Anda di halaman 1dari 14

EPILEPSI

1. Humaidah Meifayani (A1182119)


2. Sanca Bertly Mada (A1182151)

Kelompok 5
01 Pengertian 02 Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi

03 Patofisiologi 04 Farmakoterapi
01
Pengertian
Penyakit epilepsi atau ayan merupakan kondisi yang
dapat menjadikan seseorang mengalami kejang secara
berulang. Epilepsi bisa menyerang seseorang ketika
terjadinya kerusakan atau perubahan di dalam otak.

Di dalam otak manusia terdapat neuron atau sel-sel


saraf yang merupakan bagian dari sistem saraf. Setiap
sel saraf saling berkomunikasi menggunakan impuls
listrik. Pada kasus epilepsi, kejang terjadi ketika impuls
listrik tersebut dihasilkan secara berlebihan, sehingga
menyebabkan perilaku atau gerakan tubuh yang tidak
terkendali.
02
Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi

Usia Riwayat Kejang


Kehamilan
Dimasa Kecil

Stroke Trauma kepala Genetik


dan Penyakit
Vaskular
03
Patofisiologi
Patfisiologi epilepsi berupa proses iktogenesis atau
proses terjadinya serangan epileptik. Proses ini
berawal dari eksitabilitas satu atau sekelompok
neuron akibat perubahan pada membran sel neuron.
Perubahan pada kelompok neuron tersebut
menyebabkan hipereksitabilitas. Proses timbulnya
eksitabilitas berbeda pada tiap fokus epilepsi. Asal
timbulnya eksitabilitas dapat berasal dari:
Neuron Individual Lingkungan Mikro Neuronal Populasi Sel Epileptik

Yaitu neuron epileptik memiliki Yaitu perubahan kadar kation dan Yaitu perubahan fisiologis

konduktansi Ca2+ yang lebih anion ekstraselular berupa neuronal secara kolektif

tinggi yang disebabkan oleh peningkatan kadar K+ menyebabkan produksi


menyebabkan depolarisasi eksitabilitas yang progresif
perubahan struktur dan fungsi
neuron dan pengeluaran yang
pada reseptor membran post
berlebihan
sinaptik
PERAN NEUROTRANSMITER

Patofisiologi epilepsi erat kaitannya dengan peranan


neurotransmiter karena kebanyakan obat antiepilepsi
bekerja mengikuti fungsi dari neurotransmiter.
Mekanisme peran neurotransmitter dalam epilepsi
meliputi:

Kadar neurotransmitter γ-aminobutyric acid A Glutamat: sinaps glutamatergik berperan penting


1 (GABA) menurun pada fokus epileptik dan pada
3 dalam fenomena epilepsi. Aktivasi reseptor
epilepsi terjadi penurunan inhibisi terhadap metabotropik dan ionotropik glutamat post
reseptor GABA dan peningkatan metabolisme sinaptik bersifat pro konvulsi. Pada pasien
GABA post sinaptik dengan serangan absans, kadar glutamat plasma
Katekolamin: didapatkan penurunan kadar ditemukan meningkat
2 dopamin pada fokus epilepsi sementara
pemberian antidopamin mengeksaserbasi
serangan epileptik
04
Farmakoterapi
Penanganan Epilepsi dengan Farmakologi, yaitu
melalui penggunaan obat-obatan untuk membuat
diagnosis, mencegah timbulnya, dan cara
menyembuhkan. Ada juga melalui non farmakologi,
yaitu dengan modifikasi gaya hidup.
Non Farmakologi
-. Amati Faktor Pemicu
-. Menghindari faktor pemicu (jika ada),
misalnya : stress, konsumsi kopi atau alkohol,
perubahan waktu tidur, terlambat makan, dll.

Farmakologi
Menggunakan obat antiepilepsi
Obat-obat Yang Meningkatkan Transmisi
Inhibitor GABAergik

Agonis reseptor GABA -> Menghambat GABA Menghambat GABA Meningkatkan konsentrasi
meningkatkan transmisi transminase -> konsentrasi transporter -> GABA pada cairan
inhibitor dengan mengaktifkan GABA meningkat -> contoh : memperlama aksi GABA cerebrospinal pasien ->
kerja reseptor GABA -> contoh : vigabatrin. -> contoh : tiagabin. dengan menstimulasi
benzodiazepin, barbiturat. pelepasan GABA dari non-
vesikular pool -> contoh :
gabapentin.
Obat-obat Yang Meningkatkan
Inaktivasi Kanal Na+

Inaktivasi Kanal Na -> menurunkan kemampuan


syaraf untuk menghantarkan muatan listrik ->
contoh : fenitoin, karbamazepin, lamotrigin,
okskarbazepin, valproat.
CONTOH JURNAL :
KESIMPULAN

OAE bekerja pada sejumlah mekanisme molekuler, akan tetapi secara umum obat-obat ini berfungsi
mengurangi frekuensi bangkitan dengan berbagai cara. Pada prinsipnya OAE bekerja untuk menyeimbangkan
proses inhibisi dan eksitasi di dalam otak, oleh karena itu OAE juga banyak digunakan untuk penyakit dengan
gangguan proses yang sama seperti gangguan bipolar, panic attacks, agresi, adiksi, Parkinson’s disease, serta
sejumlah movement disorders.
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai