Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH PELAYANAN KEFARMASIAN

DRUG RELATED PROBLEMS


TERJADINYA INTERAKSI OBAT

OLEH
NURUL ISMI (N211 14 039)
KELAS B

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI APOTEKER


FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2015

BAB I
PENDAHULUAN
Drug Related Problems (DRPs) merupakan kejadian yang tidak
diharapkan dari pengalaman pasien akibat atau diduga akibat terapi obat
sehingga

kenyataannya

akan

dapat

menggangggu

keberhasilan

pemyembuhan yang diharapkan. DRPs selain merugikan pasien juga


dapat menghambat keberhasilan suatu terapi. DRPs dapat berupa
masalah aktual maupun potensial. DRPs aktual adalah problem atau
masalah yang sudah terjadi pada pasien, dan farmasis harus berusaha
menyelesaikannya. Sedangkan DRPs potensial adalah suatu problem
atau masalah yang mungkin terjadi, suatu risiko yang dapat berkembang
pada pasien jika farmasis tidak melakukan suatu tindakan untuk
mencegahnya.
Drug Related Problems (DRPs) merupakan masalah kesehatan
yang serius yang dapat terjadi pada semua tingkat umur, dapat
mempengaruhi kualitas hidup pasien serta menimbulkan dampak ekonomi
yang cukup besar. Journal of the American Medical Association (JAMA)
melaporkan bahwa berdasarkan sebuah meta analisis dari 39 studi
perspektif pada bulan April 1998, dalam satu tahun terdapat sekitar
2.216.000 pasien yang dirawat di rumah sakit akibat mengalami Adverse
Drug Reactions (ADRs) yang serius dan 106.000 pasien meninggal
karena masalah-masalah terkait obat. Dilihat dari segi ekonomi, DRPs
merupakan permasalahan yang memiliki dampak ekonomi sangat besar.

Dampak ekonomi terkait DRPs yang terjadi pada semua umur baik di
rumah sakit, rumah perawatan (nursing home), maupun komunitas.
Dengan adanya DRP diharapkan seorang apoteker menjalankan
perannya dengan melakukan screening resep untuk mengetahui ada atau
tidaknya DRP, serta melakukan konseling pada pasien tersebut agar
masalah terkait penggunaan obat dapat diatasi dan pasien dapat mengerti
tentang pengobatannya yang bermuara pada meningkatnya kepatuhan
pasien dalam pengobatan yang teratur.

BAB II
PEMBAHASAN
Drug-Related Problem adalah terapi peristiwa atau keadaan yang
melibatkan obat yang benar-benar atau berpotensi mengganggu hasil
kesehatan yang diinginkan.
Menurut Pharmaceutical Care Network Europe (PCNE), klasifikasi
dasar memiliki 6 domain utama untuk masalah, 6 domain utama untuk
penyebab dan 5 domain utama untuk Intervensi. Namun, pada tingkat
yang lebih rinci ada 21 kelompokk sub domain untuk masalah, 33
kelompok sub domain untuk penyebab dan 17 kelompok sub domain
untuk intervensi. Sub domain tersebut dapat dianggap sebagai penjelasan
untuk domain utama.
Untuk domain utama terkait masalah :
1. Reaksi yang merugikan
Pasien menderita karena suatu peristiwa obat yang merugikan
2. Masalah Pilihan Obat
Pasien mendapat atau akan salah (atau tidak ada obat)
mendapatkan obat untuk penyakitnya dan / atau kondisinya
3. Masalah dosis
Pasien mendapat lebih atau kurang dari jumlah obat yang dia
butuhkan
4. Masalah Penggunaan Obat
Salah obat atau tidak ada obat yang diambil / diberikan
5. Interaksi
Ada interaksi nyata atau potensial antara obat-obat atau obatmakanan
6. Yang Lainnya
Untuk domain utama terkait penyebab :

1. Seleksi Obat / Dosis


Penyebab DRP dapat berhubungan dengan pemilihan jadwal obat
dan / atau dosis
2. Proses Penggunaan Obat
Penyebab DRP dapat

berhubungan

dengan

cara

pasien

menggunakan obat, meskipun instruksi dosis yang tepat (pada


etiket)
3. Informasi
Penyebab DRP dapat berhubungan dengan kurangnya atau salah
tafsir informasi
4. Pasien / Psikologis
Penyebab DRP dapat berhubungan dengan kepribadian atau
perilaku pasien.
5. (Farmasi) Logistik
Penyebab DRP dapat berhubungan dengan logistik mekanisme
peresepan atau dispensing
6. Yang Lainnya

Untuk domain utama terkait intervensi :


1.
2.
3.
4.
5.

