“INHALER”
DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 4
2020/2020
2
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr.Wb
Segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam.salawat serta salam
semoga diberikan pada Nabi kita Muhammad SAW. Alhamdulilah kita
panjatkan puji syukur kehadiran Allah SWT yang telah memberikan
hidayah dan rahmatnya kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan
tugas pada mata kuliah Preformulasi dengan topik Inhaler.
Makalah yang kami buat bertujuan untuk memenuhi tugas pada mata
kuliah Preformulasi semester 3, Penulis mengucapkan terima kasih pada
piha-pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan makalah ini.
Penyusun
2
3
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
DAFTAR ISI...........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
1.1 Latar belakang...............................................................................................1
1.2. Rumusan masalah.........................................................................................1
1.3. Tujuan...........................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................2
2.1 Definisi Pengobatan Secara Inhalasi...............................................................2
2.2 Tujuan............................................................................................................4
2.3 Ventolin Inhaler.............................................................................................9
2.4. Komunikasi Informasi Edukasi (KIE)............................................................10
2.5. Penyimpanan ventolin inhaler....................................................................11
2.6. Jenis makanan yang harus dihindari bagi penderita asma..........................11
BAB III DAFTAR PUSTAKA..............................................................................15
3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
dihirup menjadi berkurang dan akan menghasilkan partikel
berukuran kecil yang masuk ke saluran respiratori yang kecil
(small airway) (Rahajoe, 2008). Selain itu, juga dapat
mengurangi pengendapan di orofaring. Ruang antara ini berupa
tabung 80 ml dengan panjang 10-20 cm. Pada anak-anak dan
orang dewasa pemberian bronkodilator dengan MDI dengan
spacer dapat memberikan efek bronkodilatasi yang lebih baik
(Yunus, 1995).
Kesalahan yang umum terjadi pada penggunaan MDI
dengan spacer adalah posisi inhaler yang salah, tidak menggocok
inhaler, aktuasi yang banyak tanpa menunggu atau mengocok
alat pada saat diantara dosis, obat yang berada dalam spacer
tidak dihirup secara maksimal dan spacer yang tidak cocok untuk
pasien (NACA, 2008).
canister
Mouthpiece
spacer
c. (b)
Gambar 1. (a) MDI (Metered Dose inhaler ), (b) MDI
dengan spacer
3
atau berlawanan arah jarum jam, tidak menahan napas, dan
pasien meniup turbuhaler hingga basah. Selain itu, inspirasi yang
kuat pada anak kecil (< 5 tahun) sulit dilakukan, sehingga
deposisi obat dalam sistem respiratori berkurang. Anak usia > 5
tahun, penggunaan obat serbuk ini dapat lebih mudah dilakukan,
karena kurang memerlukan koordinasi dibandingkan dengan
MDI sehingga dengan cara ini deposisi obat didalam paru lebih
besar dan lebih konstan dibandingkan dengan MDI tanpa spacer.
Penggunaan inhaler jenis DPI (Dry Powder Inhaler) ini tidak
memerlukan spacer sebagai alat bantu, sehingga lebih praktis
untuk pasien. Beberapa jenis inhaler bubuk kering yang
umumnya digunakan di Indonesia yaitu diskus, turbuhaler, dan
handihaler.
Mouthpiece
Pengatur dosis
Pemutar dosis
Pemutar
2.2 Tujuan
Pada asma, penggunaan obat secara inhalasi dapat mengurangi efek
samping yang sering terjadi pada pemberian parenteral atau per oral, karena
dosis yang sangat kecil dibandingkan jenis lainnya. Terapi ini biasanya
digunakan dalam proses perawatan penyakit saluran pernafasan yang akut
maupun kronik, misalnya pada penyakit asma. Asma termasuk penyakit
yang sering terjadi pada anak-anak. Asthma adalah suatu gangguan pada
saluran bronchial yang mempunyai ciri bronchospasme periodik (kontraksi
spasme pada saluran nafas). Selain asma ada batuk / pilek karena alergi
adalah gangguan saluran pernafasan yang paling umum terjadi. Banyak cara
dicoba untuk mempercepat penyembuhan dan pengurangan gejala akibat
masalah ini termasuk secara inhalasi.
