ada sebagian kasus kanker
prostat banyak yang menjadi agresif hingga sulit ditangani.
6. Leukemia
Banyak jenis leukemia atau kanker darah dan semuanya menyerang jaringan
tubuh yang membentuk darah seperti sumsum tulang dan sistem limfatik. Kanker darah
mengakibatkan kelebihan produksi sel darah putih yang abnormal.
7. Limfoma non-Hodgkin
Kanker ini menyerang limfosit, sejenis sel darah putih dan ditandai oleh kelenjar
getah bening yang membengkak, demam dan mengalami penurunan berat badan.
8. Kanker hati dan saluran empedu intrahepatic
Kanker ini erat kaitannya dengan kanker saluran empedu intrahepatik yang
menyerang saluran yang membawa empedu dari hati ke usus kecil.
9. Kanker ovarium
Gejala-gejalanya meliputi ketidaknyamanan perut, desakan untuk buang air
kecil dan nyeri panggul.
10. Kanker esophageal
Kanker ini dimulai dalam sel-sel yang melapisi esofagus, yaitu tabung yang
membawa makanan dari tenggorokan ke perut, dan biasanya terjadi di bagian bawah
kerongkongan.
9

2.2.3. Penanganan Kanker

1. Kemoterapi
Kemoterapi dilakukan dengan memberikan obat-obatan untuk merusak sel
kanker.
2. Operasi
Prosedur ini dilakukan dengan memotong dan mengangkat jaringan kanker.
3. Radioterapi

Radioterapi dilakukan dengan menggunakan paparan radiasi untuk membunuh


sel-sel kanker. Radioterapi terdiri dua jenis, yaitu radiasi dari mesin yang berada di luar
tubuh (radioterapi eksternal) atau radiasi dari alat implan yang dipasang di dalam tubuh
(brakiterapi).
4. Transplantasi sumsum tulang
Prosedur ini, sumsum tulang penderita akan diganti dengan sumsum tulang baru
dari donor, agar dapat menghasilkan sel baru yang normal dan bebas kanker.
5. Imunoterapi
Imunoterapi atau terapi biologis bertujuan untuk mengaktifkan system imun
penderita untuk melawan kanker.
6. Terapi hormone
Beberapa jenis kanker, seperti kanker payudara dan kanker prostat, dipicu oleh
hormon. Oleh karena itu, dengan menghambat hormon tersebut, pertumbuhan sel
kanker dapat dihentikan.
7. Targeted drug therapy
Terapi ini dilakukan dengan memberikan obat-obatan yang mampu
menghambat mutasi genetik pada sel.25
10

2.3 Ekstraksi
2.3.1. Pengertian
Ekstrak adalah sediaan kering, kental atau cair dibuat dengan penyari simplisia
menurut cara yang cocok, di luar pengaruh cahaya matahari langsung. Ekstrak kering
harus mudah digerus menjadi serbuk. Ekstrak diperoleh dengan mengekstraksi zat aktif
dari simplisia nabati atau simplisia hewani menggunakan pelarut yang sesuai,
kemudian hampir semua pelarut diuapkan dan massa atau serbuk yang terisi
diperlakukan sehingga memenuhi baku yang telah ditetapkan. 26 Ekstrak ada tiga
macam yaitu ekstrak kering (siccum), kental (spissum), dan cair (liquidum), yang
dibuat dengan menyari simplisia menurut cara yang sesuai diluar pengaruh cahaya
matahari langsung.27
Ekstraksi adalah kegiatan penarikan zat yang diinginkan dari bahan obat
dengan menggunakan pelarut yang dipilih sesuai dengan zat yang akan dilarutkan.
Proses ekstraksi adalah proses mengumpulkan zat aktif dari bahan mentah obat, dan
mengeluarkannya dari bahan-bahan sampingan yang tidak perlu untuk digunakan.
Ekstraksi bertujuan untuk mendapatkan atau memisahkan sebanyak mungkin zat-zat
yang memiliki khasiat pengobatan.28

2.3.2. Metode ekstraksi


Metode ekstraksi dapat dilakukan dengan beberapa cara yaitu cara dingin dan
cara panas.29
1. Cara Dingin
a. Maserasi
Maserasi merupakan cara sederhana yang dapat dilakukan dengan merendam serbuk
simplisia dalam pelarut. Maserasi adalah proses pengekstrakkan simplisia dengan
menggunakan pelarut dengan beberapa kali pengocokan atau pengadukan pada
temperature ruangan (kamar).
11

b. Perkolasi
Perkolasi adalah ekstraksi dengan pelarut yang selalu baru dan sempurna yang
umumnya dilakukan pada temperatur ruangan . Prinsip perkolasi adalah dengan
menempatkan serbuk simplisia pada suatu bejana silinder yang bagian bawahnya
diberi sekat berpori. Proses terdiri dari tahap pengembangan bahan, tahap maserasi
antara, tahap perkolasi sebenarnya (penetesan/penampungan ekstrak), terus-
menerus sampai diperoleh ekstrak (perkolat) yang jumlahnya 1-5 kali bahan.
2. Cara Panas
a. Refluks
Refluks adalah pada metode ini sampel dimasukkan bersama pelarut ke dalam labu
yang dihubungkan dengan kondensor. Pelarut dipanaskan hingga mencapai titik
didih. Uap terkondensasi dan kembali ke dalam labu. 30
b. Soxhlet
Soxhlet adalah ekstraksi dengan menempatkan serbuk sampel dalam sarung selulosa
( dapat digunakan kertas saring ) dalam klonsong yang ditempatkan diatas labu dan
dibawah kondensor. Pelarut yang sesuai dimasukkan ke dalam labu dan suhu
penangas diatur dibawah suhu reflux. 30
c. Digesti
Digesti adalah maserasi dengan menggunakan pemanasan rendah, yaitu secara
umum dilakukan pada suhu 40- 50ºC.29
d. Infundasi
Infundasi adalah proses penyarian yang umumnya digunakan untuk menyari zat
aktif yang larut dalam air dari bahan-bahan nabati pada suhu 90ºC selama 15
menit.29
e. Dekoktasi
Dekoktasi adalah modifikasi dari infus dengan memperpanjang waktu ekstraksi
yaitu pada suhu 900C selama 30 menit.29
12

2.4 Artemia

2.4.1. Morfologi Artemia salina


Tubuh Artemia salina dibagi menjadi 3 segmen : Kepala, Torax, dan abdomen.
Hewan jantan dewasa mempunya 3 mata dan 11 pasang kaki. Dalam kondisi alami,
pangan Artemia salina berupa algae, Protozoa, dan detritus. Artemia salina jantan
memiliki 2 organ reproduksi. Uterus dari Artemia salina betina berisi hingga 200 telur.
Mereka memproduksi telur, yang mengapung dalam air dan dapat berkembang menjadi
nauplia (larva) atau kista jika lingkungan tidak menguntungkan. Kista adalah bentuk
dorman dari hewan ini, yang akan bertahan lama dalam keadaan kering. Kista akan
menetas menjadi nauplia jika kondisi lingkungan memungkinkan. 31
Artemia merupakan salah satu jenis pakan alami yang hidup di laut. Telur
artemia yang baru menetas merupakan jenis pakan awal bagi larva patin (sampai umur
7 hari) yang kandungan proteinnya cukup tinggi yaitau sekitar 55%. Artemia
merupakan golongan zooplankton yang hidup sebagai planktonik yaitu melayang
dalam air. Artemia termasuk jenis udang-udangan yang mempunyai ukuran relatif kecil
dengan sistem osmoregulasi yang efisien sehingga mampu beradaptasi pada kisaran
salinitas yang luas.32 Kandungan kimia yang terdapat dalam tubuh Artemia salina
adalah protein dan asam lemak yang tinggi. Nilai nutrisi Artemia dewasa mempunyai
keunggulan yaitu kandungan proteinnya meningkat dari rata-rata 47% pada nauplius
menjadi 60% pada Artemia dewasa yang telah dikeringkan. 31

Gambar 2. Artemia salina Leach 31


13

2.4.2. Taksonomi Artemia salina


Artemia adalah jenis crustacean tingkat rendah dari phylum Arthropoda yang
banyak mengandung nutrisi terutama protein dan asam-asam amino. Dalam dunia
hewan Artemia atau Brine shrimp merupakan makrozooplankton yang di
klasifikasikan dalam31 :
Klasifikasi :
Kingdom : Animalia
Filum : Arthopoda
subphylum : Crustaceae
Class : Branchiopoda
Bangsa : Anostraca
Famili : Artemiidae
Suku : Artemia
Jenis : Artemia salina Leach31
2.4.3. Siklus Hidup Artemia salina Leach
Perkembangbiakan artemia tidak selalu terjadi melalui perkawinan, karena
hewan ini mempunyai dua cara reproduksi diri yaitu jenis biseksual dan jenis
partenogenenesis. Perkembangbiakan jenis biseksual harus melalui proses perkawinan
antara induk jantan dan induk betina. Pada jenis partenogenesis tidak ada perkawinan
karena memang tidak pernah ada jantannya. Jadi, betina akan beranak dengan
sendirinya tanpa perkawinan. Pada kondisi lingkungan yang optimal, baik induk yang
bereproduksi secara biseksual maupun partenogenesis akan menghasilkan nauplius.
Sebaliknya bila kondisi lingkungan kurang menguntungkan, induk artemia yang
semula siap melahirkan akan menghasilkan telur bercangkang tebal yang disebut kista.
Dengan demikian selain bersifat ovovivipar (melahirkan telur yang sudah menjadi
anak) dalam melahirkan, artemia juga bersifat vivipar (mengeluarkan telur). 33
Cara produksi Artemia salina Leach dikontrol oleh faktor lingkungan yaitu
konsetrasi oksigen di air dan fluktasinya, tipe pangan, kadar garam. Pada reproduksi
ovipar, setelah kopulasi, telur yang sudah difertilisasi berkembang menjadi tahap
gastrula dan dikelilingi oleh kulit coklat yang kuat, berisi kitin, liproprotein, dan lain-
14

lain. Kista yang terbentuk kemudian dilepaskan kedalam air. Kista menjadi larva bebas
ketika proses awal pengeringan terjadi. Pada reproduksi ovovivipar, telur yang
difertilisasi berkembang menjadi gastrula, lalu gastrula berdiferensiasi menjadi tubuh
betina yang disebut nauplia. Telur menetaskan nauplia yang berwarna putih dan
bersirip.Kista (0,2-0,3 mm) menjadi nauplia (0,45 mm) dalam waktu 24-36 jam.
Hidrasi lengkap kista membutuhkan waktu 1 jam. Nauplia kemudian menjadi kista
dewasa (maksimal 13 mm) dalam waktu 3 minggu tergantung ketersediaan pangan.
Kista dapat bertahan hidup pada kondisi ekstrim hingga mencapai suhu 80 0C.31
Kista memiliki kemampuan bertahan ketika berkontak dengan cairan agresif,
kondisi kering yang ekstrim, kekurangan oksigen dan pengaruh pestisida. Analisa
karbon menunjukkan bahwa umur kista radiaktif mencapai 10.000 tahun. Nauplia
tumbuh optimal pada 280C dan 35 ppt. sedangkan suhu letal yang menyebabkan
kematian nauplia adalah 37-380C. Nauplia akan berkembang dari 1 mata menjadi 3
mata. Nauplia berenang melalui kolam air menggunakan antenna. Namun, Artemia
salina dewasa tidak bersifat fotoaksis. Rahang nauplia digunakan untuk menyaring air
dan fitolankton.32
Larva nauplia mengalami 15 kali metamorphosis, larva tingkat satu dinamakan
larva tingkat I, larva tingkat dua dinamakan instar II, demikian seterusnya hingga instar
XV. Larva baru saja menetas atau instar I berbentuk bulat lonjong dengan panjang
sekitar 400 μm dan berat μg. Instrar II panjangnya 600 μm, sedangkan instar III
panjangnya 700 μm. Pada awalnya nauplia berwarna kemerah-merahan karena masih
banyak menyimpan cadangan makanan. Selain itu pada fase ini, mulut dan anusnya
belum ter fase instar I tidak makan. Setelah 24 jam berubah menjadi instar II dimana
pada fase ini larva mulai mencari makan guna memenuhi cadangan makanan yang
berkurang.33
15

Gambar. 3 Siklus hidup Artemia salina 31

Artemia salina berenang menggunakan anggota badan. Artemia salina dewasa


memiliki 1 mata di bagian tengah, 2 mata lateral, otak sederhana berbentuk cincin yang
mengelilingi mulutnya, Artemia salina dewasa juga memiliki 1 mata di bagian tengah
dan 1 mata di bagian lateral, panjang salina jantan 8-10 mm dan panjang betina 10-12
mm serta memiliki warna yang bervariasi tergantung pada konsentrasi garam dalam
air dan green tored (merah) pada konsentrasi tinggi.31

2.6 Brine Shrimp Lethality Test (BSLT)


Brine Shrimp Lethality Test (BSLT) merupakan salah satu metode untuk
menguji bahan-bahan yang bersifat toksik dan digunakan sebagai suatu bioassay yang
pertama untuk penelitian bahan alam. Metode ini menggunakan larva Artemia salina
Leach sebagai hewan coba. Pengujian menggunakan BSLT diterapkan dengan
menetukan nilai Lethal Concentration 50% (LC50) setelah perlakuan 24 jam. Nilai
LC50 merupakan angka yang menunjukkan konsentrasi suatu bahan penyebab kematian
sebesar 50% dari jumlah hewan coba.34
Metode BSLT merupakan salah satu metode yang banyak digunakan untuk
pencarian senyawa antikanker baru yang berasal dari tanaman. Metode ini memiliki
keuntungan diantaranya waktu pelaksanaan yang cepat, biaya lebih murah, praktis,
tidak memerlukan teknis yang aseptis, sampel yang relatif sedikit dan hasil ujinya
berkorelasi baik dengan beberapa metode uji sitotoksik. 35 Mekanisme kematian larva
16

berhubungan dengan fungsi-fungsi senyawa-senyawa yang terkandung dalam selnya


yang dapat menghambat daya makan larva. Cara kerja senyawa-senyawa tersebut
adalah dengan bertindak sebagai stomach poisoning atau racun perut. Oleh sebab itu
apabila senyawa-senyawa tersebut masuk kedalam tubuh larva maka alat pencernaan
larva akan terganggu. Di samping itu senyawa-senyawa tersebut dapat menghambat
reseptor perasa pada daerah mulut larva sehingga akan mengakibatkan larva gagal
mendapatkan stimulus rasa larva tidak mampu mengenali makanannya, akibatnya larva
akan mati kelaparan.36
Selain sistem fisiologis Artemia salina Leach terdiri yaitu sistem saraf pusat,
system pencernaan, mata, dan system vaskular mirip dengan yang dimiliki oleh
manusia. Artemia juga memiliki membran kulit yang tipis sehingga kematian akibat
sitotoksik dan senyawa bioaktif dianalogikan dengan kematian sel dalam organisme.
Artemia salina Leach digunakan secara luas untuk uji toksisitas karena ketersediaan
telur dorman (kista) dapat dipanen dalam jumlah besar di danau garam. 36
Pada Uji BSLT penetasan telur Artemia salina dilakukan dalam wadah plastik
yang berbentuk kotak dengan menggunakan media air laut yang terbagi menjadi bagian
terang dan bagian gelap. Kedua bagian tersebut dipisahkan oleh sekat yang berlubang.
Pada bagian gelap dimasukkan Artemia salina Leach. Selama proses penetasan, larva
akan berpindah ke daerah yang terang melalui sekat yang berlubang tersebut. Pada
bagian terang diberi penerangan cahaya lampu yang sesuai untuk penetasan, yaitu
sebesar 40-60 Watt dengan suhu berkisar 25-30 oC. Setelah melalui proses penetasan
selama 24 jam, telur menjadi larva atau nauplia. Nauplia yang digunakan untuk BSLT
adalah nauplia yang berumur 48 jam dan aktif bergerak. Pada fase nauplia ini terjadi
fase paling aktif membelah secara mitosis sehingga identik dengan sel kanker. 16
Parameter yang digunakan untuk menunjukkan adanya aktivitas biologi suatu
senyawa pada Artemia salina Leach yaitu dengan menghitung jumlah kematian larva
akibat pemberian senyawa dengan konsentrasi yang ditetapkan. Suatu zat dikatakan
aktif atau toksik bila nilai LC50< 1000 ppm untuk ekstrak dan < 30 ppm untuk senyawa
murni .37
17

Tabel.1 Nilai dari Kategori Toksisitas ( Meyer et al., 1982)38

Kategori Nilai LC 50 (𝜇g / mL)

Toksik < 1000

Tidak toksik >1000


BAB III

BAHAN DAN METODE

3.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini bersifat eksperimental laboratorium dengan Uji Sitotoksik


Ekstrak Etanol Daun Jamblang (Syzygium cumini L.) terhadap Artemia salina Leach
dengan metode Brine Shrimp Lethality Test ( BSLT).

3.2 Waktu dan Tempat Penelitian

3.2.1. Waktu Penelitian


Penelitian ini dilaksanakan pada 30 Desember 2019 sampai 14 Februari 2020.

3.2.2. Tempat Penelitian


Di laboratorium Herbarium Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam Universitas Syiah Kuala untuk melakukan determinasi daun
jamblang, Laboratorium Biologi Jurusan Farmasi Poltekkes Aceh untuk melakukan
proses ekstraksi secara maserasi, UPTD BPSMB Aceh untuk melakukan pemekatan
ekstrak etanol daun jamblang, Laboratorium Farmakologi jurusan Farmasi Poltekkes
Kemenkes Aceh untuk uji Sitotoksik terhadap larva Artemia salina Leach.

