Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH PRAKTIKUM FARMASI PRAKTIS

“ DRP”

DOSEN PENGAMPU :
Avianti Eka Dewi A.P., M.Sc., Apt.
Jena Hayu Widiasti, M.Farm., Apt.

Kelompok :E
Nama anggota :Retno Suci P (22164860A)
Nouv Isnin P (22164866A)
Octa Mentari S (22164867A)

PROGAM STUDI S1 FARMASI


FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SETIA BUDI
2019
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
DRP (Drug Related Problem) merupakan keadaan yang tidak diinginkan pasien
terkait dengan terapi obat serta hal-hal yang mengganggu tercapainya hasil akhir yang
sesuai dan dikehendaki untuk pasien. Tujuh penggolongan DRp menurut Cipolle adalah
penggunaan obat yang tidak diperlukan, kebutuhan akan terapi obat tambahan, obat yang
tidak efektif, dosis terapi yang digunakan terlalu rendah, adverse drug reactoin, dosis
terapi yang trlalu tinggi, dan ketidakpatuhan. Hal-hal yang terkait dengan DRP
seharusnya dapat dicegah dan dikurangi keberadaannya melalui pengenalan secara awal
terhadap adanya DRP oleh seorang farmasis.
Pemberian informasi obat memiliki peranan penting dalam rangka memperbaiki
kualitas hidup pasien dan menyediakan pelayanan bermutu bagi pasien. Kualitas hidup
dan pelayanan bermutu dapat menurun akibat adanya ketidakpatuhan terhadap program
pengobatan. Penyebab ketidakpatuhan tersebut salah satunya disebabkan kurangnya
informasi tentang obat. Selain itu, regimen pengoatan yang kompleks dan kesulitan
mengikuti regimen pengobatan yang diresepkan merupakan masalah yang mengakibatkan
ketidakpatuhan terhadap pengobatan. Selain maslah kepatuhan, pasien juga dapat
mengalami efek yang tidak diinginkan dari penggunaan obat. Dengan diberikannya
informasi obat kepada pasien maka maslah terkait obat seperti penggunaan obat tanpa
indikasi, indikasi yang tidak terobati, dosis obat terlalu tinggi, dosis subterapi, serta
interaksi obat dapat dihindari.
Jenis informasi yang diberikan apoteker pada pasien yang mendapat resep baru
meliputi nama dan gambaran obat, tujuan pengobatan, cara dan waktu penggunaan, saran
ketaatan dan pemantauan sendiri, efek sam[ing dan efek merugikan, tindakan
pencegahan, kontraindikasi, dan interaksi, petunjuk penyimpanan, informasi pengulangan
resep dan rencanapemantauan lanjutan. Selain itu, diskusi penutup juga diperlukan untuk
mengulang kembali dan menekankan hal-hal terpenting terkait pemberian informasi
mengenai obat.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian dari DRP (Drug Related Problems) ?
2. Apa saja jenis-jenis dari DRP (Drug Related Problems) ?
3. Apa saja klasifikasi dari DRP (Drug Related Problems) ?
4. Apa metode yang di gunakan untuk DRP (Drug Related Problems)?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari DRP (Drug Related Problems).
2. Untuk mengetahui jenis- jenis DRP (Drug Related Problems).
3. Untuk mengetahui klasifikasi DRP (Drug Related Problems).
4. Untuk mengetahui metode yang di gunakan untuk DRP (Drug Related Problems)
BAB II
ISI
A. Definisi DRP
Society Consultant American Pharmacist menyebutkan bahwa tujuan dari terapi
obat adalah perbaikan kualitas hidup pasien melalui pengobatan atau pencegahan
penyakit, mengurangi timbulnya gejala, atau memperlambat proses penyakit. Kebutuhan
pasien berkaitan dengan terapi obat atau drug related needs meliputi ketepatan indikasi,
keefektifan, keamanan terapi, kepatuhan pasien, dan indikasi yang belum tertangani.
Apabila kebutuhan tersebut tidak terpenuhi atau outcome pasien tidak tercapai maka hal
ini dapat dikategorikan sebagai DRP (Cipolle et al., 1998).
Drug Related Problems merupakan suatu kejadian yang tidak diharapkan dan
pengalaman pasien akibat atau diduga akibat terapi obat sehingga kenyataannya/potensial
mengganggu keberhasilan penyembuhan yang dikehendaki (Cipolle et al, 1998).

B. Jenis-Jenis DRP
Jenis – jenis DRPs dan penyebab yang mungkin terjadi
1. Butuh terapi obat tambahan
a. Pasien dengan kondisi terbaru membutuhkan terapi obat yang terbaru
b. Pasien dengan kronik membutuhkan lanjutan terapi obat
c. Pasien dengan kondisi kesehatan yang membutuhkan kombinasi farmakoterapi
untuk mencapai efek sinergis atau potensiasi
d. Pasien dengan resiko pengembangan kondisi kesehatan baru dapat dicegah dengan
pengggunaan obat profilaksis
2. Terapi obat yang tidak perlu
a. Pasien yang mendapatkan obat yang tidak tepat indikasi
b. Pasien yang mengalami toksisitas karena obat atau hasil pengobatan
c. Pengobatan pada pasien pengkonsumsi obat, alkohol dan rokok
d. Pasien dalam kondisi pengobatan yang lebih baik diobati tanpa terapi obat
e. Pasien dengan multiple drugs untuk kondisi dimana hanya single drug therapy
dapat digunakan
f. Pasien dengan terapi obat untuk penyembuhan dapat menghindari reaksi yang
merugikan dengan pengobatan lainnya
3. Obat tidak tepat
a. Pasien alergi
b. Pasien menerima obat yang tidak paling efektif untuk indikasi pengobatan
c. Pasien dengan faktor resiko pada kontraindikasi penggunaan obat
d. Pasien menerima obat yang efektif tetapi ada obat lain yang lebih murah
e. Pasien menerima obat efektif tetapi tidak aman
f. Pasien yang terkena infeksi resisten terhadap obatyang diberikan
4. Dosis obat terlalu rendah
a. Pasien menjadi sulit disembuhkan dengan terapi obat yang digunakan
b. Pasien menerima kombinasi produk yang tidak perlu dimana single drug dapat
memberikan pengobatan yang tepat
c. Pasien alergi
d. Dosis yang digunakan terlalu rendah untuk menimbulkan respon
e. Konsentrasi obat dalam serum pasien di bawah range terapeutik yang diharapkan
f. Waktu profilaksis (preoperasi) antibiotik diberikan terlalu cepat
g. Dosis dan fleksibilitas tidak cukup untuk pasien
h. Terapi obat berubah sebelum terapeutik percobaan cukup untuk pasien
i. Pemberian obat terlalu cepat
5. Reaksi obat merugikan
a. Obat yang digunakan merupakan risiko yang berbahaya bagi pasien
b. Ketersediaan obat menyebabkan interaksi dengan obat lain atau makanan pasien
c. Efek obat dapat diubah oleh substansi makanan pasien
d. Efek dari obat diubah inhibitor enzim atau induktor obat lain
e. Efek obat dapat diubah dengan pemindahan obat dari binding site oleh obat lain
f. Hasil laboratorium berubah karena gangguan obat lain
6. Dosis obat terlau tinggi
a. Dosis terlalu tinggi
b. Konsentrasi obat dalam serum pasien di atas range terapeutik yang diharapkan
c. Dosis obat meningkat terlalu cepat
d. Obat, dosis, rute, perubahan formulasi yang tidak tepat
e. Dosis dan interval tidak tepat
7. Ketidakpatuhan pasien
a. Pasien tidak menerima aturan pemakaian obat yang tepat (penulisan, obat,
pemberian, pemakaian
b. Pasien tidak menuruti (ketaatan) rekomendasi yang diberikan untuk pengobatan
c. Pasien tidak mengambil obat yang diresepkan karena harganya mahal
d. Pasien tidak mengambil beberapa obat yang diresepkan karena kurang mengerti
e. Pasien tidak mengambil beberapa obat yang diresepkan secara konsisten karena
merasa sudah sehat. (Cipolle, et al., 2012)
C. Klasifikasi DRP
Tabel 1. Klasifikasi Drug Related Problems (DRPs) Secara Umum (PCNE, 2006).
Kode Domain primer
V5.01
Masalah P1 Reaksi merugikan
Pasien menderita dari suatu peristiwa obat yang merugikan

P2 Masalah Pilihan Obat


Pasien mendapat atau akan mendapatkan kesalahan pada
penggunaan obat untuk penyakitnya

P3 Masalah dosis
Pasien mendapat lebih atau kurang dari jumlah obat yang dia
butuhkan.

P4 Masalah Penggunaan Obat


Kesalahan atau tidak adanya obat yang diambil atau diberikan

P5 Interaksi
Adanya manifestasi atau potensial interaksi obat-obat atau obat-
makanan

Penyebab C1 Seleksi Obat/Dosis


Penyebab DRPs dapat berhubungan dengan pemilihan jadwal
obat dan atau dosis

C2 Proses Penggunaan Obat


Penyebab DRPs dapat berhubungan dengan cara pasien
menggunakan obat, terlepas dari petunjuk dosis yang tepat

C3 Informasi
Penyebab DRPs dapat berhubungan dengan kurangnya atau
salah tafsir informasi

C4 Pasien / psikologis
Penyebab DRPs dapat berhubungan dengan kepribadian atau
perilaku pasien

