Anda di halaman 1dari 52

ANALISIS KADAR EKSTRAK BUAH ANDALIMAN

(Zanthoxylum acanthopodium DC) SEBAGAI


TANAMAN PENGHASIL MINYAK
ATSIRI

Oleh:
FEBRI REYCHIANA
201710021

PROGRAM STUDI D-III FARMASI


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN ARJUNA
2020
ANALISIS KADAR EKSTRAK BUAH ANDALIMAN
(Zanthoxylum acanthopodium DC) SEBAGAI
TANAMAN PENGHASIL MINYAK
ATSIRI

Karya Tulis Ilmiah

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk


Menyelesaikan pendidikan Diploma-III Farmasi
STIKes Arjuna Pintubosi-Laguboti

Oleh:
FEBRI REYCHIANA
201710021

PROGRAM STUDI D-III FARMASI


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN ARJUNA
2020

ii
Lembar Persetujuan Karya Tulis Ilmiah

ANALISIS KADAR EKSTRAK BUAH ANDALIMAN


(Zanthoxylum acanthopodium DC) SEBAGAI
TANAMAN PENGHASIL MINYAK
ATSIRI

Oleh:
FEBRI REYCHIANA
201710021

Diterima dan disetujui untuk di pertahankan pada sidang Karya Tulis Ilmiah

Mengetahui,
Ka. Prodi Diploma III Farmasi Pembimbing
STIKes Arjuna

Dra.Apt. Rosemary Hutagaol, M.Si. Apt. Masria Sianipar, S.Farm., M.Si

Lembar Pengesahan Karya Tulis Ilmiah

iii
ANALISIS KADAR EKSTRAK BUAH ANDALIMAN
(Zanthoxylum acanthopodium DC) SEBAGAI
TANAMAN PENGHASIL MINYAK
ATSIRI

Oleh:
FEBRI REYCHIANA
201710021

Dipertahankan di hadapan Tim Penguji Karya Tulis Ilmiah


Program Studi Diploma III Farmasi
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Arjuna

Pada Tanggal : Juli 2020


Di : Pintubosi-Laguboti

Penguji I : Dra.Apt. Rosemary Hutagaol, M.Si., ( )

Penguji II : Apt. Sherly Hutagaol, S,Si., M.Si. ( )

Mengetahui,
Ka. Prodi Diploma III Farmasi Pembimbing
STIKes Arjuna

.Dra.Apt. Rosemary Hutagaol, M.Si. Apt. Masria Sianipar, S.Farm., M.Si

KATA PENGANTAR

iv
Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala Rahmat dan

KaruniaNya yang dilimpahkan kepada penulis sehingga penulis dapat

menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah yang berjudul “Analisis Kadar Ekstrak Buah

Andaliman (Zanthoxylum acanthopodium DC) Sebagai Tanaman

Penghasil Minyak Atsiri” sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan

program pendidikan Diploma 3(D-III) di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Arjuna

prodi D-III Farmasi.

Peneliti menyadari bahwa penyelesaian penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini

tidak lepas dari bantuan berbagai pihak baik langsung maupun tidak langsung.

Dalam kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan terima kasih yang sebesar-

besarnya kepada:

1. Ketua pengurus STIkes Arjuna yang telah menyediakan sarana dan

prasarana kepada peneliti selama mengikuti perkuliahan di STIkes

Arjuna.

2. Ketua STIkes Arjuna yang telah mengizinkan peneliti menimba ilmu di

STIkes Arjuna.

3. Ketua program studi Diploma 3 Farmasi STIkes Arjuna ibu Dra. apt.

Rosemary Hutagaol M.Si., yang mengizinkan penulis menimba ilmu.

4. Dosen Pembimbing Peneliti Ibu apt. Masria P Sianipar., S.Farm., M.Si.,

yang senantiasa memberikan bimbingan, mengarahkan, memberikan

masukan, dan saran dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.

v
5. Bapak dan ibu dosen penguji yang telah senantiasa memberikan

masukan maupun saran yang sangat membangun dalam menyelesaikan

Karya Tulis Ilmiah ini.

6. Seluruh dosen dan staf pegawai di STIkes Arjuna Prodi D-III Farmasi

yang telah memberikan ilmu kepada penulis dengan tulus dan ikhlas.

7. Teristimewa buat kedua orang tua saya yang tercinta, Ayahanda

Rasimin dan ibunda Remince Simanungkalit, yang telah mengasuh dan

membesarkan penulis dan memberikan kasih sayang serta dukungan

baik berupa moral maupun spiritual selama penulis menjalani

perkuliahan hingga selesainya penulisan Karya Tulis Ilmiah ini.

8. Kepada adik perempuan saya Dwi Reanggini ,dan adik laki-laki saya

Reval Dino Try Rahmady dan juga buat keluarga penulis yang tidak

dapat disebutkan satu persatu yang telah memberikan motivasi dan doa

kepada penulis dalam penyelesaian Karya Tulis Ilmiah ini.

9. Teman-teman seperjuangan angkatan 2017 khususnya buat Selvin April

Lyani Waruwu dan Vinna Lastiar.

10. Teruntuk yang terkasih Firma Nasip Lumban Gaol yang memberi

dukungan, perhatian serta semangat selama penulis mengikuti

perkuliahan dan hingga terselesaikannya Karya Tulis Ilmiah ini.

11. Semua teman-teman satu angkatan di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan

Arjuna Prodi D-III Farmasi, yang telah memberikan semangat dan

dukungan selama proses penyelesaian Karya Tulis Ilmiah ini.

12. Terakhir, terimakasih tetap berjuang, terimakasih telah mengalahkan

ego pribadi, dan terimakasih sudah bertahan sejauh ini, teruntuk diri

vi
penulis sendiri. Perjalanan kedepan semakin panjang dan penuh lika-

liku, terus berjuang dan tetap bahagia.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa Karya Tulis Ilmiah ini masih

jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik

dan saran yang bersifat membangun sehingga penelitian ini dapat

bermanfaat bagi pembangunan ilmu pengetahuan khususnya dalam

bidang farmasi.

Pintubosi-Laguboti, Juni 2020

Penulis

Febri Reychiana

vii
ANALISIS KADAR EKSTRAK BUAH ANDALIMAN
(Zanthoxylum acanthopodium DC) SEBAGAI
TANAMAN PENGHASIL MINYAK
ATSIRI

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui buah andaliman mengandung

minyak atsiri dalam kadar berapa persen. Metode penelitian ini bersifat deskriptif

yang dilakukan secara studi literatur dengan teknik pengambilan sampel yaitu

purposive sampling dengan rancangan penelitian yaitu Teknik penetapan sampel

dengan cara memilih sampel diantara populasi sesuai dengan kehendak peneliti

(tujuan dan masalah dalam peneliti), sehingga sampel dapat mewakili

karakteristik populasi yang telah diketahui sebelumnya.

Hasil penelitian yang didapat bahwa kandungan minyak atsiri buah

andaliman cukup tinggi, yaitu 8.01% w/w. Penelitian Yasni (2004) menunjukkan

bahwa terdapat 11 komponen aktif minyak atsiri andaliman dengan 5 komponen

utama, yaitu apinen, limonene, geraniol, citronellol dan geranil asetat.

