Anda di halaman 1dari 21

JOURNAL READING

Artikel tinjauan: Penggunaan NSAIDS (Non Steroidal Anti


Inflamation Drugs) Menginduksi Peningkatan Tekanan Darah pada
Pasien Arthritis

Fadhila Putri Imananta, Sulistiyaningsih


Program Studi Profesi Apoteker, Fakultas Farmasi Universitas Padjajaran Jalan Raya
Bandung Sumedang KM 21 Jatinangor 45646
Journal.unpad.ac.id

Oleh :
Rosyiidah Husnaa Haniifah (6120018018)

Pembimbing :
dr. Ratna Sofaria

Departemen / SMF Farmasi Kedokteran


Fakultas Kedokteran
Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya
2019
2
PENDAHULUAN
• NSAIDs (Non Steroidal Anti Inflamation Drugs) merupakan golongan obat
antiinflamasi yang sering digunakan untuk mengatasi inflamasi pada pasien
arthritis. Selain menghasilkan efek antiinflamasi, penghambatan sintesis
prostaglandin oleh NSAIDs juga memiliki efek samping berupa peningkatan
tekanan darah karena mekanisme yang berkaitan dengan retensi natrium dan air.
Efek samping tersebut akan menjadi permasalahan ketika NSAIDs digunakan
untuk mengatasi inflamasi pada pasien arthritis yang juga menderita hipertensi.
Penghambatan sintesis prostaglandin oleh NSAIDs juga berdampak pada
penurunakan aliran darah pada ginjal sehingga menyebabkan teraktivasinya
sistem renin-angiotensin.
3
PENDAHULUAN
• NSAID dilaporkan memiliki potensi untuk meningkatkan tekanan darah dan
mengurangi efektivitas obat antihipertensi melalui beberapa mekanisme, antara
lain; NSAID bisa mempengaruhi tekanan darah arteri melalui sistem renin-
angiotensin, perubahan dalam retensi natrium dan air pada ginjal, penghambatan
sintesis prostaglandin melalui jalur inhibisi enzim cyclooxygenase (COX), dan
pembentukan faktor vasokonstriksi.
• Beberapa penelitian dan metaanalisis telah melaporkan bahwa NSAID memicu
tekanan darah tinggi yang dikaitkan dengan penggunaan NSAID non-selektif,
terutama pada pasien hipertensi.
4
PENDAHULUAN
• Hipertensi tergolong dalam penyakit degeneratif yaitu penyakit tidak menular
yang berlangsung secara kronis dengan kontributor utama penyebab terjadinya
yaitu pola hidup yang tidak sehat, aktivitas fisik yang kurang, dan stress
(Handajani dkk., 2007). Pada pasien hipertensi, tekanan darah akan meningkat ≥
140 mmHg/ ≥ 90 mmHg secara persisten (Soenarta dkk., 2015). Tekanan darah
akan meningkat dengan umur yang semakin menua dan hipertensi (peningkatan
tekanan darah secara persisten) sering terjadi pada umur yang semakin tua
(Kosugi et al.,2009). Sedangkan pada usia yang semakin tua risiko seseorang
untuk mengalami penyakit degeneratif lainnya pun juga semakin tinggi salah
satunya mengalami penyakit arthritis.
TUJUAN PENELITIAN 5

Tujuan dari review ini yaitu untuk mengetahui efek penggunaan NSAIDs terhadap
peningkatan tekanan darah pada pasien hipertensi dengan penyakit penyerta arthritis.

METODE PENELITIAN
Metode yang digunakan pada review ini yaitu dengan melakukan penelusuran pustaka
berupa jurnal penelitian dan guideline.

Didapatkan 16 jurnal dan guideline yang berhubungan dengan penggunaan NSAIDs


dan penyakit Hipertensi.
6
HASIL PENELITIAN
• Berdasarkan penelusuran pustaka yang sudah
dilakukan, didapatkan 16 jurnal dan guideline
yang berkaitan dengan penggunaan NSAIDs
terhadap peningkatan tekanan darah. Adapun
4 jurnal yang memaparkan secara langsung
terjadi peningkatan tekanan darah pada
pasien yang menggunakan NSAIDs (Tabel 1).
PEMBAHASAN 7

Non Steroidal Anti Inflamation Drugs


• Properti utama dari obatan-obatan golongan NSAID adalah penghambatan COX dan ia
diklasifikasikan menurut selektivitasnya untuk menghambat COX. Cyclooxygenase (COX) adalah
enzim yang memetabolisme asam arakidonat. Mereka yang menghambat COX-1 dan COX-2
disebut non-selektif COX inhibitor, sedangkan NSAID yang selektif menghambat COX-2 disebut
sebagai selektif COX inhibitor. NSAID generasi baru yang bekerja tanpa menghambat enzyme
cyclooxygenase (non-COX inhibitor), digolongkan dalam disease-modifying anti-rheumatic drugs
(DMARDs).(6, 7)
8

• Penghambatan COX mengakibatkan pengurangan sintesis


PGE2 dan PGI2 dan berhubungan dengan efek anti-natriuretik
dan vasokonstriktor, yang dapat menyebabkan tekanan darah
tinggi pada individu yang rentan. PGE2 mengurangi reabsorpsi
natrium di thick ascending limb loop of Henle, sedangkan
penghambatan PGE2 dapat mengurangi secara relative 30-50
% ekskresi natrium urin harian. Hal ini dapat dikoreksi secara
simultan pada individu sehat karena ekskresi natrium
ditingkatkan, sehingga membantu untuk mempertahankan
homeostasis natrium keseimbangan.
9

• Prostasiklin (PGI2) memiliki efek vasodilatasi pada pembuluh


darah sistemik dan pembuluh darah ginjal. Non selektif COX
inhibitor dan selektif COX-2 inhibitor dapat mengurangi
sintesis PGI2 yang berakibat pada menurunnya efek
vasodilator. Selain itu, adanya berbagai faktor vasokonstriktor
seperti angiotensin II, katekolamin, dan endotelin, serta
penurunan PGI2 dapat menyebabkan peningkatan resistensi
pembuluh darah sistemik dan selanjutnya peningkatan
tekanan arteri rata-rata.(8)
Jenis-Jenis Obat Hipertensi
10
Obat antihipertensi termasuk agen beta-
blocker, ACE inhibitor, angiotensin
receptor blocker (ARB), diuretik, calcium
channel blockers dan obat lain (obat
antihipertensi yang bekerja sentral,
minoxidil dan dihydralazine).(5)
Obat penurun tekanan bekerja secara
simultan, baik dengan cara dengan
menurunkan resistensi perifer,
menurunkan cardiac output, atau
keduanya. Obat antihipertensi dapat
diklasifikasikan menurut tempat kerja
atau mekanisme aksinya.
Penggunaan obat anti hipertensi dari
kelas yang berbeda merupakan strategi
yang efektif untuk mencapai kontrol yang
efektif dari tekanan darah dan
meminimalkan efek samping terkait
dosis.
11

Efek Samping Pemberian NSAIDs pada Ginjal


• Seperti yang dijelaskan sebelumnya bahwa NSAIDs mengakibatkan penghambatan sintesis
prostaglandin dan prostasiklin, sedangkan prostaglandin dan prostasiklin berfungsi sebagai agen
vasodilatasi ginjal. Selain itu prostaglandin juga memiliki efek terhadap penghambatan resorbsi
natrium dan air pada ginjal.
• Sedangkan prostasiklin juga memiliki efek menstimulasi pengeluaran natrium pada ginjal. Ketika
sintesis keduanya dihambat oleh pemberian NSAIDs maka tidak hanya menyebabkan
vasokonstriksi ginjal, namun juga terjadi peningkatan reabsorbsi natrium dan air dan
penurunan ekskresi natrium pada ginjal.
12

• Terjadinya vasokontriksi aferent ginjal ini mengakibatkan terjadinya penurunan aliran darah
menuju ginjal sehingga menyebabkan Teraktifasinya Sistem Renin angiotensin. Teraktifasinya
Sistem Renin Angiotensin Tersebut Menjadikan Efek Antagonis Terhadap Pemberian obat
antihipertensi ACE-I dan ARB (Fournier et al., 2012).
• Dalam keadaan normal, penghambatan sintesis prostaglandin tidak begitu mempengaruhi
fungsi ginjal, namun ketika terjadi gangguan hemodinamik seperti pada pasien lanjut usia,
pasien dengan riwayat penyakit ginjal kronik, gagal jantung, sirosis dan pasien Diabetes maka
pemberian haruslah berhati-hati (Reumatology Association, 2014; Landefeld et al., 2016).
PEMBAHASAN 13

NSAID mempengaruhi obat anti hipertensi


• Tidak semua golongan antihipertensi yang berinteraksi terhadap pemberian NSAIDs sehingga
menimbulkan peningkatan tekanan darah dan tidak efektifnya pemberian obat antihipertensi
pada pasien.
• Grossman and Messerli (2012) menyatakan bahwa NSAIDs berinteraksi dengan pemberian obat
antihipertensi golongan diuretik, penghambat beta, ACE-I, namun tidak berinteraksi pada
pemberian golongan penghambat kanal kalsium (CCB).
• Tidak terjadinya peningkatan tekanan darah pada pemberian NSAIDs pada pasien dengan
penggunaan obat antihipertensi golongan CCB didasarkan pada mekanisme kerja CCB yang tidak
dipengaruhi atau berhubungan dengan kadar natrium (White W., 2009).
14

