Anda di halaman 1dari 17

BAB 1

PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang

Batuk bukanlah suatu penyakit melainkan salah satu tanda atau gejala klinik yang paling

sering dijumpai pada penyakit paru dan saluran napas. Batuk merupakan salah satu cara tubuh

untuk membersihkan saluran pernafasan dari lendir atau bahan dan benda asing yang masuk.

Batuk berfungsi sebagai imun atau perlindungan tubuh terhadap benda asing namun dapat juga

sebagai gejala dari suatu penyakit. (Sylvia A, Wilson LM. 2006)

Rangsangan penyebab batuk dapat berasal dari lingkungan maupun penyakit. Jika

penyebabnya dari lingkungan, maka batuk yang terjadi adalah batuk berbentuk refleks

mekanisme pertahanan tubuh, misalnya tersedak makanan/cairan, iritasi asap rokok atau

kendaraan bermotor, suhu dingin atau panas. Penyebab lainnya adalah karena penyakit, baik

yang berasal dari paru maupun luar paru. Penyakit paru yang menyebabkan batuk adalah infeksi

(bronkhitis, pneumonia, tuberkulosis dan sebagainya) , alergi (asma, reaksi alergik sistemik) dan

tumor. Sedangkan penyakit di luar paru penyebabnya adalah kelainan lambung seperti refluks

gastroesophageal, kelainan jantung, pemakaian obat-obatan jantung, kelainan telinga dan

gangguan emosi. (Wirjodiarjo, M. 2008)


B.     Rumusan Masalah

1.         Apakah yang  dimaksud batuk itu?

2.         Apa penyebab terjadinya batuk?

3.         Bagaimana reflek batuk terjadi?

4.         Bagaimana mekanisme terjadinya batuk?

5.         Apa saja jenis-jenis batuk?

6.         Apa saja gejala-gejala yang menyertai batuk?

7.         Bagaimana penatalaksanaan terhadap batuk?

C.    Tujuan Penulisan

Tujuan dari pembelajaran mengenai batuk adalah

1.      Memahami mengenai batuk dan faktor-faktor yang menyebabkannya.

2.      Mengetahui tentang reflek terjadinya batuk.

3.      Memahami bagaimana mekanisme batuk terjadi.

4.      Mengetahui jenis-jenis batuk.

5.      Mengetahui apa saja gejala-gejala yang menyertai batuk.

6.      Memahami bagaimana penatalaksanaan terhadap batuk.


BAB II

PEMBAHASAN

A.      Pengertian Batuk

Batuk merupakan refleks fisiologis kompleks yang melindungi paru dari trauma

mekanik, kimia dan suhu. Batuk juga merupakan mekanisme pertahanan paru yang alamiah

untuk menjaga agar jalan nafas tetap bersih dan terbuka dengan jalan mencegah masuknya benda

asing ke saluran nafas dan mengeluarkan benda asing atau sekret yang abnormal dari dalam

saluran nafas. Batuk menjadi tidak fisiologis bila dirasakan sebagai gangguan. Batuk semacam

itu sering kali merupakan tanda suatu penyakit di dalam atau diluar paru dan kadang-kadang

merupakan gejala dini suatu penyakit. Penularan penyakit batuk melalui udara (air borne

infection). Penyebabnya beragam dan pengenalan patofisiologi batuk akan sangat membantu

dalam menegakkan diagnosis dan penatalaksanaan batuk. (Yunus, F. 2007)

Batuk adalah suatu refleks pertahanan tubuh untuk mengeluarkan benda asing dari

saluran napas. Batuk juga membantu  melindungi paru dari aspirasi yaitu masuknya benda asing

dari saluran cerna atau saluran napas bagian atas. Yang dimaksud dengan saluran napas mulai

dari tenggorokan, trakhea, bronkhus, bronkhioli sampai ke jaringan paru. (Guyton, et all. 2008)

Batuk merupakan gejala klinis dari gangguan pada saluran pernapasan. Batuk bukan

merupakan suatu penyakit, tetapi merupakan manifestasi dari penyakit yang menyerang saluran

pernafasan. Penyakit yang bisa menyebabkan batuk sangat banyak sekali mulai dari infeksi,

alergi, inflamasi bahkan keganasan. (Kumar, et all. 2007)


B.       Faktor Penyebab Batuk

Reflek batuk dapat ditimbulkan oleh :

1.    Rangsangan mekanis, misalnya asap rokok, debu, tumor

2.    Adanya perubahan suhu mendadak

3.    Rangsangan kimiawi, misalnya gas dan bau-bauan

4.    Adanya peradangan / infeksi

5.    Reaksi alergi

(Waisya, R. 2008)