3.3 Alat dan Bahan

3.3.1. Alat

Alat alat yang digunakan pada penelitian ini yaitu : wadah maserasi, pengaduk
kayu, vacuum rotary evaporator, corong, beaker glass, lup, neraca analitik, pipet tetes,
sendok plastic, tabung reaksi, Erlenmeyer, seperangkat wadah penetasan Artemia
salina leach

18
19

3.3.2. Bahan

Bahan yang digunakan yaitu daun jamlang ( Syzygium cumini L), etanol 96 %,
akuadest, air laut, aluminium foil, telur Artemia salina Leach, dimetilsulfoksida 2%
(DMSO 2%).

3.4 Rancangan Percobaan Penelitian

Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap ( RAL) karena unit


eksperimen yang digunakan adalah seragam yang terdiri dari tujuh perlakuan dan
masing-masing tiga kali pengulangan.

Tabel. 2 Perlakuan yang digunakan untuk uji sitotoksik ekstrak etanol daun Jamblang

Ulangan Total
Larva Rata- %
No Perlakuan Konsentrasi
1 2 3 Yang Rata Kematian
Mati
1 P0 0 Ppm
2 P1 10 Ppm
3 P2 50 Ppm
4 P3 100 Ppm
5 P4 250 Ppm
6 P5 500 Ppm
7 P6 1000 Ppm

3.5 Cara Kerja Penelitian

3.5.1. Determinasi daun Jamblang

Daun Jamblang di determinasi di laboratorium Fakultas Matematika Dan Ilmu


Pengetauhan (FMIPA) Universitas Syiah Kuala.

3.5.2. Penyiapan simplisia daun Jamblang

Daun Jamblang diambil di daerah Ujong Batee, Aceh Besar sebanyak 5 kg dan
dipetik langsung dari pohon. Daun yang diambil adalah dengan kriteria daun masih
20

segar dan bagus tanpa bolong, dengan warna hijau yang sama rata. Kemudian
disortir dan dihaluskan menggunakan blender.

3.5.3. Pembuatan simplisia daun Jamblang

Daun Jamblang dicuci bersih dengan air mengalir, kemudian ditiriskan,


selanjutnya dikering anginkan sampai kering merata di dalam ruangan, yaitu tidak
terkena matahari langsung, lalu simplisia kering di haluskan sehingga menjadi
serbuk simplisia, dan disimpan dalam wadah bersih dan tertutup rapat.

3.5.4. Pembuatan ekstrak etanol serbuk simplisia daun Jamblang


Dimasukkan 500 gram serbuk daun jamblang ke dalam wadah maserasi.
Ditambahkan 5000 mL etanol 96%, Selanjutnya dibiarkan selama 6 jam pertama
terlindung dari cahaya sambil diaduk sesekali, kemudian didiamkan hingga 18 jam.
Dipisahkan maserat dengan cara filtrasi (maserat 1). Lalu ampas disaring sebanyak
dua kali dengan pelarut yang sama dan volume pelarut setengah dari volume pelarut
penyarian pertama (maserat 2, maserat 3). Dikumpulkan semua maserat, ekstrak
yang diperoleh kemudian diuapkan dan dipekatkan dengan Vacum rotary
evaporator. Dimasukkan ekstrak kental kedalam wadah, dan diberi label. Disimpan
dalam lemari pendingin.28

3.5.5. Penetasan Artemia salina Leach


Persiapan yang dilakukan untuk penetasan Artemia salina Leach yaitu
membuat tempat penetasan Artemia salina Leach. Tempat penetasan yang
digunakan adalah wadah plastik berisi air laut yang dipasang aerator. Wadah plastik
yang dibagi menjadi wilayah gelap dan wilayah terang dibatasi dengan kaca yang
pada bagian bawahnya sudah dibuat lubang dengan diameter 1 cm. Wilayah gelap
merupakan tempat telur larva Artemia salina Leach yang belum menetas dan
wilayah terang merupakan tempat larva Artemia salina Leach yang telah menetas.
Lubang berfungsi sebagai jalur keluarnya larva Artemia salina Leach yang
menetas.39
21

Untuk media penetasan digunakan air laut sebanyak 1 Liter dan 1 gram telur
larva Artemia salina Leach. Dalam proses ini juga digunakan lampu untuk
menerangi, menghangatkan, dan membuat larva Artemia salina Leach bergerak
dari tempat gelap ketempat terang. Dilengkapi juga aerator sebagai sumber oksigen
bagi Artemia salina Leach. Untuk wilayah gelap sendiri dibuat dengan cara ditutup
dengan aluminium foil dan ditempel dengan lakban hitam. Setelah telur menetas
menjadi larva berusia 24 jam, larva akan bergerak menuju ketempat terang.
Kemudian dipindahkan ke wadah lain yang juga berisi air laut hingga berumur 48
jam dan seluruh wadah terkena cahaya. Larva yang digunakan pada metode BSLT
adalah larva yang berumur 48 jam, bergerak aktif dan fototropik. 39

3.5.6. Pembuatan konsentrasi larutan uji ekstrak etanol daun Jamblang

Dalam pembuatan konsentrasi dilakukan variasi konsentrasi yaitu 1000


ppm, 500 ppm, 250 ppm, 100 ppm, 50 ppm, 10 ppm dan 0 ppm (sebagai kontrol).
Untuk pembuatan larutan stok, ekstrak kental etanol daun jamblang ditimbang
sebanyak 100 mg, kemudian dilarutkan kedalam air laut sebanyak 100 mL, hingga
diperoleh konsentrasi larutan stok 1000 ppm. Ekstrak kental etanol daun jamblang
yang kurang larut ditambahkan DMSO 2% 0,5 mL. Dari larutan stok ini selanjutnya
digunakan sebagai larutan uji.

3.5.7 Prosedur uji sitotoksik ekstrak etanol daun Jamblang dengan metode BSLT

Prosedur uji sitotoksik dengan metode BSLT :


1. Disiapkan tabung reaksi
2. Dibagi kelompok menjadi 7 kelompok perlakuan dengan variasi konsentrasi
1000 ppm, 500 ppm, 250 ppm, 100 ppm, 50 ppm, 10 ppm, dan 0 ppm
3. Pada konsentrasi 0 ppm dimasukkan 10 mL air laut tanpa larutan uji (sebagai
kontrol) (P0)
4. Pada konsentrasi 10 ppm dimasukkan 9,9 mL air laut dan 0,1 mL larutan uji ke
dalam tabung reaksi (P1)
22

5. Pada konsentrasi 50 ppm dimasukkan 9,5 mL air laut dan 0,5 mL larutan uji ke
dalam tabung reaksi (P2)
6. Pada konsentrasi 100 ppm dimasukkan 9 mL air laut dan 1 mL larutan uji ke
dalam tabung reaksi (P3)
7. Pada konsentrasi 250 ppm dimasukkan 7,5 mL air laut dan 2,5 mL larutan uji
ke dalam tabung reaksi (P4)
8. Pada konsentrasi 500 ppm dimasukkan 5 mL air laut dan 5 mL larutan uji ke
dalam tabung reaksi (P5)
9. Pada konsentrasi 1000 ppm dimasukkan 10 mL larutan uji ke dalam tabung
reaksi (P6)
10. Dimasukkan larva Artemia salina Leach sebanyak 10 ekor ke dalam masing-
masing konsentrasi
11. Dilakukan tiga kali pengulangan (Triplo)
12. Tabung reaksi dibiarkan di tempat terbuka selama 24 jam
13. Dihitung larva yang masih hidup pada masing-masing tabung reaksi
14. Kriteria standar mengukur kematian larva adalah apabila larva tidak
menunjukkan pergerakan selama pengamatan
15. Dihitung persentase kematian

3.6 Analisis Data


Proses analisis data untuk mendapatkan nilai LC 50 adalah menentukan terlebih
dahulu persentase kematian terhadap masing-masing konsentrasi. Untuk mendapatkan
persentase kematian adalah dengan cara jumlah larva yang mati dibagi dengan jumlah
larva total awal yang dipakai setiap konsentrasi dan dikali 100%.
jumlah larva yang mati
Persentase kematian = x 100%
jumlah larva total awal

Dari persentase kematian yang didapat, kemudian dianalisis probit dengan


menggunakan bantuan tabel probit. Kemudian dilanjutkan dengan membuat grafik
dengan menggunakan persamaan garis lurus antara log konsentrasi sebagai sumbu x
dan nilai probit sebagai sumbu y dengan menggunakan rumus Y = a + bX. 40
23

Metode analisis dapat juga menggunakan Microsoft office excel dengan


membuat grafik persamaan garis lurus hubungan antara nilai probit dan log
konsentrasi. Nilai LC50 dapat dihitung dengan persamaan garis lurus tersebut dengan
memasukkan nilai 5 (probit kematian 50% hewan uji) sebagai y dan dihasilkan x
sebagai nilai log konsentrasi. Antilog nilai x tersebut merupakan LC50.40

3.7 Penyajian Data

Data yang telah dianalisis disajikan dalam bentuk teks, tabel dan grafik
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil

4.1.1. Hasil Determinasi Tanaman

Berdasarkan hasil determinasi tanaman yang dilakukan di laboratorium


Herbarium Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
(FMIPA) Universitas Syiah Kuala Banda Aceh menunjukkan bahwa sampel tanaman
yang digunakan adalah benar Daun Jamblang (Syzygium cumini L) dari genus
Syzygium. Hasil determinasi dapat dilihat pada lampiran 16

4.1.2. Ekstrak Etanol Daun Jamblang ( Syzygium cumini L)


Simplisia daun jamblang diperoleh dari Krueng Raya, Aceh Besar, dan disortasi
daun jamblang dengan kriteria daun segar dan bagus tanpa bolong dengan warna hijau
sama rata. Simplisia daun jamblang (Syzygium cumini L) dihaluskan dan serbuk
simplisia yang digunakan sebanyak 500 gram dalam 5 L etanol 96% selama 18 jam
kemudian disari dengan 2,5 L etanol 96% kemudian diuapkan menggunakan vacuum
rotary evaporator hingga menjadi ekstrak kental. Ekstrak kental yang dihasilkan
sebesar 204,8287 gram dan rendemen ekstrak yang dihasilkan yaitu 40,96%.