C5 (Farmasi) logistik
Penyebab DRPs dapat berhubungan dengan mekanisme logistik
peresepan

C6 Dan Lain Lain

Intervensi I0 Tidak ada intervensi

I1 Pada tingkat peresepan

I2 Pada tingkat pasien

I3 Pada tingkat Obat

I4 Lainnya

Hasil O0 Hasil intervensi tidak diketahui


Intervensi
O1 Masalah benar-benar dipecahkan

O3 Masalah sebagian dipecahkan

O4 Masalah tidak dipecahkan

Tabel 2. Klasifikasi Masalah Dalam Drug Related Problems (PCNE, 2006)


Domain Primer Kode Masalah
V5.01
Efek samping P1.1 Efek samping diderita (non-alergi)
Pasien menderita suatu efek
P1.2 Efek samping diderita (alergi)
racun obat yang merugikan
P1.3 Efek toksis diderita

Masalah pilihan obat P2.1 Obat tidak tepat (tidak tepat untuk indikasi)
Pasien mendapat atau akan
P2.2 Sediaan obat yang tidak tepat (tidak tepat untuk
mendapatkan kesalahan
indikasi)
pada penggunaan obat untuk
penyakitnya P2.3 Duplikasi tidak tepat pada kelompok terapi atau
bahan aktif

P2.4 Kontra-indikasi obat (Kehamilan atau menyusui)

P2.5 Tidak ada indikasi yang jelas pada penggunaan


obat

P2.6 Tidak ada obat yang diresepkan tetapi indikasi


yang jelas

Masalah Dosis P3.1 Dosis obat terlalu rendah atau pemberian dosis
Pasien mendapat lebih atau tidak mencukupi
kurang dari jumlah obat
P3.2 Dosis obat terlalu tinggi atau pemberian dosis
yang dia butuhkan
berlebihan

P3.3 Lama pengobatan terlalu pendek

P3.4 Lama pengobatan terlalu lama

Masalah penggunaan P4.1 Obat tidak diambil atau diberikan sama sekali
obat
P4.2 Kesalahan pengambilan atau administrasi obat
Kesalahan atau tidak adanya
obat yang diambil atau
diberikan
Interaksi P5.1 Potensi interaksi.
Adanya manifestasi atau
P5.2 Manifestasi interaksi
potensial interaksi obatobat
atau obat-makanan
Lainnya P6.1 Pasien tidak puas dengan terapi meskipun
mendapat obat yang tepat

P6.2 Ketidakcukupan pengetahuan kesehatan dan


penyakit

P6.3 Keluhan yang tidak jelas. Diperlukan klarifikasi


lebih lanjut

P6.4 Kegagalan terapi (alasan yang tidak diketahui)