Penggunaan inhalasi :
Informasikan kepada pasien tentang cara penggunaan,
pembersihan/perawatan dan penyimpanan inhaler dan spacer (bila pasien
menggunakan spacer). Kocok inhaler setiap kali sebelum dipakai. Hindari
4
semprotan ke dalam mata. Lakukan test semprotan ke udara pertama kali
sebelum digunakan. Bila inhaler tidak digunakan dalam waktu >2 minggu,
lakukan 4 kali semprotan dulu ke udara sebelum digunakan. Kumur mulut
dengan air setelah inhalasi. Diberitahukan kepada pasien untuk segera
menghubungi dokter bila dijumpai efek-efek samping atau kondisi yang
bertambah parah.
Contoh Obat inhaler:
Beklometason (Becotide inhaler),
Budenoside (Rhinocort inhaler),
Salbutamol (Ventolin inhaler, Combifen inhaler).
5
Pemakaian diskhaler. Lepaskan tutup pelindung
diskhaler, pegang kedua sudut tajam, tarik sampai tombol terlihat
tekan kedua tombol dan keluarkan talam bersamaan rodanya
letakkan diskhaler pada roda, angka 2 dan 3 letakkan di depan
bagian mouth piece à masukan talam kembali, letakan mendatar dan
tarik penutup sampai tegak lurus dan tutup kembali keluarkan napas,
masukan diskhaler dan rapatkan bibir, jangan menutupi lubang
udara, bernapas melalui mulut sepat dan dalam, kemudian tahan
napas, lalu keluarkan napas perlahan-lahan. putar diskhaler dosis
berikut dengan menarik talam keluar dan masukan kembali. 3
Cara mencuci.
Kegagalan mencuci inhaler dengan cara yang benar akan menimbulkan
sumbatan dan pada akhirnya dapat mengurangi jumlah/dosis obat. Cusi
bekar serbuk yang tertinggal di corong inhaler. Keluarkan belas obat dan
basuh inhaler dengan air hangat dengan sedikit sabun. Keringkan dan
masukan kembali ke dalam tempatnya.
Bagaimana cara untuk mengetahui inhaler sudah kosong.
6
Setiap inhaler telah dilabelkan dengan jumlah dos yang ada. Jika botol obat
mengandungi 200 hisapan dan kita harus mengambil 8 hisapan sehari, maka
obat habis dalam 25 hari. Jika kita mula menggunakan inhaler pada tanggal
1 Mei, maka gantikan inhaler tersebut dengan yang baru pada/atau sebelum
tanggal 25 Mei. Tulis tanggal mula menggunakan inhaler pada botol obat
untuk menghindari kesalahan.
Kandungan inhaler juga boleh diperkirakan dengan cara
memasukkan botol obat ke dalam air. Kedudukan botol obat di dalam air
menggambarkan kandungan obat dalam inhaler.
·
Sifat-sifat dari pernapasan. Pada prinsifnya jumlah dari aerosol yang
berubah menjadi cairan ditentukan pula oleh volume tidal, frekuensi
pernapasan, kecepatan aliran inspirasi, dan apakah bernapas melalui mulut
atau hidung, dan juga memeriksa faal pernapasan pada umumnya.
Obat/Zat Pada Terapi Inhalasi
Obat/zat yang biasanya digunakan secara aerosol pada umumnya adalah
beta 2 simpatomimetik, seperti metaprotenolol (Alupen), albuterol (Venolin
dan Proventil), terbutalin (Bretaire), bitolterol (Tornalat), isoetarin
(Bronkosol); Steroid seperti beklometason (Ventide), triamnisolon
(Azmacort), flunisolid ( Aerobid); Antikolinergik seperti atropin dan
ipratropium (Atrovent); dan Antihistamin sebagai pencegahan seperti
natrium kromolin.