Kata Kunci: Andaliman, Minyak atsiri, Kadar minyak atsiri.

viii
DAFTAR ISI

Halaman

COVER.............................................................................................................. i

KATA PENGANTAR..................................................................................... ii

ABSTRAK………........................................................................................... viii

DAFTAR ISI..................................................................................................... ix

DAFTAR GAMBAR........................................................................................ xi

DAFTAR TABEL............................................................................................ xii

DAFTAR LAMPIRAN................................................................................. xiii

BAB I PENDAHULUAN.................................................................................. 1

1.1 Latar belakang .................................................................................... 1

1.2 Rumusan masalah ............................................................................... 3

1.3 Tujuan penelitian ................................................................................ 4

1.4 Manfaat penelitian .............................................................................. 5

BAB II TINJAUAN UMUM............................................................................ 6

2.1 Tanaman andaliman ............................................................................ 6

2.1.1. Klasifikasi tanaman..................................................................... 7

2.1.2. Sinonim dan Nama Daerah......................................................... 7

2.1.3. Ekologi dan Penyebaran............................................................. 7

2.2 Morfologi tanaman.............................................................................. 9

2.3 Kandungan senyawa bioaktif tanaman................................................10

2.4 Manfaat tanaman.................................................................................11

2.5 Minyak atsiri (Volatile Oil).................................................................13

ix
2.5.1. Cara isolasi minyak atsiri............................................................13

2.6 Minyak atsiri tanaman.........................................................................13

2.6.1. Kandungan minyak atsiri tanaman.............................................14

2.6.2. Fungsi minyak atsiri tanaman.....................................................14

BAB III METODOLOGI PENELITIAN..................................................... 16

3.1 Jenis dan desain penelitian ................................................................16

3.2 Lokasi dan waktu penelitian .............................................................16

3.3 Objek penelitian ...............................................................................17

3.3.1. Populasi.......................................................................................17

3.3.2. Teknik sampling..........................................................................18

3.3.2. Sampel.........................................................................................19

3.4 Sumber data ........................................................................................20

3.5 Teknik analisis ....................................................................................20

3.6 Prosedur penelitian .............................................................................20

3.7 Data Pelaksanaan Karya Tulis Ilmiah (KTI) ......................................21

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN......................................................... 22

4.1 Hasil ....................................................................................................22

4.2 Pembahasan ........................................................................................26

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN.......................................................... 28

5.1 Kesimpulan .........................................................................................28

5.2 Saran ...................................................................................................28

DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................29

x
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Tanaman Andaliman......................................................................... 6

xi
DAFTAR TABEL

Tabel 3.7 Data Pelaksanaan Karya Tulis Ilmiah (KTI).................................. 21


Tabel 4.1.1 Analisis Proksimat dan Kandungan Minyak Atsiri Buah
Andaliman............................................................................................................ 22
Tabel 4.1.2 Rendeman dan Hasil Analisis Kualitatif Komponen Aktif
Ekstrak Andaliman............................................................................................. 23

xii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Jurnal Asbur,Y dan Khairunnisyah, 2018, Pemanfatan


andaliman (Zanthoxylum acanthopodium DC)
…………………………………............................................... 29
Lampiran 2 Tesis IPB (Institut Pertanian Bogor), Pengaruh Polaritas dan
Konsentrasi Ekstrak Andaliman Terhadap Pertumbuhan
Bacillus Cereus (diakses 2 juni 2020) ........................................... 30
Lampiran 3 Roida Ervina Sinaga1, Healthy Aldriany Prasetyo, 2020 :
Pemanfaatan andaliman (Zanthoxylum acanthopodium DC),
analisis konsentrasi andaliman sebagai penghasil minyak atsiri
.......................................................................................................... 31

xiii
xiv
iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Menurut jurnal internasional membahas tentang minyak atsiri dari suatu

tanaman yaitu sebuah studi mengatakan tentang daya serap minyak atsiri dari

suatu tanaman berbeda setiap destilasinya tergantung tumbuhannya banyak

tidaknya menghasilkan minyak atsiri, dan dimanfaatkan sebagai alternatif

masing-masing negara.

Indonesia kaya akan keanekaragaman atau plasma nutfah tumbuhan yang

memiliki potensi penghasil aroma. Aroma atau bau tersebut merupakan ekspresi

dari senyawa-senyawa kimia yang dikandung tanaman, senyawa itu dikenal

dengan nama minyak atsiri. Minyak atsiri merupakan salah satu bahan olahan

dari tumbuhan yang memiliki nilai penting bagi kehidupan manusia. Minyak atsiri

atau yang dikenal juga dengan minyak eteris, minyak terbang atau essential oil,

dipergunakan sebagai bahan baku dalam berbagai industri, misalnya pada industri

parfum, kosmetik, essensial, industri farmasi (Agusta, 2000).

Tanaman andaliman (Zanthoxylum acanthopodium DC) merupakan

tanaman perdu dari family rutaceae, yang banyak dijumpai di Sumatera Utara,

dan buahnya banyak digunakan sebagai bumbu masakan tradisional oleh suku

batak. Ekstrak kasar buah andaliman ini juga memiliki aktivitas fisiologi aktif

sebagai antioksidan dan antimikroba yang potensial maka komponen yang

berperan pada sifat yang unik tersebut perlu didentifikasi (Wongso, 2012).

1
Minyak atsiri adalah zat yang berbau yang terkandung dalam tanaman.

Minyak ini disebut juga minyak menguap, minyak eteris, atau minyak essensial

karena pada suhu biasa (suhu kamar) mudah menguap di udara terbuka. Istilah

essensial dipakai karena minyak atsiri mewakili bau dari tanaman asalnya.

(Gunawan dan Mulyani, 2018).

Menurut Farmakope Indonesia Edisi 3 (1979), minyak atsiri memiliki ciri-

ciri cairan jernih, bau seperti bau tanaman asal. Kelarutannya mudah larut dalam

kloroform P dan dalam eter P. penyimpanan dalam wadah tertutup rapat, terisi

penuh, terlindung dari cahaya, di tempat sejuk.

Hasil penelitian Yasni (2004) menunjukkan bahwa terdapat 11 komponen

aktif minyak atsiri andaliman dengan 5 komponen utama, yaitu a-pinen,

limonene, geraniol, citronellol dan geranil asetat. Komponen minyak atsiri

tersebut dapat menghambat pertumbuhan pathogen (E. coli, Pseudomonas, B.

cereus, dan S. aureus) dan kapang (Fusarium sp, Penicillium sp dan Aspergillus

flavus). Kemampuan minyak atsiri yang terdapat dalam andaliman untuk

menghambat bakteri merupakan salah satu criteria pemilihan suatu senyawa untuk

diaplikasikan sebagai bahan pangan. Semakin kuat efek penghambatan semakin

efektif digunakan.

Hasil penelitian Parhusip (2006) menunjukkan bahwa rendeman ekstrak

Perikarp (cangkang) andaliman memiliki potensi dalam pemanfaatannya sebagai

pengawet pangan alami karena memiliki konsentrasi minyak atsiri. Minyak atsiri

yang tinggi dibandingkan dengan tanaman lain yang tanamannya mengandung

minyak atsiri juga contoh minyak atsiri biji atung, minyak atsiri sereh segar,

minyak atsiri kunyit segar.

