Anda di halaman 1dari 26

PRAKOLOKIUM

PENGARUH PEMBERIAN KOMBINASI EKSTRAK DAUN PIRDOT


(Saurauia vulcani Korth.) DAN HERBA POGUNTANO (Picria fel-terrae Lour.)
TERHADAP KADAR SUPEROKSIDA DISMUTASE (SOD), INSULIN DAN
HbA1c PADA TIKUS HIPERGLIKEMIA

OLEH:
CHEMAYANTI SURBAKTI
167014007

PROGRAM MAGISTER FARMASI


FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2018
PENDAHULUAN

DM penyakit kronis yang disebabkan oleh


ketidakmampuan tubuh untuk
memproduksi hormon insulin atau
karena penggunaan yang tidak efektif
dari insulin

terkait dengan sejumlah komplikasi kronis seperti


nefropati, neuropati, retinopati dan kardiomiopati.
Kondisi ini merupakan akumulasi adanya kerusakan
berbagai organ, bahkan termasuk penyakit yang
tergolong berisiko tinggi yang menyebabkan
kematian disebut juga silent killer
Banyak tumbuh-tumbuhan dalam
pengobatan herbal tradisional yang
dipercaya mempunyai aktivitas hipoglikemik.
Pustaka yang tersedia mengindikasikan
bahwa terdapat lebih dari 800 spesies
tumbuhan yang menunjukkan aktivitas
hipoglikemik (Rajagopal, et al., 2008).
PENDAHULUAN
• Pirdot (Saurauia vulcani Korth.)

Salah satu tanaman yang berkhasiat sebagai obat adalah Pirdot


(Saurauia vulcani Korth.) adalah salah satu tumbuhan liar di hutan
Sumatera Utara.

Penelitian Farid et al (2012) diperoleh bahwa genus Saurauia memiliki


efek sebagai antioksidan dan antidiabetes. Menurut Andriani (2015), skrining
fitokimia dari simplisia dan ekstrak etanol daun pirdot menunjukkan kehadiran
glikosida, saponin, tanin, steroid/triterpenoid dan flavonoid.
Senyawa flavonoid yang terkandung dalam daun pirdot
diisolasi dengan metode ekstraksi dan pemisahan
kromatografi lapis tipis pada bilangan Rf 0,94 menunjukkan
flavonoid golongan isoflavon yaitu genistein (Robertus,
2016). Menurut Gupta et al (2015) dan Kim et al (2011),
genistein dapat menurunkan glukosa dan HbA1c pada tikus
yang diinduksi streptozotosin.
PENDAHULUAN
• Tanaman poguntano (Picria fel-terrae Lour.)

Tanaman poguntano (Picria fel-terrae Lour.) telah digunakan


secara empiris dalam pengobatan diabetes melitus oleh
masyarakat, terutama masyarakat Dairi Provinsi Sumatera Utara.
Golongan senyawa metabolit sekunder ekstrak etanol puguntano
yang teridentifikasi dalam penelitian ini juga telah dilaporkan oleh
beberapa peneliti yaitu glikosida (Zou, et al., 2005; Huang, et al.,
1998), flavonoid (Huang, et al., 1999), saponin (Fang, et al., 2009)
dan terpenoid (Wang et al., 2006).
Senyawa cucurbitacin dalam glikosida yang terkandung pada tumbuhan
diduga yang memberikan efek penurunan kadar gula darah pada serbuk
simplisia poguntano tersebut (Harfina, dkk., 2012).

Sibagariang (2017), telah melakukan observasi klinis bahwa terdapat


pengaruh pemberian ekstrak daun poguntano selama 12 minggu terhadap
kadar SOD pada pasien DM tipe 2.