4.1.3 Hasil Uji Sitotoksik Dengan Menggunakan Metode BSLT.


Pada penelitian ini menggunakan objek larva Artemia salina Leach dengan
konsentrasi ekstrak etanol daun jamblang 10 ppm, 50 ppm, 100 ppm, 250 ppm, 500
ppm ,1000 ppm dan kontrol. Uji ini dilakukan dengan rentang waktu 24 jam, setelah
24 jam dihitung larva yang mati pada setiap kelompok perlakuan dengan berbagai
varian konsentrasi. Hasil pengamatan uji sitotoksik berbagai kelompok perlakuan
terhadap larva Artemia salina Leach setelah 24 jam dapat dilihat pada table 3 dan
gambar 4 dibawah ini.

24
25

Tabel 3. Hasil Uji Sitotoksik Berbagai Kelompok Perlakuan Terhadap Larva Artemia
salina Leach

Total
Larva %
Ulangan Rata-Rata
No Perlakuan Konsentrasi Yang Kematian
Mati
1 2 3
1 P0 0 Ppm 0 0 0 0 0,00 (±0) 0
2 P1 10 Ppm 2 3 1 6 2,00 (±1) 20
3 P2 50 Ppm 4 3 3 10 3,33 (±0,58) 33,3
4 P3 100 Ppm 4 6 3 13 4,33 (±1,53) 43,3
5 P4 250 Ppm 8 5 5 18 6,00 (±1,73) 60
6 P5 500 Ppm 8 7 8 23 7,67 (±0,58) 76,7
7 P6 1000 Ppm 10 10 9 29 9,67 (±0,58) 96,7

120.0%
PERSENTASE KEMATIAN (%)

96.7%
100.0%
76,7%
80.0%
60.0%
60.0% % kematian
43.3%
40.0% 33.3%
20.0%
20.0%

0.0%
10 50 100 250 500 1000
PERLAKUAN (PPM)

Gambar 4. Grafik Pengaruh Berbagai Konsentrasi Ekstrak Etanol Daun Jamblang (


Syzygium cumini L ) Terhadap Artemia Salina Leach.
Berdasarkan tabel 3 dan grafik (gambar 4), dapat dilihat bahwa setelah
pengamatan 24 jam pada kelompok perlakuan yang diberikan ekstrak etanol daun
jamblang didapatkan hasil persentase yang variasi yaitu 20%, 33,3%, 43,3%, 60,0%,
76,7%, dan 96,7% dengan konsentasi 10 ppm, 50 ppm, 100 ppm, 250 ppm, 500 ppm,
26

dan 1000 ppm. Persentase kematian tertinggi larva terdapat pada konsentrasi 1000 ppm
dan terendah pada konsentrasi 10 ppm.

4.2. Pembahasan
Uji sitotoksik dengan menggunakan metode BSLT merupakan uji dimana efek
toksik dari suatu senyawa dapat ditentukan dalam waktu singkat, yaitu rentang waktu
24 jam setelah pemberian dosis. Uji sitotoksik ekstrak etanol daun jamblang (Syzygium
cumini L) menggunakan larva Artemia salina Leach merupakan uji pendahuluan yang
dilakukan dengan metode BSLT. Metode ini merupakan metode penapisan
farmakologi awal yang sederhana, cepat, rendah biaya, dan dapat dipercaya. Metode
ini telah teruji hasilnya dengan tingkat kepercayaan hingga 95% untuk mengamati
toksisitas suatu senyawa di dalam ekstrak atau penyarian senyawa antikanker dari
tanaman.41
Dari grafik yang disajikan pada gambar 3 menunjukkan semakin tinggi
konsentrasi maka semakin tinggi persentase kematian larva Artemia salina Leach.
Artinya terjadi peningkatan kematian larva Artemia salina Leach yang selaras dengan
peningkatan konsentrasi dari ekstrak etanol Daun Jamblang (Syzygium cumini L). Pada
grafik tersebut dapat dilihat bahwa pada kelompok kontrol tidak terdapat kematian
larva Artemia salina Leach, sehingga dapat ditarik kesimpulan awal bahwa kematian
larva Artemia salina Leach disebabkan karena pemberian ekstrak dan bukan karena
pengaruh air laut dan DMSO. DMSO diketahui bersifat toksik namun menurut literatur
sifat toksik DMSO terhadap Artemia salina leach berada pada konsentrasi di atas
2,5%.42,43 Sedangkan pada penelitian ini DMSO yang digunakan hanya 2% yang
bertujuan untuk memudahkan proses pelarutan, karena ekstrak daun jamblang setelah
dilakukan orientasi sukar larut dalam air laut sehingga digunakan DMSO sebanyak 0,5
ml sebagai pelarut tambahan (cosolvent). Menurut literatur penambahan 0,5 ml DMSO
tidak menyebabkan pengaruh terhadap kematian larva,44 oleh karena itu kematian
Artemia salina Leach pada kelompok uji ekstrak tidak dipengaruhi oleh adanya
DMSO.
27

Selanjutnya untuk menentukan tingkat toksisitas bahan uji terhadap larva


Artemia perlu dilakukan Analisa kuantitatif untuk mengetahui nilai LC50. LC50 adalah
nilai yang menunjukkan pada konsentrasi berapa ekstrak dapat mematikan 50% dari
organisme uji. Nilai LC50 diperoleh dengan analisa kematian dengan memasukkan
persentase kematian masing-masing kelompok perlakuan dengan uji probit
menggunakan Microsoft Office Excel. Pengujian terhadap ekstrak Daun Jamblang
(Syzygium cumini L) didapatkan nilai LC50 sebesar 124,3 ppm (Perhitungan di
lampiran 13) . berdasarkan literatur dikatakan bahwa suatu ekstrak dikategorikan toksik
dan dapat berpotensi antikanker apabila LC50 yang diperoleh kurang dari 1000 ppm. 38
Dengan melihat nilai LC50 yang diperoleh di bawah 1000 ppm maka dapat disimpulkan
bahwa daun jamblang bersifat toksik dan berpotensi sebagai antikanker. Oleh karena
itu peneliti menyarankan untuk penelitian selanjutnya agar membuat penelitian yang
lebih mendalam untuk menggali efek sitotoksik daun jamblang terutama pada sel
kanker langsung dengan harapan diperoleh calon alternative pengobatan kanker di
masa yang akan datang.
Efek sitotoksik terhadap larva Artemia yang ditunjukkan tersebut
kemungkinan diakibatkan karena di dalam daun jamblang memiliki berbagai
kandungan senyawa yang bersifat antioksidan seperti senyawa polifenol yaitu
flavonoid, quersetin, kaempferol, myrisetin, flavonol glikosida dan senyawa fenolik
yang berupa asam ferulat dan katekin yang memiliki aktivitas antioksidan sangat kuat.
Mekanisme kematian larva diperkirakan berhubungan dengan fungsi senyawa
flavonoid yang dapat menghambat daya makan larva dengan bertindak sebagai racun
perut yang menyerang organ utama pencernaan serangga dan bersifat toksik. 45 Namun
belum diketauhi kandungan metabolit sekunder mana yang memiliki efek paling kuat
terhadap Artemia salina Leach, sehingga perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk
mengetahui senyawa yang paling kuat dalam menyebabkan kematian pada larva
Artemia salina Leach
28

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
1. Pemberian ekstrak etanol daun jamblang dengan konsentrasi 10 ppm, 50 ppm,
100 ppm, 250 ppm, 500 ppm, dan 1000 ppm menyebabkan kematian dan
bersifat toksik terhadap larva Artemia salina Leach.
2. Nilai LC50 dari ekstrak etanol Daun Jamblang (Syzygium cumini L) adalah
sebesar 124,3 ppm yang dikategorikan toksik terhadap larva Artemia salina
Leach.
5.2 Saran
1. Perlu dilakukan pengujian lebih lanjut untuk mengetahui senyawa metabolit
sekunder yang paling kuat dalam menyebabkan kematian terhadap larva
Artemia salina Leach.
2. Perlu dilakukan pengujian sitotoksik secara invitro menggunakan sel kanker.
29

DAFTAR PUSTAKA

1. Wiley jhon. Daniel H. Cancer and its management. USA:Blackwell.; 2015.

2. Departemen kesehatan RI.Pedoman penemuan dan penatalaksanaan penyakit


kanker tertentu dikomunitas. Jakarta : Bakti husada; 2007.