Disamping infeksi saluran pernafasan atas (ISPA) seperti influenza, penyebab batuk yang

paling sering adalah:     

1.      Alergi dan asthma      

2.      Infeksi paru-paru seperti pneumonia atau bronkitis akut.      

3.      Penyakit paru obstruktif kronik (PPOK) atau bronkitis kronik, emphysema

4.      Sinusitis yang menyebabkan postnasal drip.  

5.      Penyakit paru seperti bronkiektasis, tumor paru.       

6.      Gastroesophageal reflux disease (GERD) ini artinya cairan lambung balik ke tenggorokan,

orangnya suka bertahak asam atau pahit.       

7.      Merokok         

8.      Terpapar asap rokok (perokok pasif), polutan udara  

9.      Obat darah tinggi golongan ACE Inhibito

(Nadesui, H. 2008)
C.      Reflek dan Mekanisme Batuk

Batuk dapat dipicu secara refleks ataupun disengaja. Sebagai refleks pertahanan diri,

batuk dipengaruhi oleh jalur sarad aferen dan eferen. Batuk diawali dengan inspirasi dalam

diikuti dengan penutupan glotis, relaksasi diafragma, dan kontraksi otot melawan glotis yang

menutup. Hasilnya akan terjadi tekanan positif pada intratoraks yang menyebabkan penyempitan

trakea. Sekali glotis terbuka, perbedaan tekanan yang besar antara saluran napas dan udara luar

bersama dengan penyempitan trakea akan menghasilkan aliran udara yang melalui trakea.

Kekuatan eksplosif ini akan ”menyapu” sekret dan benda asing yang ada di saluran napas.

(Ikawati, 2008)

Reflek Batuk

Batuk dimulai dari suatu rangsangan pada reseptor batuk. Reseptor ini berupa serabut

saraf non mielin halus yang terletak baik di dalam maupun di luar rongga toraks. Yang terletak di

dalam rongga toraks antara lain terdapat di laring, trakea, bronkus, dan di pleura. Jumlah reseptor

akan semakin berkurang pada cabang-cabang bronkus yang kecil, dan sejumlah besar reseptor di

dapat di laring, trakea, karina dan daerah percabangan bronkus. Reseptor bahkan juga ditemui di

saluran telinga, lambung, hilus, sinus paranasalis, perikardial, dan diafragma.           

Serabut afferen terpenting ada pada cabang nervus vagus yang mengalirkan rangsang

dari laring, trakea, bronkus, pleura, lambung, dan juga rangsangan dari telinga melalui cabang

Arnold dari nervus vagus. Nervus trigeminus menyalurkan rangsang dari sinus paranasalis,

nervus glosofaringeus, menyalurkan rangsang dari faring dan nervus frenikus menyalurkan

rangsang dari perikardium dan diafragma.     

Oleh serabut afferen rangsang ini dibawa ke pusat batuk yang terletak di medula, di dekat

pusat pernafasan dan pusat muntah. Kemudian dari sini oleh serabut-serabut efferen nervus
vagus, nervus frenikus, nervus interkostalis dan lumbar, nervus trigeminus, nervus fasialis,

nervus hipoglosus, dan lain-lain menuju ke efektor. Efektor ini berdiri dari otot-otot laring,

trakea, bronkus, diafragma,otot-otot interkostal, dan lain-lain. Di daerah efektor ini mekanisme

batuk kemudian terjadi.         

(Wirjodiarjo, Muljono. 2008)

Mekanisme Batuk dapat dibagi menjadi empat fase yaitu :

Fase-iritasi          

Iritasi dari salah satu saraf sensoris nervus vagus di laring, trakea, bronkus besar, atau serat

afferen cabang faring dari nervus glosofaringeus dapat menimbulkan batuk. Batuk juga timbul

bila reseptor batuk di lapisan faring dan esofagus, rongga pleura dan saluran telinga luar

dirangsang.     

Fase-inspirasi     

Pada fase inspirasi glotis secara refleks terbuka lebar akibat kontraksi otot abduktor kartilago

aritenoidea. Inspirasi terjadi secara dalam dan cepat, sehingga udara dengan cepat dan dalam

jumlah banyak masuk ke dalam paru. Hal ini disertai terfiksirnya iga bawah akibat kontraksi otot

toraks, perut dan diafragma, sehingga dimensi lateral dada membesar mengakibatkan

peningkatan volume paru. Masuknya udara ke dalam paru dengan jumlah banyak memberikan

keuntungan yaitu akan memperkuat fase ekspirasi sehingga lebih cepat dan kuat serta

memperkecil rongga udara yang tertutup sehingga menghasilkan mekanisme pembersihan yang

potensial.     