D. ANALISIS DRP MENURUT SOAP


Metode SOAP
1. Subjectif dari metode SOAP adalah data-data yang dirasakan oleh pasien yang bersifat
subjektif misalnya sakit kepala, sesak nafas dan lain-lain. Data tentang apa yang
dirasakan pasien atau apa yang dapat diamati tentang pasien merupakan gambaran apa
adanya mengenai pasien yang dapat diperoleh dengan cara mengamati, berbicara, dan
berespon dengan pasien.
2. Objectif adalah data-data yang bersifat subjectif dan bisa dibuktikan atau diukur dengan
angka dan data tertentu misalnya hasil pemeriksaan lab SGPT, SGOT, tekanan darah,
gula darah, respitory rate dan lain sebagainya. Atau dapat juga dikatakan riwayat pasien
yang terdokumentasi pada catatan medik dan hasil berbagai uji dan evaluasi klinik
misalnya, tanda-tanda vital, hasil test lab, hasil uji fisik, hasil radiografi, CT scan, ECG,
dan lain-lain.
3. Farmasis harus dapat menginterpretasikan data subyektif dan obyektif untuk setiap
problem untuk mengembangkan rekomendasi terapi, mengikuti atau memonitor respon
terhadap suatu terapi, dan mendokumentasikan adanya adverse drug reaction. Maka
Assesment adalah penilaian dari 8 DRP diatas apakah dosisnya tersebut kurang atau
lebih dan ada tidak indikasi yang belum diobati misalnya pasien merasa pusing tapi
tanpa ada obat pusing atau tekanan darahnya tinggi tapi belum ada obat yang untuk
menurunkan tekanan darahnya dan lain sebagainya ada juga obat tanpa indikasi
misalnya pasien mendapatkan paracetamol tanpa ada indikasi penggunaan paracetamol
yang tepat selain itu juga perlu diperhatikan penggunaan obat yang kurang tepat
misalnya pasien arthirits reumathoid mendapatkan aspirin dengan dosis 500mg, tapi
pasien mempunyai ulkus peptik nah disinilah perlu penilaian apakah aspirin tersebut
cocok untuk pasien tersebut dengan pertimbangan-pertimbangan tertentu. Selain itu
reaksi obat yang tidak dikehendaki apakah pasien mempunyai suatu alergi tertentu atau
adakah potensi reaksi obat yang tidak dikehendaki yang potensial muncul pada pasien
atau reaksi obat yang aktual yang sudah muncul. Selain itu juga interaksi obat perlu
mendapatkan perhatian pada pasien, dengan obat akan memungkinkan menimbulkan
masalah misalnya saja pada pasien dengan antihipertensi dan NSAID itu akan
memunculkan interaksi dan masih banyak lainnya. Selain itu apakah pasien gagal
mendapatkan obat itu perlu diperhatikan misalnya pada pasien miskin perlu
diperhatikan bagaimana cara pasien supaya tetap mendapatkan obat jika pasien
menderita penyakit-penyakit yang mutlak membutuhkan obat dan tidak putus obat
seperti pada kasus pasien TB paru.
4. Plan adalah tindak lanjut dari assesment atau penilaian yang sudah kita lakukan
misalnya ada masalah di pasien gagal mendapatkan obat, dosis berlebih, interaksi obat
serta indikasi tanpa obat. Hal-hal yang akan dilakukan terhadap pasien, meliputi
treatment yang diberikan, termasuk obat yang harus dihindari, parameter pemantauan
(terapi dan toksisitas) dan endpoint therapy informasi pada pasien.
Kita dapat membuat rencana terkait hal tersebut misalnya jika gagal mendapatkan
obat kira-kira faktor apa yang menyebabkan hal ini terjadi, apakah obatnya terlalu
mahal atau seperti apa misalnya. Jika obat terlalu mahal kita bisa menyarankan
mengganti dengan generik ataupun membeli setengahnya dahulu, jika dosisnya berlebih
kita bisa mengatur supaya dosis diturunkan serta jika ada interaksi bisa diatur misalnya
jadwal penggunaan obat atau memanajemen efek yang mungkin timbul. Selain itu juga
bisa melakukan monitoring terkait terapi yang berjalan misalnya monitoring efektifitas
apakah obat-obat tersebut sudah efektif dalam mengendalikan asam uratnya ataupun
interaksi obat ada tidak yang menimbulkan makna klinis dan berbahaya serta ada
tidaknya efek samping atau ADR yang muncul. ADR ini yang perlu diperhatikan adalah
ADR yang bersifat aktual dan potensial terjadi dan bagaimana cara mengatasinya.
Karena satu obat bisa memiliki ratusan efek samping maka yang perlu diperhatikan
adalah efek samping yang sering terjadi misalnya adalah efek samping sedasi atau
ngantuk pada penggunaan chlorpheneramin maleat dan efek samping yang
membahayakan misalnya terjadinya stephen johnson syndrome. Serta memonitor faktor
resiko yang dimiliki oleh pasien misalnya konsumsi gula pada pasien diabetes.

E. LITERATUR YANG DI GUNAKAN UNTUK METODE SOAP


1. Stockley’s drug interactions
Buku ini dapat di gunakan untuk analisis DRP untuk mengetahui interaksi dari obat
2.Pharmacotherapy a pathophysiologic approach
Buku ini di gunakan untuk penanganan penyakit dan penggunaan obat-obatan
3.Pharmaceutical care practice
Buku ini di gunakan untuk praktek perawatan kefarmasian
BAB III
KESIMPULAN

Dari makalah yang telah di susun dapat disimpulkan bahwa definisi dari DRP adalah
suatu kejadian yang tidak diharapkan dan pengalaman pasien akibat atau diduga akibat terapi
obat sehingga kenyataannya/potensial mengganggu keberhasilan penyembuhan yang
dikehendaki. Jenis-jenis DRP menurut cipolle yaitu 1. Butuh terapi obat tambahan, 2.terapi
obat yang tidak perlu, 3. Obat tidak tepat, 4. Dosis obat terlalu rendah, 5. Reaksi obat
merugikan, 6. Dosis obat terlalu tinggi, dan 7. Ketidakpatuhan pasien. Dan klasifikasi menurut
PCNE yaitu masalah, penyebab, intervensi dan hasil intervensi dengan beberapa kode dan
domain primer.
DAFTAR PUSTAKA

Cipolle R.J., Strand L.M. and Morley P.C., 2012, Pharmaceutical Care Practice: The
Patient-Centered Approach to Medication Management, 3rd ed., McGraw-Hill
Education, New York.

PCNE, 2006, Classification for Drug Related Problems, Pharmaceutical Care Network
European Foundation, Zuidlaren.

Cipolle, R.J, Strand, L.M. & Morley, P.C., 1998, Pharmaceutical Care Practice, hal : 75,
82-83, 96-101, 116, Mc Graw Hill Company, New York.

Anda mungkin juga menyukai