Tidak ada intervensi


Pada tingkat resep
Pada tingkat pasien (atau pengasuh)
Pada tingkat obat
Yang Lainnya

Untuk subdomain terkait masalah :


1. Reaksi yang merugikan
a. Efek samping menderita (non-alergi)
b. Efek samping yang diderita (alergi)
c. Efek toksik menderita
2. Masalah pilihan obat
a. Obat tidak patut (bukan yang paling tepat untuk indikasi)
b. Bentuk obat tidak patut (bukan yang paling tepat untuk indikasi)
c. Duplikasi tidak patut kelompok terapeutik atau bahan aktif
d. Kontra-indikasi untuk obat (termasuk Kehamilan / menyusui)
e. Tidak ada indikasi yang jelas untuk penggunaan obat
f. Tidak ada obat yang diresepkan tetapi indikasi yang jelas
3. Masalah dosis
a. Dosis obat terlalu rendah atau rezim dosis tidak cukup sering
b. Dosis obat terlalu tinggi atau rezim dosis terlalu sering
c. Durasi pengobatan terlalu pendek
d. Durasi pengobatan terlalu lama
4. Masalah penggunaan obat
a. Obat tidak diambil / diberikan sama sekali
b. Obat yang salah diambil / dikelola
5. Interaksi
a. Interaksi potensial
b. Interaksi yang nyata
6. Yang lainnya
a. Pasien tidak puas dengan terapi meskipun mengambil obat
dengan benar
b. Ketidakcukupan

pengetahuan

kesehatan

dan

penyakit

(mungkin menyebabkan masalah di masa depan)


c. Keluhan yang tidak jelas. Klarifikasi lebih lanjut diperlukan
d. Kegagalan terapi (alasan yang tidak diketahui)
Untuk subdomain terkait penyebab :
1. Seleksi obat / dosis
a. Pemilihan obat tidak tepat

b. Pemilihan dosis tidak tepat


c. Lebih hemat biaya obat yang tersedia
d. Masalah farmakokinetik, termasuk. penuaan / penurunan fungsi
organ dan interaksi
e. Sinergis obat / pencegahan yang diperlukan dan tidak diberikan
f. Kemerosotan / perbaikan keadaan penyakit
g. Mengungkapkan gejala baru atau indikasi
h. Efek samping yang nyata, ada penyebab lain
2. Proses penggunaan obat
a. Waktu administrasi dan / atau interval dosis tidak tepat
b. Obat kurang dimanfaatkan / kurang dikelola
c. Obat berlebihan
d. Tingkat obat terapeutik tidak dipantau
e. Obat disalahgunakan (tidak diatur, penggunaan obat
berlebihan)
f. Pasien tidak dapat menggunakan obat / suatu bentuk sediaan
obat sesuai petunjuk
3. Informasi
a. Instruksi penggunaan / mengambil tidak diketahui
b. Pasien menyadari alasan terapi obat
c. Pasien memiliki kesulitan membaca / memahami Form/Leaflet
informasi pasien
d. Pasien tidak mampu memahami bahasa lokal
e. Kurangnya komunikasi antara profesional kesehatan
4. Pasien / psikologis
a. Pasien lupa untuk menggunakan / mengambil obat
b. Pasien memiliki kekhawatiran dengan obat
c. Tersangka pasien efek samping
d. Pasien tidak mau membawa biaya keuangan
e. Pasien tidak mau repot-repot dokter
f. Pasien tidak mau mengubah obat
g. Pasien tidak mau beradaptasi gaya hidup
h. Membebani terapi
i. Pengobatan tidak sejalan dengan keyakinan kesehatan
j. Pasien mengambil makanan yang berinteraksi dengan obatobatan
5. (Farmasi) logistik
a. Obat yang diresepkan tidak tersedia
b. Kesalahan resep
c. Kesahalan pemberian (obat yang salah atau dosis dispensasi)
6. Yang lainnya