Fase-kompresi    

Fase ini dimulai dengan tertutupnya glotis akibat kontraksi otot adduktor kartilago aritenoidea,

glotis tertutup selama 0,2 detik. Pada fase ini tekanan intratoraks meninggi sampai 300 cm H2O
agar terjadi batuk yang efektif. Tekanan pleura tetap meninggi selama 0,5 detik setelah glotis

terbuka . Batuk dapat terjadi tanpa penutupan glotis karena otot-otot ekspirasi mampu

meningkatkan tekanan intratoraks walaupun glotis tetap terbuka.     

Fase-ekspirasi/ekspulsi 

Pada fase ini glotis terbuka secara tiba-tiba akibat kontraksi aktif otot ekspirasi, sehingga

terjadilah pengeluaran udara dalam jumlah besar dengan kecepatan yang tinggi disertai dengan

pengeluaran benda-benda asing dan bahan-bahan lain. Gerakan glotis, otot-otot pernafasan dan

cabang-cabang bronkus merupakan hal yang penting dalam fase mekanisme batuk dan disinilah

terjadi fase batuk yang sebenarnya. Suara batuk sangat bervariasi akibat getaran sekret yang ada

dalam saluran nafas atau getaran pita suara.

(Guyton. 2008)
D.      Jenis-Jenis Batuk

Batuk berdasarkan waktu

1.      Akut

Akut merupakan fase awal dan masih mudah buat sembuh. Jangka waktunya kurang dari tiga

minggu dan terjadi karena iritasi, bakteri, virus, penyempitan saluran nafas atas.

2.      Subakut

Subakut adalah fase peralihan dari akut akan menjadi kronis. Dikategorikan subakut bila batuk

sudah 3-8 minggu. Terjadi karena gangguan pada epitel.

3.      Kronis

Kronis adalah batuk yang sulit disembuhkan dikarenakan penyempitan saluran nafas atas dan

terjadi lebih dari delapan minggu. Batuk kronis biasanya adalah tanda atau gejala adanya

penyakit lain yang lebih berat. Banyak penyakit berat yang ditandai dengan batuk kronis,

misalnya asma, TBC, gangguan refluks lambung, penyakit paru obstruksi kronis, sampai kanker

paru-paru. Untuk itu, batuk kronis harus diperiksakan ke dokter untuk memastikan penyebabnya

dan diatasi sesuai dengan penyebabnya itu

(Nadesui, Hendrawan. 2008)

Berdasarkan sebabnya

1.        Batuk-berdahak       

Batuk berdahak, jumlah dahak yang dihasilkan sangat banyak, sehingga menyumbat saluran

pernafasan.

2.        Batuk-kering

Batuk ini tidak mengeluarkan dahak. Tenggorokan terasa gatal, sehingga merangsang
timbulnya batuk. Batuk ini mengganggu kenyamanan, bila batuknya terlalu keras akan dapat

memecahkan pembuluh darah pada mata.

3.         Batuk yang khas

a.       Batuk rejan, batuknya bisa berlangsung 100 hari. Bisa menyebabkan pita suara radang dan

suara parau.

b.      Batuk penyakit TBC, berlangsung berbulan-bulan, kecil-kecil, timbul sekali-sekali, kadang

seperti hanya berdehem. Pada TBC batuk bisa disertai bercak darah segar.

c.       Batuk karena asma, sehabis serangan asma lendir banyak dihasilkan. Lendir inilah yang

merangsang timbulnya batuk.

d.      Batuk karena penyakit jantung lemah, darah yang terbendung di paru-paru, menjadikan paru-

paru menjadi basah. Kondisi basah pada paru-paru ini yang merangsang timbulnya batuk.

e.       Batuk karena kanker paru-paru yang menahun tidak sembuh. Batuknya tidak tentu. Bila

kerusakan paru-paru semakin luas, batuk semakin

tambah.

f.       Batuk karena kemasukan benda asing, pada saat saluran pernafasan berusaha mengeluarkan

benda asing maka akan menimbulkan batuk.

(Yunus, F. 2007)

E.       Gejala-Gejala yang Menyertai Batuk

Gejala yang menyertai batuk pada umumnya disebabkan oleh influenza. Gejala tersebut

antara lain demam yang tinggi disertai otot tubuh yang kaku, bersin-bersin, hidung tersumbat,

dan sakit tenggorokan. Namun batuk berdahak juga timbul akibat peradangan pada paru-paru.