3. Hariana,H.A. Resep untuk mengobati 236 penyakit penebar swadaya. Jakarta; 2009.

4. www.depkes.go.id . Kementerian Kesehatan RI. Hari Kanker Sedunia 2019. Artikel.


.Jakarta. 2019

5. B.A.Chabner. T.G. Roberts jr.Timeline: Chemotherapy and the war on cancer. Nat
rev cancer. 2006; 25 (1) : 65-72 dalam jurnal Aprillianie w, Muchtandi, M.
Pengobatan kanker melalui metode gen terapi. Farmaka.2017;Vol 15 (1) :54

6. Aprillianie w, Muchtandi, M. Pengobatan kanker melalui metode gen terapi.


Farmaka. 2017;Vol 15 (1) :54

7. Renggana, H. Myrtaceae Anticancer Activities. Jurnal ilmiah farmako bahari. 2018

8. Ella N.S. Formulasi Dan Uji Aktivitas Antioksidan Krim Ekstrak Etanol Daun
Jamblang (Syzygium cumini L) Skeels Dengan Metode DPPH. Skripsi. Banda Aceh:
Universitas syiah kuala. 2016

9. Silalahi , M. Jamblang (Syzygium cumini) dan Bioaktivitasnya. Jurnal ilmu


kesehatan. 2018; Vol 7 (2): 101-221

10. Marliani. Aktivitas antioksidan daun dan buah jamblang (Syzygium cumini) Skeel.
Prosiding SNaPP sains, teknologi, dan kesehatan. 2014; Vol 4 (1)

11. Revi septiani, et,al. Uji aktivitas antioksidan ekstrak etanol, fraksi N-heksan, serta
fraksi etil asetat daun jamblang dengan metode DPPH. TM Conference Series 02.
2018; 361-366

12. Nirmala, A.S. Potensi antioksidan alami pada ekstrak daun jamblang ( Syzygium
cumini). Eksakta.2017; Vol 18 (2)

13. Winarsih.”Antioksidan Alami dan Radikal Bebas “. Yogyakarta: Kanisius ; 2007

14. Edwinanto, L.et,al. Phytochemical features of moringa oleifera leaves as anticancer


A review Article. Jurnal Of Medicine And Health.. 2018; Vol 2 (1).
30

15. Kumar ,S.R. dkk. Anticancer and anti oxidative potential of syzygium cumini
against breast cancer cell lines. Journal of chemical and pharmaceutical research.
2015; 7(10):449-460

16. Subekti,N. K. Uji Toksisitas Akut Ekstrak Methanol Daun Laban Abang Terhadap
Larva Udang Dengan Metode Brine Shrimp Lethality Test (BSLT). Skripsi . UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta. 2014.

17. Deden mudiana. Perkecambahan Syzygium cumini L Skeels. Jurnal


Biodiversitas.2007; Vol 8 (1): 39-42

18. S. Ramya et al. Profile of bioactive compounds in syzygium cumini. Review


Article.2012; 5 (8) : 4548-4553

19. Https://Www.Wowkeren.com/Berita/Tampil/00257167/6.Html. Dipublikasi 17


Mey 2019. Diakses pada tanggal 12 November 2019.

20. Edwinanto, L.et,al. Phytochemical features of moringa oleifera leaves as anticancer


A review Article. Jurnal Of Medicine And Health.. 2018; Vol 2 (1).

21. Sriningsih. Analisa senyawa golongan flavonoid herba tempuyung


(Sonchusarvensis L). 2008. dalam jurnal Isolasi dan identifikasi senyawa flavonoid
dari daun jamblang ( Syzygium cumini ).2013

22. Rumah Sakit Umum Daerah Buleleng. Mekanisme Terjadinya Kanker. Artikel.
2018.

23. Agung insan. 2014. Dahsyatnya Tin dan Zaitun, Tumpas Penyakit Kronis dan
Berbahaya. Banyuanyar Surakarta : Alqudwah publishing

24. Detik Health. 10 Kanker yang Paling Mematikan dan Sulit Disembuhkan.
https://health.detik.com/berita-detikhealth/d-1826164/10-kanker-yang-paling
mematikan-dan-sulit-disembuhkan. Dipublikasikan pada tanggal 26 januari 2012.
Diakses pada tanggal 18 November 2019.

25. Tjin Willy. Kanker. https://www.alodokter.com/penyakit-kanker. Di publikasi pada


tanggal 3 juli 2019. Diakses pada tanggal 18 november 2019.

26. Ditjen pom, 2009. Farmakope Herbal Indonesia Edisi 1. Jakarta: Depkes RI

27. Syamsuni, H. A. Ilmu resep. Jakarta : EGC; 2006

28. Endarini, Lully Hanni. Farmakognosi dan Fitokimia. Jakarta: BPPSDMK; 2016
31

29. Harbone, J.B. Metode fitokimia penuntun cara modern menganalisis tumbuhan.
Bandung : ITB;1987.

30. Seidel, V. 2006. Initial and bulk extraction dalam jurnal kesehatan. Ekstraksi
pemisahan senyawa dan identifikasi senyawa aktif. 2014: Vol 7

31. Dumitrascu miora. Artemia salina. Balneo-research journal . 2011; 2 (4).

32. Kholish,M. 2010. Panduan lengkap agribisnis patin.Jakarta: Penebar swadaya.


Dalam Baso arwan. Uji toksisitas fraksi ekstrak etanol 70% akar parang romang
terhadap larva udang Artemia salina leach dengan menggunakan metode BSLT.
Skripsi . Makassar: Uin alauddin makassar. 2017.

33. Ghufran, M.T. 2010. Pembenihan ikan laut ekonomis. Yogyakarta : lilly publisher

34. Baso arwan. Uji toksisitas fraksi ekstrak etanol 70% akar parang romang terhadap
larva udang Artemia salina leach dengan menggunakan metode BSLT. Skripsi .
Makassar: Uin alauddin makassar. 2017.

35. Purwanto,et.al. Uji Sitotoksik Ekstrak Biji Salak Dengan Menggunakan Metode
BSLT. Prosiding penelitian SPESIA Unisba. 2015.

36. Millati,N. Uji Toksisitas Dengan Metode BSLT Senyawa Steroid Fraksi Petroleum
Eter Mikroalga Chlorella sp. Skripsi .2016. Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang.

37. Juniarti, D, O, dan Yuhernit. Kandungan senyawa kimia uji toksisitas (BSLT) dan
antioksidan (1,1-Diphenyl-2-Pikrillhydrazyl) dari ekstrak daun saga (Abrus
precatorius L ). Makara sains. 2009; 13 (1) : 50-54

38. Meyer B.N, Ferrigni N.R, Putnam J.e, Jacobsen L.b, Nichols D.J. Brine Shrimp : A
convenient general bioassay for active plant constituents. Planta medica. 1982;
45:31-34

39. Rainiza, Riva. Z. Hafizhatul abadi. Uji Toksisitas ekstrak etanol daun sirsak
(Annona muricata L.) Pada Larva udang ( Artemia salina Leach.). Jurnal of
pharmaceutical world. 2016 ; 1(1):30-39

40. Puspitasari elsy, Rozirwan, M. Hendri. Uji toksisitas dengan menggunakan metode
Brine shrimp lethality test (BSLT) pada ekstrak mangrove (Avicennia maria,
Rhizophora mucronata, Sonneratia alba dan Xylocarpus granatum) yang berasal dari
banyuasin, sumatera selatan. Jurnal bidang tropis. 2018; 18(1)
32

41. Lisdawati.V, Sumali. W, L.Broto S.Kardono. BRINE SHRIMP LETHALITY TEST


(BSLT) Dari Berbagai Fraksi Ekstrak Daging Buah Dan Kulit Biji Mahkota Dewa
( Phaleria macrocarpa).Jurnal Panel kesehatan. 2006.Vol 34. (30) : 111-118

42. Geetha, S., Thavamany, P.J., Chiew, S.P dan Thong, O.M. Interference from
ordinally used solvents in the outcomes of artemia salina leach lethality test. journal
of advanced pharmaceutical technology and research. 2013. 4(4) : 82-179.

43. Rahmawati, N., Handayani, D dan Mulyanti, N. Skrining aktivitas sitotoksik ekstrak
dan fraksi beberapa jenis spons laut asal pulau mandeh sumatera barat. Jurnal
Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi Riau. 2011.