Pada suatu studi Sitorus dkk (2014) telah berhasil mengisolasi β-Sitosterol
dari ekstrak n- heksan pada tanaman poguntano suatu kandungan yang
diyakini sebagai salah satu efek antidiabetes. Golongan fitosterol dalam
bentuk β-Sitosterol juga berperan dalam merangsang sensitifitas insulin
dan meningkatkan produksi insulin (Rachmawani, 2017).
Berdasarkan uraian di atas maka perlu dilakukan penelitian kombinasi
ekstrak etanol daun pirdot (Saurauia vulcani Korth.) dan herba
poguntano (Picria fel-terrae Lour.) dapat dijadikan alternatif pengobatan
diabetes. Bertujuan agar masing-masing tumbuhan bekerja saling
mendukung atau memperkuat efek farmakologis yang diinginkan
sehingga memberikan hasil yang lebih efektif dengan efek samping yang
minimal.
PERUMUSAN MASALAH

a. Apakah kombinasi ekstrak etanol daun pirdot (EEDP) dan ekstrak etanol herba
poguntano (EEHP) dapat meningkatkan kadar SOD tikus yang diinduksi
streptozotosin dan nikotinamida?
b. Apakah kombinasi ekstrak etanol daun pirdot (EEDP) dan ekstrak etanol herba
poguntano (EEHP) dapat meningkatkan insulin pada tikus yang diinduksi
streptozotosin dan nikotinamida?
c. Apakah kombinasi ekstrak daun pirdot (EEDP) dan herba poguntano (EEHP)
dapat menurunkan HbA1c pada tikus yang diinduksi streptozotosin dan
nikotinamida?
HIPOTESIS

a. ekstrak etanol daun pirdot (EEDP) dan ekstrak etanol herba poguntano (EEHP)
dapat meningkatkan kadar SOD pada tikus yang diinduksi streptozotosin dan
nikotinamida.
b. ekstrak etanol daun pirdot (EEDP) dan ekstrak etanol herba poguntano (EEHP)
dapat meningkatkan kadar insulin pada tikus yang diinduksi streptozotosin dan
nikotinamida.
c. ekstrak etanol daun pirdot (EEDP) dan ekstrak etanol herba poguntano (EEHP)
terhadap kadar dapat menurunkan HbA1c pada tikus yang diinduksi
streptozotosin dan nikotinamida.
TUJUAN PENELITIAN

a. mengetahui efek peningkatan kadar SOD pada tikus yang


diinduksi streptozotosin dan nikotinamida.
b. mengetahui efek peningkatan kadar insulin pada tikus yang
diinduksi streptozotosin dan nikotinamida.
c. mengetahui efek penurunan kadar HbA1c pada tikus yang
diinduksi streptozotosin dan nikotinamida.
MANFAAT PENELITIAN

a. diperoleh bukti ilmiah pengaruh kombinasi estrak etanol daun pirdot


dan herba poguntano terhadap kadar SOD, insulin, dan HbA1c.
b. diperoleh kombinasi estrak etanol daun pirdot dan herba poguntano
sebagai alternatif pengobatan diabetes.
c. menunjang program pemerintah dalam pengembangan obat
tradisional dan dapat digunakan dalam pelayanan kesehatan
masyarakat.
KERANGKA PIKIR PENELITIAN
TINJAUAN PUSTAKA

 TERLAMPIR
Hal. 10-41
Kerangka Teori Penelitian
METODOLOGI PENELITIAN
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
eksperimental yaitu metode yang digunakan untuk mengamati
hubungan variabel bebas dengan variabel terikat. Penelitian
meliputi pengumpulan dan pengolahan bahan tanaman,
pembuatan simplisia, pemeriksaan karakteristik simplisia,
pembuatan ekstrak etanol dari tanaman, skrining fitokimia
simplisia dan ekstrak, pengujian kadar SOD, insulin dan HbA1c
pada tikus.

ALAT BAHAN PEMBUATAN PEREAKSI

TERLAMPIR TERLAMPIR TERLAMPIR


METODOLOGI PENELITIAN
 PENYIAPAN SAMPEL

dilakukan secara purposif yaitu mengambil sampel


Pengambilan Bahan tumbuhan dengan sengaja dari satu tempat tanpa
Tumbuhan membandingkan dengan tumbuhan yang sama dari
daerah lain

Pirdot (Saurauia vulcani Korth.) diambil dari desa


Sipangan Bolon, Kecamatan Girsang Sipangan
Bolon, Kabupaten Tapanuli Utara, Provinsi
Sumatera Utara. Bagian tanaman yang digunakan
adalah daun.