Keuntungan dari aerosol ini baik diberikan secara aerosol maupun dengan
inhaler, adalah memberikan efek bronkodilator yang maksimal yang lebih
baik dari cara pemberian lain, sementara itu pengaruh sistemiknya hampir
tidak ada. Oleh karena itu cara pengobatan ini adalah merupakan cara yang
paling optimal.
Efek Samping Dan Komplikasi
Jika aerosol diberikan dalam jumlah besar, maka dapat menyebabkan
penyempitan pada saluran pernapasan (bronkospasme). Disamping itu
bahaya iritasi dan infeksi pada jalan napas, terutama infeksi nosokomial
juga dapat terjadi.
Monitoring
Terapi farmakologi dan non farmakologi ini akan memberi efek lebih
optimal dengan adanya faktor kepatuhan dari pasien dalam menjalankan
terapi. Pasien diharapkan memiliki kesadaran dalam mengkonsumsi obat
yang diberikan. Hal ini tentu saja memerlukan perhatian dari keluarga
pasien yang setiap saatdapat memantau perkembangan terapi pada pasien.
Tujuan monitoring sendiri pada terapi pengobatan ini tidak lain yaitu
untuk memaksimalkan efek terapi serta meminimalkan efek samping obat,
asma yang diderita pasien apakah sudah benar atau belum dengan obat yang
dikonsumsinya.
Untuk mengukur efektivitas terapi, hal-hal berikut harus di monitor :
· Penyebab asma
· Kerusakan target organ: paru-paru,
· Interaksi obat dan efek samping
· Kepatuhan pasien
7
1. Penyebab asma
Sampai saat ini penyebab penyakit asma belum diketahui secara pasti
meski telah banyak penelitian oleh para ahli. Teori atau hipotesis mengenai
penyebab seseorang mengidap asma masih belum disepakati para ahli di
dunia kesehatan.
Namun demikian yang dapat disimpulkan adalah bahwa pada penderita
asma, saluran pernapasannya memiliki sifat yang khas yaitu sangat peka
terhadap berbagai rangsangan (bronchial hyperreactivity = hipereaktivitas
saluran napas) seperti polusi udara (asap, debu, zat kimia), serbuk sari,
udara dingin, makanan, hewan berbulu, tekanan jiwa, bau atau aroma
menyengat (misalnya: parfum). Asap rokok, tekanan jiwa, alergen pada
orang normal tidak menimbulkan asma tetapi pada penderita
asma, rangsangan tersebut dapat menimbulkan serangan.
Selain itu terjadinya serangan asma juga dapat terjadi sebagai
akibat saat penderita mengalami infeksi saluran pernafasan atas (ISPA) baik
flu ataupun sinisitis. Serangan penyakit asma juga bisa dialami oleh
beberapa wanita di masa siklus menstruasi, namun hal ini sangat jarang
sekali.
Suatu serangan asma dapat terjadi secara tiba-tiba ditandai dengan nafas
yang berbunyi (wheezing, mengi, bengek), batuk dan sesak nafas. Bunyi
mengi terutama terdengar ketika penderita menghembuskan nafasnya. Di
lain waktu, suatu serangan asma dapat terjadi secara perlahan dengan gejala
yang secara bertahap semakin memburuk.
Pada kedua keadaan tersebut, yang pertama kali dirasakan oleh seorang
penderita asma adalah sesak nafas, batuk atau rasa sesak di dada. Serangan
bisa berlangsung dalam beberapa menit atau bisa berlangsung sampai
beberapa jam, bahkan selama beberapa hari.
2. Kerusakan target organ:
A. Paru-paru
Secara umum, pengertian penyakit asma adalah suatu jenis penyakit
gangguan pernapasan khususnya pada paru-paru. Asma merupakan suatu
penyakit yang dikenal dengan penyakit sesak napas yang dikarenakan
adanya penyempitan pada saluran pernapasan karena adanya aktivitas
berlebih yang disebabkan oleh suatu rangsangan tertentu, yang
menyebabkan peradangan dan penyempitan pada pembuluh darah dan udara
yang mengalirkan oksigen ke paru-paru dan rongga dada.