44. Oratmangun,S., Fatimawali., Widdhi B. Uji Toksisitas Ekstrak Tanaman Patah


Tulang ( Euphorbia tirucalli L) Terhadap Artemia salina Dengan Metode Brine
Shrimp Lethality Test (BSLT) Sebagai Studi Pendahuluan Potensi Anti Kanker.
Jurnal ilmiah farmasi. 2014.Vol 3 (3).

45. Dirgantara,septriyanto. Rosye.H.R.T, Hendra.K, Edy.Meiyanto. Cytotoxic Activity


and phytochemical Analysis of Breynia cernua from Papua. Jurnal UNPAD. 2018.
(1): 31-36
33

Lampiran 1. Skema Pengumpulan dan Penyiapan Simplisia

Daun jamblang segar dan


bagus tanpa bolong
dipetik sebanyak 5 kg.

Disortasi dan dicuci dengan air


mengalir sampai bersih,
kemudian ditiriskan
Dikering anginkan sampai kering
.merata didalam ruangan yaitu tidak
terkena sinar matahri langsung.
Dihaluskan simplisia kering hingga
menjadi serbuk simplisia
Disimpan dalam wadah bersih dan
tertutup rapat
Serbuk simplisia daun
jamblang
34

Lampiran 2. Skema Proses Pembuatan Ekstrak Etanol Daun Jamblang

Serbuk daun jamblang

Ditimbang sebanyak 500


mg
Dimasukkan ke dalam
wadah maserasi
Direndam dengan 5000 mL
etanol 96%
Ditutup dan direndam
selama 6 jam pertama
sambil sesekali diaduk,
diamkan selama 18 jam
Disaring

Ampas Maserat 1

Ditambahkan etanol 96% sebanyak 1250 mL


Disaring

Ampas Maserat 2

Ditambahkan etanol 96% sebanyak 1250 mL


Disaring

Ampas Maserat 3

Digabungkan Maserat 1, 2
Ekstrak cair dan 3

Diuapkan dengan vacuum rotary


evaporator
Ekstrak kental daun jamblang
35

Lampiran 3. Penetasan Larva Artemia salina Leach

1 gram telur Artemia salina Leach

Dimasukkan kedalam wadah


penetasan udang yang berisi air
laut sebanyak 1 L pada bagian
gelap
Dilengkapi dengan lampu dan
aerator
Dibiarkan selama 48 jam

Artemia salina Leach berumur 48 jam


36

Lampiran 4. Perhitungan Larutan Uji


Perhitungan Konsetrasi uji ekstrak etanol Daun jamblang (Syzygium cumini L)
1. Larutan induk 1000 ppm
ekstrak etanol daun jamblang ( Syzygium cumini L )( mg)
Konsetrasi = Konsentrasi= Volume air laut (mL)
100 mg
= =1 mg⁄mL=1000 ppm
100 mL

2. Larutan Konsetrasi Uji

a. 1000 ppm
V1M1 = V2M2
1000 ppm x V1= 1000 ppm x 10 mL
1000 ppm x 10 mL
V= =10 mL
1000 ppm

Jadi, volume larutan induk yang diambil adalah sebanyak 10 mL.


b. 500 ppm
V1M1 = V2M2
1000 ppm x V1= 500 ppm x 10 mL
500 ppm x 10 mL
V= =5 mL
1000 ppm

Jadi, volume larutan induk yang diambil adalah sebanyak 5 mL.


c. 250 ppm

V1M1 = V2M2
1000 ppm x V1= 250 ppm x 10 mL
250 ppm x 10 mL
V= =2,5 mL
1000 ppm

Jadi, volume larutan induk yang diambil adalah sebanyak 2,5 mL.
d. 100 ppm

V1M1 = V2M2
1000 ppm x V1= 100 ppm x 10 mL
100 ppm x 10 mL
V= =1 mL
1000 ppm

Jadi, volume larutan induk yang diambil adalah sebanyak 1 mL.


37

e. 50 ppm

V1M1 = V2M2
1000 ppm x V1= 50 ppm x 10 mL
50 ppm x 10 mL
V= =0,5 mL
1000 ppm

Jadi, volume larutan induk yang diambil adalah sebanyak 0,5 mL.
f. 10 ppm

V1M1 = V2M2
1000 ppm x V1= 10 ppm x 10 mL

10 ppm x 10 mL
V= =0,1 mL
1000 ppm

Jadi, volume larutan induk yang diambil adalah sebanyak 0,1 mL.
38

Lampiran 5. Pembuatan Larutan DMSO 2%

2 gram DMSO

Dilarutkan dengan 100 ml


aquadest

Larutan DMSO 2%
39

Lampiran 6. Prosedur Uji Brine Shrimp Lethality Test (BSLT)

Air laut dan ekstrak yang telah dihitung


konsentrasi

Diisi ke dalam tabung reaksi

P0 : 10 mL air laut + 10 ekor larva, Konsentrasi 0 ppm


P1 : 9,9 mL air laut + 0,1 mL larutan uji + 10 ekor larva, konsentrasi 10 ppm
P2 : 9,5 mL air laut + 0,5 mL larutan uji + 10 ekor larva, Konsentrasi 50 ppm
P3 : 9 mL air laut + 1 mL larutan uji + 10 ekor larva, konsentrasi 100 ppm
P4 : 7,5 mL air laut + 2,5 mL larutan uji + 10 ekor larva, konsentrasi 250
ppm
P5 : 5 mL air laut + 5 mL larutan uji + 10 ekor larva, Konsentrasi 500 ppm
P6 : 10 mL larutan uji + 10 ekor larva, Konsentrasi 1000 ppm

Dilakukan replikasi 3 kali pada tiap konsentrasi

Volume akhir masing-masing tabung adalah 10


mL

Setalah 24 jam pemberian ekstrak, dihitung


jumlah larva yang mati

Dihitung persentase kematian larva pada tiap konsentrasi

Ditentukan nilai LC50 dengan analisis probit


40

Lampiran 7. Penyiapan simplisia Daun Jamblang

Gambar 5. Daun Jamblang yang Gambar 6. Daun Jamblang di kering


telah disortir anginkan

Gambar 7. Daun Jamblang yang telah Gambar 8. Daun Jamblang di haluskan


dikeringkan

Gambar 9. Serbuk halus Daun Jamblang


41

Lampiran 8. Pembuatan ekstrak etanol serbuk simplisia Daun Jamblang

Gambar 10. Penimbangan 500 g serbuk Gambar 11. Etanol 96%


simplisia Daun Jamblang

Gambar 12. Serbuk simplisia dalam wadah Gambar 13. Setelah dituangkan
Maserasi etanol 96%
42

Gambar 14. Maserasi akhir Gambar 15. Penyaringan filtrat

Gambar 16. Ekstrak kental Daun Jamblang


43

Lampiran 9. Penetasan Artemia Salina Leach

Gambar 17. Telur Artemia salina Leach Gambar 18. Penimbangan 1 g Telur
Artemia salina Leach

Gambar 19. Alat-alat penetasan Artemia Gambar 20. Air laut


salina Leach
44

Gambar 21. Proses Penetasan Artemia Gambar 22. Artemia salina leach setelah
Salina Leach menetas dan berumur 48 jam
45

Lampiran 10. Uji Brine Shrimp Lethality Test ( BSLT)

Gambar 23. Air laut Gambar 24. Penimbangan Ekstrak

Gambar 25. Larutan uji 1000 ppm Gambar 26. Dimasukkan larutan uji
dan air laut
46

Gambar 27. Dimasukkan 10 Artemia salina Gambar 28. Uji BSLT


Leach
47

Lampiran 11. Tabel Hasil Perhitungan Nilai LC50 Menggunakan Metode Probit

log
%
Konsentr konsentr konsentr Probit
kemati X² Y² XY
asi (%) asi asi (Y)
an
(X)
0,000 0,0000 0,000
0 0 0 0% 0
00 0 00
1,000 17,375 4,168
0,001 10 1 20,0% 4,1684
00 56 40
2,886 20,870 7,761
0,005 50 1,699 33,3% 4,5684
60 28 71
4,000 23,341 9,662
0,01 100 2 43,3% 4,8313
00 5 60
5,750 27,597 12,59
0,025 250 2,398 60,0% 5,2533
40 16 74
7,284 32,783 15,45
0,05 500 2,699 77% 5,7257
60 64 37
6,808413 9,000 46,354 20,42
0,1 1000 3 96,7%
8 00 5 52
31,35551 29,92 168,32 70,06
jumlah Jumlah 12,796
38 16 26 90
48

Lampiran 12. Grafik Regresi Linier Ekstrak Daun Jamblang Terhadap Nilai
probit.

y = 1.9526x + 0.9101
7
R² = 0.8933

5
Nilai probit

0
0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5
Log konsentrasi
49

Lampiran 13. Perhitungan Persamaan Regresi Linier


Perhitungan dengan Microsoft office excel

Y= a + bX
y= 0,9101 + 1,9526x
5=0,9101 + 1,9526x
X= 5-0,9101/1,9526
X= (5-0,9101)/1,9526
X= 2,0946
LC50 = antilog X
LC50= antilog 2,0946
LC50= 124,3368899
LC50= 124,3 ppm
50

