Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

Pharmaceutical care

Drug Related Problems (DRPs)

DISUSUN OLEH

NAMA : Heni Apriyanti

NIIM : 51704016 (6A)

DOSEN PEMBIMBING : Deny puri,MARS,Apt

PROGRAM STUDI S1 FARMASI


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
SITI KHADIJAH 2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan ke Hadirat Tuhan yang


Mahan Esa,karena berkat limpahan Rahmat dan Karunia-Nya
sehingga kami dapat menyusun makalah ini dengan baik dan
benar,serta tepat pada waktunya. Dalam makalah ini kami akan
membahas mengenai “Drug Related Problems (DRPs)”
Diharapkan Makalah ini dapat memberikan informasi kepada
kita semua. Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari
sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang
bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan
makalah ini.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih Semoga Allah SWT
senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin.

Palembang, Juni 2020

PENYUSUN
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

1.1 LatarBelakang.............................................................................

BAB II PEMBAHASAN

Drug Related Problems (DRPs).........................................

BAB III PENUTUP

Kesimpulan ...........................................................................................

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

Drug Related Problems (DRPs) merupakan kejadian yang tidak

diharapkan dari pengalaman pasien akibat atau diduga akibat terapi obat

sehingga kenyataannya akan dapat menggangggu keberhasilan

pemyembuhan yang diharapkan. DRPs selain merugikan pasien juga

dapat menghambat keberhasilan suatu terapi. DRPs dapat berupa

masalah aktual maupun potensial. DRPs aktual adalah problem atau

masalah yang sudah terjadi pada pasien, dan farmasis harus berusaha

menyelesaikannya. Sedangkan DRPs potensial adalah suatu problem

atau masalah yang mungkin terjadi, suatu risiko yang dapat berkembang

pada pasien jika farmasis tidak melakukan suatu tindakan untuk

mencegahnya.

Drug Related Problems (DRPs) merupakan masalah kesehatan

yang serius yang dapat terjadi pada semua tingkat umur, dapat

mempengaruhi kualitas hidup pasien serta menimbulkan dampak ekonomi

yang cukup besar. Journal of the American Medical Association (JAMA)

melaporkan bahwa berdasarkan sebuah meta analisis dari 39 studi

perspektif pada bulan April 1998, dalam satu tahun terdapat sekitar

2.216.000 pasien yang dirawat di rumah sakit akibat mengalami Adverse

Drug Reactions (ADRs) yang serius dan 106.000 pasien meninggal

karena masalah-masalah terkait obat. Dilihat dari segi ekonomi, DRPs


merupakan permasalahan yang memiliki dampak ekonomi sangat besar.

Dampak ekonomi terkait DRPs yang terjadi pada semua umur baik di

rumah sakit, rumah perawatan (nursing home), maupun komunitas.

Dengan adanya DRP diharapkan seorang apoteker menjalankan

perannya dengan melakukan screening resep untuk mengetahui ada atau

tidaknya DRP, serta melakukan konseling pada pasien tersebut agar

masalah terkait penggunaan obat dapat diatasi dan pasien dapat mengerti

tentang pengobatannya yang bermuara pada meningkatnya kepatuhan

pasien dalam pengobatan yang teratur.


BAB II

PEMBAHASAN

Drug-Related Problem adalah terapi peristiwa atau keadaan yang

melibatkan obat yang benar-benar atau berpotensi mengganggu hasil

kesehatan yang diinginkan.

Menurut Pharmaceutical Care Network Europe (PCNE), klasifikasi

dasar memiliki 6 domain utama untuk masalah, 6 domain utama untuk

penyebab dan 5 domain utama untuk Intervensi. Namun, pada tingkat

yang lebih rinci ada 21 kelompokk sub domain untuk masalah, 33

kelompok sub domain untuk penyebab dan 17 kelompok sub domain

untuk intervensi. Sub domain tersebut dapat dianggap sebagai penjelasan

untuk domain utama.

Untuk domain utama terkait masalah :

1. Reaksi yang merugikan

Pasien menderita karena suatu peristiwa obat yang merugikan

2. Masalah Pilihan Obat

Pasien mendapat atau akan salah (atau tidak ada obat)

mendapatkan obat untuk penyakitnya dan / atau kondisinya

3. Masalah dosis

Pasien mendapat lebih atau kurang dari jumlah obat yang dia

butuhkan

4. Masalah Penggunaan Obat

Salah obat atau tidak ada obat yang diambil / diberikan


5. Interaksi

Ada interaksi nyata atau potensial antara obat-obat atau obat-

makanan

6. Yang Lainnya

Untuk domain utama terkait penyebab :

1. Seleksi Obat / Dosis

Penyebab DRP dapat berhubungan dengan pemilihan jadwal obat

dan / atau dosis

2. Proses Penggunaan Obat

Penyebab DRP dapat berhubungan dengan cara pasien

menggunakan obat, meskipun instruksi dosis yang tepat (pada

etiket)

3. Informasi

Penyebab DRP dapat berhubungan dengan kurangnya atau salah

tafsir informasi

4. Pasien / Psikologis

Penyebab DRP dapat berhubungan dengan kepribadian atau

perilaku pasien.