Bahan yang Digunakan

Poguntano (Picria fel-terrae Lour.) diambil dari


Daerah Kecamatan Pancur Batu, Kabupaten Deli
Serdang, Provinsi Sumatera Utara.
Bagian tanaman yang digunakan adalah herba.
METODOLOGI PENELITIAN
 PEMBUATAN SIMPLISIA DAN KARAKTERISASI
METODOLOGI PENELITIAN
 PEMBUATAN EKSTRAK ETANOL DAUN PIRDOT (EEDP)

1 kg Serbuk Simplisia

dimasukan kedalam bejana


ditambahkan etanol sampai simplisia terendam sempurna
direndam selama 5 hari, sambil sesekali diaduk
disaring

Ekstrak Etanol Ampas

dipisahkan dengan rotary evaporator ditambahkan sisa etanol

dibiarkan 24 jam

diremaserasi ulang sebanyak 5x


Ekstrak kental
Ekstrak Etanol

dikeringkan dengan freeze dryer

Ekstrak kental
METODOLOGI PENELITIAN
 PEMBUATAN EKSTRAK ETANOL HERBA POGUNTANO (EEHP)
 Pembuatan Sediaan Uji
Terlampir

 Penyiapan Hewan Uji


Hewan yang digunakan adalah tikus putih
jantan dengan berat badan 180-200 gr. Sebelum
percobaaan, terlebih dahulu dipelihara selama 2
minggu dalam kandang yang baik untuk
menyesuaikan lingkungannya, yaitu dengan
penerimaan cahaya 12 jam gelap dan 12 jam
terang (Ditjen POM, 1997).
 Pengujian Efek Antidiabetes Ekstrak Etanol Daun
Pirdot (EEDP) dan Ektrak Etanol Herba Poguntano (EEHP)

 Penginduksian Hewan Uji

Tikus Jantan

dipuasakan selama 18 jam

ditimbang berat badan tikus

diukur KGD puasa

diinduksi nicotinamida 230 dosis mg/kg bb

didiamkan 15 menit

diinduksi STZ dosis 65 mg/kg bb

Tikus Diabetes

KGD ≥ 200 mg/dL


 Uji Aktivitas Antidiabetes Kombinasi EEDP dan EEHP
 Penetapan kadar SOD, Insulin dan HbA1c
 Disiapkan alat dan bahan, dicuci plate dengan wash buffer 2 kali
 Ditambahkan standar, sampel (serum darah tikus) dan kontrol kedalam sumur.
 Ditambahkan 100 µl antibodi ke dalam sumur dan diinkubasi selama 90 menit pada suhu
37°C.
 Dicuci Plate dengan wash buffer 2 kali tambahkan 100 µl biotin solution kedalam masing
– masing sumur dan diinkubasikan selama 60 menit pada suhu 370C.
 Dicuci Plate dengan wash buffer 3 kali kemudian ditambahkan 100 µl larutan SABC
masukkan kedalam sumur dan diinkubasi selama 30 menit pada suhu 370 terlindung dari
cahaya.
 Dicuci plate dengan menggunakan wash buffer 5 kali tambahkan 90 µl TMB substrat pada
masing – masing sumur dan diinkubasikan 15–30 menit pada suhu 37oC, terlindung dari
cahaya.
 Diamati perubahan warna (beberapa larutan dalam sumur akan berubah menjadi warna
biru sesuai dengan konsentrasi).
 Ditambahkan 50 µl stop solution pada masing- masing sumur dan diamati perubahan
warna yang munculnya warna kuning. Dibaca serapan dengan microplate reader pada
panjang gelombang 450 nm dan dihitung kadarnya (Wuhan Fine BioTech, 2013).
 Analisis Data
Data hasil penelitian dianalisis dengan menggunakan program SPSS
versi 21.0. Data dianalisis dengan menggunakan metode Kolmogorov
Smirnov untuk menentukan homogenitas dan normalitasnya. Kemudian
dilanjutkan menggunakan metode One Way ANOVA untuk menentukan
perbedaan rata-rata di antara kelompok. Jika terdapat perbedaan
dilanjutkan dengan uji Posh Hoc dan Tukey HSD untuk melihat
perbedaan nyata antar perlakuan.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai