Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH

Farmakoterapi Dasar
Klasifikasi Drug Related Problem (DRP)

Kelompok 3

1. NI MADE HERNAWATI NIM : 052211013

2. SITI FAIQOH NIM : 052211014

3. SANCA BERTLY MADA NIM : 052211015


4. MUHAMMAD ROIS MAULANA NIM : 052211016

5. FANISA KURNIA PUTRI NIM : 052211017

Program Studi Farmasi


Fakultas Kesehatan
Universitas Ngudi Waluyo
2021
PEMBAHASAN

A. Definisi DRPs
DRPs (drug related problem) adalah suatu kejadianyang tidak diharapkan
terjadi pada pasien akibat terapi obat potensial yang mengganggu efikasi terapi obat
yang diharapkan. Peresentasi kematian akibat DRPs di seluruh dunia cukup banyak,
seorang peneliti di Inngris telah melakukan penelitian pada salah satu unit
perawatan umum ditemukan 8,8% kejadian DRPs pada 93% pasien darurat. Dan
dikemukakan pada sejarah bahwa di Amerika pada tahun 1997 terjadi 140 ribu
kematian dan 1 juta pasien dirawat di RS akibat DRPs dari obat yang diresepkan
(Cippole et all. 1998 dalam Fitriani, 2009).
DRPsmerupakan salah satu bentuk dari asuhan kefarmasian (pharmaceutical
care). Asuhan kefarmasian merupakan tanggung jawab secara langsung farmasi
pada pelayanan yang berhubungan dengan pengobatan pasien dan keputusan
tentang penggunaan obat (Rusli, 2018).DPRS diklasifikasi dalam 4 kategori,
yaituPCNE Saya(Pharmaceutical Care Network Europa), Cipolle, Norwegian dan
ASHP (AmericanSociety of Hospital Pharmacist).Pada bahasan kali ini, penulis
akan membahas terkait klasifikasi DRPs oleh Cipolle.

DRPs berdasarkan Cipolle et all., 2007 dalam Rusli 2018:

a. Indikasi tanpa obat


b. Obat tanpa indikasi
c. Obat salah
d. Dosis obat kurang
e. Reaksi obat merugikan
f. Dosis obat lebih
g. Interaksi obat
h. Ketidak patuhan pasien
B. Klasifikasi DRPs
1. Indikasi

1
a. Pasien mengalami masalah medis yang memerlukan obat tetapi tidak
menerima obat berdasarkan indikasinya.
b. Pasien menerima obat yang tidak sesuai dengan indikasi pasien/ diberikan
obat yang tidak dibutuhkan.
2. Obat salah : Hal ini dengan terkait pemberian terapi yang salah, dimana pasien
menerima terapi multi obat (polifarmasi). Polifarmasi merupakan penggunaan
obat berlebih, pada hal ini pasien menerima 8-10 jenis obat sekaligus sekali
kunjungan dokter atau pemberian lebih dari satu jenis obat untuk penyakit yang
diketahui dapat disembuhkan dengan satu jenis obat. sekali kunjungan dokter.
3. Dosis obat kurang : Dosis obat yang kurang merupakan bagian dari DRPs
karena akibatnya terapi obat yang diinginkan tidak dapat terwujud secara
sempurna dan kemungkinan dapat memperburuk keadaan pasien, contoh pada
penggunaan antibitoik ampisilin dengan waktu pemberian 5 hari, apabila
kurang dari waktu tersebut maka boleh jadi akan menyebabkan resisten.
4. Reaksi obat merugikan : ADR (adverse drug reaction), merupakan respon
terhadap suatu obat yang berbahaya dan tidak diharapkan dan terjadi pada dosis
lazim yang dipakai oleh manusia untuk tujuan profilaksis, diagnosis, terapi,
ADR terkategori dalamA, B, C, D, E.
5. Dosis obat lebih :Dosis obat lebih dari subterapi dapat menyebabkan resiko
toksik pada pasien, hal ini dapat terjadi akibat kesalahan pada penulisan resep,
frekuensi dana durasi obat yang tidak tepat.
6. Interaksi obat : Penggunaan obat-obat yang dapat berinteraksi sebaiknya
dihindari, bila diperlukan bisa dengan menjeda waktu minum antar obat yang
berinteraksi misalnya 1-2 jam. Contoh obat berinteraksi seperti fenitoin X
clhoramphenicol, chlorampenicol dapat meningkatkan kadar fenitoin dalam
darah karena inhibisi metabolisme fenitoin oleh khloramphenicol.
7. Ketidak patuhan pasien : Kepatuhan pasien merupakan komitmen individu
untuk melaksanakan semua nasihat oleh tenaga medis dan kesehatan. Ketidak
patuhan pasien dapat menjadi salah satu tolak ukur kesembuhan bagi pasien
misalnya minum obat tepat waktu dll.

2
KESIMPULAN

DRPs merupakan salah satu bentuk dari asuhan kefarmasian


(pharmaceuticalcare). DPRS diklasifikasi dalam 4 kategori, yaitu : PCNE
(Pharmaceutical Care Network Europa), Cipolle, Norwegian dan ASHP (American
Society of Hospital Pharmacist). DRPs berdasarkan Cipolle et all, 2007 dalam Rusli
2018 yaitu Indikasi tanpa obat, Obat tanpa indikasi, Obat salah, Dosis obat kurang,
Reaksi obat merugikan, Dosis obat lebih, Interaksi obat, dan Ketidakpatuhan pasien.

3
DAFTAR PUSTAKA

Fitriani, R. (2019). Identifikasi Drug Related Problems (DRPs) Kategori Kontraindikasi


dan Ketidaktepatan Dosis Obat pada Pasien Hipertensi Geriatri di Instalasi Rawat
Inap RSUD Dr. Moewardi Surakarta Tahun 2007. Surakarta: Fakultas Farmasi
Muhammadiyah Surakarta.

Rusli. (2018). Bahan Ajar Farmasi Klinik. Jakarta: Kemenkes RI.

4
LAMPIRAN

5
6

Anda mungkin juga menyukai