5. (Farmasi) Logistik

Penyebab DRP dapat berhubungan dengan logistik mekanisme

peresepan atau dispensing

6. Yang Lainnya
Untuk domain utama terkait intervensi :

1. Tidak ada intervensi

2. Pada tingkat resep

3. Pada tingkat pasien (atau pengasuh)

4. Pada tingkat obat

5. Yang Lainnya

Untuk subdomain terkait masalah :

1. Reaksi yang merugikan

a. Efek samping menderita (non-alergi)

b. Efek samping yang diderita (alergi)

c. Efek toksik menderita

2. Masalah pilihan obat

a. Obat tidak patut (bukan yang paling tepat untuk indikasi)

b. Bentuk obat tidak patut (bukan yang paling tepat untuk indikasi)

c. Duplikasi tidak patut kelompok terapeutik atau bahan aktif

d. Kontra-indikasi untuk obat (termasuk Kehamilan / menyusui)

e. Tidak ada indikasi yang jelas untuk penggunaan obat

f. Tidak ada obat yang diresepkan tetapi indikasi yang jelas

3. Masalah dosis

a. Dosis obat terlalu rendah atau rezim dosis tidak cukup sering

b. Dosis obat terlalu tinggi atau rezim dosis terlalu sering

c. Durasi pengobatan terlalu pendek

d. Durasi pengobatan terlalu lama


4. Masalah penggunaan obat

a. Obat tidak diambil / diberikan sama sekali

b. Obat yang salah diambil / dikelola

5. Interaksi

a. Interaksi potensial

b. Interaksi yang nyata

6. Yang lainnya

a. Pasien tidak puas dengan terapi meskipun mengambil obat

dengan benar

b. Ketidakcukupan pengetahuan kesehatan dan penyakit

(mungkin menyebabkan masalah di masa depan)

c. Keluhan yang tidak jelas. Klarifikasi lebih lanjut diperlukan

d. Kegagalan terapi (alasan yang tidak diketahui)

Untuk subdomain terkait penyebab :

1. Seleksi obat / dosis

a. Pemilihan obat tidak tepat

b. Pemilihan dosis tidak tepat

c. Lebih hemat biaya obat yang tersedia

d. Masalah farmakokinetik, termasuk. penuaan / penurunan fungsi

organ dan interaksi

e. Sinergis obat / pencegahan yang diperlukan dan tidak diberikan

f. Kemerosotan / perbaikan keadaan penyakit

g. Mengungkapkan gejala baru atau indikasi


h. Efek samping yang nyata, ada penyebab lain

2. Proses penggunaan obat

a. Waktu administrasi dan / atau interval dosis tidak tepat

b. Obat kurang dimanfaatkan / kurang dikelola

c. Obat berlebihan

d. Tingkat obat terapeutik tidak dipantau

e. Obat disalahgunakan (tidak diatur, penggunaan obat

berlebihan)

f. Pasien tidak dapat menggunakan obat / suatu bentuk sediaan

obat sesuai petunjuk

3. Informasi

a. Instruksi penggunaan / mengambil tidak diketahui

b. Pasien menyadari alasan terapi obat

c. Pasien memiliki kesulitan membaca / memahami Form/Leaflet

informasi pasien

d. Pasien tidak mampu memahami bahasa lokal

e. Kurangnya komunikasi antara profesional kesehatan

4. Pasien / psikologis

a. Pasien lupa untuk menggunakan / mengambil obat

b. Pasien memiliki kekhawatiran dengan obat

c. Tersangka pasien efek samping

d. Pasien tidak mau membawa biaya keuangan

e. Pasien tidak mau repot-repot dokter


f. Pasien tidak mau mengubah obat

g. Pasien tidak mau beradaptasi gaya hidup

h. Membebani terapi

i. Pengobatan tidak sejalan dengan keyakinan kesehatan

j. Pasien mengambil makanan yang berinteraksi dengan obat-

obatan

5. (Farmasi) logistik

a. Obat yang diresepkan tidak tersedia

b. Kesalahan resep

c. Kesahalan pemberian (obat yang salah atau dosis dispensasi)

6. Yang lainnya

a. Penyebab lainnya

b. Tidak ada penyebab yang jelas

Untuk subdomain terkain intervensi :