2
Sejak dulu Bapak almarhum Prof Dr. Midian Sirait tertarik pada Rempah

dari Bona Pasogit ini. Di ITB Beliau memilih mahasiswanya yang merupakan

anak bimbingannya untuk membuat skripsi tentang andaliman. Karena tanaman

ini jarang di dunia, mahasiswa beliau Bapak Maruap Siahaan (1991) melakukan

penelitian pemeriksaan minyak atsiri dari buah yang paling baik saat dipanen yang

didasarkan pada kandungan minyak atsirinya yaitu dalam buah andaliman

(Perikarp). Kadar minyak atsiri dijumpai pada buah yang sudah tua dengan warna

perikarp hijau tua sampai kemerah-merahan dan warna biji hitam.

Berdasarkan uraian diatas sehingga peneliti tertarik meneliti tentang

“analisis kadar ekstrak andaliman (Zanthoxylum acanthopodium DC) sebagai

penghasil minyak atsiri perlu ditunjang dengan informasi hasil penelitian ilmiah

yang dapat dipertanggungjawabkan. (Anonim, 2012).

Saat ini diera Covid-19 peneliti melaksanakan tugas akhirnya

menggunakan metode studi kepustakaan dikarenakan kebijakan pemerintah

melaksanakan semua kegiatan dirumah aja. Hal ini peneliti menyelesaikan tugas

akhirnya dengan mengandalkan buku-buku ilmiah seperti jurnal, karya tulis

ilmiah, artikel, skripsi dan buku-buku pendukung lainnya.

1.2 Rumusan masalah

1. Apakah ekstrak tanaman buah andaliman sebagai penghasil minyak

atsiri?

2. Berapa % kah minyak atsiri yang terkandung didalam buah andaliman ?

3
1.3 Tujuan penelitian

1. Untuk mengetahui ekstrak tanaman andaliman sebagai penghasil minyak

atsiri.

2. Berapa % minyak atsiri yang terkandung didalam tanaman andaliman

tersebut.

4
1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini antara lain adalah dapat mengetahui ekstrak

buah andaliman sebagai penghasil minyak atsiri dan berapa % kandungannya

secara studi kepustakaan. Dapat digunakan sebagai dasar penelitian lebih lanjut

untuk menguji potensi ekstrak andaliman, dan diharapkan ekstrak buah andaliman

dapat digunakan sebagai pengobatan alternatif.

5
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tanaman Andaliman

2.1.1 Taksonomi tanaman

Menurut2 Lawrence,G.H.M (1959), Hsuan Keng (1978), dan Wijaya

(1999) kedudukan taksonomi andaliman adalah sebagai berikut:

Kingdom : Plantae

Divisi : Spermatophyta

Sub Kelas : Angiospermae

Kelas : Dicotyledonae

Bangsa : Rutales

Suku : Rutaceae

Marga : Fagara

Jenis : Zanthoxylum acanthopodium DC.

b) c)
a)

6
d) e) f)

Gambar 1. Morfologi andaliman :

a) Tanaman andaliman.

b) Batang dengan duri.

c) Daun andaliman.

d) Bunga andaliman.

e) Buah andaliman.

f) Biji kering andaliman. (Katzer ,2012).

2.1.2 Sinonim dan Nama Daerah

Zanthoxylum acanthopodium Dc, dikenal juga dengan nama Zanthoxylum

alatum Robx., Zanthoxylum armatum Dc., Zanthoxylum planispium Sieb & Zucc.

Di Tibet tanaman ini diberi nama daerah Gyerma. Di sumatera Utara khususnya di

Tapanuli Utara tanaman ini dikenal dengan nama Andaliman (Namba, 1983).

2.1.3 Ekologi dan Penyebaran

Tanaman ini merupakan tanaman liar, dijumpai di daerah pegunungan

pada ketinggian 7000 k (2100 m), terutama di daerah subtropis daerah Himalaya.

Tumbuh tersebar di India, Cina, Burma, Thailand, Siam, Tibet, dan Sumatera

Utara. Di daerah Sumatera Utara khususnya di Tapanuli Utara dijumpai pada

ketinggian 1500 m dengan suhu berkisar antara 15-28℃ dan tumbuh secara liar

(Hooker, 1875).

2.2 Morfologi Tanaman

Sumatera utara adalah salah satu daerah Indonesia yang mempunyai

keanekaragaman hayati yang spesifik. Salah satu jenis rempah yang

7
pemanfaatannya masih digunakan sampai sekarang sebagai komoditas primer

adalah andaliman (Zanthoxylum acanthopodium DC) (Siswadi, 2002).

Andaliman dengan nama latin Zanthoxylum acanthopodium DC

merupakan tanaman perdu dengan tinggi mencapai 3-8 m. Batang dan cabang

andaliman kasar, berbulu halus dan berduri. Andaliman merupakan salah satu

rempah yang digunakan masyarakat Batak Angkola dan Batak Toba. Buah

andaliman berbentuk bulat kecil berwarna hijau. Bila di gigit buah ini

mengeluarkan aroma yang wangi dan rasa tajam yang khas dan dapat merangsang

produksi air liur dan terdapat kelenjar minyak (Anonim, 2014).

Memiliki rakis bersayap dipermukaan bagian atas dan bawah, dan anak

daun berduri; 3-11 anak daun, berbentuk jorong hingga oblong, ujung meruncing,

tepi bergerigi halus, paling ujung terbesar, anak daun panjang 1-7 cm, lebar 0.5-

2.0 cm. Permukaan atas daun hijau berkilat dan permukaan bawah hijau muda

atau pucat, daun muda permukaan atas hijau dan bawah hijau kemerahan. Bunga

di ketiak, majemuk terbatas, anak payung menggarpu majemuk, kecil-kecil; dasar

bunga rata atau bentuk kerucut; kelopak 5-7 bebas, panjang 12 cm, warna kuning

pucat; berkelamin dua, benang sari 5-6 duduk pada dasar bunga, kepala sari

kemerahan, putik 3-4, bakal buah apokarp, bakal buah menumpang. Buah kotak

sejati atau kapsul, bulat, diameter 2-3 mm, muda hijau, tua merah; tiap buah satu

biji, kulit keras,warna hitam berkilat (Siregar, 2003).

Di Indonesia, tanaman andaliman tumbuh liar di pegunungan dengan

ketinggian 1,400 m dpl pada temperatur 15-180 °C, sedangkan di Cina tanaman

andaliman tumbuh pada ketinggian 2,900 mdpl (Wijaya, 1999).

8
Menurut Sitanggang dan Habeahan (1999) ada tiga jenis buah andaliman

yang terdapat di kawasan Danau Toba yaitu :

1. Sihorbo : Buah besar, kurang aromatis dan produksi rendah.

2. Simanuk : Buah kecil, aroma dan rasa lebih tajam dari si Horbo, produksi

lebih tinggi.

3. Sitanga : Aroma sangat tajam sehingga mirip bau kepinding alias tanga.

Produksi tinggi namun kurang disenangi masyarakat.

2.3 Kandungan Senyawa Bioaktif Tanaman

Andaliman adalah tanaman liar dan langka. Andaliman tumbuh pada

ladang atau lahan bukaan baru di hutan belantara. Andaliman bukan ditanam

seperti cabai, merica, dan sayur mayur lainnya. Biasanya andaliman tumbuh

begitu saja. Andaliman mengandung senyawa terpenoid yang mempunyai

aktivitas antioksidan yang sangat bermanfaat bagi kesehatan dan berperan penting

untuk mempertahankan mutu produk pangan dari berbagai kerusakan seperti

ketengikan, perubahan nilai gizi serta perubahan warna dan aroma makanan.