Lampiran 14. Tabel Transformasi Persen-Probit

% 0,0 0,1 0,2 0,3 0,4 0,5 0,6 0,7 0,8 0,9
0 1.0098 2.1218 2.2522 2.3479 2.4242 2.487 2.54 2.519 2.634
9 27 4 4
1 2.6737 2.7096 2.7429 2.7738 2.8027 2.8299 2.855 2.87 2.303 2.925
6 99 1 1
2 2.9463 2.9665 2.9859 3.0646 3.0226 3.0400 3.056 2.07 3.089 3.104
9 32 6 3
3 3.1192 3.1337 3.1478 3.1616 3.1750 3.1881 3.200 3.21 3.225 3.237
9 34 6 6
4 3.2493 3.2608 3.2721 3.2831 3.2940 3.3046 3.315 3.32 3.335 3.345
1 53 4 4
5 3.3351 3.3668 3.3742 3.3836 3.3028 3.4018 3.410 3.41 3.428 3.436
7 95 2 8
6 3.4452 3.4536 3.4618 3.4694 3.4780 3.4850 3.493 3.50 3.509 3.516
7 15 1 7
7 3.5242 3.5316 3.5380 3.5462 3.5534 3.5605 3.567 3.57 3.581 3.588
5 45 3 2
8 3.4959 3.6016 3.6083 3.6148 3.6213 3.6278 3.634 3.64 3.640 3.642
2 05 8 7
9 3.6692 3.6654 3.6715 3.6775 3.6835 3.6894 3.695 3.70 3.707 3.712
3 12 0 7
10 3.7184 3.7241 3.7298 3.7354 3.7409 3.7464 3.751 3.75 3.762 3.768
9 74 8 1
11 3.7735 3.7784 3.7840 3.7893 3.7945 3.7996 3.804 3.80 3.815 3.820
8 99 0 0
12 3.8250 3.8300 3.8350 3.8399 3.8448 3.8497 3.854 3.85 3.864 3.868
5 03 1 9
13 3.8736 3.8783 3.8830 3.8877 3.8923 3.8969 3.901 3.90 3.910 3.915
5 61 7 2
14 3.9198 3.9242 3.3286 3.9331 3.9375 3.9419 3.946 3.95 3.955 3.959
3 06 0 3
15 3.9636 3.9678 3.2791 3.9763 3.9800 3.9848 3.989 3.99 3.997 4.001
0 31 3 4
16 4.0055 4.0096 4.0137 4.0178 4.0218 4.0259 4.029 4.03 4.037 4.041
9 39 9 0
17 4.0458 4.0408 4.0537 4.0576 4.0615 4.0693 4.069 4.07 4.077 4.080
3 31 0 8
18 4.0846 4.0884 4.0960 4.096 4.0998 4.1035 4.107 4.11 4.114 4.118
3 10 7 4
19 4.1221 4.1258 4.1331 4.1331 4.1367 4.1404 4.144 4.14 4.151 4.154
0 76 2 8
20 4.1684 4.1019 4.1035 4.169 4.1726 4.1761 4.179 4.18 4.186 4.190
6 31 6 1
21 4.1936 4.1970 4.2005 4.2039 4.2074 4.2108 4.214 4.21 4.221 4.224
2 76 0 4
22 4.2278 4.2312 4.2345 4.2379 4.2412 4.2446 4.247 4.25 4.254 4.257
9 12 6 9
23 4.2612 4.2644 4.2677 4.271 4.2743 4.2775 4.280 4.28 4.287 4.290
8 40 2 5
24 4.2937 4.2969 4.3001 4.3033 4.3065 4.3097 4.312 4.31 4.319 4.322
9 60 2 4
51

25 4.3255 4.3287 4.3318 4.3349 4.3380 4.3412 4.344 4.34 4.350 4.353
3 74 5 6
26 4.3567 4.3597 4.3628 4.3639 4.3689 4.3720 4.375 4.37 4.381 4.384
0 81 1 2
27 4.3872 4.3902 4.3932 4.3962 4.3992 4.4022 4.405 4.80 4.411 4.414
2 82 2 2
28 4.4172 4.4201 4.4231 4.426 4.4290 4.4319 4.434 4.43 4.440 4.443
9 78 8 7
29 4.4466 4.4405 4.4524 4.4554 4.4583 4.4612 4.464 4.46 4.469 4.472
1 70 8 7
30 4.4756 4.4785 4.4813 4.4842 4.4871 4.4899 4.492 4.49 4.498 4.501
8 56 5 3
31 4.5041 4.5070 4.5098 4.5126 4.5155 4.5183 4.521 4.52 4.526 4.529
1 39 7 5
32 4.5323 4.5351 4.5370 4.5407 4.5435 4.5462 4.549 4.55 4.554 4.557
0 18 6 3
33 4.5601 4.5628 4.5656 4.5684 4.5711 4.5739 4.576 4.57 4.582 4.584
6 93 1 8
34 4.5875 4.5903 4.5930 4.5957 4.5984 4.6011 4.603 4.60 4.609 4.612
9 66 3 0
35 4.6147 4.6174 4.6201 4.6228 4.6255 4.6281 4.630 4.63 4.636 4.638
8 35 2 9
36 4.6415 4.6442 4.6469 4.6495 4.6522 4.6549 4.657 4.66 4.662 4.665
5 02 8 5
37 4.6681 4.6708 4.6734 4.6761 4.6787 4.6814 4.684 4.68 4.689 4.691
0 66 3 9
38 4.6945 4.6971 4.6998 4.7024 4.7050 4.7078 4.710 4.71 4.715 4.718
2 29 5 1
39 4.7207 4.7233 4.7259 4.7285 4.7311 4.7337 4.736 4.73 4.741 4.744
3 89 5 1
40 4.7467 4.7402 4.7518 4.7544 4.7570 4.7595 4.762 4.76 4.767 4.769
2 47 3 9
41 4.7725 4.7750 4.7776 4.7802 4.7827 4.7853 4.787 4.79 4.793 4.795
9 04 0 5
42 4.7981 4.8007 4.8032 4.8058 4.8083 4.8109 4.813 4.81 4.818 4.821
4 60 5 1
43 4.8230 4.8202 4.8287 4.8313 4.8338 4.8363 4.838 4.84 4.844 4.846
9 14 0 5
44 4.8490 4.8516 4.8541 4.8566 4.8592 4.8617 4.864 4.86 4.869 4.871
2 68 3 8
45 4.8743 4.8769 4.8704 4.8819 4.8844 4.8870 4.889 4.89 4.894 4.897
5 20 5 0
46 4.8996 4.9021 4.9046 4.9971 4.9996 4.9122 4.914 4.91 4.919 4.922
7 72 7 2
47 4.9247 4.9272 4.9298 4.9323 4.9348 4.9373 4.930 4.94 4.944 4.947
8 23 8 3
48 4.9408 4.9524 4.9549 4.9574 4.9599 4.9624 4.964 4.96 4.969 4.972
9 74 9 4
49 4.9740 4.9774 4.9799 4.9825 4.9850 4.9876 4.990 4.99 4.995 4.997
0 25 0 5
50 5.0000 5.0025 5.0050 5.0075 5.0100 5.0125 5.015 5.01 5.020 5.022
0 75 1 6
51 5.0251 5.0276 5.0301 5.0326 5.0351 5.0376 5.040 5.04 5.045 5.047
1 26 1 6
52 5.0502 5.0527 0.0552 5.0577 5.0602 5.0627 5.065 5.06 5.070 5.072
2 77 2 8
52