Umumnya seseorang yang menderita sesak napas atau asma bersifat
sementara dan dapat sembuh seperti sedia kala dengan atau tanpa bantuan
obat.
Paru-paru kita digunakan untuk menghirup udara dengan iritasi, seperti
bakteri, virus, serbuk sari, dan debu, sepanjang hari setiap hari, Pada
kebanyakan orang biasanya reaksi inflamasi tidak terjadi.
8
Tetapi saluran udara di paru-paru penderita asma lebih sensitif terhadap
banyak hal-hal ini, dan sistem kekebalan tubuh pada penderita asma
ini bereaksi berlebihan dengan melepaskan berbagai jenis sel dan bahan
kimia lainnya ke saluran udara.
3. Interaksi obat dan efek samping
Penanganan dan pemberian obat-obatan kepada penderita asma adalah
tindakan mengatasi serangan yang timbul yang mana disesuaikan dengan
tingkat keparahan dari tanda dan gejala itu sendiri. Interaksi obat dan efek
samping yang dialami pada penderita asma setelah terapi vontolin inhalasi
adalah mengalami gejala pusing. Karena efek samping tersebut maka
Bapak TR diberi parasetamol untuk mengatasi pusing yang dialami.
Pasien juga disarankan untuk menyediakan atau menyimpan obat hirup
(Ventolin Inhaler) dimanapun beliau berada agar dapat membantu
melonggarkan saluran pernafasan saat serangan asma terjadi.
4. Kepatuhan pasien
Suatu serangan penyakit asma harus mendapatkan pengobatan sesegera
mungkin untuk membuka saluran pernafasan. Obat yang digunakan untuk
mencegah juga digunakan untuk mengobati penyakit asma, tetapi dalam
dosis yang lebih tinggi atau dalam bentuk yang berbeda. Pasien asma juga
dianjurkan untuk memeriksakan diri secara teratur ke dokter. Karena bisa
saja kondisi penyakit bertambah ringan atau sebaliknya sehingga baik obat
maupun cara hidup perlu disesuaikan. Juga disarankan untuk membawa
ventolin inhaler kemanapun, agar dapat membantu melonggarkan saluran
pernapasan saat serangan asma terjadi.
Langkah tepat yang dapat dilakukan untuk menghindari serangan asma
adalah menjauhi faktor-faktor penyebab yang memicu timbulnya serangan
asma itu sendiri. Setiap penderita umumnya memiliki ciri khas tersendiri
terhadap hal-hal yang menjadi pemicu serangan asmanya.
Setelah terjadinya serangan asma, penderita akan merasa sudah dapat
bernafas lega akan tetapi disarankan untuk meneruskan pengobatannya
sesuai obat dan dosis yang diberikan oleh dokter.
9
reversibel. Terapi pemeliharaan rutin pada asma kronis dan bronkhitis
kronis.
Kontra indikasi : Aborsi yang mengancam selama trimester pertama
atau kedua masa kehamilan. Toksemia (darah keracunan) saat kehamilan,
perdarahan sebelum melahirkan, plasenta previa (uri yang melekat pada
segmen bawah rahim, sehingga menutupi mulut rahim).
Efek Samping : Gemetar halus pada otot rangka, perasaan tegang,
vasodilatasi perifer, suatu kompensatori kecil peningkatan irama jantung,
sakit kapala, kejang otot sementara, reaksi hipersensitifitas, berpotensi
menderita hipokalemia yang serius, hiperaktifitas pada anak-anak.
Bronkhospasme paradoksikal.
Indeks Keamanan untuk Wanita Hamil : Obat Kategori C :
Penelitian pada hewan menunjukkan efek samping pada janin
( teratogenik atau embriosidal atau lainnya) dan belum ada penelitian yang
terkendali pada wanita atau penelitian pada wanita dan hewan belum
tersedia. Obat seharusnya diberikan bila hanya keuntungan potensial
memberikan alasan terhadap bahaya potensial pada janin.
Dosis :
Dewasa : Bronkhospasme akut dan penanganan episode intermiten
pada asma : 1-2 hembusan sebagai dosis tunggal. Pemeliharaan menahun
atau sebagai pencegahan : 3-4 kali sehari 2 hembusan. Untuk mencegah
bronkhospasme yang dipicu oleh latihan/gerak badan yang berlebihan : 2
hembusan sebelum latihan (olahraga)
Anak-anak : Bronkhospasme akut, penanganan saat asma atau
sebelum olahraga : 1 hembusan. Pencegahan atau pemeliharaan rutin : 3-4
kali sehari 1 hembusan. Dosis ini dapat ditingkatkan sampai 2 hembusan
jika perlu.
10
Kontraindikasi dari obat ini adalah untuk penderita yang hipersensitif
terhadap salbutamol. Adapun efek samping yang mungkin timbul karena
pamakaian salbutamol, antara lain: gangguan sistem saraf (gelisah, gemetar,
pusing, sakit kepala, kejang, insomnia); nyeri dada; mual, muntah; diare;
anorexia; mulut kering; iritasi tenggorokan; batuk; gatal; dan ruam pada
kulit (skin rush).
Untuk penderita asma yang disertai dengan penyakit lainnya seperti:
hipertiroidisme, diabetes mellitus, gangguan jantung termasuk insufisiensi
miokard maupun hipertensi, perlu adanya pengawasan yang lebih ketat
karena penggunaan salbutamol bisa memperparah keadaan dan
meningkatkan resiko efek samping.
11
lebih baik jika mengkonsumsi udang segar. Meskipun mungkin lebih mahal,
tapi akan membuat penderita asma merasa lebih baik untuk jangka panjang.
7. Makanan Lain yang Mengandung Sulfit
Makanan lain yang mengandung sulfit adalah asparagus, daun bawang,
pati jagung, telur, bawang putih, selada, sirup maple, salmon, produk
kedelai dan tomat.
Adapun usaha-usaha pencegahan yang dapat dilakukan untuk
mencegah datangnya serangan penyakit asma, antara lain :
1. Menjaga kesehatan
Menjaga kesehatan merupakan usaha yang tidak terpisahkan dari
pengobatan penyakit asma. Bila penderita lemah dan kurang gizi, tidak saja
mudah terserang penyakit tetapi juga berarti mudah untuk mendapat
serangan penyakit asma beserta komplikasinya. Usaha menjaga kesehatan
ini antara lain berupa makan makanan yang bernilai gizi baik, minum
banyak, istirahat yang cukup, rekreasi dan olahraga yang sesuai.
Penderita dianjurkan banyak minum kecuali bila dilarang dokter,
karena menderita penyakit lain seperti penyakit jantung atau ginjal yang
berat.
Banyak minum akan mengencerkan dahak yang ada di saluran
pernapasan, sehingga dahak tadi mudah dikeluarkan. Sebaliknya bila
penderita kurang minum, dahak akan menjadi sangat kental, liat dan sukar
dikeluarkan. Pada serangan penyakit asma berat banyak penderita yang
kekurangan cairan. Hal ini disebabkan oleh pengeluaran keringat yang
berlebihan, kurang minum dan penguapan cairan yang berlebihan dari
saluran napas akibat bernapas cepat dan dalam. Untuk seorang yang
menderita penyakit asma disarankan untuk lebih sering berolahraga,dan
untuk olahraga yang disarankan yaitu olahraga renang karena renang dapat
membantu pernapasan sehinnga asma tidak sering kambuh.
2. Menjaga kebersihan lingkungan
Lingkungan dimana penderita hidup sehari-hari sangat mempengaruhi
timbulnya serangan penyakit asma. Keadaan rumah misalnya sangat penting
diperhatikan. Rumah sebaiknya tidak lembab, cukup ventilasi dan cahaya
matahari.Saluran pembuangan air harus lancar. Kamar tidur merupakan
tempat yang perlu mendapat perhatian khusus. Sebaiknya kamar tidur
sesedikit mungkin berisi barang-barang untuk menghindari debu rumah.