1. Tidak ada intervensi

Tidak ada intervensi

2. Pada tingkat resep

a. Hanya memberitahu penulis resep (dokter)

b. Penulis resep meminta informasi

c. Intervensi yang diusulkan, yang disetujui oleh penulis resep

(dokter)

d. Intervensi yang diusulkan, tidak disetujui oleh penulis resep

(dokter)
e. Intervensi yang diusulkan, hasil yang tidak diketahui

3. Pada tingkat pasien (atau pengasuh)

a. Pasien (obat) konseling

b. Informasi tertulis diberikan hanya

c. Pasien dirujuk ke prescriber

d. Berbicara dengan anggota keluarga / pengasuh

4. Pada tingkat obat

a. Obat berubah menjadi ....

b. Dosis berubah menjadi ....

c. Formulasi berubah menjadi .....

d. Instruksi penggunaan berubah menjadi .....

e. Obat dihentikan

f. Memulai obat baru

5. Yang Lainnya

a. Intervensi lain

b. Efek samping yang dilaporkan kepada pihak berwenang

Salah satu bagian dari DRP yaitu masalah terjadinya interaksi obat

yang merugikan. Interaksi obat adalah peristiwa dimana aksi suatu obat

diubah atau dipengaruhi oleh obat lain yang diberikan secara bersamaan,

atau bila dua atau lebih obat berinteraksi sedemikian rupa sehingga

keefektifan atau toksisitas satu obat atau lebih berubah.

Beberapa kasus terkait masalah terjadinya interaksi obat sebagai

berikut.
a. Kejadian Interaksi obat pada pasien dispepsia dengan penyakit

penyerta yang dirawat di Bangsal rawat inap Penyakit dalam RSUP

DR. M. Djamil Padang terjadi pada 19 orang pasien, sementara

terjadinya interaksi obat pada pasien dispepsia dengan penyakit

penyerta di Poli rawat jalan Penyakit dalam RSUP DR. M. Djamil

Padang terjadi pada 77 orang pasien.

b. Persentase terjadinya interaksi obat pada pasien stroke sebesar 3,45

%. Pada interaksi ini terdapat pasien yang mendapatkan terapi

captopril dan aspar-K®, dimana obat ini dapat menyebabkan

hiperkalemia pada pasien bila dipakai bersamaan. Kemudian terdapat

juga pasien, dimana metformin diberikan bersamaan dengan terpacef ®

(ceftriakson) akan meningkatkan kerja dari metformin.

c. Drug related problems kategori terjadinya interaksi farmakokinetik dan

farmakodinamik obat seanyak 32 orang dari 110 pasien; dalam

prakteknya hal ini telah diatasi dengan memberikan jarak pemakaian

antara obat yang berinteraksi ataupun dengan memonitoring

kemungkinan reaksi obat yang tidak diinginkan yang akan muncul.

Berdasarkan kasus-kasus diasta maka dapat diketahui bahwa

masalah terjadinya interaksi obat ini dapat menyebabkan kerugian bahkan

kematian pada pasien apabila tidak ditangani.

Pemberian informasi dan edukasi mengenai cara dan aturan

pemakaian penggunaan obat sangatlah penting untuk menghindari

interaksi obat yang merugikan.


BAB III

KESIMPULAN

Drug-Related Problems (DRPs) yang terkait dengan masalah

interaksi obat yang merugikan harus selalu diwaspadai karena masih

banyak masalah terkait interaksi obat yang belum ditemukan penyebab

dan mekanisme terjadinya. Masalah ini dapat dihindari dengan pemberian

informasi dan edukasi kepada pasien yakni dengan memberikan jeda

dalam penggunaan obat lebih dari satu.


DAFTAR PUSTAKA

1. Pharmaceutical Care Network Europe Foundation. PCNE


Classification for Drug Related Problems. Europe. Pharmaceutical
Care Research and practice. 2006.

2. Wulandari F, Arifin H, Darwin D, dan Raveinal. Analisa Drug Related


Problems pada Pasien Dispepsia di Bangsal Rawat Inap dan Rawat
Jalan Penyakit Dalam RSUP DR. M. Djamil Padang. Jurnal penelitian
Fakultas Farmasi Universitas Andalas Padang. 2011.

3. Farizal. Drug Related Problems (Drps) Pada Pasien Stroke Di ICU


(Intensive Unit Care) Rumah Sakit Stroke Nasional Bukittinggi. Artikel
Program Pascasarjaana Universitas Andalas Padang. 2011.

4. Anjelin, Ririn., Helmi Arifin, Raveinal, Deswinar Darwin. Analisa drug


related problems pada pasien hiperurisemia di bangsal rawat inap dan
rawat jalan penyakit dalam rsup dr. M. Djamil padang. Jurnal
penelitian Fakultas Farmasi Universitas Andalas Padang. 2011.

5. Stockley, I. 2008. Drug Interactions A Source Book of Adverse


Interactions, Their Mechanism, Clinical Importance and Management
(8th ed). London: Pharmaceutical Press.

Anda mungkin juga menyukai