a. Penyebab lainnya
b. Tidak ada penyebab yang jelas
Untuk subdomain terkain intervensi :
1. Tidak ada intervensi
Tidak ada intervensi
2. Pada tingkat resep
a. Hanya memberitahu penulis resep (dokter)
b. Penulis resep meminta informasi
c. Intervensi yang diusulkan, yang disetujui oleh penulis resep
(dokter)
d. Intervensi yang diusulkan, tidak disetujui oleh penulis resep
(dokter)
e. Intervensi yang diusulkan, hasil yang tidak diketahui
3. Pada tingkat pasien (atau pengasuh)
a. Pasien (obat) konseling
b. Informasi tertulis diberikan hanya
c. Pasien dirujuk ke prescriber
d. Berbicara dengan anggota keluarga / pengasuh
4. Pada tingkat obat
a. Obat berubah menjadi ....
b. Dosis berubah menjadi ....
c. Formulasi berubah menjadi .....
d. Instruksi penggunaan berubah menjadi .....
e. Obat dihentikan
f. Memulai obat baru
5. Yang Lainnya
a. Intervensi lain
b. Efek samping yang dilaporkan kepada pihak berwenang
Salah satu bagian dari DRP yaitu masalah terjadinya interaksi obat
yang merugikan. Interaksi obat adalah peristiwa dimana aksi suatu obat
diubah atau dipengaruhi oleh obat lain yang diberikan secara bersamaan,
atau bila dua atau lebih obat berinteraksi sedemikian rupa sehingga
keefektifan atau toksisitas satu obat atau lebih berubah.
Beberapa kasus terkait masalah terjadinya interaksi obat sebagai
berikut.

a. Kejadian Interaksi obat pada pasien dispepsia dengan penyakit


penyerta yang dirawat di Bangsal rawat inap Penyakit dalam RSUP
DR. M. Djamil Padang terjadi pada 19 orang pasien, sementara
terjadinya interaksi obat pada pasien dispepsia dengan penyakit
penyerta di Poli rawat jalan Penyakit dalam RSUP DR. M. Djamil
Padang terjadi pada 77 orang pasien.
b. Persentase terjadinya interaksi obat pada pasien stroke sebesar 3,45
%. Pada interaksi ini terdapat pasien yang mendapatkan terapi
captopril dan aspar-K, dimana obat ini dapat menyebabkan
hiperkalemia pada pasien bila dipakai bersamaan. Kemudian terdapat
juga pasien, dimana metformin diberikan bersamaan dengan terpacef
(ceftriakson) akan meningkatkan kerja dari metformin.
c. Drug related problems kategori terjadinya interaksi farmakokinetik dan
farmakodinamik obat seanyak 32 orang dari 110 pasien; dalam
prakteknya hal ini telah diatasi dengan memberikan jarak pemakaian
antara

obat

yang

berinteraksi

ataupun

dengan

memonitoring

kemungkinan reaksi obat yang tidak diinginkan yang akan muncul.


Berdasarkan kasus-kasus diasta maka dapat diketahui bahwa
masalah terjadinya interaksi obat ini dapat menyebabkan kerugian bahkan
kematian pada pasien apabila tidak ditangani.
Pemberian informasi dan edukasi mengenai cara dan aturan
pemakaian penggunaan obat sangatlah penting untuk menghindari
interaksi obat yang merugikan.

BAB III
KESIMPULAN
Drug-Related Problems (DRPs) yang terkait dengan masalah
interaksi obat yang merugikan harus selalu diwaspadai karena masih
banyak masalah terkait interaksi obat yang belum ditemukan penyebab
dan mekanisme terjadinya. Masalah ini dapat dihindari dengan pemberian
informasi dan edukasi kepada pasien yakni dengan memberikan jeda
dalam penggunaan obat lebih dari satu.

DAFTAR PUSTAKA
1. Pharmaceutical Care Network Europe Foundation.
PCNE
Classification for Drug Related Problems. Europe. Pharmaceutical
Care Research and practice. 2006.
2. Wulandari F, Arifin H, Darwin D, dan Raveinal. Analisa Drug Related
Problems pada Pasien Dispepsia di Bangsal Rawat Inap dan Rawat
Jalan Penyakit Dalam RSUP DR. M. Djamil Padang. Jurnal penelitian
Fakultas Farmasi Universitas Andalas Padang. 2011.
3. Farizal. Drug Related Problems (Drps) Pada Pasien Stroke Di ICU
(Intensive Unit Care) Rumah Sakit Stroke Nasional Bukittinggi. Artikel
Program Pascasarjaana Universitas Andalas Padang. 2011.
4. Anjelin, Ririn., Helmi Arifin, Raveinal, Deswinar Darwin. Analisa drug
related problems pada pasien hiperurisemia di bangsal rawat inap dan
rawat jalan penyakit dalam rsup dr. M. Djamil padang. Jurnal
penelitian Fakultas Farmasi Universitas Andalas Padang. 2011.
5. Stockley, I. 2008. Drug Interactions A Source Book of Adverse
Interactions, Their Mechanism, Clinical Importance and Management
(8th ed). London: Pharmaceutical Press.

Anda mungkin juga menyukai