PENDAHULUAN
Batuk bukanlah suatu penyakit melainkan salah satu tanda atau gejala klinik yang paling
sering dijumpai pada penyakit paru dan saluran napas. Batuk merupakan salah satu cara tubuh
untuk membersihkan saluran pernafasan dari lendir atau bahan dan benda asing yang masuk.
Batuk berfungsi sebagai imun atau perlindungan tubuh terhadap benda asing namun dapat juga
Rangsangan penyebab batuk dapat berasal dari lingkungan maupun penyakit. Jika
penyebabnya dari lingkungan, maka batuk yang terjadi adalah batuk berbentuk refleks
mekanisme pertahanan tubuh, misalnya tersedak makanan/cairan, iritasi asap rokok atau
kendaraan bermotor, suhu dingin atau panas. Penyebab lainnya adalah karena penyakit, baik
yang berasal dari paru maupun luar paru. Penyakit paru yang menyebabkan batuk adalah infeksi
(bronkhitis, pneumonia, tuberkulosis dan sebagainya) , alergi (asma, reaksi alergik sistemik) dan
tumor. Sedangkan penyakit di luar paru penyebabnya adalah kelainan lambung seperti refluks
PEMBAHASAN
Batuk merupakan refleks fisiologis kompleks yang melindungi paru dari trauma
mekanik, kimia dan suhu. Batuk juga merupakan mekanisme pertahanan paru yang alamiah
untuk menjaga agar jalan nafas tetap bersih dan terbuka dengan jalan mencegah masuknya benda
asing ke saluran nafas dan mengeluarkan benda asing atau sekret yang abnormal dari dalam
saluran nafas. Batuk menjadi tidak fisiologis bila dirasakan sebagai gangguan. Batuk semacam
itu sering kali merupakan tanda suatu penyakit di dalam atau diluar paru dan kadang-kadang
merupakan gejala dini suatu penyakit. Penularan penyakit batuk melalui udara (air borne
infection). Penyebabnya beragam dan pengenalan patofisiologi batuk akan sangat membantu
Batuk adalah suatu refleks pertahanan tubuh untuk mengeluarkan benda asing dari
saluran napas. Batuk juga membantu melindungi paru dari aspirasi yaitu masuknya benda asing
dari saluran cerna atau saluran napas bagian atas. Yang dimaksud dengan saluran napas mulai
dari tenggorokan, trakhea, bronkhus, bronkhioli sampai ke jaringan paru. (Guyton, et all. 2008)
Batuk merupakan gejala klinis dari gangguan pada saluran pernapasan. Batuk bukan
merupakan suatu penyakit, tetapi merupakan manifestasi dari penyakit yang menyerang saluran
pernafasan. Penyakit yang bisa menyebabkan batuk sangat banyak sekali mulai dari infeksi,
(Waisya, R. 2008)
Disamping infeksi saluran pernafasan atas (ISPA) seperti influenza, penyebab batuk yang
3. Penyakit paru obstruktif kronik (PPOK) atau bronkitis kronik, emphysema
6. Gastroesophageal reflux disease (GERD) ini artinya cairan lambung balik ke tenggorokan,
7. Merokok
(Nadesui, H. 2008)
C. Reflek dan Mekanisme Batuk
Batuk dapat dipicu secara refleks ataupun disengaja. Sebagai refleks pertahanan diri,
batuk dipengaruhi oleh jalur sarad aferen dan eferen. Batuk diawali dengan inspirasi dalam
diikuti dengan penutupan glotis, relaksasi diafragma, dan kontraksi otot melawan glotis yang
menutup. Hasilnya akan terjadi tekanan positif pada intratoraks yang menyebabkan penyempitan
trakea. Sekali glotis terbuka, perbedaan tekanan yang besar antara saluran napas dan udara luar
bersama dengan penyempitan trakea akan menghasilkan aliran udara yang melalui trakea.
Kekuatan eksplosif ini akan ”menyapu” sekret dan benda asing yang ada di saluran napas.