Tumbuhan yang mengandung terpenoid juga dapat dimanfaatkan sebagai

antimikroba. Hal ini memberikan peluang bagi andaliman sebagai bahan baku

senyawa antioksidan atau antimikroba bagi industri pangan dan farmasi (Wijaya,

2001).

Andaliman memiliki aroma jeruk yang lembut namun menggigit sehingga

menimbulkan sensasi kelu atau mati rasa dilidah, meskipun tidak sepedas cabai

atau lada (merica). Rasa kelu di lidah ini disebabkan adanya kandungan hidrokxy-

alpha-sanshool pada rempah tersebut. Andaliman menghasilkan alkamides

9
menyengat yang berasal dari asam karboksilat tak jenuh ganda yang disimpan

dalam pericarp (dinding buah, cangkang) (Katzer, 2012).

Ekstrak buah andaliman ini juga pernah dilaporkan memiliki aktivitas

fisiologi yang aktif sebagai antioksidan dan antimikroba yang potensial. Hal ini

berdasarkan hasil pengujian aktivitas antimikroba pada penelitian, yang

menunjukkan bahwa ekstrak buah andaliman bersifat bakterisidal terhadap bakteri

Bacillus stearothermophilus, Pseudomonas aeruginosa, Vibrio cholera, dan

Salmonella thypimurium. (Siswadi, 2002).

Selain kandungan senyawa tersebut, andaliman juga merupakan tanaman

rempah yang memiliki kandungan fenolik. Fenolik berfungsi sebagai penyumbang

radikal hidrogen atau dapat bertindak sebagai aseptor radikal bebas sehingga

dapat menunda tahap inisiasi pada makanan.

Selain itu andaliman juga diidentifikasi mengandung flavonoid, alkaloid

terpenenoid, alkaloid benzo phenthridine, pyranoquinoline alkaloid, kwarter

isoquinoline alkaloid, alkaloid apor-phyrine dan beberapa jenis lignan.

Fokus kepada penelitian ini menurut penelitian sebelumnya Rasa khas

andaliman adalah karena minyak atsiri yang terkandung di dalamnya, dimana

sebagian besar merupakan golongan terpenoid, yaitu geranyl asetat, dan

didominasi oleh aroma jeruk yaitu limonene dan citronellol.

2.4 Manfaat Tanaman

Perikarp dari buah tanaman ini mempunyai rasa pedas dan rasa

menggetirkan lidah yang tajam apabila dimakan. Saat ini andaliman

diperhitungkan menjadi senyawa aromatik dan minyak esensial, dapat digunakan

sebagai pengawet pangan. Hasil pengujian aktivitas antimikroba pada penelitian

10
Siswadi (2002) menunjukkan bahwa minyak atsiri dari ekstrak andaliman tersebut

yang dapat digunakan sebagai antimikroba yang dapat dimanfaatkan sebagai

bahan pengawet makanan karena memiliki konsentrasi yang tinggi.

Selain itu, andaliman juga mampu menghambat Bacilluscereus,

Staphylococcus aureus, dan S. thyposa (Andayanie, 2000).

Diketahuinya aktivitas anti-mikroba dari minyak atsiri andaliman serta

komponen aktif penyusunnya, maka pemanfaatan andaliman dapat ditingkatkan

sebagai bahan obat-obatan. (Butar-butar 2002).

Menuju ke penelitian ini menurut penelitian Perry, (1980) tanaman ini

mempunyai indikasi antelmintik, stimulansia mengobati sakit gigi dan scabies.

Minyak atsiri dari tanaman ini bersifat antiseptik, deodorant dan antikataral.

2.5 Minyak Atsiri (Volatile Oil)

Dikenal juga dengan minyak eteris atau minyak terbang (“essential oil

atau Volatile oil”). Minyak atsiri didefenisikan sebagai suatu kelompok dari

senyawa berbau (odorus), larut dalam alkohol, terdiri dari campuran eter,

aldehida, keton, dan terpen. Minyak atsiri umumnya merupakan gabungan

kelompok-kelompok senyawa volatile yang membentuk aroma spesifik dari

spesies tanaman tertentu. Minyak atsiri digunakan secara luas pada parfum,

kosmetik, perasa dan pengawet makanan dan minuman, dan juga pada produk

pembersih rumah tangga. Beberapa minyak atsiri telah lama digunakan secara

medis, dari perawatan kulit hingga pengobatan kanker. Namun penggunaan

minyak atsiri yang paling utama saat ini adalah untuk keperluan aromaterapi dan

pengawet makanan, yaitu salah satu jenis pengobatan alternatif yang menyatakan

11
bahwa aroma tertentu yang berasal dari tanaman memiliki efek penyembuhan

(Zulyani, 2015).

Umumnya komponen minyak atsiri dibagi dalam dua golongan, yaitu:

1. Golongan hidrokararbon, yang terdiri dari senyawa terpen

2. Golongan hidrokarbon teroksigenasi, yang merupakan senyawa penting

dalam minyak atsiri karena pada umumnya mempunyai bau yang lebih

wangi dibandingkan dengan senyawa yang termasuk dalam golongan

hidrokarbon seperti monoterpen dan ses kuiterpen yang mempunyai bau

yang kurang wangi.

Di samping itu minyak atsiri mengandung resin dan lilin dalam jumlah

kecil yang merupakan komponen tidak menguap. Fraksi yang merupakan

komponen tidak menguap. Fraksi yang paling mudah menguap dari hasil

penyulingan terfraksi biasanya terdiri dari senyawa-senyawa monoterpen dengan

atom C berjumlah 10, sedangkan fraksi yang mempunyai titik didih lebih tinggi

biasanya senyawa seskuiterpen.

Menurut Farmakope Indonesia Edisi 3 (1979), minyak atsiri memiliki ciri-

ciri cairan jernih, bau seperti bau tanaman asal. Kelarutannya mudah larut dalam

kloroform P dan dalam eter P. penyimpanan dalam wadah tertutup rapat, terisi

penuh, terlindung dari cahaya, ditempat sejuk.

Minyak atsiri memiliki kandungan komponen aktif yang disebut terpenoid

atau terpena. Jika tanaman memiliki kandungan senyawa ini, berarti tanaman

tersebut memiliki potensi untuk dijadikan minyak atsiri. Zat inilah yang

mengeluarkan aroma atau bau khas yangde terdapat pada banyak tanaman,

misalnya pada rempah-rempah atau yang dapat memberikan cita rasa di dalam

12
industri makanan dan minuman contohnya Buah Andaliman (Zanthoxylum

acanthopodium DC) (Yuliani, 2012).

2.5.1 Cara Isolasi Minyak Atsiri

Minyak atsiri merupakan zat cair yang mudah menguap dengan komposisi

dan titik didih yang berbeda. Berdasarkan sifat di atas maka minyak atsiri dapat

diisolasi dengan empat macam cara yaitu penyulingan, pemerasan, ekstraksi

dengan pelarut mudah menguap dan absorbs dengan menggunakan lemak padat

(Stahl, 1985).

2.6 Minyak Atsiri Tanaman

Minyak atsiri merupakan minyak mudah menguap dan campuran dari

senyawa yang berwujud cairan atau padatan yang memiliki komposisi maupun

titik didih yang beragam (Sastrohamidjojo, 2004).