53 5.0753 5.0778 5.0803 5.0828 5.0853 5.0878 5.090 5.09 5.095 5.027
4 29 4 9
54 5.1004 5.1030 5.1055 5.108 5.1105 5.1130 5.115 5.11 5.120 5.123
6 81 6 1
55 5.1257 5.1282 5.1307 5.1332 5.1358 5.1383 5.1408 5.143 5.1459 5.1484
4
56 5.1510 5.1535 5.1560 5.1586 5.1614 5.1637 5.1662 5.168 5.1713 5.1738
7
57 5.1764 5.1789 5.1815 5.1840 5.1866 5.1801 5.1917 5.194 5.1968 5.1993
2
58 5.2019 5.2045 5.2070 5.2096 5.2121 5.2147 5.2173 5.219 5.2224 5.2250
8
59 5.2275 5.2301 5.2327 5.2353 5.2378 5.2404 5.2430 5.246 5.2482 5.2508
8
60 5.2533 5.2359 5.2585 5.2611 5.2637 5.2663 5.2689 5.271 5.2741 5.2767
5
61 5.2793 5.2819 5.2845 5.2871 5.2808 5.2024 5.2050 5.297 5.3002 5.3029
6
62 5.3055 5.3081 5.3107 5.3134 5.3160 5.3186 5.3213 5.323 5.3266 5.3202
9
63 5.3319 5.3345 5.3372 5.3398 5.3425 5.3451 5.3478 5.350 5.3531 5.3658
5
64 5.3585 5.3811 5.3638 5.3665 5.3692 5.3719 5.3745 5.377 5.3799 5.3826
2
65 5.3853 5.3380 5.8007 5.3934 5.3961 5.3980 5.4016 4.404 5.4070 5.4097
3
66 5.4125 5.4152 5.4170 5.4207 5.4234 5.4261 5.4289 5.431 5.4344 5.4372
6
67 5.4399 5.4427 5.4454 5.4482 5.4510 5.4538 5.4565 5.459 5.4621 5.4649
3
68 5.4677 5.4705 5.4733 5.4761 5.4780 5.4817 5.4845 5.487 5.4002 5.4930
4
69 5.4959 5.4987 5.5015 5.5044 5.5072 5.5101 5.5129 5.515 5.5187 5.3215
8
70 5.5244 5.5273 5.5302 5.5330 5.5350 5.5388 5.5417 5.544 5.5476 5.6505
6
71 5.5534 5.5563 5.5592 5.5622 5.5651 5.5681 5.5710 5.574 5.5760 5.5799
0
72 5.5828 5.5858 5.5888 5.5918 5.5948 5.5978 5.6008 5.603 5.6068 5.6098
8
73 5.6128 5.6158 5.6189 5.6219 5.6250 5.6280 5.6311 5.634 5.6372 5.6403
1
74 5.6435 5.6464 5.6405 5.6526 5.6557 5.6588 5.6620 5.665 5.6682 5.6713
1
75 5.6745 5.6776 5.6808 5.0871 5.6871 5.6903 5.6935 5.696 5.6998 5.7031
7
76 5.7083 5.7095 5.7128 5.7160 5.7192 5.7225 5.7257 5.720 5.7323 5.7356
0
77 5.7388 5.7424 5.7475 5.7488 5.7521 5.7554 5.7588 5.762 5.7666 5.7688
1
78 5.7722 5.7756 5.7796 5.7824 5.7858 5.7892 5.7926 5.796 5.7995 5.8030
1
79 5.8834 5.8099 5.8134 5.8169 5.8204 5.8239 5.8274 5.831 5.8345 5.8381
0
80 5.8416 5.8452 5.8488 5.8524 5.8560 5.8596 5.8633 5.866 5.8705 5.8742
9
81 5.8779 5.8816 5.8853 5.8890 5.8927 5.8965 5.9002 5.904 5.9078 5.9116
0
53

82 5.9154 5.9192 5.9230 5.9269 5.9307 5.9346 5.9386 5.942 5.9463 5.9502
4
83 5.9542 5.9581 5.9624 5.9661 5.9701 5.9741 5.9782 5.982 5.9863 5.9904
2
84 5.9945 5.9986 6.0027 6.0069 6.0110 6.0152 6.0194 6.023 6.0279 6.0322
7
85 6.0364 6.0407 6.0450 6.0494 6.0537 6.0581 6.0625 6.066 6.0714 6.0758
9
86 6.0803 6.0818 6.0893 6.0939 6.0985 6.1031 6.1077 6.112 6.1170 6.1217
3
87 6.1264 6.1311 6.1359 6.1407 6.1455 6.1503 6.1552 6.160 6.1650 6.1700
1
88 6.1750 6.1800 6.1856 6.1901 6.1952 6.2004 6.2055 6.210 6.2160 6.2212
7
89 6.2205 6.2319 6.2372 6.2426 6.2481 6.2536 6.2591 6.264 6.2702 6.2750
6
90 6.2816 6.2873 6.2936 6.2988 6.3047 6.3106 6.3165 6.322 6.3285 6.3346
5
91 6.3408 6.3469 6.3532 6.3595 6.3658 6.3722 6.3787 6.385 6.3917 6.3984
2
92 6.4031 6.4118 6.4187 6.4255 6.4325 6.4395 6.4466 6.453 6.4611 6.4684
8
93 6.4758 6.4833 6.4909 6.4985 6.5063 6.5141 6.5220 6.530 6.5382 6.5464
1
94 6.8548 6.5632 6.5718 6.5805 6.5893 6.5982 6.6078 6.616 6.6258 6.6352
4
95 6.644997 6.654610 6.6646 6.674710 6.684910 6.695410 6.70601 6.716 6.72791 6.73021
0 2 5 6 09 9110 13 16
96 6.750711 6.762412 6.778412 6.780612 6.799112 6.811913 6.82601 6.808 6.85221 6.86631
7 0 2 5 8 1 34 4138 41 45
97 6.880814 6.895715 6.911015 6.926810 6.943116 6.960017 6.97741 6.995 7.01411 7.03352
0 3 8 3 9 4 80 4187 94 02
98.0 7.0537 7.0558 7.0579 7.0660 7.0621 7.0612 7.0663 7.068 7.0706 7.0727
4
98.1 7.0749 7.0770 7.0792 7.0814 7.0836 7.0858 7.0880 7.090 7.0924 7.0947
2
98.2 7.0969 7.0992 7.1015 7.1038 7.1061 7.1084 7.1107 7.113 7.1154 7.1177
0
98.3 7.1204 7.1224 7.1248 7.1272 7.1297 7.1321 7.1345 7.137 7.1384 7.1419
0
98.4 7.1444 7.1469 7.1494 7.1520 7.1545 7.1571 7.1996 7.162 7.1648 7.1675
2
98.5 7.1701 7.1727 7.1754 7.1781 7.1808 7.1835 7.1862 7.189 7.1917 7.1945
0
98.6 7.1973 7.2001 7.2029 7.2058 7.2086 7.2115 7.2144 7.217 7.2203 7.2232
3
98.7 7.2262 7.2392 7.2322 7.2353 7.2383 7.2414 7.2445 7.247 7.2508 7.2539
6
98.8 7.2374 7.2663 7.2636 7.2668 7.2701 7.2734 7.2768 7.280 7.2835 7.2869
1
98.9 7.2904 7.2938 7.2973 7.3009 7.3044 7.3080 7.3116 7.315 7.3890 7.3226
2
99.0 7.3263 7.3301 7.3339 7.3378 7.3416 7.3455 7.3495 7.353 7.3575 7.3615
5
99.1 7.3656 7.3698 7.3739 7.3781 7.3824 7.3867 7.3911 7.395 7.3999 7.4044
4
99.2 7.4059 7.4135 7.4181 7.4228 7.4276 7.4324 7.4372 7.442 7.4474 7.4522
2
54

99.3 7.4373 7.4624 7.4677 7.4730 7.4783 7.4838 7.4893 7.494 7.5006 7.5063
0
99.4 7.5121 7.5181 7.5241 7.5302 7.5364 7.5427 7.5401 7.555 7.5622 7.5690
0
99.5 7.5758 7.5828 7.5890 7.5972 7.6045 7.6121 7.6107 7.627 7.6356 7.6437
6
99.6 7.6521 7.6606 7.6693 7.6783 7.6874 7.6968 7.7065 7.710 7.7266 7.7370
4
99.7 7.7478 7.7589 7.7703 7.7822 7.7944 7.8070 7.8202 7.833 7.8480 7.8027
8
99.8 7.8782 7.8943 7.9112 7.9299 7.9478 7.9677 7.9889 8.011 8.0357 8.0618
5
99.9 8.0902 8.1214 8.1550 8.1847 8.2380 8.2905 8.3528 8.431 8.5401 8.7190
6
55

Lampiran 15. Surat Izin Penelitian


56

Lampiran 16. Surat Hasil Identifikasi Daun Jamblang


57

Lampiran 17. Surat selesai penelitian Vacuum Rotary Evaporator


58

Lampiran 18. Surat Permintaan Artemia salina Leach


59

Lampiran 19. Surat Penerimaan Artemia salina Leach


60

Lampiran 20. Surat selesai penelitian


61

Lampiran 21. Biodata Penulis

BIODATA PENULIS
Nama : Nisrina Munawarah
Tempat tanggal lahir : Sentosa, 18 September 1999
Alamat : Desa Sentosa, Beureunuen,
Kec. Mutiara, kab.Pidie
Nama Ayah : Marzuki
Pekerjaan Ayah : Purnawirawan
Nama Ibu : Nurlaili
Pekerjaan Ibu : PNS (Guru)
Email : nisrinamunawarah@gmail.com
Riwayat Pendidikan :
Bidang Tahun
No. Jenjang Pendidikan Tempat
Studi Lulus
1 SDN Jaman - Beureunuen 2011
2 SMPS Unggul Yppu - Sigli 2014
3 MA Ruhul Islam Anak Bangsa IPA Aceh Besar 2017

Riwayat Organisasi :
No Jenis Organisasi Tahun
1 Osismada ( Anggota HCD) 2016-2017
2 Sanggar Gema Pasee Nanggroe (Muspus) 2016
3 HMJ Farmasi ( Ketua ADM ) 2019

Banda Aceh, Mei 2020

Nisrina Munawarah
P07139017029

Anda mungkin juga menyukai