Terapi anti Hipertensi - NSAID pada pasien Hipertensi dengan Osteoarthritis


• Rasa nyeri merupakan gejala yang timbul dari sistem muskuloskeletal, seperti tendonitis/ bursitis,
maupun masalah degeneratif sendi (osteoarthritis).
• Pada pasien yang gejalanya tidak dikendalikan dengan terapi non-farmakologi, maka dapat
dipertimbangkan terapi farmakologis.
• Dalam memilih obat apa pun, perlu dipertimbangkan keamanan (safety) dan kemanjuran
(efficacy). Secara umum, obat berisiko minimal harus dicoba terlebih dahulu, dan eskalasi bila
obat pertama tidak efektif.(7)
• Secara praktis, dalam prakteknya bisa dimulai dengan acetaminophen atau aspirin pada dosis
terendah, terutama untuk kebutuhan jangka pendek..
15

• Pada pasien yang tidak adekuat dengan


intervensi sederhana atau yang
membutuhkan jangka panjang atau terapi
dosis tinggi, maka NSAID dapat
dipertimbangkan sebagai langkah berikutnya.
• Bila gejala masih bisa dikendalikan oleh
NSAID nonselektif, langkah berikutnya
melibatkan peresepan obat dengan efek
aktivitas penghambatan enzyme COX-2 yang
lebih tinggi, yaitu COX-2 inhibitor.
16

Namun, dalam penggunaannya,


harus dibarengi dengan
pemahaman bahwa anti nyeri yang
efektif mungkin dapat
meningkatkan risiko kardiovaskular
atau serebrovaskular, seperti yang
digambarkan dari hasil studi
dibawah ini.(7)
17

• Gambar di atas memperlihatkan


peningkatan derajat selektivitas
untuk COX-2 berhubungan
dengan peningkatan risiko
kardiovaskular

• Sedangkan peningkatan derajat


selektivitas untuk COX-1 yang
terkait dengan peningkatan
risiko gastro intestinal.

-VIGOR (Vioxx Gastrointestinal Outcomes Research)


-EDGE (the Etoricoxib versus Diclofenac sodium
Gastrointestinal tolerability and Effectiveness)
- CLASS (Celecoxib Long-Term Arthritis Safety Study
18

Interaksi obat umum


• Interaksi obat yang paling penting terhadap NSAID adalah heparin dan antikoagulan oral.
Pemberian NSAID bersamaan dengan heparin atau antikoagulan oral seperti warfarin
meningkatkan risiko perdarahan. Hal ini karena kemampuan NSAID untuk menghambat
agregasi platelet dan menggantikan ikatan antikoagulan-protein plasma menjadi NSAID-
protein plasma, sehingga meningkatkan efek antikoagulan.
19

• Untuk pasien yang menggunakan Aspirin untuk kardioproteksi, apakah bisa pemberian NSAID
atau COX-2 Inhibitor Selektif untuk menghilangkan nyeri?
• Bukti menunjukkan bahwa ibuprofen, acetaminophen, atau diklofenak, mengganggu kemampuan
aspirin untuk mengasetilisasi enzim COX-1 enzim pada platelet, sehingga menungkinbisa
mengurangi efek perlindungan aspirin pada pasien atterotrombotik. FDA telah mengeluarkan
anjuran sebagai berikut:

“Pasien yang memakai aspirin dosis rendah immediate release (bukan coated-tablet) dan ibuprofen 400 mg,
harus menggunakan ibuprofen setidaknya 30 menit setelah konsumsi aspirin, atau setidaknya 8 jam
sebelum konsumsi aspirin untuk menghindari potensi interaksi”.
20
KESIMPULAN
• NSAID sering digunakan bersamaan dengan obat antihipertensi. Penggunaannya meningkat
seiring dengan bertambahnya usia dan bertambahnya kondisi yang memerlukan terapi anti nyeri
seperti pada pasien Osteoarthritis.
• Berbagai penelitian telah melaporkan dan mengajukan bukti bahwa NSAID dapat mengurangi
efisiensi obat antihipertensi dan memperburuk kondisi hipertensi. Penggunaan antihiperensi yang
paling baik besramaan dengan konsumsi NSAID adalah golongan CCB.
• Penggunaan NSAID, terutama COX-2 inhibitor untuk menghilangkan rasa sakit harus dibatasi
sesuai dengan keperluan dan karakteristik pasien, karena efek kardiovaskularnya yang tinggi,
diberikan hanya dalam dosis terendah dan untuk jangka waktu terpendek yang diperlukan.
THANKYOU


Anda mungkin juga menyukai