Minyak atsiri dapat diperoleh dari biji, buah, bunga, daun ataupun bagian

lain dari tumbuhan. Minyak atsiri andaliman merupakan minyak atsiri yang

berasal dari buah andaliman. Minyak atsiri buah andaliman dapat diperoleh dari

ekstrak buah andaliman. Bagian buah yang mengandung minyak atsiri adalah

bagian perikarpnya, sedangkan bijinya tidak mengandung minyak atsiri.

2.6.1 Kandungan Minyak Atsiri Tanaman

Hasil penelitian Parhusip (2006) menunjukkan bahwa rendeman ekstrak

buah andaliman mengandung minyak atsiri 8.01% . Hal ini menunjukkan bahwa

buah andaliman memiliki potensi dalam pemanfaatannya sebagai pengawet

pangan alami.

Penelitian Yasni (2004) menunjukkan bahwa terdapat 11 komponen aktif

minyak atsiri andaliman dengan 5 komponen utama, yaitu apinen, limonene,

13
geraniol, citronellol dan geranil asetat. Komponen minyak atsiri tersebut dapat

menghambat pertumbuhan pathogen (E.coli, Pseudomonas, B.cereus dan

S.aureus) dan kapang (Fusarium sp, Penicillium sp dan Aspergillus flavus).

Menurut Houghton dan Raman (1998) ekstrak andaliman mengandung

ekstrak heksana (nonpolar, mengandung komponen yang bersifat nonpolar seperti

lilin, lemak dan minyak atsiri) rendeman ekstrak 6,30 %. Sedangkan ekstrak

etilasetat (semipolar) sebagian besar mengandung senyawa-senyawa alkaloid,

aglikon-aglikon, dan glikosida rendeman ekstrak 4,15%. Ekstrak methanol (polar)

terutama mengandung kelompok senyawa gula, asam-asam amino, rendeman

ekstrak 3,17%. Dari data tersebut terlihat bahwa minyak atsiri lebih banyak

terkandung di ekstrak andaliman yaitu 6,30%.

Menurut penelitian sebelumnya Kemampuan minyak atsiri yang terdapat

dalam andaliman untuk menghambat bakteri merupakan salah satu kriteria

pemilihan suatu senyawa untuk diaplikasikan sebagai pengawet bahan pangan.

Semakin kuat efek penghambatannya semakin efektif digunakan. Penghambatan

aktivitas mikroba oleh komponen bioaktif tanaman (Gunawan D dan Mulyani S.

2018).

Menurut Bapak Maruap Siahaan (1991), Pemeriksaan kandungan minyak

atsiri dilakukan dengan kromatografi lapis tipis dan kromatografi gas. Kadar

minyak atsiri dijumpai pada buah yang sudah tua dengan warna perikarp hijau tua

sampai kemerah-merahan dan warna biji hitam.

2.6.2. Fungsi Minyak Atsiri Tanaman

Tanaman Andaliman terdapat kandungan minyak atsiri seperti geraniol,

linalool, cineol, dan citronellal yang menimbulkan kombinasi bau mint dan lemon

14
yang bisa menjadi senyawa aromatik dan minyak esensial yaitu secara luas pada

pembuatan parfum, kosmetik, perasa, pengawet makanan dan minuman dan juga

pada produk pembersih rumah tangga (Anonim, 2012).

Masyarakat Himalaya, Tibet dan sekitarnya menggunakan tanaman ini

sebagai bahan aromatik, tonik, perangsang nafsu makan dan obat sakit perut

(Hasairin, 1994).

Menurut penelitian sebelumnya minyak atsiri digunakan secara medis, dari

perawatan kulit hingga pengobatan kanker dan salah satu jenis pengobatan

alternatif yang menyatakan bahwa aroma tertentu yang berasal dari tanaman

memiliki efek penyembuhan.

Banyak faedah minyak atsiri salah satunya minyak atsiri andaliman

sehingga membuatnya menjadi terkenal. Minyak atsiri dipercaya mampu

menenangkan jiwa. Menurut Dra. Koensoemardiyah, Apt., ahli terapiaroma

Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada, jika senyawa pada minyak atsiri

masuk ke dalam tubuh akan mempengaruhi sistem limbik atau pengatur emosi.

Terapiaroma menggunakan minyak atsiri ini juga bersifat menenangkan. Apalagi

jika terapiaroma dikombinasikan dengan pijatan yang berefek relaksasi. Pijatan

berguna untuk melunturkan otot dan melancarkan pembuluh darah, sehingga

tubuh kembali segar. Senyawa minyak atsiri masuk dalam pembuluh darah

melalui pembuluh yang terdapat di sepanjang epidermis dan dermis kulit.

15
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Jenis dan Desain Penelitian

Jenis penelitian dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan

menggunakan Library Research (kepustakaan), merupakan salah satu jenis

penelitian yang lebih menekankan pada pengumpulan data yang bersifat

kuantitatif (dalam bentuk angka dan tabel) dan menggunakan analisis kuantatif

dalam pemaparan data, analisis data, dan pengambilan kesimpulan yang

bersumber dari buku, jurnal, artikel, KTI, dan tulisan-tulisan tertentu. Studi

pustaka juga merupakan serangkaian kegiatan yang berkaitan dengan metode

pengumpulan data pustaka, membaca dan mencatat serta mengolah bahan

penelitian (Mestika, 2008).

3.2 Lokasi dan Waktu

Lokasi penelitian dilakukan melalui penelusuran pustaka melalui PDF,

skripsi cetak hasil penelitian, jurnal yang diperoleh dari pangkalan data, karya

tulis ilmiah, artikel, serta makalah yang dapat dipertanggungjawabkan yang

diperoleh secara online.

waktu pelaksanaan penelitian Karya Tulis Ilmiah (KTI) ini berlangsung

selama 3 bulan, mulai bulan April- Juli tahun 2020.

16
3.3 Objek Penelitian

3.3.1 Populasi Penelitian

Semua literatur yang berhubungan dengan ekstrak andaliman sebagai

penghasil minyak atsiri dan konsentrasinya. Sehingga didapat sebanyak 7 literatur

yang menjadi populasi antara lain:

1. Asbur,Y dan Khairunnisyah, 2019, Pemanfatan andaliman (Zanthoxylum

acanthopodium DC) sebagai tanaman penghasil minyak atsiri.

2. KTI Erna Simangunsong, 2016, ekstrak andaliman mengandung minyak

atsiri

3. Roida Ervina Sinaga1, Healthy Aldriany Prasetyo, 2020 : Pemanfatan

andaliman (Zanthoxylum acanthopodium DC) analisis konsentrasi

andaliman sebagai penghasil minyak atsiri.

4. TESIS IPB (Institut Pertanian Bogor), Pengaruh Polaritas dan Konsentrasi

Ekstrak Andaliman Terhadap Pertumbuhan Bacillus Cereus

5. TESIS Romaita Newanti Lumban Raja, 2016. Variasi Morfologi dan

Pemanfaatan Andaliman (Zanthoxylum Acanthopodium DC) di Sumatera

Utara.

6. Skripsi Bapak Maruap Siahaan. 1991. Mahasiswa dari mendiang Bapak

Prof Midian Sirait. ITB. Bandung. (diakses 13 juni 2020) : Pemeriksaan

minyak atsiri dan isolasi senyawa getir dan buah andaliman.