(Ikawati, 2008)
Reflek Batuk
Batuk dimulai dari suatu rangsangan pada reseptor batuk. Reseptor ini berupa serabut
saraf non mielin halus yang terletak baik di dalam maupun di luar rongga toraks. Yang terletak di
dalam rongga toraks antara lain terdapat di laring, trakea, bronkus, dan di pleura. Jumlah reseptor
akan semakin berkurang pada cabang-cabang bronkus yang kecil, dan sejumlah besar reseptor di
dapat di laring, trakea, karina dan daerah percabangan bronkus. Reseptor bahkan juga ditemui di
Serabut afferen terpenting ada pada cabang nervus vagus yang mengalirkan rangsang
dari laring, trakea, bronkus, pleura, lambung, dan juga rangsangan dari telinga melalui cabang
Arnold dari nervus vagus. Nervus trigeminus menyalurkan rangsang dari sinus paranasalis,
nervus glosofaringeus, menyalurkan rangsang dari faring dan nervus frenikus menyalurkan
Oleh serabut afferen rangsang ini dibawa ke pusat batuk yang terletak di medula, di dekat
pusat pernafasan dan pusat muntah. Kemudian dari sini oleh serabut-serabut efferen nervus
vagus, nervus frenikus, nervus interkostalis dan lumbar, nervus trigeminus, nervus fasialis,
nervus hipoglosus, dan lain-lain menuju ke efektor. Efektor ini berdiri dari otot-otot laring,
trakea, bronkus, diafragma,otot-otot interkostal, dan lain-lain. Di daerah efektor ini mekanisme
Fase-iritasi
Iritasi dari salah satu saraf sensoris nervus vagus di laring, trakea, bronkus besar, atau serat
afferen cabang faring dari nervus glosofaringeus dapat menimbulkan batuk. Batuk juga timbul
bila reseptor batuk di lapisan faring dan esofagus, rongga pleura dan saluran telinga luar
dirangsang.
Fase-inspirasi
Pada fase inspirasi glotis secara refleks terbuka lebar akibat kontraksi otot abduktor kartilago
aritenoidea. Inspirasi terjadi secara dalam dan cepat, sehingga udara dengan cepat dan dalam
jumlah banyak masuk ke dalam paru. Hal ini disertai terfiksirnya iga bawah akibat kontraksi otot
toraks, perut dan diafragma, sehingga dimensi lateral dada membesar mengakibatkan
peningkatan volume paru. Masuknya udara ke dalam paru dengan jumlah banyak memberikan
keuntungan yaitu akan memperkuat fase ekspirasi sehingga lebih cepat dan kuat serta
memperkecil rongga udara yang tertutup sehingga menghasilkan mekanisme pembersihan yang
potensial.
Fase-kompresi
Fase ini dimulai dengan tertutupnya glotis akibat kontraksi otot adduktor kartilago aritenoidea,
glotis tertutup selama 0,2 detik. Pada fase ini tekanan intratoraks meninggi sampai 300 cm H2O
agar terjadi batuk yang efektif. Tekanan pleura tetap meninggi selama 0,5 detik setelah glotis
terbuka . Batuk dapat terjadi tanpa penutupan glotis karena otot-otot ekspirasi mampu
Fase-ekspirasi/ekspulsi
Pada fase ini glotis terbuka secara tiba-tiba akibat kontraksi aktif otot ekspirasi, sehingga
terjadilah pengeluaran udara dalam jumlah besar dengan kecepatan yang tinggi disertai dengan
pengeluaran benda-benda asing dan bahan-bahan lain. Gerakan glotis, otot-otot pernafasan dan
cabang-cabang bronkus merupakan hal yang penting dalam fase mekanisme batuk dan disinilah
terjadi fase batuk yang sebenarnya. Suara batuk sangat bervariasi akibat getaran sekret yang ada
(Guyton. 2008)
D. Jenis-Jenis Batuk
1. Akut
Akut merupakan fase awal dan masih mudah buat sembuh. Jangka waktunya kurang dari tiga
minggu dan terjadi karena iritasi, bakteri, virus, penyempitan saluran nafas atas.
2. Subakut
Subakut adalah fase peralihan dari akut akan menjadi kronis. Dikategorikan subakut bila batuk
3. Kronis
Kronis adalah batuk yang sulit disembuhkan dikarenakan penyempitan saluran nafas atas dan
terjadi lebih dari delapan minggu. Batuk kronis biasanya adalah tanda atau gejala adanya
penyakit lain yang lebih berat. Banyak penyakit berat yang ditandai dengan batuk kronis,
misalnya asma, TBC, gangguan refluks lambung, penyakit paru obstruksi kronis, sampai kanker
paru-paru. Untuk itu, batuk kronis harus diperiksakan ke dokter untuk memastikan penyebabnya
Berdasarkan sebabnya
1. Batuk-berdahak
Batuk berdahak, jumlah dahak yang dihasilkan sangat banyak, sehingga menyumbat saluran
pernafasan.
2. Batuk-kering
Batuk ini tidak mengeluarkan dahak. Tenggorokan terasa gatal, sehingga merangsang
timbulnya batuk. Batuk ini mengganggu kenyamanan, bila batuknya terlalu keras akan dapat
a. Batuk rejan, batuknya bisa berlangsung 100 hari. Bisa menyebabkan pita suara radang dan
suara parau.
b. Batuk penyakit TBC, berlangsung berbulan-bulan, kecil-kecil, timbul sekali-sekali, kadang
seperti hanya berdehem. Pada TBC batuk bisa disertai bercak darah segar.
c. Batuk karena asma, sehabis serangan asma lendir banyak dihasilkan. Lendir inilah yang
d. Batuk karena penyakit jantung lemah, darah yang terbendung di paru-paru, menjadikan paru-
paru menjadi basah. Kondisi basah pada paru-paru ini yang merangsang timbulnya batuk.
e. Batuk karena kanker paru-paru yang menahun tidak sembuh. Batuknya tidak tentu. Bila
tambah.
f. Batuk karena kemasukan benda asing, pada saat saluran pernafasan berusaha mengeluarkan
(Yunus, F. 2007)
Gejala yang menyertai batuk pada umumnya disebabkan oleh influenza. Gejala tersebut
antara lain demam yang tinggi disertai otot tubuh yang kaku, bersin-bersin, hidung tersumbat,
dan sakit tenggorokan. Namun batuk berdahak juga timbul akibat peradangan pada paru-paru.
Batuk yang tanpa gejala akut dapat sembuh sendiri dan biasanya tidak perlu obat. Untuk
a. Sering minum air putih, untuk membantu mengencerkan dahak, mengurangi iritasi atau rasa
gatal.
b. Hindari paparan debu, minuman atau makanan yang merangsang tenggorokan, dan udara malam
yang dingin
d. Permen obat batuk atau permen pedas dapat menolong pada batuk yang kering dan menggelitik
2. Pengobatan-spesifik
Pengobatan ini diberikan terhadap penyebab timbulnya batuk. Apabila penyebab batuk diketahui
maka pengobatan harus ditujukan terhadap penyebab tersebut. Dengan evaluasi diagnosis yang
terpadu, pada hampir semua penderita dapat diketahui penyebab batuk kroniknya.
(Yunus, F. 2007)
3. Pengobatan-simtomatik
Diberikan baik kepada penderita yang tidak dapat ditentukan penyebab batuknya maupun kepada
penderita yang batuknya merupakan gangguan, tidak berfungsi baik dan potensial dapat
menimbulkan komplikasi.
(Yunus, F. 2007)
Obat batuk biasa disebut dengan antitusif. Obat batuk tersebut berdasarkan sasarannya terbagi
menjadi 2 yaitu:
Obat batuk sentral bertujuan untuk menekan rangsangan batuk di pusat batuk (medulla). Terbagi
menjadi zat adiktif (kodein) dan non adiktif (noskapin, dektrometorfan, prometazin)
Obat batuk ini bekerja di luar dari system saraf pusat. Perifer terbagi dalam beberapa kelompok
yaitu ekspetoransia (ammonium klorida, guaiokol, ipeca dan minyak terbang), mukolitika
(asetilkarbositein, mesna, bromheksin, dan ambroksol), dan zat-zat pereda (oksolamin dan
hiperpidin).
Obat batuk biasanya mengandung zat antihistamin, yang bekerja sebagai anti alergi. Zat-zat
antihistamin inilah yang menyebabkan timbulnya efek kantuk. Obat batuk tanpa efek kantuk
biasanya tidak mengandung zat antihistamin sama sekali, atau menggunakan zat antihistamin
golongan baru yang tidak memiliki efek mengantuk. Antihistamin dengan efek samping kantuk
yang biasa terdapat dalam formula obat batuk adalah Chlorfeniramine maleat atau CTM dan
difenhidramin.
(Yunus, F. 2007)
Jenis obat batuk berdasarkan jenis batuknya dapat dibagi dalam dua golongan obat :
1. Ekspetoran
Obat batuk ini ditujukan untuk jenis batuk berdahak, karena dapat mempertinggi sekresi saluran
pernapasan atau mencairkan dahak. Kandungan obat batuk yang mungkin ada dalam jenis
expectorantia ini adalah zat yang bersifat mencairkan dahak sehingga mudah dikeluarkan,
misalnya guaiafenesin atau gliserin guaiacolat (GG), ammonium klorida (NH 4 Cl), dan kalium
yodida (KI). Obat batuk jenis ini seringkali dicampur dengan ramuan tumbuh-tumbuhan seperti
2. Non-ekspektoran
Obat batuk ini ditujukan untuk jenis batuk kering. Ada dua golongan zat aktif yang biasa
digunakan, yaitu :
a. Golongan Alkaloid Morfin, seperti kodein, dionin, dan lain-lain. Obat ini bersifat narkotis dan
b. Golongan Non-Morfin, di mana jenis zat aktif ini tidak menimbulkan ketagihan seperti
diperlukan obat-obat antibiotik yang harus melalui pemeriksaan yang seksama oleh dokter.
(Waisya, R. 2008)
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Batuk merupakan mekanisme pertahanan paru yang alamiah untuk menjaga agar jalan nafas
tetap bersih dan terbuka dengan jalan mencegah masuknya benda asing ke saluran nafas dan
mengeluarkan benda asing atau sekret yang abnormal dari dalam saluran nafas. Oleh karena itu
batuk juga dikatakan sebagai proteksi atau imun tubuh. Namun terkadang batuk juga merupakan
3. Reflek batuk terdiri dari reseptor batuk, serabut saraf afferent, pusat batuk, serabut saraf efferent,
4. Mekanisme batuk terdiri dari fase iritasi, fase inspirasi, fase kompresi dan
pada batuk menyebabkan rusaknya mukosa saluran pernafasan sehingga mempermudah penyakit
6. Secara umum batuk terbagi menjadi batuk berdahak, batuk kering dan batuk yang khas (TBC,
Batuk karena asma, batuk karena kanker paru-paru). Sedangkan menurut waktunya dibagi
menjadi batuk akut (berlangsung sebentar), batuk sub-akut dan batuk kronis (terjadi dalam
7. Penatalaksanaan batuk adalah dengan antitusif yang terbagi menjadi ekspetoran dan non
ekspetoran.
B. Saran
1. Mahasiswa memahami tentang batuk dan dapat menerapkan pengetahuan mengenai batuk dalam
kehidupan sehari-hari.
2. Mahasiswa harus mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya batuk sehingga dapat
menghindarinya.
3. Mahasiswa harus bisa menjaga kesehatan dengan baik. Batuk adalah salah satu jenis penyakit
yang paling sering menyerang. Pertahanan tubuh yang kuat dapat mengurangi resiko tertular
batuk.
4. Mahasiswa sebaiknya mengetahui lebih mendalam mengenai jenis-jenis batuk dan dapat
Disusun Oleh ;
PRODI S1 FARMASI
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SITI
KHADIJAH
TAHUN AJARAN 2021-2022