(Wirjodiarjo, Muljono. 2008)

F.       Penatalaksanaan terhadap Batuk


Penatalaksanaan batuk yang paling baik yang paling baik adalah pemberian obat spesifik

terhadap etiologinya. Tiga bentuk penatalaksanaan batuk adalah :

1.      Tanpa pemberian obat

Batuk yang tanpa gejala akut dapat sembuh sendiri dan biasanya tidak perlu obat. Untuk

mengurangi batuk biasanya dengan cara:

a.         Sering minum air putih, untuk membantu mengencerkan dahak, mengurangi iritasi atau rasa

gatal.

b.         Hindari paparan debu, minuman atau makanan yang merangsang tenggorokan, dan udara malam

yang dingin

c.         Menghirup uap air panas, uap mentol

d.        Permen obat batuk atau permen pedas dapat menolong pada batuk yang kering dan menggelitik

(Tjay, HT. Rahardja, K. 2003)

2.   Pengobatan-spesifik   

Pengobatan ini diberikan terhadap penyebab timbulnya batuk. Apabila penyebab batuk diketahui

maka pengobatan harus ditujukan terhadap penyebab tersebut. Dengan evaluasi diagnosis yang

terpadu, pada hampir semua penderita dapat diketahui penyebab batuk kroniknya.

Pengobatan spesifik batuk tergantung dari etiologi atau mekanismenya.

(Yunus, F. 2007)

3.   Pengobatan-simtomatik          

Diberikan baik kepada penderita yang tidak dapat ditentukan penyebab batuknya maupun kepada

penderita yang batuknya merupakan gangguan, tidak berfungsi baik dan potensial dapat

menimbulkan komplikasi.

(Yunus, F. 2007)
     Obat batuk biasa disebut dengan antitusif. Obat batuk tersebut berdasarkan sasarannya terbagi

menjadi 2 yaitu:

1.      Obat batuk sentral

Obat batuk sentral bertujuan untuk menekan rangsangan batuk di pusat batuk (medulla). Terbagi

menjadi zat adiktif (kodein) dan non adiktif (noskapin, dektrometorfan, prometazin)

2.      Obat batuk perifer

Obat batuk ini bekerja di luar dari system saraf pusat. Perifer terbagi dalam beberapa kelompok

yaitu ekspetoransia (ammonium klorida, guaiokol, ipeca dan minyak terbang), mukolitika

(asetilkarbositein, mesna, bromheksin, dan ambroksol), dan zat-zat pereda (oksolamin dan

hiperpidin).

(Tjay, HT. Rahardja, K. 2003)

Obat batuk biasanya mengandung zat antihistamin, yang bekerja sebagai anti alergi. Zat-zat

antihistamin inilah yang menyebabkan timbulnya efek kantuk. Obat batuk tanpa efek kantuk

biasanya tidak mengandung zat antihistamin sama sekali, atau menggunakan zat antihistamin

golongan baru yang tidak memiliki efek mengantuk. Antihistamin dengan efek samping kantuk

yang biasa terdapat dalam formula obat batuk adalah Chlorfeniramine maleat atau CTM dan

difenhidramin.

(Yunus, F. 2007)
Jenis obat batuk berdasarkan jenis batuknya dapat dibagi dalam dua golongan obat :

1.      Ekspetoran

Obat batuk ini ditujukan untuk jenis batuk berdahak, karena dapat mempertinggi sekresi saluran

pernapasan atau mencairkan dahak. Kandungan obat batuk yang mungkin ada dalam jenis

expectorantia ini adalah zat yang bersifat mencairkan dahak sehingga mudah dikeluarkan,

misalnya guaiafenesin atau gliserin guaiacolat (GG), ammonium klorida (NH 4 Cl), dan kalium

yodida (KI). Obat batuk jenis ini seringkali dicampur dengan ramuan tumbuh-tumbuhan seperti

jahe dan mint sehingga memberikan rasa hangat pada tenggorokan.

2.      Non-ekspektoran

Obat batuk ini ditujukan untuk jenis batuk kering. Ada dua golongan zat aktif yang biasa

digunakan, yaitu :

a.       Golongan Alkaloid Morfin, seperti kodein, dionin, dan lain-lain. Obat ini bersifat narkotis dan

menimbulkan ketagihan, karenanya hanya dapat dibeli dengan resep dokter.

b.      Golongan Non-Morfin, di mana jenis zat aktif ini tidak menimbulkan ketagihan seperti

dextromethorphan (DMP). Untuk batuk yang yang disebabkan oleh infeksi/peradangan,

diperlukan obat-obat antibiotik yang harus melalui pemeriksaan yang seksama oleh dokter.

(Waisya, R. 2008)
BAB III

PENUTUP

A.    Kesimpulan

Dari pembahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa:

1.     Batuk merupakan mekanisme pertahanan paru yang alamiah untuk menjaga agar jalan nafas

tetap bersih dan terbuka dengan jalan mencegah masuknya benda asing ke saluran nafas dan

mengeluarkan benda asing atau sekret yang abnormal dari dalam saluran nafas. Oleh karena itu

batuk juga dikatakan sebagai proteksi atau imun tubuh. Namun terkadang batuk juga merupakan

gejala dari suatu penyakit.

2.     Faktor-faktor yang menyebabkan reflek batuk antara lain :

a.          Rangsangan mekanis, misalnya asap rokok, debu, tumor

b.         Adanya perubahan suhu mendadak

c.          Rangsangan kimiawi, misalnya gas dan bau-bauan

d.         Adanya peradangan / infeksi

e.          Reaksi alergi

f.          Penyakit, misalnya  tumor

3.      Reflek batuk terdiri dari reseptor batuk, serabut saraf afferent, pusat batuk, serabut saraf efferent,

efektor. Reflek batuk selanjutnya akan menyababkan mekanisme batuk.

4.      Mekanisme batuk terdiri dari fase iritasi, fase inspirasi, fase kompresi dan

fase ekspirasi atau ekspulsi.


5.      Batuk biasanya disertai dengan radang tenggorokan, demam, influenza dan sebagainya. Karena

pada batuk menyebabkan rusaknya mukosa saluran pernafasan sehingga mempermudah penyakit

lain untuk menyerang tubuh.

6.      Secara umum batuk terbagi menjadi batuk berdahak, batuk kering dan batuk yang khas (TBC,

Batuk karena asma, batuk karena kanker paru-paru). Sedangkan menurut waktunya dibagi

menjadi batuk akut (berlangsung sebentar), batuk sub-akut dan batuk kronis (terjadi dalam

periode yang lama)

7.      Penatalaksanaan batuk adalah dengan antitusif yang terbagi menjadi ekspetoran dan non

ekspetoran.

B.     Saran

Dari pembahasan diatas penulis menyarankan :

1.       Mahasiswa memahami tentang batuk dan dapat menerapkan pengetahuan mengenai batuk dalam

kehidupan sehari-hari.

2.       Mahasiswa harus mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya batuk sehingga dapat

menghindarinya.

3.       Mahasiswa harus bisa menjaga kesehatan dengan baik. Batuk adalah salah satu jenis penyakit

yang paling sering menyerang. Pertahanan tubuh yang kuat dapat mengurangi resiko tertular

batuk.

4.       Mahasiswa sebaiknya mengetahui lebih mendalam mengenai jenis-jenis batuk dan dapat

melakukan penatalaksanaan yang tepat bila terjadi batuk.


DAFTAR PUSTAKA

Chandrasoma dan Taylor. 2006. Ringkasan Patologi Anatomi. Ed: ke-2. Jakarta : EGC.


Guyton AC, Hall JE. 2008. Buku Ajar Fisiologi kedokteran. 11th ed. Jakarta: ECG.
Ikawati, Zullies. 2008. Farmakoterapi Penyakit Sistem Pernapasan. Yogyakarta : Pustaka Adipura.
Kumar, Vinay, et all. 2007. Buku Ajar Patologi. Jakarta : EGC.
Sylvia A, Wilson LM. 2006. Patofisiologi. Jakarta : ECG.
Tjay, HT. Rahardja, K. 2003. Obat-Obat Penting. Jakarta : Gramedia.
Waisya, Rani. 2008. Penyebab Batuk, Gejala dan Pengobatannya.
http://www.scribd.com/doc/15847131/makalah-Rps-respirasi (27 April 2015)
Wirjodiarjo, Muljono. 2008. Penyebab Batuk dan Tips Pengobatannya.
http://tbmcalcaneus.org/index.php?option=com_content&task=view&id=176&Itemid=87
(27April 2015)
Yunus, F. 2007. Kenali Batuk dan Obat Batuk Anda http://www.isfinational.or.id/info/berita/658-kenali-
batuk-dan-obat-batuk-anda.html (27 April 2015)
MAKALAH TENTANG BATUK

Dosen Pembimbing : Mayaranti Wilsya

Disusun Oleh ;

Tia Iinda (51704043)

Desi Anggraini (51704007)

Ega Andita (51704011)

Neti Nur Amelia Putri (51704025)

PRODI S1 FARMASI
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SITI
KHADIJAH
TAHUN AJARAN 2021-2022

Anda mungkin juga menyukai