7. M. Yusdar., 2013. Bioaktifitas Minyak Atsiri [Skripsi]. Jurusan Biologi

FMIPA Universitas Hasanuddin. Makassar. (Diakses : 2 juni 2020).

17
3.3.2 Teknik Sampling

Teknik sampling adalah proses menyeleksi porsi dari populasi. Teknik

sampling, merupakan cara-cara yang digunakan dalam pengambilan sampel agar

memperoleh sampel yang sesuai dari keseluruhan subjek penelitian (Nursalam,

2015).

Pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan Teknik Purposive

Sampling yaitu suatu Teknik penetapan sampel dengan cara memilih sampel

diantara populasi sesuai dengan kehendak peneliti (tujuan dan masalah dalam

peneliti), sehingga sampel dapat mewakili karakteristik populasi yang telah

diketahui sebelumnya. Berdasarkan karakteristik populasi yang sudah diketahui

sebelumnya yaitu telah disebutkan dalam kriteria inklusi dan ekslusi dalam

penelitian ini yaitu:

a. Kriteria Inklusi

Kriteria Inklusi adalah karakteristik subjek penelitian dari suatu populasi

target dan terjangkau yang akan diteliti. Pertimbangan ilmiah harus sebagai

pedoman di dalam menentukan kriteria inklusi.

Kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah :

1. Hasil jurnal penelitian, karya tulis ilmiah, skripsi tentang ekstrak

buah andaliman sebagai penghasil minyak atsiri (Zanthoxylum

acanthopodium DC) dan konsentrasinya.

2. Hasil jurnal penelitian, karya tulis ilmiah, skripsi yang memiliki hasil

dan pembahasan yang membuat tentang ekstrak buah andaliman

(Zanthoxylum acanthopodium DC) sebagai penghasil minyak atsiri

dan konsentrasinya.

18
b. Kriteria Ekslusi

Kriteria Eksklusi adalah menghilangkan atau mengeluarkan subjek yang

tidak memenuhi kriteria inklusi dari studi karena berbagai sebab, kriteria ekslusi

dalam penelitian ini adalah Jurnal hasil penelitian dan Karya Tulis Ilmiah yang

membahas tentang ekstrak buah andaliman (Zanthoxylum acanthopodium DC)

sebagai penghasil minyak atsiri dan konsentrasinya tetapi yang tidak lengkap

didownlood hanya langsung membahas tentang tinjauan pustaka.

3.3.3 Sampel

Artikel ilmiah yang berhubungan dengan ekstrak andaliman

(Zanthoxylum acanthopodium DC) sebagai penghasil minyak atsiri dan

persentasenya yang dipublikasikan dalam 5 tahun terakhir. Sumber informasi

yang digunakan adalah primer dan sekunder, yang diperoleh dari jurnal minimal

terakreditasi Nasional.

1. TESIS IPB (Institut Pertanian Bogor), Pengaruh Polaritas dan Konsentrasi

Ekstrak Andaliman Terhadap Pertumbuhan Bacillus Cereus

2. Asbur,Y dan Khairunnisyah, 2019, Pemanfatan andaliman (Zanthoxylum

acanthopodium DC) sebagai tanaman penghasil minyak atsiri.

3. Jurnal Roida Ervina Sinaga1, Healthy Aldriany Prasetyo, 2020 :

Pemanfatan andaliman (Zanthoxylum acanthopodium DC) analisis

konsentrasi andaliman sebagai penghasil minyak atsiri.

Pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan Teknik

Purposive Sampling. Berdasarkan karakteristik populasi yang sudah

diketahui sebelumya yaitu telah disebutkan dalam criteria inklusi dan

eksklusi dalam penelitian ini yaitu:

19
3.4 Sumber Data

Penelitian merupakan penelitian kualitatif, maka sumber data dibedakan

atas sumber primer dan sekunder (Suharsimi, 2010).

1). Sumber Primer

Sumber Primer yaitu data utama yang berkaitan dengan masalah yang

akan penulis teliti. Adapun untuk sumber primer yang penulis gunakan adalah

Asbur. Y dan Khairunnisa, 2019.

2). Sumber Sekunder

Sumber Sekunder yaitu sumber data yang berfungsi sebagai data

pelengkap atau penunjang untuk membantu mencarikan jawaban dalam

penelitian ini. Sumber sekunder tersebut berupa buku, jurnal, artikel, KTI,

website.

3.5 Teknik Analisis Data

Teknik analisis data adalah langkah-langkah atau prosedur yang digunakan

seorang peneliti untuk menganalisis data yang telah dikumpulkan sebagai sesuatu

yang harus dilalui sebelum mengambil kesimpulan. Sementara itu dalam

menganalisis data, peneliti menggunakan analisis isi (content analysis). Holsti

menyebutkan bahwa metode analisis isi adalah suatu teknik untuk mengambil

kesimpulan. (Stefan, 2009).

3.6 Prosedur Kerja

1. Penelusuran literatur dengan jurnal yang mirip dengan karya tulis.

2. Seleksi literatur berdasarkan kata kunci untuk memilih dan

mengevaluasi literatur untuk dituangkan didalam karya tulis.

20
3. Dokumentasi literatur meliputi mendownload, mencatat, membaca

literatur.

4. Menganalisis literatur.

5. Pengambilan data.

6. Pengolahan data.

7. Penyajian data.

8. Penarikan kesimpulan.

3.7 Data Pelaksanaan Karya Tulis Ilmiah (KTI)

Tabel 3.7 Jadwal pelaksanaan Karya Tulis Ilmiah (KTI) sebagai berikut:

No Kegiatan 16 April-6Mei 8 Mei-20 Juni 22 juni-18 juli


1 Pendaftaran

Proposal Karya

Tulis Ilmiah (KTI)


2 Pengambilan Data,

Pengolahan Data
3 Pendaftaran dan

sidang Karya Tulis

Ilmiah (KTI)

BAB IV

21
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil andaliman dan rendeman minyak atsiri dari 3 literatur :

4.1.1 Tabel Hasil analisis proksimat andaliman dan rendeman minyak

atsiri yang dihasilkan

VARIABEL PENGAMATAN JUMLAH %

Kadar Air 67-71

Kadar Protein 1,93

Kadar Lemak 2,58

Kadar Abu Total 1,80

Kadar Karbohidrat 25,98

Kadar Air Andaliman Setelah 6,23


Kering Beku (Dry Basis)

Rendeman Andaliman Kering Beku 32,29

Kadar Minyak Atsiri Andaliman 8,01


Segar (Wet Basis)

Pada Tabel 4.1 terlihat bahwa kandungan minyak atsiri buah andaliman

cukup tinggi, yaitu 8.01% w/w. Hasil Jurnal Kultivasi Vol.17 1 Maret 2018

Asbur, Y dan Khairunnisyah: Pemanfatan andaliman (Zanthoxylum

acanthopodium DC) sebagai tanaman penghasil minyak atsiri, yaitu penelitian

Yasni (2004) menunjukkan bahwa terdapat 11 komponen aktif minyak atsiri

andaliman dengan 5 komponen utama, yaitu apinen, limonene, geraniol,

citronellol dan geranil asetat.