Hewan peliharaan, asap rokok, semprotan nyamuk, atau semprotan
rambut dan lain-lain mencetuskan penyakit asma. Lingkungan pekerjaan
juga perlu mendapat perhatian apalagi kalau jelas-jelas ada hubungan antara
lingkungan kerja dengan serangan penyakit asmanya.
3. Menghindari Faktor Pencetus
Alergen yang tersering menimbulkan penyakit asma adalah tungau debu
sehingga cara-cara menghindari debu rumah harus dipahami. Alergen lain
seperti kucing, anjing, burung, perlu mendapat perhatian dan juga perlu
diketahui bahwa binatang yang tidak diduga seperti kecoak dan tikus dapat
menimbulkanpenyakitasma. Infeksi virus saluran pernapasan sering
mencetuskan penyakit asma. Sebaiknya penderita penyakit asma menjauhi
orang-orang yang sedang terserang influenza. Juga dianjurkan menghindari
tempat-tempat ramai atau penuh sesak.
12
Hindari kelelahan yang berlebihan, kehujanan, penggantian suhu udara
yang ekstrim, berlari-lari mengejar kendaraan umum atau olahraga yang
melelahkan. Jika akan berolahraga, lakukan latihan pemanasan terlebih
dahulu dan dianjurkan memakai obat pencegah serangan penyakit asma.
Zat-zat yang merangsang saluran napas seperi asap rokok, asap mobil, uap
bensin, uap cat atau uap zat-zat kimia dan udara kotor lainnya harus
dihindari.
Perhatikan obat-obatan yang diminum, khususnya obat-obat untuk
pengobatan darah tinggi dan jantung (beta-bloker), obat-obat antirematik
(aspirin, dan sejenisnya). Zat pewarna (tartrazine) dan zat pengawet
makanan (benzoat) juga dapat menimbulkan penyakit asma.
4. Menggunakan obat-obatan antipenyakit asma
Pada serangan penyakit asma yang ringan apalagi frekuensinya jarang,
penderita boleh memakai obat bronkodilator, baik bentuk tablet, kapsul
maupun sirup. Tetapi bila ingin agar gejala penyakit asmanya cepat hilang,
jelas aerosol lebih baik.Pada serangan yang lebih berat, bila masih mungkin
dapat menambah dosis obat, sering lebih baik mengkombinasikan dua atau
tiga macam obat. Misalnya mula-mula dengan aerosol atau tablet/sirup
simpatomimetik (menghilangkan gejala) kemudian dikombinasi dengan
teofilin dan kalau tidak juga menghilang baru ditambahkan kortikosteroid.
Pada penyakit asma kronis bila keadaannya sudah terkendali dapat
dicoba obat-obat pencegah penyakit asma. Tujuan obat-obat pencegah
serangan penyakit asma ialah selain untuk mencegah terjadinya serangan
penyakit asma juga diharapkan agar penggunaan obat-obat bronkodilator
dan steroid sistemik dapat dikurangi dan bahkan kalau mungkin dihentikan.
Tindakan Keperawatan Prosedur Inhalasi
13
1. Selang dan masker yang digunakan pasien harus masing-masing,
artinya setiap pasien
harus memiliki sendiri.
2. Ikuti resep yang dianjurkan oleh dokter, jangan memakai resep yang
diberikan pada sakit sebelumnya.
3. Perhatikan obat mana yang dapat digabung atau harus dipisah dalam
pemberian terapi
inhalasi.
4. Pada saat mesin dihidupkan, pasien tarik nafas dalam perlahan
dengan mulut,
tahan 2-3 detik dan hembuskan kembali. Pada anak-anak cukup
dianjurkan
bernafas normal.
5. Ajarkan kepada pasien untuk tidak bernafas terlalu cepat, karena ini
akan menyebabkan pusing, gemetardan mual. Terapi
dilangsungkan kurang lebih 10-15 menit.
Cara Pemasukan Obat
14
BAB III
DAFTAR PUSTAKA
15