4.1.2 Rendeman dan Hasil Analisis Kualitatif Komponen Aktif Ekstrak

Andaliman

22
Tabel 4.1.2 Rendeman dan Hasil Analisis Kualitatif Komponen Aktif Ekstrak
Andaliman 3 literatur

Komponen aktif Ekstrak Ekstrak Ekstrak

Heksana Metanol Etilasetat

Rendeman (%) 6.30 4.15 3.17

Alkaloid + + +

Tanin - + -

Fenol - + +
Hidrokuinon

Flavonoid + + +

Triterpenoid + + +

Saponin - + +

Steroid + + +

Keterangan :
+ : mengandung komponen
- : tidak mengandung komponen

Kadar air ekstrak buah andaliman cukup rendah (6,23%) dan rendeman

buah setelah pengeringan beku relatif tinggi (32,29%). Demikian pula rendeman

minyak atsiri andaliman segar yang diperoleh cukup tinggi (8,01% w/w).

dibandingkan dengan minyak atsiri biji atung sebanyak 1,79% (murhadi, 2002),

sereh segar sebanyak 0,25-0,50% (Oyen dan Nguyen 1999) atau minyak atsiri

kunyit segar sebanyak 3-5% (Purseglove 1981). Rendeman yang relatif tinggi dan

tingginya kandungan minyak atsiri buah andaliman ini bisa digunakan sebagai

pemanfaatan sebagai pengawet pangan alami.

Pada tabel 4.1.2 dapat dilihat bahwa rendaman dengan pelarut heksana,

etilasetat dan methanol berturut-turut sebesar 6.30 , 4.15 , 3.17%. Menurut

23
Houghton dan Raman (1998), ekstrak heksana mengandung komponen yang

bersifat nonpolar yaitu lilin, lemak dan minyak atsiri. Ekstrak etilasetat

(semipolar) sebagian besar mengandung senyawa alkaloid, aglikon-aglikon dan

glikosida. Ekstrak methanol (polar) mengandung senyawa gula, asam-asam

amino, glikosida.

Tingginya rendeman ekstrak nonpolar andaliman menunjukkan bahwa

komponen yang dapat larut dalam heksana lebih banyak dibandingkan komponen

semipolar (etilasetat) maupun komponen polar (methanol). Selain itu

rendamaekstrak nonpolar yang tinggi dapat juga disebabkan karena pelarut yang

digunakan pertama adalah heksana. Kemampuan pelarut heksana untuk

melarutkan banyak kelompok senyawa organik terutama dalam bentuk senyawa

nonpolar sutu campuran organik dapat menghasilkan rendaman lebih besar.

Pada penelitian sebelumnya penghilangan pelarut dilakukan dengan

menggunakan vakum rotavapor pada suhu 45℃ dan dikeringbekukan hingga

terbentuknya konsentrat pekat. Penghilangan pelarut pada suhu 45℃

kemungkinan komponen aktif andaliman masih belum mengalami perubahan, hal

ini merupakan salah satu penyebab tingginya rendeman ekstrak yang diperoleh.

Minyak atsiri yang terkandung di dalam andaliman adalah senyawa

metabolit sekunder yang berasal dari golongan terpenoid khususnya

monoterpenoid antara lain geranyl asetat, limonene, citronellol dan myrcene.

Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kandungan minyak

atsiri pada tanaman andaliman adalah dengan memberikan perlakuan cekaman

24
kekeringan, di mana dalam keadaan kekurangan air maka tanaman akan

meningkatkan pembentukan senyawa metabolit sekunder berupa minyak atsiri.

Sejalan pula dengan hasil penelitian Rahayu et al. (2016) yang

menunjukkan bahwa tanaman padi gogo yang ditanam pada kondisi kadar air

tanah 50% kapasitas lapang memiliki kandungan prolin dan kandungan 2-acetyl-

1pyrroline lebih tinggi dibandingkan dengan yang ditanam pada kondisi kadar air

tanah 100% kapasitas lapang. Kandungan prolin pada tanaman merupakan

metabolit sekunder yang akan dihasilkan oleh tanaman apabila tanaman

mengalami cekaman kekeringan. Sama halnya dengan kandungan minyak atsiri

pada tanaman andaliman yang juga merupakan metabolit sekunder yang

dihasilkan lebih tinggi apabila tanaman mengalami cekaman kekeringan.

Sedangkan pada tanaman manga, cekaman kekeringan dibutuhkan untuk memicu

pembungaan (Fauzietal.,2017).

Menurut penelitian sebelumnya juga andaliman memiliki minyak atsiri

yang tinggi yaitu (8,01%) dibandingkan dengan tanaman lain yang mempunyai

minyak atsiri contoh minyak atsiri biji atung (1,79%), minyak atsiri sereh segar

(0,25-0,50%), minyak atsiri kunyit segar (3-5%). Tingginya kandungan minyak

atsiri buah andaliman ini merupakan potensi untuk pemanfaatannya bisa sebagai

pengawet pangan alami.

Penelitian ini merupakan sebuah studi pustaka (Library Research) yang

merangkum beberapa literatur yang relevan sesuai dengan judul penelitian.

Literatur yang digunakan adalah literatur yang dipublikasikan dari tahun 2015

25
sampai dengan tahun 2020. Seluruh literatur diseleksi kembali dengan

menggunakan kriteria inklusi dan ekslusi.

4.2 Pembahasan

Tanaman andaliman (Zanthoxylum acanthopodium DC) merupakan salah

satu tumbuhan rempah yang banyak terdapat di daerah Kabupaten Toba Samosir

dan Tapanuli Utara, Sumatera Utara, pada daerah berketinggian 1,500 m dpl,

ditemukan tumbuh liar di daerah Tapanuli dan digunakan sebagai rempah pada

masakan adat Batak Angkola dan Batak Mandailing (Wongso,2012).

Secara umum spesies Zanthoxylum termasuk andaliman menghasilkan

alkamides menyengat yang berasal dari asam karboksilat tak jenuh ganda yang

disimpan dalam pericarp (dinding buah, cangkang), tetapi tidak di dalam biji,

seperti amida dari 2E, 6Z, 8E, asam dodecatetraenoic 10E, 2E, 6E, 8E, asam

dodecatetraenoic 10E, dan 2E, 4E, 8Z, 10E, 12Z asam tetradecapentaenoic dengan

isobutil amin (masing-masing dikenal sebagai α, β dan γ (sanshool) dan 2-

hidroksi isobutil amin (hidroksi sanshools) (Katzer, 2012).

Selain itu andaliman juga diidentifikasi mengandung flavonoid, alkaloid

terpene, alkaloid benzophenthridine, pyranoquinoline alkaloid, kwarter

isoquinoline alkaloid, alkaloid aporphyrine dan beberapa jenis lignan. Rasa khas

andaliman adalah karena minyak atsiri yang terkandung di dalamnya, di mana

sebagian besar merupakan golongan terpenoid, yaitu geranyl asetat (35%), dan

didominasi oleh aroma jeruk yaitu limonene dan citronellol. Komponen lainnya

adalah β-myrcene, β-ocimene, linalool dan E-1-decenal (Katzer 2012).

26
Tanaman Andaliman Sebagai Penghasil Minyak Atsiri, Minyak atsiri

didefinisikan sebagai suatu kelompok dari senyawa berbau (odorus), larut dalam

alkohol, terdiri dari campuran eter, aldehida, keton, dan terpen (Nychas dan

Tassou, 2000). Minyak atsiri umumnya merupakan gabungan kelompok-

kelompok senyawa volatile yang membentuk aroma spesifik dari spesies tanaman

tertentu.

Hasil penelitian Parhusip (2006) menunjukkan bahwa rendemen ekstrak

buah andaliman mengandung minyak atsiri 8.01%.

27
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa:

1. Tanaman andaliman memiliki kandungan minyak atsiri dan merupakan

tanaman lokal Sumatera Utara yang umumnya tumbuh liar di dataran tinggi

di sekitar kawasan Danau Toba yang banyak diamanfaatkan sebagai bumbu

masak untuk beraneka masakan karena yang beraroma jeruk dan mempunyai

rasa pedas seperti lada. Selain itu, minyak atsiri dari andaliman juga dapat

digunakan sebagai antimikroba yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan

pengawet makanan.

2. Menurut penelitian sebelumnya ternyata jumlah minyak atsiri dalam

tumbuhan andaliman tetap yaitu 8,01% di berbagai sumber.

5.2 Saran

1. Untuk peneliti selanjutnya perlu dilakukan penelitian yang lebih lanjut

baik secara studi pustaka maupun secara studi lapangan mengenai ekstrak

buah andaliman sebagai penghasil minyak atsiri.

2. Perlu dilakukan perbandingan ekstrak buah andaliman sebagai penghasil

minyak atsiri langsung dan ditambahkan dengan senyawa lain terhadap

kadar minyak atsirinya.

28
DAFTAR PUSTAKA

Agusta. A., (2000). Minyak Atsiri Tumbuhan Tropika Indonesia. Penerbit ITB.
Bandung.
Andayanie, L. (2002). Kajian daya insektisida Alami buah Andaliman
(Zanthoxylum acanthopodium DC ). [Skripsi]. Fakultas Teknologi
Pertanian Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Anonim. (2014). Minyak atsiri zat utama aromaterapi. [Diakses 05 Januari 2018].

Asbur Y dan Khairunnisyah, (2018). Pemanfaatan andaliman sebagai penghasil


minyak atsiri. Universitas Padjajaran. Bandung.

Butar-butar, B.L.S. (1979). Mempelajari Sifat Difusitas Panas pada Tanaman


Lada (Piper nigrum L.) dan Andaliman (Zanthoxylum acanthopodium
DC). [Skripsi]. Fakultas Tekhnologi Pertanian Institut Pertanian Bogor.
Bogor.

Farmakope Indonesia Edisi 3, (1979). Kelarutan Minyak Atsiri.

Gunawan, D dan Mulyani S. (2004). Ilmu Obat Alam. Penebar Swadaya. Jakarta.

Gardjito, Murdijati., et al. (2013). Pangan Nusantara. Penerbit Kencana. Jakarta.

Hasairin, A. (1994). Etnobotani Tanaman Rempah dalam Makanan Adat


Masyarakat Batak Angkola dan Mandailing. [Thesis]. Sekolah
Pascasarjana Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Hidayah, zulyani. (2015). Ensiklopedi Suku Bangsa di Indonesia. Jakarta.

Hooker, J. D., (1875). Flora of British India. Vol 1. Clarendon Press. London.
Hlm: 493.

Houghton, P.J dan Raman A. (1998). Laboratory Handbook for the Fractination
of Natural Extracts. Thomson Science. London.

Hsuan, K . (1978). Orders and Famillies Of Malayan Seed Plan. University


Press. Singapore
.
Journal American chemical society.Vol 30 Mei, (2020).

Lawrence, G. H. M., (1959) “Taxonomy of Vascular Plants” The Macmillan Co.,


New York. Hlm: 110, 170.

Mestika Zed, (2008). Metode Penelitiaan Kepustakaan. Yayasan Obor Indonesia.

29
Jakarta.

Namba, T. (1983). Medicinal Resources and Ethnopharmacology in Nepal.


Toyoma Medical and Pharmaceutical University. Toyoma, Hlm: 329-330.

Parhusip, A.J.N. (2006). Kajian mekanisme antibakteri ekstrak andaliman


(Zanthoxylum acanthopodium DC) terhadap bakteri pathogen pangan.
[Disertasi].Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Perry, L. M., (1980). Medicinal Plants of East and Southeast Asia. The MIT
Press. Cambridge. Hlm: 369-371.

Sastrohamidjojo, H. (2004). Kimia Miyak Atsiri. Gadjah Mada University Press.


Yogyakarta.

Sinaga, Ervina. Dkk, (2020). Analisis Kadar Minyak Atsiri.

Siregar, B.L. (2003). Andaliman (Zanthoxylum acanthopodium DC) Deskripsi dan


Perkecambahan. Hayati. Sumut. 10(1):38-40.

Siswadi, I. (2002). Mempelajari Aktivitas Antimikroba Ekstrak Buah Andaliman


(Zanthoxylum acanthopodium DC) Terhadap Mikroba Patogen Perusak
Makanan. [Skripsi]. Fakultas MIPA Universitas Sumatera Utara. Medan.

Stahl, E., (1985). Analisis Obat Secara Kromatografi dan Mikroskopi


diterjemahkan oleh Padmawinata K. dan I. Soediro. 1985. Penerbit ITB.
Bandung. Hlm: 3-18.

Stefen Sticher, dkk, (2009). Metode Analisis Teks Pustaka Pelajaran. Yogyakarta.

Wijaya, C.H., I.T. Hadiprodjo, A. Apriyantono. (2001). Komponen volatil dan


karakterisasi komponen kunci aroma buah andaliman (Zanthoxylum
acanthopodium DC.). J Teknologi Industri Pangan 12:117-125.

Wijaya, C.H. (1999). Andaliman, rempah tradisional Sumatera Utara dengan


Antioksidan dan Antimikroba. Teknologi dan Industri Pangan (10):59-61.

Wongso. (2012). Buah andaliman khas Sumatera Utara.

Yasni, S. (2001). Aktivitas antimikroba minyak atsiri buah andaliman


(Zanthoxylum acanthopodium DC.) dan antarasa (Litsea cubeba)
terhadap bakteri dan kapang serta profil deskriptif komponen aktif
penyusunnya. Nuraida L., Dewanti-Hariyadi R., editor. Pangan tradisional
basis bagi industri pangan fungsional dan suplemen. Pusat Kajian
Makanan Tradisional Institut Pertanian Bogor. Bogor. Hal130-138.

Yuliana. S., dan S. Satuhu, (2012). Panduan Lengkap Minyak Atsiri. PT. Penebar
Swadaya. Depok.

30
.

Lampiran 1 Asbur,Y dan Khairunnisyah, 2019, Pemanfatan andaliman


(Zanthoxylum acanthopodium DC) sebagai tanaman penghasil
minyak atsiri.

31
Lampiran 2 Tesis IPB (Institut Pertanian Bogor), Pengaruh Polaritas dan
Konsentrasi Ekstrak Andaliman Terhadap Pertumbuhan Bacillus
Cereus (diakses 2 juni 2020)

32
Lampiran 3 Roida Ervina Sinaga1, Healthy Aldriany Prasetyo, 2020 :
Pemanfatan andaliman (Zanthoxylum acanthopodium DC) analisis
konsentrasi andaliman sebagai penghasil minyak atsiri.

33
34
35
28
29

Anda mungkin juga menyukai